• Tidak ada hasil yang ditemukan

REBUTAN PENGIKUT DI MEDIA SOSIAL. (Studi Etnografi Terhadap Netizen di Instagram) SKRIPSI. Disusun Oleh: FEBRIKO HUTAPEA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "REBUTAN PENGIKUT DI MEDIA SOSIAL. (Studi Etnografi Terhadap Netizen di Instagram) SKRIPSI. Disusun Oleh: FEBRIKO HUTAPEA"

Copied!
145
0
0

Teks penuh

(1)

REBUTAN PENGIKUT DI MEDIA SOSIAL (Studi Etnografi Terhadap Netizen di Instagram)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dalam Bidang Antropologi Sosial

Disusun Oleh:

FEBRIKO HUTAPEA 160905052

PROGRAM STUDI ANTROPOLOGI SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2020

(2)
(3)
(4)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PERNYATAAN ORIGINALITAS

REBUTAN PENGIKUT DI MEDIA SOSIAL (Studi Etnografi Terhadap Netizen di Instagram)

SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan disepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti lain atau tidak seperti yang saya nyatakan disini, saya bersedia diproses secara hukum dan siap menanggalkan gelar kesarjanaan saya.

Medan, November 2020

Febriko Hutapea

(5)

ABSTRAK

Febriko Hutapea, 2020. Judul Skripsi: Rebutan Pengikut di Media Sosial (Studi Etnografi Terhadap Netizen di Instagram).

Penelitian ini berjudul Rebutan Pengikut di Media Sosial yang bertujuan untuk melihat pengaruh pengguna akun Instagram memberikan pengaruh bagi pengikutnya. Setiap pengikut memiliki alasan yang berbeda-beda ketika mengikuti sebuah akun Instagram, umumnya karena timbul rasa ketertarikan terhadap akun tersebut.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara mendalam, dan analisis secara mendalam untuk mendapatkan data yang diinginkan. Wawancara dilakukan terhadap beberapa informan yang aktif menggunakan media sosial Instagram dan memiliki banyak pengikut.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa akun Instagram yang memiliki banyak pengikut mampu mengubah pandangan pengikutnya. Berbeda dengan pengikutnya tidak terlalu banyak, akun yang memiliki banyak pengikut asli memiliki ciri khas dalam konten yang di tampilkan, seperti foto yang bagus, bernyanyi, berbagi tips, hingga konten agama. Konten-konten tersebut mampu menarik perhatian netizen di Instagram. Meskipun begitu tidak semua akun Instagram yang memiliki banyak pengikut asli namun ada juga pengikut robot/palsu yang didapatkan dari situs penambah pengikut (autofollowers).

Kata Kunci : Pengikut, Instagram, Kuasa, dan Media Sosial

(6)

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan kasih karunia-Nya hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Rebutan Pengikut di Media Sosial”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi guna untuk menyelesaikan studi dan mendapatkan gelar Sarjana Sosial di bidang Antropologi Sosial. Segala kemampuan dan kelancaran yang didapatkan penulis merupakan berkat dari Tuhan Yang Maha Esa.

Dalam proses menyelesaikan skripsi ini tentunya banyak pihak yang membantu penulis dalam memberikan saran, bimbingan, dan tentunya dukungan.

Oleh sebab itu penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada kedua orang tua penulis yaitu ayah Ruben Hutapea dan ibu Risnama Turnip yang selalu mendoakan, dukungan moral dan material selama penulis mulai mengikuti perkuliahan hingga saat penyelesaian skripsi ini. Begitu juga dengan adik-adik penulis Melinton Hutapea dan Monika Hutapea, penulis mengucapkan terima kasih atas doa dan semangatnya. Tidak lupa untuk saudara-saudara penulis lainnya terima kasih atas dukungan dan doanya penulis mengucapkan terima kasih banyak.

Terima kasih juga kepada Bapak Dr. Fikarwin Zuska selaku Ketua dan Bapak Drs. Agustrisno, MSP selaku sekretaris Prodi Antropologi Sosial FISIP USU yang telah memberi masukan kepada peneliti selama perjalanan akademis peneliti di Departemen Antropologi Sosial FISIP USU dan atas motivasi, masukan, kritik, inspirasi, serta motivasi bagi penulis.

(7)

Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih banyak kepada Pembimbing skripsi penulis yaitu Dra. Nita Savitri, M.Hum yang sudah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan, dukungan dan semangat dari awal proses menulis proposal hingga penulisan. Terima kasih telah menjadi pembing dan menjadi sosok orangtua bagi peneliti. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas segala kebaikan Ibu.

Kepada Ibu Dra. Tjut Syahriani, M.Soc.Sc. sebagai dosen Penasihat Akademik yang memberikan masukan dan membantu peneliti selama proses Proposal Peenelitian. Terima kasih atas segala masukannya semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas kebaikan Ibu.

Penulis juga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada seluruh dosen pengajar Departemen Antropologi Sosial FISIP USU yang telah mendidik penulis dengan penuh kasih sayang dan sangat peduli kepada Mahasiswa nya.

Semoga ilmu yang telah Bapak/Ibu berikan bermanfaat bagi penulis dikemudian hari. Kepada staf administrasi Departemen Antropologi Sosial FISIP USU yaitu Kak Sri dan Kak Nur, semoga Tuhan memberkati.

Kepada seluruh informan yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini terutama kepada Pak Denny Santoso, Elsaida Girsang, Selvi Sidauruk, dan Faradina terima kasih atas bantuannya. Ilmu-ilmu baru yang tidak terpikirkan oleh peneliti sebelumnya menjadi suatu hal luar biasa yang peneliti dapatkan selama melakukan penelitian. Untuk itu atas bantuannya peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, semoga Tuhan memberkati.

(8)

Penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada teman dekat penulis, Angreni Haulina Siahaan yang selalu memberikan motivasi dan semangat dari awal memulai penelitian hingga akhir penelitian. Selalu menjadi teman untuk berdiskusi mengenai kesulitan pada penelitian ini. Terima kasih telah menjadi warna bagi penulis.

Terima kasih untuk teman seperjuangan terkasih Andre Tarigan, Bill Alfredo Saragih, Immanuel Oskar Lubis, Joel Sidabutar, Martin Romulus Sitorus, dan Theo Pilus Pratama Sembiring yang mejadi teman berdiskusi dalam banyak hal, semoga Tuhan memberkati kalian, memberikan kesehatan, dan yang terbaik untuk kedepannya.

Serta terima kasih untuk seluruh kerabat Antropologi FISIP USU stambuk 2016, abang/kakak senior dan adik junior atas segala semangat dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis. Terimakasih atas segala cerita dan pengalaman perkuliahan yang telah kita lalui bersama. Semoga jalinan pertemanan kita tidak putus sampai kapanpun dan dapat saling berkomunikasi.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada abang senior Juan Napitupulu, Maryo Sembiring, dan Sakti Bancin yang telah memberikan semangat dan pengetahuan. Penulis berharap kita dapat saling berkomunikasi dan silaturahmi. Semoga Tuhan memberkati kalian.

Selain daripada yang tertulis diatas, tentu ada banyak lagi orang-orang, keluarga, sahabat, teman maupun pihak-pihak yang memberikan sumbangsih dalam proses penyelesaian penelitian ini. Semoga Tuhan membalas kebaikan

(9)

kalian. Akhir kata atas segala dukungan yang diberikan pada penulis ucapkan terimakasih.

Medan, November 2020 Penulis

Febriko Hutapea

(10)

RIWAYAT HIDUP

E-Mail : rikohutapea@gmail.com Febriko Hutapea lahir di Medan pada tanggal 16 Februari 1998 dari pasangan Ruben Hutapea dan Risnama Turnip.

Penulis telah menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD

Negeri 125540 Kota

Pematangsiantar pada tahun 2010.

Pada tahun 2010-2013 penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Kota Pematangsiantar. Pada tahun 2013- 2016 penulis melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 4 Kota Pematangsiantar. Kemudian pada tahun 2016 penulis melanjutkan pendidikan ke jenjang Perguruan Tinggi Negeri dengan jalur ujian Seleksi Bersama Perguruan Tinggi Negeri di Universitas Sumatera Utara dan menjadi mahasiswa Strata 1 (S-1) di jurusan Antropologi Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik pada tahun 2016.

