PENERAPAN
BALANCED SCORECARD
SEBAGAI TOLAK
UKUR PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PADA BADAN
USAHA YANG BERBENTUK RUMAH SAKIT WILLIAM
BOOTH DI SURABAYA
Amalia Trinoviyanti Pratiwi, Ahmad Masyhad, Widya Susanti Prodi Akuntansi Fakultas Ekonomi, Universitas Bhayangkara Surabaya,
amalia94@gmil.com
ABSTRAK
Peneliti memilih rumah sakit William Booth sebagai penelitian karena untuk memberikan gambaran Balanced Scorecard terhadap penilaian kinerja keuangan pada manajemen rumah sakit. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui Survey Pendahuluan, Studi Literatur, Studi Lapangan (Observasi, Dokumenter, Wawancara). Hasil penelitian yang diperoleh dari penelitian ini bahwa menggunakan kinerja Balanced Scorecard menyangkut empat perspektif yaitu : perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Secara keseluruhan dapat meningkatkan kinerja pada Rumah Sakit William Booth Surabaya dari tahun 2014 sampai 2015.
Kata kunci: Balanced Scorecard, perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
PENDAHULUAN
Pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi
sebuah perusahaan. Pengukuran tersebut, dapat digunakan untuk menilai
keberhasilan perusahaan serta sebagai dasar penyusunan imbalan perusahaan.
Selama ini pengukuran kinerja secara tradisional hanya menitik beratkan pada sisi
keuangan. Akan tetapi, menilai kinerja perusahaan semata – mata dari sisi
keuangan akan dapat menyesatkan, karena kinerja keuangan yang baik di saat ini
dapat dicapai dengan mengorbankan kepentingan – kepentingan jangka panjang
perusahaan. Dan sebaliknya, kinerja keuangan yang kurang baik dalam jangka
pendek dapat terjadi karena perusahaan melakukan investasi – investasi demi
kepentingan jangka panjang. Metode ini berusaha untuk menyeimbangkan
pengukuran perspektif keuangan dengan perspektif non keuangan secara umum
dinamakan Balanced Scorecard. Di tahun sebelumnya rumah sakit william booth ini juga belum menggunakan metode pengukuran secara menyeluruh pada
perspektif keuangan dan non keuangan. Metode balanced scorecard ini diterapkan dengan harapan akan membaiknya aspek keuangan dan konsistensi
untuk selalu berobat pada rumah sakit william booth yang secara langsung akan
memberikan kontribusi pendapatan pada rumah sakit.
Melihat fenomena tersebut maka digunakan alternatif penilaian kinerja
rumah sakit dengan menggunakan balanced scorecard. Dari latar belakang dan uraian diatas, maka dalam penelitian ini peneliti mengambil judul “Penerapan
Balanced Scorecard Sebagai Tolak Ukur Penilaian Kinerja Keuangan Pada
Badan Usaha Yang Berbentuk Rumah Sakit William Booth Di Surabaya”.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka
masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: Bagaimana kinerja
keuangan pada manajemen rumah sakit William Booth diukur dengan
menggunakan Balanced Scorecard ?
TUJUAN PENELITIAN
Memberikan gambaran Balanced Scorecard terhadap penilaian kinerja keuangan pada manajemen rumah sakit william booth di Surabaya.
METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data kualitatif. Pembahasan
dalam penelitian ini dibatasi pada ruang lingkup penerapan Balanced Scorecard dapat digunakan sebagai alat bantu dalam mengkur kinerja perusahaan pada
sebuah rumah sakit swasta di Surabaya.
Batasan Penelitian
Pembatasan masalah oleh peneliti dengan maksud agar pembahasan dapat
lebih terfokus. Adapun penelitian ini hanya akan membahas mengenai penerapan
balanced scorecard dalam mengukur kinerja manajemen rumah sakit ditinjau dari 4 perspektif yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses
bisnis internal, serta perspektif learning and growth (pembelajaran dan pertumbuhan).
Asumsi Penelitian
Dalam penelitian ini, penelitian berasumsi data yang diperlukan untuk
mendukung penelitian ini seperti prosedur pelayanan serta rencana anggaran
Teknik Analisis Data
Teknik analisis adalah metode pengolahan data yang diperoleh dari
lapangan menjadi seperangkat hasil, baik dalam bentuk penemuan baru maupun
atau bentuk kebenaran hipotesis. Dalam teknik tersebut peneliti menggunakan
teknik analisis secara deskriptif dengan mengungkap fakta rumah sakit serta
mengevaluaasi apakah sudah mencakup keseluruhan unsur-unsur yang terkandung
dalam konsep balanced scorecard untuk mengukur kinerja bisnisnya.
