• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KERANGKA TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KERANGKA TEORI"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

14 A. Strategi Dakwah

1. Pengertian Strategi

Strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu strategos atau strategeus yang jamaknya menjadi strategi.Strategos mempunyai arti jenderal tetapi dalam bahasa Yunani kuno berarti perwira negara (state officer) denganfungsi yang luas.

Strategi artinya suatu usaha untuk mencapai kemenangan dalam suatu peperangan awalnya digunakan dalam lingkungan militernamun istilah strategi digunakan dalam berbagai bidang yang memiliki nesensi yang relatif sama termasuk diadopsi dalam konteksmanajemen. (Dra.Masitoh, M.Pd, 2009:3)

Definisi strategi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, strategi adalah ilmu atau seni dalam menggunakan sumber daya bangsa-bangsa untuk melaksanakan kebijakan tertentu dalam perang maupun damai.

Strategi merupakan istilah yang sering diidentikkan dengan

“taktik” yang secara konseptual strategi dapat dipahami suatu garis besar haluan dalam bertindak untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan(Kamus Besar Bahasa Indonesia;2001:19).

Menurut Igor Ansof strategi adalah sebuah upaya jika dilihat dari sudut pengambilan keputusan maka seluruh persoalan organisasi menyangkut menyusun dan mengarah berbagai sumber hingga maksimal dan untuk mencapai tujuan.(Jatmiko, 2003:3).

Strategi adalah penetapan tujuan dasar jangka panjang dan sasaran organisasi dengan menerapkan serangkaian tindakan serta alokasi sumber daya yang penting untuk melaksanakan sasaran ini. Strategi juga memperhatikan lingkungan dan keunggulan kompetitif, yang berkelanjutan sepanjang waktu, tidak dengan manuver teknis, tetapi dengan menggunakan persepsi jangka panjang.(Sunarto,2001:24).

(2)

Strategi adalah sejumlah keputusan dan aksi yang ditujukan untuk mencapai tujuan dan menyesuaikan sumber daya organisasi dengan peluang dan tantangan yang dihadapi dalam lingkungan organisasi tersebut berada.

Beberapa ciri-ciri strategi utama dalam suatu organisasi adalah a) GoalDirected Actions yaitu aktivitas yang menunjukkan apa yang diinginkan dalam organisasi tersebut dan “Bagaimana” mengimplementasikannya. b) Mempertimbangkan semua kekuatan internal (sumber daya dan kapasitas serta memperhatikan peluang dan tantangan (Drajad, 2005:12-13).

Strategi menurut ahli manajemen Gerry Johnson dan Kevan Scholas adalah sebagai arah dan cakupan jangka panjang organisasi untuk mendapatkan keunggulan melalui kofigurasi sumber daya alam dan lingkungan yang berubah untuk mencapai kebutuhan pasar dan memenuhi

harapan pihak yang berkepentingan.(Thohir Yuli Kusmanto;40:2012).

Berdasarkan definisi di atas dari para ahli manajemen maka dapat disimpulkan pokok strategi adalah

1. Suatu pola keputusan yang konsisten, menyatu dan intergral.

2. Menentukan dan menampilkan tujuan organisasi dalam artiansasaran jangka panjang, program bertindak dan prioritas alokasisumber daya.

3. Mencoba mendapatkan keuntungan yang mampu bertahan lamadengan memberikan respons yang tepat terhadap peluang, ancaman kekuatan serta dari lingkungan luar organisasi, kekuatannya dan kelemahannya serta melibatkan semua tingkat hierarki dariorganisasi.

Menurut Hisyam Alie yang dikutip Rafi‟udin dan Djaliel, untuk mencapai strategi yang strategis maka suatu organisasi/lembaga perlu menganalisis kemampuan internal dan eksternal organisasinya dengan menggunakan analisi matriks SWOT sebagai berikut :

a. Strength (kekuatan), yakni memperhitungkan kekuatan yang dimilikiyang biasanya menyangkut manusianya, dananya, beberapa sarana dan pra sarana yang dimiliki oleh suatu organisasi.

b. Weakness (kelemahan), yakni memperhitungkan kelemahan- kelemahan yang dimilikinya, yang menyangkut aspek-aspek

(3)

sebagaimana dimiliki sebagai kekuatan, misalnya kualitas manusianya, dananya, dan sarana dan pra sarana organisasi tersebut.

c. Opportunity (peluang), yakni seberapa besar peluang yang mungkin tersedia di luar, hingga peluang yang sangat kecil sekalipun dapatditerobos.

d. Threats (ancaman), yakni memperhitungkan kemungkinan adanya ancaman dari luar(Rafi‟udin dan Djaliel, 1997:77).

Ada empat faktor yang mempunyai pengaruh penting pada strategi yaitu: lingkungan eksternal, sumber daya dan kemampuan internal organisasi serta tujuan yang akan dicapai. Intinya suatu strategi organisasi memberikan dasar- dasar pemahaman tentang bagaimana organisasi itu akan berkembang dan bertahan (Jatmiko, 2003:3).

1. Pengertian Strategi.

Kata “strategi” berasal dari bahasa Yunani yaitu strategos yang terbentuk dari kata status yang berarti militer dan –ag yang berarti memimpin (Grant, 1997: 11). Lawrence R. Jauch dan Willian F.

Glueck menyatakan bahwa Strategi adalah rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengaitkan keunggulan strategi perusahaan dengan tentangan lingkungan dan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh perusahaan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan mencapai sasaran khusus. (Alwi, 2005: 1092).

2. Konsep dan teori.

Berdasarkan tinjauan beberapa konsep strategi di atas, maka strategi organisasi dapat didefinisikan sebagai berikut ini:

a. Alat bagi organisasi untuk mencapai tujuan-tujuannya.

b. Seperangkat perencanaan yang dirumuskan oleh organisasi sebagai hasil pengkajian yang mendalam terhadap kondisi kekuatan dan kelemahan internal serta peluang dan ancaman eksternal.

(4)

c. Pola arus dinamis yang diterapkan sejalan dengan keputusan dan tindakan yang dipilih oleh organisasi (Akdon, 2007: 15).

3. Latar Belakang Strategi.

Perumusan Strategi dan Jenis-jenis Strategi Menurut Tedjo Udan, dilihat dari latar belakangnya, ada dua alasan yang menyebabkan organisasi merasa perlu melakukan pekerjaan perumusan strategi, yaitu adanya permasalahan atau keinginan (Arifianto, 2008: 25).

a. Permasalah Kritis Organisasi merasa perlu merumuskan strategi untuk mengatasi permasalahan-permasalahan kritis yang sudah biasa dirasakan/diperkirakan saat ini. Jadi strategi dirumuskan untuk mengatasi permasalahan kritis yang muncul, misalnya keterbatasan sumberdaya, kuatnya pesaing, perubahan lingkungan yang demikian dahsyat sehingga oraganisasi harus 17 mendefinisikan produk/jasa/perannya kembali, kesalahan rancangan strategi masa lalu dan lain-lain. Permasalahan inilah yang akan mewarnai rumusan strategi.

b. Keinginan Di lain pihak ada organisasi yang merumuskan strategi bukan karena ingin menyelesaikan permasalahan tertentu tetapi lebih didorong karena ingin mencapai kondisi atau sasaran tertentu.

Biasanya kebutuhan sumber daya, permasalahan dan strategi akan ditentukan kemudian, setelah terlebih dahulu diketahui kondisi organisasi masa depan yang diinginkan. Penerapan cara ini secara konsekuen hanya mungkin dilakukan oleh organisasi yang tidak sedang menghadapi permasalahan serius bahkan memiliki sumber daya berlebih.

Menurut Robert M. Grant ada tiga peranan penting strategi dalam manajemen yaitu: strategi sebagai pendukung untuk pengambilan keputusan, strategi sebagai sarana kooedinasi dan komunikasi, dan strategi sebagai target konsep strategi akan digabungkan dengan

(5)

misi dan visi untuk menentukan dimana perusahaan akan berada dalam masa yang akan datang (Grant, 1997: 23).

Menurut Oslen dan Eadie dalam ( Bryson, 2003: 4), perencanaan strategi adalah upaya yang didisiplinkan untuk membuat keputusan dan tindakan penting yang membentuk 18 dan memandu bagaimana menjadi organisasi (atau entitas lainnya), apa yang dikerjakan organisasi (atau entitas lainnya), dan mengapa organisasi (atau entitas lainnya) mengerjakan hal seperti itu.

Manfaat dari perencanaan strategi dalam (Bryson, 2003: 12), diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Berfikir secara strategi dan mengembangkan strategistrategi yang efektif.

b. Memperjelas arah masa depan.

c. Membuat keputusan sekarang dengan mengingat konsekuensi masa depan.

d. Memecahkan masalah utama organisasi.

e. Memperbaiki kenerja organisasi.

f. Membangun kerja kelompok dan keahlian. Pada prinsipnya strategi dapat dikelompokkan berdasarkan tiga tip strategi yaitu: strategi manajemen, strategi investasi, dan strategi bisnis.

Strategi manajemen meliputi strategi strategi yang dapat dilakukan manajemen dengan organisasi pengembangkan strategi secara makro.Strategi investasi merupakan kegiatn yang berorientasi pada investasi.Strategi binis berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen (Rangkuti, 2008: 7).

