Professional Coach Certification Program
Awareness Coaching helps the individual to unlock his or her true potential through raising awareness, inspiring new ideas and
encouraging creativity.
Creative Idea You have the capacity to have an insight or creative idea and to think something through for yourself.
Can Do Attitude Coaching is about energizing the client through effective communication, soliciting suggestions, and building a can-do attitude.
Professional Coach Certification Program
Becoming Professional Coach with 11 ICF Competencies
Author: Al Falaq Arsendatama, PCC www.coachingindonesia.com
Materi di program ini sudah mendapatkan pengakuan dari ICF (International Coach Federation) sebanyak 30 jam coach training.
Professional Coach Certification Program
Becoming Professional Coach with 11 ICF Competencies
Author: Al Falaq Arsendatama, PCC www.coachingindonesia.com
Published by: Coaching Indonesia
Hak cipta dilindungi. Tidak diperkenankan untuk mereproduksi atau menyebarkan konten dari buku ini dalam bentuk apapun menggunakan media elektronik, fotokopi, scan atau media penyimpanan apapun tanpa seizin Author.
Untuk keperluan edukasi, diperbolehkan mengutip atau menjadikan buku ini sebagai referensi dengan menyertakan sumber halaman serta logo Coaching Indonesia.
Copyright (C) 2013-2016. Coaching Indonesia.
Version 3.1, Apr 2016.
Selain sebagai founder dari Coaching Indonesia, Al pun dikenal sebagai perintis berdirinya sekolah coaching secara formal di Indonesia melalui 2 program sertifikasi coaching yang mendapatkan pengakuan internasional dari ICF. Ia pun pernah menjabat sebagai President International Coaching Federation (ICF) Jakarta Chapter tahun 2013-2014.
Klien-kliennya berasal dari berbagai industri seperti Unilever, Astra Honda Motor, Mars Indonesia, SAP, Telkomsel, Tokio Marine, Telkom, Fonterra, Djarum, Kementerian Keuangan, Indonesia Stock Exchange, PLN, dan lain-lain. Saat ini ia mengkhususkan diri menekuni area spesialisasi leadership coaching, people development, interpersonal communication, strategic thinking, dan cross cultural coaching.
Di ranah human transformation, Al tergabung di Clairvision, sebuah sekolah meditasi dan englightenment di Australia, sejak tahun 2002. Latar belakang inilah yang banyak mempengaruhi prinsip dan metodologi coaching yang ia kembangkan. Fokus coachingnya terletak pada kesadaran manusia terdalam untuk menciptakan perubahan berpikir dan berperilaku.
Ia baru saja merilis buku “Melampaui Batas Leadership dengan Coaching”.Al lulus dari Master Degree di University of Technology Sydney, Australia dan Bachelor Degree di Institut Teknologi Bandung (ITB).
About the Author:
Al Falaq Arsendatama, PCC
Al Falaq Arsendatama adalah Executive Coach dan ICF Mentor Coach Registry dengan pengalaman coaching lebih dari 1500 jam praktek.
Di bidang executive coaching, ia telah bekerja bersama dengan leader dari berbagai perusahaan dan badan pemerintah selama 8 tahun terakhir ini.
Table of Content
Modul 1. Definisi Coaching 1
§ Pengertian coaching
§ Terminologi
§ Menjaga kerahasiaan
§ Perbedaan coaching dengan pendekatan lainnya
§ Exercise
Modul 2. Alur Coaching COMBAT 9
§ Percakapan coaching
§ Alur coaching COMBAT
§ Penjelasan dan contoh pertanyaan
§ Exercise
Modul 3. ICF Coaching Competencies 21
§ 11 kompetensi coaching dengan standar ICF
§ Penjelasan per kompetensi
Modul 4. Ethical Guidelines 25 Modul 5. Establishing Coaching Agreement 29
§ General coaching agreement
§ Session-specific agreement
Modul 6. Establishing Trust & Intimacy 33
§ Elemen penting yang dipertimbangkan
§ Tempat dan waktu yang tepat
Modul 7. Coaching Presence 39
§ Kenapa itu penting?
§ Fokus pada coachee, bukan solusi
§ Tips membangun presence
Modul 8. Active Listening 45
§ 3 elemen dalam mendengarkan
§ Paraphrasing dan reflecting
§ Tips mendengarkan dengan RASA
Modul 9. Powerful Questioning 53
§ Kapan pertanyaan terasa berbobot?
§ Pertanyaan terbuka vs. tertutup
§ Pertanyaan menjurus
§ Kamus pertanyaan untuk berbagai skenario
§ Exercise
Modul 10. Direct Communication 67
§ Memberikan feedback
§ Reframing and articulating
§ Menggunakan metafora dan analogi
§ Acknowledge and empower
§ Exercise
Modul 11. Creating Awareness 75
§ Memperhatikan detil
§ Membuat interpretasi
§ Menciptakan awareness
§ Contoh-contoh pertanyaan
Modul 12. Designing Actions 83
§ Brainstorming
§ Explore concerns and opportunities
§ Challenging assumption
§ Exercise
Modul 13. Planning and Goal Setting 89
§ Membuat coaching plan
§ 3 langkah membuat plan
Modul 14. Managing Progress & Accountability 95
§ Request for accountability
§ Follow through
§ Prepare, organize, and review
Lampiran: COMBAT dan ICF Competencies 99
§ Tahap-tahap dalam COMBAT dan ICF kompetensi yang terkait.
Bibliography dan Communities 107
Modul 1
Definisi Coaching
u Apa itu coaching?
u Perbedaan coaching dengan training, consulting dan
counseling.
u Exercise.
Definisi Coaching
International Coach Federation (ICF) mendefinisikan coaching sebagai:
“Hubungan kemitraan dengan individu melalui proses kreatif yang ditujukan untuk memaksimalkan potensi personal dan profesional dirinyal.”
Dari definisi diatas kita bisa menyimpulkan:
§ Coaching merupakan bentuk kemitraan yang diarahkan untuk pencapaian tujuan.
§ Coaching melibatkan proses kreatif di mana si individu diajak untuk berpikir, menemukan ide-ide, dan membuat strategi.
§ Coaching membuat si individu sadar terhadap potensi dan kekuatan yang dimilikinya dan punya kemauan untuk memaksimalkan semua itu.
