• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Adaptasi Teknologi dalam Program Kampus Mengajar bagi Sekolah Terdampak Pandemi Covid-19 di Sekolah Dasar Negeri Latang Kabupaten Alor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Implementasi Adaptasi Teknologi dalam Program Kampus Mengajar bagi Sekolah Terdampak Pandemi Covid-19 di Sekolah Dasar Negeri Latang Kabupaten Alor"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

E-ISSN: 2808-8638; Abdul Syukur, Dwi Alya R. R Kurnia, Mariana Ikun RD Pareira, Implementasi Adaptasi Teknologi Dalam Program Kampus Mengajar Bagi Sekolah Terdampak Pandemi Covid-19 di Sekolah Dasar Negeri Latang Kabupaten Alor 56

Implementasi Adaptasi Teknologi dalam Program Kampus Mengajar bagi Sekolah Terdampak Pandemi Covid-19 di Sekolah Dasar Negeri

Latang Kabupaten Alor

Abdul Syukur*1, Dwi Alya R. R Kurnia2, Mariana Ikun RD Pareira3 Program Studi Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Nusa Cendana

*email : abdulsyukur@staf.undana.ac.id Abstract

The objectives of the Teaching Campus Program include increasing empathy or social sensitivity to existing problems, honing thinking and collaboration skills, developing insight, character, and soft skills, increasing the role and contribution and service of students as academia to national education. The Teaching Campus Program (KM) is an activity carried out for approximately 5 months, where in its implementation students go directly to schools affected by the COVID-19 pandemic. Activities carried out by students include assisting teachers in teaching, assisting teachers in adapting technology, and assisting school administration.

The focus in this paper is only on adapting technology which is considered the most important in the implementation of online learning for both teachers and students. The results of implementing the technology adaptation of the Teaching Campus Program include students getting good preparation in facing ANBK (Computer-Based National Assessment), teachers can operate computers, especially office applications (word, powerpoint and ecxel) and can operate infocus as a tool in the learning process. While what students get is experience in program making starting from identification, program design preparation, implementation to program evaluation. In the end, the conclusion from the implementation of this program is that students and teachers are assisted in the implementation of the teaching and learning process during the covid-19 pandemic. The same is felt by students, where students can implement the knowledge that has been obtained on campus for the benefit of the community.

Keywords: Teaching Campus, Technology Adaptation.

Abstrak

Tujuan Program Kampus Mengajar diantaranya adalah menambah empati atau kepekaan sosial terhadap permasalahan yang ada, mengasah keterampilan berpikir dan bekerjasama, mengembangkan wawasan, karakter, dan soft skill, meningkatkan peran dan kontribusi serta pengabdian mahasiswa sebagai civitas akademisi terhadap pendidikan nasional. Program Kampus Mengajar (KM) adalah suatu kegiatan yang dilakukan selama kurang lebih 5 bulan, dimana dalam pelaksanaannya mahasiswa turun langsung ke sekolah terdampak pandemi covid-19. Kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa diantaranya membantu guru dalam mengajar, membantu guru dalam adaptasi teknologi, serta membantu administrasi sekolah. Fokus pada tulisan ini hanya pada adaptasi teknologi yang dianggap paling penting dalam pelaksanaan belajar secara daring baik bagi guru maupun peserta didik. Hasil penerapan adaptasi teknologi Program Kampus Mengajar diantaranya adalah siswa mendapatkan persiapan yang baik dalam menghadapi ANBK (Assesmen Nasional Berbasis Komputer), guru dapat mengoperasikan komputer khususnya aplikasi office (word, powerpoint dan ecxel) serta dapat pengoperasian infocus sebagai alat dalam proses pembelajaran. Sedangkan yang didapatkan oleh mahasiswa adalah pengalaman dalam pembuatan program mulai dari identifikasi, penyusunan rancangan program, pelaksanaan sampai dengan evaluasi program. Pada akhirnya, kesimpulan dari dilaksanakannya program ini adalah para peserta didik dan guru terbantu dalam pelaksanaan proses belajar mengajar selama pandemi covid-19. Hal yang sama juga dirasakan oleh mahasiswa, dimana mahasiswa dapat mengimplementasikan ilmu yang selama ini didapatkan di kampus untuk kemaslahatan masyarakat.

