• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Komodifikasi Tubuh Perempuan dalam Iklan Komersial: Studi Kasus Iklan Berak di Media Sosial Instagram T1 362012063 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Komodifikasi Tubuh Perempuan dalam Iklan Komersial: Studi Kasus Iklan Berak di Media Sosial Instagram T1 362012063 BAB II"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Periklanan

Periklanan, iklan atau yang dalam bahasa inggris adalah advertising

menurut Monle Lee dan Carla Johnson (2004: 3) adalah komunikasi komersil

dan nonpersonal tentang sebuah organisasi dan produk-produknya yang

ditransaksikan ke suatu khalayak target melalui media bersifat massal seperti

televisi, radio, koran (surat kabar), majalah, direct mail (pengeposan langsung), reklame luar ruangan, atau kendaraan umum. Sedangkan

periklanan menurut Philip Kotler (2008), periklanan adalah semua bentuk

terbayar dari presentasi nonpribadi dan promosi ide, barang, atau jasa oleh

sponsor tertentu. Bovee dan Arens (1986: 5) menyebutkan definisi

peeiklanan sebagai bentuk komunikasi nonpersonal yang berisi informasi

persuasif mengenai produk, jasa atau ide yang dilakukan oleh sponsor dengan

menggunakan berbagai media. Wells, Burnet dan Moriaty (1998:13)

menyebutkan definisi periklanan sebagai sebuah komunikasi nonpersonal

dari perusahaan menggunakan media massa yang bertujuan untuk

mempersiasif atau mempengaruhi audiens. Berdasarkan definisi dari para ahli

mengenai advertising atau periklanan, maka kesimpulan yang bisa diambil mengenai definisi tersebut adalah periklanan merupakan komunikasi

nonpersonal yang berisi pesan persuasif produk, jasa dan ide yang dilakukan

oleh perusahaan menggunakan media massa.

Jika ditarik sebuah benang merah antara definisi-definisi tersebut, ada

satu penekanan yaitu sama-sama menekankan adanya komunikasi persuasif

yang berujung pada perubahan sikap audiens. Dalam hal ini, audiens yang

dimaksud adalah konsumen. Tetapi Bovee dan Arens (1986: 7) juga

menyebutkan jika iklan tidak harus berupa iklan komersial yang berorientasi

keuntungan. Terkadang iklan digunakan untuk mempromosikan sesuatu yang

(2)

2.1.1. Klasifikasi Periklanan

Periklanan adalah sesuatu yang kompleks karena ada banyak

pengiklan berbeda dengan target audiens yang berbeda pula

(Wells, 1998:13) mengklasifikasikan iklan menjadi delapan tipe

yaitu iklan merk (brand advertising), iklan produk, iklan politik, iklan direktori, iklan respon langsung (direct response advertising), iklan bisnis (business advertising), iklan institusi dan iklan layanan

masyarakat.

Delapan tipe iklan menurut Wells (1998:13-14) adalah:

1. Iklan merk (brand advertising)

Fokus dari iklan tipe ini adalah untuk membangun brand

image atau citra dalam sebuah produk. Dalam bahasa lain, iklan merk atau brand advertising disebut sebagai iklan pencitraan. Maka fokus utamanya buan pada produk yang dijual, tetapi

bagaimana membangun citra produk.

2. Iklan Produk

Sesuai dengan judulnya, iklan produk berorientasi tentang

produk yang dipasarkan. Hal ini meliputi informasi seputar barang

seperti harga, kualitas, ketersediaan barang dan tempat membeli

barang tersebut. Informasi ini memudahkan pembeli untuk

mendapatkan barang yang diiklankan.

3. Iklan Politik

Iklan politik digunakan oleh para politisi untuk mempersussif

masyarakat agar memilihnya. Tetapi sering kali iklan ini justru

fokus pada citra politisi dibanding dengan isu yang mereka angkat

(3)

4. Iklan Direktori

Orang merujuk periklanan direktori untuk menemukan cara

membeli sebuah produk atau jasa. Bentuk direktori yang pernah

dikenal baik misalnya yellow pages.

5. Iklan Respon Langsung (direct response advertising)

Iklan ini sangat memungkinkan penggunaan berbagai media

untuk beriklan termasuk sambungan langsung kepada konsumen.

Misalnya penggunaan email langsung atau telepon. Tujuannya agar konsumen bisa memberikan respon langsung terhadap iklan yang

ditawarkan.

