• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI PONDOK PESANTREN AL URWATUL WUTSQAA BENTENG KECAMATAN BARANTI KABUPATEN SIDRAP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU DI PONDOK PESANTREN AL URWATUL WUTSQAA BENTENG KECAMATAN BARANTI KABUPATEN SIDRAP"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

i Skripsi

DiajukanuntukMemenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Jurusan Manajemen Pendidikan Islam

Pada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar

Oleh:

MUHAMMAD FADLAN Nim: 20300112040

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

ALAUDDIN MAKASSAR 2019

(2)

ii

Nim : 20300112040

Tempat/Tgl. Lahir : Cibinong Bogor, 02 Oktober 1993 Jurusan/Prodi : Manejemen Pendidikan Islam Fakultas : Tarbiyah dan Keguruan

Alamat : kompleks pesantren Guppi Samata Gowa

Judul : Pengaruh Kepemimpinan Kepala Madrasah Terhadap Kinerja Guru di Pondok Pesantren Al Urwatul Wutsqaa Benteng Kecamatan Baranti Kabupaten Sidrap.

Dengan penuh kesadaran, yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya penyusunan sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ini merupakan duplikat, tiruan, plagiat atau dibantu orang lain secara keseluruhan atau sebagian, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal demi hukum.

Makassar, 13 Maret 2019

Penulis,

Muhammad Fadlan NIM: 20300112040

(3)
(4)
(5)

iv

Segala puji bagi Allah SWT. atas segala limpahan rahmat pertolongan dan kasih sayang-Nya sehingga skripsi ini dapat disusun dan diselesaikan sesuai yang diharapkan. Salam dan salawat kepada Rasulullah Muhammad SAW. Demikian juga dengan keluarga beliau, para sahabat, dan seluruh umatnya yang tetap istiqamah di atasajaran Islam.

Dengan segala kekurangan, penulis menydari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih terdapat kekurangan-kekurangan di dalamnya. Oleh karena itu, penulis bersikap positif dalam menerima saran dan kritikan yang sifatnya membangun demi penyempurnaan skripsi selanjutnya. Penulis menyadari bahwa selama penulisan skripsi ini, tak terhitung bantuan yang penulis terima dari berbagai pihak baik bantuan secara moril maupun dalam bentuk materil. Maka menjadi suatu kewajiban bagi penulis untuk menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar- besarnya kepada mereka semua tanpa terkecuali.

Ucapan terima kasih kepada seluruh keluarga besar di Barru terkhusus untuk kedua orang tua tercinta, Ayahanda Terhormat Ir Abu Bakar Baco. dan Ibunda Tercinta Hj Muliyati Nupe yang telah membesarkan, mengasuh dan mendidik penulis dengan penuh kasih sayang. Harapan dan cita-cita luhur keduanya senantiasa memotivasi penulis untuk berbuat dan menimbah ilmu, juga memberikan dorongan

(6)

v

berbagai pihak, skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan seperti yang diharapkan. Oleh karena itu penulis patut menyampaikan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada :

1. Prof. Dr. H. Musafir Pababbari, M.Si selaku Rektor UIN Alauddin Makassar, beserta Wakil Rektor I, II, III, dan IV yang selama ini berusaha memajukan Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.

2. Dr. H. Muhammad Amri, Lc., M.Ag selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar, beserta Wakil Dekan I, II, dan III yang selama ini membantu dalam penyelesaian perkuliahan.

3. Dr. Baharuddin, M.M dan Ridwan Idris, S.Ag., M.Pd selaku ketua dan sekretaris Jurusan Manajemen Pendidikan Islam yang selama ini selalu memberikan motivasi dan dukungan atas perkuliahan kami dan bahkan pada penyelesaian skripsi ini.

4. Dr. H. Laode Ismail Ahmad, M. Th. I selaku pembimbing I dan Ahmad Afiif, S.Ag., M.Si. selaku pembimbing II yang membimbing dan mengarahkan penulis sampai taraf penyelesaian.

5. Bapak dan Ibu dosen yang telah mengajar, Membimbing dan mendidik penulis selama sebagai mahasiswa di UIN Alauddin Makassar.

(7)

vi

dan kerjasamanya selama penulis melaksanakan penelitian.

7. Seluruh Mahasiswa MPI 1, 2, 3 dan 4 angkatan 2012 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar, yang telah bersama-sama menjalani perkuliahan dalam suka duka yang selama ini membantu penulis.

8. Sahabat-sahabat saya yang selama ini selalu setia menemani penulis dalam suka dan duka serta banyak memberikan saran kepada penulis.

Akhir dari segalanya penulis kembalikan kepada Allah SWT. untuk memberikan restu dan ampunan-Nya terhadap apa yang telah dilakukan dalam setiap untaian kata dan desahan nafas. Semoga skripsi ini terhitung sebagai amal untuk kepentingan bersama. Amin.

Makassar, 13 Maret 2019 Penulis,

Muhammad Fadlan Nim. 20300112040

(8)

vii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii

PENGESAHAAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL... x

ABSTRAK ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1-7 A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian ... 7

D. Defenisi Operasional Variabel ... 7

BAB II TINJUAN TEORITIS ... 8-23 A. Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 8

1. Pengertian Kepemimpinan ... 8

2. Fungsi Kepemimpinan ... 9

3. Pengertian Kepala Sekolah ... 9

4. Fungsi Kepala Sekolah ... 10

B. Kinerja Guru ... 11

1. Pengertian Kinerja Guru ... 11

2. Aspek-Aspek Kinerja Guru ... 14

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru ... 16

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 24-36 A. Jenis Penelitian ... 24

B. Pendekatan Penelitian ... 24

(9)

viii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37-53 A. Hasil penelitian... 37 B. Pembahasan ... 53 BAB V PENUTUP ... 57-58

A. Kesimpulan ... 57 B. Implikasi Penelitian ... 57 DAFTAR PUSTAK

LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP

(10)

ix

3.1.Skor Jawaban Skala ... 43

3.2.Kisi-Kisi Supervisi Pendidikan ... 44

3.3.Kisi-Kisi Skala Kedisiplinan Guru... 47

4.1.Tabel Distribusi Frekuensi Pengaruh Supervisi Kepala Madrasah Terhadap Kedisiplinan Guru di Madrasah tsanawiyah Guppi Samata Kab. Gowa ... 57

4.2.Tabel Penolong Untuk Menghitung Nilai Mean ... 57

4.3.Tabel Penolong Untuk Menghitung Nilai Persentase ... 58

4.4.Tabel Penolong Untuk Menghitung Standar Deviasi ... 58

4.5.Tabel Kategori skor Supervisi Kepala Madrasah Terhadap Kedisiplinan Guru di Madrasah tsanawiyah Guppi Samata Kab. Gowa ... 60

4.6.Tabel Distribusi Frekuensi Kedisiplinan Guru Di Madrasah tsanawiyah Guppi SamataKab. Gowa ... 62

4.7.Tabel Penolong Untuk Menghitung Nilai Mean ... 62

4.8.Tabel Penolong Untuk Menghitung Nilai Persentase ... 63

4.9.Tabel Penolong Untuk Menghitung Standar Deviasi ... 63

4.10. Kategori Presentase Skor Kedisiplinan Guru Di Madrasah tsanawiyah Guppi Samata Kab. Gowa ... 65

4.11.Tabel Penolong Mencari Pengaruh Supervisi Kepala Madrasah Terhadap Kedisiplinan Guru Di Madrasah tsanawiyah Guppi Samata Kab. Gowa ... 66

(11)

x

Fak/Jur : Tarbiyah dan Keguruan/Manajemen Pendidikan Islam.

Judul : Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Di Pondok Pesantren Al Urwatul Wutsqaa Benteng Kecamatan Baranti Kabupaten Sidrap

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru di Pondok Pesantren Al Urwatul Wutsqaa Benteng Kecamatan Baranti Kabupaten Sidrap.

