• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KETERAMPILAN TEKNIK DASAR LAPANGAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KETERAMPILAN TEKNIK DASAR LAPANGAN."

Copied!
69
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Olahraga

Disusun Oleh :

Andri Sutrisno

NIM. 1103139

PROGRAM PASCASARJANA PENDIDIKAN OLAHRAGA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Oleh

Andri Sutrisno, S. Pd UPI Bandung, 2014

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas Pendidikan Olaharaga

© Andri Sutrisno 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KETERAMPILAN

TEKNIK DASAR TENIS LAPANGAN

(Studi Eksperimen Pada Siswa SMP Negeri 1 Kasokandel Kabupaten Majalengka)

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing I

Dr. Dian Budiana M.Pd NIP. 197706292002121002

Pembimbing II

Prof. Dr. H. Adang Suherman, M.A NIP. 196306181988031002

Diketahui oleh

Ketua Program Studi Pendidikan Olahraga

(4)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... i

PERNYATAAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 8

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 9

D. Tujuan Penelitian ... 9

E. Manfaat Penelitian ... 10

F. Struktur Organisasi Tesis ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka ... 14

1. Hakikat Pendekatan Pembelajaran ... 14

a. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Sistem Pembelajaran ... 15

2. Macam - Macam Pendekatan Pembelajaran ... 17

(5)

d. The Sport Education Model ... 21

e. Peer Teaching Model... 22

f. Inquiry Teaching Model ... 23

g. The Tactical Games Model ... 23

3. Pendekatan Pembelajaran Teknis ... 25

4. Pendekatan Pembelajaran Taktis ... 27

5. Perbedaan Pendekatan Pembelajaran TaktisDengan Pendekatan Pembelajaran Teknis ... 33

6. Hakikat Motivasi Berprestasi ... 34

a. Fungsi Motivasi ... 37

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Berprestasi ... 39

c. Ciri-Ciri Orang Yang Mempunyai Motivasi Berprestasi Tinggi .... 41

d. Sifat-Sifat Motivasi Berprestasi ... 43

e. Faktor-faktor Yang Menentukan Tingkat Motivasi Berprestasi ... 44

f. Pentingnya Motivasi Berprestasi ... 46

7. Teori Belajar Gerak ... 48

8. Keterampilan Teknik Dasar Tenis Lapangan ... 51

a. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tenis Lapangan ... 52

b. Karakteristik Keterampilan Dasar Tenis Lapangan ... 52

9. Teknik Belajar Mengajar Keterampilan Dasar Tenis Lapangan ... 54

a. Forehand ... 54

b. Backhand ... 55

c. Service ... 56

d. Volley ... 57

B. Kerangka Pemikiran ... 58

(6)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi Dan Subjek Penelitian ... 65

1. Lokasi Penelitian ... 65

2. Subjek Penelitian ... 65

3. Populasi Penelitian ... 70

4. Sampel Penelitian ... 70

B. Desain Penelitian ... 72

C. Metode Penelitian ... 73

1. Validitas Internal ... 73

2. Validitas Eksternal ... 75

D. Operasional Variabel ... 75

E. Instrumen Penelitian ... 78

1. Keterampilan Dasar Tenis Lapangan ... 78

a. Test Service ... 79

b. Test Forehand dan Backhand ... 79

c. Test Volley ... 80

2. Questioner Motivasi Berprestasi ... 81

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 84

1. Pengujian Validitas Instrumen ... 84

a. Uji Validitas Tes Keterampilan Tenis Lapangan ... 84

b. Uji Validitas Motivasi Berprestasi ... 85

2. Pengujian Reliabilitas Instrumen ... 85

a. Uji Reliabilitas Tes Keterampilan Tenis Lapangan ... 85

(7)

1. Perhitungan Deskriptif Data ... 87

2. Pengujuan Persyaratan Analisis ... 88

3. Pengujian Hipotesis ... 89

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 92

1. Deskriftif Data ... 92

2. Uji Normalitas .. ... 92

3. Uji Homogenitas ... ... 93

4. Pengujian Hipotesis ... 93

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... ... 97

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... ... 101

B. Saran ... ... 101

DAFTAR PUSTAKA ... 103

LAMPIRAN – LAMPIRAN ... 109

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Perbedaan Pendekatan Pembelajaran Teknis Dan Taktis ………. 34

