65 BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Deskripsi Hasil Penelitian
Dalam sub bab ini akan dideskripsikan variabel yang diteliti dalam penelitian ini yang terdiri dai variabel independent dan variabel dependen. dengan pengaruh variabel independen yaitu Current Ratio (CR), Total Asset Turnover (TATO), Debt To Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA) dan Price Earning Ratio (PER) dan harga saham sebagai variabel dependen Pada Sub sektor Otomotif dan Komponen Di BEI Periode 2017-2020.
. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang sudah ada di Bursa Efek Indonesia melalui situs website resmi yaitu www.idx.co.id.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pada Sub sektor Otomotif dan Komponen Di BEI Periode 2017-2020. sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang tercatat sebanyak 13 perusahaan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling dengan menentukan beberapa kriteria tertentu. Berdasarkan metode pengambilan sampel tersebut diperoleh sebanyak empat belas 12 perusahaan Pada Subsektor Otomotif dan Komponen Di BEI Periode 2017-2020.
5.2. Perkembangan Variabel Penelitian 5.2.1. Perkembangan Curent Ratio
Untuk mengetahui perkembangan Current Ratio (CR) Pada Sub sektor Otomotif dan Komponen Di BEI Periode 2017-2020.yang terdaftar di BEI dapat dilihat dari tabel 5.1 berikut :
66 Tabel 5.1. Perkembangan Curent Ratio Pada Sub sektor Otomotif dan
Komponen Di BEI Periode 2017-2020 Curent Ratio (%)
2017 2018 2019 2020
Jumlah 27.79 27.46 36.55 33.46
Rata-rata 2.31 2.49 3.04 2.78
Perkembangan - -1.18 33.10 -8.54
Tertinggi 5.21 7.92 13.04 11.65
Terendah 0.84 0.69 0.60 0.41
Sumber : Data diolah, 2022
Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa perkembangan perkembangan Current Ratio (CR) Pada Sub sektor Otomotif dan Komponen Di BEI Periode 2017-2020 curent ratio mengalami fluktuasi atau turun naik tiap tahunnya.
Pada tahun 2017 rata-rata Current Ratio (CR) Pada Sub sektor Otomotif dan Komponen Di BEI Periode 2017-2020 sebesar 2,31 persen. Perusahaan yang paling tertinggi Current Ratio (CR) terjadi pada perusahaan PT Multi Prima Sejahtera Tbk (LPIN) yaitu sebesar 5,21 persen, sedangkan perusahaan yang paling terendah Current Ratio (CR) yaitu pada perusahaan PT Indomobil Sukses International Tbk (IMAS) yaitu sebesar 0,84 persen.
Pada tahun 2018 rata-rata Current Ratio (CR) Pada Sub sektor Otomotif dan Komponen Di BEI Periode 2017-2020 sebesar 2,49 persen. Perusahaan yang paling tertinggi Current Ratio (CR) terjadi pada perusahaan PT Multi Prima Sejahtera Tbk (LPIN) yaitu sebesar 7,93 persen, sedangkan perusahaan yang paling terendah Current Ratio (CR) yaitu pada perusahaan PT Goodyear Indonesia Tbk (GDYR) yaitu sebesar 0,69 persen.
Pada tahun 2019 rata-rata Current Ratio (CR) Pada Sub sektor Otomotif dan Komponen Di BEI Periode 2017-2020 sebesar 3,04 persen. Perusahaan yang paling tertinggi Current Ratio (CR) terjadi pada perusahaan PT Multi Prima Sejahtera Tbk (LPIN) yaitu sebesar 13,04 persen, sedangkan perusahaan yang
67 paling terendah Current Ratio (CR) yaitu pada perusahaan PT Prima Alloy Steel Universal Tbk (PRAS) yaitu sebesar 0,60 persen.
Pada tahun 2020 rata-rata Current Ratio (CR) Pada Sub sektor Otomotif dan Komponen Di BEI Periode 2017-2020 sebesar 2,78 persen. Perusahaan yang paling tertinggi Current Ratio (CR) terjadi pada perusahaan PT Multi Prima Sejahtera Tbk (LPIN) yaitu sebesar 11,65 persen, sedangkan perusahaan yang paling terendah Current Ratio (CR) yaitu pada perusahaan PT Prima Alloy Steel Universal Tbk (PRAS) yaitu sebesar 0,41 persen.
5.2.2. Perkembangan Debt To Equity Ratio (DER)
Untuk mengetahui perkembangan Debt To Equity Ratio (DER) Pada Sub sektor Otomotif dan Komponen Di BEI Periode 2017-2020.yang terdaftar di BEI dapat dilihat dari tabel 5.2 berikut :
Tabel 5.2. Perkembangan Debt To Equity Ratio (DER) Pada Sub sektor Otomotif dan Komponen Di BEI Periode 2017-2020
DER (%)
2017 2018 2019 2020
Jumlah 11.06 12.67 12.55 11.80
Rata-rata 0.92 1.05 1.04 0.98
Perkembangan - 14.55 -0.94 -5.97
Tertinggi 2.38 3.02 3.75 3.42
Terendah 0.14 0.10 0.07 0.05
Sumber : Data diolah, 2022
Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui bahwa perkembangan perkembangan Debt To Equity Ratio (DER) Pada Sub sektor Otomotif dan Komponen Di BEI Periode 2017-2020 Debt To Equity Ratio (DER) mengalami fluktuasi atau turun naik tiap tahunnya.
