vii ABSTRACT
Company is establishes with the main goal to gain optimal profit through the managing the resources and asset. Therefore, the companies have to control their resources and assets. All organizations have a risk of a fraud. Therefore, management requires of the internal examination as part of the control system.
Based on the result of study conducted by the author, it can be concluded that: 1) the implementation of internal audit have sufficient, it can be show with the responsibility of internal auditors for judge the internal control system, and quality of organization’s. 2) fraud prevention and detection have been adequate, it can be show through the fraud which find by the internal auditors and supported with the adequate prove and implementation audit can help the members of organization to do their responsibility as sufficient. 3) the role of internal auditor on the fraud prevention and detection influence is adequate. This can be seen from the result of significance level which shows a value of 0.000 < 0.05, H0 is denied and H1 is accepted, it means internal auditor is role on the fraud
prevention and detection. Adjusted R Square show the result 0.47, it means that internal auditor have role on the fraud prevention and detection as 47%.
viii ABSTRAK
Perusahaan didirikan dengan tujuan utama untuk memperoleh laba yang optimal dengan mengelola sumber daya dan asset yang dimiliki. Untuk itu, perusahaan perlu untuk melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap sumber daya maupun asset yang dimiliki. Semua organisasi memiliki risiko terjadinya fraud atau kecurangan, oleh karena itu manajemen memerlukan adanya pemeriksaan internal sebagai bagian dari sistem pengendalian internal.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, dapat diketahui bahwa: 1) pelaksanaan audit internal sudah memadai, hal ini ditunjukkan dengan adanya kewenangan dan tanggung jawab bagian audit internal untuk menilai sistem pengendalian intern, mutu, atau kualitas pekerjaan organisasi. 2) pencegahan dan pendeteksian fraud dinilai sudah memadai, hal ini dapat ditunjukkan dengan adanya fraud yang ditemukan oleh auditor internal yang didukung dengan bukti-bukti yang cukup dan memadai, dan pelaksanaan audit tersebut dapat membantu anggota organisasi untuk melakukan tanggung jawab mereka secara efektif. 3) Peranan auditor internal terhadap pencegahan dan pendeteksian fraud berpengaruh secara memadai. Hal ini dapat dilihat dari perhitungan tingkat signifikansi yang menunjukkan hasil 0.000 < 0.05, yang berarti bahwa H0 ditolak, maka H1 diterima, yaitu auditor internal berperan dalam pencegahan dan pendeteksian fraud. Adjusted R Square menunjukkan hasil 0.47, yang berarti bahwa auditor internal berperan dalam pendeteksian dan pencegahan fraud sebesar 47%.
ix
DAFTAR ISI
Halaman Judul ………..i
Halaman Pengesahan………ii
Surat Pernyataan Keaslian Skripsi………...iii
Kata Pengantar………iv
Abstract………...vii
Abstrak………...viii
Daftar Isi………..ix
Daftar Tabel……….xii
BAB I Pendahuluan………...………....1
1.1.1 Latar Belakang………...………....1
1.1.2 Identifikasi Masalah………...………....4
1.1.3 Tujuan Penelitian………...……….5
1.1.4 Kegunaan Penelitian………...………5
BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, Pengujian Hipotesis………..7
2.1 Kajian Pustaka………...…7
2.1.1 Pengertian Peranan……….7
2.1.2 Audit Internal……….7
2.1.2.1 Pengertian Audit Internal………...…8
x
2.1.2.3 Tanggung Jawab dan Kewenangan Audit………...12
2.1.2.4 Kemampuan Profesional………..13
2.1.2.5 Ruang Lingkup Audit………..15
2.1.2.6 Survei Pendahuluan……….17
2.1.2.7 Pelaksanaan Kegiatan Audit………....19
2.1.3 Kecurangan………...…...23
2.1.3.1 Pengertian Fraud………..24
2.1.3.2 Faktor-Faktor Pendorong Terjadinya Fraud………....25
2.1.3.3 Tanda-Tanda Fraud………..27
2.1.3.4 Unsur-Unsur Fraud………..28
2.1.3.5 Jenis dan Bentuk Fraud………...…29
2.1.4 Pencegahan Fraud………....30
2.1.4.1 Syarat Penemuan Fraud………...…31
2.1.4.2 Ruang Lingkup Fraud Auditing………...32
2.1.4.3 Pendekatan Auditing………...34
2.1.5 Peran Audit Internal Dalam Rangka Pencegahan Fraud……….37
2.1.6 Penelitian-Penelitian Terdahulu………...…38
