KEGIATAN USAHA
KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH:
Studi tentang Aspek-aspek Hukum dalam Pembiayaan
M urobahah di Kecamatan Ungaran
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Kepada Program St udi Ilmu Hukum
Program Pasca Sarjana Universit as M uhamm adiyah Surakart a unt uk M em enuhi Salah Satu Syarat guna M emperoleh
Gelar M agister dalam Ilmu Hukum
Oleh NASICHIN Nim : R 100080076
PROGRAM STUDI ILM U HUKUM
ROGRAM PASCASARJANA
KEGIATAN USAHA
KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH:
Studi tentang Aspek-aspek Hukum dalam Pembiayaan
M urobahah di Kecamatan Ungaran
Oleh: Nasichin
ABSTRACT
Islamic Financial Services Cooperat ives (KJKS) is a m icrofinance inst itution operat ed by the principle of profit sharing, t o cultivat e m icro businesses in o rder t o raise their st at us and dignit y as w ell as defen ding t he int erest s of t he needy. The principles applied in the form of Islam ic financial inst it ut ions, and one of t he financial inst itutions t hat impose operat ional murabahaIslamic Financial Services is a cooperat ive (KJKS). The purpose of t his st udy were 1). To underst and t he financing aspect of Islamic Financial Services Cooperat ive M urobahah in District Ungaran. 2). To underst and How to Disput e Resolut ion in Cooperat ive Financing M urobahah Islamic Financial Services in Dist rict Ungaran. The met hod of analysis is descript ive met hod kualilatif, which describes w hat is disclosed by t he respondent either t hrough primary and secondary dat a w ere t hen analyzed qualit atively. The st udy 1). KJKS legal const ruction in the managem ent of it s business wit h t he Islamic syst em . This is consist ent w it h the QS2 :278-279, 2:275-276, 3:275-2:275-276, 3: 130, 4:29 and 30:29 and Rakernas M UI. Const ruction financing law murobahah KJKS is a cooperat ive effort t hat is please help (t a'aw un) w here t here is a legal relat ionship bet w een t he donor wit h the manager based on profit sharing revenue. 2). If t here is a disput e in the KJKS murobahah financing, how t he solut ion is: set resolution by consensus w ill be sought first , before t aking legal act ion. This provision by the Nat ional Fatw a Council of Sharia No: 08/ DSN-M UI/ IV/ 2000 About Financing M urobahah, which est ablishes: If eit her part y does not fulfill it s obligat ions or if t here is a disput e bet w een t wo part ies, t he set t lem ent t hrough Arbit ration Board Shariah aft er no agreem ent is reached by consensus.
Pendahuluan
Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) adalah lem baga keuangan
m ikro yang dioperasikan guna m enumbuh kem bangkan bisnis usaha m ikro
dalam rangka m engangkat derajat dan m art abat sert a m em bela kepent ingan
kaum fakir miskin, ditumbuhkan at as prakarsa dan m odal aw al dari t okoh
m asyarakat set em pat dengan berlandaskan pada sist em ekonom i yang salam
: keselam at an (berint ikan keadilan), kedamaian dan kesejaht eraan.
Penghimpunan dana diperoleh melalui simpanan pihak ket iga dan
penyaluran dilakukan dalam bentuk pem biayaan at au invest asi yang
dijalankan berdasarkan syariat Islam .
KJKS sebagai lem baga m erupakan salah sat u pilar ekonomi dapat
dilihat dari berbagai kebijakan pengucuran dana pinjaman usaha dari
berbagai usaha. Efisiensi usaha lembaga keuangan akan berpengaruh
t erhadap efisiensi dan efekt ifit as kegiat an ekonom i dan dunia usaha.
KJKS dalam m enjalankan kegiat an usahanya m em punyai beberapa
produk pem biayaan, jenis-jenis pem biayaan yang t erdapat dalam KJKS di
ant aranya pem biayaan M usyarakah (M SA), M urabahah (M BA), M udharabah
(M DA), Ijaroh, Bai’u Takjiri (Sew a Beli), Qordhul Hasan (QH). Salah sat u jenis
pem biayaan yang banyak diminat i pengusaha m enengah ke baw ah yaitu
pem biayaan M urobahah.
