4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem Plambing 2.1
Plambing adalah seni dan ilmu pemasangan perpipaan dan peralatan untuk menyalurkan air bersih ke lokasi yang diinginkan menurut berlakunya peraturan, dari segi kualitas, kuantitas, dan kontinuitas, serta menciptakan kondisi lingkungan yang nyaman dan higienis dengan membuang kotoran atau menggunakan air di lokasi tertentu. Sistem palmbing yaitu sistem penyaluran air bersih dan pembuangan air kotor atau bekas yang dihubungkan dengan sistem perpipaan dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan, panduan pelaksanaan, dan standar yang mengatur instalasi dan peralatan [2].
Plambing didefinisikan dalam SNI 03-6481-2000, seb g i “seg l sesu tu y ng berhubungan dengan pelaksanaan pemasangan pipa dengan peralatan pada gedung atau struktur y ng berdek t n, untuk ir limb h d n ir minum” [3].
Cakupan Sistem Plambing 2.2
Area cakupan sistem plambing mencakup semua komponen yang terkait dengan sistem plambing. Secara umum, sistem penyediaan air bersih dan pembuangan air limbah dari bangunan, lebih tepatnya adalah sistem perpipaan untuk bangunan yang berisi [4]:
1) Sistem penyediaan air bersih
Pasokan air bersih sering diambil dari PDAM dan disimpan di tempat penampungan air bersih, reservoir atau Ground Water Tank (GWT).
Aliran gravitasi adalah sumber aliran airnya lebih tinggi dari bangunan yang memanfaatkan air tersebut. Tidak perlu pompa untuk mengangkut air aliran gravitasi ke seluruh bangunan, karena sumber air dari sumur atau tanah dalam dipompa ke tangki air baku.
Secara umum, ada dua jenis sistem penyaluran air bersih, sistem pasokan air keatas (up feed), baik termasuk atau tidak termasuk tangki penyimpanan air, dan system pasokan air kebawah (down feed). Air bersih mengalir melalui tekanan pompa pada sistem up feed, namun
5
pada sistem down feed, pompa dipakai untuk pengisian tangki air yang dipasang di atap. Ketika ketinggian air tangki mencapai sakelar pelampung, pompa akan mati secara otomatis. Pipa sentrifugal sering digunakan dalam konstruksi, dapat diperhatikan di Gambar 2. 1.
Gambar 2. 1 Pompa Air Untuk Bangunan [2]
2) Jumlah pemakaian air bersih
Jumlah air bersih yang dipakai di setiap bangunan berbeda-beda sesuai dengan jumlah penghuni dan ukuran bangunan. Rata-rata penggunaan air harian berdasarkan SNI 03-6481-2000.
3) Kualitas air bersih
Metrik kualitas air bersih yang dipakai menurut ketentuan PP. 82 Tahun 2001 tentang Pengolahan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
Menurut aturan, terdapat klasifikasi kelas 2, terdapat air yang dipakai tergolong air baku.
4) Jenis Sistem Penyediaan Air Bersih
Sistem penyaluran air bersih yang semakin banyak dimanfaatkan dan diterapkan di gedung-gedung adalah [2]:
a. Sistem sambungan langsung
Menghubungkan pipa penyebaran bangunan langsung ke pipa pasokan air utama. Sistem sambungan langsung memiliki dua metode berbeda untuk menemukan katup penutup, yang tertutup dalam parsel atau terkubur di bawah jalan, seperti terdapat di Gambar 2. 2
6
Gambar 2. 2 Sistem Sambungan Langsung [2]
b. Sistem tangki atap
Air awalnya ditampung di tangki yang lebih rendah (ditempatkan di lantai bangunan terendah atau di bawah permukaan air tanah), lalu dipompa ke tangki di atas lantai atau di atap tertinggi struktur, dan akhirnya menyebar ke seluruh bangunan dari ini tangki. Seperti terdapat di Gambar 2. 3
Gambar 2. 3 Sistem Tangki Atap [2]
c. Sistem tangki tekan
