• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN MOTOR EDUCABILITY TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SEPAKBOLA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN MOTOR EDUCABILITY TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SEPAKBOLA."

Copied!
80
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS

diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Olahraga

Oleh Rachmat Sujana

NIM 1202650

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA

SEKOLAH PASCA SARJANA

(2)

Oleh Rachmat Sujana

S.Pd UNISMA Bekasi, 2014

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Olahraga

© Rachmat Sujana 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

(Studi Eksperimen Pada Siswa Putra SMP Negeri 6 Sungaiselan) disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I

Dr. Tatang Mukhtar, M. Si NIP. 195906031986031001

Pembimbing II

Dr. Nuryadi., M. Pd NIP. 197101171998021001

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Olahraga

(4)

Rachmat Sujana, 2014

Pengaruh pendekatan pembelajaran dan motor educability terhadap hasil belajar keterampilan sepak bola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Dan Motor Educability Terhadap Hasil Belajar Keterampilan SepakBola Siswa Putra SMP Kelas VII

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendekatan pembelajaran taktis dan pendekatan pembelajaran teknis pada siswa yang memiliki motor educability tinggi dan rendah terhadap hasil belajar keterampilan sepakbola siswa kelas VII. Metode eksperimen dengan desain factorial 2x2. Sampel penelitian ini adalah berjumlah 40 orang yang diambil secara simple random sampling dan random assignment pada kelas VII di SMPN 6 Sungaiselan Kab. Bangka Tengah. Penelitian dilakukan tiga kali dalam satu minggu selama kurang lebih enam minggu. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes keterampilan dribbling, tes keterampilan passing – stopping dan tes keterampilan bermain Game Performance Assessment Instrument (GPAI) yang telah memiliki validitas dan reliabilitas. Data yang diperoleh dan diolah dengan software MS Excel 2007 dan Predictive Analyticssoftware (PASW Statistics 18) atau IBMSPSS versi 18.0. melalui Uji MANOVA. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa. 1). Pendekatan pembelajaran memberikan pengaruh terhadap hasil belajar keterampilan sepakbola 2). Kemampuan motor educability memberikan pengaruh terhadap hasil belajar keterampilan sepakbola 3). Tidak terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan motor educability terhadap peningkatan keterampilan sepakbola.

Katakunci : Pendekatan Pembelajaran Taktis, Teknis, Motor Educability, Keterampilan

(5)

Rachmat Sujana, 2014

Pengaruh pendekatan pembelajaran dan motor educability terhadap hasil belajar keterampilan sepak bola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Influence Approach To Learning And Motor Educability Football Skills Learning Outcomes Students Son Junior Class VII

The purpose of this study was to determine the effect of learning approach tactical and technical learning approach to students who have a motor educability high and low on the learning outcomes of students of class VII football skills. Experimental method with 2x2 factorial design. Samples were about 40 people were taken by simple random sampling and random assignment in class VII in SMP 6 Kab Sungaiselan. Central Bangka. The study was conducted three times a week for approximately six weeks. The instrument used in this study is a test of skill dribbling, passing - stopping skills test and playing skills tests Game Performance Assessment Instrument ( GPAI ) which has a validity and reliability . Data were acquired and processed with the software MS Excel 2007 and Predictive Analyticssoftware ( PASW Statistics 18 ) or IBMSPSS version 18.0 . through MANOVA test. The results of the study reveal that. 1 ). Learning approach gives effect to the learning outcomes of football skills 2 ). The ability of the motor educability give effect to the learning outcomes of football skills 3 ). There is no interaction between learning approach to improving the skills of motor educability football .

Keywords : Tactical Learning Approach, Technical, Motor Educability, Football

(6)

Rachmat Sujana, 2014

Pengaruh pendekatan pembelajaran dan motor educability terhadap hasil belajar keterampilan sepak bola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL. ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPILAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang. ... 1

B.Identifikasi Masalah ... 13

C.Rumusan Masalah ... 13

D.TujuanPenelitian ... 14

E. Manfaat Penelitian ... 14

F. Sistematika Penulisan/ Struktur organisasi ... 15

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka ... 17

1. Hakikat Belajar ... 17

2. Hakikat Keterampilan. ... 19

3. Hakikat Keterampilan Sepakbola ... 24

4. Teknik dan Taktik dalam Sepakbola ... 28

a. Teknik ... 28

(7)

Rachmat Sujana, 2014

Pengaruh pendekatan pembelajaran dan motor educability terhadap hasil belajar keterampilan sepak bola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Pendekatan Pembelajaran ... 44

a. Pendekatan Pembelajaran Taktis ... 45

b. Pendekatan Pembelajaran Teknis ... 49

6. Pendekatan Taktis Dalam Permainan Sepakbola ... 50

7. Pendekatan Teknis Dalam Sepakbola ... 53

8. Hakikat Motor Educability ... 55

B. Penelitian yang relevan... 57

C. Kerangka Berfikir ... 64

D. Hipotesis ... 66

BAB III METODEPENELITIAN A.Lokasi, Populasi, Teknik Sampling dan Sampel ... 67

1. Lokasi Penelitian ... 67

2. Populasi Penelitian... 67

3. Sampel Penelitian ... 68

B.Desain Penelitian ... 71

C.Metode Penelitian ... 75

D.Validitas Penelitian ... 75

1. Validitas Internal ... 75

2. Validitas Eksternal ... 75

E. Defenisi Oprasional ... 77

1. Pendekatan Pembelajaran Taktis ... 77

2. Pendekatan Pembelajaran Teknis ... 78

3. Motor Educability ... 78

4. Permainan Sepakbola... 79

5. Pengaruh ... 79

6. Keterampilan... 79

(8)

Rachmat Sujana, 2014

Pengaruh pendekatan pembelajaran dan motor educability terhadap hasil belajar keterampilan sepak bola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

G.Teknik Pengumpulan Data ... 95

H.Teknik Analisis Data ... 96

I. Pelaksanaan Penelitian ... 105

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian ... 109

1. Deskripsi Data ... 109

B.Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian ... 114

a) Uji Asumsi Statistik ... 114

1. Uji Perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran terhadap peningkatan hasil belajar keterampilansepakbola ... 119

a. Uji data gain keterampilan teknik dasar (passing-stopping dan dribbling) ... 120

b. Uji data gain keterampilan bermain ... 121

2. Uji perbedaan motor educability terhadap peningkatan keterampilan keterampilan sepakbola siswa ... 123

a. Uji data gain keterampilan teknik dasar (passing-stopping dan dribbling) ... 123

b. Uji data gain keterampilan bermain sepakbola ... 125

3. Uji interaksi pendekatan pembelajaran dan motor educability terhadap keterampilan keterampilan sepakbola siswa ... 126

a. Uji interaksi dari pendekatan pembelajaran dan motor educability terhadap keterampilan teknik dasar sepakbola………..127 1 b. Uji interaksi dari pendekatan pembelajaran dan motor educability terhadap keterampilan bermain Sepakbola ………...128

C.Diskusi Penemuan ... 130

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A.Kesimpulan ... 139

(9)

Rachmat Sujana, 2014

Pengaruh pendekatan pembelajaran dan motor educability terhadap hasil belajar keterampilan sepak bola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(10)

Rachmat Sujana, 2014

Pengaruh pendekatan pembelajaran dan motor educability terhadap hasil belajar keterampilan sepak bola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pada hakekatnya pendidikan merupakan usaha untuk menyiapkan peserta didik dalam menghadapai kehidupan yang semakin kompleks dan selalu berubah pesat. Melalui pendidikan manusia akan dapat lebih cerdas dan memiliki kemampuan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dalam bermasyarakat dan bernegara. Dalam undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 Bab II Pasal 3 yang disebutkan bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Giriwijoyo (2012, hlm. 73-74) mengatakan Pendidikan adalah proses mengembangkan:

Domain kognitif, yaitu kemampuan penalaran, pengayaan pengetahuan/keilmuan dan keluasan wawasan, khususnya yang dapat dicapai melalui penyajian olahraga intrakurikuler

Domain afektif adalah pola sikap siswa, yang terdiri dari:

- Sikap rohaniah meliputi: aspek mental, intelektual, dan spiritual,

- Sikap sosial yang sesuai dengan pengetahuan baru yang telah diperolehnya, yang sesuai dengan norma sosial kehidupan masyarakat, yang diperoleh melalui pendidikan jasmani.