Pada tahun 2017 rata-rata Debt To Equity Ratio (DER) Pada Sub sektor Otomotif dan Komponen Di BEI Periode 2017-2020 sebesar 0,92 persen.
Perusahaan yang paling tertinggi Debt To Equity Ratio (DER) terjadi pada perusahaan PT Indomobil Sukses International Tbk (IMAS) yaitu sebesar 2,38
68 persen, sedangkan perusahaan yang paling terendah Debt To Equity Ratio (DER) yaitu pada perusahaan PT Indospring Tbk (INDS) yaitu sebesar 0,14 persen.
Pada tahun 2018 rata-rata Debt To Equity Ratio (DER) Pada Sub sektor Otomotif dan Komponen Di BEI Periode 2017-2020 sebesar 1,05 persen.
Perusahaan yang paling tertinggi Debt To Equity Ratio (DER) terjadi pada perusahaan PT Indomobil Sukses International Tbk (IMAS) yaitu sebesar 3,02 persen, sedangkan perusahaan yang paling terendah Debt To Equity Ratio (DER) yaitu pada perusahaan PT Multi Prima Sejahtera Tbk (LPIN) yaitu sebesar 0,10 persen.
Pada tahun 2019 rata-rata Debt To Equity Ratio (DER) Pada Sub sektor Otomotif dan Komponen Di BEI Periode 2017-2020 sebesar 1,04 persen.
Perusahaan yang paling tertinggi Debt To Equity Ratio (DER) terjadi pada perusahaan PT Indomobil Sukses International Tbk (IMAS) yaitu sebesar 3,75 persen, sedangkan perusahaan yang paling terendah Debt To Equity Ratio (DER) yaitu pada perusahaan PT Multi Prima Sejahtera Tbk (LPIN) yaitu sebesar 0,07 persen.
Pada tahun 2020 rata-rata Debt To Equity Ratio (DER) Pada Sub sektor Otomotif dan Komponen Di BEI Periode 2017-2020 sebesar 0,98 persen.
Perusahaan yang paling tertinggi Debt To Equity Ratio (DER) terjadi pada perusahaan PT Indomobil Sukses International Tbk (IMAS) yaitu sebesar 3,42 persen, sedangkan perusahaan yang paling terendah Debt To Equity Ratio (DER) yaitu pada perusahaan PT Multi Prima Sejahtera Tbk (LPIN) yaitu sebesar 0,05 persen.
5.2.3. Perkembangan Total Asset Turnover (TATO)
Untuk mengetahui perkembangan Total Asset Turnover (TATO) Pada Sub sektor Otomotif dan Komponen Di BEI Periode 2017-2020.yang terdaftar di BEI dapat dilihat dari tabel 5.3 berikut :
69 Tabel 5.3. Perkembangan Total Asset Turnover (TATO) Pada Sub sektor
Otomotif dan Komponen Di BEI Periode 2017-2020 TATO (%)
2017 2018 2019 2020
Jumlah 9.08 9.53 9.08 8.31
Rata-rata 0.75 0.79 0.75 0.69
Perkembangan - 4.95 -4.75 -8.48
Tertinggi 1.37 1.40 1.27 1.16
Terendah 0.23 0.32 0.21 0.18
Sumber : Data diolah, 2022
Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui bahwa perkembangan perkembangan Total Asset Turnover (TATO),Pada Sub sektor Otomotif dan Komponen Di BEI Periode 2017-2020 Total Asset Turnover (TATO), mengalami fluktuasi atau turun naik tiap tahunnya.
Pada tahun 2017 rata-rata Total Asset Turnover (TATO) Pada Sub sektor Otomotif dan Komponen Di BEI Periode 2017-2020 sebesar 0,75 persen.
Perusahaan yang paling tertinggi Total Asset Turnover (TATO) terjadi pada perusahaan PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM) yaitu sebesar 1,37 persen, sedangkan perusahaan yang paling terendah Total Asset Turnover (TATO) yaitu pada perusahaan PT Prima Alloy Steel Universal Tbk (PRAS) yaitu sebesar 0,23 persen.
Pada tahun 2018 rata-rata Total Asset Turnover (TATO) Pada Sub sektor Otomotif dan Komponen Di BEI Periode 2017-2020 sebesar 0,79 persen.
Perusahaan yang paling tertinggi Total Asset Turnover (TATO) terjadi pada perusahaan PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM) yaitu sebesar 1,40 persen, sedangkan perusahaan yang paling terendah Total Asset Turnover (TATO) yaitu pada perusahaan PT Multi Prima Sejahtera Tbk (LPIN) yaitu sebesar 0,32 persen.
Pada tahun 2019 rata-rata Total Asset Turnover (TATO) Pada Sub sektor Otomotif dan Komponen Di BEI Periode 2017-2020 sebesar 0,75 persen.
