• Tidak ada hasil yang ditemukan

Internal Public Relations Dan Citra Perusahaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Internal Public Relations Dan Citra Perusahaan"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1. Komunikasi

2.1. 1. Pengertian Komunikasi

Istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin, communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antar dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata bahasa Latin yaitu communico yang artinya membagi (Cangara, 2002:17).

Komunikasi dibutuhkan seseorang untuk berhubungan dengan orang lain, karena komunikasi merupakan pengaruh dan alat dalam aktifitas manusia. Dengan berkomunikasi manusia dapat bertanya mengenai suatu hal yang tidak diketahuinya, menerima dan mengawasi. Komunikasi dapat menjadi saran-saran guna terciptanya ide bersama, memperkuat perasaan kebersamaan melalui tukar menukar pesan (informasi), menggambarkan emosi dan kebutuhan mulai dari yang paling sederhana sampai yang kompleks.

Sebuah defenisi singkat dibuat oleh Harold D. Lasswell, bahwa cara yang tepat untuk menerangkan suatu tindakan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan : siapa yang menyampaikan (komunikator), apa yang disampaikan (pesan), melalui saluran apa (media), kepada siapa (komunikan) dan apa

pengaruhnya (efek). Komunikasi, menurut Carl I. Hovland adalah upaya yang

sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta pembentukan pendapat dan sikap. Dalam hal ini ada upaya dari komunikator selaku penyampai pesan untuk mempengaruhi sikap dan pendapat dari komunikan atau sasaran komunikasi. H.A.W. Widjaja, berpendapat bahwa komunikasi merupakan suatu hubungan dimana terdapat tukar-menukar pendapat atau informasi diantara pihak-pihak yang berkomunikasi. Komunikasi juga dapat diartikan sebagai suatu hubungan kontak antara manusia baik secara individu maupun kelompok. (Effendy, 1993:10)

(2)

dan waktu, sentuhan serta bau. Sedangkan tanda-tanda paralinguistik adalah tanda-tanda yang terdapat diantara komunikasi verbal dan nonverbal yang meliputi kualitas suara seperti, kecepatan berbicara, tekanan suara dan vokalisasi yang digunakan untuk menunjukkan makna dan emosi tertentu (Effendy, 1993:10).

Defenisi-defenisi komunikasi di atas tentunya belum mewakili semua defenisi komunikasi yang telah dibuat oleh banyak pakar. Namun, sedikit banyaknya dapat memberi gambaran seperti apa yang diungkapkan oleh Shanon dan Weaver, bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi yang saling mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak disengaja serta tidak terbatas pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi. (Cangara, 2002:19)

Komunikasi adalah suatu proses penyampain pesan/informasi. Di dalam proses komunikasi terdapat tiga unsur yang sangat penting, yaitu komunikator, pesan dan komunikan. Proses komunikasi dalam perspektif mekanistis dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu:

1) Proses komunikasi secara primer, yaitu : proses penyampaian pikiran oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan suatu lambang (symbol) sebagai media atau saluran.

2) Proses komunikasi secara sekunder, yaitu : proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Komunikator dalam hal ini menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada ditempat yang relatif jauh dan berjumlah banyak (Effendy, 1993:33).

2.1.2. Ciri Komunikasi

Komunikasi memiliki sifat atau ciri. Adapun sifat atau ciri dari komunikasi, antara lain :

1) Komunikasi Verbal (Verbal Comunication) a. Komunikasi Lisan (Oral Communication)

(3)

2) Komunikasi Nonverbal (Nonverbal Communication)

a. Komunikasi Kial / Isyarat Badaniah (Gestured Communication) b. Komunikasi Gambar (Pictorial Communication)

3) Komunikasi Tatap Muka (Face to Face Comunication)

4) Komunikasi Bermedia (Mediated Communication) (Effendy, 1993:33)

2.1.3. Tujuan dan Fungsi Komunikasi

Komunikasi mempunyai suatu tujuan. Adapun tujuan komunikasi menurut Onong U.Effendy, adalah :

1. Mengubah sikap (to change the attitude)

2. Mengubah pendapat atau opini (to change the opinion) 3. Mengubah perilaku (to change the behaviour)

4. Mengubah masyarakat (to change the society)

Adapun fungsi dari kegiatan komunikasi, dibagi atas empat fungsi utama, yaitu :

