26
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode eksplorasi, mengingat penelitian ini mencoba untuk mengembangkan dan menguji hipotesis baru, yaitu “ada peran yang signifikan dari psychological
well-being sebagai peubah mediasi antara pengaruh downsizing
terhadap perilaku kerja kontraproduktif karyawan.” 3.2 Populasi dan Sampel.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. Hasnur Group yang berada di Pulau Kalimantan tepatnya Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah dengan jumlah karyawan setelah pelaksanaan donwsizing adalah sebesar 2308 orang. Penentuan ukuran sampel dari populasi dihitung berdasarkan jumlah sampel minimum yang disyaratkan oleh alat analisis yang digunakan (Sekaran, 2011: 151).
Menurut Bungin (2004: 105) agar penelitian bisa mendapatkan sampel dengan bobot yang representatif, maka dapat digunakan rumus perhitungan sampel sebagai berikut :
= N
( ) + 1 Keterangan :
n : Jumlah sampel yang dicari N : Jumlah populasi
D : Nilai Presisi (dalam penelitian ini digunakan sebesar 90 % atau a=0,1).
27
= 2308
2308(0,1) + 1= 95,8 96
Dengan dmikian maka dari jumlah populasi 2308 diperoleh ukuran sampel minimal untuk penelitian ini adalah 96 penelitian. Jumlah sampel minimun yang diperoleh ini juga sesuai dengan pendapat Azwar (2012: 78) yang mengungkapkan bahwa secara statistika jumlah sampel yang lebih dari 60 orang sudah cukup representatif.
Berdasarkan pertimbangan rumus dan pendapat maupun teori dari peneliti sebelumnya, maka peneliti memutuskan untuk mengambil sampel penelitian dengan jumlah minimal 96 karyawan. Dalam penelitian ini pengambilan sampel menggunakan teknik
judgmental sampling, dengan kriteria sampel karyawan dengan
posisi atau jabatan karyawan minimal staf.
3.3 Pengukuran
Pengukuran atas peubah dalam penelitian ini diukur menggunakan indikator-indikator empirik (tabel 3.1). Kuesioner yang digunakan untuk peubah downsizing, peubah psycological
well-being dan peubah perilaku kerja kontraproduktif akan diukur
menggunakan skala Likert. Responden akan diminta untuk memilih salah satu jawaban dari ke lima jawaban yang paling sesuai dengan diri subjek setelah subjek membaca soal pernyataan yang ada. Untuk pernyataan favorable subjek akan mendapat skor 5 untuk respon jawaban Sangat Sesuai (SS), skor 4 untuk jawaban Sesuai (S), skor 3 untuk jawaban Netral (N), skor 2 untuk jawaban Tidak Sesuai (TS), dan skor 1 untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS). Untuk
28
pernyataan unfavorable, responden akan mendapat skor 1 untuk respon jawaban Sangat Sesuai (SS), skor2 untuk jawaban Sesuai (S), skor 3 untuk jawaban Netral (N), skor 4 untuk jawaban Tidak Sesuai (TS), dan skor 5 untuk jawaban Sangat Tidak Sesuai (STS).
Tabel 3.1: Definisi dan Indikator Empirik No Peubah Definisi Peubah Indikator Empirik 1 Downsizing Downsizing adalah
serangkaian kegiatan yang dilakukan atau dirancang untuk meningkatkan kembali efisiensi organisasi, produktivitas, dan daya saing suatu organisasi dengan strategi mengurangi jumlah ukuran tenaga kerja dalam suatu perusahaan (Freeman & Cameron, 1993; Harvey dkk, 2014)
Indikator downsizing (Harvey dkk, 2014) yaitu:
1.Perampingan perusahaan transparan dan dapat dimengerti kesesuaian kinerja produk dengan harapan.
2. Perampingan adil dan tidak memihak.
3.Perampingankacau/tidak teratur 4. Perampingan terencana 5. Perampingan demokratis 6.Perampingan dilakukan dengan perjanjian yang sesuai kebutuhan 7. Karyawan berpengaruh terhadap perampingan 8. Ada peringatan sebelumnya tentang perampingan
9.Rasa percaya terhadap keputusan pimpinan
10.Faktor pribadi berpengaruh terhadap pemecatan
11.Manajer bertanggung jawab terhadap staf
12. Karyawan dipaksa untuk lay off
13. Kompensasi finansial 14. Pelatihan kembali 15. Bantuan lain
16. Pendapatan dan manfaat menurun setelah perampingan 17. Skala perampingan (kecil <20 %; besar >20 %)
29
3.4 Teknik Analisis Data Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan hasil pengujian terhadap peubah-peubah yang di kaji dalam penelitian ini, yang meliputi peubah downsizing,
2 Psycological Well-Being
Ryff (1989) menyatakan Psycological Well Being sebagai suatu kunci yang menentukan pengembangan pribadi, dan komitmen seseorang individu untuk tetap mampu eksistensi dalam menghadapi perubahan hidup.
Ryff, & Keyes (1995) menyatakan indikator
pscyhological well-being adalah sebagai berikut :
1. Kemampuan individu untuk menerima dirinya apa adanya. 2.Kemampuan untuk membentuk hubungan yang baik dengan orang lain.
3.Kemandirian dalam menghadapi tekanan sosial 4.Kemampuan untuk mengontrol lingkungan eksternal.