Perusahaan yang paling tertinggi Total Asset Turnover (TATO) terjadi pada perusahaan PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM) yaitu sebesar 1,27 persen,
70 sedangkan perusahaan yang paling terendah Total Asset Turnover (TATO) yaitu pada perusahaan PT Prima Alloy Steel Universal Tbk (PRAS) yaitu sebesar 0,21 persen.
Pada tahun 2020 rata-rata Total Asset Turnover (TATO) Pada Sub sektor Otomotif dan Komponen Di BEI Periode 2017-2020 sebesar 0,69 persen.
Perusahaan yang paling tertinggi Total Asset Turnover (TATO) terjadi pada perusahaan PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM) yaitu sebesar 1,16 persen, sedangkan perusahaan yang paling terendah Total Asset Turnover (TATO) yaitu pada perusahaan PT Prima Alloy Steel Universal Tbk (PRAS) yaitu sebesar 0,18 persen.
5.2.4. Perkembangan Return On Assets (ROA)
Untuk mengetahui perkembangan Return On Assets (ROA) Pada Sub sektor Otomotif dan Komponen Di BEI Periode 2017-2020.yang terdaftar di BEI dapat dilihat dari tabel 5.4 berikut :
Tabel 5.4. Perkembangan Return On Assets (ROA) Pada Sub sektor Otomotif dan Komponen Di BEI Periode 2017-2020
ROA (%)
2017 2018 2019 2020
Jumlah 126.85 60.78 51.69 27.63
Rata-rata 10.57 5.06 4.30 2.30
Perkembangan - -52.08 -14.95 -46.56
Tertinggi 71.60 22.61 20.55 20.56
Terendah -1.23 -2.78 -2.63 -5.13
Sumber : Data diolah, 2022
Berdasarkan tabel 5.4 dapat diketahui bahwa perkembangan perkembangan Return On Assets (ROA) Pada Sub sektor Otomotif dan
71 Komponen Di BEI Periode 2017-2020 mengalami fluktuasi atau turun naik tiap tahunnya.
Pada tahun 2017 rata-rata Return On Assets (ROA) Pada Sub sektor Otomotif dan Komponen Di BEI Periode 2017-2020 sebesar 10,57 persen.
Perusahaan yang paling tertinggi Return On Assets (ROA) terjadi pada perusahaan PT Multi Prima Sejahtera Tbk (LPIN) yaitu sebesar 71,60 persen, sedangkan perusahaan yang paling terendah Return On Assets (ROA) yaitu pada perusahaan PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) yaitu sebesar -1,23 persen.
Pada tahun 2018 rata-rata Return On Assets (ROA) Pada Sub sektor Otomotif dan Komponen Di BEI Periode 2017-2020 sebesar 5,06 persen.
Perusahaan yang paling tertinggi Return On Assets (ROA) terjadi pada perusahaan PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM) yaitu sebesar 22,61 persen, sedangkan perusahaan yang paling terendah Return On Assets (ROA) yaitu pada perusahaan PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) yaitu sebesar -2,78 persen.
Pada tahun 2019 rata-rata Return On Assets (ROA) Pada Sub sektor Otomotif dan Komponen Di BEI Periode 2017-2020 sebesar 4,30 persen.
Perusahaan yang paling tertinggi Return On Assets (ROA) terjadi pada perusahaan PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM) yaitu sebesar 20,55 persen, sedangkan perusahaan yang paling terendah Return On Assets (ROA) yaitu pada perusahaan PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) yaitu sebesar -2,63 persen.
Pada tahun 2020 rata-rata Return On Assets (ROA) Pada Sub sektor Otomotif dan Komponen Di BEI Periode 2017-2020 sebesar 2,30 persen.
Perusahaan yang paling tertinggi Return On Assets (ROA) terjadi pada perusahaan PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM) yaitu sebesar 20,56 persen, sedangkan perusahaan yang paling terendah Return On Assets (ROA) yaitu pada perusahaan PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) yaitu sebesar -5,13 persen 5.2.5. Perkembangan Price Earning Ratio (PER)
Untuk mengetahui perkembangan Price Earning Ratio (PER) Pada Sub sektor Otomotif dan Komponen Di BEI Periode 2017-2020.yang terdaftar di BEI dapat dilihat dari tabel 5.5 berikut :
72 Tabel 5.5. Perkembangan Price Earning Ratio (PER) Pada Sub sektor
Otomotif dan Komponen Di BEI Periode 2017-2020 PER (%)
2017 2018 2019 2020
Jumlah -240.72 248.92 44,32 -30,65
Rata-rata -20.06 20.74 3.69 -2.55
Perkembangan - 203.40 82.19 -169.15
Tertinggi 22.37 111.36 49.28 41.26
Terendah -135.06 -31.08 -87.39 -130.71 Sumber : Data diolah, 2022
Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui bahwa perkembangan perkembangan Price Earning Ratio (PER) Pada Sub sektor Otomotif dan Komponen Di BEI Periode 2017-2020 mengalami fluktuasi atau turun naik tiap tahunnya.