2.2 Kerangka Pemikiran ………..39
2.3 Pengembangan Hipotesis…... ……….………...41
BAB III Metode Penelitian……….42
xi
3.3 Teknik Analisis Data...47
3.3.1 Uji Validitas...47
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan...51
4.1 Hasil Penelitian...51
4.1.1 Peranan Audit Internal………..52
4.1.2 Independensi Audit Internal……….54
4.1.3 Tanggungj awab dan Kewenangan Audit………....55
4.1.4 Kemampuan profesional Audit Internal………...55
4.1.5 Ruang Lingkup Audit………...56
xii
4.1.7 Pelaksanaan Kegiatan Audit………....57
4.2 Pembahasan Pencegahan dan Pendeteksian Fraud...58
4.2.1 Syarat Penemuan Fraud………....59
4.2.2 Ruang Lingkup Fraud Auditing………...59
4.2.3 Pendekatan Audit………...60
4.3 Analisis Hipotesis………....60
BAB V Simpulan dan Saran………...66
5.1 Simpulan………...…...66
5.2 Saran………...……….67
Daftar Pustaka………...…...68
Daftar Riwayat Hidup……….70
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel...45
Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel...46
Tabel 4.3 Responden Berdasarkan Usia………...51
Tabel 4.4 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………...52
Tabel 4.5 Tanggapan Responden atas Audit Internal………..53
Tabel 4.6 Tanggapan Responden atas Pencegahan dan Pendeteksian Fraud………57
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas………...60
Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas………....61
Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas………....62
Tabel 4.10 Model Summary(b)………....63
Tabel 4.11 ANOVA(b)……….63
Tabel 4.12 Coefficients(a)………....63
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Secara umum, setiap perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba yang
optimal dengan menggunakan atau mengelola sumber daya dan asset yang dimiliki. Untuk
itu, perusahaan perlu untuk melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap sumber
daya maupun asset yang dimiliki. Manajemen membuat berbagai kebijakan dalam kegiatan
operasional maupun non operasional untuk melindungi asset, sumber daya, dan kekayaan
perusahaan agar dapat mencapai tujuan perusahaan, yaitu memperoleh laba yang optimal.
Namun, hal tersebut tidak mudah untuk dilakukan, karena pada umumnya perusahaan
memiliki risiko terjadinya fraud. Hal ini dikarenakan adanya pihak-pihak, baik di dalam
maupun di luar perusahaan yang melakukan praktik kecurangan atau fraud (Rizki et al.,
2007:61).
Semua organisasi, apapun jenis, bentuk, dan skala operasi ataupun kegiatannya
memiliki risiko terjadinya fraud atau kecurangan. Tindakan fraud atau kecurangan yang
kerap terjadi di banyak organisasi adalah kecurangan dalam proses pengadaan. Pelaku
fraud biasanya adalah orang atau kelompok dalam perusahaan atau organisasi yang
menerima imbalan dari salah satu rekanan yang terlibat dalam proses pengadaan tersebut.
(Rizki et al., 2007:60) Orang dalam tersebut bertindak sedemikian rupa sehingga rekanan
yang memberi imbalan dapat memenangkan proses pengadaan walaupun harga yang
Bab I Pendahuluan 2
Universitas Kristen Maranatha mengetahui tindakan pelaku tersebut percaya dan menganggap bahwa proses pengadaan
telah dilakukan dengan semestinya. Atas kepercayaan akan tindakan pelaku tersebut,
perusahaan mengalami kerugian dengan membayar rekanan lebih besar dari yang
seharusnya.
Hal tersebut merupakan salah satu tindakan fraud yang dilakukan oleh orang atau
kelompok dari dalam dan luar organisasi yang merugikan organisasi. Masih banyak contoh
tindakan fraud yang dilakukan oleh orang atau kelompok dari dalam dan luar organisasi
yang merugikan organisasi, diantaranya: penggelapan asset, mengalihkan transaksi yang
menguntungkan ke pihak luar, menyembunyikan atau menyajikan secara tidak benar suatu
kejadian atau data tertentu, mengajukan klaim atas barang atau jasa fiktif kepada
organisasi, dan lain-lain. Fraud atau kecurangan tersebut, selain memberi keuntungan bagi
pihak yang melakukannya, tentunya membawa dampak yang cukup fatal, seperti misalnya
hancurnya reputasi organisasi, kerugian organisasi, kerugian keuangan negara, rusaknya
moril karyawan, serta dampak-dampak negatif lainnya.
