• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ayo KE TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Ayo KE TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

KE TAMAN NASIONAL

GUNUNG GEDE PANGRANGO

Ayo

(2)
(3)

AYO KE TAMAN NASIONAL

GUNUNG GEDE PANGRANGO

“if paradise still exists on earth, Tjibodas must have

been part of it” Dr. F. W. Went (1945) dalam tulisannya

mengenai Taman Bukit Atas Cibodas yang berjudul A

Naturalist’s Paradise seri The Cibodas Biological Station

and Forest Reserve

(4)

PELINDUNG Wahju Rudianto PENANGGUNG JAWAB Mimi Murdiah EDITOR Johanes Wiharisno Aden Mahyar Tata Letak Johanes Wiharisno Ilustrator Een Suhendra PRODUKSI Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Jln. Raya Cibodas PO BOX 3 Sdl Cipanas - Cianjur 43253 Tlp. (0263) 512776/519415 Fax. (0263)512776 Email: info@gedepangrango.org Website: www.gedepangrango.org

PENDAKIAN

Di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango Wajib Mendaftar Secara online (Booking Online) Melalui:

booking.gedepangrango.org

1 2

16

REDAKSI DAFTAR ISI

14

Booklet ini bukan untuk disebarluaskan, hanya untuk bahan informasi terbatas.

Foto-foto yang terdapat didalamnya merupakan koleksi TNGGP, baik hasil dari petugas Balai Besar TNGGP, lomba, maupun pengunjung yang diambil dari kawasan TNGGP

(5)

Sekapur

SIRIH

WAHJU RUDIANTO Kepala Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede

Pangrango

T

aman Nasional Gunung Gede Pangrango, satu dari lima taman nasional pertama yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia. Visi TNGGP “Pusat Pendidikan Konservasi Berkelas Dunia” dipilih untuk

memastikan bahwa pengelolaan kawasan konservasi ini dapat menjadi tempat pembelajaran bagi anak-anak, mahasiswa dan masyarakat umum serta menjadi benchmark bagi pengelolaan kawasan konservasi ditempat lainnya.

Mengapa? Implementasi dari visi tersebut menuntut setiap gerak laju pengelolaannya harus “scientific based”. Penting sebuah pengelolaan yang berbasis ilmiah untuk

memastikan TNGGP sebagai “learning organization” sehingga dapat

menjawab tantangan dan dinamika pengelolaan kawasan konservasi.

Memiliki luas 24.270,80 ha yang menyuplai kebutuhan air lebih dari 30 juta manusia di sekitarnya meliputi Cianjur, Sukabumi, Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi bahkan Bandung, merupakan pemacu upaya- upaya konservasi yang terintegrasi dengan wilayah sekitarnya sehingga tidak berlebihan apabila UNESCO menetapkan landscape area ini sebagai Cibodas Biosphere Reserve (Cagar Biosfer Cibodas) dengan TNGGP sebagai core area nya.

Harapannya, Taman Nasional ini dapat terus terjaga dan berinovasi untuk menginspirasi pengelolaan taman nasional lainnya di Indonesia.

(6)

P

endaki eropa pertama di Gunung Gede Pangrango adalah Rafles dari eropa pada tahun 1870, setelahnya kawasan ini menjadi magnet bagi peneliti-peneliti asing seperti Bartel, Junghun, Van Stainis, dan Teijsman untuk mengekspolrasi dan meletakan dasar bagi dokumentasi kekayaan alam Gunung Gede Pangrango.

Berdasarkan dokumentasi dan penelitian-penelitian tersebut, pemerintah Hindia Belanda menetapkan

komplek hutan Gunung Gede dan Gunung Pangrango di Kabupaten Cianjur, Sukabumi dan Bogor sebagai sebagai Kawasan Hutan dengan luas

± 14.000 ha (GB nomor 26 tanggal 1 Juli 1927). Menguatkan legalitasnya, Menteri Pertanian menerbitkan Surat Keputusan (SK) No: 108/Kpts/Um/II/79 tanggal 10 Februari 1979 Kelompok Hutan Gunung Gede dan Gunung Pangrango tersebut menjadi Kawasan

Hutan Suaka Alam/Cagar Alam dengan luasan yang sama.

Tahun 1980, bersama empat taman nasional lainnya dideklarasikan sebagai Taman Nasional dan ditetapkan pada tahun 1982 melalui SK Menteri Pertanian No. 736/Men-tan/X/1982 tanggal 14 Oktober 1982. Pada tahun 1992 terjadi perluasan kawasan menjadi ± 15.196 ha (SK Menteri Kehutanan No. : 472/Kpts-II/92 tanggal 22 Mei 1992).