4. Tahap-Tahap Perencanaan Strategi.

Proses perencanaan strategi menurut Michacl Allison dan Jude Kaye (2005: 13), ada tujuh tahap proses perencanaan strategi, tahaptahap tersebut memuat langkah-langkah dan hasilnya. Tahap-tahap tersebut yaitu:

(6)

a. Bersiap-siap Langkahnya: mengidentifikasi alasan-alasan untuk membuat rencana, memeriksa kesiapan untuk membuat rencana, memilih peserta perencana, meringkaskan profil dan riwayat organisasi, mengidentifikasi informasi yang dibutuhkan untuk perencanaan strategi, tulis “rencana untuk membuat rencana”.

Hasilnya; kesepakatan tentang kesiapan organisasi untuk membuat rencana dan sebuah rencana kerja perencanaan strategi, merumuskan tentangan.

b. Menegaskan visi dan misi Langkah-langkahnya; menuliskan rumusan visi, membuat rumusan konsep misi. Hasilnya; konsep rumusan visi dan misi.

c. Menilai lingkungan Langkah-langkahnya; memperbaharui informasi yang dibutuhkan untuk perencanaan, menyatakan strategi terdahulu dan strategi saat ini, mengumpulkan masukan dari stakeholder internal, mengumpulkan masukan dari stakeholder eksternal, 20 mengumpulkan informasi tentang efektifitas program, mengidentifikasi pertanyaan atau persoalan strategis tambahan.

Hasilnya; sejumlah persoalan kritis yang menuntut tanggapan dari organisasi dan basis data yang akan mendukung para perencana dalam memilih prioritas dan strategi.

d. Menyepakati prioritas-prioritas Langkah-langkahnya; menganalisis kaitan antara kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman, menganalisis kekuatan kompetitif program, memilih criteria yang digunakan dalam menetapkan prioritas, memilih inti strategi masa depan, meringkas cakupan dan skala program, menuliskan tujuan dan sasaran, mengembangkan proyeksi financial jangka anjang.

Hasilnya; kesepakatan tentang prioritas inti masa depan, tujuan jangka panjang, sasaran khusus.

e. Menuliskan rencana strategi Langkah-langkahnya; menuliskan rencana strategi, menjelaskan rencana konsep untuk dikaji ulang, mengadopsi rencana strategi. Hasilnya; sebuah rencana strategi.

(7)

f. Menerapkan rencana strategis dan menciptakan rencana kegiatan tahunan Langkah-langkahnya; membuat rencana kegiatan tahunan, membuat anggaran kegiatan tahunan. 21 Hasilnya; anggaran dan rencana kegiatan tahunan yang terinci.

g. Mengawasi dan mengevaluasi Langkah-langkahnya; mengevaluasi proses perencanaan strategis, mengawasi dan memperbaharui perencanaan strategi. Hasilnya; evaluasi terhadap proses perencanaan strategi dan penilaian atas rencana operasional dan strategi yang sedang berjalan. Strategi sebuah organisasi, atau subunit sebuah organisasi lebih besar yaitu sebuah konseptualisasi yang dinyatakan atau diimplikasi oleh pemimpin organisasi yang bersangkutan berupa:

1) Saran-saran jangka panjang atau tujuan-tujuan organisasi tersebut.

2) Kendala-kendala luas dan kebijakan-kebijakan yang atau ditetapkan sendiri oleh seorang pemimpin, atau yang diterimanya dari pihak atasannya, yang membatasi skope aktivitas-aktivitas organisasi yang bersangkutan.

3) Kelompok rencana-rencana dan tujuan-tujuan jangka pendek yang telah diterapkan dengan ekspektasi akan diberikannya sumbangsih mereka dalam hal mencapai sasaran-sasaran organisasi tersebut. (Akkdon, 2007: 13).

B. DAKWAH

1.Pengertian Dakwah

Dakwah berasal dari bahasa Arab, kata dakwah sendiri merupakan bentuk masdar dari kata da’a, yad’u, da’watan, yang artinya telah mengajak, sedang mengajak dan ajakan.Ketiganya merupakan Mauzun(yang menyerupai) dari Wazan (timbangan) dari kata fa’ala, yaf’ulu, fa’lan.

(8)

Secara etimologi pengertian dakwah dalam kamus Bahasa Arab al- Munawir kata dakwah berarti Do‟a, seruan, ajakan, undangan, ataupun permintaan.(A.W.Munawir; 1997:407).

Dakwah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dakwah mempunyai arti: Penyiaran atau propaganda agama dan pengembangan agama dikalangan masyarakat, seruan untuk memeluk, mempelajari dan mengamalkan ajaran agama.(Kamus Besar Bahasa Indonesia; 1997:205)

Pengertian Dakwah secara global mempunyai makna seruan, ajakan,panggilan, propaganda, bahkan berarti permohonan dengan penuh harap ataudalam bahasa Indonesia biasa disebut berdoa (Noor, 1981:28).

Kegiatandakwah sendiri telah Allah perintahkan dalam surat Surat Al Imron 104:































Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yangmenyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf danmencegah dari yang munkar,merekalah orang-orang yangberuntung. (QS. Ali Imron: 104)

Dakwah menurut Arifin adalah terletak pada ajakan, dorongan(motivasi), rangsangan serta bimbingan terhadap orang lain untuk menerima ajaran agama dengan penuh kesadaran untuk keuntungan pribadinya sendiri, bukan kepentingan juru dakwah/juru penerang. (Arifin,2000:6).

Dakwah menurut Amrullah Ahmad, pada hakikatnya, dakwah Islammerupakan aktualisasi imani (theologis) yang dimanifestasikan dalam suatusistem kegiatan manusia yang beriman dalam bidang kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur untuk mempengaruhi cara merasa, berpikir,bersikap, dan bertindak manusia pada tataran kenyataan individual dansosio-kultural dalam rangka mengusahakan terwujudnya ajaran agama Islam dalam segi kehidupan dengan mengunakan cara tertentu.(Amrullah Ahmad,1985:3).

(9)

Dakwah menurut Thoha Yahya Oemar mengartikan dakwah sebagai usaha mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan kebahagian duni dan akhirat.(Arifin;2010:43-44)

Pengertian dakwah di atas menurut para ahli dapat diam kesimpulan dakwah adalah suatu usaha atau proses untuk mengajak umat manusia dengan cara yang bijaksana sesuai dengan perintah Allah dan tuntunan Rasulullah tujuannya untuk merubah kondisi umat manusia dari yang kurang baik menuju ke arah yang lebih baik dengan tujuan memperoleh kebaikan dan kemaslahatan dunia maupun akhirat.

Unsur-unsur dakwah adalah komponen-komponen yang selalu ada dalam kegiatan dakwah, yang mana setiap unsur saling mempengaruhiantara satu dengan yang lain. Adapun kegiatan dakwah yang dilakukan olehperorangan maupun perkelompok harus memperhatikan unsur-unsurdakwah agar tujuan dari berdakwah tersebut dapat tercapai dengan baiktanpa adanya kendala:

a) Subyek (Da‟i) dakwah Da‟i secara etimologi berasal dari Bahasa Arab, bentuk isim fa„il (menunjukan pelaku) dari asal kata dakwah artinya orang yang melakukan dakwah.

Secara terminologis Da‟i adalah orang yang melaksanakanaktivitas dakwah baik lisan maupun perbuatan dan tulisan baik itu perorangan, kelompok maupun berbentuk organisasi. Mengingat bahwaproses memanggil atau menyeruh tersebut merupakan proses penyampaian(tabligh) pesan-pesan tertentu, maka ia di kenal sebagai “Mubaligh” yakniorang yang berfungsi sebagai komunikator(Halimi safrodin;2008:17).

b) Obyek dakwah (mad’u)

Secara etimologi kata mad‟u berasal dari Bahasa Arab, diambil dari bentuk isim maf‟ul.Pengertian Mad‟u secara terminologis adalah orangatau obyek dari kegiatan dakwah tersebut.Menurut Samsul Arifin Amin dalam bukunya “Ilmu Dakwah” menjabarkan definisi objek dakwah adalah masyarakat sebagai penerima ajaran dakwah.Mad‟u adalah obyek dakwah bagi seorang da‟i

(10)

yang bersifat individual, kolektif atau masyarakat umum. Masyarakat sebagai sebagai obyek dakwah atau sasaran dakwah merupakan merupakan salah satu unsur yang penting dalam sistem dakwah yang tidak kalah peranannya dibandingkan dengan unsur-unsur dakwah yang lain oleh sebab itu masalah masyarakat ini seharusnya dipelajari dengan sebaik-baiknya sebelum melangkah keaktivitas dakwah yang sebenarnya.

c) Media dakwah

Media dakwah adalah alat atau instrument yang digunakan da‟i dalam menyampaikan materi dakwah kepada mad’unya. Media dakwahdalam arti sempit adalah alat dakwah, media dakwah yang mempunyaiperanan atau kedudukan sebagai penunjang tercapainya tujuan.HamzahYaqub membagai wasilah dakwah menjadi 5 macam yaitu lisan, tulisan,lukisan, audiovisual dan alat. Sedangkan Asmuni Syukir dalam bukunya“Dasar-Dasar Strategi Dakwah Islam” menyebutkan beberapa media yangdapat dapat digunakan dalam kegiatan berdakwah seperti lembagalembaga

dakwah Islam, Majlis Taklim, Hari-Hari Besar Islam, MediaMassa dan seni budaya (Asmuni Syukir;1983;56).

