• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUHDISIPLIN DAN FASILITAS KERJA TERHADAPPRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA KANTORDISPENDAPROVINSI SULAWESI SELATANRASMAN10572 0320311FAKULTASEKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSARMAKASSAR2016 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUHDISIPLIN DAN FASILITAS KERJA TERHADAPPRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA KANTORDISPENDAPROVINSI SULAWESI SELATANRASMAN10572 0320311FAKULTASEKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSARMAKASSAR2016 SKRIPSI"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

i

PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA KANTOR DISPENDA PROVINSI SULAWESI SELATAN

RASMAN 10572 03203 11

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR 2016

(2)

i RASMAN 10572 03203 11

Diajukan Untuk Memenuhi salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR 2016

(3)
(4)
(5)

iii

“Hidup mulia atau..

Mati syahid di jalan Allah”

“Bergerak berkali-kali karena mati hanya sekali”

Anugrah terindah adalah ketika seorang anak Mampu berbakti kepada kedua orang tuanya

Maka dari itu skripsi ini penulis persembahkan kepada kedua orang tuaku yang tercinta atas segala pengorbanannya hingga saya mampu menyelesaikan study saya sampai ke jenjang yang lebih tinggi.

(6)

vi Assalamu Alaikum Wr. Wb

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam yang telah memberikan petunjuk, rahmat, serta nikmat-Nya, sehingga skripsi dengan Judul:

“Pengaruh Disiplin dan Fasilitas Kerja Terhadap Produktifitas Kerja

Pegawai Pada Kantor Dispenda Provinsi Sulawesi Selatan” dapat diselesaikan dengan baik, sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan study dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Muhammadiyah Makassar.

Tak lupa juga penulis menghanturkan salam serta salawat junjungan Nabi besar kita Rasulullah Muhammad SAW, beliau adalah sang revolusioner sejati yang telah mengubah dunia ini dari peradaban kejahiliyaan ke peradaban yang yang penuh rahmat yaitu peradaban islam, yang mana sampai saat ini masih kita nikmati, semoga kita semua tetap istiqomah terhadap ajaran yang di bawa oleh beliau.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada Ayahanda “Surahim“ dan Ibunda “Nur‘eni“ tercinta dimana berkat dorongan, perhatian, kasih sayang serta Do’a tulusnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

Dalam penyusunan karya ini, berbagai cobaan ditemui maupun kesulitan, rintangan dan hambatan yang penulis temui sejak dari awal pembuatan karya ini hingga menjelang penyelesaiannya Alhamdulillah dapat teratasi berkat bantuan dari semua pihak.

v

(7)

vi

berarti dalam perjalanan studi ananda. Terima kasih karena telah menjadi orang tua bagi ananda selama mengenyam pendidikan didunia kampus. Bagi ananda, jasa yang beliau torehkan tak mampu diurai satu persatu. Uluran tangan, sentuhan kasih sayang dan goresan ilmu yang beliau persembahkan untuk penulis sejak awal hingga akhir masa studi teramat berharga bagi penulis.

Begitu pula penulis haturkan penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat kepada :

1. Bapak Dr. H. Abd. Rahman Rahim, SE, MM, Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung, MA, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar beserta jajarannya.

3. Bapak Moh. Aris Pasigai, SE, MM., Ketua jurusan Manajemen.

4. Bapak/ibu Dosen di lingkup Universitas Muhammadiyah Makassar khususnya di fakultas ekonomi, yang tak kenal lelah menuangkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.

5. Rekan-rekan mahasiswa yang selalu kompak dalam belajar serta tidak sedikit bantuan dan dorongannya dalama aktivitas studi penulis.

6. Bapak Drs. H. Tautoto T. R., M.Si, selaku kepala dinas pada kantor dispenda Provinsi Sulawesi Selatan, yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk melakukan penelitian di kantor bapak

(8)

vi demi kesempurnaan skripsi ini.

Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas Muhammadiyah Makassar.

Billahi fisabilil Haq fastabiqul khairat,

Wassalamu alaikum warahmatullahi waabarakatu

Makassar,03 April 2016 Penulis

Rasman

(9)

xii

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat penelitian... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Pengertian disiplin kerja ... 6

B. Prinsip-prinsip disiplin ... 7

C. Penerapan sikap disiplin ... 8

D. Pengertian fasilitas kerja ... 9

E. Organisasi dan kepegawaian ……… 10

F. Pengertian produktivitas kerja ... 11

G. Jenis-jenis penugukran produktivitas kerja ... 13

(10)

xii

K. Penelitian terdahulu ………. 20

L. Kerangka fikir ………. 21

M.Hipotesis ………. 22

BAB III METODE PENELITIAN ... 23

A. Waktu dan tempat penelitian ... 23

B. Jenis dan Sumber Data ... 23

C. Metode Pengumpulan Data ... 24

D. Defenisi Operasional Variabel ... 25

E. Populasi dan sampel ... 26

F. Metode Analisis data ... 27

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 29

A. Sejarah Singkat Instansi/lembaga ... 29

B. Struktur Organisasi instansi... 31

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 44

A. Hasil Penelitian ... 44

1. Deskripsi Identitas Responden ... 44

2. Deskripsi Variabel Penelitian ... 49

3. Analisis Pengujian Variabel Penelitian ... 57

B. Pembahasan ... 62

(11)

xii

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

(12)

xii

2. Gambar 4.1 Struktur Organisasi ... 32

(13)

xii

2. Tabel 5.2 Karakteristik Tingkat Umur ... 46

3. Tabel 5.3 Karakteristik Tingkat lama Bekerja ... 47

4. Tabel 5.4 Karakteristik Tingkat Jabatan ... 48

5. Tabel 5.5 Karakteristik Tingkat Pendidikan Terakhir ... 49

6. Tabel 5.6 Standar Penilaian ... 50

7. Tabel 5.7 Deskripsi Variabel Disiplin ... 51

8. Tabel 5.8 Deskripsi Variabel Fasilitas Kerja ... 53

9. Tabel 5.9 Deskripsi Variabel Produktivitas Kerja ... 55

10. Tabel 5.10 Kofisien (Coefficientsa) ... 57

11. Tabel 5.11 Koefisien Determinasi R2 ... 59

12. Tabel 5.12 Reabilitas (Reliability Statistic) ... 60

13. Tabel 5.13 Item-total Statistic ... 61

(14)

23

Dalam era globalisasi saat ini, segala aspek kehidupan dituntut untuk bersaing menunjukkan yang terbaik, karena yang terbaiklah yang akan dipilih, untuk dapat bersaing dalam pasar. Sebuah perusahaan seharusnya mempersiapkan diri menghadapi tantangan yang ada, dan sejatinya manusia yang memegang peran besar dalam sebuah organisasi atau perusahaan. Untuk melakukan perubahan ke arah yang positif, maka dibutuhkan manusia – manusia handal.

Dalam kepentingannya manusia harus ditata dalam sebuah manajemen yaitu Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM). Seperti diketahui dalam organisasi terdapat salah satu unsur yaitu ; manusia yang merupakan sumber daya penggerak tujuan suatu organisasi dan paling banyak berperan untuk menentukan berhasil atau tidaknya tujuan perusahaan tersebut. Sumber daya manusia atau disebut karyawan berperan dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan pengendalian organisasi agar perusahaan mencapat misi dengan baik. Dalam suatu ulasan empiris praktek manajemen sumber daya manusia pada penelitian sejenis (oleh Ani Fuaziah, 2005) yaitu pengaruh disiplin kerja terhadap produktivitas kerja karyawan perusahaan rokok di kudus disebutkan variabel disiplin kerja memberikan pengaruh terhadap produktivitas kerja. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja mempunyai pengaruh signifikan terhadap produktivitas kerja karyawan.

(15)

Menurut pernyataan Sinungan (2003:148) “disiplin mendorong produktivitas atau disiplin merupakan sarana penting untuk mencapai produktivitas“. Dalam kondisi ini maka tindakan yang diseharusnya perusahaan dalam meminimumkan biaya dari pelatihan dan prektek tadi, juga harus bisa meningkatkan kualitas perusahaan misalnya dari segi interen perusahaan itu sendiri antara lain peningkatan kualitas karyawan yaitu disiplin kerja.

Kualitas karyawan dapat dilihat dari disiplin kerja yang dilakukan sehari-hari.

Dengan memacu disiplin kerja yang tinggi diharapkan dapat meningkatkan input perusahaan yang mendatangkanprofit.

Disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang terhadap tugas–tugas yang diberikan kepadanya. Hal ini mendorong gairah kerja, semangat kerja, terwujudnya suatu tujuan bagi perusahaan dan karyawan.

Menurut Hasibuan (2003:193) kedisiplinan adalah operatif keenam dari manajemen Sumber Daya manusia. Kedisiplinan merupakan fungsi operatif MSDM yang terpenting karena semakinbaik disiplin karyawan, semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapainya. Tanpa disiplin karyawan yang baik, sulit bagi organisasi perusahaan mencapai hasil yang optimal. Oleh karena itu, peningkatan disiplin menjadi bagian yang penting dalam manajemen sumber daya manusia, sebagai faktor penting dalam peningkatan produktivitas. Disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati

(16)

semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. (Rivai, 2005:444)

Disiplin kerja dapat dilihat sebagai sesuatu yang besar mamfaatnya, baik bagi kepentingan organisasi maupun bagi para karyawan. Bagi organisasi, adanya disiplin kerja akan menjamin terpeliharanya tata tertib dan kelancaran pelaksanaan tugas, sehingga diperoleh hasil yang optimal. Adapun bag karyawan akan diperoleh suasana kerja yang menyenangkan sehingga akan meningkatkaan semangat kerja dalam melaksanaakan pekerjaannya. Dengan demikian, karyawan akan melaksanakan tugasnya dengan penuh kesadaran serta dapat mengembangkan tenaga dan fikirannya dengan semaksimal mungkin demi terwujudnya suatu tujuan yang diinginka.

Ketika lingkungan semuanya disipilin, maka semua karyawan juga akan disipilin, tetapi ketika lingkungan perusahaan tidak disiplin maka, seorang karyawan akan mudah untuk tidak disiplin. Untuk itu suatu perusahan harus menerapkan kedisiplinan untuk dijadikan panutan bagi karyawannya. Untuk meningkatkan disiplin kerja pegawai perlu adanya fasilitas kerja yang baik.

Menurut suad husnan (2002:187),”Fasilitas kerja merupakan suatu bentuk pelayanan terhadap karyawan agar menunjng kinerja dalam memenuhi kebutuhan karyawan , sehingga dapat meningkatkan produktifitas kerjanya”. Adanya fasilitas kerja yang didsediakan oleh perusahaan sangat mendukung karyawannya dalam bekerja. Fasilitas kerja tersebut sebagai alat atau sarana dan prasarana untuk membantu karyawan agar lebih mudh menyelesaikan pekerjaannya dan karyawan akan bekerja lebih produktif.

(17)

Seringkali didapati produktivitas kerja yang mengalami penurunan, seperti penyelesaian tugas pekerjaan yang sering terlambat, kurangnya tanggung jawab terhadap pekerjaan, hasil kera yang tidak maksimal karena tidak terpenuhinya hasil kerja sesuai dengan target yang diharapkan yang pada akhirnya dapat mengakibatkan rendahnya mutu pelayanan.

Adanya faktor internal seperti kurang disiplinnya pegawai dalam bekerja, adanya pegawai yang tidak dapat mengefisiennkan waktu, adanya pegawai yang kurang dalam produktivitas kerjanya. Permasalahan ini yang seringkali terjadi dan inilah yang menjadi permasalahan pada Kantor Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Selasatan (Dispenda).

Berdasarkan uraian diatas, penulis ingin melakukan penelitian dengan judul

“Pengaruh Disiplin Dan Fasilitas Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Pada Kantor Dispenda Provnsi Sulawesi Selatan ”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan, maka yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Apakah disiplin kerja mempunyai pengaruh terhadap produktivias kerja pegawai Pada Kantor Dispenda Provinsi Sulawesi Selatan?

2. Apakah fasilitas mempunyai pengaruh terhadap produktivitas kerja pegawai pada Kantor Dispenda Provinsi Sulawesi Selatan ?

(18)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada diatas maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah:

Untuk dapat mengetahui pengaruh disiplin dan fasilitas kerja terhadap produktivitas kerja Pegawai Pada Kantor Dispenda Provinsi Sulawesi Selatan.

1. Untuk menganalisa pengaruh antara disiplin kerja terhadap produktivitas kerja pegawai pada Kantor Dispenda Provinsi Sulawesi Selatan

2. Untuk menganalisa pengaruh antara fasilitas kerja terhadap produktivitas kerja pegawai pada Kantor Dispenda Provinsi Sulawesi Selatan

B. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

Dengan penelitian dapat mengetahui secara langsung pada obyek yang diteliti di dalam hubungan dengan pengetahuan yang diperoleh selama di bangku kuliah sehingga pengetahuannya dapat diterapkan dalam keadaan konkrit.

2. Bagi Perusahaan

Dapat memberikan masukan yang mungkin berguna bagi perkembangan perusahaan yang berkaitan dengan karyawan yang meliputi: disiplin kerja, dan fasilitas kerja karyawan akan dapat diketahui produktivitas kerja karyawan secara finansial dan secara maksimal.

3. Pembaca

Sebagai bahan pelengkap dan pembanding terhadap penelitian yang dilakukan.

(19)

23

1. Pengertian Disiplin

Menurut Veitzal Rivai (2004:444) mengungkapkan bahwa kedisiplinan adalah suatu alat yang digunakan oleh para manajer untuk berkomunikasi dengan para karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma social yang berlaku. Menurut A.A Anwar Prabu Mnangkunegara, (2004:129) mengartikan bahwa kedisiplinan dapat diartikan sebagai pelaksanaan manajemen untuk memperteguh pedoman-pedoman organisasi.

Menurut Gozali Saydam (2005:284) menjelaskan bahwa kedisiplinan adalah sikap kesediaan dn kerelaan seseorang untuk memetuhi dan mentaati segala norma-norma peraturan yang berlaku disekitarnya

Berdasarkan penjelasan diatas tentang kedisiplinan dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan adalah alat yang digunakan oleh para manajer, agar karyawan mau mentaati dan sadar akanan semua peraturan yang berlaku

(20)

B. Prinsip-prinsip Disiplin

Menurut Bacal, (2002:165) ada beberapa prinsip yang seharusnya menjadi pedoman kita dalam mengambil tindakan disipliner yaitu:

1. Mengambil tindakan disipliner harus sesuai hukum setempat dan perjanjian perburuhan yang berlaku.

2. Semua tindakan disipliner harus didokumentasikan secara lengkap, secara mendetail kekurangan yang sebenarnya dalam kinerja, bagaimana hal itu diidentifikasikan, bagaimana hal itu dikomunikasikan kepada pegawai yang bersangkutan, dan langkah-langkah yang telah diambil untuk memecahkaan masalah itu.

3. Tindakan yang diambil hendaknya menggunakan tingkat paksaan dan tekanan terendah yang diperlukan untuk memecahkan masalah.

4. Semakin besar tingkat pemaksaan yang digunakan, semakin kecil kemungkinan untuk mencapai win-win solution yang konstruktif dan tahan lama. Gunakanlah tindakan disipliner yang keras hanya sungguh- sungguh bila diperlukan dan dibenarkan oleh seriusnya masalah yang dihadapi.

5. Semakin kita menggambarkan dengan jelas permasalahan kinerja yang terjadi semakin mungkin kita dapat memecahkannya bersama pegawai yang bersangkutan dan semakin pula perlindungan hukum yang kita dapatkan bila kita terpaksa mengambil tindakan disipliner yang keras.

(21)

C. Penerapan Sikap Disiplin

Mangkunegara (2001:131), penerapan sikap disiplin adalah keharusan bagi

organisasi. Oleh karenanya, aturan yang ditentukan haruslah dilaksanakan dengan konsisten. Konsisten ini sangat diperlukan untuk meyakinkan bahwa seluruh anggota organisasi memahami aturan tersebut dan bersedia mematuhinya. Jika terdapat pelanggaran dilakukan haruslah ada sanksi yang jelas dari pimpinan melalui proses yang jelas dan transparan. Pelaksanaan sanksi terhadap pelanggaran disiplin dengan memberikan peringatan, harus segera, konsisten, dan impersonal.

1. Pemberian peringatan

Pegawai yang melanggar disiplin kerja perlu diberikan surat peringatan pertama, kedua dan ketiga. Tujuan pemberi peringatan adalah agar pegawai yang bersangkutan menyadari pelanggaran yang telah di lakukannya. Disamping itu pula surat peringatan tersebut dapat dijadikan pertimbangan dalam memberikan penilaian kondite pegawai.

