• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KUALITAS PRODUK, CITRA MEREK DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK BITTERSWEET BY NAJLA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH KUALITAS PRODUK, CITRA MEREK DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK BITTERSWEET BY NAJLA"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KUALITAS PRODUK, CITRA MEREK DAN ELECTRONIC WORD OF MOUTH TERHADAP KEPUTUSAN

PEMBELIAN PRODUK BITTERSWEET BY NAJLA

Neng Siti Salbiah1,Andrianto Prasetya Nugroho, S.E., M.M2 Prodi Manajemen, Universitas Pelita Bangsa

Email:tinksalbi@gmail.com1; andrianto.prasetya2406@gmail.com2

ABSTRAK

Jenis penelitian ini yang digunakan pada penelitian ini adalah explanatory research dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Sampel yang diambil sebanyak 100 responden. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah statistik dengan SPSS versi 21.00. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa variabel kualitas produk memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian dengan nilai t hitung 4,286 dan 0,000 (p>0,05). Variabel citra merek memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian dengan nilai t hitung 9,384 dan probabilitas sebesar 0,000.

Variabel electronic word of mouth memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian dengan nilai t hitung 12,931 dan probability sebesar 0,000. Variabel kualitas produk, citra merek dan electronic word of mouth berpengaruh terhadap variabel keputusan pembelian terbukti dengan nilai f hitung sebesar 65,195 dengan nilai signifikan 0,000.

Kata kunci: Kualitas Produk, Citra Merek, Electronic Word Of Mouth 1. PENDAHULUAN

UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) adalah salah satu penopang perekonomian Indonesia. Hal ini terbukti ketika Indonesia mampu menghadapi krisis ekonomi tahun 1997/1998.

Perusahaan-perusahaan besar yang diharapkan mampu bertahan ketika itu, ternyata banyak yang gagal.

UKMK-lah sebagai sektor ekonomi masyarakat kecil dengan skala lokal, sumber daya lokal dan proses produksi sederhana yang produknya dijual secara lokal telah mampu membuat UMKM mampu tetap bergerak ditengah terpaan krisis.

Kondisi ini mengindikasikan bahwa UMKM memiliki daya tahan yang lebih baik terhadap krisis yang dimungkinkan karena UMKM memiliki ciri antara lain struktur organisasi dan tenaga kerja UMKM yang lebih fleksibel dalam

menyesuaikan dengan perubahan pasar.

Salah satu UMKM yang menarik untuk dibahas adalah UMKM kuliner. Produk dessert banyak digemari oleh masyarakat Indonesia khususnya kalangan anak muda. Produk ini umumnya dibuat dengan bahan dasar susu dan dapat di nikmati pada berbagai kesempatan atau tidak terbatas pada acara tertentu saja. Seiring dengan perkembangan produk dessert di Indonesia, dessert tidak hanya di makan sebagai makanan penutup tapi juga dapat dikonsumsi sebagai makanan slingan (snack). Hal ini membuktikan bahwa banyaknya restoran maupun cafe yang menyediakan dessert sebagai menu pelengkap. Trend perkembangan dessert dapat menjadi sumber inspirasi peluang usaha yang menjanjikan karena telah memiliki trend pasar tersendiri di masyarakat

(2)

bahkan telah menjadi lifestyle (Sitorus, 2015).

Salah satu produk dessert yang banyak di gemari di kaum milenial ini adalah dessert kekinian Bittersweet By Najla. Bittersweet By Najla pun disebut banyak orang sebagai pelopor pertama bisnis dessert box di Indonesia. Varian rasa yang di tawarkan pun beragam, mulai dari rasa unggulan dan terfavorit mereka yaitu Lava Nutella, Turkish Choco dan Choco Cheese Salted Caramel yang di bandrol harga Rp. 75.000. Lalu untuk pilihan rasa yang tidak terlalu manis yaitu Regal, Tiramissu, Red Velvet dan Milk Bath yang disajikan dengan siraman susu seharga Rp.

