• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH METODE THREE STEP INTERVIEW TERHADAP HASIL BELAJAR PKn PADA SISWA KELAS V SD INPRES PANNAMPU II KOTA MAKASSAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENGARUH METODE THREE STEP INTERVIEW TERHADAP HASIL BELAJAR PKn PADA SISWA KELAS V SD INPRES PANNAMPU II KOTA MAKASSAR"

Copied!
96
0
0

Teks penuh

(1)

i SKRIPSI

MAHATHIR MUHAMMAD NIM 4514103019

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS BOSOWA MAKASSAR 2018

(2)

ii

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul “Pengaruh Metode Three Step Interview Terhadap Hasil Belajar Pkn Pada Siswa Kelas V SD Inpres Pannampu II Kota Makassar. Beserta seluruh isinya benar-benar karya saya sendiri, bukan karya hasil plagiat. Saya siap menanggung resiko/sanksi apabila ternyata ditemukan adanya perbuatan tercelah yang melanggar etika keilmuan dalam karya saya ini, termaksud adanya klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Makassar, September 2018

Yang membuat pernyataan

Mahathir Muhammad

(3)
(4)

iv MOTTO

“Sesunguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu

urusan),tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain),dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap”

(Q.S Al-Insyirah: 6-7)

Ketika nafas masih berhembus dimanapun dan kapanpun berguna bagi diri sendiri dan berguna bagi orang lain. Yakinkan dengan Iman Usahakan dengan Ilmu, Sampaikan dengan Amal… Yakin Usaha Sampai

”Kupersembahkan karya sederhana ini Sebagai bukti terima kasihku untuk Ibundaku,Kakeku tercinta,Saudara-saudaraku,

Sahabat-sahabatku, Kakandaku,

dan Yang telah menjadi motivasi dan inspirasi Yang tiada henti memberikan doa dan dukungannya”.

(5)

v

Hasil Belajar PKn pada Siswa Kelas V SD Inpres Panammpu II Kota Makassar.

Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan ILmu Pendidikan Universitas Bosowa (dibimbing Oleh Dr. Asdar, M.Pd sebagai Pembimbing I Dan Susalti Nur S.Pd., M.Pd sebagai pembimbing II). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode Three Step Interview Terhadap Hasil Belajar PKn pada Siswa Kelas V SD Inpres Panammpu II Kota Makassar Populasi dari penelitian ini adalah seluruh peserta didik pada kelas V A dan B SD Inpres Pannampu Kota Makassar tahun ajaran 2017/2018 sebanyak 1 kelas. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara total sampling. Jenis Penelitian ini adalah Ekperimen dengan rancangan penelitian adalah Nanoquivalent Control Group Design. Sampel yang digunakan ialah kelas V A dan kelas V B. Analisis yang dilakukan pada penelitian ini ada dua yaitu analisis deksriptif dan analisis inferensial (Uji-t). Berdasarkan analisis deskriptif didapatkan bahwa rata-rata peserta didik yang dibelajarkan dengan menggunakan metode Three Step Interview berada pada kategori tinggi sedangkan nilai rata-rata tanpa melakukan model pembelajaran berada pada kategori sedang. Bahwa nilai untuk uji-t diperoleh X2 t-hitung > X2 t-tabel yaitu ( >2,074), maka dapat dinyatakan bahwa H1 diterima dan H0 ditolak. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahawa terdapat pengaruh metode Three Step Interview Terhadap Hasil Belajar PKn pada Siswa Kelas V SD Inpres Panammpu II Kota Makassar.

Kata Kunci : Hasil Belajar, Metode Three Step Interview

(6)

vi ABSTARCT

Mahathir Muhammad. 2018. Effect of the Three Step Interview Method on Civics Learning Outcomes in Class V Students of the Panammpu II Elementary Inpres Makassar City. Thesis, Department of Primary School Teacher Education, Faculty of Teacher Training, Education, Bosowa University. (guided by Dr. Asdar, M.Pd as Advisor I and Susalti Nur S.Pd., M.Pd as mentors II).

This research is an experimental research which aims to determine the effect of the Three Step Interview Method on Civics Learning Outcomes in Class V Students of Panammpu II Inpres Elementary School Makassar City The population of this study were all students in the VA and B classes of SD Inpres Pannampu Makassar 2017 / 2018 in 1 class. Sampling is done by means of total sampling. The type of this research is experiment with research design is Nanoquivalent Control Group Design. The sample used is class V A and class V B. The analysis carried out in this study there are two, namely descriptive analysis and inferential analysis (Test-t). Based on the descriptive analysis, it was found that the average student who was taught using the Three Step Interview method was in the high category while the average value without doing the learning model was in the medium category. That the value for t-test is obtained by X2 t-count>

X2 t-table that is (4,033> 2,074), it can be stated that H1 is accepted and H0 is rejected. Thus, it can be concluded that there is an effect of the Three Step Interview Method on Civics Learning Outcomes in Class V Students of the Panammpu II Inpres Elementary School of Makassar City.

Keywords: Learning Outcomes, Three Step Interview Method

(7)

vii

Segala puji hanya milik Allah SWT, Rabb pencipta alam semesta, yang telah melimpahkan segala nikmat-Nya hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang bejudul “ Pengaruh Metode Three Step Interview Terhadap Hasil Belajar PKn PadaSiswa Kelas V SD Inpres Pannampu II Kota Makassar” sebagai bentuk aplikasi dari ilmu yang selama ini penulis dapatkan, sebelum mengabdikan diri ditengah masyarakat sebagai pendidik yang handal dan profesional.

Salam dan shalawat senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat, serta kepada seluruh pengikutnya yang senantiasa konsisten dan istiqomah dalam memengang teguh sunnah beliau hingga akhir zaman nantinya.

Detik-detik yang indah kini tersimpul menjadi rentangan waktu yang panjang dan akhirnya dapat terlewati dengan sukacita. Sulit rasanya menggambarkan segala hal yang telah terlewatkan bersama teman-teman di kampus tercinta ini, berbagai macam perasaan yang telah ditawarkan oleh mereka menjadikan hari-hariku semakin berwarna dan penuh dinamika, tetapi seperti pelangi pada umumnya kejadian itu tidak berdiri sendiri tapi merupakan kumpulan bias dari benda lainya yang kemudian meghasilkan warnah yang indah.

Dengan segenap rasa cinta dan segala kerendahan hati ucapan terima kasih yang tak terhingga atas kasih sayang yang tak bertepi kepada Ayahanda dan Ibunda yang untuk beliau skripsi ini kupersembahkan. Bimbingan do’a dan

(8)

viii

segala bentuk pengorbanya yang tak ternilai harganya beliau berikan hanya untuk keberhasilanku. Saudariku yang tercinta yang begitu banyak aku korbankan, baik materil maupun moril, semoga bersama-sama kita akan menjadi insan yang lebih baik lagi.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwas kripsi ini masih ada kekurangan.Oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan untuk menyempurnakan skripsi ini. Penyusunan skripsi ini, tidak lepas dari partisipasi, pemikiran dan bimbingan serta motivasi dari berbagai pihak, Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Prof. Dr. Ir. Muhammad Saleh Pallu M.Eg selaku Rektor Universitas Bosowa Makassar.

2. Dr. Asdar, S.Pd.,M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bosowa Makassar.

3. Susalti NurArsyad, S.Pd.,M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Bosowa.

4. Dr. Asdar, S.Pd.,M.Pd selaku Pembimbing I yang telah memberikan waktu untuk membimbing, memberikan masukan, nasehat dan arahan sehinggah skripsi ini dapat terselesaikan.

5. Susalti NurArsyad, S.Pd.,M.Pd selaku Pembimbing II yang turut memberikan masukan hingga selesainya tugas akhir ini.

(9)

ix

7. Hj. Suharni, S. Pd selaku kepala sekolah SD Inpres Pannampu II Kota Makassar, Bapak Amirullah S.Pd selaku guru pamong saat penulis melaksanakan penelitian, beserta seluruh guru-guru, staf, dan tenaga sekolah beserta adik-adik siswa siswi Sekolah DasarInpres Pannampu II Kota Makassar atas antusias dan dan segala bantuan yang telah diberikan selamah penulis melaksanakan penelitian.

