20 BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan menggunakan pendekatan bersifat kuantitatif.
Metode ini disebut kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisisnya menggunakan statistik (Sugiyono, 2018). Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang dilakukan berdasarkan pengukuran variabel dari suatu subyek.
Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengetahui persepsi sampel penelitian terhadap model yang penelitian yang sudah dibuat. Dalam penelitian ini yang akan dianalisis adalah keterkaitan hubungan antara variabel-variabel brand image, brand awareness, harga dan purchase decision. Oleh karena itu, pada penelitian ini, peneliti akan mengumpulkan dan menganalisis data secara kuantitatif.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 3.2.1 Populasi
Populasi adalah suatu wilayah umum dimana terdiri dari obyek atau subyek yang memiliki kualitas dan ciri khas tertetu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian diambil kesimpulannya (Sugiyono, 2018). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh konsumen Indonesia Technology Trend yang berjumlah 108 konsumen.
21 3.2.2 Sampel
Sugiyono (2018) menyatakan bahwa sampel merupakan suatu bagian dari jumlah dan karakteristik serta ciri khas yang dimiliki oleh populasi. Sampel terbagi menjadi dua jenis, yaitu sampel probabilitas dan sampel non probabilitas, sampel probabilitas merupakan sampel yang sudah diketahui informasinya, sedangkan sampel non probabilitas merupakan sampel yang belum diketahui informasinya (Sugiyono, 2018). Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan adalah teknik non probabilitas yaitu dengan teknik sensus. Sugiyono (2018) menyatakan sampel jenuh atau teknik sensus merupakan teknik pengambilan sampel apabila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel, sehingga sampel dalam penelitian ini sebanyak 108 responden untuk diteliti.
3.3 Jenis Data, Sumber Data, dan Skala Pengukuran
Penelitian ini menggunakan data primer yaitu sebuah data yang secara langsung dapat memberikan data kepada peneliti (Imron, 2019). Data primer akan diambil dari kuesioner yang telah diisi oleh responden dan didukung dengan menggunakan skala likert dengan skala 1 sampai dengan 5. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2018). Skala yang digunakan adalah sebagai berikut:
22 Tabel 3.1 Skor Alternatif Jawaban
Pernyataan
Jawaban Skor
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Cukup Setuju (CS) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber: Sugiyono (2018)
3.4 Variabel dan Definisi Operasional
Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel independen serta variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah brand image, brand awareness, persepsi harga. Variabel dependen dalam penelitian adalah purchase decision.
23 Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel Indikator Definisi Operasional Sumber
Brand Image (X1)
1. Merek memiliki kualitas baik 2. Merek memiliki
karakteristik lebih baik dari kompetitor 3. Merek memiliki
ciri khas 4. Merek tidak
mengecewakan konsumen 5. Merek
merupakan salah satu yang terbaik di bidangnya 6. Merek posisinya
stabil di pasar
Sifat eksentrik produk atau layanan, termasuk cara merek berusaha memenuhi kebutuhan psikologis atau sosial pelanggan (Septayudha, 2017).
Ansary dan Hashim (2018)
Brand Awareness (X2)
1. Konsumen mengetahui merek 2. Konsumen
secara cepat dapat mengingat simbol/ logo merek
3. Konsumen dapat mengenali merek diantara merek kompetitor lainnya
Kemampuan pembeli untuk mengenal dan menyebutkan merek tanpa kategorinya secara detail untuk membeli sesuatu (Setiawan, 2020)
Molinillo (2017)
Persepsi Harga (X3)
1. Perbandingan harga
2. Kesesuaian harga 3. Keterjangkauan
harga
Kecenderungan konsumen untuk menggunakan harga dalam memberi penilaian tentang kualitas produk (Fatmawati dan Soliha, 2017)
Nugroho et al.
(2019)
Purchase Decision (Y)
1. Kemantapan pada sebuah produk
2. Kebiasaan dalam membeli produk 3. Memberikan
rekomendasi kepada orang lain
4. Melakukan pembelian ulang
Tahapan menyeleksi dua alternatif pilihan yang dihadapi konsumen sebagai dasar proses keputusan membeli (Schiffman dan Wisenblit, 2019)
Saputro (2020)
Sumber: Data diolah (2021)
24 3.5 Prosedur Pengumpulan Data
Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan membagikan kuesioner secara online melalui google form kepada sejumlah responden yang sudah ditentukan sebelumnya. Setelah semua data terkumpul, peneliti akan melakukan uji selanjutnya dengan menggunakan program SPSS.
3.6 Metode Analisis dan Pengujian Hipotesis 3.6.1 Uji Validitas
Ghozali (2018) menyatakan uji validitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana alat ukur yang digunakan valid atau tidak suatu kuesioner. Uji validitas ini dapat menggunakan korelasi Pearson dengan bantuan aplikasi SPSS. Pengujian signifikansi dilakukan dengan menggunakan kriteria r tabel pada tingkat signifikansi 0,05. Kuesioner akan dianggap valid jika :
1. Jika nilai rhitung > dari rtabel pernyataan atau pertanyaan tersebut valid 2. Jika nilai rhitung < dari rtabel pernyataan atau pertanyaan tersebut tidak valid 3.6.2 Uji Reliabilitas
Ghozali (2018) mengatakan bahwa uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sampai sejauh mana hasil pengukuran konsistensi indikator dari variabel apabila pertanyaan atau pernyataan tersebut konsisten dan stabil dari waktu ke waktu. Untuk mengetahui reliabilitas kuesioner dalam penelitian digunakan metode Koefisien Cronbach Alpha. Nilai cronbach’s alpha lebih atau sama dengan 0,6 maka dapat disimpulkan bahwa pernyataan yang dihasilkan dalam kuesioner adalah konsisten atau reliabel (Hamzah et al., 2020).