Teknik ini bekerja dengan cara mendorong air dari tangki bawah (seperti metode tangki atap) ke dalam bejana tertutup (tangki) untuk mengompres udara yang terkandung di dalamnya. Air dipompa dari tangki ke sistem distribusi gedung. Pompa berfungsi secara otomatis dan dikendalikan oleh pendeteksi tekanan yang menutup/membuka
7
sakelar pada motor listrik pompa. Ketika tekanan tangki melebihi batas maksimum yang ditentukan, pompa akan mati dan memulai kembali operasi ketika tekanan tangki mencapai batas terendah yang telah ditentukan. Udara terkompresi mendorong air ke dalam sistem distribusi, dan selama periode panjang ekspansi dan kompresi terus menerus, jumlah air yang didorong ke dalam sistem berkurang saat larut dalam air atau terbawa oleh air yang mengalir keluar dari tangki, seperti terdapat di Gambar 2. 4
Gambar 2. 4 Sistem Tangki Tekan [2]
8 2. Penyaluran air buangan dan ven
Air limbah yang berasal dari tempat cuci piring, toilet, dan wastafel tertampung di wadah khusus untuk air yang tidak bersih seperti air seni, feses, dan air sabun. Air limbah padat sering dikumpulkan dalam tangki yang disebut septic tank. Peran utama sistem pembuangan limbah ialah untuk menyebarkan air limbah dari dalam bangunan ke fasilitas pengolahan atau kerusuhan umum tanpa merusak wilayah sekitar atau bangunan itu sendiri. Untuk menghindari hal tersebut maka harus dilengkapi dengan isolator atau penutup air yang efektif menghalangi masuknya uap-uap tersebut [2].
Aspek Perencanaan Sistem Plambing 2.3
Sistem perpipaan sedang dibangun secara bertahap. Sistem perpipaan yang dirancang dengan baik sering kali mencakup langkah-langkah untuk air minum bersih, distribusi limbah, dan ven.
1. Perencanaan Air Bersih Perencanaan air bersih meliputi:
a. Penentuan penggunaan jumlah air bersih.
b. Desain pipa air bersih.
c. Perencanaan penampungan air bersih dan sistem pompa.
d. Memiliki pengetahuan jenis dan jumlah alat plambing.
2. Perencanaan Air Kotor dan Ven Perencanaan air kotor dan ven meliputi:
a. Perancangan perpipaan untuk ven dan air kotor
b. Perancangan bak penampung dan sistem pompa untuk ven dan air kotor.
Perhitungan Kebutuhan Air Bersih 2.4
Perencanaan air bersih meliputi komponen-komponen berikut:
2.4.1 Berdasarkan Luas lantai Efektif
Menghitung debit atau laju aliran berdasarkan jumlah pengguna sederhana, karena hanya menambahkan jumlah konsumen yang harus
9
disediakan oleh sistem instalasi atau jaringan distribusi. Teknik ini berdasarkan pada rata-rata penggunaan air sehari-hari orang.
Jika populasi tidak dapat ditentukan, perkiraan berdasarkan luas lantai efektif dapat dihitung. Luas efektif sebuah bangunan adalah sekitar 55%
–80% dari ukuran keseluruhan struktur tempat tinggal. Menggunakan rumus:
uml h enghuni
lu s b ngun nbeb n penghuni ... (2.1) 2.4.2 Perkiraan Jumlah Debit
Hitung volume debit dengan menghitung debit harian, debit per jam, dan debit puncak, seperti gambar di bawah ini:
a. Debit Aliran Per Hari
Total konsumsi air harian seluruh bangunan dapat dihitung dengan memilih standar konsumsi air/orang/hari yang sesuai untuk penggunaan bangunan. Rumus berikut untuk menentukan konsumsi air rata-rata:
h
d...
(2.2)d juml h penghuni pem k i n ir per or ng h ri ... (2.3) Keterangan:
Qh = rata-rata pemakaian air (m3/jam) Qd = rata-rata debit sehari (m3/jam) T = waktu (jam)
b. Puncak Debit
Pada suatu saat, penggunaan air ini akan lebih dari rata-rata, suatu kondisi yang dikenal sebagai konsumsi air pada jam puncak. Dengan rumus:
h-m x h ... (2.4)
d-m x d ... (2.5)
m-m x
h
menit j m
...
