• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENILAIAN KINERJA LAYANAN PERPUSTAKAAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENILAIAN KINERJA LAYANAN PERPUSTAKAAN MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENILAIAN KINERJA LAYANAN PERPUSTAKAAN MENGGUNAKAN METODE

QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT

STUDI KASUS : PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS INDONESIA

Erlinda Muslim, Yanu Ahmad Hariyoso

Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia

E-mail: erlinda@eng.ui.ac.id

Abstrak

Penelitian ini membahas aplikasi dari Quality Function Deployment (QFD) untuk mengidentifikasi pengembangan pelayanan jasa dari perpustakaan. Pertama mengidentifikasi kebutuhan pelanggan atau pembaca, tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan diketahui dengan cara mengambil data kuisioner di lingkungan sekitar perpustakaan. Kedua, mengetahui teknis pengembangan jasa untuk memuaskan pelanggan dengan mewawancarai pakar atau pihak manajemen. Dengan menggunakan matriks level pertama dari QFD yaitu House of Quality (Rumah Kualitas) dapat diketahui hubungan kebutuhan pelanggan dan pemenuhan teknis dari pihak perpustakaan, penelitian ini menentukan lima teratas masing-masing dari kebutuhan pelanggan dan teknis pengembangan jasa, dan beberapa saran untuk membangkitkan perpustakaan, khususnya perpustakaan Universitas Indonesia.

Abstract

This study discusses the application of Quality Function Deployment (QFD) to identify the development of library services. First, reader needs and their importance, and satisfaction degrees were examined via questionnaires around library. Second, the service improvement techniques for satisfying the reader needs were developed by interviewing experts. Following, a relation matrix was constructed from first level matrix of the QFD. House of Quality (HoQ) is known relationship customer requirements and technical compliance of the library. Empirical study specifies top 5 reader needs and service improvement techniques respectively, and some practical suggestions are raised for academic libraries.

Keywords: library, house of quality, quality function deployment

1. Pendahuluan

Perpustakaan merupakan sebuah kebutuhan utama bagi setiap perguruan tinggi. Tujuan utama dari perpustakaan universitas atau perguruan tinggi adalah memfasilitasi pendidikan. Pelayanan jasa untuk perpustakaan juga sudah meninggalkan hal tradisional yang hanya berfokus pada koleksi buku. Perpustakaan dituntut tidak hanya menyajikan informasi tetapi juga dapat memuaskan para mahasiswa dalam mendapatkan informasi

tersebut. Seperti pelayanan yang baik, penyediaan informasi yang lengkap, dan suasana yang nyaman.

Perpustakaan akademis sebagai unit pendukung pengajaran dan penelitian di dalam wilayah kampus. Perpustakaan akademis dituntut mampu mengembangkan diri dengan menambah koleksi-koleksi terbaru, melanggan berbagai online databases, pengembangan sistem dan memberikan pelayanan yang

(2)

maksimal kepada setiap pelanggan, yaitu mahasiswa.

Perpustakaan Universitas Indonesia (UI) merupakan perpustakaan yang terletak di komplek Universitas Indonesia, Depok. Mempunyai visi menjadikan perpustakaan riset yang bertaraf Internasional. Perpustakaan ini selesai dibangun pada awal 2011 dan dalam prosesnya perpustakaan UI adalah sebuah integrasi dari perpustakaan yang ada di seluruh Fakultas di UI. Perpustakaan UI memiliki sekitar 1,5 juta koleksi yang disimpan di Perpustakaan UI dan di beberapa perpustakaan fakultas. Pembangunan gedung ini mengacu kepada rencana strategi UI di mana salah satunya adalah integrasi di bidang sarana/fasilitas, sumber daya manusia, dan keuangan. Perpustakaan sebagai salah satu komponen fasilitas pemelajaran merupakan tempat di mana semua sivitas akademika UI dapat bertemu dan berinteraksi untuk mengembangkan ide-ide yang pada akhirnya akan menghasilkan kolaborasi penelitian dari berbagai subjek. Selain itu, tujuan integrasi ini juga adalah untuk efisiensi di berbagai aspek, seperti pengadaan koleksi dan pengelolaan SDM.

Pengunjung Perpustakaan Universitas Indonesia belum secara optimal menggunakan fasilitas yang ada. Penggunaan fasilitas yang diberikan pihak perpustakaaan masih banyak belum dipahami oleh pengunjung. Sehingga hal ini yang melatarbelakangi perlunya diadakan penelitian untuk menganalisis kualitas pelayanan yang diberikan pihak perpustakaan untuk meningkatkan kualitas pelayanan dari perpustakaan ini.

Gambar 1.1 Persentase Peminjam Buku Perpustakaan dari Fakultas di UI Tujuan utama dari makalah ini adalah penggunaan konsep QFD untuk mengembangkan sebuah model bagi perpustakaan untuk meningkatkan kualitas layanan perpustakaan. Matriks House of Quality digunakan untuk obyektif mengidentifikasi kekuatan hubungan antara teknik perbaikan dan kebutuhan pembaca. Sisa dari makalah ini diorganisasikan sebagai berikut. Literatur pada kualitas layanan perpustakaan akan ditinjau dalam bagian berikutnya. Selanjutnya, metode penelitian dan proses pengembangan model QFD disajikan. Sebuah aplikasi kasus nyata dari metodologi QFD disajikan dalam Bagian 4. Kasus ini mengacu pada pelayanan perpustakaan akademis di Universitas Indonesia . Catatan penutup akhirnya disajikan dalam bagian terakhir.

2. Studi Literatur

Quality Function Deployment (QFD) adalah metodologi perencanaan untuk pengembangan produk dan dikembangkan pada tahun 1972 di Kobe galangan kapal Mitsubishi [1] Pada tahun 1986,. Ford pertama kali memperkenalkan teknik ini di Amerika Serikat. QFD telah berhasil digunakan oleh banyak perusahaan Jepang, terutama Toyota. Toyota mengurangi biaya desain mereka dan waktu pengembangan produk oleh ketiga setelah menggunakan QFD [2]. QFD ini juga merupakan metode sistematis mengadaptasi teknologi kepada orang-orang, dan digunakan untuk membantu bisnis

Persentase Peminjam Perpus

UI

FIB FH FISIP FT FMIPA FIK Vokasi Pasca Sarjana FKM FE Psikologi FIKOM FF FKM FKG

(3)

memahami kebutuhan pelanggan dan untuk memenuhi ini yang berjarak kemampuan sendiri mereka saat ini dan sumber daya [3]. Secara teknis, QFD milik bidang metode manajemen mutu, kami menawarkan pedoman linear dan terstruktur untuk mengubah kebutuhan pelanggan ke dalam spesifikasi, dan karakteristik produk dan layanan baru [4]. QFD juga dapat memfasilitasi peningkatan produk yang berkelanjutan dengan penekanan pada dampak dari organisasi pembelajaran dalam inovasi [5]. Singkatnya, QFD bukan hanya alat teknis, tetapi juga filosofi manajerial yang dapat membantu meningkatkan efek dan mengelola organisasi.

Salah satu pendekatan QFD utama untuk pengembangan produksi adalah model empat-tahap [6]. Metode ini melibatkan mengembangkan empat matriks atau House of Quality (kebutuhan pelanggan perencanaan matriks, produk karakteristik penyebaran matriks, proses dan matriks kontrol kualitas dan matriks instruksi operasi). Struktur dasar dari Rumah Kualitas ditampilkan dan dijelaskan pada Gambar. 1. Ini mencakup enam departemen: 1. Persyaratan pelanggan (Whats); 2. Persyaratan evaluasi (Why); 3. Persyaratan teknis (Hows); 4. Hubungan matriks persyaratan pelanggan dan persyaratan Teknis (Whats vs Hows); 5. hubungan matriks persyaratan teknis (Hows vs Hows), 6.Technical target (How Muches).

Gambar 1. House of Quality

3. Metode Penelitian

Tahapan pertama dalam penelitian ini adalah dengan mencari kebutuhan dari pengunjung

sebagai pembaca (reader’s needs) di perpustakaan UI. Data yang dibutuhkan diperoleh dengan memberikan pertanyaan terbuka terhadap responden. Setelah mendapatkan kebutuhan pelanggan secara umum kemudian penulis kembali mengambil data yang kedua, yaitu mengetahui Tingkat kepentingan dan kepuasan dari pelanggan. Pengambilan data ini dilakukan di sekitar lingkungan perpustakaan UI dan lingkungan fakultas di UI depok.

Tabel 1. Hasil Kuisioner tahap 1

No Item Kebutuhan Pelanggan

1 Lokasi Perpustakaan 2 Penampilan Perpustakaan

3 Penampilan Karyawan Perpustakaan 4 Fasilitas dan Peralatan yang Modern 5 Fasilitas Pendukung

6 Kesesuaian waktu buka perpustakaan 7 Penepatan Janji

8 Pelayanan yang professional 9 Kesesuaian daftar buku

10 Petugas perpustakaan memberikan pelayanan yang benar

11 Kesiapan petugas perpustakaan terhadap keluhan

12 Kecepatan petugas perpustakaan 13 Kesigapan petugas perpustakaan 14 Petugas tidak terlihat sibuk 15 Kepercayaan diri petugas

perpustakaan

16 Pelanggan merasa nyaman dan aman 17 Kesopanan petugas perpustakaan 18 Pengetahuan petugas perpustakaan 19 Ketertiban dan keamanan

perpustakaan

20 Keramah-tamahan petugas perpustakaan

21 Waktu pelayanan

22 Informasi yang unik dan menarik 23 Pemahaman pihak perpustakaan

terhadap kebutuhan pembaca 24 Sarana dalam pemenuhan kebutuhan

pembaca

Tahapan yang kedua adalah melakukan uji kecukupan data yaitu uji realibilitas dan validitas dari data yang telah di dapat. Dilakukan dengan mencari banyaknya data yang diperlukan sesuai dengan ketelitian yang

(4)

diinginkan. Uji kecukupan data ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah sampel data yang diambil sudah mencukupi untuk mewakili sampel data populasi. Nilai α Cronbach secara statistik ditentukan untuk memberikan ukuran ringkasan antar korelasi yang ada di antara item. Dalam penelitian ini, nilai-nilai α Cronbach untuk setiap dimensi di atas 0,5 (seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2). Hal ini menunjukkan bahwa setiap dimensi mencapai tingkat yang memuaskan dari uji keandalan (reliability test)[7].

Tabel 2. Hasil Tes Reliabilitas

Pertanyaan

Kuisioner Cronbach's Alpha

Pertanyaan 1 ,409 Pertanyaan 2 ,678 Pertanyaan 3 ,687 Pertanyaan 4 ,718 Pertanyaan 5 ,724 Pertanyaan 6 ,730 Pertanyaan 7 ,481 Pertanyaan 8 ,667 Pertanyaan 9 ,711 Pertanyaan 10 ,698 Pertanyaan 11 ,733 Pertanyaan 12 ,714 Pertanyaan 13 ,746 Pertanyaan 14 ,667 Pertanyaan 15 ,744 Pertanyaan 16 ,701 Pertanyaan 17 ,741 Pertanyaan 18 ,756 Pertanyaan 19 ,730 Pertanyaan 20 ,696 Pertanyaan 21 ,478 Pertanyaan 22 ,693 Pertanyaan 23 ,728 Pertanyaan 24 ,711

Tahap yang ketiga adalah menentukan nilai gap dan pengukuran nilai kepentingan dan kepuasan. Pengukuran tingkat kepentingan pada kuisioner 2, bertujuan untuk melihat

seberapa penting item-item tersebut di mata responden ada dalam pelayanan dari perpustakaan. Derajat kepentingan digunakan untuk memposisikan setiap keinginan ataupun kebutuhan pelanggan dalam bentuk data kuantitatif dengan tujuan untuk memprioritaskan keinginan pelanggan. Pemberian bobot dimulai dari atribut yang sangat penting dengan nilai 5 sampai pada atribut yang tidak penting dengan nilai 1.

Tabel 3. Nilai Gap Item Kebutuhan Pelanggan Tingkat Kepentingan Tingkat Kepuasan GAP Lokasi perpustakaan 4,73 3,88 0,85 Penampilan perpustakaan 4,69 3,96 0,73 Penampilan karyawan perpustakaan 4,4 3,4 1 Fasilitas dan peralatan modern 4,57 3,88 0,69 Fasilitas pendukung 4,66 3,79 0,87 Kesesuaian waktu buka perpustakaan 4,8 4,75 0,05 Pelayanan yang profesional 4,69 4,12 0,57 Kesesuaian daftar buku 4,85 4,2 0,65 Petugas perpustakaan memberikan pelayanan yang benar 4,7 3,68 1,02 Kesiapan petugas perpustakaan 4,6 3,79 0,81 Kesigapan petugas perpustakaan 4,61 3,56 1,05 Kesopanan petugas perpustakaan 4,5 3,79 0,71 Kecepatan petugas perpustakaan 3,4 3,9 -0,5 Pengetahuan petugas terhadap perpustakaan 4,41 3,61 0,8

(5)

Tabel 3. Nilai Gap (lanjutan) Item Kebutuhan Pelanggan Tingkat Kepentingan Tingkat Kepuasan GAP Kenyamanan perpustakaan 4,29 3,52 0,77 Ketertiban perpustakaan 4,83 3,54 1,29 Sarana dalam pemenuhan kebutuhan pembaca 4,79 3,55 1,24 Informasi yang unik dan menarik 4,69 3,73 0,96 Kemudahan mendapatkan Informasi 4,2 3,67 0,53 Kemudahan Peminjaman 4,63 3,86 0,77

Tahap keempat adalah pengolahan data dengan cara menentukan bobot dari setiap pertanyaan dan memetakan dalam House of Quality. Kemudian menganalisa hasil dari nilai raw weight yang di dapat setelah perhitungan Bahasan tersebut akan dilanjutkan pada bab selanjutnya.

4. Hasil dan Pembahasan

Kami membangun model mengikuti langkah-langkah yang dijelaskan di bagian sebelumnya. Proses empiris lengkap ditunjukkan sebagai berikut:

Langkah 1. Daftar suara pembaca (Voice of Customer)

Ada 5 faktor dan 24 kebutuhan yang pembaca perpustakaan disajikan seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1.

Langkah 2. Menghitung prioritas kebutuhan pembaca.

Menurut Eq. (1) di bagian sebelumnya, prioritas kebutuhan pembaca 'dapat ditemukan. Bobot standar ditunjukkan pada Tabel 2.

Langkah 3. Mengembangkan teknik

peningkatan pelayanan

Peneliti Einasto berpendapat berkualitas tinggi layanan perpustakaan harus sesuai dengan lima kriteria berikut[8] (1) memenuhi harapan; (2) dibentuk sesuai dengan kebutuhan pembaca, (3) menjamin kepuasan pembaca; (4) mengikuti nilai-nilai utama dan etika profesi kepustakawanan, dan (5) ekonomis efisien. Berdasarkan dimensi di atas, penelitian ini mewawancarai pustakawan untuk mengkonfirmasi hubungan antara teknik perbaikan dan kualitas layanan. Mereka teknik peningkatan mutu pelayanan ditunjukkan pada Tabel 4.

Tabel 4.Daftar Service Element Perusahaan

No Service Element Perpustakaan

1 Pemberian peta di web 2 Wilayah strategis

3 Akses mudah Bikun dan Spekun 4 dekat stasiun kereta

5 Ruang Internet

6 Online Public Service Catalog (OPAC) 7 Pajangan Seni

8 Arsitektur Eco Friendly 9 Book Store 10 Food Store 11 Seragam karyawan 12 Pelatihan karyawan 13 Identitas Karyawan 14 Customer Service

15 Program Information Literacy

16 MKIOSK

17 Book Drop 18 Book Dispenser 19 Toilet

(6)

Tabel 4. Daftar Service Element Perusahaan (Lanjutan)

No Service Element Perpustakaan 20 Tempat Parkir Motor dan Mobil

21 Mushola

22 Buka pada weekend 23 Jam buka 08.30-19.00 24 Sirkulasi

25 Pelayanan Rujukan 26 Rapat reguler

27 Sistem pengkodean buku 28 Customer Service

37 Web

38 Ruang Diskusi

39 angket saran dan kritik di web

Langkah 4. Buatlah matriks hubungan pusat

Menggabungkan kebutuhan layanan pembaca dan teknik peningkatan pelayanan, kita dapat membangun matriks hubungan pusat untuk menghubungkan keduanya. Berdasarkan matriks hubungan pusat, masing-masing layanan teknik perbaikan secara individual berhubungan dengan masing-masing

pembaca kebutuhan dengan

mempertimbangkan tingkat kontribusi masing-masing peningkatan pelayanan teknik dibandingkan kebutuhan masing-masing pembaca. Di sini, tingkat hubungan akan digunakan untuk mengevaluasi kekuatan hubungan antara teknik peningkatan pelayanan dan kebutuhan pembaca. Tabel 5 menunjukkan matriks hubungan pusat dan sel di mana itu menunjukkan tingkat hubungan rata disediakan oleh pihak perpustakaan.

Tabel 5. Raw Weight dari Kebutuhan Pelanggan Item Kebutuhan Pelanggan Tingkat Kepentingan Tingkat Kepuasan Raw Weight Penampilan perpustakaan 4,69 3,96 0,0585 Penampilan karyawan perpustakaan 4,4 3,4 0,0639 Fasilitas dan peralatan

modern 4,57 3,88 0,0465 Item Kebutuhan Pelanggan Tingkat Kepentingan Tingkat Kepuasan Raw Weight Fasilitas pendukung 4,66 3,79 0,0485 Kesesuaian waktu buka perpustakaan 4,8 4,75 0,0499 Pelayanan yang profesional 4,69 4,12 0,0562 Kesesuaian daftar buku 4,85 4,2 0,0570 Petugas perpustakaan memberikan pelayanan yang benar

4,7 3,68 0,0630 Kesiapan petugas perpustakaan 4,6 3,79 0,0449 Kesigapan petugas perpustakaan 4,61 3,56 0,0426 Kesopanan petugas perpustakaan 4,5 3,79 0,0469 Pengetahuan petugas terhadap perpustakaan 4,41 3,61 0,0603 Kenyamanan perpustakaan 4,29 3,52 0,0602 Ketertiban perpustakaan 4,83 3,54 0,0673 Sarana dalam pemenuhan kebutuhan pembaca 4,79 3,55 0,0333 Informasi yang unik

dan menarik 4,69 3,73 0,0372 Kemudahan mendapatkan Informasi 4,2 3,67 0,0565 Kemudahan Peminjaman 4,63 3,86 0,0592

Tabel 6. Prioritas Perbaikan (Improvement)

Prioritas Nama Kebutuhan Teknis Nilai Parameter Kebutuhan Teknis 1 Pelatihan karyawan 385,03 2 Online Public Service Catalog (OPAC) 141,67 3 Sirkulasi 117,59 4 Sistem pengkodean buku 109,22 5 Jam buka 08.30-19.00 98,94 6 MKIOSK 97,23 7 Book Drop 97,23 8 Book Dispenser 97,23

(7)

Tabel 6. Prioritas Perbaikan (Improvement) Prioritas Nama Kebutuhan Teknis Nilai Parameter Kebutuhan Teknis 9 Program Information Literacy 94,76 10 Pembaharuan koleksi 89,11 5. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan kemudian melaluitahapan- tahapan pengolahan data menggunakan metode QFD level Ididapat hasil akhir yang merupakan Service Planning

yang diharapkan konsumen, dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat beberapa service element yang harus di tingkatkan pada perpustakaan.

Untuk memenuhi kebutuhan pembaca (reader’s needs) yang utama yaitu, kesesuaian daftar buku, ketertiban perpustakaan, sarana pemenuhan kebutuhan pembaca, kesesuaian waktu buka perpustakaan, dan petugas pelayanan (pustakawan) yang memberikan pelayanan dengan benar. Kelima hal tersebut menjadi prioritas utama yang dibutuhkan oleh pengunjung.

Untuk memenuhi kebutuhan pembaca pihak perpustakaan mempunyai beberapa fasilitas pendukung telah dimiliki. Respon teknis (service element) yang dimiliki perpustakaan menyesuaikan dengan kebutuhan yang diminta oleh pelanggan. Terdapat lima prioritas utama respon teknis (service element) yang dimiliki oleh pihak perpustakaan, yaitu pelatihan rutin kepada karyawan, Online Public Service Catalog (OPAC), bagian sirkulasi buku, sistem pengkodean buku (barcode), dan jam buka sesuai dengan kebutuhan mahasiswa yaitu jam 08.30 sampai dengan 19.00 WIB.

Daftar Acuan

1. Parasuraman, A., Zeithaml, V.A., & Berry, L.L., “Moving forward in service quality research: measuring different levels of customer expectations, comparing alternative scales, and examining the performance behavioral intentions link,” Marketing Science Institute Working Paper (1994): 94–114.

2. Zeithaml, V.A., Berry, L.L., & Parasuraman, A., “Communication and control processes in the delivery of service quality,” The Journal of Marketing 52 (2) (1988): 35–48. 3. Thompson, B., Cook, C., & Kyrillidou,

M., “Stability of library service quality benchmarking norms across time and cohorts: a LibQUAL +TMstudy,Q in Proceedings of the Asia-Pacific Conference on Library & Information Education & Practice 2006 (A-LIEP 2006). Singapore: School of Communication & Information, Nanyang Technological University (2006):52–60.

4. Parasuraman, A., Zeithaml, V.A., & Berry, L.L., “Alternative scales for measuring service quality: a comparative assessment based on psychometric and diagnostic criteria,” Journal of Retailing 70 (3) (1994): 201–230.

5. Hareader, H.R., Clausing, D., “The house of quality,” Harvard Business Review 66 (3) (1988): 63–73.

6. Bergman, B., & Klevsjo, B., Quality from Customer Needs to Customer Satisfaction (McGraw-Hill), London. 1994).

7. Liang, G., Chou, T., & Kan, S., “Applying fuzzy quality function deployment to identify service management requirements for an ocean freight forwarder,” Total Quality Management & Business Excellence 17 (5) (2006): 539–554.

8. Nunnally, J., Psychometric Theory, (2nd ed. New York: McGraw-Hill, 1978).

Gambar

Tabel 2. Hasil Tes Reliabilitas
Tabel 3. Nilai Gap (lanjutan)  Item  Kebutuhan  Pelanggan  Tingkat  Kepentingan  Tingkat  Kepuasan  GAP  Kenyamanan  perpustakaan   4,29  3,52  0,77  Ketertiban  perpustakaan  4,83  3,54  1,29  Sarana  dalam  pemenuhan  kebutuhan  pembaca  4,79  3,55  1,24  Informasi yang  unik  dan  menarik  4,69  3,73  0,96  Kemudahan  mendapatkan  Informasi  4,2  3,67  0,53  Kemudahan  Peminjaman  4,63  3,86  0,77
Tabel 4. Daftar Service Element Perusahaan
Tabel 6. Prioritas Perbaikan  (Improvement)  Prioritas  Nama  Kebutuhan  Teknis  Nilai  Parameter  Kebutuhan  Teknis  9  Program  Information  Literacy  94,76  10  Pembaharuan  koleksi  89,11  5

Referensi

Dokumen terkait

Metode Quality Function Deployment (QFD) merupakan metode yang mampu menentukan kebutuhan konsumen dan menerjemahkan kebutuhan tersebut ke dalam respon

Kesalahan yang berulang dan sistemik adalah kesalahan yang disebabkan oleh sifat alamiah (normal) dari jenis-jenis transaksi tertentu yang diperkirakan akan terjadi

[r]

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan etil asetat dari dari bahan baku kulit pisang raja melalui proses fermentasi dan dilanjutkan dengan reaksi

Dalam penelitian ini, penulis melakukan pengkajian tentang keterlibatan unit bisnis pada pengelolaan investasi TI dengan menggunakan kerangka kerja VAL IT dan

Faktor penyebab kesalahan yang dilakukan siswa adalah rata-rata siswa ketika ditanya kenapa bisa salah dalam mengerjakan soal tersebut adalah dikarenakan mereka

Dengan menggunakan tahapan- tahapan dalam proses public relations yang bersifat siklis, penelitian ini berusaha menganalisis secara lebih mendalam program CSR Pertamina Sehati

Melalui „Pemberdayaan Sumber Daya Manusia di Wilayah Blok Cepu melalui penerapan Program Pembangunan Berkarakter‟ diharapkan masyarakat sekitar di Wilayah Blok Cepu