• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR. PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) PADA BERBAGAI URINE TERNAK YANG DIPERKAYA BAKTERI DIAZOTROPIK OLEH: SABRI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TUGAS AKHIR. PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) PADA BERBAGAI URINE TERNAK YANG DIPERKAYA BAKTERI DIAZOTROPIK OLEH: SABRI"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

PERTUMBUHAN BIBIT KAKAO (Theobroma cacao L.) PADA BERBAGAI URINE TERNAK YANG DIPERKAYA BAKTERI

DIAZOTROPIK

OLEH:

SABRI 1422040364

JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKAJENE

DAN KEPULAUAN

2017

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah swt, atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir yang berjudul: Pertumbuhan Bibit Kakao (Theobroma cacao L.) pada berbagai urin ternak yang diperkaya bakteri diaszotropik. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah pada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW, beliaulah rasul utusan Allah swt dan menjadi sang revolusioner sejati yang senantiasa memberi petunjuk jalan kepada seluruh ummat manusia.

Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan studi pada Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.

Dalam penyelesaian laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. oleh sebab itu,

penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penulisan laporan ini :

1. Ibunda dan ayahanda yang telah mengasuh, segenap keluarga yang selalu membantu baik moril dan materil.

2. Dr. Ir. H. Darmawan, M.P.selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.

3. Dr.Junaedi.S.P., M.P. selaku Ketua Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan.

4. Dr. Kafrawi, S.P.,M.P. Sebagai dosen pembimbing I.

5. Dr. Asmawati.S.P.,M.P. Sebagai dosen pembimbing II

6. Seluruh teman-teman mahasiswa se-angkatan dan se-almamater Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.

7. Seluruh staf dosen dan teknisi Jurusan Budidaya Tanaman Perkebunan.

Penulis menyadari bahwa isi laporan ini masih jauh dari bentuk kesempurnaan, oleh karenanya kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun, sangat penulis harapkan demi kesempurnaan laporan selanjutnya. Besar harapan kami semoga isi laporan ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.

Pangkep, 21 Mei 2017

Penulis

(5)

ABSTRAK

Sabri (1422040364) Pertumbuhan Bibit Kakao (Theobroma cacao L.) pada Berbagai Urin Ternak yang Diperkaya Bakteri Diaszotropik di bawah bimbingan Kafrawi dan Asmawati.

Percobaan bertujuan mendapatkan informasi tentang pemanfaatan berbagai urine hewan ternak yang diperkaya dengan isolat bakteri diazotropik yang terbaik dalam memacu pertumbuhan bibit tanaman kakao. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Politeknik Pertanian Negeri Pangkajene Kepulauan. Penelitian menggunakan rancangan percobaan dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 macam perlakuan urine ternak (U) yaitu kontrol (U0), urine sapi + bakteri diazotropik (U1), urine kambing + bakteri diazotropik (U2), dan urine kuda + bakteri diazotropik (U3).

Setiap perlakuan terdapat empat unit pengamatan dengan tiga ulangan sehingga terdapat 48 unit pengamatan. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pada perlakuan urine kambing berbakteri diazotropik memberikan pertumbuhan bibit kakao terbaik terhadap pertumbuhan tinggi tanaman (18,22 cm), jumlah daun (9,83 helai) dan volume akar (10,79 mL), sedangkan perlakuan urine kuda berbakteri diazotropik memberikan pertumbuhan bibit kakao terbaik terhadap pertumbuhan diameter batang (4,51 mm) dan luas daun (45,30 cm2).

(6)

DAFTAR ISI Halaman

HALAMAN PENGESAHAN ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PENGUJI ... ii

KATA PENGATAR ... iii

RINGKASAN ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL . .. ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan dan Kegunaan ... 5

1.3 Hipotesis... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA... 6

2.1 Sistematika Tanaman Kakao ... 6

2.2 Morfologi tanaman kakao ... 6

2.3 Syarat Tumbuh Tanaman Kakao ... 9

2.4 Pupuk Organik Cair ... ... 10

2.5 Kandungan Urine Kambing ... ... 11

2.6 Kandungan Urine Kuda ... ... 12

2.7 Kandungan Urine Sapi ... ... 12

III. METODOLOGI ... 14

3.1 Waktu Dan Tempat ... 14

3.2 Alat Dan Bahan ... 14

3.3 Metode Peercobaan ... 14

3.4 Pelaksanaan Percobaan ... 14

3.5 Parameter Pengamatan ... 12

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 17

4.1 Hasil ... 17

4.2 Pembahasan ... 21

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 24

5.1 Kesimpulan ... 24

5.2 Saran ... 24

DAFTAR PUSTAKA ... 25

LAMPIRAN ... 27 RIWAYAT HIDUP

(7)