Domain psikomotor, yaitu pola perilaku siswa sehari-hari yang sesuai dengan pengetahuan baru dan pola sikap baru yang telah diperolehnya melalui pengalaman dan peransertanya dalam proses pendidikan jasmani dan olahraga.

Proses pembelajaran merupakan satu aktivitas yang tidak akan terlepaskan dalam dunia pendidikan jasmani. Proses tersebut harus memperhatikan prinsip-prinsip yang ada dalam manajerial proses pembelajaran. Prinsip dalam manajerial

(11)

Rachmat Sujana, 2014

Pengaruh pendekatan pembelajaran dan motor educability terhadap hasil belajar keterampilan sepak bola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

antara lain adalah perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengontrolan, apabila prinsip manajerial telah diterapkan, maka proses pelaksanaan kegiatan pembelajaran akan tercapai sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Menurut Piaget dalam Juliantine, dkk. (2012, hlm. 7) mengemukakan bahwa “tujuan utama pendidikan yaitu untuk mengembangkan individu menjadi individu-individu yang kreatif, berdaya cipta, dan yang dapat menemukan atau discover.

Salah satu disiplin ilmu yang memiliki peranan penting dalam pendidikan dan menentukan masa depan siswa, bangsa dan negara adalah Pendidikan Jasmani. Pendidikan jasmani menyediakan pendidikan melalui aktifitas jasmani yang tidak dimiliki oleh disiplin ilmu lainnya dalam rangka mengembangkan potensi peserta didik secara holistik. Konsep pendidikan jasmani dalam UU Sistem Pendidikan Nasional (2003, hlm. 26) adalah sebagai proses pendidikan yang memanfaatkan aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik untuk mengembangkan dan meningkatkan individu secara organic, neuromuscular, perceptual, dan emosional dalam kerangka sistem pendidikan nasional. Selaras

dengan itu, Pangrazi dan Daeur (1995, hlm. 84) memaparkan bahwa:

Physical education is a part of the general educational programs that contributes, primarily through movement experiences, to the total growth and development all of children. Physical education is defined as education of and through movement, and must be conducted in a manner that merits this meaning.

(12)

Rachmat Sujana, 2014

Pengaruh pendekatan pembelajaran dan motor educability terhadap hasil belajar keterampilan sepak bola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pertumbuhan dan perkembangan jasmani, rohani dan soaial peserta didik tidak akan diragukan lagi dengan kata lain pengaruhnya sangat besar.

Pendidikan jasmani yang di dalamnya melibatkan aktivitas jasmani adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia dan dirinya sendiri yang secara alami berkembang searah dengan perkembangan zaman. Maka dari itu, pendidikan jasmani yang diajarkan di sekolah memiliki peranan sangat penting, yaitu memberi kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan yang terpilih dan dilakuakan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina pertumbuhan fisik, pengembangan psikis, dan sosial yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat. Atas dasar itu juga, upaya pembelajaran dalam pendidikan jasmani di sekolah dikondisikan kearah tujuan pendidikan jasmani secara keseluruhan, yang dalam Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional tahun 2005 (2008, hlm. 4) dijelaskan sebagai berikut:‟‟Melalui pendidikan jasmani akan diperoleh pengetahuan, kepribadian, keterampilan, kesehatan, kebugaran, dan kesenangan.‟‟

Melalui pendidikan jasmani pula, diharapkan akan terdorong pertumbuhan fisik, keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai seperti sikap-mental-emosional-sportivitas-spiritual-sosial, serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangasang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan psikis yang seimbang.

(13)

Rachmat Sujana, 2014

Pengaruh pendekatan pembelajaran dan motor educability terhadap hasil belajar keterampilan sepak bola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sejalan dengan Giriwijoyo (2012, hlm. 73) “bahwa Pendidikan jasmani adalah kegiatan jasmani yang disajikan sebagai bagian dari kegiatan kurikuler, yang dipergunakan sebagai media (wahana) bagi proses pendidikan”.

Pembelajaran penjas dalam pelaksanaannya harus memperhatikan tujuh bahan kajian yang telah diatur dalam kurikulum yang terdiri dari aktivitas permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, aktivitas uji diri/senam, aktivitas ritmik, aktivitas air/aquatik, aktivitas luar kelas, dan kesehatan. Suherman (2009, hlm. 5). Dengan mengacu pada materi pembelajaran berupa: teknik/keterampilan dasar dan olahraga, senam, aktivitas ritmik, akuatik, kecakapan hidup di alam terbuka dan kecakapan hidup personal (kebugaran jasmani, serta pembentukan sikap dan perilaku). Dalam pelaksanaan pendidikan jasmani terkandung berbagai macam unsur yang diyakini dapat meningkatkan aspek, kognitif, afektif dan psikomotor. Perencanaan, penerapan, dan prediksi pembelajaran yang akan menjadi jalan yang efektif untuk mencapai tujuan belajar dalam keanekaragaman isi dari program pendidikan jasmani masa sekarang.

(14)

Rachmat Sujana, 2014

Pengaruh pendekatan pembelajaran dan motor educability terhadap hasil belajar keterampilan sepak bola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jadi pada intinya orang yang belajar tidak sama keadaannya dengan sebelum mereka melakukan perbuatan belajar itu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa: (1) dalam belajar faktor perubahan tingkah laku harus ada, tidak dikatakan belajar apabila didalamnya tidak ada perubahan tingkah laku, (2) perubahan tersebut pada pokoknya didapatkan kecakapan baru, dan (3) perubahan itu terjadi karena usaha yang disengaja.

Dalam dunia pendidikan, dimana terjadi interaksi antara guru dan siswa sebagai suatu proses pembelajaran yang mendorong untuk keberhasilan belajar siswa, guru harus memahami sifat pembelajaran dan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar. Meskipun sebuah teori yang komprehensif tidak tersedia yang akan meramalkan atau menjelaskan belajar dalam semua situasi, informasi yang tersedia yang dapat memberikan arah bagi para pendidik dalam bekerja sama dengan siswa terhadap tujuan pembelajaran. Prinsip-prinsip umum pembelajaran yang dimodifikasi dengan karakteristik peserta didik, konteks di mana pengajaran terjadi, dan konten yang akan diajarkan. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar ini berhubungan dengan sifat dan proses pembelajaran, sifat konten yang akan diajarkan, dan sifat pelajar dalam pembelajaran pendidikan jasmani.

(15)

Rachmat Sujana, 2014

Pengaruh pendekatan pembelajaran dan motor educability terhadap hasil belajar keterampilan sepak bola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran bahkan adapula guru penjas yang tidak menggunakan model atau pendekatan pembelajaran sama sekali.

Untuk itu dengan munculnya kurikulum 2013 yang menekankan para guru penjas harus dapat menerapkan suatu pembelajaran yang dapat meningkatkan kereativitas siswa dalam memecahkan sebuah masalah dalam pembelajaran penjas, sehingga dapat terjadi interaksi pada saat proses pembelajaran. Pada kurikulum 2013 pembelajaran lebih mengedepankan pengalama personal sehingga akan mengalihkan cara atau proses pembelajaran dari system belajar berbasis teacher centred menuju student centred. Kurikulum 2013 juga mengedepankan

pola pembelajaran aktif. Dengan munculnya kurikulum 2013 akan menjadi suatu tantangan bagi guru pendidikan jasmani agar lebih kreatif dan inovatif dalam menyajikan suatu pembelajaran yang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik agar hasil pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan. Untuk menjawab tantangan kurikulum 2013 para guru pendidikan jasmani harus dapat memilih sebuah model/pendekatan pembelajaran yang tepat dalam suatu pembelajaran agar dapat meningkatkan pengetahuan, pemahaman dan teknik dasar serta keterampilan bermain dalam suatu cabang olahraga khususnya permainan sepak bola.

Menurut Metzler (2000, hlm. 159 – 356) terdapat tujuh model yang dapat di implementasikan ke dalam pendidikan jasmani di persekolahan. Model-model tersebut adalah ”(1) Direct Instruction Model, (2) Personalized Sistem for Intraction, (3) Cooperative Learning Model, (4) The Sport Education Model, (5)

Peer Teaching Model, (6) Inquiry Teaching Model, dan (7) The Tactical Game

Model.” Setiap model tersebut memiliki keuntungan dan kelemahan masiang-masaing, terutama apabila diterapkan pada pembelajaran praktik kecabangan olahraga.

