vii ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA SIKAP MAHASISWA TERHADAP METODE MENGAJAR DOSEN DAN LINGKUNGAN BELAJAR
MAHASISWA DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI BELAJAR AKUNTANSI
Yohana Dwi Ningrum Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2008
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah : (1) ada hubungan antara sikap mahasiswa terhadap metode mengajar dosen dengan motivasi berprestasi belajar akuntansi, (2) ada hubungan antara lingkungan belajar mahasiswa dengan motivasi berprestasi belajar akuntansi. Populasi penelitian ini para mahasiswa angkatan 2004 dan 2005 Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma. Sampelnya 165 orang mahasiswa yang diambil secara
Eksidental. Metode pengumpulan datanya dengan kuesioner yang berisi angket pertanyaan tertutup. Teknik analisis datanya dengan analisis korelasi rank dari
Spearman, keputusan yang digunakan untuk menerima atau menolak hipotesisi alternatif dengan taraf signifikansi 5%.
viii
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN THE ATTITUDE OF
UNIVERSITY STUDENTS TOWORDS THEIR LECTUR ER’S METHOD OF TEACHING WITH THEIR LEARNING ENVIRONMENT AND THEIR ACHIEVEMENT IN STUDYING ACCOUNTING
Yohana Dwi Ningrum University of Sanata Dharma
Yogyakarta 2008
This research aims to know : (1) the relationship between the attitude of university students towords the lecturer’s method of teaching and the achievement in studying accounting, (2) the relationship between learning environment of university students and the in learning achievement accounting. The population of this research were all students of 2004-2005 academic years of accounting Departement Faculty of Education Sanata Dharma University Yogyakarta. The sample were 165 students that were taken randomly. The data method of gathering the data was questionnair that contains close question. The Technique to analyse to data was rank correlation analysis from Spearman. The decision which was used to accept or refuse alternative hypothesis was the significt rate of 5%.
HUBUNGAN ANTARA SIKAP MAHASISWA TERHADAP METODE MENGAJAR DOSEN DAN LINGKUNGAN BELAJAR
MAHASISWA DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI BELAJAR AKUNTANSI
(Studi kasus: Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Akuntansi
Disusun oleh : Yohana Dwi Ningrum
NIM : 031334047
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
HUBUNGAN ANTARA SIKAP MAHASISWA TERHADAP METODE MENGAJAR DOSEN DAN LINGKUNGAN BELAJAR
MAHASISWA DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI BELAJAR AKUNTANSI
(Studi kasus: Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Akuntansi
Disusun oleh : Yohana Dwi Ningrum
NIM : 031334047
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
PERSEMBAHAN
K uper sembahkan kar ya ini unt uk :
T uhan Yesus K r ist us dan Bunda M ar ia
Bapak Pur wadi dan I buku Suwar t ini
mas Bowo juga D ewi
M as I wanku t er sayang dan
v MOTTO
”K edisiplinan adalah kunci keber hasilan”
”Per cayalah bahwa Yesus akan selalu ada disamping
kit a, D ia t idak akan membiar kan hambanya mender it a”
”Bukan ber ar t i kit a t idak bisa memiliki yang kit a
inginkan, hanya saja belum wakt unya unt uk
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 4 September 2008 Penulis
vii ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA SIKAP MAHASISWA TERHADAP METODE MENGAJAR DOSEN DAN LINGKUNGAN BELAJAR
MAHASISWA DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI BELAJAR AKUNTANSI
Yohana Dwi Ningrum Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2008
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah : (1) ada hubungan antara sikap mahasiswa terhadap metode mengajar dosen dengan motivasi berprestasi belajar akuntansi, (2) ada hubungan antara lingkungan belajar mahasiswa dengan motivasi berprestasi belajar akuntansi. Populasi penelitian ini para mahasiswa angkatan 2004 dan 2005 Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma. Sampelnya 165 orang mahasiswa yang diambil secara
Eksidental. Metode pengumpulan datanya dengan kuesioner yang berisi angket pertanyaan tertutup. Teknik analisis datanya dengan analisis korelasi rank dari
Spearman, keputusan yang digunakan untuk menerima atau menolak hipotesisi alternatif dengan taraf signifikansi 5%.
viii
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP BETWEEN THE ATTITUDE OF
UNIVERSITY STUDENTS TOWORDS THEIR LECTUR ER’S METHOD OF TEACHING WITH THEIR LEARNING ENVIRONMENT AND THEIR ACHIEVEMENT IN STUDYING ACCOUNTING
Yohana Dwi Ningrum University of Sanata Dharma
Yogyakarta 2008
This research aims to know : (1) the relationship between the attitude of university students towords the lecturer’s method of teaching and the achievement in studying accounting, (2) the relationship between learning environment of university students and the in learning achievement accounting. The population of this research were all students of 2004-2005 academic years of accounting Departement Faculty of Education Sanata Dharma University Yogyakarta. The sample were 165 students that were taken randomly. The data method of gathering the data was questionnair that contains close question. The Technique to analyse to data was rank correlation analysis from Spearman. The decision which was used to accept or refuse alternative hypothesis was the significt rate of 5%.
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Yohana Dwi Ningrum
Nomor Mahasiswa : 031334047
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
HUBUNGAN ANTARA SIKAP MAHASISWA TERHADAP METODE MENGAJAR DOSEN DAN LINGKUNGAN BELAJAR MAHASISWA DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI BELAJAR AKUNTANSI
(Studi kasus: Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta)
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, me-ngalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Yogyakarta, 07 Oktober 2008
Yang menyatakan
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul: ”Hubungan Sikap Mahasiswa Terhadap Metode Mengajar Dosen dan Lingkungan Belajar Mahasiswa dengan Motivasi Berprestasi Belajar Akuntansi”.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak memperoleh bimbingan, bantuan, dorongan serta petunjuk dari berbagai pihak. Oleh karena itu kesempatan ini sudah selayaknya bagi penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta beserta stafnya, yang telah memberikan berbagai fasilitas serta kemudahan selama penulis mengikuti pendidikan.
2. Bapak Drs. T. Sarkim, M. Ed., Ph.D, selaku Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
3. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
4. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma, Yo gyakarta.
5. Bapak Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang telah sabar dan bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, dukungan, kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini. 6. Bapak S. Widanarto Prijowuntato, S.Pd., M.Si., selaku Dosen Penguji
yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan bimbingan, dukungan, kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.
x saran untuk kesempurnaan skripsi ini.
8. Staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan.
9. Mbak Aris dan Pak Wawik selaku tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
10.Bapak Purwadi, ibu Suwartini, masku Bowo, dan adekku Dewi terima kasih atas segala dukungannya baik secara material maupun spiritual. Karena mereka, aku bisa menyelesaikan semua tugas ini, satu demi satu. (Bapak, Ibu, Abang,Adek aku sayang kalian)
11.Keluarga di Wonosari Simbokku, bulek Sri, bulik Ning, bulik Yayuk, bulik Harni juga omku semua om Harno, om Gito, om Hardi, Pak Kirjo, om Handoyo juga pakde Suwarno dan bude Warti dan ponakan-ponakanku semua (Pitol, Pekek, Veri, Galih, Indah, Galuh, Anom, Arum dan si kecil Adhe) terima kasih kasih sayangnya.
12.Untuk keluarga di Wonogiri semua Pakde dan Budhe juga mbak dan masku semua makasih atas dukungannya. Mbak Retno makasih ya dah dukung aku, sukses untuk kuliahnya.
13.Mas Iwanku : ”Ta’ makasih dah selalu dukung aku dan selalu memberikan semangat buat aku. Terima kasih juga cinta dan sayang juga pengorbana n yang kamu berikan selama ini buat aku. I Love U honey”.J
14.Pitol and bay2, makasih kalian dah mau jadi sedulurku dan jadi tempat curhatku, tetep semangat ya J
15.Sahabat-sahabatku Brep & Davit, Uke & Gendut, Tari, Siwol, Wita, Cha (kamu dimana?). Uke yang telah rela menjadi tempat curhatku dan selalu bantu aku dalam kesulitan, terima kasih ya say.
16.Temen-temen kos Pringondani 10 semua dan Rini…. makasih banget kamu udah rela minjemin ’laptop’ kamu buat bantu akuJ, Heny (Dunia tidak selebar daun kelor), Lio (Jangan bosen ya sama tangisanku),
xi
17.Brama dan Nuci, kalian memang seseorang yang diutus Tuhan buat bantu akan selama ini. Makasih ya, ak ngak bisa memberikan apa-apa buat kalian J
18.Temen-temen kost baru Rita, Rasty, Rina, Dewi, Ika makasih dah nerima aku di kost dengan baik, sukses ya.