Ada beberapa kegiatan yang penulis lakukan selama menjalani pendidikan di Antropologi FISIP USU. Beberapa kegiatan berkaitan dengan perkuliahan, antara lain;

1. Peserta inisiasi Antropologi Sosial FISIP USU di kampus pada tahun 2016.

2. Wakil ketua di Himpunan Mahasiswa Departemen Antropologi periode 2018-2019.

3. Peserta Pelatihan Jurnalistik “Splash your dream with a writing” tahun 2018.

4. Workshop Go Green and Art FISIP USU, Medan 2017.

(11)

5. Workshop Visual Antropologi/Film Etnografi, Medan 2018.

6. Seminar Nasional Manusia dan Kebudayaan Di Indonesia, Medan 2018.

7. Seminar Pengenalan Arkeologi, Medan 2019.

8. Tahun 2019, sebagai peserta Praktek Kerja Lapangan-Tinggal Bersama Masyarakat di Desa Sarimarrihit, Kecamatan Sianjurmula-Mula.

(12)

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karuniaNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan maksimal. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1) di Departemen Antropologi Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Adapun judul dari skripsi ini adalah “Rebutan Pengikut di Media Sosial (Studi Etnografi Terhadap Netizen di Instagram)”. Adapun banyak rintangan dan hambatan yang penulis hadapi akan tetapi akhirnya penulis dapat melaluinya berkat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak baik secara moral maupun spiritual. Skripsi ini disusun oleh penulis berdasarkan wawancara kepada informan dan melakukan observasi pada sumber yang menjadi tujuan dalam skripsi ini.

Penulis juga menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan kelemahan. Oleh karena itu penulis berharap kepada semua pihak agar dapat menyampaikan kritik dan saran yang membangun untuk menambah kesempuranaan skripsi ini. Penulis mengharapkan agar skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Penulis juga memohon maaf apabila ada kata ataupun kalimat yang menyinggung perasaan pembaca.

Medan, November 2020

Febriko Hutapea

(13)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN PENGESAHAN

HALAMAN PERSETUJUAN

PERNYATAAN ORIGINALITAS ... i

ABSTRAK ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

RIWAYAT HIDUP ... vii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Tinjauan Pustaka ... 12

1.2.1. Kerangka Teoritis ... 12

1.2.2. Media Baru (New Media) ... 18

1.2.3. Media Sosial (Social Media) ... 20

1.2.4. Instagram ... 21

1.2.5. Pengikut (Followers) ... 22

1.2.6. Netizen (Warganer) ... 23

1.3. Perumusan Masalah ... 24

1.4. Tujuan Penelitian ... 24

1.5. Manfaat Penelitian ... 25

1.6. Metode Pengumpulan Data ... 25

1.6.1. Metode Penelitian ... 25

1.6.2. Observasi ... 26

1.6.3. Wawancara Mendalam ... 27

1.6.4. Sumber Data ... 28

1.6.5. Dokumentasi ... 28

1.6.6. Alat Bantu Penelitian ... 29

1.7. Pengalaman Penelitian ... 29

BAB II. GAMBARAN UMUM MENGENAI MEDIA SOSIAL ... 36

2.1. Perkembangan Media Sosial ... 36

2.2. Jenis-jenis Media Sosial ... 38

2.3. Isi Media Sosial ... 43

2.4. Instagram ... 44

2.4.1. Sejarah Instagram ... 44

2.4.2. Fitur-fitur Instagram ... 46

2.4.3. Jenis Akun Instagram ... 51

2.5. Pengikut (Followers) ... 52

(14)

BAB III. MOTIVASI NETIZEN MEMILIKI BANYAK PENGIKUT ... 56

3.1. Deskripsi Pengguna Instagram ... 56

3.2. Tujuan Terhadap Pengikut Instagram ... 61

3.2.1. Jaringan Sosial ... 63

3.2.2. Sumber Penghasilan ... 65

3.3. Upaya Untuk Mendapatkan Banyak Pengikut ... 73

3.3.1. Iklan (Ads.) ... 74

3.3.2. Kolaborasi ... 81

3.3.3. Konten Menarik ... 83

3.3.4. Rutin Membuat Konten ... 87

3.3.5. Penambah Pengikut Otomatis (Autofollowers) ... 88

3.3.6. Fanbase ... 94

3.3.7. Giveaway ... 97

BAB IV. KUASA INSTAGRAM SEBAGAI MEDIA SOSIAL ... 101

4.1. Candu Bentuk Kekuasaan di Instagram ... 101

4.1.1. Wadah Bagi Netizen ... 101

4.1.2. Perubahan Sosial Budaya ... 103

4.2. Kuasa terhadap Pengikut di Instagram oleh Akun yang Memiliki Banyak Pengikut ... 106

4.2.1. Banyak Pengikut Secara Kualitas ... 108

4.2.2. Banyak Pengikut Secara Kuantitas ... 112

4.3. Penggunaan Akun Instagram Untuk Tindakan Merugikan Orang Lain ... 113

4.4. Kebudayaan Baru di Instagram ... 117

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 119

5.1. Kesimpulan ... 119

5.2. Saran ... 120

DAFTAR PUSTAKA ... 122

LAMPIRAN ... 126

INTERVIEW GUIDE ... 126

DOKUMENTASI PENULIS ... 128

(15)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1. Daftar Nama Informan ... 27

(16)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Contoh Akun Normal di Instagram ... 51

Gambar 2. Contoh Akun Terverifikasi di Instagram ... 52

Gambar 3. Jumlah Pengikut di Instagram ... 53

Gambar 4. Fitur Tambahan untuk Pilihan Mengikuti Akun Instagram Lainnya 53 Gambar 5. Akun Instagram Denny Santoso ... 56

Gambar 6. Akun Instagram Elsaida Girsang ... 58

Gambar 7. Akun Instagram Faradina Dhea Tasha Arda ... 59

Gambar 8. Akun Instagram stayclassywithus_ ... 60

Gambar 9. Jaringan Sosial ... 63

Gambar 10. Ilustrasi Selebgram Menyampaikan Informasi Kepada Pengikutnya ... 68

Gambar 11. Iklan di Instagram ... 75

Gambar 12. Iklan Cerita (Stories Ads.) ... 76

Gambar 13. Iklan Video (Video Ads.) ... 77

Gambar 14. Iklan Foto (Photo Ads.) ... 78

Gambar 15. Iklan Carousel ... 79

Gambar 16. Iklan Koleksi ... 79

Gambar 17. Salah Satu Bentuk Kolaborasi di Instagram ... 82

Gambar 18. Konten di Instagram ... 84

Gambar 19. Fitur Explore ... 87

Gambar 20. Contoh Situs Penambah Pengikut ... 89

Gambar 21. Situs Penambah Pengikut Berbayar ... 91

Gambar 22. Akun Fanbase di Instagram ... 95

Gambar 23. Contoh Konten Giveaway ... 98

Gambar 24. Gaya Pakaian Mewah Rapper ... 105

Gambar 25. Pengikut Asli di Instagram ... 109

Gambar 26. Contoh Konten Mengajak di Instagram ... 110

Gambar 27. Contoh Pengikut Palsu ... 112

Gambar 28. Contoh Akun Palsu ... 115

Gambar 29. Salah Satu Konten Palsu ... 116

(17)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Media sosial1 menjadi salah satu dari beberapa macam media yang digunakan untuk sarana komunikasi untuk saling terhubung satu sama lain.

Keberadaan media sosial ini umumnya digunakan manusia untuk saling terhubung antara satu dengan yang lainnya baik secara personal maupun kelompok. Dengan adanya media sosial ini membuat jangkauan komunikasi menjadi sangat luas tanpa ada batasan wilayah, tempat, ruang dan waktu. Tujuannya beranekaragam seperti untuk berkomunikasi, berbagi pendapat, berbagi suatu hal, menjalin relasi, dan banyak hal lainnya. Selain tujuan, alat yang digunakan untuk mengakses media sosial sudah banyak yang dapat digunakan juga beragam seperti HP, komputer, dan laptop. Tidak lupa juga media sosial menawarkan situs ataupun aplikasi yang dengan mudah kita akses seperti Instagram, Line, Facebook, Twitter, Whatsapp, Digg, QQ, Qzone, Google+, Tumblr, dan Linkedln2.

Dari berbagai macam media sosial tersebut, Instagram menjadi media sosial yang menarik untuk diteliti oleh penulis. Hal ini dikarenakan Instagram menjadi media sosial yang sangat populer dewasa ini. Setelah 10 bulan setelah dikeluarkan, Instagram telah memiliki 7 juta pengguna baru yang telah

1 Media sosial adalah media berbasis Internet yang memungkinkan pengguna berkesempatan untuk berinteraksi dan mempresentasikan diri, baik secara seketika ataupun tertunda, dengan khalayak luas maupun tidak yang mendorong nilai dari user-generated content dan persepsi interaksi dengan orang lain (Caleb T. Carr dan Rebecca A. Hayes, 2015).

2 https://buffer.com/library/social-media-sites/, diakses 28 Agustus 2020.

