• Tidak ada hasil yang ditemukan

FACTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN BBLR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "FACTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN BBLR"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

FACTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN BBLR FACTORS AFFECTING LOW BIRTH EVENTS

Margareta Rinjani1, Nopa Utari2, Melia Rosita3

Sekolah Tinggi ilmu Kebidanan Adila Di Kota Bandar lampung, Jl.Soekarno Hatta Baypass Rajabasa Bandar Lampung, 3500 Tlp/Fax (0721) 784370

[email protected] , [email protected] [email protected]

ABSTRAK

Kota Bandar Lampung tahun 2017 didapatkan 1,1% dari total bayi lahir Hidup (20.427). Bila dibandingkan tahun 2017 kasus BBLR juga 1% dari 17.052 kelahiran hidup. Adanya kasus BBLR ini menandakan masih adanya ibu hamil dengan status gizi kurang sehingga melahirkan bayi dengan berat badan rendah atau kurang dari 2500 gram. Tujuan Penelitian Untuk Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian BBLR. Metodologi Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik dengan pendekatan case control (kasus kontrol).Populasi Dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin yang melahirkan berjumlah 929, dengan jumlah sampel 99 orang. Teknik Pengumpulan data dengan menggunakan data sekunder. Hasil Penelitian Distribusi frekuensi yang beresiko BBLR yang dilahirkan di berdasarkan usia sebanyak (81,7%), paritas (45,9%), jarak kelahiran (12,8%), preeklmasi (81,7%), riwayat BBLR (78,9%), gamelli (75,3%), kunjungan (ANC 55,0%). Kesimpulan: Preeklamsi merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi kejadian BBLR dengan nilai p-value sebesar 0,000 dan OR = 9,588.

Saran Pelatihan atau seminar kesehatan mengenai pencegahan dan managemen penatalaksanaan bayi BBLR. Sehingga diharapkan seluruh petugas kesehatan dapat memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat

Kata Kunci: BBLR, Ibu bersalin

ABSTRAK

Bandar Lampung City in 2017 obtained 1.1% of the total live birth babies (20,427). When compared to 2017 LBW cases are also 1% of 17,052 live births. The existence of this LBW case indicates that there are still pregnant women with poor nutritional status, giving birth to babies with low body weight or less than 2500 grams. Research Objective To find out the factors that influence LBW events. Research Methodology:

This study used an analytical research design with a case control approach. Population In this study were 929 maternal births with 99 samples. Data collection techniques using secondary data. Results: Frequency distribution at risk of LBW born based on age (81.7%), parity (45.9%), birth spacing (12.8%), preeclampsia (81 , 7%), history of LBW (78.9%), gamelli (75.3%), visits (ANC 55.0%). Conclusion:

Preeclampsia is the most dominant variable affecting the incidence of LBW in a p-value of 0,000 and OR = 9.588. Suggestion: Health training or seminar on prevention and management of LBW infants. So hopefully all health workers can provide quality services to the community

Keywords: LBW, Mother giving birth

(2)

PENDAHULUAN

Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2.500 gram tanpa memandang masa kehamilan (Atikah dan Cahyo, 2010).

Menurut Manuaba, 1998 dalam buku Anik Maryunani tahun 2013 menyatakan BBLR merupakan istilah prematuritas yang telah diganti, karena terdapat dua bentuk penyebab kelahiran bayi dengan berat badan kurang dari 2.500 gram yaitu karena usia kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat badan lahir rendah dari semestinya, sekalipun umur cukup atau karena kombinasi keduanya.

Pada bayi BBLR banyak sekali risiko terjadi permasalahan pada sistem tubuh, oleh karena kondisi tubuh yang tidak stabil. Bayi BBLR akan meningkatkan angka kesakitan dan bahkan angka kematian bayi. Kematian perinatal pada bayi BBLR adalah 8 kali lebih besar dari bayi normal. Bila hidup, akan dijumpai kerusakan syaraf, gangguan bicara, dan tingkat kecerdasan rendah (Atikah dan Cahyo, 2010).

Kota Bandar Lampung tahun 2017 didapatkan 1,1% dari total bayi lahir Hidup (20.427). Bila dibandingkan tahun 2017 kasus BBLR juga 1% dari 17.052 kelahiran hidup. Adanya kasus BBLR ini menandakan masih adanya ibu hamil dengan status gizi kurang sehingga melahirkan bayi dengan berat badan rendah atau kurang dari 2500 gram. hal ini juga berpengaruh terhadap cakupan KI dan K4 yang sudah berhasil mencapai 95% pada tahun 2016 yang menujukkan bahwa dengan keberhasilan ini, ibu hamil yang ada diwilayah dapat terpantau oleh bidan atau tenaga kesehatan.

