SKRIPSI
ASMA ASRULLAH 4513103030
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BOSOWA 2017
iii Nama : Asma Asrullah
NIM : 45 13 103 030
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul:
Pengaruh Penggunaan Metode Eksperimen Terhadap Motivasi Belajar IPA Materi Alat Pernapasan Manusia di Kelas V SD Negeri Bayang Makassar adalah benar-benar hasil karya sendiri dan bukan karya jiplakan atau plagiat. Saya bertanggung jawab atas keabsahan dan kebenaran isinya sesuai dengan sikap ilmiah yang harus dijunjung tinggi. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa adanya tekanan dan pakasaan dari pihak manapun serta bersedia mendapat sanksi akademik jika terjadi di kemudian hari pernyataan ini tidak benar.
Makassar, 31 Juli 2017 Yang menyatakan,
Asma Asrullah NIM. 4513103030
iv
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan (QS. Asy-Syarh : 5-6). Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai suatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain (Q. S AlInsyirah 6-7)”
PERSEMBAHAN
Sembah sujud beriring do’a dan hati yang tulus kupersembahkan karya sederhana ini yang telah kuraih dengan suka, duka, dan air mata serta rasa terima kasih yang setulus-tulusnya untuk orang– orang yang kusayangi dan kucintai serta orang-orang yang telah mengiringi keberhasilanku :
Kedua orang tuaku tercinta : Ayah Asrullah dan Ibu Musdalifah, yang selalu memberikan curahan kasih sayang, semangat, dorongan, dan nasehat serta do’a tulus yang tiada hentinya demi tercapainya keberhasilanku.
Semoga rahmat Allah SWT selalu tercurah kepada keduanya.
v
Terhadap Motivasi Belajar IPA di Kelas V SD Negeri Bayang Kota Makassar. Skripsi. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
(Dibimbing oleh Asdar,S.Pd.,M.Pd. dan St.Muriati,S.Pd.,M.Pd.).
Pembelajaran IPA yang masih lebih banyak menggunakan metode ceramah membuat motivasi belajar IPA siswa menjadi rendah.
Berdasarkan permasalahan tersebut, dilaksanakan penelitian dengan tujuan meningkatkan motivasi belajar siswa menggunakan metode eksperimen pada pelajaran IPA di kelas V SD Negeri Bayang Makassar.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen dengan desain penelitian Pre-Experimental One Group Pretest-Postest. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Bayang Kota Makassar, yang berjumlah 40 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket, observasi, dan Dokumentasi. Data yang diperoleh berupa hasil angket, pretes postes dan hasil observasi akan di analisis dengan menggunakan Uji-F.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai rata-rata pretest siswa yaitu 62,75 dan nilai rata-rata postest siswa yaitu 76,5. Sedangkan nilai uji F yang diperoleh yaitu 1,261 dengan besar tabel F yaitu 4,10. Hal ini berarti bahwa penerapan metode eksperimen dalam pembelajaran IPA tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri Bayang Kota Makassar Tahun Ajaran 2016/2017.
Kata kunci: Pengaruh, motivasi belajar, metode eksperimen,
vi
Science Class in Class V Elementary School Bayang Makassar. Essay.
Study program Elementary School Teacher. (Guided by Asdar, S.Pd., M Ed. And St.Muriati, S.Pd., M Ed.).
Learning science is still more use the lecture method makes students' motivation to learn science becomes low. Based on these problems, carried out research with the aim of improving students' motivation to use the experimental method in science lesson in class V SDN Bayang Makassar. Type of research is experimental research study design with pre-Experimental One Group Pretest-Posttest. Samples were taken from Elementary School fifth grade students Bayang Makassar, totaling 40 students. Data collection techniques used were questionnaires, observation, and documentation. Data obtained as the result of a questionnaire, pretest posttest and observation results will be analyzed by using the Test-F.
The results showed that the average value of pretest students is 62.75 and the average post-test score of students is 76.5. While the value of the F test obtained by the 1,261 with a large table F is 4.10. This means that the application of the experimental method of science learning does not have a significant impact on students' motivation Elementary School fifth grade Bayang Makassar City Academic Year 2016/2017.
Keywords: Influence, motivation to learn, the experimental method,
vii
menyusun dan menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Metode Eksperimen Terhadap Motivasi Belajar IPA Materi Alat Pernapasan Manusia Di Kelas V SD Negeri Bayang Makassar”.
Selama menyelesaikan skripsi ini, peneliti telah banyak menerima bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala hormat dan kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Ir. Muhammad Saleh Pallu M.Eg., selaku Rektor Universitas Bosowa.
2. Dr. Mas’ud Muhammadiah, M,Si., selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bosowa.
3. Drs. Lutfin Ahmad, M.Hum, selaku Wakil Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bosowa
4. St. Muriati S.Pd.,M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bosowa dan sekaligus dosen pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan masukan, bimbingan dan arahan,
5. Asdar S.Pd.,M.Pd., selaku pembimbing I yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyusun skripsi ini.
6. Jaja Jamaluddin, S.Pd.,M.Si., dan Ibu Dr. Sundari Hamid, S.Pd.,M.Si., selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran dalam penyusunan skripsi ini.
7. Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Bosowa
8. Hj. Mardawiah S.Pd., selaku Kepala Sekolah SD Negeri Bayang Makassar yang telah memberikan izin penelitian.
viii keluarga tercinta.
