• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI DESKRIPTIF ASPEK PERMODALAN KOPERASI DALAM IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2012 KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) DI KABUPATEN SUBANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI DESKRIPTIF ASPEK PERMODALAN KOPERASI DALAM IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2012 KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) DI KABUPATEN SUBANG."

Copied!
62
0
0

Teks penuh

(1)

No. Daftar/FPEB/330/UN.40.7.D1/LT/2014

STUDI DESKRIPTIF ASPEK PERMODALAN KOPERASI DALAM IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2012 KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) DI KABUPATEN SUBANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh

Reni Ika Wijayanti 1001734

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

(2)

STUDI DESKRIPTIF ASPEK PERMODALAN KOPERASI DALAM IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2012 KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) DI KABUPATEN SUBANG

Oleh:

RENI IKA WIJAYANTI

Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada

Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

© Reni Ika Wijayanti 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,

(3)

RENI IKA WIJAYANTI

STUDI DESKRIPTIF ASPEK PERMODALAN KOPERASI DALAM IMPLEMENTASI UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2012 KOPERASI SIMPAN PINJAM (KSP) DI KABUPATEN SUBANG

Bandung, Agustus 2014

Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing

Dr. Neti Budiwati, M.Si. NIP : 19630221 198703 2 001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis

UPI Bandung

(4)

Reni Ika Wijayanti, 2014

Studi deskriptif aspek permodalan koperasi dalam Implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

iii ABSTRAK

Reni Ika Wijayanti, 2014, “Studi Deskriptif Aspek Permodalan Koperasi Dalam Implementasi Undang-Undang No.17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam

(KSP) di Kabupaten Subang,” Pembimbing Dr. Neti Budiwati, M.Si.

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengetahui implementasi UU Nomor 17 Tahun 2012 dalam aspek permodalan pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di Kabupaten Subang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu deskriptif analisis. Pengolahan data menggunakan statistik deskriptif. Objek dalam penelitian ini adalah implementasi UU Nomor 17 Tahun 2012 dalam aspek permodalan koperasi dan subjek penelitian ini adalah Koperasi Simpan Pinjam (KSP), para pengurus KSP, dan anggota KSP yang masih aktif di Kabupaten Subang. Sampel yang diteliti sebanyak 11 KSP, 45 responden pengurus, dan 96 responden anggota dengan menggunakan teknik pengambilan proportionate

stratified random sampling. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa kesiapan

dan pemahaman pengurus KSP mengenai implementasi UU Nomor 17 Tahun 2012 dalam aspek permodalan koperasi di Kabupaten Subang belum begitu baik. Hanya sebagian kecil pengurus yang paham akan UU terbaru tersebut, sisanya sebagian besar anggota dan pengurus KSP belum memahami isi dari perubahan UU perkoperasian tersebut. Selain itu belum adanya persiapan khusus yang dilakukan KSP dalam penerapan UU Nomor 17 Tahun 2012. Dengan adanya perubahan UU ini memunculkan prospek pengembangan koperasi kearah positif dan negatif, serta dalam penerapan UU Nomor 17 Tahun 2012 akan menghadapi kendala dan tantangan yang cukup tinggi. Implikasi dari penelitian ini diharapkan pemerintah agar segera mengambil kebijakan dengan menetapkan secara pasti aturan yang akan digunakan mengenai perkoperasian di Indonesia. Untuk pemerintah daerah agar meningkatkan dukungannya bagi koperasi-koperasi di daerahnya masing-masing. Serta pentingnya pendidikan perkoperasian dilakukan secara rutin untuk pengurus dan anggota, khususnya jika ada perubahan aturan perundang-undangan koperasi seperti ini, agar pemahaman anggota dan pengurus akan lebih baik lagi.

Kata Kunci : Koperasi, Koperasi Simpan Pinjam, Permodalan, UU Nomor 17

(5)

Reni Ika Wijayanti, 2014

Studi deskriptif aspek permodalan koperasi dalam Implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

iv ABSTRACT

Reni Ika Wijayanti, 2014“Study Descriptive of Cooperative Capitalization In Implementation Aspects of ACT No. 17 of 2012 Credit Unions in Subang District”, under the guidance of Dr. Neti Budiwati, M.Si.

(6)

Reni Ika Wijayanti, 2014

Studi deskriptif aspek permodalan koperasi dalam Implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

v

(7)

Reni Ika Wijayanti, 2014

Studi deskriptif aspek permodalan koperasi dalam Implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

v DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined. UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined. ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined. ABSTRACT... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN………x BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.

1.1 Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.2 Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined. 1.3 Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 1.4 Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined. BAB II KAJIAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined. 2.1 Kajian Pustaka ... Error! Bookmark not defined. 2.1.1 Pengertian Koperasi dan Karakteristik KoperasiError! Bookmark not

defined.

2.1.2 Landasan, Asas dan Tujuan Koperasi ... Error! Bookmark not defined. 2.1.3 Prinsip-Prinsip Koperasi ... Error! Bookmark not defined. 2.1.4 Ciri-Ciri Koperasi ... Error! Bookmark not defined. 2.1.5 Fungsi dan Peran Koperasi ... Error! Bookmark not defined. 2.1.6 Koperasi Simpan Pinjam ... Error! Bookmark not defined. 2.1.7 Permodalan Koperasi ... Error! Bookmark not defined. 2.1.8 Perkembangan Undang-Undang Perkoperasian di Indonesia ... Error!

Bookmark not defined.

(8)

Reni Ika Wijayanti, 2014

Studi deskriptif aspek permodalan koperasi dalam Implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vi

3.6 Pengujian Instrumen ... Error! Bookmark not defined. 3.6.1 Uji validitas ... Error! Bookmark not defined. 3.6.2 Uji Reliabilitas ... Error! Bookmark not defined. 3.7 Prosedur Penelitian ... Error! Bookmark not defined.

3.8 Prosedur Pengolahan Data Dan Teknik Analisis Data ..Error! Bookmark

not defined.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not

defined.

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.2. Gambaran Umum Responden ... Error! Bookmark not defined. 4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis KelaminError! Bookmark

not defined.

4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Golongan Umur ... Error!

Bookmark not defined.

4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... Error!

Bookmark not defined.

4.3. Deskripsi Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.3.1 Deskripsi Hasil Studi Observasi ... Error! Bookmark not defined. 4.3.2 Deskripsi Hasil Wawancara ... Error! Bookmark not defined. 4.3.3 Deskripsi Hasil Dokumentasi ... Error! Bookmark not defined. 4.3.4 Deskripsi Hasil Angket ... Error! Bookmark not defined. 4.4. Analisis Temuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined. 4.4.1 Gambaran Umum Kondisi Saat ini Mengenai Permodalan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di Kabupaten SubangError! Bookmark not defined.

4.4.2 Kesiapan Dan Pemahaman Pengurus Koperasi Mengenai Implementasi UU Nomor 17 Tahun 2012 Dalam Aspek Permodalan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang. ... Error! Bookmark not defined. 4.4.3 Kendala Yang Dihadapi Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang Dalam Penerapan UU Nomor 17 Tahun 2012 ... Error!

Bookmark not defined.

(9)

Reni Ika Wijayanti, 2014

Studi deskriptif aspek permodalan koperasi dalam Implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

vii

(10)

Reni Ika Wijayanti, 2014

Studi deskriptif aspek permodalan koperasi dalam Implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Koperasi di Indonesia Tahun 2009-2013 ... Error! Bookmark not

defined.

Tabel 1.2 Jumlah Anggota Koperasi di Indonesia Tahun 2009-2013 ... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 1.3 Data Permodalan KSP di Kab. Subang Periode Tahun 2009-2013 .... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 1.4 Jumlah Modal Sendiri dan Modal Luar KSP di Kab. Subang Periode 2009-2013 ... Error! Bookmark not defined. Tabel 1.5 Perkembangan Permodalan KSP di Kab.Subang Periode 2009-2013 Error!