(18)

mengunggah 150 juta foto pada media sosial tersebut.3 Hingga saat ini Instagram rutin melakukan pembaharuan pada tampilan dan penambahan fitur untuk kenyamanan penggunanya. Kehadiran Instagram sebagai media sosial tidak dapat diremehkan dengan sebelah mata, karena Instagram termasuk salah satu media sosial yang sangat populer belakangan ini4. Bahkan pada aplikasi unduhan khusus Android, ada 1 milliar lebih yang mengunduh aplikasi Instagram, kemudian ketika mencoba berselancar di internet kemudian menulis kata “Instagram” di browser ada “±11.780.000.000 hasil (0,35 detik)”5 ini mengartikan bahwa ada 11 milliar kata yang muncul persekian detiknya di mesin pencaharian anda, belum lagi di OS (Operation System) lainnya yang sudah menyediakan fitur aplikasi Instagram, seperti iOS, Microsoft, Windows 10 Mobile, dan Windows 10.

Pada era digital saat ini Instagram menjadi salah satu media sosial yang paling banyak diminati oleh kaum muda6. Tampilan visual, tempat mencari inspirasi, berita, dan fitur untuk foto dan video menjadi alasan umum netizen menggunakan media sosial ini.

Munculnya media sosial Instagram telah menyumbangkan perubahan dalam masyarakat. Terutama mereka yang aktif menggunakan media sosial dalam kehidupan sehari-hari, perubahan tersebut meliputi budaya, etika, dan norma.

Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar menjadi tempat beragam kebudayaan dipenuhi berbagai kultur, ras dan agama yang sangat berpotensi mengalami perubahan sosial. Untuk penggunaanya di Indonesia, hampir seluruh

3 https://id.wikipedia.org/wiki/Instagram, diakses 1 September 2020.

4 https://buffer.com/library/social-media-sites/, diakses 1 September 2020.

5 https://bit.ly/2Rjt3j4, diakses 12 Januari 2020.

6 https://nasional.tempo.co/read/736014/pengguna-instagram-di-indonesia-anak-muda-mapan- terpelajar/full&view=ok

(19)

kalangan dan usia telah memiliki media sosial dan menggunakannya untuk memperoleh dan menyampaikan informasi.7 Kita dapat melihat faktanya pada kehidupan sehari-hari, disetiap aktivitas masyarakat sudah tidak asing lagi dengan penggunaan media sosial mulai dari kegiatan informal sampai dengan kegiatan formal.

Keadaan di atas menandakan bahwa Instagram menjadi media sosial yang mengindikasikan perubahan, penyebaran, pembentukan kebudayaan secara global.

Hal ini diakibatkan pengguna dari berbagai penjuru dunia bersatu dalam suatu wadah untuk saling berbagi dan menikmati konten. Penggunanya dari berbagai kalangan seperti artis, olahragawan, politikus, selebriti, hingga masyarakat awam.

Kumpulan pengguna tersebut memiliki kebebasan untuk mengunggah apapun yang ada dalam pikiran mereka berupa konten dalam bentuk foto maupun video.

Selama konten tersebut tidak melanggar aturan yang diberikan Instagram maka pengguna lainnya dapat mengaksesnya.

Untuk saat ini banyak orang sudah menggunakan Instagram sebagai platform digital untuk membuat dan berbagi artefak budaya8 yang canggih. Pada platform digital ini sudah terdapat berbagai macam kebudayaan dari setiap penjuru dunia dalam bentuk foto maupun video seperti fotografi, desain grafis, musik, lukisan, dan banyak lagi. Pada saat yang bersamaan Instagram telah menjadi jalan bagi setiap orang agar terhubung secara global. Persebaran budaya

7 https://www.kompasiana.com/marezaanggi/5ead6474d541df4e7923a142/pengaruh-media-sosial- terhadap-perubahan-sosial-masyarakat , diakses 2 September 2020.

8 https://pendidikan.co.id/pengertian-artefak-jenis-contoh-beserta-gambarnya/, diakses 16 September 2020.

(20)

pada Instagram menjadi salah satu pusat perhatian pada penelitian ini, alasannya adalah dengan hadirnya platform digital ini setiap orang dapat memiliki kebebasan untuk mengakses dan membagikan informasi. Analoginya adalah setiap orang memiliki ide dalam pikirannya kemudian dituangkan dalam bentuk konten di Instagram. Konten yang diunggah orang tersebut memiliki potensi mempengaruhi orang lain yang melihatnya, terlebih lagi ketika konten tersebut menarik perhatian khalayak ramai. Lalu orang lain juga melakukan hal yang sama, dengan alasan inilah peneliti berasumsi telah terjadi banyak pertukaran dan persebaran kebudayaan di Instagram.

Instagram memberikan pengaruh yang besar bagi perkembangan dan persebaran budaya pada masyarakat secara global terutama kepada mereka yang aktif menggunakan media sosial. Perkembangan dan persebaran ini menimbulkan berbagai macam pengaruh. Pengaruh tersebut dapat berupa hal yang positif maupun negatif, tergantung penggunanya dalam memanfaatkan dan orang lain dalam memandangnya.

Pengguna yang aktif menggunakan Instagram ataupun orang-orang yang aktif menggunakan internet biasanya dikenal dengan istilah netizen. Netizen pada umumnya banyak menghabiskan waktu untuk berselancar di Instagram. Mereka dapat dikatakan adalah orang-orang yang menikmati berbagai macam konten- konten yang dihadirkan oleh pembuat konten (content creator) dan pembuat konten tersebut juga merupakan bagian dari netizen. Netizen saat ini mulai memanfaatkan kehadiran Instagram untuk tindakan yang lebih profesional, seperti melakukan bisnis secara online. Mereka pada umumnya melakukan kegiatan

(21)

promosi barang dan jasa dikemas dalam bentuk konten untuk menarik perhatian netizen lainnya. Selain karena akses yang mudah para pelaku tersebut juga dapat menghemat waktu dan pengeluaran secara material apabila dibandingkan dengan promosi di TV, pamflet, dan baliho. Beberapa hal yang menjadi keunggulan Instagram sebagai media sosial9;

1. Ketika ingin menggunakan Instagram, netizen tidak mengeluarkan biaya dalam mengaksesnya. Netizen cukup mengunduh aplikasinya melalui aplikasi unduhan masing-masing smartphone karena aplikasi ini sudah tersedia pada berbagai macam platform ataupun mengaksesnya melalui situs Instagram tersebut di mesin pencari pada komputer.

2. Untuk saat ini pengguna Instagram telah mencapai angka yang sangat tinggi, kita dapat melihatnya pada pembahasan diatas. Banyaknya jumlah pengguna memberikan keunggulan lebih, karena selain dapat bertemu dengan netizen lainnya, bagi para pelaku bisnis secara online ini memberikan keuntungan. Pelaku bisnis secara online tersebut dapat memasarkan barang atau jasa yang mereka miliki melalui Instagram.

3. Instagram memiliki fitur yang cukup mudah dipahami, kemudahan tersebut menjadi daya tarik pada masyarakat untuk menggunakannya.

Mengunggah foto atau video, mengomentari, memberikan tanda suka,

9 https://exrush.com/kelebihan-dan-kekurangan-instagram-sebagai-media-

promosi/#:~:text=Instagram%20memiliki%20keunggulan%20dalam%20hal,yang%20biasanya%2 0mengandalkan%20foto%20produk.&text=Hampir%20sama%20dengan%20twitter%2C%20insta gram%20memiliki%20timeline%20yang%20berjalan%20sangat%20cepat, diakses 10 September 2020.

(22)

mengikuti orang lain, bahkan melakukan pencarian juga dapat dilakukan dengan praktis.

4. Sebagai media sosial Instagram memiliki koneksi dengan media sosial lainnya, sehingga memudahkan penggunanya untuk membagikan ulang apa yang mereka unggah pada Instagram dapat dibagikan ke media sosial lainnya. Hal ini cukup menghemat waktu karena tidak perlu melakukan postingan berkali-kali di media sosial lain.

5. Untuk mereka yang aktif menggunakan Instagram sebagai sarana promosi memiliki keuntunga lebih karena pada media sosial ini sudah terdapat fitur iklan yang memungkinkan postingan pemilik akun untuk melakukan promosi sehingga postingan tersebut dapat dilihat oleh banyak orang.

Selain fitur iklan mereka juga dapat menggunakan jasa endorsement, menggunakan hastag, atau metode paid promote.

6. Untuk fitur foto maupun video Instagram memiliki karena disetiap fiturnya memberikan tambahan fitur untuk meningkatkan kualitas konten pemilik akun.

