120
Perkiraan Waktu Dalam Penyelesaian Proyek Kolam Retensi Sirnaraga Menggunakan Penerapan EVA
(Earned Value Analysis)
Syapril Janizar1, Felix Setiawan2, Rina Rahmawati3
1,2 Dosen Program Studi Teknik Sipil; Jalan Pahlawan No:69,
3 Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil; Jalan Pahlawan No:69
1,2,3 Fakultas Teknik, Perencanaan dan Arsitektur UNWIM, Bandung
e-mail: *1[email protected], 2[email protected],
Abstrak
Kolam Retensi adalah suatu kolam yang dapat menampung atau meresap air sementara yang terdapat didalamnya, tentunya dalam pelaksanaan kontruksinya harus direncanakan penjadwalan yang matang. Metode “Nilai Hasil” (Earned Value) merupakan suatu metode pengendalian yang digunakan untuk mengendalikan biaya dan jadwal proyek secara terpadu. Metode ini dapat memberikan informasi dalam status kinerja proyek pada suatu periode pelaporan dan memberikan informasi prediksi biaya yang dibutuhkan serta waktu untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan berdasarkan indikator kinerja saat pelaporan. Dalam penelitian ini dicoba menhitung perkiraan waktu dalam penyelesaian proyek dengan menggunakan metode tersebut agar diharapkan mendapatkan penjadwalan konstruksi yang efisien.
Kata kunci: Kolam Retensi, Penjadwalan, EVA
Abstract
Retention pond is a pond that can accommodate or absorb water temporarily contained in it, of course, in the implementation of its construction, careful scheduling must be planned. The “Earned Value” method is a control method used to control costs and project schedules in an integrated manner. This method can provide information on the status of project performance in a reporting period and provide predictive information on the costs required and time to complete all work based on performance indicators at the time of reporting. In this study, we tried to calculate the estimated time in project completion using this method in order to get an efficient construction scheduling
Keywords: Retention Pond, Scheduling, EVA
121 1. PENDAHULUAN
Banjir merupakan salah satu fenomena alam yang dapat menimbulkan kerugian yang besar bagi umat manusia. Banjir dapat terjadi karena luapan air sungai, waduk, danau, laut, atau badan air lainnya yang menggenangi dataran rendah dan cekungan yang awalnya tidak tergenang. Selain itu banjir juga dapat terjadi apabila air hujan terperangkap dalam suatu cekungan dan menjadi genangan. Banjir dapat terjadi pada setiap kejadian hujan, musim hujan, atau beberapa kali musim hujan. Bencana banjir tidak sepenuhnya disebabkan oleh faktor alam melainkan disebabkan oleh perilaku manusia
Upaya untuk mengatasi masalah banjir telah dilakukan namun seiring dengan pesatnya pertumbuhan penduduk dan perkembangan wilayah, ketersediaan fasilitas pengendalian banjir yang ada menjadi tidak mencukupi. Selain itu upaya pengendalian banjir yang dilakukan umumnya masih secara konvensional, yaitu memperbesar dan memperbaiki saluran drainase yang ada sehingga air hujan dapat segera tersalurkan.
Padahal konsep drainase konvensional memiliki kekurangan yaitu tidak memberikan kesempatan untuk air meresap ke dalam tanah.
Selama ini konsep drainase konvensional menimbulkan masalah lain yaitu berkurangnya pasokan air tanah karena tidak diresapkan ke tanah. Di daerah perkotaan seperti di Bandung, keadaan ini menyebabkan sumur-sumur penduduk mengalami kekeringan saat musim kemarau. Selain itu bila hal ini dibiarkan terus menerus, dapat terjadi intrusi air laut yaitu masuknya air laut ke pori-pori tanah yang dapat mencemari air tanah.
Oleh karena itu diperlukan sistem pengendalian banjir yang berwawasan lingkungan untuk mengoptimalkan resapan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan pembuatan kolam retensi.