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field reserch) dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif. Populasi adalah semua guru-guru Madrasah Aliyah di Pondok Pesantren Al Urwatul Wutsqaa Benteng Kec. Baranti Kab. Sidrap yang berjumlah 25 orang guru. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu kuesioner dengan menggunakan angket tertutup yakni responden tinggal memilih alternatif jawaban yang telah disediakan. Skala yang digunakan pada penelitian ini ada dua, yaitu skala Kepemimpinan Kepala Sekolah dan skala Kinerja Guru. Teknik analisis data menjelaskan teknik analisis statistik deskriptif dan teknik analisis statistik inferensial.

Hasil penelitian menunjukkan Kepemimpinan Kepala Sekolah di MA Pondok Pesantren Al Urwatul Wutsqaa Benteng Kab Sidrap berada pada kategori sedang, sedangkan gambaran Kinerja Guru di MA Pondok Pesantren Al Urwatul Wutsqaa Benteng Kab Sidrap berada dalam kategori sedang. Berdasarkan hasil statistik inferensial pengujian hipotesis yang memperlihatkan bahwa nilai (t) yang diperoleh dari hasil perhitungan (thitung) =13,33 lebih besar dari nilai (t) yang diperoleh dari tabel distribusi F (ttabel) =2,069 dengan taraf signifikan 5% (thitung>ttabel) = (13,33 >

2,069) membuktikan bahwa terdapat Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru di MA Pondok Pesantren Al Urwatul Wutsqaa Benteng Kab Sidrap. Berdasarkan hasil pengolahan menggunakan rumus regresi sederhana adalah (thitung) lebih besar dibanding (ttabel) = (13,33 > 2,069) dengan demikian Haditerima dan Hoditolak, dapat disimpulkan bahwa terdapat Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru di MA Pondok Pesantren Al Urwatul Wutsqaa Benteng Kab Sidrap.

(12)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan aspek yang tidak bisa terlepas dari semua sendi kehidupan manusia, baik pendidikan dalam arti makro maupun pendidikan dalam arti mikro, karena setiap individu manusia mengalami proses pendidikan. Secara lebih arif dapat dikatakan bahwa pendidikan yang bermutu dapat menghasilkan kualitas pendidikan yang bermutu.Melalui pendidikan, dapat dikembangkan kemampuan pribadi, daya fikir, dan tingkah laku yang lebih baik.Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan pengembangan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah swt, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1

Pendidikan harus diarahkan untuk menghasilkan kualitas manusia yang mampu bersaing, disamping memiliki budi pekerti yang luhur.Untuk mencapai tujuan tersebut, banyak hal yang saling berkaitan selain komponen-komponen yang memang terdapat dalam sistem pendidikan itu sendiri.Salah satu komponen penting untuk mencapai tujuan pendidikan nasional adalah kepala sekolah.2

Pendidikan di sekolah sangat ditentukan oleh keberhasilan kepala sekolah dalam mengelola tenaga kependidikan yang tersedia di sekolah.Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang berpengaruh dalam

1Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

2Djemari Mardapi. “Pengembangan Sistem Penilaian Berbasis Kompetensi,” Makalah Seminar Nasional Pendidikan. (HEPPI: Yogyakarta. 2004). h. 12.

1

(13)

meningkatkan kinerja guru.Kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana.Hal tersebut menjadi lebih penting sejalan dengan semakin kompleksnya tuntutan tugas kepala sekolah, yang menghendaki dukungan kinerja yang semakin efektif dan efisien.3

Kyte mengatakan bahwa seorang kepala sekolah mempunyai lima fungsi utama. Yaitu: (1) Bertanggung jawab atas keselamatan, kesejahteraan, dan perkembangan murid-murid yang ada dilingkungan sekolah, (2) Bertanggung jawab atas keberhasilan dan kesejahteraan profesi guru, (3) Berkewajiban memberikan layanan sepenuhnya yang berharga bagi murid-murid dan guru-guru yang mungkin dilakukan melalui pengawasan resmin yang lain, (4) Bertanggung jawab mendapatkan bantuan maksimal dari semua institut pembantu, (5) Bertanggung jawab mempromosikan murid-murid terbaik melalui berbagai cara.4 Kepala sekolah adalah seorang pemimpin yang didalam islam disebut khalifa, dan khalifa adalah orang yang disertai amanat dan tanggung jawab sebagai pemimpin oleh Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT:

3Wahjosumidjo.Kepemimpinan Kepala Sekolah, Tinjauan Teoritis dan Permasalahanya.

(Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2013), h. 94.

4Sumidjo Wahjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2002), h. 43.

(14)

Terjemahnya:

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifa di muka bumi. Mereka berkata:

mengapa engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?

Tuhan berfirman: sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui. (QS Al-Baqarah: 30).5

Dalam ayat itu, difirmankan oleh Allah SWT. Ingatlah ketika TuhanMu berfirman kepada malaikat: sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifa di muka bumi.Kalimat tersebut mengisyaratkan bahwa Allah akan menjadikan Khalifah (pemimpin) diantara umat manusia. Allah akan memilih umatnya yang akan diberikan amanat untuk menjadi pemimpin dalam berbagai hal, atau berbagai lingkungan.Kepala sekoah adalah bagian dari contoh kepemimpinan itu, berarti Ia adalah seorang khalifah yang telah diberikan amanat oleh Allah untuk menjadi pemimpin dilembaga pendidikan. Kepemimpinan

5Hasbi Ashshiddiqy, Al-Qur’an dan Terjemahan, (Jakarta: Departemen Agama RI, 1998), h. 5.

(15)

tersebut harus dijaga dan dipertanggung jawabkan oleh seseorang yang telah diberikan amanat sebagai kepala sekolah tersebut.6

Kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi yang sangat berpengaruh dan menentukan kemajuan sekolah harus memiliki kemampuan administrasi, memiliki komitmen tinggi, dan luwes dalam melaksanakan tugasnya.Kepemimpinan kepala sekolah yang baik harus dapat mengupayakan peningkatan kinerja guru melalui program pembinaan kemampuan tenaga kependidikan.Oleh karena itu kepala sekolah harus mempunyai kepribadian atau sifat-sifat dan kemampuan serta keterampilan-keterampilan untuk memimpin sebuah lembaga pendidikan.Dalam perannya sebagai seorang pemimpin, kepala sekolah harus dapat memperhatikan kebutuhan dan perasaan orang-orang yang bekerja sehingga kinerja guru selalu terjaga.

Guru merupakan salah satu personil pelaksana utama dalam proses pembelajaran dan karena guru pulalah sebagai tenaga funsional yang memiliki kewenangan operasional dalam mengorganisasikan pesan pengajaran bagi siswanya dan juga sebagai seorang profesinal yang memiliki kewenangan untuk menjalankan profesi keguruannya. Sehubungan dengan kinerja guru, Gaffar mengemukakan bahwa Performance based (teacher) memerlukan penguasaan Content Knowledge, behaviour skills, human relation skill. Content Knowledge merupakan penguasaan materi pengetahuan yang akan diajarkan kepada peserta didik. Behaviour skills merupakan keterampilan perilaku yang berkaitan dengan penguasaan didaktis metodologis yang bersifat paedagogis maupun andragogis.

6M. Darwan Raharjo, Ensiklopedia Al-Qur’an: Tafsir Sosial Berdasarkan Konsep-Konsep Kunci, (Jakarta: Paramadina, 1999), h. 23.

(16)

Human relation skill merupakan keterampilan untuk melakukan hubungan baik dengan unsur manusia yang terlibat dalam proses pendidikan (tenaga kependidikan).7

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat diinterprestasikan bahwa kinerja guru merupakan aktifitas seseorang dalam melaksakan tugas pokok yang menjadi tanggung jawabnya.Maksudnya bahwa kinerja seseorang selalu dihubungkan dengan tugas-tugas rutin yang dikerjakanya. Dalam kaitannya dengan tugas guru yang kesehariannya melaksanakan proses pembelajaran di sekolah, hasil yang dicapai secara optimal dalam bentuk lancarnya proses belajar siswa, semuanya cerminan kinerja seorang guru.

