xii
ABSTRAK
Perbedaan Persepsi Konsumen pada Produk Pasta Gigi Pepsodent ditinjau dari Segi Merek, Harga dan Citarasa Produk
Anastasia Widiyanti Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2008
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan persepsi konsumen pada produk pasta gigi pepsodent ditinjau dari segi merek, harga dan citarasa produk berdasarkan usia, tingkat pendidikan dan tingkat pendapatannya. Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan lokasi Desa Sengon, kecamatan Prambanan, kabupaten Klate n pada bulan Juni 2006.
Populasi penelitian adalah semua pengguna pasta gigi pepsodent di wilayah desa Sengon, jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seratus orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode “purvosive random sampling” yaitu teknik pengambilan sampel dengan mengambil orang terpilih menurut ciri khusus yangtelah menggunakan pasta gigi pepsodent selama lebih dari satu tahun.Teknik pengambilan data dilakukan dengan wawancara dan kuesioner dan analisis data menggunakan Uji Chi Square.
xiii
ABSTRACT
THE DIFFERENCES OF CONSUMERS’ PERCEPTION IN TOOTH PASTE PRODUCT OF “PEPSODENT” V IEWED FROM PRODUCT TRADEMARK,
PRICE AND TASTE. Anastasia Widiyanti Sanata Dharma University
Yogyakarta 2008
The aim of this research was to know the differences of consumers’ perception in tooth paste product of “pepsodent” viewed from product trademark, price and taste based on consumers’ age, level of education and income level. This research was a case study conducted at Sengon Village, Prambanan District, Klaten Regency on June 2006.
The population of research was the consumers’ of “pepsodent” tooth paste at Sengon Village , Prambanan District, the sample which was used in the research was one hundred respondents and they were taken by the purposive random sampling method, that is the sample technique method using some people who have consumed “pepsodent” tooth paste for more than one year. The data collecting techniques used were interviews and questionnaire. The data were analyzed by the use of Chi Square Test.
PERBEDAAN PERSEPSI KONSUMEN PADA PRODUK
PASTA GIGI PEPSODENT DITINJAU DARI SEGI MEREK
HARGA DAN CITA RASA PRODUK
Studi kasus : Desa Sengon, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Disusun Oleh:
Anastasia Widiyanti
011334063
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iii
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 5 Maret 2008 Penulis
v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Anastasia Widiyanti
Nomor Mahasiswa : 011334063
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
PERBEDAAN PERSEPSI KONSUMEN PADA PRODUK PASTA GIGI PEPSODENT DITINJAU DARI SEGI MEREK, HARGA DAN CITA RASA PRODUK
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupaun memberikan royalty kepada saya selamA tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyatan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 22 April 2008 Yang menyatakan
vi
MOTTO dan P ER SEMB AH AN
Tetapi carilah dulu K erajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan
ditambahkan kepadamu
(Matius 6:33)
B ersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan dan bertekunlah dalam
doa.
(R oma 12:12)
Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam
Kristus Yesus
(1 Tesalonika 5:18)
Skripsi ini ku persembahkan untuk:
Ø Yesus K ristus Juru Selamatku
Ø B apak dan I buku tercinta
Ø K akak – kakakku
Ø K eluarga besarku
Ø Sahabat – sahabatku
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan penyertaannya dari awal hingga selesainya penyusunan skripsi yang berjudul “PERBEDAAN PERSEPSI KONSUMEN PADA PRODUK PASTA GIGI PEPSODENT DITINJAU DARI SEGI MEREK, HARGA DAN CITA RASA PRODUK”.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperole h gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penyusunan skripsi ini tidak mungkin dapat dilaksanakan dengan baik tanpa bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak yang terkait, oleh karena itu penulis dengan kerendahan hati dalam kesempatan ini menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Y. Harsoyo, S.pd., M.Si. selaku Kepala Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma.
viii
4. Ibu E. Catur Rismiyati, S.Pd., M.A. sebagai dosen pembimbing yang telah berkenan menyediakan waktu memberikan bimbingan, masukan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini sampai dengan selesai.
5. Bapak Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si. atas segala masukan yang diberikan kepada penulis dan selaku dosen penguji skripsi.
6. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd., M.Si. selaku dosen penguji skripsi. 7. Bapak Kades Desa Sengon, yang telah memberikan ijin kepada penulis
untuk melakukan penelitian dan memberikan data-data yang diperlukan bagi penulis.
8. Seluruh Dosen dan Karyawan Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan bimbingan dan bantuan selama belajar di Universitas Sanata Dharma.
9. Kedua orangtuaku Bapak Suwito dan Ibu C. Suryanti yang tidak pernah berhenti mendoakan dan membimbingku serta memberikan dukungan baik secara moral dan material ( maaf Mi, kalau membuatmu kecewa ).
10. Kakak-kakakku mas Widi, mas Un dan BuYen, mbak Tutik dan Lius yang telah memberikan dukungan padaku selama ini, buat ponakan kecilku Rachel (dik Kae l jangan nakal ya!!!).
11. Buat sahabatku Wahyu Meita Widiarti, terimakasaih untuk persahabatan kita, selamat jalan Dhok doaku mengiringi kepergianmu.
ix
13. Buat Jetty ma Popo, makasih ya komputernya sorry ngrepotin. Jetty ayo semangat !!!
14. Buat mas Agung maturnuwun untuk nasihat-nasihatnya, buat Su (makasih ya infonya!!!).
15. Dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu di sini, terimakasih atas semua dukungannya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun bagi penulis. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak yang membutuhkan.
Yogyakarta, 5 Maret 2008 Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vi
KATA PENGANTAR... vii
DAFTAR ISI... x
ABSTRAK... xiii
ABSTRACT... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Batasan Masalah... 3
C. Rumusan Masalah... 4
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 6
A. Persepsi... 6
B. Perilaku Konsumen ... 11
C. Merek ... 15
xi
E. Bauran Pemasaran... 17
F. Kerangka Berpikir ... 22
G. Hipotesis ... 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 24
A. Jenis Penelitian... 24
B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 24
C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 24
D. Populasi dan Sampel ... 24
E. Variabel Penelitian ... 25
F. Teknik Pengumpulan Data ... 26
G. Teknik Pengujian Instrumen... 27
H. Teknik Analisis Data ... 31
BAB IV GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN ... 34
A. Batas-batas Wilayah... 34
B. Kondisi Geografis ... 34
C. Kependudukan... 35
BAB V ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN... 38
A. Analisis Diskriptip ... 38
B. Hasil Pengujian Chi Square ... 46
C. Pembahasan... 69
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN... 76
A. Kesimpulan ... 76
xii
C. Saran... 78 DAFTAR PUSTAKA
xii
ABSTRAK
Perbedaan Persepsi Konsumen pada Produk Pasta Gigi Pepsodent ditinjau dari Segi Merek, Harga dan Citarasa Produk
Anastasia Widiyanti Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2008
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan persepsi konsumen pada produk pasta gigi pepsodent ditinjau dari segi merek, harga dan citarasa produk berdasarkan usia, tingkat pendidikan dan tingkat pendapatannya. Jenis penelitian ini adalah studi kasus dengan lokasi Desa Sengon, kecamatan Prambanan, kabupaten Klate n pada bulan Juni 2006.
Populasi penelitian adalah semua pengguna pasta gigi pepsodent di wilayah desa Sengon, jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah seratus orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode “purvosive random sampling” yaitu teknik pengambilan sampel dengan mengambil orang terpilih menurut ciri khusus yangtelah menggunakan pasta gigi pepsodent selama lebih dari satu tahun.Teknik pengambilan data dilakukan dengan wawancara dan kuesioner dan analisis data menggunakan Uji Chi Square.
xiii
ABSTRACT
THE DIFFERENCES OF CONSUMERS’ PERCEPTION IN TOOTH PASTE PRODUCT OF “PEPSODENT” V IEWED FROM PRODUCT TRADEMARK,
PRICE AND TASTE. Anastasia Widiyanti Sanata Dharma University
Yogyakarta 2008
The aim of this research was to know the differences of consumers’ perception in tooth paste product of “pepsodent” viewed from product trademark, price and taste based on consumers’ age, level of education and income level. This research was a case study conducted at Sengon Village, Prambanan District, Klaten Regency on June 2006.
