• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH RELASI SEBAYA TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI SE-GUGUS 3 KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH RELASI SEBAYA TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI SE-GUGUS 3 KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL."

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultasi Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh Yanus Nap NIM 11108249031

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

v

interaksi dalam keakraban yang disatukan dalam sebuah tali persahabatan.”

(6)

vi

1. Ayah dan ibuku tercinta yang tiada hentinya atas segala doa, kasih sayang, perjuangan, dan pengorbanan demi kebahagianku.

2. Almamater tercinta Universitas Negeri Yogyakarta tempat saya menimba ilmu.

(7)

vii Oleh Yanus Nap 11108249031

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh relasi sebaya terhadap minat belajar siswa kelas V SD Negeri se-gugus 3 Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul.

Metode penelitian yang digunakan adalah ex post facto dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri se-gugus 3 Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul dengan populasi sebanyak 84 siswa. Maka dalam penelitian ini menggunakan populasi sebagai penelitian bukan sampel. Adapun teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah penelitian berupa skala relasi sebaya dan skala minat belajar. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi sederhana.

Berdasarkan hasil analisis penelitian dengan menggunakan kategori skor diketahui bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini mempunyai tingkat relasi sebaya dan minat belajar dalam kategori sedang. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh koefisien korelasi sebesar 0,642 dan Fhitung = 57,358 >

Ftabel = 3,96 dengan taraf sig. F = 0,000 yang berarti terdapat pengaruh positif dan signifikan antara relasi sebaya terhadap minat belajar. Variabel independen (relasi sebaya) mampu memberi pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen (minat belajar) sebesar 41,2% sedangkan sisanya 58,8% dipengaruhi oleh variabel lain atau dapat dijelaskan oleh variabel lain di luar penelitian.

(8)

viii

Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas limpahan hikmat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik. Yang berjudul “Pengaruh Relasi Sebaya terhadap Minat Belajar Siswa Kelas V SD Negeri Se-gugus 3 Sewon Bantul”.

Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta.

Penulis menyadari dalam menyelesaikan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah member dukungan, informasi serta bimbingan selama proses pengerjaan skripsi ini dari tahap perencanaan hingga penyelesaian. Oleh karena itu, dengan segenap ketulusan hati, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.A. rektor Universitas Negeri Yogyakarta yang telah berkenan memberikan fasilitas dan kemudahan untuk kelancaran studi peneliti.

2. Bapak Dr. Haryanto M. Pd. dekan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta beserta jajaran-Nya atas pengorbanan dan kasih sayang yang senantiasa memonitoring kemajuan skripsi kami serta memberikan sarana yang mendukung kegiatan perkuliahan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi sebagai mahasiswa PPGT di Universitas Negeri Yogyakarta.

3. Bapak Dr. Suwarjo, M. Si. dosen Pembimbing Skripsi yang telah meluangkan waktu untuk memberi bimbingan kritik dan saran serta masukan untuk kesempurnaan dalam menyelesaikan skripsi ini dengan tulus dan penuh kesabaran.

(9)

ix kesabaran.

6. Bapak Suparlan, dan Ibu Romlah atas kesabaran dan ketabahan selama mendampingi kami di asrama.

7. Dinas Pendidikan Kabupaten Biak Numfor yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melanjutkan studi di Universitas Negeri Yogyakarta.

8. Bapak Kepala SD Negeri Se-Gugus 3 Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul yang telah memberikan izin untuk melaksanakan penelitian. 9. Bapak dan Ibu Guru, serta seluruh kelas V SD Negeri Se-Gugus 3

Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul yang telah banyak membantu peneliti dalam melaksanakan penelitian ini.

10. Kedua orang tua saya serta keluarga tercinta yang penuh keikhlasan senantiasa memberikan doa, motivasi, kasih sayang dan perjuangan tiada henti demi kebahagiaan dan kesuksesanku.

11. Adik-adikku, terimakasih telah membuat hidupku menjadi lebih berarti.

12. Adik-ku Dewiana yang telah banyak membantu saya dan memberikan semangat dan motivasi selama penyusunan skripsi ini.

13. Teman-teman seperjuangan PPGT PGSD UNY berasrama angkatan 2011 yang memberi warna dikala penatnya kehidupan asrama dan kampus, kalian yang selama empat tahun saling berbagi ilmu, canda, tawa, pengalaman, dan pelajaran tentang hidup. Kalian luar biasa. 14. Adik-adik kelas PPGT PGSD UNY berasrama angkatan 2012 yang

telah memberikan dukungan dalam penyusunan skripsi ini.

15. Sahabat-sahabatku dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberi dukungan selama ini.

(10)
(11)

xi

HALAMAN JUDUL…………...………... i

HALAMAN PERSETUJUAN………...……….... ii

SURAT PERNYATAAN………...….... iii

HALAMAN PENGESAHAN………..….…. iv

MOTTO………... v

PERSEMBAHAN………... vi

ABSTRAK……….. vii

KATA PENGANTAR………..…... viii

DAFTAR ISI……….……….….... xi

DAFTAR TABEL……….….………… xiii

DAFTAR GAMBAR……….….………… xiv

DAFTAR LAMPIRAN……….….………… xv

BAB I PENDAHULUAN……….…...……….. 1

A. Latar Belakang Masalah………..……….…... 1

B. Identifikasi Masalah………... 6

C. Pembatasan Masalah ……….….………...…. 6

D. Rumusan Masalah ……….….……….…… 7

E. Tujuan Penelitian ………..….………..……… 7

F. Manfaat Penelitian ………...………..………. 7

BAB II KAJIAN TEORI... . 8

A. Kajian tentang Relasi Sebaya……...………..…. 8

1. Pengertian Relasi Sebaya………. 8

2. Fungsi Teman Sebaya……….. 9

B. Kajian tentang Minat Belajar..………...………. 12

1. Pengertian Minat Belajar……….. 12

2. Aspek-aspek Minat………... 14

(12)

xii

E. Hipotesis Penelitian………..……… 21

BAB III METODE PENELITIAN…...…..……….………... 23

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian…….…….……….…….……….. 23

B. Subjek Penelitian…...….…….……….……….... 23

C. Tempat dan Waktu Penelitian...…………..……….……….…….. 25

1. Tempat Penelitian………. 25

2. Waktu Penelitian………... 25

D. Variabel Penelitian………..….……….………... 25

E. Definisi Operasional Variabel……….. 26

F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data……….………... 27

1. Teknik Pengumpulan Data……….... 27

2. Instrumen Pengumpulan Data………... 27

G. Teknik Analisis Data………...………. 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………….……….…. 36

A. Deskripsi Hasil Penelitian……… 36

B. Pelaksanaan Penelitian………. 36

C. Hasil Penelitian………. 37

a. Deskripsi Data Penelitian……….. 37

b. Uji Hipotesis Penelitian………. 42

D. Pembahasan……….. 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….... 46

A. Kesimpulan………... 46

B. Saran………. 46

DAFTAR PUSTAKA……….………... 48

(13)

xiii

Tabel 1. Jumlah Siswa Kelas V SD Negeri Gugus 3 Sewon Bantul…..….…….. 24

Tabel 2. Skor Alternatif Jawaban Relasi Sebaya………..……..…………... 29

Tabel 3. Skor Alternatif Jawaban Minat Belajar………..…. 30

Tabel 4. Kisi-kisi Instrumen Variabel Relasi Sebaya…..………..…….... 30

Tabel 5. Kisi-kisi Instrumen Variabel Minat Belajar………...……….. 31

Tabel 6. Data Deskriptif Relasi Sebaya…………..……….……….. 38

Tabel 7. Data Deskriptif Minat Belajar……….. 40

Tabel 8. Hasil Uji Korelasi……….. 42

(14)

xiv

(15)

xv

LAMPIRAN I INSTRUMEN PENELITIAN

Lampiran 1. Skala Relasi Sebaya.………..……… 50 Lampiran 2. Skala Minat Belajar………..………. 53