Kinerja guru dalam tugas kesehariannya tercermin pada tercermin pada peran dan fungsinya dalam proses pembelajaran dikelas atau diluar kelas, yaitu sebagai pendidik, pengajar, peatih, pembimbing, pengarah, penuntun dan pengevaluasi proses pembelajaran yang intensitasnya dilandasi oleh sikap moral dan profesionalisme seorang guru.

Kinerja guru dapat dinilai dari aspek kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru yang dikena dengan kompetensi guru.Kompetensi pada dasarnya merujuk kepada seperangkat kemampuan dasar yang terstandar yang diperlukan dalam menjalankan tugas-tugas pokok secara profesional.Apabila

7Supardi, Kinerja Guru (Jakarta: Rajawali Press, 2013), h. 20

(17)

dimaknai pada hasil pekerjaan, kompetensi dapat dipandang sebagai pilarnya atau teras kinerja dari suatu profesi, dalam hal ini kinerja guru.8

Secara umum kinerja guru mencakup aspek: kemampuan profesional, kemampuan sosial, kemampuan pribadi. Standar-standar itu dirinci secara lebih khusus menjadi 10 kemampuan dasar guru, yaitu: (1) Menguasai bahan pelajaran beserta konsep-konsep dasar keilmuan, (2) Mengelola program belajar mengajar, (3) Mengelola kelas, (4) Menggunakan media dan sumber belajar, (5) Menguasai landasan-landasan pendidikan, (6) mengelola interaksi belajar mengajar, (7) Menilai prestasi siswa, (8) Melaksanakan fungsi program bimbingan, (9) Menyelenggarakan administrasi kelas, (10) Memahami prinsip-prinsip dan memanfaatkan hasil penelitian. Kinerja guru merupakan seperangkat perilaku nyata yang ditunjukkan pada saat menyampaikan pelajaran. Kinerja guru dapat dilihat ketika guru melaksanakan tugas memfasilitasi proses pembelajaran termasuk mempersiapkan dan menilai prestasi belajar siswa.9

Ukuran dari kinerja guru secara umum meliputi mutu kerja, kuantitas kerja, pengetahuan tentang pekerjaan, pendapat atau pernyataan yang disampaikan, keputusan yang diambil, perencanaan kerja dan daerah organisasi kerja.Kinerja guru merupakan hasil dari pekerjaan yang dilaksanakan oleh guru untuk mencapai tujuan pendidikan.10

8Pramudyo Anung, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Dosen Negri pada Kopertis Wilaya V Yogyakarta, dalam JBTI, Vol. 1, No. 1, Februari 2010, h. 30.

9Muhammad Arifin dan Barnawi, Instrumen Pembinaan, Peningkatan dan Penilaian Kinerja Guru Profesional (Cet. 1; Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), h. 43.

10Kusnandar.Guru Profesional, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. (Jakarta: Rajagrahapindo Persada, 2007), h. 25.

(18)

Dalam pelaksanaan tugas mendidik, guru memiliki sifat dan perilaku yang berbeda, ada yang bersemangat dan penuh tanggung jawab, juga ada guru yang dalam melakukan pekerjaan itu tanpa dilandasi rasa tanggung jawab, selain itu juga ada guru yang sering membolos, datang tidak tepat pada waktunya dan tidak mematuhi perintah. Kondisi guru seperti itulah yang menjadi permasalahan di setiap lembaga pendidikan formal. Dengan adanya guru yang mempunyai kinerja rendah, sekolah akan sulit untuk mencapai hasil seperti yang diharapkan oleh guru.11

Berdasarkan hasil observasi awal yang dilakukan di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al Urwatul Wutsqaa Benteng Kec Baranti Kab Sidrap, penulis menemukan bahwa guru masih rendah, hal ini ditandai dengan adanya proses belajar mengajar yang kurang maksimal. Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: “Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap Kinerja Guru di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al Urwatul Wutsqaa Benteng Kec Baranti Kab Sidrap”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana kepemimpinan kepala sekolah di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al Urwatul Wutsqaa?

11Natawijaya Rahman, Peran Guru Dalam Bimbingan di Sekolah (Bandung: CV Abardin, 2006), h. 27.

(19)

2. Bagaimana kinerja guru di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al Urwatul Wutsqaa?

3. Bagaimana pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al Urwatul Wutsqaa?

C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dan kegunaannya adalah:

1. Untuk mengetahui kepemimpinan kepala sekolah di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al Urwatul Wutsqaa.

2. Untuk mengetahui kinerja guru di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al Urwatul Wutsqaa.

3. Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru di Madrasah Aliyah Pondok Pesantren Al Urwatul Wutsqaa.

D. Defenisi Operasional Variabel

Untuk menghindari terjadinya salah paham dalam menafsirkan judul di atas maka penulis ingin menjelaskan tentang arti kata-kata yang dianggap sulit sehingga setelah dirangkaikan dalam kalimat dapat dimengerti, yaitu:

1. Kepemimpinan kepala sekolah adalah kemampuan seorang kepala sekolah untuk mempengaruhi dan menggerakkan guru untuk bekerjasama dalam mencapai suatu tujuan pendidikan.

2. Kinerja guru adalah kemampuan dan usaha guru melaksanakan tugas pembelajaran sebaik-baiknya dalam perencanaan program pelajaran, pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan evaluasi hasil pembelajaran.

(20)
(21)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS A. Kepemimpinan Kepala Sekolah

1. Pengertian Kepemimpinan

Kata Kepemimpinan sebagai salah satu fungsi manajemen merupakan hal yang sangat penting untuk mencapai tujuan Organisasi. Dengan amat berat seolah- olah Kepemimpinan dipaksa menghadapi berbagai macam faktor seperti: struktur atau tatanan, koalisi, kekuasaan, dan kondisi lingkungan Organisasi. Sebaliknya, kepemimpinan rasanya dapat dengan mudah menjadi satu alat penyelesaian yang luar biasa terhadap persoalan apa saja yang sedang menimpa suatu organisasi.1

Dalam hal ini, kepemimpinan dapat berperan di dalam melindungi beberapa isu pengaturan organisasi yang tidak tepat, seperti: distribusi kekuasaan yang menjadi penghalang tindakan yang efektif, kekurangan berbagai macam sumber, prosedur yang di anggap buruk (archaice procedure), dan sebagainya yaitu problem-problem organisasi yang lebih bersifat mendasar.

Demikianlah esensi salah satu pendapat yang diungkapkan oleh Richard H.

Hal melalui bukunya yang berjudul Organizations: Strukture and Process, mengapa perlu dan banyak terdapat studi tentang kepemimpinan pada masa-masa lalu.

Dalam PERMENDIKNAS No 13 tahun 2007 tentang standar kepalasekolah/madrasah, kualifikasi kepala sekolah/madrasah dibagi menjadi dua

1Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h. 15.

10

(22)

yaitukualifikasi umum dan kualifikasi khusus.2Suatu kenyataan bahwa di dalam situasi tertentu kepemimpinan dirasakan penting, bahkan amat penting (critical).3

Oleh karena peranan-peranan sentral kepemimpinan dalam organisasi tersebut, dimensi-dimensi kepemimpinan yang bersifat kompleks perlu dipahami dan dikaji secara terkoordinasi, sehingga peranan kepemimpinan dapat dilaksanakan secara efektif dan efesien.

2. Fungsi Kepemimpinan

Dalam kehidupan organisasi, fungsi Kepemimpinan adalah bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan. Tetapi untuk merumuskan apa yang dimaksud fungsi Kepemimpinan adalah sulit, sama sulitnya memberikan definsi tentang Kepemimpinan itu sendiri.