(16)

Rachmat Sujana, 2014

Pengaruh pendekatan pembelajaran dan motor educability terhadap hasil belajar keterampilan sepak bola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sasaran belajar, penentuan bahan, pengetahuan tentang karakteristik anak dan derajat kompetensi guru. Model pembelajaran itu akan efektif bila guru merasa enak dalam mengajar dan murid merasa senang dalam belajar. Bermain merupakan suatu bentuk kegiatan yang sangat disenangi oleh anak. Dengan bermain akan timbul suatu situasi yang memungkinkan terlaksananya proses pendidikan. Dengan cara ini anak akan mengaktualisasikan potensi aktivitas anak yang berupa gerak sikap dan perilaku sehingga guru bisa membimbing sesuai dengan tujuan pendidikan sedikit lebih mudah, ini bisa dilakukan lewat permainan yang bermaknakan persiapan, pembentukan tubuh, dan teknik olah raga, tapi masih banyak makna lain yang berbeda - beda. Oleh sebab itu, seorang guru harus dapat merancang atau mensiasati agar dapat mengatasi masalah tersebut, sehingga tidak menggunakan pendekatan pembelajaran yang asal-asalan, artinya guru harus mampu merencanakan, menetapkan dan menerapkan berbagai upaya yang berhubungan dengan kegiatan belajar-mengajar, tentunya dengan pemilihan pendekatan pembelajaran yang efektif untuk terciptanya hasil belajar yang diharapkan.

Dengan kata lain, pendidik harus memiliki strategi belajar-mengajar yang merupakan hasil pilihan yang disesuaikan dengan situasi, kondisi, dan tujuan pengajaran tertentu, karena hal tersebut dapat berbeda-beda. Mengenai efektivitas proses belajar mengajar, Suherman (2011, hlm. 55) menjelaskan bahwa “gambaran umum tentang efektivitas mengajar ditandai oleh gurunya yang selalu aktif dan siswanya secara konsisten aktif belajar.”

Dewasa ini dikenal dua pendekatan, yaitu yang disebut Pendekatan Teknis dan Pendekatan Taktis. Selain pemilihan model/pendekatan dalam pembelajaran pendidikan jasmani seorang guru harus mengetahuai perkembangan motorik siswa agar pembelajaran dapat lebih efektif.

(17)

Rachmat Sujana, 2014

Pengaruh pendekatan pembelajaran dan motor educability terhadap hasil belajar keterampilan sepak bola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

olahraga sepak bola dalam pembelajaran penjas, pendekatan pembelajaran taktis memberikan kontribusi positif terhadap perkembangan kemampuan dalam penguasaan suatu keterampilan olahrga permainan. Melalui pendekatan taktis kesadaran siswa akan konsep bermain akan lebih bisa ditingkatkan, walaupun dalam penerapannya dibutuhkan teknik yang tepat dengan masalah atau situasi dalam permainan.

Melalui pendekatan taktis diharapkan terjadi proses transfer pemahaman dan keterampilan teknik dasar terhadap keterampilan bermain yang sesungguhnya, yang format pembelajarannya menurut Griffin, Mitchell, & Oslin (2006) meliputi

game-question-practice-game sequence”. urutan

permainan-pertanyaan-praktek-permaian. Penampilan bermainnya dilaksanakan secar kritis yaitu siswa diarahkan kepada kemampuan untuk mengidentifikasi masalah-masalah taktik yang muncul selama dalam permainan, dan sekaligus dapat memilih respon yang tepat untuk memecahkannya. Berdasarkan dari hasil penelitian tersebut salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman, minat, motivasi dan keterampilan siswa dalam suatu cabang permainan sepak bola yaitu pendekatan pembelajaran taktis sedangkan untuk meningkatkan kemampuan teknik dalam permainan sepak bola yaitu pendekatan pembelajaran teknis.

Berkembangnya pendekatan pembelajaran taktis ini berawal dari konsep Teaching Game For Understanding (TGFU) yang ditemukan oleh Bunker dan

Throp pada tahun 1982 yang diperolah dari hasil riset mereka. Keterangan tersebut salah satunya didasarkan atas pendapat Metzler dan Housner (2009, hlm. 9) bahwa: TGFU dikembangkan di Inggris di tahun 1980-an tetapi menjadi lebih popular di Amerika Serikat dengan nama Taktical game Model yang dipublikasikan oleh Griffin, Mitchell dan Oslin. TGFU adalah sebuah

(18)

Rachmat Sujana, 2014

Pengaruh pendekatan pembelajaran dan motor educability terhadap hasil belajar keterampilan sepak bola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bahkan menurut Bunker dan Thrope (1982) metode TGFU dikembangkan “sebagai alternative dari pendekatan tradisional yang sampai sekarang masih banyak digunakan dalam pembelajaran pendidikan jasmani.” Dalam TGFU siswa yang belajar suatu permainan olahraga diarahkan kepada kesadaran taktik bermain dan pemecahan masalah ketika aksi taktik dilakukan. Hal ini dinyatakan oleh Chouinard (2007, hlm. 2) bahwa “TGFU di desain untuk difokuskan kepada pengembangan tactical awarenees dan decision making dengan bingkai kerja dari

appropriate game (permainan yang sesuai) atau bentuk game.”

Ketika model pendekatan taktis diterapkan dalam pembelajaran permainan, maka konsep TGFU harus selalu tertanam dalam mind-set seseorang guru penjas. Menurut Forrest et. Al. (2006) menyatakan bahwa “TGFU itu sama dengan model pendekatan taktik.” Dalam TGFU (pendekatan taktis) permainan diorganisir kearah aktivitas yang mengembirakan, masalah taktis dan strategi disampaikan dalam bentuk modifikasi permainan untuk merangsang siswa kepada kemampuan membuat keputusan.

Persiapan permainan beregu tentunya tidak cukup hanya mempersiapkan individu menguasai keterampilan-keterampilan yang ada dalam permainan itu, tetapi mencakup persiapan bagaimana anak mengkombinasikan keterampilan itu, menggunakannya dalam cara yang lebih kompleks, dan menghubungkannya dengan peserta didik lain baik dalam kaitannya dengan konsep pertahanan atau penyerangan. Guru dapat melihat perkembangan pemain dari sudut pandang yang lebih makro, yang mempertimbangkan pengembangan keterampilan dan strateginya dalam pembelajaran Permainan.

(19)

Rachmat Sujana, 2014

Pengaruh pendekatan pembelajaran dan motor educability terhadap hasil belajar keterampilan sepak bola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menekankan pada keahlian pribadi, dimana siswa harus menguasai beberapa komponen teknik dasar.

Kedua pendekatan pembelajaran tersebut, mempunyai kelemahan dan keuntungan. Beberapa hasil penelitian yang telah ditemukan, bahwa para guru pendidikan jasmani di lapangan mengalami kesulitan dan mengeluh atas pendekatan teknis atau tradisional. Meskipun mereka menghabiskan banyak waktu dengan pendekatan pembelajaran secara teknis, pada kenyataannya siswa tidak dapat menggunakan keahliannya secara efektif pada saat bemain, dan bahkan siswa tidak merasa puas karena kurang melakukan permainan. Hal ini disebabkan, karena proses pembelajaran melalui pendekatan teknis disajikan dengan bentuk-bentuk latihan yang terstruktur, terisolasi dan terpisah dari pola permainan yang sesungguhnya. Sedangkan pada pendekatan permainan, hanya siswa yang mempunyai keahlian teknis saja yang dapat bermain secara efektif.