1. Menyampaikan informasi (to inform) 2. Mendidik (to educate)

3. Menghibur (to entertain)

4. Mempengaruhi (to influence) (Effendy,1993:55)

2.1.4. Tatanan Komunikasi

Tatanan komunikasi adalah proses komunikasi yang ditinjau dari jumlah komunikan, apakah satu orang, sekelompok orang atau sejumlah orang yang bertempat tinggal secara tersebar. Berdasarkan situasi komunikan seperti itu, maka komunikasi dapat diklasifikasikan menjadi bentuk-bentuk sebagai berikut :

1) Komunikasi Pribadi (Personal Communication), yaitu : komunikasi diri sendiri, baik dalam fungsinya sebagai komunikator maupun sebagai komunikan.

Komunikasi Pribadi ini terbagi atas :

(4)

2) Komunikasi Kelompok (Group Communication), yaitu : komunikasi yang berlangsung antara seorang komunikator dengan sekolompok orang yang jumlahnya lebih dari dua orang.

Komunikasi ini terdiri dari :

a) Komunikasi kelompok kecil (small group communication) • Ceramah (lecture)

• Diskusi (panel discussion) • Symposium

• Forum • Seminar • Lain-lain

b) Komunikasi kelompok besar (large group communication/Public Speaking)

3) Komunikasi Massa (Mass Communication), yaitu : komunikasi yang berlangsung pada peringkat masyarakat luas, yang identifikasinya ditentukan oleh ciri khas institusionalnya (gabungan antara tujuan, organisir dan kegiatan yang sebenarnya)

Komunikasi Massa ini terdiri dari :

a) Komunikasi media massa cetak (printed mass media communication) • Surat Kabar (daily)

• Majalah (magazine)

b) Komunikasi media massa elektronik (electronic mass media communication)

(5)

4) Komunikasi Media (Media Communication), yang terdiri dari : a) Surat

b) Telepon c) Pamflet d) Poster

e) Lain-lain ( Effendy, 1999)

2.2. Public Relations

2.2.1. Pengertian Public Relations

Public Relations atau PR mengacu pada sebuah konsep yaitu proses

komunikasi dua arah antara perusahaan dengan publiknya (internal maupun eksternal). Rumanti (2002) mengungkapkan PR adalah untuk menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik secara teratur antara organisasi dan publiknya. PR membantu manajemen dalam penyampaian informasi dan tanggap terhadap opini publik dan secara efektif memantau berbagai perubahan. Suhandang (2004) dalam Putri (2005) menyebutkan bahwa titik berat kegiatan PR adalah

kepentingan dan kepercayaan publiknya. Effendy (1986) dalam Redjeki (2003) menyatakan bahwa PR memiliki tugas dan tanggung dan tanggung jawab membina hubungan dengan publik-publiknya, meliputi hubungan (dengan publik) internal (karyawan, pemegang saham dan pemasok) dan hubungan (dengan publik) eksternal (konsumen, pelanggan, komunitas, instansi pemerintah dan kalangan pers).

Di tahun 1923 Edward Bernays mendefenisikan Public Relations : “Information given to the public, persuasion directed at the public to modify attitude and actions, and efforts to integrate attitude and actions of an institution

with its publics and of public with those of that institution”. Pandangan tersebut

bila diterjemahkan dapat diuraikan, memberikan informasi secara langsung dan persuasif kepada publik agar merubah tindakan dan sikap publik dapat berintegrasi dengan tindakan dan sikap publik dari suatu institusi.

(6)

publics. These theory and techniques represent applications of sociology, social

psychology, economic and political science, as well as of the special skill of

journalist, artist, organizational experts, advertising men, etc. To the specific

problems involved in this field activity”.

Terjemahannya adalah sebagai berikut, public relations adalah sebagai landasan teknik dan teori yang digunakan untuk menyesuaikan hubungan dengan publik sesuai pokok masalahnya. Public relations sebagai landasan teori dan teknik mempresentasikan penggunaan sosiologi, psikologi sosial, ilmu pengetahuan politik dan ekonomi, seperti juga keterampilan-keterampilan khusus dari wartawan, seniman-seniman, ahli-ahli organisator, praktisi periklanan, dll, agar dapat melibatkan secara khusus pada bidang permasalahan tertentu.