LAMPIRAN II HASIL PENELITIAN

Lampiran 3. Hitung Data Relasi Sebaya………..……….. 56 Lampiran 4. Hitung Data Minat Belajar………..……….. 60

LAMPIRAN III SURAT IJIN PENELITIAN DAN

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia adalah makhluk sosial yang merupakan makhluk hidup yang lebih sempurna yang mendapatkan akal pikiran yang baik dan memiliki pendidikan dan pergaulan yang bervariasi dalam berinteraksi antar sesama manusia, bila dibandingkan dengan makhluk-makhluk hidup yang lain. Dalam kaitannya sebagai mahluk sosial, manusia berkembang dengan sesi kehidupan yang bermula pada masa kanak-kanak yang berpengaruh pada pergaulannya baik di rumah maupun di sekolah. Kehidupan dalam berinteraksi antar sesama individu sebagai makhluk sosial ini sangatlah berpengaruh kepada pergaulan anak terhadap pembelajaran di sekolah sehingga pengaruh teman sebaya terhadap proses pembelajaran di sekolah sangat berkaitan dengan minat belajar anak sekolah dasar (Abu Ahmadi, 1998: 195).

(17)

2

meskipun hal itu berbeda-beda karena memiliki karakter pergaulan yang berbeda pada masing-masing anak dengan umur yang berkelainan.

Dalam kehidupan yang penuh dengan tantangan maka manusia tidak terlepas dari kebutuhan berinteraksi atau bersosial dengan sesama manusia yang saling membutuhkan satu sama yang lain untuk menjalin hubungan interaksi antara teman sebaya dalam menempuh pendidikan yang bermula dari kehidupannya dan merujuk ke jenjang selanjutnya yang berawal dari Sekolah Dasar untuk membentuk karakter siswa melalui kemauan dalam minat belajarnya. Dalam dunia pendidikan juga membutuhkan kehidupan yang sangat kompleks yang berarti ada hubungan interaksi antar makhluk sosial seperti guru dan siswa di sekolah yang mampu berinteraksi dalam suatu kelompok sosial di sekolah yang membentuk interaksi antara sesama individu seperti guru dan siswa.

(18)

3

menjadi sosok yang peduli terhadap lingkungan belajarnya. Sekolah sebagai sarana dan prasarana yang memberikan informasi melalui seorang guru yang akan memberikan pelajaran di sekolah kepada siswa itu dengan mengajarkan pelajaran yang belum siswa itu ketahui dengan menarik akan minat belajarnya sehingga melalui lingkungan belajar yang baik dan menantag dapat membentuk jiwa belajar siswa yang tinggi dan bermakna bagi dirinya sendiri dan melibatkan keterbukaan dirinya terhadap teman sebayanya yang ada di lingkungan sekitarnya. Menurut Sudarwan Danim (2013: 140), meskipun terdapat hal-hal yang bermanfaat dan positif bagi siswa, juga memberikan keuntungan yang signifikan dalam keberagaman dengan relasi teman sebaya di sekolah, terdapat kuat kecenderungan bahwa siswa kurang menerima sosok pribadi siswa yang lain, yang berbeda dari diri siswa itu sendiri. Perbedaan yang ada pada siswa itu dapat disebabkan karena faktor-faktor fisik, status sosial. Maka dari pihak sekolah perlu memberikan dorongan motivasi dari lembaga sekolah yang memberikan dorongan fisik melalui bantuan dari pihak akademik yang berupa perlengkapan belajar yang memadai bagi anak-anak itu sendiri sehingga tidak dapat menciptakan pengecualian bagi anak-anak dan remaja yang dapat mendorong mereka ke arah menerima teman-teman sebaya mereka dari jenis apa pun yang membatasi mereka baik faktor fisik maupun sosialnya.

(19)

4

menyenangkan, siswa memulai belajar dan mendapatkan teman-teman sebaya untuk pergaulan di sekolah yang akan menjadi teman bermain dan belajar di lingkungan dimana dia belajar. Namun belum diketahui secara jelas pengaruh relasi sebaya terhadap minat belajar siswa. Selain itu, Seperti dilihat pada hasil observasi siswa yang berada di kelas V sekolah dasar, selalu melakukan aktivitasnya bersama teman sebayanya di mana siswa itu sebelum memasuki kelas siswa itu bermain berkelompok bersama teman-temannya. Kemudian dilihat pada saat masuk kelas siswa bersama teman sebaya melakukan aktivitas yang berbeda dengan menyiapkan dirinya dan juga menyiapkan buku mata pelajaran yang akan dipelajari sebelum guru yang mengampuh mata pelajaran memasuki kelas untuk memulai proses belajar mengajar di dalam kelas. Maka dengan demikian mendapatkan teman sebaya juga berpengaruh terhadap minat belajar seperti siswa yang malas belajar mempengaruhi siswa yang rajin belajar sehingga siswa yang rajin belajar juga tidak memiliki minat dalam belajarnya.

(20)

5

melakukan hal-hal yang bersifat jangka panjang. Siswa yang minatnya kurang dan cepat bosan biasa melakukan kegiatan yang bersifat jangka pendek, sehingga tidak mendapatkan pengalaman belajar yang seutuhnya. Jika mengharapkan bahwa pengalaman belajar merupakan kemampuan siswa sepenuhnya, rangsangan harus diatur supaya bertepatan dengan minat siswa. Ini merupakan saat siap diajar yaitu saat siswa siap belajar karena mereka berminat terhadap keuntungan dan kepuasan pribadi yang dapat diperoleh lewat pengalaman belajar siswa baik di sekolah maupun di rumah.

(21)

6

menyiapkan ruangan kelas dengan membersihkan kelas, mengatur ruang kelas untuk persiapan proses belajar mengajar. Belum diketahui seberapa besar pengaruh relasi teman sebaya terhadap minat belajar siswa. Hal tersebut menjadi alasan peneliti melakukan penelitian di SD Negeri se-Gugus 3 Sewon Bantul. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, “Pengaruh Relasi Sebaya terhadap Minat Belajar Siswa kelas V SD Negeri

se-Gugus 3 Sewon Bantul”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka muncul beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. belum diketahuinya pergaulan relasi teman sebaya siswa kelas V SD Negeri se-Gugus 3 Kecamatan Sewon.

2. belum diketahuinya seberapa besar minat belajar siswa kelas V SD Negeri se-Gugus 3 Kecamatan Sewon.

3. belum diketahuinya pengaruh relasi sebaya terhadap minat belajar siswa kelas V SD se-Gugus 3 Kecamatan Sewon.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka penelitian ini akan dibatasi pada: “belum diketahuinya relasi teman sebaya terhadap minat

(22)

7

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan oleh peneliti di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah ada pengaruh relasi sebaya terhadap minat belajar siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri se-Gugus 3 Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul”.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya pengaruh relasi sebaya terhadap minat belajar siswa kelas V yang ada di Sekolah Dasar Negeri se-Gugus 3 Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini antara lain: 1. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan pendidikan untuk mengembangkan teori dan memperkaya hasil penelitian yang telah ada dan dapat memberi gambaran mengenai relasi sebaya terhadap minat belajar siswa.

2. Manfaat praktis

(23)

8 BAB II KAJIAN TEORI

A. Kajian tentang Relasi Sebaya 1. Pengertian Relasi Sebaya

Santrock (2002: 268),mengatakan bahwa, relasi teman sebaya ialah anak-anak yang dimana memiliki tingkat usia dan kematangannya yang kurang lebih sama, interaksi antara teman sebaya yang usianya sama juga dapat mengisi suatu peran yang unik dalam pergaulan anak di sekolah itu terdapat kerakter yang berbeda dalam diri meraka masing-masing. Kemudian anak itu memiliki sifat bermain yang tinggi di banding dengan waktu untuk belajarnya. Anak-anak itu sudah memiliki usia kematangan dalam dirinya sehingga anak dapat bisa mengontrol dirinya sendiri. Sudarwan Danim (2013: 139), mengemukakan bahwa relasi teman sebaya sangat berpengaruh penting bagi perkembangan anak melalui pergaulannya sepanjang sejarah hidup peserta didik.