Melalui teknik mendengarkan, bertanya dan menggali seorang coach membantu individu untuk menemukan potensi dan kekuatan dari dalam dirinya yang diarahkan untuk mencapai suatu tujuan.
Pada intinya proses coaching menfasilitasi seseorang untuk:
§ Menyadari situasi dirinya
§ Mendapatkan kejelasan tentang tujuan yang ingin dicapai
§ Memunculkan motivasi dan komitmen untuk take actions
Terminologi
Orang yang memberikan coaching disebut Coach.
Sementara orang yang mendapatkan coaching dikenal sebagai klien atau coachee.
Istilah klien biasanya digunakan bila coaching diberikan oleh seorang coach yang dikontrak secara profesional. Bila coaching dilakukan di internal organisasi terminologi yang biasa dipakai adalah coachee.
Untuk mempermudah, di buku ini kita akan menggunakan istilah coachee.
Menjaga Kerahasiaan
Sesi coaching di pekerjaan pada umumnya membicarakan tentang topik-topik yang sifatnya profesional. Namun tidak jarang pembicaraan menyentuh hal-hal yang sifatnya
pribadi.
Ketika menyentuh area-area pribadi, pastikan bahwa Anda sebagai coach menjaga kerahasiaan. Ini penting untuk
memelihara trust (kepercayaan) antara coach dan coachee.
Beberapa tips dalam menjaga kerahasiaan:
§ Pastikan di awal sesi Anda menyampaikan bahwa pembicaraan ini sifatnya confidential. Coachee boleh berbicara apa saja dan bila ada hal-hal yang sifatnya sensitif dan pribadi maka itu akan dijaga kerahasiannya.
§ Bila ada laporan tertulis, coach TIDAK mencantumkan nama pihak lain yang mungkin diungkapkan oleh
coacee sebagai alasan penghambat proses pengembangan dirinya.
§ Coach tidak menyampaikan hasil sesi coaching kepada orang lain yang tidak ada sangkut pautnya.
Coaching vs. Training
Training Coaching
Agenda sudah pasti Agenda bisa bersifat fleksibel Engagement jangka pendek Engagement jangka panjang Kebanyakan satu arah Melibatkan kolaborasi dan
partnership
Coaching vs. Consulting
Consulting Coaching
Konsultan adalah seorang expert dibidangnya
Coach tidak harus expert dibidang orang yang ia coaching
Konsultan memberikan solusi
Solusi datang dari si coachee
Konsultan biasanya fokus pada aspek bisnis
Coaching banyak fokus pada aspek perubahan perilaku
Coaching vs. Counseling
Counseling Coaching
Konseling biasanya dilakukan ketika ada masalah
Coaching dilakukan kapan saja, bahkan ketika tidak ada masalah
Bersifat terapi dan remedial Fokus pada kekuatan
Dari masa lalu ke masa kini Dari masa kini ke masa depan
Coaching vs. Mentoring
Mentoring Coaching
Mentor adalah seorang expert dibidangnya
Coach tidak harus expert dibidang orang yang ia coaching
Biasanya dari senior ke junior
Bisa lintas area
Fokus pada penguasaan
bidang tertentu Coaching banyak fokus pada aspek perubahan perilaku
Exercise:
Lingkari kata-kata yang mewakili prinsip-prinsip coaching:
Instructing Exploring Challenging Partnering Teaching Evaluating Telling Giving feedback Follow through
Listening Asking questions Reacting Brainstorming Healing Problem solving Advising Sharing Sympathy
Hearing Judging Build commitment
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
u Alur percakapan coaching menggunakan model
COMBAT.
Modul 2
Alur Coaching
COMBAT
Percakapan Coaching
Pada prakteknya coaching merupakan percakapan verbal.
Sekilas mungkin nampak seperti ngobrol-ngobrol biasa,
namun kalau kita perhatikan “obrolan” tersebut diatur dalam suatu alur yang terstruktur dan logis.
Coaching bisa dilakukan secara 1-on-1 ataupun dalam
format kelompok. Percakapan coaching menjembatani dialog antara coach dan coachee yang diarahkan untuk pencapaian tujuan bersama.
Percakapan coaching bisa diarahkan untuk mencapai tujuan:
§ Pengembangan tim dan talenta.
§ Pengelolaan proyek.
§ Pemecahan masalah bersama.
§ Pemberian feedback.
§ Perencanaan dan pengembangan.
§ Transfer knowledge dan skills.
Di modul ini kita akan gunakan satu alur coaching yang
bernama COMBAT. Ada banyak alur atau model di luar sana yang juga bisa Anda pelajari.
Alur Coaching COMBAT
Secara formal, percakapan coaching di awali dengan kejelasan agenda dan tujuan yang ingin dibicarakan.
Selanjutnya proses percakapan untuk memetakan, menggali dan membangun ide. Percakapan coaching diakhiri dengan kesepakatan action plan dan komitmen.
Model percakapan coaching yang kita pakai disini adalah:
Clarifying agenda
Organizing perspectives Magnifying the situation Building alternatives Acquiring decision Taking commitment
Buku ini disertai lampiran formulir COMBAT dengan contoh- contoh pertanyaan yang bisa Anda gunakan saat praktek nanti.
Yang paling penting adalah memahami esensi alurnya, yaitu:
mengawali (C), proses (OMB), dan mengakhiri (AT).
C
Alur Coaching COMBAT
O M
B A T
Clarifying agenda
§ Membangun keakraban
§ Menentukan agenda & tujuan
Building alternatives
§ Melihat visi ke depan
§ Membangun ide atau alternatif pilihan Organizing perspectives
§ Mendengarkan & menggali
§ Identifikasi isu dan kebutuhan
Acquiring decision
§ Memilih alternatif terbaik
§ Merumuskan action plan Magnifying the situation
§ Mendalami situasinya & menyatukan fakta
§ Menciptakan kesadaran
Taking commitment
§ Menyepakati struktur accountability
§ Menyimpulkan hasil sesi
Clarifying agenda
§ Membangun rapport dan keakraban
§ Menentukan agenda yang dibicarakan
§ Menyepakati tujuan pembicaraan
“Bagaimana kabar Anda?”
“Kita akan meluangkan waktu … menit kedepan untuk ngobrol-ngobrol coaching.”
Jika agenda datang dari coachee:
“Apa yang akan dibicarakan di sesi kita ini?”