65.000. Faktor lain yang membuat Bittersweet By Najla ini terus berkembang adalah selalu berinovasi menciptakan rasa unik dan menggugah selera dengan tetap mengutamakan kualitas produk.

2. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A. Kualitas Produk

Menurut Kotler dan Keller (2016:156), kualitas adalah totalitas fitur dan kerakterstik dari suatu produk atau layanan yang memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat.

Kualitas produk adalah karakteristik dari suatu produk atau layangan yang bergantung pada kemampuannya untuk

memenuhi kebutuhan

pelanggan yang dinyatakan atau tersirat, (Kotler dan Amstrong 2015:253). Indikator untuk kualitas produk sebagai berikut:

1. Daya tahan produk 2. Keistimewaan produk 3. Keandalan produk

4. Kesesuaian dengan spesifikasi

B. Citra Merek

Menurut Kotler dan Keller (2016:330) menyatakan bahwa brand image : decibes the extrinsic properties of the product/service including the ways in which the brand attempts to meet customers’

psychological or social needs (menjelaskan sifat ekstrinsik dari produk/jasa termasuk cara dimana merek mencoba memenuhi kebutuhan psikologi atau sosial pelanggan). Menurut Tjiptono (2015:49) “citra merek adalah deskripsi asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek tertentu. Citra merek (brand image) adalah pengamatan dan kepercayaan yang digenggam konsumen, seperti yang dicerminkan di asosiasi atau ingatan konsumen” Menurut Biel (2004) dalam Sulistyari (2012:4), berikut 4 indikator yang membentuk brand image antara lain:

1. Citra pembuat 2. Citra produk 3. Citra pemakai

C. Electronik Word Of Mouth Electronic word of mouth merupakan komunikasi dengan konsumen mengenai produk, layanan atau perusahaan dimana sumber dianggap independen terhadap pengaruh komersial (Litvin et al, 2008, hal 460). Electronic word of mouth adalah pesan komunikasi yang berasal dari luar organisasi yang dihasilkan biasanya berada diluar kendali perusahaan (Pride et al, 2015; Wirtz et al, 2012, komunikasi electronic word of mouth bisa bersifat positif dan negatif (Batainech, 2015). Menurut Goyette et al, 2010 (dalam priansa, 2017:353) membagi dimensi electronic word of mouth menjadi 3 bagian , yaitu:

(3)

1. Intensity

2. Valence of opinion 3. Content

D. Keputusan Pembelian

Menurut Sudaryono (2016:99), keputusan pembelian yaitu memilih beberapa alternatif pilihan dua atau lebih dari dua. Dapat dikatakan bahwa dalam mengambil keputusan seseorang harus menentukan suatu alternatif dari alternatif yang lain. Apabila seseorang memutuskan membeli karena dihadapkan dengan pilihan membeli atau tidak membeli maka hal tersebut posisi membuat keputusan. Sedangkan menutur Tjiptono dan Hidayani (2018), keputusan pembelian merupakan tahapan dimana pembeli memahami suatu masalah, menggali petunjuk akan merek atau produk kemudian melakukan keputusan pembelian. Kotler dan Amstrong (2016:188), mengemukakan keputusan pembelian memiliki indikator sebagai berikut:

1. Pilihan produk 2. Pilihan penyaluran 3. Waktu pembelian 4. Jumlah pembelian 5. Metode pembayaran E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis 1: Pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian

Hipotesis 2: Pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian Hipotesis 3: Pengaruh electronic word of mouth terhadap keputusan pembelian

Hipotesis 4: Pengaruh kualitas produk, citra merek dan electronic word of mouth terhadap keputusan pembelian

Gambar 1. Model penelitian 3. METODE PENELITIAN

Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang data penelitiannya berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik Sugiyono (2012). Data yang diperoleh dala penelitian ini yaitu berupa angka-angka dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data dari responden dan melakukan analisis data untuk memperoleh kesimpulan yang menyebabkan pendekatan kuantitatif dipilih dalam penelitian ini. Penelitian dilakukan untuk menguji hubungan atau pengaruh antar variabel yang dihipotesiskan atau dapat diklarifikasikan sebagai penelitian explanatory research. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui yang terjadi antara variabel kualitas produk (X1), citra merek (X2), dan electronic word of mouth (X3) terhadap keputusan pembelian (Y).

