PROPOSAL PENELITIAN
INTERNAL PUBLIC RELATIONS DAN CITRA PERUSAHAAN
(Studi Korelasional Tentang Pengaruh Internal Public Relations Terhadap Citra Pt Perkebunan Nusantara IV (Persero))
D I S U S U N OLEH :
NAMA : ABDUL KHALIK AZHARI
NIM : 070904080
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI
ABSTRAKSI
Penelitian ini berjudul Public Relations dan Citra Perusahaan (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Internal Public Relations Terhadap Citra PT Perkebunan Nusantara IV Persero Medan). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana hubungan antara kegiatan internal public relations
dengan citra PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan, seberapa besar hubungan tersebut dan berarti tidaknya hubungan antara kegiatan internal public
relations dengan citra PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua karyawan yang masih merupakan staf yang artinya bukan merupakan pimpinan dalam perusahaan PTPN IV Medan. Untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90% sehingga diperoleh sampel sebanyak 79 orang. Sementara teknik penarikan sampel yang digunakan yaitu
Purposive Sampling dan Accidental Sampling.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini melalui dua cara, yaitu Penelitian Kepustakaan (Library Research) dan Penelitian Lapangan (Field Research).
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa tabel tunggal, analisa tabel silang dan uji hipotesa melalui rumus Koefisien Korelasi Tata Jenjang (Rank Order) oleh Spearman, dengan menggunakan aplikasi Statistical Product and System Solution (SPSS) 16. Dari hasil penelitian ini diperoleh
r
s sebesar 0,153, untuk melihat kuat lemahnya korelasi (hubungan)kedua variabel dalam penelitian ini digunakan skala Guilford. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang yang rendah atau lemas sekali antara kegiatan Internal Public Relations dengan citra perusahaan PTPN IV (Persero) Medan. Kemudian untuk menguji tingkat signifikansi pengaruh variabel x terhadap variabel y masih menggunakan aplikasi SPSS 16 serta untuk mengetahui besar kekuatan pengaruh variabel x terhadap variabel y digunakan uji determinan korelasi.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim, dengan mengucap puji dan syukur kehadirat Allah
SWT atas berkat rahmat dan hidayahNya skripsi berjudul “PENGARUH
INTERNAL PUBLIC RELATIONS DAN CITRA PERUSAHAAN PTPN IV” ini
dapat terselesaikan walaupun dengan keterbatasan pengetahuan, waktu dan tenaga
yang dimiliki penulis.
Skripsi ini dibuat sebagai salah satu persyaratan guna memperoleh gelar
sarjana strata (S1) pada jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sumatera Utara.
Dalam penyusunan skripsi ini telah banyak pihak yang turut membantu
sehigga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Untuk itu penulis ingin
menyampaikan terima kasih kepada :
1. Dra. Dayana M.Si yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini, sehingga dengan bantuan, arahan, dan nasehatnya penulis
menjadi lebih mengerti.
2. Ir. H. Abdul Rachman Harahap dan HJ. Nuraini Dalimunthe selaku kedua
orangtua penulis yang senantiasa mendukung penulis baik moril maupun
materil.
3. Kepada Ibu Drs. Fatma Wardy Lubis, M.A. selaku ketua Departemen Ilmu
Komunikasi Fisip Usu.
4. Kepada Bapak Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Sumatera Utara.
5. Terima kasih saya ucapkan kepada seluruh staff PT. PERKEBUNAN
NUSANTARA IV yang telah banyak membantu penulis dalam
melengkapi data – data skripsi.
6. Helmi, Oji, Ito sebagai sahabat yang telah memberikan dukungan kepada
penulis.
7. Saya juga ucapkan terima kasih kepada kakak senior Anggia Siregar yang
juga membantu penulis di dalam membuat skripsi ini.
Medan, 2012
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI...i
KATA PENGANTAR...ii
DAFTAR ISI...iv
DAFTAR GAMBAR...vi
DAFTAR TABEL...vii
BAB I PENDAHULUAN...1
I.1. Latar Belakang Masalah... 1
I.2. Perumusan Masalah... 6
I.3. Pembatasan Masalah... 6
I.4. Tujuan Penelitian... 6
I.5. Manfaat Penelitian... 7
I.6. Kerangka Teori... 7
I.6.1. Komunikasi... ... 7
I.6.2. Public Relations... 8
I.6.3. Internal Public Relations... 9
I.6.4. Citra Perusahaan... 12
I.7. Kerangka Konsep... 13
I.8. Model Teoritis... 15
I.9. Variabel Operasional... 15
I.10. Definisi Operasional... 17
I.11. Hipotesis... 20
BAB II URAIAN TEORITIS... II.1. Komunikasi... 21
II.1.1. Pengertian Komunikasi... 21
II.1.2. Ciri Komunikasi... 22
II.1.3. Tujuan dan Fungsi Komunikasi... 23
II.1.4. Tatanan Komunikasi... 23
II.2. Public Relations... ... 25
II.2.1. Pengertian Public Relations... 25
II.2.3. Tujuan Public Relations... 28
II.3. Internal Public Relations... 29
II.4 Citra Perusahaan... 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN... III.1. Deskripsi Lokasi Penelitian...33
III.1.1. Sejarah Singkat PTPN IV (Persero)... 33
III.1.2. Tata Nilai (Corporate Value)... 34
III.1.3. Maksud dan Tujuan Perusahaan... 35
III.1.4. Bidang Usaha... 36
III.1.5. Anak Perusahaan dan Penyerta Saham... 36
III.1.6. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas... 37
III.2. Metodologi Penelitian... 60
III.2.1. Metode Penelitian... 60
III.2.2. Lokasi Penelitian... 61
III.2.3. Populasi dan Sampel... 61
III.2.4. Teknik Penarikan Sampel... 63
III.2.5. Teknik Pengumpulan Data... 63
III.2.6. Teknik Analisis Data... 64
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN... IV.1. Pelaksanaan Pengumpulan Data... 67
IV.2. Proses Pengolahan Data... 67
IV.3. Analisa Tabel Tunggal... 68
IV.3.1. Karakteristik Responden... 68
IV.3.2. Kegiatan Internal Public Relations... 71
IV.3.3. Citra Perusahaan PTPN IV (Persero) Medan... 87
IV.4. Analisa Tabel Silang... 96
IV.5. Uji Hipotesa... 102
IV.6. Pembahasan... 104
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... V.1. Kesimpulan... 107
V.4. Saran Dalam Kaitan Praktis... 109
DAFTAR PREFERENSI...
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
1. Variabel Operasional... 16
2. Populasi Penelitian Karyawan PTPN IV... 61
3. Jenis Kelamin Responden... 69
4. Usia Responden... 69
5. Pendidikan Responden... 70
6. Lama Bekerja... 71
7. Kemudahan Bekerja Karena Kontak Pribadi... 72
8. Briefing Memperlancar Koordinasi... 72
9. Briefing mempelancar rencana jadwal kerja... 73
10. Pentingnya Meeting... 74
11. Pentingnya Progress Report... 74
12. Meeting Menciptakan Iklim Organisasi Kondusif... 75
13. Manfaat Diskusi Sebagai Sarana Tukar Pikiran... 76
14. Manfaat Diskusi Untuk Menampung Ide/ Aspirasi Karyawan... 77
15. Manfaat Diskusi Untuk Mendapatkan Solusi Dari Permasalahan... 78
16. Manfaat Diskusi Untuk Mendapatkan Ide Baru... 78
17. Saran Membantu Memecahkan Masalah... 79
18. Saran Menumbuhkan Keberanian... 80
19. Memahami Saran-Saran Saat Konseling... 81
20. Kegiatan Annyversary Dapat Mempererat Hubungan... 82
21. Darmawisata Dapat Meningkatkan Kebersamaan... 83
22. Olahraga Meningkatkan Hubungan Erat... 83
23. Study Tour Meningkatkan Kinerja... 84
24. Pelatihan Meningkatkan Kemampuan Karyawan... 85
25. Penghargaan Meningkatkan Motivasi... 86
26. Klinik Sebagai Fasilitas Yang Sangat Dibutuhkan... 87
27. Kepercayaan Melaksanakan Pekerjaan... 88
28. Perlakuan Adil Terhadap Karyawan... 88
29. Kegiatan Pada Nasabah Bukti Pelayanan Nyata... 89
30. Saran Karyawan Diterima Pimpinan... 90
31. Fasilitas Meningkatkan Kesejahteraan Karyawan... 91
32. Pekerjaan Harus Dipertanggungjawabkan... 91
33. Informasi Untuk Meningkatkan Kualitas Kerjanya... 92
34. Pembatasan Komunikasi Dalam Berkoordinasi... 93
35. Kewajiban Perusahaan Memperhatikan Kesejahteraan Karyawan... 94
36. Kesejahteraan Berbanding Lurus Dengan Kinerja Perusahaan... 94
37. Karyawan Menunjukkan Komitmen Berkinerja Tinggi... 95
39. Hubungan Antara Pentingnya Kegiatan Meeting Dalam Membahas Progress Dan Rencana Kerja Dengan Informasi Yang Didapat
Karyawan Dari Pimpinan Dalam Meningkatkan Kualitas Kerja... 97 40. Hubungan Antara Adanya Kegiatan Diskusi Kelompok Kerja
Yang Membantu Menampung Ide/ Pendapat Karyawan Dengan
Komitmen Berkinerja Tinggi Yang Ditunjukkan Oleh Karyawan... 98 41. Hubungan Antara Adanya Penghargaan Yang Diberikan
Perusahaan Kepada Karyawan Sebagai Motivasi Dengan
Komitmen Berkinerja Tinggi Yang Ditunjukkan Oleh Karyawan... 100 42. Hubungan Antara Adanya Klinik Sebagai Fasilitas Dengan
Peningkatan Kesejahteraan Karyawan Karena Adanya Fasilitas
Perusahaan... 101
ABSTRAKSI
Penelitian ini berjudul Public Relations dan Citra Perusahaan (Studi Korelasional Tentang Pengaruh Internal Public Relations Terhadap Citra PT Perkebunan Nusantara IV Persero Medan). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana hubungan antara kegiatan internal public relations
dengan citra PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan, seberapa besar hubungan tersebut dan berarti tidaknya hubungan antara kegiatan internal public
relations dengan citra PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua karyawan yang masih merupakan staf yang artinya bukan merupakan pimpinan dalam perusahaan PTPN IV Medan. Untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90% sehingga diperoleh sampel sebanyak 79 orang. Sementara teknik penarikan sampel yang digunakan yaitu
Purposive Sampling dan Accidental Sampling.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini melalui dua cara, yaitu Penelitian Kepustakaan (Library Research) dan Penelitian Lapangan (Field Research).