Santrock (2002: 347), mengemukakan bahwa relasi teman sebaya adalah suatu bentuk proses interaksi antara teman sebayanya yang dilakukan dalam pergaulannya di sekolah dan kebanyakan terjadi di lingkungan rumah dan lebih sering terjadi di tempat pribadi daripada di tempat umum dan lebih sering terjadi di antara anak-anak yang jenis kelaminnya sama daripada anak-anak yang berbeda jenis kelamin. Hal ini dilakukan selama masa pertengahan dan akhir anak-anak meluangkan waktunya dalam berinteraksi dengan teman sebayanya.

Samsunuwiyati Mar’at (2007: 219, 220), mengatakan relasi teman

(24)

9

anak-anak yang juga ditandai dengan gejala meningkatnya teman sebaya dalam kehidupan mereka yang sebagian besar waktunya dihabiskan untuk berhubungan atau bergaul dengan teman-teman sebayanya. (Jean piaget dan Harry Stack Sullivan), mengemukakan bahwa hubungan teman sebaya anak dalam belajar sangat baik kerena di saat itulah dilakukan hubungan timbal balik antar teman. Anak dapat belajar tentang kejujuran dan keadilan yang dapat menjadi bekal atau pegangan melalui peristiwa dalam pertentangan teman sebaya mereka.

Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa relasi teman sebaya adalah suatu gejala psikis yang merupakan pemusatan proses perkembangan anak dalam berinteraksi antar teman sebayanya dengan karakter dan kondisi anak yang berbeda-beda tetapi memiliki tingkat kematangan yang sama dengan tingkat kecerdasan yang bervariasi dalam dirinya.

2. Fungsi teman sebaya

(25)

10

berinteraksi. Fungsi kelompok teman sebaya itu juga paling penting bagi anak-anak dimana bisa menyediakan suatu informasi dan perbandingan tentang dunia di luar keluarga.

Kelly dan Hansen dalam Samsunuwiyati Mar’at (2007: 220),

menyatakan enam fungsi teman sebaya sebagai berikut:

1) Dengan adanya interaksi dengan teman sebaya yang ada anak belajar dengan cara bagaimana memecahkan pertentangan-pertentangan dengan bentuk atau cara yang bervariasi dengan bentuk tindakan yang bersifat agresi langsung dan tersampaikan dengan tujuan yang dimaksud dalam suatu informasi berbentuk pesan.

2) Mendapatkan dorongan dengan tingkat emosional dengan sosial kehidupan yang menjadi lebih independen yang membentuk sebuah interaksi antara teman-teman dan kelompok dengan teman sebayanya dengan memberikan dorongan bagi remaja untuk lebih mengimplementasikan melalui pengambilan peran dan tanggung jawab yang baru didapatkan oleh setiap teman-teman sebayanya. Bentuk dorongan yang sudah dapat diperoleh setiap remaja dan dari teman-teman sebaya mereka itu akan menyebabkan berkurangnya ketergantungan setiap anak remaja dengan dorongan dari setiap keluarga mereka masing-masing.

(26)

11

dengan perasaan-perasaan dengan bentuk cara-cara yang beda dan lebih matang, sehingga dengan adanya percakapan dan perdebatan antar teman sebaya setiap anak remaja dapat belajar mengekspresikan pendapat-pendapat dan yang timbul dalam perasaan-perasaan mereka serta mengembangkan kemampuan memecahkan masalah yang dihadapi dalam pergaulan bersosial.

4) Dapat mengembangkan sikap perilaku terhadap seksualitas yang ada dengan bentuk tingkah laku dan peran jenis kelamin yang dimiliki oleh masing-masing remaja itu, bentuk-bentuk sikap seksual yang dapat timbul dari tingkah laku kehidupan anak dengan peran jenis kelamin bermula dari proses pertemanan yang terbentuk dalam proses interaksi antara teman sebaya dalam kelompok pergaulan hidup para remaja. Para remaja belajar dari berbagai kehidupan sosial dan belajar mengenai tingkah laku dan sikap-sikap yang dilakukan oleh para anak remaja itu dengan menjadi laki-laki dan perempuan muda yang berbentuk teman sebaya.

(27)

12

individu itu sendiri dan juga teman sebayanya sehingga dapat melihat sampai dimana perilaku baik anak dengan penalaran moral sikap dan nilai-nilai yang dimiliki.

6) Kemudian dapat meningkatkan harkat dan martabat diri. Sehingga dapat disukai oleh banyak teman-teman sebayanya yang membuat teman-teman merasa enak, nyaman, dan senang mendapatkan teman seperti dirinya yang disukai banyak teman dimana ia berada.

B. Kajian tentang Minat Belajar

1. Pengertian Minat Belajar

Hurlock (1978: 114) mengatakan bahwa minat adalah suatu kemauan yang timbul dalam diri anak berupa sumber motivasi yang bermula dalam akal pikiran sebagai dorongan dalam diri setiap orang untuk melakukan apa yang diinginkan bila itu dilihat sebagai suatu hal yang menguntungkan. Minat diartikan sebagai suatu kebutuhan yang dapat memuaskan. Minat sebagai perilaku yang dapat memainkan peran yang penting dalam kehidupan sebagai dunia nyata.

(28)

13

yang ada (baik dalam kognitif, afektif, psikomotor) untuk dapat memperoleh respons atau hubungan yang baik dalam bentuk interaksi dengan lingkungan yang ada dengan secara efisien.

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2004: 155) belajar adalah proses perkembangan yang berlangsung melalui kegiatan belajar yang disadari atau tidak dengan sederhana atau kompleks, belajar sendiri atau dengan bantuan guru. Belajar merupakan perubahan dalam kepribadian hidup seseorang yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru yang berbentuk ketrampilan, sikap, kebiasaan pengetahuan dan kecakapan. Muhibbin Syah (2013: 87) mengatakan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi atau materi pelajaran yang dapat disajikan dalam bentuk proses belajar di sekolah, di rumah maupun di masyarakat.

(29)

14

meraih pendidikan, sehingga tanpa belajar yang sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan dan dikatakan tidak berhasil.

2. Aspek-aspek Minat

Menurut Hurlock (1978: 116) minat dibagi dalam dua aspek yaitu, aspek kognitif dan aspek afektif.

1) Aspek kognitif

Didasarkan pada konsep yang dikembangkan anak mengenai bidang mengenai bidang yang berkaitan dengan minat. Misalnya aspek kognitif dari minat anak terhadap sekolah. Bila mereka menganggap sekolah sebagai tempat mereka dapat belajar tentang hal-hal yang menimbulkan rasa ingin tahu mereka dan tempat mereka akan mendapat kesempatan untuk bergaul dengan teman sebaya yang tidak didapat dari masa pra sekolah minat itu didasarkan atas konsep sekolah yang menekan frustasi dan pengekangan oleh peraturan sekolah dan kerja keras untuk menghafal pelajaran yang telah di pelajari.

(30)

15 2) Aspek afektif

Aspek afektif sebagai bobot emosional dalam konsep yang membangun aspek kognitif minat yang dinyatakan dalam sikap atau perilaku yang timbul dalam diri terhadap kegiatan yang ditimbulkan oleh minat yang sama halnya seperti aspek kognitif yang di kenal dengan pengetahuan. Aspek afektif yang berkembang dari pengalaman pribadi diri individu itu sendiri dari sikap orang yang penting, yaitu: orang tua, guru, dan teman sebaya yang tertuju terhadap kegiatan yang berkaitan dengan minat itu tersebut, dan dari sikap yang dinyatakan tersirat dalam bentuk media masa terhadap kegiatan tersebut.

