• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

SS M

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Untuk Siswa Kelas VII-1 SMP/MTs

S SYAEPUDIN, S.Pd., M.M.

Kementerian Agama Kabupaten Tegal

Diterbitkan Oleh FGP PRESS

(2)

2

| PPKn Kelas VII-1 SMP/MTs

Hak Cipta pada Syaefudin, S.Pd., M.M.

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN Kelas VII-1 SMP/MTs

Penulis : Syaefudin, S.Pd., M.M.

Editor : Drs. A. Sholahuddin, Dipl.Ed Perancang Kulit : Islamudin Akbar, S.Kom Ilustrasi, Tata Letak : Drs. A. Sholahuddin, Dipl.Ed Ukuran Buku : 21,59 x 27,94 cm

Copyright © 2015FGP Press All rights reserved.

SYA’Syaefudin, S.Pd., M.M.

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN, Kelas VII-1 SMP/MTs. disusun Oleh Syaefudin, S.Pd., M.M.;

Editor : Drs. A. Sholahuddin, Dipl.Ed— Kementerian Agama Kabupaten Tegal, 2017.

ISBN-13: 978-1547052301

ISBN-10: 1547052309

(3)

PPKn Kelas VII-1 SMP/MTs |

3 Puji syukur kami panjatkan pada Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan Buku penunjang kurikulum 2013 revisi 2016 untuk siswa SMP/MTs ini.

Buku penunjang PPKn Kelas VII-1 ini dikembangkan oleh penulis dalam kaitannya dengan kegiatan peningkatan mutu pendidikan dasar, khususnya dalam menunjang Kegiatan Pembelajaran bagi siswa-siswi kelas VII-1 SMP/MTs, karena disusun berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)kurikulum 2013 revisi 2016.

Bahan ajar ini juga telah diuji-cobakan di MTs. Negeri Slawi dan madrasah-madrasah di Kabupaten Tegal sejak tahun 2016.

Buku penunjang PPKn Kelas VII-1 SMP/MTs ini telah dinilai Kepala dan oleh teman sejawat, dan dinyatakan memenuhi syarat untuk digunakan sebagai buku pegangan siswa MTs. Negeri Slawi dalam menghadapi Ujian Nasional dan Ujian Madrasah Tahun Pelajaran 2016/2017. Madrasah Tsanawiyah di lingkungan Kementerian Agama Kabupaten Tegal, diharapkan dapat menggunakan buku ini dengan sebaik-baiknya sehingga dapat meningkatkan prstasi siswa-siswinya madrasah.

Saran perbaikan untuk penyempurnaan buku pelajaran ini sangat diharapkan.

Terimakasih setulus-tulusnya disampaikan kepada para penulis yang telah berkontribusi dalam penyusunan buku pelajaran ini, baik pada saat awal pengembangan bahan ajar, ujicoba terbatas, maupun penyempurnaan sehingga dapat tersusunnya buku pelajaran ini. Terima kasih dan penghargaan juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu terwujudnya penerbitan buku pelajaran ini.

Tegal, 01 Mei 2017 Penulis,

KATA PENGANTAR

(4)

4

| PPKn Kelas VII-1 SMP/MTs

KATA PENGANTAR ………..……...…….………

DAFTAR ISI ………...….………..

Bab 1 Perumusan Dan Penetapan Pancasila Sebagai Dasar Negara

A. Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara …………....………...….

B. Penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara …………....………...….

C. Semangat Para Pendiri Bangsa dan Negara Dalam Merumuskan Pancasila ...

D. Komitmen Para Pendiri Bangsa dan Negara Dalam Merumuskan Pancasila ...

E. Nilai Kebersamaan dalam Proses Perumusan Pancasila ...

F. Meneladani Nilai Juang Perumusan Dasar Negara ...

Uji Kompetensi ...

Bab 2 Norma dan Keadilan

A. Norma dalam Kehidupan Bermasyarakat ...

B. Arti Penting Norma dalam Mewujudkan Keadilan ...

C. Perilaku Sesuai Norma dalam Kehidupan Sehari-hari ...

Uji Kompetensi ...

Bab 3 Perumusan Dan Pengesahan Uud Negara Republik Indonesia Tahun 1945

A. Perumusan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 ...

B. Arti Penting UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 bagi Bangsa dan Negara Indonesia ...

C. Peran Tokoh Perumus UUD 1945 ...

Uji Kompetensi ...

Bab 4 Keberagaman Suku, Agama, Ras, Dan Antar Golongan Dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika

A. Keberagaman dalam Masyarakat ...

B. Arti Penting Memahami Keberagaman dalamBingkai Bhinneka Tunggal Ika ....

C. Perilaku Toleran terhadap Keberagaman Suku, Agama, Ras, dan

Antargolongan ...

Uji Kompetensi ...

Ulangan Akhir Semester ...

DAFTAR PUSTAKA ...

BIODATA PENULIS ...

iv v

1 2 3 4 5 6 7

11 13 16 18

22

33 35 37

42 52

57 59 62

67 68

DAFTAR ISI

(5)

PPKn Kelas VII-1 SMP/MTs |

1

BAB 1

PERUMUSAN DAN PENETAPAN PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

A. Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara Pada bulan April 1945 dibentuk

Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang diketuai oleh Dr. Radjiman Wedyodiningrat. Dalam pidato pembukaannya dr. Radjiman antara lain mengajukan pertanyaan kepada anggota- anggota Sidang, "Apa dasar Negara Indonesia yang akan kita bentuk ini?"

Dalam upaya merumuskan Pancasila sebagai dasar negara yang resmi, terdapat usulan-usulan pribadi yang dikemukakan dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia yaitu:

1. Lima Dasaroleh Muhammad Yamin, yang berpidato pada tanggal 29 Mei 1945.

Yamin merumuskan lima dasar sebagai berikut: Peri Kebangsaan, Peri Kemanusiaan, Peri Ketuhanan, Peri Kerakyatan, dan Kesejahteraan Rakyat. Dia menyatakan bahwa kelima sila yang dirumuskan itu berakar pada sejarah, peradaban, agama, dan hidup ketatanegaraan yang telah lama berkembang di Indonesia. Mohammad Hatta dalam memoarnya meragukan pidato Yamin tersebut.

2. Panca Sila oleh Soekarno yang dikemukakan pada tanggal 1 Juni 1945 dalam pidato spontannya yang kemudian dikenal dengan judul "Lahirnya Pancasila".

Sukarno mengemukakan dasar-dasar sebagai berikut: Kebangsaan Indonesia;

Internasionalisme atau Peri-Kemanusiaan; Mufakat atau Demokrasi, dasar perwakilan, dasar permusyawaratan; Kesejahteraan Sosial; Ketuhanan. Nama Pancasila itu diucapkan oleh Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni itu, katanya: Sekarang banyaknya prinsip: kebangsaan, internasionalisme, mufakat, kesejahteraan, dan ketuhanan, lima bilangannya. Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa - namanya ialah Pancasila. Sila artinya azas atau dasar, dan di atas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal dan abadi. Sebelum sidang pertama itu berakhir, dibentuk suatu Panitia Kecil untuk yang bertugas untuk Merumuskan kembali Pancasila sebagai dasar Negara berdasarkan pidato yang diucapkan Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945. Dari Panitia Kecil itu dipilih 9 orang yang dikenal dengan Panitia Sembilan, untuk menyelenggarakan tugas itu. Rencana mereka itu disetujui pada tanggal 22 Juni 1945 yang kemudian diberi nama Piagam Jakarta. Setelah Rumusan Pancasila diterima sebagai dasar negara, secara resmi yang terdapat di beberapa dokumen penetapannya ialah:

a) Rumusan Pertama: Piagam Jakarta (Jakarta Charter) - tanggal 22 Juni 1945 b) Rumusan Kedua: Pembukaan Undang-undang Dasar - tanggal 18 Agustus

1945.

Suasana Sidang BPUPKI

(6)

2

| PPKn Kelas VII-1 SMP/MTs

c) Rumusan Ketiga: Mukaddimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat - tanggal 27 Desember 1949

d) Rumusan Keempat: Mukaddimah Undang-undang Dasar Sementara - tanggal 15 Agustus 1950

e) Rumusan Kelima: Rumusan Kedua yang dijiwai oleh Rumusan Pertama (merujuk Dekrit Presiden 5 Juli 1959)

Santai Sejenak Setelah Sidang

B. Penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara

Penetapan Pancasila sebagai dasar negara itu memberikan pengertian bahwa negara Indonesia adalah Negara Pancasila. Hal itu mengandung arti bahwa negara harus tunduk kepadanya, membela dan melaksanakannya dalam seluruh perundang-undangan. Mengenai hal itu, Kirdi Dipoyudo (1979:30) menjelaskan:

“Negara Pancasila adalah suatu negara yang didirikan, dipertahankan dan dikembangkan dengan tujuan untuk melindungi dan mengembangkan martabat dan hak-hak azasi semua warga bangsa Indonesia (kemanusiaan yang adil dan beradab), agar masing-masing dapat hidup layak sebagai manusia, mengembang- kan dirinya dan mewujudkan kesejahteraannya lahir batin selengkap mungkin, memajukan kesejahteraan umum, yaitu kesejahteraan lahir batin seluruh rakyat, dan mencerdaskan kehidupan bangsa (keadilan sosial).”