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa tabel tunggal, analisa tabel silang dan uji hipotesa melalui rumus Koefisien Korelasi Tata Jenjang (Rank Order) oleh Spearman, dengan menggunakan aplikasi Statistical Product and System Solution (SPSS) 16. Dari hasil penelitian ini diperoleh
r
s sebesar 0,153, untuk melihat kuat lemahnya korelasi (hubungan)kedua variabel dalam penelitian ini digunakan skala Guilford. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang yang rendah atau lemas sekali antara kegiatan Internal Public Relations dengan citra perusahaan PTPN IV (Persero) Medan. Kemudian untuk menguji tingkat signifikansi pengaruh variabel x terhadap variabel y masih menggunakan aplikasi SPSS 16 serta untuk mengetahui besar kekuatan pengaruh variabel x terhadap variabel y digunakan uji determinan korelasi.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Setiap perusahaan atau instansi terdiri dari sejumlah individu yang
membentuk kelompok sosial dengan ciri-ciri tertentu yang disebut public, public
tersebut mempunyai kepentingan yang sama yang dirasakan oleh masing-masing
individu. Dalam suatu perusahaan ada yang disebut public internal dan public
external, dimana untuk menghubungkan kedua public tersebut dibutuhkan petugas
Humas atau petugas Public Relations yang bertujuan untuk memberikan kepuasan
terhadap semua pihak yang berkepentingan yaitu masyarakat umum, pegawai dan
pimpinan perusahaan itu sendiri.
Menurut Institute of Public Relation (IPR), Public Relation adalah
keseluruhan upaya yang dilangsungkan secara terencana dan berkesinambungan
dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik dan saling pengertian antara
suatu organisasi dengan khalayak (Jefkins, 1995:08)Jadi public relation dapat
mewujudkan suatu hubungan yang harmonis antara pegawai dengan pimpinannya
dalam suatu instansi atau perusahaan. Hal ini merupakan salah satu pendorong
bagi pegawai untuk dapat meningkatkan gairah kerja mereka dalam mencapai
tujuan yang telah ditentukan dalam lingkungan kerja.
Public dalam perusahaan dibagi atas 2 yaitu public internal (publik dalam
perusahaan) dan public external (publik diluar perusahaan yang memiliki
kepentingan terhadap perusahaan).Berdasarkan jenis publik tersebut terdapat
kegiatan public relation yaitu kegiatan intern public relation (hubungan kedalam)
dan eksternal public relation (hubungan keluar). Seorang public relations officer
memberikan perhatian yang sama dalam pelaksanaan kegiatan internal public
relations dan external public relations, karena keduanya merupakan faktor
Tujuan public relations berdasarkan kegiatan internal relations dalam hal ini
mencakup ke dalam beberapa hal, yaitu :
1. Mengadakan suatu penilaian terhadap sikap tingkah laku dan opini public
terhadap perusahaan, terutama sekali ditujukan kepada kebijaksanaan
perusahaan yang sedang dijalankan.
2. Mengadakan suatu analisa dan perbaikan terhadap kebijaksanaan yang
sedang dijalankan, guna mencapai tujuan yang ditetapkan perusahaan
dengan tidak melupakan kepentingan publik.
3. Memberikan penerangan kepada publik karyawan mengenai suatu
kebijaksanaan perusahaan yang bersifat objektif serta menyangkut kepada
berbagai aktivitas rutin perusahaan, juga menjelaskan mengenai
perkembangan perusahaan tersebut. Dimana pada tahap selanjutnya
diharapkan publik karyawan tetap well inform.
4. Merencanakan bagi penyusunan suatu staff yang efektif bagi penugasan
yang bersifat internal public relations dalam perusahaan tersebut.
(Danandjaja, 2011:22)
Berdasarkan uraian tersebut diatas, dalam prakteknya untuk mencapai target
yang diinginkan, seorang top manager pucuk pimpinan harus selalu berorientasi
kepada kepentingan publik (public interest). Seperti pendapat Philip Lesly dalam
bukunya “Handbook of Public Relations and Communications” menjelaskan
mengenai masalah hubungan dengan karyawan (employee relations), maka tujuan
dari internal public relationsakan efektif bila seorang top manager dapat
menciptakan kegiatan dari tujuan tersebut sebagai berikut :
a. Dapat langsung menjelaskan mengenai tujuan baik dan perhatian pimpinan
terhadap pribadi karyawan baik dalam arti perorangan maupun juga dalam
arti luas yaitu publik karyawan.
b. Meringankan atau menghilangkan perasaan tertekan serta memberikan
kesempatan kepada karyawan untuk mengeluarkan isi hati dan
c. Menghilangkan hal yang mengganggu pikiran dan mengembalikan
kepercayaan karyawan terhadap dirinya sehingga dalam menghadapi
situasi pekerjaan, karyawan tersebut dapat secara maksimal diharapkan
bekerja efektif kembali.
d. Menolong karyawan agar ia lebih dapat mengenal akan pribadinya.
Perhatian yang besar terhadap kepentingan publik, khususnya pelanggan, dan
bertindak sesuai dengan kepentingan mereka akan membangkitkan simpati dan
kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan tersebut. Sikap pelanggan terhadap
seorang public relations officer biasanya dibentuk oleh pengalaman-pengalaman
mereka (para pelanggan) seperti memperhatikan sikap, tindak tanduk kebiasaan,
cara-cara melayani dan sebagainya. Selain itu penilaian pelanggan terhadap suatu
perusahaan bukan hanya mengenai pelayanannya, kegiatan-kegiatannya dan para
anggotanya saja tetapi juga mengenai keseluruhan yang meliputi badan/instansi
tersebut seperti gedungnya, letaknya, kebersihannya, fasilitasnya, dan lain-lain
yang nampak dan dapat dilihat oleh manusia pada badan/instansi itu akan
memberikan kesan kepada mereka dan membentuk opininya, kemudian
menentukan sikapnya terhadap perusahaan tersebut.
Citra perusahaan (ada pula yang menyebutnya sebagai citra lembaga) adalah
citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi bukan citra atas produk dan
pelayanannya. Citra perusahaan ini terbentuk oleh banyak hal. Hal-hal positif
yang dapat dapat meningkatkan citra suatu perusahaan antara lain adalah sejarah
atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang, keberhasilan-keberhasilan di
bidang keuangan yang pernah diraihnya, keberhasilan ekspor, hubungan industri
yang baik, reputasi sebagai pencipta lapangan kerja dalam jumlah yang besar,
kesediaan memikul tanggung jawab sosial, komitmen mengadakan riset, dan
sebagainya. (Jeffkins, 1995:19)
Citra positif perusahaan menjadi perhatian besar dalam suatu perusahaan.