3.1. Kegiatan Dan Waktu Penelitian ………... 66

3.2. Program Pembelajaran Tenis Lapangan Pendekatan Pembelajaran Taktis Dan Pendekatan Pembelajaran Teknis ... 67

3.3. Penjabaran Konsep Variabel Penelitian ... 76

3.4. Kisi-Kisi Questioner Penelitian ... 82

3.5. Skor Alternatif Jawaban ………... 84

4.1. Deskriftif Data Penelitian ………...………... 92

4.2. Perhitungan Uji Normalitas ... 92

4.3. Perhitungan Uji Homogenitas ... 93

4.4. Perhitungan Anova Dua Jalur ………...……… 94

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Latihan Service ………. 56

3.1. Pembagian Kelompok Berdasarkan Rangking Tes Motivasi Ber- prestasi ………. 71

3.2. Desain Faktorial ……….………. 72

3.3. Desain Penelitian Faktorial 2 x 2 ………. 72

3.4. Diagram lapangan Test Service Tenis Lapangan ………. 79

3.5. Diagram lapangan Test Forehand dan Backhand Tenis Lapangan .. 80

3.6. Diagram lapangan Test Volley Tenis Lapangan ……….. 81

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Skenario Pendekatan Pembelajaran Taktis ……… 110

2. Skenario Pendekatan Pembelajaran Teknis ...……… 129

3. Artikel Tesis ………... 135

4. Uji Coba Questioner ... 157

5. Data Uji Coba Questioner ... 163

6. Hasil Uji Coba Validitas Instrumen …………..……... 165

7. Hasil Uji Coba Reliabilitas Instrumen ... 172

8. Tabel Nilai-Nilai r ………... 179

9. Questioner Penelitian ... 181

10. Hasil Questioner Motivasi Berprestasi ………... 185

11. Pembagian Kelas Penelitian …... 187

12. Data Keterampilan Tenis Lapangan Post-Test ... 190

13. Perhitungan Uji Normalitas ... 192

14. Perhitungan Uji Homogenitas ... 194

15. Penghitungan ANOVA Dua Jalur ... 196

(11)

ABSTRAK

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KETERAMPILAN TEKNIK

DASAR TENIS LAPANGAN

(12)

ABSTRACT

THE EFFECT OF LEARNING APPROACH AND ACHIEVEMENT MOTIVATION OF TECHNICAL BASIC ON TENNIS

A teacher or coach must provide teaching materials as a whole, so that students are able to master a variety of things and can gain new experiences. This study uses a learning approach with an achievement motivation level of the technical basic proficiency on tennis. The purposes of this study are: (1) To recognize the difference between the basic skills of tennis technique between groups of students who got the lesson through a tactical approach and technical approach. (2) To determine the interaction between learning approaches with an achievement motivation on the basic skills of tennis technique. (3) To determine differences in the basic techniques of tennis skills among groups of students who got the lesson through a tactical approach and technical approach to the group of students who have high achievement motivation. (4) To know the difference between the basic techniques of tennis skills among groups of students who got the lesson through a tactical approach and technical approach to the group of students who have low achievement motivation. The method used in this study is an experimental method with 2 x 2 factorial design (ANOVA). The population in this study was students of SMP Negeri 1 Kasokandel-Majalengka who joined in an extracurricular program of tennis courts with 40 students. The research result shows that tactical approach is better than technical approach which is explained in the hypothesis I (F = 34,369. P-Value 0,000

< 0,050 meaning significant), hypothesis II (F = 0,228. P. Value = 0,6367 > 0,050

meaning not significant), hypothesis III (� =119,2 > � = 89,3) and hypothesis IV (

= 118 > � = 92,6 ). The Conclusion of the results of this study were (1) the basic

(13)
(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Permainan tenis lapangan merupakan olahraga yang dimainkan oleh dua atau empat orang pemain yang saling berhadapan dengan menggunakan jaring (net) dan raket. Untuk memainkannya diperlukan raket dan bola yang terbuat dari karet yang berisi angin dan terbungkus dari bulu kempa. Selain membutuhkan kekuatan memukul bola, juga keterampilan menempatkan bola pada sisi yang kosong agar pihak lawan sulit mengembalikan.