Bookmark not defined.

Tabel 2.1 Perbedaan Permodalan UU No.14 Tahun 1965, UU No.12 Tahun 1967, UU No.25 Tahun 1992 dan UU No.17 Tahun 2012 ...Error! Bookmark

not defined.

Tabel 3.1 Jumlah Anggota KSP di Kabupaten Subang ... Error! Bookmark not

defined.

Tabel 3.2 Daftar Koperasi Simpan Pinjam di Kabupaten Subang ...Error! Bookmark

not defined.

Tabel 3.3 Jumlah Sampel Anggota Dari Masing-Masing KSP Error! Bookmark not

defined.

Tabel 3.4 Skor Jawaban Berdasarkan Skala Likert ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.5 Uji Validitas Item Instrumen Penelitian Angket Pengurus ... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 3.6 Uji Validitas Item Instrumen Penelitian Angket Anggota ... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 3.7 Uji Reliabilitas Angket Pengurus ... Error! Bookmark not defined. Tabel 3.8 Uji Reliabilitas Angket Anggota ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.1 Data Koperasi Simpan Pinjam di Kabupaten Subang ...Error! Bookmark

not defined.

Tabel 4.2 Daftar Sampel penelitian KSP di Kabupaten Subang...Error! Bookmark

not defined.

Tabel 4.3 Karakteristik Pengurus Berdasarkan Jenis Kelamin . Error! Bookmark not

(11)

Reni Ika Wijayanti, 2014

Studi deskriptif aspek permodalan koperasi dalam Implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ix

Tabel 4.4 Karakteristik Anggota Berdasarkan Jenis Kelamin .. Error! Bookmark not

defined.

Tabel 4.5 Karakteristik Pengurus Berdasarkan Golongan Umur ....Error! Bookmark

not defined.

Tabel 4.6 Karakteristik Anggota Berdasarkan Golongan Umur...Error! Bookmark

not defined.

Tabel 4.7 Karakteristik Pengurus Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 4.8 Karakteristik Anggota Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 4.9 Keadaan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di Kabupaten Subang ... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 4.10 Kriteria Keadaan KSP... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.11 Pengetahuan Pengurus KSP dalam UU No.17 Tahun 2012 di Kabupaten

Subang ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.12 Kriteria Pengetahuan UU No.17 Tahun 2012... Error! Bookmark not

defined.

Tabel 4.13 Kendala Penerapan UU No.17 Tahun 2012 KSP di Kab.Subang .... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 4.14 Kendala Penerapan UU No.17 Tahun 2012 ... Error! Bookmark not

defined.

Tabel 4.15 Tantangan Penerapan UU No.17 Tahun 2012 KSP di Kab.Subang . Error!

Bookmark not defined.

Tabel 4.16 Kendala Penerapan UU No.17 Tahun 2012 ... Error! Bookmark not

defined.

Tabel 4.17 Ringkasan Temuan Perubahan Mendasar dalam UU No.17 Tahun 2012 ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.18 Ringkasan Temuan Perbedaan Simpanan Pokok dan Wajib terhadap

Setoran Pokok dan Sertifikat Modal Koperasi ... Error! Bookmark not

defined.

Tabel 4.19 Ringkasan Temuan Tantang Penerapan UU No.17 Tahun 2012 ... Error!

Bookmark not defined.

(12)

Reni Ika Wijayanti, 2014

Studi deskriptif aspek permodalan koperasi dalam Implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

x

Tabel 4.21 Modal Luar KSP di Kab.Subang Periode 2009-2013 ....Error! Bookmark

not defined.

Tabel 4.22 Ringkasan Temuan Permodalan KSP di Kabupaten Subang ... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 4.23 Penyaluran Pinjaman Kepada Anggota KSP di Kab.Subang Periode 2009-2013 ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.24 Klasifikasi Pengetahuan Pengurus Mengenai UU No.17 Tahun 2012

... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.25 Klasifikasi Kendala Penerapan UU No.17 Tahun 2012 Error! Bookmark

not defined.

Tabel 4.26 Klasifikasi Prospek Pengembangan KSP dalam Penerapan UU No.17 Tahun 2012 ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.27 Klasifikasi Partisipasi Anggota dalam Membiayai Koperasi ... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 4.28 Klasifikasi Partisipasi Anggota sebagai Pengawas. Error! Bookmark not

defined.

Tabel 4.29 Klasifikasi Kesejahteraan Anggota KSP . Error! Bookmark not defined. Tabel 4.30 Klasifikasi Pengetahuan Anggota Mengenai UU No.17 Tahun 2012

... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.31 Klasifikasi Persetujuan Penerapan UU No.17 Tahun 2012 ... Error!

Bookmark not defined.

Tabel 4.32 Klasifikasi Prospek Pengembangan KSP dalam Penerapan UU No.17 Tahun 2012 ... Error! Bookmark not defined. Tabel 4.33 Partisipasi Anggota dalam Permodalan Koperasi... Error! Bookmark not

defined.

(13)

Reni Ika Wijayanti, 2014

Studi deskriptif aspek permodalan koperasi dalam Implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sumber Permodalan Koperasi... Error! Bookmark not defined. Gambar 3.1 Semantic Deferential ... Error! Bookmark not defined. Gambar 4.1 Karakteristik Pengurus Berdasarkan Jenis Kelamin ....Error! Bookmark

not defined.

Gambar 4.2 Karakteristik Anggota Berdasarkan Jenis Kelamin ...Error! Bookmark

not defined.

Gambar 4.3 Karakteristik Pengurus Berdasarkan Golongan Umur .Error! Bookmark

not defined.

Gambar 4.4 Karakteristik Anggota Berdasarkan Golongan Umur ..Error! Bookmark

not defined.

Gambar 4.5 Karakteristik Pengurus Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... Error!

Bookmark not defined.

Gambar 4.6 Karakteristik Anggota Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... Error!

(14)

Reni Ika Wijayanti, 2014

Studi deskriptif aspek permodalan koperasi dalam Implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xii

DAFTAR LAMPIRAN

(15)

Reni Ika Wijayanti, 2014

Studi deskriptif aspek permodalan koperasi dalam Implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

xiii

(16)

Reni Ika Wijayanti, 2014

Studi deskriptif aspek permodalan koperasi dalam Implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sejak kemerdekaan Negara Indonesia diproklamasikan telah ditetapkan

dalam UUD 1945 bahwa perekonomian Indonesia dilaksanakan atas dasar demokrasi

ekonomi, yang disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.

Rumusan ini merupakan hasil pemikiran Bung Hatta beserta Bung Karno tentang

sistem perekonomian setelah mempertimbangkan saran dari Ki Hajar Dewantara,

bahwa harus membangun perusahaan yang sesuai dengan perekonomian Indonesia

yakni dengan koperasi. Berdasarkan atas penjelasan pasal 33 UUD 1945, dapat

diketahui bahwa koperasi merupakan salah satu sektor ekonomi yang sangat kuat

kedudukannya, karena sudah jelas diamanatkan oleh UUD 1945. Dari penjelasan

pasal 33 UUD 1945 secara eksplisit disebutkan bahwa pelaku ekonomi adalah sektor

Negara dan koperasi, sedangkan sektor swasta hanya disebut secara implisit. Oleh

sebab itu semua warga Negara Indonesia berkewajiban untuk melestarikan dan

mengembangkan koperasi sebagai salah satu sektor ekonomi Indonesia yang sejajar

dengan badan usaha Negara dan usaha swasta.

