• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Internal Public Relations Dan Citra Perusahaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Internal Public Relations Dan Citra Perusahaan"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Setiap perusahaan atau instansi terdiri dari sejumlah individu yang

membentuk kelompok sosial dengan ciri-ciri tertentu yang disebut public, public

tersebut mempunyai kepentingan yang sama yang dirasakan oleh masing-masing

individu. Dalam suatu perusahaan ada yang disebut public internal dan public external, dimana untuk menghubungkan kedua public tersebut dibutuhkan petugas Humas atau petugas Public Relations yang bertujuan untuk memberikan kepuasan

terhadap semua pihak yang berkepentingan yaitu masyarakat umum, pegawai dan

pimpinan perusahaan itu sendiri.

Menurut Institute of Public Relation (IPR), Public Relation adalah keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan

dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara

suatu organisasi dengan khalayak (Jefkins, 1995:08)Jadi public relation dapat mewujudkan suatu hubungan yang harmonis antara pegawai dengan pimpinannya

dalam suatu instansi atau perusahaan. Hal ini merupakan salah satu pendorong

bagi pegawai untuk dapat meningkatkan gairah kerja mereka dalam mencapai

tujuan yang telah ditentukan dalam lingkungan kerja.

Public dalam perusahaan dibagi atas 2 yaitu public internal (publik dalam

perusahaan) dan public external (publik diluar perusahaan yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan).Berdasarkan jenis publik tersebut terdapat

kegiatan public relation yaitu kegiatan intern public relation (hubungan kedalam)

dan eksternal public relation (hubungan keluar). Seorang public relations officer memberikan perhatian yang sama dalam pelaksanaan kegiatan internal public

(2)

Tujuan public relations berdasarkan kegiatan internal relations dalam hal ini mencakup ke dalam beberapa hal, yaitu :

1. Mengadakan suatu penilaian terhadap sikap tingkah laku dan opini public

terhadap perusahaan, terutama sekali ditujukan kepada kebijaksanaan

perusahaan yang sedang dijalankan.

2. Mengadakan suatu analisa dan perbaikan terhadap kebijaksanaan yang

sedang dijalankan, guna mencapai tujuan yang ditetapkan perusahaan

dengan tidak melupakan kepentingan publik.

3. Memberikan penerangan kepada publik karyawan mengenai suatu

kebijaksanaan perusahaan yang bersifat objektif serta menyangkut kepada

berbagai aktivitas rutin perusahaan, juga menjelaskan mengenai

perkembangan perusahaan tersebut. Dimana pada tahap selanjutnya

diharapkan publik karyawan tetap well inform.

4. Merencanakan bagi penyusunan suatu staff yang efektif bagi penugasan

yang bersifat internal public relations dalam perusahaan tersebut.

(Danandjaja, 2011:22)

Berdasarkan uraian tersebut diatas, dalam prakteknya untuk mencapai target

yang diinginkan, seorang top manager pucuk pimpinan harus selalu berorientasi

kepada kepentingan publik (public interest). Seperti pendapat Philip Lesly dalam

bukunya “Handbook of Public Relations and Communications” menjelaskan

mengenai masalah hubungan dengan karyawan (employee relations), maka tujuan

dari internal public relationsakan efektif bila seorang top manager dapat menciptakan kegiatan dari tujuan tersebut sebagai berikut :

a. Dapat langsung menjelaskan mengenai tujuan baik dan perhatian pimpinan

terhadap pribadi karyawan baik dalam arti perorangan maupun juga dalam

arti luas yaitu publik karyawan.

b. Meringankan atau menghilangkan perasaan tertekan serta memberikan

kesempatan kepada karyawan untuk mengeluarkan isi hati dan

(3)

c. Menghilangkan hal yang mengganggu pikiran dan mengembalikan

kepercayaan karyawan terhadap dirinya sehingga dalam menghadapi

situasi pekerjaan, karyawan tersebut dapat secara maksimal diharapkan

bekerja efektif kembali.

d. Menolong karyawan agar ia lebih dapat mengenal akan pribadinya.