d) Materi dakwah

Masalah isi pesan atau materi yang disampaikan da‟i kepada mad’u.Materi dakwah berasal dari Al Qur‟an dan hadist biasanya berisi tentang akidah, syariah dan akhlak. Pesan atau materi dakwah harus disampaikansecara menarik dan tidak monoton sehingga merangsang objek dakwah untuk mengkaji objek-objek dakwah untuk mengkaji tema-tema Islam yang pada gilirannya objek dakwah lebih mendalam mengenai materi agama Islam dan meningkatkan kualitas pengetahuan untuk pengalamankeagamaan obyek dakwah (Samsul Munir Amin,2009:14).

e) Thariqah/metode dakwah

Metode dakwah yaitu cara-cara penyampaian dakwah, baikindividu, kelompok maupun masyarakat luas agar pesan menggunakan metode yang tepat-pesan dakwah tersebut mudah diterima. Metodedakwah

(11)

hendaklah menggunakan metode yang tepat dan sesuai dengansituasi dan kondisi mad‟u sebagai penerima pesan-pesan dakwah.(SyamsulMunir Amin;2009:17) Selebihnya metode dakwah dapat digolongkanmenjadi 3 macam sesuai apa yang ada dalam al Qur‟an surat An Nahl 125















































ARTINYA:

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah danpelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapayang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orangyang mendapat petunjuk(An-Nahl 125).

Berdasarkan firman An-Nahl 125 di atas maka metode dakwah dapat diuraikan ke dalam beberapa macam. Metode dakwah tersebutdigunakan oleh para da‟i dalam menyampaikan pesan dakwah meliputi:

1) Bil Hikmah

Hikmah menurut Sayyid Quthub berpendapat bahwa hikmah melihat situasi dan kondisi obyek dakwah serta tingkat kecerdasanpenerima.

Metode Bil Hikmah juga memperhatikan kadar materi dakwahyang disampaikan kepada mereka, sehingga mereka tidak merasa terbebaniterhadap perintah agama (materi dakwah) tersebut, karena belum siapnyasikap mentalnya untuk menerimannya.(Awalludin Pimay;2012:67).

Ibnu Qoyim berpendapat bahwa pengertian hikmah yang tepat adalah seperti yang dikatakan Mujahid dan Malik yang mendefinisikan bahwa hikmah adalah pengetahuan tentang kebenaran dan pengamalannya,ketepatan dalam perkataan dan pengamalannya.Hal ini tidak bisa dicapai kecuali dengan memahami Al Qur‟an dan memahami syariat-syariat Islam serta hakikat Iman.

(12)

Dari beberapa pengertian di atas, dapat dipahami bahwa al-hikmah adalah kemampuan dan ketepatan da‟i dalam memilih, menyeleksi dan menyelaraskan teknik dakwah sesuai dengan kondisi objektif mad‟u. Alhikmah juga merupakan kemampuan da‟i dalam menjelaskan doktrindoktrin Islam serta realitas yang ada dengan argumentasi logis dan bahasa yang komunikatif (M.Munir;2009:11).

2) Mauidzah al-Khasanah.

Al-Baidlawy mendefinisikan tentang Mau‟idzah al-Khasanah adalah perkataan yang menyejukan dan perumpamaan yang bermanfaat.Seorang Da‟i harus mampu menyampaikan maateri dakwah yang baik dan menyejukan mad‟u yang sedang dihadapinya dan tidak mengunakan kata-katayang kasar, makian sehingga mad‟u mau menerima pesan dakwah yang disampaikan da‟i.

Mau‟idzatul al-khasanah, akan mengandung arti kata-kata yangmasuk ke dalam kalbu dengan penuh kasih sayang dan masuk kedalamperasaan dengan penuh kelembutan; tidak membongkar kesalahan oranglain sebab lemah lembut dalam menasehati seringkali dapat meluluhkan hati yang keras dan menjinakkan kalbu yang liar (M.Munir;2009:16).

3) Mujadalah

Kata “mujadalah” bila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia bisaberarti “Pembatahan” atau “Perdebatan”, kata debat itu sendiri berasal dari bahasa Inggris “Debate” yang mempunyai pengertian Menurut “totalk about reasons for and againns (something) cosidert disscus. Secaraumum dakwah dengan metode Mujadalah bi al-laty hiya ahsan mengandung pengertian dakwah sebagai cara dai untuk berdialog danberdiskusi dengan lemah lembut tanpa kekerasan pandangan tersebut yang dikemukakan oleh al-Maraghi (Dr. Awalludin Pimay, 2005:66)

Para pakar dakwah metode mujadalah dapat digolongan menjadi 3 macam yaitu melalui bil lisan (ucapan), bil Qalam(tulisan) dah bil Hal (perbuatan) contoh dari metode mujadalah seperti seminar, diskusi, dialoginteraktif, forum Tanya jawab dan debat. Metode mujadalah biasanyadipakai oleh para ahli dalam

(13)

memecahkan problematika yang ada dimasyarakat dimana memerlukan ijtihad dalam memecahkannya.

Menurut Dr. Moh.Ali menyebutkan tujuan dalam kegiatan berdakwah di dalam bukunya Ilmu Dakwah dapat digolongkan menjadi 2 macam yaitu tujuan utama (umum) dan tujuan khusus (perantara). Tujuan utama merupakan garis pokok yang menjadi arah semua kegiatan dakwah,yaitu perubahan sikap dan perilaku mitra dakwah yang sesuai dengan ajaran Islam, tujuan Utama dakwah tidak langsung bisa direlisasikan mengingat merubah perilaku dan sifat seseorang bukanlah hal mudah,sehingga diperlukanlah tahap demi tahap. Tujuan disetiap tahap itulah yang disebut tujuan perantara, tujuan khusus sebaiknya disusun secara bertahap dengan memperhatikan mad‟unya.Tujuan khusus haruslah konkret, realistis, jelas dan bisa diukur. Ada baiknya dalam menyusun strategi dakwah harus memperhatikan masing-masing tujuan khusus (M.Ali.Aziz;2010:156).

Menurut Asmuni Syukir mengatakan bahwa tujuan dakwah sebagai- bagian dari seluruh aktivitas dakwah sama pentingnya dari unsur-unsur yang lain seperti pelaku, subyek, obyek ataupun metode yang dipakai,tujuan dakwah sangat berpengaruh dan menentukan terhadap penggunaan metode dan media dakwah, sasaran sekaligus strategi dakwah jugaditentukan atau berpengaruh terhadap tujuan dakwah, hal tersebut dikarenakan tujuan merupakan arah gerakan yang hendak dituju seluruh aktivitas dakwah. Tujuan dakwah menurut Asmuni Syukir tujuan umum dalam berdakwah dan tujuan khusus dalam berdakwah:

 Tujuan umun dakwah adalah mengajak umat manusia ( meliputi yang orang yang mukmin maupun orang yang kafir dan musyrik) kepada jalan yang diridhai Allah SWT agar dapat hidup bahagia sejahtera di dunia maupun di akhirat. Tujuan ini masih bersifat umum oleh karena itu masih perlu adanya perician-perician pada bagian tertentu.

 Tujuan khusus dakwah merupakan perumusan tujuan sebagaiperician dari tujuan umum dakwah. Tujuan ini dimaksudkan agar dalam pelaksanaan seluruh aktivitas dakwah dapat jelas diketahuikemana arahnya ataupun jenis

(14)

kegiatan apa yang hendak dikerjakan,kepada siapa berdakwah, dengan cara bagaimana (AsmuniSyukir;1983:57-60).

2. Bentuk Strategi Dakwah

Strategi dakwah sebagai proses menentukan cara dan daya upaya untuk menghadapi sasaran dakwah dalam situasi dan kondisi tertentu guna mencapai tujuan dakwah secara optimal. Dengan kata lain strategi dakwahadalah siasat, taktik atau manuver yang ditempuh dalam rangka mencapaitujuan dakwah.

(Syamsul Munir Amin;2008:165).

Menurut Muh. Ali Aziz mendefinisikan strategi dakwah adalah perencanaan yang berisi rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan dakwah tertentu (Moh. Ali Aziz, 2009:349).

Strategi dakwah adalah perencanaan yang berisi rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan dakwah tertentu. Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam hal ini yaitu: Strategi merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan dakwah) termasuk mengunakan metode dan pemanfaatan berbagai sumber dayaataupun kekuatan. Strategi merupakan proses penyusunan rencana kerja belum sampai pada tindakan.

Strategi disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Artinya arah dari semua keputusan penyusunan strategi adalah pencapaian tujuan, olehkarena itu sebelum penyusunan strategi maka perlu merumuskan tujuan yang jelas dapat diukur keberhasilannya. Berkaitan dengan perubahan masyarakat yang berlangsung di era globalisasi, maka perlu dikembangkan strategi dakwah Islam sebagai berikut.