Pada tahun 2017 rata-rata Price Earning Ratio (PER) Pada Sub sektor Otomotif dan Komponen Di BEI Periode 2017-2020 sebesar -20,06 persen.
Perusahaan yang paling tertinggi Price Earning Ratio (PER) terjadi pada perusahaan PT Garuda Metalindo Tbk (BLOT) yaitu sebesar 22,37 persen, sedangkan perusahaan yang paling terendah Price Earning Ratio (PER) yaitu pada perusahaan PT Indomobil Sukses International Tbk (IMAS) yaitu sebesar -135,06 persen.
Pada tahun 2018 rata-rata Price Earning Ratio (PER) Pada Sub sektor Otomotif dan Komponen Di BEI Periode 2017-2020 sebesar 20,74 persen.
Perusahaan yang paling tertinggi Price Earning Ratio (PER) terjadi pada perusahaan PT Garuda Metalindo Tbk (BLOT) yaitu sebesar 22,37 persen, sedangkan perusahaan yang paling terendah Price Earning Ratio (PER) yaitu pada perusahaan PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) yaitu sebesar -31,08 persen.
Pada tahun 2019 rata-rata Price Earning Ratio (PER) Pada Sub sektor Otomotif dan Komponen Di BEI Periode 2017-2020 sebesar 3,69 persen.
Perusahaan yang paling tertinggi Price Earning Ratio (PER) terjadi pada perusahaan PT Garuda Metalindo Tbk (BLOT) yaitu sebesar 49,28 persen,
73 sedangkan perusahaan yang paling terendah Price Earning Ratio (PER) yaitu pada perusahaan PT Prima Alloy Steel Universal Tbk (PRAS) yaitu sebesar -87,39 persen.
Pada tahun 2020 rata-rata Price Earning Ratio (PER) Pada Sub sektor Otomotif dan Komponen Di BEI Periode 2017-2020 sebesar -2,55 persen.
Perusahaan yang paling tertinggi Price Earning Ratio (PER) terjadi pada perusahaan PT Indo Kordsa Tbk (BRAM) yaitu sebesar 41,26 persen, sedangkan perusahaan yang paling terendah Price Earning Ratio (PER) yaitu pada perusahaan PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) yaitu sebesar -130,71 persen.
5.2.6. Perkembangan Harga Saham
Untuk mengetahui perkembangan Harga Saham Pada Sub sektor Otomotif dan Komponen Di BEI Periode 2017-2020.yang terdaftar di BEI dapat dilihat dari tabel 5.6 berikut :
Tabel 5.6. Perkembangan Harga Saham Pada Sub sektor Otomotif dan Komponen Di BEI Periode 2017-2020
Harga Saham (Rp)
2017 2018 2019 2020
Jumlah 27334 29158 24496 21466
Rata-rata 2277.83 2429.83 2041.33 1788.83
Perkembangan - 6.67 -15.98 -12.36
Tertinggi 7654 8976 10800 6025
Terendah 312 276 200 122
Sumber : Data diolah, 2022
Berdasarkan tabel 5.6. dapat diketahui bahwa perkembangan perkembangan Harga Saham Pada Sub sektor Otomotif dan Komponen Di BEI Periode 2017-2020 mengalami fluktuasi atau turun naik tiap tahunnya.
Pada tahun 2017 rata-rata Harga Saham Pada Sub sektor Otomotif dan Komponen Di BEI Periode 2017-2020 sebesar 2277,83 rupiah. Perusahaan yang paling tertinggi Harga Saham terjadi pada perusahaan PT Indo Kordsa Tbk (BRAM) yaitu sebesar 7.654 rupiah, sedangkan perusahaan yang paling terendah
74 Harga Saham yaitu pada perusahaan PT Prima Alloy Steel Universal Tbk (PRAS) yaitu sebesar 312 rupiah.
Pada tahun 2018 rata-rata Harga Saham Pada Sub sektor Otomotif dan Komponen Di BEI Periode 2017-2020 sebesar 2429,83 rupiah. Perusahaan yang paling tertinggi Harga Saham terjadi pada perusahaan PT Indo Kordsa Tbk (BRAM) yaitu sebesar 8.976 rupiah, sedangkan perusahaan yang paling terendah Harga Saham yaitu pada perusahaan PT Multi Prima Sejahtera Tbk (LPIN) yaitu sebesar 276 rupiah.
Pada tahun 2019 rata-rata Harga Saham Pada Sub sektor Otomotif dan Komponen Di BEI Periode 2017-2020 sebesar 2041,33 rupiah. Perusahaan yang paling tertinggi Harga Saham terjadi pada perusahaan PT Indo Kordsa Tbk (BRAM) yaitu sebesar 10.800 rupiah, sedangkan perusahaan yang paling terendah Harga Saham yaitu pada perusahaan PT Multi Prima Sejahtera Tbk (LPIN) yaitu sebesar 200 rupiah.
Pada tahun 2020 rata-rata Harga Saham Pada Sub sektor Otomotif dan Komponen Di BEI Periode 2017-2020 sebesar 1788,83 rupiah. Perusahaan yang paling tertinggi Harga Saham terjadi pada perusahaan PT Astra international Tbk (ASII) yaitu sebesar 6.025 rupiah, sedangkan perusahaan yang paling terendah Harga Saham yaitu pada perusahaan PT Prima Alloy Steel Universal Tbk (PRAS) yaitu sebesar 122 rupiah.