Perhatian yang besar terhadap kepentingan publik, khususnya pelanggan, dan

bertindak sesuai dengan kepentingan mereka akan membangkitkan simpati dan

kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan tersebut. Sikap pelanggan terhadap

seorang public relations officer biasanya dibentuk oleh pengalaman-pengalaman mereka (para pelanggan) seperti memperhatikan sikap, tindak tanduk kebiasaan,

cara-cara melayani dan sebagainya. Selain itu penilaian pelanggan terhadap suatu

perusahaan bukan hanya mengenai pelayanannya, kegiatan-kegiatannya dan para

anggotanya saja tetapi juga mengenai keseluruhan yang meliputi badan/instansi

tersebut seperti gedungnya, letaknya, kebersihannya, fasilitasnya, dan lain-lain

yang nampak dan dapat dilihat oleh manusia pada badan/instansi itu akan

memberikan kesan kepada mereka dan membentuk opininya, kemudian

menentukan sikapnya terhadap perusahaan tersebut.

Citra perusahaan (ada pula yang menyebutnya sebagai citra lembaga) adalah

citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi bukan citra atas produk dan

pelayanannya. Citra perusahaan ini terbentuk oleh banyak hal. Hal-hal positif

yang dapat dapat meningkatkan citra suatu perusahaan antara lain adalah sejarah

atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang, keberhasilan-keberhasilan di

bidang keuangan yang pernah diraihnya, keberhasilan ekspor, hubungan industri

yang baik, reputasi sebagai pencipta lapangan kerja dalam jumlah yang besar,

kesediaan memikul tanggung jawab sosial, komitmen mengadakan riset, dan

sebagainya. (Jeffkins, 1995:19)

Citra positif perusahaan menjadi perhatian besar dalam suatu perusahaan.

Perusahaan yang memiliki citra positif dngan sendirinya akan menikmati

keuntungan-keuntungan dari citra positif tersebut. Perusahaan yang komit

membangun citra perusahaannya akan sangat mungkin memiliki kesempatan

(4)

perusahaan tersebut. Masalahnya adalah membangun citra perusahaan bukanlah

hal yang mudah.Citra perusahaan menuntut waktu,biaya dan komitmen jangka

panjang.Oleh karenanya petugas public relation officer dituntut untuk berperan

aktif dalam menunjang kelancaran peningkatan citra perusahaannya.

Pentingnya penelitian citra, ungkap H. Frazier Moore dalam Soemirat dan

Ardianto, penelitian citra menentukan sosok institusional dan citra perusahaan

dalam pikiran publik dengan mengetahui sikap masyarakat terhadap sebuah

organisasi, bagaimana mereka memahami dengan baik, dan apa yang mereka

sukai dan tidak sukai tentang organisasi atau perusahaan tersebut. Penelitian citra

memberikan informasi untuk mengevaluasi kebijaksanaan, memperbaiki

kesalahpahaman, menentukan daya tarik pesan, dan meningkatkan citra hubungan

masyarakat dalam hubungan publik.

PT. Perkebunan Nusantara IV adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

yang bergerak pada bidang usaha agroindustri. PT. Perkebunanan Nusantara IV

(PTPN IV) mengusahakan perkebunan dan pengolahan komoditas kelapa sawit

dan teh yang mencakup pengolahan areal dan tanaman, kebun bibit dan

pemeliharaan tanaman menghasilkan, pengolahan komoditas menjadi bahan baku

berbagai industri, pemasaran komoditas yang dihasilkan dan kegiatan pendukung

lainnya.

PTPN IV memiliki 30 Unit Kebun yang mengelola budidaya Kelapa Sawit

dan Teh, dan 3 unit Proyek Pengembangan Kebun Inti Kelapa Sawit, 1 unit

Proyek Pengembangan Kebun Plasma Kelapa Sawit, yang menyebar di 9

Kabupaten, yaitu Kabupaten Langkat, Deli Serdang, Serdang Bedagai,

Simalungun, Asahan, Labuhan Batu, Padang Lawas, Batubara dan Mandailing

Natal.

PTPN IV dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 1996

tanggal 14 Pebruari 1996 tentang peleburan Perusahaan Perseroan PT.Perkebunan

VI, PT.Perkebunan VII dan PT.Perkebunan VIII. Menjadi Perusahaan Perseroan

PT Perkebunan IV (Lembaran Negara Tahun 1996 No. 5) sesuai dengan Akte

Notaris Harun Kamil, SH No.37 tertanggal 11 Maret 1996. Kemudian sesuai

(5)

pendirian perusahaan (vide : Tambahan Berita Negara Republik Indonesia

Tanggal 25 Maret 2003 nomor 24).