Sebagai media sosial yang memiliki pengguna yang sangat banyak, tentunya Instagram memberikan dampak besar secara global. Setiap orang dapat terkoneksi dengan orang lain dibelahan dunia manapun dengan menggunakan Instagram. Bahkan kita dapat menikmati postingan-postingan dari artis-artis seluruh dunia yang mungkin dapat memberikan inspirasi. Orang-orang yang memiliki banyak pengikut di Instagram juga dapat memberikan pengaruh terhadap pengikutnya dalam cakupan yang sangat luas. Dengan hadirnya

(23)

Instagram juga tidak menutup kemungkinan membuat orang-orang yang dulunya tidak terkenal menjadi terkenal. Hal ini tidak terlepas dari kemampuan mereka dalam mempengaruhi ataupun menarik perhatian orang lain. Dengan hadirnya media sosial ini memudahkan orang ataupun kelompok untuk memperlihatkan konten ataupun kreasi untuk tujuan pribadi maupun kelompok. Tujuan tersebut bisa saja hanya untuk menjadi pusat perhatian ataupun berbagi sesuatu.

Banyak dari pengguna pengguna Instagram merasa perlu untuk memiliki banyak pengikut, hal tersebut karena tentunya akun yang memiliki banyak pengikut memiliki keuntungan yang lebih dibandingkan dengan akun yang tidak memiliki banyak pengikut. Beberapa keuntungan tersebut meliputi kemudahan untuk melakukan promosi bisnis/usaha, memiliki banyak relasi, dikenal banyak orang, maupun bekerjasama dengan berbagai brand. Bahkan ada pengguna Instagram sampai menggunakan situs penambah pengikut (autofollowers) untuk meningkatkan jumlah pengikut secara instan. Tentunya ini sangat menarik bagi penulis, ketertarikan terhadap cara seseorang dapat memiliki banyak pengikut di media sosial Instagram.

Adapun penelitian terdahulu yang terkait dengan topik penelitian mengenai media sosial Instagram adalah sebagai berikut;

Penelitian “Konsep Diri Mahasiswa dalam Media Sosial.”10 Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa respon yang diberikan oleh orang lain baik dengan banyaknya jumlah like dan komentar positif mampu

10 http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/59252, diakses 15 Januari 2020.

(24)

menambah kepercayaan diri mahasiswa untuk lebih mengekspresikan dirinya melalui foto di Instagram dan komentar negatif tidak berhasil membuat diri mereka jatuh, melainkan mereka mampu kembali bangkit dan menjadi tidak mudah goyah saat mendapatkan komentar bernada negatif. Hal tersebut tidak menjadikan mereka rendah diri tetapi merasa sama atau setara dan tidak kehilangan kepercayaan diri. Gambaran konsep diri ini termasuk dalam ciri-ciri konsep diri positif, sehingga menunjukkan bahwa mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU memiliki konsep diri positif dalam media sosial Instagram.

Media sosial Instagram berhasil menarik perhatian mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Para mahasiswa aktif membagikan fotonya di Instagram dan foto tersebut mendapatkan respon dari banyak orang dengan memberikan tanda suka (like), memberikan komentar positif, ataupun komentar negatif.

Respon yang diberikan oleh orang lain baik dengan banyaknya jumlah like dan komentar positif mampu menambah kepercayaan diri mahasiswa untuk lebih mengekspresikan dirinya melalui foto di Instagram dan komentar negatif tidak berhasil membuat diri mereka jatuh, melainkan mereka mampu kembali bangkit dan menjadi tidak mudah goyah saat mendapatkan komentar bernada negatif.

(25)

“Efektivitas Media Sosial Instagram Sebagai Media Komunikasi Pemasaran11.” Hasil dari penelitian ini menjelaskan tentang segmentasi pasar, dimana segmentasi merupakan suatu kegiatan membagi kelompok konsemen atau pembeli dengan kebutuhan, karakteristik, dan perilaku yang berbeda dalam pasar yang membutuhkan produk atau bauran pemasaran yang berbeda. Berdasarkan penjelasan dari skripsi diatas segmentasi pasar yang terbagi menjadi dua yaitu segmentasi demografis dan segmentasi psikografis. Untuk segmentasi demografis penulis dalam skripsi ini memilih berdasarkan, pada peta kependudukan yaitu jenis kelamin, usia, dan jenis pekerjaan. Sedangkan segmentasi psikografis adalah pembagian melalui gaya hidup dan kepribadian manusia. Gaya hidup mempengaruhi perilaku seseorang dan akhirnya menentukan pilihan-pilhan konsumsi seseorang.

Hasil dari penelitian ini juga menjabarkan tentang target pasar, yang dimana target pasar yang dimaksudkan adalah khalayak yang menjadi sasaran untuk pemasaran kegiatan, kelompok ini dilayani sebagai konsumen. Kemudian online shop dalam penelitian ini memposisikan dirinya sebagai jajanan sehat dan dibuktikan dengan tagline

#stayjajanstayhealthy.

Tujuan dari komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh online shop dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan kesadaran (awareness) bahwa jajanan atau produk dari online shop tersebut itu ada, sehingga

11 http://repository.usd.ac.id/31323/2/142214197_full.pdf, diakses 21 September 2020.

(26)

produk yang ditawarkan menjadi lebih terkenal dan meskipun tidak terlalu mengambil untung pemilik online shop dalam penelitian ini ingin komunikasi pemasaran yang dilakukan dapat mempengaruhi perilaku konsumen sehingga melakukan tindakan (action) pembelian. Pesan-pesan yang disampaikan melalui unggahan di media sosial Instagram telah sampai kepada audiens sasaran, karena semua kategori audiens online shop dalam penelitian ini mendapatkan nilai diatas 50% yakni : Pelajar dan mahasiswa memperoleh nilai sebesar 69,4%, usia 15-25 tahun sebanyak 84,3%, dan gaya hidup sehat yang dilihat dari alasan mengkonsumsi karena makanan sehat sebanyak 50%. Hal ini berarti lebih dari 50% followers akun Instagram online shop pada penelitian ini merupakan target audiensnya sekaligus target pasarnya.

Pada penelitian ini juga menjelaskan adanya kesesuaian citra yang diharapkan dari online shop yang menjadi target peneliti dengan citra yang dipikirkan oleh konsumen. Kesesuaian citra tersebut berdampak positif terhadap ekuitas merek, karena citra merek merupakan salah satu elemen utama pembentukan ekuitas merek. Dilihat dari survey yang telah dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini sebanyak 71,2% followers dari 73 responden pernah melakukan pembelian produk online shop tersebut.

Ini membuktikan bahwa komunikasi pemasaran yang dilakukan oleh online shop di media sosial Instagram dapat mempengaruhi perilaku konsumen yang dilihat dari action (tindakan) yang dilakukan oleh followers akun Instagram online shop dalam penelitian ini.

(27)

Kemudian “Penggunaan Instagram Sebagai Media Promosi”.12 Hasil dari penelitian ini adalah pemanfaatan fitur Instagram untuk melakukan promosi, dijelaskan bahwa dari dua belas fitur penggunaan untuk promosi delapan fitur yang digunakan oleh akun yang digunakan oleh akun yang menjadi bagian dari penelitian ini. Fitur tersebut adalah unggah foto, caption, komentar, hashtags, Instagram story, live Instagram, direct massage, dan geotagging. Dan ada empat fitur yang tidak digunakan yaitu fitur like, explore, arsip cerita, dan Instagram saved post. Serta akun Instagram Pikameame yang menjadi akun yang digunakan untuk penelitian sangat aktif dalam membalas setiap pesan dari followers yang dikirim melalui fitur Direct Message.

Dalam penelitian ini juga memaparkan penjualan personal tidak memiliki kaitan dengan penggunaan Instagram sebagai promosi, dikarenakan Instagram merupakan bentuk dari social media, sementara penjualan personal sifatnya lebih kepada penjualan secara langsung atau tatap muka. Instagram juga hanya memungkinkan penggunanya berinteraksi melalui internet saja (online).

Perubahan sosial budaya meliputi perubahan fungsi kebudayaan dan perilaku manusia dalam masyarakat dari keadaan tertentu ke keadaan lain. Hal ini disebabkan karena kehadiran Instagram menjadi suatu fenomena dimana seseorang yang dulunya melakukan kegiatan di dunia nyata kini menghabiskan waktunya di dunia maya. Pengikut Instagram menjadi target utama dalam

12 http://digilib.uin-suka.ac.id/31929/1/14730003_BAB-I_IV_DAFTAR-PUSTAKA.pdf diakses 21 September 2020.

(28)

penelitian ini, karena pengikut menjadi salah satu faktor pemicu netizen di Instagram membagikan konten.

Penelitian yang dilakukan oleh penulis berbeda dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya. Dari permasalahan yang dikemukakan di atas, penulis tertarik untuk meneliti dan mendalami lebih lanjut tentang “Rebutan Pengikut Di Media Sosial”. Kajian utama yang penulis fokuskan adalah apa tujuan dan keinginan pengguna Instagram untuk memiliki banyak pengikut serta hal-hal mereka lakukan untuk mendapatkan pengikut tersebut.