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Balanced Scorecard mempunyai pengukuran yang sangat baik yang bisa menjadi masukan perusahaan. Sedangkan respon rumah sakit William Booth ini
pada pengukuran kinerja yang telah menggunakan balanced scorecard menunjukkan hasil yang sangat baik tetapi perusahaan harus bisa mengetahui
apakah pengukuran balanced scorecard ini dapat membantu manajemen rumah sakit dalam mengambil keputusan. Karena, dalam merubah suatu pengukuran
kinerja harus memerlukan waktu yang panjang. Berikut ini adalah hasil analisis
rumah sakit dengan menggunakan balanced scorecard :
Perspektif Keuangan
a. Rasio Likuiditas
Merupakan masalah yang berhubungan dengan masalah kemampuan suatu
perusahaan untuk memenuhi kewajiban financial yang segera harus dipenuhi. 1. Rasio Lancar (cureent ratio)
Rasio ini paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan suatu
perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Tabel 1
Rasio Lancar (Current ratio) Tahun Current Ratio
2014 91,64%
2015 171,33%
Sumber : Peneliti (2017)
Tabel 1 telah menunjukkan bahwa rumah sakit mampu memenuhi
2. Rasio (Cash ratio)
Rasio yang menggambarkan kemampuan kas yang dimiliki dalam
manajemen keuangan untuk menutupi kewajiban lancar ditahun yang
bersangkutan.
Tabel 2 menunjukkan bahwa manajemen keuangan rumah sakit
memiliki kas yang mampu memenuhi kewajiban lancar ditahun
2014-2015.
b. Rasio Aktivitas
Tabel 2 menunjukkan bahwa manajemen keuangan rumah sakit memiliki
kas yang mampu memenuhi kewajiban lancar ditahun 2014-2015.
1. Perputaran Aktiva (total assets turn over)
Rasio yang menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan
aktiva perusahaan dalam menghasilkan volume penjualan.
Tabel 3
Perputaran Aktiva (total assets turn over) Tahun Total Assets Turn Over
2014 1352,81 %
2015 951,48%
Sumber : Peneliti (2017)
Dari Tabel 3 rumah sakit sudah efisien dalam menggunakan seluruh
aktiva untuk menghasilkan volume penjualan.
2. Perputaran Piutang (colection period)
Piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan mempunyai hubungan
yang erat dengan volume penjualan kredit.
Dari Tabel 4 menunjukkan bahwa perputaran piutang yang ada pada
rumah sakit ini relatif baik karena, pada umumnya nilai standar untuk
perputaran piutang yang baik dilakukan kurang dari 30 hari.
c. Rasio Solvabilitas
Merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya
apabila perusahaan di likuidasi.
1. Total Debt to Assets (Rasio Hutang Terhadap Total Akitiva).
Perbandingan antara total hutang dengan total aktiva. Rasio ini
memperlihatkan proposi antara kewajiban yang dimiliki dan seluruh
kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan.
Tabel 5 Total Debt to Assets
Tahun Total Debt to Assets
2014 64 %
2015 38,3 %
Sumber : Peneliti (2017)
Artinya, dengan adanya penurunan aktiva di tahun 2015 maka rumah
sakit dapat dikatakan bahwa hutang yang ada pada rumah sakit tidak
mempengaruhi atas total aktiva yang telah ada.
2. Total Debt to Equity (Rasio Hutang Terhadap Total Ekuitas).
Perbandingan antara total hutang (hutang lancar dan hutang jangka
panjang) dan modal yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajibannya dengan menggunakan modal yang ada.
Tabel 6 Total Debt to Equity
Tahun Total Debt to Equity
2014 173,4 %
2015 63 %
Sumber : Peneliti (2017)
Dari Tabel 6 telah menunjukkan penurunan angka dari tahun
2014-2015 artinya, bahwa di tahun 2014-2015 ini rumah sakit telah mampu
d. Rasio Profitabilitas
Merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti
kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan
sebagainya.
