• Tidak ada hasil yang ditemukan

TATA LITURGI MALAM NATAL KELAHIRAN YANG MEMBEBASKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TATA LITURGI MALAM NATAL KELAHIRAN YANG MEMBEBASKAN"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

TATA LITURGI MALAM NATAL

“KELAHIRAN YANG MEMBEBASKAN”

Pelayan Firman: Daniel Opristanta, M.Div 24 Desember 2021 - Pukul 18.00 Wita (Renon)

GKI Denpasar

---

Doa Konsistori

Membunyikan Gong 2 kali Warta Lisan

SAAT HENING

[Para Pemeran : Anak kecil, Ibu Warung (BW), Virginia, Dio, Daniel.]

Seorang anak kecil maju ke depan panggung

“Bapak Ibu Jemaat terkasih, ibadah malam Natal ini akan kita kemas dalam bentuk Dramaturgi dimana di atas panggung akan ada para pemeran yang akan memerankan peran kehidupan kita sehari-hari. Mereka juga akan sekaligus memandu ibadah Malam Natal kita malam ini. Oleh karena itu, kami mengundang Bapak Ibu Jemaat terkasih untuk terlibat aktif dalam Dramaturgi ini karena kita semua akan menjadi satu bagian utuh di dalamnya. Selamat beribadah.”

Ibu warung memasuki panggung dan membereskan dagangannya.

Pembacaan Alkitab Lukas 2:1-20 oleh Bu Warung

Seorang mahasiswi (Virginia) memasuki panggung sesaat usai pembacaan Alkitab.

Virginia : “Baca Alkitab tentang kelahiran Yesus ya Bu. Semakin terasa ni nuansa Natalnya.”

BW : “Iya nih. Selagi sepi, Ibu suka milih baca Alkitab daripada main-main HP gitu. Bosen.”

Virginia : “Wah, hebat Ibu. Saya malah jarang baca Alkitab, padahal di HP saya ada Alkitab.”

BW : “Terus kamu biasanya ngapain dong kalau lagi kosong gitu?”

Virginia : “Ya, buka-buka Instagram atau liatin Tiktok gitu Bu. Atau ya kalau dulu chatingan sama pacar saya.”

BW : “Dulu? Memang sekarang udah enggak chatingan lagi?”

Virginia : “Udah enggak Bu. Dianya ghosting.”

BW : “Ghosting? Ghost maksudnya hantu? Dia udah meninggal?”

(2)

Virginia : “Bukan Bu. Ghosting itu maksudnya dia tiba-tiba hilang gak ada kabar.”

BW : “Kok bisa? Dia pindah kota gitu?”

Virginia : “Enggak sih. Dia masih di Denpasar, tapi langsung udah gak ngabarin aja tiba-tiba sejak minggu lalu. Dicari ke kost nya juga orangnya gak ada. Saya jadi merasa gak berharga. ”

BW : “Kamu pasti sekarang masih sedih ya? Mau minum teh hangat supaya dadanya terasa lebih lega?”

Virginia : “Iya deh Bu. Teh nya yang manis ya Bu. Manisnya saya lagi ilang ni karena dirundung kesedihan.”

BW : “Sebelum minum teh hangat, coba tenangin hatinya sambil memuji Tuhan deh. Ayo jemaat terkasih kita memuji Tuhan.”

NYANYIAN JEMAAT

DI MALAM SUNYI BERGEMA (KJ 96:1-2)

Syair: It Came upon a Midnight Clear, Edmund Hamilton Sears, 1849, Terjemahan: Yamuger, 1978,

Lagu: Richard S. Willis, 1850

Di malam sunyi bergema nyanyian mulia.

Malaikat turun mendekat dengan beritanya,

"Sejaht'ra bagi dunia, t'lah datang Penebus."

Heninglah bumi mendengar nyanyian yang kudus.

(Interlude)

Tetap malaikat menembus angkasa yang gelap, membawa kidung damai-Nya di bumi yang penat;

sayapnya dikembangkannya di atas yang sendu;

di kancah dosa terdengar nyanyian yang kudus.