(Dinkes Kesehatan, 2017).

Penyebab dan dampak BBLR sangat kompleks. Nutrisi yang jelek dimulai dari pertumbuhan janin dalam rahim akan

mempengaruhi seluruh siklus kehidupan.

Hal ini memperkuat risiko terhadap kesehatan individu dan meningkatkan kemungkinan kerusakan untuk generasi masa depan. Gizi buruk, yang terlihat dengan rendahnya tinggi badan ibu (stunting), dan berat badan di bawah normal sebelum hamil dan kenaikan berat badan selama hamil merupakan salah satu dari prediktor terkuat persalinan dengan BBLR.

Secara ilmiah intervensi nutrisi seperti suplemen makanan selama kehamilan pada remaja, wanita usia subur dan selama hamil terbukti efektif dalam mencegah BBLR (Achadi, E.L., Kusharisupeni, 2000).

Beberapa penelitian diperoleh bahwa faktor- faktor yang turut mempengaruhi kematian bayi adalah masih rendahnya status gizi ibu hamil, masih rendahnya pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif, buruknya kondisi kesehatan lingkungan, seperti rendahnya cakupan air bersih dan sanitasi serta kondisi perumahan yang tidak sehat, belum optimalnya pemanfaatan Posyandu di samping determinan sosial budaya lainnya, Adanya kasus BBLR ini menandakan masih adanya ibu hamil dengan status gizi kurang sehingga melahirkan bayi dengan berat badan rendah atau kurang dari 2500 gram.

Hal ini tentu saja sangat penting, semakin baik petugas dalam mendeteksi kasus BBLR, kemungkinan bayi menderita gizi kurang, bahkan gizi buruk dapat diatasi dengan cepat dan baik. Faktor lainnya, dikarenakan sudah banyak ibu-ibu membawa bayinya ke sarana kesehatan, baik Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Posyandu, Poskeskel dan sarana kesehatan lainnya.

Berdasarkan berbagai latar belakang masalah yang telah dijelaskan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang

“Analisis Factor-faktor yang mempengaruhi

(3)

dengan kejadian BBLR di RS Dr.H.Abdoel Moeloek Provinsi Lampung tahun 2018”.

METODOLOGI PENELTIAN

Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik dengan pendekatan case control (kasus kontrol). Studi kasus kontrol memilih kelompok-kelompok penelitian berdasarkan status penyakit, satu kelompok penyakit kasus dan kelompok lainnya tanpa penyakit (kontrol). Peneliti kemudian memeriksa secara retrospektif status paparan diantara kelompok kasus dan kontrol. Data yang diteliti berasal dari data sekunder yang dikumpuli melalui rekam medik dengan menggunakan daftar checklist.

Populasi Dalam penelitian ini adalah seluruh ibu bersalin yang melahirkan di RS Abdul Moloek berjumlah 929, dengan jumlah sampel 99 orang. Teknik Pengumpulan data dengan menggunakan data sekunder.

Penggunaan data dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yang didapat dari data rekam medik/register pasien di RSUD Dr.H.Abdul Moeloek Bandar Lampung Tahun 2018, teknik pengumpulan data yaitu dengan menggunakan lembar checklist. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh bidan yang telah diberi pengarahan dan yang sedang bertugas di RSUD Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung

.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk mengetahui distribusi frekuensi pada masing-masing variabel, yang meliputi variabel independen (Usia Ibu, Paritas,

Jarak Kelahiran, Preeklamsi, Riwayat BBLR, Gamelli, dan Kunjungan ANC).

Berdasarkan hasil pengolahan data maka didapatkan distribusi masing-masing variabel sebagai berikut :

1). Usia Ibu

Berdasarkan hasil pengumpulan data, didapatkan distribusi frekuensi usia ibu pada kelompok kasus dan kelompok kontrol :

Tabel 4.1 Distribusi Responden Kasus dan Kontrol Berdasarkan Usia Ibu di RSUD Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2018

Usia

Kasus Kontrol

n % n %

<20 dan >35 tahun

89 81,7 48 44,0

20-30 tahun 20 18,3 61 56,0

Jumlah 109 100,0 109 100,0

(4)

Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan informasi bahwa distribusi responden kasus dan kontrol berdasarkan usia ibu pada ibu yang melahirkan bayi di RSUD Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi

Lampung Tahun 2018 pada kelompok BBLR sebanyak 89 (81,7%) responden dan pada kelompok BBLN sebanyak 48 (44,0%) responden.

