• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM KONTROL DAN MONITORING SUHU DAN KELEMBABAN RUANGAN BUDIDAYA JAMUR BERBASIS IOT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SISTEM KONTROL DAN MONITORING SUHU DAN KELEMBABAN RUANGAN BUDIDAYA JAMUR BERBASIS IOT"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

I

SISTEM KONTROL DAN MONITORING SUHU DAN

KELEMBABAN RUANGAN BUDIDAYA JAMUR BERBASIS IOT

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Ahli Madya

Program Studi Mekatronika

Disusun oleh:

1. Nama: Hilarius Millenio Galih Santoso NIM: 181113013

2. Nama: Gregorius Nugie Perwira NIM: 181113020

PROGRAM STUDI MEKATRONIKA FAKULTAS VOKASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2021

(2)

II

IOT-BASED MUSHROOM CULTIVATION AND TEMPERATURE CONTROL AND MONITORING SYSTEM

FINAL PROJECT

Presented as partial fulfilment of the requirements to obtain the Ahli Madya degree

in Mechatronic Engineering

By:

1. Name: Hilarius Millenio Galih Santoso NIM: 181113013

2. Name: Gregorius Nugie Perwira NIM: 181113020

MECHATRONICS STUDY PROGRAM VOCATIONAL FACULTY UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2021

(3)

III

HALAMAN PERSETUJUAN

TUGAS AKHIR

SISTEM KONTROL DAN MONITORING SUHU DAN

KELEMBABAN RUANGAN BUDIDAYA JAMUR BERBASIS IOT

Disusun oleh:

1. Nama: Hilarius Millenio Galih Santoso NIM: 181113013

2. Nama: Gregorius Nugie Perwira NIM: 181113020

Telah disetujui oleh:

Pembimbing Tanggal : 29 Juni 2021

Ignatius Deradjad Pranowo, S.S., M.Eng.

(4)

III

HALAMAN PENGESAHAN TUGAS AKHIR

SISTEM KONTROL DAN MONITORING SUHU DAN KELEMBABAN RUANGAN BUDIDAYA JAMUR BERBASIS

IOT

Dipersiapkan dan ditulis oleh:

1. Nama: Hilarius Millenio Galih Santoso NIM: 181113013 2. Nama: Gregorius Nugie

Perwira NIM:

181113020

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 6 Juli 2021

dan dinyatakan memenuhi syarat Susunan Dewan

Penguji:

Ketua : Eko Aris Budi Cahyono, S.T., M.Eng.

Sekretaris : Dr.Eng. Petrus Sutyasadi, S.T., M.Eng.

Anggota : Ignatius Deradjad Pranowo, S.S., M.Eng.

Yogyakarta, 6 Juli 2021 Fakultas Vokasi Universitas Sanata Dharma Dekan

Eko Aris Budi Cahyono, S.T., M.Eng.

………

………

………

(5)

IV

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah saya sebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 12 Februari 2021 Penulis

Hilarius Millenio Galih Santoso

(6)

V

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Hilarius Millenio Galih Santoso

Nomor Mahasiswa : 181113013

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

“SISTEM KONTROL DAN MONITORING SUHU DAN KELEMBABAN RUANGAN BUDIDAYA JAMUR BERBASIS IoT”

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me- ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Atas kemajuan teknologi informasi, saya tidak berkeberatan jika nama, tanda tangan, gambar atau image yang ada di dalam karya ilmiah saya terindeks oleh mesin pencari (search engine), misalnya google.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 12 Februari 2021 Yang menyatakan

( Hilarius Millenio Galih Santoso )

(7)

VI

INTISARI

Sistem Kontrol dan Mmonitoring Suhu dan Kelembaban Rruangan Budidaya Jamur Berbasis IoT adalah sebuah alat yang digunakan untuk memantau suhu dan kelenbaban rungan budidaya jamur dengan menggunakan aplikasi blynk yang dapat membaca outputan sensor DHT 22. Dalam projek ini kami memggunakan komponen ESP 8266, relay, sensor DHT 22, LCD, serta perangkat yang menunjang stabilnya suhu dan kelembaban dalam ruangan budidaya jamur tersebut. Dari pembacaan sensor DHT 22 mengirimkan data ke ESP 8266 untuk memproses data yang dapat di tampilkan di LCD maupun di aplikasi Blynk, selain itu ESP 8266 dapat juga memerintahkan relay untuk menyemprotkan air atau menyalakan lampu agar terciptanya suhu dan kelembaban yang stabil.

Kata Kunci : ESP 8266, Sensor DHT 22, Relay, LCD

(8)

VII

ABSTRACT

The IoT-Based Control and Monitoring System for Mushroom Cultivation Room Temperature and Humidity is a tool used to monitor the temperature and humidity of the mushroom cultivation room using the Blynk application which can read the output of the DHT 22 sensor. In this project we use the ESP 8266 component, relay, and DHT sensor. 22, LCD, and devices that support the stability of temperature and humidity in the mushroom cultivation room. From the reading of the DHT 22 sensor, it sends data to the ESP 8266 to process data that can be displayed on the LCD or in the Blynk application, besides that the ESP 8266 can also command the relay to spray water or turn on the lights to create a stable temperature and humidity.

