• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan

32

Menurut Soekartawi (2002 ) biaya usahatani yang merupakan pengeluaran yang diperuntukkan untuk usahatani. Biaya usahatani terbagi mejadi dua sebagai berikut :

a. Biaya Tetap

Biaya tetap ialah biayanya selalu tetap terhadap jumlahnya, serta selalu dipergunakan walau mengeluarkan produksi yang sedikit ataupun banyak.

Sehingga besarnya biaya tetap tidak berkaitan dengan besar ataupun kecilnya produksi yang didapatkan. Semakin besar volume kegiatan maka akan semakin rendah biaya satuan maka sifatnya berbanding lurus antara volume kegiatan dan biaya. Contoh biaya tetap (alat-alat pertanian yang digunakan, pajak serta iuran irigasi ).

Penyusutan alat = (Biaya beli – Nilai sisa) / Umur ekonomis b. Biaya Tidak Tetap atau Variabel

Biaya variabel ataupun biaya tidak tetap yang mana biayanya terpengaruhi oleh produksi yang didapatkan. Maka sifatnya volume kegiatan antara jumlah total biaya berbanding lurus, semakin tinggi volume kegiatan semakin tinggi jumlah total biaya variabel yang dikeluarkan begitu juga sebaliknnya. Contoh biaya variabel biaya sarana produksi yang digunakan.

2.4 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Usahatani Anggur

33

Faktor internal dan faktor eksternal saling berpengaruh terhadap biaya usahatani serta pendapatan usahatani. Jika dilihat sudut pandang umur bertambah tua umur petani bertambah pula pengalaman sehingga dan pada akhirnya akan baik dalam mengelola usahataninya. Tetapi,di sisi lain bertambah tua umur akan berkurang kekuatan fisik dan akan memerlukan bantuan tenaga kerja dari yang lain seperti keluarga maupun non keluarga. Pendidikan juga penting khususnya dalam pendidikan non formal seperti pelatihan untuk kelompok tani, penyuluhan, demplot serta studi banding akan membuka wawasan petani, semakin meningkatkan pengalaman serta keterampilan petani untuk mengelola usahataninya. Hal tersebut keharusan paling penting dikarenakan petani pendidikan formal masih sedikit.

Sedikit banyaknya tenaga kerja di keluarga mempengaruhi biaya.

bertambah banyaknya tenaga kerja dalam keluarga maka semakin sedikit biaya yang dikeluarkan untuk upah tenaga kerja luar keluarga. Tetapi, semua kondisi tak berlaku sama dengan hal tersebut. Ada juga kerja ataupun aktivitas yang mengejar waktu sehubung dengan iklim sehingga akan membutuhkan bantuan tenaga kerja dari luar yang mengharuskan untuk keluarnya biaya.

Petani yang berlahan sempit biasanya tenaga kerja keluarga yang mampu menyiapkan kegiatan usahataninya tanpa harus mengeluarkan biaya upah tenaga kerja dari luar. Maka dari itu, biaya per usahatani semakin sedikit. Tetapi, jika garapan lahan besar tidak bisa dipastikan tenaga kerja keluarga dapat menyelesaikannya. Dengan demikian karena adanya faktor-faktor musim serta tanam bersama-sama sehingga semua kegiatan usahatani harus diselesaikan

34

dengan tepat waktu yang membutuhkan tenaga kerja luar keluarga. Maka biaya usahatani akan besar dikarenakan upah untuk tenga kerja luar keluarga.

Modal berhubungan langsung dengan peran petani sebagai manajer serta juru tani dalam mengelola usahataninya. Jenis komoditas yang diusahakan tergantung modal dikarenakan ada komoditas yang padat modal hingga memerlukan biaya yang lumayan besar untuk diusahakan. Dengan hal yang sama sebarapa besar tingkat penggunaan faktor produksi tergantung terhadap modal yang ada. Sebagai juru tani harus tahu persis mana faktor-faktor produksi yang dipentingkan. Maka dari itu, petani sebagai manajer tidak mampu menyediakan dana maka terpaksa penggunaan faktor produksi tidak sejalan dengan ketentuan yang seharusnnya. Maka dari itu, mengakibatkan produktivitas menurun dan pendapatan menurun.

Faktor eksternal dari segi faktor produksi (input) terbagi menjadi dua yakni harga serta ketersediaan. Berbeda dengan faktor internal yang biasanya dihadapi oleh petani. Faktor harga serta ketersediaan faktor produksi benar-benar tidak mampu diatasi oleh petani yang individu berapapun dana yang disediakan.

Tapi, jika faktor produksi seperti pupuk sulit ditemukan di pasaran akhirnya petani akan mengurangi penggunaan. faktor produksi. Selanjutnya, bila harga pupuk meningkat dan melampaui batas maka akan berpengaruh terhadap biaya, produktivitas, serta pendapatan dari usahatani.

Selanjutnya jika dilihat sudut pandang produksi (output), bila permintaan produksi semakin besar sehingga harga pada tingkat petani juga besar maka pada biaya yang sama petani juga mendapatkan pendapatan yang besar. Namun, bila

35

petani mampu menambah produksi tetapi harga turun maka pendapatan juga menurun.

Berdasarkan penelitian terdahulu oleh Thresia W pada tahun (2017) sudah meneliti tentang “Analisis Pendapatan Usahatani Kedelai di Kecamatan Berbak Kabupaten Tanjung Jabung Timur Kota Jambi. Dalam penelitian ini faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan petani kedelai yang diambil yakni luas lahan, modal, biaya tenaga kerja, biaya pupuk serta biaya obat-obatan.