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Imam Ghozali, 2002).

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah kosisten atau stabil

(4)

dari waktu ke waktu (Imam Ghozali, 2002). Selain menggunakan dengan bantuan SPSS uji reliabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan koefisien alpha (α) dari Cronbach (Umar, 2003:96).

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi diantara variabel bebas. Model yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independen dan tidak orthogonal atau nilai korelasi atau antara korelasi antarsesama variabel independen sama dengan nol. Dapat juga dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF), nilai tolerance yang besarnya diatas 0,10 dan VIF dibawah 10,00 menunjukan bahwa tidak ada multikolinearitas pada variabel independennya.

Uji ini dilakukan untuk menganalisis apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain. Kita dapat melihatnya dari grafik plot antara nilai prediksi variabel dependen dengan residualnya. Dasar membentuk pola tertentu atau teratur maka mengidentifikasi telah terjadi heterokedastisitas. Sebaliknya apabila titik-titik yang ada menyebar di atas dan di bawah angka 0 sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

Uji ini bertujuan untuk menguji apabila dalam model regresi, variabel dependen dan variabel independen mempunyai distribusi data normal atau mendekati normal. Kita dapat melihatnya dari normal probability plot yang membentuk suatu garis lurus diagonal dan ploting data yang akan yang akan dibandingkan dengan garis diagonalnya. Jika data menyebar disekitar garis diagonalnya dan mengikuti arah garis diagonalnya/grafik histogram maka menunjukan pola distribusi normal. Apabila data jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti

arah garis diagonalnya/grafik histogram maka menunjukan pola distribusi tidak normal probability plot yang akan membentuk suatu garis lurus diagonal dan ploting data akan dibandingkan dengan garis diagonalnya. Jika data menyebar disekitar garis diagonalnya dan mengikuti arah garis diagonalnya/grafik histogram maka menunjukan pola distribusi normal.

Apabila data jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonalnya/grafik histogram maka menunjukan pola distribusi tidak normal.

Uji t digunakan menguji signifikan konstanta dari variabel bebas secara parsial atau individual terhadap variabel terkait. Pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan nilai t hitung dengan t tabel. Apabila t hitung > t tabel dengan signifikasi dibawah 0,05 (5%), maka secara parsial atau individual variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terkait , begitu juga sebaliknya.

Uji f digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara simultan berpegaruh signifikan terhadap variabel dependen. Derajat kepercayaan yang digunakan adalah 5%.

Apabila nilai F hasil perhitungan lebih besar dari F tabel maka hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Gunjarati, 2001).

Penelitian ini diuji menggunakan analis regresi berganda (multiple regression) dengan menggunakan bantuan SPSS. Dalam analis ini regresi berganda beberapa variabel-variabel independen digunakan untuk memprediksi nilai dari variabel dependen (Gujarati, 2001).

Menurut Ghozali (2012:97) koefisien determinan (R2) merupakan alat untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan

(5)

variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol atau satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Dan sebaliknya jika nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang membutuhkan untuk memprediksi variabel-variabel dependen.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Karakteristik Responden

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai data deskriptif yang diperoleh dari responden. Data ini digunakan sebagai informasi tambahan untuk memahami hasilhasil penelitian. Penggolongan yang dilakukan terhadap responden dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara jelas mengenai gambaran umum tentang responden sebagai obyek penelitian. Penelitian ini dilakukan terhadap 100 orang sebagai responden penelitian, karakteristik responden sebagai berikut:

Gambar 2. Berdasarkan jenis kelamin

Gambar 3. Berdasarkan usia

B. Hasil Analisa Data

Hasil penelitian yang akan dibahas dibawah ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS 21 for windows, yang dapat dirangkum sebagai berikut:

Tabel 1. hasil uji validitas.

