• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI ANGGUR HITAM DI DESA KALIANGET KECAMATAN SERIRIT KABUPATEN BULELENG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI ANGGUR HITAM DI DESA KALIANGET KECAMATAN SERIRIT KABUPATEN BULELENG"

Copied!
127
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI ANGGUR HITAM DI DESA KALIANGET KECAMATAN SERIRIT

KABUPATEN BULELENG

SKRIPSI

DEWI KURNIA SIREGAR

JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2022

(2)

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI ANGGUR HITAM DI DESA KALIANGET KECAMATAN SERIRIT

KABUPATEN BULELENG

DEWI KURNIA SIREGAR D1B018201

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi

JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

2022

(3)

i

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan judul ”Analisis Pendapatan Usahatani Anggur Hitam di Desa Kalianget Kecamatan Seririt Kabupaten Buleleng ” oleh Dewi Kurnia Siregar telah diuji dan dinyatakan lulus pada tanggal 22 Desember 2022 dihadapan tim penguji yang terdiri atas:

Ketua : Dr. Ir. Ira Wahyuni, M.P

Sekretaris :Ir. Yusma Damayanti, M.Si Penguji Utama : Dr. Ir. A. Rahman, MS Penguji Anggota : 1. Ir. Dewi sri Nurchaini, M.P

2. Dr. Endy Effran, S.P., M.Si Menyetujui

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. Ir. Ira Wahyuni, M.P Ir. Yusma Damayanti, M.Si

NIP. 19611106 1987102002 NIP. 196603091991032001

Mengetahui, Ketua Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Jambi

Dr. Mirawati Yanita, S.P., M.M NIP. 19730125 2006042001

(4)

ii ABSTRAK

Dewi Kurnia Siregar, Analisis Pendapatan Usahatani Anggur Hitam Di Desa Kalianget Kecamatan Seririt Kabupaten Buleleng, Dibimbing oleh Dr. Ir. Ira Wahyuni, M.P dan Ir. Yusma Damayanti. M.Si.

Usahatani anggur hitam merupakan suatu usahatani yang tidak terlepas kaitannya dengan pendapatan usahatani dan faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani anggur hitam. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan gambaran umum usahatani anggur hitam di Desa Kalianget Kecamatan Seririt Kabupaten Buleleng, (2) untuk mengetahui besarnya pendapatan yang diperoleh dari usahatani anggur hitam dan (3) untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani anggur hitam di Desa Kalianget Kecamatan Seririt Kabupaten Buleleng. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Kalianget Kecamatan Seririt Kabupaten Buleleng pada bulan 20 Agustus-20 September 2022. Data dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Metode analisis untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan yaitu Analisis Cobb Douglass. Hasil Analisis penelitian menunjukan bahwa (1) Gambaran umum usahatani anggur hitam di daerah penelitian secara umum dan varietas yang digunakan petani responden di daerah penelitian yaitu varietas Vitis Vinifera L. Var. Alphonso. Usahatani dilakukan 3 kali musim panen dalam setahun.

Usahatani anggur hitam di daerah penelitian dimulai dari pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan yang terdiri dari pemupukan menggunakan pupuk NPK mutiara, urea, serta organik kemudian pemberantasan hama yaitu cypermak serta anvil dan panen dilakukan dengan jumlah tenaga kerja luar maupun dalam keluarga. Hasil produksi rata-rata adalah Rp. 19.861,11/kg/tahun (2) Rata-rata penerimaan petani sebesar Rp. 327.752.492,9/ha/tahun. Rata-rata total biaya yang dikeluarkan petani sebesar Rp. 70.876.345/ha/tahun. Sedangkan pendapatan usahatani anggur hitam di daerah penelitian adalah sebesar Rp.

256.876.147,9/ha/tahun (3) Hasil regresi diperoleh bahwa faktor-faktor seperti sewa lahan, biaya pupuk urea, biaya pupuk NPK dan biaya pupuk organik berpengaruh signifikan pendapatan usahatani anggur hitam sedangkan biaya obat- obatan dan biaya tenaga kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap pendapatan usahatani anggur hitam di daerah penelitian.

Kata Kunci :Usahatani Anggur Hitam, Penerimaan, Pendapatan, Faktor Produksi

(5)

iii

PERNYATAAN

Yang Bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Dewi Kurnia Siregar

Nim : D1B018201

Jurusan/ Program Studi : Agribisnis Dengan ini menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini belum pernah diajukan dan tidak dalam proses pengajuan dimanapun juga atau oleh siapapun juga.

2. Semua sumber kepustakaan dan bantuan dari berbagai pihak yang diterima selama penelitian dan penyusunan skripsi ini telah dicantumkan atau dinyatakan pada bagian yang relevan dan skripsi ini bebas dari plagiarisme.

3. Apabila kemudian hari terbukti bahwa skripsi ini telah diajukan atau dalam proses pengajuan oleh pihak lain dan terdapat plagiarisme didalam skripsi ini, maka penulis bersedia menerima sanksi dengan pasal 12 ayat (1) butir (g) Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 17 Tahun 2010 tentang pencegahan dan penanggulangan plagiat di perguruan tinggi yakni pembatalan ijazah.

Jambi, Desember 2022 Yang membuat pernyataan,

DEWI KURNIA SIREGAR NIM. D1B018201

(6)

iv

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kota Rantau Prapat, Sumatera Utara pada 24 Juli 1998 dengan nama Dewi Kurnia Siregar.

Penulis merupakan anak kedua dari pasangan Bapak Toib Siregar dan Ibu Aini Br. Munthe. Penulis memiliki 6 saudara yaitu Hikma Hidayani Siregar, SE. Putra Bangsawan Siregar S.T., Mumamad Zam Jani, Juli Yani, Hotma Ida dan Anggi Fatimah Zahra Siregar. Penulis menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SDN 112320 Aek Kota Batu pada tahun 2011, kemudian melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama di MTSN Simpang Merbau hingga pada tahun 2014, dan pada tahun yang sama penulis melanjutkan pendidikan di SMA Unggulan CT F oundation dan lulus pada tahun 2017. Pada tahun 2018 penulis mengikuti ujian SBMPTN dan diterima sebagai mahasiswi di Jurusan Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Jambi.

Tiga tahun berselang, penulis mendapatkan penghargaan Juara 3 Debat Bahasa Inggris di, Fakultas Pertanian, Universitas Jambi. Pada 22 Desember 2022 penulis melaksanakan ujian skripsi dengan judul “Analisis Pendapatan Usahatni Anggur Hitam di Desa Kalianget Kecamatan Seririt Kabupaten Buleleng” di hadapan Tim Penguji dan dinyatakan lulus menyandang gelar Sarjana Pertanian (S.P).

(7)

v

UCAPAN TERIMAKASIH

Dalam penyelesaian skripsi ini penulis mendapat banyak bimbingan, motivasi, dan bantuan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terimakasih banyak kepada pihak yang terkait:

1. Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Ayahku Toib Siregar dan Ibuku Aini Br. Munthe yang senantiasa memberikan kasih sayang, motivasi, semangat, dan kebahagiaan dalam hidupku. Kemudian kakak saya Hikma Hidayani Siregr serta adik-adikku, Putra Bangsawan Siregar sedang menyusun skripsi , Juli yani , Muhammad Zam Jani saat ini berada di bangku SMP dan tak lupa adikku Hotma Ida serta Anggi Fatimah Zahra Siregar yang selalu memberikan senyuman terhadap kedua orangtuaku sehingga tetap semangat mendoakan aku untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Sarah terkasih yang selalu bertanya kabar, memberikan dukungan semangat serta doa sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Dr. Ir. Ira Wahyuni, M.P sebagai Dosen Pembimbing I dan ibu Ir.

Yusma Damayanti, M.Si. sebagai Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dengan segala kerendahan hati, mengarahkan, serta memotivasi tanpa henti selama perkuliahan terkhusus selama proses penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Dr. Ir. A. Rahman, M.S., Ibu Ir. Dewi Sri Nurchaini, M.P., dan Bapak Dr. Endy Effran, S.P., M.Si. sebagai dosen penguji yang telah memberikan kritikan, saran, dan motivasi untuk perbaikan skripsi ini.

6. Bapak Prof. Dr. Ir. Suandi, M. Si. selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Jambi, Ibu Dr. Mirawati Yanita, S.P., M.M. selaku Ketua Jurusan

(8)

vi

Agribisnis, dan kepada jajaran dosen Agribisnis yang telah mendidik penulis selama belajar di Fakultas Pertanian, Universitas Jambi.