Keywords: ESP 8266, DHT 22 Sensor, Relay, LCD

(9)

VIII

DAFTAR ISI

SISTEM KONTROL DAN MONITORING SUHU DAN KELEMBABAN RUANGAN BUDIDAYA JAMUR BERBASIS IOT ... I IOT-BASED MUSHROOM CULTIVATION AND TEMPERATURE CONTROL AND

MONITORING SYSTEM ... II HALAMAN PERSETUJUAN ... III HALAMAN PENGESAHAN ... III PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... IV LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ... V INTISARI ... VI ABSTRACT ... VII DAFTAR ISI ... VIII DAFTAR GAMBAR ... IX DAFTAR TABEL ... X

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

Gambar 1.2Prototipe Pantau Otomatis Suhu dan Kelembaban Jamur ... 3

BAB II ... 4

PERANCANGAN ALAT ... 4

BAB III ... 11

HASIL ALAT ... 11

BAB IV ... 17

PENUTUP ... 17

DAFTAR PUSTAKA ... 18

DAFTAR LAMPIRAN ... 19

(10)

IX

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1.Alat Kontrol Monitoring Suhu & Kelembaban ... 2

Gambar 1.2.Prototipe Pantau Otomatis Suhu dan Kelembaban Jamur ... 3

Gambar 2.1. Desain mekanik ... 4

Gambar 2.2. Rangkaian ... 5

Gambar 2.3. Blok diagram ... 5

Gambar 2.4. Flowcart ... 6

Gambar 3.1. Diagram Suhu ... 7

Gambar 3.2. Diagram Kelembaban ... 9

Gambar 3.1. Foto alat ... 11

Gambar 3.2. Bagian-bagian Alat ... 12

(11)

X

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Kalibrasi Sensor Suhu ... 7

Tabel 1.2 Kalibrasi Sensor Kelembaban ... 9

Tabel 2.1 Daftar Komponen Mekanik ... 13

Tabel 2.2 Daftar Komponen Elektrik ... 14

(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANG

Perkembangan teknologi yang begitu pesat pada era globalisasi ini, semakin membuat segala sesuatunya menjadi mudah dan praktis. Di Indonesia budidaya jamur masih menggunakan cara manual, yaitu dengan cara penyiraman ruang jamur dengan air secara manual dibeberapa titik dan beberpa kali dalam satu hari, dan penyiraman air tergantung pada kondisi cuaca disekitarnya. Hal ini tentunya kurang efisien dari segi waktu dan tenaga.

Perkembangan teknologi semakin membuat segala sesuatunya menjadi mudah dan praktis. Dan banyak yang telah membuat dan menggunakan sistem yang sama untuk memonitoring suhu dan kelembaban jamur. Tetapi kelebihan alat ini telah melewati tahapan mengaplikasikan langsung di tempat budidaya jamur tiram dan telah mengambil data secara real dan langsung di tempat Bu Suparmi yang beralamat di Ngelarang RT 003/RW 001 Basin, Kebon Arum, Klaten. Memungkinkan dibuatnya system kontrol yang dapat mendeteksi suhu dan kelembaban ruang budidaya jamur serta dapat melakukan penyiraman secara otomatis dan dipantau dari handphone dengan aplikasi Blynk dan secara realtime.

Kelembaban dan suhu merupakan faktor yang penting dalam budidaya jamur. Karena jamur membutuhkan kelembaban dan suhu tertentu untuk dapat tumbuh dengan baik. Sehingga faktor kelembaban dan suhu ini berpengaruh pada produktivitas budidaya jamur. Dengan perkembangan teknologi elektronika, untuk memudahkan membudidaya jamur tiram maka dapat dibuat suatu sistem yang mana dapat mengontrol suhu agar suhu dalam ruangan tetap ideal di range pada suhu 26°C – 29°C serta kelembaban berkisar antara 75% – 80% dan ditambahkansistem yang dapat memonitoring ruangan budidaya secara realtime serta data pembacaan tertampil pada LCD dan aplikasi Blynk yang terdapat data base untuk perekaman pembacaan sensor DHT22.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis merancang alat yang akan direalisasikan dalam tugas akhir dengan judul “SISTEMKONTROL DAN MONITORING SUHUDAN KELEMBABAN RUANG BUDIDAYAJAMUR TIRAM BERBASIS IoT”. Diharapkan dapat mempermudah petani dalam proses monitoring area kumbung jamur dan IoT dapat merubah sistem kerja pertanian tanpa harus datang langsung ke kumbung jamur tersebut.

Dalam penelitian ini saya menggunakan sensor suhu dan kelembapan DHT22, dimana sensor DHT22 memiliki akurasi yang lebih baik daripada DHT11 dengan galat relatif pengukuran suhu 4% dan kelembaban 18%.

(13)

2

I.2. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana sistem monitoring suhu dan kelembaban ruang budidaya jamur tiram dapat dibuat prototipenya?

2. Bagaimana kombinasi ESP8266 dan sensor DHT22 mampu menjawab kebutuhan monitoring suhu dan kelembaban ruang budidaya jamur tiram secara real time?

3. Bagaimana sistem tersebut dapat diaplikasikan pada ruang budidaya jamur tiram?

I.3. BATASAN MASALAH

1.Pembuatan prototipe terbatas dengan ukuran P: 1000mm x L: 620mm x T: 600mm.