Variabe

l Item R

hitun g

tabelR Keterang an

Kualitas Produk (X1)

KPro1 0,414 0,196

6 Valid

KPro2 0,581 0,196

6 Valid

KPro3 0,505 0,196

6 Valid

KPro4 0,529 0,196

6 Valid

KPro5 0,647 0,196

6 Valid

KPro6 0,421 0,196

6 Valid

KPro7 0,712 0,196

6 Valid

Citra Merek (X2)

CM1 0,684 0,196

6 Valid

CM2 0,645 0,196

6 Valid

CM3 0,644 0,196

6 Valid

CM4 0,694 0,196

6 Valid

CM5 0,695 0,196

6 Valid

(6)

Tabel 2. Hasil uji reliabilitas

Gambar 4. Hasil uji normalitas

Pada gambar 4. tersebut dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar sekitar garis dan mengikuti garis diagonal. Dengan ini data residual berdistribusi normal.

Tabel 3. Hasil uji normalitas

Unstandardiz ed Residual

N 100

Normal Parametersa,b Mean .0000000 Std.Deviation 1.80104361 Most Extreme

Differences

Absolute .121

Positive .045

Negative -.121

Kolmogorov-Smirnov Z 1.206

Asymp. Sig. (2-tailed) .109

Berdasarkan tabel 3. menunjukan bahwa nilai yang dihasilkan pada Asymp. Sig sebesar 0,109 yang dapat dikatakan nilai Asymp. Sig lebih besar daripada 0,05 makan dapat dikatakan bahwa data berdistribusi normal.

Tabel 4. Hasil uji multikolinearitas

Berdasarkan tabel 4. menunjukan bahwa baik kualitas produk, citra merek dan electronic word of mouth memiliki nilai tolerance kurang dari 1 dan nilai VIF memiliki nilai kurang dari 10 maka dapat dikatakan data tidak mengalami multikolinearitas.

Tabel 5. Hasil uji heteroskedastisitas

Model Unstandardize d Coefficients Standa

rdized Coeffi cients

t Sig.

B Std.

Error Beta

1

(Consta

nt) 1.697 1.220 1.3

91 .167 Kualita

sproduk

-.041 .039 -.117 -1.0 53 .295 Citra

merek .005 .067 .011 .07 9 .938 EWOM .020 .042 .069 .47

4 .636 EWOM(X3)

EWOM1 0,616 0,196

6 Valid

EWOM2 0,554 0,196

6 Valid

EWOM3 0,519 0,196

6 Valid

EWOM4 0,543 0,196

6 Valid

EWOM5 0,585 0,196

6 Valid

EWOM6 0,674 0,196

6 Valid

EWOM7 0,617 0,196

6 Valid

EWOM8 0,708 0,196

6 Valid

Keputus anPembeli an (Y)

KPem1 0,584 0,196

6 Valid

KPem2 0,736 0,196

6 Valid

KPem3 0,704 0,196

6 Valid

KPem4 0,594 0,196

6 Valid

KPem5 0,67 0,196

6 Valid

KPem6 0,543 0,196

6 Valid

Variabel Cronb Alphaach

Role of

Thumb Keterang an Kualitas Produk 0,611 0,60 Reliabel Citra Merek 0,691 0,60 Reliabel Electronic Word

Of Mouth 0,75 0,60 Reliabel

Keputusan

Pembelian 0,713 0,60 Reliabel

No Variabel Tolenace VIF Keterangan

1 X1 0.836 1.196

Tidak ada multikolinearisitas

2 X2 0.501 1.995

3 X3 0.492 2.032

(7)

Berdasarkan tabel 5. menunjukan bahwa pengujian ini menggunakan metode uji Gletser yang nilainya dilihat dari t sig. Pada variabel kualitas produk, citra merek dan electronic word of mouth memiliki nilai sig lebih besar daripada 0,05 maka dapat dikatakan data tidak terjadi heteroskedastisitas.

