• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI LITERATUR KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA 50 JURNAL FISIKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "STUDI LITERATUR KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA 50 JURNAL FISIKA"

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI LITERATUR KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA 50 JURNAL FISIKA

SKRIPSI

Oleh :

ZAENAB MUSRAD 105391106216

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKSSAR

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA 2021

(2)

STUDI LITERATUR KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA 50 JURNAL FISIKA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi salah satu syarat guna Memperoleh gelar Sarjanapendidikan pada jurusan Pendidikan Fisika

Fakultas Keguruan Dan IlmuPendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh :

ZAENAB MUSRAD 105391106216

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKSSAR

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA 2021

(3)

(4)

(5)
(6)
(7)

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Orang sukses tidak identik dengan orang kaya, dan orang gagal tidak identik dengan orang miskin. Menang kalahnya seseorang, sukses gagalnya seseorang

tidak ditentukan apakah iya kaya atau miskin, melainkan oleh kekalahan atau kemenangan mental orang itu terhadap kekayaan atau kemiskinan

(Emha Ainun Najib).

Persembahan Skripsi ini untuk : Karya tulis ini saya persembahkan untuk kedua orang tua tercinta, Bapak Mustapa dan Ibu Komrad yang selalu mendoakan dan menyemangati, untuk keluarga besar dan untuk mamak tua saya yang selalu menyayangi saya layaknya

anak kandung. Dan saya bersyukur tumbuh besar oleh didikan para beliau dimana saya bisa merasakan kasih sayang dan cinta yang luar biasa tanpa

kekurangan sedikitpun.

(8)

vii ABSTRAK

Zaenab Musrad. 2020. Studi Literatur Keterampilan Proses Sains Pada 50 jurnal fisika Skripsi, Program studi Pendidikan fisika, fakultas keguruan dan ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.Pembimbing I Nurlina dan Pembimbing II Riskawati.

Salah satu terobosan dalam meningkatkan mutu pendidikan adalah mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan deduktif. Tujuan tersebut dapat dicapai jika peserta didik memiliki kemampuan memahami konsep dan keterampilan proses sains dalam pembelajaran. Namun, pemberian informasi tidak biasa hanya difokuskan pada keaktifan peserta didik yang cenderung guru menyampaikan informasi hanya satu arah melalui ceramah saja.Penumpukan informasi dan konsep saja membuat peserta didik hanya menghafal tanpa memahami materi yang diberikan.

Masalah utama dalam penelitian ini yaitu Seberapa besar presentase Analisis Keterampilan Proses Sains pada 50 jurnal fisika, indikator keterampilan proses sains yang paling sering dan kurang digunakan pada analisis keterampilan proses sains. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan analisis keterampilan proses sains pada 50 jurnal fisika, indikator keterampilan proses sains yang digunakan pada proses pembelajaran fisika akan dianalisi dengan melalui hasil penelitian dalam bentuk jurnal. Penelitian ini menggunakan jenis studi literatur (library research) dengan pendekatan kualitatif dan persentse indikator keterampilan proses sains di analaisis secara kuantitatif. Instrument penelitian mengumpulkan data sebanyak 50 jurnal ilmiah tentang keterampilan proses sains.

Berdasarakan hasil penelitian didapatakan jenis indikator keterampilan proses sains yang paling banyak digunakan adalah jenis indikator melaksanakan percobaan/penyelidikan dengan persentase 18% dan indikator meramalkan /memprediksi adalah jenis indikator yang tidak digunakan pada jurnal keterampilan proses sains pada 50 jurnal fisika dengan persentase 0%. Sehingga penelitian diharapkan dapat menjadikan referensi pada pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar.

Kata kunci : keterampilan proses sains, jurnal, studi literatur.

(9)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatu

Dengan memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi yang berjudul “Studi Literatur Keterampilan Proses Sains Pada 50 Jurnal Fisika”

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan berkat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak.Penulis berterima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi dalam penyelesaian skripsi ini dan secara khusus pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis.

2. Bapak Erwin Akib, M.Pd., Ph.D sebagai Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberi izin penelitian pada penulis.

3. Ibu Dr. Nurlina, S.Si., M.Pd sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar dan selaku pembimbing satu yang telah memberi izin penelitian dan

viii

(10)

membantu kelancaran penulisan dan telah memberikan bimbingan, saran dukungan semangat kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.

4. Ibu Riskawati, S.Pd., M.Pd sebagai dosen pembimbing dua yang telah memberikan bimbingan, saran dukungan semangat kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.

5. Teristimewa kepada kedua orangtua dan kedua adik saya (Wafik Azisah, dan Arham Hidayat) yang telah mendoakan, menyemangati dan pengorbananya baik dari segi moril, materi kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Keluarga khususnya mamak tua, om bapak, ibu, kakak Jeje, kakak Uci, kakak Marko yang selalu kirimkan uang jajan.

7. Sahabat sekaligus sepupu (Mbak Pipit, Dodi Payet, dan Nurfadila) yang selalu jadi support system ketika saya down dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Teman-teman seperjuangan Dispersi B, Dispersi 2016, Rizma Aulia Umsiani, Nurul Pratiwi dan khususnya untuk Keluarga Tercemar (Lilis, Yaya, Wahda, Wana, Uya, Lisma, Ari, Surya, Fikal, Sahrul, Dayat, Rozi, Kasjan, dan Arief) yang selalu siap siaga membantu dalam segala hal dalam penyusunan skripsi.

9. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Peneliti tentunya menyadari bahwa pembuatan skripsi ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya. Oleh karena itu peneliti berharap kepada semua pihak agar dapat menyampaikan kritik dan saran yang membangun untuk

ix

(11)

menambah kesempurnaan skripsi ini. Namun peneliti tetap berharap skripsi ini akan bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.Aamiin Yaa Rabbal Alaamiin.

Makassar, April 2021

Zaenab Musrad

x

(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... .i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ...iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

SURAT PERJANJIAN ... .v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK……… vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... ... xii

DAFTAR TABEL ... .xiv

DAFTAR GAMBAR ... ..xv

DAFTAR LAMPIRAN ... .xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka ... 7

1. Studi Literature ... 7

2. Keterampilan Proses Sains ... 8

3. Konsep Keterampilan Proses Sains ... 9

4. Peranan Keterampilan Proses Sains dalam Pembelajaran ... 15

5. Kelebihan dan Kekurangan Keerampilan Proses Sains ... 17

6. Pengertian Jurnal ...17

7. Ciri-Ciri Jurnal...18

8. Tujuan Penulisan Jurnal ...19

9. Jenis-Jenis Penulisan Jurnal ...20

B. Hasil Penelitian yang Relevan ...21

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ...24

B. Desain Penelitian ... 24

C. Instrumen Penelitian ... 24

D. Jenis dan Sumber Penelitian ...25

E. Teknik Pengumpulan Data ...26

F. Teknik Analisis Data ...26

xi

(13)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian ...28

1. Proses Pelaksanaan Penelitian ...28

2. Analisis Jurnal ...30

B. Pembahasan ...59

BAB V PENUTUP A. Simpulan ...63

B. Saran ...64

DAFTAR PUSTAKA ... 65

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 69 RIWAYAT HIDUP

xii

(14)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Indikator Keterampilan Proses Sains ... 12

2.2. Hasil Penelitian yang Dilakukan Oleh Lestari... 21

4.1. Analisis Jurnal... 30

4.2. Persentase Hasil Analisis Jurnal ... 57

xiii

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

4.1. Diagram Persentase Hasil Analisis Jurnal ... 58

xiv

(16)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan proses interaksi yang mendorong terjadinya proses belajar (Dimyati dan Mujiono dalam Kurniawati, 2015: 1). Belajar merupakan proses manusia untuk mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan dan sikap. Proses belajar adalah serangkaian aktivitas yang terjadi pada pusat saraf individu yang belajar. Keseluruhan proses belajar hanya dapat diamati jika ada perubahan perilaku dari seseorang yang berbeda dengan sebelumnya, baik dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik.

Salah satu terobosan dalam meningkatkan mutu pendidikan maka terbentuklah Kurikulum Fisika SMA/MA merumuskan bahwa salah satu tujuan dari pendidikan khsusunya dalam pembelajaran fisika adalah mengembangkan kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan deduktif dengan menggunakan konsep dan prinsip untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam dan menyelesaikan masalah baik kualitatif maupun kuantitatif. Tujuan tersebut dapat tercapai jika peserta didik telah memiliki kemampuan memahami konsep fisika.

Hal tersebut menegaskan bahwa kemampuan memahami konsep merupakan kemampuan prasyarat berkembangnya kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan deduktif (Novitasari, 449: 2015).