19.Temen-temen PAK Ana, Lala, Yiska, Dwi, Santi, Wawan, Yudo, Agus, Nina, Agnes, Koko dan semuanya. Sukses buat kalian.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun bagi kesempurnaan skripsi.
Yogyakarta, 4 September 2008
xii DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
ABSTRAK ... vii
ABSTRACT... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Batasan masalah... 4
C. Rumusan Masalah... 4
D. Masalah Penelitian ... 5
E. Tujuan Penelitian... 5
xiii
G. Sistematiaka Isi Skripsi... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 8
A. Pengertian Motivasi Berprestasi... 8
1. Pengertian Motivasi Belajar... 8
2. Pengertian Prestasi Belajar ... 11
B. Pengertian Sikap Mahasiswa Terhadap Metode Mengajar Dosen... 12
1. Pengertian Sikap... 12
2. Pengertian Metode Mengajar ... 14
C. Pengertian Lingkungan Belajar ... 23
D. Kerangka Berpikir dan Hipotesis ... 30
BAB III METODE PENELITIAN... 33
A. Jenis Penelitian... 33
B. Tempat dan Waktu Penelitian... 33
C. Subjek dan Objek Penelitian... 33
D. Populasi dan Sampel ... 34
E. Variabel Penelitian... 35
F. Teknik Pengumpulan Data... 38
G. Uji Instrumen Penelitian... 39
xiv
BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN... 46
A. Dari PTG ke Universitas ... 46
B. Visi dan Misi... 48
C. Fasilitas... 49
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... 51
A. Deskripsi Data... 51
1. Sikap Mahasiswa Terhadap metode Mengajar Dosen ... 51
2. Lingkungan Belajar Mahasiswa... 53
3. Motivasi berprestasi belajar ... 55
B. Analisis Data ... 57
1. Pengujian Normalitas ... 57
2. Pengujian Hipotesis... 58
C. Pembahasan... 61
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, SARAN... 65
A. Kesimpulan... 65
B. Keterbatasan... 65
C. Saran... 66 DAFTAR PUSTAKA
xv
DAFTAR TABEL
3.1 Tabel Operasional Variabel Sikap Mahasiswa Terhadap Metode
Mengajar Dosen ... 36
3.2 Tabel Operasional Variabel Lingkungan Belajar Mahasiswa ... 37
3.3 Tabel Operasional Variabel Motivasi Berprestasi Belajar Akuntansi ... 37
3.4 Tabel Hasil Uji Validitas Instrumen ... 40
3.5 Tabel Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 42
5.1 Tabel Sebaran Klasifikasi Sikap Mahasiswa terhadap Metode Mengajar Dosen ... 52
5.2 Tabel Sebaran Klasifikasi Lingkungan Belajar Mahasiswa... 54
5.3 Tabel Sebaran Klasifikasi Motivasi Berprestasi Belajar Akuntansi ... 56
5.4 Tabel Hasil Pengujian Normalitas ... 58
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 5.1 Grafik Sebaran Klasifikasi Sikap Mahasiswa Terhadap
Metode Mengajar Dosen... 53 Gambar 5.2 Grafik Sebaran Klasifikasi Lingkungan Belajar Mahasiswa ... 55 Gambar 5.3 Grafik Sebaran Klasifikasi Motivasi Berprestasi Belajar
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Permohonan Ijin Penelitian ... 69
Lampiran 2 Kuesioner Penelitian ... 70
Lampiran 3 Data Mentah Penelitian ... 78
Lampiran 4 Data Mentah Validitas Dan Reliabilitas ... 81
Lampiran 5 Uji Normalitas dan Uji Rank Spearman... 84
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
2
tersedia di sekolah; kesesuaian mengajar yang digunakan dengan lingkungan pendidikan.
Melalui pengamatan selama beberapa pekan terakhir, seorang dosen menggunakan metode mengajar yang cocok dengan materi dapat membuat mahasiswa memperhatikan materi yang akan diajarkan dosen. Misalkan saja metode yang digunakan adalah dengan cara mengajar teman-teman sendiri. Di sini mahasiswa akan merasa bahwa dia harus mendalami materi tersebut agar teman-teman yang lain menjadi mengerti tentang materi tersebut. Jadi, sebagai seorang pengajar diharapkan selalu memberikan metode- metode mengajar yang memotivasi siswa untuk belajar. Walaupun ada kelemahan dan kelebihan dari masing- masing metode, sebagai seorang pengajar harus bisa membuat mahasiswanya termotivasi dalam belajar di kelas.
Selain metode mengajar komponen penting lainnya adalah lingkungan belajar mahasiswa. Lingkungan adalah sesuatu yang ada di dalam sekitar kita yang mamiliki makna dan hubungan tertentu dengan individu. Sedangkan lingkungan sebagai dasar pengajaran adalah faktor kondisional yang mempengaruhi tingkah laku individu dan merupakan faktor belajar yang penting (Oemar Hamalik, 2003 : 195).
termotivasi untuk belajar. Dalam lingkungan kost-kostan seseorang akan merasa tenang karena tempat tersebut adalah tempat kedua selain rumah. Kost-kostan dapat membuat seseorang rajin tetapi juga dapat membuat seseorang menjadi malas. Misalnya teman-teman yang mempunyai motivasi belajar akan mendorong teman lainnya untuk belajar juga. Lain halnya bila teman kost sering jalan, keluar malam, melihat TV dan sebagainya akan membuat motivasi belajar menurun. Karena kita akan ikut- ikutan untuk tidak belajar.
Demikian juga lingkungan kampus dan masyarakat, lingkungan ini juga dapat membuat seseorang tidak termotivasi dalam belajar. Misalnya dalam lingkungan kampus yang kotor, ramai dan bertemu dengan teman-teman kampus dapat membuat seseorang malas untuk belajar di kampus. Karena kita hanya akan bercanda dan ngobrol dengan teman yang lain. Demikian halnya lingkungan masyarakat, yang terjadi kita akan malas belajar karena bermain dengan teman pergaulan atau nongkrong di depan rumah.
4
Dari latar belakang singkat di atas, penulis akan melakukan analisis tentang ” HUBUNGAN ANTARA SIKAP MAHASISWA TERHADAP METODE MENGAJAR DOSEN DAN LINGKUNGAN BELAJAR MAHASISWA DENGAN MOTIVASI BERPRESTASI BELAJAR AKUNTANSI ”.
B. Batasan Masalah
Ada berbagai faktor yang berhubungan dengan siswa terhadap motivasi berprestasi belajar dalam mata kuliah akuntansi. Dalam penelitian ini mengingat luasnya cakupan, peneliti bermaksud mengguraikan seberapa besar nilai hubungan antara sikap mahasiswa terhadap metode mengajar dosen dan lingkungan belajar mahasiswa dengan motivasi berprestasi belajar akuntansi. Sikap mahasiswa terhadap metode yang digunakan dosen dalam mata kuliah Akuntansi Dasar 1 dan Akuntansi keuangan Menengah 1. Disini apakah dengan metode yang digunakan dosen dapat memotivasi mahasiswa untuk belajar. Sedangkan dalam lingkungan belajar mahasiswa dalam penelitian ini membatasi lingkungan belajar di kampus, masyarakat dan keluarga atau kost-kostan.
C. Rumusan Masalah
2. Apakah ada hubungan antara lingkungan belajar mahasiswa dengan motivasi berprestasi belajar akuntansi?
D. Masalah Penelitian
1. Apakah ada hubungan positif atau negatif antara sikap mahasiswa terhadap metode mengajar dosen dengan motivasi berprestasi belajar akuntansi? 2. Apakah ada hubungan positif atau negatif antara lingkungan belajar
mahasiswa dengan motivasi berprestasi belajar akuntansi?
E. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan positif dan signifikan antara sikap mahasiswa terhadap metode mengajar dosen dengan motivasi berprestasi belajar akuntansi?
2. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan positif dan signifikan antara lingkungan belajar mahasiswa dengan motivasi berprestasi belajar akuntansi?
F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Universitas
6
2. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti agar dapat diterapkan dalam bidang pendidikan sehubungan dengan hal- hal yang dapat meningkatkan motivasi mahasiswa dalam berprestasi belajar akuntansi.