Berbeda dengan proses pembelajaran permainan sepakbola dengan menggunakan pendekatan taktis. Menurut Grifin, dkk. ”Pendekatan taktis dalam mengajarkan olahraga permainan, bertujuan untuk menyempurnakan penampilan siswa dalam bermain melalui kombinasi kesadaran taktis dan gerakan di luar bola, pemilihan keahlian dan penggunaan keahlian”. Dalam rangka penyampaian materi ajar dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran mengapa, kapan, bagaimana, di mana guru menyajikan elemen-elemen suatu materi yang memungkinkan siswa untuk belajar agar mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Dalam proses pembelajaran di sekolah pendekatan pembelajaran sangat penting untuk mengefektifkan proses belajar mengajar penjas. Melalui pendekatan taktis diharapkan siswa mampu meningkatkan kemampuan bermainnya, sebagaimana di jelaskan Griffin, Micthell & Oslin, (1997, hlm. 8) bahwa pendekatan taktis merupakan; the approach links tactics and skills by emphasizing the appropriate timing of skill practice and skill application within

the tactical context of the game. Maksud pendapat diatas pendekatan yang

(20)

Rachmat Sujana, 2014

Pengaruh pendekatan pembelajaran dan motor educability terhadap hasil belajar keterampilan sepak bola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang tepat dari praktek keterampilam dan penggunaan keterampilan dalam konteks taktik permainanan. Selain pendekatan taktis ada pula pendekatan teknis sebagaimana di ungkapkan oleh Griffin, Micthell & Oslin, (1997, hlm. 8):”Skills

have usually been taught in isolation, out of their tactical context”. Maksud dari

pendapat diatas yaitu keterampilan biasanya diajarkan secara terpisah diluar konteks taktik. Dalam faktanya pendekatan pembelajaran teknik merupakan pendekatan yang memfokuskan pada teknik dasar yang dilakukan secara berulang sampai siswa terampil melakukannya dilanjutkan pada pola bermain.

Kesadaran taktis adalah kemampuan untuk mengidentifikasi masalah taktis yang timbul pada saat bermain dan memilih respon yang tepat untuk mengatasinya. Respon dapat berupa keahlian on the ball dalam pendekatan taktis, siswa ditempatkan pada situasi permainan yang sesungguhnya dan menekankan pada bagaimana menempatkan bola yang tepat ke posisi pengumpan sebelum mengidentifikasi dan melatih passing atau memberikan dukungan sebagai solusi dari permasalahan yang dihadapi.

Berdasarkan hasil penelitian, bahwa pendekatan taktis membuat para siswa termotivasi dan bagi guru akan memudahkan dalam proses pembelajarannya (Berkowitz, dkk). Pendekatan taktis juga memiliki ciri bertahap yang dapat menghindarkan proses pembelajaran yang berulang-ulang bagi siswa dan guru pendidikan jasmani.

(21)

Rachmat Sujana, 2014

Pengaruh pendekatan pembelajaran dan motor educability terhadap hasil belajar keterampilan sepak bola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Seperti yang diungkapkan oleh Harlod Mc Cloy (1954, hlm. 84) mengenai motor educability menyatakan bahwa "Motor educability is the ability to learn

motor skills easily and well”. Maksud dari pendapat tersebut adalah Motor

educability adalah kemampuan untuk mempelajari keterampilan motorik dengan baik dan mudah. Siswa akan menguasai suatu keterampilan teknik apabila dia mempelajari teknik tersebut dengan baik dan didukung dengan kemampun motorik yang baik pula dalam hal ini kemampuan motor educability. Nurhasan & Cholil (2007, hlm. 142-149) menyebutkan motor educability adalah kemampuan seseorang untuk mempelajarai gerakan yang baru (new motor skill), kualitas potensial motor educability akan memberikan gambaran mengenai kemampuan seseorang dalam mempelajarai gerakan-gerakan yang baru makin mudah. Makin tinggi tingkat potensial educabilitynya, berarti derajat penguasaan terhadap gerakan-gerakan yang baru makin mudah.

Dalam proses pembelajaran guru dihadapkan pada situasi dimana ada siswa yang memiliki kemampuan adaptasi yang cepat dengan penguasan materi ada pula yang sangat lambat untuk menguasai suatu materi. Hal ini sangat tergantung dari aspek pengalaman gerak yang dimiliki oleh siswa semenjak kanak-kanak. Selain itu juga akan tergantung dari kemampuan kognitif anak dalam mempersepsikan setiap materi yang diberikan oleh guru. Selain itu juga proses latihan yang telah ditempuh selama ini juga sangat menentukan untuk seorang siswa dapat menguasai materi dengan baik.

(22)

Rachmat Sujana, 2014

Pengaruh pendekatan pembelajaran dan motor educability terhadap hasil belajar keterampilan sepak bola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menguasai gerakan yang dipelajari dibandingkan dengan siswa yang memiliki motor educability rendah.

Berdasarkan pengamatan dan observasi di lapangan, isu-isu yang terjadi di lingkungan sekolah serta diperkuat oleh hasil penelitian terdahulu khususnya di SMP saat ini adalah efektivitas dan efisiensi penerapan pendekatan pembelajaran yang belum tepat, tanpa memperhatikan kebutuhan dan karakteristik siswa, serta adanya perbedaan tingkat motor educability siswa, sehingga kecendrungan dalam proses pembelajaran disamakan. Oleh karena itu, penting sekali pelatih/guru penjas memahami dan menerapkan prinsip individualisasi pada pelaksanaan kegiatan program latihannya/pembelajarannya.

Prinsip individualisasi ini merupakan salah satu faktor penting diterapkan dalam kegiatan latihan karena inti dari prinsip tersebut adalah melatih atlet /mengajari anak berdasar pada tingkat kemampuan yang dimiliki oleh atlet/siswa itu sendiri. Seperti yang diungkapkan oleh Bompa (1990, hlm. 35) bahwa "Individualization in training is one the main requirements of contemporary training and it refers to the idea of each atlet". Dalam hubunganya

dengan anak-anak/peserta didik khususnya yang berhubungan dengan penelitian ini, tentu akan sangat mendukung hasil latihan/belajar anak bila setiap anak yang aktif berlatih telah diketahui tingkat kemampuan masing-masing dalam hal ini adalah motor educability peserta didik.

Salah satu tes untuk mengetahui kemampuan motor educability siswa/seseorang tersebut adalah melakukan tes dengan Motor Educability Test menggunakan Iowa-Brance Test.

(23)

Rachmat Sujana, 2014

Pengaruh pendekatan pembelajaran dan motor educability terhadap hasil belajar keterampilan sepak bola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berdasarkan pengamatan dan observasi di lapangan, isu-isu yang terjadi di lingkungan sekolah serta diperkuat oleh hasil penelitian terdahulu khususnya di SMP saat ini adalah efektivitas dan efisiensi penerapan pendekatan pembelajaran yang belum tepat, tanpa memperhatikan kebutuhan dan karakteristik siswa, serta adanya perbedaan tingkat motor educability siswa, sehingga kecenderungan dalam proses pembelajaran disamakan.

Berdasarkan latar belakang, terdapat beberapa masalah yang menjadi focus dalam penelitian ini, yaitu :

1. Siswa tidak dapat menggunakan keahliannya secara efektif pada saat bemain. 2. Siswa tidak merasa puas karena kurang melakukan permainan.

3. Rendahnya keterampilan teknik dasar passing-stoping dan dribbling sepak bola pererta didik di SMP.

4. Rendahnya keterampilan bermain siswa dalam melakukan permainan sepak bola peserta didik di SMP.

5. Kurangnya pemahaman guru tentang penerapan pendekatan pembelajaran.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang penelitian dan identifikasi masalah diatas maka dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu „‟Seberapa besar pengaruh pendekatan pembelajaran taktis dan teknis pada siswa yang memiliki motor educability tinggi dan rendah terhadap hasil belajar teknik dasar dan keterampilan bermainan sepakbola ?‟‟Rumusan masalah penelitian tersebut, dapat disebutkan kedalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut.

1. Apakah pendekatan pembelajaran memberikan pengaruh terhadap keterampilan sepakbola siswa.

(24)

Rachmat Sujana, 2014

Pengaruh pendekatan pembelajaran dan motor educability terhadap hasil belajar keterampilan sepak bola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Apakah terdapat interaksi dari pendekatan pembelajaran dan motor educability terhadap keterampilan sepakbola siswa.

D. Tujuan penelitian

Dilandasi oleh latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui :

1. Pengaruh dari pendekatan pembelajaran terhadap keterampilan sepakbola siswa.

2. Perbedaan pengaruh dari motor educability tinggi dan motor educability rendah terhadap keterampilan sepakbola siswa.

3. interaksi dari pendekatan pembelajaran dan motor educability terhadap keterampilan sepakbola siswa.

