• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi unjuk kerja teknologi 802.11n (WLAN) terhadap interferensi teknologi 802.15 (Bluetooth).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi unjuk kerja teknologi 802.11n (WLAN) terhadap interferensi teknologi 802.15 (Bluetooth)."

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

i

EVALUASI UNJUK KERJA TEKNOLOGI 802.11n

(WLAN) TERHADAP INTERFERENSI TEKNOLOGI

802.15 (Bluetooth)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Program Studi Teknik Informatika

Oleh:

DOMINICO TRI SUJATMOKO

085314101

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

ii

PERFORMANCE EVALUATION of 802.11n

TECHNOLOGY (WLAN) WITH INTERFERENCE

TECHNOLOGY802.15 (Bluetooth)

A THESIS

Presented as a Partial Fulfillment of The Requirements

to Obtain Sarjana Komputer Degree

in Informatics Engineering Study Program

By:

DOMINICO TRI SUJATMOKO

085314101

INFORMATICS ENGINEERING STUDY PROGRAM

INFORMATICS ENGINEERING DEPARTMENT

FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY

SANATA DHARMA UNIVERSITY

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

v

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN HASIL KARYA

Saya menyatakan dengan sungguh-sungguh bahwa skripsi yang saya tulis tidak memuat karya atau sebagian dari hasil karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka selayaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 28 Mei 2013

(6)

vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA

ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Dominico Tri Sujatmoko Nomor Mahasiswa : 085314101

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“Evaluasi Unjuk Kerja Teknologi 802.11n (WLAN) Terhadap Interferensi Teknologi 802.15 (Bluetooth)”

Beserta perangkat yang diperlukan (jika ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian ini pernyataan yang saya buat dengan sebenarnya.

(7)

vii

ABSTRAK

Wireless LAN biasa digunakan dalam lingkup kerja dimana para user selalu mobile dan tidak statis. Wireless LAN yang selanjutnya disebut WLAN menggunakan frekuensi 2.4 Ghz yang lebih dikenal dengan ISM Band ( Industrial, Scientific, Medical) yang dialokasikan oleh sebuah badan komunikasi dunia untuk

keperluan industri, sains, dan kesehatan yaitu Federal Communication Commission (FCC). Bluetooth merupakan salah satu wireless device dalam lingkup personal area

network dengan cakupan area yang kecil. Bluetooth berjalan di frekuensi 2.4 Ghz.

Keduanya berjalan di frekuensi 2.4 Ghz, sehingga memiliki kemungkinan untuk saling berinterferensi.

Penulis menguji kinerja dari WLAN 802.11n terhadap interferensi 802.15 Bluetooth. Parameter yang diukur antara lain adalah throughput, delay, utilization.

Ketiga parameter itu digunakan dalam pengujian dengan protokol TCP.

Dari hasil pengujian menunjukkan bahwa interferensi bluetooth tidak memberikan penurunan kualitas yang signifikan terhadap kinerja WLAN 802.11n. Kinerja 802.11n sangat baik dan tahan resisten terhadap interferensi bluetooth.

(8)

viii

ABSTRACT

Wireless LAN is used in the scope of work in which the users are mobile and not static. Wireless LAN hereinafter referred to WLAN using 2.4 GHz frequency, better known by ISM Band (Industrial, Scientific, Medical) allocated by a communications agency world for industrial, scientific, and health is the Federal Communication Commission (FCC). Bluetooth is a wireless device within the personal area network with a small area coverage. Bluetooth runs at a frequency of 2.4 GHz. Both run at a frequency of 2.4 GHz, so it has the possibility to interfere with each other.

Authors examine the performance of WLAN 802.11n 802.15 Bluetooth interference. Parameters measured include throughput, delay, utilization. The third parameter is used in testing the TCP protocol.

From the test results show that Bluetooth interference does not provide a significant decline in the quality of the performance of 802.11n WLANs. 802.11n performance is very good and resistant to interference resistant bluetooth.

(9)

ix

Kata Pengantar

Kemampuan analisis yang mendalam terhadap sebuah teknologi adalah salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang network engineer. Kemampuan analisis yang memadai akan memberi hasil optimal dalam setiap implementasi dari teknologi tersebut. Network engineer dewasa ini dituntut untuk mampu memberikan pandangan berdasarkan latar belakang ilmu yang telah didapat selama ini.

Dalam hal ini adalah pemanfaatan teknologi 802.11n (WLAN) dalam kehidupan sehari – hari. Penggunaan WLAN jika dilihat dari frekuensi radio dimana WLAN tersebut berjalan ternyata berada dalam frekuensi yang sama dengan teknologi 802.15 (bluetooth). Hal itu tentu sangat membuka kemungkinan kedua perangkat tersebut untuk dapat saling berinterferensi, hingga kurang optimalnya kinerja perangkat tersebut. Oleh karena itu, penulis melakukan analisa terhadap kinerja perangkat WLAN terhadap interferensi bluetooth. Hingga nantinya dapat dihasilkan kesimpulan dan saran yang berguna.

Penulisan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, maka dari itu penulis menerima kritik dan saran, serta masukan yang berguna untuk mengembangkan tulisan ini.

(10)

x

HALAMAN PERSEMBAHAN

Demi nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus, Amin. Besarnya kasih Allah yang telah diberikan kepada penulis diwujudkan dengan penulisan skripsi ini. Skripsi ini adalah bukti besarnya karunia yang Allah berikan selama ini demi menyelesaikan studinya di Universitas Sanata Dharma. Bantuan Allah terhadap penulis disampaikan lewat berbagai perantara di berbagai waktu yang berbeda. Bagian ini adalah persembahan penulis bagi semua pihak yang telah membantu penulis, baik lewat dukungan moril, spriritual, semangat, dan kritik yang telah penulis terima.

Persembahan ini ditujukan untuk :

1. Alm. Bapak JB. Diyono dan Ibu Yustina Jumilah yang sangat penulis cintai, yang telah menghadap Allah pada saat penulis bersekolah ( 2 SD & 1 SMP). Saya harap bisa membuat bapak dan ibu bangga di sana. Tulisan ini untuk kalian. Terima kasih bapak dan ibu.

2. Alm. Mbah Putri, Mbah Kakung, dan Pakdhe, yang selalu mendukung penulis hingga akhir hayatnya. Terima kasih.

(11)

xi 4. Aprilia Putri, yang sudah menemani penulis sejak 3 tahun lalu dengan rasa sayang yang tulus, semua yang sudah penulis peroleh hingga saat ini, adalah berkat kasih sayangnya. Terima kasih.

5. Om Sutrisna Lily, Tante Siti Aminah, Ade Haryanto, Yanuar Putra, Bowo Triwacoko, Kak Dinar, Fitri Ekawati, Maya Novita, Dustin, Jane yang sudah memberikan semangat secara langsung maupun tidak langsung kepada penulis. Terima kasih.

6. Om dan tante penulis atas semua bantuannya hingga penulis bisa menyelesaikan studi. Terima kasih.

7. Bapak Herry Suharto, yang merupakan dosen pembimbing penulis, yang disela kesibukannya selalu menyempatkan untuk memberikan konsultasi berupa saran dan masukan selama masa penelitian. Terima kasih.

8. Bapak Henricus Agung Hernawan dan Bapak Yudianto Asmoro, merupakan dosen penulis sejak awal perkuliahan yang telah bersedia meluangkan waktu demi menguji tulisan ini dengan ikhlas dan telah memberi masukan berarti selama ini. Terima kasih.

9. Ibu Sri Hartati Wijono, dosen pembimbing akademik yang sudah penulis anggap sebagai ibu sendiri, yang selalu bersedia untuk direpotkan oleh penulis namun tetap menyambut dengan tangan terbuka. Terima kasih. 10.Sirajudin Hasby, Yoga Cholandha, Edward Kennedy, Agi Ramadhani,

(12)

xii 11.Aditya Bayu, Samuel Alexander, Mahesa Ahening, Raymond Arnoldus, Richard Tarigan, teman seperjuangan sejak awal kuliah yang saling menyemangati. Terima kasih.

12.Eri Wiranda, Raymundus Nonnatus, Martinus Mai, Rafael Arief, teman seperjuangan dan calon network engineer tangguh yang selalu memberikan saran dan masukan terkait penelitian skripsi ini. Terima kasih.

13.Farid Andhika, Ganesha Antariksa, Iqra Lewenussa, dan teman – teman team5 yang selalu menyemangati penulis. Terima kasih.

14.Suryo Sentanu, Taufan Rahardian, Abia Nanthra, Dian Rosi, Moch. Kautzar, Roesanggit Prabu, Putu Bagus, Eko Prasetyo, terima kasih atas semua dukungan yang kalian berikan.

15.Yohanes Teguh, sahabat penulis sejak di asrama yang selalu membantu penulis setiap waktu. Terima kasih.