5.3. Analisis Hasil Penelitian 5.3.1. Hasil Deskriptif
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistik deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh gambaran yang sebenarnya tentang kondisi perusahaan dalam analisis statistik deskriptif memberikan penjelasan mengenai nilai minimum, nilai maksimum, dan nilai rata- rata (mean), dan nilai standar deviasi dari variabel-variabel independen dan variabel dependen. Informasi yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id berupa data laporan keuangan sampel Pada Subsektor Otomotif dan Komponen Di BEI Periode 2017-2020.
75 Variabel dari penelitian ini terdiri working capital turnover sebagai variabel inependen, Current Ratio (CR), Total Asset Turnover (TATO), Debt To Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA) dan Price Earning Ratio (PER) dan harga saham sebagai variabel dependen Pada Subsektor Otomotif dan Komponen Di BEI Periode 2017-2020. disajikan dalam tabel 5.7 berikut :
Tabel 5.7.
Hasil Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation HARGA SAHAM 48 122,00 10800,00 2216,9091 2611,46273
CURENT RATIO 48 .41 13.04 2.7214 2.77951
TATO 48 .18 1.40 .7343 .33405
DER 48 .05 3.75 1.0598 .92652
ROA 48 -5.13 71.60 5.7752 12.18402
PER 48 -67.82 135.06 14.1634 36.90647
Valid N (listwise) 48
Tabel diatas menunjukkan variabel Current Ratio (CR), Total Asset Turnover (TATO), Debt To Equity Ratio (DER), Return On Assets (ROA) dan Price Earning Ratio (PER) memiliki nilai minimum positif dan negatif. Untuk nilai maksimum, semua variabel memiliki nilai yang positif. Berikut ini perincian data deskriptif yang telah diolah :
a. Variabel Current Ratio (CR), memiliki nilai minimum 0,41 dan nilai maksimum 13,04 Dengan rata-rata CR 2,72 dengan jumlah data sebanyak 44
b. Variabel Total Asset Turnover (TATO) memiliki nilai minimum 0,18 dan nilai maksimum 1,40 dengan rata-rata 0,73 Dengan jumlah data sebanyak 44
c. Variabel Debt To Equity Ratio (DER) memiliki nilai minimum 0,05 dan nilai maksimum 3,75 dengan rata-rata 1,05 dengan jumlah data sebanyak 44
76 d. Variabel Return On Assets (ROA) memiliki nilai minimum -5.13 dan nilai
maksimum 71,60 dengan rata-rata 5,77 dengan jumlah data sebanyak 44 e. Variabel Price Earning Ratio (PER) memiliki nilai minimum -67,82 dan
nilai maksimum 135,06 dengan rata-rata 14,16 dengan jumlah data sebanyak 44
f. Variabel Harga Saham memiliki nilai minimum 122 dan nilai maksimum 10.800 dengan rata-rata 2216,90 dengan jumlah data sebanyak 44
5.3.2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakan distribusi variabel terkait untuk setiap variabel bebas tertentu berdistribusi normal atau tidak dalam model regresi linear, asumsi ini ditunjukkan oleh nilai eror yang berdistribusi normal.
Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal, sehingga layak dilakukan pengujian secara statistik. Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan Test Normality Kolmogorov Smirnov, menurut Santosa (2012) dasar pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan probabilitas (Asymtotic Significanted), yaitu: Jika probabilitas >
0,05 maka distribusi dari model regresi adalah normal. Jika probabilitas < 0,05 maka distribusi dari model regresi adalah tidak normal.
77 Tabel 5.8.
Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 44
Normal Parametersa,b Mean ,0000000
Std. Deviation 2245,20880364
Most Extreme Differences Absolute ,146
Positive ,146
Negative -,093
Kolmogorov-Smirnov Z ,965
Asymp. Sig. (2-tailed) ,309
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Berdasarkan tabel uji statistik non parametrik Kolmogorov Smirnov (K-S) terlihat bahwa data variabel pendapatan berdistribusi normal karena nilai Asymp.
Sig (2-tailed) 0,309 lebih besar dari 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen penelitian. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.
Ada tidaknya korelasi antar variabel tersebut dapat dideteksi dengan melihat nilai tolerance dan Variance Inflation factor (VIF). Apabila nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10, maka dinyatakan tidak ada korelasi sempurna antar variabel independen dan sebaliknya. Hasil uji multikolinieritas dapat dilihat pada tabel 5.9 berikut
78 Tabel 5.9.
Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
CURENT RATIO ,534 1,873
TATO ,794 1,260
DER ,493 2,028
ROA ,829 1,206
PER ,990 1,010
a. Dependent Variable: HARGA SAHAM
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa angka tolerance dari seluruh variabel independen mempunyai nilai tolerance lebih dari 0,10 yang berarti bahwa tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari 95%.
Sementara itu, hasil perhitungan nilai VIF juga menunjukkan hal yang sama.
