• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

10 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Komunikasi

2.1.1 Definisi Komunikasi

Komunikasi sudah merupakan bagian kekal dari manusia seperti halnya bernapas. Sepanjang manusia ingin hidup perlu berkomunuikasi, sehingga komunikasi tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Secara etimologis atau menurut asal katanya istilah komunikasi berasal dari bahasa latin communis atau common yang berarti sama. Sedangkan arti terminologis komunikasi yakni proses menyampaikan suatu penjelasan oleh seseorang kepada orang lain.

Menurut Shannon dan Weaver (1949), bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja dan tidak terbatas pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi.

Sedangkan arti komunikasi yang diungkapkan oleh Devito (2010:24), komunikasi mengarah kepada aktivitas yang dilakukan oleh satu orang atau lebih, pengirim dan penerima pesan yang dipengaruhi oleh noise, hal ini terjadi didalam sebuah konteks

(2)

11

tertentu, memiliki dampak tertentu dan ada kesempatan untuk melaksanakan feedback.

Dari arti komunikasi diatas, secara sederhana bisa diartikan bahwa komunikasi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan yang terjadi antara sumber dan penerima lalu menghasilkan suatu pemahaman yang dapat mempengaruhi satu sama lain.

2.1.2 Fungsi Komunikasi

Fungsi komunikasi pada dasarnya adalah untuk dapat terhubung satu dengan orang lainnya untuk menyampaikan isi pikirannya ataupun bertukar pikiran dengan orang lain. Dengan komunikasi yang baik, hubungan antar manusia dapat dipelihara keberlangsungannya. Singkatnya komunikasi berfungsi menjembatani hubungan antarmanusia dalam bermasyarakat.

Fungsi komunikasi menurut Harold D Laswell, yaitu:

1. The surveillance of the environment

Pengawasan lingkungan sehingga manusia dapat mengontrol lingkungannya

2. The correlation of correlation of the part of society in responding to the environment

Beradaptasi dengan lingkungan tempat mereka berada

3. The transmission of the sosial heritage from one generation to the next

Melakukan transformasi warisan sosial kepada generasi berikutnya

(3)

12

Deddy Mulyana dan bukunya Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar menjelaskan empat fungsi komunikasi, yaitu:

1. Fungsi Komunikasi Sosial

Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial bahwa komunikasi penting untuk membangun konsep diri kita, aktualisasi-diri, kelangsungan hidup untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari segala tekanan dan menjalain hubungan baik dengan orang lain. Pernyataan eksistensi- diri bagaimana orang berkomunikasi untuk menunjukan bahwa dirinya eksis. Ketika kita berbicara sebenarnya menyatakan bahwa kita ini ada.

2. Fungsi Komunikasi Ekspresif

Komunikasi ekspresif tidak bertujuan mempengaruhi orang lain, namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrument untuk menyampaikan perasaan perasaan (emosi) kita melalui pesan-pesan nonverbal.

3. Fungsi Komunikasi Ritual

Komunikasi ritual biasanya dilakukan secara kolektif dengan tujuan untuk komitmen mereka kepada tradisi keluarga, komunitas, suku, bangsa, negara, ideologi atau agama.

(4)

13

4. Fungsi Komunikasi Instrumental

Tujuan umum dari komunikasi instrumental adalah untuk menginformasikan, mengajar, mendorong, mengubah sikap dan keyakinan, dan mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan, dan juga menghibur. Dapat dikatakan bahwa kesemua tujuan itu bersifat persuasif.

Komunikasi yang berfungsi memberitahu atau menerangkan yang mengandung muatan persuasive dalam artian bahwa komunikator menginginkan komunikan mempercayai bahwa fakta atau informasi yang disampaikan akurat dan layak diketahui

Dalam komunikasi pria penyuka sesama jenis yang terjadi didalam media sosial Hornet, fungsi komunikasi didalamnya adalah sebagai fungsi komunikasi sosial. Kembali pada kenyataan bahwa adanya tentangan hubungan sesama jenis di Indonesia membuat komunikasi kaum gay ini cenderung tertutup dan rahasia dalam menjalin hubungan. Dengan berkomunikasi melalui Hornetmemudahkan kaum gay untuk saling terhubung. Sehingga dengan berkomunikasi melalui Hornet, membuat fungsi komunikasinya adalah sebagai fungsi komunikasi sosial, dimana kaum gay memiliki wadah tersendiri untuk berkomunikasi antar sesamanya dengan fungsi sosial untuk kelangsungan hidup, untuk memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan dan memupuk hubungan dengan sesamanya.