7. Uwak Canang, uwak wayan, Dian serta keluarga di Bali yang bersedia membantu penulis melengkapi skripsi dan memberikan dukungan terhadap penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

8. Untuk sahabat terbaikku sekosku, senasibku selama di perkuliahan Mila Ramadhani Putri Daulay yang selalu menemani,membantu, dan mendoakan untuk penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Untuk Nela Lestari sahabat terbaikku selama perkuliahan yang memilki sifat tulus dan senang menolong dan mendoakan penulis untuk dapat menyelesikan skripsi ini.

10. Untuk Monika Br. Manik sahabat terlucu dan sahabat yang selalu ikhlas membantu dan menjemput penulis dari kos ke kampus untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

11. Untuk temanku uwak-uwak Medan yaitu, Medyna Mayuri, Yesi Lorena Br.

Tarigan, Ernita Marpaung, Silviana Eli Rahmawati, Asyifa yang bersedia memberi semangat serta doa kepada penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

12. Untuk Arman Harahap kekasih terbaikku sekaligus teman dalam segala hal yang bersedia membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi ini baik dalam bentuk materi ataupun non materi.

13. Untuk teman-teman kelas J yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu namanya penulis ucapkan terimaksih sudah membantu penulis dalam waktu yang tepat sehingga penulis bias menyelesikan skripsi ini.

(9)

vii

14. Untuk Izni Havira yang selalu sabar membantu penulis untuk merapikan skripsi ini, Dina Sholiha yang sabar mengajariku untuk saran dalam merapikan skripsi ini hingga selelsai.

15. Keluarga besar Agriculture English Club (AEC), Anjeli Septiani Putri, Mhd.

Fachruroji, Fathurrahman Abidin, Wiria Pratama, Sapto Purnomo, dan teman- teman lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

(10)

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kekuatan kepada pemulis sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan judul ‘’Analisis Pendapatan Usahatani Anggur Hitam Di Desa Kalianget Kecamatan Seririt Kabupaten Buleleng dengan tepat waktu. Dengan kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada ibu Dr.Ir Ira Wahyuni, M.P selaku dosen pembimbing I dan ibu Ir. Yusma Damayanti, M.Si selaku dosen pembimbing II saya yang telah membimbing dan mengarahkan saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada orangtua serta sahabat yang telah memberikan dukungan dan doa kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak kesalahan pada skripsi ini sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang membangun untuk menyempurnakan skripsi ini, sehingga skripsi ini dapat menambah wawasan pengetahuan bagi kita semua.

Jambi, Desember 2022

Penulis

(11)

ix DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 9

1.3 Tujuan Penelitian ... 11

1.4 Manfaat Penelitian ... 11

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 13

2.1 Konsep Usahatani ... 13

2.2 Usahatani Anggur... 13

2.3 Pendapatan Usahatani ... 16

2.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan ... 19

2.4.1 Biaya Luas Lahan ... 22

2.4.2 Biaya Pupuk ... 23

2.4.3 Biaya Obat-obatan ... 24

2.4.4 Biaya Tenaga Kerja ... 25

2.5 Unit Output Price ... 25

2.6 Penelitian Terdahulu ... 26

2.7 Kerangka Pemikiran ... 30

2.8 Hipotesis ... 33

III. METODE PENELITIAN ... 34

3.1 Ruang Lingkup Penelitian ... 34

3.2 Metode Pengumpulan Data ... 34

3.3 Penentuan Sampel ... 35

3.4 Metode Analisis Data ... 36

3.4.1 Pendapatan Usahatani ... 36

3.4.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani Anggur ... 37

3.5 Konsepsi dan Pengukuran ... 42

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 44

4.1 Gambaran Umum di Daerah Penelitian ... 44

4.1.1 Keadaan Geografis Daerah Penelitian ... 44

4.1.2 Penggunaan Lahan ... 44

(12)

x

4.1.3 Jumlah Penduduk ... 45

4.1.4 Keadaan Mata Pencaharian ... 46

4.1.5 Sarana dan Prasarana ... 47

4.2 Identitas Petani Sampel ... 47

4.2.1 Umur Petani ... 48

4.2.2 Jumlah Anggota Keluarga ... 49

4.2.3 Tingkat Pendidikan Petani ... 49

4.2.4 Pengalaman Usahatani ... 50

4.3 Gambaran Umum Usahatani Anggur Hitam ... 51

4.4 Faktor Produksi Usahatani Anggur Hitam ... 57

4.4.1 Penggunaan Luas Lahan ... 57

4.4.2 Penggunaan Pupuk ... 58

4.4.3 Penggunaan Obat-obatan ... 59

4.4.4 Penggunaan Tenaga Kerja ... 60

4.5 Biaya Usahatani Anggur Hitam ... 61

4.5.1 Biaya Tetap ... 62

4.5.2 Biaya Variabel ... 62

4.5.3 Total Biaya Usahatani Anggur Hitam ... 63

4.6 Penerimaan Usahatani Anggur Hitam ... 64

4.7 Pendapatan Usahatani Anggur Hitam ... 65

4.8 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani Anggur Hitam. ... 66

4.8.1 Faktor Sewa Lahan ... 69

4.8.2 Faktor Biaya Pupuk Urea ... 69

4.8.3 Faktor Biaya Pupuk NPK ... 70

4.8.4 Faktor Biaya Pupuk Organik ... 70

4.8.5 Faktor Biaya Obat-obatan ... 71

4.8.6 Faktor Biaya Tenaga Kerja ... 72

4.9 Implikasi Hasil Penelitian ... 72

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 75

5.1 Kesimpulan ... 75

5.2 Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 77

LAMPIRAN ... 81

(13)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 1 Produksi Anggur di Indonesia Menurut Provinsi Tahun 2017-

2021 ...

2 2 Luas Panen, Produksi, Produktivitas Anggur Hitam di

Kabupaten Buleleng Tahun 2016 – 2021 ...

4 3 Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Anggur Hitam di

Kabupaten Buleleng Menurut Kecamatan Tahun 2016-2021 ...

5 4 Penggunaan Lahan di Desa Kalianget Kecamatan Seririt Tahun

2021 ...

45 5 Distribusi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin di Daerah

Penelitian Tahun 2021 ...

45 6 Keadaan Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa

Kalianget Tahun 2021 ...

46 7 Jumlah Sarana dan Prasarana di Daerah Penelitian Tahun 2021 ... 47 8 Distribusi Responden (Petani) Anggur Hitam berdasarkan

Umur di Desa Kalianget Kecamatan Seririt Tahun 2022 ...

48 9 Distribusi Frekuensi dan Persentase Petani Berdasarkan Jumlah

Anggota Keluarga Petani di Desa Kalianget Tahun 2022 ...

49 10 Distribusi Petani Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Desa

Kalianget Tahun 2022 ...

50 11 Distribusi Petani Berdasarkan Pengalaman Berusahatani di

Desa Kalianget Tahun 2022 ...

51 12 Sebaran Produksi Anggur Hitam di Daerah Penelitian Tahun

2022 ...

56 13 Distribusi Penggunaan Luas Lahan pada Usahatani Anggur

Hitam di Daerah Penelitian Tahun 2022 ...

58 14 Rata-rata Penggunaan Pupuk pada Usahatani Anggur Hitam di

Daerah Penelitian Tahun 2022 ...

59 15 Rata-rata Penggunaan Obat-obatan pada UsahataniAnggur

Hitam di Daerah Penelitian Tahun 2022 ...

60 16 Rata-rata Penggunaan Tenaga Kerja (HOK) pada Usahatani

Anggur Hitam Per Uraian Kegiatan di Daerah Penelitian Tahun 2022 ...

61 17 Rata-rata Biaya Tetap pada Usahatani Anggur Hitam di Daerah

Penelitian Tahun 2022 ... 62 18 Rata-rata Biaya Variabel pada Usahatani Anggur Hitam di

Daerah Penelitian Tahun 2022 ...

63 19 Rata-rata Total Biaya pada Usahatani Anggur Hitam di Daerah

Penelitian Tahun 2022 ...

64 20 Rata-rata Pendapatan pada Usahatani Anggur Hitam di Daerah

Penelitian Tahun 2022 ...

65 21 Hasil Estimasi Faktor Pendapatan Cobb-Douglas pada

Usahatani Anggur Hitam di Daerah Penelitian Tahun 2022 ... 67

(14)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Analisis Pendapatan Usahatani Anggur di Desa Kalianget

Kecamatan Seririt Kabupaten Buleleng ...