1.2. Tinjauan Pustaka

1.2.1. Kerangka Teoritis

Paradigma adalah pedoman yang menjadi dasar bagi para penulis untuk mencari fakta-fakta dalam melakukan kegiatan penelitian. Dalam bidang Antropologi yang menjadi titik kajiannya merupakan seluruh aspek kehidupan manusia dengan kebudayaannya. Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif untuk mendapatkan data yang diperlukan guna melengkapi penelitian. Observasi juga dilakukan dengan pengamatan pada dinding akun Instagram yang akan diteliti, sedangkan untuk partisipasi, penulis ikut menggunakan Instagram dan melakukan kegiatan aktivitas sosial.

Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bersifat deskriptif, dimana penulis berusaha untuk menggambarkan secara detail mengenai data yang didapat dilapangan, serta melakukan analisis terhadap data

(29)

tersebut. Pada penelitian ini penulis berusaha untuk menampilkan secara maksimal tentang data yang penulis dapatkan dengan bantuan teori Kekuasaan oleh Michel Foucault13. Teori yang digunakan penulis guna untuk membantu dalam melakukan penelitian, memberikan orientasi dan mempersempit cakupan topik yang akan diteliti. Teori menjelaskan tentang bagaimana sebuah kekuasaan tidak hanya dipahami dalam konteks pemilikan oleh suatu kelompok institusional sebagai mekanisme yang memastikan ketundukan warga negara terhadap negara. Namun kekuasaan dapat dipahami sebagai sebagai bentuk relasi kekuatan yang imanen dalam ruang dimana kekuasaan itu beroperasi.

Dalam bukunya The History of Sexuality Vol. I, Foucault menunjukkan proposisi mengenai apa yang dimaksudnya dengan kekuasaan, yakni (1990:94-95):

 Kekuasaan bukan sesuatu yang didapat, diraih, digunakan, atau dibagikan sebagai sesuatu yang dapat digenggam atau bahkan dapat juga punah; tetapi kekuasaan dijalankan dari berbagai tempat dari relasi yang terus bergerak.

 Relasi kekuasaan bukanlah relasi struktural hirarkis yang mengandaikan ada yang menguasai dan yang dikuasai.

 Kekuasaan itu datang dari bawah yang mengandaikan bahwa tidak ada lagi distingsi binary oppositions karena kekuasaan itu mencakup keduanya.

13

http://digilib.mercubuana.ac.id/manager/t%21@file_artikel_abstrak/Isi_Artikel_246635672250.pd f, diakses 16 Maret 2020.

(30)

 Relasi kekuasaan itu bersifat intensional dan non-subjektif.

 Dimana ada kekuasaan, di situ pula ada antikekuasaan (resistance).

Dan resistensi tidak berada diluar kekuasaan itu, setiap orang berada dalam kekuasaan, tidak ada satu jalan untuk keluar darinya.

Kekuasaan ada dalam diri setiap orang sebagai strategi, sehingga akhirnya kekuasaan itu ada di mana-mana. Dikatakan bahwa kekuasaan ada di mana-mana seturut konsep kekuasaan sebagai strategi canggih yang dapat ditempuh oleh setiap orang dari dalam dirinya sendiri sejak ia memiliki kehendak untuk mengetahui. Kekuasaan bekerja seturut kuatnya perbedaan-perbedaan yang ada. Kekuasaan menjadi ada karena banyaknya perbedaan. Dalam banyak perbedaan dapat dibangun relasi atau jaringan sehingga melalui jaringan itu kekuasaan muncul.

Akun-akun yang memiliki banyak pengikut di Instagram umumnya tidak memiliki pangkat secara administratif misalnya seperti jenderal, mayor, walikota, dan lain sebagainya. Akan tetapi mereka mamiliki kemampuan seperti kuasa atas pengikutnya yang dapat mempengaruhi kebudayaan. Bahkan ada beberapa yang mengikuti gaya berpakaian, mau membeli barang yang dipakai, atau apapun yang ditampilkan pada konten akun tersebut. Namun tidak hanya hal tersebut, akun Instagram yang memiliki banyak pengikut juga dapat membuat perpecahan diantara pengguna lainnya.

(31)

Seperti contoh yang terjadi dengan Reemar Martin, remaja asal Filipina yang terkenal di video TikTok yang mengunggah ulang videonya di Instagram dan media sosial lainnya menjadi ramai perbincangan netizen Indonesia14. Karena kecantikannya mampu menarik perhatian kaum pria, namun hal tersebut ternyata memiliki efek samping. Efek yang terjadi adalah kaum perempuan banyak mengomentari kolom komentar media sosial Reemar Martin. Komentar yang terjadi adalah ujaran kebencian karena merasa iri dan cemburu dengan Reemar. Aksi tersebut tidak hanya berlangsung dengan ujaran kebencian namun media sosial Reemar juga di report agar akun tersebut diblokir.

Koentjaraningrat merupakan seorang tokoh antropologi di Indonesia yang mendefenisikan kebudayaan sebagai “keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan bermasyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar.”15 Instagram mejadi suatu tempat bagi netizen untuk melakukan berbagai macam kegiatan. Setiap tindakan yang dilakukan saat berselancar di Instagram menjadi bahan bagi netizen untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Setelah mendapatkan ilmu pengetahuan tersebut netizen akan membuat konten yang menjadi hasil karya mereka untuk dibagikan ke netizen lainnya.

Baudrillard (1983:14) media kini tidak sebatas perpanjangan badan manusia, namun media sekaligus menjadi ruang bagi manusia untuk

14 https://www.kompas.com/hype/read/2020/04/29/124639166/kronologi-awal-reemar-martin- artis-tiktok-asal-filipina-di-bully-netizen?page=all, diakses 15 Agustus 2020.

15 https://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/usur-unsur_budaya.pdf, diakses 19 September 2020.

(32)

membentuk identitas dirinya. Citra lebih meyakinkan ketimbang fakta dan mimpi lebih dipercaya ketimbang kenyataan sehari-hari. Ini merupakan bentuk dunia hiperrealitas: realitas yang lebih nyata dari kenyataan, semu, dan meledak-ledak. Dalam dunia hiperrealitas, objek-objek asli yang merupakan hasil produksi berkumpul menjadi satu dengan objek-objek hiperreal yang merupakan hasil reporoduksi. Realitas-realitas hiper, seperti Instagram nampak lebih real dari kenyataan yang sebenarnya, foto-foto dan video bagus yang telah diedit atau ditambah dengan efek bermetamorfosa sebagai pengontrol pikiran dan tindak-tanduk manusia.

Dengan Instagram misalnya, realitas buatan (citra-citra) seolah menjadi lebih real dibandingkan dengan realitas aslinya. Sebagai contoh foto-foto yang di unggah oleh pengguna Instagram dengan penambahan efek atau pengambilan foto dengan sudut pandang tertentu yang membuat foto menjadi lebih bagus dibandingkan dengan yang aslinya. Kemudian di unggah ke akun Instagram sehingga tampilan foto tersebut lebih menarik dari kenyataannya.

Ketika seorang selebgram16 atau pengguna Instagram lainnya ingin mempromosikan suatu produk atau jasa yang ingin ditawarkan kepada netizen. Foto atau video yang akan diunggah umumnya diedit untuk hasil yang lebih baik, untuk menarik perhatian orang-orang agar lebih tertarik melihat hasil unggahan tersebut. Mirip dengan akun online shop yang menggunakan situs penambah pengikut (autofollowers) yang

16 Seseorang dapat dikatakan sebagai selebgram jika memiliki minimal 20.000 followers. Jika sudah memiliki pengikut lebih dari 20.000, ada saja merek-merek yang “numpang lewat” dalam setiap posting-an si selebgram (Rade Tampubolon, 2017)

(33)

menambahkan pengikut di Instagram. Banyaknya jumlah pengikut meningkatkan keyakinan pembeli untuk mempercayai akun tersebut.

Padahal pengikutnya adalah akun-akun robot yang berguna sebagai pajangan untuk meningkatkan jumlah pengikut dari akun tersebut.

Instagram menjadi salah satu media sosial yang paling sering digunakan di Indonesia17. Umumnya pengguna media sosial ini adalah kaum muda. Pertukaran informasi yang sangat cepat juga terjadi pada media sosial ini, hal ini terjadi karena mudahnya untuk melakukan akses.

Pertukaran informasi secara global membuat generasi muda juga mengkonsumsi hasil dari budaya asing. Sehingga hal yang terjadi adalah percampuran budaya, percampuran kebudayaan ini tidak dapat dibendung lagi. Fenomena yang terjadi adalah munculnya budaya hibrid, yang berarti campuran antara aneka kebudayaan yang tidak dapat lagi disamakan dengan budaya asal18.