Kolam Retensi adalah suatu kolam yang dapat menampung atau meresap air sementara yang terdapat didalamnya. Kolam retensi berfungsi untuk menyimpan dan menampung air sementara dari saluran pembuangan sebelum dialirkan ke sungai sehingga puncak banjir dapat dikurangi.
2. METODE PENELITIAN
Metodologi penelitian adalah proses atau cara ilmiah untuk mendapatkan data yang akan digunakan untuk keperluan penelitian suatu masalah atau kasus untuk menghasilkan jawaban yang rasional. Metodologi penelitian digunakan sebagai dasar proses atau cara yang digunakan untuk menarik kesimpulan, sehingga dapat diperoleh penyelesaian yang diharapkan untuk mencapai keberhasilan penelitian.
2.1 Pengumpulan Data
Untuk mendukung analisis tersebut, penulis mengambil contoh sebagai studi kasus pada proyek pembangunan kolam retensi desa sirnaraga. Untuk mempermudah analisis,
122 diperlukan data-data yang berkaitan langsung dengan proyek tersebut. Data yang diperlukan untuk melakukan penelitian ini yaitu :
a. Rencana Anggaran Biaya (RAB) b. Laporan harian/mingguan proyek c. Kurva S rencana proyek
2.2 Analisis Data
Pada tahap ini dilakukan analisis perhitungan dari data proyek yang telah diperoleh.
Tahap analisis data adalah dengan melakukan perhitungan data yaitu, BCWS (Budgeted Cost of Work Schedule) dan BCWP (Budgeted Cost of Work Performanced ) dengan Metode Earned Value Analysis. Dari indikator tersebut akan diperoleh SV (Schedule Varians) dan SPI (Schedule Performance Index). Selanjutnya dapat menganalisis ETC (Estimate To Schedule) dan EAS (Estimate At Schedule).
2.3 Bagan Alir Penelitian
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dan pembahasan dari penelitian ini dibagi menjadi 3 tahap yaitu : 1) analisis data proyek; 2)
3.1 Analisis Data Proyek
Data yang diperoleh dari proyek pembangunan kolam retensi Desa Sirnaraga adalah Bobot BCWS (Budget Cost Of Work Schedule) dan Bobot BCWP (Budget Cost Of Work Performance) yang ditampilkan pada Tabel 4.2.
123 3.1.1 Rencana Anggaran Biaya Proyek
Rencana Anggaran Biaya pada pelaksanaan proyek pembangunan kolam retensi sirnaraga dengan Nilai Kontrak Rp. 5.450.063.000,00 (Lima Milyar Empat Ratus Lima Puluh Juta Enam Puluh Tiga Ribu Rupiah), sudah termasuk PPN (Pajak Pertambahan Nilai) sebesar 10%. Anggaran masing-masing pekerjaan di tabelkan dalam Tabel 4.3 sesuai dengan bobot setiap item pekerjaan
\
124 3.1.2 Analisis BCWS (Budget Cost Of Work Schedule)
Anggaran biaya yang dialokasikan berdasarkan rencana kerja yang telah disusun terhadap waktu. BCWS dihitung menggunakan Rumus 4.1 :
Nilai Hasil = (% penyelesaian) x (Anggaran).
Contoh perhitungan BCWS pada minggu ke-1 adalah sebagai berikut.
- % Bobot Rencana minggu ke-1 = 0,019
- Nilai Kontrak Proyek = Rp. 5.450.063.000,00
Sehingga,
BCWS = (% penyelesaian) x (Anggaran)
= 0,019% x Rp. 5.450.063.000,00
= Rp. 103.551.197,00
Besarnya Nilai BCWS pada tiap minggunya dapat dilihat pada Tabel 4.4
3.1.3 Analisis BCWP (Budget Cost Of Work Performance)
Analisis jumlah biaya yang dikeluarkan sesuai dengan pekerjaan yang telah diselesaikan.