31 2. Pengairan di Daerah Penelitian ... 54 3. Buah Anggur yang Sudah Siap Panen ... 57 4. Buah Anggur yang Sudah Dikumpulkan ... 57

(15)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Luas Lahan, Luas Panen, Produksi, Produktivitas Anggur di

Kecamatan Seririt Menurut Desa ...

81 2. Harga Rata-Rata Pertahun Anggur Hitam Menurut Kecamatan

Pada Tahun 2016-2021 ... 82 3. Data Identitas Petani Sampel di Daerah Penelitian Tahun 2022 ... 83 4. Penggunaan Pupuk Usahatani Anggur Hitam di Daerah

Penelitian Tahun 2022 ... 85 5. Penggunaan Obat-obatan Usahatani Anggur Hitam di Daerah

Penelitian Tahun 2022 ...

87 6. Penggunaan Tenaga Kerja Dalam Keluarga Untuk Kegiatan

Pemeliharaan di Daerah Penelitian Tahun 2022 ... 89 7. Penggunaan Tenaga Kerja Luar Keluarga Untuk Kegiatan

Pemeliharaan di Daerah Penelitian Tahun 2022 ... 90 8. Penggunaan Tenaga Kerja Dalam Keluarga Untuk Kegiatan

Pemeliharaan di Daerah Penelitian Tahun 2022 ... 92 9. Penggunaan Tenaga Kerja Luar Keluarga Untuk Kegiatan

Pemeliharaan di Daerah Penelitian Tahun 2022 ... 93 10. Penggunaan Tenaga Kerja Dalam Keluarga Untuk Kegiatan

Pemeliharaan di Daerah Penelitian Tahun 2022 ... 94 11. Penggunaan Tenaga Kerja Dalam Keluarga Untuk Kegiatan

Pemanenan di Daerah Penelitian Tahun 2022 ... 95 12. Penggunaan Tenaga Kerja Luar Keluarga Untuk Kegiatan

Pemanenan di Daerah Penelitian Tahun 2022 ... 96 13. Total Biaya Tenaga Kerja Luar Keluarga di Daerah Penelitian

Tahun 2022 ... 97 14. Total Biaya Tetap Penyusutan Alat ... 98 15. Biaya Variabel Usahatani Anggur Hitam di Daerah Penelitian

Tahun 2022 ...

100 16. Pengeluaran Usahatani Anggur Hitam di Daerah Penelitian

Tahun 2022 ...

102 17. Penerimaan Usahatani Anggur Hitam di Daerah Penelitian

Tahun 2022 ...

103 18. Pendapatan Usahatani Anggur Hitam di Daerah Penelitian

Tahun 2022 ...

104 19. Sewa Lahan di Daerah Penelitian Tahun 2022 ... 105 20. Variabel Analisis data Pendapatan dan Biaya Sudah

Dinormalkan Dengan Harga Output ... 106

(16)

xiv

21. Hasil Logaritma Natural (LN) Jumlah Produksi Dan Faktor

Produksi ...

107 22. Hasil Analisis Eviews ... 109 23. Dokumentasi di Daerah Penelitian Tahun 2022 ... 112

(17)

15

15

I . PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anggur termasuk dalam tanaman buah tahunan (perennial) serta tanaman perdu yang merambat. Budidaya anggur telah dikembangkan wilayah Timur Tengah sejak 4000 SM. Tersebarnya anggur menyebabkan julukan yang beragam yaitu wilayah Eropa serta Amerika dengan julukan grape, China dengan sebutan putato serta wilayah Indonesia menyebutnya anggur. Tanaman anggur termasuk produk yang prospektif karena dapat mencukupi permintaan pasar domestik serta internasional. Pengaruh kebutuhan pasar sangat cocok untuk di dalam negeri ataupun di luar negeri masih tinggi serta anggur juga mempunyai nilai produk ekonomi yang besar. Selanjutnya, keragaman karakteristik lahan, sebaran wilayah yang luas serta agroklimat sehingga menjadikankan wilayah Indonesia untuk mengembangkan hortikultura terkhusus tanaman anggur (Prihatman, 2012).

Tanaman anggur memiliki prospek yang sangat baik untuk dikembangkan di Indonesia dikarenakan memiliki iklim yang tepat dengan syarat tumbuh dari tanaman anggur. Untuk sekarang pengembangan sentra anggur di Indonesia berada di wilayah Buleleng, Probolinggo, dan Jeneponto. Sesungguhnya potensi untuk pengembangan tanaman anggur sangat terbuka luas untuk mampu dikembangkan diberbagai wilayah (Rahardi 2011). Selanjutnya penyakit yang sering menyerang tanaman anggur ialah bakteri, virus serta cendawan (Santoso dan Sugiarto 1979). Untuk mendapatkan produksi yang tinggi diperlukan pemangkasan yang tepat baik itu pada musim hujan dan pada musim kemarau.

Hal tersebut akan mengurangi pertumbuhan cendawan pada daun anggur yang mengakibatkan penurunan produksi.

(18)

16

Tabel 1. Produksi Anggur di Indonesia Menurut Provinsi Tahun 2017-2021

Provinsi Produksi Anggur

(ton)

2017 2018 2019 2020 2021

Sumatera Selatan - 1,00 1,00 1,00 1,00

Sumatera Utara - - - - 3,00

Sumatera Barat - - - - 1,00

Riau 7,00 - - - 10,00

Jambi - - - - 2,00

Bengkulu - - - 1,00 5,00

Lampung - 1,00 1,00 1,00 17,00

Jawa Barat 30,00 6,00 1,00 2,00 61,00

Jawa Tengah 21,00 18,00 14,00 24,00 105,00

DKI Jakarta - - 2,00 1,00 -

DI Yogyakarta 3,00 1,00 4,00 6,00 21,00

Jawa Timur 370,00 518,00 539,00 692,00 775,00

Banten 1,00 - - 1,00 8,00

Kalimantan Selatan - - - 1,00 -

Kalimantan Barat - - - 1,00 -

Kalimantan Utara - - - - 1,00

Bali 11287,00 10298,00 13088,00 11035,00 10234,00

NTB 5,00 7,00 13,00 76,00 852,00

NTT - - 18,00 18,00 7,00

Sulteng 12,00 17,00 38,00 23,00 40,00

Sulsel - - 3,00 1,00

Sulawesi Tenggara - - 5,00 22,00 17,00

Maluku Utara - - - - 1,00

Papua - - - 1,00 1,00

Total 11736,00 10867,00 13724,00 11905,00 12164,00 Rata-rata 1304,00 1207.4,00 1143.7,00 661.4,00 579,24,00 Sumber : Badan Pusat Statistik, 2021

Menurut Tabel 1 terlihat bahwa produksi anggur di Indonesia pada tahun 2017- 2021 berfluktuasi. Produksi anggur tertinggi di Indonesia dihasilkan oleh Provinsi Bali.

Pada tahun 2018 terjadi penurunan produksi anggur di Indonesia sebesar 7,4 % namun meningkat kembali sebesar 26,29 % pada Tahun 2019. Produksi anggur di Indonesia masih fluktuasi yaitu dikarenakan terdapat jumlah provinsi yang berbeda setiap tahunnya dalam membudidayakan anggur. Dalam lima tahun terakhir pada tahun 2017-2021, produksi rata-rata anggur di Indonesia senilai 979 ton.

Negara yang menjadi salah satu produksi buah tropis ialah Indonesia dikarenakan memilki keanekaragaman serta cita rasa yang unggul dan baik jika dibandingkan dengan buah-buahan dari negara produksi buah tropis lainnya. Di

(19)

17

Indonesia tepatnya Provinsi Bali merupakan wilayah yang cukup besar untuk menghasilkan produksi anggur. Perkembangan produksi tertinggi tanaman anggur di Provinsi Bali berada di Kabupaten Buleleng. Tanaman anggur hitam merupakan buah unggulan dari Provinsi Bali di Kabupaten Buleleng.

Sentra produksi anggur Indonesia terdapat di Kota Probolinggo (Jawa Timur), Kabupaten Buleleng (Bali) dan Kota Palu (Sulawesi Tengah). Dari ke tiga daerah sentra tersebut yang paling besar adalah Kabupaten Buleleng berdasarkan Direktorat Jenderal Holtikultura Kementerian Pertanian. Hal ini menujukkan bahwa anggur menjadikan salah satu sektor yang potensial di Provinsi Bali yang berada di Kabupaten Buleleng.