“Apa yang ingin Anda dapat sebagai hasil dari sesi ini?”
Jika agenda datang dari coach:
“Kita akan membicarakan topik tentang……”
“Diakhir sesi kita ingin mendapatkan…..”
C
O
Organizing perspectives
§ Mendengarkan dan menggali
§ Identifikasi isu dan concerns
§ Memetakan kebutuhan
“Apa yang Anda maksud dengan….?”
“Secara spesifik, bagaimana Anda menjelaskannya?”
“Apa pandangan Anda tentang….?”
“Apa yang Anda inginkan?”
“Apa yang Anda butuhkan?”
“Apa saja yang menjadi pertimbangan?”
“Bagaimana rasanya?
M
Magnifying the situation
§ Mendalami situasinya
§ Menyatukan fakta dan informasi
§ Menciptakan awareness (kesadaran)
“Faktor-faktor apa yang terkait dengan situasi ini?”
“Apa yang menghalangi keinginan Anda?”
“Dari skala 1-10, ada di mana posisi Anda terhadap apa yang Anda tuju?”
“Idealnya Anda ada di skala berapa? Apa yang menghambat?”
“Apa yang menjadi tantangan?”
“Apa yang sudah Anda coba lakukan?”
“Apa yang menjadi pembelajaran?”
B
Building ideas
§ Melihat gambaran ke depan (visi)
§ Menemukan ide atau opsi alternatif
§ Coach bisa berbagi pengalaman
“Apa yang Anda bayangkan sebagai skenario ideal?”
“Apa kriterianya?”
“Apa yang perlu berubah?”
“Apa yang perlu Anda lakukan berbeda?”
“Apa ide Anda?”
“Opsi-opsi apa saja yang tersedia?”
A
Acquiring decision
§ Memilih alternatif terbaik
§ Merumuskan action plan
“Dari opsi-opsi yang Anda punya, mana yang paling memungkinkan?”
“Apa yang akan Anda lakukan di minggu ini sebagai tindak lanjut sesi ini?”
“Apa langkah selanjutnya setelah sesi ini?”
“Seberapa yakin Anda percaya ini akan berhasil?”
“Kapan Anda akan mengerjakannya?”
T
Taking commitment
§ Menyepakati struktur accountability
§ Coachee menyimpulkan hasil sesi
“Apa yang Anda dapatkan dari percakapan kita ini?”
“Apa yang bisa menjaga komimen Anda ini?”
“Bagaimana Anda menjaga komitmen?”
“Siapa yang bisa membantu Anda?”
“Siapa yang akan memonitor tindakan Anda?
“Bagaimana saya tahu perkembangannya?”
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
u 11 kompetensi coaching menurut standar ICF.
Modul 3
ICF Professional
Coaching Core
Competencies
11 Kompetensi Coaching
Berikut ini adalah 11 kompetensi coaching dengan standar dari International Coach Federation (ICF) mendefinisikan coaching sebagai:
A. Setting the Foundation
1. Meeting ethical guidelines and professional standards
2. Establishing the coaching agreement B. Co-creating The Relationship
3. Establishing trust and intimacy with the client 4. Coaching presence
C. Communicating Effectively 5. Active listening
6. Powerful questioning 7. Direct communication
D. Facilitating Learning and Results 8. Creating awareness
9. Designing actions
10. Planning and goal setting
11. Managing progress and accountability
11 kompetensi coaching mewakili skills yang harus dimiliki oleh seorang coach.
Dalam sesi coaching, kompetensi-kompetensi ini muncul dalam satu rangkaian yang tidak terpisahkan. Misalnya, seorang coach hanya bisa mendengarkan secara aktif ketika dia sepenuhnya presence.
Di modul-modul selanjutnya kita akan membahas secara lebih detil masing-masing kompetensi ini disertai dengan latihan-latihan yang sesuai.
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
Modul 4
Meeting Ethical Guidelines &
Professional Standards
International Coach Federation (ICF) mendefinisikan
Meeting Ethical Guidelines and Professional Standards sebagai:
“Understanding of coaching ethics and standards and ability to apply them appropriately in all coaching
situations.”
a. Understands and exhibits in own behaviors the ICF Standards of Conduct (see list).
b. Understands and follows all ICF Ethical Guidelines (see list).
c. Clearly communicates the distinctions between
coaching, consulting, psychotherapy and other support professions.
d. Refers client to another support professional as
needed, knowing when this is needed and the available resources.
Seorang coach professional menjalankan prakteknya dengan menghormati profesi coaching dimana ia dengan jelas mengetahui perbedaan antara coaching, consulting, pyschotherapy dan pendekatan lainnya.
Seorang coach profesional ICF sepakat untuk
mempraktekkan coaching dengan standar yang sudah ditentukan dan menghormati Kode Etik dari ICF.
Penjelasan tentang Kode Etik ICF bisa dilihat lembaran terpisah yang dilampirkan bersama manual ini.
Di dalam Kode Etik ICF diterangkan beberapa hal penting seperti:
§ Definisi coaching
§ Etika profesional seorang coach
§ Conflict of interest
§ Etika berperilaku terhadap coachee
§ Menjaga kerahasiaan atau privasi
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
Modul 5
Establishing the
Coaching Agreement
u Membuat kesepakatan
coaching dengan parameter spesifik yang menjaga
relationship antara coach
dan coachee.
Definisi menurut ICF:
“Ability to understand what is required in the specific coaching interaction and to come to agreement with the prospective and new client about the coaching process and relationship.”
Coaching agreement atau kesepakatan coaching mendefinisikan bagaimana coaching relationship
dibangun. Kesepakatan ini memperjelas role dan tanggung jawab seorang coach dan coachee-nya.
Ada dua tipe coaching agreement:
1. General agreement, melingkupi keseluruhan engagement coaching
2. Session-specific agreement, berlaku hanya di sesi itu saja
General Coaching Agreement
Sebelum coaching dijalankan, coach dan coachee perlu membuat kesepakatan yang tertuang dalam kontrak untuk memperjelas hal-hal berikut:
Establishing the Coaching Agreement
§ Tujuan dari coaching yang disesuaikan dengan kebutuhan coachee
§ Apa saja yang tercakup dalam coaching
§ Pernyataan kerahasiaan (statement of confidentiality)
§ Tanggung jawab coach dan coachee
§ Logistik: fee, schedule, venue, durasi sesi, dll
§ Opsi pembayaran, termasuk termin pembatalan
Kesepakatan ini perlu ditandatangani oleh kedua belah pihak sebelum sesi pertama berlangsung.