2. Pemberian sanksi harus segera

Pegawai yang melanggar disiplin harus segera diberikan sanksi yang sesuai dengan aturan organisasi yang berlaku. Tujuannya agar pegawai yang bersangkutan menyadari pelanggaran yang berlaku di perusahaan. Kelalaian pemberian sanksi akan memperlemah disiplin yang ada. Disamping itu, memberi peluang pelanggar untuk mengabaikan disiplin perusahaan.

(22)

3. Pemberian sanksi harus konsisten

Pemberian sanksi kepada pegawai yang tidak disiplin harus kosisten. Hal ini bertujuan agar pegawai sadar dan menghargai peraturan peraturan yang berlaku pada perusahaan. Ketidak konsistenan pemberian sanksi dapat menyebabkan pegawai merasakan adanya diskriminasi, ringannya sanksi dan pengabaian disiplin

D.

Pengertian Fasilitas kerja

Untuk meningkatkan disiplin kerja karyawan, perlu adanya fasilitas kerja yang baik. Menurut Suad Husnan (2002: 187), “Fasilitas kerja merupakan suatu bentuk pelayanan perusahaan terhadap karyawan agar menunjang kinerja dalam memenuhi kebutuhan karyawan, sehingga dapat meningkatkan produktifitas kerja karyawan”.

Adanya fasilitas kerja yang disediakan oleh perusahaan sangat mendukung karyawan dalam bekerja.

Fasilitas kerja tersebut sebagai alat atau sarana dan prasarana untuk membantu karyawan agar lebih mudah menyelesaikan pekerjaannya dan karyawan akan bekerja lebih produktif. Menurut jurnal dengan adanya fasilitas kerja karyawan akan merasa nyaman dalam bekerja dan menimbulkan

semangat kerja untuk mendapatkan hasil yang diharapkan oleh perusahaan.

Variabel fasilitas kerja dapat dilihat dari adanya fasilitas pendukung seperti fasilitas ibadah, toilet / WC dan lain-lain.

(23)

E. Organisasi dan Kepegawaian 1. Pengertian Organisasi

Yang dimaksud dengan organisasi adalah keseluruhan daripada sumber- sumber yang telah tersedia, baik sumber yang bersifat manusia maupun non manusia, serta mengelompokkan daripada tugas wewenang dari tanggung jawab sedemikian rupa sehingga, tercipta suatu organisasi yang dapat digerakan sebagai suatu kesatuan untuk menciptakan suatu tujuan yang telah ditentukan. Atau dengan kata lain organisasi adalah ajang, jaringan tata kerja sama kelompok orang-orang secara teratur kontinue untuk menciptakan tujuan-tujuan bersama yang telah ditentukan, dimana didalamnya selalu terdapat tata cara bekerjasamanya dan hubungan antara atasan dan bawahan.

Pentingnya pembinaan pegawai dalam organisasi pemerintah adalah untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara keseluruhan. Aspek organisasi dalam rangka pencapaian tujuan dengan aspek manajemen kepegawaian adalah mengenai lowongan jabatan untuk petugas pelaksana yang dibebani tugas kearah pencapaian mission daripada organisasi.

2.Peranan Pegawai Negeri

Sebagaimana diketahui bahwa dalam sepanjang sejarah, kedudukan dan peranaan pegawai negeri sangatlah penting dalam menentukan berhasil atau tidaknya mission dari pemerintah tergantung daripada aparatur negara, karena pegawai negeri merupakan aparatur negara untuk menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan dalam rangka usaha untuk mencapai tujuan nasional. Dalam abad yang telah modern dewasa ini, teknologi telah dapat

(24)

menggantikan sebagian besar tugas-tugas manusia, tetapi faktor manusia masih sangat menentukan tercapai atau tidaknya mission dari suatu organisasi tergantung daripada manusia dalam organisasi itu.

F. Produktivitas Kerja

Teori – teori yang membahas tentang produktivitas kerja sangatlah bervariasi tetapi makna pokok dari produktivitas kerja adalah kemampuan seorang tenaga kerja dalam menghasilkan suatu pekerjaan keadaan tersebut tercapai apabila karyawan tersebut mendapat perhatian yang besar dari pimpinan atas segala kebutuhannya. Ada beberapa definisi mengenai produktifitas kerja antara lain :

1. Produktifitas adalah kemampuan seperangkat sumber-sumber ekonomi untuk menghasilkan sesuatu sebagai perbandingan antara pengorbanan (input) dengan menghasilkan (output)” (Drs. Muchdarsyah Sinungan 2003: 12)

2. Produktifitas adalah hasil yang didapat dari setiap proses produksi dengan menggunakan satu atau lebih faktor produksi” (Mauled Mulyono, SE 2004:3)

3. Menurut Hasibuan (2003:105) “produktivitas kerja adalah perbandingan antara output dengan input dimana output harus mempunyai nilai tambah dan teknik pengerjaannya yang lebih baik“.

4. Sedangkan menurut Kusriyanto (2000:2) “Produktivitas kerja adalah perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja persatuan waktu“. Istilah produktivitas mempunyai arti yang berlainan untuk tiap orang yang berbeda, hal ini berarti lebih banyak hasil dengan mempertahankan biaya yang tetap, mengerjakan segala sesuatu dengan benar, bekerja lebih cerdik dan lebuh keras.

(25)

Pengoperasian secara otomatis untuk mendapatkan hasil yang lebih cepat dan lebih baik.

5. Sinungan (2003:12) mengemukakan bahwa “produktivitas adalah kemampuan seperangkat sumber-sumber ekonomi untuk menghasilkan sesuatu sebagai perbandingan antara pengorbanan (input) dengan menghasilkan output”.

6. Dalam arti yang sederhana pengertian mengenai produktivitas seperti yang telah dijelaskan diatas sering diungkapkan dalam arti bawah produktivitas adalah rasio dari pengeluaran dan pemasukan yang terpakai.

7. Mulyono (2004: 3) berpendapat bahwa “produktivitas adalah hasil yang terdapat dari setiap proses produksidengan menggunakan satu atau lebih faktor produksi”.

8. Sebagaimana dinyatakan oleh Sinungan (2003: 72) disebutkan “kualitas kerja juga harus diperhatikan dalam menilai produktivitas tenaga kerja, sebab sekalipun dalam segi waktu tugas yang dibebankan kepada pekerja atau perusaaan itu tercapai, kalau mutu kerjanya tidak baik, maka produktivitas kerja itu tidak bermakna”.

Uraian di atas pada hakekatnya menunjuk pada pengukuran produktivitas secara kualitatif sebagaimana di atas, inilah yang pada dasarnya dipakai sebagai acuan untuk melihat tingkat produktivitas kerja karyawan. Jadi dapat disimpulkan bahwa produktivitas kerja adalah perbandingan antara output per input, dimana output adalah hasil penjualan yang dicapai pertahun sedangkan input adalah jumlah karyawan pertahun.

(26)

G. Jenis-jenis Pengukuran Produktivitas Kerja

Pengukuran produktivitas memperlihatkan adanya perubahan-perubahan pada tingkat tertentu, dengan adanya tingkat pengukuran produktivitas ditingkat perusahaan, pihak manajemen akan mengetahui bahwa usahanya sedang berkembang. Pengukuran produktivitas dilakukan dengan mengukur perubahan produktivitas sehingga dapat dilakukan penilaian terhadap usaha untuk memperbaiki produktivitas. Pengukuran produktivitas dapat bersifat prosfektif dan berfungsi sebagai masukan untuk pengambilan keputusan strtegik.

Jenis-jenis produktivitas menurut Mulyadi (2001:466) dalam bukunya Akuntansi Manajemen megemukakan sebagai berikut:

1. Produktivitas Total

Pengukuran produktivitas total dapat dilakukan dalam dua kondisi, tanpa adanya pertukaran produktivitas antarmasukan dan dengan memperhitungkan adanya pertukaran produktivitas antarmasukan

Output Total Produktivitas Total =

Input Total 2. Produktivitas Parsial

Pengukuran produktivitas dapat dilakukan untuk setiap masukan secara terpisah atau secara total untuk keseluruhan masukan yang digunakan untuk menghasilkan keluaran. Pengukuran produktivitas untuk satu masukan pada suatu saat disebut dengan pengukuran produktivitas parsial

Output Total Produktivitas Total =

Input Total

(27)

H. Tujuan Dan Manfaat Pengukuran Produktivitas

Suatu organisasi perusahaan perlu mengetahui pada tingkat produktivitas mana perusahaan itu beroperasi, yang bertujuan agar perusahaan itu dapat meningkatkan daya saing dari produk yang dihasilkannya di pasar global yang amat kompetitif.