11. Agus S.E., yang selalu memberi saran dan masukan.
12. Sahabat-sahabat ku XCM yang tersayang yang selalu mendukungku dan memberiku motivasi
13. Rekan-rekan kerja yang selalu memotivasi.
14. Teman-teman PGSD angkatan 2013 khususnya Kelas A dan semua teman-teman yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
Peneliti menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kesalahan. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang. Peneliti juga berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Makassar, 31 Juli 2017
Asma Asrullah
ix
PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN ... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
ABSTRAK ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
A. Metode Experimen ... 7
B. Motivasi Belajar ... 14
C. Pembelajaran IPA ... 19
D. Materi Alat Pernapasan Manusia ... 23
E. Kerangka Pikir ... 31
F. HipotesisPenelitian ... 33
BAB III METODE PENELITIAN ... 34
A. Jenis dan DesainPenelitian ... 34
B. Variabel dan Definisi Operasional Variabel ... 36
C. Populasi dan Sampel ... 37
D. Teknik Pengumpulan Data ... 37
E. Instrumen Penelitian ... 38
x
B. Pembahasan ... 59
BAB VKESIMPULAN DAN SARAN ... 62
A. Kesimpulan ... 62
B. Saran ... 62
DAFTAR PUSTAKA ... 64
LAMPIRAN... 66
xi
Eksperimen Berbasis Lesson Study Terhadap Motivasi Belajar Siswa ... 33
xii
Tabel 3.2. Kisi-Kisi Pedoman Observasi Aktivitas dan Kesesuaian Penggunaan Metode Eksperimen
dalam Kegiatan Pembelajaran ... 40
Tabel 3.3. Tingkat Penguasaan Materi Siswa ... 41
Tabel 3.4. Kriteria Motivasi Belajar Siswa... 45
Tabel 4.1. Kondisi Fisik Sekolah ... 46
Tabel 4.2. Kondisi Non Fisik Sekolah ... 46
Tabel 4.3. Data Nilai Pretest Siswa ... 47
Tabel 4.4. Data Nilai Postest Siswa... 48
Tabel 4.5. Data Hasil Angket Motivasi Awal Siswa ... 49
Tabel 4.6. Hasil Analisis Angket Motivasi Awal Belajar Siswa ... 50
Tabel 4.7. Data Hasil Belajar Siswa Sebelum Adanya Tindakan .... 50
Tabel 4.8. Tingkat Penguasaan Materi Sebelum Tindakan ... 50
Tabel 4.9. Data Hasil Angket Motivasi Akhir Siswa ... 51
Tabel 4.10. Hasil Analisis Angket Motivasi Akhir Belajar Siswa ... 52
Tabel 4.11. Data Hasil Belajar Siswa Setelah Adanya Tindakan ... 52
Tabel 4.12. Tingkat Penguasaan Materi Sesudah Tindakan ... 52
Tabel 4.13. Hasil Observasi Aktivitas dan Kesesuaian Penggunaan Metode Eksperimen oleh Guru dalam Kegiatan Pembelajaran ... 53
Tabel 4.14. Analisis Skor Pretest dan Motivasi Awal Belajar Siswa .. 54 Tabel 4.15. Analisis Skor Postest dan Motivasi Akhir Belajar Siswa . 56
xiii
Pertama ... 67
Lampiran 2 Lembar Kerja Siswa ... 70
Lampiran 3 Soal Pretest ... 71
Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertemuan Kedua ... 72
Lampiran 5 Lembar Kerja Siswa ... 75
Lampiran 6 Soal Postest ... 77
Lampiran 7 Angket Motivasi Belajar Siswa ... 78
Lampiran 8 Lembar Observasi Penggunaan Metode Eksperimen .... 80
Lampiran 9 Surat Keterangan Penelitian ... 82
Lampiran 10 Dokumentasi ... 83
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah yang utama dan terutama di dalam kehidupan era masa sekarang ini. Pendidikan merupakan kebutuhan pokok bahkan mutlak bagi manusia dalam rangka mengubah keadaan hidupnya menjadi lebih baik dan terarah. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil mereka dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep pandang hidup mereka. Dalam kaitannya dengan pendidikan, Lodge dalam Zuhairini (2004) mengemukakan pengertian pendidikan dalam arti yang luas, yaitu “life is education, and education is life”, akan berarti bahwa seluruh proses hidup dan kehidupan manusia itu adalah proses pendidikan. Jadi pendidikan bagi manusia merupakan kebutuhan sepanjang hidupnya yang dapat memberikan pengaruh baik dalam menata masa depan yang cemerlang, sejahtera dan bahagia. Selanjutnya dalam arti yang sempit pendidikan hanya mempunyai fungsi yang terbatas, yaitu memberikan dasar-dasar dan pandangan hidup ke generasi yang sedang tumbuh, yang dalam prakteknya identik dengan pendidikan formal disekolah dan dalam situasi atau kondisi serta lingkungan belajar yang serba terkontrol.
Pendidikan juga suatu proses pembelajaran, sebab pada kenyataannya proses pendidikan yang dilaksanakan di berbagai lembaga
pendidikan banyak dilakukan bahkan tidak lepas dari proses belajar mengajar.
Menurut Fathurrahman (2007), Kegiatan belajar dan mengajar merupakan kegiatan paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan.
Hal ini berarti bahwa pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses belajar mengajar dirancang dan dijalankan secara professional.
Setiap kegiatan pembelajaran selalu melibatkan dua pelaku aktif, yaitu guru dan siswa. Guru sebagai pengajar merupakan pencipta kondisi belajar siswa yang didesain secara sengaja, sistematis, dan berkesinambungan. Sedangkan siswa sebagai peserta didik merupakan pihak yang menikmati kondisi belajar yang diciptakan guru. Perpaduan dari kedua unsur manusiawi ini melahirkan interaksi edukatif dengan memanfaatkan bahan ajar sebagai medianya. Pada kegiatan pembelajaran, guru dan siswa saling memengaruhi dan memberi masukan. Karena itulah kegiatan pembelajaran harus menjadi aktivitas yang senantiasa memiliki tujuan yang jelas menurut Rusman (2011).
Lahirnya Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005, tentang Guru dan Dosen merupakan salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Poin penting yang terkandung dalam undang-undang tersebut berkenaan dengan beberapa kemampuan yang harus dimiliki guru guna menjadi guru yang profesional. Salah satu kemampuan yang terdapat didalamnya yaitu kemampuan pedagogis yang
berkenaan dengan kemampuan mengelola pembelajaran yang meliputi kemampuan guru dalam merancang, melaksanakan, dan menilai kegiatan pembelajaran. Dengan adanya undang-undang ini guru dituntut untuk terus melakukan perbaikan dan terus belajar tentang berbagai hal mengenai pembelajaran sesuai dengan kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Peningkatan mutu pendidikan merupakan salah satu masalah yang perlu perhatian oleh para pelaku pendidikan, karena pendidikan memegang peranan yang sangat penting dimana kemajuan suatu bangsa dipandang dari sebagaimana pendidikan di negara tersebut berkembang dan maju. Di dalam pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi harus ditunjang oleh kemampuan pemanfaatan, pengembangan dan penguasaan teknologi.
Salah satu usaha untuk meningkatkan kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dasar adalah dengan meningkatkan kemampuannya dalam bidang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), karena IPA merupakan ilmu yang sangat dekat dengan lingkungan dan kehidupan sehari-hari.
Penerapan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di Sekolah Dasar pada umumnya masih sangat konvensional dengan cara anak hanya mendapatkan informasi hanya dari satu arah yaitu guru, sehingga anak merasa guru adalah satu-satunya sumber belajar padahal mata pelajaran IPA sangatlah dekat dengan lingkungan keseharian siswa sehingga seorang guru pada saat merancang sebuah pembelajaran,
seorang guru haruslah berfikir dengan matang tentang bagaimana cara penyampaian serta memilih strategi pembelajaran yang tepat sehingga pembelajaran yang disampaikan oleh guru dapat diserap oleh siswa.
Motivasi belajar adalah salah satu prinsip belajar dimana keberhasilan belajar siswa dipengaruhi dengan motivasi terhadap sebuah pelajaran, apabila siswa sudah tidak termotivasi dalam mata pelajaran tertentu maka mereka akan sulit fokus untuk memperhatikan pembelajaran, hal tersebut akan berbanding terbalik apabila siswa sudah mempunyai motivasi terhadap mata pelajaran maka hasil yang akan dicapai akan lebih baik. Hal tersebut juga sangat diharapkan oleh penulis, agar pembelajaran yang dilaksanakan dapatlah berhasil serta membuat anak menjadi lebih termotivasi. Saat ini terlihat bahwa siswa kurang termotivasi dalam pembelajaran IPA. Hal ini dapat dilihat dengan indikasi, (1) siswa tidak aktif dalam pembelajaran, hanya beberapa siswa yang mau bertanya, (2) siswa cenderung menjadi pendengar dari pada ikut aktif dalam pembelajaran. Dari indikasi tersebut terlihat bahwa motivasi belajar siswa rendah, sehingga siswa merasa tidak nyaman. Hal ini disadari oleh penulis bahwa motivasi belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) masih sangat rendah sehingga merasa metode eksperimen tepat digunakan pada penelitian ini. Metode eksperimen dipandang tepat untuk meningkatkan motivasi belajar siswa karena metode eksperimen adalah suatu cara mengajar, di mana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mengujicobakan metode eksperimen sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Berdasarkan uraian di atas, maka penulis melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Penggunaan Metode Eksperimen terhadap motivasi belajar IPA di kelas V SD Negeri Bayang Makassar.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini yaitu apakah ada pengaruh penerapan metode eksperimen terhadap motivasi belajar IPA di kelas V SD Negeri Bayang Makassar ? C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah ada pengaruh penggunaan metode eksperimen terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas V SD Negeri Bayang Makassar.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Teoritis
a) Manfaat penelitian ini adalah untuk mengetahui motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA di Kelas V SD Negeri Bayang Makassar.
b) Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai bahan acuan dan referensi bagi peneliti untuk masa yang akan datang.