(5)

14 2.1.3 Tujuan Komunikasi

Menurut Onong Uchjana Effendi dalam bukunya yang berjudul Dimensi-dimensi Komunikasi menjelaskan tujuan dari komunikasi sebagai berikut:

1. Perubahan Sikap (Attitude Change)

Komunikasi bertujuan untuk mengubah sikap seseorang atau masyarakat. Seseorang yang berkomunikasi setelah menerima pesan diharapkan dapat mengubah sikapnya menjadi positif.

2. Perubahan Pendapat (Opinion Change)

Komunikasi bertujuan untuk mengubah pendapat seseorang.

Agar tujuan komunikasi dapat terwujud maka komunikasi harus bisa menciptakan pemahaman. Memahami pesan yang disampaikan komunikator maka akan tercipta suatu perubahan pendapat dikalangan komunikan.

3. Perubahan Perilaku (Behavior Change)

Komunikasi bertujuan untuk mengubah perilaku seseorang.

Dengan memberikan informasi kepada seseorang atau masyarakat dengan tujuan supaya adanya perubahan perilaku.

Dari negative menjadi positif.

(6)

15

4. Perubahan Sosial (Social Change)

Dalam kegiatan komunikasi pemberian informasi kepada masyarakat bertujuan agar masyarakat mau mendukung dan ikut serta dalam dalam tujuan yang diinginkan dari informasi tersebut.

(7)

16

2.1.4 Komunikasi Antarpribadi (Interpersonal Communication) Komunikasi antarpribadi (Interpersonal Communication) merupakan komunikasi secara tatap muka antara dua orang atau lebih, yang memungkingkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain baik secara verbal maupun nonverbal. Seperti yang dinyatakan R. Wayne Pace (1979) yang dikutip dalam buku Hafied Cangara (2011: 32) “Interpersonal communication is communication involving two or more people in a face to face setting”. Bahwa komunikasi antarpribadi adalah komunikasi yang melibatkan dua orang atau lebih dalam tatap muka.

Josep A. Devito (Devito1989:4) memberikan definisi dalam bukunya The Interpersonal Communication sebagai berikut:

“The process of sending an receiving messages between two persons, or among a small group of persons, with some effect and some immediate feedback”.

Proses pengiriman dan penerimaan pesan pesan antara dua orang atau diantara kelompok kecil orang orang, dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika.

Berdasarkan sifatnya komunikasi antarpribadi bisa dikategorikan menjadi dua, yakni Komunikasi Diadik (Dyadic Commmunication) dan Komunikasi Kelompok Kecil (Small Group Communication). Komunikasi diadik berarti proses komunikasi

(8)

17

yang dilangsungkan antara dua orang dalam keadaan bertatap muka.

Melalui komunikasi antarpribadi seseorang bisa berkomunikasi dengan orang lain, mengenal mereka dan dirinya sendiri, dan mengungkapkan diri sendiri kepada orang lain. Dengan komunikasi antarpribadi kita dapat membina hubungan baik dengan orang lain dan kadang malah merusak (ada kalanya harus diperbaiki) hubungan pribadi seseorang. Namun dengan komunikasi antarpribadi yang efektif dapat meningkatkan efektifitas komunikasi satu lawan satu, memelihara dan mengembangkan hubungan baik (persahabatan, percintaaan, keluarga), serta memliki kemampuan untuk menyelesaikan sebuah konflik.

(9)

18

2.1.5 Komunikasi Antarpribadi Menggunakan Media

Sebagai mahkluk sosial, manusia dapat berkomunikasi dengan orang orang secara bertatap muka atau disebut komunikasi antarpribadi (interpersonal communication). Komunikasi antarpribadi ini memungkinkan setiap pesertanya menangkap respon atau reaksi secara langsung, baik secara verbal ataupun nonverbal.

Sebenarnya memberikan batasan terhadap konsep komunikasi antarpribadi tidak begitu mudah, karena ada beberapa pihak yang memberikan definisi komunikasi antarpribadi sebagai proses komunikasi yang berlangsung secara tatapmuka. Namun dengan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi (ICT) seperti telepon selular dengan dukungan internet, orang mempertanyakan apakah dengan komunikasi yang menggunakan alat elektronik seperti itu termasuk kedalam komunikasi antarpribadi sekalipun tidak dengan bertatap muka.