Hasil observasi awal peneliti didasari oleh adanya permasalahan yang ditemukan bahwa kemampuan keterampilan peserta didik khususnya pada pembelajaran sains dengan berlandaskan kepada studi literatur masih minim atau

(17)

kurang. Minat peserta didik terhadap dunia baca masih kurang, padahal hal ini merupakan sebuah proses awal peserta didik dalam belajar. Membaca literatur atau referensi adalah hal yang sangat penting atau paling utama karena dari hal tersebut sumber pengetahuan atau informasi peserta didik khusunya dalam pembelajaran sains.

Studi literatur merupakan sebuah metode studi pustaka atau riset pustaka meski bisa dikatakan mirip akan tetapi berbeda. Studi pustaka adalah istilah lain dari kajian pustaka, tinjauan pustaka, kajian teoritis, landasan teori, telaah putsaka (literature review), dan tinjauan teoritis. Yang dimaksud penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan hanya berdasarkan atas karya tertulis, termasuk hasil penelitian baik yang telah maupun yang belum dipublikasikan. Meskipun merupakan sebuah penelitian, penelitian dengan studi literatur tidak harus turun ke lapangan dan bertemu dengan responden. Data-data yang dibutuhkan dalam penelitian dapat diperoleh dari sumber pustaka atau dokumen. Menurut (Zed dalam Melfianora, 2014), pada riset pustaka (library research), penelusuran pustaka tidak hanya untuk langkah awal menyiapkan kerangka penelitian (research design) akan tetapi sekaligus memanfaatkan sumber-sumber perpustakaan untuk memperoleh data penelitian.

Studi literatur dalam penelitian ini akan dihubungkan dengan keterampilan proses sains dengan menggunakan kajian pada limapuluh jurnal fisika. Studi literatur pada penelitian ini dihasilkan dari proses pembelajaran peserta didik berupa data pustaka yang dihasilkan dari Jurnal ilmiah , atau sumber pustaka lainnya setelah itu penelitian dengan studi literatur dikuatkan dengan cara

(18)

membaca, mencatat dan mengolah data berupa pembelajaran sains dengan menggunakan analisis jurnal fisika sebanyak lima puluh jurnal.

Keterampilan proses sains dalam pembelajaran Fisika berperan penting dalam proses penemuan dan pemahaman konsep. Pembelajaran dapat dilakukan melalui praktikum maupun demonstrasi. Keterlibatan siswa dalam praktikum mampu memaksa peserta didik untuk memunculkan dan mengembangkan potensi keterampilan proses sains secara ilmiah pada diri siswa terutama meningkatkan aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif. Menurut Lightburn (dalam Siswono, 2017: 24) bahwa keterampilan proses sains merupakan faktor penting yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik. Keterampilan proses sains membantu siswa belajar, mendapatkan penemuan serta cara dan metode meneliti, peserta didik lebih aktif, meningkatkan tanggungjawab dan membantu dalam memahami pelajaran, dan meningkatkan kesadaran untuk bertanggungjawab atas pengetahuan mereka sendiri.

Tujuan diterapkannya pendekatan keterampilan proses sains dalam Proses pembelajaran menurut Nadirah (2016) yaitu untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran yang lebih maksimal, efektif dan efisien. Hal ini didasarkan karena pendekatan keterampilan proses sains akan memberikan proses pembelajaran alternatif yang lebih efektif, karena pendekatan keterampilan dari proses sains lebih memungkinkan peserta didik untuk secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan sesuai dengan firman ALLAH SWT dalam Q.S Al-Anbiya ayat 7 :

(19)

ْنِإ ِرْكِ ذلا َلْهَأ اوُلَأْساَف ۖ ْمِهْيَلِإ ي ِحوُن الَّاَج ِر الَِّإ َكَلْبَق اَنْلَس ْرَأ اَم َو ْمُتْنُك

َنوُمَلْعَت َلَّ

Artinya: kami tidak mengutus rasul-rasul sebelum kamu (Muhammad), melainkan beberapa orang laki-laki yang kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang yang berilmu, jika kamu tidak mengetahui.

(Q.S Al-Anbiya:7).

Proses pembelajaran sains lebih difokuskan pada keaktifan peserta didik, pada umumnya guru cenderung menyampaikan informasi hanya satu arah melalui ceramah saja. Penumpukan informasi dan konsep saja tanpa ada penyelidikan ilmiah yang membuat peserta didik hanya menghafal tanpa memahami materi yang diberikan. Pembelajaran menggunakan metode ceramah tidak cocok digunakan dalam pembelajaran Sains karena peserta didik tidak berperan aktif, berkurangnya kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta berkomunikasi antar siswa. Sebagai media atau metode yang digunakan dalam menganilisis studi literatur keterampilan proses sains peserta didik digunakan dalam menganalisis berupa jurnal sebanyak lima puluh jurnal.

Pemilihan suatu indikator keterampilan proses sains tentu harus disesuaikan dengan tujuan penelitian dan sifat materi yang akan dibahas. Indikator yang sesuai tujuan dan sifat materi akan menciptakan suasana belajar yang lebih maksimal. Dengan penggunaan indikator yang tepat peserta didik dapat lebih mudah memahami, dan mengaplikasikan ilmu atau informasi yang di hasilkan.

Penggunaan indikator dalam proses pembelajaran akan menentukan hasil dari

(20)

proses yang telah dilakukan, dengan demikian dalam proses belajar diperlukan indikator yang tepat guna mencapai tujuan.

Penelitian ini berupaya melihat atau mengetahui bagaiamana keterampilan proses sains peserta didik yang didasarkan pada studi literatur atau berdasarkan kepada satu karya ilmiah berupa jurnal, artikel dengan menggunakan indikator keterampilan Proses Sains dengan menganalisis jurnal yang didapatkan sebelumnya terkait dengan yang akan diteliti. Keterampilan Proses Sains memberikan nuansa belajar yang dapat dilakukan dengan melibatkan siswa dalam pemecahan masalah, mengizinkan siswa untuk aktif, membangun dan mengatur pembelajarannya.

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti berinisiatif melakukan penelitian dengan judul “Studi Literatur Keterampilan Proses Sains Pada 50 Jurnal Fisika”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka aspek-aspek yang akan di analisis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Seberapa besar presentase analisis keterampilan proses sains pada 50 jurnal fisika ?

2. Apakah indikator keterampilan proses sains yang paling sering digunakan pada 50 jurnal fisika tersebut ?

3. Apakah indikator keterampilan proses sains yang paling kurang digunakan pada 50 jurnal fisika tersebut ?

(21)

C. Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan rumusan masalah yang dikemukakan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mendeskripsikan analisis keterampilan proses sains pada 50 jurnal fisika

2. Untuk mendeskripsikan indikator keterampilan proses sains yang paling banyak digunakan dan yang paling kurang digunakan pada 50 jurnal fisika

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini yaitu:

1. Jurnal, dapat dijadikan sebagai bahan untuk menarik kesimpulan dari penelitian ini.

2. Penyusun, dapat menambah pengalaman tentang analisis dan menyimpulkan dengan baik.

(22)

7 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Studi Literatur

Penelitian pustaka dan studi pustaka / riset pustaka dapat dikatakan sama namun berbeda. Nama lain dari studi pustaka yaitu kajian pustaka, tinjauan literatur, kajian teoretis, landasan, telaah pustaka (Literature review), dan ulasan teoretis. Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan berdasarkan pekerjaan tertulis, termasuk hasil keduanya diteliti dan belum dipublikasikan (Embun, 2012). Meskipun hanya sebuah penelitian dengan studi literatur, peneliti tidak harus turun ke lapangan dan bertemu langsung dengan responden. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini dapat diperoleh dari referensi, perpustakaan, maupun dokumentasi.

Zed (2014), menyatakan bahwa penelitian pustaka (library research) merupakan penelitian yang tidak hanya menekankan pada langkah pertama dalam menyiapkan desain penelitian (research design) tetapi sekaligus memanfaatkan sumber perpustakaan untuk memperoleh data penelitian.

Bukan hanya data yang harus ada dalam penelitian sehingga dapat dikatakan ilmiah, tetapi juga membutuhkan komponen lain seperti rumusan masalah, landasan teori, analisis data, dan pengambilan kesimpulan. Penelitian studi literatur merupakan jenis penelitian yang memiliki prosedur sama dengan penelitian lainnya namun berbeda pada metode pengumpulan datanya. Prosedur

(23)

pada studi literatur dimulai dengan pengumpulan data pustaka, membaca, menganalisis dan mengolah bahan penelitian.

Meskipun terlihat mudah, studi literatur membutuhkan ketekunan tinggi dalam mengumpulkan dan menganalisis data sehingga kesimpulan yang dihasilkan sesuai dengan tujuan penelitian sehingga dibutuhkan proses yang optimal. Untuk memperoleh hasil yang efektif maka dibutuhkan proses pengkajian yang matang dan mandalam.Variabel dalam penelitian studi literatur bersifat tidak baku. Data yang diperoleh dianalisis secara rinci oleh peneliti kemudian dituangkan ke beberapa sub-bab sehingga dapat menjawab rumusan masalah penelitian.