16.Teman – teman seangkatan, yang telah memberikan penulis sebuah kenangan akan arti pertemanan. Terima kasih

(13)

xiii Akhir kata, semua yang penulis sampaikan di atas tidaklah cukup untuk menggambarkan betapa besarnya hutang budi penulis. Penulis juga meminta maaf atas semua kesalahan yang terjadi baik selama penulisan maupun setelah penulisan skripsi ini. Sampai jumpa di fase kehidupan yang lain, semoga berkat Tuhan selalu bersama. Amin.

(14)

xiv

DAFTAR ISI

EVALUASI UNJUK KERJA TEKNOLOGI 802.11n (WLAN) TERHADAP

INTERFERENSI TEKNOLOGI 802.15 (Bluetooth) ... i

PERFORMANCE EVALUATION of 802.11n TECHNOLOGY (WLAN) WITH INTERFERENCE TECHNOLOGY802.15 (Bluetooth) ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI ... iii

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ... iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN HASIL KARYA ... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

Kata Pengantar ... ix

HALAMAN PERSEMBAHAN ... x

DAFTAR ISI ... xiv

MOTTO ... xvii

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan ... 4

1.4 Batasan Masalah ... 4

1.5 Metodologi Penelitian ... 5

1.6 Sistematika Penulisan ... 5

BAB II ... 7

LANDASAN TEORI ... 7

2. 1 Interconnected Network ... 7

(15)

xv

2.2. 1 Transmission Control Protocol (TCP) ... 8

2.2. 2 Internet Protocol (IP) ... 8

2. 3 Jenis – Jenis Jaringan ... 9

2.3.1 Local Area Network (LAN) ... 9

2. 3. 2 Wireless Local Area Network ... 10

2. 4 Standart 802.11n ... 11

2. 5 Standart 802.15 ... 14

2.6 FTP (File Transfer Protocol) ... 17

2. 7 Parameter Manajemen Bandwidth ... 19

2.7.1 Throughput ... 19

2.7.2 Delay / One Way Latency ... 19

2.7.3 Link Utilization ... 20

2.7.4 Bandwidth ... 20

2.7.5 Menentukan Jumlah Sampel ... 21

2. 9 Alat Pengukuran ... 21

2. 9. 1 Wireshark ... 22

2.9.2 Channel Analyzer4 ... 23

BAB III ... 25

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM ... 25

3.1 Spesifikasi Alat ... 25

3.2 Skenario Pengujian ... 27

BAB IV ... 37

PENGAMBILAN DATA DAN ANALISIS ... 37

Konfigurasi Access Point ... 37

Konfigurasi FTP (File Transfer Protocol) Server ... 38

Pengujian ... 40

Pengukuran Skenario I ... 40

(16)

xvi

Pengujian Skenario III ... 48

Pengujian Skenario IV ... 52

Pengujian Skenario V ... 56

Pengujian Skenario VI ... 60

Grafik dan Analisa ... 65

BAB V ... 82

KESIMPULAN DAN SARAN ... 82

5.1 Kesimpulan ... 82

5.2 Saran ... 83

Daftar Pustaka ... 84

(17)

xvii

MOTTO

“ All The Best I Can Do Is Be Me,

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi dalam proses perpindahan data kini semakin berkembang pesat. Media transmisi yang digunakan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu media terpadu (guided media) dan media tak terpadu (unguided media). Media terpadu atau biasa disebut guided media merupakan gelombang yang dikendalikan melalui sebuah kanal fisik yang kasat mata seperti twisted pair, kabel koaksial, maupun serat optik yang selanjutnya disebut wired media. Sedangkan media tak terpadu yang juga dikenal dengan unguided media merupakan media transmisi yang menggunakan media tak kasat mata dan tidak dapat dikendalikan seperti perambatan gelombak elektromagnetik di udara (wireless).

(19)

2 Tidak seperti jaringan kabel kebanyakan yang memiliki bermacam konfigurasi, jaringan wireless memiliki dua mode yang sering digunakan, yaitu infrastruktur dan Ad-Hoc. Konfigurasi infrastruktur biasanya digunakan untuk memenuhi permintaan layanan antar company building, sedangkan konfigurasi Ad-Hoc biasa digunakan dalam proses komunikasi peer to peer dalam sebuah proses transfer data.

Wireless LAN biasa digunakan dalam lingkup kerja dimana para user selalu mobile dan tidak statis. Wireless LAN yang selanjutnya disebut WLAN menggunakan frekuensi 2.4 Ghz yang lebih dikenal dengan ISM Band ( Industrial, Scientific, Medical) yang dialokasikan oleh sebuah badan komunikasi dunia untuk keperluan industri, sains, dan kesehatan yaitu Federal Communication Commission (FCC). Frekuensi 2.4Ghz dialokasikan untuk 3 kegunaan tersebut secara bebas dengan syarat tidak boleh menggunakan pemancar berdaya tinggi. Standarisasi WLAN sendiri terdiri dari berbagai jenis antara lain 802.11a, 802.11b, 802.11g, 802.11n dengan berbagai perbedaan dari segi maksimum transfer rate, jangkauan, dll.

(20)

3 radio yang dipancarkan, serta peningkatan kemampuan dalam mengahadapi interferensi.

Jaringan WLAN menggunakan protokol TCP/ IP yang memiliki model transmisi dengan metode fragmentasi dimana setiap paket yang ditransmisikan dibatasi ukurannya oleh Maximum Transfer Unit (MTU). Standar MTU untuk koneksi yang melalui ethernet adalah 100Mbps (1500bytes). Proses retransmit ini sendiri akan memicu terjadinya tabrakan data (data collision) maupun data hilang (data loss).

Salah satu teknologi wireless selain 802.11 yaitu 802.15 (Bluetooth) yang biasa digunakan untuk kebutuhan dalam lingkup personal (Personal Area Network). Bluetooth sendiri juga berjalan di frekuensi 2.4GHz, maka tidak menutup kemungkinan adanya interferensi dalam sebuah proses komunikasi di sebuah jaringan nirkabel.

(21)

4

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan beberapa masalah, antara lain:

1. Sejauh mana interferensi 802.15 (Bluetooth) dapat mempengaruhi kinerja teknologi 802.11n diukur dari parameter throughput, delay, dan utilization.

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah

1. Untuk mengetahui pengaruh interferensi teknologi 802.15 (Bluetooth) terhadap kinerja teknologi 802.11n yang diukur dari parameter throughput, delay, dan utilization.

1.4 Batasan Masalah

1. Pengukuran dilakukan dengan perangkat wireless 802.11n. dan Bluetooth 802.15 (Bluetooth 2.0)

2. Pengujian dilakukan dengan menggunakan protokol FTP (file transfer protocol) mode download.

3. Pengujian dilakukan di dalam ruangan (basement).

4. Parameter yang diukur adalah throughput, delay, bandwith.

(22)

5 6. Pengujian hanya dilakukan dari sisi client.

1.5 Metodologi Penelitian

Metodologi yang digunakan dalam pelaksanaan tugas akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Studi literatur:

a. Teori tentang jaringan komputer dan wireless LAN (WLAN)

b. Teori tentang sinyal dan noise

c. Teori tentang parameter perfoma jaringan

d. Teori tentang FTP (File Transfer Protocol)

2. Perencanaan skenario pengujian dan alat pengujian

3. Pengukuran dan pengumpulan data

4. Analisis data hasil pengukuran selama penelitian.

1.6 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

(23)

6 BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan tentang teori yang berkaitan dengan judul/rumusan masalah ditugas akhir.

BAB III PERANCANGAN

Bab ini menjelaskan tentang spesifikasi alat yang digunakan dan perencanaan desain pengujian.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN ANALISIS

Bab ini berisi tentang pelaksanaan pengujian dan hasil pengujian.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

(24)

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2. 1 Interconnected Network

Interconnected Network (Internet) adalah sebuah sistem komunikasi global yang menghubungkan banyak komputer dan jaringan – jaringan komputer di seluruh dunia. Jaringan – jaringan komputer tersebut terdiri dari berbagai platform yang distandarisasi oleh suatu protokol komunikasi yaitu Transmission Control Protocol/ Internet Protocol (TCP/ IP). Penggunaan protokol TCP/ IP digunakan untuk memungkinkan terjadinya komunikasi dan pertukaran informasi tanpa memandang jenis platform atau hardware yang digunakan.

2. 2 Transmission Control Protocol/ Internet Protocol

Transmission Control Protocol/ Internet Protocol (TCP/ IP) adalah sebuah protokol yang terdapat di dalam suatu jaringan komputer (computer network) yang digunakan untuk berkomunikasi maupun bertukar data antar komputer. TCP/ IP merupakan standar protokol pada jaringan internet yang menghubungkan banyak komputer yang berbeda baik hardware maupun sistem operasi agar dapat saling berinteraksi.

(25)

8 sistem operasi yang berbeda. TCP/ IP merupakan perantara dalam melakukan penukaran data.