G. Sistematika Isi Skripsi
Gambaran mengenai isi skripsi disajikan dalam sistematika sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan diuraikan tentang latar belakang penelitian, batasan penelitian, rumusan penelitian, manfaat penelitian, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan skripsi, dimana semuanya merupakan landasan dalam penulisan skripsi ini.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Dalam bab ini mengemukakan tentang teori-teori yang berasal dari pendapat para ahli yang telah diakui kebenarannya, yang merupakan landasan sebagai syarat penunjang untuk memecahkan masalah tentang sikap mahasiswa terhadap metode mengajar dosen dan lingkungan belajar mahasiswa dengan motivasi berprestasi belajar akuntansi.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
pengambalian data menggunakan kuesioner tersebut serta beberapa metode untuk menghasilkan perolehan data yang terkumpul.
BAB IV GAMBARAN UMUM UNIVERSITAS
Bab ini mengemukakan tentang sejarah dan berbagai sarana dan prasarana penunjang pendidikan serta sumber daya manusianya di mana penelitian ini dilaksanakan.
BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini mengemukakan tentang penerapan metode yang digunakan hingga ditemukan suatu hasil yang dapat dipertanggungjawabkan. Kemudian dari hasil tersebut kita dapat suatu pembahasan.
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
8 BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian Motivasi Berprestasi 1. Pengertian motivasi belajar
Motivasi berasal dari kata inggris motivation yang berarti dorongan, pengalasan dan motivasi. Motif sendiri adalah keadaan dalam diri seseorang yang mendorong individu tersebut untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai tujuan yang diinginkan (Suryabrata, 1984). Winkel (1987) mengemukakan bahwa motif adalah adanya pengerak dalam diri seseorang untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu demi mencapai suatu tujuan tertentu pula. Jadi motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan belajar demi mencapai satu tujuan.
berasal dari luar individu misalnya individu tidak cepat lulus, karena mendapat dorongan dari orang tua atau orang terdekat, individu mendapat semangat untuk segera menyelesaikan kuliahnya.
Menurut Imron, A (1996 : 99) seorang dosen/pengajar he ndaknya memperhatikan unsur- unsur yang memotivasi seseorang belajar yaitu sebagai berikut :
a. Cita-cita atau aspirasi pembelajar
Seseorang yang bercita-cita menjadi ahli fisika, pada saat masih sekolah tentu akan sangat menggemari mata pelajaran fisika. Meskipun mata pelajaran ini termasuk sulit, ia akan termotivasi mempelajari mata pelajaran fisika tersebut dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain.
Sebaliknya seseorang yang kebetulan berstatus mahasiswa dan waktu sekolah bercita-cita ingin menjadi guru, tetapi kedua orang tuannya mengharapkan dia untuk menggambil jurusan kedokteran. Dapat dipastikan ia tidak akan termotivasi untuk belajar dijurusan kedokteran karena tidak sesuai dengan cita-citanya.
b. Kemampuan pembelajar
10
c. Kondisi pembelajar
Kondisi pembelajar dapat dibedakan atas kondisi fisiknya dan kondisi psikologisnya. Kita bisa melihat jelas jika kondisi fisik dalam keadaan lelah umumnya motivasi belajar bisa meningkat. Dalam kondisi psikologis terganggu, misalnya stres umumnya juga tidak bisa mengkonsentrasikan diri terhadap hal- hal yang dipelajari. Karena tidak konsentrasi, maka gairah belajar menurun dan tidak punya motivasi dalam belajar.
d. Kondisi lingkungan belajar
Kondisi lingkungan belajar yang tidak mendukung seseorang akan merubah motivasi dalam belajar. Lingkungan yang ramai, bising, kotor merupakan kondisi lingkungan yang tidak mendukung seseorang belajar, sedangkan lingkungan yang rapi, bersih, tenteram akan sangat mendukung proses belajar seseorang.
e. Unsur-unsur dinamis belajar pemebelajaran
Unsur-unsur dinamis belajar pemebelajaran meliputi hal- hal sebagai berikut :
a. Motivasi dan upaya memotivasi siswa dalam belajar b. Bahan belajar dan upaya penyediaannya
c. Alat bantu belajar dan upaya penyediaannya d. Suasana belajar dan upaya pengembangannya
f. Upaya guru dalam membelajarkan pembelajar
Upaya guru dalam membelajarkan pembelajar juga dipengaruhi terhadap motivasi belajar. Guru yang tinggi gairahnya dalam membelajarkan pembelajar, menjadikan pembelajar juga bergairah belajar. Guru yang sungguh-sungguh dalam membelajarkan pembelajar, menjadikan tingginya motivasi belajar pembelajar.
2. Pengertian prestasi belajar
Prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah hasil yang dicapai (dari yang telah dilakukan atau dikerjakan). Menurut Syah (1995 : 89) belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai dari sesuatu kerampilan yang telah dikembangkan dan dilakukan oleh mata pelajaran yang lazimnya ditunjukan dengan tes atau angka nilai yang diberikan oleh dosen atau pengajar. Muh Surya dan Muh Amin merumuskan faktor- faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu sebagai berikut :
a. Faktor internal
1) Faktor jasmaniah atau fisiologis baik yang bersifat bawaan atau yang diperoleh dari perkembangan, terdiri atas pendengaran, struktur tubuh, penginderaan dan sebagainya.
12
• Faktor intelektif yaitu meliputi faktor potensial seperti kecerdasan, bakat dan kecakapan nyata (prestasi yang dimiliki).
• Faktor non intelektif yaitu unsur- unsur pribadi tertentu seperti sikap, perasaan, kebiasaan, minat, motivasi, emosi dan penyesuaian diri.
• Faktor kematangan yaitu fisik ataupun psikologis. b. Faktor eksternal
1) Faktor sosial yang terdiri atas lingkungan
Lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat, lingkungan kelompok.
2) Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian
3) Faktor lingkungan fisik yaitu fasilitas belajar, lingkungan dan sebagainya.
Jadi dapat disimpulkan motivasi berprestasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin kelangsungan belajar demi hasil yang ingin dicapai dari sesuatu ketrampilan yang telah dikembangkan.
B. Pengertian Sikap Mahasiswa terhadap Metode Mengajar 1. Pengertian sikap
perangsang, suatu kecenderungan untuk bereksi dengan cara tertentu terhadap perangsang atau situasi yang dihadapi. Menurut Ellis yang dikutip Ngalim Purwanto (1991 : 141) mengatakan bahwa yang sangat memegang peranan penting di dalam sikap adalah faktor perasaan atau emosi dan faktor kedua reaksi atau respon atau kecenderungan untuk bereaksi.
Menurut Winkel (1991 : 165), sikap adalah kecenderungan yang relatif menatap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap orang atau barang tertentu. Dalam hal ini, perwujudan perilaku belajar siswa akan ditandai dengan munculnya kecenderungan-kecenderungan baru yang telah berubah terhadap suatu obyek, tata nilai dan sebagainya.
Adapun ciri-ciri sikap menurut Bimo Walgito (1987 : 55) :
a. Sikap adalah sesuatu yang tidak dibawa sejak lahir, ini berarti bahwa manusia pada waktu lahir belum mempunyai suatu sikap tertentu.
b. Sikap itu selalu ada karena ada hubungan antara individu dengan obyek oleh karena itu sikap selalu terbentuk atau dipelajari dalam hubungannya dengan obyek-obyek.
c. Sikap dapat tertuju kepada satu obyek saja, juga dapat kepada sekumpulan obyek.
d. Sikap itu dapat berlangsung lama atau sebentar.
14
Dengan demikian, sikap seseorang bukan bawaan dari lahir melainkan terbentuk melalui perkembangan individu dan lingkungannya atau dapat dikatakan sebagai hasil belajar. Selanjutnya Bimo Walgito (1987 : 56) menjelaskan 2 faktor yang dapat menentukan pembentukan dan perubahan sikap, yaitu :
a. Faktor dari diri sendiri dari dalam
Faktor dari diri sendiri yaitu mencakup hal- hal seperti taraf iteligensi, daya kreativitas, kecepatan belajar, sikap terhadap tugas belajar, perasaan dalam belajar, kondisi mental fisik.
b. Faktor dari luar individu
Faktor dari luar individu yaitu hal- hal atau kebiasaan-kebiasaan yang ada di luar individu dan merupakan rangsangan untuk membentuk dan merubah sikap.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sikap merupakan aspek psikis dan mental yang membentuk pola pikir individu itu akan berpengaruh pada setiap kegiatan dalam kehidupan sehari- hari, baik itu di keluarga , kampus maupun masyarakat.