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Rata –rata Tinggi Tanaman ( cm Bibit kakao setelah perlakuan Urin

Ternak berbakteri diazotropik Umur 3b ... 17

2. Rata-rata Jumlah Daun (helai) Bibit Kakao Setelah Perlakuan

Urin Ternak berbakteri diazotropik Umur 3 bst ... 18 3. Rata-rata luas daun (cm2) bibit kakao setelah perlakuan

urin ternak berbakteri diazotropik umur 3 bst ... 20 4. Rata-rata Volume Akar (cm2) Bibit Kakao Setelah Perlakuan Urin

Ternak berbakteri diazotropik Umur 3 bst. ... 20 5. Komposisi Pupuk Kandang Cair yang Berasal dari Berbagai

Hewan Ternak ... 21

.

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

1. Dena penyusunan polybag di lapangan ... 28 2. Lampiran 1a.Rata-rata tinggi tanaman (cm) pengaruh pemberian berbagai

macam pupuk organik cair urine ternek pertumbuhan bibit kakao ... 29 3. Rata-rata jumlah daun (helai) pengaruh pemberian berbagai macam pupuk

organik cair urine ternak terhadap pertumbuhan bibit kakao ... 30 4. Rata-rata diameter batang (mm) pengaruh pemberian berbagai macam

pupuk organik cair terhadap urine ternak terhadap pertumbuhan bibit kakao ... ... 31 5. Luas daun (cm) pengaruh pemberian berbagai macam pupuk cair terhadap

urine ternak terhadap pertumbuhan bibit kakao ... 32 6. Rata-rata volume akar (ml) pengaruh pemberian berbagai macam pupuk

cair terhadap urine ternak terhadap pertumbuhan bibit kakao... 33

`

(9)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan komoditas andalan perkebunan Indonesia yang memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Pada tahun 2014, kakao menjadi salah satu sumber pendapatan dan penyumbang devisa ketiga subsektor perkebunan dengan nilai sebesar US $ 1,24 miliar. Sementara itu, perkembangan perkebunan kakao di Indonesia meningkat pesat dalam kurun waktu 20 tahun terakhir yaitu pada tahun 2015 luas areal perkebunan kakao Indonesia tercatat seluas 1,72 juta ha. Sebagian besar (88,48%) dikelola oleh perkebunan swasta dengan sentra produksi utama adalah Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesia Tenggara, Sulawesi Barat, Lampung dan Sumatera Utara (Susanti, 2014).

Keberhasilan pengembangan kakao amat ditentukan oleh mutu bibit kakao yang baik sehingga diharapkan pertumbuhan vegetatif dan generatif serta produksi juga akan baik. Salah satu hambatan dalam pembibitan adalah kurang tersedianya unsur hara dalam media tumbuh pembibitan yang digunakan. Karena itu, untuk memenuhi kebutuhan unsur hara bagi tanaman dilakukan pemberian pupuk pada media tersebut sehingga diharapkan pertumbuhan semai tanaman yang sehat dapat tercapai (Desiana, dkk., 2013).

Pupuk yang diberikan kepada tanaman berdasarkan sifatnya ada dua macam, yaitu pupuk organik dan anorganik. Pupuk organik merupakan pupuk yang berasal dari bahan pelapukan sisa-sisa tanaman, hewan, serasah, sampah dan limbah organik lainnya. dijadikan pupuk organik yang memiliki kandungan hara yang dapat

(10)

mendukung kesuburan tanah dan pertumbuhan mikroorganisme dalam tanah. Pupuk kandang adalah limbah organik yang dapat

Pupuk organik, baik berbentuk padat maupun cair mempunyai fungsi yang penting yaitu untuk menggemburkan lapisan tanah permukaan (top soil), meningkatkan populasi jasad renik, mempertinggi daya serap dan daya simpan air, yang keseluruhannya dapat meningkatkan kesuburan tanah. Ada beberapa jenis pupuk organik yang berasal dari alam, yaitu pupuk kandang, pupuk hijau, kompos, humus, pupuk hayati dan limbah industri pertanian (Sutedjo, 1999; Anwar dan Suganda, 2006).