Penelitian ini juga menggunakan metode netnografi untuk mendapatkan data di internet. Robert Kozinets sebagai pencetuskan metode netnografi mengartikaan bahwa netnografi dapat disebut juga etnografi pada internet, atau dari “inter[net] dan et[nografi]”, yang merupakan metodologi penelitian kualitatif baru yang mengadaptasi teknik penelitian etnografi untuk meneliti berbagai budaya dan komunitas yang dikumpulkan melalui komunikasi-komunikasi dengan menggunakan

17 https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2020/02/26/10-media-sosial-yang-paling-sering- digunakan-di-indonesia, diakses 15 Januari 2020.

18 https://www.kompasiana.com/fajarbaru/551000d1813311a939bc6015/apakah-anda-generasi- hibrid-juga, diakses 20 Juni 2020.

(34)

media komputer. "Netnografi" adalah etnografi disesuaikan dengan studi komunitas online. Sebagai metode, "netnography" adalah lebih cepat, lebih sederhana, dan lebih murah daripada etnografi tradisional, dan banyak lagi naturalistik dan tidak mengganggu daripada kelompok fokus atau wawancara (Kozinets, 2002: 61-63)19.

1.2.2. Media Baru (New Media)

Media baru (New Media) merupakan konsep yang menjelaskan tentang media komunikasi yang menggunakan teknologi komunikasi dan informasi, serta dukungan perangkat digital agar dapat mengakses konten dalam tempo yang singkat. Martin Lester, dkk (2009:13-14) kata media baru mengarah pada suatu mesin, komunikasi yang menjadikan komputer sebagai medium untuk mengaksesnya. Media baru mengacu pada berbagai perubahan dalam produksi, distribusi, dan penggunaan media. Hal ini berdampak pada perubahan yang bersifat teknologi, tekstual, konvensional, dan budaya. Dalam bukunya Martin Lester, dkk menyatakan bahwa media baru memiliki beberapa karakteristik yaitu:

 Digital

Media baru mengacu pada media yang bersifat digital dimana semua data diproses dan disimpan dalam bentuk angka dan keluarannya disimpan dalam bentuk cakram digital. Data yang

19 https://core.ac.uk/download/pdf/268049949.pdf , diakses 5 September 2020.

(35)

telah dikodekan diubah dalam bentuk teks tertulis, grafik, maupun gambar. Data yang telah disimpan ke dalam drive memori, dapat dikodekan kembali dan dilihat di dalam layar suatu PC (Personal Computer), Handphone, Laptop, maupun sistem komputer lainnya.

Data tersebut juga dapat ditampilkan secara fisik atau hardcopy melalui pengiriman dengan jaringan komunikasi.

 Interaktivitas

Interaktivitas merupakan salah satu kelebihan yang paling menonjol pada media baru dan memiliki tempat khusus pada dunia maya yaitu internet. Karakteristik ini memungkinkan pengguna dapat berinteraksi satu sama lain dan memungkinkan pengguna dapat terlibat secara langsung dalam perubahan gambar atau teks yang mereka akses.

 Hipertekstual

Hipertekstual memungkinkan pengguna untuk dapat membaca teks tidak secara berurutan sepertia media lama melainkan dapat memulai dari manapun yang diinginkan. Ini merupakan sebuah laman web yang berisikan berbagai macam objek, teks, maupun gambar, dan dapat ditampilkan dalam situs web. Media baru menawarkan kemudahan dalam mengakses data tersebut dan dapat dilakukan di lokasi yang berbeda dari lokasi sebelumnya.

(36)

 Jaringan

Karakteristik ini berhubungan dengan ketersediaan konten berbagi melalui internet. Misalnya, ketika ingin melihat sebuah konten pada suatu media maka pengguna akan memiliki sejumlah teks lainnya yang berbeda yang tersedia dalam berbagai cara.

 Virtual

Hal ini berkaitan dengan upaya mewujudkan sebuah dunia virtual yang diciptakan oleh keterlibatan dalam lingkungan yang dibangun dengan grafis komputer dan video digital. Dalam dunia virtual ini terdapat berbagai macam objek didalamnya. Contohnya adalah film animasi maupun videogame , yang menggunakan gambar resolusi tinggi untuk menggambarkan berbagai macam karakter dari dunia nyata.

 Simulasi

Simulasi berkaitan dengan konsep virtual, simulasi mengarah pada hasil representasi dunia nyata, namun tidak sama persis.

Karakteristik ini berkaitan dengan penciptaan yang dilakukan dengan penciptaan dunia buatan yang dilakukan dengan model tertentu dengan bantuan komputerisasi.

1.2.3. Media Sosial (Social Media)

Media sosial merujuk ke situs web dan aplikasi yang dirancang untuk memungkinkan orang berbagi konten dengan cepat, efisien, dan

(37)

secara waktu nyata20. Dengan adanya media sosial membuat penggunanya dapat melakukan komunikasi melalui aplikasi ataupun web yang membuat produksi dan transmisi konten dalam bentuk kata-kata, gambar, video, dan audio menjadi lebih mudah. Media sosial (Social media) adalah media yang didesain untuk memudahkan interaksi sosial yang bersifat interaktif atau dua arah. Media sosial bebasis pada teknologi internet yang mengubah pola penyebaran informasi yang sebelumnya bersifat satu audiensi ke banyak audiensi. (Hanson dalam Purnama, 2011: 112). Banyak orang berpendapat bahwa media sosial adalah sebagai aplikasi dari sebuah smartphone atau tablet, akan tetapi perlu kita mengerti bahwa semua itu berawal dari komputer. Komputer yang menjadi awal pencetus dimana media sosial ini dapat diakses, kemudian berkembang dengan cepat.

Sehingga kita dapat mengaksesnya dengan mudah menggunakan smartphone ataupun tablet kita. Seiring perkembangan zaman hampir semua fitur yang ada pada komputer sudah dapat diakses melalui smartphone maupun tablet.

1.2.4. Instagram

Instagram (juga disebut IG atau Insta) adalah sebuah aplikasi berbagi foto dan video yang memungkinkan pengguna mengambil foto, mengambil video, menerapkan filter digital, dan membagikannya ke pengguna Instagram dan media sosial lainnya. Satu fitur yang unik di

20 Hudson, Matthew. “What Is Social Media,” https://www.thebalancesmb.com/what-is-social- media-2890301, diakses 13 Januari 2020.

(38)

Instagram adalah memotong foto menjadi bentuk persegi, sehingga terlihat seperti hasil kamera Kodak Instamatic dan polaroid. Instagram dapat digunakan di iPhone, iPad atau iPod Touch versi apapun dengan sistem operasi iOS 7.0 atau yang terbaru, telepon genggam android apapun dengan sistem operasi versi 2.2 (Froyo) ke atas, dan Windows Phone 8.

Aplikasi ini dapat diunduh melalui Apple App Store dan Google Play.

Instagram merupakan salah satu bentuk dari media sosial dan salah satu media sosial yang relatif baru, para pengguna dapat membagikan foto dan video serta mengubah hasilnya menggunakan berbagai efek dan filter.

Sejak diluncurkan Oktober 2010, Instagram telah berhasil memperlihatkan kepopulerannya sebagai layanan jejaring sosial. Instagram meraih penghargaan “App of The Year” pada tahun 2011, kemudian pada tanggal 9 April 2012, diumumkan bahwa Facebook setuju mengambil alih Instagram dengan nilai sekitar $1 miliar21. Hingga kini Instagram terus berkembang didukung oleh penggunanya yang semakin meningkat, serta pihak Instagram melakukan pembaharuan secara berkala guna untuk meningkatkan kepuasan penggunanya.

1.2.5. Pengikut (Followers)

Istilah pengikut sudah tidak asing lagi bagi orang-orang yang menggunakan media sosial. Pengikut (followers) adalah orang/akun yang mengikuti akun media sosial orang lain. Ketika seseorang mengikuti salah

21 https://id.wikipedia.org/wiki/Instagram, diakses 14 Februari 2020.

(39)

satu akun, maka akun tersebut akan mendapatkan konten dari akun yang diikuti orang tersebut pada beranda media sosialnya. Biasanya media sosial tersebut akan menampilkan pemberitahuan untuk postingan yang ditampilkan di akun media sosial yang diikuti olehnya. Beberapa media sosial tersebut diantaranya adalah Twitter, Instagram, Pinterst, Facebook, dan banyak lagi. Sistem yang sama kerap digunakan oleh media sosial lainnya namun dengan istilah yang berbeda, seperti berlangganan (subscribe) di Youtube.