Pandangan tersebut melukiskan Pancasila secara integral (utuh dan menyeluruh) sehingga merupakan penopang yang kokoh terhadap negara yang didirikan di atasnya, dipertahankan dan dikembangkan dengan tujuan untuk melindungi dan mengembangkan martabat dan hak-hak azasi semua warga bangsa Indonesia. Perlindungan dan pengembangan martabat kemanusiaan itu merupakan kewajiban negara, yakni dengan memandang manusia qua talis, manusia adalah manusia sesuai dengan principium identatis-nya.

Pancasila seperti yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 dan ditegaskan keseragaman sistematikanya melalui Instruksi Presiden No.12 Tahun 1968 itu tersusun secara hirarkis-piramidal. Setiap sila (dasar/ azas) memiliki hubungan yang saling mengikat dan menjiwai satu sama lain sedemikian rupa hingga tidak dapat dipisah-pisahkan. Melanggar satu sila dan mencari

(7)

PPKn Kelas VII-1 SMP/MTs |

3

pembenarannya pada sila lainnya adalah tindakan sia-sia. Oleh karena itu, Pancasila pun harus dipandang sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuh, yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Usaha memisahkan sila-sila dalam kesatuan yang utuh dan bulat dari Pancasila akan menyebabkan Pancasila kehilangan esensinya sebagai dasar negara.Sebagai alasan mengapa Pancasila harus dipandang sebagai satu kesatuan yang bulat dan utuh ialah karena setiap sila dalam Pancasila tidak dapat diantitesiskan satu sama lain. Secara tepat dalam Seminar Pancasila tahun 1959, Prof. Notonagoro melukiskan sifat hirarkis-piramidal Pancasila dengan menempatkan sila “Ketuhanan Yang Mahaesa” sebagai basis bentuk piramid Pancasila. Dengan demikian keempat sila yang lain haruslah dijiwai oleh sila

“Ketuhanan Yang Maha Esa”. Secara tegas, Dr. Hamka mengatakan: “Tiap-tiap orang beragama atau percaya pada Tuhan Yang Maha Esa, Pancasila bukanlah sesuatu yang perlu dibicarakan lagi, karena sila yang 4 dari Pancasila sebenarnya hanyalah akibat saja dari sila pertama yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa.”Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa Pancasila sebagai dasar negara sesungguhnya berisi:

1. Ketuhanan yang Maha Esa, yang ber-Kemanusiaan yang adil dan beradab, yang ber-Persatuan Indonesia, yang ber-Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan, serta ber- Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab, yang ber-Ketuhanan yang mahaesa, yang ber-Persatuan Indonesia, yang ber-Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan ber-Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

3. Persatuan Indonesia, yang ber-Ketuhanan yang mahaesa, yang ber- Kemanusiaan yang adil dan beradab, ber-Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan ber-Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan /perwakilan, yang ber-Ketuhanan yang mahaesa, yang ber-Kemanusiaan yang adil dan beradab, yang ber-Persatuan Indonesia, dan ber-Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, yang ber-Ketuhanan yang mahaesa, yang ber-Kemanusiaan yang adil dan beradab, yang ber-Persatuan Indonesia, dan ber-Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan

C. Semangat Para Pendiri Bangsa dan Negara Dalam Merumuskan Pancasila

Pancasilasebagai dasar negara melalui proses yang panjang dalam perumusannya. Proses perumusan Pancasila yang dilakukan para tokoh telah memberikan pelajaran berharga bagi kita. Semua itu dilakukan dengan penuh nilai perjuangan dan diliputi dalam semangat kebersamaan. Dalam proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara terdapat nilai-nilai juang dan sebagai warga negara yang baik kita harus mengamalkannya dalam kehidupan sehari- hari yaitu antara lain : Para pejuang tersebut memiliki jiwa dan semangat kejuangan yang tinggi untuk merdeka. Pada pita yang dicengkeram burung garuda tertulis “Bhinneka Tunggal Ika”. Artinya, meskipun berbeda-beda, kita adalah satu. Perbedaan-perbedaan yang ada bukan menjadi penghalang untuk bekerja sama, tolong-menolong, dan hidup rukun.

(8)

4

| PPKn Kelas VII-1 SMP/MTs

Perbedaan-perbedaan itulah yang menjadikan kita perlu saling mengenal, menghormati, menolong, dan bekerja sama. Jiwa dan semangat kejuangan yang dimiliki oleh pejuang itu, di antaranya sebagai berikut :

1. Jiwa solidaritas atau kesetiakawanan dari semua lapisan masyarakat terhadap perjuangan kemerdekaan;

2. Pro patria dan primus patrialis, yaitu selalu berjiwa untuk tanah air dan mendahulukan kepentingan tanah air;

3. Jiwa toleransi atau tenggang rasa antarumat beragama, suku, golongan, dan bangsa.

4. Jiwa tanpa pamrih dan bertanggung jawab;

5. Jiwa ksatria, kebesaran jiwa yang tidak mengandung balas dendam.

D. Komitmen Para Pendiri Bangsa dan Negara Dalam Merumuskan Pancasila

Komitmen adalah sikap dan perilaku yang ditandai oleh rasa memiliki, memberikan perhatian, serta melakukan usaha untuk mewujudkan harapan dan cita-cita dengan sungguh-sungguh. Seseorang yang memiliki komitmen terhadap bangsa adalah orang yang akan mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan.

Para pendiri negara dalam perumusan Pancasila memiliki komitmen sebagai berikut:

1. Memiliki semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme Pendiri negara memiliki semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme yang tinggi ini diwujudkan dalam bentuk mencintai tanah air dan mendahulukan ke- pentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan;

2. Selalu bersemangat dalam berjuang Para pendiri negara selalu bersemangat dalam memperjuangkan dan mempersiapkan kemerdekaan bangsa Indonesia, seperti Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, dan para pendiri negara lainnya yang mengalami cobaan dan tantangan perjuangan yang luar biasa. Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta berkali-kali dipenjara oleh Belanda. Namun, dengan semangat perjuangannya, para pendiri negara tetap bersemangat memper- juangkan kemerdekaan Indonesia;

3. Mendukung dan berupaya secara aktif dalam mencapai cita-cita bangsa, yaitu merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur;

4. Melakukan pengorbanan pribadi dengan cara menempatkan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, pengorbanan dalam hal pilihan pribadi, serta mendukung keputusan yang menguntungkan bangsa dan negara walaupun keputusan tersebut tidak disenangi.

Pancasila adalah dasar negara Indonesia, hal ini sesuai dengan pembukaan UUD 1945 sekaligus sebagai sumber dari segala sumber hukum. Pancasila tidak hanya sebagai jiwa bangsa Indonesia, juga sebagai kepribadian bangsa Indonesia.

Salah satu upaya nyata seorang pelajar dalam menghormati semangat dan nilai- nilai kebersamaan dalam perumusan Pancasila adalah sebagai berikut :

a. belajar dengan rajin;

b. tidak memaksakan kehendak kepada orang lain;

c. saling menghormati perbedaan;

d. tidak semena-mena terhadap orang lain.

(9)

PPKn Kelas VII-1 SMP/MTs |

5

Para Pendiri Bangsa dan Negara

E. Nilai Kebersamaan dalam Proses Perumusan Pancasila

Ada beberapa nilai kebersamaan dalam proses perumusan dasar negara yang perlu kita teladani dan kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Nilai kebersamaan tersebut antara lain adalah sebagai berikut :

1. Menghargai pendapat orang lain

Dalam menyelesaikan masalah bersama, bangsa kita selalu menyelesaikan dengan musyawarah untuk mencapai kata mufakat. Musyawarah merupakan pembahasan bersama dengan maksud mencapai keputusan untuk menyelesaikan masalah. Setiap keputusan yang diambil dalam musyawarah oleh bangsa Indonesia memiliki ciri-ciri sebagi berikut:

a. Mengutamakan kepentingan bersama;

b. Tujuan diharapkan untuk kebaikan bersama;

c. Tidak ada pemaksaan pendapat.

2. Menerima keputusan bersama

Keputusan bersama adalah ketentuan, ketetapan dan penyelesaian yang dilakukan sekelompok orang terhadap suatu permasalahan sehingga tercapai kesepakatan. Keputusan bersama dapat dicapai melalui musyawarah.

Musyawarah adalah adalah suatu cara untuk merumuskan suatu masalah berdasarkan kesepakatan bersama. Upaya mencapai kesepakatan bersama (mufakat) bukanlah perkara mudah, selama kita memaksakan pendapat sendiri, mendahulukan kepentingan pribadi/golongan, mufakan akan gagal.

Kita dapat belajar dari sejarah sidang BPUPKI Pertama. Pada saat sebelum rapat pleno ada pihak yang keberatan tentang rancangan Pembukaan UUD 1945 pada alinea keempat tentang dasar negara. Dengan semangat kebersamaan, demi menciptakan suasana yang damai, maka para tokoh seperti Bung Hatta, Wahid Hasyim. Mr. Teuku Moh. Hasan, dan lain-lain menyetujui untuk menghilangkan kalimat sila pertama dasar negara yang menjadi keberatan sebagian peserta sidang. Hal ini menunjukkan bahwa para tokoh pendiri negara kita senantiasa mendahulukan kepentingan negara dan bangsa daripada kepentingan pribadi/golongan.

