• Tidak ada hasil yang ditemukan

KELOMPOK 13

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KELOMPOK 13"

Copied!
64
0
0

Teks penuh

(1)

mata kuliah Parasit dan Penyakit Ikan semester genap mata kuliah Parasit dan Penyakit Ikan semester genap

Disusun oleh : Disusun oleh : Intan

Intan Nadifah Nadifah 230110140096230110140096 Darajat

Darajat Prasetya Prasetya W W 230110140098230110140098 Eka

Eka Agustina Agustina P P 230110140110230110140110

Kelas : Kelas : Perikan

Perikanan B/ an B/ Kelompok 13Kelompok 13

UNIVERSITAS PADJADJARAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

PROGRAM STUDI PERIKANAN PROGRAM STUDI PERIKANAN

JATINANGOR JATINANGOR

2016 2016

(2)

ii

Akhir Praktikum Parasit dan Penyakit Ikan Pengobatan dan Identifikasi Akhir Praktikum Parasit dan Penyakit Ikan Pengobatan dan Identifikasi Parasit Pada Benih Ikan Mas

Parasit Pada Benih Ikan Mas ((Cyprinus carpioCyprinus carpio))””. Tujuan penulisan laporan. Tujuan penulisan laporan akhir praktikum ini adalah seba

akhir praktikum ini adalah sebagai salah satu syarat memenuhi tugas laporan akhirgai salah satu syarat memenuhi tugas laporan akhir  praktikum mata kuliah Parasit dan Peny

 praktikum mata kuliah Parasit dan Penyakit Ikan semester genap.akit Ikan semester genap.

Laporan akhr ini membahas mengenai parasit yang menyerang pada ikan mas. Laporan akhr ini membahas mengenai parasit yang menyerang pada ikan mas.

Pada kesempatan ini kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada: Pada kesempatan ini kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dosen mata kuliah Parasit dan Penyakit Ikan;

1. Dosen mata kuliah Parasit dan Penyakit Ikan; 2. Seluruh anggota kelompok 13;

2. Seluruh anggota kelompok 13; 3. Asisten Laboratorium;

3. Asisten Laboratorium;

3. Pihak-pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu. 3. Pihak-pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Demikianlah harapan kami, semoga laporan akhir ini dapat bermanfaat Demikianlah harapan kami, semoga laporan akhir ini dapat bermanfaat  bagi

 bagi kami kami dan dan juga juga pembaca pembaca tentunya. tentunya. Adanya Adanya saran saran yang yang membangun membangun daridari  pembaca

 pembaca untuk perbaikan untuk perbaikan laporan akhir laporan akhir selanjutya sangat selanjutya sangat dihargai, dihargai, kami ucapkankami ucapkan terima kasih. terima kasih. Jatinangor, Mei 2016 Jatinangor, Mei 2016 Penyusun Penyusun

(3)

ii

Akhir Praktikum Parasit dan Penyakit Ikan Pengobatan dan Identifikasi Akhir Praktikum Parasit dan Penyakit Ikan Pengobatan dan Identifikasi Parasit Pada Benih Ikan Mas

Parasit Pada Benih Ikan Mas ((Cyprinus carpioCyprinus carpio))””. Tujuan penulisan laporan. Tujuan penulisan laporan akhir praktikum ini adalah seba

akhir praktikum ini adalah sebagai salah satu syarat memenuhi tugas laporan akhirgai salah satu syarat memenuhi tugas laporan akhir  praktikum mata kuliah Parasit dan Peny

 praktikum mata kuliah Parasit dan Penyakit Ikan semester genap.akit Ikan semester genap.

Laporan akhr ini membahas mengenai parasit yang menyerang pada ikan mas. Laporan akhr ini membahas mengenai parasit yang menyerang pada ikan mas.

Pada kesempatan ini kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada: Pada kesempatan ini kami tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada: 1. Dosen mata kuliah Parasit dan Penyakit Ikan;

1. Dosen mata kuliah Parasit dan Penyakit Ikan; 2. Seluruh anggota kelompok 13;

2. Seluruh anggota kelompok 13; 3. Asisten Laboratorium;

3. Asisten Laboratorium;

3. Pihak-pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu. 3. Pihak-pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

Demikianlah harapan kami, semoga laporan akhir ini dapat bermanfaat Demikianlah harapan kami, semoga laporan akhir ini dapat bermanfaat  bagi

 bagi kami kami dan dan juga juga pembaca pembaca tentunya. tentunya. Adanya Adanya saran saran yang yang membangun membangun daridari  pembaca

 pembaca untuk perbaikan untuk perbaikan laporan akhir laporan akhir selanjutya sangat selanjutya sangat dihargai, dihargai, kami ucapkankami ucapkan terima kasih. terima kasih. Jatinangor, Mei 2016 Jatinangor, Mei 2016 Penyusun Penyusun

(4)

ii ii DAFTAR GAMBAR  DAFTAR GAMBAR 

………

………

...

iviv DAFTAR LAMPIRAN DAFTAR LAMPIRAN

……….

……….

...v...v I PENDAHULUAN I PENDAHULUAN 1.1

1.1

Latar Belakang ………

Latar Belakang ………

...

………...

………...

11 1.2

1.2

Tujuan Praktikum ………

Tujuan Praktikum ………

...

…………..

…………..

.2.2 II

II TINJAUAN TINJAUAN PUSTAKAPUSTAKA 2.1

2.1

Ikan Mas ………

Ikan Mas ………

...

……….

……….

33

2.1.1 Klasifikasi ………

2.1.1 Klasifikasi ………

...

………...3

………...3

2.1.2 Bio

2.1.2 Bio

logi dan Morfologi Ikan Mas …

logi dan Morfologi Ikan Mas …

...

………...3

………...3

2.2 Pengoba

2.2 Pengoba

tan Pada Ikan Mas ………

tan Pada Ikan Mas ………

...

………...4

………...4

2.2.1

2.2.1 Pengobatan Ikan dengPengobatan Ikan dengan Bahan Ala...an Bahan Ala...

………..6

………..6

2.2.2

2.2.2 Pengobatan Ikan dengPengobatan Ikan dengan Bahan Kimia....an Bahan Kimia....

……….9

……….9

2.3

2.3

Garam ………..…………

Garam ………..…………

...

………

………

.12.12 2.4

2.4

Kunyit ………

Kunyit ………

...

………...13

………...13

2.5

2.5

Bawang Putih ……….

Bawang Putih ……….

..

……….14

……….14

2.6

2.6 Fish Fish All All (Methylene (Methylene Blue) Blue) ...

………...16

………...16

III METODOLOGI

III METODOLOGI

3.1

3.1

Waktu dan Tempat ………...17

Waktu dan Tempat ………...17

3.2

3.2 Alat Alat dada

n Bahan ……….17

n Bahan ……….17

3.2.1

3.2.1

Alat ………...17

Alat ………...17

3.2.2

3.2.2

Bahan ………...17

Bahan ………...17

3.3

3.3

Prosedur Kerja ……….17

Prosedur Kerja ……….17

IV

IV HASIL HASIL DAN DAN PEMBAHASANPEMBAHASAN 4.1

4.1

Hasil ……….

Hasil ……….

1919 4.2

4.2 Analisa Analisa DataData

dan Pembahasan ………

dan Pembahasan ……… …..

…..

 .37 .37 4.3 4.3

Pembahasan ………..

Pembahasan ………..

4444 V PENUTUP V PENUTUP 5.1 5.1

Kesimpulan ………..

Kesimpulan ………..

4848 5.2 5.2

Saran ………

Saran ………

4848 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA

……….

……….

4949 LAMPIRAN LAMPIRAN

………...

………...

...51...51

(5)

iii

3. Has

il Pengamatan Pada Ikan Kontrol Ektoparasit ……..……….

21 4. Hasil Pengamatan Ektoparasit Pada Ikan

Setelah Pengobatan ……

..22 5. Hasil Pengamatan Parasit Endopa

rasit Pada Ikan Kontrol ………

34 6. Hasil Pengamatan Parasit Pada Ikan

Setelah Pengobatan ………..

...35 7. I

ntensitas dan Prevalensi Ektoparasit Pada Ikan Kontrol ……….

37 8.

Intensitas dan Prevalensi Ektoparasit Pada Ikan Setelah Pengobatan …..

38 9.

Intensitas dan Prevalensi Endoparasit Pada Ikan Kontrol ………

42 10. Intensitas dan Prevalensi Endoparasit Pada Ikan Setelah Pen

gobatan ….

43

(6)

iv

3. Intensitas dan Prevalensi Ektop

arasit Pada Ikan Kontrol ….…….

.

.38 4. Intensitas dan Prevalensi Ektoparasit Pada Ikan Setelah Pengobatan .40 5. Intensitas dan Prevalensi Ent

oparasit Pada Ikan Kontrol ………

.42 6. Intensitas dan Prevalensi Endoparasit Pada Ikan Setelah Pengobatan. 43

(7)

v

2

Prosedur Kerja Praktikum ………..………...

53 3

Kegiatan Identifikasi Parasit pada Ikan Mas ……….

54 4 Perhitungan Prevalensi d

an Intensitas ………...………

. 55

(8)

1

arti ikan sebagai hospes (inang) atau ikan sebagai tuan rumah perantara dan mengandung organisme seperti protozoa, helminth dan arthropoda yang merugikan tubuh ikan. Parasitisme merupakan salah satu bentuk hubungan dimana si penumpang tergantung pada inang dan merugikan kehidupan si inang dan tanpa inang organisme ini tidak dapat hidup. Artinya, inang merupakan habitat dan tempat pemberi makanan. Di sini terlihat ada yang dirugikan, yaitu inang.

Ikan mas merupakan jenis ikan konsumsi air tawar,  berbadan memanjang  pipih kesamping dan lunak. Ikan mas sudah dipelihara sejak tahun 475 sebelum masehi di Cina. Di Indonesia ikan mas mulai dipelihara sekitar tahun 1920. Ikan mas yang terdapat di Indonesia merupakan merupakan ikan mas yang dibawa dari Cina, Eropa, Taiwan dan Jepang. Ikan mas Punten dan Majalaya merupakan hasil seleksi di Indonesia. Sampai saat ini sudah terdapat 10 ikan mas yang dapat diidentifikasi berdasarkan karakteristik morfologisnya.

