• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI KARAKTER SISWA MENGENAI PERISTIWA SEKITAR PROKLAMASI : Penelitian Tindakan Kelas di SDN 4 Cibodas Lembang Kelas V Semester 2 Tahun Ajaran 2013/2014 Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI KARAKTER SISWA MENGENAI PERISTIWA SEKITAR PROKLAMASI : Penelitian Tindakan Kelas di SDN 4 Cibodas Lembang Kelas V Semester 2 Tahun Ajaran 2013/2014 Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat."

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL ROLE PLAYING

UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI KARAKTER SISWA MENGENAI PERISTIWA SEKITAR PROKLAMASI

(Penelitian Tindakan Kelas di SDN 4 Cibodas Lembang Kelas V Semester 2 Tahun Ajaran 2013/2014 Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

Engelina Rosy Rusdiana 1003440

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

========================================================

PENERAPAN MODEL ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN

KOMPETENSI KARAKTER SISWA MENGENAI PERISTIWA SEKITAR

PROKLAMASI

Oleh

Engelina Rosy Rusdiana

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Engelina Rosy Rusdiana 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

PENERAPAN MODEL ROLE PLAYING

UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI KARAKTER SISWA

MENGENAI PERISTIWA SEKITAR PROKLAMASI

(Penelitian Tindakan Kelas di SDN 4 Cibodas Lembang Kelas V Semester 2

Tahun Ajaran 2013/2014 Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)

Oleh

Engelina Rosy Rusdiana

NIM. 1003440

DISAHKAN DAN DISETUJUI OLEH:

Pembimbing I,

Drs. Ruswandi Hermawan, M.Ed

NIP. 195910121981011002

Pembimbing II,

Ira Rengganis, S.Pd., M.Sn

NIP. 198002142008122001

Mengetahui

Ketua Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,

(4)

iv

Engelina Rosy Rosdiana, 2014

Penerapan Model Role Playing Untuk Meningkatkan Kompetensi Karakter Siswa Mengenai Peristiwa Sekitar Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR DIAGRAM ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Definisi Operasional ... 4

F. Hipotesis Tindakan ... 6

BAB II KAJIAN TEORI A. Model Role Playing ... 8

1. Definisi Model Role Playing ... 8

(5)

v

Engelina Rosy Rosdiana, 2014

Penerapan Model Role Playing Untuk Meningkatkan Kompetensi Karakter Siswa Mengenai Peristiwa Sekitar Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Kelebihan Model Role Playing ... 10

4. Langkah-langkah Role Playing ... 11

B. Pendidikan IPS di Sekolah Dasar ... 12

1. Pengertian Pendidikan IPS ... 12

2. Tujuan Pendidikan IPS ... 13

C. Kompetensi Karakter ... 15

1. Definisi Pendidikan Karakter ... 15

2. Tujuan Pendidikan Karakter ... 17

3. Prinsip Pendidikan Karakter ... 19

4. Peta Nilai Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa ... 23

D. Materi Peristiwa Sekitar Proklamasi ... 26

1. Persiapan Menuju Kemerdekaan Republik Indonesia oleh BPUPKI ... 26

2. Peristiwa-peristiwa Penting yang Terjadi di Sekitar Proklamasi ... 29

a. Peristiwa Rengasdengklok ... 29

b. Penyusunan Teks Proklamasi ... 30

c. Detik-detik Proklamasi Kemerdekaan ... 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 32

B. Model Penelitian ... 33

C. Subjek Penelitian ... 34

(6)

vi

Engelina Rosy Rosdiana, 2014

Penerapan Model Role Playing Untuk Meningkatkan Kompetensi Karakter Siswa Mengenai Peristiwa Sekitar Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Siklus I ... 35

2. Siklus II ... 37

E. Instrumen Penelitian ... 40

1. Lembar Observasi ... 40

2. Angket Skala Sikap ... 41

F. Pengolahan dan Analisis Data ... 42

1. Observasi ... 42

2. Angket Skala Sikap ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 44

1. Hasil Penelitian Siklus I ... 44

a. Perencanaan ... 44

b. Pelaksanaan ... 46

c. Observasi ... 48

d. Refleksi ... 58

2. Hasil Penelitian Silkus II ... 59

a. Perencanaan ... 59

b. Pelaksanaan ... 60

c. Observasi ... 62

d. Refleksi ... 71

B. Pembahasan ... 74

1. Karakter Disiplin ... 74

(7)

vii

Engelina Rosy Rosdiana, 2014

Penerapan Model Role Playing Untuk Meningkatkan Kompetensi Karakter Siswa Mengenai Peristiwa Sekitar Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan ... 77 B. Rekomendasi ... 77 DAFTAR PUSTAKA ... 78 LAMPIRAN

(8)

Engelina Rosy Rosdiana, 2014

Penerapan Model Role Playing Untuk Meningkatkan Kompetensi Karakter Siswa Mengenai Peristiwa Sekitar Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN MODEL ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI KARAKTER SISWA MENGENAI PERISTIWA SEKITAR