Pengumpulan data dilakukan dengan strategi dalam bentuk metodologi penelitian membuat studi literature dikategorikan sebagai salah satu karya ilmiah.

Sumber data yang digunakan biasanya dalam bentuk sumber resmi tetapi dalam kesimpulan seminar, rekaman diskusi ilmiah, tulisan resmi baik dalam bentuk buku manual ataupun digital.

2. Keterampilan Proses Sains

Keterampilam Proses adalah keterampilan yang diperoleh dari latihan kemampuan mental, fisik dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan-kemampuan yang lebih tinggi. Kemampuan yang mendasar yang telah dikembangkan dan terlatih, lama kelamaan akan menjadi suatu keterampilan, (Nurlina, 2014:16). Sedangkan menurut Pratama (2015:7) berpendapat bahwa keterampilan proses adalah keterampilan fisik dan mental berkaitan dengan kemampuan-kemampuan dasar yang dimiliki, dikuasai, dan diterapkan dalam

(24)

suatu kegiatan ilmiah sehingga para ilmuan berhasil menemukan sesuatu yang baru.

Sejalan dengan itu, Trianto dalam (Diana, 2019: 215) menyatakan bahwa keterampilan proses merupakan keseluruhan keterampilan ilmiah (baik kognitif, afektif, maupun psikomotorik) yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep, untuk mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, ataupun untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan atau flasifikasi. (Riskawati, 2018) keterampilan proses sains peserta didik yang diajar dengan pendekatan ilmiah lebih tinggi dari pada peserta didik yang diajar tanpa menggunakan pendekatan ilmiah.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa keterampilan proses merupakan keterampilan yang diperoleh melalui proses latihan dalam pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan baik secara intelektual, sosial, fisik, maupun mental yang sudah ada dalam diri setiap individu.

3. Konsep Keterampilan Proses Sains

Sains atau IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara terencana dan sestematis. Sains bukanlah sekedar kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip tetapi juga merupakan proses mencari dan menemukan. Proses pembelajaran sains sebaiknya menekankan pada pemberian pengalaman langsung kepada peserta didik melalui langkah-langkah kerja ilmiah sebagaimana dilakukan oleh para ilmuwan. Proses kerja seperti ilmuwan itulah yang dikenal sebagai metode ilmiah. Dalam praktek

(25)

pembelajaran, maka kegiatan belajar melalui proses kerja ilmiah akan melibatkan serangkaian keterampilan yang disebut dengan keterampilan proses sains (science process skills).

Menurut Nurlina (2014:16) Keterampilan proses sains adalah pendekatan yang didasarkan pada anggapan bahwa sains itu terbentuk dan berkembang melalui suatu proses ilmiah dan merupakan upaya yang penting untuk memperoleh keberhasilan belajar peserta didik yang optimal. Sejalan dengan hal tersebut, Khaerunnisa (2017: 342) juga mengutip kalimat Tawil dan Liliasari (2014) dalam bukunya bahwa keterampilan proses sains adalah asimilasi dari berbagai keterampilan intelektual yang dapat diterapkan pada proses pembelajaran. Keterampilan proses sains bukanlah tindakan intuksional yang berada di luar kemampuan siswa. Keterampilan proses sains justru dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik.

Peserta didik dapat mengalami ransangan ilmu pengetahuan dan dapat lebih memahami fakta dan konsep pengetahuan.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa keterampilan proses sains merupakan wawasan dan panutan terhadap pengembangan keterampilan-keterampilan intelektual yang bersumber dari keampuan- kemampuan yang mendasar yang telah ada dalam diri siswa dan merupakan suatu pondasi yang diperlukan pada saat proses penyelesaian masalah secara ilmiah.

Keterampilan proses sains dapat diklasifkasikan menjadi keterampilan proses dasar dan keterampilan proses terpadu. Keterampilan proses dasar terdiri dari keterampilan mengamati (melakukan observasi), keterampilan mengukur

(26)

(melakukan pengukuran), keterampilan memprediksi (meramalkan), keterampilan mengelompokkan (mengklasifikasi), menginferensi (mengemukakan asumsi), dan keterampilan mengkomunikasikan. Sedangkan keterampilan proses terpadu meliputi keterampilan-ketrampilan untuk mengidentifikasi masalah dan variabel, merumuskan hipotesis, mengontrol variabel, merancang eksperimen, menginterpretasikan data, dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti atau data.

Berikut disajikan uraian tentang tiap-tiap aspek dari keterampilan proses terpadu sebagai berikut:

1) Mengidentifikasi variabel, variabel adalah satuan besaran kualitatif atau kuantitatif yang dapat bervariasi atau berubah sesuai dengan situasi dan kondisi.

2) Merumuskan definisi operasional variabel, mendefinisikan secara operasional suatu variabel berarti menetapkan bagaimana suatu variabel itu akan diukur.

Defenisi operasional variabel adalah defenisi yang menguraikan bagaimana mengukur suatu variabel. Defenisi ini harus menyatakan tindakan apa yang akan dilakukan dan data atau informasi apa yang akan dicatat atau diukur dalam suatu eksperimen.

3) Merumuskan hipotesis, hipotesis biasanya dibuat pada suatu perencanaan penelitian yang merupakan pekerjaan tentang pengaruh yang akan terjadi dari variabel manipulasi terdapat variabel respon. Hipotesis dirumuskan dalam bentuk pernyataan bukan pertanyaan, pertanyaan biasanya digunakan dalam merumuskan masalah yang akan diteliti. Hipotesis dapat dirumuskan secara induktif maupun deduktif.

(27)

4) Merancang dan melaksanakan eksperimen, keterampilan merancang dan melaksanakan eksperimen dapat didefinisikan sebagai kegiatan ilmiah yang direncanakan untuk mendapatkan data untuk menjawab suatu masalah atau menguji suatu hipotesis. Selain itu, prosedur eksperimen perlu direncanakan dengan ringkas tetapi sistematis.

5) Menginterpretasi data, keterampilan menginterpretasi data biasanya diawali dengan kegiatan mengumpulkan, menganalisis dan mendeskripsikan data.

Mendeskripsikan data artinya menyajikan data dalam bentuk yang mudah difahami misalnya bentuk tabel, grafik dengan angka-angka yang sudah dirata-ratakan. Data yang sudah dianalisis baru di interpretasikan menjadi suatu kesimpulan atau dalam bentuk pernyataan. Data yang di interpretasikan harus data yang membentuk pola atau beberapa kecenderungan.(Jufri, 2017:

149-154).

Adapun tabel indikator dari Keterampilan Proses Sains menurut (Tawil &

Liliasari, 2014:37-38) sebagai berikut:

Tabel 2.1. Indikator Keterampilan Proses Sains

Indikator Deskripsi

Mengamati/

Observasi

menggunakan berbagai indera ; kumpulkan / gunakan fakta yang relevan.

Mengelompokkan/

Klasifikasi

Mencatat setiap pengamatan secara terpisah; mencari perbedaan, persamaan; mengontraksikan ciri-ciri;

membandingkan; mencari dasar pengelompokkan atau penggolongan.

Menafsirkan/

Interpretasi

Menghubung-hubungkan hasil pengamatan; menemukan pola/keteraturan dalam suatu seri pengamatan;

menyimpulkan.

Meramalkan/

Memprediksi

Menggunakan pola-pola atau keteraturan hasil

pengamatan; mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum terjadi.

(28)

Melakukan Komunikasi

Mendeskripsikan atau menggambarkan data empiris hasil percobaan/pengamatan dengan grafik/tabel/diagram atau mengubahnya dalam bentuk salah satunya; menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis dan jelas;

menjelaskan hasil percobaan/penyelidikan; membaca grafik atau tabel atau diagram; mendiskusikan hasil kegiatan suatu masalah/peristiwa.

Mengajukan Pertanyaan

Bertanya apa, bagaimana dan mengapa; bertanya untuk meminta penjelasan; mengajukan pertanyaan yang berlatar belakang hipotesis.

Mengajukan Hipotesis

Mengetahui bahwa ada lebih dari suatu kemungkinan penjelasan dari suatu kejadian; menyadari bahwa satu penjelasan perlu diuji kebenarannya dengan memperoleh bukti lebih banyak atau melakukan cara pemecahan masalah.

Menggunakan Alat/Bahan/Sumber

Memakai alat dan atau bahan atau sumber; mengetahui alasan mengapa menggunakan alat.