Dengan perkembangan teknologi ini, komunikasi face to face sudah mengalami kemajuan sangat pesat. Dengan teknologi yang canggih bisa merubah susunan komunikasi antarpribadi tatap muka langsung (direct communication), menjadi komunikasi antarpribadi tidak langsung (indirect communication) dengan menggunakan berbagai media.

(10)

19

Komunikasi bermedia adalah komunikasi dimana proses penyampaian dan penerimaan pesan dengan melalui ruang maya yang bersifat interaktif. Mc-Croskey dikutip dalam buku Hafied Cangara, memasukkan peralatan komunikasi yang menggunakan gelombang udara dan cahaya seperti halnya telepon dan telex sebagai saluran komunikasi antarpribadi.

“The channel is the means of conveyance of the stimulate the source creates to the reciver. Channels include airwaves, light waves, dan the like” (mcCroskey, 1971)

Sebab itu muncul kelompok yang lebih senang memakai istilah komunikasi antarpribadi yang beralat (memakai media mekanik) dan komunikasi antarpribadi yang tidak beralat (berlangsung secara tatap muka) (Cangara, 2011:34). Komunikasi antarpribadi bearalat adalah dilakukan menggunakan media, seperti telepon maka komunikasi bisa dilaksanakan setiap saat dengan waktu yang tak terbatas. Namun komunikan wajib mempunyai keahlian untuk memakai media yang akan dipakai untuk berkomunikasi.

Sedangkan komunikasi antarpribadi tidak beralat dilakukan secara tatap muka dengan tidak menggunakan media dalam menyampaikan pesan serta peserta bisa melihat secara langsung reaksi dari lawan bicara.

(11)

20

2.1.6 Komunikasi Verbal dan Nonverbal

Perilaku komunikasi, apakah ini melibatkan pesan verbal, isyarat tubuh, atau kobinasi keduanya, biasanya terjadi dalam

“paket”. Dimana dalam komunikasi verbal maupun nonverbal saling memperkuat dan mendukung. Semua bagian dalam sistem pesan biasanya bekerja bersama sama untuk mengkomunikasikan sebuah makna tertentu. Seluruh tubuh kita baik secara verbal mauapun nonverbal.

1. Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal adalah komunikasi dengan menggunakan kata kata, entah lisan maupun tertulis. Yaitu dengan menggunakan simbol yang menggunakan satu kata atau lebih.

Lewat kata- kata setiap orang menyatakan perasaan, emosi, pandangan, ide, atau tujuan mereka, penyampaian fakta, data, dan informasi serta penjelasannya, saling tukar perasaan dan pandangan, saling bertengkar dan debat. Dalam arti lain Bahasa verbal menggunakan kata-kata yang mempresentasikan sebagai aspek realitas individual kita.

2. Komunikasi Nonverbal

Komunikasi Nonverbal yakni pesan dikemas berbentuk nonverbal, tanpa kata-kata. Komunikasi nonverbal sering dipakai untuk menggambarkan seluruh kejadian komunikasi yang ada diluar kata kata baik terucap atau tertulis. Kode nonverbal biasanya disebut Bahasa isyarat atau Bahasa diam

(12)

21

(silent language). Dalam studi Albert Mahrabian (1971) yang dikutip dalam buku Hafied Cangara (2011: 105) menyimpulkan bahwa tingkat kepercayaan dari pembicaraan orang hanya 7%

berasal dari Bahasa verbal, 38% dari vocal suara dan 55% dari ekspresi muka. Ada beberapa bentuk komunikasi nonverbal yaitu:

a. Bahasa Tubuh (Body Language)

Bahas tubuh dapat berupa raut wajah atau gerak gerik tubuh untuk mengungkapkan berbagai perasaan, isi hati, isi pikiran, kehendak dan sikap orang.

b. Tanda (Sign)

Dalam komunikasi nonverbal tanda mengganti kata kata, misalnya rambu-ramabu lalulintas atau aba-aba dalam olahraga.

c. Tindakan / Perbuatan (Action)

Tindakan / perbuatan sebenarnya tidak untuk mengganti kata, tetapi dan menghantarkan makna. Misalnya menggebrek meja dalam pembicaraan, menutup pintu keras keras saat meninggalkan rumah atau menekan gas mobil kuat kuat. Semua itu mengandung makna tersendiri.