2.2. 1 Transmission Control Protocol (TCP)

Transmission Control Protocol (TCP) merupakan connection-oriented protocol yang berarti bahwa kedua komputer yang ikut serta dalam pertukaran data harus melakukan hubungan terlebih dahulu sebelum pertukaran data berlangsung (contohnya email). Selain itu TCP juga bertanggung jawab untuk menyakinkan bahwa email tersebut akan sampai ke tujuan, memeriksa kesalahan, dan mengirimkan error ke lapisan atas hanya bila TCP tidak berhasil melakukan hubungan. Hal inilah yang membuat TCP sukar untuk dikelabui. Jika isi email tersebut terlalu besar untuk satu datagram, maka TCP akan membaginya ke dalam beberapa datagram.

2.2. 2 Internet Protocol (IP)

Internet Protocol (IP) bertanggung jawab terhadap hubungan komunikasi

(26)

9 Karena IP hanya mengirimkan data tanpa mengetahui urutan data mana yang akan disusun berikutnya, maka hal ini menyebabkan IP mudah untuk dimodifikasi di daerah sumber dan tujuan datagram. Hal inilah yang menyebabkan adanya paket data yang hilang sebelum sampai ke tujuan

2. 3 Jenis – Jenis Jaringan

Secara umum ada 3 jenis jaringan, yaitu Local Area Network (LAN/ WLAN), Metropolitan Area Network (MAN), dan Wide Area Network (WAN).

2.3.1 Local Area Network (LAN)

Local Area Network (LAN) adalah jaringan yang dibatasi oleh area yang

relatif kecil, umumnya dibatasi oleh area lingkungan, seperti sebuah kantor pada sebuah gedung. Biasanya tidak lebih jauh dari sekitar 200m.

(27)

10 Gambar 2.1 Jaringan LAN

2. 3. 2 Wireless Local Area Network

WLAN adalah jaringan komputer yang menggunakan frekuensi radio dan infrared sebagai media transmisi data. WLAN sering disebut sebagai jaringan nirkabel atau wireless.Proses komunikasi tanpa kabel ini dimulai dengan munculnya alat-alat berbasis gelombang radio seperti, walkie talkie, remote control, cordless phone dan perangkat radio lainnya.

(28)

11 2. 4 Standart 802.11n

802.11n adalah salah satu standar yang dikembangkan oleh Wi-Fi Alliance, sebuah organisasi yang didirikan pada tahun 1999 dan bertugas melakukan standarisasi perangkat yang akan digunakan untuk keperluan umum termasuk industri, kesehatan, dan ilmu pengetahuan. Wi-Fi Alliance mengembangkan standarisasi yang menjamin adanya interoperabilitas antar produk yang mendukung standar yang dikeluarkan oleh Wi-Fi Alliance.

802.11n adalah sebuah proyek pengembangan yang dilakukan Wi-Fi Alliance untuk menyempurnakan lapisan MAC hingga nantinya mampu meningkatkan kemampuan throughput. Pada proses pengembangannya Wi-Fi Alliance mengkaji beberapa hal antara lain penggunaan antena cerdas (smart antenna) dan penggunaan lebih dari satu antenna (multiple antenna).

Pada proses perkembangan terkini, Wi-Fi Alliance mencetuskan sebuah spesifikasi yang dapat memberikan laju data minimal 100Mbps, sebagaimana terukur pada antarmuka antara lapisan MAC 802.11 dan lapisan di atasnya.

(29)

12 Pada penelitian ini yang digunakan adalah perangkat 802.11n draft 2.0. Draft 2.0 adalah rancangan standarisasi yang dibentuk oleh kelompok kerja dari Wi-Fi Alliance. Draft 2.0 ini pertama kali dicetuskan medio Maret 2007. Inti dari perumusan draft 2.0 ini adalah peningkatan performa pada jaringan MAC (physical layer) yang berimplikasi pada peningkatan throughput serta penggunaan teknologi MIMO ( multiple in multiple out) yang akan memaksimalkan dari kombinasi rasio dari sinyal yang memantul untuk dapat mengirimkan data.

Teknologi 802.11n memiliki perbedaan yang dapat dilihar dari gambar di bawah ini, :

Gambar 2.2 Spesifikasi 802.11

(30)

13 ini adalah WiFi adapter 802.11n tetap dapat berkomunikasi dengan 802.11g namun dengan throughput dan data rate maksimal sesuai dengan 802.11g.

[image:30.612.105.513.230.632.2]

Teknologi 802.11n seperti teknologi 802.11 sebelumnya memiliki 14 channel, serta ada 2 channel non overlapping (channel yang tidak saling bertabrakan), yang dapat dilihat sebagai berikut, :

Gambar 2.3 WiFi Channel

(31)

14 2. 5 Standart 802.15

Bluetooth adalah spesifikasi industri untuk memenuhi kebutuhan nirkabel

dalam lingkup personal (personal area networks). Bluetooth menghubungkan dan dapat dipakai untuk melakukan bertukar informasi antar peralatan. Spesifiksi dari peralatan Bluetooth ini dikembangkan dan didistribusikan oleh kelompok Bluetooth Special Interest Group. Bluetooth beroperasi dalam pita frekuensi 2,4 Ghz dengan

teknik modulasi yang disebut Frequency Hopping Spread Spectrum (FHSS) dan menggunakan sebuah frequency hopping tranceiver yang mampu menyediakan layanan komunikasi data dan suara secara real time antara host-host bluetooth dengan jarak terbatas. Kelemahan teknologi ini adalah jangkauannya yang pendek dan kemampuan transfer data yang rendah.

Bluetooth yang berjalan di frekuensi 2.4Ghz memiliki 79 channel. Bluetooth memiliki sifat ko-eksisten (bluetooth coexistence), yaitu interferensi antar perangkat yang berjalan pada frekuensi yang sama dalam hal ini WiFi dan bluetooth. Bluetooth memiliki 79 channel, dan setiap 20 channel pada bluetooth berinterferensi pada 1 channel Wifi.

(32)
[image:32.612.99.530.111.545.2]

15 Gambar 2.5 Bluetooth Channel

Awal mula Bluetooth adalah sebagai teknologi komunikasi wireless (nirkabel) yang beroperasi dalam pita frekuensi 2,4 GHz unlicensed ISM (Industrial, Scientific and Medical) dengan menggunakan sebuah frequency hopping tranceiver yang

mampu menyediakan layanan komunikasi data dan suara secara real-time antara host-host bluetooth dengan jarak jangkauan layanan yang terbatas (sekitar 10 meter). Bluetooth berupa card yang menggunakan frekuensi radio standar IEEE 802.11 dengan jarak layanan yang terbatas dan kemampuan data transfer lebih rendah dari card untuk Wireless Local Area Network (WLAN).Walaupun standar Bluetooth SIG

saat ini „dimiliki‟ oleh grup promotor tetapi ia diharapkan akan menjadi sebuah

(33)
[image:33.612.101.526.138.525.2]

16 Bluetooth dibedakan dalam beberapa class, seperti tabel di bawah

Gambar 2.6 Bluetooth class

Dari gambar tersebut dapat dilihat perbedaan power tiap class pada bluetooth, namun penelitian ini menggunakan bluetooth pada telepon selular, yaitu bluetooth class 2.

Gambar 2.7 Pembagian Class Bluetooth

Karena berada pada frekuensi yang sama, yaitu 2.4 GHz, baik bluetooth dan wifi dapat saling

(34)
[image:34.612.105.526.115.530.2]

17 Gambar 2.8 Ilustrasi Interferensi WLAN dan Bluetooth

Dari ilustrasi di atas dapat dilihat bahwa channel 3 dan 11 akan memenuhi seluaruh frekuensi

2.4 GHz, hingga pada saat bersamaan akan terjadi tabrakan antara WLAN dan Bluetooth pada saat

melakukan transfer data.

2.6 FTP (File Transfer Protocol)

(35)

18

1. Control Connection

Metode ini dipakai pada hubungan client-server yang normal, artinya server membuka diri secara pasif pada sebuah port 21 selanjutnya server akan menunggu hubungan yang akan dilakukan oleh client. Client akan aktif untuk membuka port tersebut dan membangun control connection.Koneksi ini akan terus berlangsung selama client masih berkomunikasi dengan server. Client akan mengirimkan perintah-perintah ke serverdan server akan merespon perintah tersebut.

2. Data Connection

[image:35.612.106.529.224.600.2]

Hubungan ini dibangun ketika file dikirim antara client-server yang bertujuan untuk memaksimalkan ukuran data yang ditransfer. Port yang digunakan untuk koneksi ini adalah port 20.

Gambar 2.9. Model hubungan FTP

(36)

19 1. Interactive access

Menyediakan fasilitas interaksi antara client dan server. 2. Format specification

Client dapat menentukan tipe dan format data. 3. Authentification control

Fasilitas ini digunakan untuk meminta autentifikasi dari client berupa username dan password.

2. 7 Parameter Manajemen Bandwidth

Parameter yang dibutuhkan manajemen bandwidth, yaitu throughput, delay, dan utilization.

