• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI V DPR RI DENGAN MENTERI PERHUBUNGAN RI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT KERJA KOMISI V DPR RI DENGAN MENTERI PERHUBUNGAN RI"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

REPUBLIK INDONESIA

RISALAH

RAPAT KERJA KOMISI V DPR RI DENGAN MENTERI PERHUBUNGAN RI

Tahun Sidang : 2021-2022 Masa Persidangan : IV

Rapat Ke- :

Jenis Rapat : Rapat Kerja Sifat Rapat : Terbuka

Hari, Tanggal : Senin, 4 April 2022

Waktu : Pukul 10.00 s.d. 12.30 WIB

Tempat : Ruang Rapat Komisi V DPR RI, (Ruang KK V) Gedung Nusantara DPR RI dan Secara Virtual Zoom Cloud Meeting

Ketua Rapat : Lasarus, S.Sos., M.Si./ Ketua Komisi V DPR RI/F- PDIP

Acara : 1. Membahas Hasil Pemeriksaan BPK RI Semester I Tahun 2021

2. Membahas isu-isu terkait PNBP Bidang Perhubungan

3. Lain-lain

Sekretaris Rapat : Nunik Prihatin Budiastuti, S.H., Kabag Komisi V DPR RI

Hadir : A. Anggota DPR RI:

44 dari 55 orang Anggota dengan rincian:

1. FRAKSI PDI-PERJUANGAN (F-PDIP) 9 dari 11 orang Anggota

1. Lasarus, S.Sos., M.Si.

2. Bob Andika Mamana Sitepu, S.H.

3. H. Herson Mayulu, S.IP.

4. Mochamad Herviano 5. Sukur H. Nababan, S.T.

6. Sarce Bandaso Tandiasik, S.H., M.H.

7. Sri Rahayu 8. H. Irmadi Lubis 9. Ir. Effendi Sianipar

2. FRAKSI PARTAI GOLKAR (F-PG) 7 dari 8 orang Anggota

1. Ir. Ridwan Bae

2. Drs. Hamka B Kady, M.S.

3. DR. H. Ali Mufthi, S.AG., M.Si.

4. H. Tubagus Haerul Jaman, S.E.

5. Ilham Pangestu

6. Bambang Hermanto, S.E.

(2)

7. Muhammad Fauzi, S.E.

3. FRAKSI PARTAI GERINDRA (F-GERINDRA)

6 dari 7 orang Anggota

1. H. Andi Iwan Darmawan Aras, S.E., M.Si.

2. Sudewo, S.T., M.T.

3. Ir. Eddy Santana Putra, M.T.

4. Drs. H. Mulyadi, M.MA.

5. Hj. Novita Wijayanti, S.E., M.M.

6. Ir. Sumail Abdullah

4. FRAKSI PARTAI NASDEM (F-NASDEM) 4 dari 6 orang Anggota

1. H. Syarif Abdullah Alkadrie, S.H., M.H.

2. Drs. H. Soehartono, M.Si.

3. Sri Wahyuni

4. Drs. Fadholi, M. Ilkom.

5. FRAKSI PARTAI KEBANGKITAN BANGSA (F-PKB)

3 dari 6 orang Anggota 1. H. Ruslan M. Daud

2. Neng Eem Marhamah Zulfa Hiz, M.M.

3. H. Syafiuddin, S.Sos.

6. FRAKSI PARTAI DEMOKRAT (F-PD) 5 dari 5 orang Anggota

1. Dr. H. Irwan S.IP., M.P.

2. Willem Wandik, S.Sos.

3. drh. Jhonni Allen Marbun, M.M.

4. Lasmi Indaryani, S.E.

5. Ir. H. Ishak Mekki, M.M.

7. FRAKSI PARTAI KEADILAN

SEJAHTERA (F-PKS) 3 dari 5 orang Anggota 1. Ir. H. Sigit Sosiantomo

2. Drs. Hamid Noor Yasin, M.M.

3. KH. Toriq Hidayat, Lc.

8. FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL (F-PAN)

5 dari 5 orang Anggota 1. H.A. Bakri H. M., S.E.

2. Athari Ghauthi Ardi 3. Hj. Hanna Gayatri, S.H.

4. H. Boyman Harun, S.H.

(3)

5. Mesakh Mirin, SKM.

9. FRAKSI PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN (F-PPP)

2 dari 2 orang Anggota 1. H. Syaifullah Tamliha

2. Dr. H. Muh Aras, S.Pd., M.M.

B. ANGGOTA IZIN:

1. Hj. Sadarestuwati, S.P., M.M.A. (F-PDIP) 2. Iis Rosyita Dewi, S.Hum., M.M. (F-

P.GERINDRA)

C. UNDANGAN:

1. Menteri Perhubungan RI (Ir. Budi Karya Sumadi)

JALANNYA RAPAT:

KETUA RAPAT/ F-PDIP/KETUA KOMISI V DRR RI (LASARUS, S.Sos., M.Si.):

Baik, Ibu sekalian kita mulai rapat kita pada siang hari ini.

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua.

Yang terhormat Pimpinan dan Anggota Komisi V DPR RI.

Yang terhormat Menteri Perhubungan beserta seluruh jajarannya, serta Hadirin yang berbahagia.

Mengawali Rapat Kerja pada hari ini, marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga pada hari ini kita dapat bertemu untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab kita, dalam keadaan sehat walafiat secara fisik maupun virtual, dari tempat masing-masing. Kami ingin mengucapkan selamat menjalankan ibadah puasa bagi umat muslim yang menjalankannya.

Sebelumnya, kami ingin menyampaikan adanya perubahan dan pergantian Pimpinan Komisi V DPR RI dari Fraksi PPP, ya, kebetulan hadir Beliau di sini yaitu Saudara Pak H. Muhammad Arwani Thomafi digantikan oleh Saudara H. Syaifullah Tamliha, silakan berdiri. Kita kasih applause, Pak, buat Pak Syaifullah Tamliha, nomor Anggota A - 475 dari Dapil Kalimantan Selatan.

Jadi ada dua Pak Pimpinan, dari Kalimantan masih tetap kemarin Pak Syarif dari Kalbar diganti dari Papua, sekarang masuk lagi dari Kalimantan Pak, dari Kalimantan Selatan tapi, ya.

(4)

Berdasarkan informasi dari Sekretariat, daftar hadir Anggota sudah rapat kali ini sudah dihadiri oleh 24 Anggota, 11 hadir secara fisik, dan 13 secara virtual, dari 7 unsur Fraksi yang berbeda. Oleh karena itu, sebagaimana ketentuan yang diatur dalam Pasal 281, ya, Peraturan DPR RI tentang Tata Tertib, izinkan kami membuka Rapat Dengar Pendapat pada hari ini, dan sesuai dengan ketentuan Pasal 276 ayat (1) Rapat Dengar Pendapat Komisi V DPR RI pada hari ini kami nyatakan dibuka, dan terbuka untuk umum.

(RAPAT DIBUKA PUKUL 10.00 WIB)

Saudara Menteri, Pimpinan, dan Anggota Komisi V yang kami hormati,

Kami ucapkan terima kasih dan penghargaan kepada cara Menteri Perhubungan beserta jajaran yang telah memenuhi undangan rapat kami pada hari ini. Sesuai dengan mekanisme yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang MPR, DPR, DPD, dan DPRD, Pasal 98 ayat (3) huruf b, serta Peraturan Tata Tertib DPR RI Pasal 59 ayat (4) huruf b, dinyatakan bahwa tugas komisi dalam bidang pengawasan meliputi di antaranya membahas dan menindaklanjuti Hasil Pemeriksaan BPK yang berkaitan dengan ruang lingkup tugasnya.

Itulah materi rapat kita pada hari ini terkait dengan pengawasan. Untuk itu pada hari ini, Komisi V DPR RI mengadakan Rapat Dengar Pendapat dengan Kementerian Perhubungan, Rapat Kerja dengan Kementerian Perhubungan untuk membahas Hasil Pemeriksaan BPK RI Semester I Tahun 2021.

Berdasarkan laporan Hasil Pemeriksaan BPK RI terhadap Laporan Keuangan Tahun Anggaran 2021, Kementerian Perhubungan mendapat opini Wajar Tanpa Pengecualian. Kita kasih applaus ke Pak Menteri dulu ya, karena tidak mudah ini untuk mendapatkan predikat WTP ini. Opini tersebut berhasil dipertahankan berturut-turut sejak tahun 2016 sampai dengan tahun 2020. Jadi selama 4 tahun berturut-turut Kementerian Perhubungan mendapatkan predikat Wajar Tanpa Pengecualian.

Selanjutnya, dari pemeriksaan BPK terkait kelemahan sistem pengendalian internal dan kepatuhan terhadap peraturan perundang- undangan tersebut, terdapat 22 temuan dan 67 rekomendasi. Oleh karena itu dalam kesempatan RDP kali ini kami harapkan bisa mendapatkan penjelasan yang komprehensif, sampai sejauh mana temuan-temuan dari Hasil Pemeriksaan BPK RI Semester 1 Tahun 2021 tersebut, sudah ditindaklanjuti oleh Kementerian Perhubungan? Serta dengan langkah-langkah preventif apa yang telah dilaksanakan, agar temuan-temuan tersebut tidak terulang kembali di waktu yang akan datang.

Saudara Menteri, Pimpinan, dan Anggota Komisi V DPR RI, yang kami hormati,

Sekali lagi dari apresiasi yang tinggi Komisi V kepada Kementerian Perhubungan atas predikat Wajar Tanpa Pengecualian, dari hasil pemeriksaan

(5)

BPK terhadap kinerja Kementerian Perhubungan, masih ada beberapa hal yang perlu kita dalami sebagai bagian dari pengawasan yang melekat pada Komisi V DPR RI. Untuk mempersingkat waktu saya persilakan kepada Saudara Menteri untuk menyampaikan apa-apa yang dipandang perlu pada kesempatan rapat yang terhormat ini.

Saya persilakan.

MENTERI PERHUBUNGAN RI (Ir. BUDI KARYA SUMADI):

Terima kasih Pak Ketua Komisi V.

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Selamat pagi, shalom, om swastiastu, namo buddhaya, dan salam kebajikan.

Yang saya hormati Bapak Ketua, Bapak-Bapak Wakil Ketua, Bapak Ibu Anggota Komisi V.

Pak Sekjen, Para Dirjen, dan para Pejabat Tinggi Madya dan Pratama.

