BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan potong lintang (cross-sectional). Pendekatan cross sectional adalah pendekatan observasional dimana analisis data yang dilakukan tanpa mengikuti suatu populasi dari waktu ke waktu dan pengukuran variabelnya hanya dilakukan satu kali dalam satu waktu yang sama secara serentak dan bersamaan. Pendekatan potong lintang (cross sectional) sering digunakan untuk mengukur prevalensi kesehatan, memahami faktor penentu kesehatan, serta untuk menggambarkan ciri-ciri suatu populasi pada satu titik waktu bersamaan (Wang and Cheng, 2020)
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini berlokasi di sekitar Guest House Universitas Sebelas Maret Surakarta dan GOR Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian dan pengambilan sampel dilakukan di rentang bulan Juni-Agustus tahun 2021.
C. Subjek Penelitian 1. Populasi
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah para atlet sepak bola Bhayangkara Solo FC tahun 2021.
2. Sampel
a. Kriteria Inklusi
1) Pemain Bhayangkara Solo FC yang mengikuti turnamen di tahun 2021/2022 2) Berjenis kelamin laki-laki
3) Usia 18-35 tahun
4) Mengikuti pola latihan rutin yang diberikan tim pelatih b. Kriteria eksklusi
1) Pemain yang sedang dalam keadaan sakit atau cidera 2) Pemain yang sedang dalam pelatihan timnas
D. Teknik Sampling dan Besar Sampel
Teknik sampling yang digunakan dalam pengambilan sampel penelitian ini adalah purposive sampling. Besar sampel yang diambil menggunakan total sampling dari jumlah Pemain Bhayangkara Solo FC yang memenuhi kriteria inklusi.
E. Rancangan/Desain Penelitian 1. Tahap persiapan
a. Peneliti memperkirakan tahap persiapan dilaksanakan selama kurang lebih satu minggu
b. Tahap persiapan terdiri dari meminta data populasi sampel yaitu jumlah pemain Bhayangkara Solo FC.
c. Menentukan kriteria inklusi dan ekslusi d. Mempersiapkan lembar informed consent.
2. Tahap pelaksanaan
a. Peneliti memperkirakan tahap pelaksanaan pengambilan data dilaksanakan selama kurang lebih 1 minggu di stadion UNS maupun di homestay Bhayangkara Solo FC.
b. Melakukan pengukuran berat badan, tinggi badan, empat pengukuran lipatan kulit (triceps, subscapular, supraspinal, calf), dua pengukuran diameter tulang (lebar sendi siku dan lutut) dan dua pengukuran besar otot (lingkar biceps dan calf) yang dilakukan masing-masing sebanyak tiga kali lalu diambil nilai rata-rata dari tiga kali pengukuran
c. Mengukur VO2Max dengan teknik yo-yo intermittent recovery test
d. Menganalisis data hubungan antara Somatotype dan VO2Max pemain Bhayangkara Solo FC
3. Tahap analisis dan laporan
a. Peneliti memperkirakan tahap proses analisis dan laporan akan dilakukan selama kurang lebih 1 bulan
b. Data hasil pengukuran Somatotype dimasukkan ke Somatotype rating form dan menentukan nilai komponen masing-masing Somatotype menggunakan somatochar.
c. Menentukan jenis Somatotype (endomorphy, mesomorphy, ectomorphy).
d. Mengukur VO2Max dengan teknik yo-yo intermittent recovery test.
e. Menganalisis data hubungan antara Somatotype dan VO2Max pemain Bhayangkara Solo FC.
F. Identifikasi Variabel Penelitian 1. Variabel Bebas
Hasil pengukuran Somatotype pemain Bhayangkara Solo FC 2. Variabel Terikat
VO2Max pemain Bhayangkara Solo FC 3. Variabel penganggu yang terkendali
a. Jenis kelamin b. Atlet professional c. Riwayat cidera d. Aktivitas fisik e. Pola latihan
4. Variabel penganggu yang tidak terkendali a. Ambilan nutrisi
b. Faktor genetik c. Faktor lingkungan d. Ras
e. Gaya hidup
G. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Somatotype
a. Definisi
Somatotype ialah suatu penilain bentuk tubuh yang diperoleh dengan cara pengukuran berat badan, tinggi badan, empat pengukuran lipatan kulit (triceps, subscapular, supraspinal, calf), dua pengukuran diameter tulang (lebar sendri siku dan lutut), dua pengukuran besar otot (lingkar biseps dan calf) yang masing-masing dilakukan sebanyak tiga kali pengukuran dan kemudian dihitung rata-ratanya. Hasil penghitungan rata-rata kemudian dimasukkan ke dalam Somatotype rating form, dan perhitungan hasil akhir pada somatochart Heath-Carter berdasarkan somatoplots yang dominan. Hasil somatoplots dibagi menjadi 4 kategori berdasarkan titik yang dominan
seperti kategori central, endomorph, mesomorph dan ectomotph . Somatotypes juga dapat mendifinisikan bentuk tubuh dan komposisi tubuh manusia secara kuantitatif melalui tiga nilai dari tiga komponen dalam Somatotype yaitu ectomorphy, mesomorphy dan endomorphy.