2.7.1 Throughput

Throughput merupakan bandwidth aktual yang terukur dalam

mentransmisikan data. Jika tp adalah throughput, ds adalah ukuran data yang dikirim, dan t adalah waktu yang dibutuhkan, maka rumus untuk menentukan throughput jaringan komputer sebagai berikut:

tp = ds / t

Sedangkan goodput adalah ukuran data sesungguhnya yang ditransmisikan, atau biasa disebut throughput tanpa header.

2.7.2 Delay / One Way Latency

Delay atau waktu tunggu merupakan waktu yang dibutuhkan untuk sebuah

(37)

20 adanya antrian yang panjang, atau mengambil rute lain untuk menghindari kemacetan pada routing. Delay pada suatu jaringan komputer dapat diukur menggunakan perintah ping yang merupakan salah satu perintah yang dimiliki oleh command prompt sistem operasi Windows, time pada hasil perintah ping menunjukkan delay

pada paket yang dikirimkan.

2.7.3 Link Utilization

Tiap link memiliki laju data maksimum yang dikenal dengan access rate (bandwidth). Link utilization adalah gambaran sederhana dari throughput pada suatu

link yang diekspresikan sebagai persentase dari access rate link/bandwidth tersebut.

2.7.4 Bandwidth

(38)

21 2.7.5 Menentukan Jumlah Sampel

Untuk menentukan sampel dari populasi digunakan perhitungan maupun acuan tabel yang dikembangkan para ahli. Secara umum dalam penelitian eksperimen jumlah sampel minimum 15 dari masing-masing kelompok.

Roscoe (1975) yang dikutip Uma Sekaran (2006) memberikan acuan umum untuk menentukan ukuran sampel :

1. Ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk kebanyakan penelitian

2. Jika sampel dipecah ke dalam subsampel (pria/wanita, junior/senior, dan sebagainya), ukuran sampel minimum 30 untuk tiap kategori adalah tepat 3. Dalam penelitian mutivariate (termasuk analisis regresi berganda), ukuran

sampel sebaiknya 10x lebih besar dari jumlah variabel dalam penelitian

4. Untuk penelitian eksperimental sederhana dengan kontrol eskperimen yang ketat, penelitian yang sukses adalah mungkin dengan ukuran sampel kecil antara 10 sampai dengan 20

2. 9 Alat Pengukuran

(39)

22

2. 9. 1 Wireshark

Wireshark merupakan salah satu dari sekian banyak tool Network Analyzer yang banyak digunakan oleh Network administrator untuk menganalisa kinerja jaringannya terrmasuk protokol didalamnya. Wireshark banyak disukai karena interfacenya yang menggunakan Graphical User Interface (GUI) atau tampilan grafis. Wireshark mampu menangkap paket-paket data atau informasi yang berseliweran dalam jaringan.

Semua jenis paket informasi dalam berbagai format protokol pun akan dengan mudah ditangkap dan dianalisa. Wireshark mampu menangkap paket-paket data atau informasi yang berjalan dalam jaringan yang terlihat dan semua jenis informasi ini dapat dengan mudah dianalisa yaitu dengan memakai sniffing , dengan sniffing diperoleh informasi penting seperti password email account lain.

(40)
[image:40.612.104.520.108.608.2]

23 Gambar 2.10 Contoh wireshark capture

2.9.2 Channel Analyzer4

(41)
(42)

25

BAB III

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Spesifikasi Alat

Dalam tugas akhir ini akan dilakukan pengujian terhadap beberapa skenario untuk mengetahui kinerja jaringan wireless. Pengujian dilakukan dengan menggunakan perangkat sebagai berikut:

TP LINK TL – WN 722N Wireless USB Adapter

Perangkat ini akan digunakan sebagai hardware dalam pengujian tugas akhir ini:

Gambar 3.1Spesifikasi TL – WN722N

Broadband Router Linksys WRT320N

(43)

26 Gambar 3.3 Linksys WRT320N

Gambar 3.4 Spesifikasi Linksys WRT 320N

Bluetooth Class 2.0 (Mobile Phone)

Jenis ponsel Class / Power (dBm)

Nokia 5700 (2 unit) 2/ 4

Nokia 6300 (2 unit) 2/ 4

Nokia 5610 (2 unit) 2/ 4

Nokia 5310 (4 unit) 2/ 4

Blackberry 8520 (5 unit) 2/ 4

Blackberry 9650 (2unit) 2/ 4

(44)

27

3.2 Skenario Pengujian

Dalam proses pengambilan data pada penelitian ini, penulis menggunakan skenario kurang lebih sebagai berikut :

1. Penulis melakukan pengujian dengan 4 skenario, dengan menggunakan channel 6 ( skenario 1-4 ) dan 3 & 11 (skenario 5 dan 6) pada WiFi 802.11n

2. Penulis melakukan pengujian dengan melakukan transfer file menggunakan protokol FTP (port 20/21).

3. Penulis menggunakan wireshark untuk melakukan pengukuran dalam penelitian ini.

4. Setelah mendapatkan data dari hasil pengukuran parameter bandwidth, throughput, delay, utilization, penulis membandingkan data yang diperoleh dari hasil pengujian 6 skenario tsb.

5. Penulis melakukan analisa terhadap data tsb.

SKENARIO PENGUJIAN PERTAMA PERFORMA AKTUAL

(45)

28 Gambar 3.5 Skenario Pengujian Pertama

Jarak (m) 1 10 20 30 40 50

Sinyal (dBm)

TP (mbps)

Delay (ms)

Utilization (%)

Keterangan:

1. Pengujian menggunakan 1 buah router Linksys WRT320N yang dijadikan access point.

2. Pengujian menggunakan 1 buah pc yang dijadikan ftp server.

3. Pengujian menggunakan 1 buah client yang akan melakukan transfer file dari ftp server melalui access point dengan besar file 50MB dan 100MB, jarak dalam ruangan bervariasi 1-50m dari access point.

(46)

29 SKENARIO PENGUJIAN KEDUA INTERFERENSI 802.15

TERHADAP 802.11n

Gambar 3.6 Skenario Pengujian Pertama

Jarak (m) 1 10 20 30 40 50

Sinyal (dBm)

TP(mbps)

Delay (ms)

Utilization (%)

Keterangan:

(47)

30 2. Pengujian menggunakan 1 buah pc yang dijadikan ftp server.

3. Pengujian menggunakan 1 buah client yang akan melakukan transfer file dari ftp server melalui access point dengan besar file 50MB dan 100MB, jarak dalam ruangan max 50m dari access point, dengan variasi interferensi berupa komunikasi antar perangkat bluetooth dengan jarak 10cm dari client.

4. Pengujian dilakukan di ruangan tertutup yang terbebas dari interferensi gelombang radio yang tidak diinginkan.

SKENARIO PENGUJIAN KETIGA PERFORMA 802.11n dengan

[image:47.612.105.535.240.587.2]

1 client, 10 access point tanpa inteferensi bluetooth.

(48)

31 Jarak (m) 1 10 20 30 40 50

Sinyal (dBm)

TP (mbps)

Delay (ms)

Utilization (%)

Keterangan:

1. Pengujian menggunakan 1 buah router Linksys WRT320N yang dijadikan access point.

2. Pengujian menggunakan 1 buah pc yang dijadikan ftp server.

3. Pengujian menggunakan 1 buah client yang akan melakukan transfer file dari ftp server melalui access point dengan besar file 100MB, jarak dalam ruangan bervariasi 1-50m dari access point.

(49)

32 SKENARIO PENGUJIAN KEEMPAT INTERFERENSI 802.15

TERHADAP 802.11n

Gambar 3.8 Skenario Pengujian Keempat

Jarak (m) 1 10 20 30 40 50

Sinyal (dBm)

TP (mbps)

Delay (ms)

(50)

33 Keterangan:

1. Pengujian menggunakan 1 buah router Linksys WRT320N yang dijadikan access point.

2. Pengujian menggunakan 1 buah pc yang dijadikan ftp server.

3. Pengujian menggunakan 10 buah client yang akan melakukan transfer file dari ftp server melalui access point dengan besar file 50MB & 100MB, jarak dalam ruangan 1 - 50m dari access point, dengan variasi interferensi berupa komunikasi antar perangkat bluetooth dengan jarak 10cm dari client.

4. Pengujian dilakukan di ruangan tertutup yang terbebas dari interferensi gelombang radio yang tidak diinginkan.

SKENARIO PENGUJIAN KELIMA INTERFERENSI 802.15

TERHADAP 802.11n

(51)

34 Ukuran file 50 100

Sinyal (dBm)

TP (mbps)

Delay (ms)

Utilization (%)

Keterangan:

1. Pengujian menggunakan 2 buah router Linksys WRT320N yang dijadikan access point, masing masing channel 3 dan channel 11.