Pertama meletakan paradigma tauhid dalam dakwah.Pada dasarnyadakwah adalah usaha menyampaikan risalah tauhid yang memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan yang universal.Dakwah berusaha mengembangkan fitrah dan kehanifan manusia agar mampu memahami hakekat hidup yangberasal dari Allah dan kembali pada-Nya. Mengembangkan potensi ataufitrah dan kedhaifan manusia, maka dakwah tidak lain merupakan suatu proses memanusiakan manusia dalam proses transformasi kebudayaan masyarakat

(15)

yang membentuk ekosistem kehidupan. Karena itu, tauhidmerupakan kekuatan paradigmatis dalam teologi dakwah yang akan memperkuat strategi dakwah.

Kedua perubahan masyarakat berimplikasi pada perubahan paradigmatik pemahaman agama.Dakwah sebagai gerakan transformasi sosial sering dihadapkan pada kendala-kendala kemapaman keberagamaan seolah-olah sudah merupakan standar keagamaan yang final sebagaimana agama Allah.Pemahaman agama yang terlalu eksoteris dalam menerima gejala-gejala kehidupan dapat menghambat pemecahan masalah sosial yang dihadapi oleh juru dakwah itu sendiri oleh karena itu diperlukan pemikiraninovatif yang dapat mengubah kemapanan pemahan agama daripemahaman yang tertutup menuju pemahaman keagamaan yang terbuka.

Ketiga, strategi yang imperatif dalam dakwah.Dakwah Islam berorientasi pada amar ma‟ruf nahi munkar. Dalam hal ini, dakwah tidak dipahami secara sempit sebagai kegiatan yang identik dengan pengajian

umum atau memberikan ceramah di atas podium, lebih dari itu esensi dakwah sebetulnya adalah segala bentuk kegiatan yang mengandung unsure Amar ma‟ruf nahi munkar (Awalludin Pimay;2001:51-53).

Adapun macam-macam strategi dakwah menurut beberapa jumhur ulama antara lain :

a) Strategi Tilawah (Strategi Komunikasi)

Strategi penyampaian pesan-pesan Al-Qur‟an kepada ummat memiliki konsekuensi terpeliharanya hubungan insani secara sehat danbersahaja, sehingga dakwah dapat tetap memberikan fungsi maksimal bagikepentingan hidup dalam kehidupan. Di sanalah proses dakwah perlu mempertimbangkan dimensi sosiologis agar komunikasi yang dilaluinya dapat berimplikasi pada peningkatan kesadaran iman. Dalam istilah lain,strategi ini diartikan sebagai proses komunikasi antara da‟i dengan mad‟u.

Dengan adanya strategi tilawah mad‟u diminta untuk mendengarkan da‟I dengan membaca sendiri pesan-pesan dakwah yang telah di tulis oleh da‟i.

(16)

Strategi tilawah lebih mefokuskan pada bidang pemikiran dai serta perpindahan pesan-pesan dakwah melalui indra penglihatan dan pendengaran serta ditambah akal yang sehat. Hal tersebut sesuai dengan

firman Allah pada surat Al Mulk ayat 23:

يوَو قُاقُ لْ وَ ي وَ ي لًاي ذِ وَ ي ۖيوَ وَ ذِ لْ وَ لْا وَ ي وَا وَ لْ وَ لْا وَ ي وَ لْ لَّلا يقُ قُ وَايوَ وَ وَ وَ يلْ قُ وَ وَ لْ وَ ي ذِ لَّا ي وَ قُ يلْ قُ

Artinya:

Katakanlah: "Dia-lah Yang menciptakan kamu dan menjadikan bagikamu pendengaran, penglihatan dan hati". (Tetapi) amat sedikit kamubersyukur ( al- Mulk ayat 23)

b) Strategi Tazkiyah(Strategi Pembersihan Sikap dan Perilaku)

Strategi pembersihan sikap dan perilaku yaitu strategi dakwah yang dilakukan melalui proses pembersihan sikap dan perilaku. Prosespembersihan ini dimaksudkan agar terjadi perubahan individu dan masyarakat sesuai dengan watak Islam sebagai agama mengemban misi kemanusiaan, sekaligus memelihara keutuhan Islam sebagai agamarahmatal lil alamin.

Strategi tazkiyah lebih mefokuskan pada jiwa mad‟udengan landasan misi dakwah adalah menyucikan jiwa manusia.

c) Strategi Ta’lim (Strategi Pendidikan)

Strategi ini dapat dilakukan melalui proses pendidikan, yakni proses pembebasan manusia dari berbagai penjara kebodohan yang seringkali melilit kemerdekaan dan kreativitas. Pendidikan adalah proses pencerahan untuk menghindari keterjebakan hidup dalam pola jahiliyah yang sangattidak menguntungkan, khususnya bagi masa depan umat manusia. Strategi ta‟lim hampir sama dengan dengan strategi tilawah yaitu keduanya mentransformasikan pesan dakwah, akan tetapi strategi ta‟lim lebih mendalam, dilakukan secara formal dan sistematis artinya metode inihanya dapat diterapkan pada mitra dakwah yang tetap dengan kurikulum yang telah dirancang, dilakukan secara bertahap serta mempunyai target dan tujuan tertentu (Moh.Ali Aziz, 2009:355- 356).

(17)

Strategi dakwah sebaiknya dirancang untuk memberikan tekanan pada usaha pemberdayaan umat Islam, baik itu pemberdayaan ekonomi,politik maupun teknologi, budaya dan pendidikan bagi umat Islam itusendiri. Menurut Asmuni Syukir strategi dakwah dapat dikatakan baikapabila memperhatikan beberapa asas antara lain:

a) Asas Filosofis adalah asas ini membicarakan masalah yang erat hubungannya dengan tujuan-tujuan yang hendak dicapai dalam proses atau aktifitas dakwah.

b) Asas kemampuan dan keahlian da‟i (Achievement and profesionalis) adalah Asas yang membahas mengenai kemampuan dan profesionalisme da‟i sebagai obyek dakwah, selain itu dakwah merupakan kewajiban setiap umat Islam, namun disamping itu juga hendaknya ada segolongan umat yang bersungguh-sungguh dan memaksimalkan kegiatan berdakwah. Hal tersebut sesuai dengan firman Allah dalam surat Al Imron ayat 104:































Artinya :Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yangmenyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf danmencegah dari yang munkar,merekalah orang-orang yang beruntung.(QS. Ali Imron: 104)

c). Asas Sosiologis adalah asas ini masalah-masalah yang berkaitan dengan situasi dan kondisi sasaran dakwah Misalnya situasi politik, ekonomi, keamanan, kehidupan beragamaan di masyarakat.

d). Asas Psikologis adalah asas ini membahas masalah yang erat hubungannya dengan kejiwaan manusia, untuk dapat menerima memahami karakter penerima dakwah agar aktivitas dakwah berjalan dengan baik. Secara psikologis segala macam ajakan atau seruan kebaikan sebelum disampaikan pada orang lain sebaiknya seseorang yang mengajak tersebut telah melakukannya terlebih dahulu.

(18)

e). Asas efektifitas dan efesiensi adalah asas mengenai aktivitas dakwah harus diusahakan keseimbangan antara biaya, waktu maupun tenaga yang dikeluarkan dengan pencapaian hasilnya (AsmuniSyukir,1983;33-35).

Dalam pengetian istilah dakwah diartikan sebagai berikut:

1. Prof. Toha Yahya Oemar menyatakan bahwa dakwah Islam sebagai upaya mengajak umat dengan cara bijak sana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan di dunia dan akhirat.

2. Syi‟kh Ali Makhfudz, dalam kitabnya Hidayatul Mursyidin memberikan difinisi dakwah sebagai berikut: dakwah Islam yaitu; mendorong manusia agar berbuat kebaikan dan mengikuti petunjuk (hidayah), menyeruh mereka berbuat kebaikan dan mencegah dari kemungkaran, agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan akhirat.

3. Hamzah Ya‟qub mengatakan bahwa dakwah adalah mengajak umat manusia dengan hikmah (kebijaksanaan) untuk mengikuti petunjuk Allah dan Rasul- Nya. (Wahidin, 2011: 1-2)

Fungsi Dakwah Apabila seseorang kehilangan indra agamanya, kerena suatu sebab atau cacat fitrahnya, niscaya hilang pulalah fungsi dan pengaruhnya sehingga ia tidak dapat percaya dan menanggapi apa yang dihasilkan oleh indra itu. Bagaikan orang yang buta tidak akan melihat warna dan benda-benda, malah terkadang ia akan berkeras menolak dan mengingkarinya.

Demikian pula halnya orang yang tali.Baginya dunia yang hiruk-hiruk ini serupa saja dengan pekuburan. Seseorang yang kehilangan indra agama, niscaya tidak percaya pada alam qaib, menolak segala sesuatu di luar alam benda dan menolak norma agam. Hatinya akan keras dan tertutup mendengar peringatan- peringatan dan ancaman yang menggugah hatinya.

Dakwah Islam bertugas memfungsikan kembali indra keagamaan manusia yang memang telah menjadi fikri asalnya, agar mereka dapat menghayati tujuan hidup yang sebenarnya untuk berbakti kepada Allah. Sayid Qutub mengatakan bahwa (risalah) atau dakwah Islam ialah mengajak semua orang untuk tunduk kepada Allah swt. Taat kepada Rasulullah saw. dan yakin akan hari akhirat.