Menerapkan Percobaan/

Penyelidikan

Menentukan alat, bahan, atau sumber yang akan digunakan; menentukan variabel atau faktor-faktor penentu; menentukan apa yang akan diatur, diamati, dicatat; menentukan apa yang akan dilaksanakan berupa langkah kerja.

Menerapkan Konsep

Menggunakan konsep/prinsip yang telah dipelajari dalam situasi baru; menggunakan konsep/prinsip pada

pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi.

Melaksanakan Percobaan/

Penyelidikan

Penilaian proses dan hasil belajar IPA menurut teknik dan cara-cara penilaian yang lebih komprehensif.

Sumber: Tawil & Liliasari, 2014:37-38 Berdasarkan penjelasan di atas, Keterampilan proses sains merupakan hasil belajar IPA yang dapat dikembangkan melalui proses latihan melalui rangkaian kegiatan belajar yang telah dirancang oleh pendidik. Dengan begitu keterampilan proses sains dapat memberikan efek yang baik kepada peserta didik terkait dengan pemahaman yang tepat tentang hakikat ilmu pengetahuan, sehingga peserta didik dapat lebih memahami fakta dan konsep ilmu pengetahuan. Dari beberapa poin indikator dalam keterampilan proses sains tersebut, dalam penelitian ini indikator yang akan diteliti mencakup lima poin indikator

(29)

diantaranya: Merumuskan Pertanyaan, merumuskan hipotesis, merancang eksperimen, mengkomunikasikan, dan menarik kesimpulan.

Keterampilan proses perlu dikembangkan dalam pengajaran IPA karena keterampilan proses memiliki pesan diantaranya sebagai berikut: Pertama, membantu peserta didik belajar untuk mengembangkan pikiran, Kedua, memberi kesempatan peserta didik untuk membuat penemuan, Ketiga, menemukan daya ingat, Keempat memberikan kesempatan interistik bila peserta didik berhasil melakukan sesuatu, dan Kelima membantu peserta didik mempelajari konsep- konsep sains.

Keterampilan proses sains adalah keterampilan yang perlu dikembangkan pada peserta didik. Beberapa alasan mengapa keterampilan dari proses sains harus dimiliki oleh peserta didik menurut Zulaeha,dkk (2014: 2) adalah sebagai berikut:

(1) Sains (khususnya fisika) terdiri dari tiga aspek, yaitu produk, proses, dan sikap. Dengan mengembangkan KPS peserta didik akan memahami bagaimana pembentukan hukum, teori, dan rumus yang ada sebelumnya melalui eksperimen.

(2) Sains (fisika) berubah seiringnya perkembangan zaman. Oleh karena itu pendidik tidak mungkin untuk mengajarkan semua konsep dan fakta kepada peserta didik dari subjek tersebut. Peserta didik perlu dibekali dengan keterampilan yang dapat membantu peserta didik mengeksplorasi dan menemukan informasi dari berbagai sumber yang bukan dari pendidik saja. (3) Siswa akan lebih memahami konsep-konsep yang rumit dan abstrak jika disertai dengan contoh konkret. (4) Siswa akan memiliki pemahaman yang mendalam tentang materi pelajaran dan mendorong siswa untuk lebih aktif dalam belajar.

(30)

4. Peranan Keterampilan Proses Sains dalam Pembelajaran

Peranan keterampilan proses sains dalam kegiatan belajar didasarkan pada hal-hal berikut:

1) Percepatan perubahan ilmu pengetahuan dan teknologi, mempercepat perubahan IPTEK ini, tidak memungkinkan bagi guru bertindak sebagai satu- satunya orang yang menyalurkan semua fakta dan teori. Untuk mengatasinya, perlu mengembangkan keterampilan dalam memperoleh dan memproses semua fakta, konsep, dan prinsip pada peserta didik.

2) Pengalaman intelektual, emosi, dan fisik diperlukan untuk mendapatkan hasil belajar yang optimal.

3) Penanaman sikap dan nilai untuk mencari kebenaran ilmu pengetahuan.

Dari peranan-peranan keterampilan proses sains tersebut dapat dilihat bahwa sangat berpengaruh pada pembelajaran peserta didik sehingga perlu dikembangkan melalui pengalaman langsung. Dengan pengalaman langsung seseorang akan lebih menghayati proses yang sedang berlangsung. Keterampilan proses sains menekankan bagaimana peserta didik belajar, bagaimana mengelola perolehannya, sehingga mudah dipahami dan digunakan dalam kehidupan masyarakat. Mengembangkan keterampilan-keterampilan proses sains perolehan peserta didik akan mampu menemukan dan mengembangkan fakta dan konsep serta menumbuhkan dan mengembangkan sikap dan nilai yang dituntut.

Keterampilan-keterampilan itu menjadi awal penemuan dan pengembangan fakta dan konsep, serta sikap pertumbuhan dan pengembangandan nilai.

(31)

Dengan keterampilan ini, peserta didik dapat mempelajari banyak ilmu sains yang dapat mereka pelajari dan ingin mengetahuinya. Penggunaan keterampilan proses ini adalah proses yang terjadi selama hidup. Beberapa fakta mengenai pendekatan keterampilan proses sebagai berikut:

1) Pendekatan keterampilan proses memberikan pengertian yang tepat kepada peserta didik tentang hakikat ilmu pengetahuan.

2) Pembelajaran dengan keterampilan proses berarti memberi kesempatan kepada peserta didik untuk bekerja dengan ilmu pengetahuan, bukan hanya memberi tahu atau mendengarkan cerita tentang ilmu pengetahuan.

3) Menakan keterampilan proses untuk mengajar, membuat peserta didik belajar proses serta produk ilmu pengetahuan.

Kesimpulan yang dapat ditarik dari uraian di atas tentang pendekatan keterampilan proses adalah sebagai wahana untuk penemuan dan pengembangan fakta, konsep dan prinsip-prinsip sains untuk peserta didik. Fakta, konsep, dan prinsip-prinsip sains yang telah ditemukan oleh peserta didik berperan dalam mendukung pengembangan keterampilan proses pada peserta didik.

Interaksi antara pengembangan keterampilan proses dengan fakta, konsep dan prinsip-prinsip sains, pada akhirnya akan mengembangkan sikap dan nilai- nilai ilmiah peserta didik. Dengan demikian, unsur keterampilan proses sains dan nilai-nilai dan sikap yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran berbasis pembelajaran, keterampilan proses, berinteraksi dan saling mempengaruhi.

(32)

5. Kelebihan dan Kekurangan Pendekatan Keterampilan Proses Sains Berbagai hasil penelitian menyebutkan bahwa pendekatan keterampilan proses memiliki kelebihan diantaranya:

1) Memberikan bekal cara memperoleh pengetahuan

2) Keterampilan proses merupakan hal yang sangat penting untuk pengembangan pengetahuan masa depan.

3) Keterampilan proses bersifat kreatif, peserta didik aktif, dapat meningkatkan keterampilan berfikir dan cara memperoleh pengetahuan.

Sedangkan kekurangan dari pendekatan keterampilan proses ini yang dikemukakan oleh (Sagala, 2003:75) diantaranya :

1) Memerlukan banyak waktu sehingga sulit untuk dapat menyelesaikan bahan pengajaran yang ditetapkan dalam kurikulum.

2) Memerlukan fasilitas yang cukup baik dan lengkap sehingga tidak semua sekolah dapat menyediakan.

3) Merumuskan masalah, menyusun hipotesis, merancang suatu percobaan untuk memperoleh data yang relevan adalah pekerjaan sulit, tidak setiap peserta didik mampu melaksanakannya.

6. Pengertian Jurnal

Jurnal ilmiah termasuk tulisan ilmiah populer. Disebut tulisan ilmiah populer karena tema yang dibahas adalah masalah aktual dan disajikan dalam bahasa yang mudah dicerna oleh pembaca. Tulisan ilmiah populer yang umumnya dimuat di surat kabar dan majalah adalah ulasan atau kajian terhadap suatu persoalan yang sedang hangat dibicarakan. Dalam bidang pendidikan misalnya

(33)

persoalan-persoalan yang berkenaan dengan peningkatan mutu pendidikan, relevansi pendidikan, pemerataan pendidikan, wajib belajar, kurikulum, undang- undang sistem pendidikan nasional, dan disipilin serta suasana belajar.

Tulisan ilmiah yang dimuat dalam majalah ilmiah dan jurnal penelitian bisa dibuat lebih lengkap daripada yang dimuat dalam surat kabar dan majalah umum. Hal itu karena para pembacanya adalah masyarakat tertentu yang berkepentingan dengan tulisan tersebut, seperti ilmuwan, peneliti, penentu kebijakan, dan para cendekiawan. Makalah ilmiah yang lengkap dan hasil penelitian yang telah dirangkum dapat dimuat langsung dalam majalah ilmiah dan jurnal penelitian (Nana Sudjana, 1991: 55).