2. Pengujian menggunakan 2 buah pc yang dijadikan ftp server.

3. Pengujian menggunakan 2 buah client yang akan melakukan transfer file dari ftp server melalui access point dengan besar file 50MB & 100MB, jarak dalam ruangan kurang dari 10m dari access point.

(52)

35 SKENARIO PENGUJIAN KEENAM INTERFERENSI 802.15

TERHADAP 802.11n

Gambar 3.10 Skenario Pengujian Keenam

Ukuran file 50 100

Sinyal (dBm)

TP (mbps)

Delay (ms)

Utilization (%)

Keterangan:

1. Pengujian menggunakan 2 buah router Linksys WRT320N yang dijadikan access point, masing masing channel 3 dan channel 11.

(53)

36 3. Pengujian menggunakan 2 buah client yang akan melakukan transfer file dari ftp server melalui access point dengan besar file 50MB & 100MB, jarak dalam ruangan kurang dari 10m dari access point, dengan variasi interferensi berupa komunikasi antar perangkat bluetooth dengan jarak 10cm dari client. 4. Pengujian dilakukan di ruangan tertutup yang terbebas dari interferensi akses

(54)

37

BAB IV

PENGAMBILAN DATA DAN ANALISIS

4.1 Konfigurasi Access Point

Access point yang akan digunakan adalah Linksys WRT320N. IP address default untuk pengaturan access point ini adalah 192.168.1.1, maka harus diatur terlebih dahulu ip dari PC desktop yang akan terhubung dengan access point ini. IP default dari access point yaitu 192.168.1.1. Maka akan muncul halaman login. Dalam hal ini username dan password default untuk masing-masing vendor berbeda-beda. Untuk access point Linksys WRT320N ini, username diisi dengan

“admin” dan password diisi dengan “admin”. Selanjutnya setelah login berhasil,

lakukan pengaturan nama jaringan dan nama SSID.

(55)

38

4.2 Konfigurasi FTP (File Transfer Protocol) Server

Dalam skenario yang sudah disebutkan pada bab III, akan dilakukan transfer file FTP Server ke client (laptop). Besar ukuran file yang akan digunakan dalam proses transfer adalah sebesar 50MB dan 100MB. Maka dibutuhkan aplikasi untuk mempermudah proses transfer file yang disebut FTP client dan FTP server. FTP client berfungsi untuk melakukan request pada FTP server jika akan melakukan proses upload atau download. Sedangkan FTP server bertugas melayani permintaan dari client. Dalam pengukuran ini komputer akan diinstall Filezilla server untuk menangani proses download.

Adapun tampilan dari aplikasi ini adalah sebagai berikut :

(56)
(57)

40

4.3 Pengujian

Pengukuran data akan dilakukan dengan 4 skenario. Karena kehandalan kinerja jaringan salah satu faktornya bisa dipengaruhi beberapa hal seperti adanya interferensi maupun perangkat keras yang digunakan. Dalam penelitian ini, setiap pengambilan data dilakukan selama 15 kali sesuai dengan standar statistik untuk penelitian yang bersifat eksperimen. Untuk konfigurasi channel WLAN dipilih channel 6 ( 2.437GHz ) karena memiliki frequency range dari 2.426 -2.448GHz dan akan berinterferensi dengan frekuensi dari bluetooth.

4.3.1 Pengujian Skenario I

4.3.1.1 Pengujian Skenario I ( 50MB )

Jarak (m) 1 10 20 30 40 50

Sinyal (dBm) -21 -49 -66 -74 -86 -91

TP (mbps) 40.736 40.363 38.255 35.892 27.607 23.350

Delay (ms) 0.213 0.219 0.239 0.245 0.309 0.391

Util. (%) 13.6 13.4 12.75 11.97 9,2 7.78

(58)

41 Grafik 4.1 Throughput Skenario 1 (50MB)

Grafik 4.2 Delay Skenario 1 (50MB) 40.736 40.363

38.255 35.892 27.607 23.35 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45

1 (-21) 10 (-49) 20 (-66) 30 (-74) 40 (-86) 50 (-91)

m

b

p

s

m/ dBm

Skenario 1 (50MB)

Throughput

0.213 0.219 0.239 0.245

0.309 0.391 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45

1 (-21) 10 (-49) 20 (-66) 30 (-74) 40 (-86) 50 (-91)

ms

m/ dBm

Skenario I (50MB)

(59)

42 Grafik 4.3 Utilization Skenario 1 (50MB)

4.3.1.2 Pengujian Skenario I ( 100MB )

Jarak (m) 1 10 20 30 40 50

Sinyal (dBm) -21 -49 -66 -74 -86 -91

TP (mbps) 41.389 41.095 36.872 33.612 29.687 24.286

Delay (ms) 0.215 0.214 0.255 0.264 0.298 0.364

Util (%) 13.8 13.7 12.3 11.2 9.9 8.1

Tabel 4.2 Hasil Pengujian Skenario I (100MB)

13.6 13.4

12.75 11.97 9.2 7.78 0 2 4 6 8 10 12 14 16

1 (-21) 10 (-49) 20 (-66) 30 (-74) 40 (-86) 50 (-91)

U ti li za ti o n (% ) m/ dBm

Skenario I (50)MB

(60)

43 Grafik 4.4 Throughput Skenario 1 (100MB)

Grafik 4.5 Delay Skenario 1 (100MB) 41.389 41.095

36.872 33.612 29.687 24.286 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45

1 (-21) 10 (-49) 20 (-66) 30 (-74) 40 (-86) 50 (-91)

m

b

p

s

m/ dBm

Skenario I (100MB)

Throughput

0.215 0.228

0.255 0.264

0.298 0.364 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4

1 (-21) 10 (-49) 20 (-66) 30 (-74) 40 (-86) 50 (-91)

ms

m/ dBm

Skenario I (100MB)

(61)

44 Grafik 4.6 Utilization Skenario 1 (100MB)

4.3.2 Pengujian Skenario II

4.3.2.1 Pengujian Skenario II ( 50MB )

Jarak (m) 1 10 20 30 40 50

Sinyal (dBm) -21 -49 -66 -74 -86 -91

TP (mbps) 39.767 39.588 37.591 35.263 26.942 22.820

Delay (ms) 0.244 0.256 0.270 0.275 0.318 0.398

Util. (%) 98.5 98.07 98.3 98.25 97.6 97.7

Tabel 4.3 Hasil Pengujian Skenario II (50MB)

13.8 13.7

12.3 11.2 9.9 8.1 0 2 4 6 8 10 12 14 16

1 (-21) 10 (-49) 20 (-66) 30 (-74) 40 (-86) 50 (-91)

U ti li za ti o n (% ) m/ dBm

Skenario I (100MB)

(62)
[image:62.612.101.509.139.657.2]

45 Grafik 4.7 Throughput Skenario II (50MB)

Grafik 4.8 Delay Skenario II (50MB) 39.767 39.588

37.591 35.263 26.942 22.82 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45

1 (-21) 10 (-49) 20 (-66) 30 (-74) 40 (-86) 50 (-91)

m

b

p

s

m/ dBm

Skenario II (50MB)

Throughput

0.244 0.256 0.27 0.275

0.318 0.398 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45

1 (-21) 10 (-49) 20 (-66) 30 (-74) 40 (-86) 50 (-91)

ms

m/ dBm

Skenario II (50MB)

(63)

46 Grafik 4.9 Utilization Skenario II (50MB)

4.3.2.2 Pengujian Skenario II ( 100MB )

Jarak (m) 1 10 20 30 40 50

Sinyal (dBm) -21 -49 -66 -74 -86 -91

TP (mbps) 40.220 40.144 36.115 33.038 28.711 24.004

Delay (ms) 0.259 0.263 0.272 0.320 0.342 0.379

[image:63.612.104.536.113.604.2]

Util. (%) 91.17 97.7 97.9 98.3 96.7 98.8

Tabel 4.4 Hasil Pengujian Skenario II (100MB) 98.5

98.07

98.3 98.25

97.6 97.7 97 97.2 97.4 97.6 97.8 98 98.2 98.4 98.6

1 (-21) 10 (-49) 20 (-66) 30 (-74) 40 (-86) 50 (-91)

U ti li za ti o n (% ) m/ dBm

Skenario II (50)MB

(64)
[image:64.612.104.509.113.653.2]

47 Grafik 4.10 Throughput Skenario II (100MB)

Grafik 4.11 Delay Skenario II (100MB)

40.22 40.144

36.115 33.038 28.711 24.004 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45

1 (-21) 10 (-49) 20 (-66) 30 (-74) 40 (-86) 50 (-91)

m

b

p

s

m/ dBm

Skenario II (100MB)

Throughput

0.259 0.263 0.272

0.32 0.342

0.379 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4

1 (-21) 10 (-49) 20 (-66) 30 (-74) 40 (-86) 50 (-91)

ms

m/ dBm

Skenario II (100MB)

(65)