2. Pengertian metode mengajar
melaksanakan kegiatan kependidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran kepada siswa. Menurut Jusuf (1982 : 15-58) ragam metode mengajar ada banyak, tetapi disini hanya akan dijelaskan lima macam metode yang biasa digunakan oleh pengajar atau dosen di kelas yaitu :
a. Metode Ceramah
Ceramah adalah sebuah metode mengajar yang paling klasik, tetapi masih diakui orang di mana- mana hingga sekarang. Metode ceramah ialah suatu cara penyampaian atau penyajian bahan pelajaran dengan alat perantara berupa suara atau dapat pula dikatakan, suatu cara penyampaian bahan pelajaran secara lisan. Dalam hal ini guru biasanya memberikan uraian mengenai topik tertentu di tempat tertentu dan dengan lokasi waktu tertentu.
1) Kebaikan atau keuntungan penggunaan metode ceramah :
a) Biaya murah sekali karena media yang digunakan hanyalah suara guru saja
b) Dapat menyajikan bahan pelajaran kepada sejumlah besar murid dalam waktu yang sama
c) Mudah mengulangnya kembali bila diperlukan
d) Ceramah atau uraian guru yang dibawakan dengan baik dapat menjadikan pokok pembicaraan menjadi menarik
16
f) Ceramah yang dipersiapkan dengan baik dan disajikan secara sistematis dapat menghemat waktu belajar bagi murid
2) Kelemahan atau keburukan penggunaan metode ceramah : a) Metode ceramah dapat menimbulkan verbalisme pada murid b) Murid tidak memperoleh kesempatan berfikir melainkan hanya
mendengarkan dan mencatat saja
c) Besar sekali kemungkinan timbulnya salah paham dipihak murid karena salah mengartikan uraian guru
d) Mendengarkan ceramah terus-menerus untuk waktu yang lama dapat melelahkan dan membosankan murid
e) Metode ceramah memiliki kecenderungan untuk menjadikan guru sebagai buku pelajaran
f) Murid tidak diberikan kesempatan lagi untuk berpartisipasi dalam proses belajar
g) Metode ceramah tidak menyediakan sama sekali kesempatan bagi murid untuk belajar dan berbuat
b. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah suatu cara untuk menyampaikan atau menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk pertanyaan dari guru yang harus dijawab oleh murid.
1) Kebaikan atau keuntungan metode tanya jawab :
b) Pertanyaan ingatan yang meminta jawaban yang bersifat reproduktif dapat memperkuat ingatan antara pertanyaan dengan jawaban
c) Pertanyaan pikiran yang meminta jawaban yang harus difikirkan, menafsirkan, menganalisa dan menarik kesimpulan, dapat mengembangkan cara-cara berfikir logis dan sistematis d) Pertanyaan dapat mengurangi proses lupa karena jawaban yang
diperoleh atau dikemukakan diolah dalam suasana yang serius e) Jawaban yang salah segera dapat dikoreksi
f) Pertanyaan merangsang murid berfikir dan memusatkan perhatian pada satu pokok perhatian
g) Pertanyaan dapat membangkitkan hasrat untuk melakukan penyelidikan
h) Pertanyaan fakta atau problem dapat mengalahkan belajar seperti yang dituju oleh suatu mata pelajaran
2) Keburukan atau kelemahan metode tanya jawab :
a) Murid dapat dicekam kekuatan atau panik selama tanya jawab dilakukan
b) Tidak mungkin seluruh kelas dapat diberi giliran selama satu jam pelajaran
18
ikut berfikir karena gilirannya masih jauh atau sudah lewat. Jadi tidak seluruh kelas dapat ikut berpartisipasi
d) Apabila ada beberapa orang murid yang sudah tidak dapat memberikan jawaban seperti yang diharapkan guru, maka itu sudah berarti terbuangnya waktu yang tersedia untuk pertanyaan-pertanyaan selanjutnya
e) Pertanyaan ingatan yang meminta jawaban yang bersifat reproduktif dapat mengembangkan kebiasaan jawaban yang bersifat mekanis (menjawab tanpa dipikirkan lagi) atau jawaban yang bersifat verbalistis
f) Oleh karena jam pelajaran terbatas maka dari suatu pertanyaan pikiranpun sukar diperoleh jawaban yang memuaskan
c. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara mengajar yang dicirikan oleh suatu ketertarikan pada satu topik atau pokok, pertanyaan atau problem di mana para peserta diskusi dengan judul berusaha untuk mencapai atau memperoleh suatu keputusan atau pendapat yang disepakati bersama 1) Kebaikan atau kelebihan metode diskusi :
a) Mendidik murid- murid untuk bertukar pikiran atau pendapat b) Memberikan kesempatan kepada murid- murid untuk
c) Memberikan kesempatan kepada murid utnuk memperoleh penjelasan-penjelasan dari berbagai sudut pandang atau berbagai sumber data
d) Memberikan kesempatan kepada murid untuk latihan berdiskusi di bawah asuhan guru
e) Merangsang murid untuk ikut mengemukakan pendapat sendiri, menyetujui ataupun menentang pendapat teman-temannya
f) Membina persaan tanggung jawab mengenai suatu pendapat, kesimpulan atau keputusan yang akan atau telah diambil
2) Keburukan atau kelemahan metode diskusi :
a) Tidak semua topik dapat dijadikan pokok diskusi b) Diskusi yang mendalam memerlukan waktu yng banyak
c) Biasanya tidak semua murid secara berani menyatakan diri untuk ikut mengemukakan pendapat
d) Pembicaraan dalam diskusi mungkin akan didominasi oleh murid- murid yang berani dan telah biasa berbicara
20
d. Metode Tugas
Metode tugas adalah cara mengajar yang dicirikan oleh adanya kegiatan perencanaan antara murid dengan guru mengenai suatu persoalan atau problem yang harus diselesaikan atau dikuasai oleh murid dalam jangka waktu tertentu yang disepakati bersama antara murid dan guru.
1) Kebaikan atau kelebihan metode tugas : a) Tugas-tugas memiliki tujuan yang jelas
b) Tugas yang disesuaikan dengan perbedaan individual
c) Karena mamahami apa yang menjadi tugasnya, maka tugas menjadi menarik minat
d) Memberikan tugas sama dengan memberikan pengalaman bekerja kepada murid
e) Memberikan tugas sesuai dengan pilihan murid sama dengan mendidik murid untuk belajar bertanggung jawab
f) Hubungan antara murid dengan guru tetap terpelihara dan bersifat dua arah
2) Kebur ukan atau kelemahan metode tugas :
a) Pemberian tugas menyebabkan indahnya kegiatan murid dari sekolah ke rumah
c) Terlampau sulit untuk memyesuaikan tugas dengan perbedaan individu anak
d) Persaingan tidak sehat dapat saja muncul diantara murid dengan murid maupun kelompok dengan kelompok
e) Murid- murid yang cerdas, aktif akan maju dengan pesat dalam pelajaran, tetapi murid- murid yang kurang akan makin tertinggal
f) Di dalam situasi pendidikan dan sosial ekonomi di mana perlengkapan alat-alat pengejaran sangat kurang atau sukar diperoleh, metode tugas tidak akan dapat dilaksanakan dengan sempurna
e. Metode Sosiodrama atau Bermain Peran
Metode sosiodrama atau bermain peran adalah suatu metode mengajar di mana guru memberikan kesempatan kepada murid untuk melakukan kegiatan memainkan peran tertentu seperti yang terdapat dalam kehidupan masyarakat (sosial).