Selanjutnya dapat dijelaskan, menurut John Cook terdapat beberapa defenisi singkat (shorthand defenitions) mengenai public relations :

Persuasive communication designed to influence specifik public The winning of public acceptance by acceptable performance Performance plus recognition.

Dari beberapa pendapat yang ada, dapatlah dijelaskan bahwasanya pengertian dari public relations itu sendiri mencakup kepada arti yang cukup luas dan sulit untuk didefinisikan seperti halnya pendapat publik. Namun untuk memperoleh pemahaman akan public relations, secara singkat dapat diuraikan antara lain :

a) Public relations itu adalah pembedaan fungsi manajemen yang secara fungsional memiliki peran membantu organisasi dan publiknya untuk saling mempercayai dan saling menyesuaikan.

b) Public relations itu selalu mengabdi kepada kepentingan publik.

c) Public relations itu adalah falsafah sosial manajemen ketika mengambil suatu keputusan bagi suatu kebijaksanaan, agar tercipta opini publik yang sehat.

d) Dalam prakteknya public relations itu membantu tercapainya kerjasama, saling pengertian, dan saling menerima antara publik dan organisasi, dan pada tahap lanjut akan tercipta keuntungan bersama (mutual favourable). e) Internal Communication dan External Public Relations atau External

(7)

f) Dilihat dari prosesnya, maka public relations mempunyai dua bentuk kegiatan yaitu Internal Public Relations atau internal relations.

Dengan demikian pengertian public relations itu sendiri bila dilihat dalam studi ilmu komunikasi, maka akan mempunyai arti public relations merupakan salah satu bentuk spesialisasi dari ilmu komuniaksi yang bertujuan untuk menumbuhkan saling pengertian dan kerjasama antar publik dengan jalan komunikasi timbal-balik, untuk mencapai tujuan bersama atas dasar saling menguntungkan.

Empat hal yang harus diperhatikan oleh seorang praktisi PR menurut Rumanti (2002) adalah: (1) bahwa publik itu manusia, jadi mereka tidak pernah bebas dari berbagai pengaruh apa saja, (2) manusia itu cenderung suka memperhatikan, membaca atau mendengarkan pesan yang dirasakan sesuai dengan kebutuhan atau sikap mereka, (3) adanya berbagai media massa yang beragam, memberikan efek yang beragam pula bagi publiknya, (4) media massa memberikan efek dengan variasi yang besar kepada publik atau perseorangan maupun kelompok.

2.2.2. Fungsi Public Relations

Berbicara mengenai fungsi public relations, sebenarnya dapatlah dijelaskan secara sederhana bahwa public relations itu pada dasarnya adalah untuk menghubungkan publik atau pihak yang berkepentingan di dalam atau di luar suatu instansi. Secara praktis, diketahui bila berbicara mengenai fungsi dari public relations itu sendiri, tidaklah akan terlepas begitu saja kaitannya dengan kegiatan

public relations, karena melalui kegiatan public relations itu dapat secara jelas langsung dapat diketahui mengenai fungsi apa saja yang dilakukan oleh kegiatan public relations itu, baik kegiatannya dalam bentuk external maupun internal.

Seperti pendapat Scott M. Cutlip dan Allen H. Center dalam buku mereka “Effective Public Relations” menjelaskan, bila kegiatan public relations bersifat internal, maka kegiatannya mencakup kepada usaha :

(8)

2) Mengadakan perbaikan sebagai kelanjutan dari analisa yang dilakukan terhadap kebijaksanaan perusahaan, baik yang sedang berjalan maupun terhadap perrncanaan kebijaksanaan baru.

Menurut Rumanti (2002), fungsi utama PR adalah:(1) menumbuh dan mengembangkan hubungan baik antara organisasi/perusahaan dengan publiknya, baik internal maupun eksternal, (2) menanamkan pengertian, menumbuhkan motivasi, dan meningkatkan partisipasi publik, (3) menciptakan opini publik yang menguntungkan bagi organisasi/perusahaan dan publik. Publik terbagai menjadi dua macam (Muplihah, 2005), yaitu: (1) publik intern adalah publik yang menjadi bagian dari perusahaan itu sendiri. Misalnya: Karyawan, pimpinan, pemegang saham, dan sebagainya, (2) publik ekstern adalah orang luar/masyarakat umum yang perlu mendapat informasi dan penerangan demi tumbuhnya perasaan positif dan hubungan/kerjasama yang baik dari mereka.