48 Grafik 4.12 Utilization Skenario II (100MB)

4.3.3 Pengujian Skenario III

4.3.3.1 Pengujian Skenario III ( 50MB )

Jarak (m) 1 10 20 30 40 50

Sinyal (dBm) -21 -49 -66 -74 -86 -91

TP (mbps) 3.349 2.901 2.613 2.419 2.184 2.019

Delay (ms) 2.304 2.419 2.689 2.773 2.917 3.207

[image:65.612.103.525.110.620.2]

Util. (%) 8.2 7.2 6.8 6.7 7.9 8.6

Tabel 4.5 Hasil Pengujian Skenario III (50MB) 91.17

97.7 97.9 98.3

96.7 98.8 86 88 90 92 94 96 98 100

1 (-21) 10 (-49) 20 (-66) 30 (-74) 40 (-86) 50 (-91)

U ti li za ti o n (% ) m/ dBm

Utilization Skenario II (100MB)

(66)
[image:66.612.104.512.108.622.2]

49 Grafik 4.13 Throughput Skenario III (50MB)

Grafik 4.14 Delay Skenario III (50MB) 3.349 2.901 2.613 2.419 2.184 2.019 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4

1 (-21) 10 (-49) 20 (-66) 30 (-74) 40 (-86) 50 (-91)

m

b

p

s

m/ dBm

Skenario III (50MB)

Throughput

2.304 2.419

2.689 2.773 2.917

3.207 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5

1 (-21) 10 (-49) 20 (-66) 30 (-74) 40 (-86) 50 (-91)

ms

m/ dBm

Skenario III (50MB)

(67)
[image:67.612.104.520.113.616.2]

50 Grafik 4.15 Utilization Skenario III (50MB)

4.3.3.2 Pengujian Skenario III ( 100MB )

Jarak (m) 1 10 20 30 40 50

Sinyal (dBm) -21 -49 -66 -74 -86 -91

TP (mbps) 3.632 3.418 3.113 3.018 2.942 2.705

Delay (ms) 2.251 2.455 2.691 2.804 2.947 3.061

Util. (%) 8.7 8.3 8.4 8.9 9.9 11,1

Tabel 4.6 Hasil Pengujian Skenario III (100MB) 8.2

7.2

6.8 6.7

7.9

8.6

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 (-21) 10 (-49) 20 (-66) 30 (-74) 40 (-86) 50 (-91)

%

m/ dBm

Skenario III (50)MB

(68)
[image:68.612.103.514.114.638.2]

51 Grafik 4.16 Throughput Skenario III (100MB)

Grafik 4.17 Delay Skenario III (100MB) 3.632

3.418

3.113 3.018

2.942 2.705 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4

1 (-21) 10 (-49) 20 (-66) 30 (-74) 40 (-86) 50 (-91)

mbps

m/ dBm

Skenario III (100MB)

Throughput

2.251 2.455

2.691 2.804

2.947 3.061

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5

1 (-21) 10 (-49) 20 (-66) 30 (-74) 40 (-86) 50 (-91)

ms

m/ dBm

Skenario III (100MB)

(69)

52 Grafik 4.18 Utilization Skenario III (100MB)

4.3.4 Pengujian Skenario IV

4.3.4.1 Pengujian Skenario IV ( 50MB )

Jarak (m) 1 10 20 30 40 50

Sinyal (dBm) -21 -49 -66 -74 -86 -91

TP (mbps) 3.048 2.803 2.574 2.317 2.102 1.947

Delay (ms) 2.582 2.753 2.901 3.035 3.206 3.489

[image:69.612.103.525.112.605.2]

Util. (%) 7.5 6.9 6.7 6.4 7.6 8.3

Tabel 4.7 Hasil Pengujian Skenario IV (50MB) 8.7

8.3 8.4 8.9

9.9

11.1

0 2 4 6 8 10 12

1 (-21) 10 (-49) 20 (-66) 30 (-74) 40 (-86) 50 (-91)

%

m/ dBm

Skenario III (100MB)

(70)
[image:70.612.104.526.114.651.2]

53 Grafik 4.19 Throughput Skenario IV (50MB)

Grafik 4.20 Delay Skenario IV (50MB) 3.048 2.803 2.574 2.317 2.102 1.947 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5

1 (-21) 10 (-49) 20 (-66) 30 (-74) 40 (-86) 50 (-91)

mbps

m/ dBm

Skenario IV (50MB)

Throughput

2.582 2.753

2.901 3.035

3.206 3.489 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4

1 (-21) 10 (-49) 20 (-66) 30 (-74) 40 (-86) 50 (-91)

ms

m/ dBm

Skenario IV (50MB)

(71)
[image:71.612.104.522.110.620.2]

54 Grafik 4.21 Utilization Skenario IV (50MB)

4.3.4.2 Pengujian Skenario IV ( 100MB )

Jarak (m) 1 10 20 30 40 50

Sinyal (dBm) -21 -49 -66 -74 -86 -91

TP (mbps) 3.228 3.179 3.006 2.836 2.732 2.673

Delay (ms) 2.439 2.702 2.943 3.074 3.227 3.504

Util. (%) 7.7 7.7 8.1 8.4 9.2 11

Tabel 4.8 Hasil Pengujian Skenario IV (100MB) 7.5

6.9 6.7

6.4

7.6

8.3

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

1 (-21) 10 (-49) 20 (-66) 30 (-74) 40 (-86) 50 (-91)

%

m/ dBm

Utilization Skenario IV (50)MB

(72)
[image:72.612.104.522.112.633.2]

55 Grafik 4.22 Throughput Skenario IV (100MB)

Grafik 4.23 Delay Skenario IV (100MB)

3.228 3.179

3.006

2.836 2.732

2.673 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5

1 (-21) 10 (-49) 20 (-66) 30 (-74) 40 (-86) 50 (-91)

m

b

p

s

m/ dBm

Skenario IV (100MB)

Throughput

2.439 2.702

2.943 3.074

3.227 3.504 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4

1 (-21) 10 (-49) 20 (-66) 30 (-74) 40 (-86) 50 (-91)

ms

m/ dBm

Skenario IV (100MB)

(73)
[image:73.612.104.514.111.618.2]

56 Grafik 4.24 Utilization Skenario IV (100MB)

4.3.5 Pengujian Skenario V

4.3.5.1 Pengujian Skenario V ( Channel 3)

File (MB) 50 (Ch.3) 100 (Ch. 3)

Sinyal (dBm) -48 -48

TP (mbps) 40.57 41.534

Delay (ms) 0.229 0.22

Util (%) 13.52 13.84

7.7 7.7 8.1 8.4

9.2

11

0 2 4 6 8 10 12

1 (-21) 10 (-49) 20 (-66) 30 (-74) 40 (-86) 50 (-91)

%

m/ dBm

Utilization Skenario IV (100MB)

(74)
[image:74.612.104.514.113.633.2]

57 Grafik 4.25 Throughput Skenario V (Ch. 3)

Grafik 4.26 Delay Skenario V (Ch. 3) 40.57 41.534 40 40.2 40.4 40.6 40.8 41 41.2 41.4 41.6 41.8

50MB (ch. 3)/ -48 100MB (ch. 3)/ -48

mbps

ukuran file/ sinyal

Throughput (ch. 3)

Throughput 0.229 0.22 0.214 0.216 0.218 0.22 0.222 0.224 0.226 0.228 0.23

50MB (ch. 3)/ -48 100MB (ch. 3)/ -48

ms

ukuran file/ sinyal

Delay (Ch.3)

(75)
[image:75.612.105.509.113.599.2]

58 Grafik 4.27 Utilization Skenario V (Ch. 3)

4.3.5.2 Pengujian Skenario V ( Channel 11)

File (MB) 50 (Ch. 11) 100 (Ch. 11)

Sinyal (dBm) -46 -46

TP (mbps) 40.337 41.467

Delay (ms) 0.23 0.231

Util (%) 13.44 13.82 13.52

13.84

13.3 13.4 13.5 13.6 13.7 13.8 13.9

50MB (ch. 3)/ -48 100MB (ch. 3)/ -48

%

ukuran file/ sinyal

Utilization (Ch.3)

(76)
[image:76.612.105.535.111.645.2]

59 Grafik 4.28 Throughput Skenario V (Ch.11)

Grafik 4.29 Delay Skenario V (Ch.11) 40.377 41.467 39.8 40 40.2 40.4 40.6 40.8 41 41.2 41.4 41.6

50MB (ch. 11)/ -46 100MB (ch.11)/ -46

m

b

p

s

ukuran file/ sinyal

Throughput (ch. 11)

Throughput 0.23 0.231 0.2294 0.2296 0.2298 0.23 0.2302 0.2304 0.2306 0.2308 0.231 0.2312

50MB (ch. 11)/ -46 100MB (ch.11)/ -46

ms

ukuran file/ sinyal

Delay (ch. 11)

(77)
[image:77.612.103.522.113.618.2]

60 Grafik 4.30 Utilization Skenario V (Ch.11)

4.3.6 Pengujian Skenario VI

4.3.6.1 Pengujian Skenario VI ( Channel 3)

File (MB) 50 (Ch.3) 100 (Ch. 3)