Masalah utama dalam budidaya ikan di Indonesia hingga saat ini salah satunya adalah tentang penyakit. Penyakit ini menyebabkan kerugian ekonomis karena dapat menyebabkan pertumbuhan terhambat, periode pemeliharaan lebih lama, tingginya konversi pakan, padat tebar yang tinggi dan kematian ikan, sehingga dapat mengakibatkan menurunnya atau hilangnya produksi. Oleh sebab itu perlu adanya pemahaman mengenai parasit dan penyakit ikan agar dapat mengetahui cara pencegahan serta penanggulangannya sehingga tidak menyebabkan kerugian pada kegiatan budidaya.

Pengobatan ikan dengan menggunakan bahan kimia dapat menggunakan  bahan seperti Formalin, Nacl, KmnO4, Rivanol, NH4OH, Malachite green, Ekstrak

 biji teh, Tetrasiklin, dll. Pengobatan dengan menggunakan bahan kimia tergantung  pada jenis parasit yang menginfeksi ikan karena, apabila beda parasit yang

(9)

metode perlakuan yang dilakukan pun akan berbeda-beda. Apabila ikan terjangkit metode perlakuan yang dilakukan pun akan berbeda-beda. Apabila ikan terjangkit oleh protozoa maka obat yang digunakan yaitu Formalin dengan dosis 100 ppm oleh protozoa maka obat yang digunakan yaitu Formalin dengan dosis 100 ppm  pada

 pada perlakuan perlakuan dengan pengolesan dengan pengolesan pada pada ikan, ikan, Nacl Nacl dosis dosis 25% da25% dan n KmnOKmnO44 dosis dosis

100 ppm

100 ppm pada perlakuan dengan metode perendaman pada bak,  pada perlakuan dengan metode perendaman pada bak, Rivanol dosis 100Rivanol dosis 100  ppm

 ppm dan dan Formalin Formalin 20 20 ppm ppm pada pada perlakuan perlakuan dengan dengan metode metode perendaman perendaman padapada kolam.

kolam.

Salah satu alternative lainnya adalah dengan menggunakan tumbuhan obat Salah satu alternative lainnya adalah dengan menggunakan tumbuhan obat tradisional yang bersifat anti parasit, anti jamur, anti bakteri, dan anti viral. tradisional yang bersifat anti parasit, anti jamur, anti bakteri, dan anti viral. Beberapa keuntungan menggunakan tumbuhan obat tradisional antara lain relatif Beberapa keuntungan menggunakan tumbuhan obat tradisional antara lain relatif lebih aman, mudah diperoleh, murah, tidak menimbulkan resistensi, dan relatif lebih aman, mudah diperoleh, murah, tidak menimbulkan resistensi, dan relatif tidak berbahaya terhadap lingkungan sekitarnya.

tidak berbahaya terhadap lingkungan sekitarnya.

1.2 Tujuan Praktikum 1.2 Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum ini diantaranya: Tujuan dari praktikum ini diantaranya:

1.

1. Untuk mengetahui parasit apa saja yang menginfeksi benih ikan masUntuk mengetahui parasit apa saja yang menginfeksi benih ikan mas 2.

2. Untuk mengetahui jenis parasit yang menginfeksi benih ikan masUntuk mengetahui jenis parasit yang menginfeksi benih ikan mas 3.

3. Untuk mengetahui cara pencegahan dan penanganan pada ikan mas yangUntuk mengetahui cara pencegahan dan penanganan pada ikan mas yang terkena parasit

(10)

BAB II BAB II

TINJAUN PUSTAKA TINJAUN PUSTAKA 2.1

2.1 Ikan Ikan MasMas

2.1.1 Klasifikasi Ikan Mas 2.1.1 Klasifikasi Ikan Mas Klasifikasi ikan mas menurut

Klasifikasi ikan mas menurut Linnaeus Linnaeus (1758) adalah sebagai berikut:(1758) adalah sebagai berikut: Kingdom

Kingdom : : AnimaliaAnimalia Filum

Filum : : ChordataChordata Kelas

Kelas : : ActinopterygiiActinopterygii Ordo

Ordo : : CupriniformesCupriniformes Family

Family : : CyprinidaeCyprinidae Genus

Genus : Cyprinus: Cyprinus Spesies :

Spesies : Cyprinus carpioCyprinus carpio

2.1.1

2.1.1 Biologi Biologi dan dan Morfologi Morfologi Ikan Ikan MasMas

Ikan mas dalam istilah umum disebut sebagai ikan karper. Ikan karper Ikan mas dalam istilah umum disebut sebagai ikan karper. Ikan karper sebagai ikan konsumsi dibagi menjadi dua kelompok yakni ras ikan karper sebagai ikan konsumsi dibagi menjadi dua kelompok yakni ras ikan karper  bersisik penuh dan ras ikan karper bersisik sedikit. K

 bersisik penuh dan ras ikan karper bersisik sedikit. Kelompok ras ikan karper yangelompok ras ikan karper yang  bersisik

 bersisik penuh penuh adalah adalah ras-ras ras-ras ikan ikan karper karper yang yang memiliki memiliki sisik sisik normal, normal, tersusuntersusun teratur dan menyelimuti seluruh tubuh (Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten teratur dan menyelimuti seluruh tubuh (Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Majalengka 2012).

Majalengka 2012).

Secara morfologis, ikan karper mempunyai bentuk tubuh agak Secara morfologis, ikan karper mempunyai bentuk tubuh agak memanjang dan memipih tegak. Mulut terletak di ujung tengah dan dapat memanjang dan memipih tegak. Mulut terletak di ujung tengah dan dapat disembulkan. Bagian anterior mulut terdapat dua pasang sungut berukuran disembulkan. Bagian anterior mulut terdapat dua pasang sungut berukuran  pendek. Secara

 pendek. Secara umum, hampir umum, hampir seluruh tubuh ikaseluruh tubuh ikan karper n karper ditutupi sisik ditutupi sisik dan hanyadan hanya sebagian kecil saja yang tubuhnya tidak ditutupi sisik. Sisik ikan karper berukuran sebagian kecil saja yang tubuhnya tidak ditutupi sisik. Sisik ikan karper berukuran relatif besar dan digolongkan dalam tipe sisik sikloid berwarna hijau, biru, merah, relatif besar dan digolongkan dalam tipe sisik sikloid berwarna hijau, biru, merah, kuning keemasan atau kombinasi dari warna-warna tersebut sesuai dengan rasnya. kuning keemasan atau kombinasi dari warna-warna tersebut sesuai dengan rasnya.

Gambar 1

(11)

Karakteristik ikan mas umumnya mempunyai tubuh simetris bilateral, yang Karakteristik ikan mas umumnya mempunyai tubuh simetris bilateral, yang artinya tubuh terdiri dari dua belahan yang sama, dan jika tubuh ikan mas dibelah, artinya tubuh terdiri dari dua belahan yang sama, dan jika tubuh ikan mas dibelah, maka hasil kedua belahan sama. Bentuk tubuh ikan mas cenderung memanjang, maka hasil kedua belahan sama. Bentuk tubuh ikan mas cenderung memanjang, dan memipih tegak. Mulut ikan mas ada pada bagian tengah ujung kepala terminal dan memipih tegak. Mulut ikan mas ada pada bagian tengah ujung kepala terminal atau berada tepat di ujung hidung. Mulut tersebut bisa disembulkan atau dikenal atau berada tepat di ujung hidung. Mulut tersebut bisa disembulkan atau dikenal dengan istilah protaktil. Pada wilayah anterior mulut ikan mas terdapat dua pasang dengan istilah protaktil. Pada wilayah anterior mulut ikan mas terdapat dua pasang sungut. Adapun pada ujung dalam mulutnya, dijumpai gigi kerongkongan atau sungut. Adapun pada ujung dalam mulutnya, dijumpai gigi kerongkongan atau  pharyngeal

 pharyngeal teeth. teeth. Gigi iGigi ini ni terdiri terdiri atas atas tiga tiga baris baris gigi gigi geraham. geraham. Umumnya hampirUmumnya hampir semua tubuh ikan mas tertutupi sisik. Namun perlu juga disebutkan, ada beberapa semua tubuh ikan mas tertutupi sisik. Namun perlu juga disebutkan, ada beberapa varietas yang sisiknya sedikit. Jika dicermati, sisik pada ikan mas cenderung varietas yang sisiknya sedikit. Jika dicermati, sisik pada ikan mas cenderung  berukuran besar. Sisik ini termasuk sisik jenis sikloid atau lingkaran. Sisik ini jug  berukuran besar. Sisik ini termasuk sisik jenis sikloid atau lingkaran. Sisik ini jugaa

digolongkan sebagai ctenoid yakni sisik dengan bentuk layaknya sisir. Bentuk ini digolongkan sebagai ctenoid yakni sisik dengan bentuk layaknya sisir. Bentuk ini lazim ditemui pada ikan dengan jari-jari

lazim ditemui pada ikan dengan jari-jari sirip yang keras.sirip yang keras.