Hari ini maaf Pak Dirjen Darat tidak hadir karena harus rapat dengan Menteri ESDM berkaitan dengan BBM, dan

Hadirin yang saya hormati.

Pertama tentu saya ucapkan puji syukur bahwa kita diberikan kesempatan untuk Rapat Kerja dengan DPR Komisi V, berkaitan dengan Hapsem Semester 1, Tahun 2021 dan PNBP Bidang Perhubungan. Keduanya adalah suatu hal yang penting untuk dibahas, dan saya secara pribadi sangat konvenien untuk didiskusikan, karena itu membantu kami untuk melakukan pengawasan terhadap kinerja yang kami jalankan. Lalu, tentu kita ucapkan selamat menunaikan ibadah puasa bagi Bapak-Bapak dan Ibu yang menjalani ibadah puasa Marhaban Ya Ramadhan, semoga semua amal baik dari Bapak Ibu sekalian dapat diterima oleh Allah Ta'ala, dan kita semakin menjadi bangsa yang lebih baik, dan lebih hebat.

Sesuai dengan agenda, ada dua hal yang akan kami sampaikan, yang pertama adalah tindak lanjut LHP dari BPK Semester 1, dan ada yang sifatnya kumulatif dari tahun-tahun sebelumnya. Yang kedua adalah bagaimana sesuai dengan komitmen kita, bahwa Kementerian Perhubungan diminta untuk melakukan pengelolaan PNBP dengan baik, dan melakukan peningkatan.

Bapak Ketua, Bapak-Bapak Wakil Ketua, dan Bapak Ibu Anggota Komisi V yang saya hormati dan saya banggakan,

Terkait agenda tersebut, saya kemukakan bahwa amanah Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2003, dalam rangka akuntabilitas daripada penyelenggaraan Pemerintahan, maka penilaian BPK memberikan opini, dan melakukan pemeriksaan, sesuai dengan juga undang-undang. Dan, akan

(6)

menjadi relevan dan menjadi suatu prosedur bahwa ini akan dibahas di Komisi V.

Bapak, Ibu yang kami hormati,

Sebagai satu entitas dari keuangan negara, Kementerian Perghubungan selalu berupaya membuat laporan keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dan, alhamdulillah sejak tahun 2013 sampai tahun 2020 dan insya Allah nanti 2021 juga mendapatkan opini WTP, alhamdulillah dan terima kasih atas apresiasi Komisi V atas pencapaian itu. Dan, untuk ini saya mengucapkan terima kasih kepada rekan-rekan, Pak Sekjen, Pak Irjen, para Dirjen, Staf Khusus, Staf Ahli, dan rekan-rekan sekalian yang sudah berusaha untuk melakukan upaya-upaya yang tidak mudah.

Progres Semester I untuk TL memang ada jumlah yang relatif besar, sebanyak 1.172 dengan nominal 4,3, sebanyak 890 ini sudah sesuai. Dan, 266 yang belum sesuai, yang belum ditindaklanjuti 5, yang tidak dapat ditindaklanjuti dengan sebab tertentu, 4 rekomendasi. Oleh karenanya kami berusaha untuk melakukan improvement, dan kesesuaian itu pada bulan yang lalu 76% itu sudah di atas rata-rata nasional. Dan, selanjutnya kami menambah rekomendasi berdasarkan LHP dan laporan keuangan Kementerian Perhubungan Tahun 2020 antara lain, aspek pendapatan terdapat 6 temuan 16 rekomendasi, aspek belanja 12 temuan dan 35 rekomendasi, dan aspek aset 4 temuan dan 16 rekomendasi.

Selain itu terdapat rekomendasi LHP atas surat uji tipe, registrasi uji tipe, kendaraan di Dirjen Darat dengan 5 temuan dan 9 rekomendasi, sehingga akumulatif penambahan LHP sebanyak 27 temuan dan 76 rekomendasi dengan nilai 143 triliun.

Kementerian Perhubungan terus berupaya, kami melakukan rapat dari minggu ke minggu, dengan saya menugaskan secara khusus pada Irjen, untuk memonitor progres itu. Semester pertama disampaikan bahwa sebanyak 1.117 yang saya sampaikan tadi, lalu semester 2 melalui self assessment sebanyak 1.248, dan dengan progres sampai 24 Maret. Jadi, dari hari ke hari dan catatan terakhir pada 24 Maret melalui Self Assessment total rekomendasi sebanyak 1.248 juga sesuai dengan sebanyak 1.022 out standing dengan nominal 2,9.

Yang belum sesuai 222 nominal 1,49, dan yang belum, tidak dapat ditindaklanjuti adalah 4, sehingga pemutakhiran tindak lanjut itu, akhirnya kita dapat satu angka yang lumayan progresif meningkat 5% menjadi 81,89%.

Sekali lagi saya ucapkan terima kasih karena waktu, waktu ke waktu ini improve oleh teman-teman dari Kementerian Perhubungan.

Pak Ketua, Bapak-bapak Wakil Ketua dan Bapak, Ibu sekalian.

Pengelolaan PNBP, saya pikir ini merupakan satu hal yang kami anggap penting, karena dengan PNBP maka secara tidak langsung alokasi APBN dari Kementerian Perhubungan itu bertambah. Karena sebagian dari PNBP yang kita peroleh dapat kita gunakan untuk APBN, katakan apa yang dilakukan oleh

(7)

sekolah-sekolah kami yang sudah begitu banyak, itu bisa memberikan suatu masukan PNBP sekian persen itu bisa digunakan oleh Kementerian Perhubungan untuk bagian dari APBN.

Nah, rincian dari apa yang sudah dilakukan Sekjen ada satu Satker, Darat ada 30 Satker, Kereta Api 6 Satker, laut 296, paling banyak ini PNBP- nya, lalu Udara 197, PPSM 8, PPTJ 1. Dan, jenis-jenis itu diklasifikasikan ada yang fungsional, ada yang non fungsional, dan ada yang BLU. Artinya masing- masing ini ada suatu PMK yang diterbitkan oleh Kementerian Keuangan di mana kami secara intens berkomunikasi dengan Kementerian Keuangan agar PNBP ini meningkat jumlah-jumlah yang akan kami gunakan untuk APBN itu juga meningkat.

Dan, ini terbukti bahwa di tahun yang lalu kami berhasil melakukan suatu KPBU yang ada di 5 bandara dan beberapa pelabuhan itu menghasilkan efisiensi dari APBN dan sebaliknya kami mendapatkan PNBP yang secara swing memberikan suatu nilai yang baik, dan akhirnya kami bisa melaksanakan pembangunan-pembangunan di antaranya Bandara Toraja. Bandara Toraja itu tadinya Pak Abdullah itu tidak ada anggaran, Pak, dengan kita efisiensi 5 bandara kita terkumpul 500, jadi tugas dari Pak Hamka bisa saya selesaikan dan sekarang sudah beroperasi.

Nah, inilah yang akan kita lakukan, kalau sekarang ini kita akan konsentrasi di pelabuhan, karena banyak sekali daerah-daerah yang belum dibangun pelabuhannya, sementara daerah itu butuh. Walaupun jumlahnya masih sedikit, tapi karena tempat-tempat itu adalah tempat pelosok, pinggir, dan lain sebagainya kita harus lakukan itu.

Bapak, Ibu sekalian,

PNBP fungsional sesuai dengan PP 15 tahun 2016 ditetapkan 6 jenis PNBP fungsional, Sedangkan BLU terdapat 31 Satker BLU, di lingkungan Kemenhub PNBP umum, bersumber dari kerja sama pemanfaatan, sewa BMN, sewa rumah dinas, museum dan tenda.

Perkembangan realisasi daripada PNBP dari anggaran, span, anggaran 2017 memang mengalami penurunan karena memang adanya Covid, ya, tetapi jumlahnya cukup signifikan, ada satu jumlah-jumlah yang cukup besar, sebesar 7,9 triliun.

Pada 2019 ini melampaui target di mana terjadi peningkatan signifikan di jasa pelabuhan, pengujian kendaraan. Tetapi, sebaliknya kami mengalami penurunan di penerbangan seperti diketahui terjadi suatu kontraksi daripada penerbangan, kalau di Soekarno-Hatta itu tinggal tidak lebih dari 20%, jadi turunnya banyak sekali. Juga, di kereta api penurunannya juga banyak, sehingga kita tidak bisa mendapatkan PNBP sesuai dengan rencana.

Bapak Ketua, Bapak-Bapak Wakil Ketua dan Bapak, Ibu Anggota Komisi V yang saya banggakan,

(8)

Dengan ruang fiskal yang terbatas karena Covid, dan, Bapak Ibu sekalian tahu bahwa ada pengurangan-pengurangan yang dilakukan di mana 2022 pagunya 33,5. Pagu tersebut dari PNBP 5,1. Jadi lumayan mewarnai dari jumlah yang akan kita gunakan, kita harapkan bahwa di masa mendatang ini kita bisa mendapatkan cara-cara yang lebih governance tetapi juga ilegal, sehingga kita mampu mendapatkan PNBP yang di satu sisi memberikan penambahan keuangan negara, tapi di sisi lain kami bisa bekerja dan bekerja untuk menindaklanjuti amanah yang juga Bapak berikan pada kami.

Beberapa realisasi PNBP Kementerian Perhubungan di Tahun Anggaran 2021 ini antara lain di sektor darat kita dapatkan dari uji SRUT ya 200 miliar dan jasa pelabuhan penyeberangan meningkat. Di Laut peningkatan ini dari jasa pelabuhan dan navigasi, di kereta api perubahan nilai kontrak, dan di udara, kita tidak bisa mendapatkan suatu jumlah yang memadai karena memang jumlah penerbangannya tidak maksimal. Selain itu untuk mendorong PNBP Kementerian Perhubungan telah menetapkan beberapa aksi yaitu layanan sertifikat registrasi uji tipe. Dan, ini kita harapkan akan menggunakan E-SRUT, ya, dalam arti kata tidak manual lagi.

Kerja sama pengelolaan, peningkatan kerja sama transportasi melalui KSP dan KPBU, sarana prasarana kita tingkatkan, pemanfaatan barang negara kita inventarisasi beberapa BMN yang bisa kita sewakan kepada pihak ketiga, jasa Diklat juga cukup banyak terutama di BPSDM.

Di masa pandemi ini, bukan saja kita meningkatkan PNBP tetapi juga ada hal-hal yang kita lakukan untuk merespon kesulitan masyarakat. Kita melakukan relaksasi PNBP tarif sampai dengan nol rupiah terhadap kegiatan tertentu, evaluasi teknis operasional. Jadi, kita juga sensitif apabila PNBP ini memberatkan sektor, kita akan, tidak akan melakukan suatu effort yang memaksakan, tetapi kita lebih bijaksana untuk memberikan ruang relaksasi.