(2)

E-ISSN: 2808-8638; Abdul Syukur, Dwi Alya R. R Kurnia, Mariana Ikun RD Pareira, Implementasi Adaptasi Teknologi Dalam Program Kampus Mengajar Bagi Sekolah Terdampak Pandemi Covid-19 di Sekolah Dasar Negeri Latang Kabupaten Alor 57 Kata kunci: Kampus Mengajar, Adaptasi Teknologi.

1. Pendahuluan

Sejak pasien Covid-19 pertama terdeteksi di Indonesia pada 2 Maret 2019, perhatian terhadap masalah penyebaran pandemi semakin menguat. Sejumlah studi segera dilakukan untuk mengetahui kemungkinan dampak penyebaran Covid-19. Untuk menghadapi kemungkinan dampak tersebut, berbagai kebijakan dikeluarkan pemerintah. Salah satu dampak dari pandemi Covid-19 ini adalah dikeluarkannya berbagai regulasi oleh pemerintah untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 seperti halnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Surat Edaran Nomor 4 tahun 2020 tentang kebijakan belajar dari rumah (BDR) selama dalam masa darurat covid-19 (Rosita dan Damayanti, 2021).

Penerapan pola pembelajaran daring atau pembelajaran jarak jauh tentu sangat berbeda dengan pembelajaran tatap muka. Oleh karena itu, semua pihak, baik siswa, guru, maupun orang tua harus bisa beradaptasi dengan kebiasaan baru saat pandemi ini. Sebagaimana kita ketahui, saat ini kita sudah memasuki era teknologi digital. Oleh karena itu, kebijakan pembelajaran melalui metode daring (dalam jaringan) bukanlah hal yang mengejutkan. Metode pembelajaran daring sangat bermanfaat bagi siswa, terutama saat menghadapi darurat pandemi seperti saat ini. Dengan metode pembelajaran daring, proses belajar mengajar akan tetap dapat dilaksanakan (Widiyono, dkk, 2021).

Indonesia selama penerapan BDR sangat membutuhkan bantuan dari berbagai pihak untuk bergerak secara sinergis menyukseskan pendidikan nasional. Salah satu langkah yang diambil oleh pemerintah adalah dengan mengadakan program Kampus Mengajar dimana program ini program lanjutan dari Program Kampus Mengajar periode sebelumnya yang telah dilaksanakan pada tahun awal tahun 2021. Gerakan ini dapat dilakukan oleh siapapun termasuk mahasiswa untuk membantu sekolah, khususnya jenjang SD dan SMP untuk memberikan kesempatan belajar secara optimal kepada semua peserta didik dalam kondisi terbatas dan kritis selama pandemi (Safaringga, dkk, 2022).

2. Permasalahan dan Solusi

Sekolah Dasar (SD) Negeri Latang merupakan salah satu sekolah dasar yang berada di Desa Pura Timur Kabupaten Alor. Sekolah Dasar Latang terletak di salah satu pulau kecil yang bersembrangan dengan pulau Alor. Berdasarkan lokasi sekolah yang jauh dari pusat kota menyebabkan proses penerapan pembelajaran daring masih menemui banyak kendala, salah satunya adalah metode daring belum bisa diterapkan di satuan pendidikan di daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar). Salah satu penyebabnya adalah terbatasnya pemerataan akses teknologi membuat daerah 3T kesulitan dalam mengakses jaringan intermet. Karena itulah, peserta didik di daerah tersebut tidak dapat melaksanakan pembelajaran daring atau pembelajaran dengan media lainnya. Selain permasalahan jaringan internet yang tidak stabil, hasil observasi yang sudah dilakukan untuk mengidentifikasi permasalahan di SD Negeri Latang ditemukan permasalahan lainnya, yakni penguasaan teknologi dari guru juga masih kurang, sehingga mengakibatkan penerapan pembelajaran secara daring tidak dapat terlaksana dengan maksimal.

(3)

E-ISSN: 2808-8638; Abdul Syukur, Dwi Alya R. R Kurnia, Mariana Ikun RD Pareira, Implementasi Adaptasi Teknologi Dalam Program Kampus Mengajar Bagi Sekolah Terdampak Pandemi Covid-19 di Sekolah Dasar Negeri Latang Kabupaten Alor 58

Solusi yang ditawarkan sebagai respon terhadap permasalahan yang ada adalah membantu siswa dalam persiapan menghadapi ANBK (Assesmen Nasional Berbasis Komputer), membantu guru dalam mengoperasikan komputer khususnya Ms Word dan Ms Exel. Serta mengenalkan platform aplikasi zoom meeting kepada para peserta didik dan juga peserta didik.