8. Terkhusus untuk kedua orangtua tercinta, Ayahanda Borahima Rajab dan ibunda Andi Sukmiati yang telah memberikan kasih sayang, perhatian dan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9. Adikku tersayang Ainur Halizah dan Aira Suci Ramadhani. Terima kasih untuk doa dan motivasi yang diberikan kepada penulis.

10. Sahabat-sahabatku dan seluruh teman-teman yang tak bisa penulis sebutkan namanya satu per satu terima kasih yang sedalam-dalamnya penulis ucapkan karena telah memberikan semangat, dorongan, dan bantuanya dalam penyusunan hingga penyelesaian skripsi ini.

11. Seluruh senior-senior serta rekan-rekan mahasiswa PGSD angkatan 2014, terkhusus buat rekan-rekan mahasiswa Pendidika Guru Sekolah Dasar yang tidak jauh lagi seperti saudara sendiri, yang telah memberikan kebahagiaan, dukungan, motivasi dan keceriaan selama penulis dibangku perkuliahan.

(10)

x

12. Kakanda, Ayunda Saudara-saudaraku dan adikku tercinta di HmI Komisarat

“45” terima kasih atas segala pembelajaran yang bermakna dalam kebersamaan, kecerian, kebahagiaan sehingga hidup bermakna selama ini yang tiada henti-hentinya memberikan dukungan dan doa, semoga menjadi kenangan terindah yang tak terlupakan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna dan tidak akan pernah menemui kata sempurna dikarenakan terbatasnya kemampuan yang dimiliki penulis, oleh sebab itu penulis memohon maaf dan sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan skripsi ini.

Akhirnya hanya kepada Allah lah penulis menyembah dan hanya kepada Allah pulalah penulis meminta dan menyerahkan segalanya, semoga semua pihak yang banyak membantu dalam penulis mendapatkan pahala dari Allah SWT, serta semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan, insan-insan pendidik, dan terkhusus bagi penlis sendiri.

Billahitaufiq Wal Hidayah Wassalamu Alaikum Wr. Wb.

Makassar, September 2018

Penulis,

Mahathir Muhammad

(11)

xi

HALAMAN JUDUL ... i

PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ... ii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTARCT ... v i KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL... x iv DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

A. KajianTeori ... 10

1. Hakikat Belajar ... 10

a. Pengertian Belajar ... 10

b. Prinsip Belajar ... 13

c. Tujuan Belajar ... 14

2. Hasil Belajar ... 16

3. Metode Three Step Interview ... 17

a. Pengertian Metode Three Step Interview ... 17

b. Langkah-Langkah Three Step Interview ... 18

(12)

xii

c. Kelebihan dan Kelemahan Three Step Interview ... 19

4. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan ... 20

5. Materi Memahami Berorganisasi ... 21

a. Memahami Organisasi ... 21

b. Organisasi Di sekitar kita ... 23

c. Membentuk Organisasi Di Kelas ... 27

B. Kerangka Pikir ... 28

C. Hipotesis ... 30

BAB III METODE PENELITIAN ... 31

A. Pendekatan, Lokasi, dan Jenis Penelitian ... 31

1. Desain Penelitian ... 31

2. Lokasi Penelitian... 32

B. Variabel Definisi Operasional ... 33

1. Variabel Bebas ... 33

2. Variabel Terikat ... 33

C. Populasi dan Sampel ... 34

D. Instrumen Penelitian ... 35

E. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data ... 36

F. Teknik Analisis Data ... 36

1. Analisis Infrensial ... 37

a. Uji-t ... 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN... 38

A. Hasil Penelitian ... 38

1. Analisis Statistik Deskriptif ... 38

2. Analisis Statistik Inferensial ... 40

B. Pembahasan ... 43

BAB V PENUTUP ... 46

A. Kesimpulan ... 46

B. Saran ... 47

DAFTAR PUSTAKA ... 48

RIWAYAT HIDUP ... 80

(13)

xiii

Gambar 2.1 Kerangka Pikir... 29

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Desain Penelitian Nonequivalen Control Gruop Design ... 32

Tabel 2.2 Populasi Penelitian ... 34

Tabel 2.3 Sampel Penelitian ... 35

Tabel 2.4 Nilai Statistik Deskriptif Tes... 39

(15)

xv

Lampiran 1. Daftar hadir Siswa Kelas V A ... 51

Lampiran 2. Daftar hadir Siswa Kelas V B... 52

Lampiran 3. Rencana Pelaksaan Pembelajaran ... 53

Lampiran 4. Angket Wawancara... 60

Lampiran 5. Jawaban Angket Wawancara ... 64

Lampiran 6. Instrumen Pretest Kontrol dan Ekperimen ... 65

Lampiran 7.Instrumen Posttest Kontrol dan Ekperimen... 66

Lampiran 8. Jawaban Instrumen soal Pretest Kontrol dan Ekperimen ... 67

Lampiran 9. Nilai Pretest Kelas V B Kontrol ... 69

Lampiran 10.Nilai Posttest Kelas V B Kontrol ... 70

Lampiran 11. Nilai Pretest Kelas V A Eksperimen ... 71

Lampiran 12. Nilai Posttest Kelas V A Ekperimen ... 72

Lampiran 13. Hasil Kerja Lembar Siswa ... 73

Lampiran 14. Hasil Wawancara Siswa ... 75

Lampiran 15. Nilai-Nilai Dalam Distrubusi-t ... 76

(16)

xvi

Lampiran 16.Dokumentasi ... 77 Lampiran 17. Surat Keterangan Penelitian ... 79 Lampiran 18. Riwayat Hidup ... 80

(17)

1 A. Latar Belakang

Dalam arti sederhana pendidikan sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa.

Pendidikan adalah Pengalaman-pengalaman belajar terprogram dalam bentuk pendidikan formal, non formal, dan informal di sekolah dan diluar sekolah yang berlangsung seumur hidup yang bertujuan mengoptimalisasi pertimbangan kemampuan-kemampuan individu agar dikemudian hari dapat memainkan peranan hidup secara tepat. Melalui pendidikan setiap masyarakat akan melestarikan nilai-nilai luhur sosial kebudayaannya yang telah terukir dengan indah dalam sejarah bangsa tersebut. Serentak dengan itu, melalui pendidikan juga diharapkan dapat ditumbuhkan kemampuan untuk menghadapi tuntutan objektif masa kini, baik tuntutan dari dalam maupun dari luar masyarakat yang bersangkutan.

Dalam UU nomor 2 tahun 1989, pendidikan adalah Usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan bagi peranannya di masa yang akan datang. Sedangkan udang-undang sistem

(18)

2

pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 menyatakan tujuan pendidikan nasional sebagai berikut:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.”

Suatu negara menyelenggarakan pendidikan bagi bangsanya adalah dengan maksud mencerdaskan rakyat meningkatkan pengetahuan mereka demi kesejahteraan bersama yang pada gilirannya akan menjadikan negara itu mengalami kemajuan. Akan tetapi, acap kali perkembangan pendidikan suatu negara perlu melihat kemajuan pendidikan dicapai oleh orang lain. Itulah sebabnya dalam memajukan pendidikan, suatu negara perlu membandingkannya dengan pelaksanaan pendidikan di negara lain mengetahui persamaan dan perbedaannya, kelebihan dan kelemahannya, lalu mengambil unsur positifnya sekaligus menyesuaikan dengan kondisi lokal. Tentu saja pengalaman pendidikan suatu negara tidak dapat ditranspalantasikan begitu saja ke negara lain karena perbedaan budaya, politik, hukum, ekonomi, dan lainnya. Namun pada taraf tertentu, prinsip umum yang menjiwai suatu penyelenggaraan pendidikan dapat berlaku secara global di negara lain. Adapun praktiknya bisa disesuaikan dengan negara yang bersangkutan.

Dengan perbandingan pendidikan tersebut tumbuh rasa saling menghargai dan meningkatkan hubungan kerja sama antarnegara dalam bidang pendidikan.

Terlebih ketika jarak antarnegara bukan sebuah hambatan, menjadi kian dekat karena canggihnya teknologi komunikasi dan media elektronik, yakni ketika

(19)

seseorang dapat mengakses langsung via internet untu mengetahui bagaimana kondisi pendidikan suatu negara. Belajar dari keberhasilan pendidikan di negara lain, kita pun dapat memulai pembaharuan pendidikan di negara sendiri.