Seorang mahasiswa (Dio) memasuki panggung.

Dio : “Gin, aku cariin daritadi. Ayo kita ke kampus.”

Virginia : “Aku lagi malas ngampus ni Dio. Semangatku hilang dibawa pergi oleh cinta yang melayang.”

Dio : “Halah. Kamu itu memang lemah. Baru ditinggal cowok aja udah langsung hilang semangat. Jadi orang itu yang kuat Gin. Aku dong, gak pernah tu sedih karena ditinggal cewek.”

Virginia : “Ya, kan kamu memang gak pernah diterima ama cewek Dio, gimana mau ditinggal.”

Dio : “Nah, itu. Kok ya aku juga jadi sedih ya. Ah, pokoknya kamu gak boleh sedih lagi. Harus semangat. Gak ada waktu untuk kesedihan. Kesedihan hanya untuk orang lemah.

(3)

BW : “Eh, jangan gitu dong dek. Kita harus hargai kesedihan teman kita. Kalau kita merasa kesedihannya tidak patut, tapi dia kan berhak untuk memahami kesedihannya sendiri untuk bisa menjadi semakin dewasa.”

Virginia : “Iya nih Bu. Dio orangnya memang gak sabaran, sesuai dengan asal kotanya.”

Dio : “Memang apa hubungannya dengan kota asal aku?”

Virginia : “Iya, kamu kan dari Cikarang. Makanya gak sabaran, apa-apa maunya Cikarang, gak sabaran gitu nunggu prosesnya. Kan proses setiap orang beda ya.”

BW : “Dek, itu ‘sekarang’ bukan ‘cikarang’. Saya kasi tiang garam ni teh angetnya ya.”

Dio : “Waduh, asin banget itu jadinya.”

BW : “Iya, tapi adeknya bener loh. Kita jangan buru-buru sama proses yang kita alami. Tuhan juga membentuk kita lewat proses loh. Dia menguatkan hati kita juga bisa lewat berbagai hal yang Dia ciptakan. Kalau kita mau memperhatikan dengan baik dan merenungkan dengan baik, kita bisa memahami penyertaan Tuhan dengan lebih hebat.

Virginia : “Iya Bu. Seperti lagu PKJ 136 itu kan Bu. Saya suka sekali mengingat pujian itu dan semakin memahami penyertaan Tuhan. Jemaat, yok kita puji Tuhan ‘Pada Bintang Nyata Karya-Nya”

NYANYIAN JEMAAT (berdiri)

PADA BINTANG NYATA KARYA-NYA (PKJ 136 - Dinyanyikan 2x)

Syair dan lagu: In the stars His handiwork/He’s ev’rything to me, Ralph Carmichael 19, Terjemahan: Yamuger, 1999

Pada bintang nyata karya-Nya, lewat angin agung Sabda-Nya, darat laut di bawah kuasa-Nya.

Apa maknanya?

Aku merayakan Natal-Nya, yang tercantum di sejarah-Nya, Ia membebaskan umat-Nya, Apa maknanya?

Saat aku bertemu Dia,

kurasakan agung Rahmat-Nya,

‘ku sadari Dia Tuhan yang mempedulikanku, yang tak menjauhkan diri.

Kini Dia pun bersamaku dan menjaga tiap langkahku.

Dia kawan karib bagiku;

Dia segalanya!

Seorang pegawai percetakan (Daniel) naik ke atas panggung.

Daniel : “Lah, pada lagi pada disini kalian berdua. Gak pada kuliah?”

BW : “Mas Daniel kenal sama mereka berdua?”

Daniel : “Iya, mereka berdua ini aktivis Pemuda di Gereja. Rajin pelayanan. Ini juga lagi pada main drama di dalam Gereja.”

Dio : “Ya, jangan dibocorin juga lah Bang.” (sambil mendorong)

(4)

Daniel : “Oia, maaf. Terus kalian kenapa gak ke kampus?”

Dio : “Ini si Virginia masih sedih katanya sejak di ghosting minggu lalu. Abang tau kan ceritanya.”