Kesulitan ini terjadi sebab kepemimpinan menarik perhatian para pakar untuk menelitinya, sehingga melahirkan penelitian kepemimpinan yang berbeda- beda, hampir sebanyak mereka para pakar yang melakukan penelitian.4

3. Tugas Kepemimpinan

a. Memiliki kecakapan untuk bekerja sama dengan orang lain. Oleh karena itu, ia harus mampu menyusun tugas sekaligus membaginya secara profesional agar tujuan yang telah ditetapkan dengan mudah dapat dicapai dengan sebaik mungkin.

b. Bertanggung jawab penuh atas seluruh tugas dan kewajibannya, termasuk tugas dan kewajiban yang diberikan kepada bawahannya.

2Permendiknas No.13.Th 2007. Tentang Konfensi Kepala Madrasah. Standar V.

3Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h 15.

4Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), h. 39.

(23)

c. Memiliki kecerdasan dan menentukan prioritas, membagi tugas kepada bawahannya, mengatur waktu pelaksanaan, mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi, mengawasi, mengevaluasi, dan menetapkan solusi bagi permasalahan yang dihadapi dengan cara, metode dan strategi yang tepat, efektif dan efisien.

4. Pengertian Kepala Sekolah

Kata Kepala Sekolah menurut Wahjo Sumijo terdiri dari dua kata.Yaitu, Kepala dan Sekolah yang dimana kata Kepala dapat di artikan sebagai Ketua atau Pemimpin dalam suatu Organisasi atau sebuah lembaga.Sedangkan Sekolah adalah sebuah lembaga yang di mana menjadi tempat menerima dan memberi Pelajaran. Dengan demikian secara sederhana Kepala Sekolah dapat di definisikan

“Sebagai seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu Sekolah yang dimana diselenggarakan proses Belajar mengajar, atau tempat yang dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran.”5

Dari uraian di atas, maka upaya Kepala Sekolah dapat diartikan bahwa seorang Pemimpin yang mempunyai usaha dalam Pendidikan dan Pengajaran yang banyak di bebani dengan kewajiban-kewajiban yang beraneka ragamuntuk mencapai tujuan yang di inginkan.

5. Tugas Kepala Sekolah

Tugas utama kepala sekolah adalah sebagai berikut:

5WahjoSumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 2013), h. 83.

(24)

- Memimpin dan mengatur situasi, mengendalikan kegiatan kelompok, organisasi atau lembaga, dan menjadi juru bicara kelompok.

- Meyakinkan orang lain tentang perlunya perubahan menuju kondisi yang lebih baik.

- Mengingatkan tujuan akhir dari perubahan.

- Membantu kelancaran proses perubahan, khususnya menyelesaikan masalah dan membina hubungan antara pihak yang berkaitan.

- Menghubungkan orang dengan sumber dana yang diperlukan.

6. Fungsi Kepala Sekolah

Adapun beberapa fungsi Kepemimpinan Kepala Sekolah sebagai kunci keberhasilan yaitu:6

a. Sebagai Pendidik (Educator)

Kepala Sekolah mempunyai kewajiban untuk melakukan pembinaan terhadap Guru dan Tata usaha agar mereka dapat tumbuh dan berkembang secara profesional.

b. Sebagai Pengelola (Manager)

Kepala Sekolah dapat mengamankan pelaksanaan rencana kerja yang telah disusun sebelumnya, menggerakkan semua Guru dan Tata Usaha, untuk dapat bekerja optimal.

c. Penyelia (Supervisor)

6Veithzal Rivai Dan Syviana Murni, Education Manajemen (Jakarta: Rajawai Pers, 2012), hal. 318

(25)

Seorang Kepala Sekolah harus melakukan pengawasan dan pembinaan kepada guru, khususnya berkaitan dengan kegiatan belajar dan mengajar di kelas, agar berjalan sesuai dengan rencana dan tujuan serta dapat di capai secara efektif dan efisien.

d. Pemimpin (Leader)

Kepala Sekolah harus memiliki kemampuan untuk mempengaruhi dan menggerakkan semua personil Sekolah agar dapat melakukan tugas secara efektif dan efisien.

e. Pembaharu (Inovator)

Kepala Sekolah harus berfikir dinamis, peka terhadap segala perubahan yang terjadi di masyarakat, Kepala Sekolah harus adaptif terhadap perubahan yang terjadi, sehingga mampu menyesuaikan dengan perubahan-perubahan tersebut.

f. Penggerak (Motivator)

Kepala Sekolah memiliki teknik yang cukup untuk dapat menggerakkan dan memberikan motivasi kepada guru dan staf, agar mereka dapat dan mampu melakukan kegiatan dalam rangka mencapai tujuan Sekolah secara efektif dan efisien.

Merancang Emaslim di sekolah tidak mudah kalau kualitas latar belakang pendidikan dan pengalaman seorang kepala sekolah tidak memenuhi kompetensi yang diharapkan.

(26)

B. Kinerja Guru

1. Pengertian Kinerja Guru

Kata kinerja merupakan terjemahan dari bahasa Inggris, yaitu dari kata performance.Kata performance berasal dari kata to perform yang berarti menampilkan atau melaksanakan.Performance berarti prestasi kerja, pencapaian kerja, unjuk kerja atau penampilan kerja.7 Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kinerja adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, atau kemampuan kerja 8 . Dalam materi diklat “Penilaian Kinerja Guru” yang diterbitkan oleh Direktorat Tenaga Kependidikan, kinerja merupakan suatu wujud prilaku seseorang atau organisasi dengan orientasi prestasi.9

Pendapat para ahli mengenai kinerja cukup beragam.Menurut Tjutju kinerja merupakan prestasi nyata yang ditampilkan seseorang setelah yang bersangkutan menjalankan tugas dan perannya dalam organisasi.10 Sementara menurut T. Aritonang dalam Barnawi dan Muhammad Arifinperformance atau kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing- masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum, dan sesuai dengan moral dan etika.11 Kemudian menurut Ilyas dalam Indrawati, kenerja adalah penampilan hasil karya personel, baik kuantitas

7Barnawi dan Muhammad Arifin, Instrumen Pembinaan, Peningkatan dan Penilaian Kinerja Guru Profesional (Cet. 1; Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), h. 11.

8Departemen pendidikan nasional, Kamus Besar Bahasa IndonesiaEdisi Ketiga(Jakarta:

Balai Pustaka, 2002), h. 570.

9Direktorat Tenaga Kependidikan, Penilaian Kinerja Guru (Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan, Ditjen PMPTK, Departemen Pendidikan Nasional, 2008), h. 20.

10Tjutju Yuniarsih dan Suwatno, Manajemen Sumber Daya Manusia (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 161.

11Barnawi dan Muhammad Arifin, Instrumen Pembinaan, Peningkatan dan Penilaian Kinerja Guru Profesional, h. 12.

(27)

maupun kualitas dalam suatu organisasi dan merupakan penampilan individu maupun kelompok kerja personel.12

Samsudin memberikan pengertian kinerja sebagai tingkat pelaksanaan tugas yang dapat dicapai sesorang dengan menggunakan kemampuan yang ada dan batasan-batasan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan organisasi.13 Sedangkan Nawawi memberikan pengertian kinerja sebagai hasil pelaksanaan suatu pekerjaan. Pengertian tersebut memberikan pemahaman bahwa kinerja merupakan suatu perbuatan atau prilaku sesorang yang secara langsung maupun tidak langsung dapat diamati oleh orang lain.14

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka disimpulkan bahwa kinerja adalah tingkat keberhasilan seseorang atau kelompok dalam melaksanakan tugas sesuai dengan tanggung jawab dan wewenangnya berdasarkan standar kinerja yang telah ditetapkan selama periode tertentu dalam kerangka mencapai tujuan organisasi.