Cabang olahraga permainan tenis lapangan dewasa ini sangat digemari baik oleh anak-anak, remaja, orang dewasa maupun orang tua yang telah lanjut usia sangat menggemari olahraga ini, hal ini disebabkan karena mempunyai daya tarik tersendiri dari olahraga permainan tersebut. Daya tarik yang dimiliki pada olahraga permainan tersebut antara lain bahwa permainan penuh dengan taktis, dinamis, menonjolkan kegembiraan, keceriaan dan peraturannya sangat ketat untuk menjaga sportivitas. Tujuan orang bermain tenis lapangan antara lain adalah untuk mendapatkan kesenangan, memenuhi hasrat bergerak, memelihara kesehatan tubuh dan untuk mencapai prestasi.

Dalam olahraga tenis lapangan dituntut memiliki keterampilan dasar dalam bermain. Keterampilan dasar tersebut dapat dilakukan dengan baik jika memiliki tingkat kemahiran atau penguasaan keterampilan dasar dengan baik. Untuk mencapai prestasi yang maksimal, harus diterapkan suatu pendekatan pembelajaran yang tepat.

(15)

oleh setiap pemain baik pemula maupun lanjutan melalui latihan-latihan yang intensif.

Dalam olahraga kita harus berjuang dengan diri sendiri, maksudnya apabila kita menginginkan suatu prestasi yang tinggi, maka harus berlatih. Latihan itu harus muncul dari dalam diri sendiri atau dengan kata lain keinginan dari hati nurani pribadi, memiliki motivasi untuk berprestasi, karena untuk melaksanakan proses latihan banyak rintangan yang harus dilalui oleh seorang atlet. Di samping itu juga harus bersaing dengan orang lain / teman satu tim, karena olahraga bersifat kompetitif. Artinya berinteraksi dan bersaing dengan orang lain, juga harus berkonfrontasi dengan alam, harus beradaptasi dengan cuaca dingin ataupun panas pada saat latihan ataupun bertanding. Akan tetapi olahraga juga menimbulkan sifat permainan yaitu mengekspresikan kebebasan kita dengan sukarela tanpa paksaan dari orang lain.

Penguasaan teknik dasar permainan tenis lapangan cukup sulit, sehingga untuk meningkatkan keterampilan teknik dasar perlu mencari pendekatan pembelajaran yang tepat, agar tercapai prestasi maksimal. Atlet harus dipersiapkan dengan teratur, terarah dan terprogram. Untuk pencapaian prestasi yang optimal dalam permainan tenis lapangan, faktor yang mendasar yang perlu dikuasai oleh seorang pemain adalah penguasaan keterampilan teknik dasar.

(16)

Teknik dasar permainan tenis lapangan menurut Schraff (dalam Almatsier, 1985, hlm. 207), bahwa : „ada empat jenis pukulan dasar dalam tenis lapangan yaitu : forehand, backhand, volley, dan service‟. Latihan teknik dasar adalah latihan yang sangat penting karena teknik dasar tersebut menentukan gerakan atau latihan pada teknik lanjutan. Forehand, backhand, volley dan servis adalah gerakan yang harus dikuasai oleh seseorang sebelum dia berlatih teknik lanjutan.

Forehand adalah gerakan yang memukul bola dengan posisi telapak

tangan pada grip menghadap ke depan. Backhand adalah gerakan memukul bola dengan posisi telapak tangan pada grip menghadap belakang. Servis adalah sebuah cara untuk memulai permainan. Volley adalah suatu cara memukul sebelum bola mental di lapangan, pada umumnya terjadi di wilayah dekat net. Keempat komponen dasar itu harus dikuasai agar seseorang lebih mudah untuk berlatih pada teknik lanjutan. Namun, diperlukan adanya cara latihan yang tepat untuk dapat melatih seseorang biasa menguasai keempat teknik tersebut.

(17)

baik faktor intrinsik maupun faktor ekstrinsik motivasi timbul karena adanya rangsangan.

Seorang atlet yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi dalam tenis lapangan, tentunya akan berusaha untuk meningkatkan kemampuannya dalam bermain terutama penguasaannya dalam keterampilan teknik dasar tenis lapangan yang dimilikinya. Untuk mengetahui besarnya tingkat motivasi berprestasi yang dimiliki seorang atlet, maka perlu diberikan quesioner dan observasi di lapangan saat seorang atlet berlatih.