BCWP dihitung dengan menggunakan Rumus 4.1.
Nilai Hasil = (% penyelesaian) x (Anggaran)
Contoh perhitungan BCWP pada minggu ke-1 adalah sebagai berikut.
125 - %Bobot Rencana minggu ke-1 = 0,019
- Nilai Kontrak Proyek = Rp. 5.450.063.000,00
Sehingga,
BCWP = (% penyelesaian) x (Anggaran)
= 0,020% x Rp. 5.450.063.000,00
= Rp. 109.001.260,00
Besarnya Nilai BCWP pada tiap minggunya dapat dilihat pada Tabel 4.5
3.1.4 Analisis SV (Schedule Varians)
SV (Schedule Varians) merupakan selisih dari besarnya nilai BCWP dengan BCWS.
Schedule Varians dihitung menggunakan Rumus 4.2.
Schedule Varians (SV) = BCWP – BCWS
Dengan ketentuan, jika nilai SV : - Negative (-) = terlambat dari jadwal - Nol (0) = tepat waktu
- Positif (+) = lebih cepat dari jadwal
126 Contoh perhitungan SV pada minggu ke-1 adalah sebagai berikut.
- Nilai BCWP minggu ke-1 = Rp. 109.001.260,00 - Nilai BCWS minggu ke-1 = Rp. 103.551.197,00
Sehingga,
SV(Rp) = BCWP – BCWS
= Rp. 109.001.260,00 - Rp. 103.551.197,00
= Rp. 5.450.063,00 - Bobot BCWP minggu ke-1 = 0,020 - Bobot BCWS minggu ke-2 = 0,019
Sehingga, SV (%) = 0,020 – 0,019 = 0,001
Hasil perhitungan minggu ke-1 menunjukan hasil positif, sehingga pada pelaksanaan pekerjaan lebih cepat dari jadwal yang direncanakan.
Besarnya nilai SV tiap minggunya dapat dilihat pada Tabel 4.6.
3.1.5 Analisis SPI (Schedule Performance Indeks) SPI dihitung menggunakan Rumus 4.3.
Schedule Performance Indeks (SPI) = BCWP/BCWS
127 Contoh perhitungan SPI minggu ke-1 adalah sebagai berikut.
- Nilai BCWP minggu ke-1 = Rp. 109.001.260,00 - Nilai BCWS minggu ke-1 = Rp. 103.551.197,00
Sehingga,
SPI = BCWP/BCWS
= Rp. 109.001.260,00 / Rp. 103.551.197,00
= 1,05
Nilai SPI pada minggu ke-1 = 1,05. Berdasarkan kriteria SPI dalam Bab II, maka pada minggu ke-1 kinerja penyelenggaraan proyek lebih baik dari perencanaan dalam arti jadwal lebih cepat dari rencana. Besarnya SPI pada tiap minggunya dapat dilihat pada Tabel 4.7
3.2 Perkiraan Penyelesaian Waktu Proyek
3.2.1 Perkiraan Waktu Untuk Pekerjaan Tersisa (Estimate To Completion)
Untuk mendapat Nilai ETC dilakukan perhitungan dengan menggunakan waktu pelaporan, waktu rencana dan Nilai SPI. Nilai ETC dihitung berdasarkan Rumus 4.4.
128 Contoh perhitungan ETC pada minggu ke-1
- Waktu Pelaporan = Hari ke-7 - Waktu Rencana = 150 Hari - Nilai SPI Minggu ke-1 = 1.0526
Besarnya Nilai ETC setiap minggu nya dapat dilihat pada Tabel 4.8.
3.2.2 Prakiraan Waktu Total Proyek (EAC)
Untuk mendapatkan Nilai EAC perlu dilakukan perhitungan dengan menggunakan waktu pelaporan dan Nilai ETC. Nilai EAC dihitung berdasarkan Rumus 4.5.