1) Kebaikan atau kelebihan metode sosiodrama :
a) Murid belajar atau didik untuk memecahkan suatu problem sosial menurut pendapatnya sendiri
22
c) Memperkaya pengetahuan dan pengalaman semua murid mengenai cara menghadapi dan memecahkan suatu problem sosial yang diperoleh dari hasil diskusi
d) Murid- murid yang meminkan peranan memperoleh kesempatan untuk belajar mengekspresikan penghayatan mereka mengenai suatu problem di depan orang banyak
e) Menanamkan dan memupuk keberanian untuk tampil de depan umum atau orang banyak tanpa kehilangan keseimbangan pribadi
f) Belajar menerima pendapat orang lain 2) Keburukan atau kelemahan metode sosiodrama:
a) Rasa malu yang timbul karena ditonton oleh orang lain dan rasa takut dalam mengambil keputusan akan menghambat bagi kewajaran bertingkah laku selama memainkan suatu lakon b) Kekurangan dalam pengalaman menghadapi situasi-situasi
sosial yang berisi problem-problem dapat menimbulkan sikap ragu-ragu dalam menentukan langkah atau tindakan atau keputusan yang harus dilakukan
Jadi dapat disimpulkan definisi sikap mahasiswa terhadap metode mengajar adalah kecenderungan yang relatif menatap untuk bereaksi dengan cara baik atau buruk terhadap cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan kependidikan, khususnya kegiatan penyajian materi pelajaran kepada siswa.
C. Pengertian Lingkungan Belajar
Lingkungan belajar adalah merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi belajar. Menurut Imron (1996 : 103) lingkungan belajar meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik adalah tempat di mana pembelajaran tersebut belajar. Misalkan lingkungan yang bising akan mempengaruhi seseorang dalam proses belajar, sebaliknya jika belajar di tempat yang tenang, rapi akan membantu individu untuk bersemangat dalam belajar. Sedangkan lingkungan sosial adalah suatu lingkungan seseorang dalam kaitannya dengan orang lain. Misalnya saja yang termasuk lingkungan sosial ini adalah lingkungan sebaya, lingkungan kelompok belajar dan kelompok sepermainan. Hal ini jika seseorang berada di lingkungan bersama dengan teman-teman yang rajin, ia akan ikut rajin.
24
a. Cara mendidik
Orang tua yang memanjakan anaknya, maka setelah anak sekolah akan menjadi siswa yang kurang bertanggung jawab dan takut menghadapi tantangan kesulitan. Juga orang tua yang mendidik anaknya secara keras, anak akan mengalami ketakutan.
b. Suasana keluarga
Hubungan anatara keluarga yang kurang intim menimbulkan suasana yang kaku, tegang, kurang komunikatif di dalam keluarga. Hal ini menyebabkan anak kurang semangat dalam belajar. Untuk itu dalam keluarga yang menyenangkan, akrab, dan penuh kasih sayang, anak akan termotivasi yang mendalam pada anak dalam hal belajar.
c. Pengertian orang tua
Anak belajar perlu dorongan dan pengertian dari orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas di rumah. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi pengertian dan dorongannya, membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di sekolah. Kalau perlu menghubungi gurunya untu mengetahui perkembangan anaknya
d. Keadaaan sosial ekonomi keluarga
ini anak tidak akan mengalami kendala-kendala dalam belajar sehingga anak akan dapat belajar dengan senang.
e. Latar belakang kebudayaan
Hal ini dimaksudkan adalah tingkat pendidikan dan kebiasaan di dalam keluarga akan mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Oleh karena itu anak perlu ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik supaya dapat mendorong semangat anak dalam belajar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar siswa di kelas menurut (Roestiyah, 1982:159-162) adalah sebagai berikut:
a. Interaksi guru dan murid
Guru yang kurang berinteraksi dengan murid secara menyeluruh akan menyebabkan proses belajar mengajar di kelas kurang lancar. Hal ini juga siswa akan merasa jauh dengan gurunya karena disebabkan komunikasi guru dengan muridnya kurang baik, sehingga siswa akan kurang berpartisipasi secara aktif dalam belajarnya.
b. Cara penyajian
26
memonitoring dan mendatangi siswa, melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar-mengajar di kelas.
c. Hubunga n antar murid
Hubungan antar murid sangat penting dalam mendukung kegiatan belajar mengajar di kelas. Untuk itu diperlukan suasana kelas yang kondusif dari antara murid supaya dapat belajar bersama-sama dan dapat mewujudkan suasana yang tenang, tenteram dan dapat hidup bergotong-royong dalam belajar bersama di kelas maupun diluar kelas.
d. Media pendidikan
Siswa sangat memerlukan alat-alat yang membantu memperlancar proses belajar mengajar di sekolah seperti buku-buku yang ada di perpustakaan, laboratorium, OHP (Overhead Projector) dan sebagainya. Kebanyakan sekolah-sekolah yang kurang memiliki media pendidikan menyebabkan kualitas sekolah juga kurang berkualitas.
e. Kurikulum
f. Waktu sekolah
Dalam melaksanakan proses belajar mengajar di sekolah dalam waktu yang efektif untuk belajar sebaiknya dimulai pada pagi hari, dimana pikiran anak masih segar dan kondisi anak masih baik. Selain itu anak diberi jam untuk istirahat agar dapat memulihkan pikiran dan tenaganya kembali.
g. Pelaksanaan disiplin
Banyak sekolah yang dalam pelaksanaan disiplin masih kurang sehingga mempengaruhi anak dalam belajar. Sekolah kurang memilki rasa tanggung jawab terhadap tata tertib yang ada disekolah. Untuk itu pihak sekolah harus mengawasi pelaksanaan peraturan-peraturan sekolah agar ditaati oleh para siswa dan memiliki rasa disiplin yang kuat.
h. Keadaan gedung
Sebaiknya sekolah dalam pembangunan gedung harus memenuhi syarat-syarat sekolah yang baik seperti luas kelas yang cukup agar dalam proses belajar mengajar di kelas nyaman.
i. Metode belajar
28
itu dalam proses belajar belajar- mengajar dalam kelas. Seorang guru harus dapat menggunakan metode belajar yang tepat dan bervariatif supaya siswa dapat belajar dengan semangat dan tidak membosankan, dapat berperan aktif dalam proses belajar di kelas. Metode belajar yang lazim dipakai di sekolah sebagi berikut: metode ceramah, metode demontrasi, metode diskusi, metode kelompok, metode studi kasus, metode permainan dan sebagainya (Davies 1987:233-247).
j. Tugas rumah
Guru memberikan tugas di rumah kepada muridnya tujuannya adalah agar murid dapat belajar mandiri di rumah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar siswa di lingkungan masyarakat menurut (Roestiyah, 1982:159-162) adalah sebagai berikut:
a. Mass Media
b. Teman bergaul
Anak memang perlu bergaul dengan anak yang lain di lingkungan masyarakat sekitar untuk mengembangkan sosialisasinya tetapi dalam pergaulannya perlu di jaga supaya dalam pergaulan dengan temannya dapat membatasi dan mengontrol dengan siapa mereka bergaul sehingga tidak mengganggu kegiatan lain.
c. Kegiatan lain
Disamping belajar dirumah anak mempunyai kegiatan-kegiatan di luar sekolah seperti olah raga, bermain drama, kumpul bersama teman-teman dan sebagainya. Hal itu perlu diawasi dan dibatasi agar jangan sampai anak melupakan kewajiban untuk belajar.
d. Cara hidup lingkungan
Cara hidup bertetangga di sekitar rumah dimana anak itu tinggal, besar pengaruhnya pada pertumbuhan anak, misalnya di lingkungan sekitar memiliki jam belajar maka secara otomatis anak tersebut akan dapat belajar sesuai jam belajar masyarakat. Selain itu di lingkungan yang dapat mendukung anak rajin belajar maka anak tersebut memiliki kesadaran untuk belajar sendiri.
30
D. Kerangka Berfikir
1. Hubungan antara sikap mahasiswa terhadap metode mengajar dosen dengan motivasi berprestasi belajar akuntansi
untuk membentuk dan merubah sikap. Mahasiswa selalu bersikap ogah-ogahan kalau dosen hanya menerangkan materi saja, mereka akan ngobrol dengan teman sebangku atau mungkin juga tidur di kelas. Dosen mengharapkan mahasiswanya dapat mengikuti perkuliahan dengan baik. Mahasiswa juga akan mengikuti perkuliahan dan bisa menerima materi dengan baik, jika dalam penyampaian materi yang menarik. Mahasiswa tidak akan bosan, karena mahasiswa akan termotivasi dengan penyampaian materi yang menarik.
Hipotesis : Ada hubungan antara sikap mahasiswa dengan metode mengajar dosen dengan motivasi berprestasi belajar mahasiswa.
2. Hubungan antara lingkungan belajar mahasiswa dengan motivasi berprestasi belajar akuntansi
32
belajar seseorang. Untuk meningkatkan motivasi belajar, seorang mahasiswa harus mempunyai kemauan serta dukungan orang terdekat seperti orang tua, teman dekat ataupun sahabat.