1. Return On Assets (ROA)
Rasio keuntungan bersih setelah pajak yang juga berarti suatu ukuran
untuk menilai seberapa besar tingkat pengembalian dari aset yang
dimiliki perusahaan.
Adapun hasil perhitungan dari ROA sebagai berikut :
ROA =
2014 = = 30,6 %
2015 = = 23,3
Tabel 7 Return On Assets
Tahun Return On Assets
2014 30,6 %
2015 23,3 %
Sumber : Peneliti (2017)
Dari Tabel 7 rumah sakit mengalami penurunan dalam tingkat
pengembalian dari asset yang telah dimiliki rumah sakit.
2. Return On Equity (ROE)
Suatu pengukuran dari penghasilan yang tersedia bagi para pemilik
perusahaan atas modal yang mereka investasikan di dalam
perusahaan.
Adapun hasil perhitungan dari ROE sebagai berikut :
ROE =
2014 =
= 84 %
Tabel 8 Return On Equity
Tahun Return On Equity
2014 84 %
2015 37 %
Sumber : Peneliti (2017)
Dari Tabel 8 pada tahun 2015 nilai ROE rumah sakit mengalami
penurunan. Maka dapat dikatakan bahwa rumah sakit mengalami
aktivitas dengan berdasarkan laba.
Perspektif Pelanggan
a. Customer Aquisition (Akuisisi Pelanggan)
Pengukuran ini menunjukkan tingkat dimana rumah sakit mampu
menarik pelanggan baru.
b. Customer Retention (Retensi Pelanggan)
Customer retention yaitu tingkat dimana organisasi dapat mempertahankan hubungan dengan konsumen lama atau pelanggan tetap.
Cara yang telah dilakukan rumah sakit ini dengan siap sedia melayani
program jaminan kesehatan dari pemerintah seperti BPJS (Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial), bekerja sama dengan asuransi-asuransi
dan perusahaan rakanan.
c. Customer Statisfaction (Kepuasan Pelanggan)
Pengukuran ini berfungsi untuk mengukur tingkat kepuasan
Sumber : Peneliti (2017)
laporan kinerja maupun keuangannya. Laporan kinerja itu sendiri berisi tentang
kinerja rumah sakit yang sesuai dengan standar penilaian jasa pelayanan
kesehatan nasional, yaitu Bed Occupancy Rate (BOR), Average Leangth of Stay
menunjukkan peningkatan namun masih diluar rentang standar ideal maka BOR
dinilai “rendah” dan diberi skor -1. Untuk ALOS, angka yang dicapai berada diluar rentang standar ideal di tahun 2014 sebesar 4 hari dan di tahun 2015
sebesar 3 hari maka untuk ALOS dinilai “rendah” dan diberi skor -1. Angka TOI
rumah sakit berada dalam rentang angka TOI diluar rentang standar ideal, oleh
karena itu dinilai “rendah” dan diberi skor -1. Angka BTO dinilai “rendah” dan diberi skor -1 karena angka tersebut berada di luar rentang standar ideal. Untuk
GDR dinilai “tinggi” dan diberi skor 3, karena berada di bawah nilai batas maksimal GDR. Dan NDR dinilai “tinggi” dan diberi skor 3. Untuk jumlah pasien
rawat jalan dinilai “tinggi” karena mengalami peningkatan dari tahun ke tahun
maka diberi skor 1. Sedangkan untuk jumlah pasien rawat inap dinilai “tinggi”
karena mengalami peningkatan dari tahun 2014 ke tahun 2015 dan kemudian
diberi skor 1. Pengukuran ini dilakukan dengan membandingkan rasio keuangan
Remarks Tahun Nilai Standar
2014 2015 Perspektif Pelanggan
(Customer Perspective)
dari tahun ke tahun. Hal ini dilakukan karena keterbatasan data industri rumah
sakit.
Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan (Learning and Growth)
Perspektif ini menyediakan infrastruktur bagi tercapainya ketiga perspektif
sebelumnya, dan untuk menghasilkan pertumbuhan dan perbaikan jangka panjang.
Penting bagi suatu badan usaha saat melakukan investasi tidak hanya pada
peralatan untuk menghasilkan produk atau jasa, tetapi juga melakukan investasi
pada infrastruktur, yaitu : sumber daya manusia, sistem, dan prosedur. Berikut ini
adalah tabel dari perpsektif pembelajaran dan pertumbuhan rumah sakit :
Tabel 11
Hasil Perspektif Pembelajran dan Pertumbuhan (Learning and Growth)
Remarks Tahun Nilai Standar
2014 2015 Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Kapabilitas 261% 252% Min 100%
Produktivitas 32% 40% 25-50%
Kepuasan 72% 75% Min 60%
Sumber: PSDM RS. William Booth Surabaya (2016).