Sehubungan dengan itu pendidikan sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan, maka pendidikan harus dilaksanakan sebaik mungkin sehingga memperoleh hasil yang diharapkan.Pentingnya peningkatan pendidikan karena mempunyai tujuan yang akan dicapai mulai dari tujuan pendidikan nasional sampai pada tujuan pendidikan yang ruang lingkupnya sempit seperti tujuan pembelajaran khusus atau indikator hasil belajar yang harus dikembangkan oleh guru dalam setiap pembelajaran.

Berangkat dari hal-hal tersebut, metode pembelajaran Three Step Interview perlu diterapkan dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah dasar pada umumnya, langkah-langkah yang akan di lakukan oleh siswa dalam tahap menjadi manusia yang berkewarga negaraan yang baik dan patuh serta taat pada aturan-aturan negara.

Banyak siswa yang merasa kurang mampu mempelajari PKn, karena semakin berkurang dalam nilai-nilai kehidupan sehari-hari sehingga menyebabkan berbagai sikap perilaku negatif. Ketidakmampuan siswa disebabkan oleh ketidakmampuan guru membuat suasana pembelajaran yang lebih menarik, guru masih menggunakan metode konvensional dalam pembelajaran. Proses belajar PKn yang baik adalah guru harus mampu membuat suasana belajar yang menyenangkan, guru dapat menarik perhatian siswa, sehingga siswa tergerak untuk melakukan aktifitas dalam pembelajaran. Guru harus menggunakan metode

(20)

4

yang bervariasi atau metode yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Keterbatasan sarana dan prasarana juga sangat berpengaruh terhadap pembelajaran. Sarana dan media belajar yang masih tradisional juga menghambat pembelajaran, karena pembelajaran tidak akan efektif. Guru harus mencatat di papan atau mendiktekan materi kemudian siswa mencatat. Hal tersebut sangat menghambat pembelajaran.

Selain itu, lingkungan belajar siswa yang kurang baik akan membuat siswa terganggu dalam pembelajaran, misalnya tempat tinggal siswa yang berada pada lingkungan yang masyarakatnya tidak sadar akan pentingnya pendidikan. Maka siswa akan berpengaruh terhadap hal tersebut.

Dalam pengajaran PKn siswa diharapkan benar-benar aktif. Dengan belajar aktif diharapkan memiliki dampak positif bagi siswa tentang apa yang dipelajari dan bisa diterapkan dalam kehiduapan sehari-hari, sehingga siswa mengetahui kegunaan dari ilmu PKn. Siswa yang kurang aktif dalam belajar prestasinya lebih rendah dari siswa yang aktif dalam pembelajaranya.

Permasalahan tersebut masih banyak kita jumpai di sekolah-sekolah.

Permasalahan yang sering dijumpai antara lain adalah:

1. Tidak ada inisiatif siswa untuk bertanya

2. Siswa tidak berani menjawab pertanyaan dari guru secara individu 3. Kemandirian dalam mengerjakan soal masih sangat kurang

4. Siswa berbicara sendiri ketika guru menerangkan atau mengajar.

Hal ini disebabkan oleh cara mengajar guru yang menggunakan metode konvensional dalam pengajaran, sehingga siswa tidak tertarik dengan pelajaran.

(21)

Akibatnya siswa tidak menyukai pelajaran, yang berdampak pada prestasi belajar yang rendah. Guru tidak melibatkan siswa dalam pembelajaran, sehingga siswa pasif. Untuk mengatasi masalah tersebut secara berkelanjutan maka perlu dicari suatu pembelajaran yang tepat, yaitu suasana pembelajaran yang melibatkan siswa agar siswa aktif dalam pembelajaran dan siswa tertarik untuk mempelajari PKn yang berdampak positif sehingga meningkatkan hasil belajar siswa. Strategi yang menarik untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam memahami PKn adalah metode pembelajaran Three Step Interview.

Dengan berbagai faktor pada lingkungan sekolah, lingkungan di sekitar, dan lingkungan keluarga siswa belum dapat memahami arti sebuah lingkungan sosial belum mengetahui penyebab perilaku, norma-norma, dan aturan tidak dapat menginplementasikan yang diperoleh pendidikan. Inilah penyebab siswa yang tidak dapat memaknai memahami, dan mengetahui sehingga siswa berperilaku yang tidak baik di sekitarnya dalam bermasyarakat. Hal itu disebabkan dari lingkungan sekitar sesama sebaya dalam berinteraksi dan bersosial karena timbul perilaku-perilaku seperti afektif dan psikomotorik yang berdampak pada diri masing-masing sifatnya negatif, menimbulkan apa-apa yang ia ketahui dan implementasikan dari lingkungan sekitar. Lingkungan keluarga sangat berperan penting bagi anaknya dari pengawasan, bimbingan, dan perhatian orangtua mendidik anaknya. Lingkungan keluarga pengawasan orangtua kurang perhatian terhadap anaknya menyebabkan anak tidak dapat membimbing dan pengawasan orangtua dengan sikap acuh/tidak peduli. Sedangkan lingkungan sekitar berbagai individu dan karakteristik anak-anak disinilah letak pembelajaran dalam bersosial

(22)

6

dan interaksi sesama sebayanya menimbulkan afektif dan psikomotorik dalam lingkungan sekitar lingkup bermain sesasama teman-teman sebayanya. Penyebab afektif dan psikomotorik berbagai lingkungan pada tempatnya yaitu lingkungan sekitar (teman-teman sebaya) akan terus terjadi sikap yang tidak baik jika tidak menamkan prilaku baik dengan cara bersinergi dari lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga agar terhindar dari prilaku negatif pada lingkungan sekitar.

Timbul pertanyaan mengapa dengan berbagai cara apa dan bagaimana agar siswa dapat memaknai dan memahami pendidikan agar dapat implementasikan pada diri bagi masa depannya. Dengan berbagai cara proses pengajaran terhadap siswa maupun orangtua mendidik anaknya berkembang secara bertahap dengan upaya membimbing, mengawasi dan perhatian atas penanaman nilai-nilai pada dirinya. Guru berperan penting dalam lingkup pendidikan formal dalam pembentukan karakter siswa-siswi.

Karena pada hakekatnya adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, ahklak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat, bangsa dan negara. Belajar memang tidak hanya proses untuk memperoleh kepandaian atau ilmu, tapi juga untuk mengubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman Bigg, misalnya mengartikan belajar sebagai tiga fungsi kegiatan, yaitu: 1) kegiatan pengisian kemampuan kognitif dengan realitas atau fakta, sebanyak-banyaknya (aspek kuantitatif); 2) proses validasi atau pengabsahan terhadap penguasaan siswa atau

(23)

materi yang dikuasai, berdasarkan hasil prestasi yang dicapai (aspek institusional); 3) belajar merupakan proses perolehan arti dan pemahaman serta cara-cara menafsirkan dunia di sekeliling siswa. Sehingga dengan berbekal pengetahuan dan pengalaman tersebut, terjadi pengubahan tingkah laku dan gaya berfikir (aspek kualitatif) (Syah, 2002: 91).

Degan demikian dapat disimpulkan bahwa belajar adalah proses pengubahan individu (secara kognitif, afektif dan psikomotorik) yang relatif permanen akibat adanya latihan, pembelajaran atau pengetahuan konkret sebagai produk adanya interaksi dengan lingkungan luar. Dengan begitu, otak adalah pusat segala kegiatan dan minat manusia diatur dan dikendalikan. Dalam proses belajar, berifikir, sebagai hasil kerja otak, merupakan hal yang terpenting dan banyak berperan. Dengan demikian, otak itu sangat berpengaruh bagi proses dan hasil belajar siswa.

Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah metode pembelajaran Three Step Interview. Menurut Kagan dalam (Diana dkk, 2004: 104)

“Pembelajaran Kooperatif tipe three step interview merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang cukup sederhana dan dapat dilatihkan kepada siswa yang belum terbiasa mengikuti pembelajaran kooperatif”. Menurut Guiford Three Step Interview is an effective way to encourage students to share their thinking, ask question, and take”. Atau Three Step Interview adalah sebuah cara yang effektive untuk mendorong siswa agar dapat saling berbagai pemikiran mereka, mengajukan pertanyaan, dan menerima masukan.