EAC = Waktu Pelaporan + ETC
129 Contoh perhitungan Nilai EAC pada minggu ke-1.
- Waktu Pelaporan = Hari ke-7 - Nilai ETC = 135,85 hari
Sehingga Nilai EAC = Waktu Pelaporan + ETC
= 7 + 135,85
= 142,85 hari
Besarnya Nilai EAC setiap minggu nya dapat dilihat pada Tabel 4.9
3.3 Pembahasan Hasil Analisis
Dengan mengetahui data yang dibutuhkan, maka kita dapat mengetahui atau mengevaluasi kondisi akhir proyek, dengan membandingkan hasil hitungan.
3.3.1 Tinjauan BCWS (Budget Cost Of Work Schedule) dan BCWP (Budget Cost Of Work Performance)
BCWS adalah jumlah biaya yang direncanakan pada bobot pekerjaan yang direncanakan, sedangkan BCWP adalah jumlah biaya yang dikeluarkan pada bobot pekerjaan yang telah dilaksanakan.
130 Gambar 4.4 menunjukan bahwa pada minggu ke-1 dan minggu ke-2 Nilai BCWS dan Nilai BCWP setara, pada minggu ke-3 sampai minggu ke-12 Nilai BCWP berada diatas dibandingkan dengan Nilai BCWS, pada minggu ke-13 Nilai BCWS dan Nilai BCWP saling bertemu, dan pada minggu ke-14 sampai minggu ke-22 Nilai BCWS berada diatas Nilai BCWP, ini menunjukan bahwa nilai pekerjaan yang telah dilaksanakan tidak sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan.
3.3.2 Tinjauan Nilai SV (Schedule Varians)
Pada pengendalian waktu dari hasil analisis SV (Schedule Varians) menunjukan kondisi proyek yang terjadi setiap minggunya. Sesuai dengan teori diatas bahwa :
- Negative (-) = Terlambat dari jadwal - Nol (0) = Tepat waktu
- Positive (+) = Lebih cepat dari jadwal
Gambar 4.5 menunjukan bahwa pada minggu ke-1 sampai minggu ke-13 bernilai positif, berarti pekerjaan lebih cepat dari jadwal yang direncanakan. Pada minggu ke-14 sampai
131 minggu ke-22 bernilai negatif, hal tersebut menunjukan bahwa pekerjaan mengalami keterlambatan dari jadwal yang direncanakan.
3.3.3 Tinjauan Nilai SPI (Schedule Performance Indeks)
Pada pengendalian waktu proyek, index kinerja jadwal memiliki kriteria sebagai berikut:
- Indeks kinerja < 1, berarti waktu pelaksanaan lebih lama dari jadwal yang direncanakan. Bila anggaran dan jadwal sudah dibuat secara realistis, maka berarti ada sesuatu yang tidak benar dalam pelaksanaan kegiatan.
- Indeks kinerja > 1, maka kinerja penyelenggaraan proyek lebih baik dari perencanaan, dalam arti pengeluaran lebih kecil dari anggaran atau jadwal lebih cepat dari rencana.
- Indeks kinerja makin besar perbedaannya dari angka 1, maka makin besar penyimpangan nya dari perencanaan dasar atau anggaran
-
Gambar 4.6 menunjukan bahwa pada minggu ke-1 sampai minggu ke-12 nilai SPI lebih dari 1, yang berarti kinerja pelaksanaan proyek lebih baik dari perencanaan. Pada minggu ke-13 sampai minggu ke-22 nilai SPI kurang dari 1, namun mendekati angka 1 yang berarti pelaksanaan nya tidak mengalami penyimpangan
3.3.4 Tinjauan kondisi proyek berdasarkan hasil analisis Nilai ETC (Estimate To Completion) dan EAC (Estimate At Completion)
a. Nilai ETC (Estimate To Completion) pada Jadwal
Dari hasil Analisis perkiraan waktu untuk pekerjaan sisa (ETC) menunjukan bahwa Nilai ETC pada minggu ke-1 sampai minggu ke-13 indeks kinerja jadwal proyek kurang dari durasi proyek dan sesuai dengan durasi proyek, namun pada minggu ke- 14 sampai minggu ke-22 indeks kinerja jadwal proyek yang memburuk menyebabkan nilai ETC semakin besar. Dapat dilihat pada minggu ke-14 indeks kinerja jadwal (SPI)
132 belum mencapai angka 1 atau kurang dari angka 1, hal ini menunjukan bahwa kinerja proyek pada proyek ini tidak baik.