Walaupun dari kedua aspek minat, yang aspek kognitif dan yang aspek afektif, memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan sesuatu yang akan dan yang tidak dikerjakan oleh anak dan jenis penesuaian pribadi dan sosial anak. Aspek minat afektif memiliki peran yang lebih penting dibandingkan dengan aspek minat kognitif. Aspek afektif lebih mempunyai peran yang lebih besar dalam memotivasi tindakan, memiliki bobot emosional positif dari minat memperkuat minat itu dalam tindakan daripada aspek kognitif. Kemudian aspek minat afektif juga cenderung lebih tahan terhadap perubahan dibandingkan aspek minat kognitif.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar

(31)

16 1) Pengalaman dini sekolah

Anak yang secara fisik intelektualnya sudah siap untuk kelas satu mempunyai sikap yang positif terhadap sekolah yang dibandingkan dengan anak yang belum siap untuk di sekolahkan sehingga pengalaman di kelompok bermain di taman kanak-kanak dapat mempermudah anak dalam penesuaiannya dan menjadikan anak itu mendapatkan pengalaman dini di sekolahnya untuk lebih menyenangkan bagi anak tersebut.

2) Pengaruh orang tua

Kehidupan orang tua juga dapat mempengaruhi sikap anak itu terhadap sekolah dengan secara umum juga mempengaruhi sikap anak-anak terhadap pentingnya pendidikan dan belajar anak juga terhadap berbagai mata pelajaran dan terhadap para guru yang ada di sekolah. 3) Sikap saudara kandung

Dalam keluarga terdapat saudara kandung yang juga lebih besar mempunyai pengaruh yang sama kepada sikap anak terhadap sekolah yang sama halnya dengan orang tua sehingga sikap yang dimiliki saudara kandung lebih muda relatif tidak penting bagi dunia sekolah anak.

4) Sikap teman sebaya

(32)

17

oleh teman sebaya di sekolah untuk di terima oleh kelompok teman sebaya. Anak belajar bahwa ia harus menerima minat dan nilai kelompok yang telah ada.

5) Penerimaan oleh kelompok teman sebaya

Hari-hari sekolah yang disukai oleh anak juga dapat berpusat pada kegiatan ekstrakurikuler dengan teman sebaya.Hubungan yang baik dengan guru dan nilai yang baik atau bagus tidak dapat mengimbangi kurangnya penerimaan dari teman sebaya.

6) Keberhasilan akademik

Ketercapaian pendidikan juga memiliki besarnya pengaruh keberhasilan akademik pada sikap anak terhadap sekolah, dan akan bergantung pada nilai keberhasilan akademik dalam kelompok teman sebaya, keberhasilan merupakan lambang status anak yang akan meninggalkan status anak dengan prestasi akademik baik dalam kelompok teman sebaya anak itu sendiri. Keberhasilan akademik, bisa menjadi kegagalan akademik yang dapat mengurangi rasa harga diri semua anak dan menimbulkan rasa tidak senang terhadap lingkungan tempat mengalami kegagalan.

7) Sikap terhadap pekerjaan

(33)

18

negatif terhadap setiap kegiatan yang menyerupai pekerjaan, seperti dilihat pada waktu selama sekolah masih bermain-main dan anak menyukainya dan menyenangi masa kanak-kanaknya tetapi dengan kenaikan kelas anak lebih banyak dituntut untuk mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah, hal ini dapat menimbulkan rasa anak untuk tidak suka dengan sekolah sehingga anak itu merasa bahwa akan lebih banyak lagi pekerjaannya ketika ia menuju ke jenjang yang lebih tinggi.

8) Hubungan guru dan murid

Dalam perkembangan anak banyak atau sedikitnya minat anak terhadap sekolah di pengaruhi sikapnya terhadap guru jika anak membawa konsep yang tidak positif terhadap guru ke sekolah. Konsep yang didasarkan atas kata orang tua atau saudara atau gambaran dari media massa dengan pengalaman pribadi yang dapat kurang menyenangkan bagi guru maka sikap anak terhadap semua guru cenderung tidak positif dan menimbulkan hal yang dipandang seperti itu tidak memiliki etika yang baik bagi guru.

9) Suasana emosional sekolah

(34)

19

merasa bosan dengan pekerjaan yang mengajar secara membosankan dan terlalu bersifat otoriter atau permisif dalam pengendalian situasi di kelas, anak cenderung tertarik pada mata pelajaran yang anak itu menganggap bahwa sesuai dengan kebutuhan mereka mudah dan menghasilkan angka yang baik dan anak itu cenderung tidak tertarik pada mata pelajaran yang anak itu menganggap bahwa tidak relevan, sukar, membosankan, diajarkan dengan tidak sesuai dengan pemahaman anak, membosankan oleh guru yang tidak disukai.

C. Kerangka Pikir

Relasi teman sebaya merupakan bentuk interaksi suatu kelompok pergaulan anak dalam bermain ataupun belajar baik di sekolah, rumah, dan masyarakat yang dapat membentuk pola kehidupan anak itu untuk berinteraksi dengan teman sebayanya yang memiliki tingkat kematangan yang sama melalui perkembangan anak dalam kehidupan sosialnya sehingga anak mempunyai minat belajar yang tumbuh dalam dirinya.

(35)

20

sebuah kelompok bermain ataupun belajar untuk dapat meningkatkan prestasi belajar mereka.

Relasi sebaya juga memiliki kelemahan dalam arti belum tentu bisa dapat mendorong minat belajar anak dalam berinterkasi di sekolah atau lingkungannya kerana terkadang tidak terdapat keakrabaman, keserasian, kehangatan yang baik dalam berinteraksi dalam sebuah kelompok pergaulan atau belajar yang dapat mendorong minat belajar yang baik.

Minat merupakan suatu hal yang timbul dalam diri anak yang berupa sumber motivasi dengan dorongan dalam diri setiap orang. Minat juga sebagai bentuk ketertarikan dalam diri orang dan berkeinginan dalam mendapatkan sesuatu yang diinginkan. Dengan demikian teman sebaya juga menjadi dorongan atau motivasi untuk munumbuhkan minat anak dalam belajar di sekolah ataupun dilingkungan rumah melalui teman sebayanya.

(36)

21 D. Paradigma Penelitian

Paradigma penelitian merupakan pola pikir yang menunjukkan hubungan antara variabel yang akan diteliti yang sekaligus mencerminkan jenis dan jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab dalam penelitian, (Sugiyono, 2007: 66). Ada dua variabel dalam penelitian ini, variabel-variabel tersebut adalah.

1. Variabel Bebas (independent variable)dalam penelitian ini adalah relasi teman sebaya (X).

2. Variabel Terikat (dependent variable) dalam penelitian ini adalah minat belajar (Y).

Gambar 1 Pengaruh relasi teman sebaya dengan minat belajar

Keterangan:

X : relasi teman sebaya Y : minat belajar

: pengaruh relasi teman sebaya dengan minat belajar.

E. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir yang dikemukakan di atas, maka dirumuskan hipotesis dalam penelitian sebagai berikut: relasi

(37)

22

(38)

23 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang di gunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan merupakan jenis penelitian ex post facto. Penelitian ex post facto merupakan penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi yang kemudian merunut ke belakang untuk mengetahui factor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut. Penelitian ini akan bekerja dengan angka sebagai analisis dalam mewujudkan masalah gejala yang diamati dan dalam menganalisis data menggunakan teknik analisis data statistik. Menurut Sugiyono (2013: 13) metode kuantitatif dinamakan metode tradisional karena metode ini sudah cukup lama digunakan untuk meneliti sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme yang digunakan untuk meneliti pada populasi tertentu yang ingin diukur, teknik pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian untuk menganalisis data yang bersifat kuantitatif/ statistik tujuannya untuk menguji hipotesis. Metode penelitian kuantitatif ini sesuai dengan namanya banyak dituntut untuk menggunakan angka mulai dari pengumpulan data, sampai penafsiran terhadap data yang ingin diuji serta penampilan hasilnya.