Session-specific Agreement
Ini adalah kesepakatan yang dibuat pada setiap sesi.
Coach dan coachee setuju untuk membicarakan agenda atau topik. Kesepakatan ini bisa dicapai dengan
pertanyaan:
“Apa yang akan Anda bicarakan dalam sesi kita hari ini?”
“Kita punya 30 menit, topik apa yang ingin Anda fokuskan?”
“Kita punya waktu 1 jam yang akan difokuskan untuk membicarakan topik tentang leadership….”
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
Modul 6
Establishing Trust &
Intimacy
u Membangun hubungan dengan coachee yang
bersifat terbuka dan saling
menghormati.
Definisi menurut ICF:
“Ability to create a safe, supportive environment that produces ongoing mutual respect and trust.”
Kompetensi ini berkaitan dengan bagaimana seorang coach menciptakan environment yang safe dan suportif bagi coachee sehingga terbangun kepercayaan.
Beberapa elemen penting yang patut dipertimbangkan:
Menunjukkan niat yang tulus
§ Memulai sesi dengan salam
§ Tulus ingin membantu coachee berubah
§ Menunjukkan ketertarikan menjadi mitranya Menyediakan environment yang safe
§ Menjelaskan sesi bersifat rahasia
§ Jika dilakukan tatap muka, atur ruangan yang mencerminkan kesetaraan (mis: hindari duduk
dibelakang meja yang bisa menimbulkan halangan psikologis)
Establishing Trust & Intimacy
Memelihara integritas
§ Tidak takut berkata “tidak” jika memang tidak tahu
§ Menepati janji
§ Tepat waktu sesuai perjanjian Menghormati coachee
§ Memahami persepsi dan cara berpikir mereka
§ Membantu mereka menemukan jawaban
§ Memahami gaya belajar mereka
§ Mengizinkan mereka membuat kesalahan Menyediakan dukungan
§ Merayakan keberhasilan untuk tindakan dan perilaku baru
§ Memberikan penghargaan terhadap kemajuan sekecil apapun
§ Menyediakan sumber-sumber (seperti buku, CD,
manual, dll), bila ada, untuk mendukung mereka untuk terus maju
Tempat dan Waktu untuk Coaching
Pemilihan tempat dan waktu bisa menentukan kualitas
presence Anda dan juga si coachee. Berikut beberapa tips:
§ Membuat janji terlebih dahulu untuk sesi coaching.
§ Memilih waktu di mana Anda dan coachee tidak sedang sibuk beraktifitas atau dikejar deadline.
§ Memilih tempat yang tenang, tidak ramai dan
mengundang interupsi. Sesi di luar kantor terkadang bisa menjadi alternatif.
§ Mengatur layout sesi coaching:
Meja Meja
Meja
Ideal
Kurang Ideal
Tidak dianjurkan
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
Modul 7
Coaching Presence
u Pentingnya hadir total dalam sesi coaching.
u Tips untuk membangun
presence.
Definisi menurut ICF:
“Ability to be fully conscious and create spontaneous
relationship with the client, employing a style that is open, flexible and confident.”
Coaching presence berkaitan dengan kemampuan coach untuk hadir total bagi coachee. Hadir total artinya badan, pikiran dan hati sepenuhnya bersama dengan coachee saat sesi berlangsung.
Sesi coaching hanya akan berjalan baik ketika coach
sepenuhnya hadir. Kondisi ini ditandai dengan fokus yang total pada coachee, bukan pada solusi. Pikiran terbebas dari anggapan atau judgment dan percaya pada proses coaching.
Kenapa ini penting?
Seorang coach bisa membekali dirinya dengan berbagai jenis teknik, namun itu semua tidak akan muncul bila ia tidak sepenuhnya hadir. Ia perlu hadir dihati, bukan pada pikiran yang sibuk merumuskan langkah berikutnya.
Coaching Presence
Coaching presence membuat Anda sebagai coach merasa fleksibel saat memberikan coaching. Istilahnya “dancing in the moment”. Di kondisi ini Anda bisa melihat
kemungkinan-kemungkinan (possibilities) yang bisa membuat coachee keluar dari keterbatasan pikirannya.
Fokus pada Coachee, bukan pada Solusi
Coaching tidak digunakan untuk memaksakan solusi atau menghakimi si coachee. Sebagai coach Anda ingin
menggali dan memberdayakan cara berpikir coachee dengan:
§ Menghindari judgment atau asumsi pribadi. Tips: selalu bertanya untuk mengklarifikasi kata yang diucapkan coachee yang bisa menimbulkan persepsi berbeda.
§ Tidak terjebak pada emosi. Tips: dengarkan dan tanya untuk menggali.
§ Tidak terpancing untuk membicarakan pihak lain (yang mungkin diangkat oleh si coachee). Tips: kembalikan fokus pada diri internal si coachee.
§ Melatih kesabaran. Definisi kesabaran disini adalah mampu membaca situasi dan meresponnya dengan tepat, tidak terburu-buru karena emosi.
Tips Membangun Presence
Berikut ini beberapa tips untuk membangun presence:
Self observation
§ Menyadari pikiran dan emosi sendiri di keseharian.
§ Mengamati bagaimana Anda merespon situasi dalam hidup.
§ Selalu berusaha menemukan makna dibalik setiap tindakan Anda.
§ Melihat segala sesuatu dari perspektif jangka panjang, sehingga tidak terperangkap pada hal-hal detil yang sifatnya sesaat.
Belajar untuk hening
§ Belajar untuk mendengarkan orang lain saat percakapan.
§ Mengelola pikiran untuk hening dan keluar dari hiruk pikuk kesibukan.
§ Merasa nyaman untuk tidak memikirkan apa yang akan dikerjakan berikutnya.
Flexibility
§ Terbuka untuk menerima dan belajar untuk beradaptasi.
§ Belajar untuk menghormati perbedaan. Tidak semua orang punya persepsi yang sama.
§ Belajar ikhlas. Seringkali solusi datang ketika kita sudah tidak memaksa.
Meditasi
§ Luangkan waktu untuk diri sendiri tanpa melakukan apa-apa.
§ Lepaskan diri sejenak dari rencana dan harapan. Be in the now.