Pelaku fraud dalam suatu organiasasi, dapat berasal dari berbagai tingkatan, mulai
dari angota level bawah, pihak manajemen, hinga pemilik organisasi. Mereka melakukan
hal itu karena adanya motif atau tekanan, kesempatan, dan rasionalisasi. Dalam hal motif
atau tekanan dan rasionalisasi, kedua faktor tersebut berasal dari dalam diri seseorang yang
mendorong mereka untuk melakukan fraud. Faktor kesempatan timbul karena lemahnya
proses pengendalian internal organisasi terhadap kegiatan bisnis yang mengakibatkan
Bab I Pendahuluan 3
Universitas Kristen Maranatha Pengendalian internal organisasi merupakan tanggung jawab dari manajemen.
Namun untuk perusahaan yang mulai atau telah berkembang, beberapa wewenang mulai
didelegasikan kepada bawahan, oleh karena itu manajemen memerlukan adanya
pemeriksaan internal sebagai bagian dari sistem pengendalian internal. Tugas-tugas bagian
pemeriksaan internal antara lain menilai kecukupan pengendalian manajemen;
mengevaluasi apakah pelaksanaan kegiatan sesuai dengan kebijakan, rencana, dan
prosedur yang telah ditetapkan; menilai apakah kekayaan perusahaan
dipertanggungjawabkan dan dioperasikan secara optimal. Selain itu, bagian pemeriksaan
internal juga bertugas dalam meyakinkan keandalan data akuntansi, meniali kualitas dari
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yang dibebankan pada setiap bagian di dalam
perusahaan.
Pendeteksian fraud oleh auditor internal merupakan salah satu peran dari internal
auditing yang dijalankan dalam organisasi. (Rizki et al., 2007:65) Auditor internal
bertangging jawab dalam mendeteksi fraud yang mungkin telah terjadi sedini mungkin,
sebelum membawa dampak yang lebih buruk pada organisasi. Peranan auditor internal
dalam mencegah dan mendeteksi fraud diatur secara jelas dalam Standar Profesi Audit
Internal.
(Rizki et al., 2007:65) Standars No. 1210.A2 menyatakan sebagai berikut:
“The internal auditor should have sufficient knowledge to identify the indicator of
fraud but is not expected to have expertise of a person whose primary responsibility
Bab I Pendahuluan 4
Universitas Kristen Maranatha Merujuk pada standar tersebut, auditor internal harus memiliki pengetahuan yang
cukup untuk mendeteksi adanya fraud dalam organisasi, namun tidak diharuskan memiliki
pengetahuan seperti orang yang memiliki tanggung jawab utama dalam mendeteksi dan
menyelidiki fraud seperti fraud examiner. Pengetahuan yang dimiliki auditor internal
termasuk pula pengetahuan mengenai karakteristik fraud, teknik-teknik yang digunakan
dalam melakukan fraud, dan jenis-jenis fraud yang mungkin terjadi pada berbagai proses
bisnis. (Tugiman, 2001: 109-110) Ada beberapa kode etik yang harus dipatuhi oleh
Qualified Internal Auditor (QIA), diantaranya: QIA diwajibkan untuk bersikap jujur,
obyektif dan hati-hati dalam menjalankan tugas-tugas maupun kewajiban-kewajibannya;
QIA harus menghindari kegiatan yang dapat menimbulkan konflik dengan kepentingan
pemberi tugas, atau yang dapat menimbulkan prasangka yang meragukan kemampuannya
untuk secara obyektif menyelesaikan tugas dan kewajibannya; QIA tidak boleh menerima
imbalan dari pemberi tugas, klien, pelanggan, atau relasi bisnis pemberi tugas, kecuali
yang menjadi haknya.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis ingin membahas mengenai “Peran Auditor
Internal dalam Mencegah dan Mendeteksi Terjadinya Fraud menurut Standar
Profesi”.
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis mengidentifikasi
Bab I Pendahuluan 5
Universitas Kristen Maranatha 1. Bagaimana pelaksanaan audit internal yang terjadi di dalam perusahaan?
2. Apakah pelaksanaan audit internal oleh internal auditor dalam mencegah dan
mendeteksi terjadinya fraud sudah efektif dan sesuai menurut standar profesi yang
berlaku?
1.3Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan, maka penulis ingin mengetahui
gambaran yang lebih jelas tentang:
1. Pelaksanaan kegiatan audit internal yang terjadi dalam perusahaan.
2. Efektivitas pelaksanaan audit internal oleh internal auditor pada perusahaan dalam
mencegah dan mendeteksi terjadinya fraud menurut standar profesi.
1.4Kegunaan Penelitian
Dengan diadakannya penelitian ini, penulis berharap penelitian ini dapat memberi manfaat
bagi berbagai pihak, antara lain:
1. Perusahaan
Manajemen perusahaan dapat mengetahui manfaat dilaksanakannya audit internal oleh
internal auditor dalam mencegah dan mendeteksi adanya fraud disertai dengan saran
yang diperlukan untuk perkembangan praktik audit internal dalam perusahaan, serta
Bab I Pendahuluan 6
Universitas Kristen Maranatha 2. Penulis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang
masalah fraud yang terjadi dan cara kerja sistem pengendalian internal yang
sesungguhnya.