25 3.7 Uji Asumsi Klasik
Sebelum dilakukan analisis regresi berganda, dilakukan terlebih dahulu pengujian asumsi klasik, yaitu ada uji normalitas, uji multikolinieritas, dan uji heterokedastisitas.
3.7.1 Uji Normalitas
Pengujian normalitas dilakukan untuk mengetahui normal tidaknya suatu distribusi data. Hal ini penting diketahui berkaitan dengan ketetapatan pemilihan uji statistik yang akan dipergunakan. Uji parametrik misalnya, mensyaratkan data harus berdistribusi normal. Apabila distribusi data tidak normal maka disarankan untuk menggunakan uji nonparametrik. Pengujian normalitas dilakukan dengan uji Kolmogorov Smirnov. Dikatakan normal apabila nilai sig > (0,05) (Ghozali, 2018).
3.7.2 Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas memiliki arti antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas yang lain dalam model regresi terjadi hubungan yang mendekati sempurna ataupun hubungan yang sempurna (Hasan, 2018). Multikolinieritas hampir selalu ada dalam model persamaan regresi yang menggunakan lebih dari 2 variabel bebas. Uji multikolinieritas ditujukan untuk lebih mengetahui adanya hubungan yang sempurna antar variabel dalam model regresi. Salah satu cara untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas adalah dengan melihat nilai VIF (variance inflation factor) dan nilai toleransi. Dapat dikatakan normal apabila multikolinieritas VIF < 10 atau nilai toleransi > 0,10 (Ghozali, 2018).
26 3.7.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakkan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual dari pengamatan ke pengamatan tetap maka disebut sebagai homoskedastisitas. Model regresi yang baik dapat dikatakan bila tidak terjadi heteroskedastitsitas. Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas dalam suatu model regresi linear berganda adalah dengan uji Glejser. Uji Glejser dilakukan dengan cara meregresikan antara variabel bebas dengan nilai absolut residualnya (Dukalang dan Ningsih, 2019).
3.8 Metode Analisis Data
3.8.1 Analisis Regresi Linear Berganda
Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk regresi liner berganda (multiple linier regression). Model analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor predictor dimanipulasi (Sugiyono, 2018). Adapun formulasi dari persamaan regresi yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut:
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e Keterangan:
Y = Purchase Decision
27 α = Konstanta
β 1, β 2, β 3= Koefisien regresi X1 = Brand Image
X2 = Brand Awareness X3 = Persepsi Harga e = Error
3.8.2 Uji Hipotesis
Analisis yang dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif regresi berganda, digunakan untuk melakukan pengujian hipotesis dengan kriteria pengujian sebagai berikut (Sugiyono, 2018):
3.8.2.1 Uji F
Uji F (goodness fit of model) digunakan untuk menilai apakah substruktur model yang digunakan cocok atau tidak, sehingga dapat dipastikan apakah model tersebut dapat digunakan untuk memprediksi pengaruh variabelindependen bersama-sama terhadap variabel dependen (Wahyuni, 2020). Jika hasil statistik F pada signifikan α = 0,05 diperoleh nilai Fhitung > Ftabel atau dengan nilai sig < 0,05 berarti H0 ditolak, sehingga model regresi yang digunakan layak. Apabila diperoleh nilai Fhitung < Ftabel atau dengan nilai sig > 0,05 berarti H0 diterima, sehingga model regresi yang digunakan tidak layak.
3.8.2.2 Uji t
Uji t dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel independen mempengaruhi variabel terikat secara signifikan atau tidak. Pada taraf signifikan 5%, maka secara parsial masing-masing variabel bebas mempunyai
28 pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat, maka uji t dilakukan dengan kriteria menurut (Ghozali, 2018) sebagai berikut:
1. Jika thitung > ttabel memiliki signifikan < 0,05 artinya variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
2. Jika thitung < ttabel memiliki signifikan > 0,05 artinya variabel independen secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
3.8.2.3 Uji Koefisien Korelasi (R)
Menurut Sugiyono (2018), analisis korelasi ganda adalah bentuk korelasi yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua atau lebih variabel independen terhadap satu variabel dependen. tiga atau lebih variabel (dua atau lebih variabel independen dan satu variabel dependen). Uji korelasi digunakan untuk mendapatkan nilai yang menunjukkan kuatnya pengaruh dari hubungan dua variabel atau lebih secara bersama-sama. Nilai korelasi berkisar antara 0 dan 1 yang menunjukkan bahwa nilai 0 adalah hubungan yang terjadi sangat lemah, dan 1 menunjukkan hubungan yang terjadi sangat kuat.
3.8.2.4 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Menurut Ghozali (2016) koefisien determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai koefisien R Square berkisar antara 0
≤ R2 ≤ 1. Apabila nilai R2 kecil atau mendekati nol maka menunjukan kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen
29 memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.