PROKLAMASI

ABSTRAK

Penelitian tindakan kelas ini dilatarbelakangi oleh pentingnya kompetensi karakter. Kompetensi karakter dapat dibangun melalui proses interaksi siswa. Untuk itu diperlukan cara untuk meningkatkan dan mengembangkan kompetensi karakter. Salah satu alternatif pengembangan kompetensi karakter yaitu melalui pembelajaran IPS dengan penerapan model role playing. Melalui pembelajaran IPS dengan penerapan model role playing diharapkan dapat menciptakan interaksi yang baik sehingga kompetensi karakter menjadi meningkat. Berdasarkan hal tersebut akan dibandingkan peningkatan kompetensi karakter siswa SD setelah penerapan model role playing antara siklus I dengan siklus II. Selain itu rumusan masalah yang diajukan pada penelitian ini yaitu mengetahui penerapan model role playing dalam pembelajaran IPS untuk meningkatkan kompetensi karakter siswa SD dan peningkatan kompetensi karakter siswa setelah penerapan model role playing. Hipotesis tindakan yang digunakan yaitu “Penerapan model role playing pada pembelajaran IPS mengenai Peristiwa Sekitar Proklamasi dapat meningkatkan kompetensi karakter siswa di kelas V SDN 4 Cibodas Kecamatan Lembang”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas dengan model penelitian Kemmis & Taggart . Penelitian tindakan kelas dilakukan pada kelas V. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa, 1. Penerapan model role playing dapat dijadikan alternatif dalam pembelajaran IPS untuk meningkatkan kompetensi karakter melalui materi peristiwa sekitar proklamasi pada kelas V di SDN 4 Cibodas, 2. Ada rata-rata peningkatan 12% kompetensi karakter siswa setelah penerapan model role playing mengenai peristiwa sekitar proklamasi pada kelas V mata pelajaran IPS di SDN 4 Cibodas Lembang serta berdasarkan pengolahan angket skala siikap diperoleh data bahwa sikap siswa terhadap pembelajaran IPS dengan penerapan model role playing pada umumnya positif.

(9)

Engelina Rosy Rosdiana, 2014

Penerapan Model Role Playing Untuk Meningkatkan Kompetensi Karakter Siswa Mengenai Peristiwa Sekitar Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ROLE PLAYING MODEL TREATMENT TO INCREASE STUDENTS’ CHARACTER COMPETENCE RELATED TO PROCLAMATION EVENTS

ABSTRACT

Classroom action research was motivated by the importance of character competence. Cha a te o pete e a e uilt th ough stude ts’ i te a tio p o ess. He e, it as needed the method to increase and develop the character competence. An alternative

character competence development was through IPS learning with the application of a role

playing model. This method was expected to create good interaction while learning process

then character competence could be increased. Based on the explanation, this research will o pa e the i easi g of Ele e ta Stude ts’ ha a te o pete e et ee le I a d II after the role playing model treatment. The research aims to know role playing application in IPS lea i g to i ease Ele e ta stude ts’ ha a te o pete e a d the increasing of stude ts’ ha a te o pete e afte ole pla i g odel t eat e t. A tio h pothesis that used as Role pla i g odel t eat e t i IPS lea i g elated to p o la atio e e ts ould i ease stude ts’ ha a te o pete e at th

grade of SDN Ci odas, Le a g . This research was using classroom action by using Kemmis & Taggart model. Based on the study and result can be concluded that role playing model treatment can be an alternative in IPS learning to increase character competence through proclamation events as the learning o te t. The a e age of stude ts’ ha a te o pete e i easi g afte the ole pla i g odel t eat e t as %. The ased o uestio e esult sho ed that stude ts’ affe ti e through IPS learning by using role playing model treatment was positive overall.

(10)

1

Engelina Rosy Rosdiana, 2014

Penerapan Model Role Playing Untuk Meningkatkan Kompetensi Karakter Siswa Mengenai Peristiwa Sekitar Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Permendiknas RI Nomor 22 tahun 2006 (Sholeh, 2012) menegaskan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial di persekolahan ada yang berarti nama pelajaran yang berdiri sendiri, ada yang berarti gabungan (integrated) dari sejumlah mata pelajaran atau disiplin ilmu, dan ada yang berarti program pengajaran (Sapriya, 2009: 20).

Tujuan pembelajaran IPS (Trianto, 2010: 176) adalah mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat.

Menurut Susilana dan Riyana (2008) pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan berbagai sumber untuk belajar. Pembelajaran dapat melibatkan dua pihak yaitu siswa sebagai pembelajar dan guru sebagai fasilitator. Yang terpenting dalam kegiatan pembelajaran adalah terjadinya proses belajar (learning process).

Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 menyatakan pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran merupakan proses yang mendasar dalam aktivitas pendidikan di sekolah. Sekolah harus mampu menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan mengaktifkan siswa. Proses pembelajaran seperti ini juga harus diciptakan pada semua mata pelajaran sekolah termasuk mata pelajaran IPS.

(11)

2

Engelina Rosy Rosdiana, 2014

Penerapan Model Role Playing Untuk Meningkatkan Kompetensi Karakter Siswa Mengenai Peristiwa Sekitar Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sekolah dasar lebih memperhatikan perkembangan aspek kognitif dibandingkan perkembangan aspek afektif dan aspek psikomotorik. Pada umumnya guru di sekolah dasar hanya mengajar tanpa mendidik. Seperti kita ketahui bahwa perlu adanya keseimbangan antara aspek kognitif, afektif dan psikomotorik dalam membentuk karakter siswa ke arah yang positif.