§ Memulai hari dengan pikiran jernih. Rasakan penyatuan antara pikiran, tubuh, dan hati.
Melatih intuisi
§ Melatih diri untuk mengindera (sensing) lingkungan sekeliling: orang, bangunan, jalan, bahkan cuaca.
§ Melatih perasaan, firasat dan mimpi yang memberi Anda tanda.
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
Modul 8
Active Listening
u Esensi mendengarkan aktif.
u Elemen-elemen yang perlu didengarkan.
u Exercise.
Definisi menurut ICF:
“Ability to focus completely on what the client is saying and is not saying, to understand the meaning of what is said in the context of the client’s desires, and to support client self-expression.”
Listening atau mendengarkan merupakan tindakan aktif yang memerlukan usaha lebih besar dibandingkan
berbicara. Sebagai coach, Anda tidak hanya
mendengarkan kata-kata tapi juga bagaimana kata-kata tersebut diucapkan.
Mendengarkan secara aktif bertujuan agar coach mampu memahami tidak hanya cerita si coachee tapi juga
persepsi, belief dan terutama makna dibalik ceritanya. Ada banyak yang bisa digali dari cuma sekedar memperhatikan kata-kata yang terucap.
Mendengarkan aktif memerlukan level empati. Coach
menempatkan dirinya setara dengan coachee agar ia bisa memahami situasinya dan membantunya mendapatkan wawasan yang lebih luas.
Active Listening
3 Elemen Mendengarkan
Teknik mendengarkan aktif akan lebih mudah dijalankan bila kita memperhatikan elemen-elemen berikut:
Elemen 1. Kata-kata kunci atau keywords.
Elemen 2. Emosi dibalik kata-kata.
Elemen 3. Makna yang tersirat.
Elemen 1. Kata-Kata Kunci
Dari kalimat yang diucapkan oleh coachee, kita bisa menangkap beberapa kata kunci atau keywords yang menjadi inti dari cerita.
Beberapa ciri kata kunci, antara lain:
§ Diucapkan dengan intonasi tertentu yang lebih: lambat, cepat, tinggi, rendah.
§ Menggunakan istilah unik atau analogi.
§ Kadang diucapkan lebih dari satu kali.
§ Tidak jarang disertai emosi.
Sebagai coach Anda bisa mengingat atau mencatat kata- kata kunci dan tetaplah bersikap netral tanpa ada judgment.
Skenario: Jalan Buntu
“Karir saya tidak berkembang. Sepertinya saya menemui jalan buntu di pekerjaan. Yang saya pikirkan setiap bangun tidur hanya ingin segera resign. Tapi saya tidak tahu apakah saya sebaiknya memulai bisnis atau mencari pekerjaan di tempat lain.”
Keyword apa saja yang Anda tangkap?
Elemen 2. Emosi Dibalik Kata-Kata
Tidak jarang sebuah kata diucapkan dengan penekanan yang menandakan adanya emosi. Kata yang mengandung emosi perlu kita tangkap karena ada cerita yang bisa digali lebih dalam. Secara sederhana, kita bisa membedakan tipe emosi menjadi tiga kategori:
§ Emosi positif: excited, antusias, girang.
§ Emosi negatif: marah, kesal, sedih, khawatir.
§ Emosi datar: pesimis, ragu-ragu, tidak percaya diri.
Kemampuan untuk menangkap emosi juga membantu kita untuk memahami situasi si coachee lebih dalam, istilah umumnya adalah berempati.
Skenario: Tantangan Baru
“Proyek ini sangat menantang bagi saya. Saya punya kesempatan untuk bekerja bersama orang-orang dari top management. Saya bisa buktikan kalau saya mampu.
Disamping itu, mereka menempatkan saya di proyek ini
karena keberhasilan saya di proyek-proyek sebelumnya. Saya cukup berpengalaman untuk memberikan yang terbaik. Tapi saya merasa ada hal lain yang saya perlu ketahui….”
Emosi apa saja yang Anda tangkap dari cerita diatas?
Bagaimana Anda memahami situasi sesungguhnya?
Elemen 3. Makna yang Tersirat
Kata kunci dan emosi bisa kita tangkap langsung dari hasil mendengarkan (tersurat). Selain itu, sebagai coach kita perlu juga mendengarkan makna dibalik kata-kata yang terucap (makna tersirat), seperti:
§ Apa yang menjadi keinginan dan harapan.
§ Apa yang ia butuhkan: arahan, dukungan/bantuan, kejelasan.
§ Apa yang menjadi masalah atau hambatan, jika ada.
Paraphrasing atau Summarizing
§ Mengulangi kembali apa yang Anda dengar menggunakan bahasa yang singkat.
§ Gunakan keyword yang sama seperti yang coachee ucapkan.
§ Merasakan intensi dan emosi dari kata-kata yang diucapkan berulang.
§ Klarifikasi kembali untuk memastikan Anda tidak salah mengerti.
Reflecting
§ Mengutarakan kembali (mirror back) apa yang Anda dengar dan menyampaikan pengamatan Anda dari hasil pendalaman situasi.
§ Practical tips:
§ Mendengarkan makna dibalik konten cerita.
§ Menghubungkan fakta/informasi kedalam satu konteks yang saling terkait.
§ Utarakan kepada coachee untuk membantu ia mendapatkan kejelasan tentang situasinya.
Tips Mendengarkan Aktif
§ Fokus pada lawan bicara, bukan pada cerita. Ini untuk menghindarkan kita dari judgment dan asumsi.
§ Hadir sepenuhnya dan sabar. Definisi sabar disini adalah membaca situasi dan merespon di momen yang tepat dengan pertanyaan terbuka.
§ Gunakan RASA:
Receive: terima.
Acknowledge: hargai.
Summarize: paraphrase atau meringkas.
Ask: tanya dengan pertanyaan terbuka.
R A S A
Receive - terima
Acknowledge - hargai Summarize - meringkas
Ask – ajukan pertanyaan terbuka
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
Modul 9
Powerful Questioning
u Merumuskan pertanyaan berbobot.
u Pertanyaan terbuka vs tertutup.
u Contoh-contoh pertanyaan.
u Exercise.
Definisi menurut ICF:
“Ability to ask questions that reveal the information needed for maximum benefit to the coaching relationship and the client.”