Bentuk sirip ekor pada ikan mas dikenal dengan istilah

Bentuk sirip ekor pada ikan mas dikenal dengan istilah emarginateemarginate  yakni  yakni  berpinggiran

 berpinggiran berlekuk berlekuk tunggal. tunggal. Dorsal Dorsal atau atau sirip sirip punggpunggung ung ikan ikan mas mas agakagak memanjang. Bagian belakangnya memiliki jari kera dan di bagian akhir yakni memanjang. Bagian belakangnya memiliki jari kera dan di bagian akhir yakni  pada

 pada sirip sirip ketiga ketiga juga juga keempat, keempat, jari jari tersebut tersebut menjadi menjadi bergerigi. bergerigi. Letak Letak siripsirip  punggung pada

 punggung pada ikan ikan ini ini agak berseagak berseberangan dengan berangan dengan ventral ventral atau atau permukaan sirpermukaan siripip  perutnya. Sirip

 perutnya. Sirip perut perut ini ini cenderung dekat cenderung dekat dengan dengan sirip sirip dada. dada. Pada Pada sirip sirip dada idada ikankan mas, dijumpai operculum dan properkulum. Adapun sirip pada duburnya (anal) mas, dijumpai operculum dan properkulum. Adapun sirip pada duburnya (anal) memiliki ciri layaknya sirip punggung. Berjari keras dan pada bagian akhirnya memiliki ciri layaknya sirip punggung. Berjari keras dan pada bagian akhirnya sirip berubah bergerigi. Pada linea lateralis ikan mas digolongkan lengkap. Linea sirip berubah bergerigi. Pada linea lateralis ikan mas digolongkan lengkap. Linea lateralis ini ada pada pertengahan tubuh, bentuknya melintang mulai dari bagian lateralis ini ada pada pertengahan tubuh, bentuknya melintang mulai dari bagian tutup insang hingga ke ujung belakang area pangkal ekor. Organ insang ikan mas tutup insang hingga ke ujung belakang area pangkal ekor. Organ insang ikan mas terdiri atas tapis insang, tulang lengkung insang serta lembaran daun insang. Ikan terdiri atas tapis insang, tulang lengkung insang serta lembaran daun insang. Ikan mas tidak mempunyai lambung. Oleh sebab itu, ikan mas menggunakan lambung mas tidak mempunyai lambung. Oleh sebab itu, ikan mas menggunakan lambung  palsu. Lambung ini berfung

(12)

2.2.Pengobatan pada Ikan Mas

Dalam membudidayakan ikan mas, hama dan penyakit sudah menjadi sebuah resiko yang harus sebisa mungkin dihilangkan. Serangan hama dan  penyakit dapat berdamak negatif pada ikan hingga turunnya produktivitas ikan mas. Jika dibiarkan bisa menyebabkan gagal panen. Hama dan penyakit adalah dua hal yang harus dimusnahkan. Cara untuk mengendalikan atau memusnahkan dua hal ini sangatah berbeda. Hama merupakan jenis organisme yang berjenis  pemangsa, menggangu dan menyaingi ikan. Ukuran dari hama ini bisa lebih besar atau lebih kecil dari ikan mas. Sedangkan penyakit adaah sebuah gejala fisiologis  pada iakn mas yang dapat menyebabkan gangguan pertmbuhan hingga penyebab kematian. Hama pada ikan mas sangatlh bervariatif. Mulai dari organisme yang  berukuran besar, seperti ular, kodok biawak hingga yang berukuran kecil seperti

larva, kutu dan bergai jenis serangga.

Pencegahan penyakit pada ikan yang menggunakan obat-obatan herbal telah dilakukan di kelompok P2MKP Sini Suka Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara yang dikelola oleh Bapak Josep Ginting. Hal ini dilakukan karena adanya larangan dan himbauan dari pemerintah daerah setempat utuk tidak lagi menggunakan obat-obatan yang mengandung bahan kimia. Beberapa langkah dan  pendekatan dalam melakukan pencegahan terhadap penyakit ikan.

Pendekatan lingkungan dilakukan dengan menjaga kualitas air supaya tetap mendukung bagi kehidupan ikan, menjaga wadah budidaya tetap bersih dan sehat dan menghindari pergantian air yang mendadak sehingga tidak menyebabkan ikan menjadi stres. Selain itu penggunaan probiotik/bioremediasi kini sudah banyak dilaksanakan. Kemudian manajemen lingkungan harus selalu diperhatikan yaitu dalam segi menjaga lingkungan perairan supaya selalu berada dalam kondisi yang kondusif bagi kehidupan ikan dan tidak banyak menimbulkan tekanan. Disamping itu tidak kala pentingnya manajemen pakan pun harus slalu diperhatikan sehingga pakan yang diberikan pada ikan harus tepat mutu, tepat  jumlah, tepat waktu pemberian dan tepat ukuran.

Pendekatan inang dilakukan dengan cara penanganan ikan yang baik/tidak kasar, sehingga tidak mengakibatkan ikan menjadi luka/lecet dan tidak stres,

(13)

 pengaturan kepadatan ikan yang disesuaikan dengan ukuran ikan dan daya dukung lahan, pemberian pakan yang tepat mutu (mengandung bahan nutrisi yang diperlukan oleh ikan). Pakan yang diberikan harus sesuai dengan ukuran bukaan mulut ikan (tepat ukuran). Selain itu pemberian pakan harus tepat waktu  pemberian artinya kapan waktu yang tepat untuk memberi pakan. Pada intinya, mencegah penyakit dapat dilakukan melalui Manajemen Budidaya secara menyeluruh sesuai Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB), termasuk di dalamnya  penerapan padat tebar yang disesuaikan dengan daya dukung lahan.

2.2.1 Pengobatan Ikan dengan Bahan Alami a. Sirih ( Piper betle L.)

Wijayakusuma et al. (1992) mengatakan bahwa sirih sudah dikenal dan dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia sejak lama. Tanaman ini banyak ditanam orang di pekarangan, batangnya berwarna hijau kecokelatan. Permukaan kulit kasar dan berkerut-kerut, mempunyai nodule atau ruas yang besar tempat keluarnya akar. Tumbuh memanjat dan bersandar pada batang lain, tinggi dapat mencapai 5

 – 

  15 m. Daun tebal, tumbuh berseling, bertangkai, daun berbentuk  jantung dengan ujung daun meruncing. Tepi rata. Lebar 2.5

 – 

 10 cm, panjang 5

 – 

18 cm, mengeluarkan bau aromatik bila diremas.

Semua bagian tanaman, akar, daun dan bijinya digunakan untuk obat tetapi daunnya lebih banyak digunakan dan dikenal daripada buahnya. Cukup banyak  jenis bahan kimia yang terdapat pada sirih dan pemakaiannya sebagai obat

tradisional sudah lama dikenal. Khasiat dari daun sirih ini selain sebagai styptic (penahan darah) dan vulnerary (obat luka pada kulit) juga berdaya antioksida, antiseptic, fungisida dan bahkan sebagai bakterisidal. Hal ini juga dikatakan oleh Widarto (1990) bahwa daun sirih mengandung minyak atsiri yang bersifat menghambat pertumbuhan mikroba. Minyak atsiri dan ekstrak daun sirih mempunyai aktivitas terhadap beberapa bakteri gram positif dan gram negatif (Darwis 1991).

Sebagai obat, seduhan daun sirih dapat dimanfaatkan untuk menghilangkan bau mulut, menghentikan pendarahan gusi, menciutkan pembuluh darah serta sebagai

(14)

obat batuk. Daun sirih yang masih segar dapat dipergunakan untuk mencuci mata. Demikian pula dengan penyakit kulit, wasir, keringat bau, sakit gigi, asma dan  produksi air susu ibu yang berlebihan dapat dicegah dan disembuhkan dengan

daun sirih (Dharma, 1985 dalam Dwiyanti 1996).

Kandungan kimia utama yang memberikan ciri khas daun sirih adalah minyak atsiri. Selain minyak atsiri, senyawa lain yang menentukan mutu daun sirih adalah vitamin, asam organik, asam amino, gula, tanin, lemak, pati dan karbohidrat. Komposisi minyak atsiri terdiri dari senyawa fenol, turunan fenol  propenil (sampai 60 %). Komponen utamanya eugenol (sampai 42,5 %), karvakrol, chavikol, kavibetol, alilpirokatekol, kavibetol asetat, alilpirokatekol asetat, sinoel, estragol, eugenol, metil eter, p-simen, karyofilen, kadinen, dan senyawa seskuiterpen (Darwis 1991).

Menurut Hidayat (1968) dalam Dwiyanti (1996), di dalam 100 g daun sirih segar mengandung komposisi sebagai berikut : kadar air 85,4 g, protein 3,1 g, lemak 0,8 g, karbohidrat sebanyak 6,1 g, serat 2,3 g, bahan mineral 2,3 g, kalsium 230 mg, fosfor 40 mg, besi 7,0 mg, besi ion 3,5 g, karoten (dalam bentuk vitamin A) 9600 IU, tiamin 70 ug, riboflavin 30 ug, asam nikotionat 0,7 mg dan vitamin C 5 mg. Sedangkan menurut Tampubolon (1981) dalam Dwiyanti (1996), daun sirih mengandung senyawa tanin, gula, vitamin, dan minyak atsiri. Minyak atsiri daun sirih yang berwarna kuning kecokelatan mempunyai rasa getir, berbau wangi dan larut dalam pelarut organik seperti alkohol, eter, dan kloroform, serta tidak larut dalam air (Soemarno, 1987 dalam Dwiyanti, 1996).

 b. Daun Jambu Biji (P sidium guajava L)

Wijayakusuma et al. (1994) mengatakan bahwa tanaman ini memiliki banyak  percabangan, tinggi sekitar 2

 – 

 10 m, berasal dari Amerika tropis. Banyak ditanam sebagai pohon buah-buahan, sering tumbuh liar dan terdapat dari dataran rendah sampai 1200 meter di atas permukaan laut yang tumbuh pada yang gembur maupun liat, di tempat terbuka dan banyak air. Batangnya keras, kulit batang  permukaannya halus berwarna cokelat dan terkelupas. Daun muda berambut halus, daun yang tua permukaan atasnya menjadi licin. Bentuk daun bulat telur agak menjorong, atau agak bundar sampai meruncing dengan panjang 6

 – 

 14 cm,

(15)

lebar 3

 – 

 6 cm,bertangkai pendek sekitar 3

 – 

 7 mm. Tepi daun rata agak melekuk ke atas, bertulang menyirip, warnanya hijau, letak berhadapan. Bunga keluar dari ketiak daun, 1

 – 

 3 bunga telur terbalik, berwarna hijau kekuningan.

Daun dan buahnya sering digunakan sebagai obat. Tanaman ini bersifat antidiare, anti radang (anti inflamasi), dan menghentikan pendarahan (hemostatik). Biasanya daun segarnya sering digunakan untuk obat luar pada luka akibat kecelakaan,  pendarahan akibat benda tajam, borok (ulcus) di sekitar tulang.

Daun jambu biji mengandung tanin, minyak atsiri (eugenol, minyak lemak, damar, zat samak, triterpinoid, asam apfel, dan buahnya mengandung asam amino (triptofan, lisin), kalsium, fosfor, besi, belerang, vitamin A, B1 dan C. Sifat kimia dari daun ini adalah mains dan astringent (pengelat) (Wijayakusuma et al., 1994).

c. Daun Sambiloto ( Andrographis peniculata)

Sambiloto adalah suatu tumbuhan yang berupa tanaman tegak. Tingginya mencapai 90 cm. Batangnya segi empat, banyak bercabang. Daunnya berhadapan,  berupa daun tunggal yang bentuknya memanjang dengan tepi daun rata. Tumbuhan ini berbunga sepanjang tahun. Bunganya berwarna putih atau ungu tersusun dalam rangkaian berupa tendon yang tumbuh pada ujung-ujung tangkai (Dalimartha, 1996).

