Volume 1, Number 1, January 2020, Copyright © 2020, RJPS Published by LP3M Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang
The Application of the Turki Usmani Method Increase Santri's Memorization in Pesantren Tahfidzul Qur 'an Hidayatul Hasan Sulaimaniyah
Nurul Qomariyah
Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang, Indonesia
Article Information:
Received October 10, 2020 Resived October 25, 2020 Accepted Desember 12, 2020
Abstract:
Pondok pesantren merupakan bukti perjalanan pendidikan Islam yang sudah ada sejak zaman Wali Songo. Hal ini dibuktikan dengan penemuan sejarah- sejarah Islam. Seperti model pembelajaran yang berbeda dengan pendidikan pada umumnya. Pendidikan di pesantren lebih bersifat sederhana dan lebih menekankan pada pendidikan agama sebagai karakter dasarnya.
Pondok pesantren erat kaitannya dengan menghafal al- Qur’an, banyak metode yang digunakan dalam menghafal al-Qur’an diantarannya metode talaqqi, metode iqro’, metode sima’i, dan metode turki utsmani. Metode Penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Kesimpulan artikel ini adalah perjalanan sejarah metode Turki Utsmani Sejak masa kekhalifaan Turki Utsmani merupakan salah satu metode dalam mengahafal al-Qur’an yang diterapkan di beberapa Negara. Metode ini sering digunakan di Turki, selain itu juga wilayah Daulah Utsmaniyah ini masih dipergunakan dalam menghafal al-Qur’an.
Keyword: Penerapan Metode Turki Utsmani, Meningkatkan Hafalan Santri
Pendahuluan
Sejarah pondok pesantren merupakan salah satu bagian yang melebur dengan sejarah pertumbuhan dan perkembangan masyarakat di Indonesia sehingga tidak dapat dipisahkan. Hal ini terbukti sejak abad pertama tahun hijriyah yaitu zaman kerajaan Aceh yang merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia. Kemudian, pada zaman Wali Songo hingga abad ke 20, banyak wali dan ulama yang membabat suatu tempat menjadi cikal – bakal sebuah desa baru. Pesantren merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam yang unik di Indonesia. Pesantren secara bahasa ialah
rumah atau tempat untuk tinggal yang sederhana dan terbuat dari potongan bamboo.1 Sedangkan secara bahasa pesantren adalah “tempat belajar untuk para santri”, Kata pesantren mengarah kepada suatu tempat, yakni tempat santri menghabiskan waktu dalam beberapa kurun waktu untuk tinggal dan menimba pengetahuan Agama Islam.
Pesantren ini telah berkembang, di pulau Jawa sejak ratusan tahun lamanya. Maulana Malik Ibrahim, seorang spiritual yang mendapat julukan father Wali Songo (gurunya tradisi pesantren di Jawa) dalam masyarakat Indonesia.
Sejak abad ke–13 pendidikan ini mulai muncul masyarakat Islam di Nusantara. Beberapa ratus tahun kemudian sistem penyelenggaraan pendidikan dalam pesantren semakin tertata dan teratur dengan ditandai adanya tempat - tempat pengajian atau yang disebut “panggon ngaji” dalam bahasa jawa. Bentuk sederhana ini kemudian berkembang pesat dengan pendirian tempat-tempat inap dan menimba ilmu bagi para santri, yang kemudian dikenal dengan istilah pondok pesantren, yang pada awalnya bentuk pondok pesantren masih sangat sederhana, namun pada saat itu pendidikan pesantren merupakan satu-satunya lembaga pendidikan yang ada dan terstuktur, sehingga pendidikan ini dianggap paling elit (dikagumi masyarakat).2
Dibanding lembaga pendidikan lain pondok pesantren menjadi lembaga pendidikan Islam yang tertua dan berakar cukup kuat di tengah – tengah masyarakat.
Selain itu, pesantren mempunyai keunikan tersendiri yang berbeda dari lembaga pendidikan lain di tanah air. Salah satunya ialah system nilai yang dikembangkan sejak berpuluh - puluh tahun lamanya dan tetap eksis hingga sekarang.3
Baik dari aspek pendidikan maupun dari unsur pendidikannya pondok pesantren dalam lembaga pendidikan Islam berbeda dengan pendidikan lainnya.
Perbedaan ini dapat dilihat dari proses belajar mengajarnya yang diterapkan yaitu cenderung sederhana dan masih tradisional yang menjadi perbedaan pondok pesantren, meskipun pondok pesantren masa kini yang bersifat memadukan dengan
1 Dra. Hj. Enung K Rukiati, Dra. Fenti Himawati, Sejarah Pendidikan di Indonesia (Bandung: CV.
Pustaka Setia. 2006), 103.