Coaching merupakan percakapan kreatif dimana coach mengajukan pertanyaan yang memancing pemikiran, ide, inspirasi dan mendorong terbentuknya komitmen untuk bertindak.
Powerful question atau pertanyaan berbobot merupakan inti dari percakapan kreatif. Melalui serangkaian
pertanyaan, coach membantu coachee menyadari situasinya sekarang dan mengetahui apa yang ia perlu lakukan untuk mencapai tujuan yang ia inginkan.
Kapan Pertanyaan Terasa Berbobot?
Sebuah pertanyaan terasa berbobot ketika diajukan di momen yang tepat. Pertanyaan tersebut membuat
coachee berpikir, mengingat, dan refleksi kedalam dirinya untuk menemukan jawaban yang mewakili situasi
sesungguhnya - bukan jawaban yang sekedar dibuat-buat.
Professional Coach Certification Program 54
Powerful Questioning
Pertanyaan Terbuka vs. Pertanyaan Tertutup
Pada prakteknya, pertanyaan berbobot berupa pertanyaan terbuka yang diajukan untuk mendapatkan kejelasan
tentang situasi yang terjadi dan juga memancing ide-ide dari si coachee. Kebalikan dari pertanyaan terbuka adalah pertanyaan tertutup.
Bandingkan:
Pertanyaan tertutup
“Pekerjaan kamu sudah selesai atau belum?”
Pertanyaan terbuka
“Apa saja yang sudah kamu kerjakan?”
Sepintas mungkin kita tidak melihat perbedaannya, namun kalau kita amati pertanyaan tertutup cenderung
menghasilkan jawaban ya/tidak, sudah/belum, atau cenderung mencari alasan.
Sementara dengan pertanyaan terbuka kita punya kesempatan untuk menggali lebih dalam ceritanya.
Dari contoh kasus diatas kita bisa mengajukan beberapa pertanyaan susulan seperti:
“Bagaimana hasilnya?”
“Apa yang dirasakan sulit?”
“Apa yang bisa mempercepat?”
“Apa yang kamu butuhkan?”
Terbayang bukan? Dengan pertanyaan terbuka kita jadi lebih mengerti peta situasinya. Pada akhirnya kita bisa memutuskan untuk memberikan bantuan atau
mempercayakan ia untuk menuntaskan pekerjaan.
Pada intinya pertanyaan terbuka membuat coachee:
§ Terpancing untuk menggali situasinya lebih dalam.
§ Mengingat, merenung, dan refleksi kedalam dirinya.
§ Menemukan kesadaran terhadap situasi yang dialami.
§ Terbantu untuk merumuskan langkah-langkah nyata yang mendekatkan dirinya pada tujuan.
Anda akan mudah merumuskan pertanyaan bila mendengarkan secara aktif.
Tangkap tiga elemen dari hasil mendengarkan aktif dan hampir dipastikan Anda akan mampu mengajukan
pertanyaan berbobot.
Pertanyaan Menjurus (Leading Question)
Pertanyaan menjurus atau leading question bukanlah
pertanyaan terbuka. Pertanyaan menjurus diajukan karena si penanya sudah punya asumsi – yang belum tentu benar – sehingga menutup kemungkinan untuk penggalian.
Skenario: Rudi, pekerja keras.
“Rudi seorang tipikal pekerja keras. Ia sering lembur dan bahkan bekerja di akhir pekan. Tidak heran bila karirnya menanjak terus. Namun belakangan banyak pekerjaannya tidak selesai sehingga kinerjanya merosot. Atasannya mulai mengeluh: kenapa dia seperti ini?”
Pertanyaan menjurus:
“Sepertinya ia agak stress belakangan ini ya?”
“Mungkin ia perlu ambil cuti dulu?”
“Jangan-jangan ini persoalan keluarga?”
Pertanyaan terbuka:
“Apa yang mempengaruhi kinerjanya belakangan ini?”
“Apa yang ia butuhkan untuk mengatasi situasi ini?”
“Apa yang terbaik untuknya sekarang?”
Tips untuk mengajukan pertanyaan berbobot:
§ Mendengarkan aktif sambil memetakan situasi si coachee.
§ Mulai dengan apa, bagaimana, kapan, siapa, dimana.
§ Ajukan satu pertanyaan dalam satu kesempatan bertanya.
§ Luangkan waktu untuk merumuskan pertanyaan, tidak perlu buru-buru.
§ Gunakan tone positif, tidak terkesan menghakimi.
Berikut ini contoh-contoh pertanyaan berbobot yang bisa Anda gunakan sebagai referensi. Setelah terbiasa Anda akan mampu merumuskan pertanyaan terbuka yang berbobot dengan versi sendiri.
Menentukan Agenda dan Tujuan
§ Apa yang ingin Anda bicarakan di sesi ini?
§ Topik apa yang ingin Anda bahas di percakapan kita?
§ Apa yang harapkan sebagai hasil dari coaching kita?
§ Apa yang ingin Anda dapat dari obrolan kita ini?
§ Bagaimana Anda tahu bila coaching kita ini berhasil?
Memetakan Situasi (Gathering Perspectives)
§ Apa yang Anda maksud dengan….?
§ Apa latar belakang persoalannya?
§ Apa saja yang Anda anggap penting di situasi ini?
§ Apa pandangan Anda?
§ Apa akibatnya bagi Anda?
§ Seberapa besar tantangan Anda dari skala 1 sampai 10?
Mendapatkan Kejelasan
§ Seperti apa ……. yang Anda maksud itu?
§ Apa yang menjadi pertimbangan?
§ Apa yang menjadi prioritas Anda?
§ Apa penyebabnya?
Mencari Substansi
§ Apa yang menjadi kendala?
§ Apa yang menjadi tantangan?
§ Apa yang sesungguhnya terjadi?
§ Apa yang menghalangi Anda untuk….?
Eksplorasi (Penggalian)
§ Apa yang mendorong Anda melakukannya?
§ Apa yang Anda pelajari dari pengalaman ini?
§ Apa sebetulnya yang ingin Anda capai dari tindakan itu?
§ Apa yang Anda rasakan ketika itu terjadi?
§ Apa yang menjadi kriteria dari….?
§ Apa dampak dari keputusan Anda tersebut?
Keinginan
§ Apa yang Anda harapkan?
§ Apa yang Anda inginkan?
§ Idealnya seperti apa?
§ Apa yang penting bagi Anda?