1.2.6. Netizen (Warganet)

Netizen atau warganet merupakan orang-orang yang aktif menggunakan internet sebagai sarana untuk berkomunikasi. Istilah netizen pertama kali diperkenalkan oleh Michael F. Hauben pada tulisannya, “ The Net and The Netizens: The Impact the Net Has on People’s Lives”. Di Paragraf pertamanya :

“Selamat datang di abad ke-21. Anda adalah seorang Netizen (seorang penduduk Net) dan anda hadir sebagai warga di dunia ini, semua karena konektifitas global yang bisa diwujudkan oleh Net. Anda memandang semua orang sebagai warga senegara anda. Secara fisik mungkin anda sedang hidup di satu negara, tapi anda sedang berhubungan dengan sebagian besar dunia melalui jaringan komputer global. Secara virtual, anda hidup bersebelahan dengan setiap Netizen di seluruh dunia.

Perpisahan secara geografis sekarang diganti dengan keberadaan di dunia virtual yang sama.”22

22 https://www.kompasiana.com/irazzam/56b009b8149773bc1063655e/netizen-itu-apa-sih-apa- peran-mereka, diakses 13 September 2020.

(40)

Netizen merupakan bagian dari manusia yang nyata keberadaanya namun tempat mereka berada berbeda dengan dunia nyata. Dunia maya merupakan tempat netizen melakukan segala aktivitas seperti mengobrol (chatting), berselancar (surfing), dan menelusuri (browsing). Berbeda dengan dunia nyata, dunia maya memberikan kebebasan bagi netizen untuk melakukan apa yang mereka inginkan. Ditambah dengan hadirnya media sosial, setiap netizen diberi keleluasaan untuk menyuarakan pendapat dan idenya.

Kebebasan yang didapatkan oleh netizen didukung dengan adanya banyak akses tempat untuk melakukan kegiatan di dunia maya. Di Indonesia sudah banyak fasilitas-fasilitas umum yang menyediakan layanan internet bagi masyarakatnya. Ada banyak jenis media sosial sebagai tempat netizen untuk melakukan kegiatan pada dunia maya seperti Instagram, Facebook, Twitter, Path, Youtube, dan Whatsapp.

1.3. Perumusan Masalah

Dari paparan tulisan di atas yang menjadi pusat perhatian penulisan yang di uraikan dalam pertanyaan penelitian yaitu;

 Mengapa netizen tertarik untuk memiliki banyak pengikut di akun Instagram?

 Apa tujuan netizen memiliki banyak pengikut di Instagram?

 Apa yang dilakukan netizen agar mendapatkan banyak pengikut?

(41)

1.4. Tujuan Penelitian

 Untuk mengetahui ketertarikan para netizen memiliki banyak pengikut.

 Menjelaskan hal-hal yang netizen lakukan untuk memiliki banyak pengikut.

 Untuk mengetahui budaya asing mempengaruhi atau tidaknya perlakuan netizen.

1.5. Manfaat Penelitian

 Pembaca :

a. Memberikan informasi dan pengetahuan secara tertulis tentang penggunaan media sosial Instagram, serta mengedukasi pembaca agar lebih bijak dalam menggunakannya.

b. Menjadi bahan referensi untuk penulisan bagi pihak-pihak yang membutuhkan pengetahuan, terutama bagi penulis yang akan meneliti selanjutnya dengan permasalahan yang relevan.

 Penulis :

a. Menambah wawasan tentang perkembangan dan pemanfaatan media sosial terutama Instagram.

b. Mengetahui dampak perubahan budaya akibat penggunaan media sosial Instagram.

(42)

1.6. Metode Pengumpulan Data 1.6.1. Metode Penelitian

Metode Penelitian adalah cara untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian akan menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode etnografi. Penelitian kualitatif ini menekankan pada pencarian makna, pengertian, konsep, karakteristik, gejala, simbol, maupun deskripsi tentang suatu fenomena. Jenis-jenis penelitian kualitatif menurut (Strauss, Corbin, 2013:8), diantaranya teorisasi data, etnografi, pendekatan, fenomenologi, riwayat hidup (life histories), dan analisis percakapan. Untuk mendapatkan data pada di lapangan peneliti melakukan observasi terhadap akun-akun Instagram yang memiliki banyak pengikut dan juga netizen sebagai pengguna Instagram. Penulis mewawancarai secara mendalam guna untuk mendapatkan data yang diinginkan berdasarkan fakta lapangan.

1.6.2. Observasi

Penulis melakukan observasi melalui aplikasi via smartphone dan komputer, dengan cara melihat akun-akun Instagram. Untuk smartphone penulis menggunakan aplikasi android yang diunduh melalui Google Play Store dengan nama aplikasi Instagram, sedangkan untuk perangkat komputer melalui website resmi Instagram yaitu https://www.instagram.com/ .

(43)

Pengamatan dilakukan dengan cara berselancar menggunakan aplikasi dan website resmi Instagram, mengunjungi beberapa akun Instagram yang menjadi sumber informasi penelitian ini. Beberapa yang menjadi fokus penelitian terhadap akun Instagram adalah postingan, jumlah like, comment, view, follower, dan following.

1.6.3. Wawancara Mendalam

Teknik wawancara yang dilakukan penulis dengan cara tanya jawab secara langsung dan bertatap muka untuk beberapa informan yang dapat dijangkau untuk bertemu, sedangkan yang lainnya dengan menggunakan wawancara melalui smartphone (telepon via Whatsapp) dikarenakan dengan alasan menjaga kesehatan selama pandemi Covid-19 dan lokasi informan berjauhan. Informan yang menjadi pilihan penulis adalah orang-orang yang aktif menggunakan Instagram dan diantaranya merupakan pelajar, pengusaha, dan selebgram yang ada di media sosial Instagram.

Ada sekitar 13 (tiga belas) akun Instagram yang penulis wawancarai dalam proses pengumpulan data. Data yang di dapat dari proses itu adalah data mengenai pengikut Instagram.

(44)

Adapun profil mengenai informan penulis adalah sebagai berikut : Tabel 1. Daftar Nama Informan

No. Nama JK Akun Instagram Keterangan

1.

Agi Julianto Martuah Purba (22 Tahun)

LK agitambunsari Mahasiswa

2. Angreni Haulina

Siahaan (22 Tahun) PR anggrek16 Mahasiswa

3. Silvani Damanik

(21 Tahun) PR silvanidmk_ Mahasiswa

4. Helmi Girsang (21

Tahun) PR helmigirsang Mahasiswa

5. Mantika Sitinjak

(19 Tahun) PR mantikasitinjak23 Mahasiswa

6. Yustina Silitonga PR tinasilitonga26 Mahasiswa 7. Desi Banjarnahor

(15 Tahun) PR dssy_bnjrnhr Pelajar

8. Juan Napitupulu

(28 Tahun) LK juan_n70 Konsultan

Bisnis 9. Muhammad Asrul

(22 Tahun) LK mhd_asrull Bisnis Online

10. Selvi Sidauruk (22

Tahun) PR sisilsaragih Toko Online

11. Faradina Dea T. A.

(21 Tahun) PR Faradinatashaa Selebgram

12. Elsaida Girsang PR elsaida.g Selebgram

13. Denny Santoso (42

Tahun) LK Dennysantoso Digital

Marketer Ket : No. = Nomor

JK = Jenis Kelamin LK = Laki-laki PR = Perempuan

1.6.4. Sumber Data

Sumber data yang menjadi panduan dalam membentuk hasil penelitian ini terbagi menjadi dua;

a. Data primer adalah adata yang diperoleh penulis secara langsung dari sumber asli, melalui wawancara kepada narasumber dan melakukan observasi melalui media sosial Instagram.

(45)

b. Data sekunder adalah data yang menjadi sumber informasi yang diperoleh melalui media perantara dan tidak diperoleh secara langsung. Data sekunder tersebut adalah buku, jurnal, arsip dan penelitian sebelumnya.

1.6.5. Dokumentasi

Dokumentasi adalah cara untuk menyediakan bukti-bukti yang akurat terhadap sumber-sumber yang menjadi data penelitian. Hasil dari dokumentasi dapat berupa gambar, video, dan rekaman. Dokumentasi sangat penting untuk mendukung hasil dari penelitian.

1.6.6. Alat Bantu Penelitian

Adapun beberapa alat bantu penelitian yang digunakan penulis selama melaksanakan kegiatan penelitian adalah sebagai berikut ;

a. Buku catatan dan alat tulis, digunakan untuk wadah mencatat hal- hal penting yang menjadi garis besar informasi dari informan.

b. Smartphone, alat untuk merekam pembicaraan, mengambil gambar, dan dokumentasi.

c. Earphone, digunakan untuk mendengar ulang hasil rekaman.