Tabel 6. Hasil uji t variabel kualitas produk

Model Unstandardized

Coefficients Standar dized Coeffic

ients

t Sig.

B Std.

Error Beta

1

(Consta

nt) 14.166 2.385 5.94

1 .000 Kualita

sproduk

.378 .088 .397 4.28 6 .000

Nilai t hitung yang dihasilkan pada variabel kualitas produk (X1) adalah 4,286 lebih besar dari nilai t tabel (1,9849) dan nilai signifikan t (0,000) lebih kecil daripada 0,05 artinya secara individu variabel kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

Tabel 7. Hasil uji t variabel citra merek

Model Unstandardize

d Coefficients Standar dized Coeffic

ients

t Sig.

B Std.

Error Beta

1

(Const

ant) 5.869 1.979 2.96

6 .004 Citra

merek

.879 .094 .688 9.38 4 .000

Nilai t hitung yang dihasilkan pada variabel citra merek (X2) adalah 9,384 lebih besar dari nilai t tabel (1,9849) dan nilai signifikan t (0,000) lebih kecil daripada 0,00 artinya secara individu variabel citra merek berpengaruh

signifikan terhadap keputusan pembelian.

Tabel 8. Hasil uji t variabel electronic word of mouth

Model Unstandardize

d Coefficients Standar dized Coeffic

ients

t Sig.

B Std.

Error Beta

1

(Cons

tant) 3.351 1.632 2.05

3 .043 EWOM .629 .049 .794 12.9

31 .000

Nilai t hitung yang dihasilkan pada variabel electronic word of mouth (X3) adalah 12,931 lebih besar dari nilai t tabel (1,9849) dan nilai signifikan t (0,000) lebih kecil daripada 0,05 artinya secara individu variabel electronic word of mouth berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

Tabel 9. Hasil uji f

Model Sum of

Squares df Mean

Square F Sig.

1

Regre

ssion 654.258 3 218.08 6 65.1

95 .000

b

Resid

ual 321.132 96 3.345 Total 975.390 99

Berdasarkan tabel 4.10 didapat nilai f hitung 65,195 dengan sig. 0,000 dimana f sig. 0,000 lebih kecil daripada 0,05 maka Ho ditolak. Dapat diartikan bahwa secara simultan kualitas produk (X1), citra merek (X2), electronic word of mouth (X3) berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian (Y).

Tabel 10. Hasil uji regresi linier berganda

Model Unstandar dized Coefficien

ts

dardiStan Coefzed ficie nts

t Si

g. Collinea Statisticrity

s

(8)

B Std.

Error

Beta Tol

nceera VIF

1 (Cons

tant) .032 1.91

9 .0

17 .9 87 Kuali

tasprodu k

.078 .061 .082 1.

286

01.2 .83 6 1.1

96

Citra merek

.313 .106 .245 2.

962

04.0 .50 1 1.9

95

EWOM

.469 .066 .591 7.

083

00.0 .49 2 2.0

32

Berdasarkan tabel 10. diatas menunjukan koefisien B merupakan bentuk sebuah persamaan regresi yang dapat dihasilkan sebagai berikut:

Y=a+b.x

Y= 0.032+0,078X1+0,313X2+0,469X3 Dalam persamaan diatas maka dapat dijadikan acuan untuk diintepretasikan sebagai berikut:

1. Koefisien konstanta bernilai positif artinya bahwa kualitas produk, citra merek, electronic word of mouth yang ditimbulkan maka keputusan pembelian tetap akan meningkat.

2. Koefisien kualitas produk bernilai positif artinya setiap kenaikan kualitas produk yang dilakukan penjual meningkat, akan disertai dengan peningkatan keputusan pembelian juga. Sedangkan setiap penurunan kualitas produk yang dilakukan penjual menurun, akan disertai penurunan keputusan pembelian.