B. Subjek Penelitian

(39)

24

generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya, sehingga populasi merupakan keseluruhan dari objek atau subjek penelitian yang akan di kenai generalisasi dari hasil penelitian.

Berdasarkan pengertian di atas diambil kesimpulan keseluruhan dari anggota yang menjadikan objek penelitian dan memenuhi kriteria tertentu yang telah ditetapkan dalam penelitian dan menjadi sebuah objek bagi peneliti. Maka populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDN se-Gugus 3 yang terdiri dari 4 sekolah dasar yaitu: SD Negeri Monggang, SD Negeri Karanggondang, SD Negeri Cepit, dan SD Negeri Bakalan dengan jumlah 84 siswa. Jika di rinci dalam masing-masing sekolah jumlah siswa yang ada di gugus 3 Sewon Bantul adalah sebagai berikut.

Tabel 1. Jumlah Siswa Kelas V di SD Negeri Gugus 3 Sewon

No Nama Sekolah Jumlah Siswa

1. SD Negeri Monggang 20 Siswa 2. SD Negeri Karanggondang 21 Siswa

3. SD Negeri Cepit 21 Siswa

4. SD Negeri Bakalan 22 Siswa

Jumlah total 84 Siswa

(40)

25 C. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri se-Gugus 3 Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul.

2. WaktuPenelitian

Waktu yang dibutuhkan dalam pelaksanaan penelitian ini, yaitu mulai pada bulan Agustus 2015 sampai September 2015.

D. Variabel Penelitian

Kerlinger (Sugiyono, 2010: 3), menyatakan bahwa variabel adalah konstruk atau sifat yang akan dipelajari yang diambil dari suatu nilai yang berbeda dan merupakan suatu yang bervariasi. Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian sebagai suatu atribut atau sifat, nilai dari orang dan sebagai obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi baik dalam jenis maupun tingkatannya yang menjadi titik perhatian atau obyek dalam penelitian yang lakukan atau ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan di tarik kesimpulan. Berkaitan dengan penelitian ini, maka variabel sebagai obyek penelitian yang di bagi menjadi dua macam variabel yang terdapat dalam penelitian ini yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

(41)

26

2. Variabel terikat (variable dependen) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Sebagai variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat belajar.

E. Definisi Operasional Variabel

1. Relasi sebaya adalah interaksi antar anak-anak yang memiliki tingkat usia dan kematangan yang kurang lebih sama, sehingga interaksi antara teman sebaya yang memiliki usia sama itu dapat mengisi suatu peran yang unik dalam pergaulan anak di sekolah dan terdapat kerakter yang berbeda dalam diri anak-anak itu masing-masing. Kemudian anak itu memiliki sifat bermain yang tinggi dalam dirinya di banding dengan waktu untuk belajarnya. Namun anak-anak itu sudah memiliki usia kematangan dalam dirinya sehingga anak dapat bisa mengontrol dirinya sendiri.

(42)

27

perilaku sebagai hasil dari pengalaman. Pengalaman yang terjadi dalam proses aktivitas melalui interaksi antara sesama individu dengan lingkungan sekitar.

F. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

1. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah skala yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data dan merupakan langkah yang strategis dalam penelitian karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data, maka tanpa menggunakan teknik pengumpulan data maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan dalam penelitian, teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan menggunakan skala,

disediakan empat pilihan jawaban. 2. Instrumen pengumpulan data

(43)

28

(S), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS). Instrumen yang digunakan dalam skala isi pernyataan ada dua skala yaitu skala dengan menunjukkan relasi sebaya dan skala minat belajar yang dapat digunakan menjadi kisi-kisi pengembangan instrumen.

Adapun instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu. Suharsimi Arikunto (2002: 142) mengatakan prosedur dalam membuat instrumen adalah definisi veriabel penelitian secara operasional, membuat kisi-kisi instrumen, penyusun item dan penetapan skor.

a. Mendefinisikan variabel operasianal

Relasi sebaya adalah interaksi antar anak-anak yang memiliki tingkat usia dan kematangan yang kurang lebih sama, sehingga interaksi antara teman sebaya yang memiliki usia sama itu dapat mengisi suatu peran yang unik dalam pergaulan anak di sekolah dan terdapat kerakter yang berbeda dalam diri anak-anak itu masing-masing. Anak juga memiliki sifat bermain yang tinggi dalam dirinya di banding dengan waktu untuk belajarnya. Anak merasa senang ketika ia berada di lingkungan bermain atau pun belajarnya saat anak itu bersama teman-temannya.

(44)

29

pikiran sebagai dorongan dalam diri setiap orang untuk melakukan apa yang diinginkan bila itu di lihatsebagai suatu hal yang menguntungkan. Minat diartikan sebagai suatu kebutuhan yang dapat memuaskan. Minat sebagai perilaku yang dapat memainkan peran yang penting dalam kehidupan sebagai dunia nyata. Suatu proses perubahan pengetahuan yang timbul dalam diri dan sebagai bentuk perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman. Dari pengembangan definisi operasional variabel di atas dikembangkan kisi-kisi instrumen yang disajikan pada halaman 29 dan 30.

b. Penyusunan item dan penetapan skor

Setalah membuat kisi-kisi instrumen penelitian, kemudian dilanjutkan dengan penyusunan item dikembangkan menjadi skalarelasi sebaya dengan minat belajar yang dikembangkan menjadi 30 butir.

Sugiyono (2006: 135) mengatakan bahwa jawaban setiap item instrumen yang menggunakan Skala mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Skor setiap alternatif pernyataan dalam angket sebagai berikut.

Tabel. 2 Skor Alternatif Jawaban Relasi sebaya

Alternatif Jawaban Skor Pernyataan

Favorable

Skor Pernyataan Unfavorable

Selalu 4 1

Sering 3 2

Kadang-kadang 2 3

(45)

30

Tabel. 3 Skor Alternatif Jawaban Minat Belajar

Alternatif Jawaban Skor Pernyataan

(46)

31

Tabel 5. Kisi-kisi Instrumen Variabel Minat Belajar

No. Aspek Indikator Favorable Unfavorable Item 1. Kebutuhan

(47)

32

memiliki validitas, reliabilitas instrumen yang ada sesuai dengan ketentuan, instrumen di sebut variabel apabila instrumen itu bisa dapat mengukur uji validitas maupun instrumen disebut variabel apabila instrumen telah melawati uji reliabilitas pada suatu uji coba instrumen penelitian dan melaksanakan instrumen peneliti mengambil respondenpopulasi sebanyak 30 siswa kelas V SDN se-gugus 3 Kecamatan Sewon.

a) Uji validitas instrumen

Suharsimi Arikunto (2006:168), mengemukakan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesalahan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang dikatakan valid apabila mampu mengukur suatu variabel yang diinginkan dan dapat mengungkap kebenar data dari variabel yang diteliti dengan baik dan tepat dan katakan suatu instrumen yang valid atau sahih dapat mengukur tinggi rendahnya validitas instrumen yang menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul dengan uji validitas instrumen.