KJKS dan anggot a dalam m enjalin beberapa ket ent uan t ransaksi
m ekanism e kesepakat an (akad), prosedur pem biayaan, m ekanism e m argin
keuntungan dan mekanisme penyelesaian m asalah jika t erjadi hal-hal yang
t idak diinginkan. Aturan m engenai hal ini secara t eorit is berpedom an pada
lit erat ur fiqh klasik murobahah yang kemudian direakt ualisasikan oleh para
prakt isi dan m engacu pada produk hukum yang dikeluarkan oleh DSNI.
KJKS di Kecam atan Ungaran yaitu KJKS Al-Hikmah, KJKS Fajar M ulia
dan KJKS Taruna Sejaht era Ungaran, sebagai obyek dari penelitian ini
berlandaskan hukum koperasi, KJKS yang t elah mendapat kan badan hukum
w ajib menjalankan at uran KJKS.
KJKS dalam set iap akad yang dilakukan harus sejalan dengan syariat
Islam t idak bert ent angan dengan Al-Qur'an dan sunah Rasulullah SAW, baik
dari segi t ujuan pelaksanaannya maupun obyeknya. Jika sesuat u akad
bert ent angan dengan ket ent uan t ersebut maka akad t ersebut t idak syah.
Berangkat dari lat ar belakang m asalah di atas, maka dapat
dirum uskan: Bagaimana konst ruksi hukum pembiayaan murobahah pada
Koperasi Jasa Keuangan Syariah yang beropreasi di Kecamat an Ungaran? Dan
Bagaimana cara penyelesaian sengket a dalam pem biayaan murobahah
Koperasi Jasa Keuangan Syariah di Kecam at an Ungaran?
Berdasarkan lat ar belakang dan pokok perm asalahan yang diuraikan
t ersebut diat as, m aka t ujuan penelitian ini adalah : Untuk memahami Aspek
Pem biayaan M urobahah Koperasi Jasa Keuangan Syariah di Kecam at an
Pem biayaan M urobahah Koperasi Jasa Keuangan Syariah di Kecam at an
Ungaran
M etode Penelitian
M et ode pengumpulan dat a pada penelitian ini m eliputi m et ode
w awancara mendalam artinya pengumpulan dat a dengan cara bert anya
langsung (berkomunikasi langsung) dengan responden 1. Teknik ini mrupakan
suat u cara untuk memperoleh informasi dengan melakukan t anya jawab
secara langsung dengan sumber informasi m engenai dat a yang dibutuhkan
dalam penelitian.
Juga dilakukan Observasi yang m erupakan salah satu m et ode
pengumpulan data dalam penelit ian ini. M enurut Yat im dikem ukakan bahw a:
“ Observasi m erupakan m et ode pengumpulan dat a yang menggunakan
pengamat an t erdapat obyek penelit ian.”2. Dalam penelitian ini m et ode
observasi digunakan untuk m engum pulakan data, dan untuk m engadakan
cek t erhadap dat a dari angket sert a dat a-dat a lain yang diperlukan dalam
penelitian. Adapun alasan penulisan menggunakan m et ode observasi
diant aranya adalah: peneliti dapat m enget ahui sendiri secara langsung dan
cepat dalam pengumpulan dat a; Peneliti dapat menghayat i sendiri sit uasi dan
kondisi yang didapat di daerah penelit ian, sehinga dat a yang diperoleh sangat
obyekt if.
1
M oh Nazir,1988:234. 2
M et ode Dokument asi berart i cara m enggunakan dat a dengan
M urobahah di m asing-masing KJKS dapat dilihat pada t abel di baw ah ini.