PT. Perkebunan Nusantara IV ( Persero ) mempunyai visi : “menjadi pusat

keunggulan pengelolaan perusahaan agroindustri kelapa sawit dengan tata kelola

perusahaan yang baik serta berwawasan lingkungan”. Sedangkan misinya adalah:

1. Menjamin keberlanjutan usaha yang kompetitif .

2. Meningkatkan daya saing produk secara berkesinambungan dengan

sistem, cara dan lingkungan kerja yang mendorong munculnya

kreativitas dan inovasi untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi.

3. Meningkatkan laba secara berkesinambungan.

4. Mengelola usaha secara profesional untuk meningkatkan nilai

perusahaan yang mempedomani etika bisnis dan tata kelola perusahaan

yang baik (GCG).

5. Meningkatkan tanggung jawab sosial dan lingkungan .

6. Melaksanakan dan menunjang kebijakan serta program pemerintah

pusat/daerah

Untuk mencapai sasaran yang jelas dalam koridor visi dan misi tersebut,

diperlukan suatu corporate plan atau perencanaan strategis jangka panjang yang

akan menjadi acuan/ pedoman manajemen dalam menjalankan keputusan

strategis. Penyusunan rencana jangka panjang adalah bagian dari upaya yang

konsisiten dalam pelaksanaan dan pencapaian good corporate governance (GCG).

PT. Perkebunan Nusantara IV adalah salah satu perusahaan yang perduli

terhadap lingkungan sekitarnya. Adapun beberapa program yang sudah

dilaksanakan oleh PT. Perkebunan Nusantara IV adalah sebagai berikut :

a. Menjaga kelestarian lingkungan dengan program Zero Waste dengan

memanfaatkan limbah padat dan cair menjadi kompos.

b. Meminimalisasi dampak keberadaan PKS dengan teknologi yang

(6)

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk

meneliti sejauhmanakah hubungan internal public relations terhadap citra

perusahaan PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero).

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dalam

penelitian ini dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut:

“Sejauhmana hubunganinternal public relation terhadap citra perusahaan PT.

Perkebunan Nusantara IV (Persero)”.

1.3Pembatasan Masalah

Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga dapat

mengaburkan penelitian, maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti di

Kantor pusat PTPN IV Jl latjend suprapto no 2 Medan. Adapun pembatasan

masalah yang diteliti adalah sebagai berikut :

1. Yang dimaksud dengan citra perusahaan terbatas pada kepercayaan,

realitas, terciptanya kerjasama yang saling menguntungkan dan kesadaran.

2. Lokasi penelitian di Kantor Pusat PT Perkebunan Nusantara IV (Persero)

Medan.

3. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2012.

1.4Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui kegiatan internal public relations yang dilakukan PT.

Perkebunan Nusantara IV (Persero) dalam upaya meningkatkan citra

perusahaan di kalangan klien.

2. Untuk mengetahui citra PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) kota

Medan.

3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh internal public relations terhadap

(7)

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan

dan wawasan peneliti mengenai internal public relation dan citra

perusahaan.

2. Secara akademis, penelitian ini merupakan kontribusi peneliti kepada

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

khususnya Departemen Ilmu Komunikasi guna memperkaya sumber

pengetahuan dan sumber bacaan.

3. Secara praktis, penelitian ini dapat memberi masukan bagi pihak-pihak

yang membutuhkan.

1.6 Kerangka Teori

Sebelum melakukan penelitian, seorang peneliti harus menyusun suatu

kerangka teori. Kerangka teori merupakan landasan berpikir untuk

menggambarkan dari sudut mana peneliti akan menyoroti masalah yang akan

diteliti(Nawawi, 1995: 40).

Teori merupakan asumsi, konstruk, defenisi, dan proporsi untuk

menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan

hubungan antar konsep. Dengan adanya kerangka teori akan memudahkan peneliti

dalam menganalisa masalah penelitian. Untuk itu perlu disusun kerangka teori

yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut pandang

mana penelitian akan disoroti(Singarimbun, 1995: 87).

Adapun teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1.6.1 Komunikasi

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari

kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama.