Validitas kisi-kisi instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi atau konstruk yang di uji melalui expert judgment oleh dosen pembimbing.

b) Reliabilitas Instrumen

(48)

33

instrumen sudah akanbaik apabila dapat mengukur suatu variebel dengan menggunakan instrument, reliabilitas instrumenharus valid dan reliabel sehingga dapat dipercaya dan diandalkan (Suharsimi Arikunto 2006:178). Kemudian dala perhitungan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Cronbach’s Alpha rumus tersebut digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen.Suharsimi Arikunto (2006:196), mengemukakan bahwa untuk menguji reliabilitas maka digunakan rumus Alpha sebagai berikut:

2

Dilihat pada tinggi rendahnya reliabilitas dapat diketahui dengan menggunakan teknis statistik sebagai alat pengumpulan data. Menguji reliabilitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan rumus Alpha untuk mencari reliabilitas.

G. Teknik Analisis Data

(49)

34

mempelajari bagaimana eratnya hubungan antara satu atau beberapa variabel independen dengan sebuah variabel dependen dalam analisis regresi, 4 usaha pokok dilaksanakan yaitu:

1. Mengadakan estimasi terhadap parameter berdasarkan data empiris. 2. Menguji beberapa variasi variabel dependen yang dapat diterangkan

oleh variasi variabel independen.

3. Menguji apakah estimasi parameter tersebut signifikan atau tidak. 4. Melihat apakah tanda dan magnitude dari estimasi parameter cocok

dengan teori.

a) Persamaan regresi sederhana

regresi metode statistika yang digunakan untuk menentukan kemungkinan bentuk hubungan antar variabel. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2005: 456) regresi sederhana adalah metode statistika disebut analisis regresi yang menyangkaut sebuah variabel yang ada hubungan fungsional antara variabel independen dan variabel dependen. Maka digunakan analisis regresi linier sederhana dengan bentuk umum dari persamaan garis regresi adalah sebagai berikut:

= a+bX

Dimana :

= variabel terikat X= Variabel bebas

(50)

35

b = penduga koefisien regresi (b)

Selanjutnya menggunakan rumus a dan b adalah sebagai berikut:

(Maman Abdurahman 2007: 188) b) Hipotesis

Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai dinyatakan terbukti dalam bentuk data yang terkumpul. Karena hipotesis dikatakan jawaban sementara yang diberikan baru didasarkan pade teori yang berbentuk relevan belum didasarkan pada fakta-fakta yang empiris didapatkan dari pengumpulan data yang dimaksudkan dari masalah yang ada pada teori penelitian ini. Adapun hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:

Hipotesis nihil ( : tidak terdapat pengaruh relasi sebaya yang signifikan terhadap minat belajar siswa.

(51)

36 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Se-Gugus 3 Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul. Kecamatan Sewon termasuk bagian dari wilayah Kabupaten Bantul dan terletak di bagian utara wilayah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Subyek dan data dalam penelitian ini adalah dari siswa kelas V SD Negeri Se-Gugus 3 Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul. Sekolah yang berada di SD Negeri Se-Gugus 3 Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul ini terdiri dari 4 sekolah yaitu, SD Negeri Monggang, SD Negeri Karanggondang, SD Negeri Cepit, SD Negeri Bakalan. Dari seluruh siswa yang berada di SD Negeri Se-Gugus 3 Kecamatan Sewon berjumlah 84 siswa. Maka dalam penelitian ini peneliti tidak menggunakan sampel karena populasi dalam penelitian ini adalah 84 siswa dan objek penelitian ini adalah relasi sebaya dan minat belajar siswa kelas V SD Negeri Se-Gugus 3 Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul.

B. Pelaksanaan Penelitian

(52)

37

siswa pada saat jam pelajaran, di sekolah dan jumlah responden yang datang dan hadir untuk penambilan data hasil penelitian sebesar 100 persen siswa yang hadir pada pengisian skala relasi sebaya dan minat belajar, sehingga data yang diambil dapat terpenuhi dan tidak ada data yang hilang pada saat pengisian skala relasi sebaya dan minat belajar.

C. Hasil Penelitian

a. Deskripsi Data Penelitian

Data penelitian yang diperoleh dari skala dilakukan untuk mencari rerata, simpangan baku, skor maximum dan skor minimum dari variabel relasi sebaya dan minat belajar. Rerata, simpangan baku, skor maxsimum dan minimum diperoleh dengan menggunakan bantuan program komputer

SPSS.

Skor yang diperoleh dari masing-masing butir pernyataan tiap variabel ditabulasikan dan dihitung dengan cara menggunakan rumus-rumus tertentu yang telah di sampaikan pada bab III, data yang diperoleh dari penelitian akan digunakan untuk keperluan pengajuan hipotesis.

1. Relasi Teman Sebaya

(53)

38

dikumpul nilai terendah dari responden adalah 75 dan tertinggi adalah 116.

Berdasarkan data penelitian relasi sebaya yang diperoleh dari perhitungan program SPSS untuk kecenderungan harga yang diperoleh dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 6. Data deskriptif Relasi teman Sebaya

Statistik Deskriptif Relasi Teman Sebaya

Dari penggolongan tingkat gejala yang diamati yaitu relasi sebaya dapat dibedakan menjadi tiga kategori yaitu kategori tinggi, sedang, dan rendah. Sehingga kategori yang didasarkan pada simpangan baku ideal dan skor ideal adalah sebagai berikut.

Dari identifikasi kecenderungan atau cukup baiknya relasi sebaya yang didasarkan pada tiga kategori di atas harga mean yang diperoleh untuk variabel relasi sebaya sebagaimana yang di cantumkan dalam tabel deskriptif diatas sebesar 96.40 dan Std. Deviation sebesar 9.056.

Tinggi : X ≥ M+ 1SD

(54)

39

Berdasarkan kriteria di atas maka diperoleh kategori relasi sebaya pada tabel di bawah ini.

Frekuency Percent Valid Percent

Cumulative Dari hasil di atas dapat menunjukan bahwa relasi sebaya siswa kelas V SD Negeri Se-Gugus 3 Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul berada dalam kategori tinggi yaitu dengan frekuensi 59 siswa (70.2). 25 siswa (29.8) berada dalam kategori sedang.

Dari diagram berikut ini dapat memperjelas data deskriptif untuk variabel relasi teman sebaya.

Gambar 2. Diagram batang Kategorisasi Relasi Sebaya

2. Minat Belajar

(55)

40

adalah 1-4.Kemungkinan tertinggi adalah butir 4 dari setiap responden memperoleh nilai maksimal 120 dan mungkin terendah adalah butir 1 dari setiap responden mendapatkan nilai 30 paling minimal. Data yang dikumpul nilai terendah dari responden adalah 81 dan tertinggi adalah 116.

Berdasarkan data penelitian minat belajar yang diperoleh dari perhitungan program SPSS untuk kecenderungan harga yang diperoleh dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 7. Data deskriptif minat belajar

Dari penggolongan tingkat gejala yang diamati yaitu minat belajar dapat dibedakan menjadi tiga kategori yaitu kategori tinggi, sedang, dan rendah. Sehingga kategori yang didasarkan pada simpangan baku ideal dan skor ideal adalah sebagai berikut.

3.

Dari identifikasi atau kecenderungan sedang dan tingginya minat belajar yang didasarkan pada tiga kategori di atas harga mean

Tinggi : X ≥ M+ 1SD

(56)

41

yang diperoleh untuk variabel minat belajar sebagaimana yang di cantumkan dalam tabel deskriptif diatas sebesar 99.82 dan Std. Deviation sebesar 9.515.

Berdasarkan kriteria di atas maka diperoleh kategori minat belajar pada tabel di bawah ini.

Frekuency Percent Valid Percent

Cumulative Dari hasil di atas dapat menunjukan bahwa minat belajar siswa kelas V SD Negeri Se-Gugus 3 Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul berada dalam kategori tinggi yaitu dengan frekuensi 68 siswa (81.0). 16 siswa (19.0) berada dalam kategori sedang.

