• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS IMPLEMENTASI QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT PADA KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS IMPLEMENTASI QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT PADA KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY"

Copied!
87
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

ANALISIS IMPLEMENTASI QUALITYFUNCTIONDEPLOYMENT PADA

KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN

HOUSEOFQUALITY

(Studi Pada Perusahaan Mebel Kursi Ukir Mulyo Furniture Kabupaten Klaten)

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas- tugas

dan memenuhi syarat- syarat untuk mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret

Oleh :

APRILIA R. HARJANINGRUM

F 0205039

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)

commit to user

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan Judul :

ANALISIS IMPLEMENTASI QUALITYFUNCTION DEPLOYMENT PADA

KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN

HOUSEOFQUALITY

(Studi Pada Perusahaan Mebel Kursi Ukir Mulyo Furniture Kabupaten Klaten)

Surakarta, 05 Juli 2010

Disetujui dan dan diterima oleh dosen pembimbing,

(3)

commit to user

HALAMAN PENGESAHAN

Telah disetujui dan diterima baik oleh Tim Penguji Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

guna melengkapi tugas- tugas dan memenuhi syarat- syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

Surakarta, Agustus 2010

Tim Penguji Skripsi

1. Dra. Anastasia Riani S, M.Si Sebagai Ketua (____________) NIP. 19590330 198601 2 001

2. Drs. Susanto Tirtoprojo, MM Sebagai Pembimbing (____________) NIP. 19571106 198503 1 001

3. Drs. Atmadji, MM Sebagai Anggota (____________)

(4)

commit to user

MOTTO

Anugerah kita yang sesungguhnya sering kita alami dalam bentuk penderitaan,

kehilangan, dan kekecewaan. Tapi marilah kita bersabar, maka kita akan

segera melihatnya dalam bentuk yang indah.

(Joseph Addison)

Hidup adalah perjuangan,

perjuangan untuk masa depan,

masa depan dunia,

masa depan akherat

(5)

commit to user

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kupersembahkan tulisan ini kepada:

 Bapak- ibu atas segala dukungan dan cintanya

 Suami dan anakku

 Adik - adikku

(6)

commit to user

KATA PENGANTAR

Tiada pernah terputus untuk memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT,

atas segala kesempatan dan kasihNya bagi kita semua, sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas skripsi dengan judul “Analisis Implementasi Quality Function

Deployment Pada Kualitas Desain Produk Kursi Ukir Dengan Menggunakan House Of

Quality (Studi Pada Perusahaan Mebel Kursi Ukir Mulyo Furniture Kabupaten Klaten)”.

Penyusunan skripsi ini bukanlah karena penulis seorang. Begitu banyak doa

dipanjatkan, bantuan dalam berbagai bentuk dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini

penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak- pihak yang telah membantu

hingga terselesaikannya tugas skripsi ini, khususnya kepada:

1. Prof. Bambang Sutopo, M.Com, Ak. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universias

Sebelas Maret Surakarta

2. Ketua Jurusan Manajemen FE UNS, Ibu Dra. Endang Suhari, M.Si

3. Bapak Drs. Susanto Tirtoprojo, MM, Selaku dosen pembimbing skripsi. Terima

kasih atas segala dukungan, baik untuk jurnal, segala informasi, bimbingan,

kesabaran juga atas motivasi untuk tidak pernah menyerah

4. Ahmad Ikhwan Setiawan, SE MT, terimakasih atas segala dukungan baik jurnal

maupun informasi juga motivasi kepada penulis.

5. Kepada perusahaan Mulyo Furniture atas segala bentuk bantuan untuk

penyebaran kuesioner dan wawancaranya dengan tim produksi.

6. Segala pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, semoga bermanfaat bagi

(7)

commit to user

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan,

oleh karena itu penulis mengaharapkan kritik yang membangun, sekaligus membangun

harapan semoga skripsi ini memberikan wacana baru dan referensi bagi penelitian

berikutnya.

Surakarta, 05 Agustus 2010

(8)

commit to user

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN ABSTACT... ii

HALAMAN ABSTRAK. ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

HALAMAN PENGESAHAN ... v

HALAMAN MOTTO ... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii

HALAMAN KATA PENGANTAR ... viii

HALAMAN DAFTAR ISI ... x

HALAMAN TABEL ... xiii

HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiv

HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ……… xv

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Batasan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II. TELAAH PUSTAKA ... 9

A. Pengertian Kualitas ... 9

(9)

commit to user

C. Total Quality Management ... 11

D. Quality Function Deployment ... 12

E. House of Quality ... 13

F. Penelitian Terdahulu ... 15

G. Kerangka Pemikiran ... 17

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 19

A. Desain Penelitian ... 19

B. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling ... 20

C. Teknik Pengukuran Variabel Dan Definisi Operasional ... 21

D. Sumber Data ... 25

E. Metode Pengumpulan Data ... 25

F. Pengujian Instrumen Penelitian ... 26

G. Metode Analisis Data ... 27

BAB IV. ANALISIS DATA ... 36

A. Profil Perusahaan Mulyo Furniture ……….... 36

B. Proses Produksi Kursi Ukir ... 39

C. Gambaran Umum Responden ... 41

D. Pengujian Instrument Penelitian ... 42

1. Uji Validitas ... 43

2. Uji Reliabilitas ... 45

E. Analisis House Of Quality ... 46

1. Voice of Customer... 46

(10)

commit to user

3. Analisis Tingkat Kinerja ... ... 50

4. Analisis Tingkat Perbaikan ... 52

5. Analisis Sales Point ... 54

Analisis Customer Requirement Score ... 56

7. Analisis Technical Requirement ... 58

8. Analisis Hubungan antara CR dan TR ... 59

9. Analisis Penentuan Ukuran Standar TR ... 63

10. Analisis Tingkat Kesulitan (Degree of Difficulty) ……….. 64

11. Analisis Total Requirement Score (TRS) ………... 66

12. Analisis Sinergi atau Konflik dalam TR ... 67

BAB V. PENUTUP ... 72

A. Kesimpulan ... 72

B. Saran- saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA

(11)

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel

IV.1 Distribusi Kuesioner ... 42

IV.2 Hasil Uji Validitas Kuesioner Tingkat Kepentingan... 43

IV.3 Hasil Uji Validitas Kuesioner Tingkat Kinerja ... 44

IV.4 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Tingkat Kepentingan ... 45

IV.5 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner Tingkat Kinerja ... 46

IV.6 Customer Requirements... 47

IV.7 Tingkat Kepentingan Customer Requirements ... 49

IV.8 Rata- Rata Tingkat Kepentingan Dimensi Kualitas Desain Produk... 50

IV.9 Tingkat Kinerja... 51

IV.10 Rata- Rata Tingkat Kinerja Dimensi Kualitas Desain Produk ... 52

IV.11 Tingkat Perbaikan... 53

IV. 12 Sales Point dari Customer Requirement ... 55

IV.13 Tingkat Kepentingan, Sales Point dan Customer Requirement Score dalam Persentase ... 57

IV.14 Technical Requirement ... 58

IV. 15 Technical Requirement dan Technical Measure ... 64

IV. 16 Degree of Difficulty Penerapan Technical Requirement ... 65

(12)

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Gambar 1. Ukiran pada sandaran dan sandaran kursi kayu…………... 24

Gambar 2. Kerangka ukiran ... 24

Gambar 3. Kerangka House of Quality ... 29

(13)

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Lampiran 1. Surat Keterangan Penelitian ………

Lampiran 2. Kuesioner ………

Lampiran 3. Input Data ………

Lampiran 4. Mean dan Modus ……….

Lampiran 5. Faktor Analisis Tingkat Kinerja ……….

(14)

commit to user

ANALYSIS THE IMPLEMENTATION OF QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT ON PRODUCT DESIGN QUALITY CARVE CHAIR

BY USING HOUSE OF QUALITY

(Study Furniture Company Chairs Furniture Carve Mulyo Klaten Regency)

By:

APRILIA R. HARJANINGRUM F 0205039

Competitive in today's gain customer loyalty causing all companies must improve their product quality to customer satisfaction can be met. The tools used to identify customer needs and the importance of communicating with both internal and external customers one of them with Quality Function Deployment (QFD). Commonly used tool of QFD is a matrix describes the shape of a house called the House Of Quality (HoQ). Industry can also apply Quality Function Deployment one of them is carved furniture industry. Mulyo Furniture is one furniture company in the town of Klaten, which

produces carved chair as the primary mainstay.