1) Paritas

Berdasarkan hasil pengumpulan data, didapatkan distribusi frekuensi paritas pada kelompok kasus dan kelompok kontrol :

Tabel 5.2 Distribusi Responden Kasus dan Kontrol Berdasarkan Paritas di RSUD Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2018

Berdasarkan tabel 5.2 didapatkan informasi bahwa distribusi responden kasus dan kontrol berdasarkan paritas pada ibu yang melahirkan bayi di RSUD Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi

Lampung Tahun 2018 pada kelompok BBLR sebanyak 59 (59,0%) responden dan pada kelompok BBLN sebanyak 41 (37,6%) responden.

2) Jarak Kelahiran

Berdasarkan hasil pengumpulan data, didapatkan distribusi frekuensi jarak kelahiran untuk kelompok kasus dan kelompok kontrol

Tabel 5.3 Distribusi Responden Kasus dan Kontrol Berdasarkan Jarak Kelahiran di RSUD Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2018

Jarak kelahiran

Kasus Kontrol

n % n %

Beresiko 95 87,2 88 80,7

Tidak beresiko 14 12,8 21 19,3

Jumlah 109 100,0 109 100,0

Paritas

Kasus Kontrol

n % n %

>3 59 59,0 41 37,6

≤3 50 49,5 68 62,4

Jumlah 109 100,0 109 100,0

(5)

Berdasarkan tabel 5.3 didapatkan informasi bahwa distribusi responden kasus dan kontrol berdasarkan Jarak Kelahiran pada ibu yang melahirkan bayi di RSUD Dr.H.Abdul Moeloek

Provinsi Lampung Tahun 2018 pada kelompok BBLR sebanyak 95 (87,2%) responden dan pada kelompok BBLN sebanyak 88 (80,7%) responden.

3) Preeklamsi

Berdasarkan hasil pengumpulan data, didapatkan distribusi frekuensi Preeklamsi pada kelompok kasus dan kelompok kontrol :

Tabel 5.4 Distribusi Responden Kasus dan Kontrol Berdasarkan Preeklamsi di RSUD Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2018

Preeklamsi

Kasus Kontrol

n % n %

>140/90 mmHg 89 81,7 48 44,0

<140/90 mmHg 20 18,3 61 56,0

Jumlah 109 100,0 109 100,0

Berdasarkan tabel 5.4 didapatkan informasi bahwa distribusi responden kasus dan kontrol berdasarkan preeklamsi pada ibu yang melahirkan bayi di RSUD

Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2018 pada kelompok BBLR sebanyak 89 (81,7%) responden dan pada kelompok BBLN sebanyak 48 (44,0%) responden.

4) Riwayat BBLR

Berdasarkan hasil pengumpulan data, didapatkan disrtribusi frekuensi riwayat BBLR pada kelompok kasus dan kelompok kontrol :

Tabel 5.5 Distribusi Responden Kasus dan Kontrol Berdasarkan Riwayat BBLR di RSUD Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2018

Riwayat BBLR

Kasus Kontrol

n % N %

Ya 86 78,9 64 58,7

Tidak 23 21,1 45 41,3

Jumlah 109 100,0 109 100,0

(6)

Berdasarkan tabel 5.5 didapatkan informasi bahwa distribusi responden kasus dan kontrol berdasarkan riwayat BBLR pada ibu yang melahirkan bayi di RSUD Dr.H.Abdul Moeloek

Provinsi Lampung Tahun 2018 pada kelompok BBLR sebanyak 86 (78,9%) responden dan pada kelompok BBLN sebanyak 64 (58,7%) responden.

5) Gamelli

Berdasarkan hasil pengumpulan data, didapatkan disrtribusi frekuensi gamelli pada kelompok kasus dan kelompok kontrol :

Tabel 5.6 Distribusi Responden Kasus dan Kontrol Berdasarkan Gamelli di RSUD Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2018

Gamelli

Kasus Kontrol

n % n %

Ya 82 75,2 40 36,7

Tidak 27 24,8 69 63,3

Jumlah 109 100,0 109 100,0

Berdasarkan tabel 5.6 didapatkan informasi bahwa distribusi responden kasus dan kontrol berdasarkan gamelli pada ibu yang melahirkan bayi di RSUD Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi

Lampung Tahun 2018 pada kelompok BBLR sebanyak 82 (75,2%) responden dan pada kelompok BBLN sebanyak 40 (36,7%) responden.