(19)

Sasarannya adalah mengeluarkan manusia menuju penyembahan dan penyerahan seluruh jiwa raga kepada Allah swt.

Dari kesempatan dunia ke alam yang lurus dan dari penindasan agama- agama lain sudahlah nyata dan usaha-usaha memahaminya semakin mudah.

Sebaliknya, kebatilan sudah semakin 24 tampak serta akibat-akibatnya sudah dirasakan di mana-mana (Ali, 2004: 58)

Dari uraian di atas, maka dapat disebutkan fungsi dakwah adalah: 1) Dakwah berfungsi untuk menyebarkan Islam kepada manusia sebagai individu dan masyarakat sehingga mereka merasakan rahmat Islam sebagai rahmatan lil

„alamin bagi seluruh makhluk Allah. Firman Allah QS.al-Anbiya: 108;

“Sesungguhnya yang diwahyukan kepadaku adalah: “Bahwasanya Tuhanmu adalah Tuhan Yang Esa, maka hendaklah kamu berserah dari (kepada-Nya)”.

(QS.alAnbiya: 108) 2). Dakwah berfungsi melestarikan nilai-nilai Islam dari generasi kaum muslimin berikutnya sehingga kelangsungan ajaran Islam beserta pemeluknya dari generasi ke generasi berikutnya tidak terputus. 3) Dakwah berfungsi korektif artinya meluruskan akhlak yang bengkok, mencegah kemungkaran dan mengeluarkan manusia dari kegelapan rohani. (Ali, 2004: 58- 59).

Tujuan Dakwah Sebenarnya tujuan dakwah itu adalah tujuan diturunkan ajaran Islam bagi umat manusia itu sendiri, yaitu untuk membuat manusia memiliki kualitas akidah, ibadah, serta akhlak yang tinggi. Bisri Afandi mengatakan bahwa yang diharapkan oleh dakwah adalah terjadinya perubahan dalam diri manusia, baik kelakuan adil maupun actual, baik 25 pribadi maupun keluarga masyarakat, way of thinkibg atau cara berpikirnya berubah, way of life atau cara hidupnya berubah menjadi lebih baik ditinjau dari segi kualitas maupun kuantitas.

Yang dimaksudkan adalah nilai-nilai agama sedangkan kualitas adalah bahwa kebaikan yang bernilai agama itu semakin dimiliki banyak orang dalam segala situasi dan kondisi.

Ketika merumuskan pengertian dakwah, Amrullah Ahmad menyinggung tujuan dakwah adalah untuk memengaruhi cara merasa, berpikir, bersikap, dan

(20)

bertindak manusia ada dataran individual dan sosial kultural dalam rangka terwujudnya ajaran Islam dalam semua segi kehidupan. Kedua pendapat di atas menekankan bahwa dakwah bertujuan untuk mengubah sikap mental dan tingkah laku manusia yang kurang baik menjadi lebih baik atau meningkatkan kualitas iman dan Islam seseorang secara sadar dan timbul dari kemauannya sendiri tanpa merasa terpaksa oleh apa dan siapa pun. Salah satu tugas pokok dari Rasulullah adalah membawa mission sacre (amanah suci) berupa menyempurnakan akhlak yang mulia bagi manusia.

Akhlak yang dimaksudkan ini tidak lain adalah al-Qur‟an itu sendiri sebab hanya kepada al-Qur‟an-lah setiap pribadi muslim itu akan berpedoman. Atas dasar ini tujuan dakwah secara luas, dengan sendirinya adalah menegakkan ajaran Islam kepada setiap insan baik individu maupun masyarakat, sehingga ajaran tersebut mampu 26 mendorong suatu perbuatan sesuai dengan ajaran tersebut.

Adapun karakteristik tujuan dakwah itu adalah: 1) Sesuai (suitable), tujuan dakwah bisa selaras dengan misi dan visi dakwah itu sendiri. 2) Berdimensi waktu (measurable time), tujuan dakwah haruslah konkret dan bisa diantisipasi kapan terjadinya. 3) Laya (feasible) tujuan dakwah hendaklah berupa suatu tekad yang bisa diwujudkan. 4) Luwes(fleksible) itu senantiasa bisa disesuaikan atau peka (sensitif) terhadap perubahan situasi dan kondisi umat atau peka (sensitif) terhadap perubahan sitiasi dan kondisi umat. 5) Bisa dipahami (understandable), tujuan dakwah haruslah mudah dipahami dan dicerna.

Namun secara umum tujuan dakwah dalam al-Qur‟an adalah: a) Dakwah bertujuan untuk menghidupkan hati yang mati. Allah berfirman: Hai orang-orang yang beriman, patuhilah seruan Allah dan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepada kamu…” (QS.al Anfal: 24) b) Agar manusia mendapat ampunan dan menghindarkan azab dari Allah. Dan sesungguhnya setiap kali aku menyeru mereka (kepada iman) agar Engkau mengampuni mereka…(QS Nuh : 7) Mengajak dan menuntun ke jalan yang lurus.

Menjadi orang baik itu bearti menyelamatkan orang dari kesesatan, kebodohan, kemiskinan, dan keterbelakangan.Oleh karena itu, dakwah bukanlah

(21)

kegiatan mencari dan menambah pengikut, tetapi kegiatan mempertemukan fitrah manusia dengan Islam atau menyadarkan orang yang mendakwahi perlunya bertauhid dan prilaku baik. Semakin banyak yang sadar (berakhlak karimah dan beriman) masyarakat akan semakin baik. Artinya, tujuan dakwah bukan memperbanyak pengikut, tetapi memperbanyak orang yang sadar akan kebesaran Islam, masyarakat atau dunia akan semakin baik dan tenteram. (Ali, 2004: 63-64)

Pengertian Strategi Dakwah Istilah “strategi” menurut bahasa adalah suatu rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran dan tujuan khusus (Tim Penyusun Kamus P3B, 1991: 998).

Menurut Asmuni Syukir (1983: 32) strategi dakwah diartikan sebagai metode, siasat, taktik atau maneuvers yang dipergunakan dalam aktivitas (kegiatan) dakwah. Menurut Awaludin Pimay (2005:50)

Strategi dakwah dapat diartikan sebagai proses menentukan cara dan daya upaya untuk menghadapi sasaran dakwah dalam situasi dan kondisi tertentu guna mencapai tujuan dakwah secara optimal. Dikatakan lebih lanjut strategi dakwah 28 merupakan siasat, taktik atau maneuver yang ditempuh dalam rangka mencapai tujuan dakwah. Strategi dakwah adalah suatu cara atau tehnik menentukan langkah-langkah kegiatan untuk mencapai tujuan dakwah. Langkahlangkah tersebut disusun secara rapi, dengan perencanaan yang baik yaitu: (1) memperjelas secara gamblang sasaran-sasaran ideal, (2) merumuskan masalah pokok umat Islam, (3) merumuskan isi dakwah, (4) menyusun paket-paket dakwah, (5) evaluasi kegiatan dakwah. (Hafiduddin, 1998:70-75)

Karena itu Strategi Dakwah harus sesuai dengan kondisi masyarakat (mad‟u) dalam konteks sosio kultural tertentu. Sebab dakwah Islam dilaksanakan dalam kerangka sosio kultural yang sudah sarat dengan nilai, pandangan hidup dan sistem tertentu, bukan nihil budaya (Ahmad, 2008: 41).

Menurut Asmuni Syukir (1983:32) Strategi dakwah yang di pergunakan di dalam usaha dakwah harus memperhatikan beberapa azas dakwah antara lain: (1) Azas Filosofis: azas ini terutama membicarakan masalah yang erat hubungannya dengan tujuan-tujuan yang hendak dicapai dalam proses atau dalam aktifitas dakwah. (2) Azas Kemampuan dan keahlian Da‟i (achievement and professional).

(22)

(3) Azas Sosiologis: azas ini membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan situasi dan kondisi sasaran dakwah. Misalnya politik pemerintah setempat, mayoritas agama di daerah setempat, fisolofis sasaran dakwah.Sosio kultural sasaran dakwah dan sebagainya. (4) 29 Azas Psychologis; azas ini membahas masalah yang erat hubungannya dengan kejiwaan manusia. seorang da‟i adalah manusia, begitupun sasaran dakwahnya yang memiliki karakter (kejiwaan) yang unik yakni berbeda satu sama lainnya. Apalagi masalah agama, yang merupakan masalah yang idiologi atau kepercayaan (ruhaniyah) tak luput dari masalah- masalah psychologis sebagai azas (dasar) dakwahnya. (5) Azas efektif dan efisiensi, azas ini maksudnya adalah di dalam aktivitas dakwah harus berusaha menyeimbangkan antara biaya, waktu maupun tenaga yang dikeluarkan dengan pencapaian hasilnya, kalau waktu, biaya dan tenaga sedikit dapat memperoleh hasil yang semaksimal mungkin.