Koperasi sebagai gerakan ekonomi yang tumbuh di masyarakat merupakan

organisasi swadaya yang lahir atas kehendak, kekuatan dan partisipasi masyarakat

dalam menentukan tujuan, sasaran kegiatan serta pelaksanaannya. Secara umum

koperasi dikenal sebagai suatu bentuk perusahaan yang unik, koperasi tidak hanya

dianggap berbeda dari perusahaan perseroan yang berbentuk CV, tapi juga dianggap

tidak sama dengan perusahaan-perusahaan yang dimiliki oleh sekumpulan orang

seperti Firma dan Perseroan Terbatas (PT). Koperasi secara umum merupakan suatu

bentuk perusahaan yang didirikan oleh orang-orang tertentu, untuk melaksanakan

(17)

2

Reni Ika Wijayanti, 2014

Studi deskriptif aspek permodalan koperasi dalam Implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Koperasi di Indonesia telah menjadi kekuatan ekonomi yang akhir-akhir ini

berkembang cukup pesat. Perkembangan tersebut berguna untuk mendorong

pertumbuhan ekonomi, oleh karenanya koperasi bisa disebut sebagai soko guru

perekonomian di Indonesia. Dalam kehidupan ekonomi masyarakat saat ini, koperasi

terbukti masih diperlukan terutama dalam rangka mendorong pertumbuhan sektor

usaha kecil dan menengah. Koperasi telah menyumbang sepertiga pasar kredit mikro

di Indonesia yang sangat dibutuhkan masyarakat luas dalam meningkatkan

produktivitas dan daya saing. Bahkan koperasi mampu melayani puluhan juta

anggota, melebihi kemampuan bank besar sekalipun. Namun karakter koperasi

Indonesia yang kecil dan tidak bersatu dalam suatu sistem yang baik membuat

peranan koperasi tidak begitu terlihat dalam praktek.

Perkembangan koperasi di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami

peningkatan. Berikut adalah tabel 1.1 jumlah koperasi tahun 2009-2013 :

Tabel 1.1

Jumlah Koperasi di Indonesia Tahun 2009-2013

Tahun Jumlah Koperasi Koperasi Aktif Koperasi Tidak Aktif

2009 170.411 120.473 49.938

2010 177.482 124.855 52.627

2011 188.181 133.666 54.515

2012 192.443 137.765 54.678

2013 200.808 142.387 58.421

Sumber : Data Kemenkop UKM 2013

Berdasarkan data Kemenkop UKM 2013 diatas dapat dilihat bahwa jumlah

koperasi di Indonesia tahun 2009-2013 terus mengalami kenaikan pada tahun 2013

jumlah koperasi meningkat sebesar 4,34% dibandingkan pada tahun 2012. Pada

tahun 2013 sebesar 200.808 koperasi sedangkan pada tahun 2012 sebesar 192.443

koperasi.

Peningkatan jumlah koperasi di Indonesia juga disertai dengan peningkatan

(18)

3

Reni Ika Wijayanti, 2014

Studi deskriptif aspek permodalan koperasi dalam Implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 1.2

Jumlah Anggota Koperasi di Indonesia Tahun 2009-2013

Tahun Anggota Koperasi

2009 29.240.271

2010 30.461.121

2011 20.848.913

2012 33.687.417

2013 34.685.145

Sumber : Data Kemenkop UKM 2013

Melihat dari perkembangan jumlah koperasi dan anggota koperasi di

Indonesia yang setiap tahun mengalami peningkatan akan memberikan hal positif

bagi pertumbuhan perekonomian nasional. Karena melalui wadah koperasi para

anggota dapat melakukan usaha-usaha untuk meningkatkan kesejahteraan bersama.

Dengan semangat kebersamaan inilah koperasi hadir dan diperlukan guna

mendorong tumbuhnya usaha-usaha kecil di masyarakat. Dalam rangka memenuhi

kebutuhan usaha dan lainnya, para anggota koperasi dapat menggunakan jasa

pinjaman koperasi, tanpa agunan dan tidak dikenakan bunga pengembalian yang

tinggi. Sehingga usaha-usaha kecil yang ada diharapkan tetap tumbuh tanpa harus

terjerat dan terlilit hutang yang mencekik. Selain itu, semakin membaiknya tingkat

kesadaran masyarakat akan arti pentingnya koperasi, serta proses dan prosedur yang

mudah dalam pendirian sebuah koperasi, menjadi kontribusi tersendiri banyak

berdirinya koperasi di hampir setiap wilayah di Indonesia.

Dalam sejarah koperasi Indonesia dapat dilihat bahwa koperasi Indonesia lahir dan tumbuh dari “proses simpan pinjam”. Artinya, koperasi yang ada saat ini diawali dari adanya kegiatan simpan pinjam. Koperasi Simpan Pinjam merupakan

salah satu jenis koperasi yang mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun

1995 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi dan

(19)

4

Reni Ika Wijayanti, 2014

Studi deskriptif aspek permodalan koperasi dalam Implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nomor: 351/Kep/M/XII/1998 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan

Pinjam oleh Koperasi.

Tujuan utama didirikan koperasi khususnya koperasi simpan pinjam adalah

untuk mencegah masyarakat agar tidak terjebak dalam sistem lintah darat atau

rentenir. Banyak manfaat yang dapat diambil dari keberadaan koperasi simpan

pinjam, manfaat yang dimaksud yakni manfaat di bidang ekonomi. Manfaat dalam

bidang ekonomi dapat berupa kemudahan para anggota dalam menyimpan dan

meminjam dana dengan jumlah bunga dan waktu yang telah disepakati. Sehingga

koperasi diharapkan mampu memperoleh modal untuk membiayai kegiatan

operasionalnya. Namun agar anggota atau pelaku dari kegiatan usaha tersebut

mendapat keuntungan yang maksimal, harus diperhatikan perkembangan badan

usaha tersebut.

Perkembangan koperasi di Indonesia semakin meningkat, berbanding terbalik

dengan perkembangan koperasi simpan pinjam, khususnya di Kabupaten Subang.

Dimana jumlah koperasi di Kabupaten Subang hingga tahun 2013 sebanyak 976

koperasi namun yang aktif melaksanakan kegiatan perkoperasian sebanyak 489

koperasi sisanya sebanyak 487 koperasi tidak aktif beroperasi. Selain itu banyak

lembaga usaha perkoperasian, terutama koperasi simpan pinjam (KSP) yang gulung

tikar. Padahal Kabupaten Subang pernah mendapat predikat kabupaten koperasi

namun sekarang tinggal nama saja.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Dinas Koperasi dan UMKM yakni Ugit Sugiana bahwa “keterpurukan dunia perkoperasian di Kabupaten Subang disebabkan oleh kredit macet dan persoalan internal berkaitan dengan permodalan.”

Berikut data permodalan koperasi simpan pinjam (KSP) di Kabupaten

Subang yang berasal dari modal sendiri dan modal luar, dapat dilihat pada tabel 1.3

(20)

5

Tabel 1.3

Data Permodalan KSP di Kab. Subang Periode Tahun 2009-2013

No Nama

Koperasi

Tahun 2009 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013

Modal

73.793.780 65.000.000 70.229.185 65.000.00

0

(21)

6

Berikut adalah tabel jumlah keseluruhan modal sendiri dan modal luar dari

kedelapan KSP diatas tahun 2009-2013 :

Tabel 1.4

Jumlah Modal Sendiri dan Modal Luar KSP di Kab. Subang Periode 2009-2013

Tahun Modal sendiri Modal Luar

2009 2,369,683,190 266,024,045

2010 2,405,014,559 235,315,001

2011 2,858,471,030 484,835,242

2012 4,079,222,840 393,653,635

2013 5,254,959,399 265,560,877

Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Kab.Subang

Tabel 1.3 dan 1.4 memperlihatkan bahwa permodalan koperasi simpan

pinjam terdiri dari modal sendiri dan modal luar. Modal sendiri terdiri dari simpanan

pokok, wajib, sukarela, cadangan, dan lain-lain. Sedangkan modal luar berasal dari

anggota, pinjaman dari luar, hibah, dan hadiah. Sumber permodalan KSP di

kabupaten Subang terbesar itu didapat dari modal sendiri yakni yang berasal dari

simpanan wajib (perincian sumber modal sendiri dan modal luar dapat dilihat dalam

lampiran 4). Hal ini terjadi karena bagi anggota yang ingin meminjam dana ke

koperasi anggota tersebut wajib memenuhi persyaratan dengan membayar selain

setoran pokok juga harus membayar simpanan wajib yang telah menjadi kewajiban

anggota. Sedangkan minat anggota dalam simpanan sukarela sangat minim, karena

anggapan anggota yang berpikir lebih baik menyimpan dananya di Bank dengan

keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan di koperasi.