6) Kunjungan ANC

Berdasarkan hasil pengumpulan data, didapatkan disrtribusi frekuensi kunjungan ANC pada kelompok kasus dan kelompok kontrol

Tabel 5.7 Distribusi Responden Kasus dan Kontrol Berdasarkan Kunjungan ANC di RSUD Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2018

Kunjungan ANC

Kasus Kontrol

n % n %

Lengkap 60 55,0 47 43,1

Tidak lengkap 49 45,0 62 56,9

Jumlah 109 100,0 109 100,0

(7)

Berdasarkan tabel 5.7 didapatkan informasi bahwa distribusi responden kasus dan kontrol berdasarkan Kunjungan ANC pada ibu yang melahirkan bayi di RSUD Dr.H.Abdul Moeloek

Provinsi Lampung Tahun 2018 pada kelompok BBLR sebanyak 60 (55,0%) responden dan pada kelompok BBLN sebanyak 47 (56,9%) responden.

5.1.2 Hasil Analisis Bivariat

Analisis bivariat bertujuan untuk mengetahui hubungan atau pengaruh antara satu variabel independent (bebas) dengan variabel dependent (terikat) tanpa mempertimbangkan variabel independen atau variabel

risiko lainnya. Untuk mengetahui hubungan tersebut semua variabel independent dengan kejadian BBLR, satu persatu akan dilakukan uji statistik.

1) Hubungan Usia Ibu dengan Kejadian BBLR

Tabel 5.8 Hasil Analisis Bivariat Hubungan Usia Ibu dengan BBLR di RSUD Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2018

Usia

Kejadian BBLR Total P

valu e

OR

IC (low- Upper) bblr Tidak bblr

N % n % n %

0,00 0

>20 dan<35 tahun

89 81,7 48 44,0 13 7

62,8 5,655

(3,057- 10,460) 20-35 tahun 20 18,3 61 56,0 81 37,2

Jumlah 109 100 10

9

100 21 8

100

Pada tabel 5.8 diatas dapat dilihat bahwa dari 109 orang responden kasus usia ibu >20 dan<35 tahun yang beresiko mengalami BBLR sebanyak 89 orang ( 81,7%) dan yang tidak mengalami sebanyak 20 orang

(18,3%). Adapun dari 109 orang responden control usia ibu yang mengalami BBLR sebanyak 48 orang (44,0%), dan yang tidak mengalami sebanyak 61 orang (56,0%).

2) Hubungan Paritas dengan Kejadian BBLR

(8)

Tabel 5.9 Hasil Analisis Bivariat Hubungan Paritas dengan BBLR di RSUD Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2018

Paritas

Kejadian BBLR Total P

value

OR IC

(95%)(low- upper) BBLR Tidak

BBLR

n % n % n %

0,014

>3 59 54,1 41 37,6 10 0

45,9 1,957

(1,140-3,360)

≤3 50 45,9 68 62,4 11

8

54,1

Jumlah 109 100 10

9

100 21 8

100

Pada tabel 5.9 diatas dapat dilihat bahwa dari 109 orang responden kasus paritas >3 yang beresiko mengalami BBLR sebanyak 59 orang ( 54,1%) dan yang tidak mengalami sebanyak 50 orang (45,9%). Adapun

dari 109 orang responden control, paritas ≤3 yang mengalami BBLR sebanyak 41 orang (37,6%), dan yang tidak mengalami sebanyak 68 orang (62,4%).

3) Hubungan Jarak Kelahiran dengan Kejadian BBLR

Tabel 5.10 Hasil Analisis Bivariat Hubungan Jarak Kelahiran dengan BBLR di RSUD Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2018

Jarak

Kejadian BBLR Total P

value BBLR Tidak

BBLR

n % n % n %

0,197

< 2 tahun 95 82,7 88 80,7 183 83,9

> 2 tahun 14 12,8 21 19,3 35 16,1 Jumlah 109 100 109 100 218 100

(9)

Pada tabel 5.10 diatas dapat dilihat bahwa dari 109 orang responden kasus jarak kelahiran yang beresiko mengalami BBLR sebanyak 95 orang (82,7%) dan yang tidak mengalami sebanyak 14 orang (12,8%). Adapun

dari 109 orang responden control, yang mengalami BBLR sebanyak 88 orang (80,7%), dan yang tidak mengalami sebanyak 21 orang (19,3%).

4) Hubungan Preeklamsi dengan Kejadian BBLR

Tabel 5.11 Hasil Analisis Bivariat Hubungan Preeklamsi dengan BBLR di RSUD Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2018

Preeklamsi

Kejadian BBLR Total P

valu e

OR IC (95%) (l0w- Upper)

BBLR Tidak

BBLR

N % n % n %

0,00 0

>140/90mm hg

89 81,7 48 44,0 13 7

62,8 5,655

(3,057- 10,460)

<140/90 mmhg

20 18,3 61 56,0 81 37,2

Jumlah 109 100 10 9

100 21 8

100

Pada tabel 5.11 diatas dapat dilihat bahwa dari 109 orang responden kasus preeklamsi yang beresiko mengalami BBLR sebanyak 89 orang ( 81,7%) dan yang tidak mengalami sebanyak 20 orang (18,3%). Adapun

dari 109 orang responden control, dari ibu preklmasi yang mengalami BBLR sebanyak 48 orang (44,0%), dan yang tidak mengalami sebanyak 61 orang (56,0%).

5) Hubungan Riwayat BBLR dengan Kejadian BBLR

(10)

Tabel 5.12

Hasil Analisis Bivariat Hubungan Riwayat BBLR dengan BBLR di RSUD Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2018

PadaTabel 5.12 diatas dapat dilihat bahwa dari 109 orang responden kasus riwayat BBLR yang beresiko mengalami BBLR sebanyak 86 orang (78,9%) dan yang tidak mengalami sebanyak 23 orang (21,1%). Adapun

dari 109 orang responden control, jarak kelahiran yang mengalami BBLR sebanyak 64 orang (58,7%), dan yang tidak mengalami sebanyak 45 orang (41,3%).

6) Hubungan Gamelli dengan Kejadian BBLR

Tabel 5.13 Hasil Analisis Bivariat Hubungan Gamelli dengan BBLR di RSUD Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2018

Gamelli

Kejadian BBLR Total P

value

OR IC (95%) (l0w-Upper) BBLR Tidak

BBLR Riwayat

BBLR

Kejadian BBLR Total P value OR IC (95%) (l0w- Upper)

BBLR Tidak

BBLR

n % n % n %

0,000

Ya 86 78,9 64 58,7 15

0

68,8 2.629

(1.446- 4.779) Tidak 23 21,1 45 41,3 68 31,2

Jumlah 109 100 10

9

100 21 8

100

(11)

n % n % n %

0,000

5.239 Ya 82 75,2 40 36,7 12

2

56,0 (2.922-9.393)

Tidak gamelli

27 24,8 69 63,3 96 44,0

Jumlah 109 100 10

9

50,0 21 8

100

Pada tabel 5.13 diatas dapat dilihat bahwa dari 109 orang responden kasus riwayat BBLR yang beresiko mengalami BBLR sebanyak 82 orang ( 75,2%) dan yang tidak mengalami sebanyak 27 orang (24,8%). Adapun

dari 109 orang responden control, jarak kelahiran yang mengalami BBLR sebanyak 40 orang (36,7%), dan yang tidak mengalami sebanyak 69 orang (63,3%).

7) Hubungan Kunjungan ANC dengan Kejadian BBLR

Tabel 5.14 Hasil Analisis Bivariat Hubungan Kunjungan ANC dengan BBLR di RSUD Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2018

Gamelli

Kejadian BBLR Total P value

BBLR Tidak BBLR

N % n % n %

0,078 Lengkap 60 55,0 47 43,1 107 49,1

Tidak Lengkap 49 45,0 62 56,9 111 50,9

Jumlah 109 100 128 100 218 100

(12)

Pada tabel 5.14 diatas dapat dilihat bahwa dari 109 orang responden kasus riwayat gamelli yang beresiko mengalami BBLR sebanyak 60 orang ( 55,0%) dan yang tidak mengalami sebanyak 49 orang (45,0%). Adapun

dari 109 orang responden control, riwayat gamelli yang mengalami BBLR sebanyak 47 orang (43,1%), dan yang tidak mengalami sebanyak 62 orang (56,9%).

Hasil Analisis Multivariat

Analisa multivariat bertujuan untuk mengetahui hubungan yang paling signifikan yang mempangaruhi kejadian BBLR di RSUD Dr.H.Abdoel Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2018. Pemodelan multivariate menggunakan uji regresi logistik ganda dengan metode backward LR yaitu dengan cara

memasukan semua variabel independen secara serentak dalam satu langkah. Variabel yang dimasukkan kedalam analisis multivariat adalah

variabel yang pada uji bivariat dengan menggunakan bivariat chi square.