E. Manfaat/Signifikansi Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mengharapkan adanya manfaat, baik bagi penulis maupun bagi pembaca. Adapun kegunaan dalam penelitian ini adalah: 1. Secara Teoritis

Informasi yang dapat dikumpulkan, diolah dan dianalisis dapat dipakai untuk memperkuat teoritis yang sudah ada atau sebaliknya memperlemah teori yang sudah ada, sehingga dapat menemukan teori yang baru yang dapat dikembangkan dan diimplementasikan dalam proses belajar mengajar (PBM) pendidikan jasmani di sekolah-sekolah. serta dapat dijadikan sumbangan keilmuan bagi pembuat kebijakan, khususnya dinas pendidikan dan sekolah serta bagi para pelaksana pendidikan di sekolah khususnya pada jenjang pendidikan SMP N 6 Sungaiselan Kab. Bangka Tengah Provinsi Bangka Belitung sebagai suatu lembaga yang berwenang yang dapat menentukan hasil pembelajaran siswa.

2. Secara Praktis

(25)

Rachmat Sujana, 2014

Pengaruh pendekatan pembelajaran dan motor educability terhadap hasil belajar keterampilan sepak bola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(PBM) pendidikan jasmani dalam menggunakan pendekatan pembelajaran yang akan dipergunakan. Khususnya dalam menyampaikan materi permainan sepakbola dengan menerapkan pola pemahan pendekatan pembelajaran permainan taktis dan pendekatan pembelajaran teknis serta untuk mengetahui secara nyata interaksi kemampuan motor educability di SMP N 6 Sungaiselan, Kabupaten Bangka Tengah.

F. Struktur Organisasi

Sistematika dalam penulisan tesis ini mengacu pada pedoman penulisan karya ilmiah yang dikeluarkan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) pada tahun 2013. Bab I berupa pendahuluan yang berisikan latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat atau signifikansi penelitian.

Bab II berisikan kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka berfikir, dan hipotesis penelitian. Bab ini menguraikan tentang kajian pustaka yang berisi tentang teori-teori yang berhubungan dengan permasalahan penelitian yaitu tinjauan mengenai model pembelajaran inkuiri dan pembelajaran langsung. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan penjelasan secara teoritik terhadap permasalahan yang disajikan.

Bab III memaparkan tentang bagaimana penelitian dilakukan yang meliputi, populasi dan sampel, metode dan desain penelitian, lokasi penelitian, sumber dan jenis data, prosedur pengumpulan data, analisis data, dan pengecekan keabsahan temuan dan tahap penelitian.

(26)

Rachmat Sujana, 2014

Pengaruh pendekatan pembelajaran dan motor educability terhadap hasil belajar keterampilan sepak bola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

Proses pelaksanaan model taktis dan teknis dengan motor educability tinggi dan rendah terhadap keterampilan teknik dasar dan keterampilan bermain sepak bola pada siswa, akan terlihat manakala adanya suatu prosedur penelitian metode dan desain yang langkah-langkahnya akan dipaparkan sebagai berikut:

A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini akan dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama (SMP) di SMPN 6 Sungaiselan Kabupaten Bangka Tengah Provinsi Kep. Bangka Belitung. Alasan mengambil lokasi penelitian ini, belum adanya penelitian yang terkait tentang pendidikan jasmani, selain itu pula peneliti merupakan guru diwilayah Kabupaten Bangka Tengah sehingga untuk masalah perizinan penelitian akan lebih mudah. Sehingga peneliti berkesempatan untuk mengenali dan menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dikelas maupun di lapangan secara efektif, efisien. Adapun Karakteristik lokasi penelitian :

- Suhu udara mencapai 320 - 340 - Iklim tropis

- Terletak di perkampungan yang dikelilingi hutan

2. Populasi Penelitian

Populasi dan sampel merupakan bagian yang penting dari sebuah penelitian. Ketelitian dalam menentukan sampel dari sejumlah populasi sangat menentukan hasil penelitian yang dilakukan.

(27)

Rachmat Sujana, 2014

Pengaruh pendekatan pembelajaran dan motor educability terhadap hasil belajar keterampilan sepak bola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berikut: “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa putra kelas VII SMPN 6 Sungaiselan yang berjumlah 130 orang. Dengan jenis kelamin laki-laki. Pemberian pengalaman gerak yang sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan akan bermanfaat dan berguna dimasa yang akan datang agar mereka bisa menjadi bibit-bibit atlet elit masa depan. Oleh sebab itu penerapan model pendekatan taktis dan teknis dengan motor educability diharapkan mampu meningkatkan keterampilan sepakbola (teknik dasar dan keterampilan bermain) siswa di sekolah menengah pertama.

3. Sampel Penelitian

Untuk penentuan jumlah sampel berdasarkan pendapat Fraenkel dan Wallen (dalam Maksum, 2012, hlm. 62) mengemukakan bahwa “Tidak ada ukuran yang pasti berapa jumlah sampel yang representatif itu”. Meskipun demikian mereka merekomendasikan sejumlah petunjuk pada tabel 3.1 sebagai berikut :

Tabel 3.1

Jenis Penelitian Minimal Jumlah Sampel Deskriptif/Survei

Korelasional

Eksperimen/kausal-komparatif

100 Subjek 50 Subjek

30 subjek atau 15 subjek dengan kontrol yang sangat ketat

(Sumber: Maksum, A. (2012).

(28)

Rachmat Sujana, 2014

Pengaruh pendekatan pembelajaran dan motor educability terhadap hasil belajar keterampilan sepak bola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Simpel Random Sampling, “Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu, cara demikian dilakukan apabila anggota populasi dianggap homogen (Sugiyono, 2010, hlm. 82). Hal ini sesuai dengan populasi yang diambil untuk dijadikan sampel adalah siswa putra SMP yang usianya sekitar 12-15 tahun, yang bisa dikatakan homogen.

Maksum (2012, hlm. 55) mengemukakan simple random sampling yaitu

“merupakan teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi individu yang menjadi anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel”. Teknik

random bisa dilakukan dengan cara undian atau dengan angka random. Jadi berdasarkan pendapat diatas peneliti menggunakan teknik simple random sampling dengan cara undian.

Dari jumlah populasi 130 siswa dilakukan perendoman dengan simple random sampling dengan cara undian, sejumlah siswa yang terpilih terdapat 82 siswa, selanjutnya diukur tingkat motor educability-nya untuk mengetahui siswa yang memiliki motor educability tinggi dan rendah. Yang kemudian hasilnya disusun mulai dari skor tingkat motor educability tinggi sampai dengan siswa yang memiliki tingkat motor educability rendah dengan persentasi 27% batas atas yang mewakili nilai tinggi dan 27% batas bawah yang mewakili nilai rendah (Verducci 1980, hlm.176).

Jadi jumlah dari masing-masing sampel sebanyak 20 siswa untuk kelompok motor educability tinggi dan 20 siswa untuk kelompok motor educability rendah. Dalam penelitian ini untuk pengambilan sampel peneliti menerapkan random

assignment. “Means that every individual who is participating in an exsperiment

(29)

Rachmat Sujana, 2014

Pengaruh pendekatan pembelajaran dan motor educability terhadap hasil belajar keterampilan sepak bola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penelitian/eksperimen memiliki kesempatan yang sama untuk ditugaskan/mengikuti ke salah satu kondisi eksperimental atau control yang dibandingkan. Setelah itu peneliti merubah/memanipulasi seluruh jumlah sampel menjadi empat kelompok sebagi berikut :

1. Seluruh sampel sebanyak 82 orang di tes motor educability.

2. Setelah mendapatkan data motor educability dari 82 siswa tersebut, peneliti membuat daftar rengking dari pertama hingga akhir.

3. Kemudian peneliti membagi ke 82 siswa tersebut berdasarkan pendapat (Verducci 1980, hlm.176). yaitu 27% batas atas untuk skor tingkat motor educability tinggi yang mewakili nilai tinggi. 27% batas bawah yang mewakili nilai rendah siswa yang memiliki tingkat motor educability rendah.