Jurnal diartikan sebagai sarana komunikasi untuk melaporkan sebuah peristiwa atau gagasan kepada publik secara berkala, biasanya dalam bentuk makalah (Asep Syamsul M. Romli, 2008:12). Adapula yang mengatakan bahwa jurnal ialah salah satu bentuk media massa cetak yang khusus memuat artikel ilmiah suatu bidang ilmu, (Wahyu Wibowo, 2008: vii). Jurnal biasanya diterbitkan untuk kalangan akademik dan berkala (mingguan, bulanan, triwulanan, tahunan atau tidak teratur untuk rentang waktu tak terbatas).

7. Ciri-Ciri Umum Jurnal Ilmiah

Menurut Bahdin Nur Tanjung dan Ardial, (2009: 141-43), artikel memiliki ciri- ciri seagai berikut:

a. Artikel ditulis berdasarkan pandangan dari penulis (views). Misal, tema artikel sama, tetapi point of view berbeda. Hal itu karena penulis memiliki pemahaman, pengetahuan, latar belakang, dan pengalaman yang berbeda

(34)

sehingga artikel yang dibuat oleh penulis yang satu dengan yang lain tak akan sama.

b. Artikel merupakan karya intelektual, berarti penulis maupun pembaca dalam memahami artikel harus dengan pemikiran.

c. Artikel berisi ungkapan masalah dan memberikan problem solving.

d. Isinya singkat, padat, dan tuntas. Artinya, penulisan artikel tak bertele-tele, dan ada solusi permasalahan.

e. Artikel harus merupakan gagasan baru.

f. Bahasanya sederhana, jelas, hidup, menarik, segar, populer, dan komunikatif.

Artinya, menulis artikel untuk media massa baik surat kabar, majalah maupun tabloid, harus menggunakan bahasa jurnalistik yang sederhana, jelas, hidup, menarik, populer dan komunikatif.

g. Artikel merupakan buah pikiran yang orisinil alias asli, bukan jiplakan.

h. Menyangkut kepentingan publik seperti pendidikan, ekonomi, politik, sosial, budaya, hukum dan sebagainya.

i. Nama penulis harus dicantumkan, karena artikel adalah karya individual.

Penulisan nama pada artikel opini ditulis dicantumkan di bawah judul.

Sedangkan non-opini dicantumkan dengan cara disimpan di akhir tulisan artikel tersebut.

8. Tujuan Penulisan Jurnal

Penulisan artikel, biasanya bertujuan untuk menawarkan pemecahan masalah, mendidik, menghibur dan memengaruhi pembaca Bahdin Nur Tanjung dan Ardial, (2009: 144). Tujuan utama penulisan artikel jurnal ilmiah adalah

(35)

untuk menciptakan kompetensi menulis di kalangan pendidik. Sebab, mental para dosen kita enggan menulis dan melakukan penelitian, walaupun perguruan tingginya sudah menyiapkan dana (Wahyu Wibowo, 2008: 6).

Konteks dunia pendidikan, membuat artikel ilmiah atau karya tulis ilmiah merupakan salah satu subunsur pengembangan profesi yang mempunyai nilai kredit besar dan menentukan kenaikan jabatan fungsional pendidik. Jadi, tujuan penulisan artikel ilmiah selain untuk menawarkan pemecahan masalah atau memaparkan hasil penelitian, berguna pula untuk memperoleh angka kredit sebagai syarat naik jabatan.

9. Jenis-Jenis Penulisan Jurnal

Ada beberapa jenis penerbitan berkala, selain jurnal, yaitu majalah, bulletin, warkat warta. Majalah adalah terbitan berkala yang bukan harian, setiap keluar diberi halaman terpisah, biasanya diidentifikasi dengan tanggal dan bukan nomor berseri. Bulletin adalah berkala resmi yang dikeluarkan lembaga atau organisasi profesi ilmiah serta memuat berita, hasil dan laporan kegiatan dalam satu bidang.

Warkat Warta, adalah terbitan pendek berisi berita, termasuk kemajuan keilmuan yang berisi catatan singkat yang mengutarakan materi secara umum dan tidak mendalam (Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, 2008). Selain itu, dari sisi teknis isi ada tiga macam berkala ilmiah yaitu 1) majalah teknis ilmiah, 2) berkala semi ilmiah, dan 3) berkala sekunder. Majalah teknis ilmiah merupakan majalah yang memuat hasil dan temuan baru penelitihan. Berkala ini biasanya sebagai sarana untuk komunikasi para pakar yang terspesialisasi (Direktorat Jenderal

(36)

Pendidikan Islam, 2008).Berkala semi ilmiah, yaitu berkala yang memuat tulisan teknis dengan cakupan yang bersifat ensiklopedia dan ditujukan bagi mereka yang bukan ahli atau spesialis dalam bidang yang dimaksud.

Berkala sekunder berisi abstrak atau ringkasan majalah primer yang sering disebut pula berkala penyari (abstracting Jurnal). Selain itu, untuk keperluan pendidikan ada pula yang disebut berkala tinjauan yang memuat berbagai artikel ilmiah sejenis yang terbit beberapa tahun terakhir untuk memberikan gambaran kemajuan menyeluruh suatu topik.

B. Penelitian yang Relevan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Lestari 2018) menyatakan bahwa pada indikator keterampilan proses sains, indikator yang paling tinggi persentasinya yaitu indikator melaksanakan percobaan/penyelidikan dengan persentasi sebesar 79% dengan kategori baik. Adapun indikator yang paling rendah yaitu mengajukan pertanyaan dengan persentasi 33% dengan kategori rendah.

Tabel 2.2 Hasil Penelitian yang Dilakukan Oleh Lestari No Indikator keterampilan Proses Sains Praktikum

Kalor

Kategori

1 Mengamati/Observasi 62% Cukup

2 Mengelompokkan/Klasifikasi 55% Kurang Sekali

3 Menafsirkan/Interpretasi 67% Cukup

4 Meramalkan/Memprediksi 69% Cukup

(37)

5 Melakukan Komunikasi 63% Kurang

6 Mengajukan Pertanyaan 33% Kurang Sekali

7 Mengajukan Hipotesis 48% Kurang

8 Menggunakan Alat/Bahan/Sumber 71% Cukup

9 Menerapkan Percobaan/Penyelidikan 68% Cukup

10 Menerapkan Konsep 71% Cukup

11 Melaksanakan Percobaan/Penyelidikan 79% Baik

Berdasarkan analisis data dan pembahasan dari penelitian yang telah oleh (Andi Fathoni, 2019) mengenai keterampilan proses sains pada pelaksanaan praktikum IPA terhadap sisiwa MI Mathla’ul Anwar pada materi gaya mempengaruhi gerak dan bentuk pada benda. Secara khusus rumusan kesimpulan dalam penelitian dapat diuraikan sebagai berikut:

Penerapan keterampilan proses sains pada pelaksanaan praktikum IPA yang dilakukan pada materi gaya mempengaruhi gerak dan bentuk pada benda menunjukkan penerapan keterampilan proses sains pada pelaksanaan praktikum kategori Sangat Baik dengan persentase 86,29%, hasil ini diperoleh dengan menggunakan instrumen lembar observasi dan LKS.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Hendrik Siswono, 2017) Hasil analisis deskriptif pengaruh keterampilan proses sains terhadap penguasaan konsep fisika siswa sangat signifikan. Keterampilan proses sains memberikan pengaruh yang positif terhadap penguasaan konsep fisika siswa yang dibuktikan melalui analisis teoritis dan empiris. Hasil penelitian dapat dikembangkan dengan

(38)

menfokuskan pada salah satu aspek keterampilan proses sains yaitu aspek kognitif, psikomotorik dan afektif (sosial).

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh (Kinasih Ayuning Ratih 2019), maka dapat diperoleh simpulan sebagai berikut:

Keterampilan proses sains pada pembelajaran group investigation berbantuan jurnal belajar

a. Ditinjau dari kognitif siswa termasuk kategori sangat baik dengan >50%

jumlah siswa sudah tuntas secara klasikal. Aspek mengamati, meramalkan, merancang percobaan, menerapkan konsep, dan mengkomunikasikan tergolong kategori sangat baik, namun pada aspek menggunakan alat/bahan tergolong kategori baik.

b. Ditinjau dari psikomotorik tergolong kategori sangat baik dengan rincian aspek mengamati, meramalkan, merancang percobaan, menggunakan alat/bahan, menerapkan konsep, dan mengkomunikasikan tergolong baik dengan besar presentase masingmasing 72%; 68,25%; 74,75%, 72,25%, 69,25%, dan 75%. Siswa dengan keterampilan tinggi sudah bisa merancang pembelajarannya dengan baik, namun siswa dengan keterampilan masih membutuhkan bimbingan guru.