(2.6) Keterangan:, - , bergantung pada lokasi, sifat penggunaan gedung
10 , - ,
, - ,
2.4.3 Jenis dan Jumlah Alat Plambing
Metode ini dipakai ketika kondisi peralatan plambing yang digunakan diketahui; rumus untuk menentukan faktor penggunaan adalah:
n
( - )
n--
...
(2.7) Keterangan:Yn = Faktor pemakaian (%) X1 = Jumlah alat plambing 1 Y1 = Jenis alat plambing pada jumlah 1 X2 = Jumlah alat plambing 2 Y2 = Jenis alat plambing pada jumlah 2 Xn = Jumlah alat plambing dicari
2.4.4 Berdasarkan Unit Beban Alat Plambing
Satuan beban dialokasikan ke tiap peralatan plambing menggunakan cara ini ( unit perlengkapan). Beban satuan dari semua peralatan pemipaan yang dilayani oleh masing-masing bagian pipa ditotalkan, dan laju aliran air kemudian ditentukan dengan menggunakan kurva.
Dengan memasukkan potensi penggunaan peralatan plambing secara bersamaan, kurva ini membentuk hubungan antara jumlah unit beban peralatan plambing dan laju aliran air. Untuk menentukan nilai beban unit alat pemipaan, lihat Tabel 2. 1
11
Tabel 2. 1 Nilai unit Beban Alat Plambing [2]
Nilai beban perkiraan kebutuhan air dapat digunakan untuk menentukan nilai beban kebutuhan air bersih untuk peralatan plambing menurut secara keseluruhan nilai beban satuan peralatan plambing:
Gambar 2. 5 Hubungan Antara Unit Beban Plambing Sampai 3000 [2]
12
Gambar 2. 6 Hubungan Antara Unit Alat Plambing Sampai 250 [2]
2.4.5 Peralatan Penyediaan Air Bersih
Dalam peralatan untuk pasokan air minum yang aman, konstruksi sistem perpipaan terkait erat. Yang dimaksud dengan "peralatan pemasok air bersih" adalah setiap peralatan yang ditempatkan di dalam dan di luar bangunan untuk tujuan penyediaan air bersih. Beberapa alat untuk memastikan air minum yang aman adalah:
1. Pipa
Pipa adalah alat yang dipakai untuk mengalirkan cairan. Pipa yang dipakai dalam skema ini adalah:
Pipa PVC (Poly Vinyl Chloride) merupakan campuran bahan vinyl dan plastik yang menghasilkan pipa yang kuat, ringan, tahan korosi, dan memiliki viskositas internal yang tinggi. Pipa jenis ini sering digunakan untuk memasang air dingin, air bersih maupun air kotor.
2. Perlengkapan dan Aksesoris pipa a. Flens
Flensa diletakkan di ujung pipa dan digunakan untuk menyambungkan dua pipa bersama-sama melalui baut dan mur.
Flensa sering digunakan pada sambungan tidak permanen untuk memudahkan perawatan atau penggantian.
b. Belokan
Peralatan pipa ini untuk mengganti arah pipa dari lurus ke sudut perubahan konvensional, yaitu sama dengan sudut tikungan.
13 c. Katup (Valve)
Sebuah sistem pipa dapat menggunakan berbagai jenis katup yang berbeda. Biasanya, sistem perpipaan menggunakan katup berikut:
Katup Sorong (Gate Valve)
Kemampuan untuk menutup dan membuka instalasi pipa sesuai kebutuhan, serta mendeteksi dan memperbaiki kerusakan. Sering dibuat pada pipa cabang dan berdekatan dengan jalur utama.
Katup Searah (Check Valve)
Dipakai untuk aliran langsung untuk menghindari aliran balik air yang dipompa saat listrik padam.
Global Valve
Katup ini melakukan tujuan yang sama seperti katup sorong itu merancang atau memberi batasan laju aliran di pipa cabang.
3. Tangki Air
Peralatan penyimpanan air diperlukan dalam sistem perpipaan bangunan bertingkat tinggi untuk secara terus-menerus memasok kebutuhan air bersih. Tangki yang dipakai untuk menyalurkan air bersih harus bisa melindungi kualitas air. Sistem perpipaan ini dirancang dengan mempertimbangkan sistem tangki bawah.
Tangki Air Bawah (Ground Reservoir Tank) adalah tangki penyimpanan air yang sering terletak di dasar suatu bangunan.