3. Koefisien citra merek bernilai positif artinya setiap kenaikan citra merek yang dilakukan penjual meningkat, akan disertai dengan peningkatan keputusan pembelian.

Sedangkan setiap penurunan citra merek yang dilakukan penjual menurun, akan disertai penurunan keputusan pembelian.

4. Koefisien electronic word of mouth bernilai positif artinya setiap kenaikan electronic word of mouth yang dilakukan penjual

meningkat, akan disertai dengan peningkatan keputusan pembelian.

Sedangkan setiap penurunan electronic word of mouth yang dilakukan penjual menurun, akan disertai penurunan keputusan pembelian.

Koefisien variabel electronic word of mouth lebih besar di bandingkan koefisien variabel lain. Hal tersebut mencerminkan tingkat pengaruh variabel electronic word of mouth lebih besar di bandingkan kualitas produk dan citra merek pada keputusan pembelian.

Tabel 11. Hasil uji koefisien determinan (R2)

Koefisien determinasi (R2) untuk mengukur kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Nilai R2 adalah antara 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel bebas dalam menjelaskan variasi variabel terikat sangat terbatas. Nilai R square sebesar 0,671 (67,1%) dapat diintrepetasikan bahwa kemampuan model kualitas produk (X1), citra merek (X2), electronic word of mouth (X3) menerangkan variasi variabel keputusan pembelian (Y) sebesar 67,1% dan sisanya diperngaruhi variabel independen lainnya sebesar 32,9%.

C. Pembahasan

a) Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian Hasil penelitian menunjukan bahwa kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian secara parsial, bahwa uji t untuk variabel kualitas produk diperoleh hasil t hitung sebesar 4,286. Sementara itu nilai pada tabel

Model R R

Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

1 .819a .671 .660 1.829

(9)

distribusi 5% t tabel 1,9849. Maka t hitung > t tabel dan Ho diterima dengan nilai signifikan t terbesar 0,000 < dari nilai probabilitas 0,05.

Jadi demikian terdapat pengaruh yang signifikan kualitas produk terhadap keputusan pembelian.

Apabila variabel kualitas produk meningkat maka keputusan pembelian juga akan meningkat.

Hasil ini sesuai dengan penelitian Syahputri, Ayu, Indriani (2013), p Mayangsari, Diana, Putri (2016) yang menyatakan bahwa persepsi kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

b) Pengaruh Citra Merek Terhadap Keputusan Pembelian

Hasil penelitian menunjukan bahwa citra merek terdapat pengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian dilihat dari t hitung sebesar 9,384 dan t tabel 1,9849 maka Ho dan H2 diterima karena t hitung > t tabel.

Hasil ini sesuai dengan penelitian Mayangsari, Diana, Putri (2016), Permadi (2014) yang menyatakan bahwa citra merek berpengaruh seginifikan terhadap keputusan pembelian.

c) Pengaruh Electronic Word Of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian

Hasil penelitian menunjukan bahwa electronic word of mouth terdapat pengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian dilihat dari t hitung sebsar 12,931 dan t tabel 1,9849 maka Ho diterima dan H3 diterima karena t hitung > t tabel.

Hasil ini sesuai dengan penelitian I Sindunata, BA Wahyudi (2018), T Firdaus, T Abdullah (2017) yang menyatakan bahwa electronic word of mouth berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

d) Pengaruh Kualitas Produk, Citra Merek dan Electronic

Word Of Mouth Terhadap Keputusan Pembelian

Hasil penguji uji F variabel kualitas produk, citra merek dan electronic word of mouth terhadap keputusan pembelian menunjukan adanya pengaruh secara simultan. Dalam penelitian ini menunjukan hasil signifikan diperoleh oleh uji F, dimana diketahui nilai f hitung sebesar 65,195 > f tabel (2,7) dengan nilai signifikan 0,000 < 0,05.