Perusahaan yang memiliki citra positif dngan sendirinya akan menikmati
keuntungan-keuntungan dari citra positif tersebut. Perusahaan yang komit
membangun citra perusahaannya akan sangat mungkin memiliki kesempatan
perusahaan tersebut. Masalahnya adalah membangun citra perusahaan bukanlah
hal yang mudah.Citra perusahaan menuntut waktu,biaya dan komitmen jangka
panjang.Oleh karenanya petugas public relation officer dituntut untuk berperan
aktif dalam menunjang kelancaran peningkatan citra perusahaannya.
Pentingnya penelitian citra, ungkap H. Frazier Moore dalam Soemirat dan
Ardianto, penelitian citra menentukan sosok institusional dan citra perusahaan
dalam pikiran publik dengan mengetahui sikap masyarakat terhadap sebuah
organisasi, bagaimana mereka memahami dengan baik, dan apa yang mereka
sukai dan tidak sukai tentang organisasi atau perusahaan tersebut. Penelitian citra
memberikan informasi untuk mengevaluasi kebijaksanaan, memperbaiki
kesalahpahaman, menentukan daya tarik pesan, dan meningkatkan citra hubungan
masyarakat dalam hubungan publik.
PT. Perkebunan Nusantara IV adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
yang bergerak pada bidang usaha agroindustri. PT. Perkebunanan Nusantara IV
(PTPN IV) mengusahakan perkebunan dan pengolahan komoditas kelapa sawit
dan teh yang mencakup pengolahan areal dan tanaman, kebun bibit dan
pemeliharaan tanaman menghasilkan, pengolahan komoditas menjadi bahan baku
berbagai industri, pemasaran komoditas yang dihasilkan dan kegiatan pendukung
lainnya.
PTPN IV memiliki 30 Unit Kebun yang mengelola budidaya Kelapa Sawit
dan Teh, dan 3 unit Proyek Pengembangan Kebun Inti Kelapa Sawit, 1 unit
Proyek Pengembangan Kebun Plasma Kelapa Sawit, yang menyebar di 9
Kabupaten, yaitu Kabupaten Langkat, Deli Serdang, Serdang Bedagai,
Simalungun, Asahan, Labuhan Batu, Padang Lawas, Batubara dan Mandailing
Natal.
PTPN IV dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 1996
tanggal 14 Pebruari 1996 tentang peleburan Perusahaan Perseroan PT.Perkebunan
VI, PT.Perkebunan VII dan PT.Perkebunan VIII. Menjadi Perusahaan Perseroan
PT Perkebunan IV (Lembaran Negara Tahun 1996 No. 5) sesuai dengan Akte
Notaris Harun Kamil, SH No.37 tertanggal 11 Maret 1996. Kemudian sesuai
pendirian perusahaan (vide : Tambahan Berita Negara Republik Indonesia
Tanggal 25 Maret 2003 nomor 24).
PT. Perkebunan Nusantara IV ( Persero ) mempunyai visi : “menjadi pusat
keunggulan pengelolaan perusahaan agroindustri kelapa sawit dengan tata kelola
perusahaan yang baik serta berwawasan lingkungan”. Sedangkan misinya adalah:
1. Menjamin keberlanjutan usaha yang kompetitif .
2. Meningkatkan daya saing produk secara berkesinambungan dengan
sistem, cara dan lingkungan kerja yang mendorong munculnya
kreativitas dan inovasi untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi.
3. Meningkatkan laba secara berkesinambungan.
4. Mengelola usaha secara profesional untuk meningkatkan nilai
perusahaan yang mempedomani etika bisnis dan tata kelola perusahaan
yang baik (GCG).
5. Meningkatkan tanggung jawab sosial dan lingkungan .
6. Melaksanakan dan menunjang kebijakan serta program pemerintah
pusat/daerah
Untuk mencapai sasaran yang jelas dalam koridor visi dan misi tersebut,
diperlukan suatu corporate plan atau perencanaan strategis jangka panjang yang
akan menjadi acuan/ pedoman manajemen dalam menjalankan keputusan
strategis. Penyusunan rencana jangka panjang adalah bagian dari upaya yang
konsisiten dalam pelaksanaan dan pencapaian good corporate governance (GCG).
PT. Perkebunan Nusantara IV adalah salah satu perusahaan yang perduli
terhadap lingkungan sekitarnya. Adapun beberapa program yang sudah
dilaksanakan oleh PT. Perkebunan Nusantara IV adalah sebagai berikut :
a. Menjaga kelestarian lingkungan dengan program Zero Waste dengan
memanfaatkan limbah padat dan cair menjadi kompos.
b. Meminimalisasi dampak keberadaan PKS dengan teknologi yang
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk
meneliti sejauhmanakah hubungan internal public relations terhadap citra
perusahaan PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero).
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dalam
penelitian ini dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut:
“Sejauhmana hubunganinternal public relation terhadap citra perusahaan PT.
Perkebunan Nusantara IV (Persero)”.
1.3 Pembatasan Masalah
Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga dapat
mengaburkan penelitian, maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti di
Kantor pusat PTPN IV Jl latjend suprapto no 2 Medan. Adapun pembatasan
masalah yang diteliti adalah sebagai berikut :
1. Yang dimaksud dengan citra perusahaan terbatas pada kepercayaan,
realitas, terciptanya kerjasama yang saling menguntungkan dan kesadaran.
2. Lokasi penelitian di Kantor Pusat PT Perkebunan Nusantara IV (Persero)
Medan.
3. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2012.
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui kegiatan internal public relations yang dilakukan PT.
Perkebunan Nusantara IV (Persero) dalam upaya meningkatkan citra
perusahaan di kalangan klien.
2. Untuk mengetahui citra PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) kota
Medan.
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh internal public relations terhadap
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Secara teoritis penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan
dan wawasan peneliti mengenai internal public relation dan citra
perusahaan.
2. Secara akademis, penelitian ini merupakan kontribusi peneliti kepada
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
khususnya Departemen Ilmu Komunikasi guna memperkaya sumber
pengetahuan dan sumber bacaan.
3. Secara praktis, penelitian ini dapat memberi masukan bagi pihak-pihak
yang membutuhkan.
1.6 Kerangka Teori
Sebelum melakukan penelitian, seorang peneliti harus menyusun suatu
kerangka teori. Kerangka teori merupakan landasan berpikir untuk
menggambarkan dari sudut mana peneliti akan menyoroti masalah yang akan
diteliti(Nawawi, 1995: 40).
Teori merupakan asumsi, konstruk, defenisi, dan proporsi untuk
menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan
hubungan antar konsep. Dengan adanya kerangka teori akan memudahkan peneliti
dalam menganalisa masalah penelitian. Untuk itu perlu disusun kerangka teori
yang memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari sudut pandang
mana penelitian akan disoroti(Singarimbun, 1995: 87).
Adapun teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1.6.1 Komunikasi
Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari
kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama.
Sama di sini maksudnya adalah sama makna.
Pentingnya komunikasi bagi kehidupan sosial, budaya, pendidikan, dan
politik sudah disadari oleh para cendekiawan sejak Aristoteles yang hidup ratusan
tahun sebelum Masehi.Akan tetapi, studi Aristoteles hanya berkisar pada retorika
semakin kecil akibat dari revolusi industri dan revolusi teknologi elektronik,film,
radio, televisi, dan sebagainya maka para cendekiawan pada abad sekarang
menyadari pentingnya komunikasi ditingkatkan dari pengetahuan (knowledge)
menjadi ilmu (science).
Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran
atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan).
Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari
benaknya. Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keragu-raguan,
kekhawatiran, kemarahan, keberanian, kegairahan, dan sebagainya yang timbul
dari lubuk hati. (Effendy 1993:10)
MenurutHarold Lasswell,komunikasi pada dasarnya merupakan suatu
proses yang menjelaskan “siapa”, “mengatakan apa”, “dengan saluran apa”,
“kepada siapa” , dan “dengan akibat apa” atau “hasil apa”.(
Menurut
who says what in
which channel to whom and with what effect). (Effendy, 1993:10)
Hovland, Janis & Kelley,dalam Effendy (1993:10)komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan
stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau
membentuk perilaku orang-orang lainnya.MenurutBerelson & Steiner,k
Dari berbagai definisi tentang ilmu komunikasi tersebut di atas, terlihat
bahwa para ahli memberikan definisinya sesuai dengan sudut pandangnya dalam
melihat komunikasi. Masing-masing memberikan penekanan arti, ruang lingkup,
dan konteks yang berbeda.Hal ini menunjukkan bahwa, ilmu komunikasi sebagai
bagian dari ilmu sosial adalah suatu ilmu yang bersifat multi-disipliner.
omunikasi
adalah suatu proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian, dan
lain-lain melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata, gambar, angka-angka,
dan lain-lain.