Berdasarkan hasil observasi pada saat pembelajaran IPS di kelas V SDN 4 Cibodas Kecamatan Lembang peneliti menemukan satu permasalahan yang sangat penting yaitu rendahnya penghayatan terhadap tokoh-tokoh pahlawan nasional. Terbukti pada saat diperlihatkan foto-foto beberapa tokoh pahlawan nasional hampir seluruh siswa tidak mengetahui nama-nama para tokoh pahlawan nasional tersebut, jika namanya saja siswa tidak mengetahui bagaimana bisa siswa memiliki penghayatan terhadap tokoh-tokoh pahlawan nasional. Selain itu peneliti menemukan pada saat pelaksanaan upacara bendera hampir seluruh siswa belum mampu menyanyikan lagu nasional sesuai dengan nada yang tepat. Dari hasil observasi tersebut peneliti mengambil kesimpulan pentingnya kompetensi karakter untuk siswa kelas V SDN 4 Cibodas Lembang khususnya karakter semangat kebangsaan dan disiplin. Rendahnya karakter semangat kebangsaan dapat tersebut dapat disebabkan oleh penerapan model pembelajaran konvensional, sedangkan rendahnya kedisiplinan siswa dapat disebabkan oleh kurang berfungsinya peran guru sebagai model pertama pelaksanaan pendidikan karakter. Penerapan model pembelajaran yang sesuai selain diharapkan mampu membuat pembelajaran berjalan dengan baik sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai, karena dengan penerapan model pembelajaran guru dapat membantu siswa untuk mendapatkan atau memperoleh informasi, ide, keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan diri sendiri.

Penerapan model pembelajaran dapat disesuaikan dengan materi dan karakteristik siswa. Terdapat banyak model yang dapat dipilih oleh guru. Model pembelajaran cooperative learning dapat dijadikan salah satu alternative tindakan untuk diterapkan pada pembelajaran IPS.

(12)

3

Engelina Rosy Rosdiana, 2014

Penerapan Model Role Playing Untuk Meningkatkan Kompetensi Karakter Siswa Mengenai Peristiwa Sekitar Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK) pada mata pelajaran IPS di kelas V SDN 4 Cibodas Kecamatan Lembang.Model role playing (Syah, 1995: 193) adalah upaya pemecahan masalah khususnya yang bertalian dengan kehidupan sosial melalui peragaan tindakan. Hasil penelitian dan percobaan yang dilakukan oleh para ahli menunjukkan bahwa bermain peran merupakan salah satu model yang dapat digunakan secara efektif dalam pembelajaran (Mulyasa, 2012: 179). Keunggulan model role playing ini yaitu: (1) dapat mengembangkan potensi kemampuan berbicara dengan memerankan tokoh sesuai dengan karakter yang telah disesuaikan, (2) bermain peran menggunakan sejumlah pengetahuan dan pengalaman, (3) permainan merupakan pengalaman yang menyenangkan bagi anak. Model role playing dipilih atas dasar kesesuaian dengan materi pembelajaran yang akan diberikan yaitu peristiwa sejarah.

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut maka penulis mengambil

judul “Penerapan Model Role Playing untuk Meningkatkan Kompetensi

Karakter Siswa Mengenai Peristiwa Sekitar Proklamasi(Penelitian Tindakan Kelas di SDN 4 Cibodas Lembang Kelas V Semester 2 Tahun Ajaran 2013/2014 Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, masalah yang akan dicoba dipecahkan dalam PTK ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah penerapan model role playing untuk meningkatkan kompetensi karakter mengenai peristiwa sekitar proklamasi pada kelas V mata pelajaran IPS di SDN 4 Cibodas Lembang?

2. Bagaimanakah peningkatan kompetensi karakter siswa setelah penerapan model role playing mengenai peristiwa sekitar proklamasi pada kelas V mata pelajaran IPS di SDN 4 Cibodas Lembang?

C. Tujuan Penelitian

(13)

4

Engelina Rosy Rosdiana, 2014

Penerapan Model Role Playing Untuk Meningkatkan Kompetensi Karakter Siswa Mengenai Peristiwa Sekitar Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kompetensi karakter siswa mengenai peristiwa persiapan proklamasipada kelas V SDN 4 Cibodas Lembang. Dari tujuan umum di atas bisa di temukan tujuan khusus sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan penerapan model role playing untuk meningkatkan kompetensi karakter mengenai peristiwa sekitar proklamasi pada kelas V mata pelajaran IPS di SDN 4 Cibodas Lembang.

2. Untuk mendeskripsikan peningkatan kompetensi karakter setelah penerapan model role playing mengenai peristiwa sekitar proklamasi pada kelas V mata

pelajaran IPS di SDN 4 Cibodas Lembang.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya: 1. Bagi siswa

Dapat memberi manfaat dalam rangka meningkatkan kompetensi karakter siswa mengenai peristiwa sekitar proklamasi melalui penerapan model role playing. Selain itu penerapan model role playing diharapkan dapat

memberikan pengalaman belajar yang menarik dan menyenangkan bagi siswa.

2. Bagi guru

Dapat membantu guru untuk memperbaiki proses pembelajaran melalui suatu kajian yang mendalam terhadap apa yang terjadi dikelasnya dan sebagai bahan referensi guru untuk memilih model pembelajaran yang dapat diterapkan untuk pembelajaran IPS.

3. Bagi sekolah

Meningkatkan kualitas pendidikan di SDN 4 Cibodas khususnya pada mata pelajaran IPS materi Peristiwa Sekitar Proklamasi pada kelas V.

E. Definisi Operasional 1. Model Role Playing

(14)

5

Engelina Rosy Rosdiana, 2014

Penerapan Model Role Playing Untuk Meningkatkan Kompetensi Karakter Siswa Mengenai Peristiwa Sekitar Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tokoh yang terdapat dalam naskah peristiwa sekitar proklamasi. Permainan ini dilakukan secara berkelompok. Pada penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan langkah-langkahpenerapan model role playing dalam pembelajaran menurut Departemen Pendidikan Nasional yaitu:

1) Guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan. 2) Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario dalam waktu

beberapa hari sebelum Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).

3) Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya sesuai dengan jumlah tokoh yang akan diperankan.

4) Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai. 5) Memanggil siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario

yang sudah dipersiapkan.

6) Masing-masing siswa berada di kelompoknya sambil mengamati skenario yang sedang diperagakan.

7) Setelah selesai ditampilkan, masing-masing siswa diberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk membahas penampilan masing-masing kelompok.

8) Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya. 9) Guru memberikan kesimpulan secara umum.

10) Evaluasi. 11) Penutup.

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini yaitulembar aktifitas guru dan lembar tes evaluasi, sebagai bahan refleksi pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model role playing. Selain sebagai bahan refleksi instrumen ini juga digunakanuntuk mengetahui respon siswa sebagai bahan pertimbangan untuk siklus selanjutnya.

2. Kompetensi Karakter

(15)

6

Engelina Rosy Rosdiana, 2014

Penerapan Model Role Playing Untuk Meningkatkan Kompetensi Karakter Siswa Mengenai Peristiwa Sekitar Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pendidikan karakter merupakan usaha guru untuk membentuk karakter siswa ke arah yang lebih baik. Karakter yang akan diteliti pada penelitian tindakan kelas ini adalah karakter disiplin dan karakter semangat semangat kebangsaan. Instrumen yang digunakan untuk mengukur karakter siswa adalah lembar observasi aktivitas siswa yang berisi pernyataan yang memuat aspek-aspek dari karakter yang akan diteliti dan angket skala sikap yang diberikan kepada seluruh siswa pada akhir pembelajaran di siklus II.

F. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah disusunlah hipotesis

tindakan yaitu: “Penerapan model role playing pada pembelajaran IPS mengenai

(16)

31

Engelina Rosy Rosdiana, 2014

Penerapan Model Role Playing Untuk Meningkatkan Kompetensi Karakter Siswa Mengenai Peristiwa Sekitar Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian yang akan dilaksanakan ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian tindakan (action research) yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas (Ekawarna, 2009: 4).

Beberapa ahli mengemukakan pendapat mengenai pengertian PTK, antara lain:

1. Menurut Kemmis (1983 dalam Ekawarna: 2009: 5) Penelitian Tindakan Kelas adalah sebuah bentuk inquiri reflektif yang dilakukan secara kemitraan mengenai situasi sosial tertentu (termasuk pendidikan).

2. Rapoport, (1970 dalam Hopkins, 1993 dalam Wiriaatmadja, 2007: 11-12) mengartikan PTK untuk membantu seseorang dalam mengatasi secara praktis persoalan yang dihadapi dalam situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan ilmu sosial dengan kerjasama dalam kerangka etika yang disepakati bersama.

3. Ebbutt (1985 dalam Hopkins, 1993 dalam Wiriaatmadja, 2007: 12) mengemukakan penelitian tindakan adalah kajian sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktek pendidikan oleh sekelompok guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran, berdasarkan refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.

4. Menurut Elliott (1991 dalam Wiriaatmadja, 2007: 12) penelitian tindakan adalah kajian dari sebuah situasi sosial dengan kemungkinan tindakan untuk memperbaiki kualitas situasi sosial tersebut.

(17)

32

Engelina Rosy Rosdiana, 2014

Penerapan Model Role Playing Untuk Meningkatkan Kompetensi Karakter Siswa Mengenai Peristiwa Sekitar Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

diperlukan perencanaan yang matang sebelum memulai PTK serta pemahaman tentang PTK itu sendiri.

B. Model Penelitian

Model penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah model penelitian Kemmis & Taggart. Rancangan model Kemmis & Taggart merupakan pengembangan dari konsep dasar yang diperkenalkan Kurt Lewin. Pada model Kemmis & Taggart komponen acting dan observing dijadikan satu kesatuan karena keduanya merupakan tindakan yang tidak terpisahkan, terjadi pada waktu yang sama. Digambarkan dalam sebuah diagram, model ini tampak sebagai berikut:

Gambar 3.1

Rancangan Penelitian Tindakan Model Kemmis & Taggart (Sumber: Sukayati, 2008)

(18)

33

Engelina Rosy Rosdiana, 2014

Penerapan Model Role Playing Untuk Meningkatkan Kompetensi Karakter Siswa Mengenai Peristiwa Sekitar Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1. Perencanaan

Pada tahap ini guru merencanakan dan menyusun persiapan untuk melaksanakan pembelajran IPS dan membuat instrumen untuk memperoleh data yang diperlukan.

2. Pelaksanaan

Pada tahap ini guru melaksanakan pembelajaran IPS tentang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia sesuai dengan persiapan yang telah dibuat. 3. Observasi

Pada tahap ini peneliti dibantu observer (guru kelas dan teman sejawat) mengamati aktivitas peneliti dan aktivitas siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran IPS menggunakan model role playing selama proses pembelajaran berlangsung.

4. Refleksi

Pada tahap refleksi, peneliti menentukan keberhasilan dan kekurangan aktivitas belajar siswa dengan penerapan model role playing yang akan dijadikan dasar pelaksanaan siklus selanjutnya.

C. Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas V SDN 4 Cibodas tahun ajaran 2013-2014 yang berjumlah 32 orang, terdiri dari 14 laki-laki dan 18 perempuan. Alasan peneliti memilih SDN 4 Cibodas karena peneliti sedang melaksanakan program latihan profesi (PLP). Pada pelaksanaan PLP tersebut peneliti menemukan beberapa permasalahan ketika pembelajaran IPS berlangsung. Hal tersebut yang mendorong peneliti merasa perlu menemukan pemecahan dari masalah-masalah tersebut. Alasan lainnya adalah untuk memudahkan peneliti dalam mengurus perizinan penelitian di sekolah tersebut.

D. Prosedur Penelitian

(19)

34

Engelina Rosy Rosdiana, 2014

Penerapan Model Role Playing Untuk Meningkatkan Kompetensi Karakter Siswa Mengenai Peristiwa Sekitar Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan pengamatan. Berikut penjelasan setiap siklus yang akan dilewati.

1. Siklus I a. Perencanaan

Sebelum penelitian tindakan kelas dilaksanakan, peneliti terlebih dahulu menyusun perencanaan sebagai berikut.

1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

2) Membuat skenario pembelajaran yang sesuai dengan model pembelajaran yang akan diterapkan.

3) Membuat naskah yang sesuai dengan materi pembelajaran.

4) Membuat media pembelajaran yang dapat digunakan untuk menunjang pembelajaran.

5) Menyusun instrumen penelitian yang sesuai dengan model dan kegiatan pembelajaran.

6) Menyiapkan lembar tes evaluasi yang akan digunakan pada pelaksanaan siklus.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi dari perencanaan yang telah dibuat. Pelaksanaan penelitian dibagi menjadi 3 kegiatan yaitu sebagai berikut.

1) Pendahuluan

a) Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam (nilai yang ditanamkan: santun).

b) Guru menyiapkan siswa secara psikis dan fisik dengan mengatur tempat duduk siswa, memeriksa kebersihan kelas dan kelengkapan belajar serta memastikan siswa siap untuk belajar (nilai yang ditanamkan: bersih, peduli, tanggung jawab).

c) Guru dan siswa membaca doa dipimpin oleh Ketua Murid (nilai yang ditanamkan adalah taqwa).

(20)

35

Engelina Rosy Rosdiana, 2014

Penerapan Model Role Playing Untuk Meningkatkan Kompetensi Karakter Siswa Mengenai Peristiwa Sekitar Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Motivasi:

e) Guru memberikan motivasi kepada siswa dan guru mengajak siswa untuk membuat kontrak belajar bersama-sama (nilai yang ditanamkan: disiplin). f) Guru melakukan ice breaking untuk mencairkan suasana.

g) Guru menggali pengetahuan siswa mengenai hal-hal yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari.

2) Kegiatan inti

a) Guru membagikan naskah peristiwa sekitar proklamasi.

b) Guru memberi waktu kepada siswa mempelajari naskah yang telah dibagikan.

Elaborasi:

c) Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok besar.

d) Guru meminta siswa untuk duduk sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan.

e) Guru memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai. f) Siswa diberi kesempatan untuk membagi peran dan berlatih dalam

kelompoknya.

g) Guru menginstruksikan satu orang perwakilan dari setiap kelompok maju ke depan kelas untuk hompimpa menentukan urutan kelompok pertama, kedua dan ketiga maju untuk role playing.

h) Setelah semua kelompok maju ke depan kelas, guru membimbing siswa berdiskusi mengenai usaha apa saja yang dilakukan dalam rangka mempersiapkan kemerdekaan, tokoh yang berjasa dan berperan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, dan cara menghargai jasa para pahlawan dalam mempersiapkan kemerdekaan.

Konfirmasi:

i) Guru meluruskan kesalahan pemahaman dan memberikan penguatan. j) Memberikan lembar tes evaluasi.

k) Guru memberikan kesimpulan dari kegiatan role playing yang telah dilaksanakan.

(21)

36

Engelina Rosy Rosdiana, 2014

Penerapan Model Role Playing Untuk Meningkatkan Kompetensi Karakter Siswa Mengenai Peristiwa Sekitar Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a) Guru memberikan pujian kepada siswa yang aktif dan berkelakuan baik. b) Mengkondisikan kelas kembali.

c) Menginformasikan materi pada pertemuan selanjutnya.

d) Guru dan siswa berdoa bersama dipimpin oleh Ketua Murid (nilai yang ditanamkan adalah taqwa).

e) Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam. (nilai yang ditanamkan: santun).

f) Siswa keluar kelas dengan tertib pada waktunya. (nilai yang ditanamkan: tertib dan disiplin).

c. Pengamatan

Pengamatan dilakukan ketika kegiatan pembelajaran berlangsung, hal-hal yang diamati adalah.

1) Aktivitas siswa dalam kegiatan role playing. 2) Aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran.

3) Mengevaluasi pemahaman siswa melalui lembar tes evaluasi. d. Refleksi

Pada tahap refleksi, peneliti dibantu observer melakukan analisis semua data yang diperoleh dari pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model role playing dalam pembelajaran IPS pada materi peristiwa sekitar proklamasi yang

berupa tes hasil evaluasi dan hasil obeservasi aktivitas guru dan hasil observasi aktivitas siswa sehingga peneliti dapat menentukan perbaikan untuk menyusun tindakan selanjutnya yang akan dilaksanakan pada siklus berikutnya sampai tujuan tercapai. Siklus akan berhenti apabila karakter yang akan ditingkatkan telah tercapai.

Penelitian ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan proses pembelajaran sesungguhnya. Dalam penelitian ini peneliti sebagai guru yang melaksanakan pengajaran dengan menerapkan model role playing.

2. Siklus II a. Perencanaan

(22)

37

Engelina Rosy Rosdiana, 2014

Penerapan Model Role Playing Untuk Meningkatkan Kompetensi Karakter Siswa Mengenai Peristiwa Sekitar Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).

2) Membuat skenario pembelajaran yang sesuai dengan model pembelajaran yang akan diterapkan.

3) Membuat naskah yang dibagi menajadi beberapa babak sebagai perbaikan dari hasil refleksi Siklus I.

4) Membuat media pembelajaran yang dapat digunakan untuk menunjang pembelajaran.

5) Menyusun instrumen penelitian yang sesuai dengan model dan kegiatan pembelajaran.

6) Menyiapkan lembar tes evaluasi yang akan digunakan pada pelaksanaan siklus.

b. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi dari perencanaan yang telah dibuat. Pelaksanaan penelitian dibagi menjadi 3 kegiatan yaitu sebagai berikut.

1) Pendahuluan

a) Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam (nilai yang ditanamkan: santun).

b) Guru menyiapkan siswa secara psikis dan fisik dengan mengatur tempat duduk siswa, memeriksa kebersihan kelas dan kelengkapan belajar serta memastikan siswa siap untuk belajar (nilai yang ditanamkan: bersih, peduli, tanggung jawab).

c) Guru dan siswa membaca doa dipimpin oleh Ketua Murid (nilai yang ditanamkan adalah taqwa).

d) Guru memeriksa kehadiran siswa. (nilai yang ditanamkan adalah disiplin).

Motivasi:

e) Guru memberikan motivasi kepada siswa dan guru mengajak siswa untuk membuat kontrak belajar bersama-sama (nilai yang ditanamkan: disiplin). f) Guru melakukan ice breaking untuk mencairkan suasana.

(23)

38

Engelina Rosy Rosdiana, 2014

Penerapan Model Role Playing Untuk Meningkatkan Kompetensi Karakter Siswa Mengenai Peristiwa Sekitar Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2) Kegiatan inti

a) Guru membagikan naskah peristiwa sekitar proklamasi.

b) Guru memberi waktu kepada siswa mempelajari naskah yang telah dibagikan.

Elaborasi:

c) Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok besar.

d) Guru meminta siswa untuk duduk sesuai dengan kelompok yang telah ditentukan.

e) Guru memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai. f) Siswa diberi kesempatan untuk membagi peran dan berlatih dalam

kelompoknya.

g) Guru menginstruksikan satu orang perwakilan dari setiap kelompok maju ke depan kelas untuk hompimpa menentukan urutan kelompok pertama, kedua dan ketiga maju untuk role playing.

h) Setelah semua kelompok maju ke depan kelas, guru membimbing siswa berdiskusi mengenai usaha apa saja yang dilakukan dalam rangka mempersiapkan kemerdekaan, tokoh yang berjasa dan berperan dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, dan cara menghargai jasa para pahlawan dalam mempersiapkan kemerdekaan.

Konfirmasi:

i) Guru meluruskan kesalahan pemahaman dan memberikan penguatan. j) Memberikan lembar tes evaluasi.

k) Guru memberikan kesimpulan dari kegiatan role playing yang telah dilaksanakan.

3) Penutup

a) Guru memberikan pujian kepada siswa yang aktif dan berkelakuan baik. b) Mengkondisikan kelas kembali.

c) Menginformasikan materi pada pertemuan selanjutnya.

(24)

39

Engelina Rosy Rosdiana, 2014

Penerapan Model Role Playing Untuk Meningkatkan Kompetensi Karakter Siswa Mengenai Peristiwa Sekitar Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e) Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam. (nilai yang ditanamkan: santun).

f) Siswa keluar kelas dengan tertib pada waktunya. (nilai yang ditanamkan: tertib dan disiplin).

c. Pengamatan

Pengamatan dilakukan ketika kegiatan pembelajaran berlangsung, hal-hal yang diamati adalah.

1) Aktivitas siswa dalam kegiatan role playing. 2) Aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran.

3) Mengevaluasi pemahaman siswa melalui lembar tes evaluasi. d. Refleksi

Pada tahap refleksi, peneliti dibantu observer melakukan analisis semua data yang diperoleh dari pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model role playing dalam pembelajaran IPS pada materi peristiwa sekitar proklamasi yang

berupa tes hasil evaluasi, hasil obeservasi aktivitas guru dan hasil observasi aktivitas siswa sehingga peneliti mengetahui kekurangan dan kelebihan pada siklus II.

Penelitian ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan proses pembelajaran sesungguhnya. Dalam penelitian ini peneliti sebagai guru yang melaksanakan pengajaran dengan menerapkan model role playing.

Pada tahap refleksi, peneliti dibantu observer mendiskusikan kelemahan dan kelebihan yang terjadi pada saat penerapan model role playing dalam pembelajaran IPS pada siklus II.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah lembar observasi dan angket skala sikap.