Lingkungan kampus akan menjadi tempat yang nyaman untuk belajar, hal ini karena kampus adalah tempat untuk belajar. Seorang mahasiswa akan merasa nyaman belajar di kampus jika suasana kampus mendukung mereka untuk belajar di sana. Lingkungan kampus yang kotor, ramai dan bertemu dengan teman-teman kampus bisa membuat mahasiswa tidak termotivasi untuk belajar di kampus. Karena mereka hanya akan mengobrol dengan teman pergaulan di kampus. Hal ini berbeda jika kita belajar di perpustakaan, karena perpustakaan adalah tempat kedua yang nyaman untuk belajar, namun kebayakan mahasiswa hanya akan datang ke perpustakaan apabila mendapat tugas dan mengerjakan skripsi saja. Lingkungan masyarakat juga sangat diharapkan dapat menambah motivasi mahasiswa untuk belajar. Dalam hal ini masyarakat sudah menetapkan adanya jam-jam tertentu untuk pelajar. Dengan adanya peraturan ini dapat membantu pelajar untuk belajar pada jam-jam tersebut. Namun, jika tidak didukung orang tua dan lingkungan seseorang tidak akan termotivasi untuk belajar, karena mereka hanya akan belajar pada saat akan ujian saja. Hipotesis : Ada hubungan antara lingkungan belajar mahasiswa dengan
33 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang ada, maka penelitian ini termasuk dalam penelitian :
1. Penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang terbatas pada usaha mengungkapkan maksud dan keadaan sebagaimana adanya hanya bersifat sekedar mengungkapkan fakta.
2. Studi kasus, yaitu penelitian terhadap subyek tertentu dengan cara mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan subyek penelitian dan kesimpulan hanya berlaku pada tempat yang diteliti.
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Tempat penelitian akan dilakukan di Program Studi Pendidikan Akuntansi Angkatan 2004 dan 2005 di Universitas Sanata Dharma.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2007
C. Subyek dan Obyek Penelitian
34
Akuntansi 1 dan Akuntansi Keuangan Menengah 1 Universitas Sanata Dharma.
2. Obyek Penelitian adalah sikap mahasiswa terhadap metode mengajar dosen dan lingkungan belajar mahasiswa dengan motivasi berprestasi belajar akuntansi.
D. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis ciri-cirinya akan diduga. Populasi penelitian ini adalah seluruh mahasiswa program studi pendidikan akuntansi angkatan 2004 dan 2005 sebanyak 177 mahasiswa. 2. Sampel
Sisa responden dari mahasiswa PAK angkatan 2004 dan 2005 sebanyak (177-165) = 12 responden. Sehingga 12 responden tersebut digunakan untuk pengujian validitas dan kekurangannya mengambil mahasiswa PAK angkatan 2003 sebanyak 19 responden. Dengan demikian total responden untuk pengujian validitas dan reliabilitas = 31 responden.
E. Variabel Penelitian 1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah obyek penelitian yang bervariasi atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian ini ada 3 variabel yaitu variabel bebas (Independen Variabel), yang meliputi sikap mahasiswa terhadap metode mengajar dosen (X1) dan lingkungan belajar mahasiswa (X2). Variabel terikat (Dependent Variabel) adalah motivasi berprestasi belajar akuntansi (Y).
2. Pengukuran Variabel
a. Sikap mahasiswa terhadap metode mengajar dosen
36
Beriku kisi-kisi kuesioner untuk variabel metode mengajar dosen : Tabel 3.1
Operasional Variabel Sikap Mahasiswa terhadap Metode Mengajar dosen
No Indikator Item Positif Item Negatif
1 Metode Ceramah 1
Masing- masing pernyataan selanjutnya dinyatakan dalam 4 skala pendapat sebagai berikut :
Pertanyaan Positif Pertanyaan Negatif Sangat Senang
b. Lingkungan belajar mahasiswa
Beriku kisi-kisi kuesioner untuk variabel metode mengajar dosen : Tabel 3.2
Operasional Variabel Lingkungan Belajar Mahasiswa
No Indikator Uraian No Item.
a. Cara orang tua mendidik b. Suasana keluarga
c. Pengertian orang tua d. Tempat belajar
a. Interaksi mahasiswa dengan mahasiswa
b. Hubungan antara dosen dengan mahasiswa c. Keadaan kampus a. Mass media b. Teman bergaul
c. Lingkungan di masyarakat
2
c. Motivasi berprestasi belajar akuntansi
Pengukuran variabel motivasi berprestasi belajar akuntansi menggunakan pernyataan Selalu, Sering, Terkadang dan Tidak Pernah.
Tabel 3.3
Operasional Variabel Motivasi Berprestasi Belajar Akuntansi No Indikator Item Positif Item Negatif
1 Motivasi dengan sikap mahasiswa terhadap metode mengajar akuntansi
2,3,8,12 14
2 Motivasi dengan lingkungan belajar mahasiswa
5,7,15 6
38
Masing- masing pertanyaan selanjutnya dinyatakan dalam 4 skala pendapat sebagai berikut :
Pertanyaan Positif Pertanyaan Negatif Selalu
F. Teknik Pengumpulan Data 1. Kuesioner
Kuesioner adalah merupakan sejumlah daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk diisi sesuai dengan keadaan responden (Suharsimi, 2006 : 151). Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang sikap mahasiswa terhadap metode mengajar dosen dan lingkungan belajar mehasiswa terhadap prestasi belajar akuntansi.
2. Dokumentasi
G. Uji Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini akan digunakan 3 macam kuesioner yang mencakup sikap mahasiswa terhadap metode mengajar dosen dan lingkungan belajar mahasiswa dengan motivasi berprestasi belajar akuntans i. Untuk memastikan bahwa item- item kuesioner sahih dan handal, maka akan dilakukan di luar mahasiswa yang menjadi sampel penelitian ini.
1. Pengujian Validitas
Validitas adalah menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur (Masri Singarimbun, 1989 : 124). Dalam penelelitian ini pengujian validitas menggunakan rumus r Product Moment. Pengujian validitas yang akan diuji hanya dibatasi pada penyusunan skala sikap dengan rumus sebagai berkut :
rxy =
( )( )
rxy = koefisien korelasi antara X dan Y
ΣX = jumlah skor X
ΣY = jumlah skor Y
ΣXY = jumlah hasil kali antara X dan Y N = banyaknya sampel yang diuji
ΣX2 = jumlah kuadrat nilai X
ΣY2 = jumlah kuadrat nilai Y
Untuk mengetahui apakah instrumen penelitian tersebut valid atau tidak, maka ketentuannya sebagai berikut :
40
b. Jika rhitung < rtabel dengan taraf keyakinan 95 % maka instrumen penelitian dikatakan tidak valid.
Hasil pengujian validitas dengan komputasi melalui program SPSS 11.5. Dari hasil korelasi product moment tidak menemukan butir pertanyaan yang memiliki koefisien korelasi lebih kecil dari nilai r tabel sebesar 0,367 (df=29,α=5%) pada kelompok pertanyaan sikap mahasiswa terhadap metode mengajar dosen dan lingkungan belajar mahasiswa dengan motivasi berprestasi belajar akuntansi, sehingga semua butir pertanyaan dalam kuesioner dinyatakan valid.
Tabel 3.4
2. Pengujian Reliabilitas
Pengujian reliabilitas adalah indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur. Uji reliabilitas menggunakan sistem konsistensi internal belah dua dengan rumus Alpha Cronbach. Pengujian reliabilitas didasarkan pada rumus Alpha Cronbach. Dengan rumus sebagai berikut (Sugiyono, 2000 : 282) :
K ∑σb2 r11 = 1 - (k – 1) σ12 Dimana :
K = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal r11 = koefisien reliabilitas
∑σb2 = jumlah varian butir
σ12 = varian total
Reliabilitas instrumen pada penelitian ini menggunakan teknik
Alpha Cronbach. Jika koefisien alpha > dari rtabel dengan taraf signifikan 5%, maka instrumen penelitian tersebut reliabel (dapat dipercaya). Sebaliknya alpha < dari rtabel dengan taraf signifikan 5%, maka instrumen penelitian tersebut reliabel.