Tidak semua koperasi memperoleh modal dari luar koperasi, hal ini terjadi

karena ada sebagian koperasi yang menutup diri untuk tidak menerima pinjaman

dana dari pihak luar selain koperasi. Selain itu, dikarenakan ada koperasi yang

hingga saat ini belum mendapat tawaran pinjaman dari luar baik itu dari bank

ataupun dari pemerintah.

Koperasi yang memiliki modal dari luar, rata-rata modal tersebut berasal dari

(22)

7

dukungan dari pemerintah. Hal ini yang menyebabkan banyak koperasi khususnya

KSP di Kabupaten Subang yang gulung tikar, karena keterbatasan dana dan kredit

macet.

Perkembangan permodalan yang berasal dari modal sendiri dan modal luar

koperasi simpan pinjam (KSP) di Kabupaten Subang diatas dapat dilihat pada tabel

1.4 berikut:

Tabel 1.5

Perkembangan Permodalan KSP di Kab.Subang Periode 2009-2013

Kabupaten Subang yang berasal dari modal sendiri mengalami perkembangan yang

fluktuatif, di tahun 2010 hingga tahun 2012 modal sendiri KSP mengalami kenaikan

terus menerus. Akan tetapi di tahun 2013 modal sendiri koperasi mengalami

penurunan dimana perkembangannya hanya mencapai 28,82%, padahal sebelumnya

di tahun 2012 perkembangannya mencapai 42,71%. Sedangkan untuk modal luar

terus mengalami penurunan, tetapi pada tahun 2011 mengalami kenaikan yang cukup

tinggi sebesar 106,04%. Namun sisanya perkembangan modal luar KSP mengalami

penurunan, penurunan paling besar di tahun 2013 dimana penurunan mencapai

-32,54%.

Penurunan permodalan KSP ini banyak disebabkan karena kredit macet dan

kekurangan permodalan yang mengakibatkan pengurusnya bubar secara perlahan.

Keterpurukan dunia perkoperasian di kabupaten Subang disebabkan oleh tiga hal

(23)

8

pinjaman yang macet. kebangkrutan koperasi lebih disebabkan kredit macet dan

persoalan internal berkaitan dengan keuangan, dan yang lebih penting adalah

peranan dari pemerintah daerah.

Perkembangan koperasi menurut Roopke (2003:70) dipengaruhi oleh:

1. Faktor internal yang terdiri dari :

a. Pengelolaan (pengurus dan manajer)

b. Pelayanan

c. Partisipasi anggota

d. Permodalan

2. Faktor eksternal yang terdiri dari :

a. Iklim usaha (persaingan)

b. Kebijakan pemerintah

c. Perkembangan teknologi.

Dengan demikian terdapat beberapa indikator yang mempengaruhi

perkembangan koperasi yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal

salah satunya yaitu permodalan, sedangkan faktor eksternal salah satunya adalah

kebijakan pemerintah.

Serangkaian kebijakan politis telah dilakukan oleh pemerintah dalam

pembangunan koperasi sebagai penjabaran Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33.

Telah ada empat Undang-Undang yang megatur koperasi di Indonesia, pertama

Undang-Undang Nomor 14 tahun 1965. Undang-Undang ini lebih banyak

menekankan koperasi sebagai gerakan politik ketimbang gerakan ekonomi,

undang-undang tersebut menempatkan koperasi sebagai wadah perjuangan ekonomi rakyat

dan landasan azas-azas dan sendi dasar koperasi dari kemurniannya.

undang Nomor 14 tahun 1965 kemudian diganti dengan

Undang-undang Nomor 12 tahun 1967. Tidak banyak perubahan yang signifikan secara

kelembagaan dan usaha koperasi, kecuali sebatas melepaskan koperasi dari gerakan

(24)

9

Undang-undang Nomor 25 tahun 1992, perubahan terpenting diantaranya mengenai

definisi koperasi, keterkaitan koperasi dengan kepentingan ekonomi anggotanya,

kelembagaan pengelolaan dan kesempatan koperasi untuk mengangkat pengelola

dari non-anggota.

Setelah berjalan dua puluh tahun, Undang-Undang nomor 25 tahun 1992

diubah lagi dengan Undang-Undang nomor 17 tahun 2012. Terdapat beberapa

perubahan bagi koperasi, antara lain adalah dalam hal perubahan anggaran dasar

(terkait dengan penyesuaian: nama, fungsi pengawas dan pengurus, usaha dan jenis

koperasi, modal koperasi dan seterusnya), rencana pemisahan (spin-off) unit usaha

simpan pinjam pada koperasi serbausaha (multipurpose) menjadi koperasi simpan

pinjam (KSP) serta adanya perlindungan terhadap Koperasi Simpan Pinjam (KSP)

dengan pembentukan lembaga penjaminan KSP untuk melindungi para

nasabahnya/anggotanya.

Perubahan Undang-Undang ini menuai pro-kontra dari berbagai pihak

dipenjuru Negara. Sebab terdapat beberapa ayat yang isinya dinilai akan merugikan

koperasi itu sendiri dan dapat menghambat perkembangan koperasi. Salah satunya

adalah ayat yang menyebutkan bahwa pengurus koperasi bisa di ambil dari pihak

luar atau non anggota. Hal itu sebagai permasalahan yang sangat vital, karena

bertentangan dengan hakekat dan jati diri koperasi, mengingat identitas diri sebuah

koperasi adalah dari, oleh dan untuk anggota. Untuk itu, pengurus koperasi haruslah

seseorang yang telah menjadi anggota dan bukan dari pihak luar. Revisi

Undang-Undang nomor 25 tahun 1992 dengan Undang-Undang-Undang-Undang nomor 17 tahun 2012

mengalami perubahan mendasar pada definisi koperasi yang semula koperasi adalah

badan usaha kini koperasi menjadi badan hukum yang memiliki kesamaan perlakuan

dengan bidang kelembagaan usaha lainnya seperti swasta dan Badan Usaha Milik

Negara (BUMN).

Istilah-istilah tertentu yang sebelumnya terdapat di UU Nomor 25 Tahun

(25)

10

terdapat istilah koperasi seperti simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan

sukarela, kini terdapat istilah lain seperti setoran pokok dan sertifikat modal

koperasi. Setoran Pokok dianggap bertentangan dengan prinsip sukarela, karena

seperti terpaksa untuk menjadi anggota koperasi, karena dana yang disetorkan

apabila keluar dari anggota koperasi tidak dapat diambil kembali. Hal ini

dikhawatirkan akan menyebabkan banyak anggota koperasi yang akan keluar dari

keaanggotaannya.

Sertifikat modal yang boleh dimiliki oleh anggota koperasi melebihi

ketentuan minimal, maka prinsip koperasi pengelolaan dilakukan secara demokratis

serta prinsip otonomi dan kemerdekaan/kebebasan akan terenggut dengan kekuatan

modal. Meskipun dalam pasal 69 dijelaskan bahwa sertifikat modal koperasi tidak

memiliki hak suara, artinya bahwa dalam pengambilan keputusan kebijakan koperasi

tetap menganut one man one vote. Namun realitas di masyarakat orang yang

memiliki modal besar akan bisa mempengaruhi anggota lain, agar mengambil

keputusan sesuai dengan yang diinginkannya.