Dari Tabel 11 kapabilitas menunjukkan nilai standar , maka
penilaiannya bahwa rumah sakit mampu atau sanggup membuat sumber daya
manusia menjadi keunggulan yang dapat bersaing menjalankan tugas dalam
pekerjaannya. Untuk produktifitas memiliki nilai standar 25-50 % dengan kata
lain karyawan dapat menunjukkan peningkatan dan semakin berinovasi pekerjaan
dalam proses internal rumah sakit demi meningkatkan kepuasan terhadap
pasien/pelanggan. Selanjutnya dalam kepuasan karyawan yang memiliki nilai
standar minimal 60 % dalam hasil di tahun 2014 dan 2015 ini sudah menjelaskan
bahwa untuk kesejahteraan yang telah di berikan kepada karyawan rumah sakit ini
sangat meningkat. Dengan kata lain nilai kepuasan karyawan dalam satu
periodenya sudah mencapai nilai standar.
Interpretasi
Setelah mengadakan penelitian pada rumah sakit, maka peneliti akan
1. Perspektif Keuangan
a. Rasio Likuiditas
Hasil ini di karenakan adanya pendapatan rumah sakit rawat jalan dan rawat
inap mengalami peningkatan dengan pemenuhan sarana dan prasarana.
b. Rasio Aktifitas
Perputaran piutang yang relatif baik.
c. Rasio Solvabilitas
Rasio solvabilitas yang ada di rumah sakit masih berada dalam nilai standar
pada umumnya.
d. Rasio Profitabilitas
Dengan adanya peningkatan aset yang tidak bisa diiringi dengan peningkatan
laba dengan perbandingan yang sama pula dapat menyebabkan ROA dan
ROE ditahun 2015 mengalami penurunan.
2. Perspektif Pelanggan
Dari hasil analisis yang peneliti lakukan, maka dapat dilihat bahwa rumah
sakit memiliki nilai standar untuk mengukur tingkat kepuasan
pelanggan/pasien dengan menggunakan akuisisi pelanggan (customer acquisition) yang memiliki nilai 23 % di tahun 2014 dan 11 % di tahun 2015, retensi pelanggan (customer retention) yang memiliki nilai 86 % ditahun 2014 dan 140 % di tahun 2015, dan kepuasan pelanggan (customer satisfaction) mempunyai nilai 80 % di tahun 2014 dan 83 % di tahun 2015. Maka dapat
diartikan bahwa ketiga cara pengukuran ini memiliki nilai yang berada di atas
batas maksimal.
3. Perspektif Proses Bisnis Internal
Dalam proses bisnis internal di rumah sakit ini peneliti menganalisis dengan
cara mencari nilai pada BOR, ALOS, TOI, BTO, GDR, NDR, jumlah
kunjungan rawat jalan, dan jumlah kunjungan rawat inap yang di setiap
masing-masingnya mempunyai standar nilai. Untuk BOR, ALOS, TOI, BTO
memiliki hasil nilai yang sangat rendah dari standar yang sudah ada sedangkan,
untuk GDR, NDR, jumlah kunjungan rawat jalan, dan jumlah kunjungan rawat
4. Perspektif Pembelajaran & Pertumbuhan (Learning and Growth) a. Kapabilitas
Hasil dari kapabilitas karyawan ini mengalami penurunan di tahun 2014
dengan angka 261 % menjadi 252 % di tahun 2015. Namun berada dalam
diatas nilai standar.
b. Produktivitas
Hasil dari produktivitas karyawan ini mengalami kenaikan dari tahun 2014-
2015 dengan nilai 32 % - 40 %.
c. Kepuasan
Hasil dari kepuasan karyawan ini mengalami kenaikan dari tahun 2014-
2015 dengan nilai 72 % - 75 %.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dalam penerapan Balanced Scroecard sebagai tolak ukur penilaian kinerja pada badan usaha yang berbentuk rumah sakit
William Booth di Surabaya dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Bahwa dalam kinerja penggunaan metode balanced scorecard bisa dikatakan cocok atau metode ini dapat diimplementasikan di rumash sakit. Karena dalam
penelitian ini dapat diperoleh hasil-hasilnya, yang sesuai dengan ke empat
perspektifnya. Perspektif keuangan ini dapat dilihat dalam laporan keuangan
rumah sakit, perspektif pelanggan/pasien dapat dilihat dalam laporan rekam
medik yang ada dalam rumah sakit, perspektif proses bisnis internal ini dapat
dilihat melalui laporan rekam medik rumah sakit, sedangkan perspektif
learning and growth dapat dilihat dari hasil kuisioner karyawan.