Menurut Vincent yang diterjemahkan oleh Sukoco (2000:24-25) dalam bukunya Manajemen Produktivitas Total terdapat beberapa manfaat pengukuran produktivitas dalam suatu organisasi perusahaan, antara lain:

1) Perusahaan dapat menilai efisiensi konversi sumber dayanya, agar dapat meningkatkan produktivitas melalui efisiensi penggunaan sumber-sumber daya itu.

2) Perencanaan sumber-sumber daya akan menjadi lebih efektif dan efisien melalui pengukuran produktivitas, baik dalam perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang.

3) Tujuan ekonomis dan non ekonomis dari perusahaan dapat diorganisasikan kembali dengan cara memberikan prioritas tertentu yang dipandang dari sudut produktivitas.

4) Perencanaan target tingkat produktivitas di masa mendatang dapat dimodifikasi kembali berdasarkan informasi pengukuran tingkat produktivitas sekarang.

5) Pengukuran produktivitas perusahaan akan menjadi informasi yang bermanfaat dalam membandingkan tingkat produktivitas di antara organisasi

(28)

perusahaan dalam industri sejenis serta bermanfaat pula untuk informasi produktivitas industri pada skala nasional maupun global.

6) Nilai-nilai produktivitas yang dihasilkan dari suatu pengukuran dapat menjadi informasi yang berguna untuk merencanakan tingkat keuntungan dari perusahaan itu.

7) Pengukuran produktivitas akan menciptakan tindakan-tindakan kompetitif berupa upaya-upaya peningkatan produktivitas terus menerus (continuous productivity improvement)

8) Pengukuran produktivitas terus menerus akan memberikan informasi yang bermanfaat untuk menentukan dan mengevaluasi kecenderungan perkembangan produktivitas perusahaan dari waktu ke waktu.

9) Pengukuran produktivitas akan memberikan informasi yang bermanfaat dalam mengevaluasi perkembangan dan efektifitas dari perbaikan terus menerus yang dilakukan dalam perusahaan itu.

10) Aktivitas perundingan bisnis (kegiatan tawar menawar) secara kolektif dapat diselesaikan secara rasional, apabila telah tersedia ukuran-ukuran produktivitas.

Dengan adanya pengukuran peroduktivitas di perusahaan dapat memberi manfaat bagi perusahaan yaitu dapat membandingkannya dengan produktivitas standar yang telah ditetapkan manajemen, mengukur tingkat perbaikan produktivitas dari waktu ke waktu, dan membandingkan dengan produktivitas industri sejenis yang menghasilkan produk serupa.

(29)

Adapun tujuan utama mengukuran produktivitas menurut Blocher, Chen, dan Lin yang diterjemahkan oleh Susty (2001;847) dalam bukunya Manajemen Biaya adalah sebagai berikut :

Memperbaiki operasi dengan cara menggunakan input yang telah sedikit untuk memproduksi output yang sama atau memproduksi output lebih banyak dengan input yang sama

I. Bagaimana Meningkatkan Produktivitas

Bidang-bidang yang berkaitan dengan program-program produktivitas antara lain adalah yang pertama mencakup dinamika struktur organisasi, mengcakup proses-prose dalam manajemen sumber daya manusia.

Lingkup perbaikan produktivitas menurut Gomes (2007:85) dalam bukunya Manajemen sumber daya manusia adalah sebagai berikut:

1) Fleksibelitas dalam melakukan prosedur-prosedur pelayanan sipil

2) Sentralisasi manajemen yang mendukung pelayanan, antara lain meliputi mengetik daftar gaji dan pembelian

3) Mengumpulkan laporan-laporan keuangan untuk meningkatkan pendapatan

4) Desentralisasi yang terpilih atau terorganisasi kedalam unit-unit yang sama

5) Pemakaian yang meningkat mengenai ukuran-ukuran kinerja dan standar-standar kerja untuk memonitori produktivitas

6) Konsolidasi pelayanan-pelayanan

(30)

7) Penggunaan model-model keputusan ekonomi rasional untuk menjadwalkan dan masalah konservasi energi lainnya

J. Cara Meningkatkan Produktivitas

Menurut Nasution dalam buku Manajemen Mutu Terpadu yang dikutip dari Ross (2001;209) mengemukakan cara untuk meningkatkan produktivitas perusahaan sebagai berikut :

1) Menerapkan Program Reduksi Biaya 2) Mengelola Pertumbuhan

3) Bekerja Lebih Tangkas 4) Mengurangi Aktivitas 5) Bekerja Lebih Efektif

Adapun penjelasan dari kutipan cara meningkatkan produktivitas tersebut di atas adalah sebagai berikut :

1. Menerapkan Program Reduksi Biaya

Reduksi biaya berarti dalam menghasilkan output dengan kuantitas yang sama, kita menggunakan input dalam jumlah yang lebih sedikit. Jadi, peningkatan produktivitas melalui program reduksi biaya berarti output yang tetap dibagi dengan input yang lebih sedikit. Program reduksi biaya mengacu kepada menghilangkan biaya-biaya yang dikeluarkan pada aktivitas-aktivitas yang tidak perlu.

(31)

2. Mengelola Pertumbuhan

Peningkatan produktivitas melalui mengelola pertumbuhan berarti kita meningkatkan output dalam kualitas yang lebih besar melalui peningkatan penggunaan input dalam kuantitas yang lebih kecil. Artinya, output meningkat lebih banyak, sedangkan input meningkat lebih sedikit. Dalam pendekatan peningkatan produktivitas melalui pengelolaan pertumbuhan, suatu investasi atau tambahan biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan lebih banyak output dari investasi itu sehingga angka rasio output terhadap input akan meningkat.

3. Bekerja Lebih Tangkas

Peningkatan produktivitas melalui jurus ini adalah dengan menggunakan input yang sama, kita meningkatkan output. Jadi, produksi meningkat, tetapi jumlah input tetap sehingga akan diperoleh biaya produksi per unit output yang rendah. Meningkatkan arus perputaran inventori dan memperbaiki desain produk merupakan aktivitas nyata dari jurus bekerja lebih tangkas.

4. Mengurangi Aktivitas

Jurus ini mengajarkan pada kita untuk mengurangi aktivitas produksi serta menghilangkan atau membuang asset yang tidak produktif. Jadi, kita meningkatkan produktivitas perusahaan melalui pengurangan sedikit output dan mengurangi banyak input yang tidak perlu.

(32)

5. Bekerja Lebih Efektif

Peningkatan produktivitas melalui jurus ini adalah meningkatkan output, tetapi mengurangi penggunaan input. Caranya adalah dengan bekerja lebih efektif sehingga kita akan memperoleh output yang lebih banyak dengan menggunakan input yang lebih sedikit.

Sedangkan menurut Kussriyanto (2001:211) dalam bukunya Manajemen mutu terpadau mengemukakan bahwa peningkatan produktivitas pada dasarnya dapat dikelompokan dalam empat bentuk atau cara yaitu sebagai berikut:

1. Pengurangan sedikit sumber daya untuk memperoleh jumlah produksi yang sama

2. pengurangan sumber daya sekadarnya untuk memperoleh jumlah produksi yang lenih besar

3. penggunaan jumlah sumber daya yang sama untuk memperoleh jumlah produksi yang lebih besar

4. penggunaan jumlah sumber daya yang lebih besar untuk memperoleh jumlah produksi yang lebih besar lagi

(33)

K. Penelitian terdahulu

Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu oleh beberapa peneliti yang pernah penulis baca diantaranya:

Penelitian yang dilakukan oleh DEVY ADNIATY tahun 2013, dengan judul Pengaruh Motivasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sumatra Utara, dalam penelitian tersebut menunjukkan bahwa motivasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai dikantorDinas Pedapatan Daerah Provinsi Sumatra Utara. Hal tersebut disebabkan tidak termotifasinya parapegawai tersebut dalam bekerja.

Penelitian yang dilakukan oleh JOKO SARWANTO tahun 2007, dengan judul Pengaruh Disiplin Kerja Terhadap kinerja Karyawan Di Kantor Departemen Agama Kabupaten Karanganyar,Bali. Dari hasil peneltian menunjukkan bahwa disiplin kerja dapat terlaksana dalam kategori yang sedang atau cukup, demikian pula dengan kinerja juga baik. Adapun dari hasil penelitian ini terdapat hubungan yang nyata antara disipin kerja karyawan dengan kinerja karyawan.