Sementara itu, guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi hasil pembelajaran siswa. Menurut Rahman Natawijaya secara khusus mendefinisikan kinerja guru sebagai seperangkat perilaku nyata yang ditunjukkan guru pada waktu dia memberikan pembelajaran kepada siswa.15

12Yuliani Indrawati, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru Matematika dalam Pelaksanaan Kurikulum Bebasis Kompotensi pada Sekolah Menengah AtasKota Palemmbang.

Dalam Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya, Vol. 4, No. 7 Juni 2006, h. 45-46.

13Sadili Samsudin, Manajemen Sumber Daya (Bandung: Pustaka Setia, 2006), h. 159.

14Hadari Nawawi, Manajemen Sumber DayaManusia Untuk Bisnis yang Kompotitif (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2005), h. 234.

15Rahman Natawijaya, Peran Guru Dalam Bimbingan di Sekolah (Bandung: CV Abardin, 2006), h.22.

(28)

Menurut Sanjaya kinerja guru berkaitan dengan tugas perencanaan, pengelolaan pembelajaran, dan penilaian hasil belajar siswa. Sebagai perencana, maka guru harus mampu mendesain pembelajaran yang sesuai dengan kondisi di lapangan, sebagai pengelola maka guru harus mampu menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif sehingga siswa dapat belajar dengan baik, dan sebagai evaluator maka guru harus mampu melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar siswa. 16 Menurut Sudjana kinerja guru dapat dilihat dari kompetensinya melaksanakan togas-togas guru, yaitu: (1) merencanakan proses belajar mengajar; (2) melaksanakan dan mengelolah proses belajar mengajar; (3) menilai kemajuan proses belajar mengajar; (4) menguasai bahan pelajaran.17

Dari pembahasan tentang pengertian atau defenisi kinerja dan guru, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja guru secara garis besar adalah suatu aktifitas guru yang dilakukun dalam rangka membimbing, mendidik, mengajar dan melakukan transfer knowledge kepada anak didik sesuai dengan kemampuan keprofesionalan yang dimilikinya dan hasil atau taraf kesuksesan yang dicapai seorang guru dalam bidang pekerjaannya menurut kriteria tertentu dan dievaluasi oleh pimpinan lembaga pendidikan terutama kepala sekolah.

2. Aspek-Aspek Kinerja Guru

Guru sebagai orang yang pekerjaannya atau profesinya mengenai keguruan memiliki peran yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Guru adalah

16Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi (Jakarta: Prenada Media Grup, 2005), h. 134.

17Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 2002), h. 17.

(29)

pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, danmengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usian dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah.18

Kinerja guru merupakan kemampuan dan keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas-tugas pembelajaran yang ditunjukkan oleh dimensi atau aspek-aspek:

a. Kemampuan menyusun rencana pembelajaran b. Kemampuan melaksanakan pembalajaran

c. Kemampuan melaksanakan hubungan antar pribadi d. Kemampuan melaksanakan penilaian hasil belajar e. Kemampuan melaksanakan program pengayaan

f. Dimensi kemampuan melaksanakan program remedial.19

Dalam kinerja mengajar guru, tidak dapat dipisahkan dari faktor-faktor pendukung dan pemecahan masalah yang menyebabkan terhambatnya kegiatan belajar mengajar secara baik dan benar dalam rangka pencapaian tujuan yang diharapkan guru dalam mengajar. Mc Clelland dalam Mangkunegara mengemukakan ada enam karakteristik dari pegawai yang memiliki motif berprestasi tinggi, yaitu; (1) memiliki tanggung jawab pribadi yang tinggi, (2) berani mengambil resiko, (3) memiliki tujuan yang realistis, (4) memiliki rencana kerja yang menyeluruh dan berjuang untuk merealisai tujuannya, (5)

18Undang-Undang Repoblik Indonesia, No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Pasal 1 Ayat 1

19Supardi, Kinerja Guru (Jakarta: Rajawali Press, 2013), h. 23-25.

(30)

memanfaatkan umpan balik (feed back) yang konkret dalam seluruh kegiatan kerja yang dilakukannya, (6) memberi kesempatan untuk merealisasikan rencana yang telah diprogramkan.20

Menurut Muhibbin Syah ada sepuluh kompetensi dasar yang harus dimiliki guru dalam upaya peningkatan keberhasilan belajar mengajar, yaitu:

a. Menguasai bahan,

b. Mengelola program belajar mengajar, c. Mengelola kelas,

d. Menggunakan media atau sumber belajar, e. Menguasai landasan-landasan kependidikan, f. Mengelola interaksi belajar mengajar,

g. Menilai prestasi siswa untuk pendidikan dan pengajaran,

h. Mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan, i. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah,

j. Memahami prinsip-prinsip dan menasirkan hasil-hasil pendidikan guna keperluan pengajaran.21

Berdasarkan pengertian di atas aspek kinerja guru mempunyai spesifikasi tertentu. Aspek kinerja guru dapat dilihat dan diukur berdasarkan spesifikasi kompotensi yang dimiliki oleh setiap guru. Berkaitan dengan aspek kinerja guru, wujud prilaku yang dimaksud adalah kegiatan guru dalam proses pembelajaran

20Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan (Bandung: PT Remaja Rosda karya, 2002), h. 67.

21Pupuh Fathurruhman, Strategi Belajar Mengajar (Cet, I; Bandung: PT Refika Aditama, 2007), h. 45-46.

(31)

yaitu merencana pembelajaran, melaksanakan kegiatan pembelajaran dan, mengvaluasi atau menilai pembelajaran.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi kinerja Guru

Kinerja guru tidak terwujud dengan begitu saja, tetapi dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu.Baik faktor internal maupun eksternal sama-sama membawa dampak terhadap kinerja guru.

a. Faktor internal

Faktor internal kinerja guru adalah faktor yang datang dari dalam diri guru yang dapat mempengaruhi kinerjanya yang meliputi; kemampuan, keterampilan, kepribadian, persepsi, motivasi menjadi guru, pengelaman lapangan, dan latar belakang keluarga.22

Dalam melaksanakan tugas guru tentunya memiliki kinerja yang berbeda- beda tergantung dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Menurut Anwar PrabuMangkunegara, faktor internal yang mempengaruhi kinerja seseorang dalam bekerja adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation).23 b. Faktor Kemampuan

Faktor kemampuan seorang pendidik atau guru sangat penting dan berpengaruh dalam dunia pendidikan.

Untuk keperluan analisis tugas guru sebagai pengajar, maka kompetensi dan kemampuan kinerja profesi kinerja dalam penampilan aktual dalam proses belejar mengajar, minimal memiliki empat kemampuan, yakni:

22Barnawi dan Muhammad Arifin, Instrumen Pembinaan, Peningkatan dan Penilaian Kinerja Guru Profesional, h. 43.

23Anwar Prabu Mangkunegara, Manejemen Sumber Daya Manusia, h. 67

(32)

1) Merencanakan proses belajar mengajar

2) Melaksanakan dan memimpin atau mengelolah proses belajar mengajar, 3) Menilai kemampuan proses belajar mengajar, dan

4) Menguasai bahan pelajar.24

Faktor kemampuan atau kompetensi yang harus dimiliki guru juga dibahas oleh pemerintah Indonesia. Hal ini bisa dilihat berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru disebutkan bahwa;

Standar kompetensi guru dikembangkan secara utuh dari empat kompetensi utama, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional.25

Keempat kompetensi di atas pada dasarnya menjelaskan dua bidang kompetensi guru yakni kompetensi kognitif dan kompetensi perilaku. Kompetensi sikap, khususnya sikap profesional guru, tidak tampak.

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan guru adalah guru yang memiliki kemampuan di wilaya kognitif (pengetahuan) dan afektif (sikap) dan psikomotori (keterampilan).

c. Faktor Motivasi

Motivasi menurut Anoraga adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan dan kerja26.

Mc. Donald dalam kutipan Djamarah mengatakan bahwa:

24Udin Syaefuddin Sa’ud. Pengembangan Profesi Guru (Cet. II; Bandung: Alfabeta, 2002), h. 50.

