• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran. Salah satu faktor dari dalam diri yang menentukan berhasil tidaknya dalam proses belajar mengajar adalah motivasi belajar. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Dan dalam belajar masing- masing siswa memiliki motivasi belajar yang berbada-beda. Ada siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi dan ada juga siswa yang memiliki motivasi belajar yang rendah. Oleh karena itu, terdapat dua faktor yang timbul dari motivasi belajar yaitu faktor intrinsik dan faktor ekstrinsik. Seperti yang diungkapkan oleh Uno B Hamzah (2013: 4) mengungkapkan bahwa faktor intrinsik merupakan motivasi yang berasal dari dalam, berupa hasrat, keinginan berhasil, dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita yang muncul dari dalam diri siswa itu sendiri. Sedangkan faktor ektrinsik merupakan motivasi yang berasal dari luar yaitu adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik dan ditunjang oleh fasilitas-fasilitas yang memadai serta lingkungan belajar yang kondusif memiliki kontribusi yang positif dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran secara optimal.

Meskipun motivasi siswa berbeda-berbeda menuntut ilmu adalah merupakan kewajiban bagi setiap orang muslim, baik laiki-laki maupun perempuan.

Seperti Hadits Rasulullah SAW. (dalam Syeikh Az-Zarnuji, 2016: 4) yang berbunyi :

ٍةَمِلْسُم َو ٍمِلْسُم ِِّلُك ىَلَعٌةَضْي ِرَف ُمْلِعْلا ُبَلَط جم نبا هور(

)

Artinya: “Menuntut ilmu itu wajib bagi muslim laki-laki dan muslim perempuan”.(HR. Ibnu Majah)

(2)

Motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang besifat non- intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Hasil belajar akan optimal kalau ada motivasi yang tepat. Seperti yang diungkapkan oleh Hamzah B.

Uno (2015: 23). Motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung.

Motivasi belajar merupakan kekuatan, daya pendorong atau alat pembangun kesediaan dan keinginan yang kuat dalam diri peserta didik untuk belajar secara aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan menyenangkan dalam rangka perubahan perilaku, baik dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor. Akan tetapi, siswa yang tidak memiliki motivasi yang kuat akan merasa malas dan tidak berminat untuk belajar. Hal ini bisa disebabkan oleh cara mengajar guru yang terlalu monoton, suasana kelas yang tidak nyaman seperti tidak adanya pajangan kelas yang dapat menghidupkan suasana kelas, sehingga siswa merasa bosan berada di kelas dan tidak termotivasi untuk belajar, hal lain yang menyebabkan siswa yang tidak memiliki motivasi yang kuat adalah siswa yang tidak suka dengan salah satu mata pelajaran, karena faktor siswa tidak mengerti materi yang ada di mata pelajaran tersebut dan guru yang tidak dapat menyampaikan materi tersebut dengan baik.

Salah satu upaya untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa yang tinggi adalah dengan cara menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dan guru mampu menyampaikan materi dengan baik agar siswa yang memiliki motivasi rendah dapat termotivasi untuk belajar. Hal ini bisa dilakukan guru dengan cara menerapkan pendekatan belajar sambil bermain. Seperti halnya pada mata pelajaran SBDP dengan materi membuat seni rupa dua dimensi dengan menggunakan teknik bermain kolase, sehingga siswa dapat belajar membuat karya seni dua dimensi dengan cara teknik bermain kolase. Teknik kolase merupakan teknik membuat karya seni rupa dua dimensi dengan cara menempelkan bahan- bahan tertentu di atas bidang datar. Bahan-bahan tersebut dapat merupakan benda- benda yang dibuat khusus untuk keperluan karya atau dapat juga barang-barang

(3)

bekas yang sudah tidak dapat dimanfaatkan lagi dalam kehidupan sehari-hari.