(10)

6

| PPKn Kelas VII-1 SMP/MTs

3. Melaksanakan hasil keputusan bersama

Setelah semua pihak menerima hasil keputusan bersama, maka langkah selanjutnya adalah melaksanakan keputusan tersebut. Semua pihak harus ikhlas dan penuh tanggung jawab melaksanakan, hasil keputusan bersama.

Melaksanakan keputusan bersama telah ditunjukkan oleh seluruh tokoh yang terlibat dalam proses perumusan Pancasila. Mereka senagai wakil rakyat Indonesia melaksanakan hasil keputusan bersama denga ikhlas yaitu dengan melaksanakan Pancasila sebagai dasar negara dalam kehidupan berbangsa, bernegara, dan bermasyarakat.

F. Meneladani Nilai Juang Perumusan Dasar Negara

Nilai-nilai juang dalam proses perumusan Pancasila yang dapat kita teladani dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya sebagai berikut:

1. Semangat persatuan dan kesatuan

Sikap ini dimiliki oleh para tokoh pejuang kita pada saat merumuskan Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Dalam sidang BPUPKI para peserta sidang diberi kesempatan untuk menyampaikan pidatonya tentang rumusan dasar negara, kemudian dibahas dan didiskusiakan bersama untuk mendapatkan rumusan yang terbaik. Musyawarah itu dijiwai semangat sumpah pemuda, dengan rasa persatuan dan kesatuannya meskipun berasal dari berbagai daerah dan mempunyai latar belakang yang berbeda. Contoh perilaku yang menggambarkan semangat persatuan dan kesatuan adalah sebagai berikut:

a. Gotong-royong dalam membersihkan kelas dan lingkungan sekolah;

b. Tidak membeda-bedakan teman dalam pergaulan;

c. Kerja bakti membersihkan lingkungan masyarakat.

2. Memperjuangkan hak asasi manusia

Pada saat perumusan dasar negara Pancasila, hak asai manusia selalu menjadi perhatian utama. Pancasila dirumuskan sebagai sumber hak asasi manusia, yang artinya bahwa hak asasi manusia mendapat jaminan kuat dari Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa. Dalam proses perumusan Pancasila para tokoh mencerminkan sikap saling menghargai hak asasi manusia.Sikap para tokoh dalam memperjuangkan dan menghargai hak asasi manusia itu perlu kita teladani dalam kehidupan sehari-hari. Diantaranya ialah dengan :

a. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain;

b. Memberi kesempatan orang lain untuk menyampaikan pendapatnya' c. Menghargai hak-hak orang lain.

3. Cinta tanah air

Sikap para tokoh dalam perumusan Pancasila sebagai dasar negara menunjukkan kecintaanya terhadap tanah air Indonesia. Adapun sikap cinta tanah air yang harus diteladani dalam kehidupan sehari-hari antara lain sebagai berikut:

a. Mempelajari kebudayaan daerah;

b. Mencintai dan memakai produk dalam negeri;

c. Berprestasi dalam kegiatan yang mengharumkan nama bangsa.

4. Mendahulukan kepentingan umum

Para pejuang yang terlibat dalam perumusan dasar negara bekerja tanpa mengenal lelah. Mereka mempersiapkan kemerdekaan beserta alat-alat

(11)

PPKn Kelas VII-1 SMP/MTs |

7

perlengkapan negara dengan sungguh-sungguh. Sebagai hasil jerih payah mereka, lahirlah UUD 1945 yang di dalam pembukaannya termuat tujuan negara Indonesia. Semua itu dilakukan demi kepentingan bangsa dan negara. Adapun sikap mendahulukan kepentingan umum itu perlu kita teladani diantaranya dengan:

a. Ikut berpartisipasi dalam kerja bakti di lingkungan masyarakat;

b. Menyiapkan sarana belajar sebelum pelajaran di mulai untuk kepentingan kelas.

5. Jiwa kepahlawanan

Jiwa kepahlawanan jelas tercermin dari sikap pejuang dalam proses perumusan Pancasila. Mereka memiliki sikap rela berkorban tanpa pamrih dalam mewujudkan Indonesia merdeka. Jiwa kepahlawanan para tokoh bangsa tersebut dapat kita teladani, diantaranya melalui :

a. Membantu orang lain yang sedang mengalami kesulitan;

b. Berani menegur teman yang berbuat tidak baik;

c. Melerai teman yang berselisih/bertengkar.

Uji Kompetensi

A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang (x) pada huruf a, b, c atau d!

1. Istilah pancasila muncul pertama kali di Indonesia pada tanggal….

a. 29 mei 1945 c. 31 mei 1945 b. b. 30 mei 1945 d. 1 juni 1945

2. Akibat jepang mengalami kekalahan dari sekutu menyebabkan memberikan janji kemerdekaan kepada bangsa Indonesia yang bertujuan…

a. Menarik simpati rakyat b. Menjajah Indonesia lagi

c. Membantu jepang melawan belanda

d. Meredam gejolak perlawanan rakyat Indonesia 3. Nama piagam Jakarta merupakan usulan dari..

a. Ir. Soekarno c. Drs. Moh Hatta b. Mr.Muh Yamin d. Mr. Soepomo

4. Sidang BPUPKI yang pertama dimulai pada tanggal…

a. 29 april 1945 c. 29 mei 1945 b. 28 mei 1945 d. 30 mei 1945

5. Sila pertama dalam piagam Jakarta berbunyi….

a. Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat islam bagi pemeluknya b. ketuhanan dengan kewajiban menjalankan agama bagi pemeluk pemeluknya c. ketuhanan dengan kewaiban menjalankan syariat islam bagi pemeluk

pemeluknya

d. ketuhanan dengan kewajiban menjalankan agama islam bagi umat islam 6. Dalam proses perumusan dan penetapan Pancasila sebagai dasar Negara oleh

pendiri Negara terkandung nilai … a. Sekulerisme c. Nasionalisme b. Chauvinism d. Etnosentrisme

(12)

8

| PPKn Kelas VII-1 SMP/MTs

7. Para pendiri menerima perubahan sebagian kalimat yang ada dalam piagam Jakarta karena…

a. Mendapat paksaan dari golongan non islam b. Mendapatkan imbalan yang pemberontak c. Pendiri Negara takut terhadap pemberontak d. Demi menjaga persatuan dan kesatuan bangsa

8. Mengutamakan kepentingan Negara di atas kepentingan pribadi dan golongan artinya…

a. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan Negara b. Keharusan mendduduki jabatan tertinggi dalam Negara c. Kewajiban untuk menjadi anggota militer

d. Rela menjual harga diri bangsa demi kemajuan ekonomi

9. Perilaku pendiri Negara dalam merumuskan pancasila yang perlu kita contohkan adalah…

a. Mengalah untuk menang c. Memaksakan kehendak pribadi b. Bersikap anarkis d. Selalu bersemangan untuk berjuang

10. Semangat dan komitmen para pendiri bangsa yang sesuai dengan pelaksanaaanya yang ditunjukkan oleh…

a. Persatuan c. Musyawarah b. Nasionalis d. Toleransi

11. Berikut ini yang menjadi latar belakang pembentukan panitia kecil pada berakhirnya sidang BPUPKI…

a. Pendudukan jepang, melemah ditanah air b. Segera dilangsungkannya sidang II BPUPKI

c. Belum diperoleh kesepakatan tentang rumusan dasar Negara

d. Aksi protes yang dilakukan dari Indonesia timur tentang rancangan dasar Negara

12. Perhatikan pernyataan dibawah ini:

1) Pernyataan Indonesia merdeka 2) Pembukaaan undang undang dasar 3) Undang undang dasar atau batang tubuh 4) Pengesahan dasar Negara Indonesia 5) Pengesahan hokum dasar Negara

Isi laporan panitia undang undang dasar dalam sidang BPUPKI tanggal 14 juli 1945 terdapat pada nomor….

a. 1, 2, 3 b. 1, 2, 4 c. 2, 3, 4 d. 2, 3, 5

13. Dasar negara indonesi dapat terwujud atas kerja keras para pendiri bangsa dan seluruh masyarakat Indonesia. Adapun peran Drs. Moh Hatta dalam perumusan dasar Negara adalah….

a. Menjadi ketua panitia kecil perancang undang undang dasar b. Memprakarsai pelaksanaan sidang kedua BPUPKI

c. Mengajukan usulan rumusan dasar negara d. Mengadakan lobi dengan PPKI

14. Pada tanggal 1 juni 1945, Ir Soekarno mengemukakan gagasannya mengenai dasar negara melalui pidato yang berjudul….

a. Lahirnya pancasila c. Dasar negara Indonesia merdeka

b. Pembukaan hokum dasar d. Asas dasar negara kebangsaan Indonesia

15. Rumusan pancasila yang digunakan dan disahkan sampai sekarang tercantum dalam…

a. Pasal pasal UUD 1945 c. Pembukaan UUD 1945 b. Dekrit presiden d. Maklumat presiden

(13)

PPKn Kelas VII-1 SMP/MTs |

9

16. Semangat kebangsaan dan komitmen para pendiri negara wajib untuk…

a. Diteladani b. Diabaikan c. Dikorbankan d. Dibiarkan

17. Nilai nilai yang lahir dalam pancasila adalah nilai nilai yang berasal dari bangsa Indonesia sendiri karena pendiri Negara memiliki komitmen…

a. Semangat persatuan

b. Terhadap bangsa Indonesia

c. Selalu bersemangat dalam berjuang

d. Mengutamakan kepentingan Negara diatas kepentingan pribadi 18. Para pendiri Negara memiliki komitmen bahwa kepentingan …

a. Golongan b. Bersama c. Umum d. Pribadi 19. Prof .dr.mr. Soepomo, SH. Dilahirkan di kota….