Bapak Ketua, Bapak-Bapak Wakil Ketua dan Bapak, Ibu Anggota Komisi V yang saya banggakan,

Target PNBP tahun ini adalah 8,5 triliun dan kita optimis ini bisa dilaksanakan dengan baik ya, sektor-sektor tertentu terjadi satu kenaikan, dari ekspor. Ini menunjukkan bahwa di pelabuhan kita bisa tingkatkan, di darat kita bisa tingkatkan, di pelayanan udara juga sekarang sudah mendekati 70 sampai 80% kapasitas sebelum 2019, ini bisa kita dapatkan.

Oleh karenanya kita akan optimalkan, sebagai contoh sementara ini TUKS yang kita tidak bisa kontrol, kita akan upayakan menjadi BOP, sehingga secara koordinatif kita bisa lakukan income-income yang bisa didapatkan dari pelabuhan-pelabuhan tersebut.

Tentu kita akan mereformasi termasuk menggunakan suatu IT, dan jasa- jasa pihak ketiga untuk mengontrol PNBP ini secara efisien, efektif bisa dilakukan. Sebagai contoh alur pelabuhan jumlahnya cukup besar, kami menugaskan Dirjen Laut untuk melakukan suatu cara tertentu yang bisa memastikan jasa-jasa itu bisa dikawal jumlah PNBP-nya.

(9)

Melakukan kampanye keselamatan dan perjalanan. Nah, ini juga bagian dari memastikan bahwa kinerja perhubungan itu baik, sehingga kala kita menetapkan PNBP pada masyarakat, masyarakat juga tidak terjadi penolakan.

Kita juga akan mengusulkan Balai Pengujian dan Perawatan itu menjadi Satker dan Penerapan Tarif Non Kompetitif, artinya dikenakan, tetapi dalam jumlah yang tertentu, dan selalu sensitif terhadap keadaan yang ada di masyarakat.

Pengoptimalan PNBP melalui BMN juga kita lakukan, beberapa aset yang selama ini tidak terdaftar Pak Sekjen sudah melakukan secara intensif, baik itu katakan rumah atau barang-barang tertentu kita akan melakukan, terapan denda juga kita lakukan.

Bapak, Ibu yang saya hormati dan saya banggakan,

Demikian, saya sampaikan, semoga apa yang saya sampaikan cukup memberikan keterangan yang baik kepada Bapak Ibu sekalian, dan kami siap untuk mendapatkan catatan dari Bapak Ibu sekalian untuk kami lakukan, untuk kejayaan Indonesia.

Terima kasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Terima kasih.

Pak Menteri Perhubungan, demikian paparan dari Menteri Perhubungan terkait dengan agenda rapat kita pada hari ini. Bapak Ibu sekalian saya sampaikan kami juga menerima surat dari Kementrian Sekretariat Kabinet ya, bahwa Menteri Perhubungan jam 13:30, ada Rapat Evaluasi Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Jam 13:30 maka oleh karenanya jam 13:30 itu, diusahakan kita dengan Pak Menteri udah selesai ya.

Jadi saya berharap kalau fokus rapat kita terhadap hari ini materi hasil pemeriksaan BPK, seharusnya waktu ini cukup gitu lho, kalau tidak nanti kita masti lanjutkan di waktu yang akan datang untuk pembahasan berikutnya. Ini suratnya sudah ada di tempat kami, saya rasa saya tidak perlu bacakan, kalau bohong tanya Ketua Umum kita masing-masing Pak, ya kalau, kalau bohong tanya Ketua Umum masing-masing.

Baik Pak Boy macam tak tahu ya Pak Syarif itu, nanti pas jalan keluar tangkap dia Pak Boy, baik di meja Pimpinan sudah daftar penanya, ada 11 ya, oleh karenanya saya pasti akan batasi waktunya supaya semua kebagian, yang penting-penting saja terkait Hasil Pemeriksaan BPK, supaya kita nggak ke mana-mana gituloh kalau rapat pengawasan dan lain-lain nanti kan kita ada ruang.

Saya persilakan Pak Hamka, bersiap-siap Pak Sudewo.

(10)

F-P. GOLKAR (Drs. HAMKA B. KADY, MS.):

Bismillahirahmanirahim.

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Pimpinan dan seluruh Anggota yang saya hormati,

Bapak Dirjen, Pak Menteri dan seluruh jajaran yang hadir pada kesempatan pada pagi hari ini.

Pertama, tentu kita beri apresiasi terhadap capaian yang diperoleh oleh Kementerian Perhubungan yaitu Wajar Tanpa Pengecualian. Tentunya apresisi tinggi, di mana juga kita harus mengapresiasi di mana target PNBP 6,9 tercapai 7,7. Sehingga mencapai hasil 109, eh, 110, 9%, ini satu prestasi yang perlu kita apresiasi.

Tapi namun demikian Pak Menteri, kalau saya memperhatikan, seperti apa juga yang disampaikan oleh Pimpinan tadi, bahwa ada 22 temuan dan rekomendasi ada 67. Dari 22 temuan tersebut, 6 temuan itu ada di pendapatan lebih khusus pada PNBP, 6 temuan. Dari sisi belanja 12 temuan, dan dari sisi aset 4 temuan.

Nah, saya tidak terlalu lama hanya saya coba kasih catatan Pak Menteri, dari temuan PNBP atau temuan pendapatan yang terkait dengan pengelolaan PNBP pelayanan navigasi, kalibrasi, penerbangan, dan penggunaan pesawat udara, penggunaan perairan serta sertifikat registrasi uji tipe pada 4 Satker di 3 Eselon I, berdasarkan laporan dari hasil pemeriksaan temuan a. 3 atas pendapatan dalam LHP SPI, dan kepatuhan nomor 30.B-HP 14.05-2021.

Temuan ini, yang pertama harus menjadi perhatian adalah PNBP jasa kalibrasi penerbangan Pak Menteri. Catatan dari laporan hasil pemeriksaan BPK, ada penetapan tarif yang tidak sesuai, taruhlah misalnya di sini untuk pesawat King Air B200GT standarnya itu tarifnya Rp4.600 per jam. Dari situ, dari poin ini, ada satu hal yang harus menjadi catatan, karena laporan BPKP menyatakan bahwa negara berpotensi kehilangan PNBP pendapatan jasa navigasi penerbangan minimal 5,7 miliar, ini catatan yang diberikan dari BPK, BPK hasil pemeriksaan.

Kemudian, PNBP jasa kepelabuhanan lainnya, penggunaan perairan pada Kantor UPP Kolonodale minimal 166 ada temuan. Tapi lagi-lagi saya katakan bahwa mungkin ini sudah ditindaklanjuti, ya saya hanya me-refer satu catatan saja Pak Menteri karena ini memberi petunjuk ada peluang kehilangan pendapatan negara. Dari sisi kehilangan PNBP pendapatan jasa navigasi penerbangan minimal. Berdasarkan catatan ini ada pemberlakuan tarif yang berbeda, pemberlakuan tarif yang berbeda ada dua macam satu 4.888 dolar, dan satu 4.600 dolar. Nah, ada laporan dari BPK bahwa terjadi kekurangan, salah menerapkan tarif, sehingga berpotensi adanya kerugian negara sebesar 5,7 miliar tadi.

(11)

Ini yang kedua, BNPB terhadap registrasi uji tipe, ini juga berpeluang untuk kehilangan PNBP. Dan, yang ketiga kekurangan PNBP BKSP dari jasa kalibrasi penerbangan, dan jasa penggunaan pesawat udara sebesar 4 koma sekian miliar. Ini data yang masuk di kami dan menjadi catatan, untuk bisa ditindaklanjuti, ya. Saya tidak menyatakan terjadi satu penyimpangan di sini, tetapi mungkin ada kekeliruan. Apakah satkernya, ataukah di bawah itu salah menetapkan tarif, terhadap penggunaan pesawat udara. Ternyata banyak sekali pendapatan-pendapatan negara, setiap terbang pesawat, ya, Pak Menteri ada ukuran-ukuran, dan ada tarif-tarif utamanya yang cargo kali ya Pak, ya.

Itu yang menjadi catatan saya Pak Menteri, yang lain-lain saya kira normatif ya, jadi ini perlu kita pikirkan dengan baik terkait ke depan, bagaimana potensi-potensi penerimaan PNBP itu, itu menjadi konsen bagi kita semuanya untuk lebih meningkatnya, meningkatkan pendapatan. Saya terima kasih dan bangga terhadap SK Pak menteri yang baru bulan Januari, yang memberikan kesempatan kepada swasta untuk melakukan pengerukan alur di setiap daerah ataukah di setiap provinsi. Ini pula yang satu dasar hukum yang dikeluarkan oleh Pak Menteri untuk meningkatkan PNBP di Kementerian Perhubungan.

Sekali lagi, ini hanya catatan Pak Menteri, tapi saya bangga dan saya berterima kasih, dan perlu kita apresiasi atas capaian, tetapi capaian ini masih perlu kita tingkatkan, ternyata pencapaiannya itu bisa melebihi 100% dari standar yang telah kita tetapkan.

Terima kasih, ini banyak catatan Pak Menteri tapi tidak usah, tapi saya anggap itu adalah sifatnya administratif, tapi kalau sifatnya kemungkinan merugikan keuangan negara, atau merugikan atau terjadi kekurangan pendapatan PNBP pasti saya akan ulas, karena satu buku ini saya coba pelajari itu yang paling prinsip menurut saya.

Saya kira demikian Pimpinan terima kasih.

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Terima kasih Pak Hamka, Bapak Dosen itu selalu membawa hasil pemeriksaan BPKnya, berapa tebal itu Pak Hamka? Berapa halaman itu, tebal ya?

F-P. GOLKAR (Drs. HAMKA B. KADY, MS):

Banyak halaman saya bawa ini, Pak.

KETUA RAPAT:

Banyak halaman, yang penting bagiannya, mana yang mau kita koreksi?

Selanjutnya Pak Dewo 5 menit, silakan Mas Dewo.

(12)

F-P. GERINDRA (SUDEWO, S.T., M.T.):

Terima kasih Pimpinan.

Pak Menteri mohon maaf itu lampunya dimatiin Pak.