The population of research was the consumers’ of “pepsodent” tooth paste at Sengon Village , Prambanan District, the sample which was used in the research was one hundred respondents and they were taken by the purposive random sampling method, that is the sample technique method using some people who have consumed “pepsodent” tooth paste for more than one year. The data collecting techniques used were interviews and questionnaire. The data were analyzed by the use of Chi Square Test.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, telah diikuti pula oleh berbagai kebutuhan konsumen. Salah satu kebutuhan yang diperlukan adalah produk pasta gigi. Pada saat ini banyak muncul produk pasta gigi dengan berbagai merek dan kemasan yang ditawarkan oleh lebih dari satu perusahaan. Dan karena banyaknya merk pasta gigi yang ada dalam pasaran maka, perusahaan harus bersaing dengan perusahaan lain yang juga memproduksi pasta gigi. Untuk dapat bertahan dalam persaingan tersebut maka, perusahaan harus bisa membuat konsumen yakin dengan produknya dan konsumen dapat setia dengan produk tersebut. Oleh karena itu, perusahaan harus memberi merek pada produknya sehingga masyarakat dapat mengenali dengan mudah dan merk tersebut akrab di telinga masyarakat.
Dan dari beberapa warung dan toko yang saya kunjungi, para pemiliknya mengatakan bahwa pasta gigi pepsodent lebih banyak dicari daripada produk pasta gigi merek lain. Hal ini menunjukkan bahwa produk pasta gigi pepsodent lebih diminati oleh masyarakat. Para pemilik toko pun selalu mempunyai persediaan pasta gigi pepsodent lebih banyak dibanding persediaan pasta gigi merek lain. Oleh karena itu maka, saya menggunakan produk pasta gigi pepsodent sebagai obyek produk dalam penelit ian ini, karena kebanakan masyarakat cenderung lebih banyak menggunakan pasta gigi pepsodent daripada merek lain.
di interpretasikan sehingga dapat mempengaruhi perilaku seseorang dalam menentukan pilihan untuk memilih produk tertentu.
Dalam proses penyeleksian, pengorganisasian dan penginterpretasian stimulus yang diterima oleh alat indra setiap individu akan berbeda-beda, tergantung pada pengalaman, kemampuan berpikir dan kerangka acuan setiap individu. Oleh karena pengalaman, kemampuan berpikir dan kerangka acuan dari setiap individu tidak sama maka, hal tersebut akan menghasilkan persepsi berbeda-beda me skipun stimulus yang diterima sama. Demikian juga dengan persepsi setiap individu terhadap merek pasta gigi pepsodent, meskipun setiap orang telah mengetahui merek pasta gigi pepsodent tetapi setiap orang akan mempunyai persepsi yang berbeda-beda. Setiap individu akan menentukan pilihan terhadap pemakaian produk pasta gigi pepsodent tersebut berdasar pada persepsi yang berbeda -beda tergantung dari segi apa mereka menentukan pilihan tersebut, diantaranya dilihat dari usia, tingkat pendidikan dan tingkat pendapatannya.
Dari latar belakang masalah di atas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan memilih judul “PERBEDAAN PERSEPSI KONSUMEN PADA PRODUK PASTA GIGI PEPSODENT DITINJAU
DARI SEGI MEREK, HARGA DAN CITARASA PRODUK”.
B. Batasan Masalah
1. Konsumen yang digunakan sebagai subyek penelitian adalah dengan karakteristik konsumen yang menggunakan pasta gigi Pepsodent.
2. Obyek pasta gigi yang digunakan adalah harga dan merek.
3. Yang diteliti adalah persepsi konsumen terhadap merek dan harga pasta gigi Pepsodent.
C. Rumusan Masalah
Dalam penelitian ini penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apakah ada perbedaan persepsi konsumen pada produk pasta gigi
pepsodent ditinjau dari segi merek berdasarkan usia?
2. Apakah ada perbedaan persepsi konsumen pada produk pasta gigi pepsodent ditinjau dari segi merek berdasarkan tingkat pendidikan?
3. Apakah ada perbedaan persepsi konsumen pada produk pasta gigi pepsodent ditinjau dari segi merek berdasarkan tingkat pendapatan?
4. Apakah ada perbedaan persepsi konsumen pada produk pasta gigi pepsodent ditinjau dari segi harga berdasarkan usia?
5. Apakah ada perbedaan persepsi konsumen pada produk pasta gigi pepsodent ditinjau dari se gi harga berdasarkan tingkat pendidikan?
6. Apakah ada perbedaan persepsi konsumen pada produk pasta gigi pepsodent ditinjau dari segi harga berdasarkan tingkat pendapatan?
7. Apakah ada perbedaan persepsi konsumen pada produk pasta gigi pepsodent ditinjau dari segi citarasa berdasarkan tingkat usia?
9. Apakah ada perbedaan persepsi konsumen pada produk pasta gigi pepsodent ditinjau dari segi citarasa berdasarkan tingkat pendapatan?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap merek dan harga pasta gigi Pepsodent.
E. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat diambil manfaat sebagai berikut:
1. Bagi peneliti, yaitu dapat menerapkan ilmu yang diperoleh selama studi di Universitas Sanata Dharma dan dapat mengetahui persepsi konsumen terhadap merek dan harga pasta gigi Pepsodent.
2. Bagi perusahaan, yaitu dapat menyumbangkan gagasan yang bermanfaat sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan kebijakan-kebijakan perusahaan.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Persepsi
1. Pengertian Persepsi
Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh pengindraan yaitu, merupakan suatu proses yang berwujud diterimanya stimulus oleh individu melalui alat reseptornya. Stimulus diteruskan ke pusat syaraf dan terjadi proses psikologis sehingga individu menyadari apa yang dilihat, didengar dan disitulah individu mengalami persepsi. Persepsi adalah proses pemahaman yang dialami setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungannya baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciuman (Miftah Thoha, 1983:14). Proses persepsi tidak dapat lepas dari proses engindraan dan proses pengindraan merupakan proses yang mendahului terjadinya persepsi. Proses pengindraan terjadi setiap saat yaitu pada waktu individu menerima stimulus ysng mengenai dirinya sendiri melalui alat indra. Alat indra merupakan perhubungan antara individu dengan dunia luarnya.
Menurut Jalaluddin Rahmat (1986: 64)
Dengan persepsi idividu bisa menyadari dapat mengerti tentang keadaan lingkungan sekitarnya, juga tentang keadaan dirinya sendidri. Dalam persepsi stimulus yang mengenai individu akan di organisasikan, di interpretasikan sehingga individu menyadari tentang apa yang di indranya itu. Dalam persepsi stimulus yang diterima oleh individu dapat datang dari luar tetapi juga bisa datang dari dalam diri individu yang bersangkutan.Berdasar pada hal tersebut dapat dikemukakan bahwa dalam persepsi itu sekalipun stimulusnya sama tetepi karena pengalaman, kemampuan berpikir dan kerangka acuan setiap orang berbeda maka, ada kemungkinan hasil persepsi antara individu satu dengan individu lainnya juga tidak sama. Keadaan ini memberikan gambaran bahwa persepsi bersifat individu.
Setiap individu mempunyai kecenderungan dalam melihat obyek yang sama dengan cara yang berbeda. Oleh karena itu setiap orang memberikan arti kepada suatu stimulus dengan cara yang berbeda pula. Pesepsi berkaitan dengan cara mendapatkan pengetahuan tentang obyek atau kejadian pada saat tertentu, itu sebabnya persepsi dapat terjadi kapan saja. Persepsi sendiri meliputi kognisi yang mencakup penafsiran obyek, tanda dan orang dari sudut pengalaman yang bersangkutan.
mempengaruhi hasil persepsi datang dari dua sumber, yaitu yang berhubungan dengan segi kejasmanian dan yang berhubungan dengan segi psikologis. Jika sistem psikologisnya terganggu hal tersebut akan berpengaruh terhadap persepsi seseorang. Segi psikologis tersebut antara lain pengalaman, perasaan, kemampuan berpikir, kerangka acuan dan motivasi, hal inilah yang akan berpengaruh dalam mengadakan persepsi.
Dengan semua yang telah dipaparkan di atas, tidak berarti persepsi antara satu orang dengan yang lainnya tidak bisa sama. Bila faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan persepsi dapat dikelola dengan baik, akan terbentuklah persepsi yang diinginkan. Dengan kata lain, persepsi yang diinginkan akan terbentuk bila dapat dilakukan pengkondisian yang kuat terhadap suatu obyek, kualitas hubungan antargejala, kondisi maupun peristiwa.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Persepsi
Pembentukan persepsi (Irwanto, et al. 1996 : 96) dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
a. Perhatian yang selektif
b. Ciri-ciri rangsang
Rangsang yang bergerak di antara rangsang yang diam akan lebih menarik perhatian. Demikian juga rangsang yang paling besar di antara yang kecil; yang kontras dengan latar belakangnya dan yang intensitas rangsangnya paling kuat.
c. Nilai-nilai dan Kebutuhan Individu
Seorang seniman tentu punya pola dan cita rasa yang berbeda dalam pengamatannya dibanding seorang yang bukan seniman. Penelitian juga menunjukkan bahwa anak-anak dari golongan ekonomi rendah melihat koin (mata uang logam) lebih besar dibanding anak-anak orang kaya.
d. Pengalaman terdahulu
Pengalaman-pengalaman terdahulu sangat mempengaruhi seseorang mempersepsi dunianya. Cermin bagi kita tentu bukan barang baru, tetpi lain halnya dengan mereka yang berada di pedalaman.