2 Drs. H. M. Sulthon Masyhud, M.Pd, Drs. Moh. Khusnuridlo, M.Pd., Manajemen Pondok Pesantren dalam perspektif global ( Jakarta: Laks Bang. 2006), 4.
3 Prof. Dr. Abu Yasid, M.A., LL.M.,dkk. Paradigma Baru Pesantren (Yogyakarta: IRCu\iSoD, 2018), 13.
pendidikan modern pada zaman sekarang.4 Seiring perkembangan zaman pondok pesantren mengalami perkembangan, disebabkan adanya efek dari kemajuan sebuah ilmu pengetahuan dan juga kemajuan teknologi.5
Di seluruh wilayah yang berada di Indonesia pondok pesantren menjadi potensi yang luar biasa dengan beragam karakteristik dan penyebaran yang begitu cepat dan luas dalam percepatan pembangunan pendidikan di berbagai daerah yang ada di Indonesia. Pelibatan instusi pesantren ini bukan hanya signifikan dalam percepatan pendidikan maupun pengembangannya dalam masyarakat, tetapi sangat strategis. Bukan hanya dikarenakan pesantren merupakan lembaga pendidikan yang berakar kuat di masyarakat, melainkan juga 95% dari jumlah total madrasah swasta yang berada di Indonesia dan sebagian di antaranya berada di bawah asuhan pondok pesantren.6
Dalam pondok pesantren seorang santri dapat mengembangkan kemampuannya dengan ilmu-ilmu praktis seperti kepandaian Lughotul Arobiyah dan bahasa Inggris juga keterampilan dalam menghafal al-Qur’an.7 Pada awal mulanya pesantren memiliki tingkatan yang bermacam-macam. Pesantren tingkatan yang paling sederhana hanya mengajarkan tata cara membaca al-Qur’an saja.8 Sedangkan, pesantren yang memiliki tingkatan lebih tinggi satu tingkatan adalah pesantren yang mengajarkan berbagai kitab seperti kitab ilmu fiqih, ilmu aqoid, dan amalan sufisme, disamping Nahwu Shorof.
Al-Qur’an adalah sumber ajaran dalam agama Islam yang pertama. Al-Qur’an adalah wahyu Ilahi yang didalamnya memuat firman - firman Allah, sama dengan yang di sampaikan oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad sebagai Nabi Allah yang diturunkan secara berangsur-angsur yaitu selama 22 tahun 2 bulan 22 hari, yang pada mulanya diturunkan di kota Mekkah kemudian di Madinah.9 Al-Qur’an yang berbahasa arab, terdiri dari 30 juz dengan 600 halaman telah di beri kemudahan untuk dihafalkan oleh siapapun yang mau menghafalkannya.
4 M. Bahri Ghazali, Pesantren Berwawasan Lingkungan (Jakarta: CV. Prasasti.2003), 17.
5 Ghazali, Pesantren Berwawasan, 13.
6 Sulthon Masyhud, Moh. Khusnurdilo, Manajemen Pondok Pesantren (Jakarta: Diva Pustaka, 2003), 21.
7 Ghazali, Pesanten Berwawasan, 20.
8 Masyhud, Khusnurdilo, Manajemen Pondok, 2.
9 Abd. Chalik, Ali Hasan Siswanto, Pengantar Studi Islam (Surabaya: Kopertais IV Press, 2010), 121.
Hal ini sebagaimana Allah berfirman dalam al-Qur’an surat Al- Hijr ayat 9.
اَّنِا ن ْحَن اَنْل َّزَن َرْكِ ذلا اَّنِا َو هَل ن ْو ظِفَحَل
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan al- Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.”10
Membaca al-Qur’an merupakan sebuah ibadah yang akan mendapatkan pahala di sisi Allah SWT. Dalam ayat al-Qur’an Allah menjelaskan tentang keutamaan orang yang selalu membaca al-Qur’an.
“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah (al-Qur’an) dan melaksanakan sholat dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepadanya dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan rugi, agar Allah menyempurnakan pahalanya kepada mereka dan menambah Karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Mensyukuri. (al-Fathir:29-30).11
Disaat Allah menjamin bahwa al-Qur’an itu mudah untuk dibaca dan dihafalkan, maka saat itu pula Allah sebenarnya telah memberikan beban khusus kepada umatnya untuk menghafalkan al-Qur’an secara sempurna. Menghafal al- Qur’an merupakan sebuah perbuatan yang sangat terpuji juga mulia. Awal bagi orang - orang yang ingin memahami agama Islam secara keseluruhan menghafal al-Qur’an merupakan suatu langkah dalam memahami kandungan berbagai macam ilmu yang terkandung didalamnya yang diawali dengan kemampuan dasar dalam membaca al- Qur’an.