Semua air dari PDAM atau terlebih dahulu sumber Deep Wheel disaring melalui air bawah tangki.
14
Perancangan Sistem Penyaluran Air Buangan 2.5
Sistem instalasi air limbah bertujuan untuk mengalihkan air buangan dari gedung ke fasilitas pengolahan limbah sebelum memasuki saluran pembuangan umum terdekat, sehingga menghindari kerusakan lingkungan di area sekitar gedung atau di dalam gedung itu sendiri [2].
2.5.1 Jenis Air Buangan
Berbagai bentuk air limbah diklasifikasikan menurut sumber air dalam struktur, yaitu:
1. Air Bekas
Air bekas ialah berasal dari bak cuci tangan, bak mandi, dan bak dapur.
2. Air Kotor
Air kotor dari toilet dan urinoir. Limbah cair toilet merupakan salah satu jenis limbah padat organik yang terurai dan harus dikelola dengan baik.
3. Air Hujan
Air hujan ialah berasal dari hujan, seringkali dari atap, dan bisa dialirkan langsung ke pembuangan akhir.
4. Air Buangan Khusus
air limbah khusus yaitu air limbah yang berisi racun, gas, air limbah yang bersifat radioaktif, atau senyawa berbahaya.
2.5.2 Klasifikasi Sistem Pembuangan Air
Ada banyak kategori untuk sistem drainase, termasuk [2]:
1. Klasifikasi Menurut Jenis Air Buangan
a. Sistem pembuangan kotoran mengumpulkan dan mengalirkan kotoran dari toilet dan sumber lainnya.
b. Sistem pembuangan air bekas ialah sistem yang memanfaatkan pengaliran dan pengumpulan air.
c. Sistem drainase air hujan ialah metode mengumpulkan dan mengalirkan air hujan dari atap bangunan dan pekarangan.
15
2. Klasifikasi Menurut Cara Pembuangan Air
a. Sistem campuran ialah jenis sistem pembuangan limbah di mana semua jenis air limbah dikumpulkan dan dialirkan melalui satu pipa.
b. Sistem terpisah ialah sistem pembuangan limbah yang secara terpisah mengumpulkan dan mengalirkan setiap jenis air limbah.
3. Klasifikasi Menurut Letaknya
a. Sistem pembuangan di dalam gedung didefinisikan dipasang di dalam gedung, hingga jarak 1m dari luar dinding gedung.
b. Sistem pembuangan luar gedung, yaitu dinding terluar gedung hingga riol umum.
4. Klasifikasi Menurut Cara Pengaliran
a. Sistem gravitasi di mana air limbah dialirkan secara gravitasi dari lokasi yang lebih tinggi ke lokasi yang lebih rendah.
b. Sistem bertekanan di mana saluran utama ditinggikan di atas peralatan pemipaan, sehingga air limbah dikumpulkan di reservoir terlebih dahulu dan kemudian dipompa atau didorong keluar dan masuk ke saluran utama.
2.5.3 Penyaluran Air Buangan Dan Ven
Air limbah dari toilet, tempat cuci tangan, dan bak mandi di dapur dikumpulkan di reservoir yang dibangun khusus untuk menampung polutan seperti feses dan urin. Air limbah padat dikumpulkan dalam bak yang disebut septic tank. Padatan mengendap di septic tank, sementara cairan yang mengganggu mengalir ke pipa pembuangan.
Untuk mencegah masuknya udara yang berbau, pipa pembuangan harus memiliki ukuran dan kemiringan yang sesuai dengan jenis air limbah yang mengalir. Setelah pipa pembuangan dibangun, sebuah jebakan udara berbentuk genangan air yang ditahan oleh sekat jebakan didirikan (menggunakan konsep pipa bejana yang terhubung). Tabung, leher angsa, bak kontrol, dan Pipa semuanya dapat digunakan sebagai perangkap
16
udara. Selain itu, perangkap udara ini dapat mencegah makhluk kecil seperti tikus, kecoa, dan lainnya memasuki ruangan melalui pipa. Jika terdapat sumbatan pada saluran pembuangan yang disebabkan oleh kotoran atau benda, maka di lantai terdapat tempat pembersihan berlubang atau pada ujung pipa berbentuk sumbat [2].