Daun sambiloto ini dapat digunakan untuk pengobatan seperti sakit perut, obat demam, peluruh air seni, kencing manis. Disamping ini dapat juga dipakai sebagai obat luar untuk gatal-gatal dan untuk penawar bisa ular/gigitan serangga lainnya (Dalimartha, 1996).

Wijayakusuma et al. (1994) mengatakan bahwa tanaman ini dapat merusak sel trophocyt dan trophoblast, berperan pada kondensasi sitoplasma dari sel tumor,  pyknosis dan menghancurkan inti sel.

Rebusan tanaman ini mempunyai sifat bakteriostatik dan meningkatkan daya  phagositosis sel darah putih. Khasiat tanaman ini digunakan untuk pengobatan

disentri basile, diare, typus, abdominalis, hepatitis, infeksi saluran empedu,  peradangan di sekitar telinga, hidung dan tenggorokan (Sastrapradja et al., 1978).

(16)

Menurut Nuratmi et al. (1996) dalam Hidayat (1999), telah dilakukan  penelitian yang mendukung penggunaan sambiloto antara lain sebagai antipiretika, antiinflamasi (anti peradangan), diuretika (meningkatkan kerja ginjal untuk menghasilkan urin), analgetika (penghilang rasa sakit), rematik, menurunkan kontraksi usus, antidiabetes, untuk menambah nafsu makan dan memperbaiki alat pencernaan. Data yang tidak berkaitan dengan penggunaan sambiloto antara lain adalah menurunkan tekanan darah, melindungi kerusakan  jantung yang reversibel. Dan menurut Gupta et al. (1990) dalam Hidayat (1999), ekstrak alkohol dari sambiloto merupakan antidiare yang disebabkan oleh bakteri Escherichia coli. Daun dan batang tumbuhan ini rasanya sangat pahit karena mengandung senyawa yang disebut andrographolid yang merupakan senyawa keton diterpena. Kadarnya dalam daun antara 2,5

 – 

  4,8 % dari berat kering. Senyawa ini diduga merupakan salah satu zat aktif dari daun sambiloto yang juga  banyak mengandung unsur-unsur mineral seperti kalium, natrium dan asam kersik. Tanaman ini juga mengandung laktone dan flavonoid. Laktone yang diisolasi dari daun dan percabangannya yaitu deoxy-andrographolide, andrographolide (zat pahit), neondrographolide, 14deoxy-11,12-didehydroandrographolide dan homoandrographolide. Juga terdapat flavonoid, alkone, ketone dan aldehide selain mineral seperti kalsium, kalium, natrium dan asam kersik. Flavonoid diisolasi terbanyak dari akar yaitu polymethoxyflavone, andrographin, panicolin, mono-o- methylwitin dan apigenin-7,4-dimethyl eter (Wijayakusuma et al., 1994).

2.2.2 Pengobatan Ikan dengan Bahan Kimia a. Kalium Permanganat

Kalium permanganat (PK) dengan rumus kimia KMnO4 sebagai serbuk maupun larutan berwarna violet. Sering dimanfaatkan untuk mengobati penyakit ikan akibat ektoparasit dan infeksi bakteri terutama pada ikan-ikan dalam kolam. Kalium permanganat sangat efektif dalam menghilangkanFlukes. Gyrodactylus danDactylus dapat hilang setelah 8jam perlakuan dengan dosis 3ppm pada suatu sistem tertutup,perlakuan diulang setiap 2-3 hari

(17)

 b. Klorin Dan Kloramin

Klorin dan kloramin merupakan bahan kimia yang biasa digunakan sebagai  pembunuh kuman (disinfektan) di perusahan-perusahan air minum. Klorin (Cl2)

merupakan gas berwarna kuning kehijauan dengan bau menyengat. Perlakuan klorinasi dikenal dengan kaporit. Klorin relatif tidak stabil di dalam air Kloramin lebih stabil dibandingkan klorin. Klorin maupun kloramin sangat beracun bagi ikan. Reaksi dengan air membentuk asam hipoklorit. Asam hipoklorit tersebut dapat merusak sel-sel protein dan system enzim ikan.Tingkat keracunan klorin dan kloramin akan meningkat pada pH rendah dan temperatur tinggi, karena pada  pH rendah kadar asam hipoklorit akan meningkat. Efek racun dari bahan tersebut dapat diperkecil bila residu klorin dalam airdijaga tidak lebih dari 0.003 ppm. Klorin pada konsentrasi 0.2 - 0.3ppm dapat membunuh ikan dengan cepat Tanda-tanda.

Keracunan Ikan bergerak kesana kemaridengan cepat.Ikan akan gemetar dan warnamenjadi pucat, lesu dan lemah.Klorin dan kloramin secaralangsung akan merusak insangsehingga dapat menimbulkangejala hipoxia, meningkatkan kerjainsang dan ikan tampak tersengal sengal dipermukaan. Perlakuan oleh karena klorin sangat beracun bagi ikan maka perlu dihilangkan dengan cara sebagai  berikut; Air di deklorinasi sebelum digunakan, baik secara kimiawimaupun fisika. Pengaruh klorin dihilangkan dengan pemberian aerasi secara intensif dengan mengendapkan air selama semalam.

Dengan demikian maka gas klorin akan terbebas ke udara, menggunakan  bahan deklorinato ratau lebih dikenal dengan nama antiklorin.Anti-klorin lebih

dianjurkan untuk air yang diolah dengan kloramin. Kloramin relatif lebih sulit diatasihanya oleh natrium tiosulfat saja dibandingkan dengan klorin,karena maskipun gas klorinnya dapat diikat dengan baik, tetapiakan menghasilkan ammonia, mengalirkan air hasil deklorinasi tersebut melewati zeolit.Segera  pindahkan ikan yang terkena keracunan klorin kedalam akuarium/wadah yang tidak terkontaminasi. Dalam keadaan terpaksa tambahkan anti-klorin  padaakuarium.Tingkatkan intensitas aerasi untuk mengatasi kemungkinan

(18)

c. Metil Biru

Metil biru diketahui efektif untukpengobatan Ichthyopthirius (whitespot) dan jamur. Selain itu, jugasering digunakan untuk mencegah436serangan jamur  pada telur ikan. Metilbiru biasanya tersedia sebagailarutan jadi di toko-toko

akuarium,dengan konsenrasi 1 - 2persen. Selain itu tersedia puladalam bentuk serbuk.

d. Metronidazol

Metronidazol dan di-metrinidazoladalah obat antimikroba yang dibuatdan dikembangkan untuk manusiamelawan bakteri-bakteri anaerob dan protozoa. Dalam dunia ikan hias,diketahui, obat ini biasa digunakan untuk mengobati hexamitiasis. Dosis yang disarankan adalah 10ppm. Obat ini biasanya berbentuk tabletdengan kadar 250 mg/tablet. Perlakuan ini harus diulang selangsehari, hingga sebanyak 3 ulanganPergantian air sebanyak 25 %selama  perlakuan,Metronidazol diberikan secara oral,yaitu dicampurkan pada  pakandengan obat, konsentrasi 1% berat.Diberikan dengan cara

mencelupkanpakan pada larutan metronidazol. d. Malachite Green

Malachite Green merupakan pewarna triphenylmethane dari group rasamilin. Bahan ini merupakan bahan yang kerap digunakan untuk mengobati  berbagai penyakit dan parasit dari golongan protozoa, seperti: ichtyobodo, flukes insang, trichodina, dan white spot, serta sebagai fungisida.Penggunaan bahan ini hendaknya dilakukan pada sistem tertutup seperti akuarium atau kolam ikanhias. Malachite green diketahui mempunya efek sinergis apabila diberikan bersama-sama dengan formalin.Terdapat indikasi bahwa kepopuleran penggunaan bahan iniagak menurun, karena diketahui bisa menimbulkan akibat buruk bagi kesehatan manusia apabila terhirup.

Beberapa jenisikan diketahui tidak toleran terhadap bahan ini. Warna malachite green bisa melekat pada apa saja, seperti tangan, baju, dan peralatan akuarium,termasuk plastik.Hindari penggunaan malachite greendalam bentuk serbuk(tepung). Disarankan untuk menggunakan malachite green dalam bentuk larutan jadi dengankonsentrasi 1% dan telah terbebasdari unsur seng. Dosis 0.1

(19)

-0.2 ml dari larutan 1% per10 liter air, sebagai perlakuan perendaman jangka  panjang. Pemberian dosis dapat dilakukan setiap 4-5 hari sekali. Sebelum  pemberian dosisdilakukan, disarankan untukmengganti air sebanyak 25 %.

e. Oksitetrasiklin hidroklorida

Oksitetrasiklin hidroklorida merupakan antibiotik yang kadang-kadang digunakan dalam pengobatan penyakit akibat infeksi bakteria sistemik pada ikan.

f. Garam Inggris

Garam inggris biasa digunakan untuk meningkatkan kadar mineral dalam air, dan sering efektif dalam mengobati sembelit (tidak bisabuang kotoran) pada ikan.

g. Hidrogen Peroksida

Larutan jernih ini sepintas mirip air, dengan rumus kimia H2O2. Bahan ini

merupakan oksidator kuat, berbahaya bila dikonsumsi. Hidrogen peroksida bisa  pula digunakan sebagai penambah oksigen dalam akuarium, untuk mengatasi kondisi kekurangan oksigen yang terjadi. Sebuah produk peralatan akuarium menggunakan hidrogen perosida untuk penambah oksigen tanpa tenaga listrik.

h. Formalin

Formalin merupakan larutan komersial dengan konsentrasi 37-40% dari formaldehid. Bahan ini biasanya digunakan sebagai antiseptic, germisida, dan  pengawet. Formalin diketahui sering digunakan dan efektif dalam pengobatan  penyakit akibat ektoparasit seperti  fluke  dan kulit berlendir. Meskipun demikian,bahan ini juga sangat beracun bagi ikan. Ambang batas amannya sangat rendah, sehinggga terkadang ikan yang diobati malah mati akibat formalin daripada akibat penyakitnya.Formalin sangat beracun, meskipun masih dipakai secara luas dalam akurkulutur dan lingkungan kolam tertentu, tetapi lebih banyak digunakan dalam pengawetan specimen ikan untuk keperluan identifikasi. Ikan yang akan diawetkan harus melalui proseseuthanasia yang hewani terlebih dahulu, kecuali apabila ikan tersebut telah mati sebelumnya. Untuk pengawetan biasanya digunakanformalin dengan konsentrasi 10%.