Menghafal al-Qur’an adalah sebuah proses untuk memelihara, menjaga, dan melestarikan kemurnian sebuah al-Qur’an yang diturunkan kepada Rasulullah SAW agar dihafal di luar kepala supaya tidak terjadi perubahan isi dan pemalsuan dari seseorang serta dapat menjaga dari sifat lupa manusia baik secara keseluruhan maupun sebagian.12
10 Islam Kotob, Al-Qur’an dan Terjemahannya, 17.
11 H. Sa’duloh, S.Q, Gema Insani. 9 Cara Menghafal Al-Qur’an, 2008, 13.
12 Dwi Surya Atmadja, Fitri Sukmawati, Innovation of Education (Pontianak: Islamic Guidance and Conseling Departement, 2017), 306.
Metode adalah sebuah jalan yang dipergunakan untuk menyampaikan suatu ajaran sampai ke tujuan yang ingin dicapai.13 Dalam menghafal al-Qur’an terdapat beberapa metode yang digunakan diantaranya metode talaqqi, metode tahfidz dan masih banyak lagi metode yang digunakan dalam menghafal al-Qur’an. Salah satu Metode dalam menghafal al-Qur’an ialah metode Turki Utsmani. Secara global metode ini diartikan sebagai teknik menghafal al-Qur’an secara berputar dan tidak berdasarkan pada susunan juz, melainkan menghafal ayat al-Qur’an dengan system putaran atau acak tapi tetap sistematis.14
Secara teknis, penggunaan metode ini adalah dengan menghafal satu halaman dari suatu juz, lalu pindah lagi pada halaman terakhir pada juz berikutnya, hingga juz yang terakhir. Penggagas metode ini adalah Ustad Ferhat Bas asal Turki.
Menurutnya metode ini dirancang supaya para santri tidak merasa bosan ataupun jenuh ketika menghafal al-Qur’an, sehingga mereka bisa berganti-ganti juz ketika menghafalkan al-Qur’an.15
Lebih singkatnya, setelah santri menghafal masing-masing satu halaman akhir dari 30 juz, maka santri kembali lagi menghafal dijuz pertama dengan menghafal satu halaman pada halaman ke dua beserta halaman terdahulu pada juz yang sama begitu seterusnya. Misalnya, santri setelah menghafal pada halaman 2 dari juz 1-30, kemudian berikutnya adalah murajaah halaman 2 dan menambah hafalan pada halaman ketiga pada juz satu, seperti itu terus hingga dengan juz 30.
Supaya dapat membaca al-Qur’an dengan baik, tepat dan fashih, harus melalui proses belajar yang baik juga tepat. Salah satu tindakan yang dilakukan adalah dengan melalui penyiapan bahan pelajaran membaca al-Qur’an oleh seorang ustadz kepada peserta didik dengan tujuan peserta didik memiliki kemampuan yang baik, tepat, dan fashih dalam membaca al-Qur’an. Dengan demikian di harapkan dapat meningkatkan kualitas baca peserta didik dengan mengamalkan isi dalam al-Qur’an bukan hanya menghafal saja. Hal tersebut diterapkan di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Hidayatul Hasan Sulaimaniyah Blukon melalui program Tahfidzul Qur’an
13 Departemen Agama RI, Pola Pengembangan Pondok Pesantren (Jakart: Diretorat Pendidikan Keagamaan Pondok Pesantren, 2003), 44.
14 Ammar Machmud, Kisah Penghafal Al-Qur’an (Jakarta: PT Gramedi, 2015), 100.
15 Machmud, Penghafal Al-Qur’an, 100.
serta pembelajaran membaca al-Qur’an dengan baik dan benar dan dengan menggunakan metode yang berbeda dari Pondok Pesantren lainnya.
Dengan metode yang jarang digunakan di Pondok Pesantren lain yaitu metode Turki Utsmani ini membuat santri tidak mudah jenuh dalam menghafalkan al-Qur’an sehingga metode ini efektif dalam kegiatan menghafalkan al-Qur’an dan kegiatan yang ditonjolkan seperti halnya program pengiriman santri yang hafal 30 juz ke Turki untuk melanjutkan pendidikan di jenjang selanjutnya yaitu Perguruan Tinggi.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik dan berminat untuk meneliti lebih dalam dan luas terkait dengan penerapan metode Turki Ustmani dalam upaya meningkatkan hafalan santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Hidayatul Hasan Sulaimaniyah Blukon dengan judul “Penerapan Metode Turki Ustmani Dalam Meningkatan Hafalan Santri Di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Hidayatul Hasan Sulaimaniyah Lumajang Tahun Pelajaran 2019/2020”.