Undang-Undang nomor 17 tahun 2012 juga menyebutkan bahwa pemupukan

modal awal koperasi melalui modal penyertaan dari pihak luar serta sertifikat modal,

hal ini dianggap tidak berkeadilan. Sebab permodalan koperasi yang dahulu

dihimpun secara swadaya dari anggota, kini berganti dengan membuka peluang dari

pihak luar untuk menanamkan modalnya. Dengan adanya sertifikat modal, koperasi

kini lebih mirip perusahaan yang menjual kepentingan melalui saham dan

dikendalikan oleh pasar.

Perubahan Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992 menjadi Undang-Undang

Nomor 17 Tahun 2012 dilakukan pemerintah untuk digunakan sebagai dasar untuk

menjadikan koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat. Akan tetapi banyak anggapan

bahwa Undang-Undang No. 17 Tahun 2012 ini diwaspadai akan menjadi ancaman

(26)

11

Berdasarkan wawancara dengan Ketua KSP Bina Swadaya Subang yakni

Enti Suharti ia menyatakan bahwa :

“Pada pasal 78 koperasi dilarang membagikan profit apabila diperoleh dari hasil transaksi usaha dengan non-anggota. Hal ini menurut saya akan menghambat perkembangan KSP. Kenapa? sebab koperasi tidak mungkin melakukan transaksi dengan nilai laba tinggi kepada Anggotanya, karena justru menekan laba/profit demi memberikan kesejahteraan kepada Anggotanya. Sehingga dengan adanya ketentuan itu tentu akan mengurangi minat masyarakat untuk menjadi anggota koperasi. Efeknya semakin lama koperasi tidak akan berkembang, malahan akan mati.”

UU No.17 Tahun 2012 dinilai bertentangan dengan Undang-Undang Dasar

1945 dan tidak lagi mempunyai kekuatan hukum yang mengikat. Sehingga

Mahkamah Konstitusi (MK) pada tanggal 28 Mei 2014 membatalkan

Undang-Undang tentang perkoperasian tersebut. Dalam pertimbangannya bahwa filosofi

dalam UU No.17 Tahun 2012 tidak sesuai dengan hakikat susunan perekonomian

sebagai usaha bersama dan berdasarkan asa kekeluargaan yang termuat dalam Pasal

33 ayat (1) UUD 1945. Selain itu Undang-Undang tersebut mengutamakan skema

permodalan materiil dan finansial serta mengesampingkn modal social yang menjadi

ciri fundamenta koperasi sebagai suatu entitas khas pelaku ekonomi berdasarkan

UUD 1945. Koperasi juga menjadi sama dan tidak berbeda dengan perseroan

terbatas dan kehilangan roh konstitusionalnya sebagai entitas pelaku ekonomi khas

bagi bangsa yang berfilosofi gotong royong.

Berdasarkan paparan diatas seandainya Undang-Undang Nomor 17 Tahun

2012 tidak dibatalkan apakah akan mampu mengembangkan koperasi di Indonesia

khususnya koperasi simpan pinjam (KSP) di Kabupaten Subang, yang dapat dilihat

dari implementasi UU Nomor 17 Tahun 2012 aspek permodalan. Bagaimana

kesiapan dan pemahaman pengurus koperasi mengenai implementasi UU Nomor 17

Tahun 2012 dalam aspek permodalan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di Kabupaten

Subang, serta bagaimana kendala, prospek dan tantangan yang akan dihadapi dalam

penerapan UU Nomor 17 Tahun 2012 di Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di

(27)

12

Berdasarkan uraian diatas penulis ingin melakukan penelitian terhadap suatu

permasalahan yang telah diuraikan diatas dengan judul “Studi Deskriptif Aspek

Permodalan Koperasi Dalam Implementasi UU No 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di Kabupaten Subang”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat

dirumuskan masalah pokok penelitian.

Secara umum masalah pokok penelitian ini menyangkut implementasi

seandainya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 tidak dibatalkan, dilihat dari

aspek permodalan pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di Kabupaten Subang. Dengan demikian identifikasi masalahnya adalah sebagai berikut “Bagaimana implementasi UU Nomor 17 Tahun 2012 dalam aspek permodalan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di Kabupaten Subang?”

Agar tidak menyimpang dari pokok masalah, maka masalah dalam penelitian

ini dapat dibatasi ke dalam sub pokok permasalahan yaitu sebagai berikut :

1. Bagaimana gambaran umum kondisi saat ini mengenai permodalan Koperasi

Simpan Pinjam (KSP) di Kabupaten Subang?

2. Bagaimana kesiapan dan pemahaman pengurus koperasi mengenai

implementasi UU Nomor 17 Tahun 2012 dalam aspek permodalan Koperasi

Simpan Pinjam (KSP) di Kabupaten Subang?

3. Apakah kendala yang dihadapi koperasi simpan pinjam (KSP) di Kabupaten

Subang dalam penerapan UU Nomor 17 Tahun 2012?

4. Bagaimana prospek pengembangan koperasi simpan pinjam (KSP) di

Kabupaten Subang sehubungan dengan adanya perubahan UU Nomor 17 Tahun

(28)

13

5. Apa saja tantangan yang akan dihadapi oleh koperasi dalam pengembangan

koperasi simpan pinjam (KSP) di Kabupaten Subang berkaitan dengan adanya

perubahan kebijakan yang tertuang dalam UU Nomor 17 Tahun 2012?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan pada penelitian ini maka tujuan

yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Tujuan Umum

Berdasarkan fokus penelitian yang telah diungkap diatas, maka secara umum

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi UU Nomor 17 Tahun 2012

dalam aspek permodalan pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di Kabupaten

Subang.

2. Tujuan Khusus

Adalah untuk mengungkapkan :

a. Gambaran umum kondisi saat ini mengenai permodalan Koperasi Simpan

Pinjam (KSP) di Kabupaten Subang

b. Kesiapan dan pemahaman pengurus koperasi mengenai implementasi UU

Nomor 17 Tahun 2012 dalam aspek permodalan Koperasi Simpan Pinjam

(KSP) di Kabupaten Subang.

c. Kendala yang dihadapi koperasi simpan pinjam (KSP) di Kabupaten Subang

dalam penerapan UU Nomor 17 Tahun 2012.

d. Prospek pengembangan koperasi simpan pinjam (KSP) di Kabupaten Subang

sehubungan dengan adanya perubahan UU Nomor 17 Tahun 2012.

e. Tantangan yang akan dihadapi oleh koperasi dalam pengembangan koperasi

simpan pinjam (KSP) di Kabupaten Subang berkaitan dengan adanya perubahan

(29)

14

1.4 Manfaat Penelitian

Dari informasi yang ada, diharapkan penelitian ini dapat memberikan

manfaat secara :

1. Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan temuan-temuan dan menambah

khasanah ilmu pengetahuan, khususnya tentang implementasi UU Nomor 17

Tahun 2012 dalam aspek permodalan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di

Kabupaten Subang. Serta dapat digunakan sebagai bahan acauan di bidang

penelitian sejenis.

2. Praktis

a. Masyarakat

Memberikan informasi dan masukan kepada masyarakat mengenai

implementasi UU Nomor 17 Tahun 2012 dalam aspek permodalan Koperasi

Simpan Pinjam (KSP) di Kabupaten Subang.

b. Pemerintah

Dijadikan pertimbangan bagi pemerintah dan pihak-pihak yang berkepentingan

di dunia perkoperasian dalam rangka memajukan koperasi simpan pinjam (KSP)

di Kabupaten Subang.

c. Universitas Pendidikan Indonesia

Memberikan wawasan ilmiah khususnya bagi pendidikan ekonomi mengenai

implementasi UU Nomor 17 Tahun 2012 dalam aspek permodalan Koperasi

Simpan Pinjam (KSP) di Kabupaten Subang.

d. Penulis

Dapat menjadi bekal dan bermanfaat bagi penulis sebagai calon pendidik

sehingga diharapkan penelitian ini dapat menambah bahan kajian yang lebih

(30)

Reni Ika Wijayanti, 2014

Studi deskriptif aspek permodalan koperasi dalam Implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 44

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan sasaran dari penelitian yang akan dilaksanakan.