2.5.4 Pipa Pembuangan Alat Plambing
Pipa pembuangan pada pipa ledeng adalah pipa yang menyalurkan peralatan pipa dengan pipa pembuangan lainnya. Pipa ini sering diletakkan secara vertikal dan harus sesuai atau melebihi ukuran pintu keluar pipa ledeng. Berikut ini adalah macam-macam pipa yang terdapat pada sistem pembuangan:
a. Pipa cabang horizontal yaitu seluruh pipa pembuangan horizontal yang menyalurkan pipa pembuangan dari peralatan plambing ke pipa tegak air limbah.
b. Pipa tegak air limbah yaitu pipa cabang horizontal yang mengangkut air limbah.
c. Pipa tegak air kotor mengalirkan air kotor dari pipa cabang horizontal.
d. Pipa atau saluran pembuangan bangunan yaitu pipa pembuangan limbah yang mengalir melalui bangunan dan menampung air limbah, air bekas, dan curah hujan dari pipa tegak air limbah.
e. Bangunan riol ialah pipa yang terletak di halaman bangunan yang menyatukan limbah bangunan dengan pabrik pengolahan atau riol umum.
Pipa pembuangan harus cukup besar dan miring dalam kaitannya pada volume dan jenis air limbah yang akan dialirkan untuk mengalirkan air limbah yang sering berisi partikel padat. Kemiringan pipa mungkin sama dengan atau > 1/diameter pipa (dalam mm).
17
Tabel 2. 2 Kemiringan Pipa Pembuangan Horisontal [2]
Di dalam pipa, kecepatan yang dapat diterima bervariasi dari 0,6 hingga 1,2 m/detik. Kemiringan pipa pembuangan bangunan dan riol bisa dijadikan lebih ringan dari yang ditentukan pada Tabel 2. 2. Jika kecepatannya < 0,6 m/detik puing-puing dalam air limbah terendap, menyumbat pipa. Selain itu, kemiringan > 1/50 menciptakan efek siphon, menarik air penutup ke dalam perangkap pipa. Maka, diameter pipa knalpot memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemiringan pipa dan kecepatan aliran.
Ukuran pipa knalpot dapat ditentukan oleh jumlah unit peralatan pipa yang dilayaninya; kemiringan pipa knalpot terdapat di Tabel 2. 3
Tabel 2. 3 Kemiringan Untuk Pipa Buangan Arah Mendatar [2]
Perancangan Sistem Ven 2.6
Sistem ven adalah jaringan pipa yang dirancang untuk mensirkulasikan udara ke seluruh sistem pembuangan untuk menjaga air penutup dari siphon dan tekanan balik pada perangkat plambing [5].
2.6.1 Jenis Pipa Ven
a. Ven tunggal, yang ditempatkan untuk melayani satu peralatan pemipaan dan dihubungkan ke sistem ventilasi lain atau langsung terpapar ke udara luar.
b. Ven pipa tegak, pipa ini merupakan perpanjangan dari pipa tegak air limbah yang terletak di atas cabang horizontal tertinggi pipa knalpot
18
c. Ven basah, pipa ventilasi yang juga menampung air limbah dari sistem perpipaan non-toilet.
Sambungan ven harus diletakkan sedemikian rupa sehingga jarak antara sambungan vena dan ambang batas pipa ledeng tidak lebih dari jarak yang ditentukan tabel tempat pemasangan pipa ledeng maksimum.
Gambar 2. 7 Sistem Ven Pipa Tegak
Tabel 2. 4 Jarak Maksimum Ven Perangkap Alat Plambing [2]
Ukuran pipa ven berdasarkan pada nilai unit beban alat plambing dari pipa air buangan yang dilayani dapat diketahui dengan Tabel 2. 5
19
Tabel 2. 5 Ukuran dan Panjang Pipa Ven [5]
Perancangan Sistem Pencegahan Kebakaran 2.7
Strategi desain untuk sistem proteksi kebakaran wajib memastikan bahwa volume air yang memadai tersedia untuk tujuan pemadaman kebakaran tanpa mengganggu penggunaan air bersih.
2.7.1 Persyaratan Kapasitas Aliran dan Tekan
1. Ada sedikit risiko kebakaran. Pasokan air harus memiliki tekanan 2,2 kg/cm2 dan kapasitas 225 liter/menit, di samping tekanan air yang sama dengan perbedaan ketinggian antara katup kontrol dan sprinkler tertinggi.