Fokus artikel ini adalah bagaimana penerapan metode Turki Utsmani dalam meningkatkan hafalan santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Hidayatul Hasan Sulaimaniyah Lumajang serta apa kelebihan juga kekrungan menggunakan metode tersebut juga bagaimana hasil penerapannya.
Artikel ini menggunakan penelitian kualitatif deskriptif. yang bersifat deskriptif yaitu analisis yang menggambarkan keadaan atau status fenomena dengan kata-kata atau kalimat.
Tingkat Keberhasilan Santri
Keberhasilan dalam pembelajaran yaitu ukuran kemampuan yang dimiliki oleh santri yang meliputi penguasaan siswa dalam belajar, sedangkan keberhasilan dalam hal menghafal al-Qur’an yaitu kemampuan santri dalam menghafalkan al- Qur’an yang meliputi jangka waktu menghafal dan jumlah putaran yang dihafalkan.
Dalam meningkatkan hafalan santri dibutuhkan kesabaran penghafal, keuletan pengajar dan juga cara/metode tertentu, banyak metode dalam meningkatkan hafalan santri seperti metode talaqqi, metode iqro’ dan juga metode turki utsmani.
Berdasarkan hasil observasi dan data yang diperoleh penulis, keberhasilan dalam metode menghafal metode turki ustmani yang diterapkan di Pondok Pesantren
Tahfidzul Qur’an Hidayatul Hasan Sulaimaniyah Lumajang terbilang berhasil. Hal ini dapat dilihat dari data hafalan santri. Jika dipaparkan, sebagai berikut:16
1 hari = 1 halaman 1 bulan = 30 halaman 1 putaran = 30 halaman 1 putaran = 1 bulan 20 putaran = 20 bulan
Berikut data hafalan santri yang menunjukkan tingkat keberhasilan hafalan di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Hidayatul Hasan Sulaimaniyah Lumajang:
Tabel Data 1.117
Tingkat Keberhasilan Hafalan Santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Sulaimaniyah Lumajang
No Nama Kelompok Jumlah Hafalan Waktu Hafalan Target
1 Abdul Harits 3 22 putaran 24 bulan 24 bulan
2 Abdurrobbi Izzulhaqi 3 30 putaran 24 bulan 24 bulan
3 Agus Riyan Prayoko 4 20 putaran 24 bulan 24 bulan
4 Ahmad Akmal Hakim 4 22 putaran 24 bulan 24 bulan
5 Ahmad Nuries Sakin Alfin
4 25 putaran 24 bulan 24 bulan
6 Ahmad Nuzulul Furqon 4 20 putaran 23 bulan 24 bulan 7 Ahmad Ruhni Mursalin 3 30 putaran 22 bulan 24 bulan
8 Ahmad Sadzili 4 30 putaran 22 bulan 24 bulan
9 Ahmad Sahal 4 30 putaran 20 bulan 24 bulan
16 Wawancara dengan Ismail salah satu santri hafidz di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Hidayatul Hasan Sulaimaniyah Lumajang
17 Dokumen Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Hidayatul Hasan Sulaimaniyah Lumajang
10 Al Qadri Sulaiman 4 30 putaran 18 bulan 24 bulan 11 Ali Ramadhna Al- Hadad 3 22 putaran 24 bulan 24 bulan
12 Fiqram Da'i Thariq 4 23 putaran 20 bulan 24 bulan
13 Firman Syah Rahmatullah
3 25 putaran 20 bulan 24 bulan
14 Habib Fauzi Azmihan 2 30 putaran 22 bulan 24 bulan
15 Hakam Baihaqi 4 23 putaran 22 bulan 24 bulan
16 Halim Perdana 5 30 putaran 22 bulan 24 bulan
17 Hasyim 3 30 putaran 22 bulan 24 bulan
18 Havi Raga Bayu Tama 3 22 putaran 22 bulan 24 bulan
19 Ismail 3 30 putaran 22 bulan 24 bulan
20 Jefri Husni 3 24 putaran 22 bulan 24 bulan
21 Junaidi Ilyas 3 25 putaran 22 bulan 24 bulan