Daniel : “Bener Gin? Mantanmu itu memang mirip si Tatang ya.”

Virginia : “Kok Tatang Bang?”

Daniel : “Iya, kayak nyamuk. Datang sesuka hati, setelah menghisap darah, langsung pergi meninggalkan bekas. Seperti orang yang datang sesuka hati lalu menghilang setelah mencuri hatimu dan meninggalkan bekas kesedihan di hati.”

Virginia : “Tunggu tunggu.. Tapi apa hubungannya nyamuk dengan Tatang?”

Daniel : “Iya, kan nyamuk itu namanya Tatang. Ada lagunya kan, ‘Tatang seekor nyamuk.’”

Virginia : “Fine!” (ketus).

BW : “Bang Daniel udah ada informasinya? Suami saya diterima gak kerja di tempat kerjanya Bang Daniel?”

Daniel : “Belum pasti Bu. Semoga saja diterima ya. Tapi kualitas Mas Danu suami Ibu itu sangat patut kok untuk bisa kerja di tempat kami. Saya kan cuma pegawai biasa Bu, jadi gak punya andil dalam hal keputusannya.

BW : “Tapi dia suka gak PD Mas. Sejak dipecat kemarin, dia ngerasa dirinya gak layak gitu dan jadi semakin gak bersemangat. Untung kemarin ada informasi lowongan dari Bang Daniel dan dia mau ngelamar. Saya juga jadinya khawatir Bang, jadi gak tenang.”

Daniel : “Iya, saya paham Bu. Tenangkan hatinya ya, lagian kan Ibu dari Manado pasti orangnya bisa lah lebih selow.”

BW : “Hah, apa hubungannya Bang?”

Daniel : “Kan, Manado ada di Pulau ‘Selow ae sih’, jadi bisa selow lah.”

BW : “SULAWESI!”

Daniel : “Iya, kidding. Dalam ketenangan kita bisa lebih jernih dalam pemikiran.

Makanya selow itu juga penting. Dalam suasana yang sunyi dan senyap kita bisa semakin memahami penyertaan Tuhan lewat pengalaman hidup kita entah itu susah atau senang. Coba deh naikkan pujian ini.”

NYANYIAN JEMAAT

DI MALAM G’LAP SUNYI SENYAP (NKB 59:1,2,6)

Syair dan lagu: In the stars His handiwork/He’s ev’rything to me, Ralph Carmichael 19, Terjemahan: Yamuger, 1999

Di malam g’lap, sunyi senyap nyanyian malak menggegap, mewartakan hal lahirnya Sang Jurus’lamat dunia.

reff:

Noel, noel, noel, noel, lahirlah Raja Israel!

(5)

Beritanya t’lah diberi oleh malaikat sorgawi

kepada kaum yang tak lelah menjaga domba-dombanya.

…reff

(interlude)

Mari teman, nyanyikan t’rus pujian bagi Penebus;

kar’na besar anug’rahNya kepada kita, umat-Nya.

…reff

BW : “Pujian ini bikin saya ingat dengan bacaan Alkitab saya tadi Bang. Tentang kelahiran Yesus yang dikabarkan pada para gembala. Kenapa kabar kelahiran Yesus justru diberitakan pada para gembala ya? Memangnya mereka itu orang seperti apa sih?”

Dio : “Mereka itu orang miskin yang gak dianggap pada masa itu Bu. Saya pernah baca di internet kalau katanya para gembala itu umumnya sangat miskin dan gak dianggap sama masyarakat.”

Virginia : “Bener. Mereka juga sering dianggap pembuat onar dan gak bisa dipercaya karena sering menggembalakan domba mereka ke lahan orang lain dan membuat orang lain jadi suka kesel sama mereka kan.”

BW : “Loh, tapi kan mereka punya domba, harusnya mereka cukup kaya dong.”

Daniel : “Para gembala pada umumnya saat itu orang upahan Bu. Jadi mereka bukan pemilik domba. Mereka diupah untuk menggembalakan domba orang lain.”