2.Kami menggunakan kombinasi sensor DHT 22 dengan ESP 8266 menggunakanyang sudah ada modul komunikasinya WiFi.

3. Kami menerapkan sistem monitoring budidaya jamur ini di rumah Ibu Suparmi yang beralamat Ngelarang RT 003/RW 001 Basin, Kebon Arum, Klaten.

I.4. REFERENSI RANCANGAN

.

Gambar 1.1 Alat Kontrol Monitoring Suhu & Kelembaban

Alat ini dapat memonitoring suhu dan kelembaban kumbung jamur tiram berbasis Arduino yang dapat memantau perkembangan suhu dan kelembaban yang terkoneksi dengan telegram.

https://youtu.be/Sw2dfR2u9Oo

(14)

3

Gambar 1.2Prototipe Pantau Otomatis Suhu dan Kelembaban Jamur Prorotipe alat ini dapat memantau secara otomatis suhu, kelembaban dan cahaya dalam rumah jamur merang berbasis IoT dan dapat penyemprotan kabut dengan water pump.

https://www.youtube.com/watch?v=CkT-TRaf3Bo I.5. SOLUSI TERPILIH

• Refrensi 1 desain prototipe dan proses dari alat monitoring suhu dan kelembaban berbasis IoT mengambil refrensi dari segi desain alat, material pembuatan prototipe, LCD, dan lampu.

• Referensi 2 desain dan proses dari alat monitoring otomatis suhu, kelembaban dan cahaya rumah jamur merang berbasis IoT. Kami mengambil nozzle spray dan water pump.

(15)

4

BAB II

PERANCANGAN ALAT

II.1. DESKRIPSI ALAT

Dalam pemeliharaan jamur membutuhkan suatu sistem control dan monitoring dikarenakan agar dapat mengetahui suhu di sekitar ruangan jamur dapat stabil dan semprotan air digunakan untuk menjaga kelembaban jamur, agar pertumbuhan jamur dalam kumbung/baglog dapat optimal.

Maka suhu dan kelembaban sangat penting bagi kumbung yang harus dijaga sesuai dengan kondisi alaminya. Dengan demikian apabila suhu lingkungan tidak sesuai dengan suhu yang dibutuhkan jamur tiram, produksi jamur akan menurun. Alat kami yang memiliki ruangan yang berukuran 1000mm x620mm x 600mm dan dapat memuat 7± kumbung/ baglog.

Kumbung/baglog sendiri merupakan tempat tumbuhnya jamur, alat ini terdapat 2 sensor DHT 22 yang 1 dapat memantau suhu dan yang 1 nya memantau kelembaban. NodeMcu ESP8266 merupakan modul wifi sekaligus mikrokontroler yang dapat di program sama dengan arduino.

Untuk menampilkan data pembacaan sensor ke aplikasi Blynk di butuhkan kode dari blynk dan terdapat juga ssid, password Wi-Fi yang dimasukkan deprogram.

II.2. PERANCANGAN MEKANIK

Gambar 2.1 Desain mekanik

Alat ini diciptakan untuk memudahkan petani jamur rumahan yang masih menggunakan cara manual dalam proses penyemprotan, pengecekan suhu dan kelembaban dalam pengontrolan jamur produksinya. Alat ini diciptakan untuk dibuatnya system kontrol yang dapat mendeteksi suhu dan kelembaban ruang budidaya jamur serta dapat melakukan penyiraman secara otomatis dan dipantau dari handphone dengan aplikasi Blynk dan secara realtime sehingga alat ini mudah dalam pengoprasiannya.

(16)

5

II.3. PERANCANGAN ELEKTRIK 1. Gambar Rangkaian

Gambar 2.2 Rangkaian

2. Gambar Blok Diagram

Gambar 2.3 Blok diagram

(17)

6

II.4. PERANCANGAN KENDALI

Start

Baca sensor DHT 22

Suhu <=26⁰C?

Lampu ON

Lampu OFF Kelembapan

>=80%?

Pompa Air ON

Timer 4s

Pompa Air OFF Suhu >=26⁰C?

Kelembapan

>=75%?

Kirim data ke aplikasi Blnyk

Selesai

Pompa Air OFF

2 s Sekali

3 Menit Sekali

Suhu >=29⁰C? Kelembapan

<=75%?

Tombol 1

Kelembapan

<=80%?

Suhu <=29⁰C?

Set Point Suhu 1

Set Point Kelembaban 1

Set Point Suhu 2

Set Point Kelembaban 2 Tombol + Tombol -

Baca sensor DHT 22

Start

Baca sensor DHT 22

Suhu <=26⁰C?

Lampu ON

Lampu OFF Kelembapan

>=80%?

Pompa Air ON

Timer 4s

Pompa Air OFF Suhu >=26⁰C?

Kelembapan

>=75%?

Kirim data ke aplikasi Blnyk

Selesai

Pompa Air OFF

2 s Sekali

3 Menit Sekali

Suhu >=29⁰C? Kelembapan

<=75%?

Tombol 1

Kelembapan

<=80%?

Suhu <=29⁰C?