3. Metode

Metode yang digunakan adalah ceramah dilanjutkan dengan diskusi, kemudian dilanjutkan dengan praktek dalam menggunakan teknologi pendukung pembelajaran daring.

Penilaian dalam kegiatan ini hanya dilakukan dengan cara observasi pasca kegiatan adaptasi teknologi berlangsung. Observasi dilakukan setiap hari untuk mendapatkan gambaran apakah kegiatan adaptasi teknologi berhasil diterapkan oleh guru dan peserta didik.

4. Hasil dan Pembahasan

Sebelum melaksanakan kegiatan adaptasi teknologi, penulis terlebih dahulu melaksanakan observasi serta mengidentifikasi permasalahan mitra. Proses yang sudah dilakukan oleh penulis adalah wawancara kepada guru dan peserta didik serta melakukan pengamatan atas hasil wawancara yang sudah dilaksanakan. Langkah selanjutnya setelah permasalah ditemukan adalah perencanaan program, dimana kegiatan yang dilakukan adalah :

a) Penulis menyusun rancangan kegiatan selama penugasan berdasarkan hasil observasi dan wawancara kepada guru dan peserta didik mengenai kegiatan belajar mengajar yang akan dilakukan, metode yang akan diterapkan dan model pembelajaran yang akan diterapkan, kelengkapan administrasi pembelajaran dan kegiatan adaptasi teknologi oleh penulis kepada guru dan peserta didik.

b) Penulis berkonsultasi serta berdiskusi tentang rancangan kegiatan pada Guru Pembimbing dan Dosen Pendamping kegiatan.

c) Penulis meminta persetujuan rancangan kegiatan kepada Dosen Pendamping.

d) Penulis meminta pesetujuan rancangan kegiatan kepada Kepala Sekolah dan Guru Pembimbing.

Setelah menyusun rancangan program, kegiatan yang dilakukan adalah pelaksanaan kegiatan, hal-hal yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a) Membantu peserta didik dalam persiapan menghadapi ANBK (Assesmen Nasional Berbasis Komputer), Asesmen Nasional adalah program evaluasi yang diselenggarakan oleh Kemdikbud untuk meningkatkan mutu pendidikan dengan memotret input, proses dan output pembelajaran di seluruh satuan pendidikan. Kegiatan ini dilakukan sebanyak 4 kali pertemuan dari pukul 07.30-09.30. Penulis memberikan materi kepada peserta didik kelas 5 dalam penggunaan komputer sebagai persiapan menghadapi ANBK yang akan lakukan ketika peserta didik duduk di kelas 6. Peserta didik kelas 5 dibagi menjadi 4 kelompok dan dibimbing oleh satu mahasiswa setiap kelompoknya.

b) Membantu guru-guru dalam mengoperasikan komputer khususnya office yang meliputi ms word, ms power point dan ms ecxel. Hal ini menyasar guru-guru khsusunya guru yang belum lancer dalam mengoperasikan office. Penulis menjelaskan serta mendampingi guru-guru tentang bagaimana mengoperasikan office dalam kegiatan pembelajaran di sekolah.

(4)

E-ISSN: 2808-8638; Abdul Syukur, Dwi Alya R. R Kurnia, Mariana Ikun RD Pareira, Implementasi Adaptasi Teknologi Dalam Program Kampus Mengajar Bagi Sekolah Terdampak Pandemi Covid-19 di Sekolah Dasar Negeri Latang Kabupaten Alor 59

Gambar 4.1. Pengenalan kegunaan infocus dalam proses pembelajaran.

Gambar 4.2. Mahasiswa memperagakan penggunaan infokus dalam pembelajaran.

Gambar 4.3. Pendampingan siswa dalam

persiapan ANBK. Gambar 4.4. Mahasiswa mendampingi siswa dalam mengoperasikan komputer.

Tahap terakhir dalam pelaksanaan kegiatan adalah tahap evaluasi, dimana kegiatan evaluasi yang dilakukan adalah pengamatan bagaimana peserta didik melakukan simulasi ANBK yang dinilai sudah memiliki kemajuan dalam persiapan serta peserta didik dan guru dinilai terampil dalam menggunakan office dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari. Selain itu juga sudah

(5)

E-ISSN: 2808-8638; Abdul Syukur, Dwi Alya R. R Kurnia, Mariana Ikun RD Pareira, Implementasi Adaptasi Teknologi Dalam Program Kampus Mengajar Bagi Sekolah Terdampak Pandemi Covid-19 di Sekolah Dasar Negeri Latang Kabupaten Alor 60

didapatkan hasil dimana para guru sudah bisa menggunakan infocus dalam proses pembelajaran sehari-hari.