BW : “Berarti mereka rendah hati seperti tukang parkir ya Bang. Walaupun punya banyak motor dan mobil tapi mereka sadar kalau itu semua hanya titipan.”

Daniel : “Ya, begitulah kira-kira. Semua domba yang mereka gembalakan hanya titipan dan mereka hanya dapat upah seadanya. Belum lagi kalau ada domba yang hilang, mereka harus bayar ganti rugi. Bahkan gembala yang menggembalakan dombanya sendiri umumnya adalah juga orang yang punya masalah keuangan karena tanahnya yang kecil dan pajak yang masih harus dia bayar. Hidup mereka sulit deh. Tadi Ibu baca Lukas pasal 2 ya?”

BW : “Iya Bang.”

Daniel : “Liat gak, ada yang unik disitu? Di ayat 1 muncul nama Kaisar Agustus, salah satu Kaisar terbesar pada masa itu, lalu pada ayat 8 muncul para gembala salah satu pekerjaan terendah pada masa itu. Keduanya adalah simbol kepemimpinan. Kaisar tentu adalah pemimpin suatu Kekaisaran yang besar dan gembala adalah pemimpin sekelompok kecil domba, tapi keduanya adalah simbol pemimpin. Tapi, justru yang mendapatkan pengalaman luar biasa dan akhirnya menjadi saksi kelahiran Yesus justru para gembala. Hayo, ada yang tau gak dimana dalam Alkitab ada peristiwa dimana orang melihat paduan suara bala tentara sorga selain yang dialami oleh para gembala.”

(6)

(semua berpikir tapi bingung) Virginia : “Memang ada ya?”

Daniel : “Gak ada. Cuma disini satu-satunya. Selain kitab Wahyu ya, itu kan wahyu tentang hari depan dengan segala simbolnya. Kalau yang ini dicatat sebagai sebuah peristiwa. Nabi-nabi atau tokoh Alkitab lain aja umumnya hanya dijumpai satu atau beberapa Malaikat, tapi para gembala ini bisa melihat suatu bala tentara sorgawi memuji Tuhan. Luar biasa kan?”

Dio : “Apa maksudnya itu?”

Daniel : “Itu menunjukkan kalau Tuhan begitu menghargai, menghormati, dan mengasihi mereka meski dunia merendahkan mereka. Mereka mungkin merasa diri gak layak dan hina karena percaya anggapan orang lain pada mereka, tapi Tuhan tunjukkan ke mereka bahwa dihadapan Tuhan mereka berharga bahkan melampaui Kaisar Agustus yang dianggap dunia sebagai orang yang besar.

Tuhan mempertunjukkan kekuasaan yang besar di depan mata mereka.

Pertunjukan yang spektakuler yang bahkan tidak bisa disaksikan oleh para pembesar. Tuhan mengangkat harga diri mereka dan bahkan mengangkat profesi mereka lebih tegas sebagai simbol kepemimpinan yang Tuhan kehendaki. Simbol kepemimpinan yang melindungi dan menjaga, bukan menguasai dan menindas.”

BW : “Tapi kan tetap aja hidup mereka sulit Mas. Tetap aja miskin.”

Daniel : “Ya, dan mereka menunjukkan bahwa kemiskinan mereka bukan penghalang bagi lahirnya sukacita dan semangat hidup yang besar. Pengharapan adalah kekuatan dalam menghadapi berbagai tantangan. Pengharapan tanpa tindakan adalah pengharapan semu dan mati, tapi para gembala itu memiliki keduanya, pengharapan dan juga tindakan sehingga mereka pulang dengan kekuatan membara di hati mereka. Penindasan yang terbesar adalah ketika pemikiran kita ditindas sehingga kita merasa tidak berarti dan tidak berdaya.

Ketika pemikiran kita dibebaskan oleh Tuhan, maka tidak ada yang bisa menghalangi kita untuk bersukacita dan berkarya. Apa yang bisa kita hayati dari semua ini?”