(24)

8

Metode pembelajaran Three Step Interview merupakan strategi metode pembelajaran yang belum terlalu sering diperbincangkan dalam dunia pendidikan di Indonesia. Dengan adanya permasalahan tersebut, maka penulis termotivasi untuk melakukan penelitian tentang penerapan metode pembelajaran Three Step Interview sebagai salah satu upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran PKn.

B. Rumusan masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah adakah pengaruh metode Three Step Interview tehadap hasil belajar pada mata pelajaran PKn siswa kelas V SD Inpres Pannampu II Kota Makassar.

C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan pengaruh metode Three Step Interview tehadap hasil belajar pada mata pelajaran PKn siswa kelas V SD Inpres Pannampu II Kota Makassar.

(25)

D. Manfaat Penelitian

Sebagai penelitian tindakan kelas, penelitian ini memberikan manfaat utama kepada pembelajaran PKn, peningkatan mutu, proses dan hasil belajar PKn.

1. Manfaat Teoretis

Secara umum, hasil penelitian ini diharapkan secara teoritis dapat memberikan sumbangan kepada pembelajaran PKn terutama pada peningkatan pemahaman siswa dalam pembelajaran PKn melalui metode Three Step Interview

Secara khusus penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada strategi pembelajaran di sekolah serta mampu mengoptimalkan aktifitas siswa.

2. Manfaat Praktis a. Bagi guru

1) Membantu guru dalam meningkatkan keaktifan siswa saat proses pembelajaran berlangsung.

2) Menambah keaktifan dan prestasi belajar PKn dalam usaha pembenahan pembelajaran.

b. Bagi siswa

1) Meningkatkan keaktifan siswa dan mengembangkan potensi yang dimiliki masing-masing siswa sehingga meningkatkan prestasi belajar siswa.

2) Siswa mempunyai kedudukan sama dalam menentukan tingkat keberhasilan dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).

(26)

10 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian teori 1. Hakikat Belajar a. Pengertian Belajar

Belajar merupakan proses yang bersifat internal (a purely internal event) yang tidak dapat dilihat dengan nyata. Proses itu terjadi dalam diri seseorang yang memngalami proses belajar. Good dan brophy dalam bukunya yang berjudul educational psycology: a realistic approach mengemukakan arti belajar dengan kata-kata yang singkat, yaitu “learning is the development of new association as a result of experience”. Jadi yang dimaksud belajar menurut good dan brophy bukan tingkah laku yang tampak, melainkan yang utama adalah prosesnya yang terjadi secara internal di dalam individu dalam usahanya memperoleh hubungan- hubungan baru. Hubungan baru tersebut dapat berupa perangsang, reaksi, atau perangsang dan reaksi (Purwanto, 2002: 85).

Belajar dalam idealisme berarti kegiatan psiko-fisik-sosio menuju perkembangan pribadi seutuhnya. Namun, realitas yang dipahami sebagian besar masyarakat tidaklah demikian, belajar dianggap properti sekolah. Sebagian besar masyarakat belajar disekolah adalah usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan.

Anggapan tersebut tidak seluruhnya salah sebab seperti dikatakan raber (Suprijono, 2009: 3), belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan (the process of acquiring knowledge).

(27)

Menurut Piaget (Uno, 2006:10-11) salah satu penganut aliran kognitif yang kuat, proses belajar sebernarnya terjadi dari tiga tahapan, yaitu asimilasi, akomodasi, dan ekuilibrasi (penyeimbang).

1) Proses asimilasi adalah proses penyatuan (pengintegrasian) informasi baru ke struktur kognitif yang sudah ada dalam benak siswa.

2) Proses akomodasi adalah penyesuaian struktur kognitif ke dalam situasi yang baru.

3) Proses ekulibrasi adalah penyesuaian bersinambungan antara asimilasi dan akomodasi.

Piaget berpendapat bahwa proses belajar harus disesuaikan dengan tahapan kognitif yang dilalui siswa (Uno, 2008:11). Tahapan tersebut dibagi menjadi empat tahap, yaitu:

a. Tahap sensori motor

Pada tahap sensori motor (0-2tahun), seorang anak belajar mengembangkan dan mengatur kegiatan fisik dan mental menjadi rangkain perbuatan yang bermakna.

b. Tahap pra-operasional

Pada tahap pra-operasional (2-7 tahun), seorang anak masih sangat dipengaruhi oleh hal-hal khusus yang didapat dari pengalaman menggunakan indra sehingga ia belum mampu untuk melihat hubuungan-hubungan dan menyimpulkan sesuatu secara konsisiten.

(28)

12

c. Tahap operasional konkret

Pada tahap operasional konkret (7-11 tahun), seorang anak dapat membuat kesimpulan dari sesuatu pada situasi nyata atau dengan menggunakan benda konkret, dan mampu mempertimbangkan dua aspek dari situasi nyata secara bersama-sama (misalnya, antara bentuk dan ukuran).

d. Tahap operasional formal

Pada tahap operasional formal (11 tahun ke atas), kegiatan kognitif seseorang tidak mesti menggunakan benda nyata. Pada tahap ini, kemampun menalar secara abstrak meningkat sehingga seseorang mampu untuk berfikir secara deduktif. Pada tahap ini pula, seorang mampu mempertimbangkan beberapa aspek dari suatu situasi secara bersama-sama.

Di dalam pikiran seseorang, sudah terdapat struktur kognitif atau kerangka kognitif yang disebut skema. Setiap orang akan selalu berusaha untuk mencari keseimbangan, kesesuain, atau ekuilibrium antara apa yang yang baru dialami (pengalaman barunya) dan apa yang ada pada struktur kognitifnya. Jika pengalaman barunya adalah cocok atau sesuai dengan yang tersinpan di dalam kerangka kognitifnya tidak sesuai atau tidak cocok dengan pengalaman barunya, ketidaksetimbangan akan terjadi dan anak akan berusaha untuk menyeimbangkannya lagi. Dengan demikian, diperlukan proses akomodasi. Dapat disimpulkan bahwa asimilasi adalah suatu proses tempat informasi atau pengalaman yang baru menyatukan diri kedalam kerangka kognitif yang ada,

(29)

sedangkan akomodasi adalah suatu proses perubahan atau pengembanagan kerangka kognitif yang ada agar sesuai dengan pengalaman bari yang dialaminya.

Berdasarkan hal-hal yang dapat mengembangkan kemampuan kognitif seseorang di atas, para pengikut piaget menyatakan pentingnya kegiatan dalam proses belajar. Mereka meyakini bahwa pengalaman belajar aktif cenderung meningkatkan perkembangan kognitif, sedangkan pengalaman belajar masih cenderung mempunyai akibat lebih yang sedikit dalam meningkatkan perkembanganm kognitif anak. Aktif dalam arti bahwa siswa melibatkan mentalnya selama memanipulasi benda-benda konkret.

b. Prinsip Belajar

Menurut Suprijino (2009: 4-5) prinsip-prinsip belajar terdiri dari tiga hal yaitu:

1. Prinsip belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil belajar yang memiliki cirri-ciri sebagai berikut:

a. Sebagai hasil tindakan rasional instrumental, yaitu perubahan yang disadari.

b. Kontinu atau bersinambungan dengan perilaku lainnya.

c. Fungsional atau bermanfaat sebagai bekala hidup.

d. Positif atau berakumulasi.

e. Aktif sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan.

f. Permanen atau tetap.

g. Bertujuan atau terarah.

h. Mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan.

(30)

14

2. Belajar merupakan proses. Belajar terjadi karena dorongan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai.

3. Belajar merupakan bentuk pengalama. Pengalaman pada dasarnya adalah hasil interaksi antara peserta didik dan lingkungan.

c. Tujuan Belajar

Tujuan pembelajaran pada hakikatnya adalah perubahan perilaku siswa baik perubahan perilaku dalam bidang kognitif, afektif dan psikomotorik.

Pengembangan perilaku dalam bidang kognitif secara sederhana adalah pengembangan kemampuan intelektual siswa, misalnya kemampuan penambahan wawasan dan penambahan informasi agar pengetahuan siswa lebih baik.