a. Solo b. Sukoharjo c. Blitar d. Jakarta

20. Nilai- nilai yang dapat kita kembangkan dari proses perumusan dan penetapan Pancasila adalah….

a. mempertahankan pendapat pribadi b. bersikap keras kepala

c. semangat persatuan dan kesatuan d. menerima keputusan dengan terpaksa

21. Perilaku berikut yang mencerminkan sikap kepahlawanan adalah…

a. Berani mengakui kesalahan c. Pandai mencari kesalahan orang lain b. Memperbesar kesalahan d. Selalu mencari kesalahan orang lain

22. Berikut yang termaksud rasa cinta tanah air dalam kehidupan sehari-hari adalah…

a. Menghormati orang tua b. Mengikuti budaya asing

c. Menolong teman untuk mendapatkan imbalan d. Menggunakan hasil produksi dalam negeri

23. Menyelesaikan masalah dengan kekeluargaan termasuk semangat para pendiri negara dalam hal…

a. Menghargai orang lain c. Musyawarah untuk mufakat b. Cinta tanah air d. Rela berkorban

24. Berikut sikap-sikap yang perlu dicontoh dari para perumus dasarnegar , kecuali…

a. Cinta tanah air c. Semangat kebangsaan b. Ingin menang sendiri d. Teguh pendiria

25. Kegiatan yang menunnjukkan semangat persatuan dan kesatuan adalah..

a. Bekerja sama tanpa kenal lelah

b. Menjaga keamanan lingkungan tempat tinggal c. Gotong royong membersihkan kampong

d. Membuang sampah di sungai

B. Jawablah dengan lengkap dan jelas!

1. Sebutkan fungsi Pancasila sebagai Dasar Negara.

...

...

...

...

(14)

10

| PPKn Kelas VII-1 SMP/MTs

2. Apakah yang dimaksud dengan Pancasila sebagai ideologi terbuka?

...

...

...

...

3. Sebutkan isi dari Pancasila menurut Ir. Soekarno dalam sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945.

...

...

...

...

4. Kemukakan kecenderungan yang terjadi jika Pancasila tidak dilaksanakan secara totalitas melainkan terpisah-pisah.

...

...

...

...

(15)

PPKn Kelas VII-1 SMP/MTs |

11

BAB 2

NORMA DAN KEADILAN

A. Norma dalam Kehidupan Bermasyarakat

Norma atau kaidah adalah ketentuan yang mengatur tingkah laku manusia dalam masyarakat. Ketentuan tersebut mengikat bagi setiap manusia yang hidup dalam lingkungan berlakunya norma tersebut, dalam arti setiap orang yang hidup dalam lingkungan berlakunya norma tersebut harus menaatinya. Di balik ketentuan tersebut ada nilai yang menjadi landasan bertingkah laku bagi manusia. Oleh karena itu, norma merupakan unsur luar dari suatu ketentuan yang mengatur tingkah laku manusia dalam masyarakat, sedangkan nilai merupakan unsur dalamnya atau unsur kejiwaan di balik ketentuan yang mengatur tingkah laku tersebut. Pada umumnya norma hanya berlaku dalam suatu lingkungan masyarakat tertentu atau dalam suatu lingkungan etnis tertentu atau dalam suatu wilayah negara tertentu. Namun demikian ada pula norma yang bersifat universal, yang berlaku di semua wilayah dan semua umat manusia, seperti misalnya larangan mencuri, membunuh, menganiaya, memperkosa, dan lain-lain.

Unjuk rasa meminta keadilah

Berkaitan dengan terciptanya ketertiban dan keharmonisan masyarakat.

Sebagaimana dijelaskan dalam pengertian dan macam-macam norma, norma dalam masyarakat terbentuk karena ada berbagai perbedaan individu. Sebagai mahluk individu, manusia memiliki kepribadian, kepentingan, keinginan, tujuan hidup yang berbeda satu dengan yang lain. Agar segala perbedaan tersebut tidak menimbulkan perpecahan, ketidaktertiban dalam masyarakat, maka dibuatlah peraturan atau norma. Arti penting norma tersebut dapat dilihat dari fungsinya dalam masyarakat antara lain:

(16)

12

| PPKn Kelas VII-1 SMP/MTs

1. Pedoman dalam bertingkah laku. Norma memuat aturan tingkah laku masyarakat dalam pergaulan sosial.

2. Menjaga kerukunan anggota masyarakat. norma mengatur agar perbedaan dalam masyarakat tidak menimbulkan kekacauan atau ketidaktertiban.

3. Sistem pengendalian sosial. Tingkah laku anggota masyarakat diawasi dan dikendalikan oleh aturan yang berlaku.

Dalam kehidupan sosial, pastilah ada norma yang mengatur kehidupan tersebut. Sebagai makhluk sosial, manusia lahir, berkembang, dan meninggal dunia dalam masyarakat. Setiap individu berinteraksi dengan individu atau kelompok lainnya. Interaksi yang dilakukan manusia senantiasa didasari oleh aturan, adat, atau norma yang berlaku dalam masyarakat. Dalam hidup bernegara diatur dengan norma hukum yang berbeda dengan norma-norma lainya. Persamaannya adalah norma-norma tersebut mengatur tata tertib dalam masyarakat, sedangkan perbedaannya terletak pada sanksinya. Dalam kehidupan bernegara, norma hukum memiliki peranan yang lebih besar karena mengikat dan memaksa seluruh warga negara dan para penyelenggara negara.

Pasal 1 ayat (3) UUD 1945 berbunyi “Negara Indonesia adalah negara hukum”. Negara hukum dimaknai oleh para ahli sebagai berikut:

1. Negara hukum adalah negara yang mendasarkan segala sesuatu, baik tindakan maupun pembentukan lembaga negara pada hukum tertulis atau tidak tertulis.

2. Menurut A.V. Dicey, negara hukum mengandung tiga unsur yakni (a) Supremacy of law. Dalam arti tidak boleh ada kesewenang-wenangan sehingga seseorang warga boleh dihukum jika melanggar hukum, (b) Equality before of law. Setiap orang sama di depan hukum tanpa melihat status dan kedudukannya, baik bagi rakyat maupun pejabat (c) Human rights. Diakui dan dijaminnya hak-hak asasi manusia dalam undang-undang atau keputusan pengadilan.

3. Jaminan UUD 1945 bahwa Indonesia sebagai negara hukum dapat ditemukan dalam UUD 1945 pada Pasal 1 ayat (3) tentang Indonesia sebagai negara hukum, Pasal 27 ayat (1) tentang prinsip equality before of law dan pasal lain yang disertai dengan kata undang-undang, seperti Pasal 1 ayat (2) dan Pasal 4 ayat (1).

Sebagai negara hukum, tentu bangsa Indonesia menerapkan aturan hukum dalam penyelenggaraan pemerintahan dan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Setelah kalian memahami negara hukum, kalian juga harus memahami, menyadari, dan melaksanakan hukum tersebut. Hukum bersifat memaksa dan mengatur. Karenanya, norma hukum lebih ditaati oleh masyarakat daripada norma lainnya. Hukum dapat memaksa seseorang untuk menaati tata tertib yang berlaku di dalam masyarakat dan terhadap orang yang tidak mentaatinya diberikan sanksi yang tegas. Suatu ketentuan hukum mempunyai tugas untuk:

1. Menjamin kepastian hukum bagi setiap orang di dalam masyarakat.

2. Menjamin ketertiban, ketentraman, kedamaian, keadilan, kemakmuran, kebahagiaan, dan kebenaran;

3. Menjaga agar tidak terjadi perbuatan main hakim sendiri dalam kehidupan masyarakat

(17)

PPKn Kelas VII-1 SMP/MTs |

13

B. Arti Penting Norma dalam Mewujudkan Keadilan

Setiap jenis norma secara kualitatif mempunyai tujuan dan fungsi yang relatif berbeda sesuai dengan karakter atau ciri khas dari norma yang bersangkutan.Adapun tujuan dan kegunaan dari setiap norma dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Norma Kesusilaan

Bila seseorang melanggar norma/kaidah kesusilaan, maka dia akan dicapse bagai orang yang asusila, dalam arti tidak mempunyai rasa kesusilaan. Tujuan kaidah kesusilaan ini adalah agar setiap orang mempunyai rasa kesusilaan yang tinggi dalam hidup dan kehidupannya di masya- rakat. Karena sumber normakesusilaan adalah hati nurani, maka norma ini mempunyai

kegunaan untukmengendalikan ucapan, sikap

dan perilaku setiap individu melalui teguran hati nuraninya.

2. Norma Adat/Kemasyarakatan

Bila seseorang melanggar norma adat/kemasyarakatan, maka dia akan dikenai sanksi berupa pengucilan atau pengusiran dari masya-rakat tersbut.dalam arti mereka yang telah melakukan pelanggaran terhadap norma adat tidak akan dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan upacara adat di daerah atau masya-rakat yang bersangkutan. Oleh karena itu tujuan norma adat ini agar setiap anggota masyarakat menaati segala apa yang diharuskan oleh adatnya.

