• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH GAYA MENGAJAR INKLUSI TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN PENCAK SILAT SENI PALEREDAN DI KELAS X SMA NEGERI 4 BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH GAYA MENGAJAR INKLUSI TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN PENCAK SILAT SENI PALEREDAN DI KELAS X SMA NEGERI 4 BANDUNG."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

Risman Nevriandy, 2014

PENGARUH GAYA MENGAJAR INKLUSI TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN PENCAK SILAT SENI PALEREDAN DI KELAS X SMA NEGERI 4 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH GAYA MENGAJAR INKLUSI TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN PENCAK SILAT SENI PALEREDAN DI KELAS X

SMA NEGERI 4 BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagaian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Olahraga

Oleh :

RISMAN NEVRIANDY

0900296

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

(2)

Risman Nevriandy, 2014

PENGARUH GAYA MENGAJAR INKLUSI TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN PENCAK SILAT SENI PALEREDAN DI KELAS X SMA NEGERI 4 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengaruh Gaya Mengajar Inklusi Terhadap

Hasil Pembelajaran Pencak Silat Seni

Paleredan di Kelas X SMA Negeri 4

Bandung

Oleh

Risman Nevriandy

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada

Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan

© Risman Nevriandy 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

Risman Nevriandy, 2014

PENGARUH GAYA MENGAJAR INKLUSI TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN PENCAK SILAT SENI PALEREDAN DI KELAS X SMA NEGERI 4 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu RISMAN NEVRIANDY

PENGRUH GAYA MENGAJAR INKLUSI TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN PENCAK SILAT SENI PALEREDAN DI KELAS X

SMA NEGERI 4 BANDUNG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dr. Hj. Tite Juliantine, M.Pd NIP. 196807071992032001

Pembimbing II

Alit Rahmat, M.Pd NIP. 197208262005011007

Mengetahui : Ketua Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

(4)

Risman Nevriandy, 2014

PENGARUH GAYA MENGAJAR INKLUSI TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN PENCAK SILAT SENI PALEREDAN DI KELAS X SMA NEGERI 4 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Risman Nevriandy 0900296. Pengaruh Gaya Mengajar Inklusi Terhadap Hasil Pembelajaran Pencak Silat Seni Paleredan Di Kelas X SMA Negeri 4 Bandung. Pembimbing I Dr. Hj. Tite Juliantine, M.Pd, Pembimbing II Alit Rahmat, M.Pd.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kurang kreatifnya guru dalam menyampaikan materi pencak silat seni paleredan, dimana guru menerapkan gaya pembelajaran konvensional atau pembelajaran yang berpusat pada guru sehingga pembelajaran terkesan monoton, tidak menarik dan hasil pembelajaran tidak sesuai harapan. Penulis mencoba menerapkan gaya mengajar inklusi untuk meningkatkan hasil pembelajaran pencak silat khususnya materi seni paleredan dimana gaya mengajar ini merupakan gaya mengajar yang menekankan keterlibatan semua siswa sesuai dengan kemapuannya masing-masing, sehingga siswa tidak merasa minder akan kemampuannya dan tertarik untuk mengikuti pembelajaran. Tujuan penelitian yang ingin penulis teliti adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh gaya mengajar inklusi terhadap hasil pembelajaran pencak silat seni paleredan. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode penelitian eksperimen. Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 4 Bandung yang berjumlah 298 siswa, sedangkan sampel penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 4 Kota Bandung yang dipilih secara purposive sampling, dimana yang menjadi sampelnya adalah siswa kelas X-7 dan X-8 yang berjenis kelamin laki-laki, masing-masing berjumlah 15 orang untuk kelompok kontrol dan eksperimen. Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen penilaian tes penampilan pencak silat seni paleredan oleh wasit juri pencak silat Jawa Barat/Nasional. Hasil pengolahan data dan pengujian hipotesis menunjukan peningkatan penguasaan gerak pencak silat seni paleredan siswa SMA Negeri 4 Bandung. Sehingga dapat disimpulkan bahwa gaya mengajar inklusi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil pembelajaran pencak silat seni paleredan di kelas X SMA Negeri 4 Bandung.

(5)

Risman Nevriandy, 2014

PENGARUH GAYA MENGAJAR INKLUSI TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN PENCAK SILAT SENI PALEREDAN DI KELAS X SMA NEGERI 4 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Risman Nevriandy 0900296. Influence Of Inclusions On The Teaching Style Of Learning Outcomes Pencak Silat Seni Paleredan In Class X SMA Negeri 4 Bandung. Preceptor I Dr. Hj. Tite Juliantine, M.Pd, Preceptor II Alit Rahmat, M.Pd

The research was distributed by less creative teachers in delivering pencak silat seni paleredan, where teachers implement conventional learning style or teacher-centered learning so that learning impressed monotonous, uninteresting and learning outcomes does not match expectations. The author tries to apply the styles taught inclusion to improve learning outcomes pencak silat in particular seni paleredan material where this teaching style is a style of teaching that emphasizes the involvement of all students in accordance with their respective ability, so students do not feel minder will his ability and keen to follow the learning. The purpose of the research is meticulous writer wanted to know how the influence of the inclusion teaching style learning outcomes pencak silat seni paleredan. The research method used was experimental research methods. The population of this research is to grade X SMA Negeri 4 Bandung which totaled 298 students, whereas this research sample was grade X SMA Negeri 4 Bandung city selected by purposive sampling, where the sampelnya is a student of class X-7 and X-8 male-sex, each numbering 15 persons for the control group and experimental. Research instrument used is an instrument rating test appearance of pencak silat seni paleredan by the referee judges the West Javanese pencak silat/national. Data processing results and hypothesis testing showed improved mastery of motion pencak silat seni paleredan SMA Negeri 4 Bandung students. So it can be inferred that the teaching styles of inclusion give significant effects against the learning outcomes pencak silat seni paleredan in class X SMA Negeri 4 Bandung.

(6)

Risman Nevriandy, 2014

PENGARUH GAYA MENGAJAR INKLUSI TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN PENCAK SILAT SENI

PALEREDAN DI KELAS X SMA NEGERI 4 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... ... i

KATA PENGANTAR ... ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... ... iii

DAFTAR ISI ... ... vi

DAFTARTABEL ... ... viii

DAFTAR BAGAN ... ... ix

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... ... 1

B.Identifikasi Masalah ... ... 5

C.Rumusan Masalah ... ... 6

D.Tujuan Penelitian ... ... 6

E.Maanfaat Penelitian ... ... 7

F. Pembatasan Penelitian ... ... 7

G.Penjelasan Istilah ... ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A.Belajar dan Pembelajaran ... ... 10

B.Gaya Mengajar ... ... 17

C.Gaya Mengajar Inklusi ... ... 21

D.Pelaksanaan Gaya Inklusi Dalam Pendidikan Jasmani ... ... 22

E.Pembelajaran Konvensional ... ... 30

F. Hakikat Belajar Pencak Silat ... ... 31

G.Pencak Silat dan Seni Bela Diri ... ... 35

H.Hakikat Paleredan ... ... 39

I. Kerangka Pemikiran ... ... 41

(7)

Risman Nevriandy, 2014

PENGARUH GAYA MENGAJAR INKLUSI TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN PENCAK SILAT SENI

PALEREDAN DI KELAS X SMA NEGERI 4 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN

A.Populasi dan Sampel ... ... 45

B.Desain Penelitian ... ... 48

C.Metode Penelitian ... ... 50

D.Instrumen Penelitian ... ... 53

E.Prosedur Pengolahan Data ... ... 65

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian ... ... 69

B.Pembahasan Penelitian ... ... 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... ... 74

B.Saran ... ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... ... 75

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(8)

Risman Nevriandy, 2014

PENGARUH GAYA MENGAJAR INKLUSI TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN PENCAK SILAT SENI

PALEREDAN DI KELAS X SMA NEGERI 4 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Peristiwa Pelaksanaan Gaya Inklusi ... ... 24

2.2 Peristiwa Pelaksanaan Gaya Inklusi (lanjutan)... ... 26

2.3 Peristiwa Pelaksanaan Gaya Inklusi (lanjutan)... ... 27

3.1 Jumlah Populasi Terjangkau ... ... 46

3.2 Jumlah Siswa Putra Tiap Kelas ... ... 46

3.3 Sampel Penelitian Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 47

3.4 Kisi-Kisi Instrumen ... ... 56

4.1 Data Hasil Penghitungan Rata-Rata dan Simpangan Baku ... ... 69

4.2 Data Hasil Pengujian Normalitas Liliefors Kedua Kelompok .... ... 70

4.3 Data Hasil Pengujian Homogenitas Menggunakan Uji Kesamaan Dua Varians ... ... 71

(9)

Risman Nevriandy, 2014

PENGARUH GAYA MENGAJAR INKLUSI TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN PENCAK SILAT SENI

PALEREDAN DI KELAS X SMA NEGERI 4 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR BAGAN

2.1 Skema Komponen-Komponen Pembelajaran ... ... 14

3.1 Desain Penelitian……… ... 48

3.2 Langkah-Langkah Penelitian……….. ... 50

(10)

Risman Nevriandy, 2014

PENGARUH GAYA MENGAJAR INKLUSI TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN PENCAK SILAT SENI

PALEREDAN DI KELAS X SMA NEGERI 4 BANDUNG

(11)

Risman Nevriandy, 2014

PENGARUH GAYA MENGAJAR INKLUSI TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN PENCAK SILAT SENI

PALEREDAN DI KELAS X SMA NEGERI 4 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel

Dalam suatu penelitian yang dilakukan keberadaan populasi dan sampel

penelitian adalah hlm yang penting untuk menunjang keberhasilan proses penelitian.

Pengertian populasi menurut Sugiyono (2012, hlm. 117) yang tertulis dalam bukunya

menyebutkan bahwa populasi adalah “wilayah generalisasi yang terdiri dari atas:

objek/subjek yang kuantitas dan kualitas tertentu yang di terapkan oleh penelitian

untuk mempelajari dan kemudian tarik kesimpulanya”.

Berdasarkan penjelasan diatas mengenai populasi, maka peneliti dapat

menyimpulkan bahwa populasi merupakan suatu keseluruhan atau totalitas dari

sekumpulan objek penelitian, baik benda hidup, manusia, benda mati, atau berupa

gejala maupun peristiwa-peristiwa yang dijadikan sebagai sumber data yang memilki

berbagai ciri atau karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian. Populasi dari

penelitian ini adalah siswa kelas XSMA Negeri 4 Bandung yang berjumlah 298

siswa.

Sedangkan pengertian sampel menurut Surakhmad (1993, hlm. 3) yaitu:

“Sampel adalah penarikan sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi”.

Lebih lanjut lagi Sugiyono (2012, hlm. 118) berpendapat :

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada populasi, misalnya karena keterbatsan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil

dari populasi itu”.

Berdasarkan penjelasan kedua kutipan diatas, maka penulis simpulkan bahwa

populasi adalah keseluruhan jumlah dari sumber data yang dijadikan penelitian,

(12)

46

Risman Nevriandy, 2014

PENGARUH GAYA MENGAJAR INKLUSI TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN PENCAK SILAT SENI

PALEREDAN DI KELAS X SMA NEGERI 4 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

opulasi.Berkaitan dengan sampel dalam sebuah penelitian harus representatif maka

dalam proses penentuan sampel harus ada teknik sampling untuk memudahkan

peneliti mengambil data dengan akurat. Sampel yang diambil dalam penelitian ini

adalah sebagian siswa kelas X-1 dan X-2 di SMA Negeri 4 Bandung.

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik Sampling Purposive. Karena dengan pertimbangan bahwa siswa putra kelas X

lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran pencak silat dibandingkan dengan siswi

putri.

Langkah-langkah pengambilan sampel sebagai berikut :

1. Mengidentifikasi jumlah populasi yang homogen pada tiap kelas

Jumlah populasi terjangkau siswa kelas X SMA Negeri 4 Bandung dapat

digambarkan sebagai berikut :

Tabel 3.1 Jumlah populasi terjangkau

Kelas X-1 Kelas X-2

15 orang 15 orang

2. Menentukan jumlah sampel pada tiap kelas

Untuk menentukan jumlah sampel pada tiap kelas dilakukan dengan cara

menghitung jumlah siswa terutama siswa putra pada maing-masing kelas,

dikarenakan dalam penelitian ini penulis mengambil sampel siswa putra saja,

hasilnya sebagai berikut :

Tabel 3.2 Jumlah siswa putra tiap kelas

Kelas X-1 Kelas X-2 Total

(13)

47

Risman Nevriandy, 2014

PENGARUH GAYA MENGAJAR INKLUSI TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN PENCAK SILAT SENI

PALEREDAN DI KELAS X SMA NEGERI 4 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Menentukan kelompok sampel

Untuk menentukan kelompok siswa yang menjadi sampel penelitian

dilakukan dengan acak tidak melihat dari berbagai pertimbangan, peneliti mengambil

sampel 2 kelas yaitu kelas X seperti dibawah ini :

Tabel 3.3

Sampel penelitian Kelompok A (menggunakan gaya mengajar inklusi) dan Kelompok B (pembelajaran konvensional)

NO KELOMPOK A KELAS X-7 KELOMPOK B KELAS X-8

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

(14)

48

Risman Nevriandy, 2014

PENGARUH GAYA MENGAJAR INKLUSI TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN PENCAK SILAT SENI

PALEREDAN DI KELAS X SMA NEGERI 4 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan rancangan tentang cara, proses, dan

menganalisis data agar dapat dilaksanakan dengan mudah dan sesuai dengan tujuan

penelitian. Nasution (2004, hlm. 40) menyatakan bahwa, “Desain penelitian

merupakan suatu tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data sesuai dengan

tujuan penelitian”. Penggunaan desain penelitian ini disesuaikan dengan aspek penelitian serta pokok masalah yang ingin diungkapkan. Desain penelitian ini

berfungsi untuk memberikan jalan dan arah dari proses penelitian. Gambar arah dan

kegiatan penelitian akan tercantum dalam desain penelitian, sehingga hlm ini akan

membantu peneliti dalam upaya memecahkan masalah penelitian yang telah

dirumuskan.

Dalam suatu penelitian dibutuhkan desain penelitian untuk dijadikan acuan

dalam langkah-langkah penelitian. Desain yang digunakan dalam penelitian ini

adalah (Posttest-Only Control Design).Desain tersebut disesuaikan dengan aspek

penelitian serta pokok masalah yang ingin diungkapkan.

Bentuk desain penelitian yang akan digunakan oleh penulis adalah sebagai

berikut:

Kelompok A (pembelajaran gaya inklusi)

Kelompok B (pembelajaran konvensional)

Bagan 3.1 Desain Penelitian

Keterangan :

R1 : kelompok eksperimen

X1 : perlakuan dengan gaya mengajar inklusi

O1 : posttest kelompok eksperimen

R1 O1

R2 O2

X1

(15)

49

Risman Nevriandy, 2014

PENGARUH GAYA MENGAJAR INKLUSI TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN PENCAK SILAT SENI

PALEREDAN DI KELAS X SMA NEGERI 4 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu R2 : kelompok kontrol

- : perlakuan dengan pembelajaran konvensional

O2 : posttest kelompok kontrol

Adapun prosedur dari rancangan penelitian tersebut di atas adalah sebagai

berikut :

1. Menentukan populasi, populasi yang diambil adalah siswa kelas X SMA

Negeri 4 bandung.

2. Menentukan jumlah sampel

3. Memberikan perlakuan dengan menggunakan gaya mengajar inklusi dan

metode konvensional

4. Setelah diberikan perlakuan kemudian dilakukan test akhir untuk

mendapatkan data

5. Setelah data diproleh, langkah selanjutnya yaitu mengolah dan menganalisis

data tersebut

6. Langkah terakhir yaitu memberikan kesimpulan dari hasil dan analisis data

(16)

50

Risman Nevriandy, 2014

PENGARUH GAYA MENGAJAR INKLUSI TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN PENCAK SILAT SENI

PALEREDAN DI KELAS X SMA NEGERI 4 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selanjutnya penulis menggambarkan rancangan penelitian tersebut sebagai

berikut :

Bagan 3.2Langkah-langkah penelitian

C. Metode Penelitian

Sebagai penunjang untuk mempermudah penulis dalam mengambil

langkah-langkah dalam penelitian, penulis menggunakan suatu metode. Metode adalah

langkah-langkah yang diambil untuk mempermudah penelitian. Setiap penelitian

terlebih dahulu harus menentukan metode apa yang akan digunakan dalam penelitian

tersebut, hlm ini perlu dilakukan karena metode merupakan cara yang akan

menentukan berhasil atau tidakny tujuan yang akan dicapai. Hal ini diperkuat oleh

pendapat ahli yaitu Surakhmad (1993, hlm. 131) menjelaskan tentang metode, yaitu :

Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai suatu

tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesa, dengan

mempergunakan teknik dan alat-alat tertentu. Cara utama itu dipergunakan setelah penyelidik memperhitungkan kewajarannya ditinjau dari tujuan penyelididkan serta dari situasi penyelidikan.

Populasi

Sampel

Perlakuan

Hasil A

Kelompok B

Perlakuan

Hasil B

Pengumpulan Data

Pengumpulan & Analisi Data

(17)

51

Risman Nevriandy, 2014

PENGARUH GAYA MENGAJAR INKLUSI TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN PENCAK SILAT SENI

PALEREDAN DI KELAS X SMA NEGERI 4 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sementara itu Sudjana (2005, hlm. 52) mengungkapkan bahwa, “Metode

penelitian merupakan rangkaian cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang

didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis,

pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi”. Karena kegiatan tersebut dilakukan setiap

melaksanakan penelitian, maka beberapa ahli menyebutnya sebagai tradisi penelitian

(reaserch traditions).

Dari beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa metode penelitian

berkaitan dengan prosedur, alat, serta desain penelitian yang digunakan, sehingga

dihasilkan penelitian yang benar-benar ilmiah atas permasalahan-permasalahan

penelitian.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

eksperimen. Metode ini digunakan atas dasar pertimbangan bahwa sifat penelitian

eksperimental yaitu mencobakan sesuatu untuk mengetahui pengaruh atau akibat dari

suatu perlakuan atau treatment.Disamping itu penulis ingin mengetahui pengaruh

variabel bebas terhadap variabel terikat yang diselidiki atau diamati. Mengenai

metode eksperimen ini Arikunto (2006, hlm. 4) berpendapat bahwa :

Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab-akibat (hubungan klausal) anatra dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminir atau mengurangi faktor-faktor lain yang bisa menggangu.

Selain itu menurut Sugiyono (2012, hlm. 72) berpendapat bahwa “metode

penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari

pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan”.

Dari kutipan di atas dapat diartikan bahwa untuk membuktikan kebenaran dari

hipotesis yang penulis ajukan maka penulis melakukan penelitian dengan

menggunakan metode eksperimen, yaitu mengadakan kegiatan percobaan terhadap

variabel-variabel yang diteliti untuk mendapatkan suatu hasil.

Metode ini dipergunakan atas dasar pertimbangan bahwa sifat penelitian ini

(18)

52

Risman Nevriandy, 2014

PENGARUH GAYA MENGAJAR INKLUSI TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN PENCAK SILAT SENI

PALEREDAN DI KELAS X SMA NEGERI 4 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran pencak silat paleredan dengan menggunakan gaya mengajar inklusi dan

menggunakan gaya konvensional.

Kedua kelompok tersebut kemudian menjalani proses perlakuan sesuai

dengan program perlakuan yang telah disusun oleh penulis. Sebelum dan sesudah

proses perlakuan diprogramkan, dilakukan pengukuran untuk membandingkan

tingkat penguasaan gerak siswa terhadap hasil pembelajaran pecak silat, akibat

perlakuan dari pembelajaran pencak silat paleredan dengan menggunakan gaya

mengajar inklusi dan pembelajaran yang konvensional.

Suatu penelitian tentunya memiliki variabel yang diteliti.Menurut Sugiyono

(2012, hlm. 39) bahwa “variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang

berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh

informasi tentang hlm tersebut”. Dalam penelitian ini peneliti memiliki variabel yang

diteliti, antara lain :

1. Variabel Independen atau Variabel Bebas

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 39) “variabel bebas merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

terikat”.Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Gaya Mengajar Inklusi dan Gaya Konvensional.

2. Variabel Dependen atau Variabel Terikat

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 39) “variabel terikat adalah variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”.Variabel terikat

(19)

53

Risman Nevriandy, 2014

PENGARUH GAYA MENGAJAR INKLUSI TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN PENCAK SILAT SENI

PALEREDAN DI KELAS X SMA NEGERI 4 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Instrumen Penelitian

Meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang

baik.Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrument penelitian.Jadi

instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena

sosial maupun alam yang diamati. Nurhasan (1999, hlm. 2) mengemukakan bahwa :

“Dalam proses pengukuran membutuhkan alat ukur”. Dengan alat ukur ini akan

mendapatkan data yang merupakan hasil pengukuran. Oleh karena itu, diperlukan

suatu instrument penelitian untuk dapat memperoleh suatu data.

Setiap penelitian sudah tentu menggunakan instrument atau alat untuk

mengumpulkan data. Lebih lanjut lagi Arikunto (2006, hlm. 160) mengemukakan

bahwa : “Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkn data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik,

dalam arti lebih hemat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah”.

Adapun instrumen yang digunakan untuk memperoleh data mengenai hasil

pembelajaran pencak silat makapenulis menggunakan instrumen berupa tes

penampilan gerak pencak silat seni paleredan.

Agar penelitian menjadi lebih kongkrit, maka perlu ada data.Data tersebut

diperoleh pada akhir eksperimen sebagai data akhir setelah kelompok tersebut diberi

suatu treatmentatau perlakuan.Tujuannya agar dapat mengetahui pengaruh hasil

perlakuan yang merupakan tujuan akhir dari eksperimen.Dalam pengumpulan data

untuk mengetahui kemampuan setelah diberikan perlakuan dilakukan tes yaitu

menampilkan pencak silat seni paleredan.

Untuk mendapatkan data yang nantinya diolah dan dianalisis maka diperlukan

alat untuk instrumen :

1. Menentukan jadwal mulai melakukan perlakuan, yaitu dilakukan pada tanggal

7 April 2014. Perlakuan diberikan sebanyak 12 kali pertemuan karena waktu

(20)

54

Risman Nevriandy, 2014

PENGARUH GAYA MENGAJAR INKLUSI TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN PENCAK SILAT SENI

PALEREDAN DI KELAS X SMA NEGERI 4 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Menentukan waktu dan tempat memberikan perlakuan, yaitu dilaksanakan

seminggu tiga kali, setiap hari senin, rabu, dan jumat pada pukul 14:00 wib

sampai dengan pukul 15.30 dan tempat pelaksanaan di Aula SMA Negeri 4

Bandung.

3. Menentukan waktu dan tempat pengetesan, yaitu dilaksanakan pada hari

jumattanggal2 Mei 2014 pukul 14.00 WIB s.d selesai.

4. Dalam pengetesan ini penulis melaksanakan tes sebanyak 1 kali :

a. Tes akhir, tujuannya untuk mengetahui kemajuan siswa setelah diberikan

perlakuan.

b. Selanjutnya menghitung rata-rata hasil tes antara kelompok pembelajaran

dengan gaya inklusi dan kelompok dengan pembelajaran yang

konvensional..

Tes akhir dilaksanakan dengan teknik berdasarkan langkah-langkah sebagai

berikut:

1. Petunjuk umum

a. Sebelum tes dimulai, kepada para testee diberikan penjelasan terlebih

dahulu mengenai jenis test yang akan dilakukan dan diberikan cara

melakukan peregangan.

b. Kepada para testee diberikan juga penjelasan mengenai sistem penilaian

dalam test ini.

c. Disarankan agar seluruh testee memakai pakaian olahraga.

2. Petunjuk pelaksanaan

a. Tes rangkaian gerakan paleredan dengan irama musik, tujuan tes ini untuk

mengetahui kemampuan siswa pembelajaran dengan menggunakan gaya

mengajar inkulsi dan pembelajaran yang konvensional terhadap penguasaan

gerak paleredan sebelum dan sesudah diberi perlakuan.

b. Pelaksanaan dan perlengkapan, kaset paleredan, tape recorder, format

(21)

55

Risman Nevriandy, 2014

PENGARUH GAYA MENGAJAR INKLUSI TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN PENCAK SILAT SENI

PALEREDAN DI KELAS X SMA NEGERI 4 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Pengetesan, jumlah pembantu yang bertugas untuk menilai gerakan

sebanyak 8 orang.

1) Ketua tester 1 orang

2) Sekretaris tester 1 orang

3) Pencatat hasil tes atau tester 5 orang (juri). Tester berasal dari wasit juri

Pencak Silat yang bersertifikasi Jawa Barat dan Nasional.

4) Operator musik/tape recorder satu orang.

3. Kriteria penilaian dan kisi-kisi instrumen.

a. Kriteria penilaian

1) Wiraga

a) Penilaian teknik dilakukan dengan cara melihat dan menghitung

jumlah gerakan yang benar.

b) Jumlah seluruh gerakan pada rangkaian gerak Paleredan terdapat 105

gerakan.

c) Gerakan yang benar diberi nilai 1, sedangkan gerakan yang salah

diberi nilai 0.

d) Nilai teknik diperoleh dengan cara jumlah gerakan dikurangi

kesalahan gerakan (105–kesalahan gerakan).

e) Dari 5 tester diambil 3 nilai, karena nilai terbesar dan terkecil dari

setiap perolehan nilain testee tidak dipakai.

f) Penilaian aspek ini bersifat objektif.

2) Wirasa dan Wirahma (Kemantapan dan Keindahan gerak)

a) Penilaian pada aspek wirasa dilihat dari kemantapan gerakan,

kemantapan penghayatan gerakan, kemantapan tenaga dan stamina

setiap siswa. Sedangkan penilaian pada aspek wirahma dilihat dari

keindahan gerakan dan kesesuaian gerakan dengan irama musik

(22)

56

Risman Nevriandy, 2014

PENGARUH GAYA MENGAJAR INKLUSI TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN PENCAK SILAT SENI

PALEREDAN DI KELAS X SMA NEGERI 4 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b) Aspek-aspek yang dinilai antara lain: Kecepatan, kekuatan,

kelentukan, dan penjiwaan (ekspresi penghayatan) terhadap gerakan.

c) Rentang skor pada aspek penilaian wirasa antara 50-60.

d) Penilaian aspek ini bersifat subyektif.

b. Kisi-kisi Instrumen penelitian

Tabel 3.4Kisi-Kisi Instrumen

No Definisi /

Konsep

Indikator Sub indicator Nilai

1. Paleredan Jurus I

Prasetya

1. Kuda-kuda samping, kaki kanan di depan dan berat badan berada di depan, tangan tertungkup kemudian terbuka ke depan (posisi kamehame).

1

1. Tangkisan dengan siku kiri, tangan kanan menepuk siku kiri. Posisi kaki dan berat badan sama seperti hitungan no. 1

1

2. Pukulan punggung tangan kiri

(bandul kiri), dengan posisi kaki dan berat badan tetap seperti no. 1 dan 2.

1

3. Maju/Langkahkan kaki kiri ke depan

dengan tangan kiri melakukan

pukulan lurus ke depan, sedangkan tangan kanan berada di depan dada samping lengan kiri posisi telapak tangan terbuka dan jari-jari rapat menghadap ke lengan kiri. Berat badan berada di kaki kiri depan.

1

4. Tangkisan merendah, duduk pada

kaki kanan, tangan menggaris ke

tanah dengan satu jari,

melambangkan Taqwa kepada

Tuhan Yang Maha Esa

1

5. Sikuan kiri dengan posisi badan maju ke depan (kuda-kuda kiri depan) tangan kanan berada di samping dengan ruas antara ibu jari dan jari telunjuk dimasukan ke dalam lengan kiri dan jari-jari

(23)

57

Risman Nevriandy, 2014

PENGARUH GAYA MENGAJAR INKLUSI TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN PENCAK SILAT SENI

PALEREDAN DI KELAS X SMA NEGERI 4 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu dirapatkan.

Jumlah Nilai Jurus I Prasetya 7

Jurus II Prasetya

7. Paha kanan diangkat, tangan kanan tertungkup kemudian terbuka ke depan (posisi kamehame).

1

8. Pasang dua, pasang serong (45

derajat) dengan kaki kanan di

depan, tangan kiri melakukan

gerakan tebak ke depan dengan lima

jari terbuka, melambangkan

Pancasila.

1

9. Tusukan menggunakan jari-jari

tangan kiri, posisi kaki sama seperti gerakan pada hitungan kedua dan tumit kaki kiri terangkat.

1

10.Tendangan busur (sabit) depan kiri. 1

11.Maju serong kiri, tangkisan

buangan kanan. 1

12.Tendangan lurus depan kanan. 1

13.Kaki kanan di depan, tangan kiri

melakukan tebasan kiri. 1

Jumlah Nilai Jurus II Prasetya 7

Jurus Mincig mundur

14.Kaki kiri di depan dengan ujung jari jinjit sedangkan kaki kanan di belakang, antara lengan kiri bagian atas dan bawah membentuk sudut 90o dengan telapak tangan kiri menghadap ke bawah, sedangkan lengan kanan lurus ke belakang dengan telapak tangan terbuka ke atas. Posisi kuda-kuda berdiri.

1

15.Gerakan sama seperti gerakan

hitungan kesatu pada mincig

mundur, namun kedua lutut

ditekukkan.

1

16.Dari posisi gerakan hitungan kedua

(24)

58

Risman Nevriandy, 2014

PENGARUH GAYA MENGAJAR INKLUSI TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN PENCAK SILAT SENI

PALEREDAN DI KELAS X SMA NEGERI 4 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dengan kaki kiri dilangkahkan kebelakang dan ujung kaki kiri jinjit dengan posisi kuda-kuda berdiri.

17.Dari posisi gerakan hitungan ketiga pada mincig mundur dilanjutkan dengan langkahkan kaki kanan mundur kebelakang hingga posisi kembali pada posisi hitungan kedua.

1

18.Dari posisi gerakan hitungan

keempat pada mincig mundur

dilanjutkan dengan kaki kiri

dilangkahkan kembali kebelakang dan ujung kaki kiri jinjit dengan posisi kuda-kuda berdiri.

1

19.Dari posisi gerakan hitungan

kelima pada mincig mundur

dilanjutkan dengan langkahkan

kembali kaki kanan mundur

kebelakang hingga posisi kembali pada posisi hitungan keempat.

1

20.Gerakan sama seperti gerakan

hitungan keenam pada mincig

mundur, namun kedua lutut

ditekukkan.

1

Jumlah Nilai Jurus Mincig Mundur 7

Jurus Mincig L

21.Kuda-kuda kaki kiri depan, dengan berat badan berada pada kaki kiri dan ujung jari kaki kanan jinjit, lengan kanan melakukan gerakan sikutan dengan telapak tangan kiri menepuk sikut kanan.

1

22.Kuda-kuda kaki kanan di depan dengan berat badan berada di tengah, tangan kanan melakukan bandul dari dalam keluar dan

tangan kiri berada disamping

dalam sikut kiri dengan telapak tangan terbuka menghadap lengan kiri.

1

(25)

59

Risman Nevriandy, 2014

PENGARUH GAYA MENGAJAR INKLUSI TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN PENCAK SILAT SENI

PALEREDAN DI KELAS X SMA NEGERI 4 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mincig L dilanjutkan dengan

langkahkan kaki kiri ke samping kiri hingga menghadap ke sebelah kiri, kuda-kuda kiri depan, tangan kanan melakukan tebas dengan jari-jari mengepal dan telapak tangan terbuka ke atas, sedangkan tangan kiri berada di samping sikut kanan bagian dalam dengan jari-jari terbuka.

24.Dari posisi hitungan ketiga gerakan

mincig L dilanjutkan dengan

melakukan gerakan dorongan

menggunakan kedua telapak tangan dengan kuda-kuda kaki kanan di depan.

1

25.Dari posisi hitungan keempat

gerakan mincig L dilanjutkan dengan gerakan memutar badan (balik kiri) dengan telapak tangan kanan terbuka ke atas dan lengan

kanan diluruskan, sedangkan

lengan kiri ditekuk di depan dada dengan telapak tangan kiri terbuka ke bawah. Kuda-kuda menjadi kaki kiri di depan.

1

Jumlah Nilai Jurus Mincig L 5

Jurus

melakukan gerakan tebas ke depan setinggi pinggang dan tangan kiri berada di samping lengan kanan dengan telapak tangan terbuka menghadap lengan kiri .

1

27.Gerakan sama dengan gerakan

pada hitungan pertama, namun diikuti dengan melakukan gerakan loncatan sambil membalikan posisi telapak tangan kanan dari atas ke bawah.

1

28.Melakukan gerakan naga keluar

(26)

60

Risman Nevriandy, 2014

PENGARUH GAYA MENGAJAR INKLUSI TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN PENCAK SILAT SENI

PALEREDAN DI KELAS X SMA NEGERI 4 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lutut kanan dan lengan kanan menempel disisi paha kanan bagian dalam, sedangkan lengan kiri lurus ke atas dan telapak tangan kiri terbuka ke atas.

29.Dari posisi hitungan ketiga gerakan naga keluar dari lautan dilanjutkan

dengan melakukan langkahkan

kaki kananke belakang sehingga sejajar lurus dengan kaki kiri, posisi badan memutar menghadap ke belakang, posisi lengan kanan lurus ke atas dengan telapak tangan terbuka ke atas, sedangkan lengan kiri di depan dada dengan telapak

tangan terbuka ke dalam

menghadap dada.

1

30.Dari posisi hitungan keempat

gerakan naga keluar dari lautan

dilanjutkan dengan gerakan

langkahkan kaki kiri ke belakang sehingga lurus sejajar dengan kaki kanan dan badan memutar ke

langkahkan kaki kanan ke belakang sejauh 180o sehingga posisi kuda-kuda berdiri kiri depan dan posisi kedua lengan mengayun seperti melempar sesuatu dengan lengan

(27)

61

Risman Nevriandy, 2014

PENGARUH GAYA MENGAJAR INKLUSI TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN PENCAK SILAT SENI

PALEREDAN DI KELAS X SMA NEGERI 4 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terbuka ke bawah, sedangkan lengan kanan lurus ke belakang dan

telapak tangan kanan diputar

hingga menghadap ke atas.

Jumlah Nilai Jurus Naga Keluar Dari Lautan 7

Jurus kanan kemudian diikuti dengan kaki kanan yang dirapatkan ke kaki kiri.

1

34.Posisi lengan masih sama seperti hitungan pertama pada gerakan mincig belah ketupat, namun dari hitungan pertama langkahkan kaki kiri serong kanan depan dan diikuti dengan kaki kanan yang dirapatkan ke kaki kiri.

1

35.Posisi lengan masih tetap sama,

kemudian dilanjutkan dengan

langkahkan kaki kiri serong kiri depan dan diikuti dengan kaki kanan yang dirapatkan ke kaki kiri.

1

36.Posisi lengan masih tetap sama,

kemudian dilanjutkan dengan

langkahkan kaki kiri serong kiri depan dan diikuti dengan kaki kanan yang dirapatkan ke kaki kiri.

1

37.Posisi lengan masih tetap sama,

kemudian dilanjutkan dengan

posisi badan memutar balik dan langkahkan kaki kiri serong kanan depan dan diikuti dengan kaki kanan yang dirapatkan ke kaki kiri.

1

38.Posisi lengan masih tetap sama,

kemudian dilanjutkan dengan

langkahkan kaki kiri serong kanan depan dan diikuti dengan kaki kanan yang dirapatkan ke kaki kiri.

(28)

62

Risman Nevriandy, 2014

PENGARUH GAYA MENGAJAR INKLUSI TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN PENCAK SILAT SENI

PALEREDAN DI KELAS X SMA NEGERI 4 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

39.Posisi lengan masih tetap sama,

kemudian dilanjutkan dengan

langkahkan kaki kiri serong kiri depan dan diikuti dengan kaki kanan yang dirapatkan ke kaki kiri.

1

40.Posisi lengan masih tetap sama,

kemudian dilanjutkan dengan

langkahkan kaki kiri serong kiri depan dan diikuti dengan kaki

kanan yang dilangkahkan ke

belakang kaki kanan dan posisi

badan memutar sehingga

menghadap ke depan (posisi awal) serta membentuk kuda-kuda kaki kiri depan.

1

Jumlah Nilai Jurus Mincig Belah Ketupat 8

Jurus Limbung

Panutup

41.Posisi kaki kuda-kuda kiri depan, berat badan berada di depan. Posisi lengan kanan melakukan sikutan sedangkan telapak tangan kiri menempel pada sikut kanan.

1

42.Posisi kuda-kuda kaki kanan di depan dengan berat badan berada di tengah dengan gerakan lengan kanan melakukan tangkis luar (posisi bandul) dengan telapak tangan menghadap ke atas dan jari-jari mengepal, sedangkan lengan

kiri berada disamping dalam

lengan kanan dengan telapak

tangan terbuka menghadap ke lengan kiri.

1

43.Posisi masih tetap sama seperti hitungan kedua gerakan limbung

panutup, tetapi tangan kanan

melakukan gerakan gedig sambil diikuti dengan gebragan kaki kiri.

1

44.Posisi kaki masih sama seperti gerakan hitungan ketiga, namun posisi tangan kanan terbuka di depan dada dengan telapak tangan terbuka ke arah kiri, sedangkan

(29)

63

Risman Nevriandy, 2014

PENGARUH GAYA MENGAJAR INKLUSI TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN PENCAK SILAT SENI

PALEREDAN DI KELAS X SMA NEGERI 4 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lengan kiri bersiap-siap akan

melakukkan sikutan.

45.Posisi kaki masih sama seperti hitungan ketiga dan keempat,

namun posisi lengan kiri

melakukan sikutan sedangkan

telapak tangan kanan menempel pada bagian samping dalam sikut

melakukan sikutan sedangkan

telapak tangan kanan menempel pada sikut kiri.

1

47.Posisi kuda-kuda kaki kiri di depan dengan berat badan berada di tengah dengan gerakan lengan kiri melakukan tangkis luar (posisi bandul) dengan telapak tangan menghadap ke atas dan jari-jari mengepal, sedangkan lengan kanan berada disamping dalam lengan kiri dengan telapak tangan terbuka menghadap ke lengan kanan.

1

48.Posisi masih tetap sama seperti hitungan kedua gerakan limbung

panutup, tetapi tangan kiri

melakukan gerakan gedig sambil diikuti dengan gebragan kaki kanan.

1

49.Posisi kaki masih sama seperti gerakan hitungan ketiga, namun posisi tangan kiri terbuka di depan

dada dengan telapak tangan

terbuka ke arah kanan, sedangkan lengan kanan bersiap-siap akan melakukkan sikutan.

1

50.Posisi kaki masih sama seperti hitungan ketiga dan keempat,

namun posisi lengan kanan

(30)

64

Risman Nevriandy, 2014

PENGARUH GAYA MENGAJAR INKLUSI TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN PENCAK SILAT SENI

PALEREDAN DI KELAS X SMA NEGERI 4 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melakukan sikutan sedangkan

telapak tangan kiri menempel pada bagian samping dalam sikut kanan

dan diakhiri dengan gerakan

hormat IPSI dengan posisi tegak (kedua kaki dirapatkan).

Jumlah Nilai Jurus Limbung Panutup 10

Gerak hormat pembuka dilakukan dua arah yaitu dengan mengulang gerak

berada hormat tersebut pada arah yang berlawanan. Setelah hitungan ketujuh badan

berputar ke arah kiri, sehingga posisi kaki kiri berada di bagian depan. Selanjutnya

melakukan gerak yang sama dimulai dari hitungan kesatu sampai ketujuh.

Masing-masing dari kedua jurus prasetya di atas dilakukan 3 kali pengulangan

dengan 4 penjuru arah mata angin dengan kata kunci ganti arah setiap jurusnya

adalah jurus I lurus kedepan-jurus II hadap kanan-jurus I balik kanan-jurus II hadap

kanan-jurus I balik kanan-jurus II hadap kanan- jurus I balik kanan-jurus II hadap

kanan-jurus I balik kanan. Dengan rincian gambar 4 penjuru arah mata angin sebagai

berikut:

Jurus I,I,III

Jurus III,III Jurus II,I

Jurus II,II

Setelah ketiga jurus tersebut selesai dilakukan, maka dilanjutkan dengan

rangkaian gerakan Paleredan jurusmincid mundur, mincid L, mincid naga keluar dari

lautan, mincid belah ketupat, dan Limbung panutup.

Pada gerakan jurus prasetya I, II, dilakukan pengulangan jurus sebanyak tiga

(31)

65

Risman Nevriandy, 2014

PENGARUH GAYA MENGAJAR INKLUSI TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN PENCAK SILAT SENI

PALEREDAN DI KELAS X SMA NEGERI 4 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pengulangan rangkaian gerakan. Sehingga jumlah rangkaian gerakan seluruhnya

terdapat 105 gerakan.

E. Prosedur Pengolahan Data

Setelah proses pengetesan berakhir, maka langkah selanjutnya adalah

mengumpulkan data untuk diolah dan dianalisis agar dapat memberikan informasi

yang bermakna sesuai dengan tujuan penelitian. Pengumpulan, pengolahan dan

penganalisisisan data dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran tentang pengaruh

pembelajaran pencak silat dengan gaya inklusi dan pembelajaran yang konvensional

terhadap hasil pembelajaran pencak silat seni paleredan di SMA Negeri 4 Bandung.

Pada tahap awal yaitu pengumpulan data, dilakukan dengan cara menghimpun

data yang diperoleh dari hasil tes penampilan jurus seni paleredan baik dari kelompok

eksperimen maupun kelompok kontrol, selanjutnya data tersebut di olah. Data-data

tersebut perlu di olah, dikarenakan data-data yang diperoleh itu masih merupakan

nilai-nilai mentah. Langkah ini bertujuan untuk memperoleh jawaban mengenai

diterima atau tidaknya hipotesis sesuai dengan signifikannya yang diajukan pada bab

satu. Kemudian, jika proses pengolahan data usai maka berlanjut pada tahap analisis

data yang telah diperoleh dari hasil pengolahan data. Langkah-langkah pengolahan

data tersebut, ditempuh dengan prosedur sebagai berikut :

1. Menghitung skor rata-rata kelompok sampel dengan menggunakan rumus dari

Sudjana (2001) sebagai berikut :

= �

Keterangan tanda dalam rumus :

: Rata-rata suatu kelompok

n : Jumlah sampel

(32)

66

Risman Nevriandy, 2014

PENGARUH GAYA MENGAJAR INKLUSI TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN PENCAK SILAT SENI

PALEREDAN DI KELAS X SMA NEGERI 4 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

� : Jumlah sampel suatu kelompok

2. Menghitung simpangan baku dengan rumus dari Sudjana (2001) sebagai berikut :

�= −

2 �−1

Keterangan tanda dalam rumus :

S : Simpangan baku gabungan

n : Jumlah sampel

− 2 : Jumlah kuadrat nilai data dikurangi rata-rata

3. Menguji Normalitas data menggunakan uji kenormalan Lilliefors. Prosedur yang

digunakan menurut Sudjana (2001) adalah sebagai berikut :

a. Pengamatan X1, X2, …Xn dijadikan bilangan baku Z1, Z2,…Zn dengan

menggunakan rumus :

1=��− � �

( dan S masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku dari sampel)

b. Untuk bilangan baku ini digunakan daftar distribusi normal baku, kemudian

dihitung peluang F (Z1) = P(Z.Z1)

c. Selanjutnya dihitung proporsi Z1, Z2,…Zn �. Jika proporsi ini dinyatakan

S(Z1), maka :

� � � � � 1

, 2,…, � �

d. Menghitung selisih F (Z1) - S(Z1) kemudian tentukan harga mutlaknya.

e. Ambil harga yang paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut.

(33)

67

Risman Nevriandy, 2014

PENGARUH GAYA MENGAJAR INKLUSI TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN PENCAK SILAT SENI

PALEREDAN DI KELAS X SMA NEGERI 4 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

adalah : tolak hipotesis nol jika L0 yang diperoleh dari data pengamatan

melebihi L dari daftar tabel. Dalam hlm lainnya hipotesis nol diterima.

4. Menguji homogenitas. Rumus yang digunakan menurut Sudjana (2001) adalah

sebagai berikut :

� =� � � � �

� � � � � �

Kriteria pengujian adalah terima hipotesis jika Fhitung lebih kecil dari Ftabel

distribusi dengan derajat kebebasan = (V1.V2) dengan taraf nyata (α) = 0,05.

5. Pengujian signifikan peningkatan hasil pembelajaran, menguji kesamaan dua

rata-rata (satu pihak). Dengan menggunakan uji kesamaan dua rata-rata-rata-rata (satu pihak)

dapat menggambarkan bahwa terdapat perbedaan atau tidak mengenai tingkat

penguasaan gerak Pareredan siswa SMA Negeri 4 Bandung yang diberikan

pembelajaran menggunakan gaya inkulsi dan gaya yang konvensional.

Sedangkan syarat untuk menguji perbedaan dua rata-rata, yaitu datanya harus

berdistribusi normal dan variansinya homogen. Jika berdistribusi normal dan

homogen maka rumus statistik yang digunakan yaitu uji t, yang disusun oleh sudjana

(1986:233) sebagai berikut:

Sebelum uji t terlebih dahulu dicari variansi gabungan (S2) melalui rumus sebagai berikut:

Keterangan tanda dalam rumus :

(34)

68

Risman Nevriandy, 2014

PENGARUH GAYA MENGAJAR INKLUSI TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN PENCAK SILAT SENI

PALEREDAN DI KELAS X SMA NEGERI 4 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

S2 : Simpangan baku gabungan

n

1 : Jumlah sampel kelompok 1

n

2 : Jumlah sampel kelompok 2

1 : Rata-rata kelompok 1

2 : Rata-rata kelompok 2

S12 : Variansi kelompok 1

S22 : Variansi kelompok 2

Sesuai dengan masalah penelitian dan tujuan penelitian, maka teknik analisis

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik korelasional sederhana.

Kriteria pengujian adalah terima Hojika t <t1-α, dalam hlm lain tolak hipotesis,

(35)

Risman Nevriandy, 2014

PENGARUH GAYA MENGAJAR INKLUSI TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN PENCAK SILAT SENI

PALEREDAN DI KELAS X SMA NEGERI 4 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan, pengolahan dan analisis data melalui

prosedur statistika, penulis mengambil keputusan sebagai hasil dari proses

penelitian ini adalah:

Gaya mengajar inklusi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

hasil pembelajaran pencak silat seni paleredan yang terlihat dari penguasaan gerak

paleredan pada pembelajaran pencak silat di SMA Negeri 4 Bandung

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis mengajukan saran-saran sebagai

berikut :

1. Bagi guru atau pengajar pencak silat bahwa gaya mengajar inklusi dapat

digunakan dalam mengajar pembelajaran pencak silat paleredan.

2. Bagi seluruh guru pengajar mulok pencak silat, guru penjas, dan pembaca

pada umumnya agar mencontohkan gaya mengajar inklusi dalam proses

pembelajaran untuk menguasai gerak jurus paleredan pencak silat karena

memberikan pengaruh yang signifikan.

3. Gaya inklusi tidak saja berlaku pada pembelajaran mulok pencak silat,

tetapi disarankan juga pada guru pendidikan jasmani untuk menggunakan

gaya mengajar tersebut dalam materi pembelajaran penjas.

4. Berkaitan dengan penelitian yang penulis lakukan, sebaiknya diadakan

penelitian lebih lanjut dengan jumlah sampel yang lebih besar dan kajian

(36)

Risman Nevriandy, 2014

PENGARUH GAYA MENGAJAR INKLUSI TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN PENCAK SILAT SENI

PALEREDAN DI KELAS X SMA NEGERI 4 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Abduljabar. (2009). Manajemen Pendidikan Jamani dan Olahraga. Bandung: FPOK UPI

Abe. 2008. Model atau Gaya Mengajar.(online)(

http://ahmesabe.wordpress.com/2008/11/04/model-atau-gaya-mengajar/). Diakses tanggal 23 april 2014.

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

IPSI.(2007). Peraturan Pertandingan Pencak Silat Hasil MUNAS XII IPSI.Jakarta: Ikatan Pencak Silat Indonesia.

Juliantine, Tite, dkk. (2012). Belajar Pembelajaran Penjas. Bandung: FPOK UPI

Kasmahidayat, dkk. (2008). Ibing pencak sebagai materi pembelajaran. Bandung: CV. Bintang Warli Artika.

Koekoeh. 2013. Kelebihan dan Kekurangn Gaya Mengajar Mosston A-E. (online) (http://imankoekoeh.blogspot.com/2013/12/kelebihan-dan-kekurangan-gaya-mengajar.html). Diakses tanggal 23 februari 2014

Lutan dan Cholik. (1997). Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani dan kesehatan. Jakarta: Buku Materi Pokok, Depdikbud-Dikdasmen, BP2MG Penjaskes. Universitas Terbuka.

Lutan, R. (2000). Strategi Belajar Mengajar Penjaskes. Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Lutan, R. (2001). Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode. Bandung: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Mahendra, Agus. (2007). Teori Belajar Mengajar Motorik. Bandung: FPOK UPI.

Mosston dan Ashworth. (1994). Teaching Physical Education. New York

Mosston dan Ashworth. (2008). Teaching Physical Education. New York

(37)

75

Risman Nevriandy, 2014

PENGARUH GAYA MENGAJAR INKLUSI TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN PENCAK SILAT SENI

PALEREDAN DI KELAS X SMA NEGERI 4 BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Notosoejitno. (1997). Khazanah Pencak Silat. Jakarta: CV Infomedika

Nurhasan. (1999). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia

Sanjaya Wina. (2005). Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis

Kompetesnsi. Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Sobri, S. (2013). Belajar & Pembelajaran. Surabaya: Yudhistira.

Sucipto. (2010). Pembelajaran Pencak Silat. Bandung: FPOK UPI.

Sudjana, Nana. (1992). Metode Statistika. Bandung: PT. Tarsito

Sudjana, Nana. (2001). Metode Statistika. Bandung: PT. Tarsito

Sudjana, Nana. (2005). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Administrasi. Bandug: Alfabeta

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif dan

Kualitatif dan R & D. Bandug: Alfabeta

Surakhmad, W. (1993). Dasar dan Teknik Research, Pengantar Metodologi Ilmiah. Solo: Angkasa.

Suranto, dkk. (1994). Pengetahuan Umum Pendidikan Jasmani dan Keehatan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Gambar

Tabel
Tabel 3.3 Sampel penelitian Kelompok A (menggunakan gaya mengajar inklusi) dan
Tabel 3.4Kisi-Kisi Instrumen Indikator

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN TERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR DAN INDEX MASSA TUBUH PADA SISWA TUNAGRAHITA.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan, sebagian besar diantara mereka menyatakan bahwa bimbingan agama yang diadakan oleh pihak panti baik dan berguna bagi anak asuh. Hal

PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN TERHADAP KETERAMPILAN GERAK DASAR DAN INDEX MASSA TUBUH PADA SISWA TUNAGRAHITA.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Dalam kehidupan masyarakat peranan pelayanan sosial adalah mengembangkan kehidupan bagi individu dan kelompok sebagai pengganti fungsi dalam keluarga, sehingga

Anak berkebutuhan khusus atau disebut juga dengan anak luar biasa dalam lingkungan pendidikan dapat diartikan seseorang yang memiliki ciri-ciri penyimpangan mental,

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan di Calcutta pada tahun 2002, dari 30 sampel buah pepaya potongan yang dijajakan dijalanan, terdeteksi bakteri koliform dari 70% sampel..

otot atau juga dari glukosa yang terdapat di dalam aliran darah untuk.

masalah dalam penelitian ini adalah “ Bagaimana keragaman gen pks dan identifikasi gen 16S rRNA pada bakteri endofit A. Pertanyaan