Penelitian yang dilakukan oleh BUDIYONO tahun 2008, dengan judul Pengaruh Disiplin Kerja Dan Fasilitas Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada PT.Karya Gemilang Surakarta, dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa disiplin serta fasilitas kerja member pengaruh yang positif dalam peningkatan produktivitas karyawan

(34)

L. Kerangka Pikir

Adapun yang menjadi kerangka pikir dalam penyusunan ini adalah untuk lebih memahami pengaruh disiplin dan fasilitas kerja terhadap produktivitas kerjapegawai pada kantor Dispenda Provinsi Sulawesi Selatan.

Dispenda Provinsi Sulawesi Selatan dalam meningkatkan produktivitas kerja pegawai menggunakan kedisiplinan dan fasilitas kerja sebagai alat manajemen untuk meningkatkan produktivitas kerja pegawai.

Untuk lebih jelasnya, kerang kafikir penulis uraian dalam bentuk skema di bawah ini:

Gambar .1 : skema keranggka fikir DINAS PENDAPATAN

DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN

DISIPLIN KERJA (X1)

1. Balas jasa 2.Keadilan

3.Sanksi/ Hukuman 4.Teladan pimpinan

FASILITAS KERJA (x2)

1.Sesuai dengan kebutuhan

2.Mampumengoptimalkan hasil kerja 3.Mudah dalam penggunaan

4.Mempercepat proses kerja 5.Penempatan ditata dengan benar

PRODUKTIVITAS KERJA

(y)

1.Pengetahuan 2.Keterampilan

(35)

M. Hipotesis

Berdasarkan tinjauan pustaka serta kerangka fikir diatas, maka penulis menguraikan hipotesis pada penelitian ini yaitu: “Diduga bahwa disiplin dan fasilitas kerja mempunyai pengaruh terhadap produktivitas kerja pegawai pada Kantor Dispenda Provinsi Sulawesi Selatan”.

(36)

23

A. Waktu Dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian dan penulisan diperkirakan kurang lebih 2 (dua) bulan lamanya, dan dilaksanakan pada bulan maret sampai bulan mei 2016. Penelitian ini dilakukan pada Kantor Dispenda Provinsi Sulawesi Selatan, yang beralamatkan di Jl.AP. Pettarani No.1, Kota Makassar.

B. Jenis dan Sumber Data 1.Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer dan data sekunder, yang berbentuk kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif berupa angka- angka, skala-skala, tabel-tabel, formula dan sebagainya yang sedikit banyak menggunakan matematika, sedangkan data kualitatif berupa data yang tidak dapat diukur dengan angka ataupun ukuran lain yang sifatnya eksak.

a) Kuantitatif adalah data yang berupa angka atau bilangan (numerik) berdasarkan penelitian karakteristik pada kantor Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.

b) Kualitatif menggunakan uraian dalam bentuk verbal atau diskriptif dengan tujuan mengungkap dinamika dan realitas sosial yang terjadi pada kantor Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.

(37)

2. Sumber Data

Sumber data mempunyai peran yang sangat penting dalam penelitian karena dengan adanya sumber data, penulis akan mendapat sumber yang dapat dipergunakan untuk mengetahui segala informasi yang berkaitan dengan tujuan penelitian yang dilakukan. Sumber data yang mendukung jawaban permasalahan dalam penelitian ini dengan cara sebagai berikut:

a) Sumber data primer

Yaitu data yang diperoleh langsung dari kantor Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan melalui observasi serta wawancara .

b) Sumber data sekunder

Yaitu data yang diperoleh dari catatan-catatan, buku-buku, makalah, laporan, arsip serta dokumen lainnya dari kantor Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.

C. Metode Pengumpulan Data

Didalam pengumpulan data serta keterangan yang diperlukan dalam penyusunan proposal ini, maka digunakan metode penelitian studi kasus dan pengumpulan data melalui penelitian, sebagai berikut:

1. Penelitian pustaka, yaitu penelitian yang dilakukan dengan mengadakan telaah secara langsung terhadap beberapa buku sebagai bahan pustaka.

2. Penelitian lapangan, yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengunjungi langsung tempat penelitian yang ditetapkan, dengan cara:

a. Observasi, yaitu mengadakan pegumpulan data secara langsung pada objek penelitian

(38)

b. Interview, yaitu Tanya jawab yang dilakukan dengan staf yang yang berada di bidang sumber daya manusia.

Defenisi Operasional Variabel

No Variabel Defenisi Operasional Indikator K

et.

1 Disiplin Kedisiplinan adalah suatu alat yang digunakan oleh para manajer untuk

berkomunikasi dengan para karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk

meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan dan norma social yang berlaku.

{Veitzal Rivai (2004:444)}

-balas jasa (gaji dan kesejahteraan).

-Keadilan, ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan pegawai.

-Sanksi/hukuman, berperan penting dalam memelihara kedisiplinan pegawai.

-Teladan pimpinan, sangat berperan dalam

menentukan kedisiplinan pegawai .

2 Fasilitas Kerja

Fasilitas kerja

merupakan suatu bentuk pelayanan perusahaan terhadap karyawan agar menunjang kinerja dalam memenuhi kebutuhan karyawan, sehingga dapat meningkatkan produktifitas kerja karyawan

{Suad Husnan (2002: 187)}

-Sesuai dengan kebutuhan -Mampu mengoptimalkan

hasil kerja

-Mudah dalam penggunaan -Memprcepat proses kerja -Penempatan ditata dengan

benar

3 Produktivitas Kerja

Produktifitas adalah kemampuan seperangkat sumber-sumber ekonomi untuk menghasilkan sesuatu sebagai perbandingan antara pengorbanan (input) dengan menghasilkan (output.

(Muchdarsyah Sinungan 2003: 12)

-Pengetahuan, memiliki peran yang penting dalam meningkatkan

produktivitas kerja pegawai.

-Keterampilan, sangatberperan dalammeningkatkn produktifitas.

(39)

D. Populasi Dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi dalam penelitian ini bukanlah jumlah dari keseluruhan objek yang ada pada kantor dispenda provinsi sulawesi selatan karena jumlahnya terlalu besar maka objek hanya dibatasi pada bagian kepegawaian saja dengan total populasi yaitu 86 orang pegawai.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut . Sampel adalah kelompok kecil yang secara nyata diteliti dan ditarik kesimpulan (Nana Syaodih Sukmadinata, 2009). Dalam menentukan sampel langkah awal yang harus ditempuh adalah membatasi jenis populasi atau menentukan populasi target. Dari besarnya jumlah populasi yang ada pada kantor Dispenda Provinsi Sulawesi Selatan, maka dalam penelitian ini peneliti menetapkan jumlah sampel yang akan diteliti yaitu 35 orang pegawai dari total populasi yang ada, jumlah sampel tersebut ditentukan peneliti dari jumlah kuesioner yang di bagikan pada sebagian populasi ( sampel ) dari angka tersebutlah yang dijadikan sampel oleh peneliti dalam penelitian ini.

(40)

E. Metode Analisis Data

Untuk melihat adanya pengaruh yang dominan yang mempengaruhi produktivitas kerja pegawai pada kantor Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan dengan menggunakan persamaan analisis regresi berganda.

Analisis regresi berganda tersebut bertujuan untuk melihat ada tidaknya pengaruh yang signifikan antara disiplin dan fasilitas kerja terhadap produktivitas kerja pegawai pada kantor Dispenda Provinsi Sulawesi Selatan. Untuk menganalisis data ke dalam regresi berganda tersebut digunakan software SPSS. Hasil dari olah data inilah yang akan diinterkinerjakan dalam pembahasan hasil dengan rumus sebagai berikut :

Y = a + b1x1+ b2x2+ ε Dimana :

Y = Produktivitas kerja a = Kostanta

X1 = Kedisiplinan X2 = Fasiltas Kerja

b1, b2 = Koefisien regresi berganda e = Standar error

(41)

Pengujian Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian (kuesioner) yang baik harus memenuhi persyaratan yaitu valid dan reliabel. Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas kuesioner perlu dilakukan pengujian atas kuesioner dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas.

a. Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel. Reabilitas diukur dengan uji statistik cronbach’s alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach’ alpha > 0,60 (Imam Ghozali, 2007:41).

b. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Uji validitas dilakukan dengan melakukan korelasi bivariate antara masing-masing skor indikator dengan total skor variabel.