Tampaknya di internal Kementerian Perhubungan ada perubahan struktur pejabat begitu ya, tolong nanti dikenalkan aja Pak, Pak Menteri ke Perhubungan Laut maupun BPSDM kalau tidak salah.

Terima kasih, yang pertama ingin saya sampaikan, saya juga memberikan apresiasi atas kinerja Menteri Perhubungan dengan seluruh jajarannya, ini merupakan satu capaian yang luar biasa mencapai WTP bukan sesuatu yang mudah, mencapai WTP sampai 9 kali berturut-turut itu sesuatu yang super sulit, tetapi kenyataannya mudah bagi Menteri Perhubungan. Ini merupakan satu kerja keras, konsisten, dan komit, saya menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya, mudah-mudahan di tahun ke depan Menteri Perhubungan selalu mendapatkan capaian yang selalu bagus.

PNBP sudah di kupas oleh senior saya, Pak Hamka, secara detil, saya hanya ingin memberikan satu masukan secara makro begitu kepada Pak Menteri Perhubungan, bahwa anggaran Kementerian Perhubungan yang begitu besar dan Insya Allah dari tiap tahunnya itu selalu bertambah, tolong menjadikan satu prioritas penggunaannya supaya PNPB itu selalu meningkat, meskipun sampai pada saat sekarang ini PNBP yang dicapai oleh Kementerian Perhubungan sesuatu yang sudah menggembirakan. Tetapi, ke depan dengan prioritas penggunaan Anggaran APBN itu bisa memberikan satu dorongan agar PNBP akan menjadi lebih besar lagi, setiap Direktorat maupun setiap Satker.

Tadi, sebenarnya sudah ingin saya minta pedalaman dari Kementerian Perhubungan, sistem atau proses dalam rangka mendapatkan PNBP ini bagaimana? Tapi sudah dijelaskan oleh Pak Menteri bahwa itu dengan sistem, dengan sistem elektronik begitu, tidak konvensional jadi sudah terjawab. Saya hanya ingin menyampaikan masukan lagi ke, tentang PNBP kepada Menteri Perhubungan, selain prioritas penggunaan anggaran, supaya BNPB kita semakin meningkat adalah, adanya struktur yang khusus menangani PNBP ini.

Meskipun PNBP ada di masing-masing Direktorat, tetapi kalau ditangani oleh struktur yang khusus yang bertanggung jawab terhadap BNPB mungkin ini akan lebih fokus, dan lebih sesuai, akan, sesuai mencapai target.

Yang kedua, Pak Menteri, kami kemarin kunjungan spesifik di Jawa Timur di antaranya adalah membahas soal Bandara Dhoho, Kediri, Gudang Garam. Di situ ada satu persoalan yang memang masih dalam satu proses belum dianggap itu sesuatu yang final, tetapi perlu ada satu kewaspadaan masalah pengendalian banjir. Bahwa, di kawasan terminal, di area bandara Dhoho itu ada 6 sungai, bahkan di bawah runway ada sungai, sungai existing ini. yang sedang dinormalisasi, sedang dinormalisasi, tetapi di tingkat, di level hilirnya yaitu di wilayah Kabupaten Nganjuk, normalisasi sungai tidak dilakukan.

(13)

Saya khawatir dengan model kerja yang semacam ini, itu over capacity di tingkat hulu, kemudian, di tingkat hilir, kemudian di tingkat hulu seolah-olah tidak ada masalah, sehingga banjir kiriman akan terjadi di Kabupaten Nganjuk, seolah-olah di kawasan bandara ini tidak ada persoalan apa-apa. Tetapi, di bagian hilir di Kabupaten Nganjuk terjadi banjir disebabkan oleh kawasan bandara ini. Saya ingin menyarankan kepada Kementerian Perhubungan supaya hal ini tidak terjadi seperti di bandara, di Bandara Ahmad Yani Semarang, seperti di Bandara Halim Perdanakusuma. Apalagi, ini Bandara Kediri merupakan Bandara yang kita dambakan untuk perkembangan perekonomian di sana.

Yang kedua, saya juga ingin menyampaikan masukan, bahwa desain Bandara Kediri hendaknya mempertimbangkan unsur manusiawi, tidak hanya masalah kemegahan estetika seperti di bandara Soekarno-Hatta, tetapi juga unsur manusiawinya. Karena apa? Karena di Bandara Soekarno Hatta, Terminal 3 itu benar-benar menjadikan pembelajaran bagi Kementerian Perhubungan untuk melakukan desain, layout pada bandara-bandara yang baru. Mungkin maksudnya Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta itu dengan jalan yang panjang akan melalui beberapa, beberapa counter begitu biar counter-nya itu bisa menjadi laku, tapi pada kenyataannya juga tidak laku, karena yang ada di ujung yang jauh di sana tidak akan mau menikmati belanja sambil perjalanan, dia malah justru buru-buru sampai pada tempat terminal yang di tuju, jadi percuma juga ini juga menjadikan satu pembelajaran.

Kemudian yang ketiga adalah perlu didorongnya Gudang Garam untuk membuat satu sentral perekonomian baru, agar pengguna Bandara Dhoho ini tidak hanya existing kondisi sosial ekonomi sekarang ini, ada, tetapi ada kreativitas dari Gudang Garam maupun Pemerintah, ada satu sentral-sentral perekonomian, apakah itu Metropolitan Kediri atau apa yang bisa di create oleh Gudang Garam sehingga akan tumbuh perekonomian di sana. Kalau perlu dengan Gudang Garam meng-create satu sentral perekonomian tersebut, bandara itu hanya merupakan satu penunjang, ya merupakan penunjang hasil yang dicapai justru dengan create ekonomi itu, ini perlu di dorong oleh Kementerian Perhubungan.

Kemudian yang ketiga, kami belajar dari kunjungan spesifik kemarin di Jawa Tengah, di Ipal Kabupaten Batang, ternyata di tengah-tengah hutan dibangun Tower, atau rumah susun, rumah susun 10 Tower, tidak ada orang.

Siapa yang akan menghuni di sana? Ini oleh Kementerian PUPR, Pelabuhannya belum ada, pabriknya satu pun belum ada, siapa yang investasi sana belum jelas, tetapi sudah dibangun di situ.

Ini mestinya menjadikan pembelajaran kepada Kementerian Perhubungan juga. Yang ingin saya sampaikan adalah terkait dengan IKN, IKN memang menjadi satu prioritas oleh Pemerintah sekarang ini, tetapi Kementerian Perhubungan saya berharap ada satu skala prioritas untuk menganggarkan, supaya tidak semua ditumpahkan infrastruktur dari Kementerian Perhubungan di IKN ini perlu dicermati dulu bagaimana penggunaannya? Ini jangan sampai hal itu terjadi.

(14)

Kemudian yang berikutnya, ke empat, Pak Menteri ini mohon maaf tahun 2024 itu sudah Pemilu dilaksanakan pada Februari 2024. Tahun politik sudah dimulai dari sekarang yaitu tahun politik tahun 2022 dan tahun 2023. Kami berharap dari Kementerian Perhubungan, Program Padat Karya itu di perbanyaklah, diperbanyak anggarannya supaya makin terasa. Karena ini juga Padat Karya maupun itu bukan tahun politik, tetapi sangat diharapkan oleh masyarakat. Jadi, seperti Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Bantek- Bantek itu, penerangan jalan umum tuh diperbanyak, ini tidak hanya semata- mata karena tahun politik, tapi ini juga diperlukan sekali oleh masyarakat. Perlu ada kejelasan dari Kementerian Perhubungan.

Yang terakhir adalah terakhir ini ada satu, satu sikap dari Kementerian Perhubungan ingin menerbitkan ODOL (Over Dimension dan Over Load) pada kenyataannya membuat satu keresahan para sopir, dan itu sesungguhnya tidak hanya sopir yang resah, pengusaha juga resah dan nantinya akan berujung kepada masyarakat secara luas. Karena dengan penertiban ODOL ini terutama over di, over load, itu akan menambah cost logistik. Dengan cost logistik berarti akan meningkatkan harga setiap komoditi, dengan harga yang ke komoditi yang naik itu justru bebannya kepada masyarakat.

Oleh sebab itu, secara pribadi maupun secara Fraksi Partai Gerindra di Komisi V, kami sangat tidak setuju kalau ini dilakukan. Perlu ada satu kajian yang sangat mendalam bahkan wacana untuk melakukan revisi Undang- Undang Lalu Lintas, itu sebaiknya dihentikan terlebih dahulu, dilakukan pengkajian secara cermat agar tidak menimbulkan suatu masalah yang baru.

Karena masalah yang baru menurut hemat kami akan lebih besar daripada masalah yang sekarang ini dihadapi.

Saya kira demikian terima kasih.

KETUA RAPAT:

Baik, terima kasih Mas Dewo, selanjutnya Pak Boyman Harun bersiap- siap Irwan, singkat, padat, jelas.

F-PAN (H. BOYMAN HARUN, S.H.):

Baik.

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Terima kasih Pimpinan yang telah memberikan kesempatan kepada saya.

Bapak Menteri beserta jajaran yang saya hormati.

Saya apresiasi terhadap WTP yang diperoleh Kementerian Perhubungan, kemudian saya juga apresiasi terhadap pendapatan BNPB yang meningkat dari target yang sudah ditentukan. Saya hanya ingin menambahkan

(15)

sedikit saja, agar pendapatan BNPB kita itu semakin banyak itu. Yang pertama tentu pembelanjaan uang kita, APBN kita artinya tepat sasaran, tepat sasaran dan bisa dimanfaatkan secara maksimal dalam hal apa pun. Kenapa saya katakan demikian? Masih banyak menurut saya penggunaan-penggunaan anggaran yang digunakan di Kementerian Perhubungan ini yang masih mangkrak. Artinya yang kita harapkan peningkatan PNPB kita ini bisa bertambah besar lagi, tetapi karena pemanfaatan penggunaan uang kita tidak maksimal, sehingga PNBP kita itu masih kurang maksimal menurut saya.

Sebagai contoh Pak Menteri di Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat itu ada pembangunan Pelabuhan Fery, Pelabuhan Ferry, itu Ferry Bangka Belitung, yang dibangun kalau tidak salah itu 35 miliar dari 2010, sampai sekarang pemanfaatan pelabuhan tersebut tidak bisa dimanfaatkan, bahkan fasilitas-fasilitas umumnya termasuk genset, mesin listriknya, dan tiang listriknya itu sudah habis hilang, dicuri orang, atau rusak gedung-gedung yang sudah hancur, pelabuhannya itu sendiri pun tidak bisa dimanfaatkan karena juga mengalami kerusakan berat.