Objek penelitian memuat tentang variable-variabel penelitian beserta

karakteritik-karakteristik/unsur-unsur yang akan diteliti, populasi penelitian, sampel penelitian,

unit sampel penelitian dan tempat penelitian. Objek dalam penelitian ini adalah

implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 dalam aspek permodalan

koperasi. Adapun subjek penelitian ini adalah Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di

Kabupaten Subang, para pengurus KSP dan anggota KSP yang masih aktif.

3.2 Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2012: 2) metode penelitian pada dasarnya merupakan

“cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kunci yang perlu diperhatikan yaitu cara

ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan”. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional

berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga

terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu

dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan

mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang digunakan

dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.

Metode yang digunakan dalam penelitian mengenai implementasi

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 dalam aspek permodalan koperasi simpan pinjam

(31)

Reni Ika Wijayanti, 2014

Studi deskriptif aspek permodalan koperasi dalam Implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 45

(32)

45

Reni Ika Wijayanti, 2014

Studi deskriptif aspek permodalan koperasi dalam Implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

masalah yang ada pada masa sekarang”. Selain itu metode deskriptif analisis ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

“Memusatkan diri pada pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa

sekarang, pada masalah-masalah yang actual, dan data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan dan kemudian dianalisa (karena itu metode ini sering

disebut metode analitik).”

Arikunto (2009: 234) mengemukakan bahwa:

“Dalam penelitian deskriptif tidak diperlukan administrasi dan pengontrolan terhadap perlakuan. Penelitian deskriptif tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang sesuatu

variabel, gejala atau keadaan.”

Sedangkan Suryabrata (2012: 76) mengemukakan pengertian penelitian

deskriptif secara harfiah yakni “…adalah penelitian yang bermaksud untuk membuat pencandraan (deskripsi) mengenai situasi-situasi atau kejadian-kejadian.”

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas mengenai penelitian deskriptif

dapat disimpulkan bahwa penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan

untuk mendeskripsikan fenomena atau kejadian-kejadian yang benar-benar terjadi,

yang nantinya akan dianalisa mengenai masalah yang terjadi dan bagaimana

pemecahan masalah tersebut. Untuk mengadakan analisa, seharusnya terlebih dahulu

telah mempunyai satu cara berpikir, cara pengupasan, dengan referensi atau titik

tolak tertentu.

3.3 Populasi Dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi merupakan sekelompok objek yang dapat dijadikan sumber

penelitian. Riduwan (2010: 237) menyatakan bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

(33)

46

Reni Ika Wijayanti, 2014

Studi deskriptif aspek permodalan koperasi dalam Implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sementara, Arikunto (2010: 173), mengemukakan pendapatnya mengenai

populasi, yaitu: “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya

merupakan penelitian populasi.”

3.3.1.1 Populasi Koperasi Simpan Pinjam (KSP)

Populasi dalam penelitian ini adalah Koperasi Simpan Pinjam (KSP) di

Kabupaten Subang sejumlah 23 KSP, akan tetapi koperasi yang aktif melaksanakan

RAT hanya 11 KSP.

3.3.1.2 Populasi Anggota Koperasi Simpan Pinjam (KSP)

Populasi anggota KSP di Kabupaten Subang terdapat 2.086 anggota yang

tersebar di masing KSP, berikut adalah tabel jumlah anggota di

masing-masing KSP :

Tabel 3.1

Jumlah Anggota KSP di Kabupaten Subang

(34)

47

Reni Ika Wijayanti, 2014

Studi deskriptif aspek permodalan koperasi dalam Implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.3.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian dari populasi. Arikunto (2010: 174) mendefinisikan

bahwa “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian

sampel.”

3.3.2.1 Sampel Koperasi Simpan Pinjam (KSP)

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini untuk KSP adalah sampel total

sesuai dengan pendapat Surakhmad (1994:100) bahwa “sampel yang jumlahnya

sama dengan populasi sering disebut sampel total”. Penentuan sampel ini mengacu

pada pendapat Arikunto (2010:176) bahwa “apabila subjeknya kurang dari 100, lebih

baik diambil semuanya”. Sampel dalam penelitian ini adalah koperasi simpan pinjam

di Kabupaten Subang sebesar 11 KSP, daftar tabel sampel KSP di Kabupaten

Subang adalah sebagai berikut

Tabel 3.2

Daftar Koperasi Simpan Pinjam di Kabupaten Subang

No Nama Koperasi Alamat Badan Hukum

Desa Kec. Tgl Nomor

1 Fajar Mandiri Tambakan Jalancagak 20/02/04 536/BH/KDK.10.11/II/04

2 Gapoktan Sadulur Jatireja Compreng 13/03/99 93/BH/KDK.10.11/III/99

3 Warga Karya Soklat Subang 20/06/03 528/BH/KDK.10.11/VI/03

4 Karya Utama Jatireja Compreng 10/03/03 519/BH/KDK.10.11/III/03

5 Mulana Jaya Kalijati Timur Kalijati 12/03/01 482/BH/KDK.10.11/III/01

6 Tunas Artha Mandiri

Pasirkareumbi Subang 04/06/09 139/PAD/MENEG.1/VI/09

7 Sinar Makmur Pasirkareumbi Subang 20/11/03 534/BH/KDK.10.11/XI/03

8 Triana Karya Pasirkareumbi Subang 15/03/04 538/BH/KDK.10.11/III/04

9 Terbit Mutiara Gunung

Sembung

Pagaden 17/06/10 518/BH/668/DISKOP dan UMKM

10 Bina Swadaya Subang

Sukamulya Pagaden 20/04/09 518/BH/6336DISKOP dan UMKM

(35)

48

Reni Ika Wijayanti, 2014

Studi deskriptif aspek permodalan koperasi dalam Implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Lestari

Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Kab.Subang

3.3.2.2 Sampel Anggota Koperasi Simpan Pinjam (KSP)

Jumlah anggota koperasi simpan pinjam secara keseluruhan sebanyak 2086

anggota yang aktif. Untuk penarikan sampel peneliti mengambil sampel dari

populasi yang ada untuk diteliti, dan untuk menentukan jumlah sampel dalam

penelitian ini digunakan rumus sebagai berikut :

(Riduwan, 2010: 65)

Dimana : n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

e= Taraf kesalahan (10%)

Sehingga jumlah sampel yang diambil berdasarkan rumus tersebut adalah :

= 96 dibulatkan

Berdasarkan perhitungan diatas, maka jumlah sampel yang akan diteliti

sebanyak 96 anggota sebagai sampel.

Metode penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode sampel wilayah. Sampel wilayah adalah teknik sampling yang dilakukan

dengan mengambil wakil dari setiap wilayah yang terdapat dalam populasi

(36)

49

Reni Ika Wijayanti, 2014

Studi deskriptif aspek permodalan koperasi dalam Implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Adapun tahap-tahap dalam pengambilan sampel adalah sebagai berikut :

a. Mendata seluruh KSP yang akan dianalisis

b. Menentukan besarnya alokasi sampel masing-masing KSP sebagai berikut :

(Riduwan, 2010: 65)

Dimana :

N = Jumlah populasi seluruhnya

Ni = Jumlah populasi menurut stratum

ni = Jumlah sampel menurut stratum

n = Jumlah sampel seluruhnya

Dalam penarikan sampel anggota KSP dilakukan secara proporsional, yang

dapat dilihat pada tabel 3.3:

Tabel 3.3

Jumlah Sampel Anggota Dari Masing-Masing KSP

No Nama Koperasi Jumlah

Sumber : Data Dinas Koperasi dan UMKM Kab.Subang (Data diolah)

(37)

50

Reni Ika Wijayanti, 2014

Studi deskriptif aspek permodalan koperasi dalam Implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Teknik pengumpulan data dalam suatu penelitian menentukan kualitas yang

dikumpulkan dan data menentukan kualitas penelitiannya, karena itu pengumpulan

data harus mendapatkan penggarapan yang cermat. Teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Studi observasi

Studi observasi yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu

pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau perilaku

objek sasaran (Fathoni, 2006:104). Dalam menggunakan studi observasi cara yang

paling efektif adalah melengkapinya dengan format atau blangko pengamatan

sebagai instrument. Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau

tingkah laku yang digambarkan akan terjadi.

2. Teknik Angket

Arikunto (2010: 194) menyatakan bahwa “Angket atau Kuisioner yaitu

pengumpulan data melalui penyebaran seperangkat pertanyaan maupun pernyataan

tertulis kepada responden yang menjadi sampel dalam”. Sebelum angket atau kuisioner disusun, harus dilakukan prosedur sebagai berikut :

a. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dengan angket atau kuisioner.

b. Mengidentifikasi variabel yang akan dijadikan sasaran angket atau kuisioner.

c. Menjabarkan setiap variabel menjadi sub-variabel yang lebih spesifik dan

tunggal.

d. Menentukan jenis data yang akan dikumpulkan, sekaligus untuk menentukanan

teknik analisisnya.

3. Teknik Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu

dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan

pertanyaan dan terwawancara (interview) yang memberikan jawaban atas pertanyaan

itu. Hal ini sependapat dengan Teguh (2005: 136) yang mengemukakan bahwa

(38)

51

Reni Ika Wijayanti, 2014

Studi deskriptif aspek permodalan koperasi dalam Implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam wawancara ini terjadi interaksi komunikasi antara pihak peneliti selaku

penanya dan responden selaku pihak yang diharapkan memberikan jawaban.”

Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara

terstruktur. Moleong (2007: 190) mengungkapkan bahwa “Wawancara terstruktur adalah wawancara yang pewawancaranya menetapkan sendiri masalah dan

pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan.”

Peneliti menggunakan jenis wawancara ini bertujuan mencari jawaban

terhadap hipotesis kerja. Untuk itu pertanyaan-pertanyaan disusun dengan rapi dan

ketat. Jenis ini dilakukan pada situasi jika sejumlah sampel yang representatif

ditanyai dengan pertanyaan yang sama dan hal ini penting sekali. Semua aspek

dipandang mempunyai kesempatan yang sama untuk menjawab pertanyaan yang

diajukan.

4. Studi Dokumentasi

Arikunto (2010: 274) mengemukakan bahwa “Studi Dokumentasi, yaitu studi

yang digunakan dalam hal-hal atau variable yang berupa catatan,transkrip, buku,

surat kabar, majalah, foto-foto, film dokumenter, dan data yang relevan sesuai

dengan penelitian.

3.5 Instrumen Penelitian

Dalam suatu penelitian alat pengumpul data atau instrumen penelitian akan

menentukan data yang dikumpulkan dan menentukan kualitas penelitian. Instrumen

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket.

Adapun langkah-langkah penyusunan angket menurut Arikunto (2006:151)

adalah sebagai berikut:

1. Menentukan tujuan pembuatan angket yaitu untuk memperoleh data dari

responden mengenai implementasi UU No.17 tahun 2012 dalam aspek

(39)

52

Reni Ika Wijayanti, 2014

Studi deskriptif aspek permodalan koperasi dalam Implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Menentukan objek yang menjadi responden, yaitu koperasi simpan pinjam di

kabupaten Subang.

3. Menyusun kisi-kisi instrumen penelitian.

4. Menyusun pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh responden.

5. Merumuskan pertanyaan-pertanyaan dan alternatif jawaban untuk jenis jawaban

yang sifatnya tertutup.

6. Menetapkan kriteria pemberian skor untuk setiap item pertanyaan yang bersifat

tertutup. Alat ukur yang digunakan dalam pemberian skor adalah daftar

pertanyaan yang menggunakan skala likert dengan ukuran ordinal.

7. Menyebarkan angket

8. Mengelola dan menganalisis angket.

Skala yang digunakan dalam instrumen penelitian ini adalah skala likert dan

skala semantic deferential. Menurut Sugiyono (2002: 86) menyatakan bahwa “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau

sekelompok orang tentang fenomena sosial.” Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti yang selanjutnya disebut sebagai

variabel penelitian.

Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai

gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Untuk keperluan analisis ketentuan

skala yang digunakannya sebagai berikut:

Tabel 3.4

Skor Jawaban Berdasarkan Skala Likert

Alternatif Jawaban Skor

SS = Sangat Setuju 5

S = Setuju 4

KS = Kurang Setuju 3

TS = Tidak Setuju 2

STS = Sangat Tidak Setuju 1

(40)

53

Reni Ika Wijayanti, 2014

Studi deskriptif aspek permodalan koperasi dalam Implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sedangkan skala pengukuran yang berbentuk semantic deferential yang

dikembangkan oleh Osgood. Tujuan penggunaan skala semantic deferentaial

menurut Sugiyono (2002: 91) menyatakan bahwa “…digunakan untuk mengukur

sikap, hanya bentuknya tidak pilihan ganda maupun checklist”. Skala ini tersusun

dalam satu garis kontinum yang jawabannya sangat positifnya terletak di bagian

angka yang paling tinggi atau di sebelah kiri garis dan jawabannya yang sangat

negative tertelak di bagian angka yang paling kecil atau di sebelah kanan garis. Data

yang diperoleh adalah data interval dan digunakan untuk mengukur

sikap/karakteristik tertentu yang dimiliki seseorang.

Negatif Positif

1 2 3 4 5 6 7

Gambar 3.1 Semantic Deferential

Keterangan :

1 = Sangat Tidak Setuju

2 = Tidak Setuju

3 = Agak Tidak Setuju

4 = Netral / Ragu-Ragu

5 = Agak Setuju

6 = Setuju

7 = Sangat Setuju

3.6 Pengujian Instrumen

Analisis instrumen penelitian digunakan untuk menguji apakah instrumen

penelitian ini memenuhi syarat-syarat alat ukur yang baik atau tidak sesuai dengan

(41)

54

Reni Ika Wijayanti, 2014

Studi deskriptif aspek permodalan koperasi dalam Implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3.6.1 Uji validitas

Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pertanyaan-pertanyaan

pada kuesioner atau angket yang harus dibuang/diganti karena dianggap tidak

relevan. Untuk menguji validitas instrumen (pertanyaan) ini menggunakan alat bantu

Microsoft Excel 2007. Langkah-langkah yang perlu dipersiapkan dan dilakukan

untuk menguji validitas kuesioner menurut Fathoni (2006: 122) adalah sebagai

berikut:

a. Susun daftar pertanyaan dengan skala nilai, untuk alternative jawaban yang

tersedia, antara 1-5 dan 1-7.

b. Gunakan daftar pertanyaan tersebut dalam uji petik wawancara

c. Cantumkan nilai hasil uji petik tersebut ke dalam tabulasi data hasil wawancara.

d. Susun data nilai hasil wawancara yang diperoleh ke dalam tabulasi perhitungan

(tabel analisis data).

e. Gunakan rumus product moment untuk menguji validitas untuk tiap nomor

pertanyaan yang ada pada daftar pertanyaan berdasarkan data hasil wawancara

pada tabulasi hasil wawancara tersebut. Adapun rumusnya adalah sebagai

berikut :

Keterangan:

r = koefisien korelasi

X = skor yang diperoleh dari subjek tiap item Y = skor total item pertanyaan

= jumlah skor dalam distribusi X = jumlah skor dalam distribusi Y

(42)

55

Reni Ika Wijayanti, 2014

Studi deskriptif aspek permodalan koperasi dalam Implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

= jumlah kuadrat pada masing-masing skor Y N = jumlah responden

f. Bandingkan skor (nilai) Rh (R-hitung) yang dicapai dengan nilai Rt (R-tabel)

pada baris ke (N-2) pada taraf signifikan tertentu, 5% atau 1%.

g. Bila Rh lebih besar daripada Rt berarti pertanyaan nomor yang diuji adalah

valid, sebaliknya bila Rh lebih kecil dari Rt berarti pertanyaan nomor yang diuji

tidak valid.