This study aims to determine the attributes that are considered important by consumers, how to sequence the interests of consumer needs and corporate strategy must be implemented in order to improve the quality of product design carved chairs. This research was limited to companies Mulyo Furniture Furniture Klaten district, using the five dimensions of quality products that are functional or usability, ergonomics, aesthetics, aesthetics, and finishing, the respondent is a local buyer and does not do benchmarking. This study uses a survey to determine consumer perceptions, and conducted observation and in-depth interviews with internal parties, especially in the production. The sample selection using a non probability sampling and purposive sampling technique of uptake. The number of samples analyzed were 84. Validity test using Pearson Correlate test equipment and test reliability coefficient using Cronbach's Alpha with the aid of SPSS 11.5 software for Windows. The analysis used two kinds of descriptive analysis and analysis of Quality Function Deployment House of Quality. Results showed that all the items dimensions valid and reliable quality of products both for the level of interest and level of performance. HoQ analysis are: 1) Voice of Customer, 2) analysis of interest rate, 3) analysis of performance levels, 4) improving the level of analysis, 5) analysis of sales points, 6) Customer Requirements Analysis Score (CRS), 7) Analysis of Technical Requirements ( TR), 8) Analysis of the relationship between CR and TR, 9) Standard Size Determination Analysis of TR, 10) Analysis of Difficulty (Degree of Difficulty), 11) analysis Total Requirement Score (TRS), 12) Analysis of Synergy or Conflict in the TR.

(15)

commit to user

of value 1.5. Normalization results are known CRS 7 percentage value that is 2.72%, 3.27%, 4.09%, 4.36%, 5.45% and 6.81%. Attributes that received the highest score (6.81%) is interesting motif carvings, carved chair has a smooth texture, easy in maintenance, the thickness of the paint evenly and clearly carved reliefs. From the analysis of synergies or conflicts TR obtained some relations with as many as 6 +9 value relationships, and worth as much as 4 +3 relationship. There is one attribute that is not considered important (TP) with a score of 2, considered important enough at all (CP) on the three attributes with a value of 3, is considered important (P) on 11 attributes with a value of 4, and 5 attributes that are considered very important (SP) with the value 5. this means that all the attributes at the level of interest at the level of 2 to 5 which means that does not matter (TP) to very important (SP). TR CR relationship with someone who filled it still has not answered optimally. It was indicated there are still some correlation with the value 3 which means that TR is still limited to support the CR so CR has not been fully answered. There are 28 links that already meet the CR TR and TR have 36 relationships that support the CR. Results from the analysis of technical requirements score (TRS) earned the highest percentage owned by the TR attribute standards body for 11.84%. This indicates that the attributes of a standard size body's most important role in producing quality product design carved chairs. TR while the lowest is less than 1% contained in the framework of maintaining the quality attributes (0.56), accuracy carver (0.94). Results from analysis of synergies or conflicts among the TR, there are three types of relationships. Ie strong positive relationship (score of +9) at six relationships, and positive (score +3) in the three relationships.

From the data analysis and previous conclusions, the author provides several suggestions to the company's furniture carved chairs from the analysis that the interest rate is known that the dimensions of the finishing is the most important dimension. Dimensions finishing can be improved through a smooth texture, easy maintenance, resistance to mold, the thickness of the paint evenly, relief carvings that clear and not easily weathered. From the analysis of performance levels, dimensions that are still considered low-dimensional performance is a function or usefulness. Companies need to make efforts to trying to further performance improvement to meet customer requirements, particularly the dimension function or usefulness.

(16)

commit to user

ANALISIS IMPLEMENTASI QUALITYFUNCTIONDEPLOYMENT PADA KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI UKIR DENGAN MENGGUNAKAN

HOUSEOFQUALITY

(Studi Pada Perusahaan Mebel Kursi Ukir Mulyo Furniture Kabupaten Klaten)

Oleh :

APRILIA R. HARJANINGRUM

F 0205039

Ketatnya persaingan dalam mendapatkan loyalitas pelanggan dewasa ini menyebabkan semua perusahaan harus meningkatkan kualitas produk mereka agar kepuasan konsumen dapat terpenuhi. Alat yang digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan dan pentingnya berkomunikasi dengan pelanggan baik internal maupun eksternal salah satunya dengan Quality Function Deployment (QFD). Alat yang biasa digunakan menggambarkan QFD adalah suatu matriks berbentuk rumah disebut dengan House Of Quality (HOQ). Industri yang bisa juga menerapkan Quality Function Deployment salah satunya adalah industri mebel ukir. Mulyo Furniture merupakan salah satu perusahaan mebel di kota Klaten yang menghasilkan produk kursi ukir sebagai andalan utamanya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui atribut yang dianggap penting oleh konsumen, bagaimana urutan kepentingan kebutuhan konsumen dan strategi yang harus dilaksanakan perusahaan untuk dapat meningkatkan kualitas desain produk kursi ukir. Penelitian ini terbatas pada perusahaan Mebel Mulyo Furniture Kabupaten Klaten, menggunakan 5 dimensi kualitas produk yaitu fungsi atau kegunaan, ergonomi, keindahan, estetika, dan finishing, responden merupakan pembeli lokal dan tidak dilakukan benchmarking. Penelitian ini menggunakan metode survey untuk mengetahui persepsi konsumen, serta dilakukan observasi dan in-depth interview dengan pihak internal perusahaan terutama di bagian produksi. Pemilihan sampel dengan menggunakan metode non probability sampling dan pengambilannya dengan teknik purposive sampling. Jumlah sampel yang dianalisis sebanyak 84. Uji validitas menggunakan alat uji Pearson Correlate Coefficient dan uji reliabilitas menggunakan Cronbach’s Alpha dengan bantuan software SPSS 11,5 for Windows. Analisis yang digunakan ada dua macam yaitu analisis deskriptif dan analisis Quality Function Deployment dengan House of Quality. Hasil menunjukkan bahwa seluruh item dimensi kualitas produk valid dan reliabel baik untuk tingkat kepentingan dan tingkat kinerja. Analisis HOQ meliputi; 1) Voice of Customer,2) analisis tingkat kepentingan, 3) analisis tingkat kinerja, 4) analisis tingkat perbaikan, 5) analisis sales point, 6) Analisis Customer Requirement Score (CRS), 7) Analisis Technical Requirement (TR), 8)Analisis Hubungan antara CR dan TR, 9) Analisis Penentuan Ukuran Standar TR, 10) Analisis Tingkat Kesulitan (Degree of Difficulty), 11) analisis Total Requirement Score (TRS), 12) Analisis Sinergi atau Konflik dalam TR.

(17)

commit to user

merupakan dimensi yang kinerjanya dinilai tertinggi oleh responden (4,20), dan fungsi dinilai memiliki kinerja paling rendah oleh responden sebesar 3,34. Tingkat perbaikan yang bernilai 1 telah dimiliki oleh 5 atribut, nilai TP 1,25 dimiliki oleh 12 atribut, dan terdapat 3 atribut dengan TP 1,67. Dari sales point diketahui bahwa terdapat 9 atribut yang bernilai 1,2 dan 11 atribut yang bernilai 1,5. Hasil normalisasi CRS diketahui terdapat 7 nilai persentase yaitu 2,72%; 3,27%; 4,09%; 4,36%; 5,45%; dan 6,81%. Atribut- atribut yang mendapat nilai tertinggi (6,81%) adalah motif ukiran menarik, kursi ukir memiliki tekstur yang halus, mudah dalam perawatannya, ketebalan cat merata dan relief ukiran jelas. Dari hasil analisis sinergi atau konflik TR didapatkan beberapa hubungan dengan nilai +9 sebanyak 6 hubungan, dan bernilai +3 sebanyak 4 hubungan. Terdapat 1 atribut yang dianggap tidak penting (TP) dengan skor 2, dianggap cukup penting sekali (CP) pada 3 atribut dengan nilai 3, dianggap penting (P) pada 11 atribut dengan nilai 4, dan 5 atribut yang dianggap sangat penting (SP) dengan nilai 5. hal ini berarti bahwa seluruh atribut pada tingkat kepentingan berada pada level 2 hingga 5 yang berarti tidak penting (TP) hingga sangat penting (SP). Hubungan CR dengan TR yang memenuhinya masih ada yang belum menjawab secara maksimal. Hal ini ditunjukkan masih ada beberapa hubungan dengan nilai 3 yang berarti TR masih sebatas mendukung CR sehingga belum sepenuhnya menjawab CR. Terdapat 28 hubungan TR yang sudah memenuhi CR dan terdapat 36 hubungan TR yang mendukung CR. Hasil dari analisis technical requirement score (TRS) didapatkan persentase tertinggi dimiliki oleh atribut TR ukuran standar badan sebesar 11,84%. Hal ini menunjukkan bahwa atribut ukuran standar badan memegang peranan paling penting dalam menghasilkan kualitas desain produk kursi ukir. Sedangkan TR terendah kurang dari 1% terdapat pada atribut menjaga kualitas rangka (0,56), ketelitian pengukir (0,94). Hasil dari analisa sinergi atau konflik antar TR terdapat tiga jenis hubungan. Yaitu hubungan strong positive (skor +9) pada 6 hubungan, dan positive (skor +3) pada 3 hubungan.