Tetapi yang paling prinsip menurut saya dalam perencanaan pembangunan pelabuhan tersebut itu salah sekali Pak Menteri, karena dibangun di tengah-tengah alur. Di tengah-tengah alur yang mengakibatkan susahnya transportasi sungai, maupun laut ke sana, karena pelabuhan tersebut di tengah-tengah alur. Jadi, harapan saya kepada Pak menteri di dalam pemanfaatan pembangunan pelabuhan khususnya yang ada di Kabupaten Ketapang pelabuhan Bangka Belitung itu, agar menurunkan tim, menurunkan Tim Ahli. Apakah Pelabuhan itu dilanjutkan untuk dibangun, untuk diperbaiki agar bisa dimanfaatkan, atau solusi lain menurut saya harus dicabut.

Karena di tengah-tengah alur sungai pembangunannya.

Tetapi kalau harus dicabut pun, menurut saya memang harus punya perhitungan yang matang juga. Itu dia punya tiang gede-gede sekali Pak Menteri, ada sekitar 8 tiang kalau nggak salah karena yang menjorok ke laut itu. Tetapi kalau tidak dicabut menurut saya kira-kira yang paling pantas pemanfaatannya seperti apa? Menurut saya kalau diturunkan juga pelabuhan itu bisa dimanfaatkan pelabuhan laut, maupun di bisa dimanfaatkan pelabuhan sungai, karena daerahnya, daerah sungai dan daerah laut Pak Menteri.

Jadi harapan saya agar Pak Menteri menurunkan tim khusus ke Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat, untuk meninjau bahkan kalau seandainya, ini kalau seandainya Pak Menteri ada di usulkan anggaran untuk Tahun 2022 ini dalam rangka peningkatan, atau pembangunan kembali terhadap pelabuhan itu sebaiknya di pending saja dulu. Menurut saya di pending karena saya sudah turun langsung ke sana Pak Menteri, jika dibangun diperbaiki lagi saya pikir percuma juga, percuma saja kita menganggarkan itu.

Karena gedung-gedungnya sudah hancur Pak Menteri, dari kacanya sampai fasilitas-fasilitas lainnya, termasuk tiang-tiang listriknya, termasuk genset-nya, yang dulu itu sudah lengkap bisa di gunakan, sudah tidak ada lagi genset-nya, sudah dicuri orang gitu.

(16)

Jadi kalau ada penganggaran berkaitan dengan pelabuhan itu sebaiknya menurut saya di pending saja, yang terbaik turunkan tim yang benar- benar ahli untuk melakukan penilaian terhadap Pelabuhan itu, apakah layak dilanjutkan atau di stop saja, kalau di stop artinya harus dicabut, karena itu mengganggu pelayaran, transportasi pelayaran maupun kapal-kapal yang keluar masuk di sungai Ketapang Kalimantan Barat.

Saya pikir itu Ketua saran saya untuk Kementerian Perhubungan, yang jelas untuk sekarang kita apresiasi luar biasa Menteri Perhubungan WTP, dan peningkatan BNPB-nya sangat-sangat membanggakan buat kita Komisi V, yang bermitra dengan Pak Menteri.

Terima kasih.

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Baik terima kasih Pak Boyman, saya tidak ingin mengulas lebih lanjut, mempersingkat waktu saya persilahkan Pak Irwan, bersiap-siap Ibu Sadarestuwati.

F-P. DEMOKRAT (Dr. H. IRWAN, S.IP., M.P.):

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Pimpinan Komisi V yang saya hormati beserta rekan-rekan Anggota Komisi V yang saya banggakan.

Yang saya hormati, Bapak Menteri Perhubungan, Pak Sekjen, Bapak Dirjen, serta seluruh Bapak jajaran Kementerian, Pak Direktur.

Apresiasi dari saya untuk Kementerian Perhubungan terhadap prestasi- prestasi WTP dan apa namanya penilaian BPK. Tadi ada disampaikan beberapa peningkatan dari Semester 1, 2021 sampai dengan progres hari ini, progres di 24 Maret 2022 yang mana, untuk belum, tindak lanjut sudah nol, ya, dari sebelumnya di Semester 1, 2021 adalah 5. Kemudian ada peningkatan untuk yang sesuai menjadi 81,89%, tentu ini kami apresiasi. Walaupun mungkin ada yang saya pertanyakan terkait tidak dapat ditindaklanjuti itu sampai kapan, 4 rekomendasi itu terus tercantum? Kalaupun memang ada, apa namanya, kebijakan lain sehingga itu kemudian, kalau memang tidak dapat ditindaklanjuti, Apakah ada, apa, opsi lainnya yang membuat kemudian status ini kemudian kembali nol, gitu, daripada terus melekat 4 rekomendasi ini untuk TDTL ini?

Kemudian terkait optimalisasi PNBP, terutama di jasa transportasi darat, perkeretaapian, kemudian jasa transportasi laut, dan udara. Tentu kami sangat mendukung bagaimana bisa ada langkah yang konkrit dari Kementerian Perhubungan untuk kemudian mengoptimalisasi penerimaan PNBP ini. Karena kita ketahui sendiri kondisi keuangan negara saat ini memprihatinkan, ya, di beberapa komentar-komentar pejabat, terkait rencana pembangunan juga

(17)

menjadi apa namanya pembicaraan para netizen, ada yang mau urunan bangun IKN, ada yang menggunakan dana PEN yang sebenarnya sudah dibatasi untuk penggunaan tertentu sehingga optimalisasi PNBP dari Kementerian Perhubungan juga menjadi salah satu solusi untuk menggerakkan pembangunan di Republik ini.

Terkait optimalisasi PNBP di Kalimantan Timur, kami beberapa kali diskusi dengan kawan-kawan dari Kadin ataupun dari Hipmi, ada beberapa, Pimpinan, masukan dari kawan-kawan di sana terkait monopoli. Ya monopoli beberapa BUMN terutama kawan-kawan Pelindo, terkait pengelolaan pelabuhan sisi darat maupun pelabuhan di tengah laut, Pimpinan. Jadi benar- benar di sana itu rata-rata dimonopoli kawan-kawan Pelindo, dan sebagian di samping kemudian berkonflik dengan masyarakat-masyarakat lokal yang selama ini juga punya potensi untuk pengelolaan jasa transportasi, juga tentu dengan pengusaha-pengusaha lokal di sana. Karena yang berdasarkan diskusi dengan kawan-kawan Kadin, mereka juga tahu bahwa dari sisi apa namanya, profesionalisme kawan-kawan Pelindo juga punya keterbatasan SDM, juga sarana prasarana untuk kemudian memonopoli perairan yang ada di Kaltim, terutama di sektor-sektor usaha, apa namanya, pertambangan, ya. Beberapa usaha kayak pemanduan, tunda, juga usaha-usaha di pelabuhan laut lainnya.

Kemudian, termasuk juga beberapa Tersus yang PKP2B maupun BUMN kayak Pertamina melaksanakan BUP-nya sendiri. Ini juga menghilangkan potensi kesempatan pengusaha-pengusaha lokal di sana juga untuk apa namanya, punya kesempatan yang sama dalam pengelolaan Pelabuhan ini. Justru beberapa kebocoran PNBP juga bisa dari sini, optimalisasi PNBP harusnya bisa dilakukan, dimulai dengan profesionalisme pengelolaan Pelabuhan ini. Jangan ada misalnya sektor Tersus PKP2B tambang ini yang mengelola sendiri apa namanya badan usaha pelabuhannya, ini harus diserahkan ke sektor swasta lainnya, di luar PKP2B atau BUMN yang memang bisa profesional mengelola jasa transportasi di laut ya.

Kemudian, konsesi, tadi bisa disampaikan di sini bahwa salah satu fungsional PNBP untuk di laut ya adalah konsesi. Nah, di Kaltim sendiri masih banyak Persus-persus itu yang masih punya modal perjanjian saja, tidak punya izin konsesi ini yang harus kemudian disegerakan oleh Kementerian Perhubungan. Karena kalau saya melihat belum optimalnya PNBP Kemenhub itu justru banyak dari belum dilaksanakannya ya konsesi seperti ini. Ini sangat banyak kebocoran yang terjadi, yang mana kalau perusahaan-perusahaan tambang ini atau perkebunan, mereka mengelola sendiri pelabuhannya. Lebih baik konsesi ini diserahkan kepada memang yang profesional, dalam terkait apa namanya pengelolaan pelabuhanan.

Saya pikir PNBP 8 triliun itu kita apresiasi, tapi kalau kemudian Kementerian Perhubungan punya mekanisme, dan kemudian menjalankan beberapa regulasi-regulasi Kementerian yang sudah ada, saya yakin optimalisasi PNBP Kementerian Perhubungan bisa dua digit dari yang sudah ada.

Mungkin itu Pimpinan. Terima kasih banyak.

(18)

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Terima kasih.

Pak Menteri saya nanti terakhir tapi apa yang Pak Irwan sampaikan, sering yang kami bicarakan di rapat, Pak, ya. Perlu kajian lebih mendalam dari Kementerian Perhubungan terkait dengan peran serta masyarakat luas ya, sehingga ekonomi itu berkeadilan dan memberi dampak luas kepada kesejahteraan masyarakat. Jadi tidak dikuasai oleh sekelompok korporasi dan seterusnya, apalagi korporasi-korporasi besar yang sudah punya tanggung jawab seperti Pertamina, misalnya. Harusnya Pertamina itu tidak lagilah dikasih tugas masih ngurus BOP sendiri lagi, biarlah itu diserahkan kepada masyarakat. Jadi, di sini sehingga ekonomi itu berkembang dan menurut saya juga dari sisi PNBP apa yang salah gitu kalau ini kita kasih masyarakat ada semacam beauty contest dan seterusnya. Ini saya rasa yang bisa mendorong peningkatan PNBP di Perhubungan.

Selanjutnya, saya persilahkan Ibu Sadarestuwati, bersiap-siap Bu Sri Rahayu.

F-PDIP (Hj. SADARESTUWATI, S. P., M. MA.):

Terima kasih, Pimpinan.

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Selamat siang, salam sejahtera untuk kita semua.

Yang terhormat Pimpinan dan seluruh Anggota Komisi V, dan Yang terhormat Bapak Menteri beserta jajaran.

Pertama, tentunya saya memberikan apresiasi atas capaian WTP-nya, walaupun saya tadi sempat bilang sama sebelah saya ini, kakak saya yang cantik. Saya ini bingung ya BPK ini menilainya bagaimana sih sebenarnya?