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus diatas, diperoleh hasil

pengujian validitas alat ukur untuk masing-masing angket yakni angket yang diisi

oleh pengurus dan angket yang diisi oleh anggota.

a. Angket Pengurus

Pengujian validitas alat ukur implementasi UU No.17 Tahun 2012 dalam

aspek permodalan di Koperasi Simpan Pinjam yang terdiri dari 3 dimensi dan 27

item yang diujikan pada 15 respoden, didapat bahwa semua item soal valid. Berikut

ini disajikan hasil uji coba validitas empiris angket untuk pengurus pada tabel 3.5

berikut ini:

Tabel 3.5

Uji Validitas Item Instrumen Penelitian Angket Pengurus

No.Item Implementasi UU No.17 Tahun 2012 dalam Aspek Permodalan

(43)

56

Reni Ika Wijayanti, 2014

Studi deskriptif aspek permodalan koperasi dalam Implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E 0.46 0.52 Valid

Sumber : Angket Penelitian Pengurus (Data diolah)

Dari uji validitas penelitian pada tabel 3.5 diatas, dapat diketahui bahwa ke

27 butir soal dinyatakan valid, yang berarti soal tersebut layak untuk dijadikan

instrument penelitian kepada pengurus Koperasi Simpan Pinjam (KSP).

b. Angket Anggota

Pengujian validitas alat ukur implementasi UU No.17 Tahun 2012 dalam

aspek permodalan di Koperasi Simpan Pinjam yang terdiri dari 13 item soal yang

diujikan pada 45 respoden, didapat bahwa semua item soal valid. Berikut ini hasil uji

coba validitas empiris angket untuk pengurus pada tabel 3.6 berikut ini:

Tabel 3.6

Uji Validitas Item Instrumen Penelitian Angket Anggota

No.Item Implementasi UU No.17 Tahun 2012 dalam Aspek Permodalan

(44)

57

Reni Ika Wijayanti, 2014

Studi deskriptif aspek permodalan koperasi dalam Implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7 0.28 0.66 Valid

8 0.28 0.55 Valid

9 0.28 0.43 Valid

10 0.28 0.53 Valid

11 0.28 0.42 Valid

12 0.28 0.30 Valid

13 0.28 0.47 Valid

Sumber : Angket Penelitian Anggota (Data diolah)

Dari uji validitas penelitian pada tabel 3.6 diatas, dapat diketahui bahwa ke

13 butir soal dinyatakan valid, yang berarti soal tersebut layak untuk dijadikan

instrument penelitian kepada anggota Koperasi Simpan Pinjam (KSP).

3.6.2 Uji Reliabilitas

Fathoni (2006: 125) mengemukakan bahwa “Reliabilitas selain berarti

ketelitian dalam melakukan pengukuran juga dapat diartikan sebagai ketelitian alat

ukur yang digunakan.” Sedangkan Arikunto (2010: 221) menyatakan bahwa

“Reliabilitas menunjukkan suatu pengertian pada suatu instrumen cukup dapat di percaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena intsrumen itu sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.”

Seperti halnya pada perhitungan validitas data, perhitungan reliabilitas

dalam penelitian ini juga mengunakan bantuan Microsoft Excel 2007.

Pengujian Reliabilitas pada penelitian ini menggunakan rumus

Spearman-Brown. Adapun langkah-langkah yang digunakan adalah :

a. Mengelompokkan skor butir bernomor ganjil sebagai belah pertama dan

kelompok skor butir bernomor genap sebagai belah kedua.

b. Mengkorelasikan skor belahan pertama dengan skor belahan kedua, dan akan

diperoleh harga rxy dengan menggunakan rumus korelasi product moment

(45)

58

Reni Ika Wijayanti, 2014

Studi deskriptif aspek permodalan koperasi dalam Implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan :

rxy = Koefisien korelasi

N = Jumlah Responden

∑X = Jumlah skor X

∑Y = Jumlah skor Y

∑XY = Jumlah skor X dan skor Y

c. Menghitung indeks reliabilitas dengan menggunakan rumus Spearman-Brown,

yaitu :

Keterangan :

r11 = Reliabilitas instrumen

r1/21/2 = rxy yang disebut sebagai indeks korelasi antara dua belahan instrumen.

Kriteria keputusannya adalah sebagai berikut :

a) Jika r11 > rtabel dikatakan reliabel. b)Jika r11 < rtabel dikatakan tidak reliabel.

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus diatas, diperoleh hasil

pengujian reliabilitas alat ukur untuk masing-masing angket yakni angket yang diisi

oleh pengurus dan angket yang diisi oleh anggota.

a. Angket Pengurus

Uji reliabilitas untuk angket pengurus dapat dilihat dalam tabel 3.7 berikut ini:

(46)

59

Reni Ika Wijayanti, 2014

Studi deskriptif aspek permodalan koperasi dalam Implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2012 3 0.21 1.08 2.98 0.68 0.46 Reliabel

Sumber : Angket Penelitian Pengurus (Data diolah)

Berdasarkan tabel 3.7 menunjukkan bahwa instrument penelitian pengurus

pada setiap butir soal masing-masing dimensi dalam penelitian ini merupakan

instrument yang reliabel atau dapat dipercaya.

b. Angket Anggota

(47)

60

Reni Ika Wijayanti, 2014

Studi deskriptif aspek permodalan koperasi dalam Implementasi Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Di Kabupaten Subang

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.8

Sumber : Angket Penelitian Anggota (Data diolah)

Berdasarkan tabel 3.6 menunjukkan bahwa instrument penelitian anggota

pada setiap butir soal dalam penelitian ini merupakan instrument yang reliabel atau

dapat dipercaya.

3.7 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan langkah-langkah yang harus ditempuh dalam

melakukan suatu penelitian. Tahap-tahap penelitian deskriptif menurut Moleong

(2000: 86) menyajikan tiga tahapan yaitu :

1. Tahap Pra-Lapangan

Ada tujuh kegiatan yang harus dilakukan yakni :

Gambar

Tabel 1.1 Jumlah Koperasi di Indonesia Tahun 2009-2013
Tabel 1.2 Jumlah Anggota Koperasi di Indonesia Tahun 2009-2013
Tabel 1.3 Data Permodalan KSP di Kab. Subang
Tabel 1.3 dan 1.4 memperlihatkan bahwa permodalan koperasi simpan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Saya mohon dengan hormat kepada Bapak/ Ibu untuk meluangkan waktu sejenak guna mengisi kuesioner yang terlampir berikut. Kuesioner ini bertujuan untuk mengukur

No matter how you get your extensions it will consist of a single ZIP file that you need to upload to the DNN server and install before it will appear in the Control Panel

 Custom session handler allowing data storage anywhere...  Most PHP applications run

Pemberian insentif yang tepat merupakan salah satu cara yang dapat digunakan perusahaan untuk meningkatkan motivasi dan komitmen karyawan untuk mencapai kinerja

Cara kerja alat ini adalah sensor mengukur kadar O 2 dalam ruangan dan membatasi nilai minimum kadar O 2 dalam ruangan.. Nilai minimum berfungsi untuk

ARUS MEDIA SEKARANG YANG MENYEDIAKAN KETIGA BENTUK GAMBAR ITU UNTUK BERSAING DIPUBLIKASIKAN.. // DUNIA

SEGMEN BERITA REPORTER C peran seorang kameramen penting

Penggunaan feses ternak kambing dan ternak ayam yang terfermentasi dengan nira lontar hingga 22,5 % dalam ransum dapat meningkatkan konsumsi ransum dan pertambahan bobot