Set Point Suhu 1

Set Point Kelembaban 1

Set Point Suhu 2

Set Point Kelembaban 2 Tombol + Tombol -

Baca sensor DHT 22

Gambar 2.4. Flowcart

(18)

7

II.5. KALIBRASI SENSOR DHT22

1.1 Tabel Kalibrasi Sensor Suhu

Jam Manual Sensor Selisih Keterangan

10.30 32.3 32.8 -0.5 Lampu hidup 1

11.00 33.7 34.2 -0.5 Lampu hidup 1

11.30 34.5 35.0 -0.5 Lampu hidup 1

12.00 37.1 37.6 -0.5 Lampu hidup 2

12.30 38.0 38.5 -0.5 Lampu hidup 2

13.00 38.3 38.8 -0.5 Lampu hidup 2

13.30 38.3 38.9 -0.6 Lampu hidup 2

Rata-rata -0.5

Suhu Mencari Koefisien Korelasi

r= 0.999904237

Hitung Koefisien Determinasinya D= 99.980848223

Gambar 3.1 Diagram Suhu

Koefisien determinasi (R Square atau R Kuadrat) atau di simbolkan dengan 𝑟2 yang bermakna sebagai sumbangan pengaruh yang diberikan varibel bebas atau variabel indpendent (X) terhadap variabel terikat atau variabel independent (Y), atau dengan kata lain, nilai koefisien determinan atau R Square berguna untuk memprediksi dan melihat seberapa besar kontribusi pengaruh yang diberikan variabel X secara simultan (bersama- sama) terhadap variabel Y.

⚫ Pengambilan data dari kolom 1 diagram suhu series 1 pengukuran suhu dari jam 10.00 -10.30 menggunakan sensor Hygrometer HTC-2 dengan hasil 32.3°C dan

(19)

8

pengukuran suhu series 2 menggunakan sensor DHT22 dengan hasil 32.8°C dengan selisih -5 dengan menghidupkann 1 lampu.

Pengambilan data dari kolom 2 diagram suhu series 1 pengukuran suhu dari jam 10.30 - 11.00 menggunakan sensor Hygrometer HTC-2 dengan hasil 33.7°C dan pengukuran suhu series 2 menggunakan sensor DHT22 dengan hasil 34.2°C dengan selisih -5 dengan menghidupkann 1 lampu.

Pengambilan data dari kolom 3 diagram suhu series 1 pengukuran suhu dari jam 11.00 - 11.30 menggunakan sensor Hygrometer HTC-2 dengan hasil 34.5°C dan pengukuran suhu series 2 menggunakan sensor DHT22 dengan hasil 35°C dengan selisih -5 dengan menghidupkann 1 lampu.

Pengambilan data dari kolom 4 diagram suhu series 1 pengukuran suhu dari jam 11.30 - 12.00 menggunakan sensor Hygrometer HTC-2 dengan hasil 37.1°C dan pengukuran suhu series 2 menggunakan sensor DHT22 dengan hasil 37.6°C dengan selisih -5 dengan menghidupkann 2 lampu.

Pengambilan data dari kolom 5 diagram suhu series 1 pengukuran suhu dari jam 12.00 - 12.30 menggunakan sensor Hygrometer HTC-2 dengan hasil 38°C dan pengukuran suhu series 2 menggunakan sensor DHT22 dengan hasil 38.5°C dengan selisih -5 dengan menghidupkann 2 lampu.

Pengambilan data dari kolom 6 diagram suhu series 1 pengukuran suhu dari jam 12.30 - 13.00 menggunakan sensor Hygrometer HTC-2 dengan hasil 38.3°C dan pengukuran suhu series 2 menggunakan sensor DHT22 dengan hasil 38.8°C dengan selisih -5 dengan menghidupkann 2 lampu.

⚫ Pengambilan data dari kolom 6 diagram suhu series 1 pengukuran suhu dari jam 13.00 - 13.30 menggunakan sensor Hygrometer HTC-2 dengan hasil 38.3°C dan pengukuran suhu series 2 menggunakan sensor DHT22 dengan hasil 38.9°C dengan selisih -6 dengan menghidupkann 2 lampu.

(20)

9

1.2 Tabel Kalibrasi Sensor Kelembaban

Jam Manual Sensor Selisih Keterangan

12.20 83 93.5 -0.5 Kain pel 1

12.50 85 94.7 0.8 Kain pel 1

13.20 99 91..9 7.1 Kain pel 1 dan 1 spray

13.50 99 91.0 8 Kain pel 3

14.20 99 95.4 4.6 Kain pel 2 dan 1 spray

14.50 99 96.2 3.8 Kain pel 2 dan 2 spray

15.20 99 96.6 3.4 Kain pel 2 dan 2 spray

Rata-rata 3.9

Kelembaban Mencari Koefisien Korelasi

r= 0.919842271

Hitung Koefisien Determinasinya D= 84.61098029

Gambar 3.2 Diagram Kelembaban

𝑟2

⚫ Pengambilan data dari kolom 1 diagram Kelembaban series 1 pengukuran kelembaban dari jam 11.50 - 12.20 menggunakan sensor Hygrometer HTC-2 dengan hasil 83% dan pengukuran kelembaban series 2 menggunakan sensor DHT22 dengan hasil 83.5% dengan selisih -5 dengan Kain Pel 1.

⚫ Pengambilan data dari kolom 2 diagram Kelembaban series 1 pengukuran kelembaban dari jam 12.20 - 12.50 menggunakan sensor Hygrometer HTC-2 dengan hasil 85% dan pengukuran kelembaban series 2 menggunakan sensor DHT22 dengan hasil 84.7% dengan selisih 0.8 dengan Kain Pel 1.

(21)

10

⚫ Pengambilan data dari kolom 3 diagram Kelembaban series 1 pengukuran kelembaban dari jam 12.50 - 13.20 menggunakan sensor Hygrometer HTC-2 dengan hasil 99% dan pengukuran kelembaban series 2 menggunakan sensor DHT22 dengan hasil 91.9% dengan selisih 7.1 dengan Kain Pel 1 dan 1 Spray.

⚫ Pengambilan data dari kolom 4 diagram Kelembaban series 1 pengukuran kelembaban dari jam 13.20 - 13.50 menggunakan sensor Hygrometer HTC-2 dengan hasil 99% dan pengukuran kelembaban series 2 menggunakan sensor DHT22 dengan hasil 91% dengan selisih 8 dengan Kain Pel 3.

⚫ Pengambilan data dari kolom 5 diagram Kelembaban series 1 pengukuran kelembaban dari jam 13.50 - 14.20 menggunakan sensor Hygrometer HTC-2 dengan hasil 99% dan pengukuran kelembaban series 2 menggunakan sensor DHT22 dengan hasil 95.4% dengan selisih 4.6 dengan Kain Pel 2 dan 1 Spray.

⚫ Pengambilan data dari kolom 6 diagram Kelembaban series 1 pengukuran kelembaban dari jam 14.20 - 14.50 menggunakan sensor Hygrometer HTC-2 dengan hasil 99% dan pengukuran kelembaban series 2 menggunakan sensor DHT22 dengan hasil 96.2% dengan selisih 3.8 dengan Kain Pel 2 dan 2 Spray.

⚫ Pengambilan data dari kolom 7 diagram Kelembaban series 1 pengukuran kelembaban dari jam 14.50 - 15.20 menggunakan sensor Hygrometer HTC-2 dengan hasil 99% dan pengukuran kelembaban series 2 menggunakan sensor DHT22 dengan hasil 96.6% dengan selisih 3.4 dengan Kain Pel 2 dan 2 Spray.

(22)

11

BAB III HASIL ALAT

III.1. SPESIFIKASI ALAT

Gambar 4.1 Foto Alat Sistem Kontrol dan Monitoring Suhu dan Kelembaban

Nama : SISTEMKONTROL DAN MONITORING SUHU&

KELEMBABANRUANG BUDIDAYAJAMUR TIRAM BERBASIS IoT Fungsi : Untuk mengontrol dan memonitoring suhu dan kelembaban Dimensi : Panjang 1000mm X Lebar 620mm X Tinggi 600mm Controller : NodeMCU ESP8266

Oprasional: Otomatis Elektrik :

- Water Pump Volt : 12 V, Amps : 1.8 Amper, Flow : 3.1 Liter per menit, Pressure : 80 PSI

- Lampu 25 Watt, Type G-40 Clear, Bohlam Pijar.

Mekanik : Prototipe.

Alat Sistem Kontrol dan Monitoring Suhu dan Kelembaban Ruang Budidaya Jamur Tiram berbasis IoT ini adalah alat yang berguna untuk mengontrol dan memonitoring suhu dan kelembaban yang dihadirkan dengan dimensi yang tidak terlalu besar sehinggal fleksibel, mudah untuk

(23)

12

dipindahkan dan tidak terlalu banyak memakan tempat. Alat Sistem Kontrol dan Monitoring Suhu dan Kelembaban Ruang Budidaya Jamur Tiram ini memiliki ukuran Panjang 1000mm, Lebar 620mm, dan Ketinggian alat mencapai 600mm. Tampilan Alat Sistem Kontrol dan Monitoring Suhu &

Kelembaban Jamur ini memiliki desain menarik. Alat ini menggunakan kontroler NodeMCU 8266, sehingga membuat alat ini mudah dalam perawatan, lebih murah dan mudah untuk mengontrol jamur.

(24)

13

Gambar 4.2 Bagian-bagian Alat Sistem Kontrol dan Monitoring Suhu &

Kelembaban 1. Panel Box

Demi keamanan maka istalasi elektrik dan komponen disimpan di dalam panel box.

2. Tombol

Untuk menyalakan dan mematikan sistem sehingga memudahkan operator.

3. Prototipe

Sebagai tempat pengujian sistem kontrol monitoring suhu dan kelembaban.

4. Lampu

Untuk pemanas ruangan.

5. Nozzle Spray

Untuk membuat semprotan air menjadi kabut.

6. Water Pump

Sebagai pompa air bertekanan.

7. Sensor DHT22

Sebagai sensor pembaca suhu dan kelembaban.

4 1

7

2

3 2

(25)

14

III.2. KOMPONEN-KOMPONEN ALAT Daftar komponen mekanik :

Tabel 2.1 Daftar Komponen Mekanik

No Komponen Mekanik Spesifikasi

1 Kerangka Protoripe - Fungsi:Sebagai kerangka prototipe

- P:1000mm X L:620 X T:600 - Jumlah 1 buah

2 Roda - Fungsi: Sebagai roda penggerak

- Plat 3.5cm - Diameter 50 mm - Jumlah 4 buah

(26)

15

Daftar komponen elektrik :

Tabel 2.1 Daftar Komponen Elektrik

No Komponen Elektrik Spesifikasi

1 NodeMCU ESP8266 - Fungsi: sebagai

mikrokontroler dan modul wifi.

- Jumlah 1 buah

2 Sensor DHT22 - Fungsi: mengukur suhu dan

kelembaban - Jumlah 2 buah

3 LCD 16 X 2 - Fungsi: penampil data yang

berupa tulisan maupun gambar.

- Tipe: 16X2 - Jumlah 1 buah

4 Lampu - Fungsi: Pemanas ruangan.

- Tipe: -

- Jumlah 2 buah

5 Water pump - Fungsi: Pompa penyiraman

- Tipe: -

- Jumlah 1 buah

6 Tombol - Fungsi: Sebagai tombol

- Tipe: DS-212 3A 125V 16MM

- Jumlah 3 buah.

(27)

16

III.3. CARA KERJA ALAT

1) Hubungkan kabel power dan adaptor waterpump pada stop kontak.

2) Nyalakan mifi/wifi.

3) Siapkan ember air untuk waterpump.

4) Atur set point menggunakan tombol.

5) Jika suhu >=29°C dan kelembaban <=75% akan menghidupkan pump.

6) Jika suhu <=26°C dan kelembaban >=80% akan menghidupkan lampu.

(28)

17

BAB IV PENUTUP

IV.1. KESIMPULAN

Berdasarkan perancangan, pembuatan, dan pengujian SistemKontroldan MonitoringSuhudanKelembaban Ruang Budidaya Jamur Tiram Berbasis IoT, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil perancangan system kontrol dan monitoring suhu dan kelembapan ruang budidaya jamur tiram ini belum sesuai di sensor DHT22 dalam pembacan suhu dan kelembaban kurang valid dikarenakan harus dikalibrasi sehingga mendapatkan nilai kompensasi agar sama dengan alat pembaca suhu dan kelembaban HTC-2 yang sudah teruji alatnya.

2. Setelah di lakukan pengujian pada prototipe dengan 7 kali pengujian sensor DHT22 Temperatur memiliki 𝑟2 =0.9298, 𝑟2 hampir mendekati nilai 1 sehingga dapat dikatakan valit tetapi masih memiliki nilai kompensasi sebesar 0.5 agar sama dengan HTC-2, kemudian untuk sensor DHT22 Kelembaban telah melewati 7 kali pengujian memiliki 𝑟2 =0.6392, 𝑟2 belum mendekati nilai 1 sehingga dapat dikatakan belum valid, maka harus dimasukkan nilai kompensasi sebesar 4 agar sama dengan HTC-2.

3. Perangkat yang digunakan untuk akses data suhu dan kelembapan tidak terbatas pada komputer saja, tetapi juga dapat di akses melalui Smartphone android dan iphone dengan aplikasi Blynk.

IV.2. PROSPEK PENGEMBANGAN ALAT

Pengembangan dari sistem kontrol dan monitoring suhu dan kelembaban ruang budidaya jamur tiram berbasis IoT ini dapat dikembangkan dalam hal kalibrasi sensor agar lebih akurat dan dapat di gunakan untuk jenis tanaman yang lain.

(29)

18

DAFTAR PUSTAKA

https://berbisnisjamur.com/cara-budidaya-jamur-tiram-di-daerah-

panas/#:~:text=Biasanya%20pertumbuhan%20jamur%20tiram%20akan,dengan%

20tingkat%20kelembapan%20sekitar%2070

https://ejournal.st3telkom.ac.id/index.php/infotel/article/view/16

https://repository.usm.ac.id/files/skripsi/G21A/2014/G.211.14.0133/G.211.14.0133- 10-BAB-Penutup-20190903102047.pdf

https://www.spssindonesia.com/2017/04/makna-koefisien-determinasi-r-square.html

(30)

19

DAFTAR LAMPIRAN

1. Gambar rancangan mekanik alat (gambar utama dan gambar komponen) Tampak Atas

Tampak Depan

(31)

20

2. Gambar skema rangkaian elektronik (driver motor, mikrokontroler, dsb)

(32)

21

3. Program ArduinoUNO

#define BLYNK_PRINT Serial // Comment this out to disable prints and save space

#include <LiquidCrystal_I2C.h>

#include <SPI.h>

#include <ESP8266WiFi.h>

#include <BlynkSimpleEsp8266.h>

#include <DHT.h>

#define lampu 14

#define pump 12

LiquidCrystal_I2C lcd(0x27, 16, 2);

#define DHTPIN1 2

#define DHTPIN2 0

#define DHTTYPE DHT22

DHT dht1(DHTPIN1, DHTTYPE);

DHT dht2(DHTPIN2, DHTTYPE);

char auth[] = "OwdPpPA6PqHXWzFxKKr7sXjpbMaHaC6i";

char ssid[] = "VodafoneMobileWiFi-21E202";

char pass[] = "unknown12 ";

unsigned long lastMillis1, lastMillis2, lastMillis3;

int pinbutton1 = 13;

int pinbutton2 = 15;

int pinbutton3 = 16;

float kelem1, suhu1, kelem2, suhu2;

int a = 0;

int b = 0;

int z = 0;

int x = 0;

byte statusRelay;

int d = 0;

int e = 0;

int k = 0;

int l = 0;

int suhurr;

int kelemrr;

void setup() {

Serial.begin(9600);

Blynk.begin(auth, ssid, pass);

pinMode(12, OUTPUT);

pinMode(14, OUTPUT);

lcd.init();

lcd.backlight();

dht1.begin();

dht2.begin();

digitalWrite(12, HIGH);

(33)

22

digitalWrite(14, HIGH);

pinMode (pinbutton1, INPUT);

pinMode (pinbutton2, INPUT);

pinMode (pinbutton3, INPUT);

lcd.clear();

}

void loop() { x = 0;

z = digitalRead(pinbutton3);

if (millis() - lastMillis1 >= 2000) { kelem1 = dht1.readHumidity();

suhu1 = dht1.readTemperature();

kelem2 = dht2.readHumidity();

suhu2 = dht2.readTemperature();

Blynk.run();

float kelem1;

float suhu1;

float kelem2;

float suhu2;

suhurr = (suhu1 + suhu2) / 2;

kelemrr = (kelem1 + kelem2) / 2;

float m = suhurr - 0.5;

float n = kelemrr - 4;

lcd.setCursor(0, 0);

lcd.print("Suhu :");

lcd.setCursor(8, 0);

lcd.print(m);

lcd.print(" *C");

Serial.print("suhu: ");

Serial.print(suhu2);

Serial.println("*C");

lcd.setCursor(0, 4);

lcd.print("Klmbn :");

lcd.setCursor(8, 1);

lcd.print(n);

lcd.print(" %");

Serial.print("Kelembaban: ");

Serial.print(kelem1);

Serial.println("%");

Blynk.virtualWrite(V5, n);

Blynk.virtualWrite(V6, m);

Blynk.virtualWrite(V3, 12);

Blynk.virtualWrite(V4, 14);

delay(2000);

if (n >= 90) {

kelem1 = dht1.readHumidity();

(34)

23

suhu1 = dht1.readTemperature();

kelem2 = dht2.readHumidity();

suhu2 = dht2.readTemperature();

Blynk.run();

float kelem1;

float suhu1;

float kelem2;

float suhu2;

suhurr = (suhu1 + suhu2) / 2;

kelemrr = (kelem1 + kelem2) / 2;

float m = suhurr - 0.5;

float n = kelemrr - 4;

lcd.setCursor(0, 0);

lcd.print("Suhu :");

lcd.setCursor(8, 0);

lcd.print(m);

lcd.print(" *C");

Serial.print("suhu: ");

Serial.print(suhu2);

Serial.println("*C");

lcd.setCursor(0, 4);

lcd.print("Klmbn :");

lcd.setCursor(8, 1);

lcd.print(n);

lcd.print(" %");

Serial.print("Kelembaban: ");

Serial.print(kelem1);

Serial.println("%");

Blynk.virtualWrite(V5, n);

Blynk.virtualWrite(V6, m);

Blynk.virtualWrite(V3, 12);

Blynk.virtualWrite(V4, 14);

} }

if (millis() - lastMillis2 >= 180000) { float kelem1;

float suhu1;

float kelem2;

float suhu2;

suhurr = (suhu1 + suhu2) / 2;

kelemrr = (kelem1 + kelem2) / 2;

float m = suhurr - 0.5;

float n = kelemrr - 4;

if (m <= k && n >= l) { digitalWrite(14, LOW);

} else {

digitalWrite(14, HIGH);

(35)

24

}

if ((m >= a && n <= b) && statusRelay == 0) { digitalWrite(12, LOW);

statusRelay = 1;

lastMillis2 = millis();

}

if (n >= 90) { float kelem1;

float suhu1;

float kelem2;

float suhu2;

suhurr = (suhu1 + suhu2) / 2;

kelemrr = (kelem1 + kelem2) / 2;

float m = suhurr - 0.5;

float n = kelemrr - 4;

if ((m >= a && n <= b) && statusRelay == 0) { digitalWrite(12, LOW);

statusRelay = 1;

lastMillis2 = millis();

} } }

if (millis() - lastMillis3 >= 4000) { digitalWrite(12, HIGH);

statusRelay++;

lastMillis3 = millis();

if (statusRelay == 3) { statusRelay = 0;

} }

if ( z == 1) { delay (200);

lcd.clear();

x++;

Serial.println("LOW3");

}

if ( x == 1) { lcd.clear();

tombol1 ();

} loop();

}

void tombol1 () {

z = digitalRead(pinbutton3);

d = digitalRead (pinbutton1);

(36)

25

e = digitalRead (pinbutton2);

lcd.setCursor(0, 0);

lcd.print("Suhu :");

lcd.setCursor(8, 0);

lcd.print(a);

lcd.print(" *C 1");

if (d == 1) { a = a + 1;

delay(200);

Serial.println(a);

if (a == 100) { a = 0;

lcd.clear();

}

Serial.println("LOW1");

delay(200);

}

if (e == 1) { a = a - 1;

delay(200);

Serial.println(a);

if (a <= 0) { a = 0;

}

if ( a < 10) { lcd.clear();

}

Serial.println("LOW2");

delay(250);

}

if ( z == 1) { delay(200);

lcd.clear();

x++;

Serial.println("LOW3");

}

if ( x == 2) { lcd.clear();

tombol2 ();

}

delay(200);

Serial.println(x);

tombol1();

}

(37)

26

void tombol2 () {

z = digitalRead(pinbutton3);

lcd.setCursor(0, 4);

lcd.print("Klmbn :");

lcd.setCursor(8, 1);

lcd.print(b);

lcd.print(" % 1");

if (digitalRead(pinbutton1) == 1) { b = b + 1;

Serial.println(b);

if (b == 100) { b = 0;

lcd.clear();

}

Serial.println("LOW1");

delay(200);

}

if (digitalRead(pinbutton2) == 1) { b = b - 1;

Serial.println(b);

if (b <= 0) { b = 0;

}

if ( b < 10) { lcd.clear();

}

Serial.println("LOW2");

delay(250);

}

if ( z == 1) { delay(250);

lcd.clear();

x++;

Serial.println("LOW3");

}

if ( x == 3) { lcd.clear();

tombol3 ();

}

delay(200);

Serial.println(x);

tombol2();

}

void tombol3 () {

z = digitalRead(pinbutton3);

d = digitalRead (pinbutton1);

(38)

27

e = digitalRead (pinbutton2);

lcd.setCursor(0, 0);

lcd.print("Suhu :");

lcd.setCursor(8, 0);

lcd.print(k);

lcd.print(" *C 2");

if (d == 1) { k = k + 1;

delay(200);

Serial.println(k);

if (k == 100) { k = 0;

lcd.clear();

}

Serial.println("LOW1");

delay(200);

}

if (e == 1) { k = k - 1;

delay(200);

Serial.println(k);

if (k <= 0) { k = 0;

}

if ( k < 10) { lcd.clear();

}

Serial.println("LOW22");

delay(250);

}

if ( z == 1) { delay(200);

lcd.clear();

x++;

Serial.println("LOW33");

}

if ( x == 4) { lcd.clear();

tombol4 ();

}

delay(200);

Serial.println(x);

tombol3();

}

(39)

28

void tombol4 () {

z = digitalRead(pinbutton3);

lcd.setCursor(0, 4);

lcd.print("Klmbn :");

lcd.setCursor(8, 1);

lcd.print(l);

lcd.print(" % 2");

if (digitalRead(pinbutton1) == 1) { l = l + 1;

Serial.println(l);

if (l == 100) { l = 0;

lcd.clear();

}

Serial.println("LOW11");

delay(200);

}

if (digitalRead(pinbutton2) == 1) { l = l - 1;

Serial.println(l);

if (l <= 0) { l = 0;

}

if ( l < 10) { lcd.clear();

}

Serial.println("LOW22");

delay(250);

}

if ( z == 1) { delay(250);

lcd.clear();

x++;

Serial.println("LOW3");

}

if ( x == 5) { lcd.clear();

loop ();

}

delay(200);

Serial.println(x);

tombol4();

}

(40)

29

4. Data sheet komponen yang digunakan

Gambar

Gambar 1.1 Alat Kontrol Monitoring Suhu &amp; Kelembaban
Gambar 1.2Prototipe Pantau Otomatis Suhu dan Kelembaban Jamur  Prorotipe alat ini dapat memantau secara otomatis suhu, kelembaban dan  cahaya dalam rumah jamur merang berbasis IoT dan dapat penyemprotan  kabut dengan water pump
Gambar 2.1 Desain mekanik
Gambar 2.2 Rangkaian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan adanya kekurangan dalam kinerja dari Simulasi Pengendalian Temperatur dan kelembaban pada ruang budidaya jamur tiram berbasis mikroontroler banyak hal-hal

Hasil tersebut di atas memberikan gambaran yang jelas dan memiliki prospek yang bagus bagi usaha budidaya jamur di dataran rendah dengan menggunakan teknologi pengendalian

Telah berhasil dirancang alat kontrol untuk ruang budidaya tanaman jamur yang menggunakan sensor DHT-11, sensor DS18B20, dan sensor LDR sebagai detektor pada

Alat pengontrolan suhu dan kelembaban pada miniatur budidaya jamur tiram berbasis AT Mega 328P ini akan mempertahankan suhu dan kelembaban yang telah ditentukan secara otomatis,

Alat ini dibuat untuk membantu petani jamur tiram menjaga suhu dan kelembaban rumah budidaya jamur tiram akibat dari cuaca yang sering berubah tidak

Seiring dengan perkembangan zaman, teknologi masa kini juga semakin berkembang. Terutama di era globalisasi membuat interaksi antar seluruh warga dunia menjadi

Laporan yang berjudul “Otomatisasi Pengaturan Suhu dan Kelembaban pada Budidaya Jamur Tiram” ini, dimaksudkan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan mata

- Pengujian Keseluruhan Alat dengan Pendingin Kipas Pengujian ini dilakukan diruangan dengan pendingin kipas, didapatkan hasil data lima kali pengukuran yang dilakukan secara berulang