2.2.3. Tujuan Public Relations

Di dalam menguraikan tujuan dari public relations ini, terlebih dahulu haruslah dibagi pengertian public relations tersebut berdasarkan kegiatannya. Diketahui secara teoritis, adapun pembagian kegiatan public relations tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Tujuan berdasarkan kegiatan internal public relations 2. Tujuan berdasarkan kegiatan eksternal public relations

Tujuan public relations berdasarkan kegiatan internal relations dalam hal ini dapat mencakup ke dalam beberapa hal, yaitu :

a. Mengadakan suatu penilaian terhadap sikap tingkah laku dan opini public terhadap perusahaan, terutama sekali ditujukan kepada kebijaksanaan perusahaan yang sedang dijalankan.

b. Mengadakan suatu analisa dan perbaikan terhadap kebijaksanaan yang sedang dijalankan, guna mencapai tujuan yang ditetapkan perusahaan dengan tidak melupakan kepentingan publik.

(9)

perkembangan perusahaan tersebut. Dimana paada tahap selanjutnya diharapkan publik karyawan tetap well inform.

d. Merencanakan bagi penyusunan suatu staff yang efektif bagi penugasan yang bersifat internal public relations dalam perusahaan tersebut.

2.3.Internal Public Relations

Internal public relations, dimaksudkan sebagai salah satu bentuk kegiatan

dari public relations yang menitik beratkan kegiatannya ke dalam. Istilah ke “dalam” maksudnya kegiatan tersebut hanya berlaku kepada bentuk hubungan dengan publik yang ada dalam instansi atau perusahaan tersebut.

Bentuk-bentuk dari kegiatan internal public relations dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Hubungan dengan publik karyawan (employee relations)

Merupakan salah satu bentuk dari kegiatan internal public relations yang menitik beratkan kepada hubungan antara pimpinan perusahaan dengan karyawan/publik karyawan, yang dalam hal ini mencakup kepada bentuk kegiatan :

• Penempatan dan pemindahan karyawan • Penerimaan pegawai baru

• Kenaikan pangkat dan kondite karyawan • Pemutusan hubungan kerja

• Pensiun dan jaminan sosial

b. Hubungan manusiawi (human relations)

Adalah salah satu bentuk dari kegiatan internal public relations yang menitik beratkan kepada hubungan yang bersifat manusiawi. Dengan kata lain, kegiatan internal public relations disini dimaksudkan merupakan usaha untuk menciptakan

(10)

• Rasa kesejahteraan di antara publik karyawan dengan pimpinan

• Rasa kesetiakawanan di antara publik karyawan dengan pimpinan

• Rasa ketentraman dalam bekerja di antara publik karyawan

c. Hubungan dengan publik buruh

Adalah salah satu bentuk dari kegiatan internal public relations yang diarahkan kepada usaha untuk memelihara hubungan antara manajer dengan publik buruh.

d. Hubungan dengan publik pemegang saham (stockholder relations)

Adalah salah satu bentuk kegiatan internal public relations yang diarahkan bagi usaha untuk menciptakan saling pengertian kerjasama antara publik pemegang saham dengan manajemen yang dijalankan oleh perusahaan.

2.4. Citra Perusahaan

Citra merupakan suatu penilaian yang bersifat abstrak yang hanya bisa dirasakan oleh perusahaan dan pihak-pihak yang terkait. Citra yang ideal merupakan impresi yang benar, yang sepenuhnya berdasarkan pengalaman, pengetahuan, serta pemahaman atas kenyataan yang sesungguhnya.

Sekarang ini banyak sekali perusahaan atau organisasi yang sangat memahami perlunya memberi perhatian yang cukup untuk membangun suatu citra yang menguntungkan bagi suatu perusahaan tidak hanya melepaskan diri terhadap terbentuknya suatu kesan publik yang negatif. Dengan perkataan lain, citra perusahaan adalah fragle commodity (komoditas yang rapuh/mudah pecah). Namun, kebanyakan perusahaan juga meyakini bahwa citra perusahaan yang positif adalah esensial, sukses yang berkelanjutan dalam jangka panjang.