Jenis varietas anggur ini berwarna hitam keunguan. Anggur hitam dijadikan sumber pendapatan dikarenakan memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Anggur hitam tersebut tidak hanya di konsumsi langsung tetapi juga dipasarkan, diolah menjadi wine serta sesajen untuk ibadah. (Cirami et al.,1992).

Tabel 2. Luas Panen, Produksi, Produktivitas Anggur Hitam di Kabupaten Buleleng 2016 - 2021

No. Tahun Luas Panen (ha )

Produksi (ton)

Produktivitas (ton/ha)

1. 2016 706,31 9.073 12,84

2. 2017 882,67 11.287 12,78

3. 2018 768,56 10.298 13,39

4. 2019 1.053,34 13.088 12,42

5. 2020 946,94 12.456 13,15

6. 2021 962,33 11.855 12,81

Sumber : Badan Pusat Statistika Kabupaten Buleleng 2021

Berdasarkan Tabel 2. Dapat dilihat produksi anggur hitam di Kabupaten Buleleng pada tahun 2016-2021 berfluktuasi serta cenderung menurun.

Berdasarkan pada tabel tersebut, produksi tertinggi terdapat pada tahun 2019 yaitu

(20)

18

meningkat sebesar 27,09% dan mengalami penurunan pada tahun 2018 sebesar 8,80%. Hal ini menunjukkan bahwa Kabupaten Buleleng memiliki produktivitas rata-rata anggur hitam 12,81 ton/ha. Produksi anggur berfluktuatif dikarenakan kurangnya perhatian dari pemerintah Kabupaten Buleleng terhadap anggur hitam seperti ketersedian pupuk, serta obat-obatan untuk membasmi hama atau penyakit yang melonjak tinggi menyerang tanaman anggur hitam.

Tanaman anggur sangat cocok diusahakan di daerah Kabupaten Buleleng khususnya pada dataran rendah (zonasi 0-400 m dpl). Dikarenakan daerah ini memiliki jenis tanah regosol serta tanah latosol yang cocok untuk tanaman anggur. Kabupaten Buleleng memiliki 3 kecamatan yang membudidayakan tanaman anggur di Provinsi Bali yaitu Kecamatan Banjar, Kecamatan Seririt serta Kecamatan Gerokgak. Pada saat panen raya buah anggur dijual murah akibatnya komoditas ini menjadi kurang berkembang. Perkembangan tanaman anggur memiliki potensi yang besar dalam perkembangan tanaman anggur. Produksi anggur di Kabupaten Buleleng ini dijual dalam bentuk buah segar, wine. Produksi anggur juga fluktuatif dari tahun ke tahun.

(21)

19

Tabel 3. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Anggur Hitam di Kabupaten Buleleng Menurut Kecamatan Tahun 2016 - 2021

No. Tahun Kecamatan Luas

Panen (ha)

Produksi (ton)

Produktivitas (ton/ha)

1. 2016 Banjar

Seririt Gerokgak

50,35 189,25 466,17

620 2.523 5.930

12,31 13,33 12,72

Jumlah 706,31 9.073 12,84

2. 2017 Banjar

Seririt Gerokgak

87,10 305,36 490,21

879 4.037 6.371

10,09 13,22 12,99

Jumlah 882,67 11.287 12,78

3. 2018 Banjar

Seririt Gerokgak

89,50 228,04 451,02

1.138 3.053 6.107

12,71 13,39 13,54

Jumlah 768,56 10.298 13,39

4. 2019 Banjar

Seririt Gerokgak

76,38 538,24 438,72

904 6.233 5.951

11,84 11,54 13,56

Jumlah 1.053,34 13.088 12,42

5. 2020 Banjar

Seririt Gerokgak

49,98 458,24 438,72

604 5.542 6.310

12,08 12,09 14,38

Jumlah 946.94 12.456 13,15

6. 2021 Banjar

Seririt Gerokgak

148,22 287,68 526,43

1.940 4.085 5.830

13,08 14,19 11,07

Jumlah 962,33 11.855 12,31

Sumber: Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng (2021)

Kabupaten Buleleng terdiri atas sembilan kecamatan yaitu Kecamatan Tejakula, Kubutambanan, Sawan, Buleleng, Banjar, Seririrt, Busungbiu, sert Gerokgak. Berdasarkan tabel 3 terdapat tiga kecamatan sebagai sentral penghasil anggur di Kabupaten Buleleng yaitu Kecamatan Banjar, Kecamatan Seririt, Kecamatan Gerokgak. Kecamatan Seririt merupakan salah satu penghasil anggur terbesar. Berdasarkan pada tahun 2016 hingga 2021 produksi mengalami fluktuasi. Pada tahun 2017, produksi anggur mengalami peningkatan sebesar 60%

dari tahun sebelumnya dan terjadi penurunan produksi di tahun 2018 sebesar

(22)

20

24,37%. Pada tahun 2019 terjadi peningkatan produksi kembali namun dari tahun 2020 hingga 2021 terjadi penurunan produksi anggur sebesar 26,3%.

Hasil data berdasarkan Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng perkembangan harga rata-rata anggur hitam enam tahun terakhir di tiga kecamatan berbeda-beda khususnya Kecamatan Seririt dari tahun 2016 Rp. 8.375/Kg, pada tahun 2017 Rp. 7.750/Kg, pada tahun 2018 Rp. 6.375/Kg, pada tahun 2019 Rp.

7.125/Kg, pada tahun 2020 Rp. 9.000/Kg, serta pada tahun. 2021 Rp. 8.000/Kg (Lampiran 2). Penurunan harga anggur hitam ini terjadi karena musim panen bersamaan dengan panen raya dan berdampak pada pendapatan usahatani anggur.

Pendapatan yang diperhitungkan ialah pendapatan usahatani anggur hitam.

Pendapatan usahatani diperhitungkan sebagai selisih dari total penerimaan dengan total biaya produksi, yang mana pendapatan usahatani ini dipergunakan untuk mengukur biaya yang dikeluarkan atas imbalan serta penerimaan dari pengunaan faktor-faktor produksi. Keberhasilan usahatani mampu diukur dari tingkat pendapatan yang diperoleh. Jika penerimaan yang diterima lebih besar daripada biaya yang keluar semasa proses produksi maka usahatani anggur hitam dikatakan berhasil sehingga usahatani anggur hitam menjadikan sumber pendapatan untuk petani dan mampu meningkatkan pendapatan usahatani anggur hitam.

Sebagian besar pendapatan para petani di Kecamatan Seririt berasal dari budidaya anggur. Keadaan yang terjadi di kalangan petani ialah luas lahan untuk budidaya anggur selalu mengalami perubahan, hal ini berpengaruh terhadap jumlah produksi anggur. Seiring berjalannya perubahan juga akan berpengaruh terhadap pendapatan petani yang berubah, semakin beragamnya jumlah produksi semakin banyak juga pendapatan yang didapatkan petani. Selanjutnya, semakin

(23)

21

menurun jumlah produksi semakin menurun juga pendapatan yang diperoleh petani. Tetapi, besarnya jumlah produksi suatu komoditas yang didapatkan per satuan luas belum berarti mampu menjamin tingginya pendapatan usahatani yang dipengaruhi oleh harga yang diterima petani serta biaya-biaya input usahatani.

Sehingga besarnya produksi belum menjamin besarnya tingkat pendapatan.

Produksi dan luas lahan tertinggi di Kecamatan seririt ialah Desa Kalianget maka jenis varietas yang digunakan ialah varietas Vitis Vinivera Var. Alphonso untuk budidaya tanaman anggur. Usaha yang dilakukan untuk meningkatkan produksi pertanian ialah dengan cara mengembangkan luas panen, bibit yang berkualias, cara tanam dan pemeliharaan. Disamping itu jika sistem budidaya usahatani yang benar serta efisien mampu meningkatkan produksi ataupun pendapatan usahatani (Maria, 2017).

Petani pelaksana menginginkan produksi yang semakin besar untuk mendapatkan pendapatan yang besar. Dalam penggunaan tenaga, modal serta sarana produksi digunakan untuk cara memperoleh produksi yang diinginkan.

Usahatani yang berhasil jika usahatani tersebuh mampu mencukupi kewajibannya dalam membayar bunga modal, alat yang dipergunakan, upah tenaga kerja, dan sarana produksi lainnya (Suratiyah, 2015). Seperti halnya penerimaan memiliki hubungan dengan hasil produksi usahatani, tetapi produksi yang didapatkan ditentukan dengan keahlian seseorang dalam mengolah penggunaan faktor produksi yang mendukung usahatani yaitu tanah, tenaga kerja, modal (biaya benih, biaya pupuk, serta obat-obatan) dan manajemen.