Sinyal (dBm) -48 -48

TP (mbps) 40.03 41.251

Delay (ms) 0.248 0.233

Util (%) 98.6 99.31 13.44

13.82

13.2 13.3 13.4 13.5 13.6 13.7 13.8 13.9

50MB (ch. 11)/ -46 100MB (ch.11)/ -46

%

ukuran file/ sinyal

Utilization (ch. 11)

(78)
[image:78.612.103.540.114.617.2]

61 Grafik 4.31 Throughput Skenario VI (Ch.3)

Grafik 4.32 Delay Skenario VI (Ch.3) 40.033 41.251 39.4 39.6 39.8 40 40.2 40.4 40.6 40.8 41 41.2 41.4

50MB (ch. 3)/ -48 100MB (ch. 3)/ -48

m

b

p

s

ukuran file/ sinyal

Throughput (ch. 3)

Throughput 0.248 0.233 0.225 0.23 0.235 0.24 0.245 0.25

50MB (ch. 3)/ -48 100MB (ch. 3)/ -48

ms

ukuran file/ sinyal

Delay (ch. 3)

(79)
[image:79.612.103.545.113.611.2]

62 Grafik 4.33 Utilization Skenario VI (Ch.3)

4.3.6.2 Pengujian Skenario VI ( Channel 11)

File (MB) 50 (Ch.11) 100 (Ch. 11)

Sinyal (dBm) -46 -46

TP (mbps) 40.03 41.196

Delay (ms) 0.254 0.256

Util (%) 99.14 99.34 98.6

99.31

98.2 98.4 98.6 98.8 99 99.2 99.4

50MB (ch. 3)/ -48 100MB (ch. 3)/ -48

%

ukuran file/ sinyal

Utilization (ch. 3)

(80)
[image:80.612.105.514.112.617.2]

63 Grafik 4.34 Throughput Skenario VI (Ch.11)

Grafik 4.35 Delay Skenario VI (Ch.11) 40.03 41.196 39.4 39.6 39.8 40 40.2 40.4 40.6 40.8 41 41.2 41.4

50MB (ch. 11)/ -46 100MB (ch.11)/ -46

m

b

p

s

ukuran file/ sinyal

Throughput (ch. 11)

Throughput 0.254 0.256 0.253 0.2535 0.254 0.2545 0.255 0.2555 0.256 0.2565

50MB (ch. 11) 100MB (ch. 11)

ms

ukuran file/ sinyal

Delay (ch.11)

(81)
[image:81.612.105.526.112.614.2]

64 Grafik 4.36 Utilization Skenario VI (Ch.11)

99.14

99.34

99 99.05 99.1 99.15 99.2 99.25 99.3 99.35 99.4

50MB (ch. 11)/ -46 100MB (ch.11)/ -46

%

ukuran file/ sinyal

Utilization (ch. 11)

(82)

65

4.4 Grafik dan Analisa

4.4.1 Grafik Perbandingan Throughput Skenario I dan II

[image:82.612.102.527.164.684.2]

Gambar 4.37 Grafik Throughput Skenario I dan II (50MB)

Gambar 4.38 Grafik Throughput Skenario I dan II (100MB) 40.736 40.363

38.255

35.892

27.607 23.35

39.767 39.588 37.591 35.263 26.942 22.82 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45

1 (-21) 10 (-49) 20 (-66) 30 (-74) 40 (-86) 50 (-91)

T h ro u gh p u t (m b p s)

Jarak (m)/ sinyal (dBm)

Throughput (50MB)

Skenario I (50MB)

Skenario II (50MB)

41.389 41.095

36.872

33.612

29.687

24.286

40.22 40.144 36.115 33.038 28.711 24.004

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45

1 (-21) 10 (-49) 20 (-66) 30 (-74) 40 (-86) 50 (-91)

T h ro u gh p u t (m b p s)

Jarak (m)/ sinyal (dBm)

Throughput (100MB)

Skenario I (100MB)

(83)

66 Dari hasil pengukuran di atas, terlihat bahwa hasil rata - rata throughput maksimal adalah 40.736Mbps untuk ukuran file 50MB dan 41.389Mbps untuk ukuran file 100MB. Jumlah itu memiliki tren menurun seiring bertambah jauhnya jarak client dengan access point, hingga power access point semakin lama semakin kecil. Hal tersebut terlihat dari grafik bar yang terdapat pada gambar di atas. Sementara itu untuk perbandingan antara skenario I (aktual) dan II (interferensi bluetooth) juga menunjukkan tren menurun.

Namun penurunan kualitas tidak terlalu signifikan dilihat dari sisi throughput, ini ditunjukkan oleh grafik di atas dan masih dapat dikatan bahwa proses transfer tidak terlalu terganggu. Hal ini menunjukkan bahwa apa yang sudah dikembangkan oleh WiFi Alliance untuk membuat teknologi 802.11 yang lebih tahan terhadap interferensi bisa dikatakan terbukti.

4.4.2 Grafik Perbandingan Delay Skenario I dan II

0.213 0.219 0.239 0.245

0.309

0.391

0.244 0.256 0.27 0.275 0.318 0.398

0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45

1 (-21) 10 (-49) 20 (-66) 30 (-74) 40 (-86) 50 (-91)

D

e

lay

(m

s)

Jarak (m)/ sinyal (dBm)

Delay (50MB)

Skenario I (50MB)

(84)
[image:84.612.101.538.128.621.2]

67 Gambar 4.39 Grafik Delay Skenario I dan II (50MB)

Gambar 4.40 Grafik Delay Skenario I dan II (100MB)

Dari hasil pengukuran di atas, dapat dilihat bahwa hasil rata - rata delay terkecil adalah 0.213ms untuk ukuran file 50MB dan 0.215ms untuk ukuran file 100MB. Hasil perhitungan itu memiliki tren yang cenderung naik seiring bertambah jauhnya jarak client dengan access point (berkurangnya power dari access point membuat delay semakin tinggi). Hal tersebut terlihat dari grafik bar yang terdapat pada gambar di atas. Sementara itu untuk perbandingan antara skenario I (aktual) dan II (interferensi bluetooth) juga menunjukkan tren meningkat.

Namun penurunan kualitas tidak terlalu signifikan dilihat dari sisi delay yang ditunjukkan oleh grafik di atas dan masih dapat dikatan bahwa proses transfer tidak terlalu terganggu karena hanya mengalami peningkatan

0.215 0.228

0.255 0.264

0.298

0.364

0.259 0.263 0.272 0.32 0.342 0.379

0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4

1 (-21) 10 (-49) 20 (-66) 30 (-74) 40 (-86) 50 (-91)

D

e

lay

(m

s)

Jarak (m)/ sinyal (dBm)

Delay (100MB)

Skenario I (100MB)

(85)

68 delay sepersekian milisekon. Hal ini menunjukkan bahwa apa yang sudah dikembangkan oleh WiFi Alliance untuk membuat teknologi 802.11 yang lebih tahan terhadap interferensi bisa dikatakan terbukti.

[image:85.612.102.524.192.683.2]

4.4.3 Grafik Perbandingan Throughput Skenario III dan IV

Gambar 4.41 Grafik Throughput Skenario III dan IV (50MB)

Gambar 4.42 Grafik Throughput Skenario III dan IV (100MB) 3.349

2.901

2.613

2.419

2.184 2.019

3.048 2.803 2.574 2.317 2.102 1.947

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4

1 (-21) 10 (-49) 20 (-66) 30 (-74) 40 (-86) 50 (-91)

Th ro u g h p u t (m b p s)

Jarak (m)/ sinyal (dBm)

Throughput (50MB)

Skenario III (50MB)

Skenario IV (50MB)

3.632

3.418

3.113 3.018 2.942

2.705

3.228 3.179 3.006 2.836 2.732 2.673

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4

1 (-21) 10 (-49) 20 (-66) 30 (-74) 40 (-86) 50 (-91)

Th ro u g h p u t (m b p s)

Jarak (m)/ sinyal (dBm)

Throughput (100MB)

Skenario III (100MB)

(86)

69 Dari hasil pengukuran di atas, terlihat bahwa hasil rata - rata throughput maksimal adalah 3.349Mbps untuk ukuran file 50MB dan 3.632Mbps untuk ukuran file 100MB. Jumlah itu memiliki tren menurun seiring bertambah jauhnya jarak client dengan access point hingga power access point semakin lama semakin kecil dan banyaknya client yang melakukan proses transfer data pada saat yang bersamaan (10client). Hal tersebut terlihat dari grafik bar yang terdapat pada gambar di atas. Sementara itu untuk perbandingan antara skenario III (10 client) dan IV (10 client interferensi bluetooth) juga menunjukkan tren menurun. Namun penurunan kualitas tidak terlalu signifikan dilihat dari sisi throughput, ditunjukkan oleh grafik di atas dan masih dapat dikatan bahwa proses transfer tidak terlalu terganggu.