6. Iklan Bisnis (business advertising)

Sasaran iklan ini bukan kepada khalayak luas seperti iklan

produk. Tetapi lebih kepada direksi perusahaan atau mereka yang

berperan penting dalam sebuah perusahaan.

7. Iklan Institusi

Dalam bahasa lain, iklan institusi dikenal engan sebutan iklan

korporasi. Pesan utama iklan ini adalah membangun identitas

institusi di mata masyarakat.

8. Iklan Layanan Masyarakat

Iklan layanan masyarakat dirancang untuk beroperasi untuk

kepentingan masyarakat dan mempromosikan kesejahteraan

masyarakat. Iklan-iklan ini diciptakan bebas biaya oleh para

profesional periklanan, dengan ruang dan waktu iklan merupakan

hibah oleh media.

2.1.2. Fungsi Periklanan

Fungsi dasar sebuah iklan adalah untuk mengenalkan

produk dan membedakannya dengan produk lain (Bovee dan

Arens, 1986: 8). Selain itu ada beberapa fungsi umum dalam

sebuah iklan yaitu iklan sebagai marketing, komunikasi, sebagai

(4)

sangat berkaitan erat dengan efektifitas iklan. Artinya bagaimana

iklan tersebut mampu menjangkau target audiens dan pesan

tersampaikan dengan baik. Tujuannya adalah untuk menaikkan

respon pasar terhadap produk dan penjualan bisa naik. Hal ini

berbeda dengan fungsi iklan berikutnya yaitu fungsi iklan sebagai

komunikasi. Mengacu pada dasar komunikasi yaitu penyampaian

pesan dari komunikator kepada komunikan, pun dengan fungsi

iklan sebagai komunikasi yang tujuan utamanya adalah bagaimana

menyampaikan pesan kepada khalayak.

Fungsi iklan berikutnya adalah fungsi edukasi. Salah satu

media yang digunakan masyarakat untuk mendapat edukasi atau

pembelajaran adalah iklan. Oleh karena itu, iklan juga memiliki

fungsi edukatif agar bisa mengubah sikap orang dan berimbas pada

perbaikan hidup. Fungsi lain iklan adalah fungsi ekonomi yaitu

iklan yang berisi informasi persuasif bertujuan untuk

mempengaruhi sikap orang terhadap produk. Mempersuasif orang

lain untuk mencoba produk. Terakhir adalah fungsi sosial yaitu

iklan juga bisa digunakan untuk membantu masyarakat dalam

meningkatkan kesejahteraan sosial. Pengiklan bisa menyampaikan

ide-ide sosial yang bisa membantu mewujudkan perubahan yang

lebih baik dalam masyarakat.

2.2. Daya Tarik Iklan (Advertising Appeal)

Belch (2007) menyatakan bahwa advertising appeal atau daya tarik iklan diartikan sebagai sebuah pendekatan yang digunakan untuk

menarik konsumen dan/atau untuk mempengaruhi perasaan mereka

terhadap produk atau jasa. Advertising appeal dapat juga diartikan sebagai sesuatu yang dapat menggerakkan konsumen, berbicara tentang

keinginan konsumen dan memuaskan kebutuhan konsumen. Berbagai

(5)

Belch mengelompokkan appeals ke dalam dua kategori yaitu

information/rational appeals dan emotional appeals.

Information/rational appeals lebih menitikberatkan pada

consumer’s practical dan functional needs. Isi dari pesan yang enggunakan pendekatan ini lebih menekankan pada fakta, pembelajaran

dan upaya persuasif logis. Daya tarik pada iklan-iklan jenis ini umumnya

berusaha meyakinkan konsumen bahwa produk atau jasa yang mereka

tawarkan memiliki keunggulan tertentu dan bisa memuaskan kebutuhan

konsumen.

Sedangkan emotional appeal lebih berhubungan dengan sisi

psikologis. Sisi inilah yang sering dimanfaatkan oleh produsen dalam

membujuk calon konsumennya agar mau menggunakan produk/jasa

mereka. Keputusan beli seseorang terhadap produk atau jasa seringkali

dipengaruhi oleh sisi emosional. Hal ini yang menyebabkan persepsi

konsumen terhadap produk lebih penting daripada pertimbangan rasional

seperti pengetahuan terhadap produk. Menurut Belch, pengiklan percaya

bahwa emotional appeals sangat efektif dalam menjual produk yang

banyak pesaingnya. Berbeda dengan rational appeals yang lebih sulit digunakan pada produk yang memiliki banyak kesamaan dengan produk

lain di pasaran. Penggunaan emotional appeals juga terbukti sebagai pendekatan yang efektif jika iklan tersebut ingin diingat oleh konsumen.