Gambar 3. Diagram batang kategorisasi minat belajar

(57)

42

Dari uji hipotesis penelitian ini menggunakan analisis regresi linier sederhana. Dalam penelitian ini menggunakan analisis untuk mengetahui pengaruh variabel bebas yaitu relasi sebaya terhadap variabel terikat yaitu minat belajar. Analisis ini dalam perhitungannya dilakukan dengan menggunakan program SPSS.

a) Korelasi

Korelasi digunakan untuk melihat arah hubungan antara dua variabel. Adapun korelasi antara relasi sebaya dengan minat belajar yang ada pada tabel dibawah ini.

Tabel 8. Hasil Uji Korelasi

Berdasarkan pada tabel diatas di peroleh hasil korelasi antara relasi sebaya dengan minat belajar mempunyai arah korelasi yang positif. Sedangkan nilai korelasinya sebesar 0,642 menunjukan tingkat korelasi yang sangat kuat pada dua variabel tersebut.

b) Koefisien Determinasi

Model R R square

(58)

43

Nilai disebut juga koefisien determinasi yang dalam hal ini = 0,412 merupakan pengkuadratan dari nilai R (0,642 x 0,642 = 0, 412). Nilai 0,412 (0,412 x 100 = 41,2) berarti 41,2 % minat belajar di pengaruhi oleh relasi sebaya, maka sisanya 58,8 % di pengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian.

c) Uji Signifikan

Hasil uji analisis regresi di dapat nilai sebesar 57,358 dan nilai signifikan 0,000. Pada taraf signifikan dengan d =1 dan d 82 di peroleh = 3,96 nilai >

(57,358 > 3,96) yang berarti hipotesis alternatif yaitu relasi sebaya berpengaruh positif terhadap minat belajar pada siswa kelas V SD Negeri Se-Gugus 3 Kecamatan sewon, Kabupaten Bantul di terima. Sedangkan hipotesis nihil di tolak tidak di terima. d) Persamaan Regresi sederhana

Analisis regresi sederhana di dapat hasil sebagai berikut.

Tabel 9. Hasil Regresi Sederhana

Variabel Regresion Coefficients

X 0,674

Constant = 34,835 Standart Error = 8,618

Adjusted R Square = 0,404 R Square = 0,412

F hitung =57,538 signifikansi F = 0,000 Data yang diolah

Berdasarkan tabel di atas maka di peroleh persamaan regresi sederhana sebagai berikut.

(59)

44

Persamaan tersebut dapat dijelaskan di bawah ini:

1. Konstant sebesar 34,835 dari hasil ini memberikan arti bahwa jika tidak ada relasi sebaya dari siswa maka minat belajar bernilai positif 34,835

2. Nilai b sebesar 0,674 mengandung arti bahwa setiap kali relasi sebaya bertambah satu satuan maka rata-rata variabel minat belajar bertambah 0,674.

D. Pembahasan

Berdasarkan hasil yang didapat dari analisis deskriptif dengan menggunakan kategori skor dan sebagian besar subjek penelitian memiliki relasi sebaya dengan minat belajar pada tinggkat tinggi. Variabel relasi sebaya di ketahui bahwa dari 84 siswa, (25) siswa dengan presentase 29,76% mempunyai relasi sebaya yang sedang, dan (59) siswa dengan presentase 70,24% mempunyai relasi sebaya yang tinggi. Sedangkan untuk variabel minat belajar diketahui bahwa dari 84 siswa, (16) siswa dengan presentase 19,05% mempunyai minat belajar yang sedang, (68) siswa dengan presentase 80,95% mempunyai minat belajar yang tinggi.

(60)

45

Kabupaten Bantul dapat diterima dan memiliki relasi sebaya yang tinggi, dan memiliki minat belajar yang besar yang tumbuh pada dirinya.

Hasil penelitian ini sejalan dengan kemampuan siswa dalam berinteraksi antar teman sebayanya yang mampu mengimbangi minat belajar siswa dibandingkan dengan siswa yang kurang bergaul dan berinteraksi dengan teman sebayanya akan cenderung mudah putus asa dan merasa tidak mampu menghadapi pelajaran di kelas atau sekolah. Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Clarke-Stewart dan Fein (John W. Santrock, 2002: 247) yang menyatakan bahwa siswa harus mampu berinteraksi dengan teman sebayanya dalam belajar yang selalu mendukung interaksi antar teman dalam meningkatkan minat belajar anak secara positif maupun negatif. Siswa kurang kooperatif dan kurang rensponsif terhadap orang yang dewasa di banding anak-anak yang di asuh di rumah. Siswa yang lebih berkompeten adalah siswa yang merasa mampu menguasai dirinya, berpartisipasi, sopan, bekerja keras, mandiri, lebih siap dalam menghadapi kesulitan dalam menuju jenjang yang lebih tinggi dalam berinteraksi dalam teman sebayanya secara sosial dalam meningkatkan minat belajarnya.

(61)

46 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh positif yang signifikan terhadap relasi sebaya dan minat belajar pada siswa kelas V SD Negeri se-gugus 3 Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul. Semakin tinggi tingkat relasi sebaya siswa maka semakin tinggi pula minat belajar. Sebaliknya semakin rendah tingkat relasi sebaya yang dimiliki maka semakin rendah pula minat belajar.

Dilihat dengan perolehan koefisien korelasi r = 0,642 dan 57,358 > = 3,96 dengan signifikan F sebesar = 0.000. maka menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara relasi sebaya terhadap minat belajar. Hasil-hasil yang dilihat pada sebagian responden pada penelitian ini memiliki tingkat relasi sebaya dengan minat belajar dengan kategori tinggi. Relasi sebaya memberi pengaruh yang signifikan dan sebesar 41,2 % terhadap minat belajar dan sisanya 58,8 % di pengaruhi oleh variabel lain yang ada di luar penelitian ini.

B. Saran

Berdasarkan pada penelitian ini yang dijelaskan pada kesimpulan, maka peneliti dapat memberikan beberapa saran sebagai berikut.

1. Bagi Kepala Sekolah

(62)

47

mampu memberikan motivasi dan dorongan dalam menumbuhkan minat belajarnya siswa di sekolah agar kemauan belajar siswa selalu di dorong oleh teman sebayanya.

2. Bagi Guru

Guru harus selalu senantiasa membimbing siswa dalam berteman dan berinteraksi di sekolah dengan teman sebayanya agar selalu terjaga kerukunan dalam mendorong siswa untuk ingin belajar bersama teman sebayanya.

3. Bagi Siswa

Bagi siswa kelas V SD Negeri se-gugus 3 Kecamatan sewon, Kabupaten Bantul, diharapkan bisa terus meningkatkan minat belajarnya dan dapat mendorong dan memotivasi masing-maing setipa teman sebayanya untuk selalu belajar bersama teman sebayanya.

4. Bagi Peneliti

(63)

48

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Hadis. (2006). Psikologi Dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Abu Ahmadi. (1998). Psikologi Umum. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Hurlock, E. B. (1978). Perkembangan Anak. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama.

Muhibbin Syah. (2013). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Moh. Nasir. (2003). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Nana Syaodih Sukmadinata. (2004). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Samsunuwiyati Mar’at. (2007). Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Santrock, J.W. (2002). Life-Span Development. Jakarta: Erlangga.

Sudarwan Danim. (2013). Pengembangan Peserta Didik. Bandung: Alfabeta.

Sugihartono, Dkk. (2012). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Sugiyono. (2005). Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. . (2006). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan

Kuantitaif,Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

. (2010). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

. (2011). Metode Penelitian kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

. (2013). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Suharsimi Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktek. Jakarta: PT Asdi Mahasatya.

(64)

49

Sunaryo Kartadinata, dkk. (2002). Bimbingan di Sekolah Dasar. Bandung: CV Maulana.