Tabel
Pem biayaan M urobahah pada KJKS-KJKS di Kecam at an Ungaran
Kat agorisasi KJKS Al-Hikm ah KJKS Taruna Sejaht era
Subyek
Nam a:Rifal Rinaldi Tem pat , Tgl Lahir :Kab. Sem arang, 24 Juni 1990 Alamat : Lingk. Lew ono RT 02/ 04 Beji Ungaran Timur Kabupat en Sem arang Pekerjaan : pedagang Anggot a t ersebut diat as selanjutnya disebut
1. KJKS Taruna Sejaht era Jl. HOS Cokroaminot o No. 416 Ungaran Barat Kab. Semarang, Salanjutnya dalam akad ini disebut pihak pert ama.
2. Alit Kusno W idodo, S.Kom bertindak unt uk dirinya sendiri; bertem pat t inggal di Jl. Rejosari No. 28 RT 01 RW 05 Pojoksari Ambaraw a Salanjutnya dalam akad ini disebut pihak kedua.
3
sebagai Pihak II.
Obyek Aqad KJKS menyet ujui untuk m enyediakan pembiayaan Sebesar: Rp 10.000.000 At as perm ohonan Pihak Kedua, Pihak Pert am a dengan ini menyediakan dan m enyerahkan dana pem biayaan untuk pembelian barang. Pem belian barang t ersebut pada pasal 1 oleh Pihak I (Pert am a) dikuasakan penuh kepada Pihak II (Kedua) dengan penuh t anggungjaw ab, selanjutnya barang t ersebut pada pasal 1 dibeli ileh Pihak II (Kedua) dari Pihak I (Pert am a) dengan harga Rp 14.080.000,00 (em pat belas jut a delapan puluh ribu rupiah)
Selanjutnya disebut Pembiayaan, sebagaimana Pihak Kedua t elah menerim a Pembiayaan t ersebut dari Pihak Pert am a dengan baik, at as penerim aan Pembiayaan t ersebut surat Perjanjian ini berlaku sebagai penerim aan Pembiayaan t ersebut surat Perjanjian ini berlaku sebagai Kuit ansi/ t anda bukt i penerimaan yang sah.
Jatuh Tem po pembiayaan ini adalah : 26 M ei 2011 s/ d 26 Juni 2012 Angsuran pert am a dimulai t anggal 26 Agustus 2011
Hak Pihak Kedua
Jika t erjadi pelunasan pem biayaan, m aka Pihak I (Pert am a) m endapat
pengem balian modal sepert i t ercant um dalam pasal 3 dan pasal 4
2012. 26 Juni 2012.
M emberikan pem biayaan kepada Pihak II (kedua) sebesar Rp 10.000.000 (sepuluh jut a) yang akan digunakan untuk pem belian barang dagangan oleh Pihak I (Pert am a)
M em berikan pembiayaan kepada Pihak II (kedua) sebesar Rp
Untuk m enjaga penyediaan pembiayaan yang diberikan oleh pihak I, m aka pihak II dengan ini menjam inkan hart a dalam bentuk BPKB mobil.
Pihak kedua bersedia m emberikan jaminan berupa Sert ifikat deposito. Jaminan t ersebut akan dikem balikan kepada pihak kedua hanya jika pihak kedua t elah m em enuhi kew ajibannya kepada pihak pert am a Cidera Janji Dalam hal t erjadi perm asalahan
yang berakibat penghentian Akad Pembiayaan dengan tiba-tiba, sem ent ara Pihak II (Kedua) t idak mam pu mengembalikan seluruh kew ajiban yang diberikan Pihak I
M emberikan ket erangan kepada KJKS selam bat -lambatnya 2 hari set elah t anggal angsuran berlansung.
KJKS m emberikan t oleransi/ keringanan kepada nasabah yang benar-benar sedang m engalam i m usibah untuk m em berikan angsuran tidak sesuai jumlah yang sudah disepakat i bersam a sebagai angsuran pokok dan m ark up (sesuai perbandingan
(pinjaman kurang dari Rp 50.000.000) dan Fidusia (khusus jaminan BPKB).