Faktor produksi seperti luas lahan, modal terus diupayakan peningkatannya sehingga mempunyai dampak yang positif terhadap pendapatan petani anggur

(24)

22

hitam. Jika faktor tersebut ditambahkan maka biaya yang dikeluarkan juga bertambah dan penerimaan petani harus tetap dapat meningkat artinya penerimaan yang diperoleh harus lebih besar dari biaya yang dikeluarkan untuk membeli input. Harga anggur hitam juga mempengaruhi pendapatan dan keuntungan petani, semakin tinggi harga maka akan semakin tinggi pula pendapatan dan keuntungan petani. Apabila harga rendah maka pendapatan dan keuntungan petani juga akan rendah.

Salah satu semangat petani berasal dari pendapatan baik nilainya besar ataupun kecil yang petani peroleh. Semakin besar pendapatan yang didapatkan semakin semangat petani untuk melakukan usahatani tersebut. Jika semakin kecil pendapatan yang diperoleh semakin malas petani untuk melakukan usahatani tersebut. Untuk memperoleh pendapatan maksimum petani harus mampu meningkatkan produksi serta mampu menekan biaya produksi. Maka dari itu, petani harus mampu menyediakan input usahatani yang efisien.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan anggur di Desa Kalianget Kecamatan Seririt Kabupaten Buleleng mendorong penulis untuk melakukan penelitian dengan judul ‘’Analisis Pendapatan Usahatani Anggur Hitam Di Desa Kalianget Kecamatan Seririt Kabupaten Buleleng.’’

1.2 Rumusan Masalah

Usahatani produktif ialah usahatani yang memiliki produktivitas yang tinggi. Produktivitas dipengaruhi oleh konsep efisiensi dengan efisiensi lahan.

Dalam usahatani perlu diterapkan penggunaan input produksi secara efektif dan efisien sehingga petani mampu memperoleh keuntungan yang maksimal. Analisis

(25)

23

usahatani perlu dilakukan untuk mengetahui tingkat pencapaian atau manajemen petani.

Di Indonesia terdapat beberapa jenis anggur salah satunya anggur hitam yang dapat dibudiyakan masyarakat untuk tujuan komersial. Tanaman anggur hitam ini sangat banyak ditemukan di Provinsi Bali dikarenakan syarat tumbuh tanaman anggur hitam sangat cocok dengan kondisi iklim di Bali. Sehingga masyarakat Bali khususnya Kabupaten Buleleng mengembangkan tanaman anggur hitam ini untuk memenuhi kebutuhan hidupnya ataupun menjadi sumber pendapatan.

Kabupaten Buleleng merupakan daerah yang mengembangkan tanaman anggur hitam yang dapat ditemukan di tiga kecamatan yaitu, Kecamatan Seririt, Kecamatan Banjar, serta Kecamatan Gerokgak. Pengembangan usahatani anggur ini ditujukan untuk dipasarkan, diolah menjadi wine, serta jus. Sebagain besar petani di Kabupaten Buleleng mengembangkan usaha ini untuk komoditas utama dalam menunjang perekonomian keluarga disamping tanaman pangan serta holtikultura. Sehingga sampai saat ini, tanaman anggur hitam ini menjadi komoditas strategis unggulan daerah dan berjalan sampai dengan saat ini.

Pendapatan usahatani anggur hitam dipengaruhi oleh tingkat produksi yang dihasilkan dalam musim tanam yang dikalikan dengan harga produksi serta dikurangi dengan total biaya produksi. Faktor-faktor tersebut mempengaruhi pendapatan usahatani anggur hitam dari petani. Tingkat produksi dipengaruhi oleh cara petani dalam melakukan usahatani anggur hitam, harga produksi dipengaruhi oleh kualitas produksi serta kondisi dipengaruhi oleh kualitas produksi dan

(26)

24

kondisi pasar, sedangkan biaya produksi dipengaruhi oleh jumlah produksi dan lamanya waktu produksi.

Analisis pendapatan memiliki manfaat untuk petani ataupun pemilik faktor produksi. Analisis pendapatan usahatani dipergunakan sebagai mendesain keadaan saat ini usahatani serta kegiatan usahatani yang akan datang mulai perencanaan ataupun perlakuan. Selain itu, analisis pendapatan memberi manfaat untuk mengukur keberhasilan usahataninya. Sehingga diharapkan pula mendapatkan keuntungan dari usahatani yang diusahakannya. Penelitian ini diinginkan mampu meningkatkan produktivitas usahatani anggur hitam melalui pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani anggur hitam.

Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah yang akan dikaji adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana gambaran usahatani anggur hitam di Desa Kalianget Kecamatan Seririt Kabupaten Buleleng?

2. Berapa besar pendapatan usahatani anggur hitam di Desa Kalianget Kecamatan Seririt Kabupaten Buleleng ?

3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pendapatan usahatani anggur hitam di Desa Kalianget Kecamatan Seririt Kabupaten Buleleng?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan dengan rumusan masalah diatas tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan gambaran usahatani anggur hitam di Desa Kalianget Kecamatan Seririt Kabupaten Buleleng

(27)

25

2. Menganalisis seberapa besar pendapatan pada usahatani anggur hitam di Desa Kalianget Kecamatan Seririt Kabupaten Buleleng.

3. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani anggur hitam di Desa Kalianget Kecamatan Seririt Kabupaten Buleleng.

1.4 Manfaat Penelitian

Penulis harapkan manfaat dari penelitian ini ialah sebagai berikut:

1. Peneliti berharap penelitian ini mampu menambah wawasan ilmu pengetahuan serta sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar strata 1 Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Jambi.

2. Bagi pembaca dapat menjadi tambahan informasi, pengetahuan, dan wawasan serta untuk pertimbangan bagi pihak yang melakukan penelitian selanjutnya mengenai analisis pendapatan usahatani.

3. Bagi petani mampu menjadi bahan pertimbangan untuk pengambilan kebijakan dalam usahatani anggur hitam.

(28)

26

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Usahatani

Usahatani ialah kegiatan seluruh pengorganisasian faktor-faktor produksi mulai dari alam, modal, tenaga kerja, serta pengelolaan yang diusahakan seorang atau sekelompok orang tujuan menghasilkan output yang telah memenuhi kebutuhan keluarga maupun orang lain dengan tujuan mencari keuntungan.

Umumnya usahatani di Indonesia merupakan yang berlahan sempit, pengetahuan yang masih kurang serta modal yang relatif sedikit yang akan mengakibatkan pendapatan usahatani yang rendah (Rahardjo, 2001).

Menurut Hernanto (1991) ialah usahatani berfungsi untuk organisasi dari alam modal serta kerja tujuannya terhadap produksi dalam lapangan pertanian.

Ketataletaknya organisasi ini berdiri sendiri yang usahanya sengaja diusahakan oleh seorang ataupun sekelompok orang untuk pengelolaannya. Organisasi usahatani merupakan usahanya harus ada yang memimpin dan ada yang dipimpin.

Petani yang mengorganisir keluarganya dan faktor-faktor produksi dapat dikuasai yang diorganisir.

Usahatani merupakan ilmu yang mengajarkan bagaimana petani mampu mengusahakan, menentukan, serta mengkoordinasikan dengan menggunakan faktor-faktor produksi secara produktif, seefisien sehingga memberikan manfaat yang baik dan memberikan pendapatan yang besar bagi petani (Suratiyah, 2015).

2.2 Usahatani Anggur (Vitis Vinifera L. Var. Alphonso)

Tanaman anggur adalah tanaman sub tropis yang telah beradaptasi di Indonesia sejak tahun 1880. Anggur sebagai salah satu buah-buahan yang disukai

(29)

27

banyak konsumen baik dalam bentuk olahan maupun buah yang segar. Tanaman anggur sudah cukup lama diusahakan oleh petani Indonesia terutama di daerah Jawa Timur sejak tahun 1882 (Winarno, 1991).

Anggur mampu tumbuh serta dibudidayakan di daerah tropis, subtropis dan dingin. Tanaman anggur pertama kali tumbuh di dataran amerika utara, eropa, islandia, daerah dingin dekat Kutub Utara Greenland, dan menyebar ke asia khususnya Indonesia. Di Indonesia, anggur lokal dipandang sebagai tanaman yang bernilai komersial. Dua jenis anggur yang dikenal di Indonesia merupakan Vitis vinefera dan Vitis labrusca dimana masyarakat Indonesia mengenal dengan

anggur hitam, anggur merah, serta anggur putih (Setiadi, 2005).