1. Lembar observasi

(25)

40

Engelina Rosy Rosdiana, 2014

Penerapan Model Role Playing Untuk Meningkatkan Kompetensi Karakter Siswa Mengenai Peristiwa Sekitar Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar (dalam Sugiyono, 2011: 145). Observasi yang digunakan pada penelitian tindakan kelas ini adalah observasi terstruktur, yaitu observasi yaitu yang telah dirancang secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, serta kapan dan di mana tempatnya. Observasi dilaksanakan pada setiap siklus dan dilaksanakan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Lembar observasi yang telah dirancang berupa lembar aktivitas guru dan aktivitas siswa.

2. Angket skala sikap

Angket adalah daftar pernyataan yang harus diisi oleh responden (Suherman, 2003: 56), bertujuan untuk mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran IPS dengan penerapan model role playing. Angket diberikan pada kegiatan penutup di siklus II kepada seluruh siswa.

Skala yang digunakan untuk angket pada penelitian ini adalah skala Likert. Ada dua jenis pernyataan dalam skala Likert yaitu pernyataan positif (favorable) dan pernyataan negatif (unfavorable). Jawaban pernyataan positif dan negatif dalam skala Likert dikategorikan dalam skala Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS), Setuju (S), dan Sangat Setuju (SS). Pernyataan netral tidak diikutsertakan hal ini dimaksudkan agar siswa menjawab angket secara konsekwen. Pembobotan yang paling sering dipakai dalam mentransfer skala kualitatif ke dalam skala kuantitaif disajikan pada Tabel 3.1 (Suherman, 2003: 190).

Tabel 3.1

Bobot Pernyataan Positif dan Negatif Skala Likert Pernyataan Derajat Penilaian

STS TS S SS

Positif 1 2 4 5

(26)

41

Engelina Rosy Rosdiana, 2014

Penerapan Model Role Playing Untuk Meningkatkan Kompetensi Karakter Siswa Mengenai Peristiwa Sekitar Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu F. Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini menggunakan analisis kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif adalah skor yang diperoleh dari hasil tes evaluasi. Data kualitatif diperoleh dari hasil aktivitas guru dan aktivitas siswa serta angket skala sikap. Data-data yang dikumpulkan kemudian dianalisis untuk membandingkan antara hasil siklus I dan siklus II. Analisis dilakukan terhadap hasil observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa, hasil tes evaluasi, serta angket skala sikap.

1. Observasi

Untuk data mengenai hasil observasi kegiatan guru dan kegiatan siswa dianalisis dengan menggunakan deskriptif kualitatif dengan cara digambarkan menggunakan kata-kata berdasarkan hasil siklus I sampai dengan siklus II. Gambaran yang disajikan kemudian dibandingkan sehingga terlihat perbandingan antara siklus I dengan siklus II.

2. Angket skala sikap

Angket yang digunakan pada penelitian ini menggunakan skala likert yang terdiri dari dua jenis pernyataan yaitu pernyataan positif (favorable) dan pernyataan negatif (unfavorable). Setiap pernyataan pada angket ini memiliki empat alternatif jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Angket jenis ini adalah angket yang digunakan untuk mengetahui karakter siswa setelah pembelajaran IPS dengan penerapan model role playing. Angket skala sikap siswa ini diberikan kepada semua siswa. Pembobotan setiap alternatif jawaban angket dengan menggunakan skala Likert disajikan dalam Tabel 3.11. Interpretasi sikap siswa terhadap hasil angket skala sikap menggunakan persentase. Persentase sikap siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan menggunakan rumus sebagai berikut.

Keterangan.

(27)

42

Engelina Rosy Rosdiana, 2014

Penerapan Model Role Playing Untuk Meningkatkan Kompetensi Karakter Siswa Mengenai Peristiwa Sekitar Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu n : banyak responden

Klasifikasi interpretasi perhitungan persentase tiap kategori ditafsirkan dengan menggunakan persentase berdasarkan pendapat Kuntjaraningrat (Heriyanto, 2008: 47 dalam Rusmini, 2010: 55) dan disajikan pada Tabel 3.2 berikut ini.

Tabel 3.2

Klasifikasi Interpretasi Perhitungan Persentase Besar Persentase (P) Interpretasi

Tidak ada

Sebagian kecil

Hampir setengahnya

Setengahnya

Sebagian besar

Pada umumnya

Seluruhnya

(28)

77

Engelina Rosy Rosdiana, 2014

Penerapan Model Role Playing Untuk Meningkatkan Kompetensi Karakter Siswa Mengenai Peristiwa Sekitar Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada pembelajaran IPS dengan penerapan model role playing dapat ditarik simpulan.

1. Penerapan model role playing pada pembelajaran siklus I dan II telah berjalan sesuai dengan langkah-langkah menurut Departemen Pendidikan Nasional. Penerapan model role playing pada pembelajaran IPS dapat meningkatkan aktifitas siswa. Dengan bermain role playing siswa memiliki pengalaman belajar yang berbeda, siswa menjadi lebih antusias dan tertarik untuk belajar.

2. Penerapan model role playing dapat meningkatkan kompetensi karakter siswa. Hal ini dapat dibuktikan dari perbandingan hasil observasi aktivitas siswa antara siklus I dan siklus II. Selain dari hasil observasi aktivitas siswa peningkatan kompetensi karakter siswa terlihat dari dokumentasi yang diambil pada saat penelitian berlangsung yang menggambarkan semangat kebangsaan dan kedisiplinan.

B. Rekomendasi

Terdapat beberapa saran yang perlu diperhatikan terkait pembelajaran IPS dengan penerapan model role playing.

1. Bagi Guru

Kepada guru hendaknya dapat mencoba menerapkan model role playing pada pembelajaran IPS sebagai alternatif model pembelajaran yang dapat diterapkan di kelas sehingga dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam pembelajaran IPS terkait dengan perkembangan karakter siswa.

2. Kepada Pihak Sekolah/Lembaga terkait

(29)

78

Engelina Rosy Rosdiana, 2014

Penerapan Model Role Playing Untuk Meningkatkan Kompetensi Karakter Siswa Mengenai Peristiwa Sekitar Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menunjang untuk guru melaksanakan pembelajaran dengan model pembelajaran, sehingga guru dapat melaksanakan pembelajaran dengan penuh inovatif agar menghasilkan karakter siswa yang baik dan hasil belajar yang maksimal.

3. Bagi Peneliti lebih lanjut

Pembelajaran IPS dengan penerapan model role playing merupakan salah satu inovasi dalam pembelajaran IPS. Bagi peneliti lebih lanjut yang ingin melakukan penelitian serupa agar menggunakan naskah drama serta persiapan yang lebih baik sehingga pada pelaksanaan pembelajaran IPS mengunakan model role playing menjadi lebih maksimal. Selanjutnya peneliti harus lebih kreatif dalam pemilihan media pembelajaran untuk menunjang kegiatan role playing. Penggunaan properti yang dipersiapkan dengan baik akan

(30)

78

Engelina Rosy Rosdiana, 2014

Penerapan Model Role Playing Untuk Meningkatkan Kompetensi Karakter Siswa Mengenai Peristiwa Sekitar Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Asy’ari dan Mintarti, S. (2012). Next Step IPS Aktif 5. Jakarta: Esis.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum. (2010). Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional.

Ekawarna. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Gaung Persada.

Kesuma, D. (2011). Indikator Capaian Kompetensi Pedoman dan Teori RPP. Bandung: Program Studi PGSD.

Kesuma, D., Triatna, C. (2011). Pendidikan Karakter. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mulyasa. (2012). Manajemen Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi Aksara

Rahayu, A. (2012). Penerapan Metode Role Playing untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dalam Materi Peristiwa Sekitar Proklamasi pada Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar (Penelitian Tindakan Kelas di kelas V SD Negeri 2 Suntenjaya Kecamatan Lembang) . Skripsi UPI Tidak Diterbitkan.

Rahmat, dkk. (2009). Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung. Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan Universitas Pendidikan Indonesia.

Rusmini. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Komputer untuk Meningkatkan Kemampuan Penalaran Matematis Siswa SMA. Skripsi Jurusan Pendidikan Matematika FPMIPA UPI. Bandung: Tidak diterbitkan. Samani, M., Hariyanto. (2011). Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya.

(31)

79

Engelina Rosy Rosdiana, 2014

Penerapan Model Role Playing Untuk Meningkatkan Kompetensi Karakter Siswa Mengenai Peristiwa Sekitar Proklamasi

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sholeh, M. (2012). Tujuan Pembelajaran IPS SD/MI dan SMP/MTs. Tersedia [Online] http://muhsholeh.blogspot.com/2012/03/tujuan-pembelajaran-ips-sdmi-dan-smpmts.html [13 November 2013].

Sholihin, U.I. (2013). Hakikat Metode Pembelajaran Role Playing [Online]. http://rujukanskripsi.blogspot.com/2013/06/kajian-teori-hakikat-metode.html [12 Maret 2014].

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Suherman, Erman, dkk. (2003). Individual Text Book: Evaluasi Pembelajaran Matematika. Bandung: JICA FPMIPA UPI.

Sukayati. (2008). Penelitian Tindakan Kelas di SD. Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika.

Supriatna, N. (2014). Bahan Belajar Mandiri Pendidikan IPS di SD [Online].

http://file.upi.edu/Direktori/DUAL-MODES/PENDIDIKAN_IPS_DI_SD/BBM_1.pdf [11 Maret 2014].

Susilana, R dan Riyana, C. (2008). Media Pembelajaran: Hakikat, Pengembangan, Pemanfaatan dan Penilaian. Bandung. Jurusan Kurtekpend FIP UPI.

Syah, M. (2000). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Wiriatmadja, R. (2007). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.

Gambar

Gambar 3.1  Rancangan Penelitian Tindakan Model Kemmis & Taggart
Tabel 3.1 Bobot Pernyataan Positif dan Negatif
Tabel 3.2 Klasifikasi Interpretasi Perhitungan Persentase

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Disini penulis menggunakan Microsoft FrontPage 2000 untuk membuat Website tersebut, karena Microsoft FrontPage 2000 merupakan salah satu program aplikasi yang

Ketidak bergantungan permitivitas subtansi nonpolar pada frekuensi membuat bahan ini lebih banyak dipakai dibandingkan dengan bahan yang bersifat polar. Misalnya air

dilakukan peneliti dengan mewawancarai 10 karyawan wanita bagian pemeliharaan tanaman untuk beban kerja yang berat merasakan sakit, lelah dan pegal sebesar 70%

PERBANDINGAN LEMPARAN ATAS, LEMPARAN BAWAH, LEMPARAN SAMPING TERHADAP AKURASI DAN KECEPATAN DALAM OLAHRAGA SOFTBALL.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh mahasiswa di Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan yang mengontrak mata kuliah Rencana Anggaran Biaya (RAB) pada tahun

Borland delphi 5.0 sebagai bahasa visual yang mempunyai kemampuan yang lebih dibandingkan dengan bahasa visual yang lain, dapat memberikan bahkan memudahkan kita dalam membuat

[r]