Pembahasan

Pelaksanaan kegiatan adaptasi teknologi dalam Program Kampus Mengajar baik bagi peserta didik maupun guru di SD Negeri Latang telah sesuai degan ketercapaian tujuan dari Program Kampus Mengajar yakni peserta didik dan guru sudah bisa mengaplikasikan fitur dasar di laptop yakni program office dan diharapkan kedepannya semua dapat melek teknologi sesuai dengan pembelajaran abad ke-21 yang berbasis teknologi. Hasil dari kegiatan bimbingan terhadap peserta didik kelas V dalam penggunaan komputer sebagai persiapan dalam menghadapi ANBK sesuai dengan rencana awal yaitu membantu mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi ANBK. Dampak positifnya adalah siswa terlihat memiliki kemajuan dalam penggunaan komputer dimana hal ini dibandingkan dari pertemuan pertama hingga pertemuan terakhir.

Menurut Solihatin (dalam Istianah dkk, 2021)mengemukakan bahwa terdapat 8 keterampilan dasar mengajar bagi seorang guru yang berperan penting dalam proses belajar mengajar, diantaranya :

a. Keterampilan bertanya perlu dikuasai oleh seorang guru, karena hampir setiap kegiatan belajar mengajar guru mengajukan pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan tersebut bisa berupa pertanyaan pretest, posttest, pertanyaan lisan, pertanyaan terkait materi dan lain sebagainya. Pertanyaan yang dirumuskan dan digunakan dengan tepat akan menjadi alat komunikasi yang baik antara guru dengan siswa. Oleh sebab itu guru harus menguasai berbagai teknik bertanya dan guru juga harus mendengarkan dengan sungguh-sungguh apa yang dikemukakan oleh siswa, serta memberikan tanggapanyang positif terhadap siswa (Sabri dalam Istianah dkk, 2021). Usman (dalam Istianah dkk, 2021) berpendapat bahwa dalam proses belajar-mengajar, bertanya memainkan peranan penting sebab pertanyaan yang tersusun dengan baik dan teknik pelontaran yang tepat pula akan memberikan dampak positif terhadap siswa, yaitu: 1. Meingkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar-mengajar, 2. Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap suatu masalah yang sedang dihadapi atau dibicarakan, 3. Mengembangkan pola dan cara belajar aktif dari siswa sebab berpikir itu sendiri sesungguhnya adalah bertanya, 4. Menuntun proses berfikir siswa sebab pertanyaan yang baik akan membantu siswa agar dapat menentukan awaban yang baik, 5. Memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas.

b. Keterampilan memberi penguatan dan respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut (Solihatin dalam Istianah dkk, 2021). Seorang guru perlu menguasai keterampilan memberi penguatan, karena dengan adanya penguatan akan memberikan dorongan/dukungan/motivasi kepada siswa untuk meningkatkan potensinya serta mampu meningkatkan perhatian siswa. Sabri (dalam Istianah dkk, 2021) mengemukakan bahwa penguatan mempunyai pengaruh positif terhadap proses belajar mengajar siswa dan tujuannya sebagai berikut: 1. Meningkatkan

(6)

E-ISSN: 2808-8638; Abdul Syukur, Dwi Alya R. R Kurnia, Mariana Ikun RD Pareira, Implementasi Adaptasi Teknologi Dalam Program Kampus Mengajar Bagi Sekolah Terdampak Pandemi Covid-19 di Sekolah Dasar Negeri Latang Kabupaten Alor 61

perhatian siswa terhadap pelajaran 2. Merangsang dan meningkatkan motivasi belajar 3.