Setiap, di setiap Kementerian/Lembaga ketika dinyatakan WTP, tetapi rekomendasinya itu ribuan. Ini kan bingung juga kita, ratusan gitu ya, ini okelah nggak paham saya. Tetapi saya harapkan rekomendasi ini yang diberikan oleh BPK ini rekomendasi yang tidak terlalu, apa namanya? Yang, yang nggak- nggak sangat-sangat berat yang artinya masih-masih lumrah-lumrah saja harapannya begitu.

Dan, tadi tentunya kalau rekomendasi sedemikian banyak ya bagaimana caranya ke depan rekomendasi itu bisa diturunkan. Artinya catatan-catatan itu bisa diturunkan, itu baru namanya ada kemajuan, kalau catatannya semakin banyak itu namanya tidak maju walaupun mendapatkan WTP.

Kemudian, berkaitan dengan PNBP banyak memang yang bisa didapatkan apa PNBP oleh Kementerian apa Perhubungan ini. Akan tetapi tadi

(19)

saya juga melihat ada piutang yang cukup besar juga yang tentunya ini harus segera bisa diselesaikan. Artinya paling tidak ya menambah kantongnya kementerian kan?

Kemudian saya akan bicara sedikit mungkin keluar dari konteks ini, akan tetapi juga sebenarnya ada hubungannya karena berkaitan dengan catatan- catatan tadi. Pak Menteri, di Kementerian Perhubungan ini mempunyai banyak sekolah-sekolah yang khusus, artinya di Perhubungan Darat ada STTD, di pelayaran ada STIP, kemudian di Perhubungan Udara ada kenavigasian, ada untuk sekolah Pilot, kemudian mungkin ada yang lainnya, kemudian juga di kereta api juga khusus ada sekolah Perkeretaapian. Akan tetapi belakangan ini saya melihat sebuah fenomena yang luar biasa ini di Kementerian Perhubungan. Penempatan sumber daya manusia yang tidak sesuai pada keilmuan yang mereka dapatkan, tentunya ini akan berdampak besar terhadap kinerja daripada Kementerian.

Seperti halnya saya, saya dulu sekolahnya di pertanian, Bapak, kemudian saya ditaruh di Komisi V untungnya Komisi V berkaitan dengan ke PU-an yang tidak juga jauh-jauh dari saya. Akan tetapi ini membuat saya harus kerja ekstra, belajar ekstra untuk bisa masuk betul keilmuan itu dalam diri saya.

Dan, itu butuh bertahun-tahun, sementara kalau di Kementerian itu biasanya belum menjabat satu tahun sudah dipindah lagi, bahkan bisa jadi dalam hitungan bulan belum bekerja sudah dipindah lagi. Nah, ini berakibat fatal sebenarnya terhadap kinerja dari Kementerian ini sendiri.

Nah, kalau memang seperti itu adanya tidak diperlukan spesifikasi, artinya ya toh di laut bisa orang kereta api, toh di apa darat bisa orang laut, bisa orang dari mana saja. Untuk apa kemudian harus ada sekolah khusus yang sebenarnya itu adalah untuk sebagai suporting sumber daya manusia yang ada di Kementerian ini. Mungkin kita bisa mendapati banyak sekali kasus di luar, mungkin Pak Menteri dapat ngasih laporannya pasti bagus, tetapi yang di bawah Bapak, di lapangan ini tidak ada, tidak sedikit yang carut-marut. Ini saya melihat dampaknya adalah Kementerian ini menjadi nggak bisa jejek kalau berjalan pun pasti akan apa bahasanya pincang, karena tidak didukung dengan sumber daya manusia yang sesuai dengan keilmuannya.

Maka dari itu, Pak Menteri, mohon ini dievaluasi kembali, tentunya agar Kementerian ini bisa bekerja dengan baik, semuanya bisa berjalan dengan baik. Syukur-syukur kemudian mulai lagi penataan sesuai dengan bidang keilmuannya masing-masing. Ini sebagai catatan saja Pak Menteri, kenapa saya harus berbicara karena saya sayang dan cinta dengan Kementerian ini.

Kalau tidak mungkin saya pun buat apa untuk berbicara seperti ini?

Itu mohon maaf kalau bicara saya keluar dari konteks bahasan pada pagi hari ini, terima kasih Pimpinan.

Wassalamu'alaikum Warahmattullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

(20)

Terima kasih Ibu Sadarestuwati, silakan Bu Sri Rahayu.

F-PDIP (SRI RAHAYU):

Terima kasih Pimpinan.

Assalamu'alaikum Warahmattullahi Wabarakatuh.

Pimpinan, Anggota dan Pak Menteri Perhubungan beserta seluruh jajaran yang saya hormati,

Saya langsung saja pada temuan pada halaman 7, itu progres sampai dengan 24 Maret itu masih ada beberapa yang memang belum ditindaklanjuti dan belum selesai, belum sesuai. Yang ingin saya pertanyakan Pak, tadi menyambung apa yang disampaikan Bu Restu apresiasi juga, tetapi bagaimana dengan persoalan-persoalan dalam arti hal-hal yang memang belum sesuai, kemudian belum ditindaklanjuti, kemudian ada yang TDTL dan selanjutnya, itu apa ndak ada pengaruhnya dengan WTP itu?

Kemudian Pertanyaan selanjutnya, apa sebenarnya yang yang membuat itu belum sesuai? Lalu strategi apa, dan langkah apa? Yang saya kawatirkan gini Tahun 2021 ini sudah Tahun 2022, memang berharap kita tahun 2022 tidak ada temuan, tapi kalau kita melihat dari sini ribuan temuannya karena berbagai Satker, tentu ini semakin lama bukan semakin berkurang tetapi semakin bertambah, jumlah yang belum sesuai saja sudah 222. Artinya ini 25% dari rekomendasi yang ada, atau yang diberikan oleh BPK.

Saya ingin penjelasan saja yang TDTL itu seperti apa? Yang belum selesai seperti apa? Langkahnya apa yang harus dilakukan? Sehingga betul- betul WTP itu betul-betul memang betul-betul bersih dan dalam arti layak memang layak untuk disandang begitu, tidak hanya sekedar kalimat, ataukah apa huruf, 3 huruf yang pada akhirnya masih ada catatan-catatan banyak, 25%

itu cukup besar lho Pak catatan-catatan yang apa itu mesti diperhatikan ini.

Kemudian yang ingin saya tanyakan lebih lanjut, kalau itu harus ada di kembalikan itu uang siapa yang dikembalikan? Kenapa kok sampai bisa harus mengembalikan itu? Kesalahannya sebenarnya di mana itu harus mengembalikan?

Kemudian yang kedua terkait dengan pendapatan, sampai hari ini kita tidak, selama saya 1 tahun di sini tidak pernah membahas misalnya tahun sekarang ini pendapat, oke itu pendapatan mungkin apa namanya haknya Komisi XI, tetapi dalam hal ini, dalam hal ini karena kita pendapatan ini PNBP ini ada kaitannya juga dengan mungkin perkembangan pengembangan, mungkin juga ada fasilitas-fasilitas lain yang perlu dikembangkan sehingga memerlukan anggaran, maka tentu dalam hal ini perlu disampaikan kepada kita Komisi V, sehingga kalau ada tambahan-tambahan, atau program-program, atau rencana-rencana yang terkait dengan peningkatan dari PNBP maupun BLU ini kita tahu, kita bisa mendukungnya begitu, kita bisa memberikan support terhadap anggaran yang disampaikan oleh Kementerian Perhubungan.

(21)

Nah, kalau kita tidak tahu akhirnya bertanya-tanya untuk apa nambah anggaran dalam hal ini? Lalu apa dampaknya? Kalau tidak ada dampaknya untuk apa kita menambah atau membuat anggaran tersebut? Sehingga ini sangat perlu menurut saya disampaikan kepada kita PNBP ini, kita hanya ingin tahu gambarannya saja, kita tentu tidak akan secara detail seperti Komisi XI mungkin, tetapi ini menjadi penting bagi kita dalam rangka untuk peningkatan sarana dan prasarana, maupun pembangunan baru, atau program-program baru dalam yang ada kaitannya dengan PNBP maupun BLU.

Yang ketiga, saya masih menyambung apa yang disampaikan Bu Restu tentang SDM sedikit saja. Memang problem yang kita hadapi di PNS itu begitu, tetapi artinya PNS itu kan kadang-kadang terimanya dari mana-mana, karena Eselonnya, karena jab, apa pangkatnya tinggi maka mereka berhak untuk mendapatkan tempat sesuai dengan Satkernya kan begitu. Itu problem yang dihadapi PNS, tetapi menurut saya itu bisa diantisipasi dengan mungkin pendidikan-pendidikan yang memang dipersipakan oleh Kementerian, dan itu menurut saya sudah dilakukan, tapi barangkali apa ada kasus yang seperti yang disampaikan Bu Restu itu juga menurut saya perlu perhatian supaya sumber daya manusia yang ada di Kementerian Perhubungan ini betul-betul bisa bekerja secara optimal.

Saya kira hal semacam itu penting, termasuk kan ada apa namanya, sekolah-sekolah juga yang di tangani oleh Kementerian Perhubungan, yang juga dibiayai oleh APBN, sehingga ini perlu mendapatkan perhatian dari dinas.

Saya kira itu dari saya, Pimpinan, terima kasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Terima kasih mbak yu ku, wes mbak.

Selanjutnya Pak Syarif Abdullah Alkadrie, bersiap-siap Pak Muhammad Fauzi.

F-P. NASDEM (H. SYARIEF ABDULLAH ALKADRIE, S.H., M.H.):

Terima kasih.

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh.

Selamat siang.

Yang saya hormati Pimpinan rapat, Teman-teman Komisi, Anggota Komisi V, Pak Menteri beserta jajaran.

Komentar yang pertama, Pak Menteri, ini semakin hari semakin tambah muda begitu kelihatannya, apa lagi saya lihat ketika pada waktu di kereta api dengan Bu Sri Mulyani saya pikir ini Pak Budi atau yang lain gitu. Mungkin ini, Pak Menteri yang pertama saya supaya nggak lupa karena ini merupakan

(22)

titipan dari masyarakat, walaupun di luar tapi saya kira ada kaitannya, karena sekarang ini ternyata penerbangan kita saya kira sudah 80% sampai 85%.