Kegunaan norma adat adalah untuk mengatur kehidupan/hubunganantar

manusia dalam berinteraksi dengan sesamanya, sehingga tidak timbul perselisihan di antara sesama anggota masyarakat yang bersangkutan. Dengan adanya norma adat ini, setiap anggota masyarakat akan selalu berupaya me- nyikapi dan mematuhi apa-apa yang menjadi keharusan dalam hidup dan kehidupan di masyarakat di mana dia tinggal.

3. Norma Agama

Bila seseorang melanggar norma/kaidah agama, maka dia akan mendapatkan sanksi dari Tuhan sesuai dengan keyakinan agamanya masing- masing. Oleh karena itu tujuan norma agama adalah menciptakan insan-insan yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, dalam arti mampu melaksanakan apa yang menjadi perintah-Nya dan meninggalkan apa yang dilarang-Nya. Adapun kegunaan norma agama adalah untuk mengendalikan sikap dan perilaku setiap insan dalam hidup dan kehidupannya melalui pelaksanaan norma agama, dimana setiap manusia akan selalu berupaya melaksanakan apa-apa yang menjadi keharusan Tuhan dan meninggalkan apa yang harus ditinggalkannya dalam sikap dan perilaku sehari- hari dalam kehidupannya di masyarakat.

4. Norma Hukum

Bila seseorang melanggar norma/kaidah hukum, maka dia akan mendapat sanksi yang tegas dari peraturan hukum. Sanksi yang diberikan sebelumnya ditentukan lebih dahulu, misalnya dalam pasal 338KUHP barang siapa dengan sengaja menghilangkan nyawa orang lain , diancam dengan hukuman setin ggi-tingginya lima belas tahun. Jadi jelas bahwa keberadaan norma hukum ini bertujuan untuk mewujudkan ketertiban dan kedamaian dalam masyarakat me-

(18)

14

| PPKn Kelas VII-1 SMP/MTs

lalui upaya penciptaaan kepastian hukum., Sementara itu kegunaan norma hukum adalah untuk melindungi kepentingan orang lain, misalnya yang berhubungan dengan :

a. Jiwa Pembunuhan (pasal 335 – 350 KUHP b. Badan Penganiayaan (pasal 351 – 358 KUHP) c. Kehormatan Penghinaan (pasal 310 – 321 KUHP) d. KemerdekaanPerdagangan (pasal 324 – 337 KUHP) e. Kekayaan/BendaPencurian (pasal 362 – 367 KUHP).

Ciri orang yang taat terhadap norma atau aturan. Orang yang memiliki taat aturan atau norma biasa memiliki ciri-ciri:

1) Mengetahui tentang aturan yang ada 2) Mengetahui isi dari aturan tersebut

3) Bersikap dan berperilaku sesuai dengan tuntutan aturan tersebut.

Mengapa kita perlu mengahui dan bersikap taat pada norma atau aturan?

Karena norma atau aturan memiliki banyak fungsi. Beberapa fungsi norma antara lain:

1. Sebagai pedoman dalam bertingkah laku. Dalam kaitan ini norma memuat aturan tingkah laku masyarakat dalam pergaulan sosial.

2. Sebagai alat untuk Menjaga kerukunan anggota masyarakat. Dalam kaitan ini norma mengatur agar perbedaan dalam masyarakat tidak menimbul- kan kekacauan atau ketidaktertiban.

3. Sistem pengendalian sosial. Dalam pengertian ini norma atau aturan menjadi alat yang dapat mengendalikan dan mengawasi tingkah laku anggota masyarakat

4. Sebagai alat untuk mewujudkan keadilan. Dalam kaitan ini norma atau aturan terutama norma hokum dibuat untuk mewujudkan keadilan dalam masyarakat.

Apa yang dimaksud adil atau keadilan? Keadilan berasal dari istilah adil yang berasal dari bahasa Arab. Kata adil berarti tengah, adapun pengertian adil adalah memberikan apa saja sesuai dengan haknya. Keadilan berarti tidak berat sebelah, menempatkan sesuatu ditengah-tengah, tidak memihak, berpihak kepada yang benar, tidak sewenang-wenang. Keadilan juga memiliki pengertian lain yaitu suatu keadaan dalam kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara memperoleh apa yang menjadi haknya sehingga dapat melaksanakan kewajibannya.

Sedangkan Pengertian Keadilan Menurut Kamus Bahasa Indonesia (KBBI) adalah suatu hal yang tidak berat sebelah atau tidak memihak serta tidak sewenang-wenang. Menurut kamus besar bahasa indonesia (KBBI) kata adil berasal dari kata adil, adil mempunyai arti yaitu kejujuran, kelurusan, dan keikhlasan yang tidak berat sebelah.

Keadilan menurut Aristoteles adalah tindakan yang terletak diantara memberikan terlalu banyak dan sedikit yang dapat diartikan memberikan sesuatu kepada setiap orang sesuai dengan apa yang menjadi haknya.

Hukum dan Keadilan

(19)

PPKn Kelas VII-1 SMP/MTs |

15

Pengertian keadilan menurut Frans Magnis Suseno adalah keadaan antar manusia yang diperlakukan dengan sama sesuai dengan hak dan kewajibannya masing-masing. Pengertian keadilan menurut Notonegoro adalah suatu keadaan dikatakan adil jika sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Pengertian keadilan menurut Thomas Hubbes adalah sesuatu perbuatan dikatakan adil apabila telah didasarkan pada perjanjian yang telah disepakati. Pengertian keadilan menurut Plato adalah diluar kemampuan manusia biasa dimana keadilan hanya dapat ada di dalam hukum dan perundang-undangan yang dibuat oleh para ahli yang khususnya memikirkan hal itu. Pengertian keadilan menurut W.J.S Poerwadarminto adalah tidak berat sebelah, sepatutnya tidak sewenang-wenang.

1. Jenis-jenis keadilan

Menurut Teori Aristoteles ada beberapa jenis keadilan yakni:

a) Keadilan Komunikatif : Pengertian keadilan komunikatif adalah perlakuan kepada seseorang tanpa dengan melihat jasa-jasanya. Contohnya keadilan komunikatif adalah seseorang yang diberikan sanksi akibat pelanggaran yang dibuatnya tampa melihat jasa dan kedudukannya.

b) Keadilan Distributif : Pengertian keadilan distributif adalah perlakuan kepada seseorang sesuai dengan melihat atau mempertimbangkan jasa-jasa yang telah dilakukan. Contoh keadilan distributif adalah seorang pekerja bangunan yang diberi gaji sesuai atas hasil yang telah dikerjakan.

c) Keadilan Kodrat Alam : Pengertian keadilan kodrat alam adalah perlakukan kepada seseorang yang sesuai dengan hukum alam. Contoh keadilan kodrat alam adalah seseorang akan membalas dengan baik apabila seseorang tersebut melakukan hal yang baik pula kepadanya.

d) Keadilan Konvensional : Pengertian keadilan konvensional adalah keadilan yang terjadi dimana seseorang telah mematuhi peraturan perundang- undangan. Contoh keadilan konvensional adalah seluruh warga negara wajib mematuhi segala peraturan yang berlaku di negara tersebut.

e) Keadilan Perbaikan : Pengertian keadilan perbaikan adalah keadilan yang terjadi dengan adanya pemulihan nama baik atas seseorang telah mencemarkan nama baik orang lain. Contoh keadilan perbaikan adalah seseorang meminta maaf kepada media karna telah mencemarkan nama baik orang lain.

Sedangkan Plato jenis-jenis keadilan terdiri dari:

1. Keadilan Moral : Pengertian keadilan moral adalah keadilan yang terjadi apabila mampu memberikan perlakukan seimbang antara hak dan kewajibannya.

2. Keadilan Prosedural : Pengertian keadilan prosedural adalah keadilan yang terjadi apabila seseorang melaksanakan perbuatan sesuai dengan tata cara yang diharapkan

Selain jenis keadilan yang dikemukan oleh Aristoteles dan Plato, terdapat pula beberapa jenis keadilan yang lain, antara lain sebagai berikut:

1. Keadilan Komunikatif (Justitia Communicativa) : Pengertian keadilan komunikatif adalah keadilan yang memberikan kepada masing-masing orang terhadap apa yang menjadi bagiannya dengan berdasarkan hak seseorang

Sanksi Pelanggar Hukum

(20)

16

| PPKn Kelas VII-1 SMP/MTs

2. pada suatu objek tertentu. Contoh keadilan komunikatif adalah Iwan membeli tas andri yang harganya 100 ribu maka Iwan membayar 100 ribu juga seperti yang telah disepakati.

3. Keadilan Distributif (Justitia Distributiva) : Pengertian keadilan distributif adalah keadilan yang memberikan kepada masing-masing terhadap apa yang menjadi hak pada suatu subjek hak yaitu individu. Keadilan distributif adalah keadilan yang menilai dari proporsionalitas atau kesebandingan berdasarkan jasa, kebutuhan, dan kecakapan. Contoh keadilan distributif adalah karyawan yang telah bekerja selama 30 tahun, maka ia pantas mendapatkan kenaikan jabatan atau pangkat.

4. Keadilan Legal (Justitia Legalis) : Pengertian keadilan legal adalah keadilan menurut undang-undang dimana objeknya adalah masyarakat yang dilindungi UU untuk kebaikan bersama atau banum commune. Contoh keadilan legal adalah Semua pengendara wajib menaati rambu-rambu lalu lintas.