Jenis pupuk kandang berdasarkan jenis ternak atau hewan yang menghasilkan kotoran antara lain adalah pupuk kandang sapi, pupuk kandang kuda, pupuk kandang kambing atau domba, pupuk kandang babi, dan pupuk kandang unggas (Hasibuan, 2016). Terdapat dua jenis pupuk kandang, yaitu pupuk kandang padat dan pupuk kandang cair. Pupuk kandang membuat tanah menjadi lebih subur, gembur, dan mudah diolah.Pupuk kandang cair merupakan pupuk yang diperoleh dari urin hewan atau ternak. Urin hewan yang digunakan sebagai pupuk kandang berwarna cokelat dengan bau menyengat. Bau ini disebabkan oleh kandungan unsur nitrogen (Novizan, 2007).

Pupuk organik cair memberikan beberapa keuntungan, misalnya pupuk ini dapat digunakan dengan cara menyiramkannya ke akar ataupun di semprotkan ke tanaman dan menghemat tenaga. Sehingga proses penyiraman dapat menjaga kelembaban tanah.

Pupuk organik cair dalam pemupukan jelas lebih merata, tidak akan terjadi penumpukan konsentrasi pupuk di satu tempat,

(11)

hal ini disebabkan pupuk organik cair 100 % larut. Sehingga secara cepat mengatasi defesiensi hara dan tidak bermasalah dalam pencucian hara juga mampu menyediakan hara secara cepat (Priangga, dkk., 2013).

Pupuk organik cair dari urin sapi, kuda dan kambing ini merupakan pupuk yang berbentuk cair tidak padat yang mudah sekali larut pada tanah dan membawa unsur- unsur penting guna kesuburan tanah. Namun, pupuk organic cair dari urine sapi, kuda dan kambing ini juga memiliki kelemahan, yaitu kurangnya kandungan unsur hara yang dimiliki jika dibandingkan dengan pupuk buatan dalam segi kuantitas (Sutanto, 2002).

Penggunaan pupuk kandang perlu memperhatikan sifat-sifatnya karena tiap-tiap jenis hewan yang dipelihara menghasilkan pupuk kandang dengan sifat yang berbeda- beda sehingga berbeda pula pengaruhnya terhadap tanaman. (Fatchullah, 2011) melakukan penelitian terhadap pertumbuhan kangkung darat yang diberi perlakuan berbagai macam urin ternak menyimpulkan bahwa urin ternak berpengaruh nyata terhadap semua perubah pengamatan pertumbuhan dan hasil taninaman kangkung darat.

Urin kambing menghasilkan pertumbuhan yang terbaik dibandingkan urin sapi dan kelinci. Peningkatan tinggi tanaman, lebar daun, bobot segar kangkung darat umur 21 hst oleh pengaruh perlakuan urin kambing (U2) berturut-turut adalah sebesar 27.63 %, 43 % dan 23 % dibandingkan dengan kontrol.

Menurut Parnata (2004), pupuk organik cair adalah pupuk yang kandungan bahan kimianya maksimum 5% karena itu, kandungan N, P dan K pupuk organik cair relatif rendah. Oleh sebab itu, perlu dilakukan penambahan

(12)

unsur hara kedalam urine pupuk kandang.Teknik penambahan unsur hara dapat ditempuh dengan penambahan mikroorganisme Plant Growt Promoting Rhizobacteria ke dalam urine sapi. PGPR adalah bakteri yang bersifat menguntungkan bagi tanaman.

Kafrawi (2014) telah berhasil menemukan isolat bakteri MG14 yang bersifat diazotrof yaitu bakteri dari jenis Bacillus pumilus yang berhasil diisolasi dari pertanaman bawang merah dan memiliki kemampuan memproduksi nitrogen sebesar 2935,59 ppm. Selain itu, juga mampu memproduksi biostimulan berupa auksin dan gibberelin masing- masing sebesar 1,60 ppm dan 11,52 ppm serta melarutkan fosfat sebesar 243,33 ppm.