(87)

70

4.4.4 Grafik Perbandingan Delay Skenario III dan IV

Gambar 4.43 Grafik Delay Skenario III dan IV (50MB)

Gambar 4.44 Grafik Delay Skenario III dan IV (100MB) 2.304 2.419

2.689 2.773 2.917

3.207

2.582 2.753 2.901 3.035 3.206 3.489 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4

1 (-21) 10 (-49) 20 (-66) 30 (-74) 40 (-86) 50 (-91)

D

e

lay

(m

s)

Jarak (m)/ sinyal (dBm)

Delay (50MB)

Skenario III (50MB)

Skenario IV (50MB)

2.251 2.455

2.691 2.804 2.947

3.061

2.439 2.702 2.943 3.074 3.227 3.504

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4

1 (-21) 10 (-49) 20 (-66) 30 (-74) 40 (-86) 50 (-91)

De

lay

(m

s)

Jarak (m)/ sinyal (dBm)

Delay (100MB)

Skenario III (100MB)

(88)

71 Dari hasil pengukuran di atas, terlihat bahwa hasil rata - rata delay terkecil adalah 2.304ms untuk ukuran file 50MB dan 2.251ms untuk ukuran file 100MB. Jumlah itu memiliki tren meningkat seiring bertambah jauhnya jarak client dengan access point (menyebabkan power access point semakin kecil) dan banyaknya client yang melakukan proses transfer data pada saat yang bersamaan (10client). Hal tersebut terlihat dari grafik bar yang terdapat pada gambar di atas.

Sementara itu untuk perbandingan antara skenario III (10 client) dan IV (10 client interferensi bluetooth) juga menunjukkan tren meningkat. Namun penurunan kualitas tidak terlalu signifikan dilihat dari sisi delay, ditunjukkan oleh grafik di atas dan masih dapat dikatan bahwa proses transfer tidak terlalu terganggu.

(89)

72

4.4.5 Grafik Link Utilization Skenario I, II, III, IV, V, dan VI

Gambar 4.45 Grafik Utilizazion Skenario I (50MB)

Gambar 4.46 Grafik Utilization Skenario I (100MB)

13.6 13.4 12.75

11.97 9.2 7.78 0 2 4 6 8 10 12 14 16

1 (-21) 10 (-49) 20 (-66) 30 (-74) 40 (-86) 50 (-91)

U ti li za ti o n (% )

Jarak (m)/ sinyal (dBm)

Utilization Skenario I (50)MB

Utilization Skenario I (50)MB

13.8 13.7

12.3 11.2 9.9 8.1 0 2 4 6 8 10 12 14 16

1 (-21) 10 (-49) 20 (-66) 30 (-74) 40 (-86) 50 (-91)

U ti li za ti o n (% )

Jarak (m)/ sinyal (dBm)

Utilization Skenario I (100MB)

(90)

73 Dari pengukuran utilization pada skenario I di dapatkan hasil seperti terlihat dari grafik di atas. Hasil tersebut diperoleh dari penghitungan throughput : bandwidth x (100%). Rata – rata throughput dari tiap jarak pada skenario I dibagi bandwidth sebesar 300Mbps hingga nantinya akan memberikan bandwidth aktual yang dapat digunakan untuk transfer data.

Gambar 4.47 Grafik Utilization Skenario II (50MB) 98.5

98.07

98.3 98.25

97.6 97.7

97 97.2 97.4 97.6 97.8 98 98.2 98.4 98.6

1 (-21) 10 (-49) 20 (-66) 30 (-74) 40 (-86) 50 (-91)

U

ti

li

za

ti

o

n

(%

)

Jarak (m)/ sinyal (dBm)

Skenario II (50)MB

(91)

74 Gambar 4.48 Grafik Utilization Skenario II (100MB)

Dari pengukuran utilization skenario II sedikit berbeda dengan pengukuran utilization pada skenario I, perbedaannya adalah bandwidth yang digunakan untuk pembagi menggunakan bandwidth dari hasil pengukuran throughput skenario I, karena throughput tersebut mendefinisikan bandwidth sebenarnya.

Pengaruh interferensi bluetooth sendiri dapat dilihat pada grafik di atas, pengaruh terbesar interferensi adalah pada pengujian transfer file 100MB pada jarak 1m, penurunan utilization hingga 8.83%. Namun penurunan yang tidak lebih dari 10% dikategorikan masih dapat diterima.

Rumus yang digunakan pada penghitungan utilization skenario II adalah throughoput skenario II

91.17

97.7 97.9 98.3

96.7 98.8 86 88 90 92 94 96 98 100

1 (-21) 10 (-49) 20 (-66) 30 (-74) 40 (-86) 50 (-91)

Ut il iz a ti o n (%)

Jarak (m)/ sinyal (dBm)

Utilization Skenario II (100MB)

(92)

75 Gambar 4.49 Grafik Utilization Skenario III dan IV (50MB)

Gambar 4.50 Grafik Utilization Skenario III dan IV (100MB)

Pengukuran utilization skenario III dan IV sedikit berbeda dengan pengukuran utilization pada skenario I, perbedaannya adalah bandwidth yang digunakan untuk pembagi menggunakan bandwidth dari hasil pengukuran

8.2

7.2

6.8 6.7

7.9

8.6

7.5 6.9 6.7 6.4 7.6 8.3

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 (-21) 10 (-49) 20 (-66) 30 (-74) 40 (-86) 50 (-91)

U ti li za ti o n (% )

Jarak (m)/ sinyal (dBm)

Utilization Skenario III & IV (50)MB

Utilization Skenario III (50)MB

Utilization Skenario IV (50)MB

8.7 8.3 8.4 8.9

9.9

11.1

7.7 7.7 8.1 8.4 9.2 11

0 2 4 6 8 10 12

1 (-21) 10 (-49) 20 (-66) 30 (-74) 40 (-86) 50 (-91)

Ut il izat io n ( % )

Jarak (m)/ sinyal (dBm)

Utilization Skenario III & IV (100MB)

Utilization Skenario III (100MB)

(93)

76 throughput skenario I, karena throughput tersebut mendefinisikan bandwidth sebenarnya.

Pengaruh interferensi bluetooth sendiri dapat dilihat pada grafik di atas, variasi pengaruh bluetooth dilihat dari parameter utilization tidak terlalu signifikan, karena penurunana utilization cenderung sedikit.

Rumus yang digunakan pada penghitungan utilization skenario III dan IV adalah throughoput skenario II

(94)

77

4.4.6 Grafik Perbandingan Throughput Skenario V dan VI

Gambar 4.51 Grafik Throughput Skenario V dan VI (ch. 3)

Gambar 4.52 Grafik Throughput Skenario V dan VI (ch. 11) 40.57

41.534

40.033 41.251

39 39.5 40 40.5 41 41.5 42

50MB (ch. 3)/ -48 100MB (ch. 3)/ -48

m

b

p

s

ukuran file/ sinyal (dBm)

Throughput V & VI (ch. 3)

Throughput

Throughput

40.377

41.467

40.03 41.196

39 39.5 40 40.5 41 41.5 42

50MB (ch. 11)/ -46 100MB (ch.11)/ -46

m

b

p

s

ukuran file/ sinyal (dBm)

Throughput V & VI (ch. 11)

Throughput

(95)

78 Pengujian skenario kelima dan keenam adalah pengujian yang dimaksudkan untuk menguji ketahanan 802.11n terhadap teknik adaptive frequency hopping yang diaplikasikan oleh bluetooth.

Dari h

Gambar

Gambar 2.3 WiFi Channel
Gambar 2.5 Bluetooth Channel
Gambar 2.6 Bluetooth class
Gambar 2.8 Ilustrasi Interferensi WLAN dan Bluetooth
+7

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Laporan Tugas Akhir dengan Judul Analisis Antara Laporan Keuangan

Akhir kata, tiada gading yang tak retak, dengan segala kelebihan dan kekurangannya, penulis sangat berharap pada skripsi ini dapat diberikan saran yang bersifat konstruktif

telah teridentifikasi dalam bentuk kemampuan menguasai materi atau bahan ajar yang kurang, perlu mendapatkan perhatian dari guru Pendidikan Agama Islam di SMP

Partisipasi adalah suatu keterlibatan mental dan emosi seseorang kepada pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab di dalamnya. Partisipasi siswa dalam pembelajaran

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh rasio keuangan (rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, rasio profitabilitas) dan ukuran

Untuk menguji permasalahan kedua yaitu untuk mengetahui ramalan penjualan pertahun dari penjualan kopi rakyat di Desa Sidomulyo dan Desa Garahan digunakan analisa trend

Berdasarkan tinjauan teori dan kerangka fikir, yang dikemukakan pada bagian pustaka, maka penulis akan mengemukakan (hipotesis) jawaban sementara terhadap

Researcher uses observation method in this research because she wants to. know the second grade of VIII B students’