1.6.2 Public Relations
Secara etimologis, Public Relations terdiri dari dua kata, yaitu public dan
relations. Public berarti publik/masyarakat dan relations berarti
publik/masyarakat. Cutlip & Center mengemukakan defenisi Public Relations
sebagai suatu kegiatan komunikasi dan penafsiran, serta komunikasi-komunikasi
dan gagasan-gagasan dari suatu lembaga kepada publiknya, serta pendapat dari
publiknya itu kepada lembaga tersebut, dalam usaha yang jujur untuk
menumbuhkan kepentingan bersama sehingga dapat tercipta suatu persesuaian
yang harmonis dari lembaga itu dengan masyarakat. Dari defenisi Cutlip & Center
tergambar adanya ciri khas Public Relations yaitu suatu kegiatan timbal-balik
antara lembaga dan publiknya. (Suhandang, 2004:45)
Cutlip & Center dan Canfield mengungkapkan fungsi utama Public
Relations adalah sebagai berikut:
1. Menunjukkan aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan
bersama (fungsi melekat pada manajemen lembaga/organisasi).
2. Membina hubungan yang harmonis antara badan/organisasi dengan
pihak publiknya, sebagai khalayak sasaran.
3. Mengidentifikasi hal-hal yang berkaitan dengan opini, persepsi dan
tanggapan masyarakat terhadap badan/organisasi yang diwakilinya
atau sebaliknya.
4. Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbangan saran
kepada pimpinan manajemen demi tercapainya tujuan dan manfaat
bersama.
5. Menciptakan komunikasi dua arah secara timbal-balik dan memngurus
arus informasi, publiknya serta pesan dari badan/organisasi ke
publiknya atau terjadi sebaliknya demi tercapainya citra positif bagi
kedua belah pihak.
Salah satu kegiatan PR adalah menciptakan prestase atau citra baik. Citra
yang baik akan bermanfaat sangat besar bagi perusahaan, bahkan citra
perusahaan sering disebut sebagai aset besar dari sebuah perusahaan. Oleh karena
itu, PR harus dapat mengontrol opini publik agar tetap menjaga citra perusahaan.
1.6.3 Internal Public Relations
Internal public relations, dimaksudkan sebagai salah satu bentuk kegiatan
“dalam” maksudnya, kegiatan tersebut hanya berlaku kepada bentuk hubungan
dengan publik yang ada dalam instansi atau perusahaan tersebut. Pengertian
publik juga dalam hal ini dibatasi kepada pengertian sekelompok individu yang
terlibat pada suatu kegiatan, dan diikat oleh satu perhatian dan kepentingan guna
mencapai satu tujuan. Oleh sebab itu publik dalam kegiatan internal public
relations ini dapat dilihat dalam beberapa bentuk yang terbatas, seperti:
• Publik karyawan
• Publik pemegang saham
• Publik dari masing-masing departemen, biro atau unit-unit terkecil dalam
perusahaan atau instansi tersebut.
Hubungan dengan publik diluar perusahaan merupakan keharusan yang
mutlak karena perusahaan tidak mungkin berdiri sendiri tanpa bekerjasama
dengan perusahaan yang lain. Karena itu perusahaan harus menciptakan hubungan
yang harmonis dengan publik. Salah satunya dengan melakukan komunikasi
dengan publik ekstern secara informatif dan persuasif. Informasi yang
disampaikan hendaknya jujur, teliti dan sempurna berdasarkan fakta yang
sebenarnya. Secara persuasif, komunikasi dapat dilakukan atas dasar
membangkitkan perhatian komunikan (publik) sehingga timbul rasa tertarik.
Usaha yang bisa ditempuh Internal Public Relations yaitu :
• Pengumuman-pengumuman, mengumumkan program kerja serta
hasil-hasil yang telah atau masih harus dicapai perusahaan.
Biasanya bersifat insidental seperti rapat kerja.
• Buku pegangan pegawai, memuat program kerja secara rinci,
tujuan perusahaan serta hak dan kewajiban pimpinan dan
karyawan.
• Kontak pribadi, menciptakan komunikasi yang akrab antara
pimpinan dengan bawahan dan bawahan dengan bawahan.
• Pertemuan-pertemuan berkala, dimana pimpinan dan karyawan
bisa saling berbagi tentang kegiatan kerja dan mencari solusi atas
kendala-kendala yang dihadapi dan mengemukakan
• Kotak suara, menampung pendapat karyawan yang tidak berani
mengemukakannya secara terbuka. Sehingga segala keputusan
pimpinan bisa obyektif.
• Laporan kepada pemegang saham, pertemuan antara pimpinan
perusahaan dan pemegang saham untuk pertanggungjawaban
dalam bidang keuangan. Sehingga para pemegang saham tetap
menaruh kepercayaan karena merasa ikut serta membina
perusahaan dan mengetahui kegunaan uangnya.
• Hiburan dan darmawisata, untuk meredakan ketegangan selama
bekerja dan memupuk keakraban serta setia kawan.
• Olahraga, penyaluran minat dan bakat yang bersifat rekreasi seperti
olahraga dengan membentuk tim-tim, akan mampu menggugah
para pegawai untuk lebih mencintai perusahaannya dan bekerja
lebih baik. Hal tersebut sebagai imbalan diperhatikannya minat
mereka. Selain itu juga bisa sebagai alat promosi dan menambah
publik ekstern bagi perusahaan melalui pertandingan persahabatan
misalnya.
• Study tour dan pelatihan, untuk meningkatkan ketrampilan dan
pengetahuan para pegawai.
• Hadiah-hadiah dan penghargaan, memotivasi pegawai yang
mendapat penghargaan untuk mempertahankannya dan memotivasi
pegawai yang lain untuk bekerja lebih baik.
• Klinik dan apotek kesehatan, perusahaan hendaknya dilengkapi
klinik atau apotek kesehatan untuk kesejahteraan karyawannya.
Selain untuk karyawan dan keluarga, bisa juga dikembangkan
untuk umum sehingga menambah keuntungan tersendiri bagi
perusahaan.
• Tempat-tempat ibadah, untuk membangun moral dan mental yang
baik pada karyawan.
• Tempat-tempat pendidikan, pendidikan untuk keluarga karyawan
Internal Public Relations juga harus melakukan upaya-upaya untuk dapat
memecahkan permasalahan dalam lingkungan intern perusahaan, seperti
bagaimana memelihara hubungan baik antara pimpinan dengan bawahan serta
antara buruh dengan pegawainya dengan rekan-rekan sekerja, mempertinggi
produktivitas sumberdaya manusia (SDM) dalam perusahaanpublik, mengadakan
komunikasi teratur dan tepat guna dalam perusahaan secara vertikal dan
horisontal, mempertinggi kecakapan dan pengetahuan SDM perusahaan,
memberikan hiburan dan kesempatan bersantai bagi pegawai, meningkatkan
kebersihan, ketertiban, serta keindahan perusahaan dan lingkungannya,
mengintegrasikan keluarga pegawai, menggerakkan para pegawai agar
memberikan pelayanan maksimal kepada ke dalam kehidupan perusahaan,
memelihara kesejahteraan pegawai atas usaha sendiri. Dalam hal pelaksanaan
tergantung pada besar kecil perusahaan serta skala prioritas.
1.6.4 Citra Perusahaan
Citra adalah gambaran yang dimiliki setiap orang mengenai pribadi
perusahaan, organisasi atau produk (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1995). Citra
adalah tujuan utama dan sekaligus merupakan reputasi dan prestasi yang hendak
dicapai oleh dunia. Pengertian citra itu abstrak dan tidak dapat diukur secara
matematis tetapi dapat dirasakan dari hasil penelitian baik atau buruk seperti
penerimaan tanggapan baik positif maupun negatif yang khususnya datang dari
masyarakat luas (Rueslan, 1998:62)
Menciptakan citra yang positif terhadap perusahaan merupakan tujuan
utama bagi seorang Public Relations. Citra merupakan sutau penilaian yang
sifatnya abstrak yang hanya bisa dirasakan perusahaan dan pihak-pihak yang
terkait. Citra yang ideal merupakan impresi yang benar, yang sepenuhnya
berdasarkan pengalaman, pengetahuan serta pemahaman atas kenyataan yang
sesungguhnya.