Sehingga kualitas produk, citra merek dan electronic word of mouth berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian produk Bittersweet By Najla. Hasil ini sesuai dengan penelitian IS Madyan, M Tiarawati (2018) yang menyatakan bahwa kualitas produk, citra merek dan electronic word of mouth berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian produk.

5. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahasan mengenai analisis pengaruh kualitas produk, citra merek dan electronic word of mouth terhadap keputusan pembelian produk Bittersweet By Najla maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian dapat diterima. Hasil tersebut juga membuktikan hipotesis pertama bahwa kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk Bittersweet By Najla. Hasil menunjukan bahwa t hitung lebih besar dari t tabel (4,286>1,9849) dengan nilai

(10)

signifikan 0,000 lebih kecil dari 0,05.

2. Citra merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian dapat diterima. Hasil tersebut juga membuktikan hipotesis kedia bahwa citra merek berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk Bittersweet By Najla . hasil menunjukan bahwa t hitung lebih besar dari t tabel (9,384>1,9849) dengan nilai signifikan 0,000 lebih kecil dari 0,05.

3. Electronic word of mouth berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian dapat diterima. Hasil tersebut juga membuktikan bahwa electronic word of mouth berpengaruh terhadap keputusan pembelian Bittersweet By Najla. Hasil menunjukan bahwa t hitung lebih besar dari t tabel (112,931>1,9849) dengan nilai signifikan 0,000 lebih kecil dari 0,05.

4. Kualitas produk, citra merek dan electronic word of mouth berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian secara simultan dapat diterima. Hasil tersebut juga membuktikan bahwa secara simultan kualitas produk, citra merek dan electronic word of mouth berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk Bittersweet By Najla. Hasil menunjukan bahwa f hitung lebih besar daripada f tabel (65,195>2,7), dengan nilai signifikan 0,000<0,05.

Berdasarkan penelitian ditemukan bahwa variabel kualitas produk, citra merek dan electronic word of mouth berpengaruh signifikan terhadap keputusan

pembelian baik secara parsial dan simultan. Hal ini membuktikan bahwa semakin baik kualitas produk, citra merek dan electronic word of mouth maka akan semakin meningkat keputusan pembelian.

B. Saran

Berdasarkan hasil pembasahan dan kesimpulan yang diperoleh, maka peneliti mengajukan saran-saran sebagai pelengkap dari hasil penelitian sebagai berikut:

Bagi perusahaan:

a. Penerapan kualitas produk Bittersweet By Najla berada dalam kategori baik, namun lebih baik lagi hal yang disarankan untuk ditingkatkan penggunaan kualitas bahan baku produksi yang lebih alami agar limbah yang dihasilkan bisa didaur ulang.

b. Disarankan pemberian citra merek yang dimiliki, yang mana bahwa Bittersweet By Najla merupakan salah satu pemain industri UMKM yang berkualitas di Indonesia dan memiliki reputasi produk dan merek yang berkualitas terbaik, untuk itu perusahaan lebih aktif lagi dalam berpromosi.

c. Electronic word of mouth merupakan salah satu faktor yang berpengaruh signifikan dalam tahapan proses keputusan pembelian konsumen. Oleh karena itu, penulis menyarankan perusahaan untuk mengelola dan memperbaiki feedback untuk lebih meningkatkan keyakinan konsumen agar

(11)

tertarik melakukan pembelian.

Bagi penelitian selanjutnya:

Bagi peneliti selanjutnya, hendaknya untuk memperluas penelitian sehingga memperoleh informasi yang lebih lengkap tentang

faktor-faktor yang

mempengaruhi keputusan pembelian pada produk Bittersweet By Najla.

DAFTAR PUSTAKA

Adeliasari dkk. (2014). Electroni Word Of Mouth (EWOM) Dan Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Di Restoran Dan Kafe Di Surabaya. Vol. 2, No.2.