Proses terbentuknya persepsi terdiri dari lima langkah, yang menurut buku Proyek Pengembangan Institusi Pendidikan Tinggi adalah sebagai berikut : 1. Proses pengumpulan informasi (process of gathering information).
2. Proses sele ksi (selecting), yaitu apa yang harus dicatat dari suatu informasi.
4. Proses mengorganisir ke pola-pola tertentu.
5. Proses menginterpretasikan informasi yang telah terpola ke dalam suatu yang bermakna.
Sedangkan hal-hal lain yang dianggap dapat mempengaruhi persepsi adalah kemampuan dasar (ability), kemauan (wants), kebutuhan-kebutuhan (needs), harapan-harapan (expectatios), dan latihan (train).
Ketepatan persepsi dipengaruhi oleh situasi di mana persepsi tersebut terbentuk. Termasuk dalam pengertian situasi ini, antara lain, tempat, waktu, suasana (sedih, gembira, takut, dan lain-lain).
3. Variabel-variabel yang Membentuk Persepsi
Variabel-variabel persepsi terdiri atas : a. Perhatian (atten tion)
Yaitu sapai dimana konsumen bersifatsensitif terhadap informasi. Perhatian dipengaruhi oleh :
-stimulus ambiquitas -sikap
b. Stimuli Ambiquity
Yaitu ketidakpastian tentang yang diamati dan tidak adanya makna dari informasi yang diterima.
d. Penelusuran Nyata (over search)
Yaitu penelusuran informasi scara aktif. Aktifitas ini meliputi kecepatan dan keluasan dalam menimbulkan kembali informasi yang ada pada memori dan pengalaman mengenai masalah.
B. Perilaku Konsumen.
Perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusul tindakan. Keberhasilan pemasaran tergantung pada pemahaman perilaku konsumen yang berupa keinginan dan kebutuhan yang belum terpenuhi. Disinilah pemasaran dituntut memahami dan mengamati sikap dan perilaku konsumen.
Perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan individu secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang dan jasa ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan tersebut. (James F Engel, Roger Vlackwell, Miniard, Paul W (1994:3) )
Definisi lain perilaku konsumen adalah menurut Leon G Schifman dan Lesli Lazar Kanuk. Perilaku konsumen adalah bagaimana konsumen membuat keputusan untuk menghabiskan sumber mereka yang berharga (waktu, uang, usaha) atas barang yang akan dikonsumsi (1994:7)
Berdasar uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah tindakan yang dilakukan oleh individu atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan guna mendapat barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan.
Ada berbagai macam faktor yang dapat mempengaruhi konsumen membeli produk tertentu sehingga dapat memuaskan kebutuhan dan keinginannya. Faktor -faktor yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen menurut Philip Kottler (1986:164) antara lain adalah sebagai berikut :
1. Kebudayaan
Kebudayaan sifatnya sangat luas dan menyangkut segala aspek kehidupan manusia. Kebudayaan merupakan faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar. Jika makluk yang lebih rendah perilakunya sebagian diatur oleh naluri, maka perilaku manusia sebagian adalah dipelajari.
2. Kelas Sosial
dalam bidang tertentu seperti pakaian, perabot rumah tangga, aktivitas waktu senggang dan sebagainya.
3. Kelompok Referensi Kecil
Kelompok referensi kecil juga mempengaruhi perilaku seseorang dalam pembelian dan sering dijadikan pedoman oleh konsumen dalam bertingkah laku.
4. Keluarga
Para anggota keluarga dapat memberi pengaruh yang kuat terhadap perilaku pembelian.
5. Pengalaman
Pengalaman dapat mempengaruhi pengamatan seseorang dalam bertingkah laku. Pengalaman diperoleh dari perbuatannya di masa lalu dan dapat pula dipelajari sebab dengan belajar sesorang mendapat pengalaman. 6. Kepribadian
7. Sikap dan Kepercayaan
Sikap dan kepercayaan merupakan faktor yang ikut mempengaruhi pandangan dan perilaku pembelian seseorang. Sikap itu sendiri mempengaruhi kepercayaan dan kepercayaan mempengaruhi sikap.
8. Konsep Diri
Konsep diri merupakan cara bagi seseorang untuk melihat dirinya sendiri dan pada saat yang sama ia mempunyai gambaran tentang diri dan orang lain.
9. Pengamatan
Pengamatan merupakan proses yang mana pembeli menyadari dan menginterpretasikan aspek lingkungannya. Seseorang akan mempunyai sesuatu pandangan terhadap suatu produk jika ia mengetahui bahwa produk tersebut ditawarkan.
10. Proses Belajar
Proses belajar dapat terjadi jika konsumen ingin menanggapi dan memperoleh suatu keputusan atau sebaliknya terjadi jika merasa dikecewakan oleh produk yang kurang baik.
11. Sikap
C. M e rek
Dalam mengembangkan strategi pemasaran untuk produk-produk individual, penjual atau produsen harus menghadapi keputusan pemberian merek. Merek akan menjadi daya tarik untuk memperoleh kesetiaan pelanggan.
American Marketing Association mendefinisikan Merek sebagai berikut:
Merek adalah nama, istilah, tanda, simbol atau rancangan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan barang atau jasa dari seseorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing.
Jadi merek mengidentifikasikan penjual atau produsen. Merek sebenarnya merupakan janji penjual atau produsen untuk secara konsisten memberikan tampilan, manfaat dan jasa pada pembeli. Merek terbaik memberikan jaminan mutu, tetapi merek lebih dari sekedar simbol. Merek dapat memilki enam tingkat pengertian, yaitu :
a. Atribut yaitu bahwa merek mengingatkan pada atribut-atribut tertentu. b. Manfaat yaitu mer ek bukan hanya serangkaian atribut saja karena
pelanggan tidak membeli atribut tetapi membeli manfaat.
c. Nilai yaitu bahwa merek juga menyatakan nilai produsen. Pemasar merek harus dapat mengetahui kelompok pembeli mana yang mencari nilai-nilai itu.
d. Budaya yaitu bahwa merek juga mewakili budaya tertentu.
f. Pemakai yaitu bahwa merek menunjukkan jenis konsumen yang membeli atau menggunakan produk tersebut.
Semua itu menunjukkan bahwa merek merupakan simbol yang kompleks. Tantangan dalam pemberian merek adalah untuk mengembangkan pengertian yang mendalam atas merek tersebut. Merek disebut merek yang mendalam jika orang-orang dapat melihat keenam dimensi dari suatu merek. Merek bervariasi dalam hal kekuatan dan nilai yang dimilikinya dipasar. Ada merek yang tidak diketahui oleh sebagian besar pembeli, tetapi ada pula merek yang atas merek tersebut pembeli memiliki tingkat kesadaran merek yang tinggi dimana pelanggan tidak akan menolak untuk membelinya.
Selain memudahkan para pelanggan untuk mengingat suatu produk, merek juga memberikan beberapa manfaat pada penjual. Manfaat merek bagi para penjual adalah sebagai berikut :
a. Merek memudahkan penjual memproses pesanan dan menulusuri masalah yang ada.
b. Merek dan tanda dagang penjual memberikan perlindungan hukum atas tampilan produk yang unik yang tanpa itu akan dapat ditiru oleh pesaingnya.
c. Merek memberikan kesempatan pada penjual untuk menarik pelanggan yang setia dan menguntungkan.
D. Pengertian Pemasaran
Pemasaran adalah suatu cara berpikir tentang bagaimana perusahaan dapat mengembangkan perubahan yang menguntungkan dengan para pelanggan yang ingin memenuhi kebutuhannya. Tujuan pemasaran adalah untuk membantu perusahaan memutuskan apa yang mula -mula di buatnya, pemasaran di mulai jauh sebelum perusahaan menghasilkan suatu produk dan terus dilaksanakan meskipun produk tersebut telah laku terjual. Pemasaran adalah proses memilih pasar yang akan dimasuki, menetapkan produk yang akan ditawarkan, harga yang akan dipasang, distributor yang akan digunakan sampai pada promosi yang akan digunakan.