5. Keadilan Vindikatif (Justitia Vindicativa) : Pengertian keadilan vindikatif adalah keadilan yang memberikan hukuman atau denda sesuai dengan pelanggaran atau kejatahannya. Contoh keadilan vindikatif adalah pengedar narkoba pantas dihukum dengan seberat-beratnya.

6. Keadilan Kreatif (Justitia Creativa): Pengertian keadilan kreatif adalah keadilan yang memberikan masing-masing orang berdasarkan bagiannya yang berupa kebebasan untuk menciptakan kreativitas yang dimilikinya pada berbagai bidang kehidupan. Contoh keadilan kreatif adalah penyair diberikan

kebebasan dalam menulis, bersyair tanpa interfensi atau tekanan apapun.

7. Keadilan Protektif (Justitia Protektiva) : Pengertian keadilan protektif adalah keadilan dengan memberikan penjagaan atau perlindungan kepada pribadi- pribadi dari tindak sewenang-wenang oleh pihak lain. Contoh keadilan protektif adalah Polisi wajib menjaga masyarakat dari para penjahat.

C. Perilaku Sesuai Norma dalam Kehidupan Sehari-hari

1. Norma kesopanan, norma kesusilaan, dan norma hukum akan selaras apabila pelaksanaannya dilandasi dengan nilai-nilai Ketuhanan Yang Maha Esa.

Manusia sebagai makhluk sosial, hidup dan berada di tengah-tengah masyarakat sekaligus menjadi warga dan anggota masyarakat yang bersangkutan. Sudah merupakan kelaziman bahwa dalam suatu masyarakat ada norma dan aturan yang berlaku. Norma, dan aturan tersebut wajib ditaati oleh anggota masyarakat.

2. Razia Kendaraan

Penetapan norma dan aturan yang berlaku dalam masyarakat ada yang

ditentukan oleh kepala adat (tokoh yang berpengaruh dalam

masyarakat itu), ada pula yang ditentukan berdasarkan kesepakatan

bersama (konsensus), baik melalui musyawarah maupun melalui

pemungutan suara. Kenyataan seperti itu banyak terjadi dalam

kehidupan masyarakat, termasuk dalam lingkup pergaulan di sekolah,

organisasi, atau negara.

(21)

PPKn Kelas VII-1 SMP/MTs |

17

Pengendara Motor melanggar Jalur Khusus Bus way

3. Suatu aturan atau norma dalam masyarakat menjadi aturan yang nyata berlaku perlu melalui proses sosialisasi. Pertama, aturan harus diketahui oleh anggota masyarakat, melalui pemberitahuan di media massa, penyuluhan, atau penyebaran infomasi. Selanjutnya peraturan akan diakui oleh anggota masyarakat, artinya masyarakat akan merasa memiliki aturan tesebut dan terikat oleh aturan. Tahap selanjutnya aturan akan dihargai oleh masyarakat.

Suatu aturan akan dihargai apabila masyarakat memahami tentang tujuan dan manfaat norma. Apabila masyarakat menyadari bahwa atura tersebut memang diperlukan dan memiliki manfaat bagi semua orang, maka akan aturan lebih mudah akan ditaati.

4. Misalkan apabila sekolah membuat aturan baru maka akan diberitahukan semua peserta didik oleh guru saat upacara bendera, dipajang di papan informasi, atau melalui surat edaran. Setelah itu kalian mengakui bahwa aturan tersebut mengikat seluruh peserta didik dan menyepakati aturan tersebut. Apabila kalian berpendapat bahwa aturan yang dibuat memiliki tujuan dan manfaat yang besar bagi diri sendiri dan orang lain, maka kalian akan menghargai aturan tersebut. Pada akhirnya kalian akan mentaati aturan tersebut dengan kesadaran tanpa paksaan dari orang lain. Inilah proses bagaimana aturan yang berlaku ditaati oleh semua anggota masyarakat dengan kesadaran

Dibawah ini diberikan contoh penerapan norma, kebiasaan, adat istiada dan peraturan yang berlaku dalam kehidupan di lingkungan keluarga, sekolah, masyaralat dan negara.Contoh perilaku sesuai norma yang berlaku dalam kehidupan keluarga

a) berperilaku sopan

b) mengerjakan pekerjaan rumah yang telah disepakati bersama (mengepel, mencuci, dan sebagainya)

c) hormat kepada orang tua

(22)

18

| PPKn Kelas VII-1 SMP/MTs

d) taat kepada perintah orang tua e) bertutur kata yang baik

f) saling menyayangi antar anggota keluarga

g) hidup rukun dalam keluarga

Contoh perilaku sesuai norma dalam kehidupan Sekolah a) mentaati peraturan dan tata

tertib sekolah;

b) tidak terlambat datang ke sekolah

c) tidak membolos

d) memakai seragam sekolah e) santun terhadap guru f) menyayangi teman

g) tidak melakukan tindakan yang melanggar aturan/peraturan yang berlaku

h) tidak berjudi, tidak mabuk dan tidak menggunakan obat-

obatan yang dilarang (Narkoba)

Contoh perilaku sesuai norma dalam kehidupan masyarakat dan negara

a) Ikut mendukung program keamanan dan ketertiban masyarakat

(poskamling/ronda)

b) Mematuhi peraturan lalulintas c) Tidak melakukan tindakan

main hakim sendiri

d) Membayar pajak sesuai dengan ketentuan, dsb

e) Memiliki dan menerapkan budaya malu, budaya tertib dan budaya bersih.

Budaya malu yaitu sikap malu jika melanggar aturan. Misalnya malu datang terlambat hadir di sekolah. Budaya tertib diartikan sebagian kebiasaan bersikap tertib di mana pun kita berada. Seperti, mengikuti antrian sesuai dengan nomor antrian. Sedangkan budaya bersih merupakan sikap untuk berkata dan berperilaku jujur dan bersih dari tindakan-tindakan kotor. Misalnya tidak menyontek ketika ulangan atau ujian

Hormat kepada gur dan orang tua

Budaya Bersih Lingkungan Terlibat dalam menjaga lingkungan

(23)

PPKn Kelas VII-1 SMP/MTs |

19

Uji Kompetensi

A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang (x) pada huruf a, b, c atau d!

1. Tata pergaulan kehidupan berkeluarga perlu didasarkan atas ….

a. norma hukum, adat, kesusilaan, dan agama b. keadaan dan perkembangan lingkungan sekitar c. kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan d. ketentuan yang telah disepakati

2. Keberadaan norma agama dalam kehidupan berma syarakat, berbangsa, dan bernegara sangat penting karena ….

a. memberi semangat kepada para umat beragama agar lebih bahagia b. mendorong para pemeluknya untuk hidup merdeka

c. mendorong pemeluknya untuk meningkatkan iman dan takwa d. dapat menyadarkan manusia untuk hidup sederhana

3. Sebagai warga negara yang disiplin, kita wajib taat ter hadap aturan/norma di bawah ini, kecuali ….

a. norma agama c. norma hukum b. norma amoral d. norma kesusilaan

4. Untuk menghindari terjadinya pelanggaran terhadap norma agama, maka setiap pemeluk agama harus ….

a. mendalami ajaran agamanya di samping agama lainnya b. memahami ajaran semua agama dan memban ding kannya c. meningkatkan iman dan takwa menurut keyakinannya d. selalu mengikuti kegiatan keagamaan

5. Norma yang diterapkan dalam penyelenggaraan negara adalah ….

a. norma agama b. norma kesopanan c. norma hukumd. norma sosial

6. Pengamalan berbagai norma dalam kehidupan bagi setiap warga negara akan menciptakan ….

a. masyarakat yang tertib, aman, dan damai b. kehidupan yang selaras dan seimbang

c. kehidupan masyarakat yang mampu mengembangkan dan mengendalikan diri d. masyarakat yang beradab dan seimbang

7. Dengan menerapkan norma-norma dalam kehidupan, diharapkan kita dapat ….

a. menciptakan keseimbangan dalam masyarakat

b. saling menghormati antarsesama anggota masyarakat

c. menciptakan rasa persatuan dan kesatuan nasional yang kukuh d. memelihara keseimbangan antara hak dan kewajiban

8. Norma kehidupan masyarakat yang selaras, serasi, dan seimbang dapat dicapai apabila masyarakat ….

a. bersikap apatis

b. menerima budaya luar

c. memer hatikan hak dan kewajiban serta saling meng hargai d. melestarikan budaya bangsa

9. Di Indonesia berlaku rule of law yang berarti ….

a. negara mengatur segala kehidupan

b. hukum mengatur segala kehidupan kenegaraan c. kekuasaan tertinggi di tangan pemerintah

d. rakyat yang berkuasa

(24)

20

| PPKn Kelas VII-1 SMP/MTs

10. Sikap dan tindakan hukum yang adil tercermin dalam asas ….

a. peradilan yang bebas c. peradilan yang terbuka b. peradilan yang tertutup d. peradilan yang keras

11. Seorang petugas negara yang melanggar hukum dalam ruang lingkup tugasnya akan ….

a. diberhentikan dengan hormat

b. langsung dipecat tanpa melalui proses hukum

c. mendapat keringanan hukuman karena dia petugas negara d. dijatuhi hukuman yang lebih berar daripada orang biasa 12. Tujuan negara hukum secara hukum adalah ...