Anggur tidak seperti tanaman-tanaman lain, karena anggur membutuhkan kemarau panjang yang berkisar 4 sampai 7 bulan untuk bisa tumbuh dengan baik serta intensitas cahaya matahari yang baik. Curah hujan untuk tanaman yang diperlukan 800 mm per tahun saja. Maka dari itu, penyiraman yang cukup tinggi mampu mengganggu pembuahan. Suhu untuk tumbuh maksimal adalah 31 derajat celcius dan suhu minimum adalah 23 derajat celcius dengan kelembapan udara berkisar antara 75-80 persen (Rukmana, 1999).

Perawatan tanaman buah anggur membutuhkan awal modal yang cukup, tinggi serta padat, karya, dimulai dari pemangkasan, penjarangan buah, pemupukan, pemanenan. Apabila kegiatan dilakukan secara intensif serta menggunakan teknologi budidaya yang benar maka usahatani anggur akan cukup menguntungkan bisa mencapai produktivitas setiap pohon kisaran 10 sampai 20 kilogram dan 2 sampai 3 kali panen setiap tahun. Sehingga dapat dikatakan bahwa

(30)

28

buah anggur merupakan salah satu komoditas buah-buahan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan menguntungkan (Sumarsono et al. 2009).

Anggur memiki rasa yang segar, manis dan memiliki banyak manfaat seperti sumber antioksidan, penghambat penuan, sumber kalium yang manfaatnya mencegah penyakit infeksi seperti influenza dan mengontrol tekanan darah, Anggur juga diolah menjadi minuman wine merupakan produk fermentasi buah anggur, dikeringkan untuk diolah menjadi kismis serta keperluan industri jeli dan selai. Anggur merupakan buah yang memiki banyak gizi yang luar biasa, setiap 100g anggur paling tidak 25 komponen gizi yang dibutuhkan oleh tubuh diantaranya Kalsium, Kalium, Vitamin A, Vitamin C, dan Thiamin (Sauri, 1991).

Teknik budidaya anggur yang benar sabagai berikut :

Teknik budidaya anggur dimulai dari pengolahan lahan, pembuatan rambatan tanaman anggur, pemeliharaan, pemangkasan, penjarangan buah, dan pemanenan. Berikut penjelasannya :

1. Pengolahan lahan terdiri dari persiapan dengan menentukan lokasi tanam, pola tanam, mengatur jarak tanam, membuat lubang tanam, menyiapkan pupuk kendang yang diperlukan sesuai dosis dan jumlah tanaman.

2. Pembuatan rambatan tanaman anggur terdiri dari pembuatan para- para/pergola dan pembuatan kniffen (pagar).

3. Pemeliharaan tanaman anggur terdiri dari pengairan, pemupukan.

4. Pemangkasan. Ada dua tipe pemangkasan yaitu pemangkasan bentuk dan pemangkasan pembuahan.

(31)

29

5. Penjarangan buah. Penjarangan dilakukan dalam dua tahap, tahap pertama saat umur tanaman satu bulan setelah pembungaan ketika buah masih sebesar kedelai ± 30-40 % dan saat buah sebesar jagung ±20-30 %.

6. Pemanenan. Umur panen buah anggur tegantung dari varietas yang ditanam biasanya berkisar antara 95-125 hari untuk sekali panen. Panen dilakukan dalam cuaca cerah di pagi hari setelah embun yang menempel pada permukaan buah yang sudah menguap. dengan menggunakan gunting pangkas secara hati-hati. Pemetikan buah anggur dilakukan dengan cara memangkas tangkai tandan buahnya dengan menggunakan gunting pangkas yang tajam dan bersih. Selanjutnya buah yang sudah dipetik langsung dimasukkan kedalam keranjang palstik kemudian dikumpulkan di tempat yang teduh.

2.3 Pendapatan Usahatani

Semua hak milik petani merupakan pendapatan usahatani dengan nilai uang biasanya dikenal assets atau resources. Pendapatan petani yang dilakukan untuk kebutuhan analisa terdapat empat unsur yaitu penerimaan usahatani, rata-rata inventaris, pengeluaran usahatani, penerimaan dari berbagai sumber. Dimana keadaan rata-rata inventaris ialah nilai inventaris awal dan akhir dibagi dua (Hernanto, 1991).

Pendapatan ialah salah satu indikator yang mana tujuannya mengukir kesejahteraan masyarakat ataupun seorang, sehingga menggambarkan kemajuan ekonomi terhadap masyarakat. Pendapatan individu merupakan diterima oleh seluruh rumah tangga dalam perekonomian dari pembayaran faktor-faktor produksi yang dimiliki ataupun sumber lain. Pendapatan merupakan periode

(32)

30

tertentu yang kegiatan usahanya untuk memperoleh keuntungan berupa uang yang diterima dari penjualan produk yang telah dikurangi oleh biaya yang dikeluarkan (Sukirno, 2010).

Pendapatan usahatani menggunakan dua unsur yaitu unsur permintaan serta unsur pengeluaran dari usahatani tersebut. Penerimaan merupakan hasil perkalian jumlah produk total serta satuan harga jual, dan pengeluaran ataupun biaya yang digunakan sebagai nilai penggunaan sarana produksi serta yang lain- lain dikeluarkan selama proses produksi. Produksi berkaitan dengan penerimaan serta biaya produksi, penerimaan didapatkan petani karena harus dikurangi dengan biaya produksi yaitu keseluruhan biaya yang digunakan selama proses produksi (Suratiyah, 2015).

Pendapatan bersih petani didapatkan dengan rumus dibawah ini : Pendapatan = TR – TC

TR = Py . Y TC = VC + FC Dimana:

Pd = Pendapatan usahatani TR = Total Penerimaan (Rp) TC = Total Biaya (Rp)

Py = Harga per satuan hasil produksi (Rp) Y = Jumlah produksi (Rp)

VC = Biaya variabel (Rp) FC = Biaya tetap (Rp)

(33)

31 2.3.1 Penerimaan Usahatani

Menurut Tuwo (2011), penerimaan usahatani merupakan yang diterima dari sumber usahatani yang telah meliputi dari hasil penjualan tanaman, ternak, produk yang terjual, produk yang langsung dikomsumsi konsumen, kenaikan nilai inventaris, untuk itu penerimaan usahatani memiliki berbagai bentuk penerimaan usahatani.

Fungsi dari jumlah barang merupakan hasil kali jumlah barang dengan barang per unit ataupun penerimaan total. Maka dari itu, didalam konsep biaya, konsep penerimaan dikenal dengan rata-rata marjin. Penerimaan rata-rata atau everage revenue merupakan penerimaan yang didapatkan dari per unit barang.

Yang mana hasil bagi penerimaan total dalam jumlah barang penerimaan marjin atau marjin revenue (MR) yang artinya penerimaan tambahan yang didapatkan setiap tambahan satu unit yang telah terjual (Soeharni, 2010).

2.3.2 Biaya Usahatani

Biaya ialah hal yang dikorbankan di dalam proses produksi yang awal berbentuk fisik ditukarkan dengan uang. Biaya juga dapat dihitung dengan cara kuantitatif ataupun pengorbanan yang dapat diduga sebelumnya. Secara ekonomis tidak bisa dipisahkan serta berkaitan dengan proses produksi. hal tersebut tidak ditemukan disebut kerugian (Hermanto,1991 ).

Menurut Hernanto (1998), biaya usahatani terdiri dari biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan. Biaya tunai merupakan biaya yang dikeluarkan secara tunai berupa biaya pemakaian pupuk, obat-obatan, dan tenaga kerja luar keluarga.

Sedangkan biaya yang diperhitungkan berupa biaya yang tidak termasuk ke dalam biaya tunai tetapi diperhitungkan dalam kegiatan usahatani seperti biaya untuk tenaga kerja dalam keluarga.

(34)

32

Menurut Soekartawi (2002 ) biaya usahatani yang merupakan pengeluaran yang diperuntukkan untuk usahatani. Biaya usahatani terbagi mejadi dua sebagai berikut :

a. Biaya Tetap

Biaya tetap ialah biayanya selalu tetap terhadap jumlahnya, serta selalu dipergunakan walau mengeluarkan produksi yang sedikit ataupun banyak.

Sehingga besarnya biaya tetap tidak berkaitan dengan besar ataupun kecilnya produksi yang didapatkan. Semakin besar volume kegiatan maka akan semakin rendah biaya satuan maka sifatnya berbanding lurus antara volume kegiatan dan biaya. Contoh biaya tetap (alat-alat pertanian yang digunakan, pajak serta iuran irigasi ).