Pada prinsipnya latihan dapat dibagi dalam empat aspek yaitu latihan fisik, latihan teknik, latihan taktik dan latihan mental. Latihan fisik dilakukan untuk melatih kekuatan, kecepatan, koordinasi dan fleksibilitas kerja otot tubuh dan sistem energi seorang atlet dalam jangka waktu tertentu. Latihan teknik merupakan pendekatan pembelajaran yang lebih menekankan pada penguasaan teknik-teknik keterampilan tertentu. Ada kecenderungan pendekatan pembelajaran tersebut lebih menekankan pada olahraga prestasi dalam pengajaran. Latihan taktik menekankan agar atlet dapat memahami konsep permainan tenis lapangan yang disesuaikan dengan kebutuhan untuk meningkatkan mutu permainan tenis lapangan. Hal ini dimaksudkan mendorong atlet dalam memecahkan masalah-masalah taktik dalam permainan tenis lapangan dan menerapkan beberapa keterampilan teknik dalam situasi permainan yang sebenarnya. Latihan mental dimaksudkan untuk mempersiapkan ketahanan mental seorang atlet saat bermain melawan musuh dalam situasi pertandingan yang sebenarnya di lapangan. Keempat aspek latihan tersebut harus diberikan kepada atlet secara optimal agar tercapai prestasi yang maksimal.

(18)

pencapaian prestasi tenis lapangan di SMP Negeri 1 Kasokandel tidak ada peningkatan karena untuk pencapaian prestasi yang optimal dalam permainan tenis lapangan dapat dicapai melalui peranan yang sangat penting dari seorang pelatih. Maka pelatih harus mampu menyusun program, memilih, dan menerapkan model pembelajaran sesuai dengan tujuan latihan itu sendiri. Selain pelatih, orang tua dan atlet itu sendiri mempunyai peranan dan tanggung jawab yang sama dalam pencapaian prestasi. Usaha pembinaan, dan pengembangan untuk mencapai prestasi tersebut perlu diadakan pendekatan ilmiah, adanya sarana yang menunjang dan pendekatan pembelajaran yang tepat. Berdasarkan hal tersebut, jelaslah untuk mencapai keterampilan bermain yang tinggi membutuhkan latihan-latihan yang intensif dan program latihan-latihan yang terencana dengan baik. Suatu program latihan akan berhasil baik apabila teknik dasar diberikan sedini mungkin dari tingkat dasar sampai tingkat lanjutan.

Pemilihan dan penggunaan pendekatan pembelajaran yang tepat dalam proses pelatihan bertujuan agar hasil latihan dapat dikuasai dengan baik dan maksimal, merupakan upaya yang harus dilakukan oleh setiap pelatih. Untuk itu, perlu dikembangkan pendekatan pembelajaran yang lebih efektif dan efisien, sesuai dengan tuntutan dan karakteristik atlet yang berlatih. Pemilihan pendekatan pembelajaran sangatlah efektif untuk menciptakan hasil latihan yang diharapkan. Selama ini mungkin sudah disadari bahwa pendekatan pembelajaran yang diberikan untuk meningkatkan keterampilan bermain tenis lapangan kurang efektif, sehingga terjadi kekeliruan yang dilakukan oleh para pelatih di dalam penyediaan maupun dalam cara melatih yang akan menimbulkan kesukaran dalam memperbaiki kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik.

(19)

teknik dasar. Tahapan-tahapan dalam pendekatan pembelajaran teknis menurut Ucup (2012, hlm. 72) yaitu:

(1) Pelatih berkepentingan dengan kemampuan siswa untuk mengontrol benda (obyek) atau tubuh. Siswa pemula dihadapkan dengan masalah ketidaktahuan tentang apa yang akan terjadi ketika mereka memukul, melempar, menangkap atau mengumpulkan benda tertentu. Tingkat kemampuan mengontrol benda yang sangat mendasar akan dikuasai pada tahapan pembelajaran permainan ini. (2) Pada tahap ini fokus pembelajaran masih pada peningkatan penguasaan dan pengontrolan terhadap objek, tetapi latihannya sudah lebih kompleks. Dalam tahap ini, dua keterampilan digabungkan; peraturan ditekankan sehingga membatasi aksi yang dilakukan dan keterampilan tersebut dilatih secara kooperatif dengan anak lain. Melatih keterampilan dengan penggabungan merupakan hal yang kritis dan sering diabaikan dalam pembelajaran permainan. Fokus kegiatan dari pembelajaran tahap ini adalah pada gerak transisi di antara keterampilan. (3) Fokus pembelajaran adalah pelaksanaan taktik penyerangan dan pertahanan secara sederhana dengan menggunakan keterampilan yang sudah dikuasai. Ketika tahap ini dilaksanakan, siswa diasumsikan sudah mampu menguasai dan mengontrol bola tanpa kesulitan lagi, sehingga dapat berkonsentrasi pada penggunaan keterampilan itu dalam proses penyerangan atau bertahan. Tahap tiga mempertimbangkan strategi yang sangat mendasar yang ada dalam permainan tertentu dan mulai membangun strategi tersebut secara bertahap dalam wawasan siswa. Hal ini dilakukan, pertama-tama dalam kondisi yang sangat sederhana dan kemudian bergeser ke kondisi yang lebih kompleks. (4) Tahap ini meliputi tidak saja permainan penuh, tetapi juga termasuk kegiatan-kegiatan yang dimodifikasi untuk membantu siswa mencapai targetnya.