3. Pihak lain
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan pengetahuan yang dapat dijadikan
bahan referensi, khususnya untuk mengkaji topik-topik yang berkaitan dengan masalah
66 Unversitas Kristen Maranatha
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis mengenai peran auditor internal dalam
upaya pencegahan dan pendeteksian kecurangan menurut standar profesi, dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pelaksanaan audit internal sudah memadai, hal ini ditunjukkan dengan adanya
dukungan dari manajemen, direksi, serta auditee; adanya kewenangan dan
tanggung jawab bagian audit internal untuk menilai sistem pengendalian intern,
mutu, atau kualitas pekerjaan organisasi; serta dimilikinya auditor internal yang
memiliki latar belakang pendidikan, kecakapan, serta pengalaman yang memadai
dalam melaksanakan tugasnya. Selain itu, pencegahan dan pendeteksian fraud di
dalam perusahaan dinilai sudah memadai, hal ini dapat ditunjukkan dengan
pelaksanaan kegiatan audit yang dilakukan telah sesuai dengan fungsi audit internal
yang telah diatur menurut kebijakan manajemen dan direksi, dan tujuan
pelaksanaan audit tersebut dapat membantu anggota organisasi untuk melakukan
tanggung jawab mereka secara efektif, fraud yang ditemukan oleh auditor internal
yang didukung dengan bukti-bukti yang cukup dan memadai.
2. Peranan auditor internal terhadap pencegahan dan pendeteksian fraud berpengaruh
secara memadai. Hal ini dapat dilihat dari perhitungan tingkat signifikansi
Bab V Simpulan dan Saran 67
Universitas Kristen Maranatha yaitu auditor internal berperan dalam pencegahan dan pendeteksian fraud.
Sedangkan pada model summary dapat dilihat nilai Adjusted R Square sebesar 0.47,
yang berarti bahwa auditor internal mempengaruhi pencegahan dan pendeteksian
fraud sebesar 47%. Maka dari hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa kegiatan audit
internal berpengaruh secara signifikan terhadap pencegahan dan pendeteksian
fraud.
5.2 Saran
Dari kesimpulan hasil penelitian di atas, penulis mengajukan saran sebagai berikut:
1. Kinerja auditor internal hendaknya dapat dipertahankan dan lebih ditingkatkan agar
dapat mengetahui dan menghindari kecurangan yang mungkin terjadi.
2. Auditor internal hendaknya terus menerus meninjau dan melakukan monitoring
untuk memastikan apakah tindakan-tindakan perbaikan telah dilakukan dengan
memadai untuk mengatasi kelemahan yang ditemukan dalam proses audit.
3. Auditor internal hendaknya lebih memahami kegiatan auditee, sehingga tidak
terjadi kesalahpahaman antara pihak auditee dan pihak auditor dalam hal
mengevaluasi sistem pengendalian intern, sehingga kegiatan audit dapat dilakukan
68
DAFTAR PUSTAKA
Tugiman, Hiro, 2001, Standar Profesional Audit Internal, cetakan ke- 5, Yogyakarta:
Kanisius.
Ikatan Akuntansi Indonesia, per 1 April 2004, Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta:
Salemba Empat.
Karni, Soejono, 2000, Auditing Audit Khusus dan Audit Forensik dalam Praktik, Edisi
Pertama, Jakarta: FE UI.
Konsorsium Organisasi Profesi Audit Internal, 2004, Standar Profesi Audit Internal,
Jakarta: Yayasan Pendidikan Internal Audit.
Ratliff, Richard L, et al. 1996, Internal Auditing, Principles and Techniques, 2nd Edition, Almonte Springs, Florida: The Institute of Internal Auditor.
Sugiyono, 2004, Metode Penelitian Bisnis, Edisi Revisi, Bandung: Alfabeta.
Jogiyanto, 2004, Metode Penelitian Bisnis, Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Hartadi, Bambang, 2000, Sistem Pengendalian Intern: Dalam Hubungannya dengan
Manajemen dan Audit, Yogyakarta: BPFE.
Cangemi, P. Michael, and Tommy Singleton, 2003, Managing The Audit Function: A
69
Arens, Alvin A.Randal J, Elder, and Mark S. Beasly, 2006, Auditing and Assurances
Services: An Integrated Approach, 11st Edition, New Jersey: Prantic Hall.