C. ANAK 1. Pengertian Anak

Anak merupakan individu yang berada dalam satu rentang perubahan perkembangan yang dimulai dari bayi hingga remaja. Masa anak merupakan masapertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari bayi (0-1 tahun) usia bermain/oddler (1-2,5 tahun), pra sekolah (2,5-5), usia sekolah (5-11 tahun) hingga remaja (11-18 tahun). Rentang ini berada antara anak satu dengan yang lain mengingat latar belakang anak berbeda. Pada anak terdapat rentang perubahan pertumbuhan dan perkembangan yaitu rentang cepat dan lambat.

Dalam proses perkembangan anak memiliki ciri fisik, kognitif, konsep diri, pola koping dan perilaku sosial. Ciri fisik adalah semua anak tidak mungkin pertumbuhan fisik yang sama akan tetapi mempunyai perbedaan dan pertumbuhannya. Demikian juga halnya perkembangan kognitif juga mengalami perkembangan yang tidak sama. Adakalanya anak dengan perkembangan kognitif yang cepat dan juga adakalanya perkembangan kognitif yang lambat.Hal tersebut juga dapat dipengaruhi oleh latar belakang anak.

Perkembangan konsep diri ini sudah ada sejak bayi, akan tetapi belum terbentuk secara sempurna dan akan mengalami perkembangan seiring dengan

(23)

pertambahan usia pada anak. Demikian juga pola koping yang dimiliki anak hamper sama dengan konsep diri yang dimiliki anak. Bahwa pola koping pada anak juga sudah terbentuk mulai bayi, hal ini dapat kita lihat pada saat bayi anak menangis.Salah satu pola koping yang

2. Perkembangan Emosi Anak

Menurut Hather Sall (dalam Elida Prayitno 2006 : 96) “Emosi merupakan situasi psikologi yang merupakan pengalaman subjektif yang dapat dilihat dari reaksi wajah dan tubuh”. Perceraian adalah suatu hal yang harus dihindarkan, agar emosi anak tidak menjadi terganggu. Perceraian adalah suatu penderitaan atau pengalaman traumatis bagi anak (Singgih,1995:166).

Adapun dampak pandangan kelurga broken home terhadap perkembangan emosi remaja menurut Wilson Madeah (1993 : 42) adalah : Perceraian orang tua membuat terpramen anak terpengaruh, pengaruh yang tampak secara jelas dalam perkembangan emosi itu membuat anak menjadi pemurung, pemalas (menjadi agresif) yang ingin mencari perhatian orang tua / orang lain. Mencari jati diri dalam suasana rumah tangga yang tumpang dan kurang serasi.

Sedangkan menurut Hetherington (Save M.Degum 1999:197) “Peristiwa perceraian itu menimbulkan ketidak stabilan emosi”. Ketidak berartian pada diri remaja akan mudah timbul jika peristiwa perceraian dialami oleh kedua orang tuanya, sehingga dalam menjalani kehidupan Anak merasa bahwa dirinya adalah pihak yang tidak diharapkan dalam kehidupan ini. (Alex Sobur, 1985:282)

Anak yang kebutuhannya kurang dipenuhi oleh orang tua emosi marahnya akan mudah terpancing. Seperti yang dikemukakan oleh Hurlock (didalam Elida Priyitno. 2006 : 74) “Hubungan antara kedua orang tua yang kurang harmonis terabaikannya kebutuhan remaja akan menampakkan emosi marah”. Jadi keluarga sangat berpengaruh pada perkembangan emosi Anak karena keluarga yang tidak harmonis menyebabkan dalam diri anak merasa tidak nyaman dan kurang bahagia.

3.Perkembangan Sosial Anak

Menurut Brim (dalam Elida Prayitno. 2006 : 81) “Tingkah laku sosial kelompok yang memungkinkan seseorang berpartisipasi secara efektif dalam kelompok atau masyarakat." Sedangkan willson Nadeeh (1993 : 42) menyatakan

(24)

bahwa : Anak sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan. Anak yang dibesarkan dikeluarga pincang, cendrung sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan.kesulitan itu datang secara alamiah dari diri anak tersebut.

Dan dampak bagi Anak perempuan menurut Hethagton (dalam santrok 1996 : 2000) menyatakan bahwa : Anak perempuan yang tidak mempunyai ayah berprilaku dengan salah satu cara yang ekstrim terhadap laki-laki, mereka sangat menarik diri pasif dan minder kemungkinan yang kedua terlalu aktif, agresif dan genit. Jadi keluarga broken home sangat berpengaruh pada perkembangan sosial anak karena dari keluarga anak menampilkan bagaimana cara bergaul dengan teman dan masyarakat.

4.Perkembangan Kepribadian Anak

Perceraian ternyata memberikan dampak kurang baik terhadap perkembangan kepribadian anak. Menurut Westima dan Haller (dalam Syamsyu Yusuf 2001 : 99) yaitu bahwa remaja yang orang tuanya bercerai cenderung menunjukkan ciri-ciri :

a. Berpilaku nakal b. Mengalami depresi

c. Melakukan hubungan seksual secara aktif d. Kecenderungan pada obat-obat terlarang

a. Gangguan Kejiwaan Pada Seorang Broken Home

Seorang yang hidup dari keluarga yang broken home memiliki gangguan kejiwaan yang berbeda pada dari kebanyakan orang lain, berikut diantaranya:

1. Broken Heart : si pemuda merasakan kepedihan dan kehancuran hati sehingga memandang hidup ini sia sia dan mengecewakan.

Kecenderungan ini membentuk si pemuda tersebut menjadi orang yang krisis kasih dan biasanya lari kepada yang bersifat keanehan sexual.

Misalnya sex bebas, homo sex, lesbian, jadi simpanan irang, tertarik dengan isteri orang, atau suami orang dan lainnya

2. Broken Relation : si pemuda merasa bahwa tidak ada orang yang perlu di hargai, tidak ada orang yang dapat dipercaya serta tidak ada orang yang

(25)

dapat diteladani. Kecenderungan ini membentuk si pemuda menjadi orang yang masa bodoh terhadap orang lain, ugal ugalan, cari perhatian, kasar, egois, dan tidak mendengar nasihat orang lain, cenderung “semau gue”.

3. Broken Values : si pemuda kehilangan ”nilai kehidupan” yang benar.

Baginya dalam hidup ini tidak ada yang baik, benar, atau merusak yang ada hanya yang ”menyenangkan” dan yang ”tidak menyenangkan”, pokoknya apa saja yang menyenangkan saya lakukan, apa yang tidak menyenangkan tidak saya lakukan.

b. Sikap negatif dalam menghadapi Broken Home:

1. Denial: si pemuda sepertinya tidak menunjukan reaksi apa apa bahkan cenderung menyangkal : ah memang mereka begitu, tapi ah, kenapa memang?” mereka tidak tertarik untuk membicarakannya . padahal justru di saat saat seperti ini ia butuh bimbingan dan kekuatan dari orang lain yang dapat membimbing dalam kebenaran

2. Shame : si pemuda dibalik penyangkalannya merasa begitu malu, akan keberadaan hidupnya. Ditunjukan dengan khayalan khayalan”seandainya saya memiliki orang tua yang bahagia”.

3. Guilt : si pemuda merasa kecil hati karena jangan-jangan keberadaannya juga salah satu penyebab keributan atau perceraian mereka; atau merasa

“koq saya tidak dapat berbuat apa apa sih”.

4. Anger : sebagian pemuda lain akan merasa begitu kesal sebab menurut mereka banyak keributan orang tua yang tidak rasional. ”masa Cuma itu aja diributin tidak dewasa benar sih” .

5. Iini secure : si pemuda merasa kemana ia harus lari, keluarga sudah menjadi tempat yang menakutkan, tidak aman dan damai.

c. Efek efek kehidupan seseorang broken home:

1. Academic problem, seorang yang mengalami broken home akan menjadi orang yang malas belajar, dan tidak bersemangat berprestasi

(26)

2. Behavioural problem, mereka mulai memberontak, kasar, masa bodoh, memiliki kebiasaan merusak, seperti mulai merokok, minum minum, judi, lari ketempat pelacuran

3. Sexual problem, krisis kasih mau coba ditutupi dengan mencukupi kebutuhan hawa nafsu

4. Spritual problem, mereka kehilangan father‟s figure sehingga Tuhan, pendeta, atau orang orang rohani hanya bagian dari sebuah sandiwara kemunafikan

5.Tindakan Mengurangi Frustasi Akibat Broken Home

Perpecahan keluarga atau perceraian memang bukan masalah yang pantas untuk dialami siapapun.Tidak ada keluarga yang ingin berpisah. Tetapi, apa daya ketikapermasalahan di antara orang tua tidak dapat diselesaikan dengan kepala dingin, dan sebagai anak kamu harus menjadi korban dari pertikaian tersebut.

Broken home pasti selalu meninggalkan luka bagi yang pernah mengalaminya.

Terutama anak yang sama sekali tidak bersalah dalam permasalahan orang tua mereka.

Berikut beberapa langkah yang dapat kamu lakukan untuk mengatasi trauma akibat buruk perceraian, yaitu:

 Berpikiran Terbuka dan Positif.Tidak perlu terlalu larut dalam kesedihan dan keterpurukan.Orang tua cerai karena demi kebaikan mereka berdua.Walaupun terdengar egois, tetapi bukan berarti pelampiasan kekecewaan kamu kepada mereka dengan merusak diri kamu sendiri. Walaupun orang tuamu berpisah tetapi kamu akan tetap memperoleh kasih sayang yang sama dari keduanya.