Tidak ada satupun variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10.
Dengan demikian dapat disimpulkan dalam model regresi tidak terjadi multikolinieritas antar variabel independen tersebut.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain.
Jika varians dari residual satu pengamatan kepengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Pengujian terhadap heteroskedastisitas dilaukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot. Jika membentuk pola tertentu, maka terdapat heteroskedastisitas. Jika titiknya menyebar maka tidak terdapat heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dilakukan pada model yang telah terbebas dari asumsi multikolinearitas. Gangguan heteroskedastisitas dapat dilihat dari pola diagram pencar dalam scatterplots yang merupakan diagram pancar residual, yaitu selisih antar nilai Y yang diprediksi dengan Y observasi. Jika
79 diagram pencar yang ada membentuk pola-pola yang teratur maka regresi mengalami gangguan heteroskedastisitas. Dan jika diagram pencar tida membentuk pola atau acak maka tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas.
Hasil pengujian dapat dilihat pada gambar 5.1 berikut ini:
Gambar 5.1 Uji Heterokedastisitas
Berdasarkan grafik scatterplot diatas tampak bahwa sebaran data tidak membentuk pola yang jelas, titik-titik data menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini mengindikasikan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi adalah keadaan dimana terjadinya korelasi dari residual untuk pengamatan satu dengan pengamatan lainnya yang disusun menurut rentan waktu. Autokorelasi ditemukan pada regresi yang datanya time series atau berdasarkan waktu berkala. Autokorelasi diuji dengan menggunakan nilai Durbin- Watson. Untuk melihat uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
80 Tabel 5.10.
Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,514a ,264 ,167 2388,35657 1,567
a. Predictors: (Constant), PER, TATO, ROA, CURENT RATIO, DER b. Dependent Variable: HARGA SAHAM
Berdasarkan tabel diatas tampak bahwa dapat diketahui bahwa DW adalah sebesar 1,597 ini berarti dengan melihat kriteria pengambilan keputusan, maka dapat disimpulkan dalam model regresi tidak terjadi autokorelasi karena nilai 1,597 berada diantara -2 dan +2 atau (-2 > 1,597 < 2).
5.3.3. Analisis Regresi Berganda
Hasil dari seluruh uji asumsi klasik yang dilakukan menunjukkan model regresi memenuhi asumsi klasik, maka tahap berikut adalah melakukan evaluasi dan interpretasi model regresi berganda. Model regresi berganda dalam penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh variabel independen curent ratio (X1), Tato (X2), DER (X3), ROA (X4) dan PER (X5) Terhadap Harga Saham (Y) Pada Subsektor Otomotif dan Komponen Di BEI Periode 2017-2020. Berikut adalah uraian hasil pengujian regresi berganda pada tabel dibawah ini:
81 Tabel 5.11
Uji Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 5328,358 1640,593 3,248 ,002
CURENT RATIO -465,648 179,316 -,495 -2,597 ,013 ,534 1,873
TATO 343,068 1223,822 ,044 ,280 ,781 ,794 1,260
DER -1669,825 559,779 -,591 -2,983 ,005 ,493 2,028
ROA -18,081 32,832 -,084 -,551 ,585 ,829 1,206
PER 6,783 9,916 ,096 ,684 ,498 ,990 1,010
a. Dependent Variable: HARGA SAHAM
Pada tabel diatas model persamaan regresi dapat dirumuskan sebagai berikut:
Y = α + β1 X1 + β2 X2 + β3X3+ β4X4+ e
Y = 5328,358 – 465,648X1 + 343,068 X2- 1669,825 X3 – 18,081 X4 + 6,783 X4+ e 1. Nilai konstanta sebesar 5328,358 artinya apabila variabel independen yaitu
curent ratio (X1), Tato (X2), DER (X3), ROA (X4) dan PER (X5) bernilai nol (0), maka variabel dependen (Y) yaitu Harga Saham bernilai tetap sebesar 5328,358
2. Koefisien regresi variabel curent ratio (X1) bernilai negatif sebesar - 465,684 artinya apabila variabel curent ratio (X1) mengalami peningkatan sebesar 1 (satu) satuan maka variabel Y yaitu Harga Sahama mengalami penurunan sebesar 465,648.
3. Koefisien regresi variabel Tato (X2), bernilai positif sebesar 343,068 artinya apabila variabel Tato (X2) mengalami peningkatan sebesar 1 (satu) satuan maka variabel Y yaitu Harga Saham mengalami peningkatan sebesar 343,068.
4. Koefisien regresi variabel DER (X3) bernilai negatif sebesar -1669,825 artinya apabila variabel Laverage (X3) mengalami peningkatan sebesar 1
82 (satu) satuan maka variabel Y yaitu Harga Saham akan mengalami penurunan sebesar -1669,825
5. Koefisien regresi variabel ROA (X4) bernilai negatif sebesar -18,081 artinya apabila variabel ROA (X4) mengalami peningkatan sebesar 1 (satu) satuan maka variabel Y yaitu Harga Saham akan mengalami penurunan sebesar -18,081
6. Koefisien regresi variabel PER (X5), bernilai positif sebesar 6,783 artinya apabila variabel PER (X2) mengalami peningkatan sebesar 1 (satu) satuan maka variabel Y yaitu Harga Saham mengalami peningkatan sebesar 6,783.