Beberapa Pakar mengemukakan definisi pemasaran yang me mpunyai pandangan yang sama hanya penyampaiannya saja berbeda.
Basu Swasta (1987 : 5) mendifinisikan pemasaran sebagai berikut : Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan, mempromos ikan dan mendistribusikan barang dan jasa agar dapat memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli yang potensial.
Philip Kottler (1988 : 3) mendifinisikan pemasaran sebagai berikut : Marketing is a social and managerial process by which individuals and groups obtain what they need and want through creating and exchanging product and value with others.
E. Bauran Pemasaran
pelanggan. Untuk hal tersebut maka pengusaha dapat melaksanakan empat tindakan yang disebut sebagai pemasaran atau marketing mix.
Bauran pemasaran adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan yaitu produk, struktur harga, kegiatan promosi dan distribusi.
Kegiatan marketing mix perlu dikombinasikan agar perusahaan dapat melakukan tugas perusahaan secara efektif. Jadi perusahaan tidak hanya memiliki kombinasi terbaik, tetapi harus mengkoordinir berbagai macam alat marketing mix untuk melaksanakan program marketing mix secara efektif. Alat marketing mix yang paling mendasar adalah :
a. Produk
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, dicari, diminta, digunakan atau dikonsumsikan pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang mencangkup kualitas, rencana, bentuk, merk dan kemasan.
Philip Kottler (1988 : 445) mendifinisikan produk sebagai berikut : Produk adalah apa saja yang dapat ditawarkan kepasar untuk mendapatkan perhatian, pembelian, pemakaian atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan yang meliputi benda fisik, jasa, tempat, organisasi dan gugusan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa produk merupakan pemahaman yang subyektif dari produsen atas sesuatu sebagi usaha untuk memenuhi keinginan konsumen melalui hasil produknya.
b. Harga
Secara tradisional harga berperan sebagai penentu utama pilihan pembeli meskipun faktor non harga telah menjadi semakin penting. Dalam perilaku pembelian selama beberapa dasawarsa ini harga masih tetap merupakan salah satu unsur penting menemukan pangsa pasar dan profitabilitas perusahaan. Harga merupakan satu-satunya elemen bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, sedang elemen yang lain menimbulkan biaya. Harga merupakan elemen yang fleksibel karena harga dapat berubah dengan cepat tidak seperti feature produk dan perjanjian distribusi. Pada saat yang sama penetapan harga juga merupakan masalah yang banyak dihadapi para manajer pemasaran.
Dalam menetapkan kebijakan harga perusahaan harus mempertimbangkan banyak faktor dan harus mengetahui langkah-langkah dalam menetapkan harga. Langkah-langkah dalam menetapkan harga tersebut adalah sebagai berikut :
3. Memperkirakan biaya
4. Menganalisis biaya , harga dan penawaran barang 5. Memilih metode penetapan harga
6. Memilih harga akhir
Perusahaan biasanya tidak menetapkan harga tunggal melainkan suatu struktur harga yang mencerminkan perbedaan permintaan dan biaya secara geografis, kebutuhan segmen pasar, waktu pembelian, tingkat pemesanan dan faktor-faktor lain. Untuk itu disini akan dibahas beberapa strategi adaptasi harga, yaitu :
1. Penetapan Harga Geografis
Penetapan harga geografis mengharuskan perusahaan memutuskan bagaiman menetapkan lokasi dan negara.
2. Diskon dan Potongan Harga
Perusahaan umumnya akan memodifikasi harga dasar mereka untuk menghargai tindakan pelanggan seperti pembayaran awal, volume pembelian dan pembelian diluar musim. Penjelasan atas penyelesaian harga ini disebut diskon dan potongan harga yang akan diberikan. 3. Penetapan Harga Musiman
4. Penetapan harga Dikriminasi
Penetapan harga diskrimanasi juga disebut diskriminasi harga terjadi jika perusahaan menjual suatu produk atau jasa pada dua harga atau lebih yang tidak mencerminkan perbedaan biaya secara proporsional. Penetapan harga diskriminasi ini ada beberapa bentuk yaitu : Penetapan harga segmen pelanggan, Penetapan harga bentuk produk, Penetapan harga citra, Penetapan harga waktu.
5. Penetapan Harga Bauran Produk
Penetapan harga bauran produk ini diantaranya adalah penetapan harga produk, penetapan harga feature, penetapan harga produk pelengkap. c. Promosi
F. Kerangka Berfikir
Dari landasan teori yang telah dikemukakan di atas, mak dapat disusun kerangka berpikir sebagai berikut :
Gambar II.1 kerangka pebelitian persepsi konsumen terhadap merek dan harga pasta gigi pepsodent.
Dari kerangka berfikir tersebut terlihat bahwa jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan mempunyai pengaruh terhadap persepsi konsumen terhadap merek dan harga pasta gigi pepsodent. Dapat juga dikatakan bahwa persepsi konsumen terhadap pasta gigi pepsodent berbeda -beda berdasarkan jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan dan tingkat pendapatan.
Jenis kelamin
Usia
Tingkat pendidikan
Tingkat pendapatan
G. Hipotesis
1. Ada perbedaan persepsi konsumen te rhadap merek pasta gigi Pepsodent di tinjau dari jenis kelamin.
2. Ada perbedaan persepsi konsumen terhadap harga pasta gigi Pepsodent di tinjau dari jenis kelamin.
3. Ada perbedaan persepsi konsumen terhadap merek pasta gigi Pepsodent di tinjau dari tingkat us ia.
4. Ada perbedaan persepsi konsumen terhadap harga pasta gigi Pepsodent di tinjau dari tingkat usia.
5. Ada perbedaan persepsi konsumen terhadap merek pasta gigi Pepsodent di tinjau dari tingkat pendidikan.
6. Ada perbedaan persepsi konsumen terhadap harga pasta gigi Pepsodent di tinjau dari tingkat pendidikan.
7. Ada perbedaan persepsi konsumen terhadap merek pasta gigi Pepsodent di tinjau dari tingkat pendapatan.
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi kasus yaitu, penelitian dengan mengambil satu jenis produk tertentu, untuk daerah penelitian tertentu dengan kesimpulan hanya berlaku untuk produk dan daerah penelitian saja.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni 2006. Adapun tempat penelitian di Desa Sengon, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten.
C. Subyek dan Obyek Penelitian
Dalam penelitian ini, sebagai subyek penelitian adalah para konsumen yang menggunakan pasta gigi Pepsodent dan obyek penelitiannya adalah produk pasta gigi Pepsodent.
D. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi dari obyek dan subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2001:72). Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah semua konsumen pasta gigi pepsodent di wilayah desa Sengon, Kecamatan Prambanan.
biaya dan tenaga, maka tidak semua populasi diambil tetapi peneliti hanya akan mengambil 100 responden sebagai sampel penelitian. Teknik pengambila n sampelnya adalah dengan metode purposive random sampling yaitu teknik pengambilan sampel dengan mengambil orang terpilih menurut ciri khusus yang telah menggunakan pasta gigi pepsodent selama lebih dari satu tahun.
E. Variabel Penelitian
1. Variabel Terikat (Dependent Variables)
Yang menjadi variabel terikat adalah persepsi yaitu proses pemahaman yang dialami setiap orang dalam memahami informasi tentang lingkungannya baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciuman (MIftah Thoha, 1983:14).
2. Variabel Bebas (Independent Variables)
Yang menjadi variabel bebas dari penelitian ini adalah:
a. Merek, yaitu nama, istilah, tanda, simbol atau rancangan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk pesaing.
b. Harga, yaitu sejumlah uang yang harus dikeluarkan pembeli untuk mendapatkan produk.
F. Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui penelitian lapangan dengan teknik wawancara yaitu, dengan mengajukan pertanyaan yang terkait dengan permasalahan secara langsung pada responden dan melalui kuesioner yaitu, berupa daftar pertanyaan yang menyangkut penelitian yang kemudian disebarkan pada responden dengan scoring menggunakan skala Likert sebagai berikut:
Pendapat Pernyataan Positif Pernyataan Negatif
1. Sangat Setuju 4 1
2. Setuju 3 2
3. Tidak Setuju 2 3
4. Sangat Tidak Setuju 1 4
Berikut kisi-kisi kuesioner yang akan disebarkan pada responden:
Variabel Indikator
Butir 2. Merek Mudah diingat
Pendek, sederhana, mudah dibaca, dieja dan didengar
Menimbulkan kesan positif
Tepat untuk promosi Belum pernah digunakan oleh perusahaan lain
8
9, 10, 11, 18, 19
12, 13
3. Citrasa Rasa produk 20, 21, 22, 23, 24, 25
4. Persepsi Perhatian yang selektif Rangsang
Nilai dan kebutuhan individu
Pengalaman terdahulu
28, 30 27, 31 29, 32
26
G. Teknik Pengujian Instrumen
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, maka untuk mengukur kevalidan dan keandalannya, dilakukan pengujian terlebih dahulu.