Sama di sini maksudnya adalah sama makna.

Pentingnya komunikasi bagi kehidupan sosial, budaya, pendidikan, dan

politik sudah disadari oleh para cendekiawan sejak Aristoteles yang hidup ratusan

tahun sebelum Masehi.Akan tetapi, studi Aristoteles hanya berkisar pada retorika

(8)

semakin kecil akibat dari revolusi industri dan revolusi teknologi elektronik,film,

radio, televisi, dan sebagainya maka para cendekiawan pada abad sekarang

menyadari pentingnya komunikasi ditingkatkan dari pengetahuan (knowledge)

menjadi ilmu (science).

Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran

atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan).

Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari

benaknya. Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keragu-raguan,

kekhawatiran, kemarahan, keberanian, kegairahan, dan sebagainya yang timbul

dari lubuk hati. (Effendy 1993:10)

MenurutHarold Lasswell,komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan “siapa”, “mengatakan apa”, “dengan saluran apa”,

“kepada siapa” , dan “dengan akibat apa” atau “hasil apa”.(

Menurut

who says what in which channel to whom and with what effect). (Effendy, 1993:10)

Hovland, Janis & Kelley,dalam Effendy (1993:10)komunikasi

adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan

stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau

membentuk perilaku orang-orang lainnya.MenurutBerelson & Steiner,k

Dari berbagai definisi tentang ilmu komunikasi tersebut di atas, terlihat

bahwa para ahli memberikan definisinya sesuai dengan sudut pandangnya dalam

melihat komunikasi. Masing-masing memberikan penekanan arti, ruang lingkup,

dan konteks yang berbeda.Hal ini menunjukkan bahwa, ilmu komunikasi sebagai

bagian dari ilmu sosial adalah suatu ilmu yang bersifat multi-disipliner.

omunikasi

adalah suatu proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan

lain-lain melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar, angka-angka,

dan lain-lain.

1.6.2 Public Relations

Secara etimologis, Public Relations terdiri dari dua kata, yaitu public dan

(9)

publik/masyarakat. Cutlip & Center mengemukakan defenisi Public Relations

sebagai suatu kegiatan komunikasi dan penafsiran, serta komunikasi-komunikasi

dan gagasan-gagasan dari suatu lembaga kepada publiknya, serta pendapat dari

publiknya itu kepada lembaga tersebut, dalam usaha yang jujur untuk

menumbuhkan kepentingan bersama sehingga dapat tercipta suatu persesuaian

yang harmonis dari lembaga itu dengan masyarakat. Dari defenisi Cutlip & Center

tergambar adanya ciri khas Public Relations yaitu suatu kegiatan timbal-balik

antara lembaga dan publiknya. (Suhandang, 2004:45)

Cutlip & Center dan Canfield mengungkapkan fungsi utama Public

Relations adalah sebagai berikut:

1. Menunjukkan aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan

bersama (fungsi melekat pada manajemen lembaga/organisasi).

2. Membina hubungan yang harmonis antara badan/organisasi dengan

pihak publiknya, sebagai khalayak sasaran.

3. Mengidentifikasi hal-hal yang berkaitan dengan opini, persepsi dan

tanggapan masyarakat terhadap badan/organisasi yang diwakilinya

atau sebaliknya.

4. Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbangan saran

kepada pimpinan manajemen demi tercapainya tujuan dan manfaat

bersama.

5. Menciptakan komunikasi dua arah secara timbal-balik dan memngurus

arus informasi, publiknya serta pesan dari badan/organisasi ke

publiknya atau terjadi sebaliknya demi tercapainya citra positif bagi

kedua belah pihak.

Salah satu kegiatan PR adalah menciptakan prestase atau citra baik. Citra

yang baik akan bermanfaat sangat besar bagi perusahaan, bahkan citra

perusahaan sering disebut sebagai aset besar dari sebuah perusahaan. Oleh karena

itu, PR harus dapat mengontrol opini publik agar tetap menjaga citra perusahaan.

1.6.3 Internal Public Relations

(10)

“dalam” maksudnya, kegiatan tersebut hanya berlaku kepada bentuk hubungan

dengan publik yang ada dalam instansi atau perusahaan tersebut. Pengertian

publik juga dalam hal ini dibatasi kepada pengertian sekelompok individu yang

terlibat pada suatu kegiatan, dan diikat oleh satu perhatian dan kepentingan guna

mencapai satu tujuan. Oleh sebab itu publik dalam kegiatan internal public

relations ini dapat dilihat dalam beberapa bentuk yang terbatas, seperti: • Publik karyawan

• Publik pemegang saham

• Publik dari masing-masing departemen, biro atau unit-unit terkecil dalam

perusahaan atau instansi tersebut.

Hubungan dengan publik diluar perusahaan merupakan keharusan yang

mutlak karena perusahaan tidak mungkin berdiri sendiri tanpa bekerjasama

dengan perusahaan yang lain. Karena itu perusahaan harus menciptakan hubungan

yang harmonis dengan publik. Salah satunya dengan melakukan komunikasi

dengan publik ekstern secara informatif dan persuasif. Informasi yang

disampaikan hendaknya jujur, teliti dan sempurna berdasarkan fakta yang

sebenarnya. Secara persuasif, komunikasi dapat dilakukan atas dasar

membangkitkan perhatian komunikan (publik) sehingga timbul rasa tertarik.

Usaha yang bisa ditempuh Internal Public Relations yaitu :

• Pengumuman-pengumuman, mengumumkan program kerja serta

hasil-hasil yang telah atau masih harus dicapai perusahaan.

Biasanya bersifat insidental seperti rapat kerja.

• Buku pegangan pegawai, memuat program kerja secara rinci,

tujuan perusahaan serta hak dan kewajiban pimpinan dan

karyawan.

• Kontak pribadi, menciptakan komunikasi yang akrab antara pimpinan dengan bawahan dan bawahan dengan bawahan.

• Pertemuan-pertemuan berkala, dimana pimpinan dan karyawan

bisa saling berbagi tentang kegiatan kerja dan mencari solusi atas

kendala-kendala yang dihadapi dan mengemukakan

(11)

• Kotak suara, menampung pendapat karyawan yang tidak berani

mengemukakannya secara terbuka. Sehingga segala keputusan

pimpinan bisa obyektif.

• Laporan kepada pemegang saham, pertemuan antara pimpinan

perusahaan dan pemegang saham untuk pertanggungjawaban

dalam bidang keuangan. Sehingga para pemegang saham tetap

menaruh kepercayaan karena merasa ikut serta membina

perusahaan dan mengetahui kegunaan uangnya.

• Hiburan dan darmawisata, untuk meredakan ketegangan selama

bekerja dan memupuk keakraban serta setia kawan.

• Olahraga, penyaluran minat dan bakat yang bersifat rekreasi seperti

olahraga dengan membentuk tim-tim, akan mampu menggugah

para pegawai untuk lebih mencintai perusahaannya dan bekerja

lebih baik. Hal tersebut sebagai imbalan diperhatikannya minat

mereka. Selain itu juga bisa sebagai alat promosi dan menambah

publik ekstern bagi perusahaan melalui pertandingan persahabatan

misalnya.

• Study tour dan pelatihan, untuk meningkatkan ketrampilan dan

pengetahuan para pegawai.

• Hadiah-hadiah dan penghargaan, memotivasi pegawai yang mendapat penghargaan untuk mempertahankannya dan memotivasi

pegawai yang lain untuk bekerja lebih baik.

• Klinik dan apotek kesehatan, perusahaan hendaknya dilengkapi

klinik atau apotek kesehatan untuk kesejahteraan karyawannya.

Selain untuk karyawan dan keluarga, bisa juga dikembangkan

untuk umum sehingga menambah keuntungan tersendiri bagi

perusahaan.

• Tempat-tempat ibadah, untuk membangun moral dan mental yang

baik pada karyawan.

• Tempat-tempat pendidikan, pendidikan untuk keluarga karyawan

(12)

Internal Public Relations juga harus melakukan upaya-upaya untuk dapat memecahkan permasalahan dalam lingkungan intern perusahaan, seperti

bagaimana memelihara hubungan baik antara pimpinan dengan bawahan serta

antara buruh dengan pegawainya dengan rekan-rekan sekerja, mempertinggi

produktivitas sumberdaya manusia (SDM) dalam perusahaanpublik, mengadakan

komunikasi teratur dan tepat guna dalam perusahaan secara vertikal dan

horisontal, mempertinggi kecakapan dan pengetahuan SDM perusahaan,

memberikan hiburan dan kesempatan bersantai bagi pegawai, meningkatkan

kebersihan, ketertiban, serta keindahan perusahaan dan lingkungannya,

mengintegrasikan keluarga pegawai, menggerakkan para pegawai agar

memberikan pelayanan maksimal kepada ke dalam kehidupan perusahaan,

memelihara kesejahteraan pegawai atas usaha sendiri. Dalam hal pelaksanaan

tergantung pada besar kecil perusahaan serta skala prioritas.

1.6.4 Citra Perusahaan

Citra adalah gambaran yang dimiliki setiap orang mengenai pribadi

perusahaan, organisasi atau produk (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1995). Citra

adalah tujuan utama dan sekaligus merupakan reputasi dan prestasi yang hendak

dicapai oleh dunia. Pengertian citra itu abstrak dan tidak dapat diukur secara

matematis tetapi dapat dirasakan dari hasil penelitian baik atau buruk seperti

penerimaan tanggapan baik positif maupun negatif yang khususnya datang dari

masyarakat luas (Rueslan, 1998:62)

Menciptakan citra yang positif terhadap perusahaan merupakan tujuan

utama bagi seorang Public Relations. Citra merupakan sutau penilaian yang sifatnya abstrak yang hanya bisa dirasakan perusahaan dan pihak-pihak yang

terkait. Citra yang ideal merupakan impresi yang benar, yang sepenuhnya

berdasarkan pengalaman, pengetahuan serta pemahaman atas kenyataan yang

sesungguhnya.

Untuk mengetahui citra seseorang terhadap suatu objek, dapat diketahui

dari sikapnya terhadap objek tersebut. Salomon menyatakan semua sikap

bersumber pada organisasi kognitif pada informasi dan pengetahuan yang kita

(13)

citra seseorang. Citra terbentuk berdasarkan pengetahuan dan informasi-informasi

yang diterima seseorang. Komunikasi tidak secara langsung menimbulkan

perilaku tertentu, tetapi cenderung mempengaruhi cara kita mengorganisasikan

citra kita tentang lingkungan. (Soemirat & Ardianto, 2004:15)

Untuk mengukur citra perusahaan, baik citra positif maupun negatif

diperlukan alat ukur untuk mengetahui citra perusahaan tersebut. Ada empat hal

yang digunakan sebagai alat pengukur pembentukan citra perusahan (Rueslan,

1998:25), yaitu:

1. Kepercayaan

Merupakan kesan dan pendapat atau penilaian positif khalayak terhadap

suatu perusahaan.

2. Realitas

Menggambarkan suatu yang realitas, jelas terwujud, dapat diukur dan

hasilnya dapat dirasakan di pertanggung jawabkan dengan perencanaan

yang matang dan sistematis bagi responden.

3. Terciptanya kerjasama yang saling menguntungkan

Menggambarkan keadaan yang saling mengguntungkan antara perusahaan

dan publiknya

a. Kepuasan

b. Efisien

4. Kesadaran

Adanya kesadaran khalayak tentang perusahaan dan perhatian terhadap

produk yang dihasilkan.

a. Ketertarikan

b. Niat

c. Implementasi

1. 7Kerangka Konsep

Dalam penelitian, seorang peneliti menggunakan istilah yang khusus untuk

menggambarkan secara tepat fenomena yang ditelitinya.Inilah yang disebut

konsep, yakni istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara

(14)

ilmu sosial. Melalui konsep, peneliti diharapkan akan dapat menyederhanakan

pemikirannya dengan menggunakan istilah untuk beberapa kejadian yang

berkaitan satu dengan yang lainnya (Singarimbun, 1995: 32).

Kerangka konsep merupakan hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis

dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai. Adanya

kerangka konsep dapat menuntun penelitian pada rumusan hipotesis (Nawawi,

1991: 40).

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Bebas (X)

Variabel bebas merupakan segala faktor atau unsur yang menentukan atau

mempengaruhi munculnya faktor atau unsur yang lain (Nawawi, 1995:40).

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain.