Perencanaan
§ Apa rencana Anda?
§ Selanjutnya bagaimana?
§ Tindakan apa yang akan Anda ambil?
§ Langkah apa yang Anda akan ambil di minggu ini?
§ Siapa yang akan membantu Anda?
Melakukan Review
§ Apa yang sudah dikerjakan?
§ Bagaimana hasilnya?
§ Apa yang dianggap sulit?
§ Apa yang menghalangi pencapaian?
§ Apa yang Anda pelajari?
Membangun Ide
§ Apa ide Anda?
§ Opsi apa saja yang tersedia?
§ Apa yang bisa Anda lakukan berbeda?
§ Bagaimana Anda akan mengatasinya?
§ Belajar dari pengalaman, apa yang sebaiknya Anda lakukan agar hasilnya berbeda?
Implementasi
§ Kapan Anda akan melakukannya?
§ Seberapa sering?
§ Bagaimana mengukur keberhasilannya?
Monitoring
§ Bagaimana saya tahu perkembangannya?”
§ Kapan Anda akan update hasilnya?”
§ Bagaimana Anda memantau progressnya?”
Memetakan dan menghilangkan hambatan
§ Hambatan apa saja, bila ada, yang bisa menghalangi rencana Anda ini?
§ Dari skala 1 sampai 10, seberapa besar risiko mengambil langkah ini?
§ Hal apa saja yang berpotensi menghalangi pencapaian tujuan Anda?
§ Apa yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi hambatan ini?
§ Apa yang harus berubah dari mindset Anda agar Anda bisa lebih percaya diri?
§ Apa yang bisa Anda lakukan untuk mengurangi risiko kegagalan?
§ Apa yang harus dipastikan agar segala sesuatunya berjalan lancar?
Professional Coach Certification Program 62
Exercise: Powerful Questioning
Baca skenario dibawah ini dan rumuskan pertanyaan yang bisa menciptakan percakapan coaching yang berbobot:
Skenario 1
Rudi baru saja dipromosikan menjadi Senior Manager. Ini merupakan kesempatan untuk pengembangan dirinya.
Sekarang ia membawahi 200 orang karyawan. Meskipun ia antusias namun ia merasa masih harus banyak
meningkatkan kemampuan diri. Disamping itu, Rudi belum pernah punya pengalaman mengelola orang sebanyak itu.
Ia tidak tahu darimana harus memulainya.
Pertanyaan:
1. _________________________________________________
2. _________________________________________________
3. _________________________________________________
4. _________________________________________________
Skenario 2
Amanda adalah seorang pemilik bisnis yang sukses.
Usahanya tumbuh pesat dalam beberapa tahun terakhir.
Namun belakangan ia merasa tidak sanggup lagi bekerja.
Ia minum obat tidur setiap malam agar bisa beristirahat.
Amanda mulai berpikir untuk menjual bisnisnya. Akan tetapi ia masih takut bila itu dilakukan situasinya justru akan bertambah buruk.
Pertanyaan:
1. _________________________________________________
2. _________________________________________________
3. _________________________________________________
4. _________________________________________________
Skenario 3
Sebagai manajer baru di perusahaannya, Serena bertekad untuk membuktikan bahwa ia mampu. Ia mau
menghabiskan waktu ekstra untuk mengerjakan tugas- tugasnya.
Meskipun begitu, ia terkejut saat menerima feedback dari atasannya yang mengatakan bahwa ia terlalu fokus pada pekerjaan dan luput untuk membangun hubungan baik dengan anak buahnya. Atasannya melihat gaya
kepemimpinan Serena terlalu kaku.
Beberapa bawahannya telah mengeluhkan hal ini. Jika
situasi ini berlanjut akan berpotensi menimbulkan konflik di tim tersebut.
Pertanyaan:
1. _________________________________________________
2. _________________________________________________
3. _________________________________________________
4. _________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
Modul 10
Direct Communication
u Menggunakan bahasa yang tepat dan lugas.
u Reframing dan articulating.
u Cara memberikan acknowledgment.
u Exercise.
Definisi menurut ICF:
“Ability to communicate effectively during coaching
sessions, and to use language that has the greatest impact on the client.”
Direct communication adalah kemampuan berkomunikasi menggunakan bahasa verbal secara lugas sehingga
coachee mendapatkan makna yang sebenarnya dari apa yang disampaikan oleh coach.
Clearly State the Coaching Objectives
Sebagai coach, Anda perlu memastikan kedua belah pihak (coach dan coachee) sepakat tentang tujuan coaching, agenda, dan bagaimana cara Anda menjalankan proses coaching. Ini diperlukan untuk memastikan semua pihak senantiasa selaras selama proses dijalankan.
Pada saat sesi berjalan, jika Anda bermaksud menggunakan teknik tertentu, ada baiknya
menerangkannya kepada coachee, misalnya: “Sekarang kita akan membuat mind-map agar kita berdua bisa
memetakan lebih jelas ide-ide ini.”
Direct Communication
Use Appropriate Language
Sampaikan poin Anda dalam bahasa sederhana dan mudah dimengerti. Hindari istilah atau jargon yang
berpotensi menimbulkan kesalahpahaman. Gunakan kata- kata yang anak kecil bisa mengerti.
Anda pun perlu menghindari penggunaan bahasa yang menyinggung ras dan gender. Penggunaan istilah teknis juga perlu dihindari jika coachee tidak terbiasa dengan itu.
Be Clear and Direct in Providing Feedback
Saat memberikan feedback pada coachee, Anda perlu menyampaikannya dalam bahasa yang singkat dan padat.
Dalam banyak hal, lebih baik memberikan feedback yang langsung to-the-point dibanding membungkusnya dengan bahasa yang “manis”. Contohnya:
§ Sekarang waktunya bagi menghadapi situasi ini
§ Kamu sebetulnya bisa lebih baik
§ Apa alasan dibalik tindakan Anda tersebut?
§ Apa yang Anda belum katakan kepada saya?
Reframing and Articulating
Reframing adalah teknik untuk membantu coachee melihat situasinya dari kerangka yang lebih luas. Seringkali cara pandang seorang coachee dibatasi oleh cara berpikirnya yang sempit. Peran coach disini membantunya untuk melihat dari sudut pandang yang lebih luas.
Reframing dilakukan dengan memberikan reflection
tentang situasi coachee dari cara pandang yang berbeda.