Bakteri penambat nitrogen secara biologis biasanya disebut bakteri diazotrof (Glick, 1995). Konsep aerobik diazotrof adalah bakteri yang berada di sekitar perakaran tanaman yang mampu menggunakan molekul N2 sebagai sumber nitrogen untuk pertumbuhannya. Pada umumnya bakteri ini mempunyai mekanisme untuk melindungi enzim dari pengaruhnya oksigen meskipun bakteri ini sendiri memerlukan oksigen untuk respirasi dan pembentukan ATP. Mekanisme ini dikenal dengan istilah perlindungan respirasi. Penelitian ini berupaya melihat respon bibit kakao terhadap pemberian berbagai jenis pupuk kandang cair yang berasal dari urine ternak yang diperkaya dengan isolat bakteri diazotropik MG14.

(13)

1.2 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan percobaan ini adalah untuk mendapatkan informasi tentang pemanfaatan berbagai urine hewan ternak yang diperkaya dengan isolat bakteri diazotropik yang terbaik dalam memacu pertumbuhan bibit tanaman kakao, sedangkan kegunaannya adalah dapat menjadi sebuah wacana atau pedoman dalam pengaplikasian urin hewan sebagai pupuk organik cair berbakteri diazotropik dan menjadi sumber informasi mengenai metode penggunaan pupuk organik cair terhadap pertumbuhan tanaman kakao.

1.3 Hipotesis

Terdapat jenis urin ternak berbakteri diazotropik yang terbaik dalam memacu pertumbuhan bibit kakao.

(14)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistematika Tanaman Kakao

Tanaman Kakao Kakao termasuk tanaman perkebunan berumur tahunan.Tanaman tahunan ini dapat mulai berproduksi pada umur 3-4 tahun.Tanaman kakao menghasilkan biji yang selanjutnya bisa diproses menjadi bubuk coklat.

Sistematik tanaman kakao menurut Tjitrosoepomo (1988) adalah sebagai berikut:

Divisi : Spermathophyta Anak Divis : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae Anak Kelas : Dialypetelae

Ordo : Malvales

Famili : Sterculiaceae Genuds : Theobroma

Spesies : Theobroma cacao L 2.2 Morfologi Tanaman Kakao

A Akar

Sistim perakaran kakao sangat berbeda tergantung dari keadaan tanah tempat tanaman tumbuh. Pada tanah-tanah yang permukaan air tanahnya dalam terutama pada lereng – lereng gunung, akar tunggang tumbuh panjang dan akar-akar lateral menembus sangat jauh ke dalam tanah. Sebaliknya pada tanah yang permukaan air tanahnya tinggi, akar tunggang tumbuh tidak begitu dalam dan akar lateral berkembang dekat permukaan tanah.

(15)

Ukuran akar tanaman kakao untuk panjang lurus ke bawah kira-kira ± 15 meter dan akar untuk kesamping ± 8 meter. Akar tunggang ini berbentuk kerucut panjang, tumbuh lurus ke bawah, bercabang-cabang banyak dan bercabang cabang lagi. Warna akarnya adalah kecoklatan. Perkembangan pada sebagian besar akar lateral tanaman kakao berada pada dekat permukaan tanah Menurut (Hall 1932 dalam PPKKI, 2010),

B Batang dan cabang

Menurut Hall (1932 dalam PPKKI, 2010), Tinggi tanaman kakao jika dibudidayakan di kebun maka tinggi tanaman kakao umur 3 tahun mencapai 1,8–3 meter dan pada umur 12 tahun dapat mencapai 4,5–7 meter. Tinggi tanaman tersebut beragam , dipengaruhi oleh intensitas naungan dan faktor-faktor tumbuh yang tersedia.

Tanaman kakao asal biji, setelah mencapai tinggi 0,9–1,5 meter akan berhenti tumbuh dan membentuk jorket (jorquette). Jorket adalah tempat percabangan dari pola percabangan ortotrop ke plagiotrop dan khas hanya pada tanaman kakao. Pembentukan jorket didahului dengan berhentinya pertumbuhan tunas ortotrop karena ruas-ruasnya tidak memanjang. Pada ujung tunas tersebut, stipula (semacam sisik pada kuncup bunga) dan kuncup ketiak daun serta tunas daun tidak berkembang. Dari ujung perhentian tersebut selanjutnya tumbuh 3–6 cabang yang arah pertumbuhannnya condong ke samping membentuk sudut 0–60º dengan arah horisontal. Cabang-cabang itu disebut dengan cabang primer (cabang plagiotrop). Pada cabang primer tersebut kemudian tumbuh cabang-cabang lateral (fan) sehingga tanaman membentuk tajuk yang rimbun (PPKKI, 2010).