2. Praktis
a) Bagi siswa; diharapkan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA.
b) Bagi guru; diharapkan dapat dijadikan alternatif metode pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses pengajaran dalam upaya peningkatan kualitas pelaksanaan pembelajaran sekaligus dapat meningkatkan profesionalisme.
c) Bagi sekolah; diharapkan dapat meningkatkan proses pembelajaran sehingga motivasi dan hasil belajar siswa semakin baik serta diharapkan mampu meningkatkan kualitas sekolah.
7 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Metode Eksperimen
1. Pengertian Metode Eksperimen
Metode berasal dari Bahasa Yunani methodos yang berarti „cara atau jalan yang ditempuh‟. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Uber Silalahi dalam Pilang (2013) mengartikan “metode” sebagai cara yang teratur untuk mencapai suatu maksud yang diinginkan. Oleh sebab itu maka metode dapat diartikan sebagai cara mendekati, mengamati dan menjelaskan suatu gejala dengan menggunakan landasan teori. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan, atau bagaimana cara melakukan atau membuat sesuatu.
Metode mengajar ialah cara yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan pelajaran kepada pesesrta didik. Pemilihan metode pengajaran yang tepat akan menimbulkan pembelajaran yang edukatif, kondusif dan menantang.
Menurut Sagala (2010), metode eksperimen adalah cara penyajian bahan pelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami untuk membuktikan sendiri sesuatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari. Pendapat lain mengenai pengertian metode eksperimen dikemukakan oleh Sumantri dan Johar Permana (1999), yaitu cara belajar
yang melibataktifkan peserta didik dengan mengalami dan membuktikan sendiri proses dan hasil percobaan itu.
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen adalah suatu metode pembelajaran, di mana siswa mencari atau melakukan suatu percobaan sendiri untuk membuktikan pelajaran yang ia pelajari. Penggunaan metode eksperimen memungkinkan pengetahuan yang diperoleh siswa menjadi pengetahuan jangka panjang, yang berarti pengetahuan itu dapat bertahan lebih lama dalam diri siswa.
Metode eksperimen dibedakan menjadi dua, yaitu eksperimen yang terencana atau terbimbing dan eksperimen bebas.
a) Eksperimen Terbimbing
Dalam metode eksperimen terbimbing, guru sudah merancang seluruh jalannya percobaan, sehingga siswa cukup mengikuti langkah-langkah yang sudah ditentukan oleh guru. Siswa tidak akan mengalami kesulitan ataupun kebingungan karena semuanya sudah ditulis guru dalam suatu lembar kerja siswa.
b) Eksperimen Bebas
Dalam eksperimen bebas, guru tidak memberikan petunjuk pelaksanaan percobaan secara terperinci. Siswa harus berfikir sendiri, sehingga akan tampak bagaimana kreativitas siswa.
2. Kelebihan dan Kekurangan Metode Eksperimen
Menurut Sagala (2010), metode eksperimen menpunyai beberapa kelebihan, diantaranya sebagai berikut.
a) Dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri daripada hanya menerima kata guru atau buku saja.
b) Dapat mengembangkan sikap untuk mengadakan studi eksploratoris tentang sains dan teknologi, suatu sikap dari seseorang ilmuwan.
c) Metode ini didukung oleh asas-asas didaktik modern.
Selain kelebihan, metode eksperimen juga memiliki beberapa kekurangan yaitu :
a) Pelaksanaan metode ini sering memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan murah.
b) Setiap eksperimen tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada faktor-faktor tertentu yang berada di luar jangkauan kemampuam atau pengendalian.
c) Sangat menuntut penguasaan perkembangan materi, fasilitas peralatan, dan bahan yang mutakhir.
3. Tujuan Metode Eksperimen
Setiap metode pembelajaran tentu memiliki tujuan tertentu mengapa metode tersebut dipilih dan digunakan dalam kegiatan pembelajaran, seperti halnya dengan metode eksperimen.
Pemakaian metode eksperimen dalam kegiatan belajar mengajar mempunyai tujuan sebagai berikut:
a) Mengajar bagaimana menarik kesimpulan dari berbagai fakta, informasi, atau data yang berhasil dikumpulkan melalui pengamatan terhadap proses eksperimen.
b) Mengajar bagaimana menarik kesimpulan dari fakta yang terdapat pada hasil eksperimen, melalui eksperimen yang sama.
c) Melatih siswa merancang, mempersiapkan, melaksanakan, dan melaporkan percobaan.
d) Melatih siswa menggunakan logika induktif untuk menarik kesimpulan dari fakta, informasi, atau data yang terkumpul melalui percobaan.
Sumantri dan Johar Permana (1999) mengemukakan tujuan penggunaan metode eksperimen sebagai berikut.
a) Agar peserta didik mampu menyimpulkan fakta-fakta, informasi, atau data yang diperoleh.
b) Melatih peserta didik merancang, mempersiapkan, melaksanakan, dan melaporkan percobaan.
c) Melatih peserta didik menggunakan logika berfikir induktif untuk menarik kesimpulan dari fakta, informasi atau data yang terkumpul melalui percobaan.
Berdasarkan sumber-sumber di atas, dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen memiliki tujuan membentuk pribadi siswa yang dapat menyimpulkan informasi yang didapat, melaporkan kegiatan percobaan
dari awal hingga akhir, serta menjadikan siswa terbiasa untuk berfikir induktif.
4. Prosedur penggunaan metode eksperimen dalam pembelajaran
Dalam menggunakan metode eksperimen, ada langkah-langkah yang harus dilakukan agar didapatkan hasil yang optimal. Langkah- langkah atau prosedur pemakaian metode eksperimen sebagai berikut.
a) Mempersiapkan pemakaian metode eksperimen, yang mencakup kegiatan- kegiatan:
1) Menetapkan kesesuaian metode eksperimen terhadap tujuan- tujuan yang hendak dicapai,
2) Menetapkan kebutuhan peralatan, bahan, dan sarana lain yang dibutuhkan dalam eksperimen sekaligus memeriksa ketersediaannya di sekolah,
3) Mengadakan uji eksperimen (guru mengadakan eksperimen sendiri untuk menguji ketepatan proses dan hasilnya) sebelum menugaskan kepada siswa, sehingga dapat diketahui secara pasti kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi,
4) Menyediakan peralatan, bahan, dan sarana lain yang dibutuhkan untuk eksperimen yang akan dilakukan,
5) Menyediakan lembar kerja (bila dirasakan perlu).
b) Melaksanakan pemakaian metode eksperimen, dengan kegiatan- kegiatan:
1) Mendiskusikan bersama seluruh siswa mengenai prosedur, peralatan, dan bahan untuk eksperimen, serta hal-hal yang perlu diamati dan dicatat selama eksperimen,
2) Membantu, membimbing, dan mengawasi eksperimen yang dilakukan oleh para siswa, di mana para siswa mengamati serta mencatat hal-hal yang dieksperimenkan, dan
3) Para siswa membuat kesimpulan dan laporan tentang eksperimen.
c) Tindak lanjut pemakaian metode eksperimen, meliputi kegiatan- kegiatan:
1) Mendiskusikan hambatan dan hasil-hasil eksperimen,
2) Membersihkan dan menyimpan peralatan, bahan, atau sarana lainnya,
3) Evaluasi akhir eksperimen oleh guru.