(20)

Benda berupa kristal berwarna putih ini sudah sangat lama dikenal oleh  para akuaris. Keberadaannya bukan merupakan hal yang asing, bahkan boleh dikatakan kehadiran benda ini seolah sudah menjadi bagian terintegrasi dengan hobi ikan hias. Garam yang dimaksud adalah garam NaCl, yaitu garam seperti yang kita kenal pada umumnya sebagai garam dapur dalam kehidupan sehari-hari. Rupa dan rasanya sama. Perbedaan utama antara garam ikan dengan garam dapur atau garam meja adalah pada kemurniannya. Garam ikan diharapkan hanya mengandung NaCl saja, karena kehadiran bahan lain pada garam ini dikhawatirkan akan mempunyai dampak yang tidak diinginkan pada ikan yang  bersangkutan. Sedangkan garam dapur sering telah mengalami pengkayaan

dengan berbagai bahan lain yang diperlukan oleh manusia, seperti Iodium, atau  bahan lainnya. Oleh karena itu sering kali secara umum disebutkan bahwa garam yang digunakan untuk ikan adalah garam tidak beriodium. Iodium sendiri tentu saja diperlukan oleh ikan, akan tetapi kehadiran bahan lain yang tidak diketahui dengan pastilah yang menimbulkan kekhawatiran akan menyebabkan dampak yang tidak diinginkan. Apabila tidak terlalu mendesak maka penggunaan garam yang memang sudah dikhususkan untuk ikan akan lebih aman. Meskipun demikian banyak dilaporkan bahwa penggunaan garam beriodiumpun tidak menyebabkan dampak merugikan pada ikan-ikan yang diberi perlakuan tersebut.

2.4 Kunyit

Kunyit yang memiliki nama latin Curcuma longa, merupakan salah satu tanaman rempah dan obat asli dari wilayah Asia Tenggara. Kurkumin sebagai zat aktif utama kunyit berkhasiat sebagai antioksidan, mencegah kerusakan jaringan, dan penambah nafsu makan. Kunyit tumbuh dengan baik di tanah yang tata  pengairannya baik, curah hujan 2.000 mm sampai 4.000 mm tiap tahun dan di

tempat yang sedikit terlindung (Sumiati dan Ketut 2007).

Jenis dan Fungsi Zat Aktif yang Terkandung pada Rimpang Kunyit adalah seperti  berikut:

1. Minyak atsiri, zat aktif yang berfungsi sebagai antioksidan dan antibody, mengontrol jumlah Acid  dalam metabolisme tubuh.

(21)

2. Kurkumin, zat aktif yang berfungsi sebagai antioksidan, mencegah kerusakan jaringan, penambahan nafsu makan.

3. Lemak, zat aktif yang berfungsi sebagai penghail kalori dan pelindung tubuh pada suhu rendah.

4. Protein, zat aktif yang berfungsi sebagai pembangun sel-sel yang rusak; membentuk zat-zat pengatur seperti enzim dan hormon; membentuk zat inti energi (1 gram protein kira-kira menghasilkan 4,1 kalori); sumber asam amino; antibodi (sistem kekebalan tubuh).

5. Vitamin C, zat aktif yang berfungsi sebagai aktivator macam-macam fermen perombak protein dan lemak, dalam oksidasi dan dehidrasi dalam sel, penting dalam pembentukan trombosit; menjaga kesehatan; antioksidan.

6. Fosfor, bagian dari zat yang aktif dalam metabolisme atau sebagai bagian  penting dari struktur sel dan jaringan.

7. Kalium, Bagian dari zat yang aktif dalam metabolisme atau sebagai bagian  penting dari struktur sel dan jaringan.

8. Zat besi, Sebagai pigmen pengangkut oksigen dalam darah.

2.5 Bawang Putih

Bawang putih ( Allium sativum) adalah nama tanaman dari genus Allium yang dipercaya dapat menurunkan kadar kolesterol; penawar racun; pembunuh  bakteri, jamur, dan parasit; pengikat radikal bebas; dan banyak lagi yang lain. Zat-zat aktif dalam bawang putih antara lain vitamin A, B, C, D, kalsium, kalium,  besi, fosfor, karoten, allyl sulfur , protein, lemak, sativine, nicotinic acid , aliin, zat  besi,  fitosterol ,  sinistrin,  scordinin, ajoene, dan allicin. (RRI-online, 2004;

IPTEKnet, 2005; Zaitun, 2008; Rumah kanker, 2008).

Jenis dan Fungsi Zat Aktif yang Terkandung pada Bawang Putih diantaranya:

1. Vitamin A, zat aktif yang berfungsi sebagai pertumbuhan sel-sel epitel dan sebagai pengatur kepekaan rangsang sinar pada saraf dan mata.

2. Vitamin B, zat aktif yang berfungsi sebagai metabolisme karbohidrat, keseimbangan air dalam tubuh dan membantu penyerapan zat lemak oleh

(22)

usus; melangsungkan proses oksidasi dalam sel-sel; pembuatan sel-sel darah dan dalam proses pertumbuhan serta pekerjaan urat saraf.

3. Vitamin C, zat aktif yang berfungsi sebagai aktivator macam-macam fermen perombak protein dan lemak, dalam oksidasi dan dehidrasi dalam sel, penting dalam pembentukan trombosit; menjaga kesehatan, dan sebagai antioksidan alami. Meningkatkan daya tahan tubuh, berfungsi sebagai anti oksidan, membantu penyembuhan luka, membantu  penyerapan zat besi dan kalsium, mempertahankan kesehatan kulit dan  jaringan.

4. Vitamun D, zat aktif yang berfungsi mengatur kadar kapur dan fosfor dalam, bersama-sama kelenjar anak gondok, memperbesar penyerapan kapur dan fosfor dari usus, dan mempengaruhi kerja kelenjar endokrin.

5. Sativine, zat aktif yang berfungs mempercepat pertumbuhan sel dan  jaringan.

6. Allicin, zat aktif yang berfungsi sebagai antibiotik , antioksidan, antikanker, antitrombotik, antiradang, dan dapat menurunkan kolesterol darah.

7. Alin, zat aktif yang berfungsi sebagai sumber asam amino; antibody

8.  Nicotinic acid (Niasin), zat aktif yang berfungsi memperbaiki struktur DNA yang rusak; mengeluarkan racun dari dalam tubuh.

9. Karoten, zat aktif yang berfungsi sebagai pembentukan vitamin A.

10. Protein, zat aktif yang berfungsi sebagai pembangun sel-sel yang rusak; membentuk zat-zat pengatur seperti enzim dan hormon; membentuk zat inti energi (1 gram protein kira-kira menghasilkan 4,1 kalori); sumber asam amino; antibodi (sistem kekebalan tubuh).

11. Lemak, zat aktif yang berfungsi sebagai penghail kalori dan pelindung tubuh pada suhu rendah.

12. Allyl sulfur,  zat aktif yang berfungsi mencegah pembentukan zat karsinogen (zat pemicu kanker); mencegah mutasi gen; mengeluarkan racun dari dalam tubuh; dan zat anti bakteri.

(23)

13. Fosfor, bagian dari zat yang aktif dalam metabolisme atau sebagai bagian  penting dari struktur sel dan jaringan.

14. Kalium, Bagian dari zat yang aktif dalam metabolisme atau sebagai bagian  penting dari struktur sel dan jaringan.

15. Kalsium, merupakan Bagian dari zat yang aktif dalam metabolisme atau sebagai bagian penting dari struktur sel dan jaringan.

16. Zat besi, Sebagai pigmen pengangkut oksigen dalam darah.

17. Fitosterol, zat aktif yangg berfungsi mencegah penyerapan kolesterol, mencegah kanker.

18. Sinistrin, zat aktif yang berfungsi sebagai antiparasit, anti bakteri.

19. Scordinin, zat akatif yang berfungsi sebagai antiparasit, anti bakteri.

20. Ajoene, zat aktif yang berfungsi sebagai antibiotik, anti inflamatory, antioksidan, antiparasit.

2.6F ish Al l (M ethylen blue)

Metil biru adalah pewarna thiazine yang kerap digunakan sebagai  bakterisida dan fungsida pada akuarium. Di beberapa tempat penggunaan bahan ini sudah semakin tidak populer karena diketahui mempunyai pengaruh buruk terhadap filtrasi biologi dan kemampuan warnanya untuk melekat pada kulit,  pakaian, dekorasi akuarium dan peralatan lainnya termasuk lem akuarium.

Diduga bahan inipun dapat berakibat buruk pada tanaman. Metil biru diketahui efektif untuk  pengobatan ichthyopthirius (white spot) dan jamur.   Selain itu, juga sering digunakan untuk mencegah serangan jamur pada telur ikan. Metil biru  biasanya tersedia sebagai larutan jadi di toko-toko akuarium, dengan konsenrasi 1

(24)

17

Laboratorium Akuakultur, Gedung Dekanat Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran.

3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat

Alat yang digunakan dalam praktikum pemeriksaan parasit pada ikan mas diantaranya adalah:

Alat praktikum Fungsi

Cawan petri untuk wadah atau tempat meletakkan sampel

Cover glass sebagai tempat sampel untuk diamati di mikroskop Mikroskop untuk mengamati parasite

Jarum sonde untuk mematikan ikan

Pinset untuk memisahkan organ dalam ikan Pisau untuk membantu membedah ikan

Gunting untuk membantu proses pembedahan ikan

3.2.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah benih ikan mas ( Cyprinus carpio) sebagai bahan pengamatan yang akan direndam di dalam metilen blue, garam dan bawang putih yang akan diidentifikasi bagian kulit, insang, sirip, otot, dan usus.

3.2 Prosedur Kerja

Adapun langkah kerja yang dilakukan adalah sebagai berikut: Mengambil benih ikan mas yang masih hidup dari. Dimasukkan kedalam aquarium yang berisi air dan

(25)

Gambar 2. Bagan Alir Praktikum

Setelah dirndam dalam beberapa menit. Beberapa  bagian tubuh ikan dikerok seperti lendir, sirip, sisik,

Hasil kerokan diletakkan di atas cover glass dan ditambahkan sedikit air.

Bahan hasil kerokan diamati dibawah mikroskop untuk mengamati parasit yang menyerang bagian insang,

kulit, sirip.