(42)

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan/Lembaga

Sebelum tahun 1972, Dinas pendapatan Daerah merupakan salah satu bagian pada Biro Keuangan Sekretariat Wilayah Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan dengan nama Bagian Penghasilan Daerah. Namun dalam perkembangan selanjutnya, dengan luasnya daerah kerja urusan-urusan yang menyangkut pendapatan daerah, baik yang meliputi Pendapatan Asli Daerah, sendiri, (Pajak, retribusi dan Pendapatan-Pendapatan Daerah lainnya yang sah) maupun Pendapatan Negara yang diserahkan kepada Daerah Tingkat I sehingga dianggap perlu memisahkan diri dari Sekretariat Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan dan Bagian Pendapatan Daerah pada Biro Keuangan menjadi urusan tersendiri dan merupakan Dinas Otonomi yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Nomor: 130/IV/1973, tanggal 17 april 1973 tentang pembentukan Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan.

Dengan semakin meningkatnya Usaha Pembangunan Daerah yang merupakan salah satu Tugas Pokok Pemerintah Daerah sebagai perwujudan dari kegiatannya menuju kearah otonomi yang dinamis, nyata dan bertanggung jawab, perlu dilakukan penyerasian Usaha Pemupukan Dana guna membiayai pembangunan daerah. Dengan demikian dalam rangka peningkatan daya guna dan hasil guna Dinas Pendapatan Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan, perlu

(43)

dikembangkan pengelolaannya baik pelayanan pada masyarakat, maupun peningkatan pendapatan daerah

Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan, ditetapkan susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan yang diatur berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Nomor 6 tahun 1979 tentang susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan. Dalam peraturan daerah ini, ditetapkan kedudukan, tugas dan fungsi Dinas Pendapatan Daerah.

Dalam rangka efisiensi dan efektivitas kegiatan, setiap saat dilakukan penyempurnaan aturan dan kebijakan. Untuk mendukung pelaksanaan tugas-tugas operasional pengelolaan sumber-sumber Pendapatan Daerah yang ditangani langsung oleh Dinas Pendapatan Daerah, maka berdasarkan Peraturan Daerah No.

11 Tahun 2009 tentang perubahan Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan No 8 Tahun 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan yang kemudian ditindak lanjuti dengan Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan No 16 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) pada Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, maka dibentuklah beberapa UPTD ( Unit Pelaksana Teknis Dinas ) di sejumlah wilayah. Belakangan lewat Peraturan Gubernur No. 37 Tahun 2011, telah terbentuk 24 UPTD yang tersebar pada setiap kabupaten/kota di Sulawesi Selatan.

(44)

B. Struktur Organisai

Struktur organisi dari suatau lembaga mempunyai peranan penting dimana batasan wewenang dan tanggung jawab dari para pegawai dapat diperjelaskan sehingga mekanisme dari organisasi dapat berjalan dengan lancar. Keberhasilan dari suatau organisasi diukur dari tingkat efektifitas dari karya organisasi tersebut.

Manajer bertanggung jawab atas efektifitas organisasi, maka mereka memperoleh tanggung jawab itu dari pihak-pihak yang memeberikan sumber daya pad organisasi ( pemilik modal, pegawai, masyarakat dan pemerintah) ada beberapa cara yang diemban oleh manajer untuk mencapai prestasi yang selektif yaitu penilaian dan efektifitas organisasi biasanya dilakukan dengan menilai sejauh mana seorang manajer dalam kegiatan memimpin organisasi setinggi-tingginya dengan menggunakan sumber daya yang ada. Untuk mewujudkan suatu kerja yang baik, maka bentuk bentuk suatu struktur organisasi yang merupakan kerangka kerja dalam menjalankan suatu usaha.

(45)

Adapun struktur organisasi kantor Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan di gambarkan dalam bentuk bagan sebagai berikut:

Gambar 4.1: struktur organisasi STRUKTUR ORGANISASI

DINAS PENDAPATAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN

SEKERTARIAT KEPALA DINAS

SUB BAGIAN PROGRAM KELOMPOK

FUNGSIONAL

BIDANG PERENCANAAN &

PENDAPATAN DAERAH

SUB BAGIAN UMUM SUB BAGIAN UMUM &

KEPEGAWAIAN

BIDANG PAJAK DAERAH

SEKSI EVALUASI &

PELAPORAN

SEKSI HUKUM &

PERATURAN PER-UU-AN

SEKSI PERENCANAAN SEKSI PAJAK DAERAH

SEKSI PEMBINAAN TEKNIS

ADMINISTRASI PENGELOLAAN PENDAPATAN

DAERAH SEKSI

PENDATAAN

& PELAPORAN

SEKSI PENGAWASAN KEUANGAN,

MATERIL &

PORSONIL

SEKSI PENGOLAHAN

DATA ELEKTRONIK

SEKSI PENDAPATAN ASLI

DAERAH LAINNYA SEKSI RETRIBUSI

DAERAH

BIDANG PENGENDALIAN

& PEMBINAAN BIDANG RETRIBUSI

& PENDAPATAN DAERAH LAINNYA

SEKSI PENERTIBAN

& PENEGAKAN HUKUM SEKSI & BAGI

HASIL PENDAPATAN

UPTD

(46)

23

kebijakan daerah di bidang perencanaan pendapatan daerah, pajak daerah, retribusi dan pendapatan daerah lainnya, serta pengendalian dan pembinaan.

Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Dinas dirincikan sebagai berikut :

a) Menyusun rencana kegiatan Dinas Pendapatan Daerah sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;

b) Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan sehingga pelaksanaan tugas bejalan lancar;

c) Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan bawahan untuk mengetahui tugas-tugas yang telah dan belum dilaksanakan;

d) Membuat konsep, mengoreksi, memaraf dan/atau menandatangani naskah dinas;

e) Menyelenggarakan perumusan kebijakan teknis, mengoordinasikan dan memfasilitasi pelaksanaan pengelolaan pendapatan daerah;

f) Merumuskan dan mengoordinasikan upaya-upaya peningkatan pendapatan daerah;

g) Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;

h) Menyelenggarakan pembinaan dan mengoordinasikan penyelenggaraan pemungutan pajak daerah bersama dengan satuan kerja perangkat daerah atau unit-unit kerja terkait;

(47)

i) Menyelenggarakan penyajian data dan informasi pendapatan daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

j) Menetapkan kebijakan pola pembinaan dan pengendalian dibidang pendapatan daerah, baik menyangkut administrasi, personil, materiil maupun keuangan;

k) Menyelenggarakan kebijakan program, keuangan, umum, perlengkapan, dan kepegawaian dalam lingkungan Dinas Pendapatan Daerah;

l) Merumuskan dan menetapkan kebijakan dan pedoman pelayanan umum lintas kabupaten/kota dibidang pendapatan;

m)Merumuskan dan menetapkan kebijakan dan pedoman pembinaan, pengendalian dan pengembangan UPTD;

n) Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Dinas Pendapatan Daerah dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan; dan

o) Menyelenggarakan tugas kedinasan lain yag diperintahkan atasan sesuai dengan dengan bidang tugasnya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.

2. Sekretariat

Sekretariat dipimpin oleh Sekretaris yang mempunyai tugas pokok mengordinasikan kegiatan memberikan pelayanan teknis dan administrasi urusan umum dan kepegawaian, keuangan serta penyusunan program dalam lingkungan Dinas Pendapatan Daerah.

(48)

Tugas pokok dan Fungsi Sekretaris dirincikan sebagai berikut :

a) Menyusun rencana kegiatan sekretariat sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;

b) Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan sehingga pelaksanaan tugas berjalan lancar;

c) Memantau dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan bawahan untuk mengetahui tugas-tugas yang telah dan yang belum dilaksanakan;

d) Membuat konsep, mengoreksi, memaraf dan/atau menandatangani naskah dinas;

e) Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;

f) Melaksanakan koordinasi kepada seluruh bidang serta menyiapkan bahan penyusunan program Dinas Pendapatan Daerah;

g) Melaksanakan koordinasi perencanaan dan perumusan kebijakan teknis di lingkungan Dinas Pendapatan Daerah;

h) Melaksanakan koordinasi pelaksanaan kegiatan dalam lingkungan Dinas Pendapatan Daerah sehingga terwujud koordinasi, sinkronisasi dan integrasi pelaksanaan kegiatan;

i) Mengoordinasikan pelaksanaan, pengendalian, dan evaluasi penyusunan laporan akuntabilitas kinerja Dinas Pendapatan Daerah;

j) Mengoordinasikan dan melaksanakan pengelohan dan penyajian data dan informasi;

k) Melaksanakan dan mengordinasikan pelayanan ketatausahaan;

(49)

l) Melaksanakan dan mengoordinasikan pelayanan administrasi umum dan kepegawaian;

m)Melaksanakan dan mengoordinasikan pelayanan administrasi umum dan kepegawaian;

n) Melaksanakan dan mengoordinasikan pelayanan administrasi keuangan;

o) Melaksanakan dan mengoordinasikan pelaksanaan pembinaan organisasi dan tatalaksana dalam lingkungan Dinas Pendapatan Daerah;

p) Melaksanakan dan mengoordinasikan kegiatan kehumasan;

q) Melaksanakan dan mengoordinasikan administrasi pengadaan, pemeliharaan dan penghapusan barang;

r) Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas sekretariat dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan.