Emotional appeal terdiri dari personal states of feelings dan social based feelings. Beberapa emotionalappeal yang sering digunakan dalam iklan menurut Schiffman Kanuk (2004) adalah: `

1. Fear

Beberapa periset menemukan hubungan negatif yang terjalin antara

intensitas fear appeals dengan kemampuannya untuk mengajak

konsumen. Ada dua istilah yang digunakan dalam fear appeals

yaitu highfearappeal dan mild fear appeal. Pembedaan keduanya dilakukan berdasarkan intensitas penngunaannya terhadap

(6)

ketidakcocokan antara pengalaman pribadi beberapa individu

dengan pesan dalam iklan.

2. Humor

Humor appeal banyak digunakan karena akan meningkatkan penerimaan pesan kepada konsumen. Tetapi efek iklan humor

berbeda-beda sesuai dengan demografi audiens, level of

involvement dan sikap audiens.

3. Abrasive Advertising

Ingatan terhadap iklan yang tidak menyenangkan atau dianggap

antagonis oleh audiens dapat hilang, tetapi tidak dengan nama

merk-nya. Kondisi ini disebut dengan sleeper effect. Iklan yang menggunakan daya tarik abrasive ini umumnya adalah iklan

produk farmasi seperti kepala yang dipukuli palu, tenggorokan

yang terbakar, dan lambung yang terikat. Meskipun demikian,

iklan-iklan ini efektif untuk target audiens yang merupakan

pengidap penyakit tertentu.

4. Sex in advertising

Produk-produk fashion dan toiletries adalah jenis produk yang

paling sering menggunakan pendekatan seksual dalam iklannya.

Studi menunjukkan bahwa sexual appeals dalam iklan berdampak

pada proses kognitif audiens dan efektifitas pesan dalam iklan

tersebut. Pengiklan memiliki banyak kesempatan untuk meraup

keuntungan dengan melakukan pendekatan seksual karena ini

merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia.

5. Audience Participation

Partisipasi oleh audiens akan memperkuat pesan yang

disampaikan. Komunikator yang berpengalaman akan memberikan

pertanyaan dan opini merepa kepada audiens sehingga terjadi

hubungan timbal balik antara keduanya. Keterlibatan audiens juga

akan memudahkan pemahaman terhadap pesan dan informasi lain

(7)

2.3. Media Sosial

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian media

adalah alat, sarana komunikasi, perantara atau penghubung. Sosial berarti

berkenaan dengan masyarakat atau suka memperhatikan kepentingan umum.

Maka secara harafiah, media sosial bisa dimaknai sebagai sarana untuk

berkomunikasi atau berbagi. Dalam hal ini, media sosial yang dimaksud

adalah sebuah web berbasis pelayanan yang memungkinkan penggunanya

untuk membuat profil, melihat daftar pengguna yang tersedia, serta

mengundang atau menerima teman untuk bergabung dalam situs tersebut17.

Pada awalnya, media sosial lahir karena adanya inisiatif untuk

menghubungkan orang‐orang dari seluruh belahan dunia (Watkins, 2009).

Menurut Ellison, media sosial merupakan layanan berbasis web yang

memungkinkan individu untuk membangun profil publik dalam sistem yang

dibatasi, serta menampilkan daftar pengguna lainnya dan dengan siapa

mereka biasa berkomunikasi18. Media sosial memungkinkan individu untuk

dapat dilihat oleh orang lain dan membangun atau mempertahankan

hubungan dengan orang lain. Media sosial yang awalnya hanya digunakan

untuk sarana komunikasi jarak jauh ataupun mengunggah foto-foto pribadi

untuk diperlihatkan pada orang lain, kini memiliki fungsi lain yang lebih

menguntungkan bagi penggunanya. Fungsi lain yang kini sedang marak di

dunia maya yaitu belanja online melaui media sosial. Kini pesan dan insentif dapat dikembangkan dan disampaikan dalam format elektronik, sehingga

setiap pemasar pada setiap tingkat ingin terlibat di dalamnya (Evans, 2010).

Media sosial pertama, yaitu Sixdegrees.com mulai muncul pada tahun 1997. Situs ini memiliki aplikasi untuk membuat profil, menambah teman,

dan mengirim pesan. Tahun 1999 dan 2000, muncul situs sosial lunarstorm,

live journal, Cyword yang berfungsi memperluas informasi secara searah.