Membedah organ dalam ikan (otot daging dan usus) untuk mengamati.

Organ dalam pada ikan diletakkan di atas cover glass dan ditambahkan sedikit air.

Diamati dibawah mikroskop untuk mengamati parasit yang menyerang organ dalam pada ikan

(26)

19 Hari/Tanggal : Kamis, 25 Mei 2016

Spesies Ikan : Ikan Mas (Cyprinus carpio) Asal Ikan : Sukabumi

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan didapatkan data hasil  pemeriksaan parasit pada ikan mas kelompok 13 seperti berikut:

Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Parasit pada Ikan Mas

Metode Pengobatan

Lama Pengobatan Ikan

Ke-Jenis Parasit Ektoparasit

Insang Metilen Blue 15 mL 30 menit 1 Dactylogyrus sp. 1 2 Dactylogyrus sp. 1 3 - -4 - -5 -

-Berikut merupakan perlakuan pada benih ikan mas pada masing-masing kelompok:

Tabel 2. Perlakuan Pada Benih Ikan Mas Masing - Masing Kelompok

Kelas Kel-Perlakuan Konsentrasi Larutan Lama Perlakuan Kunyit Garam MB Bawang

putih A 1 - - - 30 Menit 2

2,5 ppm 30 Menit 3

0,4 ppm 30 Menit 4

1 ppm 30 Menit 5

1 ppm 30 Menit 6

3,5 ppm 30 Menit 7

0,6 ppm 30 Menit 8

2 ppm 30 Menit 9

6 ppm 30 Menit 10

4,5 ppm 30 Menit 11

0,8 ppm 30 Menit 12

3 ppm 30 Menit

(27)

20 B 1 - - - 30 Menit 2

2,5 ppm 30 Menit 3

0,4 ppm 30 Menit 4

1 ppm 30 Menit 5

1 ppm 30 Menit 6

3,5 ppm 30 Menit 7

0,6 ppm 30 Menit 8

2 ppm 30 Menit 9

6 ppm 30 Menit 10

4,5 ppm 30 Menit 11

0,8 ppm 30 Menit 12

3 ppm 30 Menit 13

3 ppm 30 Menit 14

5,5 ppm 30 Menit 15

1 ppm 30 Menit 16

4 ppm 30 Menit 17

4 ppm 30 Menit C 1 - - - 30 Menit 2

2,5 ppm 30 Menit 3

0,4 ppm 30 Menit 4

1 ppm 30 Menit 5

1 ppm 30 Menit 6

3,5 ppm 30 Menit 7

0,6 ppm 30 Menit 8

2 ppm 30 Menit 9

6 ppm 30 Menit 10

4,5 ppm 30 Menit 11

0,8 ppm 30 Menit 12

3 ppm 30 Menit 13

3 ppm 30 Menit 14

5,5 ppm 30 Menit 15

1 ppm 30 Menit 16

4 ppm 30 Menit 17

4 ppm 30 Menit

(28)

21 Kelas Kel- Ikan

Ke-Ektoparasit

Kulit/Lendir/Sisik Insang Sirip

D ac ty lo gy ru s s p . C am m all an us s p . E py sti lis s p T ric ho din a s p . G yr od ac ty lu s s p . D ac ty lo gy ru s s p . G yr od ac ty lu s s p . R ha bd itis s p . A ca ru s s p . G yr od ac ty lu s s p . T ric ho din a s p A 1 1 - 2 - - - 2 - - - - -2 - - - 1 - - - - -3 - - - 3 - - - - -4 - - 1 1 - - 1 - - - -5 - - - 2 - 1 - - -B 1 1 - - - 13 11 - - - -2 - - - 6 - - 3 3 3 - - - 5 3 - - - -4 - - - -5 - - - -C 1 1 - 8 - - 2 - - - -2 1 - - - 1 - - - -3 - - - 6 - - 1 - -4 - - - 1 - - - - -5 - - - 2 - - - - -Jumlah 1 10 1 1 3 35 21 1 1 3 3

(29)

22 Kel -Ikan Ke-D ac ty lo gy ru s s p . T ric ho din a s p C am all an us s p . C lin os to m um sp . T ric ho din ell a s p . T ric ho din a do m er gu ei M yx ob olu s s p . D ac ty lo gy ru s s p . G yr od ac ty lu s s p . T ric ho din ell a s p . T ric ho din ell a ca rp i G yr od ac ty lu s cy pr in i D ac ty lo gy ru s cy pr in i T ric ho din a s p C lin os to m um sp . A ca nth oc ep ha lu s s p . T ric hin ell a s p . R ha bd itis s p . C am all an us s p . T ra ns ve rso tre m a s p . G yr od ac ty lu s s p . T ric ho din ell a ca rp i A rg ulu s s p . C am all an us s p . T ric ho din ell a s p 2A 1 - - - 1 - - - -2 - - - -3 - - - -4 - - - -5 - - - -3A 1 - - - -2 - - - 1 - - - -3 - - - -23 4 - - - -5 - - - -4A 1 - - - 3 - - - -2 - - 2 - - - - 2 - - - -3 - - - 1 - - - -4 - - - 1 - - - -5 - - - 4 - - - -5A 1 - - - 1 - - - -2 - - - 3 - - - -3 - - - -4 - - - -5 - - - -6A 1 - - - 2 - - - -2 - - - 1 - - - -3 - - - 2 - - - -4 - - - 1 - - - -5 - - - 2 - - - -7A 1 - - - 4 - - - -2 - - - 5 - - - -3 - - - 3 - - - -4 - - - 3 - - - -5 - - - -8A 1 - - - 2 - - - 2 - - -

(30)

-23 5A 1 - - - 1 - - - -2 - - - 3 - - - -3 - - - -4 - - - -5 - - - -6A 1 - - - 2 - - - -2 - - - 1 - - - -3 - - - 2 - - - -4 - - - 1 - - - -5 - - - 2 - - - -7A 1 - - - 4 - - - -2 - - - 5 - - - -3 - - - 3 - - - -4 - - - 3 - - - -5 - - - -8A 1 - - - 2 - - - 2 - - - -24 2 - - - 2 - - - 3 - - - -3 - - - 1 - - - 2 - - - -4 - - - 1 - - - -5 - - - 1 - - - -9A 1 - - - 1 - - - -2 - - - 1 - - - -3 - - - 2 - - - -4 - - - 1 - - - -5 - - - 2 - - - -10 A 1 - - - 1 - - - -2 - - - -3 - - - -4 - - - -5 - - - -11 A 1 - - - -2 - - - 1 - - - -3 - - - 1 - - - -4 - - - -5 - - - -12 A 1 - - - 1 - - - -2 - - - 1 3 - - - -3 - - - 1 2 - - - -4 - - - 1 - - -

(31)

-24 4 - - - 1 - - - -5 - - - 2 - - - -10 A 1 - - - 1 - - - -2 - - - -3 - - - -4 - - - -5 - - - -11 A 1 - - - -2 - - - 1 - - - -3 - - - 1 - - - -4 - - - -5 - - - -12 A 1 - - - 1 - - - -2 - - - 1 3 - - - -3 - - - 1 2 - - - -4 - - - 1 - - - -25 5 - - - 1 - - - -13 A 1 - - - 1 - - - -2 - - - 1 - - - -3 - - - -4 - - - -5 - - - -14 A 1 - - - 1 - - - -2 - - - 1 - - - -3 - - - 1 - - - -4 - - - 1 - - - -5 - - - 1 - - - -15 A 1 - - - 1 - - - -2 - - - -3 - - - -4 - - - -5 - - - -16 A 1 - - - -2 - - - 2 - - - -3 - - - -4 - - - -5 - - - -17 A 1 - - - -2 - - -

(32)

-25 14 A 2 - - - 1 - - - -3 - - - 1 - - - -4 - - - 1 - - - -5 - - - 1 - - - -15 A 1 - - - 1 - - - -2 - - - -3 - - - -4 - - - -5 - - - -16 A 1 - - - -2 - - - 2 - - - -3 - - - -4 - - - -5 - - - -17 A 1 - - - -2 - - - -26 3 - - - 1 - - - -4 - - - -5 - - - -2B 1 - 1 - 1 - - - -2 - 1 - - - -3 - - - -4 - - - -5 - - - -3B 1 - - - 1 - - - -2 - - - -3 - - - -4 - - - -5 - - - 1 - - -4B 1 - - - - 1 - - 4 - 1 - - - -2 - - - -3 - - - -4 - - - -5 - 16 - - - -5B 1 - - - 1 - - - -2 - - - -3 - - - -4 - - - -5 - - -

(33)

-26 5 - - - -3B 1 - - - 1 - - - -2 - - - -3 - - - -4 - - - -5 - - - 1 - - -4B 1 - - - - 1 - - 4 - 1 - - - -2 - - - -3 - - - -4 - - - -5 - 16 - - - -5B 1 - - - 1 - - - -2 - - - -3 - - - -4 - - - -5 - - - -27 6B 1 - - - 1 - - - 1 2 - - - 1 - - - -3 - - - -4 - - - -5 - - - -7B 1 - - - - 1 - - - -2 - - - -3 - - - -4 - - - -5 - - - -8B 1 - - - 1 - - - -2 - - - -3 - - - 2 - 3 - - - -4 - - - -5 - - - 2 - - - -9B 1 - - - 1 - - - 1 - - - -2 - - - 1 - - - -3 - - - -4 - - - -5 - - - 3 - - - -10 B 1 - - - -2 - - - -3 - - -

(34)

-27 7B 3 - - - -4 - - - -5 - - - -8B 1 - - - 1 - - - -2 - - - -3 - - - 2 - 3 - - - -4 - - - -5 - - - 2 - - - -9B 1 - - - 1 - - - 1 - - - -2 - - - 1 - - - -3 - - - -4 - - - -5 - - - 3 - - - -10 B 1 - - - -2 - - - -3 - - - -28 4 - - - -5 - - - -11 B 1 - 11 - - - -2 - - - 2 - - - -3 - - - -4 - - - -5 - - - -12 B 1 - - - -2 - - - -3 - - - 3 - - - -4 - - - -5 - - - -13 B 1 - - - 1 - - - -2 - - - 1 - - - -3 - - - -4 - - - -5 - - - -14 B 1 - - - 1 - 1 1 -2 - - - -3 - - - -4 - - - -5 - - - -15 1 - - - 1 - - -

(35)

-28 12 B 1 - - - -2 - - - -3 - - - 3 - - - -4 - - - -5 - - - -13 B 1 - - - 1 - - - -2 - - - 1 - - - -3 - - - -4 - - - -5 - - - -14 B 1 - - - 1 - 1 1 -2 - - - -3 - - - -4 - - - -5 - - - -15 1 - - - 1 - - - -29 B 2 - - - -3 - - 1 - - - -4 - - - -5 - - - -16 B 1 - - - 5 - - - -2 - 5 - - 9 - - 1 - - - -3 - - - 3 - 12 - - - -4 - - - 2 - - - -5 - - - 1 - - - -17 B 1 - - - 3 - - - -2 - 3 - - - 2 - - - -3 - 4 - - - 2 - - - 4 - - - -4 - 3 - - - 1 - - - -5 - 4 - - - -2C 1 - - - 1 - - - -2 - - - 1 - - - 1 - - - - -3 - - - 1 - - - - -4 - - - -5 - - - -3C 1 - - - -2 - - - -3 - - - -4 - - -

(36)

-29 B 4 - - - 2 - - - -5 - - - 1 - - - -17 B 1 - - - 3 - - - -2 - 3 - - - 2 - - - -3 - 4 - - - 2 - - - 4 - - - -4 - 3 - - - 1 - - - -5 - 4 - - - -2C 1 - - - 1 - - - -2 - - - 1 - - - 1 - - - - -3 - - - 1 - - - - -4 - - - -5 - - - -3C 1 - - - -2 - - - -3 - - - -4 - - - -30 5 - - - -4C 1 - - - 1 - - - -2 - - - 1 - - - -3 - - - -4 - - - 4 - - - -5 - - - -5C 1 - - - 1 - - - -2 2 - - - -3 - - - -4 - - - -5 - - - -6C 1 5 - - - -2 - - - -3 2 - - - -4 - - - -5 - - - -7C 1 - - - - 1 - - 5 - - - -2 - - - - 2 - - - -3 - - - - 1 - - - -4 - - - - 1 - - - -5 - - - -8C 1 - - - -2 - - -

(37)

-30 5C 2 2 - - - -3 - - - -4 - - - -5 - - - -6C 1 5 - - - -2 - - - -3 2 - - - -4 - - - -5 - - - -7C 1 - - - - 1 - - 5 - - - -2 - - - - 2 - - - -3 - - - - 1 - - - -4 - - - - 1 - - - -5 - - - -8C 1 - - - -2 - - - -31 3 - - - -4 - - - 1 - - - -5 - - - 1 - - - -9C 1 - - - 1 - - - -2 - - - 2 - - - -3 - - - 1 - - - -4 - - - -5 5 - - - -10 C 1 - - - -2 - - - -3 - - - -4 - - - -5 - - - -11 C 1 - - - -2 - - - 2 - - - -3 - - - -4 - - - -5 - - - -12 C 1 - - - -2 - - - 1 - - - -3 - - - -4 - - - -5 - - -

(38)

-31 5 5 - - - -10 C 1 - - - -2 - - - -3 - - - -4 - - - -5 - - - -11 C 1 - - - -2 - - - 2 - - - -3 - - - -4 - - - -5 - - - -12 C 1 - - - -2 - - - 1 - - - -3 - - - -4 - - - -5 - - - -32 13 C 1 - - - 1 - - - -2 - - - - 1 - - - -3 - 1 - - - -4 - - - -5 - - - -14 C 1 - - - 1 - - - -2 - - - -3 - - - 1 - - - - -4 - - - -5 - - - -15 C 1 - - - 2 - - - -2 - - - 2 - - - -3 - - - -4 - - - -5 - - - -16 C 1 - - - -2 - - - -3 - - - -4 - - - -5 - - - -17 C 1 - - - -2 - - - -3 - - -

(39)

-32 14 C 3 - - - 1 - - - - -4 - - - -5 - - - -15 C 1 - - - 2 - - - -2 - - - 2 - - - -3 - - - -4 - - - -5 - - - -16 C 1 - - - -2 - - - -3 - - - -4 - - - -5 - - - -17 C 1 - - - -2 - - - -3 - - - -33 4 - - - -5 - - - -Jumlah 14 49 3 1 17 2 2 11 3 16 20 1 3 1 17 2 1 1 1 1 3 1 1 1 1 1

(40)

33

34

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data endoparasit pada  benih ikan mas kontrol seperti berikut:

Tabel 5. Hasil Pengamatan Endoparasit Pada Benih Ikan Mas Kontrol

Kelas Kelompok Ikan

Ke-Endoparasit Usus Cammallanus sp. A 1 1 -2 -3 -4 -5 -B 1 1 2 2 -3 -4 -5 -1 -2

(41)

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data endoparasit pada  benih ikan mas kontrol seperti berikut:

Tabel 5. Hasil Pengamatan Endoparasit Pada Benih Ikan Mas Kontrol

Kelas Kelompok Ikan

Ke-Endoparasit Usus Cammallanus sp. A 1 1 -2 -3 -4 -5 -B 1 1 2 2 -3 -4 -5 -C 1 1 -2 -3 -4 -5 -Jumlah 2

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data endoparasit  pada benih ikan mas kontrol seperti berikut:

Tabel 6. Hasil Pengamatan Ektoparasit Pada Benih Ikan Mas Setelah Pengobatan

Kelompok Ikan

Ke-Endoparasit Otot Usus T ric ho din a s p . R ha bd itis s p . T ric ho din a s p . A ca nth oc ep ha lu s s p . N yc to th er us co rd ifo rm is T ric ho din ell a s p . 4A 1 - - 2 - -

(42)

-2 - - - -3 - - 2 - - -4 - - - -5 - - - -14A 1 - - - 1 - -2 - - - -3 - - - -4 - - - -5 - - - -16B 1 - - - -2 - - - -3 5 - - - - -4 - - - -5 - - - -9C 1 - - - -2 - - - - 1 -3 - - - -4 - - - - 1 -5 - - - -12C 1 - - - -2 - - - -3 - - - 1 4 - - - -5 - - - -13C 1 - - - -2 - - - -3 - - - -4 - - - 1 5 - - - -16C 1 - - - 1 2 - - - -3 - - - 1 4 - - - -5 - - - -17C 1 - - - -2 - - - -3 - - - -4 - 1 - - - -5 - - - -Jumlah 5 1 4 1 2 4

(43)

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan didapatkan data ektoparasit  pada benih ikan mas setelah pengobatan seperti berikut:

Tabel 6. Hasil Pengamatan Ektoparasit Pada Benih Ikan Mas Setelah Pengobatan

Kelompok Ikan

Ke-Endoparasit Otot Usus T ric ho din a s p . R ha bd itis s p . T ric ho din a s p . A ca nth oc ep ha lu s s p . N yc to th er us co rd ifo rm is T ric ho din ell a s p . 4A 1 - - 2 - - -2 - - - -3 - - 2 - - -4 - - - -5 - - - -14A 1 - - - 1 - -2 - - - -3 - - - -4 - - - -5 - - - -16B 1 - - - -2 - - - -3 5 - - - - -4 - - - -5 - - - -9C 1 - - - -2 - - - - 1 -3 - - - -4 - - - - 1 -5 - - - -12C 1 - - - -2 - - - -3 - - - 1 4 - - - -5 - - -

(44)

-13C 1 - - - -2 - - - -3 - - - -4 - - - 1 5 - - - -16C 1 - - - 1 2 - - - -3 - - - 1 4 - - - -5 - - - -17C 1 - - - -2 - - - -3 - - - -4 - 1 - - - -5 - - - -Jumlah 5 1 4 1 2 4

4.2 Analisa Data dan Perhitungan Intensitas

Intensitas menggambarakan berapa jumlah parasit tertentu yang terdapat dalam satu ekor ikan, dengan demikian dapat digambarkan dengan rumus berikut

Prevalensi

Prevalensi menggambarakan jumlah ikan yang terkena parasit dalam satu populasi dan digambarkan dalam persen

Bedasarkan hasil perhitungan didapatkan data intensitas ektoparasit pada ikan mas kontrol dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 7. Intensitas Ektoparasit Pada Benih Ikan Mas Kontrol

No Jenis Parasit Jumlah Parasit yang ditemukan Jumlah Ikan yang terinfeksi Intensitas 1  Dactylogyrus sp. 36 10 3,6

(45)

2 Camallanus sp. 10 2 5 3  Epystilis sp. 1 1 1 4 Trichodina sp. 4 2 2 5 Gyrodactylus sp. 27 7 3,857 6  Rhabditis sp. 1 1 1 7  Acarus sp. 1 1 1 Jumlah 80 24 17,457

Berdasarkan data tersebut jika disederhanakan ke dalam grafik seperti  berikut:

Gambar. Grafik Intensitas Ektoparasit pada Benih Ikan Mas Kontrol

Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan data prevalensi ektoparasit yang pada  benih ikan mas kontrol sebagai berikut:

Tabel 8. Prevalensi Ektoparasit Pada Benih Ikan Mas Kontrol

No Jenis Parasit Jumlah Parasit yang ditemukan Jumlah Ikan yang terinfeksi Jumlah Ikan yang diperiksa Prevalensi (%) 1  Dactylogyrus sp. 36 10 15 66,667 2 Camallanus sp. 10 2 15 13,333 3  Epystilis sp. 1 1 15 6,667 4 Trichodina sp. 4 2 15 13,333

(46)

5 Gyrodactylus sp. 27 7 15 46,667

6  Rhabditis sp. 1 1 15 6,667

7  Acarus sp. 1 1 15 6,667

Jumlah 80 24 15 160

Berdasarkan data tersebut jika disederhanakan ke dalam grafik seperti  berikut:

Gambar. Grafik Prevalensi Ektoparasit pada Benih Ikan Mas Kontrol

Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan data intensitas ektoparasit pada benih Ikan Mas setelah pengobatan sebagai berikut:

Tabel 9. Intensitas Ektoparasit Pada Benih Ikan Mas Setelah Pengobatan

No Jenis Parasit

Jumlah Parasit yang

ditemukan

Jumlah Ikan

yang terinfeksi Intensitas

1  Dactylogyrus sp. 127 66 1,924 2 Trichodina sp. 66 17 3,882 3 Camallanus sp. 5 4 1,250 4 Clinostomum sp. 3 3 1,000 5 Trichodinella sp. 38 14 2,714 6 Trichodina domerguei 2 2 1,000 7  Myxobolus sp. 2 1 2,000 8 Gyrodactylus sp. 17 13 1,308 9 Trichodinella carpi 1 1 1,000