Pengembangan perilaku dalam bidang afektif adalah pengembangan sikap siswa baik pengembangan dalam arti sempit maupun arti luas. Dalam arti sempit adalah sikap siswa terhadap bahan dan proses pembelajaran; sedangkan dalam arti luas adalah pengembangan sikap sesuai dengan norma-norma masyarakat.

Pengembangan keterampilan adalah pengembangan kemampuan motorik halus.

Motorik kasar adalah keterampialn menggunakan otot, misalnya menggunakan alat tertentu; sedangkan keterampilan motorik halus adalah keterampilan menggunakan potensi otak misalnya, keterampilan memecahkan suatu persoalan.

Oleh karena tujuan belajar itu berbeda, maka selanjutnya memerlukan desain perencanaan pembelajaran yang berbeda juga.

Dari kedua makna tentang konsep perencanaan dan konsep pembelajaran, maka dapat disimpulkan bahwa perencanaan pembelajaran adalah proses

(31)

pengambilan keputusan hasil berpikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, yakni perubahan perilaku rangkain kegiatan yang harus dilaksanakan sebagai upaya pencapain tujuan tersebut dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada. Hasil akhir proses pengambilan keputusan tersebut adalah tersusunnya dokumen yang berisi tentang hal-hal di atas, sehingga selanjutnya dokumen tersebut dapat dijadikan sebagai acuan dan pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran.

Dari konsep tersebut, maka jelas perencanaan pembelajaran memiliki karakteristik sebagai berikut;

1. Perencanaan pembelajaran merupakan hasil dari proses berpikir, artinya suatu perencanaan pembelajaran disusun tidak asal-asalan akan tetapi disusun dengan mempertimbangkan segala sumber daya yang tersedia yang dapat mendukung terhadap keberhasilan proses pembelajaran.

2. Perencanaan pembelajaran disusun untuk mengubah perilaku siswa sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Ini berarti fokus utama dalam perencanaan pembelajaran adalah ketercapain tujuan.

3. Perencanaan pembelajaran berisi tentang rangkain kegiatan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan. Oleh karena itulah, perencanaan pembelajaran dapat berfungsi sebagai pedoman dalam mendesain pembelajaran sesuai dengan kebutuhan.

(32)

16

2. Hasil Belajar

Menurut Suprijono (2006: 5-6) hasil belajar adalah pola perbuatan, nilai, pengertian, sikap, apresiasi, dan keterampilan. Merujuk pemikiran gagne, hasil belajar berupa hal-hal berikut.

1. Informasi verbal, yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulus.

2. Keterampilan intelektual, yaitu kemempuan mempresentasikan konsep dan gambar.

3. Strategi kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitif.

4. Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan koordinasi sehingga terwujud otomatisme gerak sasmani.

5. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek.

Menurut Bloom (Suprijono, 2002: 6) hasil belajar mencakup kemampuan kogniti, afektif, dan psikomotorik.

1. Domain kognitif.

a) Knowledge (pengetahuan, ingatan).

b) Comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas).

c) Application (menerapkan).

d) Analysis (menguraikan, menentukan hubungan).

e) Synthesis (mengorganisasikan, merencanakan).

(33)

f) Evaluating (menilai).

2. Domain afektif.

a) Receiving (sikap).

b) Responding (memberikan respon).

c) Valuing (nilai).

d) Organization (organisasi).

e) Charaicterization (karakteristik).

3. Domain psikomotorik.

a) Initiatory.

b) Pre-routine

c) Rountinized.

d) Keterampilan produktif.

Selain itu, Menurut Lindgren (Suprijono, 2009: 7) hasil pembelajaran meliputu kecakapan, informasi, pengertian dan sikap. Dengan demikian dapat disinpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorisasikan oleh para pakar pendidikan diatas dilihat secara fragmentaris atau terpisah, tetapi secara komprehensif.

3. Metode Theree Step Interview

a. Pengertian metode Theree Step Interview.

Menurut Miftahul Huda (2016:158) metode Three Step Interview merupakan metode yang belum terlalu sering diperbincangkan dalam dunia pendidikan di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dengan masih sedikitnya

(34)

18

penelitian yang berkaitan dengan model pembelejaran ini, baik penelitian terhadap pengaruh, keefektivan, maupun perbandingan model pembelajaran ini dengan metode pembelajaran lain, khususnya dalam mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn). Menurut Kagan Spencer (dalam Diana dkk, 1990:104):

“Pada pembelajaran metode Three Step Interiew setiap siswa diberi kesempatan untuk saling berinteraksi dengan saling mewawancarai secara langsung dan menyampaikan kembali hasil wawancaranya serta dituntut untuk saling bertanggung jawab terhadap tugas yang diembannya sebagai salah satu pendukung keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran”.

b. Langkah-langkah metode Theree Step Interview

Dalam metode Three Stepinterview siswa dibagi kedalam beberapa kelompok kecil yang terdiri dari empat orang.

1. Masing-masing kelompok diperintahkan kembali untuk membuat kelompok yang baru yang terdiri dari hanya empat orang. Adapun kelompok yang berpasangan ini harus berasal dari anggota kelompok yang sama.

2. Setelah itu tahap wawancara pertama dimulai, yaitu dalam setiap pasangan siswa pertama menjadi pewawancara sedangkan siswa yang kedua menjadi pihak yang diwawancara, orang yang mewawancara hendaknya mencatat hal- hal yang dianggap peting yang diungkapkan oleh yang diwawancarai.

3. Kemudian tahap selanjutnya adalah mereka berdua saling bertukar peran, dan 4. Setelah itu pada tahap wawancara terakhir masing-masing pasangan bergabung dengan pasangan yang lain yang merupakan anggota kelompoknya semula kemudian mereka saling berbagi mengenai hasil wawancaranya masing-masing.

(35)

Selama tahap wawancara ini, siswa diwajibkan memberikan pertanyaan yang hanya berkaitan dengan materi pelajaran yang sedang dipelajari. Misalnya:

apa kesulitan anda mengenai materi ini? Bagaimana cara kamu dalam menyelesaikan soal tersebut ? Bagaimana pendapat kamu mengenai materi ini?

Dan sebagainya.

Kemudian setelah ketiga proses wawancara tersebut telah selesai dilaksanakan. Maka selanjutnya guru dapat menyuruh sebagian kelompok untuk melaporkan hasil diskusinya, setelah sebagian besar kelompok selesai membacakan hasil laporannya, guru kembali menjelaskan materi yang masih belum dipahami siswa. Setelah itu guru memberikan evaluasi pada akhir pembelajaran. Untuk lebih jelasnya dibawah ini langkah-langkah metode pembelajaran Three Step Interview.

1. Siswabekerja berpasangan. Salah satunya adalah pewawancara, dan yang lainya adalah diwawancara.

2. Pasangan membalikan peran, mengulangi proses wawancara.

3. Setiap pasangan bergabung dengan pasangan lain untuk membentuk kelompok.

c. Kelebihan dan Kelemahan metode Three Step Interview

1. Kelebihan dari metode Three Step Interview membantu siswa mengembangkan kemampuan mendengarkan dan berbahasa selain mempromosikan tanggung jawab individu. Selain itu, siswa yang pada awalnya pasif dalam mengungkapkan pendapatnya mengenai materi yang sedang dipelajari akan

(36)

20

menjadi lebih berani mengungkapkan kesulitannya karena yang mewawancarai adalah temannya sendiri.

2. Kelemahan dari metode Three Step Interview adalah bahwa siswa yang kurang memahami maksud dari teman yang diwawancarainya mungkin akan sedikit kesulitan dalam menuliskan hasil wawancaranya, kemudian selama proses wawancara dikhawatirkan kelas akan menjadi sedikit gaduh.

4. Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn).

Pendidikan Kewarganegaraan dijelaskan dalam depdiknas (2006:49), Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang mefokuskan pada pembentukan warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak serta kewajiban untuk warga negara indonesia yang cerdas, terampil, berkarakter yang diamanatkan oleh pancasila dan uud 1995. Lebih lanjut somantri (2001: 154) menyatakan bahwa:

“Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan usaha untuk membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kemampuan dasar yang berkenan dengan hubungan antar warrga negara dengan negara serta pendidikan pendahuluan bela negara agar dapat diandalkan oleh bangsa dan negara.”