Misalnya dengan mengatakan:
“Dari cerita Anda ini saya melihat ada kekuatan diri yang berpotensi jadi solusi...”
Teknik lain yang bisa membantu reframing adalah dengan mengajukan pertanyaan terbuka seperti:
§ Apa yang Anda akan lakukan jika tidak ada masalah dengan uang?
§ Bagaimana Anda melihat situasi ini bila Anda tidak terlibat didalamnya?
§ Jika Anda bisa berbuat lebih baik, kemungkinan apa yang akan terjadi?
§ Apa yang membatasi cara pandang Anda ini?
Use Metaphor and Analogy
Metafora dan analogi bisa meninggalkan kesan visual yang melekat di pikiran si coachee. Keduanya bisa digunakan untuk menyampaikan poin Anda secara lebih lugas.
Contoh metafora:
Waktu adalah uang – metafora ini menggambarkan waktu yang berharga seperti uang.
Ia memecah kebisuan – menggambarkan diri seseorang yang akhirnya mau berbicara.
Tulang punggung keluarga – menggambarkan diri seseorang yang menjadi tumpuan keluarga.
Contoh analogi atau perumpamaan:
Seperti mencari jarum di tumpukan jerami – situasi sukar yang hampir tidak mungkin dicari solusinya.
Semangatnya keras bagaikan baja – punya semangat kuat yang sulit dibendung.
Seperti cacing kepanasan – menggambarkan seseorang yang gelisah dan tidak bisa diam.
Acknowledge and Empower
Seorang coachee akan termotivasi ketika ia mendapatkan acknowledgement atau pengakuan di sesi coaching.
Pengakuan dari coach harus datang dari pengamatan obyektif dan jujur sehingga si coachee termotivasi untuk berbuat lebih baik di masa depan.
Misalnya saat coachee Anda sudah mencoba berbagai macam cara namun tidak satupun berhasil, Anda bisa memberikan pengakuan, “Saya menghargai usaha Anda.
Meskipun belum membuahkan apa-apa tapi saya percaya cepat atau lambat Anda akan mendapatkan hasilnya.”
Contoh-contoh acknowledgement:
“Apa yang Anda lakukan betul-betul mencerminkan komitmen Anda. Keep up the good work!”
“Kemampuan analisa kamu terbukti membantu kita memecahkan masalah!”
“Saya percaya sepenuhnya Anda bisa mengerjakan tugas ini.”
Exercise: Direct Communication
Baca skenario dibawah ini dan rumuskan bentuk direct communication yang sesuai:
Skenario 1
Coachee Anda tersinggung ketika rekannya menyatakan pendapat yang berbeda di meeting.
Feedback Anda:
____________________________________________________
___________________________________________
Skenario 2
Coachee Anda bingung dalam mengambil keputusan. Ia punya dua pilihan yang masing-masing ada keuntungan dan kerugiannya.
Metafora/analogi:
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
____________________________________________________
Modul 11
Creating Awareness
u Menyatukan informasi dari berbagai sumber.
u Membuat interpretasi.
u Contoh pertanyaan.
u Exercise.
Definisi menurut ICF:
“Ability to integrate and accurately evaluate multiple sources of information, and to make interpretations that help the client to gain awareness and thereby achieve agreed-upon results.”
Creating awareness kita terjemahkan sebagai menciptakan kesadaran. Pada akhirnya coaching memang bertujuan untuk membantu coachee menyadari pola perilakunya dan siap untuk melakukan perubahan kearah yang lebih baik.
Peran coach disini membantu coachee untuk
mengumpulkan informasi dan fakta dari situasi yang
dialaminya dengan tujuan terciptanya kesadaran. Dari sini akan lebih mudah bagi si coachee untuk menentukan
langkah-langkah yang membawanya ke tujuan. Creating awareness dalam coaching dilakukan dengan tiga langkah:
1. Memperhatikan detil 2. Membuat interpretasi 3. Menciptakan kesadaran
Creating Awareness
1. Memperhatikan Detil: Notice What You Notice
§ Mendengarkan aktif. Tangkap keyword dan catat.
§ Perhatikan perubahan nada bicara atau emosi.
§ Amati bahasa tubuh.
§ Merasakan emosi dan mampu membedakan antara emosi Anda dan emosi coachee.
§ Hindari personal judgment.
2. Membuat Interpretasi: Connecting the Dots
§ Menghubungkan fakta dan informasi yang Anda kumpulkan kedalam satu konteks interpretasi.
§ Ungkapkan interpretasi Anda menggunakan bahasa sederhana dan to-the-point.
§ Klarifikasikan interpretasi Anda kepada si coachee.
§ Di beberapa kesempatan, ada baiknya membuat mind- map untuk mempermudah menghubungkan fakta dan informasi.
3. Menciptakan Kesadaran
§ Tindak lanjuti respons coachee terhadap interpretasi Anda dengan powerful question (pertanyaan berbobot).
§ Gali dan perdalam.
§ Be curious. Pelihara rasa ingin tahu dengan tujuan membantu coachee menemukan kesadaran baru dari situasi yang dialaminya.
§ Berikan acknowledgment (pengakuan) begitu coachee menemukan “aha” moment.
Contoh Pertanyaan untuk Creating Awareness 1. Wants and desires
§ Hasil apa sebetulnya yang Anda tuju?
§ Apa kondisi ideal yang Anda bayangkan?
§ Apa yang Anda inginkan?
2. Drives and motivation
§ Apa yang membuat Anda melakukan tindakan itu?
§ Apa yang menjadi dorongan?
§ Apa pertimbangan Anda saat itu?
3. Achievement
§ Apa keberhasilan Anda minggu lalu?
§ Apa hasil tindakan Anda minggu lalu?
§ Apa yang bisa Anda rayakan sebagai keberhasilan bulan ini?
4. Emotion/feeling
§ Bagaimana perasaan Anda tentang….?
§ Bagaimana perasaan Anda terhadap hasil yang diperoleh?
§ Saat Anda mendengar kata ini……..bagaimana perasaannya? Adakah emosi?
5. Change
§ Apa yang perlu berubah?
§ Apa yang Anda perlu lakukan berbeda untuk hasil yang lebih baik?
§ Apa yang bisa dipelajari dari pengalaman di masa lalu?
§ Sikap apa yang seharusnya Anda tampilkan?