25 Kepala Menteri Pendidikan Nasional.Nomor 16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

26Pandji Anoraga, Psikologi Kerja (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), h. 35.

(33)

Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan.27

Motivasi adalah hal yang penting dalam melakukan aktifitas mengajar, sebab motivasi melahirkan dorongan yang kuat untuk melakukan pengajaran secara maksimal. Motivasi bersumber dari dua hal yaitu:28

1) Motivasi intrinsik yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.

2) Motivasi ekstrinsik yaitu motif-motif yang aktif dan berfungsi karena adanya perangsang dari luar.

Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala daya upayanya untuk mencapai kepuasan29. Dalam Hasibuan, Mc. Clelland mengemukkan teorinya yaitu Mc. Clelland's Achievement Motivation Theory atau Teori Motivasi Prestasi Mc. Clelland. Teori ini berpendapat bahwa karyawan mempunyai cadangan energi potensial. Bagaimana energi dilepaskan dan digunakan tergantung pada kekuatan dorongan motivasi seseorang dan situasi serta peluang yang tersedia. Energi akan dimanfaatkan oleh karyawan karena dorongan oleh30:

27Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, h. 114

28Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, h. 115

29Malayu S.P. Hasibuan, Organisasi dan Motivasi (Jakarta, Bumi Aksara, 2000), h. 142.

30Malayu S.P. Hasibuan, Organisasi dan Motivasi, h. 162-163.

(34)

1) Kekuatan motif dan kekuatan dasar yang terlibat, 2) Harapan keberhasilannya,

3) Nilai insentif yang terletak pada tujuan d. Faktor eksternal

Faktor eksternal kinerja guru adalah faktor yang datang dari luar guru yang dapat mempengaruhi kinerjanya yang meliputi; (1) gaji, (2) sarana dan prasarana, (3) lingkungan kerja fisik dan, (4) kepemimpinan.31

Untuk memahami lebih dalam lagi, berikut ini akan dibahas satu persatu tentang apa dan mengapa keempat faktor eksternal tersebut dapat mempengaruhi kinerja guru.

1) Gaji

Faktor pertama yang mempengaruhi kinerja guru adalah gaji.Gaji merupakan salah satu bentuk kompensasi atas prestasi kerja yang diberikan oleh pemberi kerja kepada pekerja.Menurut Handoko kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai balas jasa untuk kerja mereka.32 Dalam Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen mendefenisikan;

31Barnawi dan Muhammad Arifin, Instrumen Pembinaan, Peningkatan dan Penilaian Kinerja Guru Profesional, h. 44.

32T. Hani Handoko, Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia Edisi Kedua (Yogyakarta: BPFE Universitas Gadjah Mada, 2008), h. 155.

(35)

Gaji guru sebagai hak yang diterima oleh guru atas pekerjaannya dari penyelenggara pendidikan atau satuan pendidikan dalam bentuk finansial secara berkala sesuai dengan peraturan perundang-undangan.33

Sementara itu dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan bahwa gaji adalah adalah upah kerja yang dibayar dalam waktu yang tetap atau balas jasa yang diterima pekerja dalam bentuk uang berdasarkan waktu tertentu.34 Dari dua pengertian tersebut, dapat diketahui bahwa gaji memiliki dua ciri utama yaitu berbentuk uang dan dibayarkan secara tetap dalam waktu tertentu.

Menurut Tjutju dan Suwanto, besar kecilnya kompensasi menggambarkan tingkat kontribusi karyawan terhadap organisasi dan besar kecilnya kompensasi juga menggambarkan besar kecilnya tanggung jawab pekerjaan yang diemban oleh seorang karyawan dalam sebuah organisasi.35

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk mengoptimalkan kinerja guru langkah yang perlu dilakukan ialah memberikan gaji yang layak sesuai dengan tingkat kinerja yang diharapkan.

2) Sarana dan Prasarana

Dalam materi diklat pengawas sekolah yang berjudul “Administrasi dan Pengelolaan Sekolah” telah dijelaskan perbedaan sarana dan prasarana dan pengklasifikasiannya. Sarana adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah.

33Republik Indonesia, Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Pasal 1 Ayat 15.

34Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa IndonesiaEdisi Ketiga, h. 372.

35Tjutju Yuniarsih dan Suwatno, Manajemen Sumber Daya Manusia, h. 127.

(36)

Sarana pendidikan diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu; (1) habis tidaknya dipakai, (2) bergerak tidaknya saat digunakan, (3) hubungannya dengan proses belajar mengajar. Sementara prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah. Prasaran pendidikan di sekolah dapat diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu; (1) prasarana yang secara langsung digunakan untuk proses pembelajaran, (2)prasarana yang tidak digunakan untuk proses pembelajaran, tetapi secara langsung sangat menunjang proses pembelajaran.36

Sarana dan prasarana sekolah sangat menunjang pekerjaan guru. Guru yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang memadai akan menunjukkan kinerja yang lebih baik dari pada guru yang tidak dilengkapi sarana dan prasarana yang memadai. Kualitas sarana dan prasarana hendaknya mengikuti perkembangan teknologi yang lebih mutakhir.

3) Lingkungan Kerja Fisik

Lingkungan kerja merupakan faktor situasional yang berpengaruh terhadap kinerja guru, baik secara langsung maupun tidak langsung.Lingkungan kerja dapat diubah sesuai dengan keinginan pendesainnya.Oleh karena itu, Menurut Zaenal dan Suharyo, Lingkungan kerja harus ditangani atau didesain agar menjadi kondusif terhadap pekerja untuk melaksanakan kegiatan dalam suasana yang aman dan nyaman.Ada beberapa faktor yang memengaruhi lingkungan kerja fisik,

36Direktorat Tenaga Kependidikan, Administrasi dan Pengelolaan Sekolah (Jakarta:

Direktorat Tenaga Kependidikan, Ditjen PMPTK, Departemen Pendidikan Nasional, 2008), h. 37- 39.

(37)

yaitu meliputi; pencahayaan, pewarnaan, udara, kebersihan, kebisingan, dan keamanan.37

Berdasarkan faktor-faktor lingkungan kerja di atas, memberikan dampak positif kepada guru dalam melaksanakan tugas.

4) Kepemimpinan

Dalam wilaya praksis, Istilah manajemen sering dipersepsikan sama dengan kepemimpinan. Keduanya sulit dibeadakan karena memang memiliki beberapa kesamaan, di antaranya substansi yang diusrus sama-sama manusia dan nonmanusia., tujuannya sama-sama ingin mengelola organisasi agar efektif dan efisien, dan keduanya sama-sama melakukan transfoemasi. Soepardi dalam E.

Mulyasa mendefenisikan kepemimpinan sebagai kemampuan untuk menggerakkan, memengaruhi, memotivasi, mengajak, mengarahkan, menasihati, membimbing, menyuruh, memerintah, melarang, dan bahkan menghukum (kalau perlu), serta membina dengan maksud agar manusia sebagai media manajemen mau bekerja dalam mencapai tujuan administrasi secara efektif dan efisien.38

Menurut Tjutjut dan Suwanto, kepemimpinan adalah kemampuan dan kekuatan seseorang (baca: pemimpin) untuk memengaruhi pikiran (minsed) orang lain agar mau dan mampu mengikuti kehendaknya dan memberi inspirasi kepada pihak lain untuk merancang sesuatu yang lebih bermakna.39

37Zainal Abidin dan Suharyo Widagdo, Study Literatur Tentang Lingkungan Kerja Fisik Perkantoran, dalam Seminar Nasional V SDM Teknologi Nuklir, Yogyakarta, 5 November 2009, h. 219.

38E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), h.

107-108.

39Tjutju Yuniarsih dan Suwatno, Manajemen Sumber Daya Manusia, h. 165-166.