4. Kemudian membagi sampel kedalam dua kelompok yaitu kelompok A dari rengking 1 sampai dengan 20 dengan motor educability tinggi dan kelompok B dari rangking 21 sampai dengan 40 dengan motor educability rendah.

5. Setelah itu setiap masing-masing kelompok tersebut diacak menggunakan random assignment untuk menentukan banyak mana dan mendapat treatment apa.

6. Menentukan kelompok A1 mendapatkan treatment pendekatan pembelajaran taktis dengan motor educability tinggi, kelompok A2 mendapatkan treatment pendekatan pembelajaran taktis dengan motor educability rendah, kelompok B1 mendapatkan treatmen pendekatan pembelajaran teknis dengan motor educability tinggi, dan kelompok B2 mendapatkan treatmen pendekatan pembelajaran teknis dengan motor educability rendah.

(30)

Rachmat Sujana, 2014

Pengaruh pendekatan pembelajaran dan motor educability terhadap hasil belajar keterampilan sepak bola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.2

Pembagian Kelompok Berdasarkan Rangking Tes Motor Educability A1

Berdasarkan hasil tersebut, maka jumlah sampel pada masing-masing kelompok sangat representatif, karena jumlah siswa setiap kelompoknya 20 orang. Sehingga, jumlah sampel dari kedua kelompok eksperimen berjumlah 40 orang.

B. Desain Penelitian

Untuk mempermudah peneliti dalam mengambil langkah-langkah yang diambil dalam penelitian ini, menggunakan Factorial Design. Menurut Kerlinger (dalam Maksum, 2012, hlm. 99) mengatakan “Factorial design is the structure of research in which two or more independent variables are juxtaposed in order to

study their independent and interactive effects on a dependent variable”. Maksud

(31)

Rachmat Sujana, 2014

Pengaruh pendekatan pembelajaran dan motor educability terhadap hasil belajar keterampilan sepak bola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peneliti memilih desain ini karena, desain faktorial merupakan cara yang efisien untuk mempelajari beberapa hubungan dengan satu set data. Desain factorial dapat mempelajari interaksi antara variabel. Rancangan ini menguji sejumlah hubungan dalam penelitian eksperimen. Nilai penting dalam desain ini adalah memungkinkan peneliti untuk menyelidiki interaksi dari suatu variabel bebas yang disebut variabel moderator. Variabel moderator dapat berupa variabel perlakuan atau variabel karakteristik subjek.

Mengenai definisi desain penelitian Lebih lanjut Maksum (2012, hlm. 95) menjelaskan desain penelitian merupakan sebuah rancangan bagaimana suatu penelitian akan dilakukan. Desain penelitian yang digunakan adalah desain faktorial 2 x 2. Menurut Sugiyono (2010, hlm. 76), bahwa “Desain factorial merupakan desain yang memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator

yang mempengaruhi perlakuan (variabel bebas) terhadap hasil (variabel terikat).”

Desain ini melibatkan beberapa faktor (perubah bebas aktif dan atribut) yang digarap bersama–sama sekaligus (terdiri dari dua faktor). Dengan kata lain, peneliti dapat melihat bagaimana salah satu variable menjadi penengah yang lainnya ( variable penengah tersebut sebagai variable moderator) Dua faktor (peubah bebas) yang terlibat dalam eksperimen ini adalah tingkat motor educability dan pendekatan pembelajaran. Untuk menentukan desain factorial 2x2 Fraenkel, dkk (2012, hlm. 277 - 278) dapat digambarkan sebagaimana terlihat di

Tabe berikut :

Treatment R O X Y1 O

Control R O C Y1 O

Treatment R O X Y2 O

Control R O C Y2 O

Dari gambar desain faktorial di atas, berikut Desainyang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.3:

Tabel. 3.3

(32)

Rachmat Sujana, 2014

Pengaruh pendekatan pembelajaran dan motor educability terhadap hasil belajar keterampilan sepak bola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tingkat Motor Educability(B)

Model Pembelajaran (A)

Taktis ( ) Teknis( ) Tingkat Motor Educability

Tinggi ( )

Tingkat Motor Educability Rendah ( )

Keterangan :

A : Pendekatan pembelajaran dibagi menjadi dua klasifikasi A1 : Penekatan pembelajaran taktis

A2 : Pendekatan pembelajaran teknis

B : Tingkat motor Educability dibagi menjadi dua klasifikasi B1 : Tingkat motor educability Tinggi

B2 : Tingkat motor educability Rendah

A1B1 : Kelompok Siswa yang diajar dengan menggunakan Pendekatan pembelajaran Taktis dan memiliki tingkat Motor Educability tinggi.

A1B2 : Kelompok Siswa yang diajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Taktis dan memiliki tingkat Motor Educability rendah.

.

A1B2 : Kelompok Siswa yang diajar dengan menggunakan Pendekatan pembelajaran Teknis dan memiliki tingkat Motor Educability tinggi. A2B2 : Kelompok Siswa yang diajar dengan menggunakan pendekatan

(33)

Rachmat Sujana, 2014

Pengaruh pendekatan pembelajaran dan motor educability terhadap hasil belajar keterampilan sepak bola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.4

Penelitian ini dilaksanakan selama 16 kali pertemuan yang dilaksanakan tiga kali dalam satu minggu, jadi penelitian dilakukan selama kurang lebih enam minggu. Dilakukan diluar pembelajaran dari mulai bulan Agustus sampai September 2014. Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian eksperimen menggunakan Model pembelajaran taktis dan teknis dengan motor educability terhadap hasil keterampialan teknik dasar dan keterampilan bermain

sepakbola. dengan alur penelitian sebagai berikut:

1. Pre Test

(34)

Rachmat Sujana, 2014

Pengaruh pendekatan pembelajaran dan motor educability terhadap hasil belajar keterampilan sepak bola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kemudian untuk mendapatkan data keterampilan bermain siswa melalui permainan sepakbola selama 5 menit yang direkam melalui video tape pada permainan 5 vs 5 dan dinilai menggunakan instrument Game Performance Assessment Instrument (GPAI). Setelah data diperoleh melalui instrument,

kemudian data diolah dan diinterpretasikan ke dalam skor pre test masing-masing variabel.

2. Perlakuan

Perlakuan dilakukan pada kedua kelompok eksperimen menggunakan pendekatan pembelajaran taktis dalam materi permainan sepakbola dan pada kelompok pendekatan pembelajaran teknis diberikan perlakuan materi berupa drill teknik dasar sepakbola yaitu passing-stopping dan dribbling.

Untuk itu perlu ditekankan pada perinsipnya tuntutan pembelajaran penjas di sekolah bukanlah untuk membuat mereka menjadi mahir seperti atlet sepakbola pada umumnya. Sehingga penekanan tugas pembelajaran bagi siswa ialah bagaimana siswa mampu bermain secara efektif dan mampu bekerjasama dengan baik, sehingga mereka menyenangi kegiatan olahraga tersebut. Barikut perbedaan pendekatan pembelajaran Taktis dan Teknis.

Tabel 3.5

Perbedaan Pendekatan Pembelajaran Taktis dan Teknis

(35)

Rachmat Sujana, 2014

Pengaruh pendekatan pembelajaran dan motor educability terhadap hasil belajar keterampilan sepak bola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Mengajarkan keterampilan teknik 4. Pembelajaran di desain untuk

mengembangkan keterampilan berfikir, pemahaman dan pengambilan keputusan. 5. Gaya mengajar lebih condong

kepada gaya kooperatif.

4. Siswa terlalu banyak diatur/ menjadi kaku dalam proses belajarnya. 5. Gaya mengajar lebih condong kepada

gaya komando.

C. Metode Penelitian

Untuk lebih mempermudah penulis dalam melakukan penelitian ada baiknya penulis menentukan sebuah metode penelitian agar tidak terjadi kesalahan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian eksperimen dikarenakan metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang paling kuat yang dapat digunakan oleh peneliti. Dari banyak jenis penelitian yang dapat digunakan, metode ini merupakan cara terbaik untuk mengkaji hubungan sebab-akibat diantara variabel-variabelnya. Menurut Sugiyono (2009, hlm. 72) “metode eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap

yang lain dalam kondisi yang terkendali.”