Untuk mengetahui citra seseorang terhadap suatu objek, dapat diketahui
dari sikapnya terhadap objek tersebut. Salomon menyatakan semua sikap
bersumber pada organisasi kognitif pada informasi dan pengetahuan yang kita
citra seseorang. Citra terbentuk berdasarkan pengetahuan dan informasi-informasi
yang diterima seseorang. Komunikasi tidak secara langsung menimbulkan
perilaku tertentu, tetapi cenderung mempengaruhi cara kita mengorganisasikan
citra kita tentang lingkungan. (Soemirat & Ardianto, 2004:15)
Untuk mengukur citra perusahaan, baik citra positif maupun negatif
diperlukan alat ukur untuk mengetahui citra perusahaan tersebut. Ada empat hal
yang digunakan sebagai alat pengukur pembentukan citra perusahan (Rueslan,
1998:25), yaitu:
1. Kepercayaan
Merupakan kesan dan pendapat atau penilaian positif khalayak terhadap
suatu perusahaan.
2. Realitas
Menggambarkan suatu yang realitas, jelas terwujud, dapat diukur dan
hasilnya dapat dirasakan di pertanggung jawabkan dengan perencanaan
yang matang dan sistematis bagi responden.
3. Terciptanya kerjasama yang saling menguntungkan
Menggambarkan keadaan yang saling mengguntungkan antara perusahaan
dan publiknya
a. Kepuasan
b. Efisien
4. Kesadaran
Adanya kesadaran khalayak tentang perusahaan dan perhatian terhadap
produk yang dihasilkan.
a. Ketertarikan
b. Niat
c. Implementasi
1. 7Kerangka Konsep
Dalam penelitian, seorang peneliti menggunakan istilah yang khusus untuk
menggambarkan secara tepat fenomena yang ditelitinya.Inilah yang disebut
konsep, yakni istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara
ilmu sosial. Melalui konsep, peneliti diharapkan akan dapat menyederhanakan
pemikirannya dengan menggunakan istilah untuk beberapa kejadian yang
berkaitan satu dengan yang lainnya (Singarimbun, 1995: 32).
Kerangka konsep merupakan hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis
dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai. Adanya
kerangka konsep dapat menuntun penelitian pada rumusan hipotesis (Nawawi,
1991: 40).
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel Bebas (X)
Variabel bebas merupakan segala faktor atau unsur yang menentukan atau
mempengaruhi munculnya faktor atau unsur yang lain (Nawawi, 1995:40).
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel lain.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kegiatan internal public
relationsPT. Perkebunan Nusantara IV (Persero) yang terdiri dari :
• Kontak pribadi,
• Pertemuan-pertemuan berkala,
• Laporan kepada pemegang saham, pertemuan antara pimpinan
perusahaan dan pemegang saham untuk pertanggungjawaban
dalam bidang keuangan,
• Olahraga,
• Study tour dan pelatihan,
• Hadiah-hadiah dan penghargaan,
• Klinik dan apotek kesehatan. 2. Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat adalah variabel yang diduga sebagai akibat atau yang
dipengaruhi oleh variabel yang mendahuluinya (Kriyantono, 2008:21).
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah citra perusahaan PT.
Perkebunan Nusantara IV (Persero) yang terdiri dari :
• Kepercayaan,
• Realitas,
• Terciptanya kerjasama yang saling menguntungkan,
3. Karakteristik Responden
Karakteristik atau ciri-ciri individu yang membedakannya dengan individu
lain yang terdiri dari :
• Jenis kelamin,
• Usia,
• Pendidikan.
• Pekerjaan.
1.8 Model Teoritis
Berdasarkan kerangka konsep diatas, maka dapat dibentuk model teoritis
sebagai berikut:
Gambar 1 Model Teoritis
1.9 Variabel Operasional
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah di urikan diatas,
maka untuk memudahkan penelitian, perlu dibuat variabel operasional sebagai
berikut:
Variabel Bebas (X)
KegiatanInternal Public
Variabel Terikat (Y)
Tabel 1
Variabel Operasional
Kegiatan Internal Public
Relations
Variabel Bebas (X) 1. Kontak pribadi
2. Pertemuan-pertemuan berkala
a) breafing
b) meating
c) diskusi
d) konseling
3. Laporan kepada pemegang saham,
pertemuan antara pimpinan perusahaan
dan pemegang saham untuk
pertanggungjawaban dalam bidang
keuangan.
4. Olahraga
5. Study tour dan pelatihan
6. Hadiah-hadiah dan penghargaan
7. Klinik dan apotek kesehatan
Citra Perusahaan
Variabel Terikat (Y) 1. Kepercayaan a. Kesan
b. Pendapat atau penilaian positif
2. Realitas
a. Jelas terwujud
b. Dapat diukur
c. Dapat dirasakan
d. Dapat dipertanggungjawabkan
1.10 Defenisi Operasional
Merupakan unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya
untuk mengukur suatu variabel. Dengan kata lain definisi operasional adalah suatu
informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan
variabel yang sama (Singarimbun, 1995: 46).
Definisi operasional dari variabel-variabel penelitian ini adalah :
1. Variabel Bebas (X)
Kegiatan Internal Public Relations PTPN IV (Persero), terdiri dari :
a. Kontak pribadi, menciptakan komunikasi yang akrab antara pimpinan
dengan bawahan dan bawahan dengan bawahan.
b. Pertemuan-pertemuan berkala, dimana pimpinan dan karyawan bisa saling
berbagi tentang kegiatan kerja dan mencari solusi atas kendala-kendala
yang dihadapi dan mengemukakan kemajuan-kemajuan yang telah dicapai.
c. Laporan kepada pemegang saham, pertemuan antara pimpinan perusahaan
dan pemegang saham untuk pertanggungjawaban dalam bidang keuangan.
Sehingga para pemegang saham tetap menaruh kepercayaan karena merasa
ikut serta membina perusahaan dan mengetahui kegunaan uangnya. menguntungkan
a. Kepuasan
b. Efisien
4. Kesadaran
a. Ketertarikan
b. Niat
c. Implementasi
Karakteristik Responden 1. Jenis Kelamin
2. Usia
3. Pendidikan
d. Olahraga, penyaluran minat dan bakat yang bersifat rekreasi seperti
olahraga dengan membentuk tim-tim, akan mampu menggugah para
pegawai untuk lebih mencintai perusahaannya dan bekerja lebih baik. Hal
tersebut sebagai imbalan diperhatikannya minat mereka. Selain itu juga
bisa sebagai alat promosi dan menambah publik ekstern bagi perusahaan
melalui pertandingan persahabatan misalnya.
e. Study tour dan pelatihan, untuk meningkatkan ketrampilan dan
pengetahuan para pegawai.
f. Hadiah-hadiah dan penghargaan, memotivasi pegawai yang mendapat
penghargaan untuk mempertahankannya dan memotivasi pegawai yang
lain untuk bekerja lebih baik.
g. Klinik dan apotek kesehatan, perusahaan hendaknya dilengkapi klinik atau
apotek kesehatan untuk kesejahteraan karyawannya. Selain untuk
karyawan dan keluarga, bisa juga dikembangkan untuk umum sehingga
menambah keuntungan tersendiri bagi perusahaan.
2. Variabel Terikat (Y)
1. Kepercayaan : adalah kesan positif yang diperoleh klien terhadap kinerja
internal public relations.
a. Kesan, yaitu kepuasan pelayanan yang diberikan internal public
relations kepada klien.
b. Pendapat atau penilaian positif, yaitu tanggapan klien terhadap
pelayanan internal public relations.
2. Realitas : adalah kegiatan yang dilakukan internal public relations pada
nasabah sebagai pelayanan kepada klien.
a. Jelas terwujud, yaitu bukti nyata kegiatan internal public relations.
b. Dapat diukur, yaitu nilai yang diberikan klien kepada internal public
relations.
c. Dapat dirasakan, yaitu tujuan yang ingin diperoleh oleh internal public
relations dari klien.
d. Dapat dipertanggung jawabkan, yaitu internal public
3. Terciptanya kerjasama yang saling menguntungkan : adalah upaya-upaya
yang dilakukan oleh internal public relations dalam meyakinkan segmen
sasarannya (klien), bahwa dalam kegiatan yang mereka lakukan terjadi
suatu kerjasama yang saling terkait dan menguntungkan diantara kedua
belah pihak.
a. Kepuasan, yaitu hasil yang dapat dirasakan oleh klien atas kerjasama
yang terbina antara internal public relations dan klien.
b. Efisien, yaitu penghematan waktu dalam mengurus persoalan internal
public relations.
4. Kesadaran : adalah kemampuan internal public relations untuk dapat
menarik perhatian dari klien.
a. Ketertarikan, yaitu timbulnya rasa keingintahuan klien terhadap produk
yang ditawarkan oleh internal public relations.
b. Niat, yaitu keinginan dari klien untuk mencoba produk yang ditawarkan
oleh internal public relations.
c. Implementasi, yaitu klien mulai mencoba produk yang ditawarkan oleh
internal public relations.
3. Karakteristik Responden
a. Jenis kelamin: jenis kelamin responden baik laki-laki dan perempuan.
b. Usia : tingkatan umur dari responden.
c. Pendidikan : tingkatan pendidikan terakhir responden.