(11)

Citra itu sendiri merupakan salah satu aset terpenting dari suatu perusahaan atau organisasi.

Dalam buku Essential of Public Relations (Soemirat dan Ardianto, 2004:111) menyebut bahwa citra adalah kesan yang diperoleh berdasarkan pengetahuan dan pengertian seseorang tentang fakta-fakta atau kenyataan. Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya Psikologi Komunikasi (Soemirat dan Ardianto, 2004:111) menyebutkan bahwa citra adalah penggambaran tentang realitas dan tidak harus sesuai dengan realitas, citra adalah dunia menurut realitas. Citra terbentuk berdasarkan pengetahuan dan informasi-informasi yang diterima seseorang.

Menurut Jeffkins, ada beberapa jenis citra, yakni :

a. Citra bayangan : citra yang melekat pada orang atau anggota-anggota organisasi. Biasanya adalah mengenai anggapan pihak luar tentang organisasinya. Citra ini sering kali tidaklah tepat, bahkan hanya sekedar ilusi, sebagai akibat dari tidak memadainya informasi, pengetahuan ataupun pemahaman yang dimiliki oleh kalangan dalam organisasi itu mengenai pendapat atau pandangan pihak-pihak luar.

b. Citra yang berlaku : kebalikan dari citra bayangan, citra yang berlaku (current image) ini adalah suatu citra atau pandangan yang melekat pada pihak-pihyak luar mengenai suatu organisasi. Namun sama halnya dengan citra bayangan, citra ini tidak berlaku selamanya, bahkan jarang sesuai dengan kenyataan karena semata-mata terbentuk dari pengalaman atau pengetahuan orang-orang luar yang bersangkutan yang biasanya tidak memadai.

(12)

d. Citra perusahaan : atau ada juga yang menyebutnya citra lembaga, adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi bukan hanya citra produk dan pelayanannya.

e. Citra majemuk : setiap perusahaan atau organisasi memiliki banyak unit dan pegawai (anggota). Masing-masing individu tersebut memiliki perangai dan perilaku tersendiri sehingga secara sengaja atau tidak sadar mereka pasti memunculkan suatu citra yang belum tentu sama dengan citra organisasi atau perusahaan secara keseluruhan.

Citra perusahaan dapat dilihat antara lain dari riwayat perusahaan, keberhasilan di bidang keuangan, hubungan industri yang baik dan meningkatnya pelanggan/konsumen pengguna barang atau jasa yang diproduksi.

Referensi

Dokumen terkait

Imunisasi polio bertujuan untuk mencegah penyakit poliomyelitis. Secara klinis penyakit polio adalah dibawah umur 15 tahun yang menderita lumpuh layu akut. Penyebarannya

Daya berkecambah benih tanpa perlakuan (kontrol) mempunyai daya berkecambah sebesar 70,33 % dan benih besar (73.00 %) lebih baik dan berbeda nyata dibandingkan dengan

Berdasarkan analisis yang saya dapat dari data-data dan teori-teori yang ada, saya menyimpulkan bahwa pada seni bonsai Jepang, bentuk simetri visual sangat diperlukan untuk

 Pada fase ini penderita penyakit dapat berkembang menjadi sembuh total, sembuh dengan cacat atau ada gejala sisa (sequele), menjadi carrier, menjadi penyakit kronis,

diperoleh dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Rina Tri Wulandari yang berjudul “Efektivitas Model Somatis, Auditori, Visual dan Intelektual (SAVI)

sehingga dapat disimpulkan bahwa hubungan metode STAD berbantuan media gambar tersebut dapat meningkatkan hasil belajar dan keaktifan siswa ketika berada di dalam

“Integrasi Pendidikan Karakter Dengan Pembelajaran Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadis di Madrasah Aliyah Negeri Jombang”..

Bacalah masing-masing pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan teliti kemudian jawablah seluruh pertanyaan-pertanyaan dengan mengisi atau memberikan tanda (X) pada pertanyaan