a. membatasi kekuasaan negara c. menjamin kekuasaan kepada negara b. melindungi hak asasi manusia d. menjunjung tinggi hukum

13. Berikut ini yang bukan merupakan syarat negara hukum adalah ....

a. harus disepakati bersama

b. semua orang mempunyai kedudukan hukum yang sama c. badan peradilan harus bebas dan tidak memihak

d. pemerintah berlandaskan hukum

14. Kaidah atau aturan yang berisi petunjuk tentang tingkah laku yang wajib dilakukan dan atau tidak boleh dilakukan oleh manusia adalah ....

a. norma b. hukum c. Aturan d. Adat 15. Prinsip-prinsip negara hukum adalah ....

a. adanya pemilihan umum

b. kekuasaan legislatif di tangan parlemen

c. adanya pembagian kekuasaan dalam pemerintah d. dibentuknya lembaga peradilan agama dan militer 16. Pelaksanaan negara hukum di Indonesia ....

a. Penjelasan UUD 1945 c. Pembukaan UUD 1945 Alinea II b. Pasal 2 Ayat 1 UUD 1945 d. negara hukum dalam arti sempit

17. Keseluruhan norma hukum yang mengatur hidup bernegara berwujud dalam ....

a. tata hukum negara c. tata pemerintahan b. tata administrasi d. ilmu tata negara

18. Hukum tata negara dan hukum administrasi negara ter ma suk dalam lapangan ....

a. hukum publik c. hukum negara

c. hukum tata pemerintahan d. hukum tata usaha negara

19. Hukum material dan hukum formal merupakan penggo longan hukum berdasarkan ....

a. bentuknya b. fungsinya c. Waktu d. ruang berlakunya 20. Menurut penggolongannya, hukum perdata terdiri atas hu kum ....

a. perorangan, benda, kekeluargaan, dan hukum waris b. perorangan, keluarga, kekayaan, adat, dan hukum waris c. perorangan, kekeluargaan, adat, dan hukum dagang d. perorangan, kekayaan, dagang, dan hukum waris

B. Jawablah pertanyaan berikut dengan tepat!

1. Mengapa negara Indonesia disebut negara hukum? Apa ciri-cirinya?

...

...

...

(25)

PPKn Kelas VII-1 SMP/MTs |

21

2. Bagaimana contoh hubungan antara norma hukum dan norma kesusilaan?

...

...

...

3. Bagaimanakah kesadaran hukum rakyat Indonesia sekarang ini?

...

...

...

4. Apakah penegakan hukum di Indonesia sekarang ini sudah dilaksanakan secara adil? Jelaskan!

...

...

...

5. Bagaimana cara yang efektif untuk melaksanakan norma hukum di lingkunganmu?

...

...

...

(26)

22

| PPKn Kelas VII-1 SMP/MTs

BAB 3

PERUMUSAN DAN PENGESAHAN UUD NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TAHUN 1945

A. Perumusan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Penjajahan Belanda ini berakhir pada tahun 1942, tepatnya tanggal 8 Maret. Sejak saat itu Indonesia diduduki oleh bala tentara Jepang. Namun Jepang tidak terlalu lama menduduki Indonesia. Mulai tahun 1944, tentara Jepang mulai kalah di dalam melawan tentara Sekutu. Untuk menarik simpati bangsa Indonesia agar bersedia membantu Jepang dalam melawan tentara Sekutu, Jepang memberikan janji kemerdekaan di kelak kemudian hari. Janji ini diucapkan oleh Perdana Menteri Kaiso pada tanggal 7 September 1944.Karena Jepang terus menerus terdesak, maka pada tanggal 29 April 1945 Jepang memberikan janji kemerdekaan yang kedua kepada bangsa Indonesia, yaitu juanji kemerdekaan tanpa syarat yang dituangkan dalam Maklumat Ganseikan (Pembesar Tertinggi Sipil dari Pemerintah Militer Jepang di Jawa dan Madura) No.

23.Dalam maklumat itu sekaligus dimuat dasar pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Tugas badan ini adalah menyelidiki dan mengumpulkan usul-usul untuk selanjutnya dikemukakan kepada pemerintah Jepang untuk dapat dipertimbangkan.

Suasana Sidang BPUPKI

BPUPKI resmi dibentuk pada tanggal 1 Maret 1945, bertepatan dengan ulang tahun kaisar Jepang, Kaisar Hirohito. Dr. Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T.) Radjiman Wedyodiningrat, dari golongan nasionalis tua, ditunjuk menjadi ketua BPUPKI dengan didampingi oleh dua orang ketua muda (wakil ketua), yaitu Raden Pandji Soeroso dan Ichibangase Yosio(orang Jepang). Selain menjadi ketua muda, Raden Pandji Soeroso juga diangkat sebagai kepala kantor tata usaha BPUPKI (semacam sekretariat) dibantu Masuda Toyohiko dan Mr. Abdoel Gafar

(27)

PPKn Kelas VII-1 SMP/MTs |

23

Pringgodigdo. BPUPKI sendiri beranggotakan 69 orang, yang terdiri dari: 62 orang anggota aktif adalah tokoh utama pergerakan nasional Indonesia dari semua daerah dan aliran, serta 7 orang anggota istimewa adalah perwakilan pemerintah pendudukan militer Jepang, tetapi wakil dari bangsa Jepang ini tidak mempunyai hak suara (keanggotaan mereka adalah pasif, yang artinya mereka hanya hadir dalam sidang BPUPKI sebagai pengamat saja). Selama BPUPKI berdiri, telah diadakan dua kali masa persidangan resmi BPUPKI, dan juga adanya pertemuan- pertemuan yang tak resmi oleh panitia kecil di bawah BPUPKI, yaitu adalah sebagai berikut :

1. Persidangan Resmi BPUPKI yang pertama pada tanggal 29 Mei-1 Juni 1945 Pada tanggal 28 Mei 1945, diadakan upacara pelantikan dan sekaligus seremonial pembukaan masa persidangan BPUPKI yang pertama di gedung

"Chuo Sangi In", yang pada zaman kolonial Belanda gedung tersebut merupakan gedung Volksraad (dari bahasa Belanda, semacam lembaga "Dewan Perwakilan Rakyat Hindia Belanda" pada masa penjajahan Belanda), dan kini gedung itu dikenal dengan sebutanGedung Pancasila, yang berlokasi di Jalan Pejambon 6 – Jakarta. Namun masa persidangan resminya sendiri (masa persidangan BPUPKI yang pertama) diadakan selama empat hari dan baru dimulai pada keesokan harinya, yakni pada tanggal 29 Mei 1945, dan berlangsung sampai dengan tanggal 1 Juni 1945, dengan tujuan untuk membahas bentuk negara Indonesia, filsafat negara "IndonesiaMerdeka" serta merumuskan dasar negara Indonesia.

Upacara pelantikan dan seremonial pembukaan masa persidangan BPUPKI yang pertama ini dihadiri oleh seluruh anggota BPUPKI dan juga dua orang pembesar militer jepang, yaitu: Panglima Tentara Wilayah ke-7, Jenderal Izagaki, yang menguasai Jawa serta Panglima Tentara Wilayah ke-16, Jenderal Yuichiro Nagano. Namun untuk selanjutnya pada masa persidangan resminya itu sendiri, yang berlangsung selama empat hari, hanya dihadiri oleh seluruh anggota BPUPKI.

Sebelumnya agenda sidang diawali dengan membahas pandangan mengenai bentuk negara Indonesia, yakni disepakati berbentuk "Negara Kesatuan Republik Indonesia" ("NKRI"), kemudian agenda sidang dilanjutkan dengan merumuskan konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk hal ini, BPUPKI harus merumuskan dasar negara Republik Indonesia terlebih dahulu yang akan menjiwai isi dari Undang- Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia itu sendiri, sebab Undang-Undang Dasar adalah merupakan konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Guna mendapatkan rumusan dasar negara Republik Indonesia yang benar-benar tepat, maka agenda acara dalam masa persidangan BPUPKI yang pertama ini adalah mendengarkan pidato dari tiga orang tokoh utama pergerakan nasionalIndonesia, yang mengajukan pendapatnya tentang dasar negara Republik Indonesia itu adalah sebagai berikut:

a) Sidang tanggal 29 Mei 1945, Mr. Prof. Mohammad Yamin, S.H. berpidato mengemukakan gagasan mengenai rumusan lima asas dasar negara Republik Indonesia, yaitu:

1) Peri Kebangsaan;

2) Peri Kemanusiaan;

3) Peri Ketuhanan;

4) Peri Kerakyatan; dan 5) Kesejahteraan Rakyat

(28)

24

| PPKn Kelas VII-1 SMP/MTs

b) Sidang tanggal 31 Mei 1945, Prof. Mr. Dr.

Soepomo berpidato mengemukakan gagasan mengenai rumusan lima prinsip dasar negara Republik Indonesia, yang dia namakan "Dasar Negara Indonesia Merdeka", yaitu:

1) Persatuan;

2) Kekeluargaan;

3) Mufakat dan Demokrasi;

4) Musyawarah; dan 5) Keadilan Sosial ” .

c) Sidang tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno berpidato mengemukakan gagasan mengenai rumusan lima sila dasar negara Republik Indonesia, yang dia namakan "Pancasila", yaitu:

1) Kebangsaan Indonesia;

2) Internasionalisme dan Peri Kemanusiaan;

3) Mufakat atau Demokrasi;

4) Kesejahteraan Sosial; dan 5) Ketuhanan Yang Maha Esa ” .