1. Seleksi Bivariat Tabel 5.15

Tabel Seleksi Kandidat Permodelan Multivariat

Variabel p-value Keterangan

Usia Ibu 0,000 Kandidat

Paritas 0,015 Kandidat

Jarak Kelahiran 0,199 Bukan Kandidat

Preeklamsi 0,000 Kandidat

Riwayat BBLR 0,000 Kandidat

Gamelli 0,000 Kandidat

Kunjungan ANC 0,079 Bukan Kandidat

Berdasarkan tabel 5.16 Hasil seleksi yang akan diikutsertakan dalam permodelan adalah usia ibu, paritas, preeklamsi, riwayat BBLR, gamelli, dan Kunjungan ANC

2. Permodelan awal analisi mulitivariate

Tabel 5.16 Model Awal Analisis Multivariat Faktor yang berhubungan dengan BBLR

Variabel B Wald p- OR (95% CI)

(13)

value Lower Upper Umur 1.939 24.156 .000 6.954 3.209 15.071 Paritas .612 2.880 .090 1.844 .910 3.737 Pre eklmasi 2.326 30.207 .000 10.237 4.466 23.465 Riwayat BBLR .896 5.272 .022 2.449 1.140 5.259

Gamelli -

1.936 24.380 .000 .144 .067 .311

Dengan menggunakan metode backward, terdapat 3 langkah pemodelan sampai hasil akhir.

Tabel 5.16 terlihat bahwa nilai variabel, yang masuk kedalam permodelan akhir adalah variabel yang hanya memiliki nilai p value 0,25, maka variabel tersebut dapat masuk ke dalam model multivariat, namun dengan syarat tidak merubah nilai OR sebanyak 10% pada pemodelan akhir. Variabel yang dapat masuk ke dalam pemodelan

akhir hanya variabel independent (usia ibu, paritas, jarak kelahiran, preeklamsi, riwayat BBLR, gamelli, dan pengawasan ANC) dan dependent yaitu kejadian BBLR adalah pembuatan model regresi logistic. sedangkan variabel yang memiliki nilai lebih dari p value 0,25 tidak dimasukan ke dalam model akhir yaitu variabel paritas maka hasil permodelan tahap ke 2 disajikan dalam tabel berikut : Tabel 5.17 Model Tahap 2 Analisis Multivariat Faktor yang Berhubungan dengan BBLR

Variabel B Wald p-

value OR

(95% CI)

Lower Upper usia 1.895 23.723 .000 6.653 3.103 14.263 preeklmasi 2.330 31.040 .000 10.280 4.529 23.335 Riwayat BBLR .893 5.386 .020 2.442 1.149 5.190 Gamelli -1.953 25.264 .000 .142 .066 .304

Selanjutnya untuk permodelan tahap akhir variabel yang memiliki nilai lebih dari p value 0,25 tidak dimasukan ke dalam model akhir yaitu variabel riwayat BBLR maka hasil permodelan tahap ke 3 disajikan dalam tabel berikut :

(14)

Tabel 5.18 Model Akhir Analisis Multivariat Faktor yang Berhubungan dengan BBLR

Variabel B Wald p-

value OR

(95% CI)

Lower Upper usia 1.889 23.891 .000 6.610 3.100 14.096 Preeklmasi 2.261 31.289 .000 9.588 4.343 21.170 Gamelli 2.006 27.780 .000 7.435 3.526 15.678

Berdasarkan hasil model akhir yang tergambar dalam tabel 5.18 menunjukkan dari variabel yang sudah dikeluarkan yaitu variabel riwayat BBLR dan tidak menyebabkan perubahan nilai OR > 10%.

3. Uji Interaksi

Uji interaksi dilakukan pada variabel yang diduga secara substansi memiliki interaksi. Dalam penelitian ini dapat diduga bahwa Usia Ibu berinteraksi dengan Preeklamsi, Adapun hasil analisisnya adalah sebagai berikut

Tabel 5.19

Model Multivariat dengan Uji Interaksi

Variabel p-value OR

Umur

0.038 10.600

Preeklamsia

0.990 1.013

Gemeli

0.032 11.773

preeklamsiaseluruh by umurseluruh

0.083 4.803

gemeliseluruh by umurseluruh 0.262 0.268

(15)

gemeliseluruh by preeklamsiaseluruh 0.160 3.273

Pada tabel 5.19, Dari ke tiga interaksi umur pada preeklamsi, umur pada gamelli, dan gamelli pada preeklmasi tidak ada interaksi. Sesuai dengan teori yang ada apabila tidak terjadi interaksi maka variable diatas dinyatakan valid.