4) Melihat langkah-langkah atau prosedur pemakaian metode eksperimen
Seperti yang telah disampaikan di atas, maka dalam penelitian ini langkah-langkah pemakaian metode eksperimen yang digunakan adalah sebagai berikut.
a) Mempersiapkan pemakaian metode eksperimen, mencakup kegiatan- kegiatan:
1) Menetapkan kesesuaian metode eksperimen terhadap tujuan- tujuan yang hendak dicapai,
2) Menetapkan kebutuhan peralatan, bahan, dan sarana lain yang dibutuhkan dalam eksperimen sekaligus memeriksa ketersediaannya di sekolah,
3) Mengadakan uji eksperimen sebelum menugaskan kepada siswa, sehingga dapat diketahui secara pasti kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi,
4) Menyediakan peralatan, bahan, dan sarana lain yang dibutuhkan untuk eksperimen yang akan dilakukan, dan
5) Menyediakan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang di dalamnya terdapat petunjuk pelaksanaan kegiatan eksperimen.
b) Melaksanakan pemakaian metode eksperimen, dengan kegiatan- kegiatan:
1) Memberikan pengarahan dan penjelasan kepada mengenai prosedur, peralatan, dan bahan untuk eksperimen, serta hal-hal yang perlu diamati dan dicatat selama eksperimen,
2) Membantu, membimbing, dan mengawasi eksperimen yang dilakukan oleh para siswa,
3) Siswa mencatat dan menjawab pertanyaan yang tersedia di LKS, 4) Siswa membuat laporan tentang eksperimen.
c) Tindak lanjut pemakaian metode eksperimen, meliputi kegiatan- kegiatan:
1) Guru dan siswa menyamakan persepsi, kesimpulan, dan membahas hambatan yang ditemui dalam kegiatan eksperimen serta hasil-hasil eksperimen,
2) Membersihkan dan menyimpan peralatan, bahan, atau sarana lainnya,
3) Evaluasi akhir eksperimen oleh guru.
Langkah-langkah eksperimen dapat dimodifikasi dan disesuaikan dengan keadaan lingkungan sekolah. Pada kegiatan pembelajaran menggunakan metode eksperimen, guru mempunyai peran sebagai pembimbing dan advisor. Metode eksperimen lebih menekankan pada keaktifan siswa untuk memperoleh pengetahuannya sendiri, bukan keaktifan guru dalam menyajikan pembelajaran.
B. Motivasi belajar 1. Pengertian Motivasi
Kata “motif”, diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melakukan aktivitas- aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata
„motif‟ itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang
telah menjadi aktif. Motif menjadi aaktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat mendesak.
Motivasi dapat juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka itu. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak dii dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.
Banyak para ahli khususnya dalam bidang psikologi yang berusaha untuk mengungkap tentang motivasi. Diantaranya berpendapat bahwa Motivasi adalah suatu motif adalah suatu set yang dapat membuat individu melakukan kegiatan-kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan.
Dengan demikian, prilaku atau tindakan yang di tunjukkan seseorang dalam upaya mencapai tujuan tertentu sangat tergantung dari motif yang dimilikinya. Dari defenisi tersebut maka jelas, kuat lemahnya atau semangat tidaknya usaha yang dilakukan seseorang untuk mencapai suatu tujuan akan ditentukan oleh kuat lemahnya motif yang dimiliki orang tersebut.
Motif dan motivasi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan.
Motivasi merupakan penjelmaan dari motif yang dapat dilihat dari prilaku
yang ditunjukan seseorang. Motivasi adalah suatu keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang menyebabkan seseorang melakukan kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan tertentu.Jadi dengan demikian, motivasi muncul dari dalam diri seseorang.
Jadi, motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai oleh munculnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, maka munculnya motivasi ditandai oleh adanya perubahan energi dalam diri seseorang yang mungkin disadari ataupun tidak. Motivasi sangat erat hubungannya dengan kebutuhan, sebab motivasi muncul karena kebutuhan. Seseorang akan terdorong untuk bertindak manakala dalam dirinya ada kebutuhan. Kebutuhan ini yang akan menimbulkan keadaan ketidakseimbangan (ketidakpuasan), yaitu ketegangan-ketegangan dan ketegangan itu akan hilang manakala kebutuhan itu telah terpenuhi. Kebutuhan seseorang selalu berubah-ubah.
Sesuatu yang menarik dan dibutuhkan untuk saat sekarang belum tentu menarik dan dibutuhkan untuk saat yang lain. Itulah sebabnya motivasi sebagai sesuatu yang dinamis, yang kadang-kadang lemah dan kadang- kadang juga kuat.
Proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa memiliki motivasi dalam belajar. Oleh sebab itu, guru perlu menumbuhkan motivasi belajar siswa. Ada beberapa fungsi motivasi dalam proses pembelajaran.
Menurut Hamalik (1995) ada tiga fungsi motivasi yaitu : a) Mendorong Tingkah Laku atau Perbuatan
Anak dengan sukarela mengumpulkan batu untuk membuat benteng ketika bermain perang-perangan dengan teman-teman sebayanya.
Tingkah laku yang ditunjukkan anak itu tiada lain karena adanya motivasi mereka. Hal ini menunjukkan bahwa prilaku setiap orang disebabkan karena dorongan yang muncul dari dalam yang disebut dengan motivasi.
b) Motivasi Berfungsi sebagai Pengaruh
Tingkah laku yang ditunjukkan setiap individu pada dasarnya diarahkan untuk memenuhi kebutuhannya atau untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Anak-anak akan merasa tidak senang manakala aktivitasnya diganggu karena dia merasa hal itu dapat menghambat pencapaian tujuan.
c) Motivasi Berfungsi sebagai Penggerak
Besar kecilnya motivasi seseorang akan menentukan keberhasilan pencapaian tujuan. Anak yang memiliki motivasi tinggi dalam mengerjakan suatu tugas akan membuat lebih cepat tugasnya itu selesai. Sebaliknya, anak yang memiliki motivasi rendah, maka penyelesaian tugasnya selain lama juga akan rendah pada kualitasnya.
Memerhatikan ketiga fungsi diatas, maka jelas motivasi dapat menentukan keberhasilan suatu proses pembelajaran. Oleh karena itu, meningkatkan motivasi belajar merupakan tugas guru yang cukup penting.
2. Pengertian Belajar
Beberapa teori menjelaskan tentang apa itu belajar, baik teori yang beraliran behaviourisme, kognitivisme, humanisme, maupun sibernetika.
Pada dasarnya teori-teori tersebut sekedar mengarahkan dan memilih jenis teori yang digunakan sebagai pijakan dalam melakukan kegiatan belajar
Belajar adalah usaha atau sutu kegiatan yang dilakukan secara sadar supaya mengetahui atau dapat melakukan sesuatu. Hamdayama (2016) mengemukakan bahwa hasil kegiatan belajar adalah perubahan diri, dari keadaan tidak tahu menjadi tahu, dari tidak melakukan sesuatu menjadi melakukan sesuatu, dari tidak mampu melakukan sesuatu menjadi mampu melakukan sesuatu. Belajar dapat dirumuskan sebagai suatu perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku sebagai akibat atau hasil pengalaman yang berlalu. Belajar merupakan suatu aktivitas yang menumbuhkan perubahan relatif permanen sebagai akibat upaya- upaya yang dilakukan.
3. Pengertian Motivasi Belajar
Motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang
mendukung menurut Uno(2007). Sedangkan Sumiati dan Asra (2008) mengemukakan bahwa motivasi belajar adalah sesuatu yang mendorong siswa untuk berperilaku yang langsung menyebabkan munculnya perilaku belajar. Siswa akan melakukan suatu proses belajar betapapun beratnya jika dia mempunyai motivasi yang tinggi. Satu lagi pengertian motivasi belajar dikemukan oleh A.M. Sardiman (2011), yaitu keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar dan menjamin kelangsungan kegiatan belajar, sehingga tujuan subyek belajar dapat tercapai.
Dari beberapa pengertian motivasi belajar yang dikemukakan oleh para ahli pendidikan di atas, dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar merupakan dorongan yang muncul pada diri anak sehingga menggerakkan anak untuk belajar dan mengadakan perubahan tingkah laku, sehingga tujuan belajar dapat dicapai. Motivasi belajar dapat berasal dari luar, tetapi motivasi yang sesungguhnya tumbuh dari dalam diri seseorang.