(38)

Kepemimpinan memeng memainkan peranan yang sangat penting dalam menentukan kinerja pegawai.Baik buruknya pegawai selalu dihubungkan dengan kepemimpinan. Handoko dalam Reksohadiprodjo dan Handoko menyatakan bahwa dalam kenyataannya pemimpin dapat memengaruhi moral dan kepuasan kerja, keamanan, kualitas hidup kerja, dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi.40

Oleh karena itu, mengusahakan kepemimpinan yang baik adalah sebuah keharusan dalam upaya meningkatkan kinerja guru.

Selain itu, kinerja guru akan menjadi optimal, bilamana diintegrasikan dengan komponen sekolah baik kepala sekolah, fasilitas kerja, guru, karyawan, maupun anak didik. Pidarta dalam Saerozi mengemukakan bahwa ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya,yaitu:41

a) Kepemimpinan kepala sekolah, b) Fasilitas kerja,

c) Harapan-harapan, dan

d) Kepercayaan personalia sekolah.

Dengan demikian nampaklah bahwa penerapan prinsip-prinsip manajemen dan peran kepala sekolah akan ikut menentukan baik buruknya kinerja guru.

Kopelman dalam Supardi menyatakan bahwa “ kinerja organisasi ditentukan oleh

40Anung Pramudyo, Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Dosen Negri pada Kopertis Wilaya V Yogyakarta, dalam JBTI, Vol. 1, No. 1, Februari 2010, h. 3.

41M.Saerozi, Politik Pendidikan Agama dalam Era Pluralisme; Telaah Historis atas Kebijaksanaan Pendidikan Agama Konfesional di Indonesia(Yogyakarta: Tiara Wacana, 2004), h.

2.

(39)

empat faktor antara lain yaitu: (1) lingkungan, (2) karekteristik individu, (3) karakteristik organisasi, dan (4) karakteristi pekerjaan.42

Dari pembahasan di atas penulis menyimpulkan bahwa berhasilnya suatu lembaga pendidikan dapat dilihat dari bagaimna orang-orang yang ada didaalam lembaga itu bekerja dengan baik, sesuai dengan tuntutan dunia pendidikan.

42Supardi, Kinerja Guru, h. 50

(40)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field reserch) yang mengharuskan peneliti terjun langsung kelapangan dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif . Penelitian kuantitatif merupakan penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya.

Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model- model matematis, teori-teori atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam.

Penelitian ini berlokasi di Pondok Pesantren Al Urwatul Wutsqaa Benteng Kec.

Baranti Kab. Sidrap.

B. Pendekatan Penelitian

Untuk memperoleh data-data, fakta dan informasi yang akan mengungkapkan dan menjelaskan permasalahan, penulis menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif yaitu metode penelitian yang menekankan pada pengumpulan data yang berupa angka dan menggunakan analisis statistik sebagai dasar pemaparan data.

(Sugiono 2014 : 218)

X: Fungsi-fungsi Kepemimpinan Kepala Sekolah

x Y

19

(41)

Adapun aspek penerapan fungsi-fungsi Kepemimpian Kepala Sekolah yang akan diteliti adalah:

1. Pendidik (Educator) 2. Pengelola (Manager) 3. Penyelia (Supervisor) 4. Pemimpin (Leader) 5. Pembaharu (Inovator) 6. Penggerak (Motivator)

Y:Kinerja guru.

Adapun aspek kinerja guru yang akan diteliti adalah:

1. Kemampuan menyusun rencana pembelajaran 2. Kemampuan melaksanakan pembelajaran

3. Melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.12

Dalam penelitian ini, yang dijadikan populasinya adalah semua guru-guru Madrasah Aliyah di Pondok Pesantren Al Urwatul Wutsqaa Benteng Kec. Baranti Kab. Sidrap yang berjumlah 25 orang guru.

2. Sampel

12Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, h. 2014: 117.

(42)

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.Kemudian untuk menentukan yang harus diambil dalam suatu populasi yang ada. Menurut Suharsimi Arikunto, bila subyek dari populasi kurang dari 100, lebih baik diambil semua, tetapi jika subyeknya lebih dari jumlah tersebut, maka dapat diambil sample antara 10-15% atau 20-25% atau lebih”13

Dalam penelitian ini, semua anggota dari populasi tidak akan diteliti semua karena mengingat terbatasnya waktu, biaya dan tenaga yang ada pada peneliti, maka dalam penentuan sampel peneliti menggunakan teknik “Random Sampling”

yakni pemilihan sekelompok subyek (pengambilan sampel) yang secara acak dan tidak pandang bulu.14 Sampel dalam penelitian ini yaitu berjumlah 25 guru untuk mengukur tentang kepemimpinan kepala sekolah dan 50 peserta didik digunakan untuk mengukur kinerja guru.

D. Metode Pengumpulan Data

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini, yaituKuesioner.

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.15

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data penelitian dengan cara melakukan

13Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), h. 112.

14Sutrisno Hadi, Metodologi Research Jilid 1 (Yogyakarta: Andi Offset, 1991), h. 75.

15Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan. 2014: 199.

(43)

pengukuran.16Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa skala variabel yang disusun dalam bentuk model Skala Likert. Penulis disini menggunakan angket tertutup yakni responden tinggal memilih alternatif jawaban yang telah disediakan. Adapun alternatif jawabannya sebagai berikut:

Favorable Unfavorable

Sangat Setuju (SS) : 4

Setuju (S) : 3

Tidak Setuju (TS) : 2

Sangat Tidak Setuju (STS) : 1

Sangat Setuju (SS) : 1

Setuju (S) : 2

Tidak Setuju (TS) : 3

Sangat Tidak Setuju (STS) : 4

Skala yang digunakan pada penelitian ini ada dua, yaitu skala Kepemimpinan Kepala Sekolah dan skala kinerja guru.

1. Skala Kepemimpinan Kepala Sekolah

Skala Kepemimpinan Kepala Sekolah disusun berdasarkan pendapat G.R Terry yang menjelaskan bahwa manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian. 17 Adapun kisi-kisi skala Kepemimpinan Kepala Sekolah adalah sebagai berikut:

Aspek Indikator Jumlah

butir

Pernyataan

Educator Visioner

2

1. Kepala sekolah memiliki komitmen yang tinggi terhadap peningkatan sekolah

16Eko Putro Widoyono, Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014). H. 51.

17Georger R Terry, Laslie W dan Rue, Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005). h.

11.

(44)

2. Kepala sekolah melakukan perencanaan sesuai visi sekolah

Melibatkan guru, staf dan tokoh masyarakat

3

1. Kepala sekolah melibatkan guru dalam perencanaan peningkatan sekolah 2. Kepala sekolah melibatkan

Karyawan dalam

perencanaan peningkatan sekolah

3. Kepala sekolah tidak

melibatkan tokoh masyarakat dalam perencanaan

peningkatan sekolah

Analisis swot 2

1. Kepala sekolah membuat perencanaan berdasarkan aspek akademik, administrasi dan finansial sekolah

2. Kepala sekolahtidak

melakukan evaluasi terhadap sumber daya sekolah

Manager Pembagian tugas 3 1. Kepala sekolah membuat

(45)

program kerja skala prioritas 2. Kepala sekolah membentuk

kelompok kerja

3. Kepala sekolah melakukan pembagian tugas yang

proporsional dan professional

Melibatkan guru, staf dan Tokoh Masyarakat

2

1. Kepala sekolah melibatkan tokoh masyarakat dalam pelaksanaan program 2. Kepala sekolah melibatkan

staf dan guru dalam pelaksanaan program 3. Kepala sekolah melibatkan

guru untuk membantu melaksanakan program

Supervisor

Bertanggungjawa

b 1

1. Kepala sekolah bekerja penuh tanggungjawab

Kerjasama 2

1. Kepala sekolah tidak terbuka dan mau kerjasama

2. Kepala sekolah selalu ingin bekerja sama.

Bekerja sesuai job description 1

1. Kepala sekolah tidak bekerja sesuai tugasnya

(46)