Dinamika pengelolaan, tahun 2003 melalui Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 174/Kpts-II/2003 tanggal 10 Juni 2003 ditetapkan Penunjukan dan dan Perubahan Fungsi Kawasan menjadi Taman Nasional seluas,

± 21.975 ha di Provinsi Jawa Barat menjadi

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

1

(TNGGP).

Perubahan luas kawasan TNGGP dari ± 15.196 ha menjadi ± 21.975 ha adalah merupakan penambahan kawasan hutan yang semula dikelola oleh Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Cianjur, KPH Sukabumi dan KPH Cianjur Perum Perhutani Unit III Jawa Barat-Banten. Kawasan

tersebut merupakan kawasan hutan yang berbatasan langsung dengan TNGGP.

Terakhir, pada tahun 2014 luasan TNGGP berubah menjadi 24.270,80 ha (Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.3683/Menhut-VII/

KUH/2014 tanggal 8 Mei 2014).

GUNUNG GEDE PANGRANGO

SE J ARAH TAMAN NASIONAL

(7)

BENTANG ALAM

TAMAN NASIONAL

GUNUNG GEDE PANGRANGO

2

(8)

TUTUPAN

LAHAN

Keberhasilan mempertahankan keaslian dan keutuhan alami tutupan lahan merupakan salah

satu ndikator keberhasilan pengelolaan sebuah taman nasional. Keberadaannya ditengah tekanan kebutuhan ekonomi masyarakat, desakan

pembangunan, dan berbagai

‘kepentingan” adalah berkah tantangan. Ketika fakta menyuguhkan bahwa lahan

terbuka (open area) hanya 903,19 Ha atau 3,76 % dari total

luas taman nasional 24.270,80 ha, bukti bahwa harmonisasi

manusia dan alam sungguh sebuah keniscayaan.

TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO

24.270.80 ha

(9)

EKOSISTEM TIPE

Taman Nasional ini merupakan perwakilan hujan hutan tropis di Jawa yang relatif masih utuh.

Berdasarkan ketinggiannya dapat dibedakan menjadi tiga

tipe ekosistem, yaitu hutan pegunungan bawah (sub montana), hutan pegunungan atas (montana) dan sub alpin.

Selain ketiga tipe ekosistem utama tersebut, ditemukan beberapa beberapa

ekosistem khas lainnya yang tidak dipengarahui ketinggian tempat, yaitu rawa, kawah, alun-

alun, danau dan hutan tanaman.

Sub Alpine

2.400 - 3.019 mdpl

Montana

1.500 - 2.400 mdpl

Sub Montana

1.000 - 1.500 mdpl

(10)

DAERAH ALIRAN

SUNGAI

Empat DAS berhulu dari Taman Nasional Gunung Gede

Pangrango. Hasil penelitian Otto (1996) bahwa air limpasan permukaan dari TNGGP berkisar

231 milyar liter air pertahun atau setara

46,2

juta

truk air berkapasitas

5.000

liter.

Hasil inventarisasi TNGGP tahun 2017 jumlah potensi sumber daya air yang terinventarisasi sebanyak

108

sumberdaya air (sungai, anak sungai, mata air) dengan

jumlah debit air yang dihasilkan mencapai

18.184 liter/detik.

DAS Cisadane

DAS Ciliwung

DAS Citarum

DAS Cimandiri

(11)

CAGAR

BIOSFER

CIBODAS

UNESCO pada tahun 1977 telah menetapkan kawasan Cibodas

dan sekitarnya sebagai Biosphere Reserve.

Cagar Biosfer merupakan laboratorium hidup untuk pembangunan berkelanjutan – area terrestrial dan coastal – marine sistems untuk promosi

dan mendemonstrasikan hubungan yang seimbang antara

manusia dengan alam dalam kehidupannya.

AREA TRANSISI

87.700 ha 89 desa

AREA

PENYANGGA 54.800 ha 68 desa

AREA INTI 24.500 ha

(12)

POTENSI

WISATA

Taman Nasional ini dikunjungi lebih dari 160 ribu wisatawan/

tahun, dan rata-rata 60 ribu orang diantaranya melakukan

kegiatan pendakian.

Pengelolaan pendakian memperhatikan daya dukung

kawasan, sehingga TNGGP menjadi yang pertama di Indonesia menerapkan

kuota pendakian (jumlah pendaki/hari 600 orang) dan booking online; tujuannya jelas

untuk kelestarian kawasan dan terutama keselamatan dan

kenyaman pendaki.