__________________

17

Social network sites: definition, history, and scholarship. journal of computer‐mediated communication, 13(1), article 1

18 Journal Ellison N B. 2007. Social Network Sites: Definition, History and Scholarship. Journal of Computer Mediated

(8)

Tahun 2001, muncul Ryze.com yang berperan untuk memperbesar jejaring bisnis. Tahun 2002, muncul friendster sebagai situs anak muda pertama yang disediakan untuk tempat pencarian jodoh19. Penelitian ini akan berfokus pada

salah satu media sosial yang kini digunakan sebagai sarana belanja online

yaitu Instagram. Instagram merupakan sebuah aplikasi berbagi foto yang

dapat memungkinkan penggunanya untuk dapat mengambil foto, menerapkan

filter digital, dan membagikannya ke berbagai layanan media sosial lain.

Beberapa media sosial lainnya yang mendukung berbagi foto dari Instagram

yaitu Facebook, Twitter, Tumblr, Flickr, dan juga Foursquare. Foto yang di

unggah ke Instagram juga dapat dilihat dari berbagai media sosial lainnya.

Instagram pertama kali diluncurkan pada Oktober 2010 oleh Kevin Systrom

dan Mike Krieger, Pengguna Instagram tercatat sebesar 100 juta pengguna

dan 4 miliar foto telah diunggah.

Pada akhir tahun 2012, Instagram bahkan mengungguli Twitter dalam

penggunaan aktif harian pada ponsel. Instagram memiliki 7,2 juta pengguna

harian dalam sebulan sedangkan Twitter hanya memiliki 6,9 juta pengguna.

Selain itu, waktu rata-rata yang dihabiskan oleh pengguna di Instagram

ternyata jauh lebih lama yaitu 257 menit dari waktu orang yang

menggunakan Twitter yaitu 170 menit20. Menurut Bowman (2013) seorang

Internet Marketing Manager di Bond University Library, alasan mengapa

banyak orang menghabiskan waktu untuk menggunakan Instagram yaitu

kembali pada filosofi dibalik penciptaan Instagram yaitu memenuhi

keinginan pengguna untuk mengambil foto dengan menggunakan ponsel

mereka. Selain itu, Instagram dapat menghubungkan penggunanya pada saat

itu juga dengan orang-orang terdekat mereka melalui foto yang mereka

unggah.

__________________

19

Lange, P. G. (2007). Publicly private and privately public: Social networking on YouTube. Journal of Computer‐ Mediated Communication, 13(1), article 18

(9)

Kehadiran Instagram ini merupakan kesempatan besar untuk

menggunakan media yang tidak dikenakan biaya apapun untuk melakukan

kegiatan yang berharga dan dapat dijadikan kenangan tersendiri. Pada bulan

September 2012, Instagram diakuisisi oleh Facebook (Instagram.com, 2014).

Berbeda dengan Facebook yang lebih dahulu muncul jika dibandingkan

dengan Instagram. Namun dalam sebuah survei yang dilakukan oleh firma

penelitian pemasaran GlobalWeb Index yang dilakukan di 32 negara dengan jumlah responden hingga 170 orang, terungkap bahwa pengguna Instagram

memiliki pertumbuhan pengguna aktif yang lebih pesat dibanding Facebook.

Dalam survei yang dilakukan pada kuartal empat 2013 dan

dipublikasikan pada Januari 2014 tersebut, tercatat Facebook hanya memiliki

pertumbuhan pengguna aktif sebesar 3 persen saja, sementara Instagram

mencapai 23%21. Instagram yang dulunya hanya digunakan penggunanya

untuk berbagi foto-foto pribadi kini telah berubah menjadi sarana berjualan

online. Instagram saat ini memiliki fungsi lain bagi sebagian orang. Selain untuk berkomunikasi dengan orang-orang terdekat, Instagram juga menjadi

pilihan untuk lapak berjualan.

Alasan lain mengapa banyak orang mulai menggunakan Instagram

sebagai sarana belanja online yaitu mudah untuk digunakan dan pengguna media sosial tidak terbatas jumlahnya22. Para pemilik toko online ini pun membuat akun berdasarkan nama toko onlinenya dan mengunggah segala

jenis produk yang mereka miliki. Mereka memasarkan produknya dengan

beberapa cara seperti memasang hashtag (tagar) untuk memudahkan

pencarian, mencantumkan detail jenis barang tersebut ataupun dengan

meng-endorse artis ternama yang memiliki banyak pengikut.