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kegiatan internal public

relationsPT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) yang terdiri dari : • Kontak pribadi,

• Pertemuan-pertemuan berkala,

• Laporan kepada pemegang saham, pertemuan antara pimpinan

perusahaan dan pemegang saham untuk pertanggungjawaban

dalam bidang keuangan,

• Olahraga,

• Study tour dan pelatihan,

• Hadiah-hadiah dan penghargaan, • Klinik dan apotek kesehatan.

2. Variabel Terikat (Y)

Variabel terikat adalah variabel yang diduga sebagai akibat atau yang

dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya (Kriyantono, 2008:21).

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah citra perusahaan PT.

Perkebunan Nusantara IV (Persero) yang terdiri dari :

• Kepercayaan, • Realitas,

(15)

3. Karakteristik Responden

Karakteristik atau ciri-ciri individu yang membedakannya dengan individu

lain yang terdiri dari : • Jenis kelamin, • Usia,

• Pendidikan. • Pekerjaan.

1.8Model Teoritis

Berdasarkan kerangka konsep diatas, maka dapat dibentuk model teoritis

sebagai berikut:

Gambar 1 Model Teoritis

1.9Variabel Operasional

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah di urikan diatas,

maka untuk memudahkan penelitian, perlu dibuat variabel operasional sebagai

berikut:

Variabel Bebas (X) KegiatanInternal Public

(16)

Tabel 1

Variabel Operasional

Kegiatan Internal Public

Relations

Variabel Bebas (X) 1. Kontak pribadi

2. Pertemuan-pertemuan berkala

a) breafing

b) meating

c) diskusi

d) konseling

3. Laporan kepada pemegang saham,

pertemuan antara pimpinan perusahaan

dan pemegang saham untuk

pertanggungjawaban dalam bidang

keuangan.

4. Olahraga

5. Study tour dan pelatihan

6. Hadiah-hadiah dan penghargaan

7. Klinik dan apotek kesehatan

Citra Perusahaan

Variabel Terikat (Y) 1. Kepercayaan a. Kesan

b. Pendapat atau penilaian positif

2. Realitas

a. Jelas terwujud

b. Dapat diukur

c. Dapat dirasakan

d. Dapat dipertanggungjawabkan

(17)

1.10 Defenisi Operasional

Merupakan unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya

untuk mengukur suatu variabel. Dengan kata lain definisi operasional adalah suatu

informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan

variabel yang sama (Singarimbun, 1995: 46).

Definisi operasional dari variabel-variabel penelitian ini adalah :

1. Variabel Bebas (X)

Kegiatan Internal Public Relations PTPN IV (Persero), terdiri dari :

a. Kontak pribadi, menciptakan komunikasi yang akrab antara pimpinan

dengan bawahan dan bawahan dengan bawahan.

b. Pertemuan-pertemuan berkala, dimana pimpinan dan karyawan bisa saling

berbagi tentang kegiatan kerja dan mencari solusi atas kendala-kendala

yang dihadapi dan mengemukakan kemajuan-kemajuan yang telah dicapai.

c. Laporan kepada pemegang saham, pertemuan antara pimpinan perusahaan

dan pemegang saham untuk pertanggungjawaban dalam bidang keuangan.

Sehingga para pemegang saham tetap menaruh kepercayaan karena merasa

ikut serta membina perusahaan dan mengetahui kegunaan uangnya. menguntungkan

a. Kepuasan

b. Efisien

4. Kesadaran

a. Ketertarikan

b. Niat

c. Implementasi

Karakteristik Responden 1. Jenis Kelamin

2. Usia

3. Pendidikan

(18)

d. Olahraga, penyaluran minat dan bakat yang bersifat rekreasi seperti

olahraga dengan membentuk tim-tim, akan mampu menggugah para

pegawai untuk lebih mencintai perusahaannya dan bekerja lebih baik. Hal

tersebut sebagai imbalan diperhatikannya minat mereka. Selain itu juga

bisa sebagai alat promosi dan menambah publik ekstern bagi perusahaan

melalui pertandingan persahabatan misalnya.

e. Study tour dan pelatihan, untuk meningkatkan ketrampilan dan

pengetahuan para pegawai.

f. Hadiah-hadiah dan penghargaan, memotivasi pegawai yang mendapat

penghargaan untuk mempertahankannya dan memotivasi pegawai yang

lain untuk bekerja lebih baik.

g. Klinik dan apotek kesehatan, perusahaan hendaknya dilengkapi klinik atau

apotek kesehatan untuk kesejahteraan karyawannya. Selain untuk

karyawan dan keluarga, bisa juga dikembangkan untuk umum sehingga

menambah keuntungan tersendiri bagi perusahaan.