(13)

22 d. Objek (Object)

Objek dalam komunikasi nonverbal tidak mengganti kata, tetapi dapat menyampaikan arti tertentu. Misalnya pakaian, aksesoris, dandan, rumah, kendaraan dan hadiah.

2.2 Pria Penyuka Sesama Jenis

Homoseksual merupakan ketertarikan untuk terlibat secara emosional, romantika, dan seksual kepada orang dengan jenis kelamin sama. Dalam kata lain adalah lelaki yang mempunyai orientasi seksual terhadap sesama lelaki. American Psychological Association mendefinisikan “Orientasi seksual sebagai pola tetap mengenai ketertarikan emosional, romantika, dan/atau seksual pada pria, wanita, atau keduanya, sepanjang suatu kontinuum (rangkaian kesatuan), dari ketertarikan khusus untuk berjenis kelamin berbeda hingga ketertarikan khusus untuk jenis kelamin yang sama.

Olson (Kristina, 2012) mengatakan, Homoseksual adalah kesenangan yang terus menerus terjadi dengan pengalaman erotis yang melibatkan kawan sesame jenis, yang dapat atau mungkin saja tidak dapat dilakukan dengan orang lain atau dengan kata lain, homoseksual membuat perencanaan yang disengaja untuk memuaskan diri dan terlibat dalam fantasia atau perilaku seksual sesama jenis.

Istilah umum dalam homoseksual yang sering digunakan adalah “gay”

untuk sebutan laki-laki penyuka laki-laki. Gay merupakan istilah untuk

(14)

23

menyebutkan lelaki yang menyukai sesama lelaki sebagai partner seksual, serta memiliki ketertarikan baik secara perasaan atau erotik, baik secara dominan maupun eksklusif tanpa adanya fisik (Putri dalam Wedhati Fridari, 2014). Gay merupakan seseorang laki-laki yang berorientasi seksual sesama jenis atau ketertarikan seksual kepada jenis kelamin yang sama. Dalam artian tertarik kepada laki-laki secara emosional dan seksual.

Gay tidak hanya terkait kontak seksual antara seorang pria degan pria, namun juga terkai individu yang mempunyai kecenderungan psikologis, emosional, dan sosial dengan pria lain. Pada gay tidak memiliki keinginan untuk menggunakan pakaian wanita dan menampilkan diri sebagai wanita.

(Oetomo, 2003:15)

Dalam sebuah hubungan pria penyuka sesama jenis ada istilah yang menunjukkan peran mereka selama hubungan percintaan, yaitu:

(underwood, 2003).

1. Top

Pria penyuka sesama pria yang hanya ingin berperan sebagai pelaku penetrasi

2. Bottom

Pria penyuka sesama pria yang hanya ingin berperan sebagai penerima penetrasi

3. Versatile

Pria penyuka sesama pria yang dapat berperan sebagai keduanya, Top dan Bottom

(15)

24 2.3 Hornet Sebagai Media Sosial

Dari data yang diambil dari situs resmi Hornet, Hornet adalah media sosial yang penggunanya dikhususkan untuk gay utama di dunia. Didirikan pada tahun 2011 dengan tujuan memberi berkesempatan penggunanya untuk benar-benar terhubung dengan orang yang memiliki minat serupa yang berarti. Hornet telah berkembang menjadi 25 juta pengguna dan digunakan oleh pria gay untuk menciptakan sebuah komunitas yang hadir bersama seputar pengalaman bersama dan kepentingan bersama. Hornet dapat diunduh digunakan penggunanaya melalui App store, Google play, Web.

Gambar 2.1 Tampilan Aplikasi Hornet Sumber: Hornet Network

(16)

25

Hornet adalah media sosial berbasis Global Positioning System (GPS) sehingga mampu mendeteksi dan menunjukan jarak pengguna lain dalam jarak radius berapa kaki (satuan panjang tepatnya 0,3048m atau 30,48 cm). Alat pencarian yang hebat sangat memudahkan penggunanya untuk mencari orang lain yang memiliki gairah dan minat serupa.

(17)

26

2.4 Teori Pengurangan Ketidakpastian (Uncertainty Reduction Teory) Teori Pengurangan Ketidakpastian (Uncertainty Reduction Teory) ini diutaran oleh Charles Berger. Dalam teori ini memberi tumpuan terhadap komunikasi manusia untuk mendapatkan pengetahuan disamping membentuk persefahaman satu dengan yang lain. Charles Berger mengungkapkan bahwa manusia sering kali suli dengan ketidakpastian, mereka ingin bisa menerka-nerka tingkah laku, hingga mendorong mereka untuk menggali informasi tentang orang lain. (Littlejohn, Stephen, & Foss, 2014). Pada saat kita berkomunikasi dengan orang lain, kita sebenarnya mempunyai tujuan untuk mengetahui tentang individu itu, siapa dia, dari mana asalnya, kenapa dia berjumpa dengan kita, apa latar belakangnya, apakah niatnya terhadap kita dan berbagai muncul persoalan dipikiran kita.

Pikiran-pikiran ini mempengaruhi manusia untuk bertanya, memberi jawaban, atau berdiam diri bila kita berjumpa orang baru atau orang yang tidak kita kenali untuk pertama kali.

Menurut Charles Berger manusia melalui tiga tahap dalam membentuk hubungan dengan manusia lain, yaitu:

1. Tahap masuk (the entry stage)

Tahap ini terjadi dimana setiap pelaku komunikasi menggunakan nilai- nilai perilaku. Dalam arti tiap individu mengawali interaksi yang dibatasi dengan aturan dan norma. Pertukaran isi pesan sering bergantung oleh nilai kebudayaan.

(18)

27 2. Tahap Pribadi (the personal stage)

Tahap ini terjadi dimana setiap pihak mulai mengeksplorasi sikap serta kepercayaan pihak lain. Satu pihak akan mengamati berbagai indikasi yang dimiliki pihak lain terkait nilai, norma, dan masalah individu.

Munculnya keterlibatan emosional sehingga meningkatkan pengungkapan diri.

3. Tahap Keluar (the exit stage)

Tahap ini salah satu pihak memutuskan untuk melanjutkan hubungannya atau tidak. Jika minat serupa tidak ditemukan, maka sama halnya pihak lain juga akan memutuskam untuk tidak melanjutkannya.

Ada tiga kondisi, yang dikemukakan oleh Charles Berger membuat kita merasa penting untuk mengurangi ketidakpastian, antara lain:

1. Antisipasi interaksi di masa depan.

Dalam arti mereka akan interaksi lagi dengan individu tersebut, contohnya didalam lingkup kerja, sekolah, rumah, dan lingkup sosial lainnya.

2. Nilai insentif

Ini diartikan bahwa orang yang bersangkutan memiliki sesuatu yang kita inginkan, misalnya dalam situasi ketika seorang pria tertarik secara fisik pada seorang wanita yang baru dikenalnya. Agar memudahkan proses pendekatan, si pria akan mencoba segala cara untuk mengurangi ketidakpastian, misalnya tentang siapa namanya,

(19)

28

bagaimana karakternya, atau apakah dia sudah punya pacar atau belum, dan lain-lain.

3. Penyimpangan

Penyimpangan digambarkan bahwa individu tersebut bertingkah laku melalui cara yang tidak biasa. misalnya, saat mereka bertemu seseorang yang berpenampilan tidak pada umumnya atau aneh, mereka dengan otomatis membuat rasa ingin tahu tentang individu tersebut, berasal dari mana, atau lebih ingin tahu alasan individu tersebut berpenampilan demikian. Penyimpangan in dapat dilihat dari perilaku.

2.4.1 Strategi Pengurangan Ketidakpastian

Charles Berger mengungkapkan bahwa orang dalam upaya mengurangi ketidakpastian menggunakan cara dari tiga strategi.

(Littlejohn, Stephen, & Foss, 2014).

1. Strategi Pasif

Stategi pasif adalah proses pengamatan yang dilakukan oleh seseorang tanpa mengganggu atau bahkan tidak diketahui oleh objeknya. Seperti contoh ketika bertemu dan tertarik dengan seseorang maka secara diam-diam akan mengamati terhadap perilakunya.

a. Reaktivitas pengamatan

Seseorang mengamati bagaimana orang lain berperilaku dalam situasi tertentu. contoh ketika didalam kelas angkatan pertama Ilmu Komunikasi, sebagian awalnya

(20)

29

tidak saling mengenal. Ketika dalam keadaan formal dalam kelas, mereka akan mengamati bagaimana orang yang baru mereka kenal akan memberi respon pada pertanyaan yang dilontarkan dosen ataupun ketika mereka mengajukan pertanyaan. Pengamatan dilakukan dengan diam-diam.

b. Pengamatan Lepas

Pengamatan lepas dilakukan dalam keadaan informal.

Situasi informal individu akan bertingkah laku lebih leluasa dan alami. Tidak heran apabila setelah usainya mata kuliah beberapa mahasiwa dikelas tadi akan meluangkan waktu bersama sambil nongkrong. Dengan tujuan untuk mengurangi ketidakpastian.

2. Strategi Aktif

Strategi aktif adalah proses dimana pengamat mengumpulkan informasi. Setelah melakukan pengamatan secara diam-diam terhadap perilakunya dan merasa dia adalah orang yang baik, sehingga untuk meyakinkan lagi seorang pengamat tersebut akan mencari informasi yang lebih akurat tentang objeknya.

3. Strategi Interaktif

Strategi interaktif proses mencoba untuk kontak langsung dan melakukan pengungkapan diri. Strategi interaktif dilakukan dengan mengajukan pertanyaan pertanyaan langsung kepada orang yang bersangkutan tentanginformasi apa yang diinginkan pengamat.

(21)

30

2.4.2 Axioma Teori Pengurangan Ketidakpastian

Charles Barger menjelaskan beberapa axioma dalam buku A First Look at Communication Theory yang ditulis oleh E.M.

Griffin (2012). Menjelaskan hubungan antara konsep ketidakpastian dengan delapan variabel utama pengembangan hubungan.

a. Komunikasi verbal

Jika komunikasi verbal antara individu meningkat, maka ketidakpastian akan berkurang. Seiring dengan tingkat ketidakpastian yang berkurang, maka komunikasi verbalnya akan meningkat.

b. Kehangatan nonverbal

Kehangatan non-verbal mengurangi tingkat ketidakpastian, dan nantinya akan meningkatkan kehangatan non-verbal itu sendiri.

c. Pencarian informasi

Ketidakpastian berefek manusia akan lebih aktif untuk mencari informasi. Apabila kepastian meningkat, maka tingkat pencarian informasi akan semakin berkurang.

d. Pengungkapan diri (self disclosure)

Ketidakpastian tinggi melemahkan tingkat kedekatan seseorang. Sebaliknya, tingkat ketidakpastian yang rendah akan meningkatkan kedekatan seseorang. Tingkat kedekatan seseorang mempengaruhi pengungkapan diri dari orang tersebut. Manusia akan merasa lebih nyaman dalam

(22)

31

menunjukkan sikap, nilai-nilai dan perasaannya ketika mereka bisa menebak respon yang akan diterima dari orang lain.

e. Reprorisitas (pertukaran)

Ketidakpastian yang tinggi akan menghasilkan resiprositas yang tinggi. Pertukaran menjadi perhatian utama ketika berada pada tingkatan awal sebuah hubungan. Ketika kita memiliki informasi yang minim tentang orang baru kita kenal, kita akan cenderung berhati-hati untuk membagi informasi.

f. Kesamaan

Kesamaan di antara individu akan mengurangi ketidakpastian, sementara perbedaan dari individu akan meningkatkan ketidakpastian.

g. Rasa suka

Tingginya tingkat ketidakpastian menghasilkan tingkat ketidaksukaan yang lebih tinggi. Sebaliknya, berkurangnya tingkat ketidakpastian akan meningkatkan pula rasa suka individu tersebut.

h. Shared Networks

Axioma ke delapan ini tidak hanya melihat pengurangan ketidakpastian pada orang-orang yang masih asing satu sama lain. Axioma ini bukan merupakan bagian dari axioma yang dibuat oleh Berger, namun penelitian yang telah dilakukannya menginspirasi peneliti lain untuk memperluas kajian tentang teori ini.

(23)

32

2.5 Hubungan Teori Pengurangan Ketidakpastian (Uncertainty Reduction Theory) Dengan Kajian

Hubungan antara Teori Pengurangan Ketidakpastian (Uncertainty Reduction Teory) oleh Charles Berger dengan kajian yang diambil

“Komunikasi Pria Penyuka Sesama Jenis Melalui Media Sosial (Studi Pada Pengguna Aplikasi “Hornet” di Kota Malang)”. Komunikasi yang terjadi didalam aplikasi Hornet, berorientasi pada proses pecarian kenalan dengan pengguna Hornet lain yang baru dikenal. Ketika manusia bertemu dengan orang baru untuk pertama kali, manusia sering kali kesulitan dengan ketidakpastian untuk bisa menebak orang lain. Membuat mereka termotifasi untuk mencari informasi tentang individu itu dengan tujuan untuk mengetahui siapa orang itu, dari mana asalnya, apa latar belakangnya, apakah niatnya dan berbagai muncul persoalan dipikiran manusia. Teori tentang bagaimana seseorang melakukan pencarian informasi ini biasa disebut sebagai Uncertainty Reduction Theory oleh Charles Berger. Berdasarkan hasil penelitiaa, Berger (dalam Littlejohn, Stephen, & Foss, 2014) menyimpulkan ada tiga strategi yang dipakai manusia ketika menggali sebuah informasi, yaitu Strategi Pasif, Strategi Aktif, dan Strategi Interaktif.

(24)

33 2.6 Fokus Penelitian

Untuk memperoleh hasil penelitian yang terfokus dan mendalam peneliti tentukan batasannya. Penelitian kualitatif memerlukan fokus berupa batasan masalah yang berisi pokok masalah yang masih bersifat umum untuk membatasi masalah yang sangat luas.

Menurut Sugiyono (2013) Gejala dari suatu objek dalam penelitian kualitatif sifatnya adalahholistic (menyeluruh dan tidak dapat dipisah- pisahkan), sehingga penelitian kualitatif tidak akan menetapkan penelitiannya hanya berdasarkan variable penelitian, tetapi juga melihat keseluruhan situasi sosial yang dteliti oleh peneliti meliputi tiga aspek yaitu tempat (place), pelaku (actor), dan aktifitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis.

Dalam penelitian ini, peneliti akan menganilisis bagaimana komunikasi pria penyuka sesama jenis yang terjadi didalam aplikasiHornet di Kota Malang. Adapun yang peneliti maksud dengan pola komunikasi pria penyuka sesama jenis (gay)melalui aplikasi Hornet adalah:

1. Mendeskripsikan bahasa khusus yang digunakan oleh pria penyuka sesama jenis (gay) dalam berkomunikasi melalui aplikasi Hornet.

2. Mendeskripsikan perkenalan yang dilakukan oleh pria penyuka sesama jenis (gay) melalui aplikasi Hornet.

3. Mendeskripsikan strategi pengurangan ketidakpastian yang dilakukan oleh pria penyuka sesama jenis (gay) melalui aplikasi Hornet menggunakan Uncertainty Reduction Theory oleh Charles Barger.

(25)

Gambar

Gambar 2.1 Tampilan Aplikasi Hornet  Sumber: Hornet Network

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan informasi tentang kelompok tani di Kampung Rimba Jaya peneliti ingin melihat proses komunikasi dan efektivitas komunikasi kegiatan penyuluh seperti apa yang

Terpeliharanya citra positif JICA sebagai lembaga donor Jepang di Indonesia tentunya tak lepas dari aktivitas media relations humas internal JICA yang terjalin

Perubahan besaran tarif PTKP (Penghasilan Tidak Kena Pajak) selain tidak tercapianya target hal ini juga terjadinya fluktuasi pada penerimaan pajak PPh Pasal 21 dengan peraturan

insiden jaringan, serta bergantung sepenuhnya pada kerjasama dengan para-pihak yang terlibat dalam insiden jaringan terkait.. ID-CERT dibangun oleh komunitas dan hasilnya akan kembali

Hasil penelitian menunjukkan penambahan gluthatione 3 mM dalam media kultur embrio kerbau secara in vitro menghasilkan persentase perkembangan embrio sampai tahap

Kajian ini merupakan penelitian lapangan field research dengan populasi dan sampelnya adalah para pegawai dan anggota koperasi yang melakukan transaksi wadi’ah, maka

mulai dari kebiasaan, tatacara, sampai adat. Perilaku tak bermoral adalah perilaku yang tidak sesuai dengan harapan sosial dikarenakan pelanggaran terhadap rambu-rambu

56 Rantepao, Toraja Utara, Sulawesi Selatan adalah salah satu UKM yang bergerak dalam bidang jasa transportasi darat AKDP (Antar Kota Dalam Propinsi). Pelangi masih mempunyai