• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Saat ini kerjasama antar negara sudah tidak asing lagi didengar. Hampir di

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Saat ini kerjasama antar negara sudah tidak asing lagi didengar. Hampir di"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Saat ini kerjasama antar negara sudah tidak asing lagi didengar. Hampir di setiap negara pasti memiliki kerjasama dengan negara-negara asing. Tidak hanya negara berkembang, negara maju pun masih bekerjasama dengan negara asing, mulai dari kerjasama teknik, pemberian hibah, sampai dengan bantuan pinjaman modal. Kerjasama antar negara tersebut disebut dengan kerjasama bilateral. Kerjasama antar negara sekarang ini sudah sangat luas sehingga diperlukan peran humas yang baik untuk menjaga hubungan tersebut.

Melihat dari pernyataan diatas, maka keberadaan akan Humas sangat dibutuhkan. Menurut Cultip, Humas adalah fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut1.

Fungsi humas pada perusahaan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : 1. Membangun bagian atau departemen humas sendiri (humas internal) yang menjadi bagian dari manajemen perusahaan.

2. Menyewa konsultan humas (eksternal) untuk melaksanakan fungsi kehumasan di perusahaan bersangkutan.

1 Scott M.Cultip, et.al, Effective Public Relations, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2007,

(2)

Humas internal dan humas eksternal dituntut untuk memiliki kemampuan dalam praktik komunikasi organisasi, manajemen krisis, manajemen isu dan riset. Bagian penting dari pekerjaan petugas Humas dalam suatu organisasi adalah membuat kesan (image), pengetahuan dan pengertian, menciptakan ketertarikan, penerimaan, dan simpati.

Humas memiliki fungsi yaitu menumbuhkan serta mengembangkan hubungan baik antar lembaga (organisasi) dengan publiknya, internal maupun eksternal dalam rangka menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi dan partisipasi publik dalam upaya menciptakan iklim pendapat (opini publik) yang menguntungkan lembaga (organisasi).

Peran Humas sangat diperlukan oleh suatu organisasi dalam berbagai jenis hubungan komunikasi dengan para stakeholdernya, antara lain Government Relations, Investor Relations, Media Relations dan sebagainya.

Contoh salah satu peran humas dalam media relations adalah dengan membina hubungan yang baik dengan media, sehingga dapat menghasilkan pemberitaan-pemberitaan yang baik pula di media massa yaitu pemberitaan yang positif tentang organisasi tersebut. Bagi organisasi, media massa mempunyai peranan penting dalam penyebaran informasi/berita kepada masyarakat. Menurut Mc Luhan, media massa adalah perpanjangan alat indera kita dimana melalui media massa orang memperoleh informasi tentang benda, orang, atau tempat yang tidak kita alami secara langsung. Media dapat diartikan sebagai alat atau sarana yang dipergunakan untuk menyampaikan informasi. Humas membutuhkan media sebagai alat pendukung demi terciptanya komunikasi atau penyampaian pesan

(3)

yang efektif. Untuk khalayak, informasi atau pesan dari media tersebut dapat

membentuk, mempertahankan atau mendefinisikan citra dari suatu organisasi2.

Aktivitas komunikasi Humas untuk menjalin hubungan baik dengan media massa dalam rangka pencapaian pengertian, serta dukungan dalam bentuk publikasi organisasi yang maksimal dan balance (berimbang) disebut dengan Media Relations3.

Media relations tidak hanya dibutuhkan oleh perusahaan/organisasi profit tetapi juga oleh perusahaan/organisasi non profit. Pada prinsipnya pelaksanaan kegiatan humas dalam media relations dikedua jenis organisasi ini adalah sama, yaitu terbinanya hubungan yang harmonis antara organisasi dengan publiknya agar tercipta kondisi yang kondusif bagi keberlangsungan kedua jenis organisasi ini. Namun, dalam pelaksanaannya, keberadaan humas di kedua jenis organisasi tersebut berbeda karena beberapa perbedaan orientasi pada tujuan dari organisasi tersebut.

Media relations sangat dibutuhkan, terutama, oleh perusahaan/organisasi non profit. Dan ini merupakan salah satu tugas dari humas tersebut. Pada dasarnya tujuan humas pada organisasi non profit adalah untuk memberikan informasi tentang tujuan-tujuan organisasi dan pelayanan yang tersedia serta menanamkan kepercayaan, kebaikan, kejujuran dan pengabdian organisasi kepada publik. Sedangkan, tujuan humas pada organisasi profit adalah untuk menciptakan

2

Firsan Nova, Crisis Public Relations: Bagaimana PR Menangani Krisis Perusahaan, Grasindo, Jakarta, 2009, hal.204-205

3 Diah Wardhani, Media Relations Sarana Membangun Reputasi Organisasi, Graha Ilmu,

(4)

hubungan dengan publiknya baik internal maupun eksternal, memelihara saling pengertian dan kerjasama dengan publik, serta untuk mempromosikan pelayanan

perusahaan serta produk-produknya di dalam dunia yang penuh persaingan4.

Hubungan humas dengan media amatlah berperan penting dalam

membangun citra. Contohnya terbukti pada PT. Newmont Minahasa Raya

(NMR), sebuah perusahaan tambang emas, dimana pada tahun 2004, media mengangkat isu mengenai pencemaran yang disertai penyakit minamata yang menimpa beberapa warga buyat, citra Newmont pun diambang kejatuhan. Menurut Rubi W.Pramono, Humas Manager NMR sekarang, pada saat itu posisi humas di NMR sedang kosong, Akibatnya ketika isu pencemaran itu terbawa sampai ke ibu kota Jakarta, banyak media yang tidak tahu siapa dari pihak NMR yang dapat dimintai keterangan, sehingga berita-berita negatiflah yang kemudian muncul di berbagai media. Melalui contoh NMR tersebut terlihat betapa pentingnya peran humas dengan media dalam membangun citra positif dari keberadaan perusahaan/organisasinya.

Soleh Soemirat, mengutip Bill Canton, mengatakan bahwa citra adalah kesan, perasaan, gambaran diri publik terhadap perusahaan/organisasi. Citra itu

sendiri merupakan aset terpenting dari keberadaan suatu organisasi5.

Aktivitas Humas adalah menyelenggarakan komunikasi timbal balik (two ways traffic communications) antara lembaga dengan publik yang bertujuan untuk menciptakan saling pengertian dan dukungan bagi terciptanya suatu tujuan

4

Diakses pada tanggal 15 Januari 2011 dari

http://manajemenkomunikasi.blogspot.com/2010/02/basic-of-public-relations-pr.html.

5

Soleh Soemirat dan Elvinaro Ardianto, Dasar-Dasar Public Relations, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000, hal. 111

(5)

tertentu, mempromosikan suatu kebijakan, kegiatan produksi, demi kemajuan lembaga atau citra positif lembaga bersangkutan.

Hal yang akan dibahas oleh peneliti adalah mengenai aktivitas Humas internal pada sebuah organisasi donor yang bernama JICA (Japan International Cooperation Agency) dalam mempertahankan citra positif organisasinya dalam hubungannya dengan media (Media Relations)

Badan Kerjasama Internasional Jepang (JICA) sebagai perwakilan pemerintah Jepang di Indonesia mendapatkan mandat untuk melaksanakan tiga (3) skema Bantuan Pembangunan Resmi atau Official Development Assistance (ODA) Jepang secara terpadu, yaitu : (1) Pemberian Hibah ; (2) Pemberian Pinjaman ; dan (3) Kerjasama Teknik.

3 skema bantuan JICA untuk Indonesia tersebut dilaksanakan secara terpadu, dengan hubungan bilateral antar negara yang berkesinambungan dan berjalan dengan selaras. Selain juga berupaya untuk membantu semaksimal mungkin inisiatif Pemerintah Indonesia dalam mendorong kemandiriannya.

Menurut Kajian Tahun Anggaran 2007 ”Peningkatan Harmonisasi Kerjasama Bilateral” yang dibuat oleh Direktorat Pendanaan Luar Negeri Bilateral, yaitu Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional) Republik Indonesia, menyumbangkan sejumlah keluaran antara lain: (i) data kebijakan, sistem dan prosedur negara-negara pemberi pinjaman dan/atau hibah luar negeri (PHLN); (ii) sektor prioritas Pemerintah Indonesia dan negara pemberi PHLN hibah dengan merujuk kepada Country Borrowing Strategy (CBS); dan (iii) rencana tindak peningkatan harmonisasi kerjasama bilateral.

(6)

Dalam kajian tersebut dipilih sembilan negara yaitu: Jepang, Amerika Serikat, Jerman, Belanda, Spanyol, Kanada, Korea, Australia, dan Inggris, dengan pertimbangan kontribusinya yang signifikan dalam kerjasama pembangunan (jumlah pinjaman Official Development Assistance/ODA) yang diberikan kepada Pemerintah Indonesia yang kerjasamanya ikut ditangani oleh Direktorat Pendanaan Luar Negeri Bilateral Bappenas. Tujuh dari sembilan sampel negara kreditor/donor tersebut masuk ke dalam sepuluh besar negara pendonor untuk Indonesia, sedangkan Spanyol dan Korea telah menempatkan Indonesia sebagai negara yang diprioritaskan mendapatkan bantuan ODA (sumber: data OECD). Melalui data tersebut, Jepang berada di posisi paling teratas sebagai badan

pendonor terbesar bagi Indonesia6.

Target khalayak untuk terus mempertahankan citra positif JICA adalah seluruh masyarakat Indonesia dari kelas atas sampai ke tingkat akar rumput. Sebenarnya tanpa masyarakat Indonesia sadari, sudah banyak bantuan pemerintah Jepang untuk Indonesia. Dari pembangunan Infrastruktur, contohnya pembuatan jalan layang semanggi, depot KRL Depok, fakultas kedokteran Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, IGD RS Cipto Mangunkusumo dan lain sebagainya, ada juga program-program pembinaan dan pengembangan masyarakat yang dilakukan dengan bantuan JICA baik melalui bantuan berupa pengiriman tenaga ahli, pemberian hibah maupun pinjaman lunak yang belum atau bahkan tidak diketahui oleh masyarakat Indonesia. Tidak hanya itu saja, Pemerintah Jepang melalui JICA juga banyak melakukan kerjasama dengan Pemerintah Indonesia

6 Diakses pada tanggal 13 Januari 2011 dari

http://pendanaan.bappenas.go.id/index.php?option=com_rubberdoc&view=doc&id=28&format=ra w&Itemid=45.

(7)

dalam berbagai bidang, antara lain memberikan dukungan di bidang lingkungan, pengurangan dampak bencana, keamanan laut, peningkatan polisi sipil, program pemberdayaan masyarakat dan lain sebagainya demi menciptakan kemajuan dalam berbagai bidang di negara berkembang, khususnya Indonesia.

Terpeliharanya citra positif JICA sebagai lembaga donor Jepang di Indonesia tentunya tak lepas dari aktivitas media relations humas internal JICA yang terjalin sehat dan dinamis sehingga tidak hanya pemerintah Indonesia melainkan seluruh masyarakat Indonesia dapat mengetahui keberadaan pemerintah Jepang dalam membantu pembangunan di Indonesia.

Keberadaan JICA di Indonesia tidak akan dapat diketahui publik apabila JICA tidak memiliki Humas internal yang berhubungan dengan media untuk melakukan publikasi mengenai program-program yang akan atau sedang berlangsung antara JICA, sebagai perwakilan dari pemerintah Jepang dengan pemerintah Indonesia.

JICA telah ada di Indonesia lebih dari 35 tahun dan selama ini citra positif JICA dapat dilihat dari berbagai artikel di media massa, diantaranya artikel dari harian Ujung Pandang Express, tertanggal 11 Januari 2011 yang berjudul “Kadin-JICA Dongkrak Pasar 4 Komoditas.” Dalam artikel tersebut ditulis bahwa Program pembinaan dan pengembangan industri lokal hasil kerjasama Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Sulsel dengan pemerintah dan JICA terhadap 4 komoditas unggulan sudah berlangsung selama dua tahun (artikel lengkap dapat dilihat pada lampiran), artikel yang isinya juga sama yaitu mengenai kerjasama JICA dan Kadin Sulsel dalam mendongkrak pasar 4 komoditi unggulan tersebut

(8)

juga terbit pada tanggal 21 February 2011 di Tempo Makassar juga memberi judul “JICA Bantu Industri Lokal”. Selain itu artikel yang terbit di Kompas pada 2 Maret 2011 menyebutkan bahwa Dana pembangunan PLTA di Pesangan, Aceh berasal dari bantuan Japan International Cooperation Agency (JICA).