Dari hasil analisa data dan kesimpulan sebelumnya, penulis memberikan beberapa saran kepada perusahaan mebel kursi ukir bahwa dari analisis tingkat kepentingan diketahui bahwa dimensi finishing merupakan dimensi yang paling penting. Dimensi finishing dapat ditingkatkan melalui tekstur yang halus, mudah dalam perawatannya, ketahanan akan jamur, ketebalan cat merata, relief ukiran yang jelas dan tidak mudah lapuk. Dari hasil analisa tingkat kinerja, dimensi yang masih dianggap rendah kinerjanya adalah dimensi fungsi atau kegunaan. Perusahaan perlu melakukan upaya- upaya perbaikan kinerja dengan berusaha lebih untuk memenuhi persyaratan konsumen, khususnya dimensi fungsi atau kegunaan.

(18)

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Semakin ketatnya persaingan dalam mendapatkan loyalitas pelanggan dewasa

ini menyebabkan semua perusahaan harus meningkatkan kualitas produk mereka agar

kepuasan konsumen dapat terpenuhi. Kualitas yang diberikan akan mempengaruhi

sejauh mana konsumen loyal terhadap produk yang bersangkutan. Untuk itu

perusahaan perlu melakukan perbaikan kualitas guna memenuhi keinginan pelanggan,

sehingga mereka cenderung loyal serta perusahaan dapat terus bertahan.

Dalam menghadapi persaingan industri mebel, produsen harus menciptakan

nilai tambah dan mengkonsentrasikan diri tidak lagi pada segmen pasar yang peka

harga melainkan pada segmen pasar yang lebih tinggi kelasnya dan membuat lebih

banyak perabot dengan rancangan khusus (Suratman, 2008). Segmen pasar yang lebih

tinggi kelasnya lebih mengutamakan kualitas dari pada harga dari sebuah produk.

Salah satu konsep yang dapat digunakan dalam merancang ulang sistem

organisasi mengenai kualitas adalah Total Quality Managemen (TQM). Sistem TQM

diarahkan oleh pengidentifikasian dan pemuasan kebutuhan pelanggan (Render dan

Heizer 2001 : 253) yang bertujuan untuk menyediakanproduk berkualitas bagi

konsumen yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas dan mengurangi biaya

(David 2007).

Alat yang digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan dan

pentingnya berkomunikasi dengan pelanggan baik internal maupun eksternal salah

satunya dengan Quality Function Deployment (QFD). Konsep QFD ditujukan guna

(19)

commit to user

memuaskan kebutuhan para pelanggan dengan menghasilkan kualitas yang diinginkan

pelanggan dan kesesuaian dalam pengembangan produk.

QFD merupakan praktek menuju perbaikan proses yang dapat memungkinkan

perusahaan memuaskan kebutuhan pelanggan melampaui harapannya. QFD akan

memberikan gambaran mengenai apa saja yang dibutuhkan pelanggan untuk segera

dihasilkan oleh perusahaan. QFD memungkinkan untuk memprioritaskan kebutuhan

pelanggan, menemukan tanggapan inovatif terhadap kebutuhan tersebut dan

memperbaiki proses sehingga tercapai efektifitas maksimal (Tjiptono, 1998).

QFD memberikan manfaat bagi perusahaan yang meningkatkan daya saingnya

melalui perbaikan kualitas dan produktivitas secara berkesinambungan antara lain

fokus pada pelanggan, efisiensi waktu, orientasi pada kerjasama tim, dan orientasi pada

dokumentasi (Haryanto, 2004)

Alat yang biasa digunakan menggambarkan QFD adalah suatu matriks

berbentuk rumah disebut dengan House Of Quality (HOQ). HOQ akan

mempertemukan informasi mengenai apa yang diinginkan pihak konsumen dengan

hal-hal yang mampu dilakukan oleh pihak produsen, sehingga tercapai sasaran desain dan

operasi kemudian digunakan sebagai pedoman operasi guna menghasilkan produk yang

berorientasi pada keinginan konsumen yang spesifik.

Quality Function Deployment pernah diterapkan pada beberapa penelitian

sebelumnya yang mengambil obyek serta produk yang berbeda. Penelitian dengan

judul Analisis Kualitas Layanan dengan Menggunakan House Of Quality Study Kasus

Pada PT Angkasa Pura I Cabang Adi Sutjipto Yogyakarta yang dilakukan oleh David

pada tahun 2007 menggunakan alat analisis yang sama namun dengan dimensi yang

berbeda dengan penelitian yang dilakukan pada produk barang. Lima dimensi seperti

tangible, reliability, responsiveness, assurance, dan emphaty diolah dengan alat yang

(20)

commit to user

dilakukan oleh Sabihaini dan Yulianto (2003) dalam bentuk jurnal dengan judul

Analisis Quality Function Deployment (QFD) : The Voice Of Customer untuk

Menghasilkan Kualitas Jasa Studi Kasus pada PT Kereta Api Indonesia menekankan

betapa pentingnya persepsi konsumen mengenai kualitas guna mengetahui

atribut-atribut apa yang belum mereka peroleh serta kepuasan yang mereka peroleh di

perusahaan. Penelitian lainnya dilakukan oleh Suratman (2008) dengan judul Analisis

Penerapan Quality Function Deployment terhadap Kualitas Desain Produk Kursi Rotan

Indoor Berorientasi Ekspor Pasar Eropa pada Sentra Industri Mebel Rotan Di

Kabupaten Sukoharjo menggabungkan lima dimensi kualitas desain produk dari

konsumen yaitu function, ergonomics, artistic, aesthetic dan finishing dengan kualitas

produk menurut manajemen perusahaan diolah dengan menerapkan QFD

menggunakan alat analisis HOQ akan diketahui kualitas yang diharapkan oleh

konsumen. Penelitian-penelitian tersebut digunakan sebagai perbandingan dalam

penelitian yang akan dilakukan selanjutnya.

Industri yang bisa juga menerapkan Quality Function Deployment salah satunya

adalah industri mebel ukir. Persaingan di industri mebel ukir yang semakin ketat

membuat para pengusaha maupun pengrajin berpikir ekstra keras untuk lebih

meningkatkan inovasi dan kreativitas produk mereka. Krisis keuangan dunia yang

melanda Amerika dan Eropa mengakibatkan para pengrajin mengalami penurunan akan

permintaan hasil produksi kursi ukir untuk luar negeri. Para pengrajin kemudian

berfokus pada pemenuhan permintaan barang untuk area lokal dan kemudian lebih

mengembangkan pangsa pasarnya di Indonesia.

Mulyo Furniture merupakan salah satu perusahaan mebel di kota Klaten yang

menghasilkan produk kursi ukir sebagai andalan utamanya. Produk yang dihasilkan

(21)

commit to user

almari, dipan tempat tidur, buffet, dan perabotan rumah tangga (in door furniture) yang

bersifat kolonial dan antik.

Desain yang ditawarkan sangat beragam, inovasi dan kreatifitas yang dinamis

dan responsive disesuaikan dengan keinginan pelanggan. Perusahaan lebih

berkonsentrasi untuk pemenuhan permintaan pasar lokal, karena pasar internasional

mengalami penurunan tajam sejak krisis terjadi, oleh karena itu perusahaan lebih

mengembangkan lagi pasar lokal di seluruh Indonesia. Pembuatan desain produk

mengutamakan teknik yang berkualitas guna memenuhi harapan pelanggan.

Setelah memperhitungkan manfaat yang diperoleh dari analisis tersebut maka

penulis tertarik untuk mengadakan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui sejauh

mana implementasi quality function deployment dengan menggunakan House Of

Quality mengukur function, ergonomics, artistic, aesthetics dan finishing yang

diterapkan pada industri mebel kursi ukir Mulyo Furniture di Kabupaten Klaten itu

penulis mengambil judul penelitian ANALISIS IMPLEMENTASI QUALITY

FUNCTION DEPLOYMENT PADA KUALITAS DESAIN PRODUK KURSI

UKIR DENGAN MENGGUNAKAN HOUSE OF QUALITY (Studi Pada

Perusahaan Mulyo Furniture Kabupaten Klaten).