Yang jadi keluhan masyarakat sekarang itu berkaitan dengan penggunaan kereta antar bandara itu Pak, antar terminal itu belum berfungsi dengan baik itu, Pak Dirjen. Saya kira ini karena takut lupa saya, karena ini selalu ada WA, apa menyampaikan kita karena mungkin akan ada yang berpindahan untuk transit dan sebagainya. Itu saya kira mohon itu untuk menjadi atensi, kaitan dengan itu karena juga merupakan pelayanan dan keselamatan masyarakat.

Yang kedua, berkaitan dengan pengawasan tadi dilaporkan dari beberapa temuan yang ada, saya melihat memang cukup banyak ada 23 temuan, dan angkanya cukup lumayan juga. Dari angka-angka yang disajikan di situ, ini tentu merupakan satu hal yang harus menjadi perbaikan ke depan, karena walaupun bagaimana saya lihat Menteri Perhubungan ada beberapa kali kita mengevaluasi terhadap laporan ini selalu dapat WTP, ya tentu ini merupakan satu apresiasi, satu prestasi yang cukup baik yang harus dipertahankan. Tetapi dari sekian juga kita mengevaluasi terhadap laporan, berkaitan dengan ini masih selalu terjadi temuan-temuan yang begitu banyak, sehingga mungkin ini perlu ada strategi yang bisa untuk meminimalkan terhadap temuan ini, temuan yang sebagaimana yang kita alami.

Selain itu, tentu juga harus menjadi perhatian berkaitan dengan sanksi, karena saya mudah-mudahan itu tidak, ada yang menyampaikan masih ada terjadi bahwa ada ASN kita yang ternyata mereka punya persoalan, permasalahan di hukum tapi mendapat, mendapat apa? Mendapat, dapat apresiasi untuk mendapat suatu dudukan jabatan di ASN. Ya tentu ini harus menjadi perhatian supaya apa? Supaya ada merasakan yang lain, yang sudah bekerja baik juga harus mendapatkan reward yang baik sesuai dengan tugasnya. Tetapi kalau mereka yang sudah bermasalah masih mendapat apa, mendapatkan suatu apresiasi, mendapatkan suatu ini, ya, juga tentu ini harus menjadi koreksi kalau memang itu memang ada, nah tentu hal-hal ini harus menjadi perhatian.

Yang kedua, berkaitan dengan jasa, barkaitan dengan pendapatan PNBP, tentu kita selalu memberikan apresiasi semakin tahun selalu meningkat, walaupun target tidak sesuai , karena ada peningkatan, tetapi ada peningkatan penerimaan. Namun dengan demikian ini juga tentu harus menjadi perhatian, kira-kira yang, kan banyak itu, Pak, yang mungkin melakukan jasa navigasi, barkaitan dengan bongkar muat di wilayah-wilayah terutama wilayah sumber daya alam lah, tambang, dan sebagainya itu. Nah, itu kira-kira dalam rangka untuk pengawasannya itu, kira-kira bisa efektif tidak? Karena juga jauh-jauh ya, namun dengan demikian ada yang satu persoalan, saya juga ingin mengetahui kalau kita ke Singapura, itu kan cukup banyak itu sepanjang di laut wilayah Indonesia tambat kapal itu, itu masuk PNBP atau penerimaan ke lain? Pasti itu kan ada biaya tambat di wilayah kita, nah itu sepanjang itu cukup banyak itu, yang masuk di apa yang menunggu antrian untuk masuk, untuk apa diterima di pelabuhan Singapura. Nah, ini penerimanya itu masuk ke mana saya juga

(23)

belum mengetahui? Apakah itu juga merupakan bagian dari PNPB? Tapi ini harus menjadi perhatian.

Saya kira ini beberapa hal berkaitan dengan apa yang disampaikan di dalam kesempatan ini, ya tentu saya berharap ke depan hal-hal ini semakin baik di sektor Perhubungan. Yang kita harapkan PNBP ini juga merupakan salah satu penopang terhadap meningkatkan untuk belanja negara.

Terima kasih.

Sekian diakhiri Walahul muafiq ila aqwamithariq.

Wassalamu'alaikum Warahmattullahi Wabarakatuh.

Selamat siang dan salam sejahtera.

KETUA RAPAT:

Terima kasih Pak Syarif, silakan Pak Fauzi, bersiap-siap Pak Bambang Hermanto.

F-P. GOLKAR (MUHAMMAD FAUZI,S.E.):

Terima kasih Pimpinan.

Assalamu'alaikum Warahmattullahi Wabarakatuh.

Yang saya hormati Para Pimpinan, dan Teman-teman Komisi V,

Yang saya hormati Pak Menteri Perhubungan, Kementerian Perhubungan, Pak Sekjen, Pak Irjen, Bapak-Bapak, Ibu-Ibu.

Kalau kita melihat ya, tapi sebelumnya saya ingin juga menyampaikan sama seperti temen-temen yang lain apresiasi terhadap apa ya, atau pencapaian yang dicapai oleh Kementerian Perhubungan terutama dalam pengelolaan anggaran. Bila melihat beberapa hal yang disampaikan oleh teman-teman, bahwasanya sekali lagi ada apresiasi yang sangat luar biasa, tetapi di luar aspirasi itu juga masih banyak catatan-catatan atau rekomendasi yang perlu kita apa dalamnya atau perlu dicarikan jalan keluarnya Pak menteri.

Cukup banyak kurang lebih hampir 7 tahun lah ya WTP didapat oleh Kementerian Perhubungan ini gitu. Pada kesempatan ini saya pertama ingin meminta penjelasan, beberapa dari lembaran hasil pemeriksaan Pak, yang menurut saya sudah terlalu lama, Pak, di 2010 juga ada, Pak, misalkan di LPH 2010 temuan terkait denda keterlambatan pelaksanaan kontrak kerja oleh penyedia jasa atau pihak ketiga, PT Waskita Karya dan Manunggal Pratama Mandiri yang belum dibayar sepenuhnya total rekomendasi 4,8 miliar, Pak, ini tahun 2010 Pak masih belum terselesaikan.

Kemudian contoh lagi yang kedua di LHP 2018, ketidak sesuaian belanja barang untuk subsidi Direktorat Lalu Lintas Laut total rekomendasinya 17,44 miliar, Pak. Yang ketiga di LPH 2020, ini ada 51 rekomendasi nilainya 143,3 miliar.

(24)

Nah, pertanyaan saya, Pak, ini kan menumpuk-numpuk terus ini Pak kalau tidak diselesaikan. Pertanyaan saya mengapa proses ini terkesan berlarut-larut Pak? Kemudian langkah-langkah apa saja yang Kementerian Perhubungan akan lakukan dalam rangka menyelesaikan rekomendasi tersebut Pak? Itu yang saya ingin tahu, kemudian juga saya ingin mengetahui juga apa langkah-langkah Inspektorat, terutama dalam pengawasan internal, terhadap permasalahan-permasalahan ini, sehingga ke depan itu, itu tidak terjadi lagi Pak.

Itu yang pertama, yang kedua saya setuju apa yang disampaikan oleh Pak Dewo, mulai tahun depan bahkan tahun ini ya, ruang politik sudah mulai rame, Pak. Karena itu perlu dicatat khusus itu, Pak, usulan Pak Dewo itu mengenai padat karya.

Ketiga, saya juga memberikan apresiasi terhadap PNBP yang didapat oleh Kementerian Perhubungan ini Pak. Walaupun memang di tengah-tengah pandemi ini masih banyak keterbatasan, tetapi ada satu beberapa hal yang menurut saya ini bisa dimaksimalkan, Pak.

Misalkan, kalau ini bisa dimaksimalkan pendapatan dari yang saya ingin sebutkan ini mungkin permasalahan-permasalahan ini di jalan juga akan lebih minimalis Pak. Misalkan saya menganggap masih pendapatan di jembatan timbang itu Pak tidak maksimal Pak, sehingga ini perlu juga disiasati. Makanya saya bukan berarti menolak apa yang diusulkan oleh Pak Dewo tadi ya tentang Undang-undang Lalu Lintas itu Pak, itu urusan internal nanti mungkin kita akan bahas di internal Komisi V itu Pak. Tetapi ini salah satu ruang di mana kita sebenarnya bisa mendapatkan pendapatan non pajak. Kalau seandainya jembatan timbang ini dijalankan. Sayang, Pak, investasi di sana sudah sekian besar tidak dimaksimalkan secara baik, gitu. Jadi perlulah itu di apa, menjadi salah satu pintu bagaimana pendapatan non pajak pun bisa diambil dari sana.

Kemudian yang berikutnya saya hanya mengingatkan saja Pak, yang Pertama saya ingin mengingatkan jangan lupa Pak 2022 ini rute Makassar- Parepare kereta api Pak gitu. Kemudian yang kedua apa izin Pak, apa bandara, Pelabuhan Munte izinnya sampai sekarang saya selalu kalau ketemu Bapak selalu saya minta ini Pak, karena kebetulan juga ini di Dapil saya Pak, saya minta Munte Pak, Munte Luwu Utara Pak. Di samping itu juga, saya juga ingatkan karena permohonan juga sudah masuk Pak cargo darat Pak, di Luwu Utara juga Masamba Rampi, Masambaseko Pak itu. Itu kalau itu bisa jalan Pak apa harga barang-barang mungkin akan lebih bisa turun lagi, Pak, ya.

Yang terakhir, Pak, setelah banjir itu, Pak, marka jalan itu, Pak, relatif memang di Luwu Utara sangat memprihatinkan, Pak, karena itu juga perlu perhatian. Dan, saya juga sudah menyampaikan permohonan.

Terima kasih Pak Ketua.

Assalamu'alaikum Warahmattullahi Wabarakatuh.

(25)

KETUA RAPAT:

Terima kasih Pak Fauzi.

Kita kan revisi Pak, Undang-undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan ya, karena putusan Komisi V, bahwa ternyata, Dewo, lain, saya mau tanya apa sebabnya? Kalau ada sesuatu ngajak dong, kan gitu, itu kan ilmunya Pak Dewo Pak, kan ndak boleh sendiri-sendiri Pak di Komisi V ini harus bareng-bareng, ya to? Saya bercanda, Mas Dewo, jangan serius-serius amat. Baik kita sedang menyusun draf akademik, Naskah Akademik Undang-Undang Jalan, karena di sana angkutan online sebelum diatur sampai hari ini soal Ojol dan seterusnya, nanti kita bahas semua. Soal bagaimana materinya nanti kita bahas bersama.

Baik selanjutnya Mas Bambang, bersiap-siap Pak Edi Santana.