Seperti yang diungkapkan oleh Fauzi dan Mulyadi (2015: 9) mendefinisikan bahwa :

Kolase dipahami sebagai suatu teknik seni menempel berbagai macam materi selain cat, seperti kertas, kain, kaca, logam dan lain sebagainya kemudian dikombinasi dengan penggunaan cat (minyak) atau teknik lainnya. Berbagai material kolase dapat direkatkan pada beragam jenis permukaan, seperti kayu, plastic, kertas, kaca dan sebagainya untuk dimanfaatkan atau difungsikan sebagai benda fungsional atau karya seni.

Dengan belajar membuat karya seni rupa dua dimensi menggunakan teknik bemain kolase, siswa akan merasa lebih senang karena dalam mempelajari materi yang diajarkan siswa tidak hanya mendengarkan guru menjelaskan materi yang secara monoton tanpa ada praktek langsung, akan tetapi siswa langsung ikut berpartisipasi bagaimana cara membuatnya. Dan dari hasil karya siswa yang dibuat, dapat dikomunikasikan atau ditempelkan di dinding kelas, sehingga menghasilkan display kelas yang indah. Hal ini bertujuan untuk mengapresiasi hasil karya siswa serta dapat menghidupkan suasana kelas yang edukatif dan siswa merasa nyaman belajar di kelas dengan adanya display kelas.

Bahasa yang sederhana display kelas yaitu sering disebut dengan istilah pajangan kelas. Display kelas merupakan tampilan pada ruang kelas dengan berbagai karya kreativitas peserta didik atau guru serta media visual lainnya yang menunjang dalam proses pembelajaran di kelas. Seperti yang diungkapkan oleh Pribadi (dalam Samsinar, S 2015: 109) mengemukakan bahwa :

Display kelas yaitu penataan kelas dengan memberikan gambar- gambar yang menarik yang memuaskan indra peserta didik. Display digunakan sebagai sarana informasi dan pengetahuan yang menarik bagi peserta didik. Display ini bervariasi mulai dari benda sesungguhnya (real object) sampai kepada benda tiruan atau replica dan model. Penggunaannya dilakukan dengan memamerkannya disuatu tempat tertentu sehingga pesan atau informasi yang terdapat di dalamnya dapat diamati dan dipelajari oleh peserta didik.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas IV-B pada hari Kamis, 08 Desember 2016 yang dilakukan di MI Al-Washliyah Perbutulan Kab. Cirebon pada mata pelajaran SBDP yang terjadi di lapangan, ditemukan bahwa kurangnya motivasi belajar siswa pada mata pelajaran SBDP, hal ini disebabkan karena siswa

(4)

tidak mengerti materi yang ada di mata pelajaran tersebut karena cara mengajar guru yang terlalu monoton, kurangnya kreativitas siswa dalam mengaplikasikan atau mempraktekan karya seni yang ada di mata pelajaran SBDP hal ini karena kurangnya kreativitas guru dalam menyampaikan materi serta mempraktekan karya seni-karya seni yang terdapat di mata pelajaran SBDP. Akan tetapi, dalam hal ini di kelas IV-B terdapat display kelas atau pajangan kelas yang dapat memperindah atau menghidupkan kelas. Meskipun hanya beberapa saja yang tertempel di dinding kelas. Namun, hal ini dapat membuat siswa merasa nyaman berada di kelas dan fokus pada proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran SBDP.

Untuk menyikapi hal tersebut perlu kiranya ditemukan solusi pemecahannya dalam rangka perbaikan pembelajaran yang kondusif, inovatif dan kreatif yaitu, dapat menciptakan suasana kelas yang menyenangkan dengan pendekatan belajar sambil bermain dan memperindah serta menghidupkan suasana kelas dengan adanya display kelas, hal ini agar siswa merasa nyaman ketika belajar di kelas dan merasa termotivasi untuk belajar. Salah satu caranya yaitu dengan cara mendisplay kelas menggunakan hasil karya siswa membuat seni rupa dua dimensi dengan teknik bermain kolase.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, penulis merasa tertarik untuk mengadakan penelitian, dengan judul “Pengaruh Penerapan Teknik Bermain Kolase melalui Display Kelas Terhadap Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran SBDP Kelas IV di MI Al-Washliyah Perbutulan Kab. Cirebon”.

B. Identifikasi Masalah

1. Tidak adanya hiasan di dalam kelas, sehingga siswa merasa kurang nyaman belajar di kelas.

2. Kurangnya kreativitas guru dalam mengelola kelas.

3. Kurangnya kreativitas siswa dalam membuat atau menghias kelas.

4. Kurangnya motivasi belajar siswa pada mata pelajaran SBDP.

(5)

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka dalam penelitian ini peneliti memfokuskan penelitian dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran SBDP melalui teknik bermain kolase dengan menghasilkan display kelas atau pajangan kelas yang indah.

D. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran SBDP dengan penerapan teknik bermain kolase di MI Al-Washliyah Perbutulan Kab. Cirebon ?

2. Bagaimana motivasi belajar siswa pada mata pelajaran SBDP dengan penerapan teknik bermain kolase ?

3. Bagaimana pengaruh penerapan teknik bermain kolase melalui display kelas terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran SBDP Kelas IV-B di MI Al-Washliyah Perbutulan Kab. Cirebon ?

E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui motivasi belajar siswa pada mata pelajaran SBDP Kelas IV-B di MI Al-Washliyah Perbutulan Kab. Cirebon.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam pembelajaran SBDP dengan penerapan teknik bermain kolase di MI Al-Washliyah Perbutulan Kab.

Cirebon.

b. Untuk mengetahui motivasi belajar siswa pada mata pelajaran SBDP dengan penerapan teknik bermain kolase.

c. Untuk mengetahui pengaruh penerapan teknik bermain kolase melalui display kelas terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran SBDP Kelas IV-B di MI Al-Washliyah Perbutulan Kab. Cirebon.

(6)

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

a. Mendapatkan teori baru tentang motivasi belajar siswa pada mata pelajaran SBDP dengan penerapan teknik bermain kolase melalui display kelas.

b. Sebagai dasar seorang penulis untuk penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Sekolah

Meningkatkan mutu sekolah melalui peningkatan hasil motivasi belajar siswa.

b. Bagi Guru

Sebagai bahan rujukan dan wawasan guru agar lebih kreatif dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran SBDP serta mendapatkan ide baru dari hasil karya siswa melalui teknik bermain kolase.

c. Bagi Siswa

Memberikan suasana kelas yang indah sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dengan baik serta meningkatkan kreativitas siswa dengan penerapan teknik bermain kolase.

d. Bagi Peneliti

Memberikan pengalaman yang sangat berharga sebagai calon guru serta dapat menambah wawasan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dengan penerapan teknik bermain kolase melalui display kelas.

Referensi

Dokumen terkait

P., 2018, Model Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Lingkungan Kerja serta Dampaknya terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Studi pada Karyawan PT Bank CIMB Niaga, TBK

• NFA memiliki kemampuan untuk berada pada beberapa state pada waktu yang sama.. • Transisi dari suatu state

program PMT-P di Desa Sukojember wilayah Kerja Puskesmas Jelbuk telah sesuai dengan Panduan PMT-P Kemenkes dan Juknis PMT-P Kabupaten Jember, namun untuk aspek

Input data, yaitu: data Sumber PLN, Trafo, Saluran, dan beban yang diperoleh dari sistem yang terkait dengan catu daya Kawasan GI PUSPIPTEK dalam hal ini menggunakan catu

A lihat pergerakan lingkaran berputar berlawanan jarum jam; segitiga dan kotak berputar searah jarum jam dengan berubah

Gugus Tugas Pencegahan dan Penanganan Tindak Pidana Perdagangan Orang Pusat, yang selanjutnya disebut Gugus Tugas Pusat adalah lembaga.. koordinatif yang bertugas

Pada akhirnya kondisi tersebut berdampak pada anak-anak, yaitu anak tumbuh dan berkembang dengan kurang memiliki jiwa sosial terutama sikap toleransi terhadap

Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa persentase larutan kapur sirih terbaik untuk bahan perendaman pada pembuatan keripik talas ketan adalah 20% dan lama