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang membentuk diri yang beragam dari segi agama, sosio-kultural dan bahasa untuk menjadi warga negara yang cerdas, terampil dan berkarakter yang dilandasi oleh uud 1945 (Sudjana, 2003).

(37)

5. Materi Memahami Berorganisasi A. Memahami Berorganisasi

Pernah kalian tidak punya teman? Ah, sedih sekali bukan? teman sangat penting bagi kita. Tidak hanya anak-anak, orang dewasa pun memerlukan teman.

Sebab, Tuhan menciptakan manusia untuk saling berteman. Manusia tidak bisa hidup sendirian. Ia akan selalu membutuhkan orang lain. coba bayangkan, dapatkah kalian hidup sendirian di dunia?

Karena memiliki kecenderungan untuk berteman, manusia akhirnya hidup berkelompok. Dengan berkelompok, mereka bekerja untuk meraih tujuan bersama. Dengan bekerja sama, semuanya menjadi ringan. Kata pepatah ringan sama dijinjing, berat sama dipikul. Bagaiman hubungan kerja sama dan berorganisasi? Organisasi timbul karena manusia ingin mencapai tujuan bersama. Tujuan bersama tersebut tidak dapat mencapai tanpa adanya kerja sama. Tidak ada organisasi tanpa kerja sama. Dari uraian di depan, apa yang dapat saya simpulkan sebagai pengertian organisasi? Organisasi adalah sekelompok manusia yang diatur untuk bekerja sama dalam rangka mencapai tujuan bersama. Mudah dimengerti, bukan ? Jadi dalam setiap organisasi mesti ada tujuan bersama. Dari pengertian tersebut, kita dapat mengetahui ciri-ciri organisasi. Ciri-ciri tersebut harus ada pada organisasi, semau ciri-ciri tersebut adalah:

1. Kumpulan manusia 2. Tujuan bersama

3. Kerja sama dan, 4. Pengaturan.

(38)

22

Kumpulan manusia cekal bakal sekaligus ciri pertama organisasi. Karena berupa kumpulan, sebuah organisasi tidak mungkin terdiri atas satu orang saja.

Sebuah organisasi pastilah terdiri atas dua orang atau lebih. Sekumpulan manusia yang mempunyai tujuan sendiri-sendiri bukanlah sebuiah organisasi. Rombongan atau sekumpulan manusia itu tidak dapat dianggap sebagai organisasi. Alasannya, setiap orang didalam rombongan itu mempunyai tujuan sendiri-sendiri.

Sekelompok manusia yang mempunyai tujuan bersama, namun dikerjakan sendiri, belum bisa dikatakan organisasi.Untuk dapat dikatakan organisasi, tujuan bersama harus dicapai bersama. Kerja sama tersebut harus melibatkan semua orang didalam kelompok tersebut. Untuk dpat melakukan kerjasama dibutuhkan aturan. Maksud, atuaran adalah agar semua orang dalam kelompok terlibat dalam kerja sama. Agar semua terlibat setiap orang mendapatkan tugasnya masing- masing. Dengan demikian organisasi dapat berjalan.

Dengan organisasi yang rapi semua kegiatan bisa terlaksana dengan sukses. Misalnya, kegiatan upacara yang kalian lakukan setiap hari senin. Tanpa organisasi yang rapi tentu saja pelaksanaan upacaraakan kacau. Contoh lain misalnya, kegiatan drumben. Ternyata manfaat organisasi banyak sekali. Dengan berorganisasi manusia akab lebih mudah menjalani hidupnya, sebab ia memiliki teman-teman yang punya tujan yang sama. Kelompok yang berorganisasi bergotong-royong. Para anggotanya saling bahu-membahu bekerjasama, Dengan organisasi pula, seseorang satu organisasi akan membantunya. Seluruh teman satu organisasi akan mendukung mencapai cita-cita.

(39)

B. Organisasi Di Sekitar Kita

Perhatikan lingkungan di sekitar kalian. Kalian akan melihat dengan mudah menemukan suatu organisasi. Hal itu karenha, organisasi memang ada dimana-mana. Organisasi ada disekitar kotra besat maupun desa paling pelosok.

Ditambah lagi, organisasi memang banyak sekali bentuk dan jenisnya. Ada organisasi besar dan pula organisasi yang kecil. Ada organisasi tujuannya sekedar berkumpul-kumpul. Ada juaga organisasi yang ingin mencapai tujuan tertentu.

Kita tentunya akan mempelajari semua jenis organisasi. Sebab, organisasi banyak sekali jumlahnya. Kita hanya akan membicarakan organisasi-organisasi di sekolah dan masyarakat.

1. Organisasi di sekolah

Kalian telah mengetahui bahwa kelas kalian juga merupakan sebuah organisasi. Sekolah kalian juga dapat dikatakan organisasi. Disekolah ada juga ada kepala sekolah, wakil kepala sekolah, bendahara, dan lain-lain.

mereka semua memiliki peran dalam organisasi sekolah. Adapun peran kalaian adalah warga sekolah atau murid. Selain sebagai sebuah organisasi, sekolah juga tersdiri atas organisasi-organanisasi lainnya. Organisasi di sekolah antara lain pramuka, koperasi sekolah, UKS dan sebgainya.

a. Pramuka

Kalian juga tentu aktif mengikuti kegiatan pramuka, bukan? Salah satu organisasi di sekolah yang menyenangkan adalah pramuka. Selain;

menyengkan, prauka banyak manfaat, dengan mengikuti kegiatan pramuka, kalian akan mendapat banyak keterampilan hidup. Dengan

(40)

24

mengikuti kegiatan pramuka kalian akan banyak teman. Selain keterampilan pramuka juga mengajarkan kalian hidup beroganisasi, Misalnya, dalam kegiatan pramuka, kalian akan dibagio beberapa regu.

Ada yang regu mawar, regu melati dan sebagainya. Satu orang akan menjadi ketua yang lain akan menjadi anggota. Adanya ketua dan anggota ini merupakan bentuk organisasi. Tujuannya adalah menyelesaikan tugas yang doberikan pembinakepada kalian. Agar tugas selesai, kalian perlu kerja sama. Kerja sama yamg baik perlu aturan . Nah, disinilah ketua akan mengatur kerja sama tersebut. Dengan demikian, kalian pun akan mudah menyelesaikan tugas-tugas.

b. Kopersi Sekolah

Koperasi sekolah adalah kopersio yang didirikan di lingkungan sekolah. Anggotanya terdiri ats siswa sekolah. Kopersi sekolah didirikan di semua jenjang pendidikan. <isalnya, kopersi sekolah dasar kalian.

Koperasi sekolah biasa menjual peralatan sekolah. Seperto pensilo, buku tulis, buku gambar, dan lain-lain. Penguru kopersi sekolah berasal dari siswa sekolah tersebut. Agar dapat berjalan, koperasi harus mempunyai dana. Berikut ini asal sumber dana koperasi.

1) Simpanan Pokok

Simpanan Pokok adalah sejumlah uanmgh yang wajib dibayarkan oleh anggota kopersi. Pembayaran dilakukan pada saat menjadi anggota.

(41)

2) Simpanan Wajib

Simpanan wajib adalah jumlah simpanan yang harus dibayarkan oleh anggota kepada koperasi dalan waktu tertentu. Misalnya, simpanan wajib dilakukan pembanyaran tiap bulan.

3) Dana cadangan

Dana cadangan adalah sejumlah uang yang diperoleh dari sisa hasil usaha (SHU). Dana ini digunkan dalam keadaan darurat dan keperluan penting lainnya.

4) Hibah

Hibah adalah sejumlah uanga tau uang barang yang bernilai yang diterima dari pihak lain yang tidak mengikat.

Koperasi sekolah bertujuan menyejahterakan anggotanya. Selain itu, koperasi sekolah juga melatih siswa melakukan kegiatan ekonomi.

2. Organisasi di Masyarakat a. Organisasi kemasyarakatan

Salah satu organisasi yang paling banyak jenisnya adalah organisasi kemasyarakatan. Oleh karena itu, organisasi kemasyarakatan mudah sekali ditemukan. Contohnya organisasi ibu-ibu PKK, organisasi pemuda karang taruna, organisasi kesenian, penyuluhan kesehatan, membentuk koperasi, mendirikan sekolah, dan sejenisnya. Oh iya, setiap agama memiliki organisasi. Selain bertujuan keagamaan, organisasi keagamaan biasanya juga memiliki tujuanm kemasyarakatan. Msalnya, mendirikan sekolah atau menggalang dana bantuan sosial.