4. Permodelan akhir Multivariat Tabel 5.20

Model terakhir Multivariat

Variabel B Wald p-

value OR

(95% CI)

Lower Upper Usia 1.889 23.891 .000 6.610 3.100 14.096 Preeklmasi 2.261 31.289 .000 9.588 4.343 21.170 Gamelli 2.006 27.780 .000 7.435 3.526 15.678

Berdasarkan table 5.20 maka didapatkan hasil bahwa diketahui variabel yang berhubungan dengan kejadian BBLR adalah variabel yang memiliki nilai p value ≤ 0,05 yaitu variabel Umur, preeklamsi, dan gemeli, dimana semakin besar nilai

OR (Exp B) berarti semakin besar pula pengaruhnya. Tabel diatas menunjukan variabel Preeklamsi adalah variabel yang paling kuat hubungannya dengan Kejadian BBLR dan memiliki kekuatan hubungan yaitu OR = 9,588

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan factor ibu dengan kejadian preeklamsi berdampak pada kejadian BBLR. dengan nilai p-value sebesar 0,000 dan OR = 9,588.

SARAN

Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat Pelatihan atau seminar kesehatan mengenai pencegahan dan managemen

penatalaksanaan bayi BBLR. Sehingga diharapkan seluruh petugas kesehatan dapat memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA Ariawan, Iwan, 1998.

Besar dan Metode Sampel Pada Penelitian Kesehatan. Badan

(16)

Penerbit Jurusan Biostatistik dan Kependudukan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, Jakarta.

Arikunto, Suharsimi, 2010.

Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Badan Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Atikah &Cahyo, 2010

BBLR (Berat Badan Lahir Rendah).Badan Penerbit Nuha Medika, Yogyakarta.

Adhitya, Tintyarza G, 2013.

Hubungan Preeklampsi/Eklampsi Dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah Pada Bayi Di Rsud R.A Kartini Jepara tahun 2013.

Dinkes Provinsi Lampung, 2014.

Profil Program Kesehatan Ibu &

Anak Provinsi Lampung. Badan Penerbit Dinkes Provinsi Lampung, Lampung.

Effendy, Nasrul, 1998.

Dasar-dasar Keperawatan Masyarakat. Badan Penerbit EGC, Jakarta.

Fadlun, Feryanto Achmad, 2012.

Asuhan Kebidanan Patologis. Badan Penerbit Salemba Medika, Jakarta.

Go’o Yustina, 2005.

Hubungan Interval Antara Kelahiran Dengan Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah di Kabupaten Purworejo.

Tesis. Program Pasca Sarjana. IKM UGM, Yogyakarta.

Hastono, Priyo Sutanto, 2007.

Analisa Data. Badan Penerbit FKM UI, Jakarta.

Ivanovich Agusta, 2003.

Teknik Pengumpulan dan Analisis Data Kualitatif. Pelatihan Metode Kualitatif. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi, Bogor.

Indrasari, Nelly, 2010.

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di RSUD, Dr.

H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2010.Tesis, Lampung.

Ismi Trihardiani, 2011.

Faktor Risiko KejadianBerat Badan Lahir Rendah Di Wilayah Kerja PuskesmasSingkawang Timur Dan UtaraKota Singkawang 2011.

I Ketut Duara, 2015.

Determinan kematian bayi Berat lahir rendah selama rawat inap Di rsud karangasem tahun 2012-2014.

Kurniawati, Leni, 2010.

Hubungan Pre Eklampsia Dengan KelahiranBerat Bayi Lahir Rendah (Bblr)

Di Rsud Sragen tahun 2010.

Kementerian Kesehatan RI, 2010.

Riset Kesehatan Dasar 2010. Badan Penerbit Kementerian Kesehatan RI, Jakarta.

Kementerian Kesehatan RI, 2012.

Profil Kesehatan Indonesia 2012.

Badan Penerbit Kementerian Kesehatan RI, Jakarta.

(17)

Kementerian Kesehatan RI, 2013.

Riset Kesehatan Dasar 2013. Badan Penerbit Kementerian Kesehatan RI, Jakarta.

Karlina Sulistiani, 2014.

Faktor Risiko Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Tangerang Selatan Tahun 2012-2014.

Lia Amalia, 2011.

Faktor Resiko Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) di RSU Dr. MM Dunda Limboto Kabupaten Gorontalo 2011.

Leni Maulinda Wati, 2014.

Faktor-Faktor Yang Berhubungan DenganKejadian Bblr (Berat Badan Lahir Rendah)Di Rsud Ambarawa Tahun 2013.

Manuaba, dkk, 2010.

Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB Untuk Pendidikan Bidan Edisi 2, Badan Penerbit EGC, Jakarta.

Merliza, Nita, 2012.