Selain legalit as KJKS juga m elakukan pendekat an-pendekat an secara kekeluargaan dan silat urahm i. Pendekat an agar anggot a pembiayaan t et ap dapat mem bayar angsuran t iap bulan minim al bagi hasil bulanan bisa m asuk.
akan m enyelesaikan lewat Pengadilan Negeri Kabupat en Sem arang
Penyel esaia n Sengket a
Dalam hal t erjadi silang sengket a ant ara kedua belah pihak, jika pendekat an secara kekeluargaan belum berhasil, pihak KJKS akan mem berikan SPI (surat peringat an 1), SP2, SP3 kalau belum berhasil KJKS akan menaikkan pengikat an jaminan secara legal: misalnya dari SKM TH dinaikkan m enjadi APHT jika belum berhasil juga, maka eksekusi jaminan akan dilakukan. Jika hasil penjualan jaminan sisa set elah pelunasan semua kew ajiban hut ang di KJKS m aka sisanya akan dikembalikan kepada pihak anggot a pembiayaan t et api jika hasil penjualan jaminan masih kurang unt uk m em bayar sem ua kew ajiban hut ang di KJKS minim al kembali pokok pinjam a, sebelum menem puh jalur hukum
Dalam hal t erjadi silang sengket a ant ara kedua belah pihak, maka KJKS akan m elakukan penyitaan barang jaminan apabila anggot a benar-benar t idak mempunyai niat sekali dalam hal pengembalian angsuran kepada KJKS dan apabila ada kekurangan t aksiran nilai Barang at as sisa pem biayaan m aka KJKS berhak m emint a jaminan barang lagi kepada anggot a.
Barang hasil penyit aan akan diambil/ diagunkan sebagai barang dagangan KJKS dan bila barang t ersebut t elah t erjual m aka uang t ersebut digunakan untuk menutupi sisa angsuran dan sisanya akan dikembalikan kepada anggot a
Sumber: aqad pembiayaan murabah dari KJKS Al-Hikmah dan KJKS Taruna Sejaht era Ungaran
Bila data-dat a di at as didiskusikan dengan norm a-norm a hukum yang
1) Subjek yang membuat Aqad M urobahah
Dengan melihat pem bahasan yang t elah dilakukan pada saat
membahas t ent ang subjek dalam aqad murobahah, maka dapatlah
diket ahui bahwa :
(1) Bila dilihat dari klausul t ent ang subjek yang t erdapat dalam aqad
M urobahah di m asing-masing KJKS, t erlihat lah bahw a sebagai pihak
pert ama adalah KJKS yang diw akili oleh m anajer m asing-masing KJKS
yang diberi kew enangan unt uk it u dan bert indak unt uk dan at as nama
KJKS. Oleh karena m anajer KJKS sepakat dan m enandat angi aqad
t ersebut bert indak untuk dan at as nama KJKS, m aka yang m enjadi
pihak dalam aqad t ersebut adalah KJKS. Dengan demikian penentuan
bahwa yang m enjadi subjek dalam aqad ini adalah KJKS sert a
keberadaan manajer yang bert indak untuk dan at as nama KJKS t elah
sesuai dengan norm a yang berlaku, yaitu Pasal 9, 30 (2), 32 (1) dan (3)
UU No. 25 Tahun 1992; Pasal 2 (1), 5 (1) Pasal 8 (1) (2) (3) PP No. 9
Tahun 1995; dan Keputusan M ent eri Koperasi, Pengusaha Kecil Dan
M enengah Republik Indonesia Nom or : 351/ Kep/ M / XII/ 1998.
(2) Pengat uran t ent ang pihak kedua pun yaitu penerima pem biayaan
M urobahah t elah m emenuhi persyarat an sebagaim ana dit entukan
dalam Pasal 1320 (2) KUH Perdat a jo Pasal 18 (1) UU No. 25 Tahun
(3) Pengat uran t ent ang subjek dalam aqad M urobahah ini pun sudah
sesuai dengan rukun dan syarat M urobahah sebagaimana yang
dit ent ukan didalam Fat w a Dew an Syari'ah Nasional No: 08/
DSN-M UI/ IV/ 2000 Tent ang Pembiayaan M urobahah, karena baik USP
(sahibul maal) maupun pengelola (mudharib) t elah cakap m enurut
hukum dan dengan dem ikianpun kompet en dalam m emberikan at au
diberikan kekuasaan perw akilan
2) Objek Aqad / Perjanjian M urobahah
Bila dilihat dari klausul yang ada dalam aqad M urobahah di
masing-m asing KJKS dapatlah diket ahui bahw a yang m enjadi objek dalam
aqad ini adalah sejum lah uang sebagai modal dalam kegiat an usaha/
proyek yang akan dilakukan, t ermasuk pengelolaan secara bersam a
ant ara KJKS dengan penerim a pembiayaan.