2. Dalam penelitian ini pada perspektif keuangan mengalami penurunan yaitu :
- Rasio Solvabilitas
a. Total Debt to Assets
Dikarenakan pada tahun 2015 total asset lebih besar dari tahun
sebelumnya 2014 dengan perbandingan yang besar.
b. Total Debt to Equity
Dikarenakan pada tahun 2015 total ekuitas lebih besar dari tahun
sebelumnya 2014 dengan perbandingan yang besar.
- Rasio Profitabilitas
Dari hasil return on assets dan return on equity dalam rumah sakit ini menjadi tidak masalah untuk rumah sakit. Karena, walaupun ROA dan
meningkat bertanda bahwa rumah sakit ini mengelola hartanya dengan
baik. Hal ini nantinya akan terlihat hasilnya di tahun 2016 yang
meningkat karena sudah ada aktivitas aset untuk kegiatan rumah sakit.
SARAN
Berdasarkan kesimpulan di atas dapat diperoleh saran yang dapat
memberikan manfaat bagi penelitian lebih lanjut, berikut saran yang diberikan :
1. Disarankan untuk penelitian lebih lanjut dapat digunakan hingga lebih dari 2
tahun data sebagai penelitian. Karena jika menngunakan lebih dari 2 tahun
akan lebih banyak informasi yang didapatkan.
2. Dalam penelitian ini hanya menggunakan empat rasio (rasio likuiditas, rasio
aktifitas, rasio solvabilitas, dan rasio profitabilitas) dengan delapan rumus rasio
(current ratio, cash ratio, total assets turn over, colection period, total debt to assets, total debt to equity, return on assets, dan return on equity) untuk mengetahui hasil analisis penerapan balanced scorecard pada rumah sakit. Disarankan untuk penelitian lebih lanjut untuk menggunakan perhitungan rasio
lainnya.
3. Harus lebih disiapkan dalam hal pengambilan serta pengolahan data
keseluruhan perspektif yang diperlukan dalam metode Balanced Scorecard. Karena dalam proses metode ini harus membutuhkan proses perhitungan yang
panjang, dan diperlukannya ketelitian dalam mengerjakaannya. Agar
memberikan hasil perhitungan yang memuaskan dengan data yang akurat.
DAFTAR PUSTAKA
Aurora, Novela. 2010. Penerapan Balanced Scorecard SEBAGAI Tolak Ukur Pengukuran Kinerja (Studi kasus RSUD Tugurejo).
Danuarta, Adad. 2014. ‘Kinerja Karyawan Menurut Para Ahli’. Retieved
November 11, from
http://adaddanuarta.blogspot.co.id/2014/11/kinerja-karyawan-menurut-para-ahli.html.
Hanuma, Soraya. 2010. Analisis Balanced Scorcard Sebagai Alat Pengukur Kinerja Perusahaan (Studi Kasus PT. Astra Hoda Motor). Universitas Diponegoro. Semarang.
Http://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/6788/Bab% 202.pdf?sequence=9/09.15
Http://www.pps.unud.ac.id/thesis/pdf_thesis/unud-1560-513622427-bab%20ii.tesis%20doc.pdf/20.00
Http://www.pengertianku.net/2016/02/pengertian-perusahaan-jasa-dan-contohnya-dilengkapi-cirinya.html/20.05
Mulyadi. 2014. Sistem Terpadu Pengelolaan Kinerja Personil Berbasis Balanced Scorecard. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Rindayani, dkk. 2015. ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN BERBASIS BALANCED SCORECARD (Studi Kasus pada PT. Bali Pawiwahan). E-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 (Volume 3 No. 1 tahun 2015). Singaraja.
Robert S. Kaplan dan David P. Norton. 2000. Balanced Scorecard: Menerapkan Strategi Menjadi Aksi. Jakarta: Erlangga.