(65)

LAMPIRAN I

(66)

50

SKALA RELASI SEBAYA

Nama :

Kelas :

Sekolah Dasar :

A. Petunjuk Umum

Jawablah setiap butir pernyataan dengan 4 alternatif jawaban yang sesuai dengan keadaan anda, yaitu Selalu (SL), Sering (SR), Kadang-kadang (KK), Tidak Pernah (TP).

Contoh:

No. Pernyataan SL SR KK TP

1. Saya berkumpul bersama teman di kelas untuk mengerjakan tugas kelompok

Jika anda sering berkumpul bersama teman di kelas untuk mengerjakan PR/ tugas kelompok maka berilah tanda (√ ) pada kolom (SR).

No. Pernyataan SL SR KK TP

1. Saya berkumpul bersama teman di kelas untuk mengerjakan tugas kelompok

Jika anda ingin mengganti jawaban pada jawaban yang lebih sesuai dengan keadaan anda, maka coretlah jawaban semula dengan tanda = kemudian centanglah pada kolom yang lebih sesuai.

No. Pernyataan SL SR KK TP

1. Saya berkumpul bersama teman di kelas untuk mengerjakan tugas kelompok

(67)

51 B. Petunjuk khusus

Bacalah setiap nomor dengan cermat. Pilihlah salah satu jawaban dengan cara memberi tanda (√ ) pada kolom yang tersedia dengan pilihan jawaban Selalu (SL), Sering (SR), Kadang-kadang (KK), Tidak Pernah (TP).

No Pernyataan SL SR KK TP

1. Saya suka bercerita dengan teman baru

2. Saya senang saat bertemu dengan teman baru sambil bercerita

3. Saya senang belajar bersama teman 4. Saya bosan bercerita dengan teman baru 5. Saya benci bertemu dengan teman baru yang

bercerita saat jam pelajaran

6. Saya sadar kalau saya mempunyai teman banyak

7. Saya suka bertengkar dengan teman bermain 8. Saya membatasi waktu bermain bersama

teman

9. Saya suka bermain dengan teman yang baik 10. Saya sebal belajar kelompok bersama teman 11. Saya suka memukuli teman bermain

12. Saya suka bermain dengan teman yang tingkat usianya kurang lebih sama

13. Saya membantu teman yang membutuhkan saya

14. Saya membantu teman yang meminta tolong 15. Saya membantu teman dan meminta imbalan

darinya

16. Saya lebih baik mengurus diri sendiri daripada membantu teman

17. Saya suka menerima pendapat teman yang mendorong atau memotivasi

18. Saya tidak suka mendengarkan pendapat teman.

19. Saya menyayangi semua teman kelas saya 20. Saya membenci teman bermain

(68)

52

23. Saya senang mendengarkan pendapat teman yang baik

24. Saya bosan mendengarkan pendapat teman saat mengerjakan tugas kelompok

25. Saya sadar bahwa mendapatkan teman itu membahayakan

26. Saya senang memiliki teman baru 27. Saya bosan memiliki teman baru

28. Saya suka bergaul agar mendapatkan banyak teman

29 Saya benci untuk bergaul dengan teman baru yang ajak belajar bersama

(69)

53

SKALA MINAT BELAJAR

Nama :

Kelas :

Sekolah Dasar :

C. Petunjuk Umum

Jawablah setiap butir pernyataan dengan 4 alternatif jawaban yang sesuai dengan keadaan anda, yaituSangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai (STS). Contoh:

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Saya harus belajar lebih giat lagi agar menjadi pintar

Jika anda merasa sengat sesuai harus belajar lebih giat lagi agar menjadi pintarmaka berilah tanda (√ ) pada kolom (SS).

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Saya harus belajar lebih giat lagi agar menjadi pintar

Jika anda ingin mengganti jawaban pada jawaban yang lebih sesuai dengan keadaan anda, maka coretlah jawaban semula dengan tanda = kemudian centanglah pada kolom yang lebih sesuai.

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Saya harus belajar lebih giat lagi agar menjadi pintar

(70)

54 D. Petunjuk khusus

Bacalah setiap nomor dengan cermat. Pilihlah salah satu jawaban dengan cara memberi tanda (√ ) pada kolom yang tersedia dengan pilihan jawaban Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), Sangat Tidak Sesuai

7. Saya pasif tentang materi yang diajarkan 8. Saya bertanya saat pelajaran pada

pokok-14. Saya bosan mengikuti pelajaran di kelas 15. Saya tertarik pada cara guru mengajar

16. Saya suka dengan guru yang memberi pelajaran di luar kelas

(71)

55

18. Saya tidak tertarik pada proses pembelajaran karena membosankan

19. Saya suka dengan guru yang mengajar dengan membantu siswa yang belum mengerti akan pelajaran

20. Saya senang dengan guru yang memberikan pelajaran sambil bermain

21 Saya tidak tertarik dengan cara guru mengajar dan membantahnya

22 Saya suka mencatat pokok-pokok penting dari pelajaran

23 Saya tidak suka mencatat pada jam pelajaran 24 Saya senang mendengarkan penjelasan guru 25 Saya bermain sendiri saat guru menjelaskan 26 Saya malas menyimak penjelasan guru karena

membosankan

27 Saya mengerjakan tugas-tugas rumah 28 Saya tidak suka mengerjakan tugas rumah 29 Saya harus belajar kembali pelajaran yang di

berikan guru

(72)

LAMPIRAN II

(73)
(74)
(75)
(76)
(77)

60

Data Penelitian Variabel Minat Belajar (Y)

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 jumlah

(78)

61

Data Penelitian Variabel Minat Belajar (Y)

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 jumlah

(79)

62

Data Penelitian Variabel Minat Belajar (Y)

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 jumlah

(80)

63

Data Penelitian Variabel Minat Belajar (Y)

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 jumlah

(81)
(82)

65

Siswa Kelas V Sekolah Dasar Se-Gugus 3

Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul

Relasi Teman Sebaya Minat Belajar

Lampiran 7. Hitung Data diagram batang Relasi Sebaya dan Minat belajar

(83)

66

(84)
(85)

68

Change F Change df1 df2 Sig. F Change

Change Statistics

.674 .089 .642 7.574 .000 .642 .642 .642

(86)

LAMPIRAN III

SURAT IJIN PENELITIAN

(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)

Gambar

Tabel 1. Jumlah Siswa Kelas V SD Negeri Gugus 3 Sewon Bantul…..….……..
Gambar 1 Pengaruh relasi teman sebaya dengan minat belajar
Tabel 1. Jumlah Siswa Kelas V di SD Negeri Gugus 3 Sewon
Tabel. 2 Skor Alternatif Jawaban Relasi sebaya
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jika email address dan password salah, maka akan muncul gambar seperti di bawah ini... Setelah berhasil login, sebaiknya langsung

Lomba ini juga bertujuan untuk mempratikkan teori dan ilmu yang telah dipelajari dibangku kuliah untuk diaplikasikan dalam bentuk nyata, sehingga dengan hasil yang telah didapatkan

Agama Islam Ranah Kognitif Siswa Kelas VII SMP Muhammadiyah Pakem”. Dalam skripsi ini penulis membahas tentang penerapan pendekatan rasional dalam

[r]

Alat yang biasa digunakan menggambarkan QFD adalah suatu matriks berbentuk rumah disebut dengan House Of Quality (HOQ). Industri yang bisa juga menerapkan Quality Function

Keadaan ini dapat dipertahankan apabila biaya-biaya dan harga jual adalah konstan, karena naik turunnya harga jual dan biaya akan mempengaruhi titik break event

Pada hasil penelitian menunjukkan dengan melakukan iradiasi sinar gamma Co-60 dengan menggunakan metode RAPD ditemukan adanya keragaman genetik yang dianalisis dari masa

Pasien rawat jalan di Puskesmas Nglipar II yang mempunyai kepuasan rendah terhadap mutu pelayanan di puskesmas Nglipar II yaitu 8 orang (5,7%), berumur kurang dari 20 tahun