Citra positif yang terus dipertahankan oleh JICA adalah mengenai keberadaan JICA sebagai lembaga donor Jepang yang sungguh-sungguh membantu pengembagan rakyat Indonesia lewat pemerintah Indonesia dalam membangun berbagai aspek baik infrastuktur, pendidikan, pertanian, kelautan, dan lain sebagainya untuk menuju pembangunan Indonesia yang lebih baik lagi. Hal ini bertujuan untuk menepis asumsi bahwa lembaga donor hanya akan melilit Indonesia dengan hutang yang diberikan. Disinilah Humas JICA dituntut untuk memiliki hubungan yang baik dengan media massa sehingga citra positif dari keberadaan JICA di Indonesia dapat terus dipertahankan.

Untuk itu JICA memiliki Humas internal yang bertugas untuk dapat terus menjaga citra yang baik dimata pemerintah dan masyarakat Indonesia. JICA tentunya membutuhkan seorang Humas Officer professional yang diharapkan mampu membangun dan menjaga good image, karena humas merupakan perkembangan komunikasi. Humas merupakan suatu lembaga yang bertugas untuk menjalin dan menjaga hubungan baik dengan public internal, eksternal, dan stakeholder organisasi. Humas JICA mempunyai peranan yang penting dalam menangani persoalan – persoalan yang berkaitan dengan keinginan dan harapan stakeholders, baik itu stakeholders internal (pihak internal organisasi) maupun stakeholders eksternal (pendengar dan pembaca media massa baik cetak seperti

(9)

koran dan majalah ataupun elektronik seperti stasiun televisi dan radio) demi perkembangan JICA untuk kearah yang lebih baik serta dapat membangun kepercayaan publik. Adanya kepercayaan dari publik (public trust) akan dapat mempertahankan citra yang positif terhadap keberadaan JICA di Indonesia, tentunya lewat perantaraan media massa.

Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk membahas mengenai aktivitas media relations JICA dalam mempertahankan citra positifnya.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat diambil beberapa rumusan masalah diantaranya yaitu :

Bagaimana aktivitas Media Relations Japan International Cooperation Agency dalam mempertahankan citra positif?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui aktivitas Humas JICA melalui media relations dalam mempertahankan citra positifnya.

1.4 Manfaat Penelitian

Tujuan dari pembuatan skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) Komunikasi bidang studi Humas. Adapun manfaat yang bisa diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Secara Teoritis Penelitian ini diharapkan mampu menambah hazanah keilmuan bagi program studi ilmu komunikasi khususnya dalam dunia humas dan aktivitas media relations serta keterkaitannya terhadap citra positif dari suatu

(10)

lembaga donor, serta hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai bahan evaluasi bagi humas JICA.

2. Secara Praktis Penelitian ini diharapkan bisa menjadi masukan bagi humas JICA dalam membuat aktivitas media relations agar tepat sasaran dan sesuai dengan apa yang diharapkan, serta bagi saya sendiri untuk mengetahui bagaimana aktivitas media relations yang dilakukan oleh humas yang sesungguhnya.

Referensi

Dokumen terkait

digunakan untuk mengambil kesimpulan dari berbagai pendapat pakar tentang permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu berkaitan tentang kedudukan advokat

Kerjasama yang dilakukan oleh pemerintah Jepang melalui JICA dengan pemerintah Indonesia dalam proyek MRT diharapkan dapat mempererat hubungan kedua negara.

perintah dari perusahaan tersebut, seorang karyawan juga memiliki cara-cara tersendiri untuk mengatasi stress yang muncul dalam pemindahan dinas.. Ini juga menjadi

Sediaan masker peel-off anti aging dibuat dengan menambahkan ekstrak buah terong belanda masing-masing dengan konsentrasi 1, 3 , dan 5%.Pengujian terhadap sediaan masker

Hasil penelitian pada Quran surat Ash Ash Shafat ayat 102 yakni Nabi Ibrahim menggunakan pola komunikasi persuatif ketika menyampaikan perintah dari Allah kepada anaknya..

Dengan mengembangkan usaha ke sistem online, maka sebagian konsumen dapat lebih menghemat waktunya dalam berbelanja, diman konsumen cukup melakukan transaksi

Berita Acara Rekonsiliasi Data Barang Milik Daerah yang diberikan dijamin keabsahannya dan dapat dipertanggungjawabkan Komponen Standar Pelayanan yang terkait dengan

Artinya di kota Payakumbuh tersebut dari 100 laki-laki terdapat 100 lebih perempuan., dapat di simpulkan bahwa wanita sangat berkaitan dengan kosmetik itu yang