b. Nilai EAC (Estimate At Completion) pada Jadwal
Hasil analisis EAC tidak jauh berbeda dengan Nilai ETC, karena Nilai EAC menggunakan Nilai ETC sebagai indikator utama nya. Dari hasil analisis tersebut terlihat bahwa Nilai EAC menunjukan Nilai yang besar pada minggu ke-14 yaitu 152,76 hari yang seharusnya adalah 150 hari. Dapat disimpulkan bahwa proyek pembangunan kolam retensi Desa Sirnaraga ini mengalami keterlambatan dan harus dilakukan perbaikan.
4. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan, pengumpulan data, dan analisis data yang telah dillakukan pada proyek pembangunan kolam retensi yang berlokasi di Pemakaman Sirnaraga, Kelurahan Padjajaran, Kecamatan Cicendo Kota Bandung, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Kinerja proyek, Waktu penyelesaian proyek tidak sesuai dengan rencana awal jadwal proyek. Minggu ke-1 sampai minggu ke-12 proyek lebih cepat dari rencana awal, pada minggu ke-13 proyek tepat atau sesuai jadwal dari rencana awal, dan pada minggu ke-14 sampai minggu ke-22 terjadi keterlambatan, yaitu lebih lambat 2,76 hari dari rencana awal.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan proyek diantaranya adalah kondisi cuaca.
5. SARAN
Sebagai saran dari penelitian ini untuk diaplikasikan pada proyek dan penelitian yang akan datang sebagai beikut ini :
1. Perlu ditingkatkan kembali intensitas kinerja proyek apabila kondisi proyek terus mengalami keterlambatan, sehingga dapat menjadi pembelajaran untuk proyek yang akan datang.
2. Untuk penelitian berikutnya dapat menggunakan Software Microsoft Project pada saat analisis data
133 DAFTAR PUSTAKA
Dinariana dan Mirawati. 2011, Evaluasi Pengendalian Biaya dan Waktu dengan Menggunakan Metode Earned Value Pada Proyek Student Boarding House President University, Jurnal, Universitas Persada Indonesia YAI, Jakarta.
Ekso, Ayuhalinda, P. 2018, Evaluasi Pengendalian Waktu Pada Proyek Pembangunan Gedung Rawat Inap 3 Dan 4 RSUD Suradadi Menggunakan Earned Value Concept, Tugas Akhir, Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Ervianto,W.I. 2007, Manajemen Proyek Konstruksi, Penerbit Andi Yogyakarta, Yogyakarta.
Filastri. 2015, Analisis Biaya dan Waktu Proyek Pembangunan Kampus Politeknik Menggunakan Konsep Earned Value, Skripsi, Universitas Hasanuddin, Makasar.
Kartikasari, A.2012, Analisis Nilai Hasil Terhadap Waktu Pada Proyek Konstruksi, Tugas Akhir, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Priyo, Mandiyo. 2012, Metode “Earned Value” Pada Jasa Konstruksi, Universitas MuhammadiyahYogyakarta, Yogyakarta.
Soeharto, Iman. 1995, Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai Operasional, Jakarta.
Soeharto, Iman. 1999, Manajemen Proyek, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Widiasanti, Irika Dan Lenggogeni. 2013, Manajemen Konstruksi, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.