C. Pembelajaran IPA 1. Pengertian IPA
IPA singkatan “Ilmu Pengetahuan Alam” merupakan terjemahan dari kata-kata bahasa inggris “Natural Science” secara singkat disebut
“Science”. Natural artinya alamiah, berhubungan dengan alam atau bersangkut paut dengan alam. Science artinya ilmu pengetahuan. Jadi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau science secara harfiah dapat disebut
sebagai ilmutentang alam ini, ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam.
Ilmu pengetahuan alam adalah penyelidikan yang terorganisir untuk mencari pola atau keteraturan dalam alam. Ilmu pengetahuan alam sebagai produk tidak dapat dipisahkan dari hakikatnya sebagai proses.
Produk Ilmu pengetahuan alam adalah fakta-fakta, konsep-konsep dan prinsip-prinsip, serta teori-teori. Jadi IPA merupakan ilmu yang memepelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam, dilakukan dengan penyelidikan yang terorganisir yang didalamnya memuat fakta, konsep, prinsip serta teori.
Vessel dalam Bundu (2006) memberikan pengertian yang singkat tetapi bermakna yakni “science is what scientist do”. Sains adalah apa yang dikerjakan para ahli sains (saintis). Selain itu dia juga mengemukakan bahwa “science as an intellectual search involving inquiry, rational thought, and generalization”. Hal itu mencankup teknik Sains yang disebut sebagai proses Sains, sedangkan yang lain berupa fakta-fakta dan prinsip yang biasa disebut dengan produk Sains. IPA adalah ilmu yang mempelajari fenomena-fenomena yang ada di alam dengan sudut pandang tertentu. IPA membahas tentang gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil eksperimen dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia. Dari pengertian ini maka yang menjadi obyek studi IPA adalah fenomena-fenomena alam, yaitu seperti kajian tentang biologis dan fisik yang ada di alam. Studi IPA berkenaan
dengan pengorganisasian ruang hasil interaksi antara faktor manusia dengan faktor-faktor alam. Oleh karena itu, untuk dapat menyerap dengan baik apa gejala dan masalah yang ada di alam, kita harus mampu mendalami hakikat faktor manusia dengan alam lingkungannya.
2. Tujuan IPA
Pelajaran IPA di sekolah dasar bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan antara lain sebagai berikut:
a) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan kebesaran, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan- Nya.
b) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
c) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat.
d) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan.
e) Meningkatkan kesadaran untuk berprasangka dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
f) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
g) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs.
Dari uraian di atas bahwa tujuan pembelajaran sains adalah agar peserta didik memiliki kemampuan untuk menghargai alam sebagai bukti kebesaran Tuhan, mampu mengembangkan keterampilan, pengetahuan, dan pemahaman tentang konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sains merupakan bagian dari kehidupan manusia sehingga pembelajaran sains merupakan interaksi antara siswa dengan lingkungan kehidupannya.
3. Ruang Lingkup IPA
Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD atau MI meliputi aspek- aspek sebagai berikut :
a) Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.
b) Benda atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas.
c) Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya dan pesawat sederhana.
d) Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda- benda langit lainnya.
Berdasarkan pendapat di atas, ruang lingkup pembelajaran IPA di SD disesuaikan dengan tingkat perkembangan mental anak, artinya dengan tingkat kemampuan berfikir anak. Pikiran anak masih terbatas pada obyek di sekitar lingkungan. Pada tingkat ini anak dapat mengenal bagian-bagian dari benda-benda seperti berat, warna, dan bentuknya.
Ruang lingkup IPA di SD mencakup makhluk hidup dan proses kehidupannya, materi sifat-sifat dan kegunaannya, kesehatan dan makanan, penyakit dan pemecahannya, membudayakan alam dan kegunaannya, pemeliharaan dan pelestariannya.
D. Materi Alat Pernafasan Manusia 1. Pengertian Bernapas
Bernapas adalah salah satu kegiatan yang terus-menerus dilakukan semua makhluk hidup sepanjang usianya. Bernafas merupakan kegiatan mengisap oksigen dan mengeluarkan karbon dioksidadan uap air melalui alat pernafasan. Dengan bernapas tubuh kita mendapatkan oksigen yang diperlukan agar proses metabolisme tubuh kita dapat berlangsung. Oksigen berperan mengubah sumber energi menjadi energi, sehingga tanpa oksigen proses metabolisme tidak dapat terjadi..
2. Alat-alat Pernafasan Manusia a) Hidung
Hidung merupakan organ pernapasan pertama yang dilalui udara luar, merupakan lubang tempat masuk dan keluarnya udara pernapasan.
Hidung terdiri dari lubang hidung, rongga hidung, dan ujung rongga hidung. Selain menghirup udara melalui hidung sebenarnya kita juga dapat menghirup uadara melalui mulut. Tapi sebaiknya kita bernapas melalui hidung saja. Di dalam rongga hidung terdapat selaput lendir dan bulu-bulu hidung.
Jika bernapas melalui hidung, maka ada beberapa keuntungan yang kita peroleh, yaitu sebagai berikut:
1) Udara yang masuk menjadi bersih karena terlabih dahulu disaring oleh bulu-bulu hidung selaput lendir.
2) Udara yang masuk mengalami penyesuaian suhu sesuai dengan panas tubuh kita.
3) Udara yang masuk mengalami penyesuaian kelembapan sesuai dengan kondisi tubuh.
Fungsi hidung, bulu hidung dan lapisan lendir di dalam rongga hidung adalah menyaring debu dan mikroorganisme dari udara yang masuk. Kapiler darah yang banyak terdapat pada selaput lender/membran mukus membantu mengatur suhu udara yang masuk menjadi hampir sama dengan suhu badan di samping melembabkannya. Selain itu hidung juga berfungsi sebagai organ untuk membau karena reseptor bau terletak di bagian atas hidung.
b) Faring
Faring merupakan percabangan 2 saluran, yaitu saluran tenggorokan yang merupakan saluran pernapasan, dan saluran kerongkongan yang merupakan saluran pencernaan. Faring dimulai dari akhir lubang hidung hingga daerah awal laring (pangkal tenggorok). Pada daerah ini kadang-kadang terjadi kemacetan makanan apabila mekanisme klep antara selaput lunak langit-langit atas dan epiglottis pada bagian bawah terganggu. Gangguan tersebut dapat diakibatkan karena bicara
atau bernapas saat sedang makan, gangguan tersebut disebut tersedak.
Fungsi faring dalam proses pernapasan hanya sebagai tempat lewatnya udara, menuju ke laring .
c) Laring
Laring merupakan daerah kotak suara dengan selaput suara. Pita suara terletak di dinding laring bagian dalam. Selaput suara akan bergetar jika terhembus udara dari paru-paru. Pada laring terdapat katup pangkal tenggorok (epiglottis) dan tulang-tulang rawan yang membentuk struktur jakun. Epiglottis berguna untuk menutup laring sewaktu kita menelan makanan. Dengan demikian, makanan kita tidak masuk ke dalam saluran pernapasan. Pada laring juga terdapat cairan yang berguna untuk menangkap debu dan kotoran yang masuk. Bila udara yang kotor dan mengandung banyak kuman terbawa masuk ke saluran pernapasan, maka dapat menyebabkan terjadinya infeksi pada laring yang disebut laringitis (radang laring). Bila infeksi cukup parah, maka dapat mengakibatkan selaput suara membengkak dan akhirnya suara menjadi serak atau hilang sama sekali. Fungsi Laring mengatur tingkat ketegangan dari pita suara yang selanjutnya mengatur suara. Laring juga menerima udara dari faring diteruskan ke dalam trakea dan mencegah makanan dan air masuk ke dalam trakea.
d) Trakea
Batang tenggorok (trakea) terletak di depan kerongkongan (saluran makanan). Batang tenggorok tersusun dari tulang-tulang rawan yang
berbentuk cincin. Dinding sebelah dalam tenggorok mempunyai selaput lendir yang sel-selnya berambut getar. Selaput lendir dan rambut getar berfungsi untuk menahan dan mengeluarkan udara kotor (debu) agar tidak masuk ke dalam paru-paru. Akibat pengeluaran secara paksa tersebut kita akan batuk atau bersin. Jadi, fungsi trakea yaitu mengusir debu-debu halus yang lolos dari penyaringan di rongga hidung.
e) Bronkus
Cabang batang tenggorok (bronkus) tersusun dari tulang-tulang rawan yang berbentuk cincin. Bronkus merupakan percabangan dari trakea, bercabang menjadi 2 yaitu ke kanan menuju paru-paru kanan dan ke kiri menuju paru-paru kiri. Di dalam paru-paru bronkus bercabang- cabang menjadi bronkiolus yang menuju setiap lobus paru-paru.