Meskipun pendekatan pembelajaran teknik ini diduga dapat meningkatkan penguasaan keterampilan teknik dasar, namun ternyata mendapatkan kritikan, salah satunya dikemukakan oleh Griffin dkk. (1997, hlm. 8) yang menyatakan

bahwa “ though this format might improve technique, it has been criticized for

teaching skill before students can grasp their significance within the game ”.

(20)

menghilangkan esensi dari permainan itu sendiri. Ucup (2012, hlm. 102) menyatakan tentang kelemahan dari pembelajaran teknik:

Kelemahan dalam pendekatan pembelajaran teknik pelatih sering menghabiskan waktu pembelajarannya hanya untuk mempelajari teknik dasar saja, sehingga model pembelajaran semacam ini terasa membosankan dan kurang menarik karena situasi belajar terkesan monoton. Selain itu, siswa cenderung kurang mampu untuk mengimplementasikan keterkaitan antara beberapa teknik dasar yang telah dikuasai dengan sistem pola bermain tenis lapangan secara utuh.

Sesuai dengan kritikannya, Griffin dkk. (dalam Suparlan, 2009, hlm. 4)

„mengembangkan sebuah pendekatan pembelajaran yang dalam pelaksanaannya menerapkan sistem pola permainan yang sesungguhnya. Pola pendekatan pembelajaran dilakukan melalui aktivitas bermain, dan pembelajaran penguasaan teknik dasar dilakukan bersamaan dengan pola bermain. pendekatan pembelajaran yang dimaksud adalah pendekatan pembelajaran taktis‟. Pendekatan pembelajaran taktis menurut Nur (2013, hlm. 41) terdiri dari beberapa tahapan yaitu :

(1) Pengantar permainan, termasuk klasifikasinya dan gambaran utuh bagaimana permainan itu dimainkan. (2) melayani dan meyakinkan minat siswa untuk bermain melalui pengajaran sejarah permainannya dan kebiasaan-kebiasaan yang sering terjadi. (3) mengembangkan kesadaran taktikal siswa dengan cara menyuguhkan masalah-masalah utama taktis dalam permainan. (4) menggunakan aktivitas belajar menyerupai permainan untuk membelajarkan siswa mengenali kapan dan bagaimana menerapkan pengetahuan taktikal itu dilakukan dalam permainan. (5) memulai kombinasi pengetahuan taktikal dengan pelaksanaan keterampilan dalam aktivitas menyerupai permainan itu. (6) siswa mengembangkan kemampuan penampilan secara benar dan tepat, berdasarkan kombinasi pengetahuan taktikal dan keterampilan.

(21)

sehingga dapat menerapkan beberapa keterampilan teknik dalam situasi permainan yang sebenarnya. pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran taktis menekankan pada cara membelajarkan siswa agar dapat memahami konsep bermain tenis lapangan. Pendekatan pembelajaran taktis ini disesuaikan dengan kebutuhan untuk meningkatkan mutu pembelajaran permainan tenis lapangan.