(16)

C Daun

Sama dengan sifat percabangannya, daun kakao juga bersifat dimorfisme. Pada tunas ortotrop, tangkai daunnya panjang, yaitu 7,5-10 cm sedangkan pada tunas plagiotrop panjang tangkai daunnya hanya sekitar 2,5 cm (Hall (1932) dalam PPKI, 2010). Tangkai daun bentuknya silinder dan bersisik halus, bergantung pada tipenya (Hall (1932) dalam PPKI, 2010).

PPKKI (2010), juga menjelaskan bahwa salah satu sifat khusus daun kakao yaitu adanya dua persendian (articulation) yang terletak di pangkal dan ujung tangkai daunyang membuat daun mapu membuat gerakan untuk menyesuaikan dengan arah datangnya sinar matahari. Bentuk helai daun bulat memanjang (oblongus), ujung daun meruncing (acuminatus) dan pangkal daun runcing (acutus). Susunan daun tulang menyirip dan tulang daun menonjol ke permukaan bawah helai daun. Tepi daun rata, daging daun tipis tetapi kuat seperti perkamen.Warna daun dewasa hijau tua bergantung pada kultivarnya. Panjang daun dewasa 30 cm dan lebarnya 10 cm. Permukaan daun licin dan mengkilap (PPKKI, 2010).

D Bunga

Tanaman kakao bersifat kauliflori. Artinya, bunga tumbuh dan berkembang dari bekas ketiak daun pada batang dan cabang. Tempat tumbuh bunga tersebut semakin lama semakin membesar dan menebal atau biasa disebut denganbantalan bunga (cushioll). Bunga kakao mempunyai rumus K5C5A5+5G (5) artinya, bunga disusun oleh 5 daun kelopak yang bebas satu sama lain, 5 daun mahkota, 10 tangkai sari yang tersusun dalam 2 lingkaran dan masing-masing terdiri dari 5 tangkai sari tetapi hanya 1 lingkaran yang fertil, dan 5 daun buah yang bersatu (Anonymus, 2013).

(17)

Bunga kakao berwarna putih, ungu atau kemerahan.Warna yang kuat terdapat pada benang sari dan daun mahkota.Warna bunga ini khas untuk setiap kultivar.

Tangkai bunga kecil tetapi panjang (1-1,5 cm). Daun mahkota panjangnya 6-8 mm, terdiri atas dua bagian.Bagian pangkal berbentuk seperti kuku binatang (claw) dan bisanya terdapat dua garis merah.Bagian ujungnya berupa lembaran tipis, fleksibel, dan berwarna putih (Anonymus, 2013).

2.3 Syarat Tumbuh Tanaman Kakao a Tanah

Sifat-sifat tanah yang mempengaruhi pertumbuhan dan produksi tanaman adalah sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Sifat kimia tanah meliputi kadar unsur hara makro dan mikro dalam tanah, kejenuhan basa, kapasitas tukar kation, tingkat keasaman tanah dan kadar bahan organik yang relatif mudah diperbaiki dengan teknologi yang ada.

Sementara itu, sifat fisik tanah yang meliputi tekstur, struktur, konsistensi, dan kedalaman efektif tanah (solum) sangat sulit untuk diperbaiki (PPKKI, 2004).

Tanaman kakao dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian tempat 0–600 meter di atas permukaan laut (dpl) dan menghendaki lahan dengan kemiringan kurang dari 45 % dengan kedalaman tanah efektif lebih dari 150 cm. Tekstur tanah terdiri atas 50 % pasir, 10-20 % lempung (PPKKI 2003). Pada tanah yang memiliki tingkat keasaman (pH) 6- 7,5, tidak lebih tinggi dari 8 dan tidak lebih rendah dari 4 pada kedalaman tanah 1 meter. Hal tersebut disebabkan terbatasnya ketersediaan hara pada pH tinggi dan efek dari Al, Mn dan Fe pada Ph rendah (Siregar, 2008).

(18)

b Iklim

Tempat pembibitan mutlak mendapat naungan yang cukup. Naungan yang baik dengan fungsi menahan sebagian sinar matahari dan angin kencang. Naungan tambahan berupa atap dengan fungsi mengurangi intensitas penyinaran dan tetesan air hujan (PPKKI, 2004).

Tanaman kakao dapat tumbuh secara optimal pada 100LS sampai 100LU. Curah hujan yang dikehendaki antara 1.500 sampai 2.500 mm/tahun dengan suhu maksimum 300c sampai 320c. Namun untuk dapat berproduksi secara optimal, tanaman kakao sangat dipengaruhi oleh keadaan iklim. Iklim merupakan faktor yang meliputi curah hujan, suhu, kelembaban udara, penyinaran sinar matahari dan kecepatan angin (PPKKI, 2003)

2.4 Pupuk Organik Cair

Pupuk adalah semua bahan yang ditambahkan ke dalam tanaman untuk menyediakan unsur hara bagi pertumbuhan dan produksi tanaman. Dengan demikian pemupukan dimaksudkan untuk memberikan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman sedangkan tujuan pemupukan adalah untuk menambah unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman supaya pertumbuhannya lebih baik sehingga berproduksi secara maksimal (Novizan, 2002).

Pupuk organik ramah lingkungan dari limbah ternak itu bisa memutus ketergantungan petani terhadap pupuk urea atau pupuk kimia lainnya. Dengan demikian, para petani tak perlu repot memikirkan dan membeli pupuk urea, cukup tanaman dipupuk dengan menggunakan pupuk organik yang berasal dari limbah urine sapi (BPP Jatinom, 2013). Pupuk organik mempunyai efek jangka panjang yang baik

(19)

bagi tanah, yaitu dapat memperbaiki struktur kandungan organik tanah dan selain itu juga menghasilkan produk pertanian yang aman bagi kesehatan, sehingga pupuk ini dapat digunakan untuk pupuk ramah lingkungan.

Pupuk organik cair memberikan beberapa keuntungan, misalnya pupuk ini dapat digunakan dengan cara menyiramkannya ke akar ataupun di semprotkan ke tanaman dan menghemat tenaga, Sehingga proses penyiraman dapat menjaga kelembaban tanah.

Pupuk organik cair dalam pemupukan jelas lebih merata, tidak akan terjadi penumpukan konsentrasi pupuk di satu tempat, hal ini disebabkan pupuk organik cair 100 % larut.

Sehingga secara cepat mengatasi defesiensi hara dan tidak bermasalah dalam pencucian hara juga mampu menyediakan hara secara cepat (Priangga, dkk., 2013).

Kelebihan dari pupuk organik ini adalah dapat secara cepat mengatasi defesiensi hara, dan mampu menyediakan hara secara cepat. Dibandingkan dengan pupuk cair anorganik, pupuk organik cair umumnya tidak merusak tanah dan tanaman. Walaupun digunakan sesering mungkin, selain itu pupuk ini juga memiliki bahan pengikat, sehingga larutan pupuk yang diberikan ke permukaan tanah bisa langsung digunakan oleh tanaman.

Supardi dan Anif (2001) menyatakan pupuk organik cair memberikan beberapa keuntungan, misalnya pupuk ini dapat digunakan dengan cara menyiramkannya ke akar ataupun di semprotkan ke tanaman dapat mengjaga kelembaban tanah dan menghemat tenaga.

2.5 Kandungan Urine Kambing

Urine kambingmemiliki manfaat yang sangat besar untuk mengatasi masalah ketergantungan petani terhadap penggunaan pupuk kimia (anorganik), selama ini lahan pertanian di indonesia telah di hajar dengan berbagai jenis kimia baik itu daripupuk ,

(20)

pestisida, herbisida dan fungisida. Untuk menanggulangi penurunan kualitas atau kesuburan tanah pertanian, selain urine kambingjuga memiliki manfaat yang sama untuk mengembalikan kesuburan tanah pertanian seperti sediakala secaraorganik.

Londra. 2008.