2. Variabel Terikat (Y)

1. Kepercayaan : adalah kesan positif yang diperoleh klien terhadap kinerja

internal public relations.

a. Kesan, yaitu kepuasan pelayanan yang diberikan internal public

relations kepada klien.

b. Pendapat atau penilaian positif, yaitu tanggapan klien terhadap

pelayanan internal public relations.

2. Realitas : adalah kegiatan yang dilakukan internal public relations pada

nasabah sebagai pelayanan kepada klien.

a. Jelas terwujud, yaitu bukti nyata kegiatan internal public relations.

b. Dapat diukur, yaitu nilai yang diberikan klien kepada internal public

relations.

c. Dapat dirasakan, yaitu tujuan yang ingin diperoleh oleh internal public

relations dari klien.

d. Dapat dipertanggung jawabkan, yaitu internal public

(19)

3. Terciptanya kerjasama yang saling menguntungkan : adalah upaya-upaya

yang dilakukan oleh internal public relations dalam meyakinkan segmen

sasarannya (klien), bahwa dalam kegiatan yang mereka lakukan terjadi

suatu kerjasama yang saling terkait dan menguntungkan diantara kedua

belah pihak.

a. Kepuasan, yaitu hasil yang dapat dirasakan oleh klien atas kerjasama

yang terbina antara internal public relations dan klien.

b. Efisien, yaitu penghematan waktu dalam mengurus persoalan internal

public relations.

4. Kesadaran : adalah kemampuan internal public relations untuk dapat

menarik perhatian dari klien.

a. Ketertarikan, yaitu timbulnya rasa keingintahuan klien terhadap produk

yang ditawarkan oleh internal public relations.

b. Niat, yaitu keinginan dari klien untuk mencoba produk yang ditawarkan

oleh internal public relations.

c. Implementasi, yaitu klien mulai mencoba produk yang ditawarkan oleh

internal public relations.

3. Karakteristik Responden

a. Jenis kelamin: jenis kelamin responden baik laki-laki dan perempuan.

b. Usia : tingkatan umur dari responden.

c. Pendidikan : tingkatan pendidikan terakhir responden.

(20)

1.11 Hipotesis

Hipotesis adalah sarana penelitian ilmiah yang penting dan tidak bisa

ditinggalkan karena merupakan instrument kerja dari teori (Singarimbun,

1995:43). Hipotesis adalah kesimpulan yang masih belum final, dalam arti masih

harus dibuktikan atau diuji kebenarannya (Nawawi, 2001:44).

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Ho : Tidak terdapat hubungan antara internal public relationsdengan

peningkatan citra perusahaan

Ha : Terdapat hubungan antara internal public relations dengan peningkatan

Gambar

Tabel 1 Variabel Operasional

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal Manajer Investasi menerima atau menyimpan permohonan pengalihan investasi dari Pemegang Unit Penyertaan dalam 1 (satu) Hari Bursa lebih dari 20% (dua

dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Bupati Bantul tentang Pembentukan Tim Penyusun Rencana Kinerja (RKT) Kabupaten Bantul Tahun 2014;b. Mengingat :

Gedung Prijadi Praptosuhardjo III Lantai 2 Jalan Budi Utomo No.. Komite Standar

.ratikum yan' dilakukan %ada tan''al 0 Maret 01B adalah %en'ukuran intensitas %eneran'an den'an  Lux Meter * .ratikum ini dilakukan untuk  men'etahui intensitas %eneran'an

Tiga kesimpulan penting yang diperoleh dari hasil kajian itu adalah: (1) pemberian pupuk kandang atau jerami tidak nyata menaikkan hasil panen padi pada pola padi-padi atau

Dari hasil penelitian yang dilakukan ini diperoleh kesimpulan bahwa sesuai dengan alat analisis dari indikator efektivitas yaitu, seperti kejelasan tujuan yang

Permintaan berasal dari rumah tangga produsen Penawaran berasal dari rumah tangga konsumen Balas jasanya berupa sewa.. Besarnya jasa dipengaruhi oleh tingkat kesuburan,

[r]