Meningkatkan kegatan belajar dan membina tingkah laku siswa yan produktif.

c. Keterampilan mengadakan variasi dalam kegiatan belajar mengajar adalah perubahan dalam proses kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi para siswa/mahasiswa, serta mengurangi kejenuhan dan kebosanan (Solihatin dalam Istianah dkk, 2021). Adapun tujuan dan manfaat keterampilan mengadakan variasi menurut Usman (dalam Istianah dkk, 2021) adalah sebagai berikut: 1. Untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada aspek-aspek belajar- menajar yang relevan. 2. Untuk memberikan kesempatan bagi berkembangnya bakat ingi mengetahui dan menyelidiki pada siswa tentang al-hal yang baru. 3. Untuk memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan sekolah dengan berbagai cara mengajar yang lebih hidup dan lingkungan belajar yang lebih baik. 4. Guna memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara menerima pelajaran yang disenanginya.

d. Keterampilan menjelaskan dalam pengajaran ialah penyajian informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematik untuk menunjukkan adanya hubungan yang satu dengan yang lainnya, misalnya antara sebab dan akibat, definisi dengan contoh atau dengan sesuatu yang belum diketahui (Usman dalam Istianah dkk, 2021). Pada pembelajaan yang berpusat kepada siswa, biasanya seorang guru menjelaskan apa yang sekiranya belum difahami oleh siswa setelah siswa berupaya untuk mencari informasi yang belum diketahui. Adapun tujuan dari memberikan penjelasan menurut Sabri (dalam Istianah dkk, 2021): 1.

Membimbing siswa untuk dapat memahami hukum, dalil, fakta, definisi, dan prinsip secara objektif dan bernalar 2. Melibatkan siswa untuk berfikir dengan memecahkan masalah- masalah atau pertanyaan 3. Untuk mendapatkan balikan dari murid mengenai tingkat pemahaman dan untuk mengatasi kesalah pahaman mereka 4. Membimbing murid untuk menghayati dan mendapat proses penalaran dan menggunakan bukti-bukti pemecahan.

e. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran merupakan kegiatan yang penting dilakukan guru. Membuka pelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menyiapkan mental dan perhatian siswa. Sedangkan menutup pelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran. Membuka pelajaran dilakukan guru untuk menarik perhatian siswa, menimbulkan motivasi, memberikan acuan, dan membuat kaitan dengan apersepsi. Sedangkan menutup pelajaran dilakukan guru untuk meninjau kembali materi, evaluasi penguasaan siswa, dan memberikan tindak lanjut (Istianah dkk, 2021).

f. Keterampilan membimbing diskus kelompok kecil dimana diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan kesimpulan, atau pemecahan masalah (Usman dalam Istianah dkk, 2021). Dalam kegiatan diskusi kelompok guru membimbing siswa. Setiap siswa bebas mengemukakan idenya tanpa merasa ada tekanan dari teman atau gurunya. Yang harus diperhatikan, setiap siswa harus mentaati peraturan yang dibuat bersama yang ditetapkan sebelum kegiatan diskusi.

g. Keterampilan mengelola kelas adalah keterampilan dalam menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas yang optimal guna terjadinya proses belajar mengajar yang

(7)

E-ISSN: 2808-8638; Abdul Syukur, Dwi Alya R. R Kurnia, Mariana Ikun RD Pareira, Implementasi Adaptasi Teknologi Dalam Program Kampus Mengajar Bagi Sekolah Terdampak Pandemi Covid-19 di Sekolah Dasar Negeri Latang Kabupaten Alor 62

serasi dan efektif (Solihatin dalam Istianah dkk, 2021). Dalam mengelola kelas, guru berusaha agar kegiatan pembelajarn berjalan dengan lancar dan kondusif dan mampu mengkondisikan kelas dengan baik saat terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar.

Guru harus menguasai keterampilan mengelola kelas antara lain agar mampu mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu maupun klasikal dalam berperilaku sesuai tata tertib dan aktivitas pembelajaran, guru mampu menyadari kebutuhan siswa, dan mampu memberikan respon terhadap perilaku siswa.

h. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan terjadi dalam pembelajaran di kelas. Secara fisik bentuk pengajaran ini ialah bila jumlah siswa yang dihadapi oleh guru terbatas, yaitu bekisar antara 3-8 orang untuk kelompok kecil dan seorang untuk perseorangan (Sabri dalam Istianah dkk, 2021). Di dalam kelas guru kan menghadapi banyak kelompok kecil dan masing-masing siswa diberi kesempatan belajar secara kelompom maupun perseorangan. Solihatin (dalam Istianah dkk, 2021) berpendapat bahwa komponen dalam keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan yang harus dikuasai oleh guru antara lain: keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi, keterampilan mengoranisasikan, keterampilan membimbing dan memudahkan belajar, dan keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar

5. Kesimpulan

Covid-19 yang melanda di berbagai Negara termasuk Indonesia telah mengubah cara beraktivitas manusia khususnya pada sektor Pendidikan. Kini proses pembelajaran dilakukan secara Daring. Namun, pembelajaran Daring sepenuhnya belum efektif, terlihat dari kurangnya siswa mendapat kesempatan mengasah kemampuan interpersonal dan kepemimpinan. Atas kondisi tersebut, dibentuknya Program Kampus Mengajar yang merupakan salah satu bentuk pelaksanaan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) berupa asistensi mengajar untuk memberdayakan mahasiswa dalam membantu proses pembelajaran di Sekolah Dasar berbagai Desa/Kota di seluruh Indonesia. Program Kampus Mengajar memiliki tujuan utama yakni memberdayakan mahasiswa untuk membantu proses pengajar di Sekolah Dasar sekitar Desa/Kota tempat tinggalnya. Selain itu, program tersebut dilakukan guna untuk meningkatkan kompetensi baik soft skills maupun hard skills agar lebih siap dan relevan dengan kebutuhan zaman sebagai pemimpin masa depan bangsa yang unggul dan berkepribadian.

Daftar Pustaka

Widiyono, Aan. Irfana, Saidatul dan Firdausia, Kholida. (2021). Implementasi Merdeka Belajar Melalui Kampus Mengajar Perintis di Sekolah Dasar. Metodik Didaktik: Jurnal Pendidikan Ke-Sd-An Prodi PGSD UPI Kampus Purwakarta Volume 16 nomor 2.

Rosita, Devi Ayu & Damayanti, Rini. (2021). Pelaksanaan Program Kampus Mengajar Perintis pada Sekolah Dasar Terdampak Pandemi Covid-19. Prima Magistra: Jurnal Ilmiah Kependidikan Volume 2 nomor 1. EISSN 2722-4899.

(8)

E-ISSN: 2808-8638; Abdul Syukur, Dwi Alya R. R Kurnia, Mariana Ikun RD Pareira, Implementasi Adaptasi Teknologi Dalam Program Kampus Mengajar Bagi Sekolah Terdampak Pandemi Covid-19 di Sekolah Dasar Negeri Latang Kabupaten Alor 63 Safaringga, Vina. Lestari, Wilyani Dwi dan Aeni, Ani Nur. (2022). Implementasi Program Kampus Mengajar untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu:

Journal of Elementary Education Volume 6 nomor 3. EISSN 2580-1147.

Istianah, Anif. Ewi, Patricio Mateus Da Costa. Dadi, Yumi Enggelina Saputri Uly. (2021). Pelatihan Keterampilan Mengajar sebagai Bekal Mewujudkan Program Merdeka Belajar bagi Calon Guru PPKn di Prodi PPKn, FKIP, Universitas Nusa Cendana. KELIMUTU Journal of Community Service (KJCS) Vol. 1, No. 1, November. E-ISSN: 2808-8638.

Referensi

Dokumen terkait

Adanya pandemi memberikan dampak terhadap bidang pendidikan yakni kegiatan belajar mengajar dilaksanakan pendidik serta peserta didik, sehingga kedua belah pihak

Pola Pembelajaran Guru Pada Masa Pandemi Corona (Covid-19) Pada Sekolah Dasar Negeri Gugus Jayabaya Kecamatan Dempet Kabupaten Demak. Program Studi Magister

1) Kegiatan pembimbingan di kampus merupakan prasyarat bagi mahasiswapeserta PPL untuk praktik mengajar di sekolah. Mahasiswa yang berhak mengikuti kegiatan mengajar di sekolah

(2021), melihat implementasi penerapan MBKM melalui Program Kampus Mengajar Perintis di tingkat sekolah dasar. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa program MBKM membantu

Analisis hasil pelaksanaan Program Kampus Mengajar Angkatan 1 dalam membantu administrasi sekolah dan guru khususnya di SMP Negeri 8 Tamban telah sesuai dengan

Berdasarkan hasil penelusuran, pelaksanaan adaptasi teknologi pada kampus mengajar SD Muhammadiyah 1 Padas yaitu membantu guru dalam pembuatan media ajar dan bahan

Sejak pandemi Covid 19, pembelajaran di sekolah-sekolah dilakukan secara online termasuk di sekolah dasar (SD). Guru-guru SD banyak menggunakan zoom meeting atau Whatsapp

Tujuan Program Kampus Mengajar adalah untuk memberikan solusi bagi sekolah yang terdampak pandemi dengan memberdayakan para mahaisiswa yang berdomisili di sekitar