2.6 Kandungan Urin Kuda

Urin kuda memiliki manfaat dan bisa meguragi mengunakan bahan kimiawi untuk meningkatkan tersedianya unsur hara yang dikandung dan berbagai zat-zat yang di butuhkan oleh tanaman urin kuda dengan kemplek seperti nitrogen, fosfor, kalium (NPK) Dengan demikian urin kuda sangat layak menggantikan pupuk kimia karena memiliki komposisi utamanya adalah Nitrogen (N): 1,4 hingga 2,2 %, Fosfor (P): 0,004

% dan Kalium (K). 1,15 hingga 1,25% Sehingga dapat mengurangi penggunaan pupuk anorganik dan meningkatkan hasil tanaman secara maksimal. Adanya bahan organik dalam Biourine mampu memperbaiki sifat fisika tanah. (Susanto, 2002).

2.7 Kandungan Urin Sapi

Urin sapi merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan ketersediaan, kecukupan, dan efisiensi serapan hara bagi tanaman yang terkandung berbagai zat-zat yang dibutuhkan oleh tanaman, kandungan kimiawi urin sapi sangat komplek seperti nitrogen, fosfor, kalium (NPK). Dengan demikian, urin sapi sangat layak menggantikan pupuk kimia karena memiliki komposisi utamanya adalah Nitrogen (N): 1,20 hingga1,29%, Fosfor (P): 0,6 hingga 0,7 % dan Kalium (K) 1,6 hingga 2,1 % sehingga dapat mengurangi penggunaan pupuk anorganik dan meningkatkan hasil tanaman secara maksimal. Adanya bahan organik dalam Biourine mampu memperbaiki sifat fisika, kimia, dan biologi tanah. Pemberian pupuk organik cair seperti Biourine merupakan

(21)

salah satu cara untuk mendapatkan tanaman bayam organik yang sehat dengan kandungan hara yang cukup tanpa penambahan pupuk (Dharmayanti, dkk., 2013).

2.8 Bakteri Diazotropik

Nitrogen merupakan salah satu unsur makro yang berperan penting se bagai penyusun utama asam amino yang digunakan untuk sintesis peptida dan protein serta berbagai komponen biologis, namun ketersediaan unsur nitrogen dalam tanah sering sangat terbatas. Sumber nitrogen (N2) paling banyak terdapat di atmosfer, yaitu sekitar 78-80%. Dalam bentuk N2, nitrogen tidak dapat langsung dimanfaatkan oleh tanaman sehingga perlu diubah terlebih dahulu menjadi nitrat atau amonium agar dapat tersedia bagi tanaman (Handayanto et al., 2007).

Fenomena fiksasi nitrogen atmosfer dikenal sebagai diazotrofi (diazotrophy) atau penambatan nitrogen secara biologis (biological nitrogen fixation) sehingga mikroba yang mampu melakukan fiksasi nitrogen disebut sebagai diazotrof (diazotroph) atau penambat nitrogen (Yuwono. T, 2006).

Penggunaan bakteri pemfiksasi N non simbiotik lebih luas dibandingkan dengan simbiotik. Genus bakteri pemfiksasi N non simbiotik aerob yang telah dikenal adalah Azospirillum, Derxia, Mycobacterium, Beijerinckia, Azomonas, dan Azotobacter (Widiastuti et al., 2010)

(22)

III. METODOLOGI

3.1

Waktu dan Tempat

Percobaan ini berlangsung dari September 2016 hingga Desember 2016.

Pelaksanaan kegiatan percobaan untuk tugas akhir dilaksnakan Politeknik Pertanian Negeri Pangkep di jurusan budidaya tanaman perkebunan Desa Manddalle Kecamatan Mandalle Kabupaten pangkajene dan kepuluan provensi Sulawesi selatan .

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan adalah cangkul, skop, ember, cawan petris, parang,l abel, gelas ukur alat tulis-menulis dan alat pengukur, ispoit, timbagan analitik, gunting.

3.3 Metode Percobaan

Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 macam perlakuan 50 mL urine ternak + bakteri diazotropik (U) yaitu kontrol (U0), urine sapi + bakteri diazotropik (U1), urine kambing + bakteri diazotropik (U2), dan urine kuda + bakteri diazotropik (U3). Setiap perlakuan terdapat empat unit pengamatan dengan tiga ulangan sehingga terdapat 48 unit pengamatan. Denah percobaan dapat di lihat pada lampiran 1.