Fungsibronkus adalah menyediakan tempat laluan jalannya udara yang dibawa masuk ke dalam paru-paru dan untuk mengeluarkan udara.
f) Bronkiolus
Anak cabang batang tenggorokan (bronkiolus) mengambil percabangan sesuai dengan jumlah gelambir paru-paru. Bronkiolus yang menuju paru-paru kanan bercabang 3, sedangkan yang menuju paru-paru kiri bercabang 2. Bronkiolus merupakan cabang dari bronkus, dindingnya lebih tipis dan salurannya lebih tipis. Pada ujung bronkiolus terdapat gelembung- gelembung yang sangat kecil yang disebut alveolus.
g) Paru-paru
Paru-paru (pulmo) terletak di dalam rongga dada di atas diafragma (sekat antara rongga dada dan rongga perut).Diafragma adalah sekat rongga badan yang membatasi rongga dada dengan rongga perut. Paru- paru manusia ada sepasang, sebelah kanan dan kiri. Pada bagian kiri terdiri atas 2 gelambir (lobus), sedangkan pada bagian kanan terdiri atas 3 gelambir. Paru-paru terbungkus oleh suatu selaput paru-paru (pleura).
Pleura ada 2 lapisan dan di antara keduanya terisi oleh suatu cairan.
Cairan tersebut berguna untuk melindungi paru-paru dari gesekan saat mengembang dan mengempis. Di dalam paru-paru terdapat penting yang memungkinkan terjadinya pertukaran udara (oksigen dan karbondioksida), yaitu alveolus. Dalam paru-paru ada sekitar 300 juta alveolus. Setiap alveolus diselubungi oleh pembuluh darah yang membentuk jaring.
Dinding alveolus sangat tipis setebal selapis sel, lembap dan berdekatan dengan kapiler-kapiler darah. Adanya alveolus memungkinkan terjadinya luasnya daerah permukaan yang berperan penting dalam pertukaran gas.
Pada bagian alveolus inilah terjadi pertukaran gas-gas O2 dari udara bebas ke sel-sel darah, sedangkan pertukaran CO2 dari sel-sel tubuh ke udara bebas terjadi.
3. Proses Pernapasan
Masuk dan keluarnya udara pernapasan dari paru-paru merupakan hasil kerja otot-otot dada dan otot diagfragma.Diagfragma adalah sekat antara rongga dada dan rongga perut.Berdasarkan otot yang mengatur
keluar masuknya udara, proses pernapasan dibedakan menjadi pernapasan dada dan pernapasan perut.
a) Pernafasan Dada
Pernapasan dada adalah pernapasan yang melibatkan otot antartulang rusuk. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut.
1) Fase inspirasi berupa berkontraksinya otot antar tulang rusuk sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
2) Fase ekspirasi merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.
b) Pernapasan perut
Pernapasan perut adalah pernapasan yang melibatkan otot diafragma. Mekanismenya dapat dibedakan sebagai berikut :
1) Fase inspirasi berupa berkontraksinya otot diafragma sehingga rongga dada membesar, akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan di luar sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk.
2) Fase ekspirasi merupakan fase relaksasi atau kembalinya otot diafragma ke posisi semula yang dikuti oleh turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya, tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.
4. Gangguan pada organ pernapasan manusia
Berikut adalah beberapa contoh gangguan pada sistem pernapasan manusia:
a) Emfisema
Emfisema adalah penyakit yang gejala utamanya adalah penyempitan (obstruksi) saluran napas, karena kantung udara di paru menggelembung secara berlebihan dan mengalami kerusakan.
b) Asma
Asma merupakan kelainan berupa penyumbatan saluran pernapasan yang disebabkan oleh alergi, seperti debu, bulu, ataupun rambut. Kelainan ini dapat diturunkan. Kelainan ini juga dapat kambuh jika suhu lingkungan cukup rendah atau keadaan dingin.
c) Kanker paru-paru
Penyakit ini merupakan salah satu yang paling berbahaya.Sel-sel kanker pada paru-paru terus tumbuh tidak terkendali. Penyakit ini lamakelamaan dapat menyerang seluruh tubuh. Salah satu pemicu
kankerparu-paru adalah kebiasaan merokok. Merokok dapat memicu terjadinya kanker paru-paru dan kerusakan paru-paru.
d) Tuberkulosis (TBC)
TBC merupakan penyakit paru-paru yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Bakteri tersebut menimbulkan bintil-bintil pada dinding alveolus. Jika penyakit ini menyerang dan dibiarkan semakin luas, dapat menyebabkan sel-sel paru-paru mati. Akibatnya paru-paru akan kuncup atau mengecil. Hal tersebut menyebabkan para penderita TBC napasnya sering terengah-engah.
e) Bronkhitis
Bronkhitis merupakan gangguan pada cabang batang tenggorokan akibat infeksi. Gejalanya adalah penderita mengalami demam dan menghasilkan lendir yang menyumbat batang tenggorokan. Akibatnya penderita mengalami sesak napas.
f) Influenza (flu)
Merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus influenza.Penyakit ini timbul dengan gejala bersin-bersin, demam, dan pilek.
g) Pneumonia(batuk rejan, atau batuk seratus hari)
Radang paru-paru (bahasa Inggris: pneumonia) adalah sebuah penyakit pada paru-paru di mana alveolus (alveoli) yang bertanggung jawab menyerap oksigen dari atmosfer meradang dan terisi oleh cairan.
Radang paru-paru dapat disebabkan oleh beberapa penyebab termasuk infeksi oleh bakteria, virus, jamur, atau pasilan (parasite). Radang paru-
paru dapat juga disebabkan oleh kepedihan zat-zat kimia atau cedera jasmani pada paru-paru atau sebagai akibat dari penyakit lainnya, seperti kanker paru-paru atau berlebihan minum alkohol.
Gejala yang berhubungan dengan radang paru-paru termasuk batuk, sakit dada, demam, dan kesulitan bernapas.
E. Kerangka Pikir
Metode eksperimen merupakan salah satu macam metode pembelajaran yang melibataktifkan siswa dengan mengalami dan membuktikan sendiri proses dan hasil percobaan yang dilakukan.
Penggunaan metode eksperimen ini diharapkan dapat membuat siswa memperoleh keterampilan untuk memecahkan permasalahan yang ditemuinya dalam pelajaran IPA, sehingga motivasi belajar IPA siswa dapat meningkat. Dengan kata lain,siswa dapat memperoleh kegiatan pembelajaran yang lebih bermakna.