(42)

26

b. Organisasi pemerintah

Organisasi jenis lain di sekitar kita adalah orgtanisasi pemerintahan. Seperti apakah jenis organisasi ini? Di desa, kita menemukan organisasi pemerintah desa. Di kota, ada lebih banyak lagi organisasi pemerintahan kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota.

Orgtanisasi pemerintahan adalah kepala pemerintahan. Organisasi pemerintahan lebih rumit dibanding organisasi kemasyarakatan. Sebab, selain mengurus pemerintah, organisasi pemerintahan juga mengurus masalah kemasyarakatan.

c. Organisasi politik

Jika kalian menonton berita di televisi atau membaca koran, tentu tidak asing dengan orgtanisasi politik. Organisasi politik lahir baik di kota besar maupun kota kecil, bahkan hingga pelosok terkecil. Organisasi politik terbentuk meraih tujuan. Tujuan tersebut adalah menempatkan anggotanya di organisasi pemerintahan. Contoh dari organmisasi politik adalah partai politik.

d. Organisasi ekonomi

Organisasi ekonomi adalah yang memiliki tujuan untuk memperoleh keuntungan ekonomi. Organisasi ekonomi biasanyaberada di kota-kota. Namun, organisasi ekonomi juga ada di desa-desa. Di desa, contoh organisasi ekonomi antara laian kelompok tani. Didaerah sekitar pantai, para nelayan biasanya juga membentuk organisasi sendiri. Melalui organisasi-organisasi ini, mereka dapat saling bekerjasama dan saling

(43)

membantu. Mereka mempunyai tujuan yang sama. Tujuannya adalah untuk memperoleh penghasilan. Dlam bekerja, mereka juga memakai aturan. Dengan demikian, perusahaan termasuk organisasi.

C. Membentuk Organisasi Di Kelas

Manusia senantiasa membutuhkan manusia lainnya. Kebutuhan akan manusia lain ini menjadikan manusia hidup berkelompok. Dari hidup berkelompok, manusia akhirnya berorganisasi. Tidak terkecuali kalian sebagai siswa. Siswa juga dapat membentuk organisasi. Misalnya, organisasi di dalam kelas. Organisasi di kelas beranggotakan semua siswa tersebut.dalam belajar mereka juga bekerjasama.

Mereka saling membantu dan menolong. Dalam belajar, mereka juga memakai aturan-aturan. Nah, dengan demikian, kelas dapat disebut sebagai organisasi. Kalian mempunyai ketuan kelas? Bagaimana salah satu teman kalian bisa menjadi ketua kelas? Apakah ia dipilih oleh smua anggota kelas? Apakah ia diabntu oleh sekretaris dan bendahara? Apakah ia dibantu oleh seksi-seksi?

Berikut Ini cara-cara pemilihan pengurus kelas.

1. Pemunngutan suara

Ketua kelas dan pengurus kelas lainnya dapat dipilih secara langsung pemilihan pengurus kelas dilakukan oleh seluruh kelas.

a. Langkah pertama, pengajuan calon ketua kelas

b. Langkah kedua, para calon dipilih oleh semua anggota kelas c. Langkah ketiga, perhitungan suara

(44)

28

d. Langkah keempat, ketua kelas menunjuk para pembantunya.

2. Aklamasi

Aklamasi adalah pernyataan setuju secara lisan dari seluruh anggota kelas. Pernyataan setuju ini dilakuakn tanpa melaui pemungutan suara.

3. Penunjuk langsung

Selain kedua cara di atas, memilih pengurus kelas juga dapat dilakukan dengan cara ditunjuk langsung. Pengurus kelas dapat ditunjuk wakil ketua kelas kalian. Beliau dapat menunjuk salah satu dari kalian untuk menjadi ketua kelas, wakil, bendahara, dan sebagainya. Beliau menunjuk siswa dilihat dari kemampuannya.

B. Kerangka Pikir

Berdasarkan latar belakang dan landasan teori yang telah dikemukakan dapat disusun kerangka pikir. Pendidikan Kewarganegraan mempunyai peranan penting dalam kehidupan yang selalu berubah. Untuk menguasai kehidupan yang selalu berubah dengan cepat diperlukan penguasaan tekhnologi komunikasi dan informasi yang cepat pula. Pendidikan Kewarganegaraan salah satu ilmu yang melandasi teknologi komunikasi informasi. Akan tetapi pada kenyataannya banyak anak didik yang menganggap bahwa Pendidikan Kewarganegaraan sulit dan membosankan. Hal ini juga terjadi pada siswa kelas V SD Inpres Pannampu II.

Dengan menganggap Pendidikan Kewarganegaraan sulit dan membosankan. Akan mengurangi minat belajar Pendidkan Kewarganegaraan.

(45)

Berpengaruh Tidak berpengaruh Karena minat belajar terhadap pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan jadi rendah. Salah satu upaya untuk menggairahkan minat belajar pendidikan kewarganegaraan pada Siswa Kelas V SD Inpres Pannampu II Kota Makassar adalah dengan menggunakan metode pembelajaran yang menyenangkan. Dengan meningkatkan gairah minat belajar Pendidikan Kewarganegaraan diharapkan meningkat pula hasil belajarnya. Sehingga dapat digambarakan dengan pola sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Kegiatan belajar

mengajar Kurikulum

KTSP 2006

Temuan

Kegiatan belajar mengajar PKn materi

Berorganisasi

Analisis Sebelum diberikan

perlakuan metode Three Step Interview

Sesudah diberikan perlakuan metode Three Step Interview

(46)

30

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis tersebut dianalisis berdasarkan statistik dengan kriteria pengujian sebagai berikut:

H1 diterima jika t - hitung t tabel H1 ditolak jika t - hitung t tabel Keterangan:

H1 : ada pengaruh penggunaan metode Three Step Interview terhadap hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan.

Ho : tidak ada pengaruh penggunaan metode Three Step Interview terhadap hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan.

(47)

31 A. Jenis dan Lokasi Penelitian

a. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Metode eksperimen adalah metode yang paling banyak dipilih dan paling produktif dalam penelitian bila dilakukan dengan baik, studi experimental menghasilkan bukti yang paling benar berkaitan dengan sebab akibat (Emzir, 2007:64).

Wiersma dalam Emzir (2007: 64) mendefinisikan eksperimen sebagai situasi penelitian yang sekurang-kurangnya satu variabel bebas, yang disebut sebagai variabel experimental sengaja dimanipulasi oleh peneliti. Nazir (1988:74) mendefinisikan metode penelitian eksperimen sebagai metode penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol.

Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonequivalent Control Group Design. Maksud dari rancangan ini adalah ada dua kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random.

Kelompok pertama diberi tindakan (treatment) sedangkan kelompok kedua tidak diberi tindakan (treatment). Setelah diberikan treatment atau perlakuan pada salah satu sampel kelompok eksperimen dilanjutkan dengan pemberian treatment postest pada keduan kelas atau kelompok sampel yg digunakan. Pengaruh perlakuan di simbolkan dengan (01-02)-(04-03). Jika terdapat yang signifikan

(48)

32

antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol maka perlakuan yang diberikan berpengaruh secara signifikan. Untuk lebih jelasnya tentang desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut:

Sumber: (Sugiyono, 2011: 79)

Keterangan:

01 : hasil Pretest kelas ekperimen

X : perlakuan atau sesuatu yang diujikan

02 : hasil posttest yang diberikan kelas ekperimen 03 : hasil pretest kelas kontrol

04 : hasil posttest kelas kontrol

b. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD Inpres Pannampu II Kota Makassar. SD Inpres Pannampu II ini terletak di Kelurahan Pannampu, Kecamatan Tallo, Jalan Tinumbu no.1 Kota Makassar.

O 1 X O 2

...