42
Tabel 3.5
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
No Variabel Koefisien
Alpha
r- tabel (df=29,α=5%)
Ket
1 Sikap Mahasiswa 0.8524 0.367 Reliabel
2 Lingkungan Belajar 0.8149 0.367 Reliabel 3 Motivasi Berprestasi 0.8428 0.367 Reliabel
H. Teknik Analisis Data 1. Deskripsi Data
Untuk mendeskripsikan sikap mahasiswa terhadap metode mengajar dosen dan lingkungan belajar mahasiswa dengan motivasi berprestasi belajar akuntansi yang menggunakan pengujian statistik deskriptif (Sugiyono, 1991).
2. Uji Normalitas
metode mengajar dosen dan lingkungan belajar mahasiswa dengan motivasi berprestasi belajar akuntansi:
D = maksimum Fo
(
X −Sn( )
X)
Keterangan:
D : Deviasi maksimum
Fo(X) : Fungsi distribusi kumulatif yang ditentukan Sn(X) : Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi Uji ini dapat menggunakan ketentuan sebagai berikut: - Jika probabilitas > 0,05 maka distribusi populasi normal. - Jika probabilitas < 0,05 maka distribusi populasi tidak normal.
Jika nilai αhitung untuk tiap-tiap variabel penelitian ini dibawah
α=0.05 maka distribusi data tersebut adalah tidak normal. Jika masing-masing variabel mempunyai nilai di atas 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian berdistribusi normal.
3. Uji Hipotesis
Analisis korelasi rank dari Spearman atau korelasi tata jenjeng, digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan sekaligus terkait dengan hipotesisi pertama dan kedua. Penulis menggunakan teknik koefisien korelasi rank dari spearman (Arikunto, 2006 : 278) dengan rumus sebagai berikut :
44
Keterangan :
di : perbedaan dalam rank yang diberikan kepada 2 karakteristik yang berbeda dari individu atau fenomena ke i
n : banyaknya individu/fenomena yang diberi rank Rumusan hipotesisnya :
Ho : tidak ada hubungan antara (korelasi) antara variabel X dan variabel Y atau angka korelasi 0
Ha : ada hubungan antara (korelasi) antara variabel X dan variabel Y atau angka korelasi 0
Uji korelasi tata jenjang ini menggunakan SPSS 11.5. Arah korelasi dinyatakan dalam tanda + (plus) dan – (minus). Tanda + menurunkan adanya korelasi sejajar searah dan tanda – menunjukan korelasi sejajar berlawanan arah (Arikunto, 2006 : 279).
Korelasi + : ”makin tinggi nilai X, makin tinggi nilai Y” atau ”kenaikan nilai X diikuti kenaikan nilai Y”
Korelasi - : ”makin tinggi nilai X, makin rendah nilai Y” atau ”kenaikan nilai X diikuti penurunan nilai Y”
46 BAB IV
GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN
A. Dari PTG ke Universitas
Pada tahun 1955 didirikan Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) Sanata Dharma dan mulai bulan November 1958 pemerintah mengubah nama PTPG Sanata Dharma menjadi FKIP dengan alasan PTPG bukanlah nama suatu instansi perguruan tinggi. Berkaitan dengan hal itu, nama PTPG Sanata Dharma berganti menjadi FKIP Sanata Dharma. Namun muncul persoalan “ mana Universitasnya? ”, guna mengatasi persoalan itu muncul gagasan untuk membentuk Universitas Katolik Indonesia demi “ melindungi ” FKIP Sanata Dharma. Namun universitas tersebut tidak berwujud dan FKIP Sanata Dharma tetap berjalan.
Akhirnya untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat serta kemajuan jaman, tanggal 20 April 1993 sesuai dengan SK Mendikbud No. 46/d/o/1993, FKIP Sanata Dharma dikembangkan menjadi Universitas Sanata Dharma atau lebih dikenal dengan nama USD.
Dengan demikian, FKIP yang dulu merupakan sebuah fakultas dari USD, hanya saja fakultas yang lain berstatus terdaftar, sedangkan jurusan dan program studi yang berada dalam FKIP statusnya tetap disamakan sesuai dengan SK Dirjen Dikti No. 226/ikti/Kep/1993, tertanggal 10 Mei 1993. Selanjutnya, berdasarkan peraturan baru semua program studi di lingkungan FKIP USD telah terakreditasi sesuai dengan SK Mendikbud No. 78/d.o/1997, tertanggal 17 November 1997.
48
B. Visi dan Misi FKIP 1. Visi
a. Pendidikan yang bersuasanakan cinta kasih dan bercorak humanistik, yang menghargai martabat manusia, akan meningkatkan pribadi manusia secara utuh.
b. Hubungan antara pendidikan dan subyek yang ideal adalah hubungan dialogis, ketika mereka saling menghargai dan membantu untuk mewujudkan kemanusiaan mereka.
c. Penegakan keadilan dan pelayanan terhadap mereka yang lemah dalam dunia pendidikan perlu mendapat tekanan.
d. Penyiapan tenaga kependidikan yang profesional, baik dalam bidang keahlian maupun keguruan, merupakan hal yang penting.
2. Misi
a. Menyiapkan tenaga kependidikan yang profesional, yang bercirikan hal- hal berikut :
1) Berkemampuan tinggi, bermutu, berwawasan luas dan kritis;
2) Menguasai bidang studi tertentu sehingga mampu memanfaatkannya dalam lembaga pendidikan sekolah, luar sekolah dan lembaga lain yang terkait;
3) Menguasai bidang kependidikan dan dapat menggunakannya dalam praktik kependidikan yang relevan secara tepat;
5) Bermodal, sosial, adil, dan penuh pengabdian
b. Menyiapkan tenaga kependidikan yang humanistik, yang menghargai nilai martabat manusia, terutama subjek didik.
c. Menyiapkan tenaga kependidikan yang menerapkan semangat dielogis dalam pelaksanaan pendidikan.
d. Menyiapkan tenaga kependidikan yang menghargai dan mengembangkan kebebasan serta kejujuran akademik dalam proses pendidikan.
C. Fasilitas
a. Perpustakaan
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma menempati gedung berlantai empat dengan luas kurang lebih 4000 meter persegi. Sampai dengan bulan September 2006 perpustakaan ini memiliki koleksi buku sejumlah 93.062 judul buku dalam 181. 253 eksemplar. Koleksi majalah yang dimiliki majalah lepas dan majalah terjilid masing- masing 212 judul dan 195 judul termasuk harian berbahasa Inggris. Selain buku, majalah dan surat kabar, perpustakaan ini juga memiliki koleksi jurnal, disket, kaset, skripsi, tesis serta 639 judul CD.
50
sebanyak mungkin dengan cepat dan efisien. Perpustakaan juga dilengkapi dengan komputer Work Station untuk dapat digunakan mahasiswa dan dosen dalam menulis karya-karya ilmiah.
b. Pusat Komputer
Universitas Sanata Dharma memiliki pusat komputer dengan banyak Work Station di dalamnya. Mahasiswa dan dosen dapat menggunakan komputer-komputer tersebut untuk mengetik, mengolah data maupun untuk mengerjakan tugas.
c. Laboratorium Pendidikan untuk Program Studi Pendidikan Akuntansi : Pusat Simulasi Bisnis dan Koperasi
Laboratorium Simulasi Bisnis dan Koperasi ini digunakan untuk praktikum bisnis dan koperasi bagi mahasiswa dan peneliti yang dikelola oleh Prodi PAK dan PE. Selama tahun 2006, kegiatan yang sudah dilakukan oleh laboratorium ini diawali dengan pengisian SPT 1770 S Wajib Pajak Orang Pribadi bagi karyawan dan dosen Universitas Sanata Dharma serta pembuatan buku praktik akuntansi untuk Mata Kuliah Akuntansi Usaha Dagang dan Jasa
d. Laboratorium Micro Teaching
51 BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Pada BAB V ini akan diuraikan mengenai analisis data dan pembahasan mengenai sikap mahasiswa terhadap metode mengajar dosen dan lingkungan belajar mahasiswa dengan motivasi berprestasi belajar akuntansi Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam menganalisis ada tidaknya hubungan antara sikap mahasiswa terhadap metode mengajar dosen dan lingkungan belajar mahasiswa dengan motivasi berprestasi belajar akuntansi dibuktikan dengan menggunakan ana lisis Rank dari Spearman
A. Deskripsi Data
1) Sikap Mahasiswa terhadap Metode Mengajar Dosen
52
Interval : (Skor Tertinggi - Skor Terendah) / Jumlah Kelompok : (40 - 10) / 4
: 30/4
: 7.5 (Sri Mulyono, 1991 : 19) Sehingga diperoleh klasifikasi :
Interval Klasifikasi 10 – 17.5 Sangat Negatif > 17.5 – 25 Negatif
> 25 – 32.5 Positif
> 32.5 – 40 Sangat Positif
Hasil pengujian statistik deskripsi mendapatkan rata-rata mahasiswa memiliki sikap mahasiswa terhadap metode mengajar akuntansi sebesar 29.61 dalam klasifikasi di atas termasuk tinggi. Sedangkan dilihat secara perorangan, dari 165 mahasiswa yang menjadi sampel sebanyak 19 atau 11% memiliki sikap dalam klasifikasi rendah, sebanyak 105 atau 64% memiliki sikap dalam klasifikasi tinggi, dan sebanyak 41 atau 25% dalam klasifikasi sangat tinggi, tidak ada dari mereka yang memiliki sikap dalam klasifikasi sangat rendah.