Kebermaknaan yang timbul akibat penggunaan metode eksperimen akan memberi peluang kepada siswa untuk dapat mengembangkan potensi yang dimiliki khususnya tiga komponen dalam IPA yang meliputi proses ilmiah, produk ilmih, dan sikap ilmiah. Budi dalam Bundu(2006) merangkum pendapat para ahli dan mengemukakan beberapa rincian hakikat IPA. Berdasarkan definisi-definisi yang dirangkum oleh Budi dalam Bundu (2006) tersebut, diketahui terdapat dua aspek penting dalam IPA, yaitu langkah-langkah yang ditempuh dalam memahami alam (proses IPA) dan pengetahuan yang dihasilkan berupa fakta, prinsip, konsep dan
teori (produk IPA). Kedua aspek tersebut harus didukung oleh sikap IPA (sikap ilmiah) berupa keyakinan akan nilai yang harus dipertahankan ketika mencari atau mengembangkan pengetahuan baru.Kenyataan yang diperoleh menyebutkan bahwa di kelas, guru lebih banyak menggunakan metode ceramah ketika menerangkan materi ajar IPA daripada menggunakan metode eksperimen. Dampak yang begitu jelas terlihat adalah kurangnya motivasi belajar siswa dalam kegiatan IPA, sehingga motivasi siswa pun menjadi kurang maksimal.
Guru diharapkan untuk terus berusaha mengembangkan dan terus belajar untuk meningkatkan pengetahuannya tentang konsep belajar dan mengajar, karena keberadaannya di dalam kelas tidak hanya menjadi pusat perhatian siswa tetapi juga menjadi bagian dari pengamatan. Selain itu, keterampilan mengajar guru diharapkan menjadi lebih baik, baik dalam memotivasi maupun pengelolaan kelas. Mempersiapkan rencana pembelajaran oleh guru menjadi hal penting sebelum pelaksanaan pembelajaran. Sehingga pemilihan metode atau strategi belajar sangatlah penting untuk dipertimbangkan karena dapat mempengaruhi motivasi dan hasil belajar siswa. Berdasarkan berbagai kajian teori di atas, maka kerangka pikir dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.3 Bagan alur kerangka pikir pengaruh penggunaan metode eksperimen terhadap motivasi belajar siswa.
F. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian rumusan masalah, landasan teori, dan kerangka berpikir yang telah diuraikan, maka peneliti mengajukan suatu hipotesis penelitian sebagai berikut:
Ho : Penggunaan metode eksperimen tidak berpengaruh signifikan terhadapmotivasi belajar siswa kelas V SD Negeri Bayang Makassar.
H1 : Penggunaan metode eksperimen berpengaruh signifikan terhadap motivasi belajar siswa kelas V SD Negeri Bayang Makassar.
Adapun kriteria pengujiannya sebagai berikut:
𝐻1 diterima jika 𝑓𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝑓 −𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 𝐻0 diterima jika 𝑓𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑓 −𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
Rendahnya motivasi belajar siswa pada pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di kelas V SD Negeri Bayang Makassar
Penggunaan metode eksperimen
1. Menimbulkan minat siswa
2. Tercipta kondisi pembelajaran yang menyenangkan 3. Melibatkan siswa secara aktif
4. Membantu siswa mendapatkan konsep/ gambaran yang jelas dan tepat
Motivasi belajar siswa meningkat
34 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Bayang Makassar Provinsi Sulawesi Selatan dengan pertimbangan bahwa :
1) Siswa cenderung pasif dalam proses pembelajaran 2) Rendahnya profesionalisme guru
3) Motivasi siswa belajar IPA masih rendah
4) Kesediaan pihak sekolah sebagai tempat pelaksanaan penelitian
Adapun waktu pelaksanaan penelitian direncanakan pada semester ganjil, pada mata pelajaran IPA pokok bahasan alat pernapasan manusia.
Pada penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Peneliti menerapkan metode penelitian eksperimen karena penelitian ini digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain, yang dalam penelitian ini peneliti menerapkan metode eksperimen ke dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) untuk mencari pengaruh terhadap motivasi belajar siswa. Penelitian eksperimen termasuk dalam metode kuantitatif. Metode kuantitatif adalah metode penelitian yang menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Jenis eksperimen yang dipakai adalah pra-eksperimen.
Dinamakan penelitian pra-eksperimen karena metode penelitian ini menggunakan langkah-langkah dasar penelitian eksperimen, namun tidak
ada kelas kontrol sebagai perbandingan. Artinya, penelitian pra- eksperimen lebih memfokuskan penelitian pada kelas yang diberi perlakuan, tetapi tidak ada perbandingan dengan kelompok nonperlakuan.
Desain penelitian pra-eksperimen yang digunakan adalah The One Group Pretest-Posttest Design. Desain The One Group Pretest-Posttest adalah penelitian yang memasukkan pretest untuk menentukan skor garis belakang (hasil postes). Pemberian pratest dan postest dipakai pada penelitian eksperimen karena peneliti ingin melihat perubahan dari perlakuan yang diberikan terhadap kelas eksperimen. Desain The One Group Pretest-Posttest memberikan hasil perbandingan yang lebih akurat antara sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Adanya perubahan motivasi belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) antara hasil pretes dengan hasil postes akan menunjukkan ada tidaknya pengaruh dari perlakuan penggunaan metode eksperimen dalam kegiatan pembelajaran.
Dengan kata lain, perbedaan hasil prates dengan postes merupakan efek dari perlakuan atau treatment.
Penelitian ini dilakukan dengan rancangan sebagai berikut:
Keterangan:
O1 : Motivasi belajar siswa sebelum treatment O2 : Motivasi belajar siswa sesudah treatment X : Kegiatan pembelajaran pada kelas eksperimen
Sugiyono (2011)
𝐎
𝟏X 𝐎
𝟐B. Variabel dan Definisi Operasional Variabel
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat. Sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, sebab karena adanya variabel bebas.
Variabel yang terdapat dalam penelitian ini adalah:
1) Variabel bebas pada penelitian ini adalah penerapan metode eksperimen.
2) Variabel terikat pada penelitian ini adalah motivasi belajar IPA siswa.
Untuk menghindari terjadinya salah penafsiran mengenai variabel dalam penelitian ini, maka peneliti memperjelas definisi operasional variabel yang dimaksud, yaitu :
1) Metode eksperimen : Metode pembelajaran ini dapat membantu siswa dalam kegiatan pembelajaran karena dapat membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya sendiri.
2) Motivasi belajar siswa : Hasil pengukuran angket motivasi siswa yang menggambarkan minat atau dorongan yang muncul pada diri siswa sehingga menggerakkan siswa untuk belajar dan melakukan perubahan tingkah laku.
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V semester ganjil SD Negeri Bayang Makassar. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Hadjar (1999:134) Mengemukakan bahwa dalam beberapa penelitian seringkali jumlah subjek dalam sampel sama dengan jumlah yang ada dalam populasi.
Arikunto dalam Indrawan (2014:103) berpendapat bahwa jika peneliti memiliki beberapa ratus subjek dalam populasi, maka mereka dapat menentukan kurang lebih 25-30% dari jumlah tersebut, namun jika jumlah anggota subjek dalam populasi hanya meliputi antara 100-150 orang, dan dalam pengumpulan datanya peneliti menggunakan angket, maka sebaiknya subjek sejumlah itu diambil seluruhnya.
Berdasarkan pendapat tersebut, penulis menetapkan seluruh siswa kelas V SD Negeri Bayang Makassar sebagai sampel penelitin. Jadi jumlah sampel penelitian ini adalah 40 siswa. Dengan demikian, penelitian ini disebut pula penelitian populasi.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan cara:
1) Angket
Angket yaitu suatu alat pengumpulan data melalui daftar pertanyaan tentang masalah yang diselidiki. Angket merupakan alat pengumpulan
data dari suatu kelompok atau individu yang jumlahnya besar dan tersebar luas pada daerah tertentu. Dalam pengumpulan data, angket dapat dipergunakan untuk mendapatkan data baik bersifat kualitatif maupun data kuantitatif. Pada daftar pertanyaan tersebut tercantum item yang harus dijawab oleh responden. Didalam angket terdapat empat alternatif jawaban seperti: selalu, sering, kadang – kadang dan tidak pernah.