F-P. GOLKAR (BAMBANG HERMANTO, S.E.):

Assalamu'alaikum Warahmattullahi Wabarakatuh.

Pimpinan dan seluruh Anggota Komisi V yang saya hormati,

Pak Menteri, Pak Sekjen, Pak Irjen, Pak Dirjen dan seluruh jajaran Kementerian Perhubungan yang hadir pada hari ini.

Pertama, tentu saya ingin menyampaikan apresiasi yang setinggi- tingginya kepada Kementerian Perhubungan yang telah mendapatkan predikat wajar tanpa pengecualian. Tentu ini adalah hasil upaya kerja keras, yang luar biasa, tidak mudah, tidak gampang untuk mendapatkan WTP. Oleh karena itu harapan saya ini bisa dipertahankan untuk di tahun-tahun berikutnya.

Pak Menteri, ini saya melihat ada satu ini, Pak, terkait dengan tarif ada di sini PNBP fungsional sesuai dengan PP Nomor 15 tahun 2016. Ditetapkan 6 jenis PNBP fungsional pada Kementerian Perhubungan, terdiri dari salah satunya adalah jasa transportasi darat Pak. Jasa transportasi darat ini, maksud saya apakah di dalamnya saya belum melihat semuanya Pak, apakah di dalamnya ada mengatur tentang dasar pengenaan tarif ojek online Pak? Ini yang sering saya lihat, dan saya dapatkan Pak.

Jadi, tarif ojek online ini kan kelihatannya kita tidak ada yang mengawasi Pak, mereka ya kadang-kadang suka merubah tarif itu seenaknya sendiri. Kita tidak tahu apa alasannya tiba-tiba tarif itu berubah, bisa pagi bisa berapa, siang berapa, malam berubah juga Pak. Nah, ini tentu menjadi kewenangan Pemerintah untuk bisa mengendalikan, maka oleh karena itu kalau saya melihat dari kondisi seperti ini, persoalan ini tentu harus Pemerintah harus menyiapkan aplikasi tersendiri, yang dapat mengakomodir seluruh permintaan jasa ojek online Pak. Artinya dari setiap, dari beberapa operator ini menginduknya kepada aplikasi punya kita, punya Pemerintah, sehingga Pemerintah bisa mengendalikan, bisa memonitoring, dan tentu banyak lagi manfaat yang lainnya dari aplikasi tersebut.

(26)

Oleh karena itu, ya, terkait dengan penetapan tarif ini saya kira satu hal, monitoring terhadap tarif ojek online itu sangat penting Pak. Ini luar biasa nilainya cukup tinggi kalau kita melihat, ya mudah-mudahan ini bisa membantu kementerian hubungan, bisa mendapatkan PNBP yang cukup banyak.

Saya kira satu hal itu saja, Pak Menteri dari saya, terima kasih Pimpinan.

Assalamu'alaikum Warahmattullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT:

Terima kasih Mas Bambang, makanya Mas, kita perlu revisi lalu lintas dan angkutan jalan, ya, ini kan bagaimana ngatur PNBP dari kebijakan lainnya, ini kan belum diatur. Angkutan online maksudnya, yang kurang-kurang nanti kita lengkapi Pak Boy.

Baik, Pak Edi Santana ya silakan.

F-P.GERINDRA (Ir. EDDY SANTANA PUTRA, MT.):

Terima kasih Pak.

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Pimpinan Komisi V serta seluruh Anggota Komisi V yang saya hormati, Pak Menteri Perhubungan dan seluruh jajaran Kementerian Perhubungan yang sama saya hormati.

Yang pertama, mengenai Hasil Pemeriksaan BPK RI ya, saya ikut teman-teman jugalah memberikan apresiasi, karena juga sudah bisa mendapat predikat wajar tanpa pengecualian. Walaupun sebetulnya pemeriksaan BPK ini yang normatif aja itu, kalau sudah sesuai laporannya dengan prinsip-prinsip keuangan negara bisa-bisa WTP gitu, walaupun ada temuan-temuan. Kalau tidak bisa, tidak sesuai dengan laporan, ataupun pemeriksaan, ataupun prinsip- prinsip keuangan negara yang bisa disclaimer, nah, ini saya kira ini ya normatif.

Yang tentu yang ingin saya lebih perhatikan adalah PNBP ya, pendapatan nasional bukan pajak, nah, ini di Kementerian Perhubungan ini ada di jasa kepelabuhan, juga ada jasa perkeretaapian, dan juga mungkin juga bandara gitu. Nah, sebetulnya tadi sudah disampaikan oleh Ibu Restu, ya, kalau tidak salah, dan yang lainnya, kami sebetulnya ingin tahu Pak, detailnya jasa ke Pelabuhan itu apa gitu? Ya terutama saya gitu, apakah di Tersus itu kita tarik gitu bisa jasa kepelabuhan, ataupun, atau di penyeberangan Feri-Feri itu, Feri penyeberangan seperti di Selat Sunda, ataupun di Tanjung Api-Api ke Bangka Belitung. Yang ingin saya sampaikan kalau itu, banyak pendapatan dari penyeberangan.

Di Tanjung Api-Api itu, Pak, sekarang cenderung truk-truk yang dulu menyeberang langsung dari Tanjung Priok atau mana, ke Bangka Belitung, sekarang cenderung lewat tol dia, lewat tol ke Tanjung Api-Api baru

(27)

menyeberang. Karena ada kelebihan satu sampai satu juta setengah sopir itu Pak kalau nyebrang, lebih murah.

Jadi, bisa bawa pulang pendapatan kelebihan itu gitu, nah ini menarik ini. Nah, sekarang udah penuh, artinya 12 kapal penyeberangan Feri yang memang tidak bisa yang terlalu besar, itu, kapasitasnya, ini sudah kurang di Tanjung Api-Api itu. Nah, saya mohon ini, ini diperhatikan perlu penambahan itu, saya sudah ada laporan dari daerah perlu penambahan Roro atau Feri penyeberangan untuk khususnya truk-truk yang tadi, cenderung lewat jalan tol, dan menyeberang laut Tanjung Api-Api, itu, ke Bangka Belitung.

Nah, yang selanjutnya juga perlu diperhatikan juga, mungkin perlu tambahan-tambahan dermaganya atau jeti-nya atau bridge-nya, karena menggunakan bridge itu. ada lagi di sana kelemahan di Tanjung Api-Api itu terminalnya jelek sekali Pak Menteri, karena itu punya provinsi apakah tidak bisa dikerjasamakan provinsi menyerahkan ke Kementerian Perhubungan dan itu bisa di perbaiki gitu. Masih yang lama itulah, tidak, tidak sesuai gitu dengan sekarang sudah ramai tapi terminalnya masih seperti itu.

Nah, kemudian jasa Perkeretaapian Pak itu apa gitu? Karena di Sumatera Selatan, saya pernah mengunjungi juga PT KAI, pendapatan mereka itu pertahun 1,5 sampai 2 triliun, dari angkutan batubara. Dapat tidak kita?

Apakah cuman mengatur lalu lintas perkeretaapiannya saja gitu? Atau itu, nah ini nih kalau bisa ini kan dibicarakan artinya Kementerian Perhubungan bisa dapat, kalau itu alurnya langsung ke BUMN ini jauh Pak. Artinya ke Menteri Keuangan dulu disetor semua, nanti baru jadi APBN, itu, Menteri Perhubungan dibagi, nah ini jauh sekali ininya, nah ini bagiannya mungkin lebih kecil gitu. tapi kalau langsung berupa PNBP ini akan semakin baik.

Juga, hal yang lainnya Pak, karena Sungai Musi, ya, ini yang menyangkut juga jasa kepelabuhan, tetapi alurnya semakin dangkal saya sampaikan waktu itu dengan Pak Dirjen juga itu, nah, ini apakah tidak ada gitu upaya Sungai Musi untuk pengerukan, seperti sungai lain yang sudah mulai gitu. Karena ini akan sangat menderita sungai ini, hanya bisa 8.000 DWT di sana seharusnya bisa 15.000, gitu. Tongkang-tongkang batubara, itu kapal minyak dan sebagainya banyak dipakai masih di situ, karena kita belum ada di Pelabuhan Samudera Tanjung Carat yang katanya November kemarin ground breaking-nya tapi belum mulai juga. Nah, saya dengar ada permasalahan alih fungsi lahan dengan Kementerian Kehutanan, tapi itu sudah selesai laporan KSOP sudah selesai, dan ini mohon ditindaklanjuti secara cepat, secepatnya karena sudah dianggarkan tarik lagi, anggarkan tarik lagi. Nah, ini kita mulai ground breaking-nya kapan kepastiannya?

Kemudian yang mungkin terakhir ada penataan persimpangan Pak, kami di RDP sebelumnya itu sering menyebutkan di Ciawi, Sukabumi, di pertigaan Gadog itu ya. Gadok Puncak, nah ini sudah ada gerakan perubahan Pak, ada tindakan, apakah ini karena perintah Menteri Perhubungan ke BPJT ya? Badan Pengembangan Jalan untuk Jabodetabek, tapi sudah rapi Pak itu, hanya di persimpangan-persimpangan itu dan keluar dari Tol Ciawi itu masih gelap, nah ini saya tanya siapa yang paling bertanggung jawab untuk

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Berbagai hal yang diinginkan istri selama memberikan ASI. Jenguk anak atau istri ke sini tuh udah senang. Juga perhatian sama moral juga ya tapi itu ngga di

Untuk mengetahui perubahan index el nino saat terjadi hujan, dalam penelitian ini dilakukan metode koefisien korelasi silang dengan time lag terhadap kejadian hujan

Berdasarkan pendapat tentang tujuan membaca maka dapat ditegaskan bahwa tujuan membaca adalah untuk meningkatkan pengetahuan, serta mempersiapkan kemampuan anak dalam

Hasil Uji chi square didapatkan nilai ρ-value (0.00) <α (0.05) artinya Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan

8. Hasil pengindraan jauh berupa foto udara dihasilkan oleh … a. Wahana penginderaan jauh yang memiliki ketinggian lebih dari 1.000 km dpal pada saat perekaman

Keberhasilan stimulasi pengasaman matriks pada sumur #H zona A dan zona D dapat dievaluasi berdasarkan dari kenaikan laju produksi dan hasil grafik kurva

Deskripsi hasil validasi tersebut diatas menunjukkan bahwa bahan ajar Statistika Elementer dengan Aplikasi Minitab yang peneliti rancang sudah valid dengan melakukan

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yaitu data profil pendidikan jenjang pendidikan dasar yaitu Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah