PENGARUH METODE TOTAL PHYSICAL RESPONSE STORY TELLING
DALAM MENINGKATKAN PERBENDAHARAAN KATA KERJA
BAHASA INGGRIS PADA SISWA TUNARUNGU TINGKAT SMALB
KELAS X DI SLB NEGERI CIAMIS
( Studi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas X SMALB di SLB NEGERI CIAMIS)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Khusus
Oleh :
Juannita Nurul Rosyidah
0901277
JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2014
PENGARUH METODE TOTAL PHYSICAL RESPONSE STORY TELLING
DALAM MENINGKATKAN PERBENDAHARAAN KATA KERJA
BAHASA INGGRIS PADA SISWA TUNARUNGU TINGKAT SMALB
KELAS X DI SLB NEGERI CIAMIS
( Studi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas X SMALB di SLB NEGERI CIAMIS)
Oleh
Juannita Nurul Rosyidah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Juannita Nurul Rosyidah 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH METODE TOTAL PHYSICAL RESPONSE STORYTELLING DALAM MENINGKATKA PERBENDAHARAAN KATA KERJA BAHASA INGGRIS PADA SISWA TUNARUNGU TINGKAT SMALB KELAS X DI SLB
NEGERI CIAMIS
(Studi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas X SMALB di SLB NEGERI CIAMIS)
Oleh
Juannita Nurul Rosyidah (0901277) Jurusan Pendidikan Khusus (S1)
Disetujui dan sisahkan oleh :
Pembimbing I
Dr. Permanarian Somad, M.Pd NIP. 195404081981032001
Pembimbing II
Dr. Imas Diana Aprilia, M.pd NIP. 197004171994022001
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Khusus FIP UPI
Juannita Nurul Rosyidah, 2014
Pengaruh Metode Total Physical Response Storytelling dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Kerja Bahasa Inggris Siswa Tunarungu Tingkat SMALB Kelas X di SLB Negeri Ciamis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
PENERAPAN METODE TOTAL PHYSICAL RESPONSE STORY TELLING
DALAM MENINGKATKAN PERBENDAHARAAN KATA KERJA
BAHASA INGGRIS PADA SISWA TUNARUNGU TINGKAT SMALB
KELAS X DI SLB NEGERI CIAMIS
Oleh: JUANNITA NURUL ROSYIDAH (0901277)
Siswa tunarungu mengalami hambatan dalam pendengaran yang berakibat pada aspek-aspek bahasa salah satunya penguasaan kosakata dalam berkomunikasi. Kondisi tersebut merupakan dampak dari asupan bahasa yang diperolehnya sehingga menyebabkan kesulitan berkomunikasi baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa asing yang dalam penelitian ini adalah bahasa Inggris. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh metode Total Physical Response Story Telling (TPRS) dalam meningkatkan perolehan kosakata kerja bahasa Inggris pada siswa tunarungu. Metode TPRS ini merupakan metode belajar bahasa asing yang terdiri dari tiga tahapan yang tersusun secara sistematis sehingga membantu siswa tunarungu untuk mempermudah mengerti kosakata kerja bahasa Inggris. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen desain one group pretes and postest serta pengolahan menggunakan uji Wilcoxon. Sampel penelitian sebanyak 5 orang siswa tunarungu kelas X SMALB di SLB Negeri Ciamis. Instrumen yang digunakan adalah tes kosakata kerja bahasa Inggris. Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan metode TPRS dapat meningkatkan perolehan kosakata kerja bahasa Inggris siswa tunarungu kelas X SMA di SLB Negeri Ciamis, dilihat dari hasil perhitungan yang telah dilakukan dengan Uji Wilcoxon pada tingkat signifikasi 0,68 dengan jumlah N = 5 maka diperoleh Ttabel= 15, hipotesis diterima apabila Thitung < Ttabel. Berdasarkan kondisi tersebut maka hipotesis yang diajukan diterima dan menunjukan bahwa “penerapan metode Total Physical Response Storytelling dapat meningkatkan perbendaharaan kata kerja bahasa Inggris siswa tunarungu”.
Juannita Nurul Rosyidah, 2014
Pengaruh Metode Total Physical Response Storytelling dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Kerja Bahasa Inggris Siswa Tunarungu Tingkat SMALB Kelas X di SLB Negeri Ciamis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
METHOD OF APPLICATION TOTAL PHYSICAL RESPONSE TELLING STORY OF IMPROVING THE ENGLISH VERB TREASURY ON DEAF
STUDENT OF CLASS X SMALB STATE IN SLB CIAMIS By: JUANNITA NURUL ROSYIDAH (0901277)
Juannita Nurul Rosyidah, 2014
Pengaruh Metode Total Physical Response Storytelling dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Kerja Bahasa Inggris Siswa Tunarungu Tingkat SMALB Kelas X di SLB Negeri Ciamis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Juannita Nurul Rosyidah, 2014
Pengaruh Metode Total Physical Response Storytelling dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Kerja Bahasa Inggris Siswa Tunarungu Tingkat SMALB Kelas X di SLB Negeri Ciamis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMAKASIH ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GRAFIK ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A.Latar Belakang Penelitian ... 1
B.Identifikasi Masalah ... 3
C.Batasan Masalah ... 4
D.Rumusan Masalah ... 4
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5
BAB II PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS UNTUK ANAK TUNARUNGU ... 9
A.Tujuan Belajar Bahasa Inggris ... 9
B.TPR Storytelling sebagai Metode Pembelajaran ... 18
C.Penggunaan Metode TPR Storytelling Terhadap Peningkatan Perbendaharaaan Kata Kerja Bahasa Inggris pada Siswa Tunarungu ... 29
D.Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 35
E. Kerangka Berpikir ... 35
F. Hipotesis ... 37
BAB III METODE PENELITIAN ... 38
A.Variabel Penelitian ... 38
Juannita Nurul Rosyidah, 2014
Pengaruh Metode Total Physical Response Storytelling dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Kerja Bahasa Inggris Siswa Tunarungu Tingkat SMALB Kelas X di SLB Negeri Ciamis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C.Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian ... 47
D.Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ... 48
E. Teknik Analisis Data ... 71
BAB IV DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... 72
A.Hasil Penelitian ... 72
B.Pembahasan ... 83
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 93
A.Kesimpulan ... 93
B.Rekomendasi ... 95
DAFTAR PUSTAKA
LAPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1: Surat-surat Penelitian
Lampiran 2: Asesment, Kisi-kisi instrumen penelitian, expert judgment, instumen penelitian, validitas dan reliabilitas
Lampiran 3: Hasil Penelitian Lampiran 4: Dokumentasi
Juannita Nurul Rosyidah, 2014
Pengaruh Metode Total Physical Response Storytelling dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Kerja Bahasa Inggris Siswa Tunarungu Tingkat SMALB Kelas X di SLB Negeri Ciamis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa Inggris yang dianggap sebagai bahasa dunia, dimana bahasa ini dipakai hampir di seluruh negara sebagai bahasa penghubung antara wilayah satu dengan wilayah lainnya. Tentu saja untuk mempermudah komunikasi antara dua bahasa yang berbeda. Oleh karena itu semua orang sangat antusias untuk bisa berbahasa inggris. Orang yang bisa berbahasa Inggris dengan baik dan benar akan diperlukan oleh perusahaan-perusahaan maupun lembaga-lembaga penting. Oleh karena itu, dalam era globalisasi seperti ini bahasa Inggris seakan-akan menjadi bahasa yang wajib dikuasai untuk mengikuti perkembangan zaman.
Bahasa merupakan kunci penentu menuju keberhasilan dan memiliki peran sentral, khususnya dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional seseorang dan dalam mempelajari semua bidang studi. Bahasa diharapkan bisa membantu seseorang, dalam hal ini adalah peserta didik untuk mengenal dirinya, budayanya dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, menemukan serta menggunakan kemampuan-kemampuan analitis dan imaginative dalam dirinya.
Tidak bisa dipungkiri bahwa penguasaan kosakata yang memadai dan dalam jumlah yang besar memiliki peran yang sangat penting dalam berkomunikasi. Begitu pula dengan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Inggris. Jika perbendaharaan kata sedikit, kemampuan berbahasa juga akan terhambat.
Juannita Nurul Rosyidah, 2014
Pengaruh Metode Total Physical Response Storytelling dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Kerja Bahasa Inggris Siswa Tunarungu Tingkat SMALB Kelas X di SLB Negeri Ciamis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Masyarakat sudah menilainya dengan anak yang mempunyai hambatan pendengaran, dan jangan sampai anak-anak ini tidak memiliki keahlian. Anak-anak ini harus mampu mengikuti perkembangan zaman agar hidup mereka bisa lebih baik.
Anak tunarungu juga perlu menguasai bahasa asing. Salah satunya bahasa Inggris yang kini dianggap sebagai bahasa dunia. Dimana semua orang hampir mempelajari bahasa ini. Sudah suatu keharusan pula bagi mereka untuk bisa berbahasa Inggris. Supaya mereka mempunyai bekal kemampuan khusus untuk bisa bersaing dengan anak-anak lainnya.
Kemampuan berbahasa Inggris dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya penguasaan vocabulary atau kosa kata. Kosa kata mempuanyai peranan yang cukup penting dalam kemampuan berbahasa seseorang. Kemampuan berbahasa tidak luput dari penguasaan kosakata. Semakin banyak kosakata yang dikuasai, semakin mempermudah seseorang untuk berbahasa. Namun vocabulary bukan satu-satunya indikator kemampuan berbahasa inggris seseorang.
Namun, banyak yang kurang tepat dalam pembelajaran bahasa Inggris saat ini terutama di sekolah-sekolah umum apalagi sekolah luar biasa. Seringkali guru atau pengajar tidak serius dalam mengajarkan bahasa Inggris. Dalam pemahaman bahasa Inggris, vocabulary menjadi hal yang sangat penting. Namun menjadi salah kaprah ketika guru hanya mengajarkan vocabulary saja.
Juannita Nurul Rosyidah, 2014
Pengaruh Metode Total Physical Response Storytelling dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Kerja Bahasa Inggris Siswa Tunarungu Tingkat SMALB Kelas X di SLB Negeri Ciamis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kata, menggunakannya dalam sebuah tenses, ataupun akan kesulitan mengaplikasikannya dalam berkomunikasi bahasa Inggris. Terlebih lagi pembelajarannya yang tidak menarik menjadikan bahasa Inggris dianggap membosankan oleh siswa. Padahal begitu pentingnya bahasa Inggris untuk zaman sekarang ini.
Kurikulum bahasa Inggris untuk anak tunarungupun khususnya kelas X, disamakan dengan anak-anak pada umumnya. Yaitu mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk lisan dan tulis untuk mencapai tingkat literasi informational, memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa Inggris untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam masyarakat global dan mengembangkan pemahaman peserta didik tentang keterkaitan antara bahasa dengan budaya. Melihat tuntutan berbahasa inggris anak tunarungu berdasarkan kurikulum yang ada tentu menjadi sangat berat untuk mencapainya, mengingat untuk mempelajari bahasa ibu (bahasa Indonesia) saja masih sangat sulit. Bisa dibayangkan bagaimana anak tunarungu mengejar keterlambatannya untuk mencapai kurikulum yang seperti disebutkan tadi dengan kondisi pembelajaran yang tidak mendukung.
Peneliti telah melakukan asesmen awal pada anak kelas X tingkat SMA di sekolah luar biasa dan hasilnya buruk. Rata-rata anak hanya mampu menyelesaikan tigapuluh soal dari lima puluh soal dalam waktu dua jam dan hanya sepuluh soal yang dijawab dengan benar. Soal asesmen disesuaikan dengan kurikulum dan SK KD yang berlaku. Anak sangat kebingungan dengan soal yang diberikan, padahal asesmen dirancang mengacu pada SK KD yang harusnya sesuai dengan kemampuan anak.
Juannita Nurul Rosyidah, 2014
Pengaruh Metode Total Physical Response Storytelling dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Kerja Bahasa Inggris Siswa Tunarungu Tingkat SMALB Kelas X di SLB Negeri Ciamis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Juga berdasarkan wawancara pada siswa, bahwa rata-rata siswa menyebutkan bahwa bahasa Inggris tidak terlalu menarik. Mengingat bahasa Inggris sebagai bahasa kedua dan tatanan bahasa yang berbeda dengan bahasa Indonesia. Siswa juga mengemukakan bahwa ketika pembelajaran berlangsung, guru seringkali memberikan tugas yang tidak dimengerti siswa, namun harus dikerjakan tanpa bimbingan guru.
Dari hasil tes, wawancara dan observasi yang telah dilakukan peneliti mengemukakan bahwa ada kemungkinan dalam mengerjakan soal asesmen, siswa tidak mengerti sama sekali mengenai soal yang diberikan. Karena dari limapuluh soal anak mampu mengerjakan tigapuluh soal dan hanya rata-rata menjawab sepuluh soal yang betul dalam dua jam. Dalam proses menjawab pun, terlihat hampir seluruh siswa terlihat gelisah dan berusaha berkomunikasi dengan temannya untuk menanyakan jawabannya. Kondisi ini sangat memprihatinkan, karena jika melihat SK KD yang harus dicapai siswa, hasil belajar siswa masih jauh dalam pencapaian SK KD tersebut.
Sebenarnya, orangtua dahulu tidak mengajarkan bahasa Indonesia dengan mengenalkan kata dengan per satu kata. Namun dengan bahasa komunikasi, yang menyeluruh. Begitupula dengan bahasa Inggris. Banyak penelitian membuktikan bahwa mempelajari bahasa tidak bisa hanya dari satu aspek, misalkan belajar vocabulary dan tenses saja. Kita harus belajar bahasa Inggris seperti kita belajar berbahasa Indonesia sejak kecil.
Story telling adalah kegiatan bercerita dengan menggunakan
Juannita Nurul Rosyidah, 2014
Pengaruh Metode Total Physical Response Storytelling dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Kerja Bahasa Inggris Siswa Tunarungu Tingkat SMALB Kelas X di SLB Negeri Ciamis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Menurut Richards J dalam bukunya Approaches and Methods in Language Teaching, TPR didefinisikan “a language teaching method built
around the coordination of speech and action: it attempts to teach
language through physical (motor) activity.”
Jadi metode TPR (Total Physical Response) merupakan suatu metode pembelajaran bahasa yang disusun pada koordinasi perintah (command), ucapan (speech) dan gerak (action); dan berusaha untuk
mengajarkan bahasa melalui aktivitas fisik (motor). Jika ditelaah lebih lanjut metode TPR Storytelling ini mempunyai kesamaan dengan KOMTAL (komunikasi total). Dimana komunikasi dibangun dengan mengoptimalkan seluruh kemampuan anak. Baik dengan mimik, gerakan, isyarat juga intonasi.
Metode ini memungkinkan bagi siswa tunarungu untuk memakai metode pembelajaran ini. Karena metode ini tidak hanya mengandalkan kemampuan mendengar (listening) namun juga gerakan tubuh (gesture) juga bahasa ujaran. Disini siswa akan dilatih keterampilan menyimak cerita lewat bahasa ujaran dan dibantu dengan aktivitas gerak, mimik dan intonasi yang dihasilkan dari sebuah story. Dan tentu saja akan menambah kemampuan vocabulary siswa.
Disini peneliti bermaksud mengajarkan tekhnik mempelajari bahasa inggris dengan metode TPR story telling yang tidak hanya mengajarkan vocabulary saja. Anak akan dibawa pada komunikasi seperti orang normal pada umumnya dengan menggunakan bahasa Inggris.
Juannita Nurul Rosyidah, 2014
Pengaruh Metode Total Physical Response Storytelling dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Kerja Bahasa Inggris Siswa Tunarungu Tingkat SMALB Kelas X di SLB Negeri Ciamis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dengan anak-anak pada umumnya. Oleh karena itu metode ini akan disesuaikan dengan kemampuan awal anak.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, banyak faktor yang menentukan keberhasilan dalam meningkatkan kemampuan membaca ujaran, diantaranya:
Perkembangan Intelegensi, sangat berpengaruh terhadap
pembentukan konsep. Konsep merupakan kemampuan mental individu dalam menginterpretasikan objek atau pengalaman. Kurangnya mengekslporasi informasi dari luar yang berbentuk bahasa melalui reseptif auditory dikarenakan ketidakberfungsian organ-organ pendengaran menyebabkan kurang berkembangnya intelegensi pada anak tunarungu, terutama dengan yang berkaitan kemampuan berfikir abstrak.
Kondisi dan motivasi belajar bahasa Inggris, bahasa asing sering
dianggap sulit oleh anak tunarungu. Bahasa kedua sering mereka sepelekan karena menurut anak, bahasa pertama atau bahasa Indonesia saja sudah sangat sulit untuk dipelajari. Bahasa Sunda ataupun Bahasa Inggris akan sangat sulit mereka pelajari apabila tidak menggunakan pendekatan dan metode yang baik.
Kemampuan bahasa inggris anak tunarungu rendah, rendahnya
kemampuan berbahasa Inggris anak tunarungu tidak lepas dari berbagai faktor. Seperti pada faktor yang sebelumnya telah dijelaskan, bahwa motivasi belajar bahasa asing anak tunarungu sangat rendah. Karena mereka menganggap bahasa asing itu sangat sulit. Ditambah dengan pendekatan dan metode yang digunakan guru kurang mampu menunjang kemampuan belajar bahasa Inggris anak tunarungu.
Metode pembelajaran, merupakan bagian dari strategi kegiatan,
Juannita Nurul Rosyidah, 2014
Pengaruh Metode Total Physical Response Storytelling dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Kerja Bahasa Inggris Siswa Tunarungu Tingkat SMALB Kelas X di SLB Negeri Ciamis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mencapai tujuan kegiatan secara efektif. Di sekolah luar biasa pembelajaran bahasa Inggris hampir disamakan dengan sekolah umum. Padahal pembelajaran bahasa asing apalagi untuk tunarungu seharusnya menyajikan metode yang secara khusus dapat mengakomodir kemampuan anak yaitu dengan metode TPR (Total Physical Response) Storytelling.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan banyak faktor yang dapat mengurangi kurangnya kemampuan bahasa Inggris pada siswa tunarungu, maka penelitian ini dibatasi pada pengaruh TPR Story Telling dalam upaya meningkatkan perbendaharaan kata kerja siswa.
D. Rumusan Masalah
Menurut Nazir rumusan masalah (1983:143) adalah sebagai titik tolak penelitian dalam rumusan hipotesis penelitian. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
“Adakah pengaruh metode Total Physical Rexponse Storytelling terhadap perbendaharaan kata kerja bahasa Inggris pada siswa tunarungu tingakat SMA kelas X?”
Pertanyaan penelitian diuraikan sebagai berikut :
1. Bagaimana perbendaharaan kata kerja bahasa Inggris anak tunarungu sebelum diberikan treatment melalui metode TPR Storytelling?
Juannita Nurul Rosyidah, 2014
Pengaruh Metode Total Physical Response Storytelling dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Kerja Bahasa Inggris Siswa Tunarungu Tingkat SMALB Kelas X di SLB Negeri Ciamis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Apakah kelebihan dan kekurangan dari penggunaan metode TPR Storytelling terhadap perbendaharaan kata kerja untuk siswa
tunarungu dalam penelitian ini?
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Secara Umum
Tujuan yang ingin diperoleh dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh metode TPR Storytelling dalam meningkatkan perbendaharaan kata kerja siswa tunarungu tingkat SMA kelas X.
b. Secara Khusus
Subjek penelitian dapat meningkatkan perbendaharaan kata kerja bahasa Inggris siswa.
2. Kegunaan Penelitian
Adapun yang menjadi kegunaan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan guru untuk meningkatkan perbendaharaan kata kerja bahasa Inggris anak tunarungu.
b. Memberikan sumbangan pemikiran dan informasi bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya pada bidang Pendidikan Khusus tentang pengaruh metode TPR Storytelling untuk meningkatkan perbendaharaan kata
Juannita Nurul Rosyidah, 2014
Juannita Nurul Rosyidah, 2014
Pengaruh Metode Total Physical Response Storytelling dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Kerja Bahasa Inggris Siswa Tunarungu Tingkat SMALB Kelas X di SLB Negeri Ciamis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah cara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan, berbeda dengan prosedur dan tekhnik penelitian. Sesuai dengan yang dinyatakan Hasan, M.I (2002 : 2) mengemukakan bahwa : “Metode penelitian membicarakan mengenai tata cara pelaksanaan penelitian. Prosedur penelitian membicarakan urutan kerja penelitian, sedangkan teknik penelitian membicarakan alat-alat yang digunakan dalam mengukur atau mengumpulkan data.
A. Variabel Penelitian
Variabel terikat atau dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2011:61). Variabel terikat pada penelitian ini yaitu kosakata kerja.
1. Variabel bebas, yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode TPR Storytelling.
2. Variabel terikat, yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat atau target behavior dalam penelitian ini adalah perbendaharaan kata kerja.
1. Definisi Konsep Variabel
a) TPR Storytelling
Metode TPR Story Telling merupakan salah satu metode pembelajaran bahasa asing. TPR adalah singkatan dari Total Physical Response yang mengusung bahwa otak manusia memiliki
39
Juannita Nurul Rosyidah, 2014
Pengaruh Metode Total Physical Response Storytelling dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Kerja Bahasa Inggris Siswa Tunarungu Tingkat SMALB Kelas X di SLB Negeri Ciamis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Metode TPR (Total Physical Response) merupakan suatu metode pembelajaran bahasa yang disusun pada koordinasi perintah (command), ucapan (speech) dan gerak (action); dan berusaha untuk mengajarkan bahasa melalui aktivitas fisik (motor).
Sedangkan menurut Larsen dan Diane dalam Technique and Principles in Language Teaching, TPR atau disebut juga ”the comprehension approach” atau pendekatan pemahaman yaitu suatu metode pendekatan bahasa asing dengan instruksi atau perintah.
b) Perbendaharaan Kata (Kata Kerja)
Vocabulary atau kosakata adalah merupakan salah satu
aspek bahasa yang sangat penting keberadaannya. Dalam kamus besar bahasa indonesia (Dekdikbut, 1996: 527), Kosakata diartikan sebagai, “perbendaharaan kata”.
Selain itu, Rahayu (1999: 6) menyatakan bahwa “kosakata adalah keseluruhan kata atau perbendaharaan kata atau istilah
yang mengacu pada konsep-konsep tertentu yang dimiliki oleh
seseorang atau suatu bahasa dalam suatu lingkungan.”
Hal ini sendiri dikemukakan Adiwinarta dalam Husen (1994: 7) bahwa:
“Kosakata merupakan semua kata yang terdapat dalam suatu bahasa. Kata yang dikuasai oleh seseorang atau kata-kata yang dipakai oleh segolongan orang dalam lingkungan yang sama. Daftar kata dan frase dari suatu bahasa yang disusun secara alfabetis disertai batasan dan keterangan”
40
Juannita Nurul Rosyidah, 2014
Pengaruh Metode Total Physical Response Storytelling dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Kerja Bahasa Inggris Siswa Tunarungu Tingkat SMALB Kelas X di SLB Negeri Ciamis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
serta kaidah-kaidah tertentu.Dan digunakan untuk memberi dan menerima informasi.
Kata kerja adalah semua kata yang menyatakan perbuatan dan prilaku atau pengertian dinamis yang merupakan tindakan dari subjek. Misalnya; kerja, berjalan, berenang, bernafas, mengendarai, mengetik, lari, dan sebagainya.
2. Definisi Operasional Variabel
Operasional variabel yaitu suatu definisi yang diberikan pada sebuah variabel dengan cara memberikan atau menspesialisasikan kegiatan yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut (Nazir, 1983:152).
a) TPR Storytelling
Operasional variabel pada penelitian ini adalah metode TPR Storytelling, adapun langkah-langkah penggunaan metode TPR
Storytelling bagi anak tunarungu yaitu sebagai berikut :
1) Establish Meaning
Menurut Susan Gross (2007) TPR Storytelling mempunyai tiga tahapan. Pada tahap pertama, siswa akan diarahkan untuk membangun makna dari sebuah kalimat (berupa comand). Berikut tahapannya:
Posisi belajar diatur agar kursi siswa dibuat setengah melingkar dan guru berada di depan di tengah-tengah
siswa. Posisi awal guru dan siswa duduk pada kursi.
41
Juannita Nurul Rosyidah, 2014
Pengaruh Metode Total Physical Response Storytelling dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Kerja Bahasa Inggris Siswa Tunarungu Tingkat SMALB Kelas X di SLB Negeri Ciamis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Guru menyebutkan suatu kata kerja tersebut dan diaplikasikan pada sebuah kalimat pendek (kalimat perintah) Contoh : Walk “Walk to Rio!”
Lakukan pengulangan sebanyak 3x Siswa memperhatikan
3. Setelah itu, guru menugaskan anak untuk mengikuti instruksi guru.
Ketika guru memperlihatkan gambar walk, siswa memperhatikan gambar itu. Lalu guru menyebutkan kata walk, dan anak mengikuti ucapan guru untuk mengatakan
walk.
4. Lalu, guru mempraktekan “walk to Rio”.
Siswa juga bersama-sama “walk to Rio”. Lakukan sebanyak 3x
5. Lalu guru menuliskan kata “walk to Rio” pada papan tulis. Siswa menyimak
6. Guru mengulang kegiatan pada tahap 4. Dan mengulanginya kembali sebanyak tiga kali. Kali ini biarkan anak melakukannya sendiri, guru hanya memberikan instruksi. Bantuan diberikan bila anak masih terlihat kebingungan.
42
Juannita Nurul Rosyidah, 2014
Pengaruh Metode Total Physical Response Storytelling dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Kerja Bahasa Inggris Siswa Tunarungu Tingkat SMALB Kelas X di SLB Negeri Ciamis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7. Setelah itu, guru menyebutkan kata “walk to Rio” dan anak diinstruksikan untuk melakukan gerakan dari kata “walk to Rio”. Bila anak melakukan kesalahan, guru melakukan
koreksi dan mengulangi insruksi.
8. Setelah itu, guru melakukan gerakan “walk to Rio” dan menginstruksikan anak untuk mengucapkan kata dari gerakan yang dilakukan guru. Bila anak melakukan kesalahan guru melakukan koreksi dan mengulangi instruksi.
9. Setelah siswa mampu mengucapkan dan melakukan gerakan yang diistruksikan, selanjutnya murid diinstruksikan untuk menuliskan kata “walk to Rio”.
10. Lakukan pengulangan pada tahap 7 namun tanpa campur tangan guru. Lalu siswa menuliskan kata “walk to Rio” pada papan tulis.
11. Lakukan evaluasi dengan memberikan instruksi secara individu. Yaitu dengan menilai pengucapan, gerakan dan tulisan yang diinstruksikan oleh guru. Lalu berikan penilaian pada format yang telah disediakan.
12. Lakukan koreksi bila siswa melakukan kesalahan. Betulkan pengucapan kalimat bila masih kurang jelas.
# Evaluasi dilakukan setiap sesi (satu sesi 2 jam). Step 1
(Establish meaning) dilakukan sebanyak dua kali
pertemuan.
2) Story
43
Juannita Nurul Rosyidah, 2014
Pengaruh Metode Total Physical Response Storytelling dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Kerja Bahasa Inggris Siswa Tunarungu Tingkat SMALB Kelas X di SLB Negeri Ciamis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengerti (menyesuaikan dengan kemampuan anak tunarungu). Namun tujuannya masih sama, yakni untuk mengenalkan kata kerja bahasa Inggris. Disini anak akan diberikan sebuah cerita bergambar yang akan dibacakan oleh guru. Dan anak akan menyimak (sebisanya) dibantu dengan menggunakan gambar yang tersedia. Disini peran guru sangat menentukan, bagaimana guru membawakan cerita dan menyampaikannya pada siswa dengan gesture juga ekspresi yang bisa membantu anak memahami kalimat
dalam cerita yang diberikan. Contoh:
PARK
Yesterday, i went to the park with my friends. I was with Hana, Sarah and Eka.
44
Juannita Nurul Rosyidah, 2014
Pengaruh Metode Total Physical Response Storytelling dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Kerja Bahasa Inggris Siswa Tunarungu Tingkat SMALB Kelas X di SLB Negeri Ciamis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
We spending time together with discussing about scout for next Saturday. We talk, we laugh, and also enjoy the day.
Than, we go back to home.
Cerita pendek ini dibacakan dan diperagakan oleh guru sebanyak satu kali. Lalu siswa membacakan juga mendemonstrasikan dari cerita yang dibacanya.
Posisi belajar diatur agar kursi siswa dibuat setengah melingkar dan guru berada di depan di tengah-tengah siswa.
Posisi awal guru dan siswa duduk pada kursi.
1. Guru menceritakan sekaligus mempraktekan sebuah cerita pendek sebanyak lima kalimat. Tahap ini, cerita masih divisualisasikan melalui gambar.
45
Juannita Nurul Rosyidah, 2014
Pengaruh Metode Total Physical Response Storytelling dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Kerja Bahasa Inggris Siswa Tunarungu Tingkat SMALB Kelas X di SLB Negeri Ciamis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Masing-masing siswa ditunjuk oleh guru untuk membaca cerita sekaligus mempraktekannya. (sebisanya)
Guru membimbing kegiatan bercerita anak dan melakukan pembenaran apabila diperlukan.
3. Setelah semua anak melakukan bercerita, masuk pada tahap evaluasi.
4. Siswa ditugaskan untuk menuliskan setiap kata kerja yang hilang dari sebuah kalimat dalam sebuah cerita yang telah diberikan. Berikut contoh evaluasi :
# Evaluasi dilakukan setiap sesi (satu sesi 2 jam). Step 1
(Establish meaning) dilakukan sebanyak satu kali pertemuan.
3) Literacy (Story)
Tahap ketiga ini lebih kompleks. Kini anak tidak lagi hanya menterjemahkan kalimat dalam sebuah kalimat perintah ataupun dari sebuah cerita pendek. Pada tahap ini siswa akan diberikan sebuah paragraf atau potongan dari sebuah cerita atau informasi. Misalkan siswa diberikan sebuah koran, lalu diinstruksikan untuk menterjemahkan satu atau lebih paragraf.
Namun, peneliti memodifikasi tahap ini mengingat kemampuan anak tunarungu yang masih sangat sedikit kosakata bahasa inggrisnya. Tidak memungkinkan untuk melakukan tahap ini tanpa memodifikasinya terlebih dahulu.
Oleh karena itu, penulis melakukan sedikit perubahan. Bukan literacy yang diberikan, namun masih pada story. Tetapi, pada tahap
46
Juannita Nurul Rosyidah, 2014
Pengaruh Metode Total Physical Response Storytelling dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Kerja Bahasa Inggris Siswa Tunarungu Tingkat SMALB Kelas X di SLB Negeri Ciamis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
akan membantu mereka. Tetap, guru akan berusaha membahasakan sebuah cerita agar siswa mampu memahami arti dari sebuah kalimat.
Contoh:
PARK
Yesterday, i went to the park with my friends . I was witth Hana, Sarah and Eka.There is a lot of people. We spending time together with discussing about scout for next Saturday.We talk, we laugh, and also enjoy the day. After that, we felt hungry than looking for something to eat. Than we found “Mie Ayam”. We ate together.Than, we go back to home.
Posisi belajar diatur agar kursi siswa dibuat setengah melingkar dan guru berada di depan di tengah-tengah siswa.
Posisi awal guru dan siswa duduk pada kursi.
1. Guru menceritakan sekaligus mempraktekan sebuah cerita pendek sebanyak lima kalimat. Tahap ini, cerita tidak divisualisasikan melalui gambar.
Siswa menyimak cerita yang dilakukan oleh guru (sebisanya)
2. Masing-masing siswa ditunjuk oleh guru untuk membaca cerita sekaligus mempraktekannya. (sebisanya)
Guru membimbing kegiatan bercerita anak dan melakukan pembenaran apabila diperlukan.
3. Setelah semua anak melakukan bercerita, masuk pada tahap evaluasi.
47
Juannita Nurul Rosyidah, 2014
Pengaruh Metode Total Physical Response Storytelling dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Kerja Bahasa Inggris Siswa Tunarungu Tingkat SMALB Kelas X di SLB Negeri Ciamis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
# Evaluasi dilakukan setiap sesi (satu sesi 2 jam). Step 1
(Establish meaning) dilakukan sebanyak satu kali pertemuan.
b) Perbendaharaan Kata Kerja
Operasional variabel terikat yaitu perbendaharaan kata kerja. Terdapat beberapa indikator yang dijadikan acuan pada penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana peningkatan kosakata kerjadihasilkan dari penelitian ini. Indikator-indikatornya yaitu : a. Siswa mampu melakukan kembali instruksi yang diberikan b. Siswa mampu mengucapkan kembali instruksi yang diberikan c. Siswa mampu menuliskan kembali instruksi yang diberikan
Dan berikut adalah kriteria penilaian dari setiap indikator TPR Storytelling :
a. Tes Prilaku terdapat kriteria penilaian sebagai berikut
Sedangkan untuk penilaian tes prilaku, kriteria penilaiannya sebagai berikut :
Nilai maksimal per soal : 4 Nilai minimum per soal : 1
Nilai Keterangan
4 Melakukan kalimat perintah sesuai instruksi yang diberikan dengan benar
3 Menlakukan kalimat perintah sesuai instruksi yang diberikan namun kurang tepat
2 Melakukan kalimat perintah sesuai instruksi yang diberikan namun dengan bantuan
48
Juannita Nurul Rosyidah, 2014
Pengaruh Metode Total Physical Response Storytelling dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Kerja Bahasa Inggris Siswa Tunarungu Tingkat SMALB Kelas X di SLB Negeri Ciamis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jumlah soal : 4 JumlahskortesLisan : 16
Kategori Skor
Sangat baik 12-16
Baik 8-12
Cukup baik 4-8
Kurang baik 0-4
b. Untuk penilaian tes lisan terdapat kriteria penilaian sebagai berikut :
Nilai Keterangan
4 Melakukan kalimat perintah sesuai instruksi yang diberikan dengan benar
3 Melakukan kalimat perintah sesuai instruksi yang diberikan namun kurang tepat
2 Melakukan kalimat perintah sesuai instruksi yang diberikan namun dengan bantuan
1 Tidak mampu melakukan kalimat perintah sesuai instruksi yang diberikan
Sedangkan untuk penilaian tes lisan, kriteria penilaiannya sebagai berikut :
Nilai maksimal per soal : 4 Nilai minimum per soal : 1 Jumlah soal : 7 Jumlah skor tes lisan : 28
Kategori Skor
49
Juannita Nurul Rosyidah, 2014
Pengaruh Metode Total Physical Response Storytelling dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Kerja Bahasa Inggris Siswa Tunarungu Tingkat SMALB Kelas X di SLB Negeri Ciamis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Baik 14- 21
Cukup baik 7-14
Kurang baik 0-7
c. Untuk penilaian tes tulisan terdapat kriteria penilaian sebagai berikut :
Nilai Keterangan
4 Menuliskan kalimat perintah sesuai instruksi yang diberikan dengan benar
3 Menuliskan kalimat perintah sesuai instruksi yang diberikan namun kurang tepat
2 Menuliskan kalimat perintah sesuai instruksi yang diberikan namun dengan bantuan
1 Tidak mampu menuliskan kalimat perintah sesuai instruksi yang diberikan
Sedangkan untuk penilaian tes tulisan, kriteria penilaiannya sebagai berikut :
Nilai maksimal per soal : 4 Nilai minimum per soal : 1 Jumlah soal : 9 Jumlah skor tes lisan : 36
Kategori Skor
Sangat baik 27-36
Baik 20-27
Cukup baik 10-18
50
Juannita Nurul Rosyidah, 2014
Pengaruh Metode Total Physical Response Storytelling dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Kerja Bahasa Inggris Siswa Tunarungu Tingkat SMALB Kelas X di SLB Negeri Ciamis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
B. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan langkah atau aturan yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan atau pemecahan masalah yang dihadapi, yang dilakukan secara ilmiah dan sistematis dalam melaksanakan penelitian. Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan metode yang digunakan adalah eksperimen. Metode eksperimen ini menggunakan bentuk eksperimen pre-eksperimental dimana desain yang digunakan adalah the one group
pretest-posttest design.
Desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Tabel 3.1 Desain Penelitian
One group Pretest-Posttest Design
Pretest Perlakuan Posttest
O1 X O2
Keterangan:
O1 = nilai pretest (tes yang diberikan sebelum perlakuan) X = treatment (perlakuan) yang diberikan
O2 = nilai posttest (tes yang diberikan setelah perlakuan)
Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Menentukan sampel penelitian
2) Melakukan pretest (O1) untuk mengetahui bagaimana pemahaman kata kerja pada sampel sebelum diberi perlakuan (treatment)
3) Menentukan treatment (X) atau perlakuan pada sample berupa Total Physical Response Story Telling
51
Juannita Nurul Rosyidah, 2014
Pengaruh Metode Total Physical Response Storytelling dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Kerja Bahasa Inggris Siswa Tunarungu Tingkat SMALB Kelas X di SLB Negeri Ciamis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang ditimbulkan dari perlakuan / treatment sehingga perlakuan dapat diketahui lebih akurat
5) Membandingkan antara O1 dan O2 untuk menentukan seberapa besar perbedaan yang muncul, sebagai pengaruh dari treatment (X) yang diberikan.
6) Menganalisis data dengan statistik nonparametik, menggunakan uji wilcoxon untuk menentuka n apakah ada perbedaan yang signifikan
setelah diberi treatment / perlakuan
C. Lokasi, Populasi dan Sample Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SLB Negeri Ciamis yang beralamat di Jalan Jend. Sudirman NO 191 Kelurahan Sindangrasa Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis. Alasan peneliti memilih sekolah tersebut sebagai lokasi penelitian karena disana terdapat permasalahan yang akan dikaji / diteliti.
2. Populasi Penelitian
Menurut Sugiyono (2010:117) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Penelitian ini yang dimaksudkan dengan populasi adalah seluruh siswa tunarungu tingkat sekolah menengah atas (SMA) di SLB Negeri Ciamis.
3. Sampel Penelitian
52
Juannita Nurul Rosyidah, 2014
Pengaruh Metode Total Physical Response Storytelling dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Kerja Bahasa Inggris Siswa Tunarungu Tingkat SMALB Kelas X di SLB Negeri Ciamis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
D. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data
1. Instrumen Penelitian
Meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrument penelitian. Menurut Sukmadinata (2010:230), “Instrumen penelitian adalah berupa tes yang bersifat mengukur, karena berisi pertanyaan atau pernyataan yang alternasif jawabannya memiliki standar jawaban tertentu, benar-salah maupun skala jawaban. Instrumen yang berisi jawaban skala, berupa pertanyaan atau pernyataan yang jawabannya berbentuk skala deskriptif ataupun skala garis.”
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini berupa tes. Penggunaan instrumen dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data pencapaian hasil belajar pada ranah kemampuan membaca pemahaman. Tes yang dibuat berupa tes tulis dan lisan. Dimana tes tulis dan tes lisan yang mengacu pada penerapan metode TPR Storytelling. Tes yang digunakan berupa tes subjektif yaitu tes yang jawabannya berupa uraian, dan penskorannya dilakukan dengan mempertimbangkan benar salahnya uraian yang diberikan testi.
Terdapat beberapa langkah yang digunakan untuk penyusunan instrumen test, yaitu :
53
Juannita Nurul Rosyidah, 2014
54
Juannita Nurul Rosyidah, 2014
Pengaruh Metode Total Physical Response Storytelling dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Kerja Bahasa Inggris Siswa Tunarungu Tingkat SMALB Kelas X di SLB Negeri Ciamis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Tabel 3.2
Kisi-Kisi Instrumen Meningkatkan Perbendaharaan Kosakata Kerja Mata Pelajaran : Bahasa Inggris
Kelas / Semester : X / 2
Variabel Aspek yang Dinilai
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar Indikator Materi Butir Istrumen Jenis Tes
55
Juannita Nurul Rosyidah, 2014
Pengaruh Metode Total Physical Response Storytelling dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Kerja Bahasa Inggris Siswa Tunarungu Tingkat SMALB Kelas X di SLB Negeri Ciamis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu berinteraksi
dengan lingkungan sekitar
yang diberikan oleh guru
Close the door! Touch
your ear Walk to
your friend Run to
the side class Hold your
56
Juannita Nurul Rosyidah, 2014
Pengaruh Metode Total Physical Response Storytelling dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Kerja Bahasa Inggris Siswa Tunarungu Tingkat SMALB Kelas X di SLB Negeri Ciamis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
toilet Pick up
the piece of paper Melakukan
perintah yang diberikan
2. Peserta didik dapat melakukan instruksi yang diberikan. Stand up! Sit
down! Close the
door! Touch
57
Juannita Nurul Rosyidah, 2014
Pengaruh Metode Total Physical Response Storytelling dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Kerja Bahasa Inggris Siswa Tunarungu Tingkat SMALB Kelas X di SLB Negeri Ciamis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
your ear Walk to
your friend Run to
the side class Hold
your hand Read your english book Go to the
58
Juannita Nurul Rosyidah, 2014
Pengaruh Metode Total Physical Response Storytelling dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Kerja Bahasa Inggris Siswa Tunarungu Tingkat SMALB Kelas X di SLB Negeri Ciamis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
the piece of paper
Menuliskan kembali instruksi yang diberikan
3. Peserta didik dapat menuliska n instruksi yang diberikan. Stand up! Sit
down! Close the
door! Touch
your ear
59
Juannita Nurul Rosyidah, 2014
Pengaruh Metode Total Physical Response Storytelling dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Kerja Bahasa Inggris Siswa Tunarungu Tingkat SMALB Kelas X di SLB Negeri Ciamis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Walk to your friend Run to
the side class Hold
your hand Read your english book Go to the
toilet Pick up
60
Juannita Nurul Rosyidah, 2014
Pengaruh Metode Total Physical Response Storytelling dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Kerja Bahasa Inggris Siswa Tunarungu Tingkat SMALB Kelas X di SLB Negeri Ciamis
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
61
Juannita Nurul Rosyidah, 2014
Pengaruh Metode Total Physical Response Storytelling dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Kerja Bahasa Inggris Siswa Tunarungu Tingkat SMALB Kelas X di SLB Negeri Ciamis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b) Membuat butir soal
No Butir Soal Jenis Tes C TC Keterangan
1.
Do what I say!
(guru menyebutkan kata kerja kerja dalam sebuah kalimat perintah)
“Write on the book!”
Tes Prilaku Write on the book! (siswa
(guru menyebutkan kata kerja dalam sebuah kalimat perintah)
“walk to rio!”
(Guru menyebutkan kata kerja dalam sebuah kalimat perintah)
“touch your ear!”
(Guru menyebutkan kata kerja dalam sebuah kalimat perintah)
62
Juannita Nurul Rosyidah, 2014
Pengaruh Metode Total Physical Response Storytelling dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Kerja Bahasa Inggris Siswa Tunarungu Tingkat SMALB Kelas X di SLB Negeri Ciamis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(Guru melakukan gerakan
(Guru melakukan gerakan berlari ke arah samping kelas)
Tes Lisan Running to the side class
(Guru melakukan gerakan duduk di atas kursi)
Tes Lisan Sitting on the chair (siswa menyebutkan
(Guru melakukan gerakan mengetik
Tes Tulisan Typing the text
63
Juannita Nurul Rosyidah, 2014
Pengaruh Metode Total Physical Response Storytelling dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Kerja Bahasa Inggris Siswa Tunarungu Tingkat SMALB Kelas X di SLB Negeri Ciamis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sebuah teks) kata kerja yang
dilakukan oleh guru) 10.
Write what am I doing!
(Guru melakukan gerakan menutup pintu)
Tes Tulisan Closing the door (siswa menuliskan
Tes Tulisan Reading a book
(siswa menuliskan
Tes Tulisan Crying
64
Juannita Nurul Rosyidah, 2014
Pengaruh Metode Total Physical Response Storytelling dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Kerja Bahasa Inggris Siswa Tunarungu Tingkat SMALB Kelas X di SLB Negeri Ciamis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(GAMBAR). We talked, we together.(GAMBAR). Then, we went home.(GAMBAR)
(Siswa menjawab pertanyan dengan menuliskan kata kerja
yang hilang dari setiap kalimat)
Yesterday, i ... to the park with my friends. I was there with Hana, Sarah and Eka.
Tes Tulis
Went
14. There were a lot of people. We spend time together, ... about scout for the next Saturday.
Tes Tulis Discussed
15. We talked, we ..., and also
Tes Tulis Looked for
Found
17. Then, we ... home. Tes Tulis Went 18. (Siswa menjawab pertanyan
dengan menyebutkan kata kerja
65
Juannita Nurul Rosyidah, 2014
Pengaruh Metode Total Physical Response Storytelling dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Kerja Bahasa Inggris Siswa Tunarungu Tingkat SMALB Kelas X di SLB Negeri Ciamis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Yesterday, i ... to the park with my friends. I was there witth Hana, Sarah and Eka.