O 3 O 4

(49)

B. Variabel dan Definisi Operasional Variabel

Menurut Sugiyono (2011: 64) variabel adalah konsep yang memiliki macam-macam nilai, dan variabel adalah konsep yang sudah diubah, dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang diamati yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

1. Variabel bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) yang mnjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode Three Step Interview dalam pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

2. Variabel terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa.

Untuk menghindari terjadinya salah penafsiran mengenai variabel dalam penelitian ini, maka peneliti memperjelas definisi operasional variabel yang dimaksud, yaitu :

1. Three Step Interview: siswa diberi kesempatan untuk saling berinteraksi dengan saling mewawancarai secara langsung dan menyampaikan kembali hasil wawancaranya serta dituntut untuk saling bertanggung jawab terhadap tugas yang diembannya sebagai salah satu pendukung keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran.

(50)

34

2. Hasil belajar : hasil pengukuran (posttest dan pretest) yang diperoleh siswa melalui suatu tes setelah proses pembelajaran berlangsung pada mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan yang dapat menggambarkan tingakat penguasaan siswa terhadap materi pelajaran khususnya Materi menghargai dan menaati keputusan bersama.

C. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Sugiyono (2011: 119) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah peserta didik kelas V SD Inpres Pannampu II Kecamatan Tallo Kota Makassar berjumlah 44 yang terdiri dari kelas A dan B Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

No Siswa Kelas V

Siswa

Jumlah Siswa Laki-Laki Perempuan

1. Kelas A 4 18 22

2. Kelas B 7 15 22

Jumlah 44

Sumber: SD Inpres Pannampu II Kecamatan Tallo, Kota Makassar

(51)

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampel total (total sampling). Artinya seluruh populasi dijadikan sampel dalam penelitian ini. Sampel dalam penelitian ini dikelompokkan atas dua kelompok, yaitu siswa kelas IV. A sebanyak 22 orang sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas IV. B sebanyak 22 orang sebagai kelas kontrol. Untuk lebih jelasnya terdapat pada tabel berikut:

Tabel 3.2 Sampel Penelitian

No Kelas V

Siswa

Jumlah Siswa

Kelompok Laki-laki Perempuan

1. Kelas A 4 18 22 Eksperimen

2. Kelas B 7 15 22 Kontrol

Sumber: SD Inpres Pannampu II Kecamatan Tallo, Kota Makassar

D. Instrumen penelitian

Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrument tes. Instrumen tes yang digunakan untuk mengetahui data tentang hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan tentang materi menghargai dan menaati keputusan bersama. Bentuk instrumen tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui perubahan tingkah laku siswa.

(52)

36

Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu soal tes tentang materi pembelajaran pkn untuk mengukur hasil belajar siswa. “tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban yang kemudian dijadikan untuk mengukur tingkat kemampuan siswa” (Sudjana, 2011:35). Tes yang dilakukan pada penelitian ini berupa tes tertulis. Bentuk tes yaitu essay.

E. Teknik Pengumpulan Data

Sehubungan dengan itu penulis merancang instrumen penelitian untuk mengumpulkan data. Sugiyono (2011:148) berpendapat bahwa instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam dan sosial yang diamati. Secara spesifik, semua fenomena tersebut adalah variabel penelitian. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini berupa tes.

Tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban yang kemudian dijadikan untuk mengukur tingkat kemampuan siswa (Sudjana, 2011:35). Tes tersebut diberikan kepada siswa sebelum diberikan perlakuan (pretes) dan sesudah diberi perlakuan (posttes). Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan.

F. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistik yaitu statistik inferensial. “t” test digunakan untuk menguji hipotesis penelitian

(53)

mengenai ada tidaknya perbedaan hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) sebelum dan sesudah diberikan perlakuan yaitu pembelajaran PKn dengan penerapan metode Three Step Interview. Tingkat signifikan yang digunakan 0,05 dengan kriteria adalah “H1 diterima jika t - hitung t tabel dan H1 ditolak jika t – hitung t tabel”. Rumus yang digunakan yaitu:

̅̅̅̅ ̅̅̅̅

Dimana : √( ) ( )

Keterangan:

̅̅̅ Rata-rata data pre tes

̅̅̅ Rata-rata data post tes Banyaknya data pre tes Banyaknya data post tes Standar deviasi pre tes Standar deviasi post tes Standar deviasi gabungan

Sugiyono (2006: 99)

(54)

38 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas hasil penelitian tentang pengaruh penerapan metode Three Step Interview terhadap hasil belajar siswa yang ditinjau dari hasil pretest dan posttest pada kelas V SD Inpres Pannampu II Kota Makassar.

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan metode Three Step Interview terhadap hasil belajar dan menganalisis seberapa besar Pengaruh Three Step Interview terhadap hasil belajar Pendidikan Kewarganegaraan kelas V Sekolah Dasar Inpres Pannampu II Kota Makassar. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 44 orang siswa, yang terdiri dari 22 orang siswa di kelas V A (kelas eksperimen), 22 orang siswa di kelas V B (kelas kontrol). Dari sampel tersebut maka didapat data berupa hasil pre-test dan post-test siswa yang meliputi:

(1). Nilai hasil pretest siswa sebelum diajar dengan metode Three Step Interview, (2). Nilai hasil posttest siswa setelah diajar dengan metode Three Step Interview.

1. Hasil analisis statistik deskriptif

Nilai peserta didik berdasarkan hasil analisis deskriptif dengan menggunakan perhitungan manual untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Tabel 2.4

(55)

Deskripsi data pretest dan postest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol Tabel 2.4

Nilai statistik deskriptif tes No. Statistik

Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Pretest Posttest Pretest Posttest

1. Jumlah sampel 22.00 22.00 22.00 22.00

2.

Nilai tertinggi 75.00 80.00 85.00 95.00

3.

Nilai terendah 30.00 31.00 23.00 65.00

4.

Nilai rata-rata 47.40 68.77 47.04 81.59

5.

Standar deviasi 2.282 12.50 15.58 10.09 6.

Varians 5.075 156.25 24.276 101.80

Dapat diketahui bahwa metode Three Step Interview pada kelas eksperimen, nilai tertinggi 95 dari nilai tertinggi yang mungkin dicapai yaitu 100, sedangkan nilai terendah yang dicapai adalah 30 dari nilai terendah yang mungkin 0. Adapun rata-rata yang diperoleh adalah 81.59 dengan standar deviasi 10.09.

sedangkan pada kelas kontrol memperoleh nilai tertinggi yaitu 80 dari nilai tertinggi yang mungkin dicapai yaitu 100, sedangkan nilai terendah yang dicapai yaitu 30 dari nilai terendah yang mungkin dicapai yaitu 0 sehingga diperoleh rata- rata 68.77 dengan standar deviasi 12.50 maka disimpulkan bahwa metode Three Step Interview pada kelas eksperimen lebih tinggi dari pada pada kelas kontrol.

Referensi

Dokumen terkait

Betapapun, tidaklah mudah menarik garis per- EHGDDQ WHJDV DQWDUD ³OLQJNDUDQ PDJLV´ GDUL VXDWX SH r- mainan ( game ³YLUWXDO´ GDQ FDUD XQJNDS VLPEROLN ODLQQ\D VHEDJDL SHUZXMXGDQ

Pada uji coba serta evaluasi yang telah dilakukan pada aplikasi perhitungan harga pokok produksi di CV Langganan, dapat disimpulkan bahwa aplikasi ini dapat

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai acuan dalam ilmu pengetahuan, terutama dalam bidang pertanian, sehingga penelitian ini dapat menjadi sumber

Untuk semua strategi yang telah dijalankan, Hotel Sakura Syariah juga melakukan pengukuran keberhasilan strategi komunikasi pemasaran yang telah dilakukan yang dapat

Pada orang dewasa, didapatkan juga gangguan  pendengaran berupa rasa penuh atau kurang dengar.Pada bayi dan anak kecil gejala khas otitis media anak adalah suhu tubuh

Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan ibu hamil tentang faktor risiko diabetes melitus pada kehamilan di Rumah Bersalin Hadijah Medan tahun 2015 diperoleh dari

Tabel 1 diperoleh hasil, Kelompok K (kontrol) yang tidak diiradiasi memiliki rata-ra- ta paling tinggi yaitu, (76,67 ± 9,42)% sperma bergerak maju atau zig-zag dengan demikian

Menurut Definisinya, Komunikasi visual adalah suatu disiplin ilmu yang bertujuan mempelajari konsep-konsep komunikasi serta ungkapan kreatif melalui berbagai media