(47)

10 Gyrodactylus cyprini 3 1 3,000 11  Dactylogyrus cyprini 1 1 1,000 12  Acanthocephalus sp. 1 1 1,000 13 Trichinella sp. 1 1 1,000 14  Rhabditis sp. 1 1 1,000 15 Transversotrema sp. 3 3 1,000 16 Trichodinella carpi 1 1 1,000 17  Argulus sp. 1 1 1,000 Jumlah 273 131 26,079

Berdasarkan data tersebut jika disederhanakan ke dalam grafik seperti  berikut:

Gambar. Grafik Intensitas Ektoparasit pada Benih Ikan Mas Setelah Pengobatan

Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan data prevalensi ektoparasit pada benih ikan mas setelah pengobatan sebagai berikut:

Tabel 10. Prevalensi Ektoparasit Pada Benih Ikan Mas Setelah Pengobatan

No Jenis Parasit Jumlah Parasit yang ditemukan Jumlah Ikan yang terinfeksi Jumlah Ikan yang diperiksa Prevalensi (%) 1  Dactylogyrus sp. 127 66 240 27,500 2 Trichodina sp. 66 17 240 7,083 3 Camallanus sp. 5 4 240 1,667 4 Clinostomum sp. 3 3 240 1,250 5 Trichodinella sp. 38 14 240 5,833

(48)

6 Trichodina domerguei 2 2 240 0,833 7  Myxobolus sp. 2 1 240 0,417 8 Gyrodactylus sp. 17 13 240 5,417 9 Trichodinella carpi 1 1 240 0,417 10 Gyrodactylus cyprini 3 1 240 0,417 11  Dactylogyrus cyprini 1 1 240 0,417 12  Acanthocephalus sp. 1 1 240 0,417 13 Trichinella sp. 1 1 240 0,417 14  Rhabditis sp. 1 1 240 0,417 15 Transversotrema sp. 3 3 240 1,250 16 Trichodinella carpi 1 1 240 0,417 17  Argulus sp. 1 1 240 0,417 Jumlah 273 131 240 54,583

Berdasarkan data tersebut jika disederhanakan ke dalam grafik seperti  berikut:

Gambar. Grafik Prevalensi Ektoparasit pada Benih Ikan Mas Setelah Pengobatan

Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan data intensitas endoparasit pada benih Ikan Mas kontrol sebagai berikut:

Tabel 11. Intensitas Endoparasit Pada Benih Ikan Mas Kontrol No Jenis Parasit Jumlah Parasit

yang ditemukan

Jumlah Ikan

yang terinfeksi Intensitas

(49)

Jumlah 2 1 2 Berdasarkan data tersebut jika disederhanakan ke dalam grafik seperti  berikut:

Gambar. Grafik Intensitas Endoparasit pada Benih Ikan Mas Kontrol

Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan data prevalensi endoparasit pada benih ikan mas kontrol sebagai berikut:

Tabel 12. Prevalensi Endoparasit Pada Benih Ikan Mas Kontrol

No Jenis Parasit Jumlah Parasit yang ditemukan Jumlah Ikan yang terinfeksi Jumlah Ikan yang diperiksa Prevalensi (%) 1 Camallanus sp. 2 1 15 6,667 Jumlah 2 1 15 6,667

Berdasarkan data tersebut jika disederhanakan ke dalam grafik seperti berikut:

(50)

Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan data intensitas endoparasit pada benih Ikan Mas setelah pengobatan sebagai berikut:

Tabel 13. Intensitas Endoparasit Pada Benih Ikan Mas Setelah Pengobatan

No Jenis Parasit

Jumlah Parasit yang

ditemukan

Jumlah Ikan

yang terinfeksi Intensitas

1 Trichodina sp. 9 3 3 2  Rhabditis sp. 1 1 1 3  Acanthocephalus sp. 1 1 1 4  Nyctotherus cordiformis 2 2 1 5 Trichodinella sp. 4 4 1 Jumlah 17 11 7

Berdasarkan data tersebut jika disederhanakan ke dalam grafik seperti  berikut:

Gambar. Grafik Intensitas Endoparasit pada Benih Ikan Mas Setelah Pengobatan

Berdasarkan hasil perhitungan didapatkan data prevalensi endoparasit pada benih ikan mas setelah pengobatan sebagai berikut:

Tabel 14. Prevalensi Endoparasit Pada Benih Ikan Mas Setelah Pengobatan

No Jenis Parasit Jumlah Parasit yang ditemukan Jumlah Ikan yang terinfeksi Jumlah Ikan yang diperiksa Prevalensi (%) 1 Trichodina sp. 9 3 240 1,250

(51)

2  Rhabditis sp. 1 1 240 0,417 3  Acanthocephalus sp. 1 1 240 0,417 4  Nyctotherus cordiformis 2 2 240 0,833 5 Trichodinella sp. 4 4 240 1,667 Jumlah 17 11 240 4,583

Berdasarkan data tersebut jika disederhanakan ke dalam grafik seperti  berikut:

Gambar. Grafik Prevalensi Endoparasit pada Benih Ikan Mas Setelah Pengobatan

4.3 Pembahasan

Parasit merupakan organisme yang hidup pada organisme lain yang mengambil makanan dari tubuh organisme tersebut, sehingga inang akan mengalami kerugian. Parasitisme adalah hubungan dengan salah satu spesies parasit dimana inangnya sebagai habitat dan merupakan tempat untuk memperoleh makanan atau nutrisi, tubuh inang adalah lingkungan utama dari parasit sedangkan lingkungan sekitarnya merupakan lingkungan keduanya (Kabata 1985).

Pada praktikum ini ikan yang diuji adalah benih ikan mas ( Cyprinus carpio) yang  berasal dari Sukabumi. Pengamatan dilakukan setelah melakukan pengobatan atau diberi perlakuan. Bagian yang diamati meliputi kulit, insang, sirip, otot, dan usus. Sebelum mengamati parasit yang menyerang organ dalam ikan mas, terlebih dahulu mengamati parasit yang menyerang bagian luar meliputi kulit, insang, dan sirip. Hal ini dikarenakan jika ikan sudah mati meskipun beberapa menit saja

(52)

 parasit yang bersifat ektoparasit akan meninggalkan inangnya, terutama yang terdapat pada insang dan kulit. Oleh sebab itu pengamatan ektoparasit dilakukan lebih dulu sedangkan untuk pemeriksaan endoparasit, jika baru mati asalkan tidak  busuk dan hancur masih dapat diperiksa.

Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan pada benih ikan mas kontrol, didapatkan 80 parasit yang ditemukan pada ikan mas. Jenis Ektoparasit yang  banyak menyerang ikan adalah  Dactylogyrus  sp. yang ditemukan pada insang sebanyak 35 ekor dan  Gyrodactylus  sp. pada insang sebanyak 21 ekor. Pada kulit/lendir/sisik benih ikan mas kontrol, ditemukan  Dactylogyrus  sp. sebanyak satu ekor, Cammallanus sp. sebanyak 10 ekor,  Epystilis  sp. sebanyak satu ekor, Trichodina sp. sebanyak satu ekor, dan Gyrodactylus sebanyak tiga ekor. Endoparasit juga ditemukan pada benih ikan mas kontrol, yaitu dua ekor Cammallanus sp pada usus ikan.

Perhitungan intensitas menggambarakan berapa jumlah parasit tertentu yang terdapat dalam satu ekor ikan, Intensitas ektoparasit pada benih ikan mas kontrol tertinggi yaitu Cammallanus  sp. Perhitungan prevalensi parasit yang menyerang ikan mas kontrol ini dilakukan untuk menggambarkan persentase ikan yang terinfeksi oleh parasit tertentu dalam populasi ikan. Berdasarkan grafik prevalensi yang telah dibuat didapat bahwa prevalensi terbesar yakni 66,67 % untuk  Dactylogyrus sp. yang sangat banyak ditemukan pada bagian insang ikan hal ini disebabkan oleh kemampuan reproduksinya  Dactylogyrus sp. yang dapat  berlangsung secara cepat yakni dengan ovivar atau bertelur. Keberadaan parasit  pada tubuh ikan maupun lingkungan dapat dikarenakan kondisi kualitas air yang tidak terawat dengan baik, selain itu juga juga dari ketahanan ikan tersebut terhadap parasit, Pemeliharaan ikan dalam jumlah besar dan padat tebar tinggi  pada area yang terbatas, menyebabkan kondisi lingkungan tersebut sangat mendukung perkembangan dan penyebaran parasit. Kondisi dengan padat tebar tinggi akan menyebabkan ikan mudah stress sehingga menyebabkan ikan menjadi mudah terserang penyakit, selain itu kualitas air, volume air dan alirannya  berpengaruh terhadap berkembangnya suatu penyakit. Populasi yang tinggi akan

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis berjudul “ Performa Pertumbuhan dan Komposisi Nutrien Tubuh Benih Ikan Mas Cyprinus carpio Transgenik Hormon Pertumbuhan Generasi

tarda , mengetahui toksisitasnya terhadap benih ikan mas ( Cyprinus carpio .L), serta mengetahui pengaruh perendaman ekstrak kulit batang.. mucronata terhadap kelulushidupan

bahwa guna lebih memperkaya jenis dan varietas Ikan Mas yang beredar di masyarakat, telah dihasilkan benih sebar Ikan Mas (Cyprinus Carpio) Rajadanu Super RD

Pengaruh Padat Tebar yang Berbeda Terhadap Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio L) pada Sistem Resirkulasi dengan Penambahan

Intensitas dan Prevalensi Ektoparasit pada Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio I.) yang Berasal dari Kolam Tradisional dan Longyam di Desa Sukamulya Kecamatan

Bagaimana hasil penelitian efektivitas perendaman larutan ekstrak daun sirsak (Anonna muricata L.) terhadap kelulushidupan benih ikan mas (Cyprinus carpio L.) yang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian zeolit dengan dosis yang berbeda terhadap sintasan dan kualitas air benih Ikan Mas (Cyprinus carpio

Kajian Produksi dan Pemasaran Benih Ikan Mas (Cyprinus Carpio) Di UPTD Balai Benih Ikan Kalola Kecamatan Maniangpajo Kabupaten Wajo Provinsi Sulawesi Selatan. Emmy Setiawati 1 * )