1.11 Hipotesis
Hipotesis adalah sarana penelitian ilmiah yang penting dan tidak bisa
ditinggalkan karena merupakan instrument kerja dari teori (Singarimbun,
1995:43). Hipotesis adalah kesimpulan yang masih belum final, dalam arti masih
harus dibuktikan atau diuji kebenarannya (Nawawi, 2001:44).
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Ho : Tidak terdapat hubungan antara internal public relationsdengan
peningkatan citra perusahaan
Ha : Terdapat hubungan antara internal public relations dengan peningkatan
BAB II
URAIAN TEORITIS
2.1. Komunikasi
2.1. 1. Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin, communis yang artinya
membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antar dua orang atau lebih.
Komunikasi juga berasal dari akar kata bahasa Latin yaitu communico yang
artinya membagi (Cangara, 2002:17).
Komunikasi dibutuhkan seseorang untuk berhubungan dengan orang lain,
karena komunikasi merupakan pengaruh dan alat dalam aktifitas manusia. Dengan
berkomunikasi manusia dapat bertanya mengenai suatu hal yang tidak
diketahuinya, menerima dan mengawasi. Komunikasi dapat menjadi saran-saran
guna terciptanya ide bersama, memperkuat perasaan kebersamaan melalui tukar
menukar pesan (informasi), menggambarkan emosi dan kebutuhan mulai dari
yang paling sederhana sampai yang kompleks.
Sebuah defenisi singkat dibuat oleh Harold D. Lasswell, bahwa cara yang
tepat untuk menerangkan suatu tindakan komunikasi adalah dengan menjawab
pertanyaan : siapa yang menyampaikan (komunikator), apa yang disampaikan
(pesan), melalui saluran apa (media), kepada siapa (komunikan) dan apa
pengaruhnya (efek). Komunikasi, menurut Carl I. Hovland adalah upaya yang
sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian informasi serta
pembentukan pendapat dan sikap. Dalam hal ini ada upaya dari komunikator
selaku penyampai pesan untuk mempengaruhi sikap dan pendapat dari komunikan
atau sasaran komunikasi. H.A.W. Widjaja, berpendapat bahwa komunikasi
merupakan suatu hubungan dimana terdapat tukar-menukar pendapat atau
informasi diantara pihak-pihak yang berkomunikasi. Komunikasi juga dapat
diartikan sebagai suatu hubungan kontak antara manusia baik secara individu
maupun kelompok. (Effendy, 1993:10)
Menurut Delozier, komunikasi melibatkan berbagai tanda-tanda informasi
baik yang berbentuk verbal, nonverbal dan paralinguistik. Tanda-tanda nonverbal
dan waktu, sentuhan serta bau. Sedangkan tanda-tanda paralinguistik adalah
tanda-tanda yang terdapat diantara komunikasi verbal dan nonverbal yang
meliputi kualitas suara seperti, kecepatan berbicara, tekanan suara dan vokalisasi
yang digunakan untuk menunjukkan makna dan emosi tertentu (Effendy,
1993:10).
Defenisi-defenisi komunikasi di atas tentunya belum mewakili semua
defenisi komunikasi yang telah dibuat oleh banyak pakar. Namun, sedikit
banyaknya dapat memberi gambaran seperti apa yang diungkapkan oleh Shanon
dan Weaver, bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi yang saling
mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak disengaja serta tidak terbatas
pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni
dan teknologi. (Cangara, 2002:19)
Komunikasi adalah suatu proses penyampain pesan/informasi. Di dalam
proses komunikasi terdapat tiga unsur yang sangat penting, yaitu komunikator,
pesan dan komunikan. Proses komunikasi dalam perspektif mekanistis dapat
diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu:
1) Proses komunikasi secara primer, yaitu : proses penyampaian pikiran oleh
komunikator kepada komunikan dengan menggunakan suatu lambang
(symbol) sebagai media atau saluran.
2) Proses komunikasi secara sekunder, yaitu : proses penyampaian pesan oleh
komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana
sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.
Komunikator dalam hal ini menggunakan media kedua dalam melancarkan
komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada ditempat
yang relatif jauh dan berjumlah banyak (Effendy, 1993:33).
2.1.2. Ciri Komunikasi
Komunikasi memiliki sifat atau ciri. Adapun sifat atau ciri dari
komunikasi, antara lain :
1) Komunikasi Verbal (Verbal Comunication)
a. Komunikasi Lisan (Oral Communication)
2) Komunikasi Nonverbal (Nonverbal Communication)
a. Komunikasi Kial / Isyarat Badaniah (Gestured Communication)
b. Komunikasi Gambar (Pictorial Communication)
3) Komunikasi Tatap Muka (Face to Face Comunication)
4) Komunikasi Bermedia (Mediated Communication) (Effendy, 1993:33)
2.1.3. Tujuan dan Fungsi Komunikasi
Komunikasi mempunyai suatu tujuan. Adapun tujuan komunikasi menurut
Onong U.Effendy, adalah :
1. Mengubah sikap (to change the attitude)
2. Mengubah pendapat atau opini (to change the opinion)
3. Mengubah perilaku (to change the behaviour)
4. Mengubah masyarakat (to change the society)
Adapun fungsi dari kegiatan komunikasi, dibagi atas empat fungsi utama,
yaitu :
1. Menyampaikan informasi (to inform)
2. Mendidik (to educate)
3. Menghibur (to entertain)
4. Mempengaruhi (to influence) (Effendy,1993:55)
2.1.4. Tatanan Komunikasi
Tatanan komunikasi adalah proses komunikasi yang ditinjau dari jumlah
komunikan, apakah satu orang, sekelompok orang atau sejumlah orang yang
bertempat tinggal secara tersebar. Berdasarkan situasi komunikan seperti itu,
maka komunikasi dapat diklasifikasikan menjadi bentuk-bentuk sebagai berikut :
1) Komunikasi Pribadi (Personal Communication), yaitu : komunikasi diri
sendiri, baik dalam fungsinya sebagai komunikator maupun sebagai
komunikan.
Komunikasi Pribadi ini terbagi atas :
a) Komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication)
2) Komunikasi Kelompok (Group Communication), yaitu : komunikasi yang
berlangsung antara seorang komunikator dengan sekolompok orang yang
jumlahnya lebih dari dua orang.
Komunikasi ini terdiri dari :
a) Komunikasi kelompok kecil (small group communication)
• Ceramah (lecture)
• Diskusi (panel discussion)
• Symposium
• Forum
• Seminar
• Lain-lain
b) Komunikasi kelompok besar (large group communication/Public
Speaking)
3) Komunikasi Massa (Mass Communication), yaitu : komunikasi yang
berlangsung pada peringkat masyarakat luas, yang identifikasinya
ditentukan oleh ciri khas institusionalnya (gabungan antara tujuan,
organisir dan kegiatan yang sebenarnya)
Komunikasi Massa ini terdiri dari :
a) Komunikasi media massa cetak (printed mass media communication)
• Surat Kabar (daily)
• Majalah (magazine)
b) Komunikasi media massa elektronik (electronic mass media
communication)
• Radio
• Televisi
• Film
4) Komunikasi Media (Media Communication), yang terdiri dari :
a) Surat
b) Telepon
c) Pamflet
d) Poster
e) Lain-lain ( Effendy, 1999)
2.2. Public Relations
2.2.1. Pengertian Public Relations
Public Relations atau PR mengacu pada sebuah konsep yaitu proses
komunikasi dua arah antara perusahaan dengan publiknya (internal maupun
eksternal). Rumanti (2002) mengungkapkan PR adalah untuk menumbuhkan dan
mengembangkan hubungan baik secara teratur antara organisasi dan publiknya.
PR membantu manajemen dalam penyampaian informasi dan tanggap terhadap
opini publik dan secara efektif memantau berbagai perubahan. Suhandang (2004)
dalam Putri (2005) menyebutkan bahwa titik berat kegiatan PR adalah
kepentingan dan kepercayaan publiknya. Effendy (1986) dalam Redjeki (2003)
menyatakan bahwa PR memiliki tugas dan tanggung dan tanggung jawab
membina hubungan dengan publik-publiknya, meliputi hubungan (dengan publik)
internal (karyawan, pemegang saham dan pemasok) dan hubungan (dengan
publik) eksternal (konsumen, pelanggan, komunitas, instansi pemerintah dan
kalangan pers).
Di tahun 1923 Edward Bernays mendefenisikan Public Relations :
“Information given to the public, persuasion directed at the public to modify
attitude and actions, and efforts to integrate attitude and actions of an institution
with its publics and of public with those of that institution”. Pandangan tersebut
bila diterjemahkan dapat diuraikan, memberikan informasi secara langsung dan
persuasif kepada publik agar merubah tindakan dan sikap publik dapat
berintegrasi dengan tindakan dan sikap publik dari suatu institusi.