Penyusutan alat = (Biaya beli – Nilai sisa) / Umur ekonomis b. Biaya Tidak Tetap atau Variabel

Biaya variabel ataupun biaya tidak tetap yang mana biayanya terpengaruhi oleh produksi yang didapatkan. Maka sifatnya volume kegiatan antara jumlah total biaya berbanding lurus, semakin tinggi volume kegiatan semakin tinggi jumlah total biaya variabel yang dikeluarkan begitu juga sebaliknnya. Contoh biaya variabel biaya sarana produksi yang digunakan.

2.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani Anggur Menurut Suratiyah. (2015) faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya biaya dan pendapatan terdiri atas faktor internal serta faktor eksternal. Faktor internal terdiri atas umur petaninya, pendidikannya, jumlah tenaga kerjanya, modal serta luas lahannya, dan faktor eksternal terdiri atas faktor produksi (input) serta produksi (output).

(35)

33

Faktor internal dan faktor eksternal saling berpengaruh terhadap biaya usahatani serta pendapatan usahatani. Jika dilihat sudut pandang umur bertambah tua umur petani bertambah pula pengalaman sehingga dan pada akhirnya akan baik dalam mengelola usahataninya. Tetapi,di sisi lain bertambah tua umur akan berkurang kekuatan fisik dan akan memerlukan bantuan tenaga kerja dari yang lain seperti keluarga maupun non keluarga. Pendidikan juga penting khususnya dalam pendidikan non formal seperti pelatihan untuk kelompok tani, penyuluhan, demplot serta studi banding akan membuka wawasan petani, semakin meningkatkan pengalaman serta keterampilan petani untuk mengelola usahataninya. Hal tersebut keharusan paling penting dikarenakan petani pendidikan formal masih sedikit.

Sedikit banyaknya tenaga kerja di keluarga mempengaruhi biaya.

bertambah banyaknya tenaga kerja dalam keluarga maka semakin sedikit biaya yang dikeluarkan untuk upah tenaga kerja luar keluarga. Tetapi, semua kondisi tak berlaku sama dengan hal tersebut. Ada juga kerja ataupun aktivitas yang mengejar waktu sehubung dengan iklim sehingga akan membutuhkan bantuan tenaga kerja dari luar yang mengharuskan untuk keluarnya biaya.

Petani yang berlahan sempit biasanya tenaga kerja keluarga yang mampu menyiapkan kegiatan usahataninya tanpa harus mengeluarkan biaya upah tenaga kerja dari luar. Maka dari itu, biaya per usahatani semakin sedikit. Tetapi, jika garapan lahan besar tidak bisa dipastikan tenaga kerja keluarga dapat menyelesaikannya. Dengan demikian karena adanya faktor-faktor musim serta tanam bersama-sama sehingga semua kegiatan usahatani harus diselesaikan

(36)

34

dengan tepat waktu yang membutuhkan tenaga kerja luar keluarga. Maka biaya usahatani akan besar dikarenakan upah untuk tenga kerja luar keluarga.

Modal berhubungan langsung dengan peran petani sebagai manajer serta juru tani dalam mengelola usahataninya. Jenis komoditas yang diusahakan tergantung modal dikarenakan ada komoditas yang padat modal hingga memerlukan biaya yang lumayan besar untuk diusahakan. Dengan hal yang sama sebarapa besar tingkat penggunaan faktor produksi tergantung terhadap modal yang ada. Sebagai juru tani harus tahu persis mana faktor-faktor produksi yang dipentingkan. Maka dari itu, petani sebagai manajer tidak mampu menyediakan dana maka terpaksa penggunaan faktor produksi tidak sejalan dengan ketentuan yang seharusnnya. Maka dari itu, mengakibatkan produktivitas menurun dan pendapatan menurun.

Faktor eksternal dari segi faktor produksi (input) terbagi menjadi dua yakni harga serta ketersediaan. Berbeda dengan faktor internal yang biasanya dihadapi oleh petani. Faktor harga serta ketersediaan faktor produksi benar-benar tidak mampu diatasi oleh petani yang individu berapapun dana yang disediakan.

Tapi, jika faktor produksi seperti pupuk sulit ditemukan di pasaran akhirnya petani akan mengurangi penggunaan. faktor produksi. Selanjutnya, bila harga pupuk meningkat dan melampaui batas maka akan berpengaruh terhadap biaya, produktivitas, serta pendapatan dari usahatani.

Selanjutnya jika dilihat sudut pandang produksi (output), bila permintaan produksi semakin besar sehingga harga pada tingkat petani juga besar maka pada biaya yang sama petani juga mendapatkan pendapatan yang besar. Namun, bila

(37)

35

petani mampu menambah produksi tetapi harga turun maka pendapatan juga menurun.

Berdasarkan penelitian terdahulu oleh Thresia W pada tahun (2017) sudah meneliti tentang “Analisis Pendapatan Usahatani Kedelai di Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur Kota Jambi. Dalam penelitian ini faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan petani kedelai yang diambil yakni luas lahan, modal, biaya tenaga kerja, biaya pupuk serta biaya obat-obatan.

2.4.1 Biaya Sewa Lahan

Sewa lahan merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membayar sewa lahan dihitung dalam rupiah (Rp) per hektar per tahun. Lahan didalam ruang lingkup usatahatani merupakan faktor produksi karena lahan dijadikannya sebagai wadah untuk kegiatan produksi. Lahan sifatnya relatif langka jika dibandingkan dengan faktor-faktor produksi lain dikarenakan luas yang relatif tetap, distribusi pada masyarakat tidak merata, serta kepemilikan dapat dan tidak dapat dipindah tangankan.karena hal tersebut, selain untuk faktor produksi usahatani, lahan ataupun tanah juga menjadi sebagai pokok modal usahatani (Saeri, 2018).

Lahan pertanian dengan arti tanah yang dijadikan sebagai usahatani untuk berusaha seperti tegal, sawah, serta pekarangan. Untuk tanah pertanian merupakan tanah yang belum tentu dipakai untuk usahatani dengan begitu tanah pertanian lebih besar dibandingkan lahan pertanian (Soekartawi, 2003).

luas lahan usahatani merupakan luas lahan yang dimiliki petani serta luas lahan garapan yang dikelola oleh petani beserta keluargannya yang dinyatakan didalam satuan hektar. Menurut Mubyarto (1989) luas lahan garapan terpengaruh terhadap petani didalam adopsi teknik serta teknologi budidaya, yang dimana

(38)

36

petani yang memiliki lahan sempit cenderung usaha untuk meningkatkan produktivitasnya dengan cara menggunkan teknologi baru serta teknik.

2.4.2 Biaya Pupuk

Pemupukan sangat penting dalam menunjang produksi khususnya buah anggur. Proses pemupukan tujuan pemberian zat untuk memenuhi kebutuhan tanaman sehingga menambah kesuburan tanah (Sugiharto,1992). Pupuk merupakan bahan yang diberikan ke tanah baik organik mapun anorganik serta mengganti unsur hara yang hilang. Tujuan pengunaan pupuk ialah meningkatkan produksi dari tanaman. Pupuk organik merupakan sisa-sisa dari penguraian tanaman dan tumbuhan. Sedangkan anorganik merupakan pupuk buatan yang biasanya dari hasil pabrik yang mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman (Sutejo 1994).

Di Indonesia, petani sudah mengenal pupuk sejak lama, mereka mengenal pupuk sebelum Revolusi Hijau melanda pertanian Indonesia. Berikut aneka pupuk:

a. Pupuk Alami

Pupuk alami yaitu pupuk yang diperoleh langsung dari alam, seperti pupuk fosfat alam dan pupuk organik. Pupuk phosfat alam biasanya diperoleh dari tanah yang banyak mengandung unsur fosfat.

Pupuk organik berasal dari pelapukan sisa-sisa makhaluk hidup seperti tumbuhan, hewan, kotoran manusia dan hewan. Pupuk ini biasanya merupakan pupuk lengkap karena mengandung semua unsur walaupun dalm jumlah kecil.