D. Validitas Penelitian 1. Validitas Internal

(36)

Rachmat Sujana, 2014

Pengaruh pendekatan pembelajaran dan motor educability terhadap hasil belajar keterampilan sepak bola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Pengaruh sejarah

Pengontrolan Selama mengikuti aktivitas pembelajaran/latihan, sampel tidak diperbolehkan mengikuti aktivitas latihan diluar jadwal penelitian eksperimen. Hal ini dilakukan agar kualitas penelitian ini tetap terjaga/terkontrol hingga waktu yang telah ditentukan.

b. Pengaruh pertumbuhan, perkembangan, dan kematangan

Untuk menghindari adanya proses pertumbuhan, perkembangan, dan kematangan, perlakuan diberikan dalam waktu tidak terlalu lama, yaitu selama 16 kali pertemuan, (enam minggu).

c. Pengaruh instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, harus tetap, tidak ada perubahan sedikit pun di dalam pelaksanaannya, artinya setiap testee mendapat hak yang sama dalam setiap tes yang dilakukannya. Yakni tes ini terdiri dari tiga butir tes, yaitu 1) tes dribbling, 2) tes passing-stopping, 3) tes keterampilan bermain. Tes keterampilan ini dapat digunakan untuk, 1) mengklasifikasikan keterampilan para siswa, 2) menentukan kemajuan hasil belajar, 3) mengetahui hasil keterampilan teknik dasar dan keterampilan bermain siswa dan untuk memberikan nilai keterampilan dari siswa dalam pembelajaran olahraga sepakbola.

d. Pengaruh pemilihan subjek

Dikontrol dengan penempatan subjek yang memiliki tingkat motor educability yang kurang lebih sama, subjek dibagi dua kelompok eksperimen.

e. Pengaruh kehilangan peserta instrumen

Dikontrol dengan terus-menerus memotivasi dan memonitor kehadiran sampel melalui daftar hadir yang ketat sejak dari awal sampai akhir eksperimen.

(37)

Rachmat Sujana, 2014

Pengaruh pendekatan pembelajaran dan motor educability terhadap hasil belajar keterampilan sepak bola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dikontrol dengan memberikan perlakuan yang sama kepada kelompok eksperimen.

2. Validitas Eksternal

Pengkontrolan validitas eksternal adalah pengendalian terhadap beberapa faktor agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan. Pengkontrolan tersebut meliputi:

a. Validitas populasi

Bertujuan agar karakteristik sampel dapat mewakili populasi, dikontrol dengan mengambil sampel siswa dengan tingkat belajarnya yang sama; juga mesti memberikan hak yang sama kepada setiap sampel dalam penerimaan perlakuan penelitian.

b. Validitas ekologi

Dikontrol dengan: (1) seluruh program belajar disusun dan dijadwalkan dengan jelas, misalnya tidak mengubah jadwal yang telah ditetapkan; (2) digunakan satu buah lapangan olahraga yang cukup memadai; (3) tidak memberitahukan kepada siswa bahwa mereka sedang dijadikan subyek penelitian untuk menghindari pengaruh reaktif akibat proses penelitian tersebut.

Pengontrolan validitas internal dan eksternal diharapkan, agar penelitian ini benar-benar merupakan akibat pengaruh dari perlakuan penelitian sehingga dapat berlaku umum terhadap populasi.

E. Definisi Oprasional

Untuk memfokuskan penelitian ini agar tidak ada salah penafsiran dan kesimpangsiuran dalam judul tesis ini, maka peneliti membatasi/merumuskan definisi oprasional variable-variabel yang diteliti.

1. Pendekatan pembelajaran

(38)

Rachmat Sujana, 2014

Pengaruh pendekatan pembelajaran dan motor educability terhadap hasil belajar keterampilan sepak bola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a) Pendekatan taktis

Pendekatan taktis adalah sebuah pendekatan yang lebih mengutamakan konsep bermain dalam pelaksanaan pembelajrannya. Griffin, Oslin, & Mitchell, 1997 dan Metzler, (2000) menjelaskan model pembelajaran pendekatan taktis yaitu model pembelajaran yang sering diterapkan pada permainan olahraga yang lebih menekankan kepada pemahaman taktik

bermain. O‟Connor (2006: 9-13) yang bersumber dari beberapa para ahli,

menjelaskan bahwa “pendekatan taktis merupakan model pembelajaran yang bertujuan untuk mengantarkan anak kepada situasi awal permainan dalam proses belajar untuk memperolah pengetahuan (deklaratif dan

procedural) melalui kesempatan dalam pengambilan keputusan taktik.” Dalam pendekatan taktis bahwa “kesadaran taktik atau strategi dalam permainan harus dikembangkan kearah penguasaan keterampilan bermain(Werner, Thorpe, dan Bunker, 1996).

b) Pendekatan teknis

Pendekatan teknis adalah pendekatan yang lebih mengarah pada penguasaan teknik dasar terlebih dahulu dalam pembelajarannya. Pada model pendekatan teknis siswa diarahkan kepada pembelajran penguasaan keterampilan teknik. Menurut Griffin, Oslin, & Mitchell (1997, hlm. 8)

“pendekatan teknis cenderung kepada pendekatan tradisional dalam

mengajarkan permainan, yang dalam kenyataannya tidak merangsang minat siswa untuk belajar, bahkan tidak meningkatkan kemampuannya dalam

bermain.”

2. Keterampilan sepakbola

Dalam penelitian ini keterampilan sepakbola terdiri dari : a) Teknik dasar

(39)

Rachmat Sujana, 2014

Pengaruh pendekatan pembelajaran dan motor educability terhadap hasil belajar keterampilan sepak bola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menendang (passing) menurut Sucipto dkk. 1997 (dalam Usli W & Hermanu, 2007, hlm. 40) „menendang bola merupakan salah satu

karakteristik permainan sepakbola‟.

Menendang dalam sepakbola merupakan teknik dasar yang paling sering dilakukan oleh pemain, kegunaan dari menendang ini dalam permainan yaitu untuk mengumpan kepada teman, sebagai pertahanan dengan cara menendang bola sejauh-jauhnya dari daerah penjaga gawang, untuk mencetak gol.

Menghentikan bola (stopping) menurut Usli W & Hermanu (2007, hlm.

46) “kemampuan untuk meredam datangnya bola, sehingga bola tidak

terpental jauh setelah impact dengan anggota tubuh kita”.

-Dribbling

Usli W & Hermanu (2007, hlm. 46) Salah satu teknik dasar yang memiliki kedudukan penting dalam permainan sepakbola adalah teknik menggiring bola (dribbling)

Menurut Sucipto, dkk 2000 (dalam Usli W & Hermanu, 2007, hlm. 51)

Menggiring bola (dribbling) adalah „menendang 'terputus-putus atau pelan-pelan‟.

“Dribbling adalah suatu upaya mendorong bola secara terputus-putus dengan posisi bola tidak jauh dari kaki kita sambil berlari untuk mencapai tujuan tertentu dalam permainan sepakbola”(Usli W & Hermanu, 2007, hlm. 51).

b) Keterampilan bermain

Keterampilan bermain merupakan sebuah gabungan antara kemampuan motorik dan kemampuan kognitif seseorang. Secara singkat Schmidt & Wrisberg (2000, hlm. 7) menjelaskan bahwa sebuah keterampilan

(40)

Rachmat Sujana, 2014

Pengaruh pendekatan pembelajaran dan motor educability terhadap hasil belajar keterampilan sepak bola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilakukan”, sedangkan pada keterampilan motorik menekankan sebagian besar “melakukannya dengan benar”.

3. Motor educability

Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan motor ducability adalah gambaran mengenai kemampuan seseorang dalam mempelajari gerakan-gerakan yang baru dengan mudah. Makin tinggi tingkat potensial motor educability, berarti derajat penguasaan terhadap gerakan-gerakan yang baru makin mudah. Lutan (1988:53) menjelaskan bahwa "Perilaku motorik meliputi: 1) kontrol motorik (motor control), 2) belajar motorik (motor learning), dan 3) perkembangan motorik (motor development)". Ketiga

kemampuan motorik tersebut dikenal sebagai motor behavior atau perilaku motorik. Selanjutnya Barrow dan McGee (1978) dalam Nurhasan (2000:107) menerangkan bahwa "General abilities secara tradisional motor behavior untuk manusia dibagi ke dalam beberapa kategori yaitu: motor capability, motor educability, motor ability, dan motor fitness". Lutan (1999:46)

menjelaskan motor educability adalah kemampuan seseorang untuk mempelajari gerakan yang baru (new motor skill).