PERSEMBAHAN PUJIAN

“ARTI NATAL”

Desember telah tiba, pujian Natal bergema Namun terasa hampa, mengalun tanpa makna

‘Ku tak temukan-Mu di sana Sukacita pun seakan menghilang Tergantikan semarak pesta pora Reff:

Apa artinya Natal bagiku

(7)

Tanpa hadir-Mu dalam hidupku

Yang kini ‘ku rasa s’makin lama ‘ku jauh dari-Mu Apa makna lahir-Mu untukku

Tanpa Kau Yesus lahir di hatiku

‘ku mohon jangan biarkan natalku berlalu tanpa-Mu S’makin aku dewasa, semakin tak ‘ku sadari

Sering ‘ku menyiakan anug’rah yang ‘ku t’rima Berulang ‘ku kecewakan-Mu

Dan diriku pun perlahan terhilang Tenggelam ‘ku dalam surga dunia Bridge:

‘Ku ingin temukan arti dari Natal sesungguhnya Kelahiran-Mu ubahkan hidupku

Virginia : “Aku mengerti. Berita kelahiran Yesus yang disaksikan para gembala menyadarkan kita kalau kita sungguh berharga dihadapan Tuhan meskipun mungkin dunia menganggap kita tidak berharga, dengan begitu kita bisa bangkit dari semua kesedihan karena tahu kita berharga dan berarti. Jika ada yang menganggap kita rendah dan hina, maka itu adalah sudut pandangnya dan bukan sudut pandang Tuhan. Jika para gembala begitu dihargai oleh Tuhan, maka terlebih lagi saya kan?”

BW : “Berharap kepada Tuhan melegakan, dan pengharapan yang diikuti oleh tindakan dalam sukacita dalam Tuhan akan membangkitkan semangat karena menyerah tidak pernah menjadi pilihan.”

Dio : “Ya benar. Tapi saya bingung mau ngomong apa ya sekarang? Kalian semua dikasi kata-kata bijak, saya ngomong apa dong? Wah, gak kreatif ni penulis script nya.”

Daniel : “Udah udah.. Sekarang saya seperti melihat semangat yang luar biasa hadir di hati kita dan ada pembebasan di dalam hati. Akan lebih luar biasa jika semangat ini kita bagikan juga pada orang lainnya. (musik Malam Kudus mengalun)

PENYALAAN LILIN (lampu dimatikan)

Anak kecil (yang di awal) datang membawa lilin yang diperlukan untuk penyalaan lilin.

(8)

NYANYIAN JEMAAT

MALAM KUDUS (KJ 92:2&3)

Syair: Stille Nacht, heilige Nacht/Silent Night, Joseph Mohr, 1818, Terjemahan: Yamuger/Pan. Lit. K. A. J., 1980,

Lagu: Franz Xaver Gruber, 1818

Malam kudus, sunyi senyap. Kabar Baik menggegap;

bala sorga menyanyikannya, kaum gembala menyaksikannya:

"Lahir Raja Syalom, lahir Raja Syalom!"

Wengi suci, sepi sami, Sang Putra mamakta, Karahaywan jadma sajagat,

Kadi perjanjian Ajin Ida,

Dwaning kaluhurang, dwaning kaluhurang.

Interlude

Malam kudus, sunyi senyap. Kurnia dan berkat

tercermin bagi kami terus di wajahMu, ya Anak Kudus, cinta kasih kekal, cinta kasih kekal.

(Para pemain mematikan lilin dalam posisi berdiri berderet menghadap jemaat.)

Virginia : “Dalam senyap, api kecil membara dan menyala dari satu ke yang lainnya. Setiap kita kiranya memiliki api semangat yang membebaskan hati kita untuk berkarya bagi diri kita, keluarga, dan sesama.”

Dio : “Minggir-minggir, sekarang giliran saya. Dari tadi semua kalimatnya indah semua. Giliran saya kebagian script yang biasa aja.” (dengan bersemangat)

“Baiklah jemaat terkasih, mari bersama kita memberikan persembahan kita sambil menaikkan pujian Alam Raya Berkumandang.”