Klausul t ersebut diat as (yang pada bagian pert am a berupa ijab,
sedangkan pada bagian kedua m erupakan qabul-nya), t elah memenuhi
rukun dan syarat adaq M urobahah sebagaim ana yang dit ent ukan
didalam Fat w a Dewan Syari'ah Nasional No: 08/ DSN-M UI/ IV/ 2000
Tent ang Pembiayaan M urobahah, karena dengan adanya klausul
t ersebut , m enunjukan bahw a m asing-m asing pihak yang t erlibat dalam
aqad, t elah m embuat pernyat aan ijab dan qabul yang m enunjukkan
kehendak m ereka dalam mengadakan kont rak (aqad), dimana penaw aran
kont rak (aqad), penerim aan dari penaw aran dilakukan pada saat kont rak
dan aqad t ersebut dituangkan secara t ert ulis.
Khusus t ent ang obyek dalam aqad M urobahah yang berbent uk
uang untuk m odal usaha (mengerjakan suat u proyek t ertent u) dan
pengelolaan secara bersam a kegiat an usaha ini pun t elah sesuai dengan
Fat w a Dew an Syari'ah Nasional No: 08/ DSN-M UI/ IV/ 2000 Tent ang
Pembiayaan M urobahah, modal yang diberikan harus uang tunai.
3) Hak dan Kewajiban Penerima Pembiayaan dalam M urobahah.
Di dalam aqad M urobahah yang dibuat oleh KJKS-KJKS yang
dit elit i, dit et apkan bahw a pihak kedua/ penerima pem biayaan, akan
menerim a bagian t ert ent u dari keuntungan yang diperoleh, yang
besarnya t elah dit entukan (berdasarkan kesepakat an) sejak dibuat nya
aqad M urobahah. Hal ini dapat dilihat di dalam klausul aqad M urobahah
yang dibuat oleh KJKS Al-Hikm ah dan KJKS Taruna Sejaht era Ungaran yang
berbunyi : “Pihak kedua berhak atas sekian % dari laba” .
Adanya ket ent uan t ent ang hak penerim a pembiyaan t erhadap
bagian t ert ent u dari keuntungan yang diperoleh, sesuai dengan Fatw a
Dew an Syari'ah Nasional No: 08/ DSN-M UI/ IV/ 2000 Tent ang Pem biayaan
M urobahah, karena dengan adanya klausul yang dem ikian menyirat kan
bahw a keuntungan yang akan dibagi t elah dikuantifikasi dengan jelas,
Set iap keunt ungan mit ra harus dibagikan secara proporsional at as dasar
dit et apkan bagi seorang mit ra, dan sist em pem bagian keunt ungannya
pun t elah t ert uang dengan jelas dalam akad.
Keunt ungan dibagi menurut perbandingan yang sam a at au
t idak sama, sesuai kesepakat an, ant ara para mit ra, dan kerugian akan
dibagikan m enurut proporsi modal.
4) Hak KJKS dalam M uroba hah.
Adanya ket ent uan t ent ang hak KJKS (t erhadap bagian t ert ent u
dari keuntungan yang diperoleh ini, sesuai dengan Fat w a Dew an Syari'ah
Nasional No: 08/ DSN-M UI/ IV/ 2000 Tent ang Pem biayaan M urobahah,
karena dengan adanya klausul yang dem ikian m enyirat kan bahw a
keuntungan yang akan dibagi t elah dikuant ifikasi dengan jelas, Set iap
keuntungan m it ra harus dibagikan secara proporsional at as dasar seluruh
keuntungan dan tidak ada jum lah yang ditent ukan di awal yang
dit et apkan bagi seorang mit ra, dan sist em pem bagian keunt ungannya
pun t elah t ert uang dengan jelas dalam akad.