ALUN ALUN SURYAKENCANA

PUNCAK GEDE KAWAH GUNUNG GEDE

CAMPING GROUND KANDANG BADAK

AIR PANAS

AIR TERJUN CIBEUREUM RAWA GAYONGGONG

DANAU TELAGA BIRU

AIR TERJUN CIWALEN KANTOR RESOR CIBODAS

KANTOR BALAI BESAR TNGGP

KEBUN RAYA CIBODAS

JALUR PENDAKIAN

(13)

ALUN ALUN

SURYAKANCANA

Para pendaki biasa beristirahat dan menikmati suasana alam

di Gunung Gede.

Hamparan Edelweis diantara kabut dingin menguatkan suasana perenungan dan penghormatan

pada Sang Pencipta

(14)

PUNCAK

GUNUNG GEDE 2.958 MDPL

(15)

PUNCAK

GUNUNG PANGRANGO (DILIHAT DARI PUNCAK GEDE)

3.019 MDPL

(16)

EDELWEIS

ALUN-ALUN MANDALAWANGI PUNCAK GUNUNG GEDE

HAMPARAN

(17)

Anaphalis javanica

Edelweis

BUNGA ABADI

Berdasarkan monitoring Fungsional Pengendali Ekosistem Hutan

(PEH), kerapatan Edelweiss di Alun-alun Mandalawangi Gunung

Pangrango adalah 0,95 individu per meter2(estimasi populasi

sebanyak + 13.228 individu).

(18)

P uzzle keindahan

sepanjang

jalur pendakian: canopy trail, air terjun, danau, rawa, air panas, tanjakan Rante yang menantang...etalase surga

yang disuguhkan alam.

(19)

OWA JAWA

Hylobates moloch

S p hidupan liar esies

14

Taman nasional ini tempat hidup lebih dari 1500 tuumbuhan berbunga, 400

spesies paku-pakuan, 250 spesies burung, 300 serangga,

110 mamalia, 75 spesies reptil, lima jenis primata dan karnivora besar seperti Macan

Tutul serta Macan Kumbang.

8

Terdapat tiga spesies yang secara intensif diupayakan peningkatan populasinya :

Macan Tutul Elang Jawa

Owa Jawa

(20)

R umah yang

nyaman bagi

ribuan spesies

tumbuhan dan

hewan.

(21)

TAMAN NASIONAL GUNUNG GEDE PANGRANGO melalui mata dan hati seorang anak

Hasil lomba lukis anak-anak, dalam rangka menumbuhkan kecintaan kepada Taman Nasional Gunung Gede Pangarango

16

untuk aktivitas-aktivitas pendidikan lingkungan:

Kemah Konservasi Visit to Pesantren Visit to School

School Visit PUSKOLING

PIONER

(22)

Pemberdayaan Masyarakat di Taman Nasional Gunung Gede

Pangrango

Masyarakat sekitar

kawasan taman nasional merupakan modal utama dalam pengelolaan Gede dan Pangrango, kelestarian

alam yang terjaga wujud nyata harmonisasi kebutuhan timbal balik antara

masyarakat dan sebuah kawasan yang dikonservasi

sebagai perlindungan hidupan liar.

AGROWISTA

DAN BUDAYA

(23)
(24)

PRODUKSI TAMAN NASIONAL

GUNUNG GEDE PANGRANGO

2018

Referensi

Dokumen terkait

Latar Belakang: tanaman bawang kucai ( Allium tuberosum Rottl ex Spreng ) mengandung senyawa Allicin , Senyawa Allicin ini dapat menghambat enzim HMG-KoA reduktase

139 PERAKITAN TEKNOLOGI JARWO SUPER DI LAHAN RAWA PASANG SURUT UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TANAMAN PADI DI PROVINSI JAMBIPERAKITAN TEKNOLOGI JARWO SUPER DI LAHAN RAWA

Pada hari ini Rabu tanggal Dua Belas bulan September tahun Dua Ribu Dua Belas dengan mengambil tempat di Kantor Badan Pusat Statistik Kota Batam,

Perlunya mengasah kemamuan otak kiri dan kana secara bersamaan sangatlah penting, sehingga pada prodi pendidika kimia, fisika, dan biologi perlu diasah kemampuan otak kanan

Radiasi yang berasal dari sumber yang bergerak secara relativistik akan menga- lami beaming yang searah dengan vektor kecepatan sumber menurut pengamat diam. Efek beaming

- Penerapan pointer sebagai parameter yaitu jika diinginkan agar nilai suatu variabel internal dapat diubah oleh fungsi yang dipanggil. - Penerapan pointer

Secara hukum, peralihan tersebut (Juridische levering) baru ada atau dapat dilaksanakan sesudah pembayaran terakhir atau pelunasan harga barang yang sudah

Additive Weighting (SAW) Pada Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Dosen Berprestasi, Implementasi Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Dosen Berprestasi Pada STMIK