Di tahun 1944 “The Dictionary of Sociology” menjelaskan public relations as
publics. These theory and techniques represent applications of sociology, social
psychology, economic and political science, as well as of the special skill of
journalist, artist, organizational experts, advertising men, etc. To the specific
problems involved in this field activity”.
Terjemahannya adalah sebagai berikut, public relations adalah sebagai
landasan teknik dan teori yang digunakan untuk menyesuaikan hubungan dengan
publik sesuai pokok masalahnya. Public relations sebagai landasan teori dan
teknik mempresentasikan penggunaan sosiologi, psikologi sosial, ilmu
pengetahuan politik dan ekonomi, seperti juga keterampilan-keterampilan khusus
dari wartawan, seniman-seniman, ahli-ahli organisator, praktisi periklanan, dll,
agar dapat melibatkan secara khusus pada bidang permasalahan tertentu.
Selanjutnya dapat dijelaskan, menurut John Cook terdapat beberapa defenisi
singkat (shorthand defenitions) mengenai public relations :
• Persuasive communication designed to influence specifik public
• The winning of public acceptance by acceptable performance
• Performance plus recognition.
Dari beberapa pendapat yang ada, dapatlah dijelaskan bahwasanya pengertian
dari public relations itu sendiri mencakup kepada arti yang cukup luas dan sulit
untuk didefinisikan seperti halnya pendapat publik. Namun untuk memperoleh
pemahaman akan public relations, secara singkat dapat diuraikan antara lain :
a) Public relations itu adalah pembedaan fungsi manajemen yang secara
fungsional memiliki peran membantu organisasi dan publiknya untuk
saling mempercayai dan saling menyesuaikan.
b) Public relations itu selalu mengabdi kepada kepentingan publik.
c) Public relations itu adalah falsafah sosial manajemen ketika mengambil
suatu keputusan bagi suatu kebijaksanaan, agar tercipta opini publik yang
sehat.
d) Dalam prakteknya public relations itu membantu tercapainya kerjasama,
saling pengertian, dan saling menerima antara publik dan organisasi, dan
pada tahap lanjut akan tercipta keuntungan bersama (mutual favourable).
e) Internal Communication dan External Public Relations atau External
f) Dilihat dari prosesnya, maka public relations mempunyai dua bentuk
kegiatan yaitu Internal Public Relations atau internal relations.
Dengan demikian pengertian public relations itu sendiri bila dilihat dalam
studi ilmu komunikasi, maka akan mempunyai arti public relations merupakan
salah satu bentuk spesialisasi dari ilmu komuniaksi yang bertujuan untuk
menumbuhkan saling pengertian dan kerjasama antar publik dengan jalan
komunikasi timbal-balik, untuk mencapai tujuan bersama atas dasar saling
menguntungkan.
Empat hal yang harus diperhatikan oleh seorang praktisi PR menurut Rumanti
(2002) adalah: (1) bahwa publik itu manusia, jadi mereka tidak pernah bebas dari
berbagai pengaruh apa saja, (2) manusia itu cenderung suka memperhatikan,
membaca atau mendengarkan pesan yang dirasakan sesuai dengan kebutuhan atau
sikap mereka, (3) adanya berbagai media massa yang beragam, memberikan efek
yang beragam pula bagi publiknya, (4) media massa memberikan efek dengan
variasi yang besar kepada publik atau perseorangan maupun kelompok.
2.2.2. Fungsi Public Relations
Berbicara mengenai fungsi public relations, sebenarnya dapatlah dijelaskan
secara sederhana bahwa public relations itu pada dasarnya adalah untuk
menghubungkan publik atau pihak yang berkepentingan di dalam atau di luar
suatu instansi. Secara praktis, diketahui bila berbicara mengenai fungsi dari public
relations itu sendiri, tidaklah akan terlepas begitu saja kaitannya dengan kegiatan
public relations, karena melalui kegiatan public relations itu dapat secara jelas
langsung dapat diketahui mengenai fungsi apa saja yang dilakukan oleh kegiatan
public relations itu, baik kegiatannya dalam bentuk external maupun internal.
Seperti pendapat Scott M. Cutlip dan Allen H. Center dalam buku mereka
“Effective Public Relations” menjelaskan, bila kegiatan public relations bersifat
internal, maka kegiatannya mencakup kepada usaha :
1) Mengadakan analisa terhadap kebijaksanaan perusahaan yang sudah
2) Mengadakan perbaikan sebagai kelanjutan dari analisa yang dilakukan
terhadap kebijaksanaan perusahaan, baik yang sedang berjalan maupun
terhadap perrncanaan kebijaksanaan baru.
Menurut Rumanti (2002), fungsi utama PR adalah:(1) menumbuh dan
mengembangkan hubungan baik antara organisasi/perusahaan dengan publiknya,
baik internal maupun eksternal, (2) menanamkan pengertian, menumbuhkan
motivasi, dan meningkatkan partisipasi publik, (3) menciptakan opini publik yang
menguntungkan bagi organisasi/perusahaan dan publik. Publik terbagai menjadi
dua macam (Muplihah, 2005), yaitu: (1) publik intern adalah publik yang menjadi
bagian dari perusahaan itu sendiri. Misalnya: Karyawan, pimpinan, pemegang
saham, dan sebagainya, (2) publik ekstern adalah orang luar/masyarakat umum
yang perlu mendapat informasi dan penerangan demi tumbuhnya perasaan positif
dan hubungan/kerjasama yang baik dari mereka.
2.2.3. Tujuan Public Relations
Di dalam menguraikan tujuan dari public relations ini, terlebih dahulu
haruslah dibagi pengertian public relations tersebut berdasarkan kegiatannya.
Diketahui secara teoritis, adapun pembagian kegiatan public relations tersebut
dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Tujuan berdasarkan kegiatan internal public relations
2. Tujuan berdasarkan kegiatan eksternal public relations
Tujuan public relations berdasarkan kegiatan internal relations dalam hal ini
dapat mencakup ke dalam beberapa hal, yaitu :
a. Mengadakan suatu penilaian terhadap sikap tingkah laku dan opini public
terhadap perusahaan, terutama sekali ditujukan kepada kebijaksanaan
perusahaan yang sedang dijalankan.
b. Mengadakan suatu analisa dan perbaikan terhadap kebijaksanaan yang
sedang dijalankan, guna mencapai tujuan yang ditetapkan perusahaan
dengan tidak melupakan kepentingan publik.
c. Memberikan penerangan kepada publik karyawan mengenai suatu
kebijaksanaan perusahaan yang bersifat objektif serta menyangkut kepada
perkembangan perusahaan tersebut. Dimana paada tahap selanjutnya
diharapkan publik karyawan tetap well inform.
d. Merencanakan bagi penyusunan suatu staff yang efektif bagi penugasan
yang bersifat internal public relations dalam perusahaan tersebut.
2.3.Internal Public Relations
Internal public relations, dimaksudkan sebagai salah satu bentuk kegiatan
dari public relations yang menitik beratkan kegiatannya ke dalam. Istilah ke
“dalam” maksudnya kegiatan tersebut hanya berlaku kepada bentuk hubungan
dengan publik yang ada dalam instansi atau perusahaan tersebut.
Bentuk-bentuk dari kegiatan internal public relations dapat diuraikan sebagai
berikut :
a. Hubungan dengan publik karyawan (employee relations)
Merupakan salah satu bentuk dari kegiatan internal public relations yang
menitik beratkan kepada hubungan antara pimpinan perusahaan dengan
karyawan/publik karyawan, yang dalam hal ini mencakup kepada bentuk kegiatan
:
• Penempatan dan pemindahan karyawan
• Penerimaan pegawai baru
• Kenaikan pangkat dan kondite karyawan
• Pemutusan hubungan kerja
• Pensiun dan jaminan sosial
b. Hubungan manusiawi (human relations)
Adalah salah satu bentuk dari kegiatan internal public relations yang menitik
beratkan kepada hubungan yang bersifat manusiawi. Dengan kata lain, kegiatan
internal public relations disini dimaksudkan merupakan usaha untuk menciptakan
hubungan yang bersifat manusiawi antara seorang manejer perusahaan dengan
publik karyawan. Tujuannya adalah untuk menumbuhkan kepercayaan pada diri
publik karyawan terhadap masalah yang dihadapinya melalui cara bimbingan
(public relations counseling). Kemudian dalam situasi kerja, melalui hubungan
manusiawi ini, seorang manajer harus mampu menciptakan kondisi seperti yang
• Rasa kesejahteraan di antara publik karyawan dengan pimpinan
• Rasa kesetiakawanan di antara publik karyawan dengan pimpinan
• Rasa ketentraman dalam bekerja di antara publik karyawan
c. Hubungan dengan publik buruh
Adalah salah satu bentuk dari kegiatan internal public relations yang
diarahkan kepada usaha untuk memelihara hubungan antara manajer dengan
publik buruh.
d. Hubungan dengan publik pemegang saham (stockholder relations)
Adalah salah satu bentuk kegiatan internal public relations yang diarahkan
bagi usaha untuk menciptakan saling pengertian kerjasama antara publik
pemegang saham dengan manajemen yang dijalankan oleh perusahaan.