Hal ini pun sesuai dengan Fat w a Dew an Syari'ah Nasional M ajelis
Ulama Indonesia no: 15/ DSN-M UI/ IX/ 2000, t ent ang Prinsip Dist ribusi
Hasil Usaha dalam Lembaga Keuangan Syari'ah, yang m enet apkan bahw a:
KJKS boleh menggunakan prinsip bagi hasil (revenue sharing) maupun
bagi untung (profit sharing) dalam pem bagian hasil usaha dengan m it ra
(nasabah)-nya, akan t et api dilihat dari segi kem aslahat an (al-ashlah),
sharing), dim ana penet apan prinsip pem bagian hasil yang dipilih t ersebut
haruslah disepakat i dalam akad.
5) Penyerahan Benda Jaminan
Pencantum an klausul adanya kew ajiban bagi penerim a
pembiayaan unt uk menyerahkan jam inan kepada KJKS mem ang t elah
sesuai dengan Fat w a Dew an Syari'ah Nasional No: 08/ DSN-M UI/ IV/ 2000
Tent ang Pembiayaan M usyarakah sert a Pasal 19 (2) PP Nomor 9 Tahun
1995 dan Keput usan M ent eri Koperasi, Pengusaha Kecil Dan M enengah
Republik Indonesia Nomor : 351/ Kep/ M / XII/ 1998 Tent ang Pet unjuk
Pelaksanaan Kegiat an Usaha Sim pan Pinjam Oleh Koperasi. Hanya saja
norm a-norma t ersebut di at as, pada dasarnya lebih banyak mengacu
pada ket ent uan yang mengat ur kegiat an perbankan (sebagaimana diatur
dalam UU Perbankan), yang m em ang kegiat an pokoknya mem berikan
kredit .
6) Cidera Janji
Sebagaim ana layaknya sebuah perjanjian, maka bagi set iap
debitur yang t idak memenuhi perikat an yang m enjadi kew ajibannya
dapat dituntut untuk memberi kan gant i rugi. Hal ini m endasarkan pada
Pasal 1243 KUH Perdat a
Dalam skema M urobahah m enurut hukum Islam pada dasarnya
t idak pernah dikenal ist ilah ganti rugi, karena akad ini t erkonst ruksi
kew ajiban sebagaimana yang t elah dit entukan dalam persekut uan,
meskipun sekut u t ersebut harus juga bert anggung jaw ab, akan t et api
t anggung jaw ab yang dikenakan relat if berbeda dengan tanggung jawab
yang harus dit anggung oleh seorang debitur.
7) Upaya Hukum
Upaya hukum ini di dalam KUH Perdat a dikenal dengan ist ilah
sommat ie (ingebrekest elling). Sebagai upaya guna m enentukan ada
t idaknya w ansprest asi lalu orang melakukan upaya hukum dengan
memberi kan pernyat aan lalai at au sommat ie.
Dengan dem ikian bila dilihat dari upaya hukum yang dilakukan
oleh KJKS-KJKS di Kecam at an Ungaran untuk mem enuhi hak-haknya
sebagai akibat cidera janjinya penerima pembiayaan t elah sesuai dengan
pasal 34 (1) UU No. 4 Tahun 1999, akan t et api tidak sesuai dengan pasal
29 (2) UU No. 4 t ahun 1999, khususnya t ent ang pengumum an sedikitnya
dalam 2 (dua) surat kabar yang beredar di daerah yang bersangkut an.
Di dalam aqad yang dibuat oleh m asing-m asing KJKS, dit et apkan
bahw a bila t erjadi sengket a ant ara kedua belah pihak, m aka akan
diusahakan penyelesaiannya secara musyaw arah t erlebih dahulu, sebelum
m enem puh jalur hukum.