2.4.1 Biaya Sewa Lahan

Sewa lahan merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membayar sewa lahan dihitung dalam rupiah (Rp) per hektar per tahun. Lahan didalam ruang lingkup usatahatani merupakan faktor produksi karena lahan dijadikannya sebagai wadah untuk kegiatan produksi. Lahan sifatnya relatif langka jika dibandingkan dengan faktor-faktor produksi lain dikarenakan luas yang relatif tetap, distribusi pada masyarakat tidak merata, serta kepemilikan dapat dan tidak dapat dipindah tangankan.karena hal tersebut, selain untuk faktor produksi usahatani, lahan ataupun tanah juga menjadi sebagai pokok modal usahatani (Saeri, 2018).

Lahan pertanian dengan arti tanah yang dijadikan sebagai usahatani untuk berusaha seperti tegal, sawah, serta pekarangan. Untuk tanah pertanian merupakan tanah yang belum tentu dipakai untuk usahatani dengan begitu tanah pertanian lebih besar dibandingkan lahan pertanian (Soekartawi, 2003).

luas lahan usahatani merupakan luas lahan yang dimiliki petani serta luas lahan garapan yang dikelola oleh petani beserta keluargannya yang dinyatakan didalam satuan hektar. Menurut Mubyarto (1989) luas lahan garapan terpengaruh terhadap petani didalam adopsi teknik serta teknologi budidaya, yang dimana

36

petani yang memiliki lahan sempit cenderung usaha untuk meningkatkan produktivitasnya dengan cara menggunkan teknologi baru serta teknik.

2.4.2 Biaya Pupuk

Pemupukan sangat penting dalam menunjang produksi khususnya buah anggur. Proses pemupukan tujuan pemberian zat untuk memenuhi kebutuhan tanaman sehingga menambah kesuburan tanah (Sugiharto,1992). Pupuk merupakan bahan yang diberikan ke tanah baik organik mapun anorganik serta mengganti unsur hara yang hilang. Tujuan pengunaan pupuk ialah meningkatkan produksi dari tanaman. Pupuk organik merupakan sisa-sisa dari penguraian tanaman dan tumbuhan. Sedangkan anorganik merupakan pupuk buatan yang biasanya dari hasil pabrik yang mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman (Sutejo 1994).

Di Indonesia, petani sudah mengenal pupuk sejak lama, mereka mengenal pupuk sebelum Revolusi Hijau melanda pertanian Indonesia. Berikut aneka pupuk:

a. Pupuk Alami

Pupuk alami yaitu pupuk yang diperoleh langsung dari alam, seperti pupuk fosfat alam dan pupuk organik. Pupuk phosfat alam biasanya diperoleh dari tanah yang banyak mengandung unsur fosfat.

Pupuk organik berasal dari pelapukan sisa-sisa makhaluk hidup seperti tumbuhan, hewan, kotoran manusia dan hewan. Pupuk ini biasanya merupakan pupuk lengkap karena mengandung semua unsur walaupun dalm jumlah kecil.

Namum pupuk organik lebih unggul karena beberapa alasan yaitu: (1) memperbaiki struktur tanah, bahan organik dapat menggabungkan partikel atau

37

butiran tanah menjadi partikel yang lebih besar sehingga membuat tanah menjadi gembur. (2) meningkatkan penyerapan air tanah. Pupuk organik dapat dikombinasikan dengan air lebih lama dan memperbaiki kondisi kehidupan di tanah. Mikroorganisme dalam tanah sangat penting untuk mengubah bahan organik. Dengan adanya pupuk organik maka mikrostruktur akan aktif membusuknya, sehinnga pupuk organik lebih mudah diserap tanaman. (3) Sumber pangan tumbuhan, meskipun mengandung sedikit pupuk organik, namun mengandung unsur yang lengkap.

b. Pupuk Buatan

Pupuk buatan yaitu pupuk milenial yang diproduksi oleh pabrik. Pupuk ini tidak didapat dari alam, melainkan hasil pabrik jamu. Keunggulan pupuk buatan terletak pada ketetapan produksi hara karena disesuaikan dengan kebutuhan tanaman, sedangkan pupuk buatan mudah ditemukan karena jumlahnya banyak.

Beberapa jenis pupuk buatan dapat langsung digunakan sehingga menghemat waktu. Selain kelebihannya ada kekurangan lainnya yaitu tidak semua pupuk buatan mengandung unsur yang lengkap, dan penggunaan pupuk buatan harus memenuhi takaran yang dianjurkan. Jika berlebihan dapat menyebabkan kematian tanaman. Pemberian pupuk buatan secara terus-menerus dapat berdampak buruk pada kondisi tanah, tanah akan cepat kering dan menjadi asam serta sulit untuk menyerap air.

2.4.3 Biaya Obat-obatan

Obat-obatan ataupun pestisida merupakan hal yang penting untuk menanggulangi hama serta penyakit pada tanaman agar menghasilkan produksi yang tinggi. Pestisida penting dalam usahatani proses usahanya. Pencegahan hama

38

serta penyakit penting untuk tanaman. Sehingga penggunaan pestisida akan mengurangi hama yang menyerang pada tanaman.

2.4.4 Biaya Tenaga Kerja

Tenaga kerja ialah faktor produksi yang penting perilaku diperhitungkan pada proses produksi dengan jumlah yang cukup tidak hanya dari tersedianya tenaga kerja tapi kualitas dan macam tenaga kerja harus diperhitungkan (Soekartawi, 2003). Untuk semua kegiatan usahatani pasti memerlukan tenaga kerja. Besar kecilnya usaha akan dipengaruhi oleh tenaga kerja yang dibutuhkan serta diperlukan. Didalam analisis ketenagakerjaan dibedakan atas tenga kerja pria, wanita, ternak, mesin serta anak-anak. Ukuran tenaga kerja disebut hari kerja setara pria (HKSP) (Soetriono,2003).

Dokumen terkait