22 M. Adi Nugroho 2 30 putaran 22 bulan 24 bulan
23 M. Ihsanul Karim 5 30 putaran 22 bulan 24 bulan
24 M. Ilyas 4 30 putaran 22 bulan 24 bulan
25 M. Nur Holis 3 30 putaran 22 bulan 24 bulan
26 M. Nur Horison 4 24 putaran 22 bulan 24 bulan
27 M. Zakariya 5 26 putaran 22 bulan 24 bulan
28 Nashirudin Achmad 5 27 putaran 22 bulan 24 bulan
29 Nur Iman 4 30 putaran 22 bulan 24 bulan
30 Nurdin 3 30 putaran 22 bulan 24 bulan
31 Nur Hafidz Ishaq 2 30 putaran 22 bulan 24 bulan
32 Nur Hidayatullah 2 30 putaran 22 bulan 24 bulan
33 Nur Hanafi 1 22 putaran 22 bulan 24 bulan
34 Pasha idatosa 1 23 putaran 22 bulan 24 bulan
35 Pradipta Pratama Yuda 1 22 putaran 22 bulan 24 bulan
36 Putra Pratama 2 20 putaran 22 bulan 24 bulan
37 Radit el-Achmad 2 22 putaran 22 bulan 24 bulan
38 Ravindra 1 20 22 bulan 24 bulan
39 Riandika Fikri Zulfikar 1 30 putaran 22 bulan 24 bulan
40 Rizki Andriyanto 1 30 putaran 22 bulan 24 bulan
41 Rizki Azviyanto Alfaro B. 2 21 putaran 22 bulan 24 bulan
42 Rizki Nur Salim 4 22 putaran 22 bulan 24 bulan
43 Salim Albar 2 24 putaran 20bulan 24 bulan
44 Salman Al-Faris 5 23 putaran 20bulan 24 bulan
45 Salman Harits 4 22 putaran 20bulan 24 bulan
46 Sandy Prayoga 2 Keluar 20bulan 24 bulan
47 Samsudin Ahmad 5 30 putaran 20bulan 24 bulan
48 Samsir Alam 3 30 putaran 20bulan 24 bulan
49 Ukhaisyah Akhal 4 30 putaran 20bulan 24 bulan
50 Ulin Nuha 5 30 putaran 20bulan 24 bulan
51 Ulumuddin briansyah 5 22 putaran 20bulan 24 bulan
52 Ulwan Katsir 5 21 putaran 20bulan 24 bulan
53 Umar Kamil 1 30 putaran 20bulan 24 bulan
54 Usaid Imron Sahid 5 21 putaran 20bulan 24 bulan
55 Usyair Yasir 5 22 putaran 20bulan 24 bulan
56 Utsman 5 23 putaran 20bulan 24 bulan
57 Uthman Fawas Fatih 2 26 putaran 20bulan 24 bulan
58 Zainal Arifin 3 26 putaran 20bulan 24 bulan
59 Zainul Hasan 1 23 putaran 20bulan 24 bulan
60 Zavier el-Achmad 5 23 putaran 20bulan ulan
Berikut ini hasil wawancara penulis dengan pengurus pondok pesantren Ust.
Slamet, pimpinan pondok pesantren Ust. Asep Hidayat Al-Ghifari dan beberapa santri mengenai penerapan metode turki utsmani dalam meningkatkan hafalan santri di Pondok Tahfidzul Qur’an Hidayatul Hasan Sulaimaniyah Lumajang yaitu: Penulis melakukan wawancara dengan pengurus Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Hidayatul Hasan Sulaimaniyah Lumajang.
“Ustad Slamet selaku pengurus Pondok Pesantren Hidayatul Hasan Sulaimaniyah Lumajang Penerapan Metode Turki Utsmani yang digunakan di Pondok Pesantren Sulaimaniyah Lumajang yaitu dengan system menghafalkan al- Qur’an secara acak tapi tetap sistematis. Metode yang diterapkan diberbagai pondok pesantren yang bekerja sama dengan Yayasan UICCI se-Indonesia. Penerapan metode Turki Utsmani ini santri menghafal dari juz terakhir yaitu juz 30 dan dari halaman terakhir berputar kedepan hingga juz 1, kemudian menghafalkan halaman kedua dari tiap juz dan berputar hingga juz 1, begitu seterusnya hingga snatri menghafal semua juz al-Qur’an”.18
Observasi dan wawancara di atas juga dapat diperkuat oleh Ustad Asep Hidayat Al-ghifari selaku pimpinan pondok pesantren.