Adapun alat pengujian tersebut meliputi: 1. Analisis Validitas
Untuk mengukur kevalidan kuesioner yang dibagikan kepada responden digunakan teknik Korelasi Product Moment dari Karl Pearson (Sutrisno Hadi, 1991:14) yaitu:
rxy =
( )( )
rxy = koefisien korelasi setiap item X = nilai dari setiap item
Besarnya rxy dapat dihitung dengan menggunakan korelasi dengan taraf signifikan (α) = 5%. Jika rxy lebih besar dari rtabel maka kuesioner yang digunakan sebagai alat ukur dapat dikatakan valid.
Hasil pengujian validitas dengan korelasi produk moment menghasilkan koefesien korelasi lebih besar dari nilai r_tabel sebesar 0.135 (df=98, α=5%) pada semua butir pertanyaan, berarti pertanyaan dalam kuesioner berhasil mengukur pendapat subjek sesuai dengan indikator yang ditanyakan atau valid (Sutrisno Hadi, 2002).
Tabel. 1
Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Item r-xy r-tabel
5 0.7467 0.135 Valid
2. Analisis Reliabilitas
Reliabilitas adalah tingkat kestabilan dan keandalan alat ukur dalam mengukur gejala. Tujuan analisis reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana pengukuran data dapat memberikan hasil relatif tidak berbeda bila dilakukan pengukuran kembali pada subyek yang sama atau dengan kata lain untuk menunjukkan adanya kesesuaian antara sesuatu yang diukur dan jenis alat pengukur yang dipakai. Pengukuran ini menggunakan teknik korelasi Product Moment dari Karl Pearson (Sutrisno Hadi, 1991:44):
rxy = koefisien korelasi setiap item X = nilai dari setiap item
Setelah koefisien korelasi item bernomor ganjil dan bernomor genap di dapat maka untuk menilai reliabilitas digunakan rumus Spearman Brown. (Sutrisno Hadi, 1991:44).
rxx =
rxy = koefisien reliabilitas
rxy = koefisien korelasi antara item bernomor ganjil dengan item bernomor genap
Dengan taraf signifikan (α) = 5%, apabila rxx lebih besar dari rtabel maka kuesioner sebagai alat ukur dapat dikatakan memenuhi syarat reliabilitas.
Hasil pengujian reliabilitas dengan alpha cronbach menghasilkan koefesien alpha lebih dari r_tabel sebesar 0.135 (df=98, α=5%) pada semua dimensi kualitas pelayanan dan kepuasan, berarti kuesioner memiliki konsistensi (keandalan) maksud yang baik. Berdasarkan kemampuan ini kuesioner dinyatakan reliabel, (Suharsimi, 2002).
H. Teknik Analisis Data
Alat yang digunakan untuk menguji hipotesa adalah “Chi Square Test”. Chi Square Test yaitu untuk mengetahui uji proporsi maka variabilitas datanya pun bersifat diskrit. Manfaat yang diperoleh dari uji Chi Square adalah untuk melihat ada tidaknya kesesuaian antara frekuensi yang diperoleh berdasar nilai harapannya.
Alasan memilih uji Chi Square adalah karena sangat relevan dengan kasus yang diteliti untuk menguji apakah ada perbedaan persepsi konsumen dalam penilaian terhadap merk, harga dan citarasa pada produk pasta gigi pepsodent. Dengan uji Chi Square dapat dilihat apakah ada perbedaan yang signifikan antara frekuensi hasil observasi (fo) dengan frekuensi yang diharapkan penelitian (fh).dan untuk mengetahui seberapa besar korelasi antara fo dan fh digunakan kriteria atau interpretasi terhadap koefisien kontingensi di bawah ini :
Tabel. 3 :Kriteria Koefisien Kontingensi Koefisien kontingensi kategori
0,81 s.d 1,00 0,61 s.d 0,80 0,41 s.d 0,60 0,21 s.d 0,40 0,00 s.d 0,20
Dalam pengujian ini tingkat signifikansi (x) yang digunakan adalah 5% dan dengan derajat kebebasan (df) yang dapat dirumuskan dengan:
df = (I – 1)(j – 1) dimana:
df = derajat kebebasan i = jumlah baris fo = frekuensi observasi fh = frekuensi harapan
Untuk mencari fh dengan rumus
fh =
Langkah-langkah dalam menguji hip otesa adalah sebagai berikut: 1. Merumuskan hipotesa yang akan diuji diterima atau ditolak
Ho = Tidak ada perbedaan persepsi mahasiswa terhadap merk dan harga produk pasta gigi pepsodent.
2. Menilai level of signifikan tertentu dengan derajat kebebasan df = (I – 1)(j – 1)
3. Sebelumnya menghitung χ2, maka Σfh dan (fo – fh) = 0 4. Perhitungan tes statistik dengan rumus
χ2 =
∑
(
−)
fhfh
fo 2
5. Membuat keputusan
34
BAB IV
GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN
A. Batas-batas Wilayah
Kabupaten Klaten terletak diantara pemerintah daerah tingkat II dengan batas-batas :
Sebelah Utara : Kabupaten Sleman Sebelah Selatan : Kabupaten Sleman Sebelah Barat : Kabupaten Sleman Sebelah Timur : Kabupaten Boyolali
Daerah penelitian yang dilaksanakan di Desa Sengon, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Klaten memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut : Sebelah Utara : Desa Cucukan, kecamatan Prambanan
Sebelah Selatan : Desa Sambirejo, kecamatan Prambanan Sebelah Barat : Desa Kotesan, kecamatan Prambanan Sebelah Timur : Desa Sawit, kecamatan Gantiwarno
B. Kondisi Geografis
Secara umum kondisi geografis desa Sengon kecamatan Prambanan kabupaten Klaten yang dijadikan daerah penelitia n merupakan dataran rendah yang mempunyai orbitan (jarak dari pusat pemerintahan/desa) sebagai berikut: Jarak dari pusat pemerintahan kecamatan :4,5 Km
Jarak dari Ibukota provinsi : 171 Km Jarak dari Ibukota negara : 719 Km
Desa Sengon mempunyai luas wilayah 233 Ha mempunyai status pertanahan sebagai berikut :
Sertifikat Hak Milik : 1.787 buah 187,7865 Ha Tanah Kas Desa : 48 buah 26,5485 Ha
-Tanah Bengkok : 16,1570 Ha -Tanah Desa lainnya : 10,3915 Ha
Tanah bersertifikat : 1.787 buah 187,7865 Ha Tanah bersertifikat melalui PRONA : 566 buah 114,5945 Ha Tanah yang belum bersertifikat : 48 buah 26,5485 Ha
C. Kependudukan
1. Jumlah Penduduk menurut : a. Jenis kelamin :
1). Laki-laki : 1. 940 orang 2). Perempuan : 1.988 orang Jumlah : 3.928 orang b. Kepala Keluarga : 925 orang
c. Kewarganegaraan : 1). WNI
2). WNA
Laki-laki : - Perempuan : - Jumlah : -
2. Jumlah penduduk menurut agama dan kepercayaan : a. Islam : 3.589 orang
b. Kristen : 20 orang c. Katolik : 237 orang d. Hindu : 82 orang e. Budha : -
3. Jumlah Penduduk menurut usia : a. Kelompok Pendidikan :
1). 00 – 03 tahun : 262 orang 2). 04 – 06 tahun : 334 orang 3). 07 – 12 tahun : 631 orang 4). 13 – 15 tahun : 352 orang 5). 16 – 18 tahun : 323 orang 6). 19 tahun keatas : 2.060 orang b. Kelompok Tenaga Kerja :
5). 41 – 56 tahun : 331 orang 6). 57 tahun keatas : 533 orang 4. Jumlah Panduduk menurut tingkat Pendidikan :
a. Taman Kanak-kanak : 58 orang b. Sekolah Dasar : 779 orang c. SMP/SLTP : 473 orang d. SMA/SLTA : 551 orang e. Akademi (D1 – D3) : 53 orang f. Sarjana (S1 – S3) : 81 orang 5. Jumlah Penduduk menurut Mata Pencaharian :
a. Karyawan 1).PNS : 172 orang 2). TNI/POLRI : 10 orang 3). Swasta : 37 orang
b. Wiraswasta : 112 orang
c. Pertukangan : 52 orang
d. Pensiunan : 42 orang
e. Tani : 321 orang
f. Buruh Tani : 248 orang
38
BAB V
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan mengetahui persepsi konsumen terhadap merek, harga, dan citarasa pada produk pasta gigi Pepsodent. Untuk mencapai tujuan tersebut, peneliti telah melaksanakan penjaringan data-data dan melakukan pengujian statistik untuk menganalisisnya sesuai motodologi yang telah dijelaskan pada bab III.