Tes Lisan Went
19. There were a lot of people. We spend time together, ... about scout for the next Saturday.
Tes Lisan Discussed
c) Membuat Sistem Penilaian Butir Soal
Setelah butir soal dibuat maka langkah selanjutnya yaitu membuat sistem penilaian pada butir soal tersebut. Penilaian digunakan untuk mendapatkan skor kemampuan membaca pemahaman. Terdapat tiga kriteria penilaian pada butir soal ini yaitu penilaian tes lisan, perbuatan dan tulisan. Untuk penilaian tes lisan terdapat kriteria penilaian sebagai berikut :
d. Tes Prilaku terdapat kriteria penilaian sebagai berikut T
e
S
Nilai Keterangan
4 Melakukan kalimat perintah sesuai instruksi yang diberikan dengan benar
3 Menlakukan kalimat perintah sesuai instruksi yang diberikan namun kurang tepat
2 Melakukan kalimat perintah sesuai instruksi yang diberikan namun dengan bantuan
66
Juannita Nurul Rosyidah, 2014
Pengaruh Metode Total Physical Response Storytelling dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Kerja Bahasa Inggris Siswa Tunarungu Tingkat SMALB Kelas X di SLB Negeri Ciamis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sedangkan untuk penilaian tes prilaku, kriteria penilaiannya sebagai berikut :
Nilai maksimal per soal : 4 Nilai minimum per soal : 1 Jumlah soal : 4 JumlahskortesLisan : 16
Kategori Skor
Sangat baik 12-16
Baik 8-12
Cukup baik 4-8
Kurang baik 0-4
e. Untuk penilaian tes lisan terdapat kriteria penilaian sebagai berikut :
Nilai Keterangan
4 Melakukan kalimat perintah sesuai instruksi yang diberikan dengan benar
3 Melakukan kalimat perintah sesuai instruksi yang diberikan namun kurang tepat
2 Melakukan kalimat perintah sesuai instruksi yang diberikan namun dengan bantuan
1 Tidak mampu melakukan kalimat perintah sesuai instruksi yang diberikan
Sedangkan untuk penilaian tes lisan, kriteria penilaiannya sebagai berikut :
67
Juannita Nurul Rosyidah, 2014
Pengaruh Metode Total Physical Response Storytelling dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Kerja Bahasa Inggris Siswa Tunarungu Tingkat SMALB Kelas X di SLB Negeri Ciamis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nilai minimum per soal : 1 Jumlah soal : 7 JumlahskortesLisan : 28
Kategori Skor
Sangat baik 21 - 28
Baik 14- 21
Cukup baik 7-14
Kurang baik 0-7
f. Untuk penilaian tes tulisan terdapat kriteria penilaian sebagai berikut :
Nilai Keterangan
4 Menuliskan kalimat perintah sesuai instruksi yang diberikan dengan benar
3 Menuliskan kalimat perintah sesuai instruksi yang diberikan namun kurang tepat
2 Menuliskan kalimat perintah sesuai instruksi yang diberikan namun dengan bantuan
1 Tidak mampu menuliskan kalimat perintah sesuai instruksi yang diberikan
Sedangkan untuk penilaian tes tulisan, kriteria penilaiannya sebagai berikut :
Nilai maksimal per soal : 4 Nilai minimum per soal : 1 Jumlah soal : 9 JumlahskortesLisan : 36
68
Juannita Nurul Rosyidah, 2014
Pengaruh Metode Total Physical Response Storytelling dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Kerja Bahasa Inggris Siswa Tunarungu Tingkat SMALB Kelas X di SLB Negeri Ciamis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sangat baik 27-36
Baik 20-27
Cukup baik 10-18
Kurang baik 0-9
Nilai :
g. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Pada proses pelaksanaan penelitian ini terdapat pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) agar proses pembelajaran terjalin secara efektif dan terprogram secara spesifik. RPP dibuat berdasarkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Bahasa Inggris kelas X SMALB.
2. Teknik Pengumpulan Data
Terdapat beberapa langkah yang dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh data yang diperlukan. Tahap-tahap tersebut yaitu :
a) Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian dapat diartikan sebagai langkah-langkah yang dilakukan pada penelitian ini. Berikut langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti :
1) Studi Pendahuluan
Mengadakan studi lapangan dilakukan untuk melihat kondisi siswa tunarungu berkaitan dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini yaitu kemampuan kosakata kerja.
2) Pengurusan Surat Izin Penelitian
69
Juannita Nurul Rosyidah, 2014
Pengaruh Metode Total Physical Response Storytelling dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Kerja Bahasa Inggris Siswa Tunarungu Tingkat SMALB Kelas X di SLB Negeri Ciamis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Barat untuk kemudian masuk ke sekolah yang dijadikan tempat penelitian yaitu SLB N Ciamis.
3) Membuat Instrumen Penelitian
4) Melakukan Pengujian Instrumen Penelitian
Untuk dapat mengumpulkan data pada suatu penelitian diperlukan adanya sebuah intsrumen, sebelum instrumen tersebut digunakan perlu diujikan terlebih dahulu atau dinyatakan valid dan reliabel. Hal ini sejalan dengan pernyataan Susetyo (2011: 88) sebagai berikut:
Sebelum digunakan sebagai alat pengumpul data instrumen diujicobakan terlebih dahulu sampai memenuhi persyaratan sebagai instrumen yang baik salah satunya yaitu valid. Salah satu tes dinyatakan valid jika perangkat tes yang butir-butirnya benar-benar mengukur sasaran tes yang berupa kemampuan dalam bidang tertentu dan bukan kemampuan dalam bidang lainnya.
Maka dari itu instrumen yang akan digunakan oleh peneliti akan dilakukan uji validitas dan reliabilitas sebagai berikut :
b) Uji Validitas
70
Juannita Nurul Rosyidah, 2014
Pengaruh Metode Total Physical Response Storytelling dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Kerja Bahasa Inggris Siswa Tunarungu Tingkat SMALB Kelas X di SLB Negeri Ciamis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Uji validitas tersebut menggunakan teknik penilaian oleh para ahli dalam penelitian ini, yaitu para ahli yang berhubungan / berkecimpung di dunia pendidikan khusus. Instrumen terlebih dahulu di judgment oleh satu orang pengajar di SLB Negeri Ciamis, dan dua orang dosen Pendidikan Khusus, spesialisasi tunarungu. Instrumen tersebut dinyatakan valid apabila seluruh penilai ahli menyatakan cocok semua butir instrumen/ soal yang sudah dibuat, namun soal tersebut tidak dipakai apabila ada salah seorang penilai ahli menyatakan tidak cocok.
Proses validitas ini dilakukan untuk mengetahui tes yang sudah dibuat sesuai dengan aspek yang terkandung dalam pembelajaran atau belum. Sehingga ketika tes diberikan kepada anak, hal tersebut sesuai dengan aspek yang akan diteliti. Skor validitas diolah dengan menggunakan rumus:
Berdasarkan hasil judgment dapat disimpulkan bahwa instrumen kemampuan membaca pemahaman, semuanya cocok dan dapat digunakan untuk mengukur kemampuan membaca anak tunarungu yang sedang peneliti teliti. Semua butir soal yang sudah dijudgment menunjukkan hasil 100% yang berarti valid.
c) Uji Realibilitas
Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap (Arikunto, 2010 : 86). Uji realibilitas pada penelitian ini dilakukan dengan
P = f / N x 100% Keterangan : P = Presentase
71
Juannita Nurul Rosyidah, 2014
Pengaruh Metode Total Physical Response Storytelling dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Kerja Bahasa Inggris Siswa Tunarungu Tingkat SMALB Kelas X di SLB Negeri Ciamis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menggunakan reliabilitas konsistensi internal, dalam hal ini Susetyo (2011:109) menjelaskan bahwa “Realibilitas konsistensi internal didasarkan pada skor yang diperoleh dari satu perangkat ukur dengan satu kali pengukuran pada peserta tes”. Pada penelitian ini realibilitas konsistensi internal dihitung dengan rumus Alpha. Menilai soal yang dibuat oleh peneliti berbentuk uraian sehingga butir-butir soal yang dinilai tidak hanya “benar” atau “salah” namun menghendaki tingkatan penilaian. Maka dari itu rumus yang digunakan adalah rumus Alpha sebagai berikut :
(
)
∑
(Arikunto, S. 2010:109) Keterangan :
r
11= realibilitas yang dicari∑ = jumlah varians skor tiap-tiap item = varians total
Selanjutnya dari hasil perhitungan reliabilitas soal, nilainya dapat diklasifikasikan pada beberapa kriteria yang dikemukakan kembali oleh Arikunto (2001:101) antara lain sebagai berikut : Kriteria reliabilitas antara 0,00 s.d. 0,20 mengandung arti reliabilitas sangat rendah
Kriteria reliabilitas antara 0,21 s.d. 0,40 mengandung arti reliabilitas rendah
Kriteria reliabilitas antara 0,41 s.d. 0, 60mengandung arti reliabilitas cukup
72
Juannita Nurul Rosyidah, 2014
Pengaruh Metode Total Physical Response Storytelling dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Kerja Bahasa Inggris Siswa Tunarungu Tingkat SMALB Kelas X di SLB Negeri Ciamis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kriteria reliabilitas antara 0,81 s.d. 1,00 mengandung arti reliabilitas sangat tinggi
Setelah instrumen dibuat kemudian dihitung reliabilitasnya, ditemukan hasil 0,978. Berdasarkan klasifikasi reliabilitas yang sudah dikemukakan diatas, maka instrumen yang peneliti buat memiliki tingkat reliabilitas yang sangat tinggi sehingga instrumen tersebut dapat digunakan untuk penelitian.
3. Pelaksanaan Penelitian
Terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan pada pelaksanaan penelitian yaitu:
1) Melakukan Pre Test
2) Melakukan penilaian dari hasil pre test
3) Melakukan intervensi membaca pemahaman dengan menggunakan metode TPR Storytelling sebanyak 6 kali
4) Treatment satu sampai empat, materi yang diberikan berupa kata dan kalimat. Sedangkan materi pada treatment lima dan enam sudah berupa cerita atau storytelling.
5) Setelah intervensi selesai diberikan kemudian dilaksanakan pos test 6) Mengumpulkan dan mengolah data hasil penelitian.
E. Teknik Analisis Data
73
Juannita Nurul Rosyidah, 2014
Pengaruh Metode Total Physical Response Storytelling dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Kerja Bahasa Inggris Siswa Tunarungu Tingkat SMALB Kelas X di SLB Negeri Ciamis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
“Wilxocon Match Pairs Test merupakan penyempurnaan dari uji tanda (Sign Test). Teknik ini digunakan untuk menguji signifikansi hipotesis komparatif dua sample yang berkorelasi bila datanya berbentuk ordinal” (Sugiyono, 2004 : 44).
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam mengolah data tersebut adalah:
1. Menskor pre-test dan pos-test dari setiap penilaian 2. Mentabulasi skor pre-test dan pos-test
3. Membuat tabel perhitungan skor pre-test dan skor pos-test
4. Menghitung selisih antara skor pre-test dan pos-test. Ditetapkan selisih diantara kedua skornya
5. Membuat ranking harga-harga di itu tanpa memperdulikan tanda. Untuk harga-harga di yang sama buatlah rata-rata ranking yang sama 6. Membubuhkan pada setiap ranking, tanda (+), (-) untuk d yang di
representasikan 7. Menetapkan T
8. Membandingkan nilai T yang diperoleh dengan T dari tabel nilai-nilai kritis T untuk uji Wilcoxon
Juannita Nurul Rosyidah, 2014
Pengaruh Metode Total Physical Response Storytelling dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Kerja Bahasa Inggris Siswa Tunarungu Tingkat SMALB Kelas X di SLB Negeri Ciamis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Kosakata kerja bahasa Inggris anak tunarungu dipengaruhi oleh banyak hal diantaranya metode pembelajaran yang kurang mengakomodir kemampuan dan hambatan siswa. Dimana anak tunarungu tidak hanya mengandalkan sisa pendengarannya saja, namun visual, isyarat juga gerakan. Hal-hal tersebut berpengaruh dalam proses penerimaan bahasa tidak terkecuali bahasa asing.
Penggunaan metode TPR Storytelling membantu untuk meningkatkan kosakata kerja siswa tunarungu dengan beberapa tahapan yang sistematis yang ada dalam metode tersebut. Salah satu dampak positif dengan menggunakan metode TPR Storytelling yaitu membantu siswa tunarungu untuk memahami kata kerja yang diberikan dalam jangka waktu yang lama karena pembelajarn berdasarkan pengalaman yang dialami langsung oleh siswa.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, menjawab rumusan masalah yang sebelumnya diajukan. Terjadi peningkatan skor dari Pre-Test yaitu tes awal sebelum diberikan treatment, lalu Post-Pre-Test yaitu tes
akhir setelah dilakukan treatment. Perbendaharaan kata kerja siswa tunarungu rendah, sebelum dilakukan treatment dan meningkat setelah diberikan treatment.
a. Kelebihan
91
Juannita Nurul Rosyidah, 2014
Pengaruh Metode Total Physical Response Storytelling dalam Meningkatkan Perbendaharaan Kata Kerja Bahasa Inggris Siswa Tunarungu Tingkat SMALB Kelas X di SLB Negeri Ciamis Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kegiatan pembelajaran yang aktif dan tidak membosankan dirasakan oleh siswa. Ketika guru bercerita dengan mengoptimalkan mimik, gesture dan intonasi juga ditambah dengan media gambar, memotivasi anak untuk lebih memperhatikan pembelajaran. Karena jika mereka tidak memperhatikan jalan cerita siswa akan tertinggal dalam mendapatkan informasi yang berupa kata kerja. Siswa juga tidak hanya menebak apa yang dilakukan guru, namun mereka pun akan mempraktekan gerakan dari sebuah kata kerja tersebut, lalu menyebutkannya, kemudian menuliskannya. Sehingga akan sangat kuat diingat oleh siswa karena pembelajaran langsung dirasakan dan dialami oleh siswa.
Dan ketika sampai pada giliran siswa menjawab pertanyaan, mereka sangat antusias dan menjawab dengan baik. Karena siswa tidak hanya mengetahui sebuah cerita, namun mereka dibawa dan masuk ke dalam sebuah alur cerita. Cerita juga dibuat berdasarkan pengalaman siswa, sehingga mudah untuk difahami. Tidak hanya guru yang aktif bercerita namun mereka pun ikut langsung dalam pengalaman cerita tersebut.
Pembelajaran yang menyenangkan ini, dapat memotivasi dan meningkatkan minat belajar siswa, khususnya pada pembelajaran bahasa yang peneliti bahas kali ini adalah bahasa Inggris. Dengan demikian dapat dijadikan salah satu alternatif metode pembelajaran untuk membantu meningkatkan kosakata kerja bahasa Inggris anak tunarungu.
b. Kekurangan