2.4. Citra Perusahaan
Citra merupakan suatu penilaian yang bersifat abstrak yang hanya bisa
dirasakan oleh perusahaan dan pihak-pihak yang terkait. Citra yang ideal
merupakan impresi yang benar, yang sepenuhnya berdasarkan pengalaman,
pengetahuan, serta pemahaman atas kenyataan yang sesungguhnya.
Sekarang ini banyak sekali perusahaan atau organisasi yang sangat memahami
perlunya memberi perhatian yang cukup untuk membangun suatu citra yang
menguntungkan bagi suatu perusahaan tidak hanya melepaskan diri terhadap
terbentuknya suatu kesan publik yang negatif. Dengan perkataan lain, citra
perusahaan adalah fragle commodity (komoditas yang rapuh/mudah pecah).
Namun, kebanyakan perusahaan juga meyakini bahwa citra perusahaan yang
positif adalah esensial, sukses yang berkelanjutan dalam jangka panjang.
Bill Calton dalam Sukatendel (Soemirat dan Ardianto, 2004 : 11) mengatakan
bahwa citra adalah kesan, perasaan, gambaran diri publik terhadap perusahaan,
kesan yang sengaja diciptakan dari suatu objek, orang, atau organisasi. Jadi
Citra itu sendiri merupakan salah satu aset terpenting dari suatu perusahaan atau
organisasi.
Dalam buku Essential of Public Relations (Soemirat dan Ardianto, 2004:111)
menyebut bahwa citra adalah kesan yang diperoleh berdasarkan pengetahuan dan
pengertian seseorang tentang fakta-fakta atau kenyataan. Jalaluddin Rakhmat
dalam bukunya Psikologi Komunikasi (Soemirat dan Ardianto, 2004:111)
menyebutkan bahwa citra adalah penggambaran tentang realitas dan tidak harus
sesuai dengan realitas, citra adalah dunia menurut realitas. Citra terbentuk
berdasarkan pengetahuan dan informasi-informasi yang diterima seseorang.
Menurut Jeffkins, ada beberapa jenis citra, yakni :
a. Citra bayangan : citra yang melekat pada orang atau anggota-anggota
organisasi. Biasanya adalah mengenai anggapan pihak luar tentang
organisasinya. Citra ini sering kali tidaklah tepat, bahkan hanya sekedar
ilusi, sebagai akibat dari tidak memadainya informasi, pengetahuan
ataupun pemahaman yang dimiliki oleh kalangan dalam organisasi itu
mengenai pendapat atau pandangan pihak-pihak luar.
b. Citra yang berlaku : kebalikan dari citra bayangan, citra yang berlaku
(current image) ini adalah suatu citra atau pandangan yang melekat pada
pihak-pihyak luar mengenai suatu organisasi. Namun sama halnya dengan
citra bayangan, citra ini tidak berlaku selamanya, bahkan jarang sesuai
dengan kenyataan karena semata-mata terbentuk dari pengalaman atau
pengetahuan orang-orang luar yang bersangkutan yang biasanya tidak
memadai.
c. Citra yang diharapkan : citra harapan (wish image) adalah suatu citra yang
diinginkan oleh pihak manajemen. Citran ini juga tidak sama dengan citra
yang sebenarnya. Biasanya citra yang diharapkan lebih baik atau lebih
d. Citra perusahaan : atau ada juga yang menyebutnya citra lembaga, adalah
citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi bukan hanya citra
produk dan pelayanannya.
e. Citra majemuk : setiap perusahaan atau organisasi memiliki banyak unit
dan pegawai (anggota). Masing-masing individu tersebut memiliki
perangai dan perilaku tersendiri sehingga secara sengaja atau tidak sadar
mereka pasti memunculkan suatu citra yang belum tentu sama dengan citra
organisasi atau perusahaan secara keseluruhan.
Citra perusahaan dapat dilihat antara lain dari riwayat perusahaan,
keberhasilan di bidang keuangan, hubungan industri yang baik dan
meningkatnya pelanggan/konsumen pengguna barang atau jasa yang
diproduksi.
Untuk mengetahui citra seseorang terhadap suatu objek, dapat diketahui
dari sikapnya terhadap objek tersebut. Solomon (Soemirat dan Ardianto,
2004:115) menyatakan, semua sikap bersumber pada organisasi kognitif, pada
informasi dan pengetahuan yang kita miliki. Efek kognitif dari komunikasi
sangat mempengaruhi proses pembentukan citra seseorang. Citra terbentuk
berdasarkan pengetahuan dan informasi-informasi yang diterima seseorang.
Komunikasi tidak secara langsung menimbulkan perilaku tertentu tetapi
cenderung mempengaruhi cara kita mengorganisasikan citra kita tentang
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Deskripsi Lokasi Penelitian
3.1.1. Sejarah Singkat PT Perkebunan Nusantara IV (Persero)
PT Perkebunan Nusantara IV (Persero) disingkat PTPN IV dibentuk
berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 09 Tahun 1996 tentang Peleburan
Kebun-Kebun yang berada di wilayah Sumatera Utara dan Akte Notaris Harun Kamil,
SH No. 37 tanggal 11 Maret 1996. Mendapat Pengesahan dari Menteri
Kehakiman dengan Surat Keputusan No. C2-8332 HT.01.01 tanggal 8 Agustus
1996 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 81 tanggal 8
Oktober 1996 dan perubahan Anggaran Dasar berdasarkan Akte No. 18 dari
Notaris Sri Rahayu H. Prasetio, SH tanggal 26 September 2002 yang disetujui
oleh Menteri Kehakiman dan Hak Azasi Manusia RI dengan Surat Keputusan No.
C20652. HT.01.04 tanggal 23 Oktober 2002. Diubah terakhir kali berdasarkan
Akte Notaris Sri Ismiyati, SH Nomor 11 tanggal 4 Agustus 2008, diumumkan
dalam Berita Negara RI No. 90, tanggal 7 November 2006, Tambahan Berita
Negara No. 22826.
Visi :
“Menjadi pusat keunggulan pengelolaan perusahaan agroindustri kelapa
sawit dengan tata kelola perusahaan yang baik serta berwawasan lingkungan”.
Misi :
1. Menjamin keberlanjutan usaha yang kompetitif .
2. Meningkatkan daya saing produk secara berkesinambungan dengan
sistem, cara dan lingkungan kerja yang mendorong munculnya kreativitas
dan inovasi untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi.
3. Meningkatkan laba secara berkesinambungan.
4. Mengelola usaha secara profesional untuk meningkatkan nilai perusahaan
yang mempedomani etika bisnis dan tata kelola perusahaan yang baik
(GCG).
6. Melaksanakan dan menunjang kebijakan serta program pemerintah
pusat/daerah
Untuk mencapai sasaran yang jelas dalam koridor visi dan misi tersebut,
diperlukan suatu corporate plan atau perencanaan strategis jangka panjang yang
akan menjadi acuan/ pedoman manajemen dalam menjalankan keputusan
strategis.Penyusunan rencana jangka panjang adalah bagian dari upaya yang
konsisiten dalam pelaksanaan dan pencapaian good corporate governance (GCG).
Budaya Perusahaan
Memberi, membimbing dan mendorong perilaku seluruh karyawan
perusahaan agar dalam melaksanakan tugas selalu:
a. Berpikir positif untuk dapat menangkap setiap peluang.
b. Proaktif dalam mengahsilkan inovasi dan prestasi.
c. Kerjasama tim untuk membangun kekuatan.
d. Menempatkan kepentingan perusahaan sebagai pertimbangan utama bagi setiap
keputusan yang diambil oleh setiap jajaran perusahaan.
e. Menempatkan peningkatan kesejahteraan karyawan sebagia bagian yang tidak
terpisahkan dari pencapaian sasaran perusahaan.
3.1.2. Tata Nilai (Corporate Value)
Corporate value adalah nilai – nilai yang dianut oleh suatu perusahaan yang
mengakar dan menjadi patokan yang dipegang oleh seluruh pekerja untuk
menjalankan aktivitasnya serta internalisasi diri. PT. Perkebunan Nusantara IV (