18 Wawancara dengan pimpinan pondok pesantren ustad Asep Al-ghifari tanggal 10 april 2020
“Menurut ustad Asep Al-ghifari selaku pimpinan pondok penerapan Metode Turki Utsmani di Pondok Pesantren Hidayatul Hasan Sulaimaniyah Lumajang ialah Metode Turki ini menggunakan system urut mundur yaitu santri menyetorkan hafalannya dari halaman terakhir tiap juz mulai juz 30 hingga juz 1 di hari kemudian menyetorkan halaman ke 2 dari halaman terakhir begitu seterusnya, 2-3 jam santri dapat menghafalkan 1 lembar al-Qur’an untuk santri yang memiliki IQ tinggi dalam waktu 1 minggu bisa menyetorkan 1 putaran sehingga dalam jangka 6 bulan santri dapat menghafal 30 juz”.19
Untuk memperoleh hasil yang maksimal dalam observasi penulis juga mewawancarai beberapa santri di Pondok Pesantren Hidayatul Hasan Sulaimaniyah Lumajang.
“Ismail adalah salah satu santri di Pondok Pesantren Hidayatul Hasan Sulaimaniyah Lumajang yang berhasil menghafal 30 juz al-Qur’an dan melanjutkan pendidikannya di Turki, penerapan metode Turki Utsmani menggunakan system putaran. Sistem putaran ini seperti ini kita menghafal halaman terakhir juz 30, halaman terakhir juz 29 sampai halaman terakhir juz 1 tidak akan dilanjutkan sebelum benar-benar hafal setelah hafal baru melanjutkan ke halaman ke dengan system putaran juga, jadi maksimal dalam jangka waktu 3 hari saya bisa menghafalkan Al- Qur’an dengan lancar dan itu menurut saya sangat efektif”.20
“Khoirul Anam adalah salah satu santri di Pondok Pesantren Hidayatul Hasan Sulaimaniyah Lumajang penerapan metode Turki Utsmani di pondok pesantren Hidayatul Hasan Sulaimaniyah itu menggunakan system putaran, Setiap juz itu berisikan 10 lembar, 10 lembar sama halnya dengan 20 kaca, mulai menghafalnya dari halaman terakhir tiap juz begitu hingga juz 30, setelah selesai putaran satu dilanjutkan dengan putaran 2 mulai dari halaman ke 2 terakhir dari tiap juz begitu seterusnya”.21
19 Wawancara dengan pimpinan pondok pesantren ustad Asep Al-ghifari tanggal 10 april 2020
20 Wawancara dengan beberapa santri hafidz di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Hidayatul Hasan Sulaimaniyah Lumajang
21 Wawancara dengan beberapa santri hafidz di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Hidayatul Hasan Sulaimaniyah Lumajang
“Umar adalah salah satu santri di Pondok Pesantren Hidayatul Hasan Sulaimaniyah Lumajang penerapan metode Turki Utsmani di pondok pesantren Hidayatul Hasan Sulaimaniyah unik berbeda dengan metode lain yang diterapkan di beberapa pondok di Indonesia, metode ini hanya diterapkan pada pondok pesantren yang bekerja sama dengan UICCI Sulaimaniyah yang memiliki induk di Turki, metode Turki Utsmani merupakan metode dalam menghafal al-Qur’an yang menggunakan system acak tapi tetap sistematis, yaitu menghafalkan halaman terakhir tiap juz 30 hingga juz 1 dan halaman kedua akhir tiap juz, halaman ke tiga akhir tiap juz begitu seterusnya berputar hingga kurang lebih 20 putaran”.22
Kelebihan dan Kekurangan Metode Turki Utsmani dalam Meningkatkan Hafalan Santri di Pondok Pesatren Tahfidzul Qur’an Hidayatul Hasan Sulaimaniyah Blukon
Metode Turki Utsmani merupakan metode yang unik berbeda dengan metode lainnya dimana metode ini diterapkan dengan cara acak, santri tidak mudah jenuh dalam menghafal dan bisa berganti-ganti juz, dengan metode Turki Utsmani santri akan hafal ayat al-Qur’an beserta tata letak juga urutan baris dari suatu ayat al- Qur’an karena sudah terbiasa menghafal secara acak, pembimbingan yang dilakukan secara maksimal oleh para abi dan abla, dan membutuhkan sedikit waktu dalam menghafal bagi santri yang memiliki IQ tinggi.
Kelebihan dari metode Turki Utsmani kalau sudah hatam sangat cepat bisa dalam waktu 20 menit menghafalkan 1 juz al-Qur’an sedangkan kekurangan dari metode Turki Utsmani waktu pertama menghafal cepat lupa dan pusing karena menggunakan system acak.