5.3.4. Pengujian Hipotesis a. Uji F
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah seluruh variabel bebas curent ratio (X1), Tato (X2), DER (X3), ROA (X4) dan PER (X5) berpengaruh secara slimultan terhadap variabel terikat (harga saham). Kriteria pengujian ini dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dan F tabel. Hasil output SPSS untuk uji signifikasi simultan disajiakn pada tabel berikut.
Tabel 5.12 Uji F (Simultan)
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 77687325,043 5 15537465,009 2,724 ,034a
Residual 2,168E8 38 5704247,121
Total 2,944E8 43
a. Predictors: (Constant), PER, TATO, ROA, CURENT RATIO, DER b. Dependent Variable: HARGA SAHAM
Berdasarkan hasil uji F dengan bantuan perhitungan dari program SPSS, maka terlihat bahwa dalam uji F statistic ini terlihat bahwa signifikasi sebesar 0,034 kurang dari 0,05 yaitu 0,34 < 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa curent ratio (X1), Tato (X2), DER (X3), ROA (X4) dan PER (X5) secara bersama
83 – sama berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham (Y) Pada Subsektor Otomotif dan Komponen Di BEI Periode 2017-2020.
b. Uji t
Uji t digunakan untuk menentukan apakah variabel bebas curent ratio (X1), Tato (X2), DER (X3), ROA (X4) dan PER (X5) berpengaruh signifikan secara parsial terhadap harga saham (Y). Hasil output SPSS untuk uji signifikasi parsial disajiakn pada tabel berikut.
Tabel 5.13 Uji t (Parsial)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 5328,358 1640,593 3,248 ,002
CURENT RATIO -465,648 179,316 -,495 -2,597 ,013
TATO 343,068 1223,822 ,044 ,280 ,781
DER -1669,825 559,779 -,591 -2,983 ,005
ROA -18,081 32,832 -,084 -,551 ,585
PER 6,783 9,916 ,096 ,684 ,498
a. Dependent Variable: HARGA SAHAM
Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan pada tabel diatas, diperoleh nilai :
a. Curent Ratio (X1) terhadap Harga Saham (Y)
Pada tabel diatas diperoleh hasil signifikan 0,013. Hasil perhitungan tersebut menyatakan bahwa Curent Ratio berpengaruh signifikan terhadap harga saham Pada Subsektor Otomotif dan Komponen Di BEI Periode 2017-2020. dengan nilai signifikan yang lebih kecil dari nilai probabilitas (0,013 < 0,05).
b. TATO (X2) terhadap Harga Saham (Y)
Pada tabel diatas diperoleh hasil signifikan 0,781. Hasil perhitungan tersebut menyatakan bahwa TATO tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham Pada Subsektor Otomotif dan Komponen Di BEI Periode
84 2017-2020 dengan nilai signifikan yang lebih besar dari nilai probabilitas (0,781 < 0,05).
c. DER (X3) terhadap Harga Saham (Y)
Pada tabel diatas diperoleh hasil signifikan 0,005. Hasil perhitungan tersebut menyatakan bahwa DER berpengaruh signifikan terhadap harga saham Pada Subsektor Otomotif dan Komponen Di BEI Periode 2017- 2020. dengan nilai signifikan yang lebih kecil dari nilai probabilitas (0,005
< 0,05).
d. ROA (X4) terhadap Harga Saham (Y)
Pada tabel diatas diperoleh hasil signifikan 0,585. Hasil perhitungan tersebut menyatakan bahwa ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham Pada Subsektor Otomotif dan Komponen Di BEI Periode 2017-2020 dengan nilai signifikan yang lebih besar dari nilai probabilitas (0,585 < 0,05).
e. PER (X5) terhadap Harga Saham (Y)
Pada tabel diatas diperoleh hasil signifikan 0,498. Hasil perhitungan tersebut menyatakan bahwa PER tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham Pada Subsektor Otomotif dan Komponen Di BEI Periode 2017-2020 dengan nilai signifikan yang lebih besar dari nilai probabilitas (0,498 < 0,05).
c. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui seberapa jauh variasi variable independen dapat menerangkan dengan baik variasi variable dependen. Dimana apabila nilai R2 mendekati 1 maka ada hubungan yang kuat dan erat antara variable dependen dan variable independen dan penggunan model tersebut dibenarka.. Hasil pengujian koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel 5.7 berikut:
85 Tabel 5.14
Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,514a ,264 ,167 2388,35657 1,567
a. Predictors: (Constant), PER, TATO, ROA, CURENT RATIO, DER b. Dependent Variable: HARGA SAHAM
Dari tabel diatas diperoleh nilai R Square sebesar 0,264 = 26,4 %. Hal ini berarti 26,4,% variabel Independent (curent ratio (X1), Tato (X2), DER (X3), ROA (X4) dan PER (X5)) mempengaruhi variabel dependent (Harga Saham (Y)) sebesar 26,4% dan sisanya 73,6 dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian.