20
2. Kategori bahaya kebakaran I. Pasokan air harus bisa mengalirkan air dengan tekanan 1,0 kg/cm2 dan debit 375 liter/menit atau tekanan 0,7 kg/cm2 dan 540 liter/menit ditambah tekanan air sama dengan perbedaan ketinggian antara katup kontrol dan sprinkler tertinggi.
3. Kelompok bahaya kebakaran II. Pasokan air harus mampu mengalirkan air pada tekanan 1,4 kg/cm2 dengan laju 725 liter/menit atau pada tekanan 1,0 kg/cm2 laju 1000 liter/menit ditambah tekanan yang sama dengan perbedaan ketinggian. antara katup kontrol dan sprinkler tertinggi.
2.7.2 Pipa Tegak dan Slang Kebakaran
Pipa tegak dan selang kebakaran adalah konfigurasi perpipaan, katup, dan sambungan yang memungkinkan air dikeluarkan atau disemprotkan melalui selang dan nozel. Sistem pipa tegak dan selang kebakaran diklasifikasikan ke dalam kategori berikut [6]:
1. Sistem Pipa Tegak Manual
Sistem pipa tegak yang dikaitkan ke sistem suplai hanya dengan konektor pemadam kebakaran.
2. Sistem Pipa Tegak Otomatik
Sistem pipa tegak yang dihubungkan dengan suplai air yang bisa memenuhi kebutuhan air sistem setiap saat dan tidak memerlukan tindakan selain membuka katup selang dan mengalirkan air pada sambungan selang.
3. Sistem Pipa Tegak Semi Otomatik
Sistem pipa tegak yang terhubung ke suplai air yang mampu memenuhi persyaratan sistem setiap saat dan yang memerlukan pergerakan perangkat kontrol untuk menyediakan air ke sambungan selang. Berikut ini adalah sistem pipa tegak yang paling sering digunakan:
a. Kering-otomatis
Sistem pipa tegak, yang biasanya diisi dengan udara bertekanan, dikendalikan oleh penggunaan peralatan seperti katup pipa
21
kering, yang memungkinkan air masuk ke sistem perpipaan secara otomatis saat katup selang dibuka.
b. Basah-otomatis
Sebuah pipa tegak basah dengan pasokan air harus mampu secara otomatis memasok kebutuhan sistem.
2.7.3 Sprinkler
Sprinkler adalah sistem otomatis yang memuntahkan air bertekanan ke segala arah untuk mematikan api atau setidaknya menghambat penyebarannya. Sistem sprinkler ini ditempatkan dengan paten atau permanen di gedung dan mampu secara otomatis mematikan api dengan mengeluarkan air ke sumber api.
Gambar 2. 8 Contoh Alat Sprinkler
Sistem sprinkler otomatis sering dianggap sebagai metode yang paling efisien dan hemat biaya dalam menerapkan air untuk pemadaman kebakaran. Sistem sprinkler ini akan beroperasi jika seal rusak akibat panas api. Sistem sprinkler datang dalam berbagai konfigurasi, termasuk [6]:
1) Sistem kering (dry pipe system) 2) Sistem basah (wet pipe system) 3) Sistem pra aksi (preaction system) 4) Sistem curah (deluge system)
5) Sistem kombinasi (combined system).
2.7.4 Hidran
Hidran yaitu alat yang berisi slang dan mulut pancar (nozzle = nozel) untuk menyebarkan air yang bertekanan dan dipakai untuk pemadam kebakaran [7].
22
Tabel 2. 6 Volume Bangunan Untuk Penentuan Jalur Akses
Penelitian Terdahulu 2.8
No Judul Ringkasan
1.
Analisis Sistem Plambing Pada Hartono Lifestyle Mall Solobaru
(2012)
Penelitian dilaksanakan di Gedung Hartono Lifestyle Mall Solobaru. Pengumpulan data dilaksanakan dengan memakai data yang tersedia di kontraktor proyek pembangunan gedung Hartono Lifestyle Mall Solobaru.
Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif 22urvey22ive. Metode pengumpulan data yang dilaksanakan dalam proses penelitian ini adalah: 22urvey primer (Observasi dan wawancara), 22urvey sekunder (studi literature dan data intansi). Data yang dikumpulkan seperti: denah per lantai gedung Hartono Lifestyle Mall Solobaru, data jumlah pengunjung di Hartono Lifestyle Mall Solobaru dan data beberapa sumber air yang melayani sistem penyebaran lingkungan gedung.
2.
Studi Perencanaan Penyediaan Air Bersih Pada Gedung Bertingkat Tunjungan Plasa VI Kota Surabaya
(2014)
Gedung sentra pakuwon tunjungan plasa VI memiliki gedung bertingkat 13 lantai termasuk lantai UG (upper ground) dan LG (lower ground) dipakai untuk gedung ritel, memiliki 2 tower yaitu tower ke-1 untuk gedung perkantoran terdiri dari 26 lantai dan tower ke-2 untuk gedung hunian 37 lantai.
Pengolahan data meliputi tahap pengumpulan data sebagai berikut:
1. Data sumber air baku, mengetahui air baku dari PDAM untuk ditampung dan mengetahui lajur alir pipa PDAM untuk memasok kebutuhan air pada gedung.
2. Data layout gedung, mengetahui jumlah lantai ada gedung dan penggunaan tiap-tiap lantai.
23
3. Perhitungan jumlah penghuni
4. Perencanaan Ground Reservoir dan Tandon Air.
5. Perencanaan Pompa 6. Hidrolika Pipa 7. RAB
3.
Perencanaan Plumbing Air Bersih dan Air Kotor (Studi Kasus Gedung
Kantor Administrasi Bandara Adi Soemarmo Surakarta) (2011) [4]
Penelitian dilakukan Di Gedung Kantor Administrasi Bandara Internasional Adi Soemarmo Surakarta, dalam pelaksanaan perencanaan langkah yang dilakukan adalah pengumpulan data dan informasi, permohonan izin, studi pustaka, dan tahap-tahap perencanaan.
Pengolahan data dilaksanakan dengan mengumpulkan data.
Data yang dikumpulkan seperti: denah gedung kantor administrasi per lantai, data berbagai sumber air yang melayani sistem distribusi (sumber air bersih dari PDAM, dan sumber air bersih dari deep weel) dan data keseluruhan pekerja dan pengontrak di gedung kantor administrasi,
4.
Rancang Bangunan Sistem Pompa Booster Air Bersih Menggunakan Sinkronizing Inverter Untuk Gedung
Bertingkat Di RSUD Ulin Banjarmasin (2017)
Rumah Sakit Umum Daerah Ulin Banjarmasin merupakan rumah sakit pendidikan kelas A yang menjadi pusat rujukan bagi Kalimantan Selatan, menuntut terselenggaranya pelayanan yang handal dan berkualitas. Selain itu, Rumah Sakit ULIN telah terakreditasi dengan sertifikasi Paripurna Bintang Lima, yang menegaskan komitmen rumah sakit terhadap kualitas dan keselamatan pasien. Akses ke air minum yang aman sangat penting, terutama di gedung-gedung bertingkat, menurut standar sertifikasi KARS versi 2012, yang mengutamakan keselamatan pasien.
Rumah Sakit ULIN hampir seluruhnya terdiri dari gedung bertingkat, antara lain Gedung Aster (5 lantai), Diagnostic Center (4 lantai), Ruang IGD (5 lantai), Kelas 3 Gedung Rawat Inap TULIP (4 lantai), Gedung SMF (6 lantai), dan Gedung Rawat Inap Anggrek (4 lantai baru), selain ULIN TOWER (8 lantai). Karena konstruksi sipil gedung yang tinggi, tidak dilengkapi dengan tempat penampungan air di atasnya (Roof Tank), meskipun pasokan air bersih rumah sakit tidak dapat dihentikan. Akibatnya, pada contoh ini, kami Selain itu, desain pompa booster air bersih dengan inverter sinkron mengurangi konsumsi listrik rumah sakit karena proses penyalaan lebih lembut, menghasilkan ampere daya yang dipakai lebih rendah, dan pompa hanya berjalan jika diperlukan yang berarti bahwa tidak semua pompa akan menyala tergantung pada beban/permintaan dan tekanan yang disetel.