5.Kondisi dimana individu memiliki tujuan dalam hidupnya. 6. Kemampuan untuk
mengembangkan potensi yang ada agar terus berkembang sebagai individu yang berkualitas. 3 Perilaku kerja kontraprodu ktif Perilaku kerja kontraproduktif merupakan bentuk perilaku karyawan yang melanggar suatu aturan yang sah dari organisasi, dan dapat
menimbulkan bahaya baik bagi organisasi maupun anggotanya. (Robinson & Bennet, 1995 ; Spector dkk, 2006). Spektor dkk (2006) menyatakan indikator perilaku kerja
kontraproduktif adalah sebagai berikut :
1.Perilaku yang berbahaya yang diarahkan kepada rekan kerja. 2.Kegagalan seorang individu untuk melakukan pkerjaan secara efektif dan sesuai dengan tujuan. 3.Tindakan mengotori atau merusak properti milik perusahaan secara sengaja. 4.Perilaku mengambil benda orang lain tanpa meminta izin kepada pemiliknya.
5.Perilaku kerja yang mengurangi jumlah waktu kerja dengan sengaja.
30 psychological well-being, dan perilaku kerja kontraproduktif.
Statistik deskriptif menurut Supramono dan Utami (2004: 31) juga digunakan untuk mempertajam pembahasan dan analisis. Sedangkan Algifari (2010 : 9) menyatakan bahwa statistik deskriptif memiliki tujuan untuk mengumpulkan, mengolah, dan menyajikan data observasi agar pihak lain dapat dengan mudah memperoleh gambaran mengenai sifat (karakteristik) objek dari data tersebut. Penyajian ini dapat dilakukan dengan pengelolaan data yang diperoleh melalui kuesioner dengan cara melakukan perhitungan rata-rata atau mean. Perhitungan interval dalam statistik deskriptif dapat dibantu dengan menggunakan rumus :
= ( − min)
I : Interval
B max : Rentang Tersetuju B min : Rentang Tertidak setuju KL : Kelas
Dengan perhitungan sebagai berikut : = (5 − 1)
5 = 0,8
Berdasarkan perhitungan tersebut maka diperoleh rentang nilai perkategori jawaban sebagai berikut :
Tabel 3.2: Rentang Nilai Per-Kategori
Kategori Rentang Nilai
Sangat tinggi >4,2
Tinggi 3,4 < x ≤ 4,2
Netral 2,6 < x ≤ 3,4
Rendah 1,8 < x ≤ 2,6
31
3.5 Teknik Analisis Untuk Pengujian Hipotesis 3.5.1 Uji Kualitas Data
1. Uji Keabsahan (Validitas)
Cara untuk menguji keabsahan sebuah instrument dapat dilakukan dengan menghitung korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor total menggunakan rumus korelasi Product
Moment. Uji keabsahan instrument ini menggunakan analisa korelasi
dengan program SPSS, dimana menurut Azwar (2012: 86) item dengan koefisien korelasi ≥ 0,30 dianggap sebagai item yang memiliki keabsahan memuaskan, oleh karena itu peneliti juga menggunakan batasan yang sama untuk menentukan tingginya koefisien keabsahan item pada penelitian ini.
2. Uji Keandalan (Reliabilitas)
Pengujian instrumen keandalan atau tidak menggunakan metode Cronbach Alpha yang mana diukur berdasarkan skala Alpha yang berkisar antara 0-1. Instrumen memiliki tingkat keandalan yang tinggi jika nilai koefisien keandalan yang diperoleh > 0,70 (Wells & Wollack, 2003).
3.5.2 Uji Asumsi Klasik
Dalam pengujian model analisis regresi linier sederhana perlu melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu yang terdiri dari
uji normalitas, dan uji heterokseditas sehingga menghasilkan
32
1. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan pengujian yang dilakukan dengan tujuan untuk membandingkan persebaran data dengan kurva distribusi normal (Boediono & Wayan, 2004). Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan Kolmogorov-Smirnov yang terdapat pada program SPSS 20.00. Data yang ada dapat dikatakan normal, apabila data tersebut memiliki nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 atau 5% (p>0,05).
2. Uji Heteroskedasitas
Pengujian ini untuk mengetahui sama atau tidaknya varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika residualnya mempunyai varian yang sama disebut homoskedastisitas dan jika variansnya tidak sama disebut terjadi heteroskedastisitas (Sunyoto, 2010 : 101)
3.5.3 Uji Regresi
Uji regresi adalah suatu analisis yang bertujuan untuk mengukur pengaruh dari peubah bebas terhadap peubah terikat (Sunyoto, 2010 : 29). Pada penelitian ini hipotesis 1 dan 2 akan menggunakan model regresi linier sederhana untuk melakukan pengujian dengan memanfaatkan program SPSS 20.0, sedangkan untuk pengujian hipotesis 3 yang memuat peubah mediasi akan dilakukan dengan menggunakan Sobel-Test. Adapun model dan rumus Sobel-Test (Preacher & Hayes, 2004) untuk memperoleh nilai pengaruh peubah mediasi adalah sebagai berikut :
33
Sab : Nilai Peubah Mediasi
a : Nilai unstrandarized coefficents dari uji pengaruh peubah IV dengan peubah mediator
Sa : Standard error dari nilai a
b : Nilai unstrandarized coefficents dari uji pengaruh peubah IV dan mediator terhadap DV.