Menurut Ucup (2012, hlm. 93) Pendekatan pembelajaran taktis memiliki beberapa kelebihan antara lain : (1) Kebanyakan siswa berpartisipasi lebih termotivasi dan terlibat dalam permainan daripada mengembangkan keterampilan secara drill, yang cenderung menghambat penerapan keterampilan dalam permainan. (2) Para siswa dapat mengembangkan kesadaran taktikal dan kemampuan pembuatan keputusan manakala hal ini menjadi orientasi utama dalam pengajaran. (3) Kesadaran taktikal adalah prasyarat untuk kemampuan penampilan, tetapi pada saat yang bersamaan para siswa harus menampilkan baik pengetahuan maupun keterampilan untuk melakukan permainan dengan sebaik-baiknya. (4) Kesadaran taktikal dan pembuatan keputusan perlu dikembangkan dalam suatu pendekatan konstruktivisme, menggunakan suatu kemajuan aktivitas belajar yang terencana berbasis pada masalah-masalah taktikal. (5) Kesadaran taktikal dan tipe lain belajar siswa akan ditransfer sepanjang berhadapan dengan kategori permainan yang sama. (6) Siswa belajar mengkombinasikan kesadaran taktikal-nya dengan perkembangan gerak untuk menghasilkan hasil belajar yang otentik, mengembangkan apresiasi terhadap permainan dan self-esteem para siswa.

(22)

motivasi berprestasi yang tinggi. Sehingga peneliti berfikiran bahwa siswa yang memiliki kemampuan Sesuai dengan uraian di atas, peneliti tertarik untuk menganalisis perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran teknis dan taktis terhadap peningkatan keterampilan teknik dasar tenis lapangan dikaitkan dengan motivasi berprestasi atlet. Selanjutnya peneliti merumuskan sebuah judul penelitian “Pengaruh Pendekatan Pembelajaran dan Motivasi Berprestasi Terhadap Keterampilan Teknik Dasar Tenis Lapangan (Studi Eksperimen Pada Siswa SMP Negeri 1 Kasokandel Kabupaten Majalengka)”.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Identifikasi masalah merupakan suatu tahap permulaan dari penguasaan masalah suatu obyek dalam suatu jalinan situasi tertentu dapat kita kenali sebagai suatu masalah. Dari penjelasan latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut :

1. Didalam penelitian ini menggunakan pendekatan pembelajaran taktis dan teknis. Pendekatan taktis lebih menekan pembelajaran kepada taktik bermain sedangkan pendekatan teknis lebih menekankan kepada pembelajaran teknik bermain.

2. Kurangnya penguasaan keterampilan teknik dasar tenis lapangan yang dimiliki siswa SMP Negeri 1 Kasokandel Kabupaten Majalengka. Karena kurangnya pemahaman pelatih akan pendekatan pembelajaran yang akan digunakan 3. Keraguan akan pelaksanaan kegiatan karena kurang pahamnya pelatih

terhadap pendekatan pembelajaran.

4. Keraguan akan adanya peningkatan keterampilan teknik dasar tenis lapangan siswa SMP Negeri 1 Kasokandel Kabupaten Majalengka. Dikarena kepada pemaparan yang telah disebutkan di atas.

(23)

Beranjak dari paparan latar belakang penelitian dan identifikasi masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini secara umum yaitu bagaimana perbedaan pengaruh pendekatan pembelajaran, dan motivasi berprestasi terhadap keterampilan teknik dasar tenis lapangan. Secara spesifik diuraikan sebagai berikut :

1. Apakah terdapat perbedaan keterampilan teknik dasar tenis lapangan antara kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran taktis dan kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran teknis?

2. Apakah terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan motivasi berprestasi terhadap keterampilan teknik dasar tenis lapangan?

3. Apakah terdapat perbedaan keterampilan teknik dasar tenis lapangan antara kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran taktis dan kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran teknis pada kelompok siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi?

4. Apakah terdapat perbedaan keterampilan teknik dasar tenis lapangan antara kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran taktis dan kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran teknis pada kelompok siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah?

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan penelitian yang kami lakukan pada dasarnya merupakan jawaban dari berbagai permasalahan yang muncul dalam rumusan masalah. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan mengetahui tentang pengaruh perbedaan pendekatan pembelajaran dan motivasi berprestasi terhadap keterampilan teknik dasar tenis lapangan.

(24)

a. Untuk mengetahui perbedaan keterampilan teknik dasar tenis lapangan antara kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran taktis dan kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran teknis.

b. Untuk mengetahui interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan motivasi berprestasi terhadap keterampilan teknik dasar tenis lapangan.

c. Untuk mengetahui perbedaan keterampilan teknik dasar tenis lapangan antara kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran taktis dan kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran teknis pada kelompok siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi.

d. Untuk mengetahui perbedaan keterampilan teknik dasar tenis lapangan antara kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran taktis dan kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran teknis pada kelompok siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini pada dasarnya ingin mengungkap dan mengkaji tentang pengaruh perbedaan pendekatan pembelajaran dan motivasi berprestasi terhadap peningkatan keterampilan teknik dasar pada cabang olahraga tenis lapangan beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran berdasarkan bukti-bukti empiris yang diperoleh di lapangan mengenai pengaruh perbedaan model pembelajaran dan motivasi berprestasi terhadap peningkatan keterampilan teknik dasar pada cabang olahraga tenis lapangan. b. Hasil penelitian ini juga dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan

(25)

2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak, antara lain bagi pelatih olahraga, pemerintah dan pihak lain yang terkait : a. Bagi pelatih dan Guru Pendidikan Jasmani

Dengan penelitian ini, hasilnya diharapkan dapat memperoleh umpan balik tentang upaya meningkatkan prestasi olahraga siswa tenis lapangan dan meningkatkan kinerjanya sehingga keterampilan para siswa meningkat. Selain itu, dapat meningkatkan wawasan, pemahaman, serta dapat melatih dan menajamkan daya pikir dalam upaya memberikan sumbangan pikir khususnya bagi penulis sendiri serta bagi kalangan pelatih pada umumnya.

b. Bagi Pemerintah

Bagi pemerintah dapat memperoleh manfaat berupa informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan motivasi berprestasi para siswa, bahan evaluasi terhadap keterampilan para siswa sehingga dapat dukungan dengan melakukan upaya memfasilitasi sarana dan prasarana olahraga, memberikan penghargaan, kelancaran karir, bimbingan yang dapat menimbulkan motivasi bagi para siswa.

c. Bagi para atlet

(26)

tua para siswa. Orang tua akan merasa bangga jika anak–anaknya mencapai prestasi yang terbaik.

F. Struktur Organisasi Tesis

Bab I membahas pendahuluan. Pada bab ini dijelaskan tentang latar belakang penelitian yang menjelaskan alasan mengapa masalah tersebut diteliti, rumusan penelitian dibuat dalam bentuk pertanyaan berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, tujuan penelitian ini menyajikan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian selesai dilakukan, manfaat penelitian disajikan secara praktis dan teoritis, dan struktur organisasi penulisan disajikan dari setiap bab dan bagian bab dalam tesis mulai dari Bab I hingga Bab terakhir.

Bab II membahas kajian pustaka, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. Pada bab ini dijelaskan tentang kajian pustaka yang mempunyai peran yang sangat penting dan melalui kajian pustaka yang sedang dikaji dan kedudukan masalah penelitian dalam bidang ilmu yang diteliti, kerangka pemikiran merupakan tahapan yang harus ditempuh untuk merumuskan hipotesis, dan hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang telah dirumuskan.

(27)

Bab IV membahas penelitian dan pembahasan. Pada bab ini dijelaskan tentang hasil penelitian dengan menggunakan pengolahan dan analisis data untuk menghasilkan temuan yang berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesis dan tujuan penelitian dan pembahasan yang menjelaskan data cocok dengan hipotesis awal atau bagaimana menjawab pertanyaan penelitian, membuat kesimpulan dan membahas atau mendiskusikan data dengan menghubungkannya dengan teori dan implikasi hasil penelitian.

(28)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah suatu cara yang dipakai peneliti dalam melakukan penelitiannya. Sugiyono (2013, hlm. 3) mengungkapkan bahwa

“Metode merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu.”

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat eksperimen. Penelitian eksperimen (Experimental Research) merupakan kegiatan penelitian yang bertujuan untuk menilai pengaruh suatu perlakuan/ tindakan/treatment terhadap tingkah laku atlet atau menguji hipotesis tentang ada-tidaknya pengaruh perlakuan itu bila dibandingkan dengan perlakuan lain.

Perlakuan dalam eksperimen disebut treatment, dan diartikan sebagai semua perlakuan, semua variasi atau pemberian kondisi yang akan dinilai/diketahui pengaruhnya. Sedangkan yang dimaksud dengan menilai adalah mengukur atau melakukan deskripsi atas pengaruh treatment yang diujicobakan sekaligus ingin menguji sampai seberapa besar tingkat signifikansinya (kebermaknaan atau berarti tidaknya) pengaruh tersebut bila dibandingkan dengan kelompok yang sama tetapi diberi perlakuan yang berbeda.

A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Kasokandel Kabupaten Majalengka.