3. Bidang Perencanaan Pendapatan Daerah

Bidang Perencanaan Pendapatan Daerah dipimpin oleh Kepala Bidang mempunyai tugas pokok melaksanakan kegiatan perencanaan pendapatan, penyusunan produk hukum daerah bidang pendapatan, serta melakukan evaluasi dan pelaporan seluruh jenis pendapatan daerah.

Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Bidang Perencanaan dirincikan sebagai berikut :

a) Menyusun rencana kegiatan Bidang Perencanaan Pendapatan Daerah sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;

(50)

b) Mendistribusikan tugas-tugas tertentu dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan sehingga pelaksanaan tugas berjalan lancar;

c) Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan bawahan untuk mengetahui tugas-tugas yang telah dan belum dilaksanakan;

d) Membuat konsep, mengeroksi, memaraf dan/atau menandatangani naskah dinas;

e) Mengikuti rapat-rapat sesuai bidang tugasnya;

f) Merumuskan kebijakan teknis dibidang perencanaan pendapatan daerah;

g) Melaksanakan administrasi perencanaan pendapatan daerah;

h) Mengoordinasikan dan melaksanakan penyajian data dan informasi perencanaan pendapatan daerah;

i) Melaksanakan koordinasi dengan satuan kerja Perangkat Daerah dilingkungan Pemerintah Provinsi dalam rangka perencanaan pendapatan daerah;

j) Melaksanakan koordinasi, fasilitasi terhadap satuan kerja perangkat daerah dilingkungan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabpaten/Kota se Sulawesi Selatan terkait dengan bidang perencanaan pendapatan daerah;

k) Menggali sumber-sumber pendapatan baru yang potensial;

l) Melakukan evaluasi dan analisa pendapatan daerah;

(51)

m)Merumuskan rancangan produk hukum daerah dibidang perencanaan pendapatan daerah serta penyusunan pedoman, kriteria, standar, prosedur dan petunjuk teknis sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

n) Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Bidang Perencanaan Pendapatan Daerah dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan; dan

o) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai bidang tugasnya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.

4. Bidang Pajak Daerah

Bidang pajak daerah dipimpin oleh Kepala Bidang mempunyai tugas pokok melaksanakan pembinaan, koordinasi, dan pengelolaan penerimaan pajak daerah.

Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Bidang Pajak Daerah dirincikan sebagai berikut :

a) Menyususn rencana kegiatan bidang pajak daerah sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;

b) Mendistribusikan tugas-tugas tertentu dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan sehingga pelaksanaan tugas berjalan lancar;

c) Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan bawahan untuk mengetahui tugas-tugas yang telah dan belum dilaksanakan;

(52)

d) Membuat konsep, mengeroksi, memaraf dan/atau menandatangani naskah dinas;

e) Mengikuti rapat-rapat sesuai bidang tugasnya;

f) Merumuskan kebijakan teknis dinas pendapatan daerah di bidang pajak daerah;

g) Melaksanakan administrasi pengelolaan penerimaan pajak;

h) Mengoordinasikan dan melaksanakan penyajian data dan informasi pengelolaan pajak daerah;

i) Melakukan embinaan dan koordinasi dengan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) dan unit kerja terkait dalam hal pemungutan pajak daerah;

j) Melaksanakan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah di lingkungan Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan dalam rangka pengelolaan pajak daerah;

k) Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas bidang pajak daerah dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan; dan

l) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai bidang tugasnya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas.

(53)

5. Bidang Retribusi Daerah dan Pendapatan Daerah Lainnya

Bidang Retribusu Daerah dan Pendapatan Daerah Lainnya di pimpin oleh Kepala Bidang mempunyai tugas pokok melaksanakan pembinaan, koordinasi dan pengelolaan retribusi dan pendapatan daerah lainnya.

Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Bidang Retribusi Daerah dan Pendapatan Lainnya dirincikan sebagai berikut :

a) Menyusun rencana kegiatan bidang Retribusi Daerah dan Pendapatan Daerah Lainnya sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;

b) Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan bawahan untuk mengetahui tugas-tugas yang telah dan belum dilaksanakan;

c) Membuat konsep, mengoreksi, memaraf dan/atau menandatangani naskah dinas;

d) Mengikuti rapat sesuai dengan bidang tugasnya;

e) Melaksanakan kebijakan teknis di bidang retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya;

f) Melaksanakan administrasi pengelolaan penerimaan reribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya;

g) Mengordinasikan dan melaksanakan penyajian data dan informasi pengelolaan dan penerimaan retribusi daerah dan pendapatan daerah lainnya;

h) Melakukan pembinaan dan koordinasi dengan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas dan unit kerja terkait dalam hal pemungutan retribusi daerah;

(54)

i) Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas Bidang Retribusi Daerah Lainnya dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan; dan

j) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan oleh atasan sesuai bidang tugasnya untuk mendukung kelancaran pelaksanaan tugas;

6. Bidang Pengendalian dan Pembinaan

Bidang Pengendalian dan Pembinaan dipimpin oleh Kepala Bidang mempunyai tugas pokok melaksanakan pembinaan, koordinasi dan pengelolaan retribusi dan pendapatan daerah lainnya.

Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Bidang Pengendalian dan Pembinaan dirincikan sebagai berikut :

a) Menyusun rencana kegiatan bidang pengendalian dan pembinaan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas;

b) Mendistribusikan tugas-tugas tertentu dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan sehingga pelaksanaan tugas berjalan lancar;

c) Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dan kegiatan bawahan untuk mengetahui tugas-tugas yang telah dan belum dilaksanakan;

d) Membuat konsep, mengoreksi, memaraf dan/atau menandatangani naskah dinas;

e) Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya;

f) Melaksanakan kebijakan teknis dibidang pengendalian dan pembinaan pendapatan daerah;

(55)

g) Melaksanakan administrasi pengendalian dan pembinaan pendapatan daerah;

h) Mengordinasikan dan melaksanakan penyajian data dan informasi tentang pengendalian dan pembinaan pendapatan daerah;

i) Melaksanakan kordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah di lingkungan Pemerintah Provinsi dalam rangka pengendalian dan pembinaan pendapatan daerah;

j) Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas bidang Pengendalian dan Pembinaan dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan; dan

k) Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperinahkan oleh atasan sesuai bidang tugasnya untuk mengdukung kelancaran pelaksanaan tugas.

7. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)

Unit Pelaksana Teknis Dinas mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas teknis operasional dinas dalam bidang Pemungutan Pendapatan Daerah, yang menjadi tanggung jawabnya dan menjalankan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Kepala Dinas.

Tugas pokok dan fungsi UPTD dirincikan sebagai berikut : a) Melaksanakan pengoordinasian pelaksanaan kegiatan;

b) Melaksanakan pengelolaan urusan umum dan administrasi kepegawaian;

c) Melaksanakan pengelolaan pendapatan;

d) Melaksanakan pengoordinasian dan penyusunan program serta pengolahan dan penyajian data;

(56)

e) Melaksanakan pengelolaan dan pembinaan organisasi dan tatalaksana;

f) Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugasnya

8. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas dinas sesuai dengan keahlian dan kebutuhan.

a) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah tenaga fungsional yang di atur dan di tetapkan oleh peraturan Perundang-undangan;

b) Setiap kelompok jabatan fungsional di pimpin oleh tenaga fungsional senior yang di tunjuk;

c) Jumlah tenaga fungsional di tentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja;

Jenis dan jenjang jabatan di tentukan oleh Peraturan Perundang

(57)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian ini akan diuraikan mengenai Pengaruh Disiplin Dan Fasilitas Kerja Dalam Meningkatkan Produktivitas Kerja Pegawai Pada Kantor Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh didiplin serta fasilitas kerja dalam meningkatkan produktivitas kerja pegawai pada Kantor Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan. Dalam penelitian ini diambil sebanyak 35 pegawai sebagai sampel penelitian dari jumlah populasi yang menjadi objek dalam penelitian yaitu 86 orang pegawai.