Namum pupuk organik lebih unggul karena beberapa alasan yaitu: (1) memperbaiki struktur tanah, bahan organik dapat menggabungkan partikel atau

(39)

37

butiran tanah menjadi partikel yang lebih besar sehingga membuat tanah menjadi gembur. (2) meningkatkan penyerapan air tanah. Pupuk organik dapat dikombinasikan dengan air lebih lama dan memperbaiki kondisi kehidupan di tanah. Mikroorganisme dalam tanah sangat penting untuk mengubah bahan organik. Dengan adanya pupuk organik maka mikrostruktur akan aktif membusuknya, sehinnga pupuk organik lebih mudah diserap tanaman. (3) Sumber pangan tumbuhan, meskipun mengandung sedikit pupuk organik, namun mengandung unsur yang lengkap.

b. Pupuk Buatan

Pupuk buatan yaitu pupuk milenial yang diproduksi oleh pabrik. Pupuk ini tidak didapat dari alam, melainkan hasil pabrik jamu. Keunggulan pupuk buatan terletak pada ketetapan produksi hara karena disesuaikan dengan kebutuhan tanaman, sedangkan pupuk buatan mudah ditemukan karena jumlahnya banyak.

Beberapa jenis pupuk buatan dapat langsung digunakan sehingga menghemat waktu. Selain kelebihannya ada kekurangan lainnya yaitu tidak semua pupuk buatan mengandung unsur yang lengkap, dan penggunaan pupuk buatan harus memenuhi takaran yang dianjurkan. Jika berlebihan dapat menyebabkan kematian tanaman. Pemberian pupuk buatan secara terus-menerus dapat berdampak buruk pada kondisi tanah, tanah akan cepat kering dan menjadi asam serta sulit untuk menyerap air.

2.4.3 Biaya Obat-obatan

Obat-obatan ataupun pestisida merupakan hal yang penting untuk menanggulangi hama serta penyakit pada tanaman agar menghasilkan produksi yang tinggi. Pestisida penting dalam usahatani proses usahanya. Pencegahan hama

(40)

38

serta penyakit penting untuk tanaman. Sehingga penggunaan pestisida akan mengurangi hama yang menyerang pada tanaman.

2.4.4 Biaya Tenaga Kerja

Tenaga kerja ialah faktor produksi yang penting perilaku diperhitungkan pada proses produksi dengan jumlah yang cukup tidak hanya dari tersedianya tenaga kerja tapi kualitas dan macam tenaga kerja harus diperhitungkan (Soekartawi, 2003). Untuk semua kegiatan usahatani pasti memerlukan tenaga kerja. Besar kecilnya usaha akan dipengaruhi oleh tenaga kerja yang dibutuhkan serta diperlukan. Didalam analisis ketenagakerjaan dibedakan atas tenga kerja pria, wanita, ternak, mesin serta anak-anak. Ukuran tenaga kerja disebut hari kerja setara pria (HKSP) (Soetriono,2003).

2.5 Unit Output Price (UOP)

Jika menggunakan fungsi pendapatan ataupun agar terbebas dari uji asumsi klasik maka dilakukan analisis regresi linier berganda (multiple regression) cobb- douglas Unit Output Price (UOP) merupakan fungsi yang melibatkan harga produksi serta harga faktor produksi. Menurut Soekartawi (1990) untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani anggur dilakukan analisis regresi linier berganda menggunakan fungsi pendapatan dengan bentuk Unit Output Price (UOP) yang telah dinormalkan dibawah ini :

Inπ*=InA+β1InX*1 + β2InX*2 + β3InX*3 + β4InX*4 + β5InX*5 + + β6InX*6 + u Dimana :

Inπ*= Rasio Pendapatan usahatani anggur yang “dinormalkan’’ dengan harga produksi

InA = Intercept

(41)

39

X1* = Rasio Sewa Lahan yang “dinormalkan’’ dengan harga produksi (Rp) X2* =Rasio biaya pupuk Urea yang “dinormalkan’’ dengan harga produksi (Rp) X3* = Rasio biaya pupuk NPK yang “dinormalkan’’ dengan harga produksi (Rp) X4*=Rasio biaya pupuk Organik yang “dinormalkan’’dengan harga produksi (Rp) X5* =Rasio biaya Obat-obatan yang “dinormalkan’’ dengan harga produksi (Rp) X6* =Rasio biaya Tenaga Kerja yang “dinormalkan’’ dengan harga produksi (Rp) U = Kesalahan

β16 =Parameter variabel penduga

2.6 Penelitian Terdahulu

Penelitian dilakukan oleh Thresia W (2017) dengan judul penelitain Analisis Pendapatan Usahatani Kedelai di Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur Kota Jambi. Tujuan penelitian untuk mengetahui besarnya pendapatan dan mengetahui faktor yang mempengaruhi pendapatan usahatani kedelai. Metode analisis fungsi keuntungan dengan UOP (Unit Output Price ). Jumlah responden 75 sampel. Dengan hasil penelitian pendapatan petani kedelai sebesar Rp.

5.739.253/ha/MT dengan penerimaan (TR) Rp. 12.878.533/ha/MT dan biaya (TC). sebesar Rp. 7.139.280 dengan faktor yang mempengaruhi pendapatan secara bersama-sama terhadap pendapatan usahatani kedelai. Secara parsial hasil regresi diperoleh bahwa penggunaan faktor benih, obat-obatan, dan luas lahan berpengaruh signifikan terhadap usahatani sedangkan pupuk serta tenaga kerja tidak berpengaruh terhadap pendapatan usahatani kedelai.

Penelitian yang dilakukan oleh Fitria (2018) dalam jurnal dengan judul Analisis Pendapatan Usahatani Wortel di Desa Suban Ayam Kecamatan Selupu Rejang Kabupaten Rejang Lebong. Dengan tujuan untuk mengetahui berapa besar

(42)

40

pendapatan usahatani wortel di daerah penelitian serta mengetahui pengaruh umur, luas lahan, jumlah tanggungan keluarga serta tingkat pendidikan terhadap pendapatan usahatani wortel. Dengan jumlah responden 35 petani. Dengan metode analisis biaya usahatani, penerimaan, dan pendapatan. Dengan hasil penelitian dengan jumlah pendapaatn Rp. 3.928.380,80,-/Ut, hal ini penerimaan petani menutupi semua biaya yang dkeluarkan selama kegiatan produksi. Luas lahan, umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan keluarga secara bersamaan berpengaruh nyata terhadap usahatani wortel serta secara parsial yang berpengaruh nyata ialah luas lahan, umur serta jumlah tanggungan keluarga.

Penelitian dilakukan oleh Fadhilah et all (2021) dalam jurnal dengan judul penelitian Analisis Pendapatan Petani Usahatani Manggis di Desa Simpang Sugiran Kecamatan Guguak Kabupaten Lima Puluh Kota Padang. Dengan jumlah responden 47 orang. Menggunakan metode desain kuantatif dan teknik penelitian metode survei. Tujuan penelitian menganalisis pendapatan usahatani manggis di Desa Sugiran. Dengan hasil penelitian pendapatan sebesar Rp. 1.508.207 per pohon sedangkan untuk R/C nilai 5,92 yang artinnya usahatani menguntungkan.

Penelitian dilakukan oleh Dewi et al (2020) dengan judul penelitian Faktor- faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani Tomat Desa Buahan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Dengan jumlah responden 40 petani.

Metode yang digunakan purposive sampling serta analisis data kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian ini bahwa usahatani tomat di Desa Buahan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli dapat meningkatkan pendapatan petani dengan tingkat pendapatan petani sebesar Rp. 2.563.275, besarnya nilai R/C rato

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi perubahan tata guna lahan di Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, Bali antara tahun 2005 dan 2014 serta

1) Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi bawang merah di Desa Sumberkledung Kecamatan Tegalsiwalan Kabupaten Probolinggo adalah penggunaan lahan

6 di beri judul Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “ Bagaimana

MIPA Universitas Udayana IDENTITAS GENETIK KETURUNAN SOROH PANDE DI KECAMATAN SERIRIT, BULELENG BERDASARKAN DNA MIKROSATELIT KROMOSOM Y.. I Wayan Arya Mahardika, I Ketut

Berdasarkan rumus diatas jumlah sampel (n) yang diambil dalam penelitian mengenai analisis pendapatan usahatani di Desa Talaga Kecamatan Dampelas Kabupaten

Berdasarkan latar belakang tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) pendapatan usahatani tembakau Maesan 2 di Desa Gunungsari Kecamatan Maesan

Untuk menganalisis faktor-faktor produksi apa saja yang mempengaruhi pendapatan petani karet di Desa Rimba Alai Kecamatan Banyuasin 3 Kabupaten Banyuasin..

25.549.766,67 dalam satu kali panen dan adapun, Faktor internal yang mempengaruhi peningkatan pendapatan usahatani lada pada Desa Kadinge Kecematan Baraka yang