Metode Turki Utsmani memiliki beberapa kelebihan karena menggunakan system acak dengan system acak ini saya lebih mudah dalam menghafal dalam waktu yang singkat karena bimbingan yang secara langsung dilakukan oleh abi yang mengajar, juga dapat menghafal halaman dan baris dari sebuah ayat al-Qur’an,
22 Wawancara dengan beberapa santri hafidz di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Hidayatul Hasan Sulaimaniyah Lumajang
sedangkan kekurangan metode Turki Utsmani bagi santri yang masih mengawali hafalan akan bingung karena menghafalnya acak tidak secara berurutan.
Kekurangan metode Turki Utsmani: Menuntut kesabaran santri dalam menghafal karena menggunakan system acak yang terkadang membuat bingung para santri, menuntut kerajinan dan ketaatan serta kedisiplinan para santri dalam proses menghafalkan. Aanak akan benar-benar hafal karena sebelum hafal kita tidak bisa melanjutkan ke putaran selanjutnya. Yang kedua dengan metode ini kita bisa hafal beserta tata letak halamannya.
Hasil Penerapan Metode Turki Utsmani dalam Meningkatkan Hafalan Santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Hidayatul Hasan Sulaimaniyah Lumajang
Selain ingin mengetahui bagaimana penerapan metode Turki Utsmani dalam meningkatkan hafalan santri dan kelebihan juga kekurangan dari Metode Turki Utsmani, artikel ini juga membahas mengenai hasil dari penerapan metode Turki Utsmani dalam meningkatkan hafalan santri di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Hidayatul Hasan Sulaimaniyah Lumajang.
Metode Turki Utsmani mudah dalam meningkatkan hafalan santri di pondok pesantren Hidayatul Hasan Lumajang ini terbukti dengan adanya sejumlah santri yang di kirim ke Turki untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi. Dalam meningkatkan hafalan santri di pondok pesantren Tahfidzul Qur’an Hidayatul Hasan Lumajang sangat efetkif dengan menerapkan metode ini banyak santri yang hafal al-Qur’an dengan waktu yang singkat kurang dari satu tahun santri dapat menghafal secara mutqi dan para santri yang telah menghafal 30 juz akan mendapaykan beasiswa ke Turki”.
Hasil dari penerapan metode Turki Utsmani ini sangat mudah menghafal dalam jangka waktu yang singkat, metode ini mebuat saya tidak jenuh dalam menghafal ini terbukti tahun ini saya akan berangkat ke Turki guna melanjutkan hafalan dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, juga bimbingan yang diberikan oleh abi disini sangat professional kita dibimbing secara sungguh- sungguh oleh abi sehingga kita bersungguh-sungguh dalam menghafal al-Qur’an.
Setelah mendapatkan beberapa putaran menghafal menggunakan metode ini terasa mudah dan tidak mudah jenuh karena bisa berganti-ganti juz ketika menghafal karena metode ini menggukanakan system acak tetapi tetap sistematis.
Metode turki utsmani ini sangat bagus untuk meningkatkan hafalan santri, ini terbukti dengan menggunakan metodenya dalam kurun waktu kurang dari satu tahun saya bisa menghafal 30 juz secara mutqin, karena menggunakan metode ini sangat unik yaitu secara acak tetapi tetap sistematis, system menghafalkannya yaitu dengan menghafal halaman terakhir tiap juz 30 hingga juz 1 berputar kemudian dilanjutkan dengan halaman kedua akhir dari tiap juz begitu seterusnya hingga 20 putara maka santri akan hatam dan menghafal 30 juz, setelah hafal santri akan dikirim ke Turki untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi”.
Penerapan Metode Turki Utsmani dalam meningkatkan hafalan santri yang ada di Pondok Pesantren Tahfidzul Qur’an Hidayatul Hasan Sulaimaniyah Lumajang yaitu dengan menggunakan sistem urut mundur, atau system acak tapi tetap sistematis yaitu metode menghafal dari halaman terakhir tiap juz dari juz 30 ke juz 1 berputar hingga hafal semua juz dalam al-Qur’an yang memiliki beberapa kelebihan diantaranya: membutuhkan waktu yang singkat dalam menghafal, santri tidak merasa jenuh dalam menghafal, santri dapat menghafal tata letak ayat al-Qur’an dan juga terdapat beberapa kekurangan diantaranya bagi pemula akan bingung dalam menghafalkan al-Qur’an karena menggunakan system acak, dan dari penerapan metode Turki Utsmani menghasilkan santri yang dapat menghafal al-Qur’an secara mutqin dan dikirim untuk melanjutkan ke Perguruan Tinggi di Turki Sulaimaniyah.