1. Deskripsi Identitas Responden

Dalam penelitian sampel, karakteristik responden dikelompokkan menurut Jenis kelamin, Umur, Lama Bekerja, Unit/jabatan. Oleh karena itulah uraian mengenai karakteristik responden dapat diuraikan dan beserta uji statistik keseluruhan tingkat karateristik responden dan uji validitas masig-masing tingkat sebagai berikut:

(58)

a. Karakteristik responden berdasarkan Jinis Kelamin

Adapun karakteristik responden berdasarkan Jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut ini:

Tabel 5.1 Karakteristik berdasarkan tingkat Jenis kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

L 22 62,9(%)

P 13 37,1(%)

Total 35 100,0(%)

Sumber: data kuesioner diolah (2016)

Berdasarkan hasil olah data kuiseoner pada Kantor Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan. Responden menurut tingkat jenis kelamin pada tabel 5.1 dapat dilihat bahwa jenis kelamin laki-laki mempunyai frekuensi sebanyak 22 orang dengan persentase 62,9%, sementara tingkat jenis kelamin perempuan sebesar 13 orang dengan persentase 37,1%. Hal ini menunjukkan responden menurut tingkat jenis kelamin laki-laki lebih dominan dibanding tingkat jenis kelamin perempuan yang diambil sebagai sampel penelitian dari jumlah populasi yang ada pada Kantor Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan.

(59)

b. Karakteristik responden berdasarkan umur

Adapun karakteristik responden berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut ini:

Tabel 5.2 Karakteristik berdasarkan tingkat Umur

Usia/umur Frekuensi Persentase

20-30 th 3 8,6(%)

31-40 th 13 37,1(%)

41-50 th 12 34,3(%)

>50 th 7 20,0(%)

Total 35 100,0 %

Sumber: data kuesioner diolah (2016).

Berdasarkan hasil olah data mengenai karakteristik responden pada tabel 5.2 yang berdasarkan tingkat umur pada Kantor Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan. Responden berdasarkan tingkat umur antara 20-30 frekuensi 3 dengan persentase sebesar 8,6 %. Selanjutnya tingkat umur antara 31-40 frekuensi 13 dengan persentase sebesar 37,1 %. Tingkat umur antara 41-50 frekuensi 12 dengan persentase masing-masing sebesar 34,3 %. Serta tingkat antara >50 frekuensi 7 dengan persentase sebesar 20,0 %.

c. Karakteristik responden berdasarkan Lama bekerja

Adapun karakteristik responden berdasarkan tingkat lama bekerja dapat dilihat pada tabel 5.3 berikut ini:

(60)

Tabel 5.3 Karakteristik berdasarkan tingkat lama bekerja

Lama Bekerja Frekuensi Persentase

1-10 10 28,6(%)

11-20 12 34,3(%)

>21 thn 13 37,1(%)

Total 35 100 %

Sumber: data kuisioner diolah (2016).

Berdasarkan table 5.3 di atas menunjukkan tingkat lama bekerja dimana untuk menggambarkan pegawai yang mempunyai prospek bertahan bekerja pada kantor dinas pendapatan daerah provinsi Sulawesi selatan. Dimana lama bekerja bertahan diukur pada tingkat >11 tahun keatas dan sebaliknya yang belum masuk kategori bertahan yaitu pada tingkat <10 tahun kebawah. Hal ini diuraikan berdasarkan tingkat lama bekerja 1-10 tahun dengan frekuensi 10 yakni persentase sebesar 28,6 %, lama bekerja tingkat 11-20 dengan frekuensi 12 yakni persentase sebesar 34,3 %, serta tingkat >21 dengan frekuensi 13 yakni persentase sebesar 37,1 %.

Maka dapat disimpulkan dari tingkat lama bekerja yang bertahan yaitu dengan frekuensi keseluruhan 25 yakni persentase sebesar 71,4 %, dan yang belum masuk kategori bertahan bekerja yaitu dengan frekuensi keseluruhan 10 yakni persentase sebesar 28,6 %.

(61)

d. Karakteristik responden berdasarkan Unit/jabatan

Adapun karakteristik responden berdasarkan Unit/jabatan dapat dilihat pada tabel 5.4 berikut ini:

Tabel 5.4 Karakteristik berdasarkan tingkat jabatan/golongan

Jabatan/

Golongan

Frekuensi Persentase (%)

Kabid/IV 3 8,6 (%)

Kasi/III 7 20,0(%)

Kasubag 3 8,6(%)

Sekertaris 1 2,9(%)

Staf/II. 1 2,9(%)

Staf/III 20 57(%)

Total 35 100,0(%)

Sumber data: kuisioner diolah (2016).

Berdasarkan tabel 5.4 diatas pada Kantor Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan. Diuraikan berdasarkan tingkat unit/jabatan pegawai dengan karakteristik responden dengan jabatan Sekertaris frekuensi 1 yakni persentase 8,6

%, Kasubag dan Kabid IV yang masing-masing frekuensi 3 yakni persentase 8,6

%, kasi golongan III dengan frekuensi 7 yakni persentase sebesar 20,0 % selajutnya Staf golongan II frekuensi 1 yakni persentase sebesar 2,9 %, serta Staf 2golongan III dengan frekuensi 20 yakni persentase sebesar 57 %.

Dari uaraian diatas maka dapat disimpulkan pegawai berdasarkan tingkat jabatan pada Kantor Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan dengan dibagi tiga kelompok, yaitu pegawai tingkat sekertaris dengan frekuensi 4 yakni

(62)

persentase sebesar 11,5 %, kepala bidang dengan frekuensi 10 yakni persentase 28,6 %, serta staf dengan frekuensi 21 yakni persentase sebesar 60 %.

e. responden berdasarkan Pendidikan terakhir Karakteristik

Adapun karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan terakhir dapat dilihat pada tabel 5.5 berikut ini:

Tabel 5.5 Karakteristik berdasarkan tingkat Pendidikan terakhir

Pendidikan terakhir Frekuensi Persentase

S1 26 74,3(%)

S2 9 25,7(%)

Total 35 100,0(%)

Sumber :data kuisioner diolah (2016).

Berdasarkan tabel 5.5 diatas jumlah responden pada kantor Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan terbesar adalah responden yang berpendidikan S1 dengan frekuensi 26 yakni dengan persentase sebesar 74,3 %, dan responden yang berpenedidikan S2 dengan frekuensi 9 yakni persentase sebesar 25,7 %.

2. Deskripsi Variabel Penelitian

Sebelum data yang diperoleh dari hasil penelitian ini diolah lebih lanjut, ada baiknya dijabarkan terlebih dahulu untuk memperoleh gambaran mengenai penilaian pegawai pada Kantor Dinas Pendapatan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan. Distribusi Dispenda mengenai variabel-variabel yang terdapat dalam penelitian ini dengan penjabaran data dilakukan dengan memberikan skor kepada data mentah yang diperoleh melalui penyebaran kuesioner. Melalui pemberian skor tersebut akan diperoleh angka-angka yang dapat membantu dalam

Referensi

Dokumen terkait

Hasil pengolahan data menunjukkan struktur bawah permukaan tersusun oleh 3 lapisan batuan yaitu batu pasir dengan kisaran nilai resistivitas kurang dari 10 Ωm dan

Pusat Peunayong PT. BPRS Hikmah Wakilah Banda Aceh, pada 15 September 2016.. Pembiayaan rehab rumah adalah pembiayaan yang diperuntukan bagi nasabah yang kekurangan dana

NHORPSRN ZDQLWD WDQL ³0HNDU 8VDKD´ Data primer dimana segala sumber data yang di dapatkan di Banjar Dinas Saren Kauh, Desa Budakeling, Kecamatan Bebandem, Kabupaten

[r]

Hasil analisis deskriptif variabel menunjukkan bahwa variabel komitmen pemeliharaan mesin memiliki tingkat skor tanggapan yang tinggi (tabel IV.2.5.1). Hal ini

Metode  gravity adalah salah satu metode eksplorasi geofisika yang digunakan untuk mengukur variasi medan gravitasi bumi akibat adanya perbedaan densitas antar batuan.. Dalam

Data dari pengujian polipo sebagai cache proxy server dengan mencatat waktu yang dibutuhkan untuk membuka masing-masing website yang diakses oleh ketiga client

Permasalahan yang diangkat pada Gedung Pertunjukan Seni Musik di Yogyakarta adalah Bagaimana wujud rancangan Gedung Pertunjukan Seni Musik di Yogyakarta dengan pengolahan