(39)

24 BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah Studi Literatur (Library Research)

B. Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan persentase indikator Keterampilan Proses Sains dan di analisis secara kuantitatif.

C. Instrumen Penelitian

Sugiyono (2011: 13) menyatakan bahwa, sebagai alat instrumen, “Para peneliti harus memiliki ketentuan teori dan wawasan bahwa mereka dapat bertanya, menganalisis, memotret, dan melaksanakan situasi sosial yang diteliti menjadi lebih jelas dan lebih bermakna”. Dengan kata lain peneliti menjadi instrumen penelitian utama. Jadi dalam penelitian ini, para peneliti adalah sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data yang kemudian menganalisis data yang diperoleh oleh penulis.

Dalam melakukan penelitian, para peneliti mengumpulkan sebanyak lima puluh jurnal ilmiah tentang keterampilan proses sains yang akan dianalisis sehingga hasil penelitian akurat. Selain itu, para peneliti mulai membaca dan menganalisis jurnal ilmiah tentang keterampilan proses sains pada model pembelajaran berbasis masalah.

(40)

D. Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data atau konsep tekstual. Karena dalam penelitian ini seperti yang disebutkan di atas termasuk dalam jenis studi literatur. Dengan demikian aspek-aspek yang dianalisis oleh para peneliti yang mengelilingi definisi, konsep, pandangan, pemikiran, dan argumen yang terkandung dalam literatur yang relevan dengan pembahasan.

Peneliti menggunakan studi kepustakaan. (Sarwono, 2006:49) menjelaskan beberapa sumber kepustakaan yang dapat digunakan oleh peneliti termasuk abstrak hasil penelitian, indeks, review, jurnal, buku referensi, sementara data adalah keterangan mengenai variabel pada sejumlah objek (Purwanto, 2007 : 192).

Adapun untuk data-data yang disiapkan dalam penelitian ini adalah yang bersumber dari literature dan internet.

1) Sumber data primer

Dalam prosesnya, para peneliti menggunakan sumber primer. (Sugiyono 2011: 308) menjelaskan sumber data primer adalah sumber data yang langsung menyajikan data kepada peneliti.Sumber data primer dalam penelitian ini adalah data yang berisi keterampilan proses sains pada 50 Jurnal Fisika.

2) Sumber data sekunder

Selanjutnya peneliti juga menggunakan beberapa sumber sekunder.Sugiyono (2011, hlm. 308) menjelaskan sumber sekunder adalah sumber yang tidak secara langsung memberikan data kepada pengumpul, biasanya melalui orang lain atau dokumen yang ditulis oleh orang lain. Dalam penelitian ini sumber sekunder adalah jurnal dan buku pendukung yang berkaitan dengan masalah yang dibahas. Data

(41)

sekunder berfungsi sebagai pelengkap data primer yang digunakan dalam penelitian ini. Sumber Data sekunder yang digunakan oleh para peneliti, yaitu:

1) Jurnal ilmiah tentang keterampilan proses sains pada lima puluh jurnal fisika.

2) buku Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D.

E. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian kualitatif adalah proses penyelidikan yang sama dengan pekerjaan detektif. Dari sebuah penyelidikan yang mirip akan dihimpun data-data utama dan sekaligus tambahannya” (Afifuddin dan Sabeni, 2009 :129).

Dalam teknik pengumpulan data (Sugiyono, 2011:308) menjelaskan bahwa “teknik pengumpulan dilakukan diberbagai setting, berbagai sumber, dan berbagaicara”.

Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian studi literatur. Oleh karena itupeneliti melakukan proses pengumpulan data dalam bentuk jurnal.

F. Teknik Analisis Data

Setelah melakukan proses pengumpulan data, maka peneliti melakukan tahapan selanjutnya, yaitu analisis data. Dikarenakan banyaknya data yang terkumpul di lapangan peneliti mengambil beberapa tahapan dalam menganalisis sebagai berikut:

1) Reduksi data

Tahapan pertama peneliti menggunakan cara melalui reduksi data.

(Moleong, 2000:103) menjelaskanbahwa analisis data dengan cara mengurangi data

(42)

adalah proses pengorganisasian data. (Afifuddin dan Sabeni , 2009 : 145) menjelaskan data yang diselenggarakan kedalam satuan pola, kategori, dan satuan uraian dasar.

2) Display Data

Setelah melakukan reduksi data, langkah selanjutnya dari peneliti yang akan dilakukan adalah menunjukkan data atau display data. Dengan meunjukkan data, itu akan memfasilitasi peneliti untuk memahami hasil penelitian.

3) Content Analysis

Metode analisis data peneliti menggunakan analisis isi (content analysis).

(Afifuddin dan Sabeni, 2009:145-166) menjelaskan analisisisi (content analysis) merupakan“penelitian yang bersifat pembahasan mendalam terhadap isi suatu informasi tertulis atau tercetak dalam media massa. Berkenaan dengan analisis isi, bahwa analisis isi dapat diterapkan pada semua penelitian sosial. Analisis isi dapat digunakan jika memenuhi syaratyaitu:

a) Data yang tersedia sebagian besarter diri dari bahan yang didokumentasikan (buku,jurnal,naskah/manuscript)

b) Adanya keterangan pelengkap atau kerangka teori tertentu yang menjelaskan metode pendekatan data.

c) Peneliti memiliki kemampuan teknis untuk mengolah bahan atau data yang dikumpulkan karena beberapa dokumentasi itu sangat spesifik.

Dengan demikian penelitian dalam metode ini menganalisis berdasarkan kajian tekstual dalam literatur tentang keterampilan proses sains pada limapuluh jurnal fisika. Setelah mendapatkan hasil analisis langkah terakhir adalah kesimpulan.

(43)

28 BAB VI

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Proses Pelaksanaan Penelitian

Dalam proses penerapan penelitian, para peneliti melakukan tahapan dalam metode deskriptif. Untuk mendapatkan proses penelitian, maka peneliti menggunakan tahapan-tahapan di antaranya :

a. Pengumpulan Sumber

Pengumpulan data atau sumber dilakukan untuk mempermudah proses analisis. Pada proeses analisis peneliti mencari sumber datayang berkaitan dengan objek penelitian. Berkaitan dengan hal tersebut maka peneliti memper oleh lima puluh jurnal ilmiah yang relevan dengan tujuan penelitian yaitu Keterampilan Proses Sains Pada 50 Jurnal Fisika. Dalam skripsi ini penulis mengambil topik Keterampilan Proses Sains Pada 50 Jurnal Fisika.

Dalam mencari dan mengumpulkan sumber yang dianggap relevan dengan objek penelitian, teknik yang digunakan oleh para peneliti adalah studi literatur.

Maka sumber yang digunakan adalah dalam bentuk penulisan, baik dalam bentuk buku, jurnal ilmiah, dan bahan yang penulis temukan dari Internet.

Kegiatan yang dilakukan peneliti adalah pergi ke perpustakaan dan mengambil data dari sumber internet. Sumber data utama adalah hasil analisis dari lima puluh jurnal ilmiah tentang keterampilan proses sains sedangkan sumber data sekunder adalah kumpulan jurnal ilmiah tentang keterampilan proses sains. Setelah melaksanakan proses pengumpulan data,

(44)

peneliti melakukan tahap selanjutnya, yaitu analisis data.Analisis data yang digunakan adalah Reduksi data, Display data, dan Content Analysis.

b. Membatasi dan Merumuskan Masalah yang Akan Diteliti

Pada tahapan ini peneliti memfokuskan objek penelitian yang hendak diteliti.

Dariseluruh jurnal ilmiah yang terakit dengan judul, maka peneliti bermaksud untuk mengetahui indikator tertinggi dan terendah keterampilan proses sains pada 50 jurnal fiska.

b. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Mengenai tujuan umum peneliti bermaksud untuk mendeskripsikan indikator Keterampilan Proses Sains yang paling banyak dan paling kurang digunakan pada 50 jurnal fisika. Selanjutnya, manfaat umum adalah mengembangkan keterampilan baik secara intelektual, sosial, fisik, dan mental yang sudah ada dalam setiap siswa dan dapat menumbuhkan jiwa kreatif, kolaboratif, dan meningkatkan kekuatan berpikir siswa tingkat tinggi Interpretasi dan Penulisan c. Interpretasi dan penulisan

(Alwasilah 2009 : 171) menyatakan bahwa interpretasi adalah proses menafsirkan data. Interpretasi dilakukan untuk mengungkapkan makna yang terkandung dalam data kemudian ditulis dalam laporan penelitian berdasarkan pedoman penulisan skripsi Universitas Muhammadiyah Makassar tahun 2020.

d. Laporan Penelitian

Tahap terakhir dalam sebuah penelitian adalah laporan penelitian. Hasil penelitian ini kemudian disusun dalam struktur dan secara sistematis untuk menjadi

(45)

karya ilmiah dalam bentuk skripsi.Sistematika yang digunakan adalah sebagaimana dinyatakan dalam Pedoman Menulis Universitas Muhammadiyah Makassar 2021.