B. RUMUSAN MASALAH

Produk mebel kursi ukir selain berfungsi sebagi tempat duduk, juga

memiliki nilai lebih dibandingkan produk kursi lainnya terutama dari segi keindahan,

estetika dan finishing pada ukirannya. Konsumen merupakan individu atau

sekelompok individu yang memiliki beberapa pertimbangan, cara pandang, harapan

(22)

commit to user

Perusahaan dituntut untuk terus menghasilkan desain produk yang

berkualitas dan inovatif, salah satunya dengan mempertimbangkan apa yang

sebenarnya diinginkan oleh konsumen. Dari uraian di atas maka dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut :

1.Apa sajakah atribut dalam dimensi kualitas yaitu Fungsi, Ergonomi, Keindahan,

Estetika, dan Finishing yang dianggap penting oleh konsumen produk mebel kursi

ukir Mulyo Furniture Klaten ?

2.Bagaimana urutan kepentingan kebutuhan konsumen produk mebel kursi ukir

Mulyo Furniture Klaten?

3.Apa sajakah strategi yang harus dilaksanakan perusahaan untuk dapat

meningkatkan kualitas desain produk Kursi Ukir Mulyo Furniture?

C. BATASAN MASALAH

Dalam penelitian ini penulis terlebih dahulu memberi batasan permasalahan

sebagai berikut :

1.Penelitian ini merupakan penelitian survei tentang kualitas desain produk kursi ukir

yang terdapat pada perusahaan Mebel Mulyo Furniture Kabupaten Klaten.

2.Dalam produk kursi ukir terdapat 5 dimensi kualitas produk yang diteliti yaitu

fungsi atau kegunaan, ergonomi, keindahan, estetika, dan finishing.

3.Penelitian melibatkan responden yang terdiri dari beberapa pembeli lokal yang

menjadi konsumen produk kursi ukir Mulyo Furniture Kabupaten Klaten.

4.Dalam penelitian ini tidak dilakukan benchmarking dengan perusahaan sejenis

lainnya atau di daerah sentra mebel ukir semisal di Rembang karena penelitian ini

(23)

commit to user

D. TUJUAN PENELITIAN

Searah dengan rumusan permasalahan, maka tujuan penelitian adalah

sebagai berikut:

1.Untuk mengetahui apa saja atribut dalam dimensi kualitas yaitu Fungsi, Ergonomi,

Keindahan, Estetika, dan Finishing yang dianggap penting oleh Konsumen Mulyo

Furniture Klaten.

2.Untuk mengetahui bagaimana urutan kepentingan kebutuhan konsumen produk

mebel kursi ukir Mulyo Furniture Klaten.

3.Untuk mengetahui apa sajakah strategi yang harus dilaksanakan perusahaan untuk

dalam meningkatkan kualitas desain produk kursi ukir Mulyo Furniture.

E. MANFAAT PENELITIAN

Diharapkan penelitian ini mampu memberikan manfaat khususnya bagi

perusahaan mebel ukir Mulyo Furniture dan para akademisi terkait dengan

pengembangan kualitas desain produk. Berikut adalah manfaat penelitian :

1.Bagi perusahaan :

a. Mengetahui atribut-atribut desain kualitas produk kursi ukir yang

diharapkan konsumen sehingga dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dalam perbaikan kualitas produk.

b.Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan strategi operasi perusahaan

dan menentukan kebijakan pengambilan keputusan.

2.Bagi peneliti :

Peneliti mengharapkan penelitian ini berguna sebagai media untuk

(24)

commit to user

serta memberikan pemahaman terhadap teori dan realita yang sesungguhnya.

Peneliti juga ingin memberikan kontribusi kepada perusahaan agar bisa digunakan

(25)

commit to user

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN KUALITAS

Kualitas atau mutu merupakan totalitas bentuk dan karakteristik barang atau

jasa yang menunjukan kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan yang

tampak jelas maupun yang tersembunyi (Johnson & Winchel dalam Render &

Heizer, 2001 : 92). Kualitas sangat penting bagi perusahaan karena mempengaruhi

dalam 4 cara : (1) biaya dan pangsa pasar, (2) reputasi perusahaan, (3) pertanggung

jawaban produk, dan (4) implikasi internasional.

Menurut Kottler (1997), pengertian kualitas lebih terfokus pada pelanggan.

Kualitas didefinisikan sebagai keseluruhan ciri dan karakteristik produk dan jasa

yang mendukung kemampuan untuk memuaskan kebutuhan.

Peningkatan kualitas menjadi salah satu upaya perusahaan untuk memperoleh

konsumen dan menjadikannya sebagai pelanggan tetap. Sedangkan dalam dunia

furnitur yang masih berbasiskan home industry, kualitas desain produk merupakan

kunci sukses dan ujung tombak usaha dalam persaingan pasar (Sutrisno, 2007).

B. DESAIN PRODUK

Desain merupakan bagian dari produksi dan menjadi tolak ukur keberhasilan

suatu produk baik untuk pasar domestik maupun internasional. Desain produk

memadukan beragam fungsi sehingga selain produk bisa digunakan juga memiliki

nilai lebih yang terkandung di dalamnya. Desain produk menggabungkan 3 fungsi

yaitu estetis, material dan fungsional serta ergonomic sehingga disukai oleh

(26)

commit to user

estetisnya dan yang lain menonjolkan fungsionalnya (Gondosubrata dalam Trust,

2004).

Perancangan produk merupakan kegiatan berbagai fungsi. Aktivitas ini harus

mempertimbangkan pandangan dari berbagai aspek. Pendekatan yang digunakan dari

eksternal perusahaan adalah dari pihak konsumen, stakeholder, supplier, pemerintah

dan pihak yang berkepentingan lainnya. Terdapat pula pendekatan internal

perusahaan meliputi pemasaran, keuangan, persediaan bahan baku, rekayasa produk

dan quality control.

Kegiatan seleksi, pencarian manfaat, dan desain produk terjadi secara terus

menerus karena adanya peluang hadirnya produk baru, dan faktor-faktor yang

mempengaruhi antara lain : perubahan ekonomi, perubahan sosiologi dan demografi,

perubahan teknologi, perubahan politik, dan perubahan-perubahan lain yang bisa

timbul dari dinamika pasar, standar profesi, pemasok dan penyalur. Perusahaan harus

merespon dengan cepat segala faktor-faktor tersebut sehingga tercapai desain produk

yang sesuai dengan harapan pelanggan (Render & Heizer, 2001).

C. TOTAL QUALITY MANAGEMENT

Total Quality Manangement menggambarkan kualitas yang melekat pada

seluruh organisasi perusahaan. Terdapat 5 langkah yang diperlukan untuk penerapan

perbaikan mutu perusahaan :

1. Perbaikan terus menerus

Konsep perbaikan terus menerus terbentuk berdasarkan urutan

langkah-langkah kegiatan yang berhubungan dengan menghasilkan output barang dan

(27)

commit to user

lebih baik untuk meningkatkan keseragaman output dan memperbaiki

keandalan.

2. Pemberdayaan karyawan

Perusahaan memerlukan keterlibatan karyawan dalam pengambilan

keputusan. Pemberian reward dan insentif memberikan motivasi kepada

karyawan untuk lebih meningkatkan kinerja dan memacu karyawan yang lain.

3. Benchmarking atau pembandingan kinerja

Dalam mengimbangi kualitas pesaing perusahaan perlu melakukan

pembandingan kinerja dengan perusahaan lain yang sejenis. Benchmarking

dilakukan guna mengetahui sisi kelebihan dan kekurangan atas kualitas yang

diberikan perusahaan untuk selanjutnya dilakukan perbaikan.

4. Just in time atau penyediaan kebutuhan yang tepat pada waktunya

Menganut sistem ini perusahaan harus dengan cepat memenuhi

kebutuhan pelanggan. Penyediaan kebutuhan yang tepat pada waktunya akan

membantu perusahaan merespon cepat kebutuhan pelanggan.

5. Pengetahuan mengenai peralatan

Peruasahaan mengadakan perbaikan teknologi dalam aktivitasnya.

Perubahan ini dimulai dengan menambah pengetahuan dan mengajarkan

kepada seluruh elemen perusahaan mengenai pengoperasian peralatan baru

yang mendukung perbaikan kualitas output.

D. QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

Definisi Quality Function Deployment ( QFD ) menurut Besterfield (1999)

(28)

commit to user

“Quality Function Deployment is a planning tool used to fulfill cost expectations. It

is a disciplined approach to product design, engineering and production, and

provides in depth evaluation of product.”

QFD merupakan alat yang digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan

pelanggan dan pentingnya berkomunikasi baik secara internal maupun eksternal.

QFD akan menterjemahkan apa yang menjadi persyaratan atau keinginan

konsumen trehadap suatu produk. Dengan penerapan QFD diharapkan perusahaan

akan terhindar dari perbedaan persepsi mengenai apa yang diberikan perusahaan

dengan apa yang menjadi persyaratan konsumen. QFD mampu mengidentifikasikan

keinginan konsumen yang sesungguhnya dan mengimplementasikan serangkaian

informasi yang sejalan dengan setiap tahapan dalam perputaran produk dari konsep

desain komponen, proses dan manufaktur sampai pada pemakaian produk.

Implementasi QFD terdiri dari tiga tahap, dimana seluruh kegiatan yang

dilakukan pada masing-masing tahapan dapat diterapkan seperti layaknya suatu

proyek, dengan terlebih dahulu dilakukan tahap perencanaan dan persiapan, ketiga

tahapan tersebut adalah (Cohen, 1995) :

1. Tahap pengumpulan Voice of Customer.

2. Tahap penyusunan rumah kualitas (House of Quality).

3. Tahap analisa dan implementasi.

E. HOUSE Of QUALITY

Pengertian House Of Quality (Render & Heizer) adalah:

“House Of Quality is a technique for defining the relationship between customer desire and product ( or services ) attributes.”

House Of Quality merupakan alat dari penerapan Quality Function Deployment

(29)

commit to user

terhadap suatu produk dengan pihak produsen, sehingga dapat dicapai sasaran desain

dan operasi yang digunakan sebagai landasan guna memenuhi keinginan konsumen.

House of quality menunjukkan produk yang ditawarkan perusahaan terkait

dengan kualitas dan apa yang diharapkan konsumen sejalan dengan apa yang

dihasilkan produsen. Matrik HOQ menyerupai sebuah bangunan rumah yang terdiri

dari 6 komponen pokok yaitu pondasi, dinding, 2 buah tiang, langit-langit dan atap.

HOQ tersebut mempertemukan informasi mengenai keinginan konsumen

dengan persyaratan rekayasa perusahaan produsen yang akan memudahkan tim

kerja dalam menerjemahkan keinginan pihak yang bersangkutan menjadi sasaran

operasi dan rekayasa konkrit. Yang menjadi perhatian dasar dari HOQ adalah

produk yang dihasilkan harus dirancang sesuai dengan keinginan dan selera

konsumen. Oleh karena itu bagian pemasaran, produksi dan manufaktur harus

bekerja sama sejak pertama kali produk dikonsepkan.

Perhatian dasar dari HOQ adalah bahwa produk yang dihasilkan harus

dirancang sesuai dengan keinginan dan selera konsumen. Oleh karena itu bagian

pemasaran, operasi dan manufaktur harus bekerja sama sejak pertama kali produk

dikonsepkan. Untuk membangun House of Quality, ada 6 langkah dasar yang harus

dilakukan menurut Render (2001) :

1. Menentukan keinginan konsumen

2. Mengidentifikasi atribut barang/jasa

3. Membuat hubungan antara keinginan konsumen dengan cara barang/jasa

memenuhinya

4. Mengevaluasi produk saingan

5. Mengembangkan spesifikasi kinerja atas cara barang / jasa memenuhi

(30)

commit to user

6. Menerapkan cara-cara tersebut pada tahap perubahan input menjadi output

secara tepat.

F. PENELITIAN TERDAHULU

1. Penelitian sebelumnya yang mendukung adalah penelitian yang dilakukan

Sabihaini dan Yulianto (2003) dalam bentuk jurnal yang berjudul Analisis Quality

Function Deployment (QFD) : The Voice Of Customer untuk menghasilkan kualitas

jasa studi kasus pada PT Kereta Api Indonesia. Dimensi kualitas yang digunakan

berbeda antara jasa dengan produk, yaitu jasa menggunakan dimensi tangible,

reliability, responsiveness, assurance, dan emphaty namun alur pengolahanya sama

dan menghasilkan hasil yang sama yaitu kualitas yang diharapkan oleh konsumen.

Hasil yang diperoleh : pada tingkat kepentingan yang menempati skala tertinggi

adalah assurance dan terendah adalah emphaty dan responsiveness. Untuk itu

perusahaan perlu meningkatkan pelatihan dan pengembangan serta kemampuan

karyawan untuk kualitas yang diinginkan.

2. Penelitian lain adalah penelitian yang dilakukan David (2007) dengan judul

Analisis Kualitas Layanan Dengan Menggunakan House Of Quality Studi Kasus

pada PT Angkasa Pura I Cabang Adi Sutjipto Yogyakarta. Penelitian yang

dilakukan pada obyek jasa angkutan memperoleh hasil : pada tingkat kepentingan

yang menduduki skala tertinggi adalah emphaty, yang terendah adalah tangible.

Terdapat 16 atribut yang dianggap sangat penting. Tingkat kinerja pada perusahaan

tersebut terdapat 27 atribut yang dianggap baik oleh responden. Skala tertinggi

adalah responsiveness sedangkan yang terendah adalah reliability dan tangible,

dalam TR terdapat 17 sinergi yang menunjukan strong positif. Akan sama hasilnya

apabila diterapkan pada kualitas produk, walaupun menggunakan dimensi berbeda

(31)

commit to user

3. Penelitian yang dilakukan oleh Suratman (2008) mengambil judul Analisis

Penerapan Quality Function Deployment terhadap Kualitas Desain Produk Kursi

Rotan Indoor Berorientasi Ekspor Pasar Eropa pada Sentra Industri Mebel Rotan Di

Kabupaten Sukoharjo memperoleh hasil dari tingkat kepentingan skor yang paling

tinggi adalah dimensi finishing, ini merupakan faktor yang dianggap paling penting

oleh konsumen sehingga perusahaan harus segera melakukan perbaikan pada

finishing produk. Dari tingkat kinerja diperoleh hasil skor tertinggi adalah fungsi

dan estetika dan yang terendah adalah dimensi ergonomi yang harus segera

diperbaiki.

4. Listiantoro (2009) pada penelitian dengan judul Analisis Kualitas Anyaman

Berbahan Enceng Gondok Untuk Mengembangkan Desain Kursi Rotan

Berorientasi Ekspor Pada Sentra Industri Mebel Rotan Di Kabupaten Sukoharjo

memperoleh hasil tingkat kepentingan menunjukan dimensi Ketahanan

memperoleh nilai tertinggi dengan demikian dimensi tersebut dianggap paling

penting atau paling diharapkan oleh buyer,sedangkan nilai terendah adalah dimensi

Keindahan. Tingkat Kinerja yang memperoleh nilai tertinggi dari responden adalah

dimensi Keindahan dan Finishing sedangkan ketahanan memiliki nilai kinerja

(32)

commit to user

G. KERANGKA PEMIKIRAN

(sumber : Listiantoro, 2009 dan Suratman, 2008 yang telah dimodifikasi)

Gambar di atas menjelaskan mengenai alur pemikiran yang ada dalam

pemikiran konsumen. Dimulai dari persepsi konsumen mengenai kualitas desain

produk kursi ukir terutama dari perusahaan Mulyo Furniture yang mereka inginkan.

Kemudian karakteristik kualitas desain produk kursi ukir. Keduanya melakukan

spesifikasi persyaratan yang diminta oleh konsumen antara lain: function,

ergonomics, artistic, aesthetics dan finishing.

Berdasarkan hasil modus maupun mean dari hasil jawaban responden untuk

tingkat kepentingan dan tingkat performance akan diketahui atribut apa saja yang

dianggap sangat tidak penting (STS) hingga sangat penting (SP). Juga akan

(33)

commit to user

konsumen yang dinyatakan dalam sangat tidak setuju (STS) hingga sangat setuju

(SS) pada kinerja manajemen.

Antara dimensi kualitas yang disyaratkan oleh konsumen digabungkan

dengan kualitas produk menurut manajemen diterapkan Quality Function

Deployment (QFD) menggunakan alat analisis House Of Quality (HOQ) melalui

pengukuran: (1) Customer Requirement, (2) Tingkat Kepentingan (customer

requirement), (3) Tingkat Performance, (4) Customer Requirement Score, (5)

Technology Requirement, (6) Hubungan Customer Requirement Score dan

Technology Requirement, (7) Ukuran Standar Technology Requirement, (8)

Relative Technology Difficulty, (9) Prioritized Requirement Score, (10) Keterkaitan

dalam matriks (technology requirement).

Diharapkan dari informasi customer requirement dan penanganan tecnical requirement

akan meningkatkan kualitas desain produk pada proses berikutnya sehingga

(34)

commit to user

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. DESAIN PENELITIAN

Obyek penelitian ini adalah perusahaan mebel Mulyo Furniture Kabupaten

Klaten sebagai perusahaan pembuat produk kursi ukir untuk pasar lokal. Penelitian

dilakukan untuk mangetahui kualitas desain produk kursi ukir yang dibuat oleh

pengrajin yang kemudian dijual kepada pelanggan mereka.