4. Permainan sepak bola

Dalam penelitian ini, yang dimaksud dengan permainan sepakbola adalah permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari sebelas pemain dengan seorang penjaga gawang, yang dimainkan dengan menggunakan kaki, kecuali penjaga gawang yang boleh menggunakan lengannya didaerah tendangan hukumannya. Et,al.(2000. Hlm, 7).

(41)

Rachmat Sujana, 2014

Pengaruh pendekatan pembelajaran dan motor educability terhadap hasil belajar keterampilan sepak bola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Menurut Kamus lengkap bahasa Indonesia, (1998, hlm. 451), “pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang,benda) yang ikut

membentuk watak kepercayaan atau perbuatan seseorang.”

6. Keterampilan

Schmidt (1991) dalam Mahendra (2007: 6) menggambarkan definisi keterampilan tersebut dengan meminjam definisi yang diciptakan oleh E.R

Guthrie, yang mengatakan bahwa “keterampilan merupakan kemampuan untuk

membuat hasil akhir dengan kepastian yang maksimum dan pengeluaran energi

dan waktu yang minimum.”

F. Instrument Penelitian

1. Jenis instrumen

a. Tes Motor Educability

(42)

Rachmat Sujana, 2014

Pengaruh pendekatan pembelajaran dan motor educability terhadap hasil belajar keterampilan sepak bola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar Tes 3.1 One foot – Touch Head (sumber, Nurhasan. 2007)

1. Siswa berdiri pada kaki kiri. Membengkok ke depan dan letakkan kedua tangan pada lantai. Angkatlah kaki kanan lurus ke belakang. Sentuhkan kepala pada lantai dan akhirnya kembali bersikap berdiri dengan tanpa kehilangan keseimbangan.

Gagal bila :

- Tidak menyentuh kepala pada lantai. - Kehilangan keseimbangan.

- Kaki kanan menyentuh lantai.

(43)

Rachmat Sujana, 2014

Pengaruh pendekatan pembelajaran dan motor educability terhadap hasil belajar keterampilan sepak bola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Duduk berlunjur, kedua kaki rapat. Letakkan tangan kanan pada lantai di belakang tubuh. Kemudian miringlah ke kanan sehingga tubuh terangkat dan bertumpu pada tangan dan kaki kanan. Angkatlah kaki dan tangan kiri, serta usahakan tetap dalam sikap demikian sampai hitungan kelima.

Gagal Bila :

- Tidak bersikap sebagaimana seharusnya.

- Tidak mampu melakukan sampai hitungan kelima.

Gambar Tes 3.3 Graspevine (sumber, Nurhasan. 2007)

3. Berdiri dengan kedua tumit rapat. Membongkok ke depan, surukkan/masukkan kedua belah tangan di antara kedua lutut, sehingga kedua tangan berada di belakang pergelangan-pergelangan kaki, akhirnya jari-jari tangan saling berkaitan di muka pergelangan kaki. Pertahankan sikap ini sampai 5 detik. Gagal bila :

-Kehilangan keseimbangan

-Kedua tangan tidak melingkari kedua pergelangan kaki dan jari-jari tidak saling berkaitan di depan pergelangan kaki (tidak sampai).

(44)

Rachmat Sujana, 2014

Pengaruh pendekatan pembelajaran dan motor educability terhadap hasil belajar keterampilan sepak bola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar Tes 3.4. One – Knee Balance (sumber, Nurhasan. 2007)

4. Menoleh ke kanan. Berlutut dengan kaki sebelah sedangkan kaki yang lain diangkat lurus ke belakang. Luruskan/rentangkan kedua belah tangan disamping setinggi bahu. Tinggal tetap dalam sikap itu hingga 5 hitungan. Gagal bila :

-Menyentuh lantai dengan bagian badan selain lutut dan ujung kaki tumpu -Kehilangan keseimbangan.

Gambar Tes 3.5. Strok Stand (sumber, Nurhasan. 2007)

(45)

Rachmat Sujana, 2014

Pengaruh pendekatan pembelajaran dan motor educability terhadap hasil belajar keterampilan sepak bola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gagal bila :

-Kehilangan keseimbangan

-Melepaskan telapak kaki kanan dari lutut kaki kiri -Membuka mata dan melepas tangan dari pinggang.

Gambar Tes 3.6. Double Heel Click (sumber, Nurhasan. 2007)

6. Melompat ke atas dan selama itu menepukkan kedua kaki dua kali, serta berdiri tegak kembali dengan kaki kangkang yang sekenanya.

Gagal bila :

-Kedua kaki tidak bertepuk dua kali

-Waktu jatuh kedua kaki saling bersentuhan.

(46)

Rachmat Sujana, 2014

Pengaruh pendekatan pembelajaran dan motor educability terhadap hasil belajar keterampilan sepak bola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7. Lipat kedua tangan di dada. Silangkan kedua kaki, kemudian duduk dengan sikap bersila. Akhirnya berdirilah dengan tidak melepaskan lipatan tangan dan silangan kaki.

Gagal bila :

-Kehilangan keseimbangan.

-Tangan tidak tetap berlipat pada dada -Tidak mampu berdiri

Gambar Tes 3.8. Full Left Turn (sumber, Nurhasan. 2007)

8. Berdiri dengan kaki rapat. Lompat ke atas dan berputar ke kiri 360 derajat, usahakan terjatuh pada tempat semula. Jagalah keseimbangan dan sesudah menyentuh lantai jangan sampai kaki kiri berpindah tempat.

Gagal bila :

-Tidak berputar 360 derajat.

(47)

Rachmat Sujana, 2014

Pengaruh pendekatan pembelajaran dan motor educability terhadap hasil belajar keterampilan sepak bola

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar Tes 3.9. One Knee – Head to Floor (sumber, Nurhasan. 2007) 9. Berlutut dengan kaki sebelah, sedangkan kaki yang lain diangkat lurus-lurus ke

belakang dengan tanpa menyentuh lantai. Kedua tangan rentangkan ke samping setinggi bahu. Bongkokkan tubuh ke depan, sehingga kepala mengenai lantai. Kembali ke sikap semula dengan keseimbangan.

Gagal bila :

-Menyentuh lantai dengan bagian tubuh selain kepala dan lutut dari kaki tumpu.

-Kehilangan keseimbangan.

-Tidak menyentuhkan kepala pada lantai.

Gambar

Tabel 3.2 Pembagian Kelompok Berdasarkan Rangking Tes
Tabel. 3.3
Tabel 3.4 Sampel Kedua Kelompok Penelitian
Gambar Tes 3.1 One foot – Touch Head (sumber, Nurhasan. 2007)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kajian bertujuan untuk melihat perubahan diversiti komuniti semut kanopi dan semut daun sarap di hutan fragmen E, Kalabakan, Tawau dan hutan dara, OG2 di Lembangan Maliau selepas

Envy  is  not  a  new  concept  but psychologically  has  not  been  studied intensively. As a preliminary study, this research describes  five  basic  data  on 

Pada tahun yang sama penulis diterima untuk melanjutkan pendidikan S1 di Universitas Muhammadiyah Malang dengan Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan...

mungkin benar karena struktur luar kerucut gunungapi muda merupakan sebuah struktur kaldera namun bukan merupakan kaldera yang terbentuk akibat pengaruh longsornya

a. Dari dentifikasi pola sebaran yang didasarkan pada analisis tetangga terdekat terhadap sebaran retail modern dan sebaran pasar tradisional, ditemukan pola sebaran retail modern

Etiologi dari campak adalah measles virus (MV) atau virus campak yang merupakan agen penyebab dengan proses replikasi terjadi di organ limfoid dan menyebabkan kematian pada anak

Hukum Waris adalah hukum yang mengatur proses pemindahan hak dan kewajiban, baik dalam bentuk harta kekayaan yang dapat dilihat maupun harta kekayaan yang tidak

Secara keseluruhan baik itu dari aktivitas guru, aktivitas siswa, nilai rata-rata siswa dan juga persentase ketuntasan klasikal mengalami peningkatan, sehingga dapat