___________________

21

http://www.kompas.com/pertumbuhan-media-sosial-instagram-capai-23-%/2014/digital-trends

(10)

2.4. Ekonomi Politik

Secara umum, menurut Vincent Mosco (dalam Arifin, 2011)

mendefinisikan teori ekonomi politik adalah sebuah studi yang mengkaji

tentang hubungan sosial, terutama kekuatan dari hubungan tersebut yang

secara timbal balik meliputi proses produksi, distribusi dan konsumsi dari

produk yang telah dihasilkan. Awal kemunculan dari teori ini didasari pada

besarnya pengaruh media massa terhadap perubahan kehidupan masyarakat.

Dengan kekuataan penyebarannya yang begitu luas, media massa kemudian

dianggap tidak hanya mampu menentukan dinamika sosial, politik dan

budaya baik dalam tingkat lokal, maupun global, akan tetapi media massa

juga mempunyai peran yang sangat signifikan dalam peningkatan surplus

secara ekonomi.

Hal ini berangkat dari asumsi bahwa media massa berperan sebagai

penghubung antara dunia produksi dan konsumsi. Melalui pesan-pesan yang

disebarkan lewat iklan di media massa, peningkatan penjualan produk dan

jasa sangat memungkinkan untuk terjadi ketika audiences terpengaruh

terhadap pesan yang tampilkan melalui media massa tersebut. Dalam sektor

ekonomi dan politik, media massa mampu menyebarkan dan memperkuat

sistem ekonomi dan politik tertentu dan tidak jarang melakukan negasi atas

sistem ekonomi dan politik yang lain. Meskipun demikian, satu hal yang

tidak bisa kita abaikan adalah bahwa media massa secara tidak langung

menjalankan fungsi ideologis tertentu seperti yang dianut oleh pemilik

media.

Berdasarkan hal tersebut, upaya melihat media secara integratif tidak

bisa hanya dilakukan dengan pendekatan ekonomi semata, akan tetapi juga

melibatkan pendekatan politik. Untuk itulah, kemudian, kajian ekonomi

politik menjadi suatu kajian yang penting. Lebih lanjut, Murdock dan

Golding (dalam Nurudin, 2004) menjelaskan bahwa ekonomi politik

menekankan pada kajian tentang kelompok yang mempunyai kontrol atas

institusi ekonomi seperti bank dan pangsa pasar dan kemudian mencoba

(11)

lainnya, termasuk didalamnya adalah mass media. Untuk dapat memahami

konsep ekonomi politik media secara keseluruhan, Vincent Mosco (1996)

menawarkan tiga konsep dasar yang harus dipahami, yaitu:

Komodifikasi

Komodifikasi berhubungan dengan bagaimana proses transformasi

barang dan jasa beserta nilai gunanya menjadi suatu komoditas yang

mempunyai nilai tukar di pasar. Memang terasa aneh, karena produk

media umumnya adalah berupa informasi dan hiburan. Sementara kedua

jenis produk tersebut tidak dapat diukur seperti halnya barang bergerak

dalam ukuran-ukuran ekonomi konvensional. Aspek tangibility-nya akan

relatif berbeda dengan barang dan jasa lain. Kendati keterukuran tersebut

dapat dirasakan secara fisikal, tetap saja produk media menjadi barang

dagangan yang dapat dipertukarkan dan berilai ekonomis. Dalam

lingkup kelembagaan, awak media dilibatkan untuk memproduksi dan

mendistribusikannya kekonsumen yang beragam. Boleh jadi konsumen

itu adalah khalayak pembaca media cetak, penonton televisi, pendengar

radio, bahkan negara sekalipun yang mempunyai kepenyingan

dengannya. Nilai tambahnya akan sangat ditentukan oleh sejauh mana

produk media memenuhi kebutuhan individual maupun sosial. Terdapat

beberapa bentuk komodifikasi menurut Mosco, yakni komodifikasi isi,

komodifikasi audiens/khalayak dan komodifikasi pekerja.

• Komodifikasi Isi atau Content

Bentuk pertama yang tentu kita kenali adalah komodifikasi

content atau isi media komunikasi. Komoditas pertama dari sebuah

media massa yang paling pertama adalah konten media. Proses

komodifikasi ini dimulai ketika pelaku media mengubah pesan

melalui teknologi yang ada menuju system interpretasi yang penuh

(12)

Namun sayangnya, konten media dibuat sedemikian rupa sehingga

agar benar-benar menjadi kesukaan publik meski hal itu bukanlah

fakta dan kebutuhan, pengesahan segala cara termasuk cara licik

dilakukan demi mendapat perhatian audiens yang tinggi. Kadang

inilah yang menjadi ciri dari ideologi industri media tertentu,

ideologi ekonomi misalnya.