Penelitian ini menggunakan metode survey, yaitu suatu metode pengumpulan

data primer dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden

(Jogiyanto, 2004). Survey terhadap konsumen produk kursi ukir bertujuan untuk

mengetahui persepsi konsumen terhadap kualitas desain produk kursi ukir Mulyo

Furniture. Penelitian ini juga dilakukan melalui observasi di perusahaan mebel Mulyo

Furniture Klaten untuk memperoleh data secara langsung dan jelas. Peneliti juga

melakukan in-depth interview dengan pihak internal perusahaan terutama di bagian

produksi untuk mengetahui tanggapan perusahaan atas apa yang disyaratkan oleh

konsumen, dan cara penanganannya.

B. POPULASI, SAMPEL DAN TEKNIK SAMPLING

1. Populasi

Penelitian ini menggunakan populasi para pembeli lokal produk kursi ukir

Mulyo Furniture. Dari hasil wawancara peneliti dengan manjemen Mulyo

furniture mengenai jumlah konsumen produk kursi ukir tidak didapatkan jawaban

yang pasti (atau data yang tersimpan). Hanya berdasarkan perkiraan bahwa

(35)

commit to user

tahun terdapat 48 konsumen dari Mulyo Furniture. Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan populasi dari konsumen Mulyo Furniture dari dua tahun

kebelakang, sehingga berjumlah 96 konsumen.

2. Sampel dan Teknik Sampling

Sampel adalah sebagian dari populasi, sejumlah anggota yang dipilih dari

populasi (Sekaran, 2006). Ada beberapa alasan mengapa peneliti menggunakan

sampel untuk diteliti. Pertama, dalam praktek peneliti tidak mungkin melakukan

pengumpulan dan pengujian terhadap setiap elemen populasi. Kedua,

pengumpulan dan pengujian terhadap setiap elemen populasi, akan memerlukan

banyak waktu, biaya, dan tenaga yang melaksanakan.

Ketiga, penelitian terhadap sebagian elemen populasi, kadang-kadang

memberikan hasil yang lebih dapat dipercaya dan kesalahan dalam pengumpulan

data relatif lebih kecil, terutama jika elemen-elemen terdiri atas banyak data.

Keempat, pengujian terhadap seluruh elemen populasi, dalam kasus tertentu tidak

mungkin dilakukan (Sekaran, 2003).

Besarnya sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah berdasarkan

pertimbangan Singarimbun (1995) yang menyatakan bahwa besarnya sampel

penelitian tidak boleh kurang dari 10% dari jumlah populasinya. Dari populasi

yaitu para pembeli lokal produk kursi ukir Mulyo Furniture maka dapat diambil

sample sebesar 10% dari total populasi.

Pertimbangan lain menurut Ferdinand (2006) poin pertama yang

menyatakan bahwa sampel lebih besar dari 30 dan kurang dari 500 sudah layak

bagi kebanyakan penelitian. Dari beberapa pertimbangan maka penulis

mengambil sampel keseluruhan dari populasi selama dua tahun kebelakang

(36)

commit to user

meskipun dari pertimbangan di atas lebih besar dari 10% dan lebih besar dari 30

sudah layak untuk diteliti.

C. TEKNIK PENGUKURAN VARIABEL DAN DEFINISI OPERASI

1. Pengukuran Variabel

Penelitian ini mengadopsi instrumen dari peneliti dan pakar desain

sebelumnya kemudian dikembangkan melalui atribut- atribut pendukung 5

dimensi kualitas desain produk. Adapun instrumen pengukuran terdiri lima

dimensi kualitas desain produk yang dioperasionalisasikan, yaitu: fungsi/

kegunaan, ergonomi, keindahan, estetika ukiran dan finishing.

Dalam penelitian ini instrumen yang dipakai adalah kuesioner dengan

menggunakan skala likert 5 poin. Skala likert ini digunakan untuk menilai tingkat

kepentingan dan tingkat kinerja.

Untuk mengukur tingkat kepentingan sebagai berikut :

- skala 1 mewakili atribut yang dianggap sangat tidak penting (STP)

- skala 2 mewakili atribut yang dianggap tidak penting (TP)

- skala 3 mewakili atribut yang dianggap cukup penting (CP)

- skala 4 mewakili atribut yang dianggap penting (P)

- skala 5 mewakili atribut yang dianggap sangat penting (SP)

Untuk mengukur tingkat kinerja sebagai berikut :

- skala 1 menunjukkan sangat tidak setuju (STS)

- skala 2 menunjukkan tidak setuju (TS)

- skala 3 menunjukkan cukup setuju (CS)

- skala 4 menunjukkan setuju (S)

(37)

commit to user 2. Definisi Operasional

a. Fungsi atau kegunaan

Merupakan faktor fungsi atau kegunaan dari produk kursi ukir apakah

memiliki nilai guna bagi yang mengkonsumsinya. Fungsi kursi yang paling

mudah disebutkan adalah sebagai sarana tempat duduk. Seiring dengan

perkembangan interior dan eksterior rumah, kursi ukir memiliki fungsi

lainnya. Hal ini juga diiringi dengan perkembangan model dan desain dari

kursi ukir sendiri.

b. Ergonomi

Merupakan kesesuaian antara produk yang dihasilkan perusahan dengan

bentuk tubuh atau anatomi tubuh. Konsep ergonomi pada kursi ukir pada

dasarnya bagaimana menciptakan produk sedemikian rupa sehingga sehingga

mampu menopang tubuh seseorang hingga merasa nyaman. Sehingga segala

gerak tubuh seperti duduk, berdiskusi, rapat, makan, mengetik dapat

terakomodasi secara maksimal. Dalam konsep ergonomi, masalah fungsi

sangat diutamakan. Setelah fungsi itu terpenuhi, baru kemudian desain

mengikuti fungsi itu.

c. Keindahan

Karakteristik bahan baku kayu ukir yang menampilkan bentuk kursi

yang indah serta keindahan ukiran sebagai penghias atau elemen kursi. Desain

kursi ukir menjadi sangat variatif. Penggunaan kursi ukir dalam berbagai

(38)

commit to user

Gambar 1. Ukiran pada sandaran dan sandaran kursi kayu Doc. pribadi

d. Estetika

Estetika merupakan bagaimana cara produk mampu dilihat, dirasakan,

diraba, terdengar atau dari bau produk itu sendiri. Sedangkan untuk produk

kursi ukir, estetika bisa dilihat dari motif atau relief ukiran yang menghiasi

permukaan dari kerangka kursi ukir itu sendiri.

Gambar 2. Kerangka ukiran Doc. Pribadi

e. Finishing

Merupakan pemberian sentuhan akhir dari produk yang memberikan

nilai tambah dalam mempercantik produk. Finishing meliputi pengecatan dan

pemberian sentuhan akhir dalam proses pembuatan. Penampilan kursi ukir

tidak hanya didukung oleh bentuk dan ukirannya. Tetapi juga warna,

kehalusan rangka dan tingkat kerumitan ukiran, mudah dalam perawatannya

(39)

commit to user

D. SUMBER DATA

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh pertama kali secara langsung

pada sumber data melalui pengisian kuisioner dan wawancara. Pengisian

kuesioner dilakukan oleh pembeli atau konsumen produk kursi ukir Mulyo

Furniture, sedangkan wawancara dilakukan kepada pihak manajemen perusahaan.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari tangan kedua seperti

literature, buku, jurnal, dan penelitian terdahulu yang menunjang.

E. METODE PENGUMPULAN DATA

Metode pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Kuesioner

Kuesioner ini disampaikan peneliti kepada responden yang merupakan

pembeli kursi ukir. Untuk memudahkan dalam pengumpulan data maka penyebaran

kuesioner dibantu oleh perusahaan Mulyo Furniture yang memiliki akses lebih baik.

Perusahaan ini membagikan kuesioner tersebut kepada responden mengingat ini

adalah data rahasia. Kuesioner juga diberikan langsung pada saat pelanggan

mendatangi langsung di tempat produksi sehingga lebih memudahkan penerimaan

kuesioner. Peneliti juga senantiasa melakukan cek ulang di perusahaan Mulyo

Furniture terkait responden yang bila terjadi kekurangan atau ketidaklengkapan

jawaban kuesioner.

2. Wawancara

Peneliti melakukan komunikasi dan interaksi langsung dengan pihak-pihak

(40)

commit to user

F. PENGUJIAN INSTRUMEN PENELITIAN

1. Uji Validitas

Uji validitas menunjukkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat

ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Pengertian valid atau tidaknya suatu alat

ukur tergantung pada mampu atau tidaknya alat ukur tersebut mencapai tujuan

pengukuran yang dikehendaki dengan tepat (Setiawan, 2004).

Untuk memperoleh validitas kuesioner, usaha dititikberatkan pada

pencapaian validitas isi. Validitas tersebut menunjukkan sejauh mana perbedaan

yang diperoleh dengan instrumen pengukuran merefleksikan perbedaan

sesungguhnya pada responden yang diteliti. Untuk uji validitas digunakan alat uji

Pearson Correlate Coefficient dengan menggunakan bantuan sofware SPSS 11,5

for Windows.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukuran dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Setiawan, 2004). Reliabilitas

merupakan syarat untuk tercapainya validitas suatu kuesioner dengan tujuan

tertentu. Hasil dari pengujian reliabilitas ditunjukkan oleh sebuah indeks yang

menunjukkan seberapa jauh sebuah alat ukur dapat diandalkan. Untuk menguji

reliabilitas digunakan nilai Cronbach’s Alpha dengan bantuan software SPSS 11,5

for Windows.

G. METODE ANALISIS DATA

1. Analisis Deskriptif

Yaitu analisis yang digunakan untuk mengurai hasil penelitian yang

didukung teori, berdasarkan tanggapan responden. Dari tanggapan responden,

(41)

commit to user

gambaran apa saja yang diinginkan konsumen dari kursi ukir, bagaimana

technical requirement dapat direalisasikan sesuai dengan keinginan konsumen

juga menyesuaikan pada kemampuan perusahaan.

2. Analisis Quality Function Deployment dengan House of Quality

Bagian yang paling penting dari QFD yaitu pembentukan house of quality

berisikan informasi tentang kebutuhan konsumen, tingkat kepentingan konsumen

serta persepsi dan tingkat kepuasan konsumen kursi ukir terhadap produk yang

dimiliki perusahaan maupun pesaingnya. Matrik HOQ terdiri dari data-data yang

terkumpul diolah melalui tahap-tahap berikut :

1. Kebutuhan konsumen mebel ukir (customer requirements)

Berisikan masukan mengenai apa yang diinginkan dan dibutuhkan

konsumen terhadap kursi ukir. Dari informasi yang masuk, oleh peneliti

ditentukan segala persyaratan bagi pengusaha mebel ukir untuk

meningkatkan kualitas desain kursi ukir.

2. Respon secara teknik (technical response)

Merupakan tahap perusahaan menggambarkan produk kursi ukir yang

dikembangkan lebih lanjut. Secara umum gambaran ini didukung oleh

keinginan dan kebutuhan konsumen dari bagian 1.

3. Keterkaitan dan prioritas (relationship)

Perusahaan berusaha mengkaitkan seberapa besar hubungan antara respon

teknik yang dilakukan dengan keinginan dan kebutuhan konsumen.

Kemudian dikerucutkan dengan lebih memprioritaskan keinginan dan

kebutuhan yang harus segera direspon.

5. Korelasi secara teknik (technical correlation)

Bagian ini menganalisa hubungan yang terjadi atau dampak yang

(42)

commit to user 6. Matrix secara teknik (technical matrix)

Pada technical benchmarks [6A] membandingkan kualitas karakteristik

teknis perusahaan dengan kondisi pesaing. Technical targets [6B]

perusahaan menentukan standar karakteristik tertentu untuk memenuhi

keinginan dan kebutuhan konsumen kursi ukir dan memenangkan

persaingan.

Gambar 3. Kerangka House of Quality

(5) Faktor peningkatan Pengaruh antara faktor- faktor strategik Kualitas desain mebel peningkatan

Berdasarkan kebutuhan kualitas desain produk dan kemanfaatan kursi rotan dengan

konsumen kursi rotan karakteristik teknik (2A) (2B)

Importance Performance [4B]

Prioritas respon secara teknik

[6] Matrik secara teknik

[6A] Benchmarking

[6B] Target secara teknik

Sumber: Lou Cohen (1995), How to Make QFD Work for You

Analisis HOQ

a. Analisis Customer Requirement (CR)

Persyaratan pelanggan atau customer requirement (CR) merupakan

pendapat pelanggan tentang atribut apa saja yang disyaratkan atau diperhatikan

oleh pelanggan dalam pemanfaatan fasilitas yang ada. Analisis ini berisi

(43)

commit to user

dimensi, meliputi function, ergonomics, keindahan, estetika anyaman dan

finishing.

Proses pencatatan CR dilakukan melalui wawancara dengan menanyakan

hal- hal yang dianggap penting oleh konsumen melalui bagian produksi atau

oleh desainer dengan pertimbangan lebih mengetahui keinginan dan kebutuhan

konsumen. Selain itu data didapatkan dari referensi penelitian terdahulu.

Atribut- atribut CR yang telah didapat, diolah, disusun dalam bentuk kuesioner

dengan menggunakan skala likert, yaitu skala yang digunakan untuk

menentukan bobot kepentingan dari masing- masing atribut yang berhubungan

erat dengan masalah yang diteliti. Customer requirement ini akan menempati

sisi sebelah kiri dari matrik HOQ.

b. Analisis Tingkat Kepentingan (TKe)

Analisi tingkat kepentingan merupakan tindak lanjut dari CR yang

bertujuan untuk mengetahui tingkat kepentingan pelanggan terhadap desain

produk yang dihasilkan. Atribut- atribut persyaratan yang telah diolah

selanjutnya disusun dalam bentuk kuesioner dengan menggunakan skala likert

dengan penilaian sebagai berikut :

- skala 1 mewakili atribut yang dianggap sangat tidak penting (STP)

- skala 2 mewakili atribut yang dianggap tidak penting (TP)

- skala 3 mewakili atribut yang diganggap cukup penting (CP)

- skala 4 mewakili atribut yang dianggap penting (P)

- skala 5 mewakili atribut yang dianggap sangat penting (SP)

c. Analisis Tingkat Kinerja (TKi)

Analisis tingkat kinerja bertujuan untuk mengetahui sejauh mana atribut-

atribut yang diinginkan pelanggan dipenuhi oleh manajemen, sehingga dapat

(44)

commit to user

Penilaian skala likert tersebut adalah sebagai berikut :

- skala 1 menunjukkan sangat tidak setuju (STS)

- skala 2 menunjukkan tidak setuju (TS)

- skala 3 menunjukkan cukup setuju (CS)

- skala 4 menunjukkan setuju (S)

- skala 5 menunjukkan sangat setuju (SS)

d. Analisis Tingkat Perbaikan

Analisis ini mengevaluasi atribut- atribut sehingga dapat diketahui atribut

mana yang belum memenuhi syarat mutu atau kualitas. Hasil analisa ini didapat

dari nilai kinerja (performance) yang diharapkan dibagi nilai kinerja dari

konsumen.

e. Sales Point

Titik penjualan ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar manfaat

penjualan yang mungkin didapat. Apabila terjadi perubahan- perubahan

terhadap atribut tertentu. Dalam penentuan titik penjualan terhadap atribut-

atribut dalam penelitian ditetapkan oleh pihak manajemen. Cara penentuannya

dengan menggunakan alat bantu skala penilaian sebagai berikut :

1. Nilai 1,0 adalah status quo, yang berarti perubahan mengenai atribut

yang ada tidak memberikan pengaruh tambahan manfaat dan juga tidak

mengurangi kualitas desain produk.

2. Nilai 1,2 berarti perubahan mengenai atribut yang ada memberikan

pengaruh yang kecil dan perlu perbaikan hanya dari segi teknis.

3. Nilai 1,5 berarti perubahan mengenai atribut yang ada memberikan

pengaruh yang besar terhadap penjualan dan akan ditekankan untuk

(45)

commit to user f. Analisis Customer Requirement Score (CRS)

Penghitungan CRS bertujuan untuk mengetahui secara menyeluruh

terhadap tingkat kepentingan relative masing- masing CR, untuk menentukan

CR mana yang perlu diperhatikan lebih untuk bisa dimasukkan sebagai atribut-

atribut penting dalam perancangan produk. Analisis ini dihitung dengan cara

mengkalikan tingkat CR dengan sales point. Kemudian dinormalisasikan dalam

bentuk persentase dari CRS setiap atribut dibagi CRS keseluruhan.

g. Analisis Technical Requirement (TR)

Dari atribut- atribut yang diharapkan oleh konsumen sebagai customer

requirement (CR), manajemen harus menerjemahkan dalam technical

requirement (TR). Tujuan dari TR ini adalah untuk memenuhi persyaratan

konsumen. Sehingga perusahaan harus mengusahakan spesifikasi kinerja

tertentu melalui technical measure (TM) yang sesuai dengan technical

requirement-nya.

h. Analisis Hubungan CR dan TR

Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah masing- masing

penjelasan teknik yang dibuat oleh perusahaan mempunyai hubungan yang

mampu menjawab dan memenuhi CR. Ataukah penjelasan teknis tersebut

memperbarui terhadap masing- masing persyaratan konsumen. Hubungan yang

terjadi dimulai dengan kategori berikut :

a. hubungan bernilai 9 apabila hubungan tersebut kuat, yang berarti TR

menjawab CR

b. hubungan bernilai 3 apabila hubungan tersebut sedang, yang berarti TR

mendukung CR

c. hubungan bernilai 1 apabila hubungan tersebut lemah, yang berarti TR

(46)

commit to user i. Analisis Penentuan Standar TR

Analisis ini berdasarkan hasil diskusi dengan pihak perusahaan dan

melalui pengamatan penelitian secara langsung. Mengenai keadaan produk

yang sesungguhnya serta didukung dengan referensi terkait. Hasil dari

penelitian ini adalah diperolehnya item- item yang merupakan ukuran dari TR

perusahaan (technical measure).

j. Analisis Degree of Difficulty (DoD)

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesulitan perusahaan

dalam penerapan TR. Terdapat 4 penilaian yang dipergunakan yaitu :

1. nol (0), apabila tidak menemui kesulitan teknis dalam penerapannya.