5.4. Pembahasan
5.3.1. Pengaruh Current Ratio (CR) Terhadap Harga Saham
Dari hasil pengujian hipotesis t terlihat bahwa nilai signifikan sebesar 0,013 < 0,05 artinya Current Ratio (CR) berpengaruh signifikan terhadap harga saham Pada Subsektor Otomotif dan Komponen Di BEI Periode 2017-2020. Hal ini didukung dengan penelitian Natalia dan Manurung (2020) yang mengatakan bahwa Curent Ratio memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap harga saham.
Selain itu sejalan Natalia dan Manurung (2020) Current Ratio (CR) dapat mempresentasikan kinerja perusahaan dalam menjalakan kebutuhan operasional atas dana kerja yang sangat penting dalam mengontrol kinerja perusahaan yang akhirnya mempengaruhi hargaxsaham Semakin tinggi Current Ratio (CR) suatu perusahaan maka mampu meninggikan harga saham perusahaan.
5.3.2. Pengaruh Total Asset Turnover (TATO) Terhadap Harga Saham Dari hasil pengujian hipotesis t terlihat bahwa nilai signifikan sebesar 0,781 > 0,05 artinya Total Asset Turnover (TATO) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham Pada Subsektor Otomotif dan Komponen Di BEI Periode 2017-2020. Hal ini didukung dengan penelitian Niawati, Sulaeman dan Azhar
86 (2020) yang mengatakan bahwa Total Asset Turnover (TATO) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham
Rasio Perputaran Total Aset (Total Assets Turnover) menunjukkan perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan dengan kata lain seberapa jauh kemampuan semua aktiva menciptakan penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik. Dengan demikian Perputaran Total Aset (Total Assets Turnover) merupakan salah satu rasio aktivitas yang menunjukan tingkat efesiensi penggunaan keseluruhan aktiva yang bertujuan meningkatkan penghasilan dalam suatu perusahaan, semakin tinggi nilai TATO maka investor akan semakin menyukai perusahaan tersebut juga akan membuat harga saham naik (Harahap 2015).
5.3.3. Pengaruh Debt To Equity Ratio (DER) Terhadap Harga Saham
Dari hasil pengujian hipotesis t terlihat bahwa nilai signifikan sebesar 0,005 < 0,05 artinya Debt To Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan terhadap harga saham Pada Subsektor Otomotif dan Komponen Di BEI Periode 2017-2020. Hal ini didukung dengan penelitian Niawati, Sulaeman dan Azhar (2020) yang mengatakan bahwa Debt To Equity Ratio (DER) berpengaruh signifikan terhadap harga saham
Debt to Equity Ratio merupakan ratio yang digunakan untuk menilai utang berdasarkan ekuitas perusahaan. Ratio ini berguna untuk mengetahui jumlah dana yang disediakan peminjam (kreditor) dengan pemilik perusahaan (Kasmir 2012).
Semakin tinggi DER yang dimiliki oleh perusahaan menandakan bahwa perusahaan tersebut memiliki pendanaan yang semakin tinggi kepada pihak lain, dan hal ini akan membuat kurangnya minat investor terhadap perusahaan tersebut 5.3.4. Pengaruh Return On Assets (ROA) Terhadap Harga Saham
Dari hasil pengujian hipotesis t terlihat bahwa nilai signifikan sebesar 0,585 > 0,05 artinya Return On Assets (ROA) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham Pada Subsektor Otomotif dan Komponen Di BEI Periode 2017-2020. Hal ini didukung dengan penelitian efendi dan ngatno (2018) yang mengatakan bahwa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham
87 Selain itu sejalan dengan Dendawijaya (2005) yang ROA yang positif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan perusahaan untuk beroperasi, mampu memberikan laba bagi perusahaan tersebut. Sebaliknya, ROA yang negatif menunjukkan bahwa total aktiva yang digunakan perusahaan mengalami kerugian. Perusahaan yang memiliki ROA yang tinggi akan menarik investor untuk menanamkan modalnya karena dianggap berhasil menghasilkan laba yang tinggi dan akan berdampak pada dividen yang akan diterima oleh investor. Semakin banyak yang tertarik terhadap kinerja perusahaan tersebut, maka permintaan terhadap saham perusahaan tersebut akan meningkat, dan harga saham perusahaan juga menjadi naik.
5.3.5. Pengaruh Price Earning Ratio (PER) Terhadap Harga Saham
Dari hasil pengujian hipotesis t terlihat bahwa nilai signifikan sebesar 0,496 > 0,05 artinya Price Earning Ratio (PER) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham Pada Subsektor Otomotif dan Komponen Di BEI Periode 2017-2020. Hal ini didukung dengan penelitian anggrini (2021) yang mengatakan bahwa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Price Earning Ratio (PER) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham Price Earning Ratio (PER) atau biasa disebut P/E Ratio merupakan rasio pasar yang digunakan untuk melihat bagaimana pasar menghargai kinerja saham suatu perusahaan terhadap kinerja perusahan yang dicerminkan oleh EPS (Earning Per Share)-nya.