Hasil selengkapnya dari pengujian-pengujian statistik dapat dilihat pada lampiran-lampiran, pada bab ini akan dipaparkan hasil-hasil tersebut, meliputi deskrips i data, pengujian instrumen, pengujian chi square, dan pembahasannnya.
A. Analisis Deskriptif
1. Deskripsi Profil Responden
Responden yang menjadi sampel mewakili warga desa Sengon kecamatan Prambanan, Klaten. Gambaran karakteristik mereka diketahui dari hasil analisis deskripsi persentase. Tiga profil yang diungkapkan persentasenya adalah ; Usia, Pendapatan dan Pendidikan.
a. Usia
sebagian besar konsumen Pepsoden di desa Sengon kecamatan Prambanan, Klaten adalah remaja dan dewasa.
Tabel. 4
Distribusi Frekuensi usia
Usia (thn) Frekuensi Persentase
< 20 Thn 4 4.0
Pendapatan diklasifikasikan menjadi empat kelompok, pertama berpendapatan kurang dari 250 ribu Rupiah, kedua antara 250 sampai 499 ribu Rupiah, ketiga lebih dari 500 sampai 750 ribu Rupiah, dan keempat lebih dari 750 ribu Rupiah. Hasil perhitungan persentase menemukan sebanyak 47% memiliki penghasilan antara 250 sampai 499 ribu Rupiah, dan sisanya tersebar pada kelompok lain masing-masing 18% dan 17%. Dominasi tersebut menjelaskan sebagian besar konsumen Pepsodent di desa Sengon kecamatan Prambanan, Klaten berpendapatan rendah.
Tabel. 5
Distribusi Frekuensi pendapatan
Pendapatan Frekuensi Persentase
c. Pendidikan
Pendidikan diklasifikasikan keda lam empat kelompok, yaitu SD, SMP, SMU dan Perguruan Tinggi atau PT. Hasil perhitungan persentase menemukan sebanyak 72% berlatar belakang pendidikan SMU, dan sisanya tersebar pada tingkat pendidikan lannya dengan jumlah dibawah 15 % pada tiap kelompoknya. Hasil ini menjelaskan sebagian besar konsumen Pepsodent di desa Sengon kecamatan Prambanan, Klaten memiliki tingkat pendidikan menengah.
Tabel. 6
Distribusi Frekuensi pendidikan
Pendidikan Frekuensi Persentase
SD 6 6.0
SMP 13 13.0
SMU 72 72.0
PT 9 9. 0
Total 100 100.0 Sumber : Hasil pengujian data primer, 2006.
2. Deskripsi Persepsi Konsumen
jawaban konsumen yang dominan memilih sangat tidak setuju terhadap variabel merek, harga dan cita rasa.
a. Variabel Harga
Variabel harga mengungkapkan tanggapan konsumen terhadap sejumlah uang yang harus dikeluarkan untuk membeli pasta gigi Pepsodent. Variabel ini dijaring menggunakan tujuh butir pertanyaan dengan skala jawaban 1 (sangat tidak setuju) sampai 4 (sangat setuju), sehingga bila diakumulasi memiliki skor harapan tertinggi sebesar 7 x 4 = 28, dan terendah sebesar 7 x 1 = 7.
Hasil tabulasi data menunjukan sebagian besar konsumen memberikan jawaban setuju terhadap variabel harga, jumlahnya mencapai 53.6% atau lebih dari separoh jumlah konsumen yang ada. Sebagian besar lagi sangat setuju dengan jum lah 26.9%, tidak setuju 16.3% dan sisanya sebanyak 3.3% memberikan jawaban sangat tidak setuju. Distribusi tersebut menunjukan sebagaian besar konsumen pasta gigi Pepsodent di desa Sengon kecamatan Prambanan – Klaten merasa cocok dengan harga yang ditetapkan.
kelompok tinggi, dan 36% pada klasifikasi sangat tinggi, akumulasi keduanya mencapai 91.1%. Berarti hampir seluruh konsumen memiliki tanggapan positif terhadap harga pasta gigi Pepsodent.
Tabel. 7
Klasifikasi tanggapan konsumen terhadap variabel Harga Interval Frekuensi Persentase Klasifikasi
7 – 12.3 0 0 Sangat Rendah
12.4– 17.5 9 9.0 Rendah
17.6 – 22.8 55 55.0 Tinggi
22.9 – 28.0 36 36.0 Sangat Tinggi
Jumlah 100 100
Sumber : Hasil pengolahan data primer, 2006
b. Variabel Merek
Variabel merek mengungkapkan tanggapan konsumen terhadap nama, atau simbol, atau tanda, dan atau kominasinya yang melekat pada produk opasta gigi Pepsodent. Variabel ini dijaring menggunakan duabelas butir pertanyaan dengan skala jawaban 1 (sangat tidak setuju) sampai 4 (sangat setuju), sehingga bila diakumulasi memiliki skor harapan tertinggi sebesar 12 x 4 = 48, dan terendah sebesar 12 x 1 = 12.
sangat tidak setuju. Distribusi tersebut menunjukan sebagaian besar konsumen pasta gigi Pepsodent di desa Sengon kecamatan Prambanan – Klaten merasa cocok dengan merek Pepsodent.
Dalam bentuk rata-rata, besarnya skor jawaban tersebut sebesar 36.61 berada pada klasifikasi tinggi, berarti konsume n memiliki tanggapan baik terhadap variabel merek. Dari 100 konsumen yang terpilih menjadi sampel diketahui sebanyak 74% memiliki tanggapan terhadap merek pasta gigi Pepsodent pada kelompok tinggi, dan 11% pada klasifikasi sangat tinggi, akumulasi keduanya mencapai 85%. Berarti lebih dari ¾ jumlah konsumen memiliki tanggapan baik atau positif terhadap merek pasta gigi Pepsodent.
Tabel. 8
Klasifikasi tanggapan konsumen terhadap variabel Merek Interval Frekuensi Persentase Klasifikasi
12– 21 0 0 Sangat Rendah
22 – 30 15 15.0 Rendah
31 – 39 74 74.0 Tinggi
40 – 48 11 11.0 Sangat Tinggi
Jumlah 100 100
Sumber : Hasil pengolahan data primer, 2006
c. Variabel Citarasa
(sangat setuju), sehingga bila diakumulasi memiliki skor harapan tertinggi sebesar 6 x 4 = 24, dan terendah sebesar 6 x 1 = 6.
Hasil tabulasi data menunjukan sebagian besar konsumen memberikan jawaban setuju terhadap variabel Citarasa, jumlahnya mencapai 68.7% atau lebih dari separoh jumlah konsumen yang ada. Sebagian besar lagi sangat setuju dengan jumlah 21.3%, tidak setuju 9.3% dan sisanya sebanyak 0.7% memberikan jawaban sangat tidak setuju. Distribusi tersebut menunjukan sebagaian besar konsumen pasta gigi Pepsodent di desa Sengon kecamatan Prambanan – Klaten merasa cocok dengan Citarasa Pepsodent.
Dalam bentuk rata-rata, besarnya skor jawaban tersebut sebesar 18.64 berada pada klasifikasi tinggi, berarti konsumen memiliki tanggapan baik atau positif terhadap variabel Citarasa. Dari 100 konsumen yang terpilih menjadi sampel diketahui sebanyak 60% memiliki tanggapan terhadap Citarasa pasta gigi Pepsodent pada kelompok tinggi, dan 30% pada klasifikasi sangat tinggi, akumulasi keduanya mencapai 90%. Berarti hampir semua konsumen memiliki tanggapan baik atau positif terhadap Citarasa pasta gigi Pepsode nt.
Tabel. 9
Klasifikasi tanggapan konsumen terhadap variabel Citarasa Interval Frekuensi Persentase Klasifikasi
6.0 – 10.5 0 0 Sangat Rendah
10.6 – 15.0 10 10.0 Rendah
19.6– 24.0 30 30.0 Sangat Tinggi
Jumlah 100 100
Sumber : Hasil pengolahan data primer, 2006
d. Variabel Persepsi
Variabel Persepsi mengungkapkan pemahaman konsumen berdasarkan informasi yang dimiliki terhadap pasta gigi Pepsodent. Variabel ini dijaring menggunakan tujuh butir pertanyaan dengan skala jawaban 1 (sangat tidak setuju) sampai 4 (sangat setuju), sehingga bila diakumulasi memiliki skor harapan tertinggi sebesar 7 x 4 = 28, dan terendah sebesar 7 x 1 = 7.