2. satu (1), apabila agak menemui kesulitan teknis dalam penerapannya.

3. dua (2), apabila mengalami kesulitan teknis dalam penerapannya.

4. tiga (3), apabila sangat sulit dalam penerapannya.

k. Analisis Technical Requirement Score (TRS)

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui TR yang paling penting dan perlu

lebih banyak perhatian untuk ditindaklanjuti. Analisis ini dilakukan dengan

mengetahui terlebih dahulu TRS kemudian dinormalisasi. TRS diperoleh

dengan mengkalikan normalized CRS dengan tingkat hubungan CR dan TR

(kuat: 9, sedang: 3. lemah: 1). Skor ini dijumlahkan per kolom dan hasilnya

dinormalisasi (dalam %) sehingga diketahui TR yang paling penting dan perlu

perhatian lebih untuk ditindak lanjuti.

l. Analisis Sinergi atau Konflik dalam TR

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui hubungan atribut- atribut

dalam TR. Hubungan dikatakan sinergi apabila satu atribut dengan atribut yang

lain mempunyai hubungan pertentangan dalam pelaksanaannya. Nilai

(47)

commit to user

1. Strong positive (+9) menunjukkan hubungan yang sangat mendukung,

hubungan yang mendekati sempurna

2. Positive (+3) menunjukkan hubungan yang mendukung

3. Negative (-3) menunjukkan hubungan yang bertentangan

4. Strong negative (-9) menunjukkan hubungan yang sangat

(48)

commit to user

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Profil Perusahaan Mulyo Furniture

1. Sejarah Berdirinya Perusahaan

CV Mulyo merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang

manufaktur furniture (mebel) dipimpin oleh Ibu Hj. Sumarti yang juga selaku

pemilik perusahaan tersebut. Tenaga kerja yang dilibatkan berjumlah 17 tenaga

tetap dan 25 orang secara musiman yang diberlakukan apabila mendapatkan

pesanan yang banyak pada waktu tertentu. CV Mulyo saat ini dilengkapi dengan

alat-alat produksi seperti mesin popil, mesin bubut dan lain-lain.

CV Mulyo yang telah berdirir sejak awal tahun 1990-an, memiliki beberapa

tujuan. Tujuan umum yang ingin dicapai adalah meningkatkan devisa bagi

pemerintah dari sektor non migas, mengurangi jumlah pengangguran, memenuhi

kebutuhan konsumen dan memanfaatkan potensi alam yang ada. Sedangkan

tujuan khususnya bagi perusahaan adalah untuk meningkatkan laba dengan

indikasi terjadinya peningkatan pendapatan.

2. Lokasi Perusahaan

CV Mulyo berada di jalan raya Solo-Jogja Km.4 Ketandan Klaten. Lokasi

ini memiliki keuntungan karena merupakan jalur strategis yang menghubungkan

kota lain seperti Jogjakarta, Solo, Surabaya. Sehingga proses transportasi menjadi

lebih mudah.

3. Struktur Organisasi Perusahaan

(49)

commit to user 1. Pimpinan Perusahaan

Berwenang menetapkan kebijakan perusahaan dan melakukan pengawasan

terhadap setiap bagian di lingkungan internal, serta seluruh aktivitas terkait

produksi. Selain itu berperan dalam perencanaan, koordinasi pelaksanaan,

serta membuat perjanjian dengan pihak eksternal (supplier dan atau pembeli).

2. Manajer

Bertugas dalam hal operasional menyeluruh, dan merencanakan dan mengatur

kegiatan produksi. Manajer bertanggung jawab atas mutu hasil produksi dan

keberhasilan produk

3. Bagian Keuangan

Melaksanakan, mengawasi dan bertanggung jawab terhadap semua

pengeluaran dan pemasukan yang terkait dengan aktivitas perusahaan.

4. Bagian Logistik

Melakukan proses pembelian, dimulai dari proses penawaran hingga transaksi

bahan baku, mengawasi penerimaan, penyimpanan dan distribusi barang di

perusahaan.

5. Bagian Produksi

Melaksanakan dan bertanggung jawab atas aktivitas produksi meliputi

pengerjaan komponen jadi, penyelesaian barang, killin dry (pengeringan),

assembling, sandling atau amplas dan packaging.

6. Rumah Tangga

Mempersiapkan konsumsi dalam menyediakan pelayanan konsumsi bagi para

staf maupun kunjungan tamu di perusahaan.

7. Keamanan

Bertanggung jawab atas keamanan, ketertiban di kantor.

(50)

commit to user

4. Ketenagakerjaan

Tenaga kerja di CV Mulyo dibagi menjadi dua kelompok. Yaitu bagian

produksi dan administrasi. Pada bagian produksi terdiri dari mandor atau

pengawas, tenaga desain, tukang kayu, tukang amplas, tukang angkat, finishing,

dan packaging. Sedangkan bagian administrasi meliputi; pencatatan di bagian

produksi, keuangan, personalia dan umum.

5. Hasil Produk

Produk yang dihasilkan sangat bermacam-macam, tergantung permintaan

konsumen, antara lain meja, kursi, buffet, perabotan rumah tangga (in door

furniture) yang bersifat kolonial dan antik.

CV Mulyo melakukan kegiatan saluran distribusi melalui saluran langsung

dan saluran tidak langsung, melalui agen penjualn di dalam negeri terutama di

wilayah Jawa Tengah dan di luar Jawa tengah (Jakarta, Bandung, Surabaya, dan

Denpasar) dan sempat di luar negeri seperti Perancis dan Brazil.

B. Proses Produksi Kursi Ukir

Proses produksi yang digunakan adalah proses yang mengubah dan memproses

bahan baku untuk menghasilkan produk jadi (finished goods product), yaitu

memproses bahan baku awak yang berupa belahan kayu papan menjadi produk jadi

berupa bermacam mebel dengan bentuk, model dan ukuran. Proses yang berlangsung

dilakukan secara berulang atau repetitive process industry.

Motif ukiran yang digunakan mengikuti gaya ukiran dari Jepara (direpro),

sebagai berikut :

1. Ukiran Asmat (orang-orang an)

Gambar

Tabel
Gambar 2. Kerangka ukiran ....................................................................................
Gambar 2. Kerangka ukiran
gambaran apa saja yang diinginkan konsumen dari kursi ukir, bagaimana
+7

Referensi

Dokumen terkait

PENGEMBANGAN DESAIN TEMPAT SAMPAH DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DI UNIVERSITAS SEBELAS MARET. Surakarta: Jurusan Teknik Industri, Fakultas

Quality Function Deployment : How to Make QFd Work

Artikel ini membahas mengenai telaah literatur (literature review) perkembangan topik mengenai quality function deployment (QFD), konsep mengenai voice of customer serta model

Fungsi yang sering digunakan dewasa ini adalah Quality Function Deployment (QFD), QFD memberi dampak positif bagi suatu produksi seperti mereduksi biaya perancangan,

Penyusunan keempat matriks QFD makanan ringan yang terdiri dari house of quality, design deployment, process planning dan production planning menghasilkan berbagai

QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) PADA PRODUK MINUMAN SINOMKU (Studi Kasus di Industri Rumah Tangga UD. NUR JAYA SURABAYA”) ini dapat diselesaikan6. skripsi ini

Maka dengan menggunakan metode QFD (Quality Function Deployment) dapat mengidentifikasi kebutuhan pelanggan seperti kepentingan dan kepuasan pelanggan serta

Hasil dari penelitian kemudian akan dibentuk ke dalam sebuah matriks House of Quality HOQ dan menunjukan sejumlah hubungan dengan signifikansi yang kuat antara Customer Requirement dan