 Jangan Pikul Beban Itu! Apakah kehancuran keluarga harus menjadi masalah remaja yang wajib dipikul?Jawabannya tentu tidak. Broken home memang membuat kamu tidak utuh tapi juga bukan berarti menghancurkan kamu. Banyak remaja yang tidak dapat bangkit setelah diterpa badai perceraian. Mereka kehilangan arah hidup dan semangat untuk meraih kebahagiaan masa depan. Ambillah hikmah dari

(27)

perpisahan orang tua agar di masa depan kamu tidak perlu mengalami hal yang sama.

 Jangan Mengatasi Masalah Dengan Masalah. Hilangkan pikiran bodoh yang melankolis yang terus membayang-bayangi kehidupanmu.Broken homemerupakan trauma berat.Tapi hanya jiwa-jiwa yang tangguh dan optimis yang mampu mengantisipasinya. Tidak perlu menceburkan diri kepada masalah remaja yang lain untuk melupakannya. Seperti narkoba, minuman keras, kenakalan remaja, atau pergaulan bebas. Karena semua itu tidak akan menyelesaikan masalah tetapi malah membuatmu semakin terpuruk.

 Hadapi Permasalahan. Hadapilah perceraian itu dengan gagah berani.

Hanya dengan berani menghadapinya maka kamu akan dapat melaluinya dan akhirnya mampu memulai lembaran baru dalam kehidupanmu. Orang tua cerai bukan mengharapkan anaknya tercerai berai pula.Maafkanlah orang tua apabila kamu kecewa dengan sikap mereka.Setiap manusia pernah melakukan khilaf dalam hidup. Manusia yang mudah memberi maaf akan menjadi manusia yang kuat dalam menghadapi badai masalah apapun jenisnya. Maka, jadilah pemaaf.

 Kejar impian dan cita-citamu. Khalil Gibran berujar, bahwa orang tua bukanlah pemilik dari anak-anak mereka sehingga tidak bisa menentukan masa depannya kecuali anak itu sendiri.Jadi, ketika broken home terjadi, maka semangat untuk mengejar mimpi dan mewujudkan cita-cita tidak perlu ikut hancur dalam dirimu.Tetap berjuanglah untuk menggapai harapan-harapanmu, jangan jadikan perceraian sebagai kendala. Tetaplah semangat.

 Tidak ada salahnya kita mencoba sesuatu yang baru, asal bersifat positif dan dapat membentuk karakter positif di dalam diri kita. Contohnya, mencoba hobi baru, seperti olahraga ekstrem (hiking, rafting, skating atau olahraga alam) yang dapat membuat kita bisa lebih fresh (segar) dan melupakan hal-hal yang buruk.

(28)

 Kita tidak bisa mengelak apabila itu terjadi pada keluarga kita walaupun kita tidak menginginkannya. Tidak perlu panik ataupun sampai depresi menghadapinya.Walaupun berat, kita juga harus bisa menerimanya dengan bijak.Karena siapa yang mau hidup di tengah keluarga yang broken home.

D. KELUARGA BROKEN HOME

Keluarga berarti nuclear family yaitu terdiri dari ayah, ibu dan anak, ayah dan ibu secara ideal tidak terpisahkan tetapi bahu-membahu dalam melaksanakan tanggung jawab. Menurut Sayekti Pujosowarno (1994 : 11) : Keluarga merupakan sesuatu persetujuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seseorang laki-laki, perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak baik anaknya sendiri atau adopsi dan tinggal dalam rumah tangga.

Adapun menurut Bustaman (2001 : 89) : Keluarga adalah kelompok- kelompok orang yang dipersatukan oleh ikatan-ikatan perakwinan darah atau adonpsi yang membantuk satu sama lain dan berikatan dengan melalui peran- peran tersendiri sebagai anggota keluarga dan pertahanan kebudayaan masyarakat yang berlaku dan menciptakan kebudayaan itu sendiri

Pengetian lain juga dikemukakan oleh Siti Meichati (dalam sayekti pujosuwarno, 1994 : 54), Keluarga adalah suatu ikatan sehuluan hidup atas dasar perkawinan antar orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama atau seseorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak-anak baik anak sendiri/adopsi yang tinggal dalam sebuah rumah tangga.

Sedangkan menurut soerjono soekanto (1992: 1) “Keluarga merupakan kelompok sosial terkecil yang terdiri dari suami, istri beserta anak- anaknya”.Keluarga sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat yang merupakan pondasi pertama bagi perkembangan anak untuk selanjutnya. Menurut Kartini Kartono (2003 : 57) “keluarga merupakan unit sosial terkecil yang meberikan pondasi primer bagi perkembangan anak”. Jadi, dari pendapat para ahli di atas

(29)

dapat disimpulkan keluarga merupakan kelompok sosial terkecil yang dilikat dengan tali perkawinan yang terdiri atas ayah, ibu dan anak.

1. Keluarga Harmonis

Agar remaja dan anak yang mengalami perkembangan yang baik, yaitu berkembang dengan prinsip-prinsip perkembangan, sebaiknya remaja dan anakdiperhatikan di lingkungan keluatga yang harmonis. Pengertian keluarga harmonis dijelaskan oleh para ahli sebagai berikut:

Menurut Mahfudi (1995:48) keluarga harmonis adalah hidup bahagia di dalam ikatan cinta, kasih suami istri, yang didasari oleh kerelaan keselarasan hidupdalam ketenangan lahir dan batin karena merasa cukup puas atas segala sesuatuyang ada.

Seiring dengan itu, Singgih D. Gunawan (1995:20) menyatakan bahwa keluarga bahagia adalah bilamana seluruh anggota keluarga merasa bahagia yang ditandai oleh berkurangnya kesenggangan, kekacauan dan puas terhadap seluruh keadaandan keberadaan dirinya.

Jadi dari pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga harmonis adalah keluarga yang bahagia, yang ditandai dengan hidup tentram dan jauh dari kehancuran.

2. Keluarga Broken Home

Kecenderungan yang terjadi, keluarga menjadi pecah dan tidak jelas keberadaanya.Ketika ayah dan ibu sedah tidak dapat berhubungan dengan baik karena kesibukan masing-masing atau karena egonya, maka mereka memilihuntuk bercerai.Namun, disaat orangtua dapat mempertahankan keluarganya secara utuh tanpa ada hubungan yang hangat antar anggota keluarganya, secara psikologis merekapun bercerai.

Dampak dari keegoisan dan kesibukan orangtua serta kurangnya waktu untuk anak dalam memberikan kebutuhannya menjadikan anak memiliki karakter mudah emosi (sensitif), kurang konsentrasi belajar, tidak peduli terhadap lingkungan dan sesamanya, tidak tahu sopan santun, tidak tahu etika bermasyarakat, mudah marah dan cepat tersinggung, senang mencari perhatian orang, ingin menang sendiri, susah diatur, suka melawan orangtua, tidak memilikitujuan hidup, dan kurang memiliki daya juang

(30)

Jadi, dapat disimpulkan bahwa keluarga broken home adalah sibuknya orangtua dalam mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehingga fungsi-fungsi dalam dalam keluarga seperti fungsi atensi, fungsi afeksi, fungsi religi,fungsi edukatif, dan fungsi ekonomis terabaikan dan tidak berjalan sebagaimana mestinya.

Fungsi Keluarga Dalam suatu kehidupan keluarga tentulah memiliki fungsi- fungsi penting yangharus dijalankan.Karena setiap fungsi-fungsi dalam keluarga tersebut tentunyaakan membawa suatu dampak atau perubahan terutama bagi anak. MenurutSuhendi dan Wahyu (2001:44) fungsi-fungsi dalam keluarga terdiri dari:

a. Fungsi Atensi

Dalam suatu keluarga diperlukan perhatian. Karena dengan perhatianseseorang akan merasa diperhatikan. Dengan begitu tercipta hubungan baikdalam keluarga.

b. Fungsi Afeksi

Salah satu kebutuhan dasar manusia ialah kebutuhan kasih sayang atau rasa dicinta.Kebutuhan kasih sayang ini merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi seseorang di dalam keluarga.

c. Fungsi edukatif

Keluarga merupakan guru pertama dalam mendidik manusia.Hal itu dapat dilihat dari pertumbuhan seorang anak mulai dari bayi, belajar berjalan, hinggamampu berjalan.Semuanya diajari oleh keluarga.

d. Fungsi Religi

Fungsi religius dalam keluarga dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu:

a. Cara hidup yang sungguh-sungguh dengan menampilkan penghayatan danperilaku keagamaan dalam keluarga.

b. Menampilkan aspek fisik berupa sarana ibadah dalam keluarga.

c. Aspek sosial berupa hubungan sosial antara keluarga dan lembaga- lembagapendidikan.