Kesimpulan
Secara umum artikel ini adalah penerapan metode turki utsmani menggunakan system urut mundur dengan menghafal halaman terakhir tiap juz 1 hingga juz 30 kemudian berputar ke halaman ke 2 terakhir tiap juz begitu seterusnya.
Metode Turki Utsmani juga memiliki kelebihan dan kekurangan diantaranya:
Membutuhkan sedikit waktu dalam menghafal, santri tidak mudah jenuh dalam menghafal karena menghafalnya secara acak, santri dapat hafal beserta tata letak ayat al-Qur’an, pendampingan secara maksimal oleh abi, sedangkan kekurangannya bagi
pemula metode ini dianggap sulit karena menggunakan system acak, membutuhkan kesabaran dan keuletan santri karena metode ini berbeda dengan metode menghafal lainnya yang urut dalam menghafal. Dalam penerapan metode Turki Utsmani terbukti dengan data hasil setoran santri dalam menghafal dan pengiriman santri tahfidz ke Turki untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Referensi
Atmadja, Dwi Surya, Fitri Sukmawati. 2017. Innovation of Education. Pontianak: Islamic Guidance and Conseling Departement.
Departemen agama RI. 2003. Pola Pengembangan Pondok Pesantren.
Depdiknas. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.
Dr. H.A Muhaimin Zen. 2013. Al-Qur’an 100% Asli; Sunni – Syi’ah Satu Kitab Suci.
Jakarta : Nur Al-Huda.
Dr.Abd. Chalik, M.Ag, Siswanto, M.Fil.I , Ali Hasan. 2010. Pengantar Studi Islam, Surabaya: Kopertais IV Press.
Dwi Ningwong Agustin. Serambi Guru .Jakarta: Semesta Aksara.
Ghazali, MA , Prof. Dr. M. Bahri. 2003. Pesantren Berwawasan Lingkungan. Jakarta: CV Prasasti.
Habibie, Miftah. 2019. Efektivitas Sistem Pembelajaran Tahfidz Al-Qur’an di Pondok Pesantren Tahfidz Daarul Qur’an Tanggerang. Skripsi. UIN Syarif Hidayatullah
Hanafi,Halid La Adu dan Zanudin. 2018. Ilmu Pendidikan Islam. Yogyakarta: CV Budi Utama.
Hanifah, Hana 2016. Kenal Dekat Akhirnya Jatuh Cinta Pada Al-Qur’an. Jakarta: PT Gramedia.
J.moleong, M.A, Prof. dr. Lexy. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
K Rukiati, Dra. Hj. Enung. Dra. Himawati,Fenti. 2006. Sejarah Pendidikan Di Indonesia.
Bandung: CV Pustaka Setia.
Khalil Itani,Muhammad.2009. 77 Pesan Abadi Nabi utuk Wanita. Jakarta: Dar al- Marefah
Kurniadi,Bayu Dardias. 2018. Praktek Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Research Center for Politic and Goverment.
Machmud, Ammar. 2015. Kisah Penghafal Al-Qur’an. Jakarta: PT Gramedia.
Mastur,Mahmudah. Mengenal Al-Qur’an dan Hadits. Jakatata: Diva Press.
Masyhud, M.Pd, Drs. H. M. Sulthon,. Drs. Moh. Khusnurdilo, M.Pd. 2003.
Manajemen Pondok Pesantren. Jakarta: Diva Pustaka.
Nafi’ah, Rochmatun. Efektifitas Program Tahfidz Al-Qur’an dalam Memperkuat Karakter Siswa di Madrasah Aliyah Negeri Lasem. Skripsi.
2003. Pola Pengembangan Pondok Pesantren. Jakarta: Direktorat Pendidikan Keagamaan Pondok Pesantren.
Prastowo, Andi. 2006. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian.
Jogjakarta : Ar-Ruzz Media.
Suyanto,Bagong. 2008. Metode Penelitian Sosial. Jakarta: Kencana.
Umar, M.Ag, Drs. Bukhari. 2007. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Amzah.
Ust. C.abdulwaly. 40 Alasan Anda Menghafal Al-Qur’an. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
Yasid, M.A., Prof. Dr. Abu LL.M.,dkk. 2018. Paradigma Baru Pesantren. Yogyakarta:
IRCu\iSoD.
Copyright holder :
© Qomariyah, N., (2021) First publication right : Risalatuna: Journal of Pesantren Studies
This article is licensed under:
CC BY-SA 4.0