b. Alat ukur
Somatotype pada metode Heath-Carter diukur menggunakan somatochart. Tiga nilai pada masing-masing rating di plot pada dua dimensi somatochart menggunakan koordinat X dan Y. Titik pada dua dimensi somatochart disebut somatplots.
c. Skala pengukuran
Tabel 3.1. Kategori Somatotype
Somatotype Keterangan
Central tidak ada komponen yang berbeda lebih dari satu unit dari dua
komponen lainnya Endomorph
endomorphy dominan, mesomorphy dan ectomorphy lebih dari setengah
unit lebih rendah Mesomorph
mesomorphy dominan, endomorphy dan ectomorphy lebih dari setengah
unit lebih rendah Ectomorph
ectomorphy dominan, endomorphy dan mesomorphy lebih dari setengah
unit lebih rendah
d. Skala data
Skala pengukuran untuk variabel ini adalah skala kategorik nominal.
2. VO2Max a. Definisi
hasil dari curah jantung maksimal dan ekstraksi O2 maksimal oleh jaringan, dan keduanya dapat meningkat berbanding lurus dengan intensitas aktifitas fisik atau latihan yang dilakukan seseorang. Bisa juga didefinisikan sebagai nilai maksimum dimana seseorang dapat mengkonsumsi oksigen selama latihan, serta merupakan refleksi dari meaknisme oksidatif otot maupun unsur kardiorespi dan hematologik dari pengantaran oksigen tubuh.
b. Alat Ukur
Menggunakan metode pengukuran yo-yo intermittent recovery test dari bangsbo dan mohr serta mencatat menggunakan yo-yo intermitten recovery test rating form
a. Skala pengukuran
Skala pengukuran VO2Max menggunakan teknik yo-yo intermittent recovery test bangsbo di mana hasil yang didapatkan akan dikonversikan kedalam 6 tingkatan VO2Max : Ellite, Excellent, Good, Average, Below Average, dan Poor
H. Alat dan Bahan Penelitian
- Surat izin penelitian yang diperoleh dari manajer tim Bhayangkara Solo FC - Ethical clearance
- Form informed consent - Alat tulis
- Stadiometer - Timbangan - Skinfold caliper - Sliding caliper - Spidol marker - Medline - Kalkulator
- Heath-Carter Somatotype Rating Form - Somatochart
- Cone atau penanda titik lapangan
- Speaker
- Yo-yo Intermitten Test Rating Form.
I. Cara Kerja Penelitian
Proses pelaksanaan penelitian akan dilakukan dengan urutan sebagai berikut.
1. Menyusun proposal penelitian.
2. Melakukan tes validasi pada proposal penelitian.
3. Mengajukan izin penelitian ke pihak manajemen klub Bhayangkara Solo FC.
4. Meminta daftar pemain aktif Bhayangkara Solo FC yang akan mengikuti kompetisi di tahun 2021.
5. mengajukan informed consent persetujuan kepada semua pemain Bhayangkara Solo FC 6. mengambil sampel sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi yang sudah ditetapkan.
dan melakukan pengukuran tinggi badan, berat badan, lipat kulit triceps, lipat kulit subscapular, lipat kulit supraspinal, lipat kulit calf, lebar sendi siku, lebar sendi lutut, lingkar calf, lingkar biceps serta melakukan yo-yo intermitten test pada seluruh pemain Bhayangkara Solo FC.
7. Catat data hasil pengukuran Somatotype dalam Heath-Carter Somatotype Rating Form dan data hasil yo-yo intermittent test dalam Yo-Yo Intermitten Test Rating Form yang tersedia.
8. Melakukan analisis terhadap setiap data yang telah didapatkan dari subjek penelitian.
9. Membuat laporan penelitian.
J. Teknik Analisis Data
Pada penelitian ini, peneliti akan menganalisis hubungan antara Somatotype dengan tingkat VO2Max pada atlet Bhayangkara Solo FC. dalam mengolah data yang didapat, peneliti akan menggunakan teknik analisis bivariat. Teknik analisis bivariat ini merupakan salah satu uji hipotesis dengan melibatkan 2 variabel yang berbeda, yaitu satu variabel bebas dan satu variabel terikat. Setelah itu data yang didapat akan dianalisis lebih lanjut menggunakan Uji Korelasi Spearman. Uji Korelasi Spearman atau Spearman Correlation merupakan morelasi antara dua variabel berskala ordinal (Sastroasmoro and Ismael, 2011)