3.4 Pelaksanaan percobaan

3.4.1 Kultur Isolat Bakteri Diazotropik MG14

Isolat bakteri MG14 diperbanyak dengan cara ditumbuhkan pada media Nutrient Agar (NA) dengan melakukan penggoresan sebanyak 8 kali secara zig-zag. Setelah diinkubasi selama 72 jam pada 28 ± 2oC, isolat bakteri pada media NA diencerkan dalam larutan 3,64 g MgSO47H20 L-1 (3,64 g = [0.01] x 1 L aquades x 364,46massa relative

)

(23)

agar dinding sel bakteri tidak mengalami lisis, filtrat kultur bakteri kemudian dihitung kepadatan populasinya dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 660 nano meter (nm), dengan optical dencity 0,06 (108).

3.4.2 Penambahan Isolat Bakteri Diazotropik pada Pupuk Kandang Cair

Urin ternak ditampung dari pelepasan urin hewan pertama kali di pagi hari. Satu liter urin ternak (sapi, kambing dan kuda) masing-masing sesuai perlakuan dicampur dengan filtrat kultur bakteri sebanyak 2% kemudian difermentasi selama 14 hari.

Menurut Sholeh (2012), pupuk cair sudah dapat digunakan setelah melalui beberapa proses selama 14 hari dengan indikator bau ureum pada urin sudah berkurang atau hilang. Proses fermentasi yang dilakukan dengan menambahkan agens hayati sebanyak 2%.

3.4.3 Persiapan media tanam

Pupuk kandang kambing dibersihkan dari sisa-sisa sampah kemudian dicampur dengan tanah dengan perbandingan 1:1 dan dimasukkan ke dalam polybag berukuran 20 cm × 25 cm.

3.4.4 Penanaman

Benih dari buah kakao dipilih dari bagian tengah buah kemudian dibersihkan dari pulpnya dengan menggunakan jarin. Deder benih pada karung goni yang dibasahi dengan air dan di diamkan selama 24 jam. Benih yang telah berkecambah selanjutnya ditanam pada media tanam dalam polybag. Tiap polybag diisi satu buah biji kakao.

3.5 Pemeliharaan

a. Penyiraman, dilakukan pada pagi dan sore hari atau tergantung pada kondisi media tanam.

(24)

b. Penyiangan, dilakukan apabila ada gulma yang tumbuh pada polybag.

3.6 Parameter Pengamatan

Parameter pengamatan pada pecobaan ini terdiri atas komponen pertumbuhan vegetatif, sebagai berikut:

1. Tinggi tanaman (cm) pada akhir percobaan, diukur mulai dari leher akar hingga pucuk teratas.

2. Jumlah daun (helai) pada akhir percobaan, dihitung semua daun yang terbentuk sempurna

3. Diameter batang (cm) pada akhir percobaan, diukur 2 cm diatas leher akar tanaman.

4. Luas daun (cm2), diukur pada akhir percobaan yang dihitung pada daun ketiga dari atas dengan menggunakan rumus:

LD (cm2) = Berat Kertas Proyeksix Luas Kertas Standar Berat Kertas Standar

5. Volume akar (ml), diukur pada akhir percobaan dengan metode pengukuran gelas ukur. Masukkan akar tanaman yang terbentuk pada gelas ukur berisi air kemudian hitung peningkatan kenaikan permukaan air pada gelas ukur. Hitung selisih kenaikan permukaan air sebelum dan setelah dimasukkannya akar tanaman.

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya keapada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul:

Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang merupakan prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan

seseorang yang dipengaruhi oleh pembandingan-pembandingan dengan orang lain yang baru saja dijumpai yang berperingkat lebih tinggi atau lebih rendah pada karakteristik yang sama..

Terbentuknya sudut datang gelombang akan mempengaruhi nilai arus sejajar pantai dimana dapat memungkinkan sedimen dasar berpindah sepanjang pantai dan terendapkan

Dyah dan Sudjarni (2016) menyatakan bahwa kupon obligasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan hargaobligasi korporasi berperingkat tinggi di Bursa

Dengan ini menyatakan bahwa tugas akhir saya dengan judul “Evaluasi Proses Produksi Pembuatan Mesin Las Potong pada Bengkel Mesin Family Technic” merupakan hasil

Perlindungan hukum terhadap anggota penyimpan dana pada koperasi CU Khatulistiwa Bakti belum sepenuhnya terakomodir dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 tentang

Prinsip kerja dari teknik kendali kesalahan paritas adalah dengan menghitung jumlah bit 1 dalam satu kata pada sisi pengirim lalu menset bit paritasnya, kemudian disisi