2. Analisis Jurnal

Tabel 4.1. Analisis Jurnal No Judul Jurnal Penulis dan

Tahun

Frekuensi Hasil Penelitian Kelebihan Kekurangan

1. Analisis keterampilan proses sains fisika SMA di kabupaten Jeneponto

Khaerunnisa (2016)

Mengamati/

mengobservasi

Keterampilan proses sains (fisika) SMA di Kabupaten Jeneponto tahun ajaran 2016/2017 berada pada kategori sedang dengan persentase 38% dan secara khusus keterampilan proses sains (fisika) SMA kategori A berada pada kategori tinggi dengan persentase 56% yang lebih unggul

dibandingkan keterampilan proses sains (fisika) SMA kategori B yang berada pada kategori sedang dengan persentase 49%.

Sistematika penulisan jurnal sudah membuat seluruh poin yang

dibutuhkan

Kerangka pikir belum teralu jelas secara bagan untuk alur penelitian

2. Ketemapilan proses sains fisika peserta

Ika Nurhayani (2018)

Menafsirkan/

interpretasi

Dari hasil ini dapat disimpulkan bahwa keterampilan proses sains fisika peserta didik kelas XI IPA

Metode penelitan diurakan

Jurnal belum diatur sesuai dengan

(46)

didik kelas XI IA SMA Negeri 8 Maros

SMAN 8 Maros berada pada kategori sedang. peserta didik memiliki keterampilan proses sains yang sedang dengan persentase 24%. Adapun sisanya berada pada kategori tinggi sebesar 15%; kategori rendah sebesar 12%; kategori sangat tinggi

sebesar 9% dan sangat rendah 0%.

secara lengkap

format penulisan jurnal pada umumnya.

3. Keterampilan proses sains fisika peserta didik kelas XI SMA Negeri 24 Bone

Nurtang (2019)

Mengamati/

mengobservasi

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat

disimpulkan bahwa Keterampilan Proses Sains fisika peserta didik kelas XI MIA 1 SMA Negeri 24 Bone tahun ajaran 2018/2019 berada pada kategori tinggi.

Dilihat dari setiap indikator KPS diperoleh skor rata-rata secara berturut-turut adalah indikator menginterpretasi data dengan skor rata-rata sebesar 3,81, indikator mengklasifikasikan dengan skor rata-rata sebesar 3,38, indikator memprediksikan dengan skor rata- rata sebesar 3,35 sedangkan indikator menerapkan konsep dengan skor rata-rata sebesar 2,31 dan indikator mengkomunikasikan

Menguraikan penjelasan dengan detail dan lengkap

Analisis data yang

ditampilakan tidak secara detail

(47)

dengan skor rata-rata sebesar 2,23.

4. Profil

keterampilan proses fisika siswa SMA di Kota

lubuklinggau pada pokok bahasan listrik dinamis

Yaspin Yolanda

(2018)

Mengamati/

mengobservasi

Persentase peningkatan KPS yakni, keterampilan observasi 90,3%, keterampilan klasifikasi 85,3%, keterampilan interpretasi 87.2 % keterampilan prediaksi 80,0% merencanakan percobaan atau penyelidikan 92,6%, keterampilan menggunakan alat dan bahan 92,1%, keterampilan menerapkan konsep atau prinsip 82,3%, keterampilan

berkomunikasi 89,4%, keterampilan mengajukan pertanyaan 95,1%, dan

keterampilan berhipotesis 81,2%.

Sehingga secara keseluruhan terjadinya peningkatan yang signifikan 87,3% KPS siswanya.

Analsis data yang jelas dan detail

Tahapan dari penelitian belum diuraikan

5. Analisis keterampilan proses sains siswa SMA pada materi kenematika gerak lurus

Siti Anisah (2018)

Penerapan Konsep Keterampilan Proses Sains siswa SMA pada materi kinematika gerak lurus termasuk dalam kategori sedang dengan nilai rata- rata 51.81%. Keterampilan Proses Sains pada aspek eksperimen merupakan Keterampilan Proses Sains yang mempunyai persentase yang paling tinggi yaitu sebesar

Hasil analisis data

dipaparkan dengan jelas

Tahapan penelitian masih perlu penjelasan secara lengkap

(48)

67.13%, sedangkan keterampilan yang paling rendah adalah Keterampilan Proses Sains pada aspek mengumpulkan dan mengolah data yaitu sebesar 42.13%.

6. Peningkatan keterampilan proses sains dasar dalam menggunakan alat ukur pada pembelajaran fisika di SMA Negeri 6 Skouw jayapura

Albert Lumbu (2018)

Menerapkan percobaan penyelidikan

Peserta pelatihan siswa kelas X- IPA1 dan Kelas X-IPA2 sangat antusias dalam mempraktekkan pengukuran dasar dengan

melakukan percobaan sederhana.

Kegiatan pelatihan dengan

melakukan perco- baan sederhana meningkatkan kemampuan

keterampilan Proses Sains Dasar dalam pembelajaran Fisika.

Pembahasan yang

diuraikan secara terperinci

Abstark tidak diurakan dalam bahasa Indonesia

7. Anlisis keterampilan proses sains pada buku teks pelajaran fisika SMA kelas XI Semester 1

Putri Rasti Ramadhani

(2019)

Mengamati/

Observasi

indikator KPS paling tinggi 43,1%

dikategorikan cukup memfasilitasi KPS, sedangkan buku teks

pelajaran Fisika terbitan memiliki persentase indikator KPS paling rendah dengan nilai rata-rata 41,5% dikategorikan cukup memfasilitasi KPS. Sajian indikator keterampilan

mengamati/observasi merupakan sajian indikator KPS paling tinggi dalam buku teks pelajaran dengan

Analisi data yang terarah dan teratur

Abstark tidak diurakan dalam bahasa indonesia

(49)

persentase rata-rata 97,9%

dikategorikan sangat

memfasilitasi, sedangkan sajian indikator keterampilan

mengajukan pertanyaan

merupakan sajian indikator KPS yang paling rendah dengan persentase rata-rata 1,4%

dikategorikan tidak memfasilitasi.

8. Pengembangan modul fisika berbasis keterampilan proses sains (KPS) untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa SMA/MA

Liyan Desi Yulia (2017)

Penerapan konsep penggunaan modul fisika berbasis KPS dapat meningkatkan

kemampuan pemecahan masalah siswa. Pernyataan ini didukung dari hasil perhitungan gain dengan skor adalah 0, 47, peningkatan kemampuan pemecahan masalah berdasarkan hasil perhitungan menggunakan gain termasuk kategori sedang.

Penjelasan abstrak yang lengkap memuat seluruh poin

Metode yang diuraikan belum memuat uraian data

9. Penugasan konsep dan keterampilan proses sains siswa kelas XII pada materi Fluida Statis

Ahmad yadaeni (2018)

Penerapan Konsep Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat

disimpulkan bahwa penguasaan konsep dan keterampilan proses sains siswa pada materi fluida statis masih rendah dengan rerata hasil skor penguasaan konsep 13,81, keterampilan proses sains

Penjelasan yang lengkap.

Sudah memuat dua bahasa untuk penjelasan abstrak

Susunan jurnal kurang sesuai

dengan susunan jurnal pada umumnya

(50)

siswa 6,47.

10. Keterampilan proses sains (KPS) pada pelaksanaan praktikum fisika dasar 1

Mega yati Lestari (2016)

Menggunakan alat, bahan dan sumber

penerapan keterampilan proses sains pada pelaksanaan praktikum fisika dasar I yang dilakukan pada materi alat-alat ukur dan kalor menunjukkan penerapan keterampilan proses sains pada pelaksanaan praktikum terkategori cukup dengan persentase 63%, hasil ini diperoleh dengan menggunakan instrumen lembar observasi, dan pemahaman keterampilan proses sains

mahasiswa terhadap konsep fisika pada pelaksanaan praktikum fisika dasar I mengenai materi alat-alat ukur dan kalor terkategori cukup dengan persentase 72%, hasil ini diperoleh dengan menggunakan instrumen tes pilihan ganda.

Hasil analisis dilengkapi dengan diagram batang sehingga lebih jelas

Penjelasan referensi kajian

pustaka tidak diterterakan

11. Analisis unsur- unsur

keterampilan proses sains dalam buku IPA SMP

Asrofiatin Aisyah (2021)

Mengelompokan /klasifikasi

Berdasarkan hasil studi penelitian pada buku IPA SMP kelas 7, dapat disimpulkan bahwa dari unsur- unsur keterampilan proses sains, tiga buku IPA SMP yang telah dianalisis terdapat satu unsur yang masih belum memenuhi kelayakan sebagai buku penunjang dalam

Kata kunci abstrak sudah memuat segala pembahasan abstrak

Pendahuluan dan kajian pustaka masih digabungkan secara bersamaan

(51)

meningkatkan keterampilan proses sains siswa yaitu unsur

mendefinisi operasional variabel.