Gagasan mengenai rumusan lima sila dasar negara Republik Indonesia yang dikemukakan oleh Ir. Soekarno tersebut kemudian dikenal dengan istilah

"Pancasila", masih menurut dia bilamana diperlukan gagasan mengenai rumusan Pancasila ini dapat diperas menjadi "Trisila" (Tiga Sila), yaitu: “

1. Sosionasionalisme;

2. Sosiodemokrasi; dan

3. Ketuhanan Yang Berkebudayaan ”.

Bahkan masih menurut Ir. Soekarno lagi, Trisila tersebut bila hendak diperas kembali dinamakannya sebagai "Ekasila" (Satu Sila), yaitu merupakan sila: “Gotong-Royong”, ini adalah merupakan upaya dari Bung Karno dalam menjelaskan bahwa konsep gagasan mengenai rumusan dasar negara Republik Indonesia yang dibawakannya tersebut adalah berada dalam kerangka "satu- kesatuan", yang tak terpisahkan satu dengan lainnya. Masa persidangan BPUPKI yang pertama ini dikenang dengan sebutan detik-detik lahirnya Pancasila dan tanggal 1 Juni ditetapkan dan diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila. Pidato dari Ir. Soekarno ini sekaligus mengakhiri masa persidangan BPUPKI yang pertama, setelah itu BPUPKI mengalami masa reses persidangan (periode jeda atau istirahat) selama satu bulan lebih.

2. Masa antara Sidang Resmi Pertama dan Sidang Resmi Kedua

Selesai sidang pertama, pada tanggal 1 Juni 1945 para anggota BPUPKI sepakat untuk membentuk sebuah panitia kecil yang tugasnya adalah menampung usul-usul yang masuk dan memeriksanya serta melaporkan kepada sidang pleno BPUPKI. Tiap-tiap anggota diberi kesempatan mengajukan usul secara tertulis paling lambat sampai dengan tanggal 20 Juni 1945. Adapun anggota panitia kecil ini terdiri atas delapan orang, yaitu: 1. Ir. Soekarno

,

2.

Ki Bagus Hadikusumo

, 3.

K.H. Wachid Hasjim

, 4.

Mr. Muh. Yamin

, 5.

M.

Sutardjo Kartohadikusumo

, 6.

Mr. A.A. Maramis

, 7.

R. Otto Iskandar Dinata

, 8.

Drs. Muh. Hatta

(29)

PPKn Kelas VII-1 SMP/MTs |

25

Pada tanggal 22 Juni 1945 diadakan rapat gabungan antara Panitia Kecil dengan para anggota BPUPKI yang berdomisili di Jakarta. Hasil yang dicapai antara lain disetujuinya dibentuknya sebuah Panitia Kecil Penyelidik Usul- Usul/Perumus Dasar Negara, yang terdiri atas sembilan orang, yaitu: 1. Ir.

Soekarno, 2. Drs. Muh. Hatta, 3. Mr. A.A. Maramis, 4. K.H. Wachid Hasyim, 5.

Abdul Kahar Muzakkir, 6. Abikusno Tjokrosujoso, 7. H. Agus Salim, 8. Mr.

Ahmad Subardjo, 9. Mr. Muh. Yamin

Panitia kecil yang beranggotakan sembilan orang ini pada tanggal itu juga melanjutkan sidang dan berhasil merumuskan Mukadimah Hukum Dasar, yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan “Piagam Jakarta” yang pada waktu itu disebut-sebut juga sebagai sebuah "Gentlement Agreement".

Adapun bunyi lengkapnya “Piagam Jakarta” adalah sebagai berikut:

Mukaddimah

Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentausa menghantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat adil dan makmur.

Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaannya.

Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Hukum Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya, menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilam, serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Jakarta, 22-6-2605

Ir. Soekarno - Drs. Muh. Hatta - Mr. A.A. Maramis - K.H. Wachid Hasjim - Abdul Kahar Muzakkir - H. Agus Salim - Abikusno Tjokrosujoso - Mr. Ahmad Subardjo - Mr. Muhammad Yamin

(30)

26

| PPKn Kelas VII-1 SMP/MTs

3. Persidangan Resmi BPUPKI yang kedua pada tanggal 10 Juli-16 Juli 1945.

Masa persidangan BPUPKI yang kedua berlangsung sejak tanggal 10Juli 1945 hingga tanggal 16 Juli 1945. Hari pertama sidang BPUPKI dimulai dengan diumumkannya dengan penambahan 6 anggota baru yaitu 1) Abdul Fatah Hasan; 2) Asikin Natanegara; 3) Soerjo Hamidjojo; 4) Muhammad Noor, 5) Besar dan 6 ) Abdul Kaffar. Pada sidang pertama ini ketua "Panitia Sembilan", Ir.

Soekarno melaporkan hasil kerja panitia kecil yang dipimpinnya kepada anggota BPUPKI berupa dokumen rancangan asas dan tujuan "Indonesia Merdeka" yang disebut dengan "Piagam Jakarta" itu. Salah keputusan penting dalam rapat BPUPKI tanggal 10 Juli 2016 adalah diambilnya keputusan tentang bentuk Negara. Dari 64 suara (ada beberapa anggota yang tidak hadir) yang pro republic sebanyak 55 orang, 6 orang yang menginginkan bentuk kerajaan, 2 orang mengingkan bentuk lain.dan 1 orang yang blangko.

Ketika akan mengambil pemungutan suara untuk menentukan bentuk negara, para pendiri negara diliputi suasana yang penuh dengan permufakatan, tanggung jawab, toleransi, dan religius sebagaimana tergambar dalam dialog di bawah ini (Sekretariat Negara Republik Indonesia, 1995:125-127) “…

Anggota MOEZAKIR:

Saya mohon dari Tuan-tuan anggota sekalian! Oleh karena kita menghadapi saat yang suci, baiklah kita mengheningkan cipta, supaya janganlah hati kita dipengaruhi oleh sesuatu hal yang tidak suci, tetapi dengan segala keikhlasan menghadapi keputusan tentang bentuk negara yang akan didirikan, dengan hati yang murni, yang tidak terpengaruh oleh sesuatu maksud yang tidak suci. Oleh karena itu, saya mohon kepada paduka Tuan-tuan sekalian, sukalah Tuan-tuan berdiri di hadapan hadirat Allah Subhanahuwataala untuk meminta doa.

Ketua RADJIMAN:

Usul itu kita turuti dan saya minta marilah kita mengheningkan cipta, supaya mendapat pikiran yang suci dan murni dalam pemilihan.

Rapat meminta doa dengan pimpinan Ki Bagoes Hadikoesoemo yang membacakan Fatihah. Sesudah itu diadakan pemungutan suara.

Anggota DASAAD:

Tuan Ketua, kami sudah mengetahui, bahwa ada 64 stem. Yang memilih republik, ada 55 stem, kerajaan 6, lain-lain 2 dan belangko 1.

Ketua:Saya mengucapkan terima kasih atas pekerjaan komisi. Anggota sekalian sudah mendengar, bahwa telah dipilih oleh sidang Dokuritu Zyunbi Tyoosakai yang kedua kali ini, yang melahirkan 64 stem, ialah yang 55 republik, 6 kerajaan, 1 belangko dan 2 lain-lain. Jadi, semuanya ada 64. Sudah ada ketetapan dalam waktu ini, nanti kita membuat pelaporan yang sejelas-jelasnya.

Anggota SOEKARNO:

Jadi, putusan Panitia itu republik?

Ketua RADJIMAN:

Sudah terang republik yang dipilih dengan suara terbanyak. Sekarang saya minta beristirahat. ….”

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian sebelumnya menyatakan bahwa, Metode SAW sesuai untuk pengambilan keputusan karena dapat menentukan nilai bobot untuk setiap atribut, kemudian

Uji potensi sebagai tabir surya dari fraksi etil asetat kulit batang tanaman bangkal dilakukan secara in vitro dengan menentukan nilai SPF (Sun Protection Factor)

Kursus Kod Tajuk Kursus Kakitangan Akademik % CW % EW Asas-Asas Menilai CW Unit PERINGKAT 300 16 EKC 309 Pengurusan Projek..

Lukisan berjudul Women III adalah merupakan hasil karya yang dibuat oleh seniman yang menganut aliran lukisan abstrak ekspresionis willem de Kooning dan merupakan salah satu

Uji kepraktisan dilakukan untuk mengetahui tingkat kepraktisan bahan ajar IPA berbasis ensiklopedia yang dikembangkan peneliti, dengan melihat angket hasil respon guru kelas

Konsep penting dari hasil penelitian dan pengumpulan data di jelaskan dengan studi pustaka sehingga dihasilkan konsep penting materi yang akan disampaikan dalam pengembangan

Bahasa figuratif terdiri atas pengiasan yang menimbulkan makna kias dan pelambangan yang menimbulkan makna lambang.Diksi adalah sebuah pilihan kata yang tepat dan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan kombinasi memberikan perbedaan yang nyata terhadap warna, kejernihan, rendemen, dan kadar padatan terlarut sirup glukosa.