Penyelesaian sepert i yang t ercant um di dalam aqad t ersebut
m erupakan sebuah pola yang lazimnya dit empuh, bagi pihak-pihak yang
Dew an Syari'ah Nasional No: 08/ DSN-M UI/ IV/ 2000 Tent ang Pem biayaan
M urobahah, yang m enet apkan: Jika salah sat u pihak tidak menunaikan
kew ajibannya at au jika t erjadi perselisihan di ant ara kedua belah pihak,
m aka penyelesaiannya dilakukan m elalui Badan Arbit rasi Syari’ ah set elah
t idak t ercapai kesepakat an melalui m usyaw arah.
Berdasarkan hasil w aw ancara sam pai saat ini belum ada kasus yang
penyelesaian akhir melalui pengadilan.
Simpulan
Konst ruksi hukum pembiayaan murobahah pada KJKS di Kecam at an
Ungaran pada prinsipnya adalah merupakan kerja sam a usaha yang bersifat
t olong m enolong (t a’aw un) dimana t erdapat hubungan hukum antara pihak
pemberi dana (Shahibul maal) dengan pihak pengelola (M udharib) berdasarkan
Profit revenue sharing. Hubungan hukum ant ara Shahibul maal dan mudhorib
akan menimbulkan akibat hukum dim ana dalam pem biayaan murobahah baik
pihak shohibul maal maupun pihak mudhorib akan m endapat kan keuntungan
yakni keunt ungan hasil penjualan bagi shohibul maal dan keuntungan
mendapat kan m odal bagi mudhorib.
KJKS di Kecamat an Ungaran dijalankan berdasarkan pada Undang-Undang
Nom or 25 Tahun 1992, t ent ang Perkoperasian dan Perat uran Pemerint ah
Nom or 9 Tahun 1995 t ent ang Pelaksanaan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi.
Di dalam aqad yang dibuat oleh m asing-masing KJKS, dit et apkan bahw a
penyelesaiannya secara musyaw arah t erlebih dahulu, sebelum m enem puh jalur
hukum.
Penyel esaian sepert i yang t ercant um di dalam aqad t ersebut m erupakan
sebuah pola yang lazimnya dit em puh, bagi pihak-pihak yang bersengket a d
Indonesia. Ket ent uan sepert i ini pun sesuai dengan Fat w a Dew an Syari'ah
Nasional No: 08/ DSN-M UI/ IV/ 2000 Tent ang Pem biayaan M urobahah, yang
menet apkan: Jika salah satu pihak t idak m enunaikan kew ajibannya at au jika
t erjadi perselisihan di ant ara kedua belah pihak, maka penyelesaiannya dilakukan
melalui Badan Arbit rasi Syari’ah set elah tidak t ercapai kesepakat an m elalui
musyaw arah.
Daftar Pustaka
Al Quran dan Terj emahannya. 1993. Depart em en Agam a RI, Semarang: CV Al
Waah.
Antonio, M uham mad Syafii. 2001. Bank syariah dari t eori dan prakt ik. Jakart a:
Gem a Insani
Bogdan, Robert C. 2000. M et odologi Penelitian Kualit at if. Bandung, Rem aja
Rosda Karya.
Heri Sudarsono. 2007, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan
Ilustrasi, Yogyakart a: Ekonisia
Kamil, Ahm ad dan Fauzan. 2001. Kit ab Undang-Undang Hukum dan Ilmu Syariah.
Ridw an, M uham ad. 2006. Sist em dan Prosedur Pendirian Koperasi Jasa Keuangan
Syariah (KJKS), Yogyakart a: Cit ra M edia.
Ridw an, M uham mad. 2005. M anajemeni KJKS, cet 11. Yogyakart a : U1 Press
Singarimbun, M asri dan Sofyan Efendi, 1984. M et ode Penelit ian Survey, Jakart a:
LP3ES.
Subekt i, 1996. Hukum Perjanjian, cet akan 4, Jakart a: Int erm asa.
Sumit ro, Warkum. 2002. Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga-Lembaga
t erkait, Jakart a: Raja Grafindo Perkasa.
Peraturan Perundang-undangan
Undang-Undang Republik Indonesia t ent ang Perbankan Syariah Nomor 21 Tahun