Hasil tabulasi data menunjukan sebagian besar konsumen memberikan jawaban setuju terhadap variabel Persepsi, jumlahnya mencapai 54.4% atau lebih dari separoh jumlah konsumen yang ada. Sebagian besar lagi sangat setuju dengan jumlah 40.3%, tidak setuju 3.4% dan sisanya sebanyak 1.9% memberikan jawaban sangat tidak setuju. Distribusi tersebut menunjukan sebagaian besar konsumen pasta gigi Pepsodent di desa Sengon kecamatan Prambanan – Klaten memiliki persepsi baik.
klasifikasi tinggi, akumulasi keduanya mencapai 95%. Berarti hampir semua konsumen memiliki persepsi baik atau positif terhadap pasta gigi Pepsodent.
Tabel. 10
Tingkat persepsi konsumen terhadap pasta gigi Pepsodent Interval Frekuensi Persentase Klasifikasi
7 – 12.3 0 0 Sangat Rendah
12.4 – 17.5 5 5.0 Rendah
17.6– 22.8 31 31.0 Tinggi
22.9 – 28.0 64 64.0 Sangat Tinggi
Jumlah 100 100
Sumber : Hasil pengolahan data primer, 2006
B. Hasil Pengujian Chi Square
Uji chi square dapat mengevaluasi keberadaan perbedaan distribusi frekuensi dari tabulasi silang antara dua buah variabel kategorial atau ordinal, dalam penelitian ini antara profil responden dengan persepsi konsumen terhadap harga, merek, dan citarasa.
1. Analisa perbedaan persepsi konsumen produk pasta gigi Pepsodent ditinjau dari segi merk berdasarkan usia. Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis ini adalah sebagai berikut :
Tabel. 11
Tabel perbedaan persepsi konsumen pada produk pasta gigi Pepsodent ditinjau dari segi merek berdasarkan usia.
TU
PK < 20 th 20 – 29 th 30-39 th > 40 th
Jumla h
Rendah 2 9 4 0 15
Tinggi 1 23 26 24 74
Sangat tinggi 1 6 2 4 11
Jumlah 4 36 32 28 100
Tabel. 12
Tabel kontingensi perbedaan persepsi konsumen pada produk pasta gigi P epsodent ditinjau dari segi merek berdasarkan usia.
TU
b. Menghitung Frekuensi Harapan
Dari tabel 12 dihitung frekuensi harapan dengan cara
5
Dari tabel di dapat chi Square tabel adala h 3,81 karena Chi Square hitung (14,2017) > Chi Square tabel (3,84) sehingga Ho ditolak yang berati ada perbedaan persepsi konsumen pada produk pasta gigi Pepsodent ditinjau dari segi merek berdasarkan usia.
Untuk mengetahui derajat perbedaan antara faktor perbedaan persepsi konsumen yang tingkat usia konsumen produk pasta gigi Pepsodent digunakan koefisien kentingensi (KK) dapat dirumuskan sebagai berikut :
2
Agar supaya, harga KK yang diperoleh dapat dipakai untuk menilai derajat antar faktor, maka harga KK dibandingkan dengan kontingendi maksimal (KK maksimsl) yang bisa terjadi. Harga maksimal dihitung dengan rumus :
Rasio KK terhadap KK maks adalah
0,499 0,707
0,353 maks
KK KK
= =
Menginteraksikan derajat hubungan dengan kriteria sebagai berikut :
Rasio KK/KK Maksimal Interpretasi 0,81 – 1,00 Sangat tinggi
0,61 – 0,80 Tinggi
0,41 – 0,60 Cukup
0,21 – 0,40 Rendah
0,00 – 0,20 Sangat rendah (tidak berkorelasi)
Berdasarkan tabel interpretasi di atas ternyata rasio KK terhadap KK maksimal sebesar 0,499 berada pada kriteria cukup.
2. Analisa perbedaan persepsi kosumen pada produk pasta gigi Pepsodent ditinjau dari segi merek berdasarkan pendidikan :
a. Membuat tabel kontingensi
Tabel. 13
Tabel perbedaan persepsi konsumen pada produk pasta gigi Pepsodent ditunjau dari segi merek berdasarkan tingkat pendidikan
TP
Tabel kontingensi perbedaan persepsi konsumen pada produk pasta gigi Pepsodent ditinjau dari merek berdasarkan tingkat pendidikan. Berikut dalam tabel hasil penggabungannya :
TP
b. Menghitung frekuensi harapan
Dari tabel 14 dihitung frekuensi harapan dengan cara :
c. Menghitung Chi Square
d. Dari perhiutungan Chi Square di atas diketahui bahwa Chi Square hitung menunjukkan harga Chi Square = 23,8049, sedangkan harga Chi Square tabel dengan tingkat signifikansi 5% dan derajat kebebasan = 1 adalah 3,841. Karena Chi Square hitung (23,8049)> Chi Square tabel (3,841) sehingga Ho ditolak yang berarti ada perbedaan persepsi konsumen pada produk pasta gigi Pepsodent ditinjau dari segi merek berdasarkan tingkat pendidikan.
Untuk mengetahui derajat perbedaan antara faktor perbedaan persepsi konsumen dengan tingkat pendidikan konsumen pasta gigi Pepsodent digunakan koefisiensi kontigensi (KK) dapat dirumuskan sebagai berikut :
Agar supaya harga KK yang diperoleh dapat dipakai untuk menilai derajat asosiasi antar faktor, maka harga KK dibandingkan dengan koefisien kontingensi maksimal (Kkmaks) yang bisa terjadi. Harga Kkmaks dihitung dengan rumus :
m
Rasio KK terhadap Kkmaks adalah :
619
Berdasarkan tebel interpretasi ternyata rasio KK terhadap Kkmaks sebesar 0,619 berada pada kriteria tinggi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa derajat hubungan antara tingkat pendidikan dengan persepsi konsumen pada produk pasta gigi P epsodent ditinjau dari segi merek termasuk ketegori tinggi.
3. Analisa perbedaan persepsi konsumen pada produk pasta gigi Pepsodent ditinjau dari segi merek berdasarkan tingkat pendapatan. Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis ini adalah sebagai berikut :
Tabel. 15
Tabel perbedaan persepsi konsumen pada produk pasta gigi Pepsodent ditinjau dari segi merek berdasarkan tingkat pendapatan
TK Pendapatan
Berikut dalam tabel hasil penggabungannya : Tabel. 16
Tabel kontingensi perbedaan persepsi konsumen pada produk pasta gigi Pepsodent ditinjau dari segi merek berdasarkan tingkat pendapatan.
TK Pendapatan PK
<499.000 >500.000 Jml
Rendah 13 2 15
Sangat tinggi 52 3 85
Jml 65 35 100
b. Menghitung frekuensi harapan
Dari tabel 16 dihitung frekuensi harapan dengan cara
c. Menghitung Chi Square
Fo Fh (Fo-Fh)2/Fh
13 9,75 1,0833
52 55,25 0,1912
2 5,25 2,0119
3 29,75 0,3550
Jml 3,6414
d. Dari perhitungan Chi Square dapat ketahui Chi Square hitung menunjukkan harga Chi Square = 3,6414, sedangkan harga Chi Square tebel dengan tingkat signifikansi 5% dan derajat kebebasan = 1 adalah 3,841. Karena Chi Square hitung (3,6414) < Chi Square tabel (3,841) sehingga Ho diterima yang berarti tidak ada perbedaan persepsi konsumen pada produk pasta gigi Pepsodent ditinjau da ri segi merek berdasarkan tingkat pendapatan. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendapatan tak berhubungan dengan persepsi konsumen produk pasta gigi Pepsodent ditinjau dari segi merek.
4. Analisa perbedaan persepsi konsumen pada produk pasta gigi Pepsodent ditinjau dari segi harga berdasarkan usia.
Tabel. 17
Tabel perbedaan persepsi pada konsumen pada produk pasta gigi pepsodent ditinjau dari segi harga berdasarkan usia
TU
Berikut dalam tebel hasil penggabungannya : Tabel. 18
Tabel kontingensi perbedaan persepsi konsumen pada produk pasta gigi Pepsodent ditinjau dari segi harga berdasarkan usia
TU
b. Menghitung frekuensi harapan
Dari tabel dihitung frekuensi harapan dengan cara :
c. Menghitung Chi Square
Fo Fh (Fh-Fh)2/Fh
5 3,6 0,5444
35 36,4 0,0538
4 5,4 0,3629
36 54,6 0,0359
Jml 0,9986
d. Dari perhitungan Chi Square di atas dapat ketahui bahwa Chi Square hitung menunjukkan harga Chi Square = 0,9986 sedangkan harga Chi Square tabel dengan tingkat signifikansi 5% dan derajat kebebasan = 1 adalah 3,841. Karena Chi Square hitung (0,9986) < Chi Square tabel (3,841) sehingga Ho diterima yang berarti tidak ada perbedaan persepsi konsumen pada produk pasta gigi Pepsodent ditinjau dari segi harga berdasarkan usia. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat usia tidak berhubungan dengan perpsepsi konsumen produk pasta gigi Pepsodent ditinjau dari segi harga.