Tabel 5.1 Sebaran klasifikasi
Sikap mahasiswa terhadap metode mengajar dosen
Interval Klasifkasi Frekuensi % frekuensi
10 – 17.5 Sangat Negatif 0 0
> 17.5 – 25 Negatif 19 11
> 25 – 32.5 Positif 105 64
> 32.5 – 40 Sangat Positif 41 25
0
Gambar 5.1 Sebaran Klasifikasi Sikap Mahasiswa Terhadap Metode
Mengajar Dosen
2) Lingkungan Belajar Mahasiswa
Lingkungan belajar mahasiswa, digunakan sepuluh butir pertanyaan dengan sekala jawaban 1 (Sangat Buruk), 2 (Buruk), 3 (Baik) ,4 (Sangat Baik), mahasiswa yang memberikan respon sangat senang pada semua pertanyaan/pernyataan berarti memiliki persepsi sangat tinggi (Sangat positif) dan memiliki skor sebesar 10 x 4 = 40. Sebaliknya mahasiswa yang memberikan respon sangat tidak senang terhadap semua pertanyaan/pernyataan berari memiliki skor sebesar 10 x 1 = 10, sedangakan mahasiswa yang memiliki skor sikap antara 11-40 diklasifikasikan dalam empat kelompok, sebagai berikut :
Interval : (Skor Tertinggi - Skor Terendah) / Jumlah Kelompok : (40 - 10) / 4
: 30/4
54
Sehingga diperoleh klasifikasi : Interval Klasifikasi 10 – 17.5 Sangat Negatif > 17.5 – 25 Negatif
> 25 – 32.5 Positif
> 32.5 – 40 Sangat Positif
Hasil pengujian statistik deskripsi mendapatkan rata-rata lingkungan belajar mahasiswa sebesar 28.28%, dalamklasifikasi di atas termasuk tinggi. Sedangkan dilihat secara perorangan, dari 165 mahasiswa yang menjadi sampel sebanyak 31 atau 19% memiliki sikap dalam klasifikasi rendah, sebanyak 105 atau 63% memiliki sikap dalam klasifikasi tinggi, dan sebanyak 29 atau 18% dalam klasifikasi sangat tinggi, tidak ada dari mereka yang memiliki sikap dalam klasifikasi sangat rendah.
Tabel 5.2 Sebaran klasifikasi Lingkungan Belajar Mahasiswa
Interval Klasifkasi Frekuensi % frekuensi
10 – 17.5 Sangat Negatif 0 0
> 17.5 – 25 Negatif 31 19
> 25 – 32.5 Positif 105 63
> 32.5 – 40 Sangat Positif 29 18
0
Gambar 5.2 Sebaran Klasifikasi Lingkungan Belajar Mahasiswa
3) Motivasi Berprestasi Belajar Akuntansi
Motivasi berprestasi belajar akuntansi diukur menggunakan 15 butir pertanyaan dengan skala jawaban 1 (Tidak Pernah), 2 (Terkadang), 3 (Sering), dan 4 (Selalu). Mahasiswa yang memberikan respon selalu pada semua pertanyaan berarti memiliki motivasi berprestasi belajar akuntansi sangat tinggi dan mamiliki skor sebesar 15 x 4 = 60, sebaliknya mahasiswa yang merespon tidak pernah terhadap semua pertanyaan yang diajukan berarti memiliki motivasi berprestasi belajar akuntansi sangat rendah dan memiliki skor sebesar 15 x 1 = 15. Sedangkan mahasiswa yang memiliki skor motivasi diantara keduanya diklasifikasikan dalam empat kelompok sebagai berikut
Interval : (Skor Tertinggi - Skor Terendah) / Jumlah Kelompok : (60 - 15) / 4
: 45/4
56
Sehingga diperoleh klasifikasi : Interval Klasifikasi 15 – 26.25 Sangat Rendah > 26.25 – 37.50 Rendah
> 37.50 – 48.75 Tinggi > 48.75 – 60 Sangat tinggi
Hasil pengujian statistik deskripsi mendapatkan rata-rata mahasiswa memiliki motivasi berprestasi belajar akuntansi sebesar 36.39%, dalam klasifikasi di atas termasuk tinggi. Sedangkan dilihat secara perorangan, dari 165 mahasiswa yang menjadi sampel sebanyak 2 atau 1.22% memiliki sikap dalam klasifikasi sangat rendah, sebanyak 119 atau 72.12% memiliki sikap dalam klasifikasi rendah, sebanyak 40 atau 24.24% memiliki sikap dalam klasifikasi tinggi, dan sebanyak 4 atau 2.42% dalam klasifikasi sangat tinggi.
Tabel 5.3 Sebaran klasifikasi
Motivasi Berprestasi Belajar Akuntansi
Interval Klasifkasi Frekuensi % frekuensi
10 – 17.5 Sangat Rendah 2 1.22
> 17.5 – 25 Rendah 119 72,12
> 25 – 32.5 Tinggi 40 24.24
> 32.5 - 40 Sangat Tinggi 4 2.42
0
Gambar 5.2 Sebaran Klasifikasi Motivasi Berprestasi Belajar Akuntansi
B. Analisis Data
1. Pengujian Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kondisi masing- masing variabel, apakah berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini digunakan Kolmogorov Smirnov, hasil pengujian mendapatkan koefisien
58
dengan Rank Spearman. Analisis dengan uji Kolmogorov Smirnov
dilakukan dengan komputasi melalui program SPSS versi 11.5.
Tabel 5.4
Lingkungan Belajar Mahasiswa 1.320 0.061 Normal Motivasi Berprestasi Belajar
Akuntansi
2.039 0.000 Tidak
Normal
2. Pengujian Hipotesis
Analisis korelasi rank dari Spearman atau korelasi tata jenjeng, digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan sekaligus terkait dengan hipotesisi pertama dan kedua.
Tabel 5.5
Hasil Pengujian Rank Spearman
sikap ling motivasi
Correlation Coefficient 1.000 .103 -.134
Sig. (2-tailed) . .190 .086 sikap
N 165 165 165
Correlation Coefficient .103 1.000 -.140
Sig. (2-tailed) .190 . .072 ling
N 165 165 165
Correlation Coefficient -.134 -.140 1.000
Sig. (2-tailed) .086 .072 . Spearman's rho
motivasi
Dengan anggapan bahwa koefisien korelasi rank sebenarnya s (= Rho s), akan sebesar nol dengan tingkat signifikansi 5%, dapat diuji dengan membandingkan angka probabilitas yang didapat dari hasil komputasi dengan taraf signifikansi. Apabila angka probabilitas signifikan dibawah 0.05, maka Ho ditolak atau sebenarnya ada hubungan antara variabel X dan Y, demikian sebaliknya. Uji korelasi tata jenjang ini menggunakan
SPSS 11.5.
a. Hipotesis pertama
Pengujian hipotesis yang pertama mengatakan bahwa ”terdapat hubungan positif signifikan antara sikap mahasiswa terhadap metode mengajar dosen dengan motivasi berprestasi belajar akuntansi” digunakan korelasi rank dari Spearman.
Berdasarkan hasil pengujian hipotesisi dengan korelasi rank dari
Spearman, didapat nilai r hitung menghasilkan angka -0.134 antara sikap mahasiswa terhadap metode mengajar dosen dengan motivasi berprestasi belajar akuntansi. Angka tersebut menunjukan nilai negatif atau lemah korelasi antara sikap mahasiswa terhadap metode mengajar dosen dengan motivasi berprestasi belajar akuntansi pada taraf signifikansi 5%.