Determinan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Kabupaten Belitung Timur Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2010-2011.

Maryunani, Anik, 2013.

Buku Saku Asuhan Bayi Dengan Berat Badan Lahir Rendah. Badan Penerbit CV. Trans Info Media, Jakarta.

Notoatmodjo, 2007.

Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Badan Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Ningsih Jaya, 2009.

Analisis Faktor Resiko Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah Di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Siti FatimahKota Makassar.

Notoatmodjo, 2010.

Metodelogi Penelitian Kesehatan.

Badan Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.

Prawirohardjo, Sarwono, 2007.

Ilmu Kebidanan. Badan Penerbit PT.

Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo, Jakarta.

Pantiawati, Ika, 2010.

Bayi dengan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah). Badan Penerbit Nuha Medika, Yogyakarta.

Puspita Sukmawaty Rasyid, Dkk, 2012.

Faktor Risiko Kejadian Bayi Berat Lahir Rendah Di Rsud Prof. Dr. H.

Aloei Saboe Kota Gorontalo Provinsi Gorontalo Tahun 2012.

Ridwan Amiruddin, 2005.

Analisis Risiko Pajanan Asap Rokok Terhadap Berat Badan Lahir di RS Fatimah Makassar 2005.

Rukiyah, A. Y., Yulianti, L., 2010.

Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan). Badan Penerbit Trans Info Media, Jakarta.

Rahmi, Dkk, 2014.

(18)

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Bayi Berat Badan Lahir Rendah Di Rsia Pertiwi Makassar 2014.

Sistiarani Colti, 2008.

Faktor Maternal Dan Kualitas Pelayanan Antenatal Yang Berisiko Terhadap Kejadian Berat Badan Lahir Rendah (Bblr) Di RSUD BanyumasTahun 2008.

Susi Hartati, 2011.

Analisis Faktor Risiko Yang Berhubungan Dengan Kejadian Pneumonia Pada Anak Balita di RSUD Pasar Rebo Jakarta 2011.

Sri Lestariningsih, 2012.

Analisis Hubungan Preeklamsia Pada Kehamilan Dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah Di RSUD Jendral Ahmad Yani Kota Metro Tahun 2011.

Sulistyawati, Ari, 2013

Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Badan Penerbit Salemba medika, Jakarta.

Winknjosastro, Hanifa, dkk, 2002.

Ilmu Kebidanan Edisi V. Badan Penerbit Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.

Winknjosastro, Hanifa, dkk, 2005.

Ilmu Kebidanan. Badan Penerbit Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.

WHO & UNICEF, 2006.

The Forgotten Killer of Children.

Badan Penerbit WHO. New York.

Wibowo, Adik, 2014.

Metodelogi Penelitian Praktis Bidang Kesehatan. Badan Penerbit PT. Rajagrafindo Persada, Depok.

Yuli, Kusumawati, Mutalazimah, 2004.

Hubungan Pendidikan dan Pengetahuan Gizi Ibu Dengan Berat Bayi Lahir Rendah di RSUD Dr.

Moewardi Surakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Silabus Seleksi Olimpiade Sains Nasional Bidang Informatika/Komputer halaman 4 Di tingkat propinsi pada dasarnya sama dengan di tingkat kabupaten/kota kecuali komposisi

`\ MAnRASAII DINI¥AII TjEHnELFTAII AWALI¥AII SIREL|­i± Jr. KIT Lukmanur Hcki`m Kp. Cipicung Rode Pos 46r26 Kerurahan Thgrj­aya

Disahkan dalam rapat Pleno PPS tanggal 26 Februari 2013 PANITIA PEMUNGUTAN SUARA. Nama

Dari Bendung Cuiug diperoleh pertumbuhan panjang kaiapas alami sebesar 2,5 mm/2 minggu (Kesuma 1981), sedangkan dari Situ Ciburuy diperoleh sebesar 3,6 mm/2 minggu (Andi 1983);

Oleh karena itu bagi lembaga pendidikan yang mengembangkan pendidikan vokasi tidak perlu minder dan kemudian mengubah menjadi pendidikan akademik, karena akan

Selain dari beberapa karya di atas, Fazlur Rahman pernah menulis artikel yang berjudul “Iqbal in Modern Muslim Thoght” Rahman mencoba melakukan survei terhadap

 melaksanakan sebagian tugas Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dalam penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, pelaksanaan pembinaan dan koordinasi, pengendalian

Kepentingan non pengendali mencerminkan bagian atas laba atau rugi dan aset neto dari entitas anak yang tidak dapat diatribusikan secara langsung maupun tidak langsung oleh