Tabel. 19
Tabel perbedaan persepsi konsumen pada produk paata gigi Pepsodent ditinjau dari segi harga berdasarkan tingkat pendidikan
TP
Berikut dalam tabel hasil penggabungannya : Tabel. 20
Tabel kontingensi perbedaan persepsi konsumen pada produk pasta gigi Pepsodent ditinjau dari segi harga berdasarkan tingkat pendidikan
b. Menghitung Frekuensi Harapan
Dari tabel 20 dihitung frekuensi harapan dengan cara
c. Menghitung Shi Square
d. Dari perhitungan Chi Square di atas dapat diketahui bahwa harga Chi Square hitung menunjukkan harga Chi Square = 4,1604, sedangkan harga Chi Square tabel dengan tingkat signifikansi 5% dan derajat kebebasan = 1 adalah 3,841. Karena Chi Square hitung (4,1604) > Chi Square tabel (3,841) sehingga Ho ditolak yang berarti ada perbedaan persepsi konsumen pada produk pasta gigi pepsodent ditinjau dari segi harga berdasarkan tingkat pendidikan. Untuk mengetahui derajat perbedaan antara faktor perbedaan persepsi konsumen dengan tingkat pendidikan konsumen produk pasta gigi pepsodent digunakan Koefisien Kontingensi (KK) dapat dirumuskan sebagai berikut :
Agar supaya harga KK yang diperoleh dapat dipakai untuk menilai derajat asosiasi antar faktor, maka harga KK dibandingkan dengan koefisien kontingensi maksimal (KKmaks) yang bisa terjadi. Harga KKmaks dihitung dengan rumus :
KKmaks =
Rasio KK terhadap KKmaks adalah :
283
Berdasarkan tabel interpretasi ternyata rasio KK terhadap KKmaks sebesar 0,283 berada pada kriteria rendah. Dengan demikian dapat dis impulkan bahwa derajat hubungan antara tingkat pendidikan dengan perbedaa n persepsi konsumen pada produk pasta gigi pepsodent ditinjau dari segi harga termasuk dalam kategori rendah. 6. Analisa perbedaan persepsi konsumen pada produk pasta gigi
Tabel. 21
Tabel perbedaan persepsi konsumen pada produk pasta gigi pepsodent ditinjau dari segi harga berdasarkan tingkat pendapatan
Tk Pdptn
Berikut dalam tabel hasil penggabungannya : Tabel. 22
Tabel kontingensi perbedaan persepsi konsumen pada produk pasta gigi pepsodent ditinjau dari segi harga berdasarkan tingkat pendapatan.
b. Menghitung Frekuensi Harapan
Dari tabel 22 dihitung frekuensi harapan dengan cara :
c. Menghitung Chi Square
Fo Fh (Fo-Fh)2/Fh
8 5,85 0,7902
57 59,15 0,0781
1 3,15 1,4675
34 3,85 0,1451
Jml 2,4809
d. Dari perhitungan Chi Square diatas diketahui bahwa Chi Square hitung menunjukkan harga Chi Square = 2,4809, sedangkan harga Chi Square tabel dengan tingkat signifikansi 5% dan derajat kebebasan = 1 adalah 3,841. Karena Chi Square hitung (2,4809) < Chi Square tabel (3,841) sehingga Ho diterima yang berarti tidak ada perbedaan persepsi konsumen pada produk pasta gigi pepsoden ditinjau dari segi harga berdasarkan tingkat pendapatan. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendapatan tidak berhubungan dengan persepsi konsumen produk pasta gigi pepsodent ditinjau dari segi harga.
7. Analisa perbedaan persepsi konsumen pada produk pasta gigi pepsodent ditinjau dari segi citarasa berdasarkan usia.
a. Membuat tabel kontingensi
Tabel. 23
Tabel perbedaan persepsi konsumen pada produk pasta gigi Pepsodent ditinjau dari segi citarasa berdasarkan usia
TU
Berikut dalam tabel hasil penggabungannya : Tabel. 24
Tabel kontingensi perbedaan persepsi konsumen pada produk pasta gigi Pepsodent ditinjau dari segi cita rasa berdasarkan usia.
TU
PK 20-29 th > 30 th Jml
Rendah 7 3 10
Tinggi/sangat tinggi 33 57 90
Jml 40 60 100
b. Menghitung frekuensi harapan
Dari tabel 24 dihitung frekuensi harapan dengan cara :
c. Menghitung Chi Square
d. Dari perhitungan Chi Square di atas dapat diketahui bahwa Chi Square hitung menunjukkan harga Chi Square = 4,1667 sedangkan harga Chi Square tabel dengan tingkat signifikansi 5% dan derajat kebebasan = 1 adalah 3,841. Karena Chi Square hitung (4,1667) > Chi Square tabel (3,841) sehingga Ho ditolak yang berarti ada perbedaan persepsi konsumen pada produk pasta gigi pepsodent ditinjau dari segi citarasa berdasarkan usia.
Untuk mengetahui derajat perbedaan antar faktor perbedaan persepsi konsumen dengan tingkat usia konsumen digunakan Koefisien Kontingensi (KK) dapat dirumuskan sebagai berikut :
n
dengan koefisien kontingensi maksimal (KKmaks) yang bisa terjadi. Harga KKmaks dihitung dengan rumus :
KKmaks =
Rasio KK terhadap KKmaks adalah
283
Berdasarkan tabel interpretasi ternyata rasio KK terhadap KKmaks sebesar 0,283 berada pada kriteria rendah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa derajat hubungan antara tingkat usia dengan perbedaan persepsi konsumen produk pasta gigi Pepsodent ditinjau dari segi citarasa termasuk dalam kategori rendah.
8. Analisa perbedaan persepsi konsumen pada produk pasta gigi pepsodent ditinjau dari segi citarasa berdasarkan tingkat pendidikan. Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis ini adalah sebagai berikut: a. Membuat tabel kontingensi
Tabel. 25
TU
Berikut dalam tabel hasil penggabungannya : Tabel. 26
Tabel kontingensi perbedaan persepsi konsumen pada produk pasta gigi Pepsodent ditinjau dari segi cita rasa berdasarkan pendidikan.
TU
PK SD/SMP SMU/PT Jml
Rendah 3 7 10
Tinggi/sangat tinggi 16 74 90
Jml 19 81 100
b. Menghitung Frekuensi Harapan
Dari tabel 26 dihitung frekuensi harapan dengan cara
c. Menghitung Chi Square
Fo Fh (Fo-Fh)2/Fh
3 1,9 0,6368
16 17,10 0,0708
7 8,1 0,1494
74 72,9 0,0166
Jml 0,8736
d. Dari perhitungan chi square diatas diketahui bahwa chi square hitung menunjukkan harga chi square = 0,8736, sedangkan harga chi square tabel dengan tingkat signifikansi 5% dan derajat kebebasan = 1 adalah 3,841. Karena chi square hitung (0,8736) < chi square tabel (3,841) sehingga Ho diterima yang berarti tidak ada perbedaan persepsi konsumen pada produk pasti gigi pepsodent ditinjau dari segi citarasa berdasarkan tingkat pendidikan. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan tidak berhubungan dengan persepsi konsumen pasta gigi pepsodent ditinjau dari segi citarasa.
a. Membuat tabel kontingensi
Tabel. 27
Tabel perbedaan persepsi konsumen pada produk pasta gigi Pepsodent ditinjau dari segi citarasa berdasarkan tingkat pendapatan
Berikut dalam tabel hasil penggabungannya : Tabel. 28
Tabel kontingensi perbedaan persepsi konsumen pada produk pasta gigi Pepsodent ditinjau dari segi cita rasa berdasarkan pendapatan.
Tk. Pdptn
PK < 499.000 > 500.000 Jml
Rendah 8 2 10
Tinggi/sangat tinggi 57 3 90
Jml 65 35 100
b. Menghitung Frekuensi harapan
Dari tabel dihitung frekuensi harapan dengan cara :