PELAYANAN PERSEMBAHAN

NYANYIAN JEMAAT

ALAM RAYA BERKUMANDANG (KJ 101:1,3,5)

Syair: Les anges dans nos campagnes/Angels We Have Heard on High, Nyanyian Natal Prancis abad ke-18,

Terjemahan: Yamuger/Pan. Lit. K. A. J., 1980, Lagu: Prancis abad ke-18.

Alam raya berkumandang oleh pujian mulia;

dari gunung, dari padang kidung malaikat bergema:

(9)

Glo … ria, in excelsis Deo!

Glo … ria, in excelsis Deo!

Sudah lahir Jurus’lamat itu berita lagunya.

Puji dan syukur dan hormat dipersembahkan pada-Nya.

Glo … ria, in excelsis Deo!

Glo … ria, in excelsis Deo!

Interlude

(Bait 5 Jemaat diajak berdiri oleh BW) Mari, kita pun ke sana untuk melihat Putera.

Mari, kita persembahkan suara dan hati pada-Nya!

Glo … ria, in excelsis Deo!

Glo … ria, in excelsis Deo!

DOA PERSEMBAHAN oleh BW

Daniel : “Mari kita membawa api semangat pembebasan dari Tuhan ketika kita keluar dari gedung gereja ini.”

PENGUTUSAN

Daniel : Arahkanlah hatimu kepada Tuhan.

Jemaat : Kami mengarahkan hati kami kepada Tuhan.

Daniel : Jadilah saksi Kristus.

Jemaat : Syukur kepada Allah.

Daniel : Terpujilah Tuhan.

Jemaat : Kini dan selamanya.

Daniel : Mari kita menerima berkat Tuhan “Tuhan memberkati kita dan melindungi kita. Tuhan menyinari kita dengan wajah-Nya dan memberi kita kasih karunia, Tuhan menghadapkan wajah-Nya kepada kita dan memberi kita damai sejahtera kini dan selama-lamanya.”

Jemaat : (Menyanyikan) Haleluya, Amin (NKB 225).

SAAT HENING

Anak kecil (yang diawal) naik ke panggung.

“Demikian ibadah malam Natal kita pada hari ini. Selamat menghayati Natal dalam hidup kita dan sampai jumpa dalam ibadah Natal besok pagi. Tuhan Yesus memberkati.”

(10)

(Pujian Alam Raya Berkumandang dipujikan selama proses Jemaat keluar gedung gereja.)

Referensi

Dokumen terkait

Namun demikian, karena kantor-kantor pemerintah di Indonesia tidak mempunyai pengetahuan yang memadai serta komitmen pada kesetaraan jender, ada bahaya besar bahwa PRSP di

of Canadian Guideline for the Initial Management of Community-acquired Pneumonia : An evidence-based update by the Canadian Infectious... Disease Society and the Canadian

Penelitian-penelitian tersebut menunjukkan bahwa informasi pixel pada citra objek dapat digunakan untuk memprediksi ukuran (panjang, tinggi, berat) menggunakan metode

 Identifikasi entitas data yang dibutuhkan  Membuat entitas data baru berdasarkan kebutuhan  Melakukan integrasi aplikasi untuk penggunaan data  Melakukan penambahan modul

Une Saison Indonésienne merupakan roman yang ditulis oleh Jean Rocher. Roman ini menggambarkan tentang kisah duka dari salah satu keluarga di Bali yang hidup pas-pasan

Berbeda dengan SEO yang biasanya dianggap sebagai 'iklan / traffic gratis' (sekalipun perlu skill, investasi waktu dan tenaga serta kesabaran

Pada saat transmitter dari alat transfer daya tanpa kabel menghasilkan getaran elektromagnetik berfrekuensi tertentu dan terpancar ke ruang sekitar melalui antena transmitter

Kegiatan ini mempunyai tujuan utuk meningkatkan kemampuan mitra dalam pengelolaan organisasi, meningkatkan kemampuan dalam penyusunan administrasi ranting terutama