• Komodifikasi Audiens atau Khalayak

Salah satu prinsip dimensi komodifikasi media massa menurut

Gamham dalam buku yang ditulis Mosco menyebutkan bahwa

pengguna periklanan merupakan penyempurnaan dalam proses

komodifikasi media secara ekonomi. Audiens merupakan komoditi

penting untuk media media massa dalam mendpatkan iklan dan

pemasukan. Media dapat meciptakan khalayaknya sendiri dengan

membuat program semenarik mungkin dan kemudian khalayak

yang tertarik tersebut dikirimkan kepada para pengiklan.

Konkritnya media biasanya menjual audiens dalam bentuk rating

atau share kepada advertiser untuk dapat menggunakan air time

mereka.

• Komodifikasi pekerja (Labour)

Pekerja merupakan penggerak kegiatan produksi. Bukan

hanya produksi sebenarnya, tapi juga distribusi. Pemanfaatan

tenaga dan pikiran mereka secara optimal dengan cara

mengkonstruksi pikiran mereka tentang bagimana

menyenagkannya jika bekerja dalam sebuah institusi media massa,

walaupun dengan upah yang tak seharusnya.

Spasialisasi

Spasialisasi, berkaitan dengan sejauh mana media mampu

(13)

waktu. Pada aras ini maka struktur kelembagaan media menentukan

perannya di dalam memenuhi jaringan dan kecepatan penyampaian

produk media di hadapan khalayak. Perbincangan mengenai spasialisasi

berkaitan dengan bentuk lembaga media, apakah berbentuk korporasi

yang berskala besar atau sebaliknya, apakah berjaringan atau tidak,

apakah bersifat monopoli atau oligopoli, konglomerasi atau

tidak.Acapkali lembaga-lembaga ini diatur secara politis untuk

menghindari terjadinya kepemilikan yang sangat besar dan

menyebabkan terjadinya monopoli produk media.

Strukturasi

Terakhir, strukturasi berkaitan dengan relasi ide antar agen

masyarakat, proses sosial dan praktik sosial dalam analisis struktur.

Strukturasi dapat digambarkan sebagai proses dimanastruktur sosial

saling ditegakkan oleh para agen sosial, dan bahkan masing-masing

bagian dari struktur mampu bertindak melayani bagian yang lain. Hasil

akhir dari strukturasi adalah serangkaian hubungan sosial dan proses

kekuasaan diorganisasikan di antara kelas, gender,ras dan gerakan sosial

yang masing-masing berhubungan satu sama lain. Mosco (dalam Panuju:

1996) menyebutkan jika gagasan tentang strukturasi ini pada mulanya

(14)

2.5.Kerangka Pemikiran

Media Sosial (Instagram)

Komodifikasi

Bentuk komodifikasi

Referensi

Dokumen terkait

Namun dengan keberadaan perempuan dalam iklan, muncul wacana yang menarik untuk diteliti, yang dikaji lewat posisi aktor, terutama perempuan diposisikan sebagai

Kemudian untuk daya tarik pesan yang kedua adalah daya tarik seksual, dimana iklan yang menggunakan daya tarik ini akan lebih efektif bila relevan dengan pesan

Selanjutnya, daya tarik emosional dalam iklan adalah daya tarik yang berhubungan dengan kebutuhan sosial dan psikologis sehingga konsumen termotivasi untuk membeli

Daya tarik klien make up artist yang dimaksud dalam penelitian ini, diukur dengan menggunakan delapan indikator meliputi media Instagram dapat menarik calon

atau mungkin Iyul pernah liat orang yang lagi Live terus parah

Dengan demikian, peneliti melakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana pengguna perempuan menggunakan tubuhnya sebagai komoditas dalam aplikasi media sosial Bigo

Hasil penelitian ini membuktikan bahwa terjadi proses komodifikasi konsumen perempuan yang sengaja dilakukan klub malam Liquid Yogyakarta untuk menarik perhatian pengunjung melalui

Selanjutnya, alasan iklan menarik mendapat jawaban sebanyak 4 orang responden atau (33,33%), untuk alasan tampilan iklan yang menimbulkan daya tarik namun hanya sekedar