Sangat membantu karena dapat mendengar dengan jelas hasil pembicaraan dengan narasumber dibandingkan dengan speaker dari smartphone.

(46)

1.7. Pengalaman Penelitian

Penulis merupakan seorang akademis yang sangat menyukai bidang teknologi, terutama mengenai dunia maya. Dunia maya adalah sebuah dunia yang tidak dapat dilihat oleh orang secara nyata, namun berkat teknologi komputerisasi sebuah dunia terbentuk yang mampu menghubungkan beberapa, ribuan, bahkan jutaan orang di seluruh dunia. Menurut penulis dunia maya adalah sebuah tempat dimana manusia dapat mengekspresikan keinginannya secara bebas. Terutama dengan hadirnya media sosial, penulis banyak menemukan hal-hal menarik terutama tentang pengikut di Instagram. Sekitar 6 (enam) tahun penulis menggunakan Instagram sebagai media sosial. Dalam pandangan penulis, Instagram menjadi media sosial yang memberikan banyak pengaruh dan banyak aspek, terutama dalam mengekspresikan diri. Banyak pengguna Instagram berlomba-lomba memiliki pengikut banyak, karena dengan memiliki banyak pengikut mereka mendapatkan banyak keuntungan.

Awalnya penulis ingin meneliti tentang online shop di media sosial, namun setelah mendapatkan saran dari Pak Fikarwin Zuska dan Bu Nita Savitri akhirnya penulis berfokus kepada pengikut di Instagram. Instagram merupakan media sosial utama yang menjadi penulis gunakan dan selama menggunakan media sosial Instagram banyak sekali pengalaman yang penulis dapatkan.

Pengalaman yang pernah penulis jalani selama menggunakan Instagram adalah berjualan online, bergabung dengan grup modifikasi aplikasi Instagram, dan juga pengalaman berselancar melihat dan bergabung dengan dunia maya.

(47)

Setelah melakukan diskusi dengan Bu Nita Savitri, beliau bersedia untuk membimbing penulis untuk melakukan penelitian ini. Selama menjalankan penelitian, beliau banyak sekali memberikan dorongan dan bantuan secara keilmuan untuk mempermudah penelitian ini. Penulis banyak menghabiskan waktu berselancar di Instagram, mengamati beberapa netizen yang menurut penulis memberikan informasi untuk penelitian ini. Pengalaman yang sangat menyenangkan ketika topik penelitian penulis sesuai dengan hobi penulis.

Sebenarnya penelitian tentang media sosial sudah beberapa minggu sebelum judul penulis di setujui oleh pihak fakultas. Hal ini disebabkan karena adanya perubahan topik dari “Online Shop” menjadi “Rebutan Pengikut di Media Sosial”. Penulis memulai melakukan kontak dengan narasumber pertama saudari Elsaida Girsang pada tanggal 17 Januari 2020, penulis menghubungi via pesan Whatsapp untuk mengadakan janji ketemu. Pertemuan pertama dengan narasumber (Senin,27 Januari 2020 pukul 13.00 WIB) berada di sebuah cafe yang bernama Aventea Cafe, Pematang Siantar. Awal pertemuan penulis berada lebih dahulu sampai di cafe tersebut sehingga penulis langsung melakukan pesanan meja.

Kemudian pada tanggal 15 Januari 2020, penulis mendapatkan izin untuk melakukan penelitian. Berbeda dengan penelitian lainnya, penelitian yang dilakukan penulis tidak memiliki lokasi penelitian secara nyata. Penelitian ini berfokus pada Instagram di dunia maya, yang menjadi informan penelitian ini diambil dari akun Instagram.

(48)

Kesulitan yang penulis alami adalah yang menjadi para informan pada penelitian ini. Melakukan pendekatan pada orang-orang di dunia maya tidak semudah yang penulis pikirkan sebelumnya. Beberapa orang yang menjadi informan pada penelitian ini adalah selebgram, influencer, dan beberapa masyarakat dunia maya lainnya. Melakukan komunikasi dengan mereka, memerlukan waktu yang cukup lama terutama mereka yang memiliki pengikut banyak. Pesan pribadi yang penulis kirimkan akan tenggalam dibuat pesan-pesan orang lainnya, sehingga perlu beberapa kali mengirim pesan kepada mereka.

Memang penulis memaklumi keadaan yang terjadi karena ketika penulis melakukan komunikasi dengan mereka dan tentunya bebrapa informan penulis tidak saling kenal, sehingga kesulitan untuk membangun komunikasi.

Kemudian tanggal 16 Januari tahun 2020 menjadi hari pertama penulis melakukan penelitian. Yang menjadi target informan dalam penelitian ini adalah mereka yang aktif menggunakan Instagram sebagai media sosial. Penulis memulai untuk mencari informan dengan cara berselancar menggunakan media sosial Instagram, memilih beberapa informan yang menjadi target dalam penelitian ini. Hingga tanggal 27 Januari 2020, penulis berhasil mendapat informan utama yang bernama saudari Elsaida Girsang. Dia adalah seorang mahasiswi yang memiliki banyak jumlah pengikut di media sosial Instagram.

Penulis sangat bersyukur karena beliau bersedia membantu untuk memberikan informasi pada penelitian ini. Hingga tanggal 7 Februari 2020 proses penelitian ini sempat tertunda, hal ini diakibatkan penulis sedang mengikuti kegiatan PKL yang

(49)

dimulai pada tanggal 7 Februari sampai dengan 7 Maret 2020 di desa Sarimarrihit, Kecamatan Sianjur Mula-mula, Kabupaten Samosir.

Pada tanggal 19 Maret 2020 penulis melakukan pertemuan dengan salah satu informan peneliti yang melakukan bisnis online di Instagram. Perjanjian untuk bertemu sebenarnya sudah lama, namun karena suatu halangan ditambah lagi dengan keadaan pandemi Covid-19 penulis dan informan sepakat untuk bertemu di tempat yang kami rasa aman untuk melakukan diskusi. Wawancara berlangsung dengan baik dan informan memaparkan dengan secara rinci mengenai pengalamannya menggunakan media sosial Instagram terutama untuk tujuan bisnis.

Tanggal 1 Mei 2020 penulis melakukan diskusi dengan Bu Nita Savitri, kemudian beliau menyarankan penulis melakukan kegiatan penelitian dengan informan secara online. Hal ini disebabkan keadaan pandemi Covid-19 yang sedang terjadi hampir di seluruh dunia. Penulis kemudian mengumpulkan beberapa data informasi para informan melalui Instagram.

Tepatnya Jumat, 8 Mei 2020, penulis menghubungi Pak Denny Santoso via pesan Instagram. Penulis dengan beliau melakukan komunikasi via Instagram dan e-mail secara online karena jarak peneliti dengan beliau sangat jauh. Beliau adalah informan yang telah ditetapkan oleh penulis yang merupakan seorang pebisnis yang memiliki banyak pengikut di Instagram. Keberhasilan beliau dalam memanfaatkan media sosial Instagram sebagai media bisnis membuat penulis tertarik untuk melakukan wawancara. Kemudian penulis menyampaikan niat dan

Gambar

Gambar 1.  Contoh Akun Normal di Instagram  Sumber  :  Media Internet
Gambar 2. Contoh Akun Terverifikasi di Instagram  Sumber : Media Internet
Gambar 3.  Jumlah Pengikut di Instagram  Sumber : Media Internet
Gambar 5. Akun Instagram Denny Santoso  Sumber : Media Internet
+7

Referensi

Dokumen terkait

Peneliti juga mengkaji mengenai variasi morfologi dalam iklan,setelah dianalisis hasil yang didapatkan ialah penginisialan adalah menyatakan nama dengan beberapa

Dengan jumlah pengguna media sosial yang besar, perusahaan memutuskan untuk menggunakan media sosial khususnya instagram sebagai platform untuk melakukan promosi

Berdasarkan hasil wawancara dengan tokoh masyarakat setempat yang menjadi responden dalam penelitian ini Samsudin Lasau (24 Mei 2014) pedagang kaki lima di

Faktor utama yang menyebabkan mereka tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, yaitu kondisi ekonomi yang tidak memungkinkan serta nilai sosio-kultural

(3) bagi Dinas Pendidikan dan Kantor Lingkungan Hidup Kota Batu: penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu dasar pengambilan kebijakan yaitu menetapkan

Pancasila sebagai norma dasar grundnorm merupakan landasan atau dasar dari semua pengembangan hukum baik secara teoritikal maupun praktikal, Sebagai Grundnorm,

EFEKTIVITAS IKLAN HEROINE MALANG PADA MEDIA SOSIAL INSTAGRAM (studi pada Followers Clothing Heroine Malang di Instagram) Selama proses penyusunan skripsi ini, banyak