2) Observasi
Observasi dilakukan peneliti untuk mengamati proses pembelajaranmengenai segala sesuatu yang terjadi pada proses pembelajaran tersebut, baik sebelum adanya perlakuan (treatment) maupun sesudah adanya perlakuan (treatment).
3) Dokumentasi
Metode ini dilakukan dengan mengambil data-data yang mendukung penelitian meliputi nama-nama siswa sebagai sampel penelitian, data kehadiran siswa, serta data-data yang mendukung penelitian.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan untuk memperoleh data dalam suatu penelitian. Ada bebrapa jenis instrumen yang biasanya digunakan pada penelitian. Namun pada penelitian ini, instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data adalah angket dan lembar observasi.
Lembar angket ini berbentuk checklist. Siswa sebagai responden memberikan tanda chek (√) pada pilihan jawaban yang dianggap paling tepat untuk mewakili jawabannya. Pada setiap item, skor yang digunakan sesuai dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Skor 1 untuk jawaban tidak pernah.
b. Skor 2 untuk jawaban kadang-kadang.
c. Skor 3 untuk jawaban sering.
d. Skor 4 untuk jawaban selalu.
Ada beberapa kisi-kisi yang digunakan dalam lembar angket ini.
Berdasarkan indikator motivasi belajar yang dikemukan oleh Uno (2007:23), kisi-kisi lembar angket ini disusun sebagai berikut.
Tabel 3.1 Kisi-kisi Lembar Angket Motivasi Belajar Siswa
No Indikator Motivasi Nomor Soal Jumlah Item
1 Tekun mengerjakan tugas 1,2,3,4 4
2 Ulet menghadapi kesulitan 5,6,7,8 4
3 Lebih senang bekerja mandiri 9,10 2
4 Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin 11,12,13 3 5 Dapat mempertahankan pendapatnya 14,15,16 3 6 Senang mencari dan memecaahkan
masalah soal-soal
17,18,19,20 4
Jumlah 20
Sedangkan kisi-kisi pedoman observasi aktivitas guru dan kesesuaian penggunaan metode eksperimen dalam kegiatan pembelajaran disusun sebagai berikut.
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Pedoman Observasi Aktivitas Dan Kesesuaian Penggunaan Metode Eksperimen dalam Kegiatan Pembelajaran
No Indikator Sub Indikator Jumlah
Butir 1 Persiapan pemakaian
metode eksperimen
Penetapan tujuan kegiatan pembelajaran
2 Persiapan peralatan dalam kegiatan
eksperimen
2
Persiapan perangkat pembelajaran 2
2 Pelaksanaan pemakaian metode eksperimen
Pemberian pengarahan dan petunjuk pelaksanaan kegiatan eksperimen
1
Berperan sebagai pembimbing serta membantu dan mengawasi kegiatan eksperimen siswa
4
3 Tindak lanjut pemakaian metode eksperimen
Pembahasan hasil eksperimen 3
Pemberian evaluasi 1
Jumlah 15
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik deskriptif dan analisis inferensial yang digunakan sebagai berikut :
1. Analisis Hasil Belajar (Pretes Postes) a. Analisis Statistik Deskriprtif
Menurut Sugiyono (2007) statistik deskriptif adalah statistik yang berfungsi untuk mendiskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Termasuk dalam analisis deskriptif antara lain sebagai berikut:
1). Perhitungan Rata-rata (Mean)
Menurut Sugiyono (2007) Mean adalah teknik penjelasan kelompok yang didasarkan atas nilai rata-rata dari kelompok tersebut. Rumus yang digunakan untuk menghitung rata-rata adalah:
M=Ʃ𝑓𝑥 𝑁 Keterangan:
M = Mean
Ʃfx = Jumlah dari hasil perkalian antara masing-masing skor dengan frekuensinya.
N = Jumlah subjek 2). Persentase Nilai Rata-rata
P=𝑓𝑁x100%
Keterangan:
P = Angka persentase F = Frekuensi
N = Jumlah sampel
Untuk melihat tingkat penguasaan materi siswa dapat dilihat pada tabel 3.3 dibawah ini.
Tabel 3.3 Tingkat Penguasaan Materi Siswa
No Tingkat Penguasaan (%) Kategori
1 85 - 100 Sangat Tinggi
2 65 - 84 Tinggi
3 55 - 64 Cukup
4 35 - 54 Rendah
5 0 – 34 Sangat Rendah
b. Analisis Statistik Inferensial
Analisis yang digunakan dalam pengujian ini adalah Uji f. Tujuan dari uji ini adalah untuk membandingkan (membedakan) apakah kedua data (variabel) sama atau berbeda. Dengan demikian maka dapat dilihat hasil belajar siswa kelas V antara pretest dan posttest dalam pembelajaran IPA dan hasil angket motivasi belajar siswa. Adapun penggunaan uji f, yaitu:
𝐹
𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔=
𝑅𝐽𝐾𝑅𝐽𝐾𝑅𝑒𝑔 (𝑏𝑎 )𝑅𝑒𝑠
Keterangan:
𝑅𝐽𝐾𝑅𝑒𝑔 (𝑏𝑎 ) = Rata-rata jumlah kuadrat Regresi (ba)
𝑅𝐽𝐾
𝑅𝑒𝑠 = Rata-rata jumlah kuadrat Residu Rumus dari 𝑅𝐽𝐾𝑅𝑒𝑔 (𝑏𝑎) dan𝑅𝐽𝐾
𝑅𝑒𝑠 adalah:𝑅𝐽𝐾
𝑅𝑒𝑔(𝑎)= 𝐽𝐾
𝑅𝑒𝑔 (𝑎)𝑅𝐽𝐾
𝑅𝑒𝑔(𝑏ǀ𝑎)= 𝐽𝐾
𝑅𝑒𝑔 (𝑏ǀ𝑎)𝑅𝐽𝐾
𝑅𝑒𝑠=
𝐽𝐾𝑅𝑒𝑠𝑛−2
Keterangan:
𝐽𝐾𝑅𝑒𝑠 = Jumlah Kuadrat Residu 𝐽𝐾𝑅𝑒𝑔 = Jumlah Kuadrat Regresi N = Subjek pada sampel
Rumus mencari jumlah kuadrat regresi dan jumlah kuadrat residu yaitu:
𝐽𝐾𝑅𝑒𝑔 (𝑎) = (Ʃ𝑌)𝑛 2
𝐽𝐾𝑅𝑒𝑔 (𝑏ǀ𝑎) = b.{ƩXY – Ʃ𝑋 .(Ʃ𝑌)𝑛 } 𝐽𝐾𝑅𝑒𝑠 = Ʃ𝑌2 - 𝐽𝐾𝑅𝑒𝑔 (𝑏) - 𝐽𝐾𝑅𝑒𝑔(𝑎) Keterangan:
ƩY = Jumlah Y (nilai motivasi)
ƩX = Jumlah X (nilai pretest/posttest) N = Subjek pada sampel
Rumus mencari rata-rata adalah : Rata-rata X : Ẋ = Ʃ𝑋𝑛 Rata-rata Y : Ῡ = Ʃ𝑌𝑛 Menghitung rumus b
b = 𝑛. Ʃ𝑋𝑌− Ʃ𝑋 .Ʃ𝑌 𝑛.Ʃ𝑋2 −(Ʃ𝑋)2
Menghitung rumus a
a = Ʃ𝑌−𝑏.Ʃ𝑋𝑛
Menghitung persamaan regresi sederhana Ŷ = a + bX
Keterangan:
a = Konstanta b = Koefisien
X = Nilai Pretest/Postest Y = Nilai Motivasi