Solutif 2

1. Kepala sekolah memiliki inisiatif memecahkan masalah

2. Kepala sekolah tidak memiliki inisiatif memecahkan masalah.

Leader

Melakukan

evaluasi 4

1. Kepala sekolahtidak melakukan rapat evaluasi 2. Kepala sekolah mengevaluasi

dilakukan berdasarkan hasil perencanaan

3. Kepala sekolah melibatkan seluruh anggota dalam rapat evaluasi

4. Kepala sekolah aktif

memberikan saran perbaikan

Pemberian penghargaan dan pengakuan

2

1. Kepala sekolah tidak merayakan keberhasilan kelompok kerja

2. Kepala sekolah memberikan reward kepada kelompok kerja

(47)

2. Skala Kinerja Guru

Skala kinerja guru dirumuskan berdasarkan pendapat Supardi yang menjelaskan bahwa kinerja guru adalah kemampuan dan keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas-tugas pembelajaran yang ditunjukan oleh beberapa dimensi, diantaranya: menyusun rencana pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dan melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar18

Spek Indikator Jumlah

butir Pernyataan

Menyusun rencana pembelajaran

Merencanakan pengelolaan pembelajaran

3

1. Saya merumuskan indikator pembelajaran sesuai dengan kompotensi dasar

2. Dalam rencana pembelajaran saya memilihmenggunakan metode sesuai dengan indikator pembelajaran 3. Dalam rencana pembelajaran

sayamembuat langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan indikator pembelajaran

Merencanakan pengorganisasi an bahan pelajaran

4

1. Sayatidak menyusun rencana pemilihan bahan pembelajaran dengan karakteristik bahan ajar

(48)

2. Saya menyusun rencana pemilihan materi pokok pembelajaran berdasarkan kompotensi dasar

3. Sayamenyusun rencana

pengembangan alat pengajaran sesuai dengan materi pokok 4. Sayatidakmenyusun rencana

pemilihan media yang akan digunakan sesuai dengan materi pokok

Merencanakan pengelolaan kelas

2

1. Pemilihan rencana

pengorganisasian agar dapat mendorong peserta didik terlibat dalam pembelajaran 2. Saya melakukan rencana

pengaturan ruangan kelas terhadap indikator

pembelajaran

Merencanakan penilaian hasil belajar

2

1. Saya menentukan bermacam- macam bentuk dan prosedur penilaian yang dipilih dengan indikator keberhasilan

(49)

pembelajaran

2. Sayatidak menyusun instrumen penilaian hasil belajar sesuai indikator keberhasilan pembelajaran

Melaksanakan pembelajaran

Memulai

pembelajaran 3

1. Sayatidak melakukan apersepsi bahan ajar sebelumnya berhubungan dengan bahan yang ajar yang akan disampaikan

2. Saya mmberikan motivasi kepada peserta didik untuk melibatkan diri dalam kegiatan pembelajaran

3. Sayatidak menyampaikan bahan ajar sesuain dengan kompotensi dasar

Mengelola

pembelajaran 3

1. Saya memberi contoh untuk memperjelas materi pokok yang disampaikan

2. Saya memberi kesempatan kepada peserta didik menanyakan materi pokok

(50)

pembelajaran yang belum jelas 3. Sayatidak memberi penguatan

materi pokok yang

disampaikan kepada peserta didik

Mengorganisasi kan

pembelajaran 3

1. Saya tidakmengatur penggunaan waktu sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran

2. Saya mengorganisasikan peserta didik secara mental untuk terlibat dalam kegiatan pembelajaran

3. Saya mengatur dan

memanfaatkan fasilitas belajar agar menunjang keberhasilan pembelajaran

Melaksanakan penilaian proses da hasil belajar

1

1. Sayatidak melaksanakan penilaian pada akhir pembelajaran

Mengakhiri

pembelajaran 2

1. Saya menyimpulkan materi pokok pelajaran

2. Saya memberikan tindak

(51)

lanjut pembelajaran

Melaksanakan penilaian hasil belajar

Merencanakan penilaian 2

1. Saya menginformasikan silabus mata pelajaran yang di dalamnya memuat kriteria penilaian pada awal semester 2. Saya mengembangkan

indikator pencapaian kompotensi dasar pada saat menyusun silabus mata pelajaran

Melaksanakan penilaian 1

1. Saya melaksanakan penilaian menggunakan instrumen sesuai dengan rencana penilaian.

Mengelola dan memeriksa hasil penilaian

2

1. Saya mengolah hasil penilaian untuk mengetahui kemajuan hasil belajar peserta didik 2. Saya mengembalikan hasil

pemeriksaan pekerjaan peserta didik disertai komentar yang mendidik

Memanfaatkan

hasil penilaian 2 1. Sayatidak memanfaatkan hasil

(52)

penilaian untuk perbaikan pembelajaran

2. Sayatidak memanfaatkan penilaian untuk memotivasi murid

Melaporkan

hasil penilaian 2

1. Saya melaporkan hasil penilaian akhlak kepada guru pendidikan Islam

2. Saya melaporkan hasil penilaian budi pekerti kepada guru pendidikan

kewarganegaraan

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Analisa data dimaksudkan untuk mengkaji dalam kaitanya denganpengujian hipotesis penelitian yang telah penulis rumuskan.Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.19

Untuk menganalisa data, penulis menggunakan 2 teknik analisis data, sebagai berikut:

19Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan. 209.

(53)

1. Teknik Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskritif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.20 Adapun langkah-langkah analisis statistik deskriptif sebagai berikut:

a. Menghitung besarnya range dengan rumus;

R = NT-NR Keterangan:

R :Range

NT : Nilai tertinggi

NR : Nilai terendah

b. Menghitung banyaknya kelas interval dengan rumus;

i = 1 + (3,33) log n

Keterangan:

i : interval

n : jumlah responden

c. Menghitung panjang kelas interval dengan rumus;

20Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan. 207.

(54)

Keterangan:

P : Panjang kelas R : Range

: Interval

d. Menghitung nilai rata-rata (mean) dengan rumus;

̅ Keterangan :

̅ : Rata-rata (mean)

∑fi : Jumlah frekuensi

: Batas kelas interval

e. Menghitung presentase frekuensi dengan rumus;

Keterangan:

P : Presentasi F : Frekuensi

N : Banyaknya responden

Referensi

Dokumen terkait

Bisa dibilang sektor properti pada tahun 2014 stagnan karena hanya tumbuh sedikit dibandingkan dengan tahun sebelumnya dan juga lemahnya permintaan akibat

Jika kompetisi kognitif yang berbeda dapat mempengaruhi perilaku moral, maka penelitian ini menunjukkan hasil yang sebaliknya karena tidak ditemukan perbedaan yang

Darah dari sumber lainnya, keadaan patologi yang berdekatan dengan vitreus juga dapat menyebabkan perdarahan vitreus seperti pada perdarahan dari makroaneurisma

4m2/instruktur.. Perancangan SMK Pertanian & Perkebunan ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan programatik. Metode deskriptif kualitatif yang dilakukan

Hasil .penelitian ini sejalan dengan penelitian Ari Fatmawati (2015) yang berjudul “ Pengaruh citra merek, harga dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian

Berdasarkan uraian diatas, pada penelitian ini akan dilakukan pemetaan kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Tengah menggunakan analisis multidimensional scaling metrik

Pola tanam yang diterapkan di Daerah rrigari Way Bini Kecamatan Waeapo Daerah Irigasi Way Bini Desa Savana Jaya Kecamatan Waeapo sesuai hasil penelitian mengacu pada hasil analisis

Peubah yang diamati terdiri atas tinggi tanaman pada umur 15, 30, 45, 60, dan 75 HST, indeks kandungan klorofil daun pada umur 15, 30, 45, 60, dan 75 HST, analisis tanah sebelum