(31)

e. Fungsi Ekonomis

Ekonomi erat hubungannya dengan keluarga.Karena dalam keluarga memiliki kebutuhan masing-masing yang harus dipenuhi.Dengan begitu ekonomi dapatmenentukan kelangsungan hidup suatu keluarga.

f. Fungsi Biologis

Fungsi biologis berkaitan erat dengan pemenuhan kebutuhan seksual suamiistri.Kelangsungan sebuah keluarga banyak ditentukan oleh keberhasilandalam menjalani fungsi biologis. Apabila salah satu pasangan kemudian tidakberhasil menjalankan fungsi biologisnya, dimungkinkan akan terjadinyagangguan dalam keluarga yang biasanya berujung pada perceraian.

g. Fungsi Sosialisasi Anak

Fungsi sosialisasi menunjuk pada peranan keluarga dalam membentuk kepribadian anak. Melalui fungsi ini, keluarga mempersiapkan bekal selengkap- lengkapnya kepada anak dengan memperkenalkan pola tingkah laku,sikap, keyakinan, cita-cita, dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat serta mempelajari peranan yang diharapkan akan dijalankan mereka.

h. Fungsi Protektif

Fungsi ini bertujuan agar para anggota keluarga dapat terhindar dari hal- halyang negatif.

i. Fungsi Rekreatif

Fungsi ini bertujuan untuk memberikan suasana yang segar dan gembira dalamlingkungan. Fungsi rekreaif dijalankan untuk mencari hiburan.

j. Fungsi Penentuan Status

Keluarga diharapkan mampu menentukan status bagi anak- anaknya.Yangdapat dijalankan dari fungsi status ini ialah menentukan status berdasarkanjenis kelamin.

Dari kesepuluh fungsi-fungsi keluarga diatas yang paling mendasar adalah fungsi atensi, fungsi afeksi, fungsi religi, fungsi edukatif, dan fungsi ekonomis.

Karenafungsi-fungsi tersebut tidak bisa diambil alih oleh lembaga ataupun orang lain.

(32)

3. Penyebab Timbulnya Keluarga Broken Home

Banyaknya permasalahan yang terjadi di dalam suatu keluarga tentunyadiakibatkan oleh beberapa faktor yang cukup membawa dampak tidak baik dalamkeluarga itu sendiri. Menurut Willis (2008) penyebab timbulnya keluarga brokenhome dikarenakan beberapa faktor, yaitu:

a. Masalah Kesibukan

Menurut Willis (2008:18) kesibukan yang dimaksud adalah terfokusnya suami istri dalam pencarian materi yaitu harta dan uang.Setiap pasangan mulai mempunyai kesibukan masing-masing, berupa pekerjaan yang seakan-akan tidak ada habisnya.

b. Orangtua yang Bercerai

Perceraian menunjukkan suatu kenyataan dari kehidupan suami istri yang tidak lagi dijiwai oleh rasa kasih sayang dasar-dasar perkawinan yang telah terbina bersama telah goyah dan tidak mampu menopang keutuhan kehidupan keluarga yang harmonis.

c. Sikap egosentrisme

Sikap egosentrisme masing-masing suami istri merupakan penyebab pula terjadinya konflik rumah tangga yang berujung pada pertengakaran yang terus menerus.Egois adalah suatu sifat buruk manusia yang mementingkan dirisendiri.Ynag lebih berbahaya lagi adalah sifat egoisentrisme, yaitu sifat yang menjadikan dirinya pusat perhatian yang diusahakan seseorang dengan segala cara. Bagi tipe orang seperti ini, orang lain dianggap tidak penting. Dia hanya ingin mementingkan diri sendiri, dan hanya memikirkan bagaimana orang lain mau mengikuti apa yang dikehendakinya.

d. Kebudayaan Bisu dalam Keluarga

Kebudayaan bisu ditandai oleh tidak adanya hubungan dan dialog antar anggota keluarga. Masalah yang muncul dalam kebudayaan bisu tersebut justru terjadi dalam komunitas yang saling mengenal dan diiikat oleh tali batin.

Masalah tersebut tidak akan bertambah berat jika kebudayaan bisu terjadi diantara orang yang saling mengenal dalam situasi perjumpaan yang sifatnya

(33)

sementara saja. Sifat kebudayaan bisu ini akan mampu mematikan kehidupan itu sendiri dan pada sisi yang sama dialog mempunyai peranan yang sangat penting.

e. Perang Dingin dalam Keluarga

Dapat dikatakan perang dingin adalah lebih berat dari pada kebudayaan bisu,sebab dalam perang dingin selain kurang terciptanya dialog juga disisipi oleh rasa perselisihan dan kebencian masing-masing pihak. Awal perang dingin dapat disebabkan karena suami mau memenangkan pendapat dan pendiriannyasendiri, sedangkan istri hanya mempertahankan keinginan dan kehendaknyasendiri.

f. Jauh dari Tuhan

Segala sesuatu keburukan perilaku manusia disebabkan karena dia jauh dari Tuhan.Sebab Tuhan mengajarkan agar manusia berbuat baik. Jika keluarga jauh dari Tuhan dan mengutamakan materi dunia semata maka kehancuran dalam keluarga itu akan terjadi. Karena dari keluarga tersebut akan lahir anak- anak yang tidak taat kepada Tuhan dan kedua orang tuanya.

g. Kehilangan kehangatan di dalam keluarga antara orang tua dan anak Kurang atau putus komunikasi diantara anggota keluarga menyebabkan hilangnya kehangatan di dalam keluarga antara orang tua dan anak.Faktor kesibukan biasanya sering dianggap penyebab utama dari kurangnya komunikasi.Dimana ayah dan ibu bekerja dari pagi hingga sore hari, mereka tidak punya waktu untuk makan siang bersama, sholat berjamaah di rumah dimana ayah menjadi imam, sedang anggota keluarga menjadi jamaah.

h. Masalah Pendidikan

Masalah pendidikan merupakan penyebab terjadinya kritis dalam keluarga.Jika kedua belah pihak memiliki pendidikan yang memadai, maka wawasan kehidupan keluarga dapat dipahami oleh mereka.Sebaliknya pada suami istri yang pendidikan rendah sering tidak dapat memahami dan mengatasi liku- liku keluarga karena itu yang sering terjadi adalah saling menyalahkan bila.

Terjadi persoalan dalam keluarga. Terkadang konflik akan sulit diselesaikan apabila masing-masing dari komponen keluarga memiliki pengetahuan yang

(34)

minim mengenai cara bagaimana menjaga hubungan dengan baik dalam sebuah keluarga.

i. Masalah Ekonomi

Rumah tangga akan berjalan stabil dan harmonis bila didukung oleh kecukupan dan kebutuhan hidup, segala keperluan dan kebutuhan rumah tangga dapat stabil bila telah terpenuhi keperluan hidup (ekonomi). Membina dan mengayuh bahtera rumah tangga tidak sebatas memodalkan cinta dan kasih sayang namun faktor ekonomi mempunyai pengaruh. Sehingga terjadi masalah rumah tangga,faktor dominan masalah ekonomi, di mana pihak suami tidak mampu mencukupi kebutuhan rumah tangga, padahal pemenuhan biaya hidup merupakan hal yang prinsip. Dalam hal ini ada dua penyebab masalah ekonomi.

4. Kemiskinan

Kemiskinan merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap kondisi keluarga broken home.Hal ini timbul karena kondisi emosional keluarga yang tidak dewasa dalam menghadapi masalah, di karena bagian dari keluarga tersebut menuntut hal-hal di luar kebutuhan rumah tangga mereka sedangkan suami tidak dapat memenuhi tuntutan istri dan anak-ankanya sehingga pertengkaran suami istri terjadi dan timbullah konflik yang mengganggu keharmonisan di dalam keluarga tersebut.

5. Gaya Hidup

Berbeda dengan keluarga miskin, maka keluarga kaya lebih mengedepankan gaya hidup internasional, serba mewah dan mengikuti mode dunia. Namun,gaya hidup tersebut tidak selalu disukai oleh kedua belah pihak. Terkadang tidak semua suami menyukai gaya hidup glamor ataupun sebaliknya. Disinilah awal pertentangan suami istri dan pada akhirnya pertengkaran tersebut dapat menimbulkan krisis dalam keluarga. (Willis, 2008:16).

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Pendidikan Agama Islam selain mengantarkan peserta didik memiliki kompetensi pendidikan agama Islam sesuai jenjangnya di sekolah, maka yang lebih utama adalah bagaimana

Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan bagi para guru penjas di Kabupaten Bantul, khususnya dalam mengevaluasi tingkat kebugaran jasmani siswa SD kelompok usia 9 -

Pola istirahat dan tidur yang tetap penting untuk menangani stres. Seseorang yang mengalami stres harus di dorong untuk meluangkan waktunya untuk istirahat dan

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh ketidakpuasan konsumen, karakteristik kategori produk, dan iklan pesaing terhadap keputusan perpindahan merek

Berdasarkan uraian diatas penulis membuat sistem pemesanan Lapangan Futsal online berbasis Android yang dapat diakses oleh masyarakat untuk membantu melakukan

Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis data primer dan sekunder yang berhubungan langsung dengan rubrik Munara Cahya Majalah Manglé.. Sedangkan

Kegiatan dakwah ii adalah sebagai proses mengajak manusia kepada Al-Islam yang dilakukan baik secara tulisan maupun secara lisan, serta bisa juga dengan aksi sosial Islam atau