Unsur keterampilan proses sains terbanyak yang muncul yaitu pada keterampilan proses sains dasar.

12. Analisis keterampilan proses sains siswa dalam menyelesaikan soal fisika di SMA Negeri Kota Pontianak

Yesi Gasila (2019)

Mengelompokan/

klarifikasi

indikator mengamati dengan nilai rata-rata 89,9 dengan kategori sangat baik dan untuk indikator keterampilan proses sains terendah yaitu pada indikator

menyimpulkan dengan nilai rata- rata 76,8 dengan kategori baik, untuk keterampilan proses sains pada indikator memprediksi dan mengkomunikasikan memiliki nilai rata-rata yang sama yaitu sebesar 83,3 dengan kategori baik, keterampilan proses sains untuk indikator mengklasifikasikan memiliki nilai rata-rata sebesar 77,6 dengan kategori cukup, keterampilan proses sains untuk indikator mengukur memiliki rata- rata sebesar 80 dengan kategori baik.

Penjelasan diuraikan secara bertahap sesuai dengan data yang

dianlisis secara lengkap

Susunan jurnal belum sesuai

dengan jurnal pada

umumnya

13. Keterampilan proses sains

Artha Lumbantoruan

Mengajukan Hipotesis

Pada kelas eksperimen, identifikasi variabel memiliki persentase

Pengenalan masalah

Teknik analisis data

(52)

dalam praktikum fisika

(2019) tertinggi sebesar 51.4% dengan

kategori sangat baik, sedangkan di kelas kontrol, aspek analisis investigasi memiliki persentase tertinggi sebesar 43.3% dengan kategori sangat baik.

dipaparkan secara mendetail

tidak duraikan secara spesifik mengenai rumus yang digunakan 14. Profil

Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa SMA di Kota Bandung

Ifa Rifatul Mahmuda

(2019)

Mengelompokan/

klarifikasi

Berdasarkan data serta pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa rata-rata keterampilan proses sains siswa SMA di Kota Bandung kurang, yakni 0% berada pada kategori tinggi, 24% kategori sedang, dan 76% berada pada kategori rendah.

keterampilan proses sains yang rendah ini disebabkan karena siswa kurang dilatihkan

keterampilan proses sains pada pembelajaran seharihari

Rumus pada metode penelitian lengkap disertai dengan keterangan dan

pengkategori an

Abstark yang tidak

diterjemahka n dalam bahasa inggris

15. Profil

keterampilan proses sains (KPS) mahasiswa fisika pada materi listrik magnet

Yaspin Yolanda

(2019)

Mengelompokan/

klarifikasi

Rata-rata persentase peningkatan KPS yakni, keterampilan observasi 82%, keterampilan klasifikasi 80%, keterampilan interpretasi 85%, keterampilan prediksi 78 %, keterampilan merencanakan percobaan atau penyelidikan 88%, keterampilan menggunakan alat

Pembahasan dijelaskan secara baik dibuktikan dengan penjelasan beserta gambar

Aturan penulisan belum tertata dengan rapi

(53)

dan bahan 87%, keterampilan menerapkan konsep atau prinsip 80%, keterampilan berkomunikasi 85%, keterampilan mengajukan pertanyaan 84% dan keterampilan berhipotesis 79%.

percobaan

16. Pengembangan instrumen penilaian keterampilan proses sains pada

pembelajaran fisika

Nazwatul ilmi (2016)

Melaksanakan percobaan penyelidikan

Instrumen penilaian keterampilan proses sains adalah alat ukur keterampilan ilmiah siswa dalam melakukan penyelidikan ilmiah.

Instrumen penilaian KPS yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah tes dalam bentuk pilihan ganda. Berdasarkan hasil uji validasi oleh dua orang dosen ahli diperoleh bahwa instrumen

penilaian KPS yang dikembangkan layak digunakan untuk mengukur keterampilan proses sains siswa secara spesifik.

Alur penelitian diuraikan dalam jurnal secara baik dalam bentuk bagan

kerangka pikir

Metode penelitian tidak membahas secara mendetail mengenai konsep yang digunakan dalam

menganalisis

17. Studi

keterampilan proses sains (KPS) pada pembelajaran fisika materi gelombang dan getaran di kelas

Amanda Ayu Pratam

(2017)

Mengelompokan/

klarifikasi

Skor rata-rata untuk keterampilan merumuskan masalah sebesar 3,55, merumuskan hipotesis sebesar 3,63, merancang percobaan sebesar 3,52, melakukan

penyelidikan/percobaan sebesar 3,48, mengelola data percobaan

Dilengkapi dengan penjelasan bagan sehingga lebih mudah mengetahui indeks

Penjelasan abstrak masih dalam satu bahasa yaitu bahasa inggris

(54)

VII SMP Negeri 18 Palembang

sebesar 3,34, mengkomunikasikan sebesar 3,33, dan menarik

kesimpulan sebesar 3,57, namun pada keterampilan menganalisis data percobaan skor yang diperoleh sebesar 3,22, hal ini menunjukkan bahwa siswa masih kurang benar dalam menganalisis data percobaan.

perbedaan tiap iteam

18. Studi

keterampilan proses sains (KPS) peserta didik kelas VII SMP 12 Makassar

Salsabila Yusuf Saleh

(2020)

Menerapkan percobaan penyelidikan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah

dikemukakan, maka diperoleh kesimpulan mengenai tingkat keterampilan proses sains peserta didik kelas VIII SMPN 12

Makassar secara rata-rata berada pada skor 15, 3 dan berada dalam kategori cukup. Sedangkan untuk ratarata populasi berada pada kisaran 13, 91 – 16, 77 dan berada dalam kategori sedang dan tinggi

Pembahasan disertai dengan KD dan materi yang diteliti

Objek yang diteliti Cuma memiliki satu indikator.

Aturan penulisan jurnal belum sesuai dengan aturan pada umumnya 19. Analisis profil

keterampilan proses sains siswa sekolah dasar di kabupaten Sumedang

Al Hayanti Rahayu

(2015)

Melaksanakan Percobaan/

penyelidikan

Keterampilan proses sains siswa Sekolah Dasar di Kabupaten Sumedang untuk setiap aspek KPS-nya masih rendah, yaitu dengan persentase sebesar 49,7%.

Langkah- langkah penelitian dipaparkan dengan lengkap

Abstrak dalam bahasa Indonesia tidak

diterterakan.

Penulisan jurnal belum

Gambar

Gambar            Halaman
Tabel 2.1. Indikator Keterampilan Proses Sains
Tabel 2.2 Hasil Penelitian yang Dilakukan Oleh Lestari  No  Indikator keterampilan Proses Sains  Praktikum
Tabel 4.1. Analisis Jurnal  No  Judul Jurnal  Penulis dan
+3

Referensi

Dokumen terkait

Spesifik pelemahan berlawan dengan frekuensi bagi pelbagai kadar hujan Daripada Rajah 1, boleh dilihat bahawa semua graf menunjukkan peningkatan secara linear tanpa bergantung

Jarak ini akan dirasakan para pengguna angkutan umum sebagai jarak berjalan kaki yang cukup melelahkan dan berkeringat, mengingat kondisi cuaca dan iklim Kota Medan yang

MDRN CIMBGNT S/A CIMB PRIVATE EQUITY SDN BHD (SLURPEE) 13 Th Floor Menara CIMB Jl. BERITA SATU PLAZA LT 7 JL. MAHKOTA GLOBAL INVESTAMA PT. MAHKOTA GLOBAL INVESTAMA Grand Slipi Tower

Penulis melanjutkan dan menyelesaikan pendidikannya ke jenjang sekolah menengah atas di SMA Negeri 1 Ngimbang Kabupaten Lamongan pada tahun 2012, lulus dari SMA

Adapun upaya para keluarga penghafal al-Qur‟an di Kecamatan Singosari untuk menciptakan dan mempertahankan susasa sakinah di kehidupan rumah tangga mereka dapat dilakukan dengan

Abstrak: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat beli ulang konsumen di Domicile Kitchen and Lounge, Surabaya. Metode yang

Dari teori tersebut kedua subjek KR dan HM bersama mengoptimalkan dakwah dengan penuh kesadaran kolektif di masa pandemi untuk memaksimalkan secara daring akan tetapi tidak

Kompos serbuk gergaji yang dicampurkan dengan tanah (1:1) dapat digunakan sebagai media tanam pada tanaman kehutanan (A. Batubara dan arang dalam bentuk bubuk