Jurnal Hospitaly Dan Manajemen Jasa.

Universitas Kristen Petra:

Surabaya.

Belch E George & Belch A Michael.

(2009). Adversiting and Promotion Intregated Marketing

Communications

Perspective. Boston McGraw Hill Irwin.

Hartini, Sri. (2012). Pengembangan Kualitas Produksi Dan Kinerja Bisnis. Jurnal

Manajemen Dan

Kewirausahaan. Vol. 14, No. 1.

Irvandi, Yogi. (2010). Pengaruh Kualitas Produk dan Celebrity Endorer Terhadap Keputusan Pembelian Sepatu Olahraga Futsal Nike Di Jakarta. Skripsi Universitas Negeri Jakarta.

IS Madyan, M Tiarawati (2018).

Pengaruh Kualitas Produk, Citra Merek dan Harga Terhadap Keputusan

Pembelian Pond’s Flaws White. Jurnal Ekonomi Bisnis, vol 6.

Mayangsari, Diana, Putri. (2006).

Pengaruh Citra Merek dan Kualitas Produk Serta Terhadap Keputusan Pembelian Produk Kosmetik Wardah.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Jember.

Sarini Kodu. (2013). Pengaruh Harga, Kualitas Produk Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian Mobil Avanza.

Jurnal EMBA, Vol. 1, No.

Sugiyono. 3.(1990). Metodologi Penelitian Bisnis. Alfabeta: Bandung Sugiyono. (2010). Metode Penelitian

Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Syahputri, Ayu, Indriani. (2013).

Pengaruh kualitas Produk Terhadap Citra Merek dan Keputusan Pembelian kosmetik Wardah Di Medan. Universitas Sumatra Utara.

Wijaya, Mohamad. (2013). Promosi, Citra Merek dan Saluran Distribusi Pengaruhnya Terhadap Keputusan Pembelian Jasa Terminix Di Kota Manado. Jurnal

Riset Ekonomi,

Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, vol 1 no 4.

Wijaya, Tommi. (2014). Pengaruh Electronic Word Of Mouth (EWOM) Terhadap Keputusan Pembelian Kamera Dslr. Universitas Kristen Satya Wacan:

Salatiga.

Gambar

Gambar 2. Berdasarkan jenis kelamin
Tabel 3. Hasil uji normalitas
Tabel 7. Hasil uji t variabel citra merek Model Unstandardize d Coefficients Standardized Coeffic ients t Sig

Referensi

Dokumen terkait

Namun, pada intinya dapat disimpulkan bahwa komputer adalah suatu peralatan elektronik yang dapat menerima input, mengolah input, memberikan informasi, menggunakan suatu program

Pengembangan bahan ajar elektronik ini memiliki beberapa kelebihan, yaitu produk dapat menyesuaikan dengan layar android yang dimiliki dan dapat digunakan sebagai

Pada makalah ini dikaji dependensi dalam model resiko individual menggunakan metode direct calculation dan hubungannya dengan independensi resiko dalam asuransi

Menurut Anda, selama ini bagaimanakah harga yang ditawarkan showroom ini dibandingkan pesaing.. Harga yang kami berikan ya mengikuti harga-harga di

ditunjukkan pada Gambar.3, dengan tujuan untuk mengetahui dan menganalisis kebutuhan cahaya buatan pada suatu gedung atau ruang, sehingga dengan memperhatikan

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa konsep moralitas Fazlur Rahman merupakan pandangan holistik terhadap al-Qur’an terhadap tema-tema pokok ketuhanan,

Dari penelitian yang telah dilakukan, teknik yang sering digunakan pada film “Muhammad : The Messenger of God” pada shot yang memiliki hubungan dengan karakter

Presiden Amerika Syarikat ke-16, Abraham Lincoln (1861-1865) pernah mengungkapkan satu madah masyhur yang berbunyi, demokrasi ini adalah daripada rakyat, untuk rakyat dan oleh