2. Subjek Penelitian

(29)

tenis lapangan berjumlah 40 orang. Langkah-langkah persiapan dan pelaksanaan yang dilakukan selama penelitian berlangsung dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1.

(30)
(31)

Untuk mengenai perbedaan program pelaksanaan treatment dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2.

(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)

3. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013, hlm. 117). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 1 Kasokandel Kabupaten Majalengka yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler tenis lapangan yang berjumlah 40 orang. Alasan pengambilan populasi siswa SMP Negeri 1 Kasokandel yang mengikuti ekstrakulikuler tenis lapangan adalah karena siswa yang mengikuti ekstrakulikuler tenis lapangan tidak adanya peningkatan keterampilan teknik dasar tenis lapangan yang akan berpengaruh terhadap prestasi siswa.

4. Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 1 Kasokandel Kabupaten Majalengka yang mengikuti ekstrakurikuler tenis lapangan berjumlah 40 orang.

Pengambilan sampel menggunakan seluruh populasi sebagai sampel atau sampling jenuh. Mengenai hal ini, Sugiyono (2013, hlm. 124) menjelaskan bahwa

“sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel”. Pada penelitian ini jumlah sampel yang digunakan sebanyak 40 siswa dengan menggunakan seluruh anggota populasi.

Berkaitan dengan pengambilan sampel dalam metode eksperimen desain factorial Fraenkel dan Welen (1993, hlm. 225) menjelaskan, bahwa :

(38)

Setelah semua sampel mengikuti tes motivasi berprestasi dengan menggunakan questioner yang telah dilakukan uji coba sebelumnya, maka peneliti merubah seluruh jumlah sampel menjadi empat kelompok dengan tata cara menurut Fraenkel dan Welen (1993, hlm. 225) sebagai berikut:

1. Merangking seluruh jumlah sampel dari 1 sampai dengan 40 (lampiran 11). 2. Membagi responden kedalam dua kelompok yaitu kelompok A dari rangking

1 sampai dengan 20 dengan motivasi berprestasi tinggi dan kelompok B dari rangking 21 sampai dengan 40 dengan motivasi berprestasi rendah (lampiran 11).

3. Kedua kelompok (kelompok A dan Kelompok B) dibagi lagi menjadi dua kelompok dengan menggunakan teknik matching paired, masing-masing kelompok terdiri dari 10 orang siswa (lampiran 11).

4. Kemudian setiap kelompok tersebut di acak menggunakan random assigment untuk menentukan berapa besar jumlah responden untuk satu kelompok dan akan menerima perlakuan jenis apa (Creswell, 2008, hlm. 300)

5. Menentukan kelompok A1 mendapatkan treatment pendekatan pembelajaran taktis untuk motivasi berprestasi olahraga tinggi, kelompok A2 mendapatkan treatment pendekatan pembelajaran teknis untuk motivasi berprestasi olahraga tinggi, kelompok B1 mendapatkan treatment pendekatan pembelajaran taktis untuk motivasi berprestasi olahraga rendah dan kelompok B2 mendapatkan treatment pendekatan pembelajaran teknis untuk motivasi berprestasi olahraga rendah (lampiran 11).

(39)

B1

Pembagian Kelompok Berdasarkan Rangking Tes Motivasi Berprestasi

B. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah desain faktorial 2 x 2. Menurut Sugiyono (2010, hlm. 76), bahwa “Desain factorial merupakan desain yang memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang mempengaruhi

perlakuan (variabel bebas) terhadap hasil (variabel terikat)”. Desain ini

melibatkan beberapa faktor (peubah bebas aktif dan atribut) yang digarap bersama–sama sekaligus (terdiri dari dua faktor). Dua faktor (peubah bebas) yang terlibat dalam eksperimen ini adalah motivasi berprestasi dan pendekatan pembelajaran. Berikut desain penelitian faktorial yang dikemukan oleh Fraenkel (1993, hlm. 255) dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Treatment R O X Y1 O

Berdasarkan gambar desain faktorial di atas, berikut desain yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.3.

(40)

Rendah B2 A1B2 A2B2

Gambar 3.3.

Desain Penelitian Faktorial 2 X 2 Keterangan:

A1 : Pendekatan pembelajaran taktis A2 : Pendekatan pembelajaran teknis B1 : Tingkat motivasi berprestasi tinggi B2 : Tingkat motivasi berprestasi rendah

µ A1B1 : Kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran taktis dan memiliki motivasi berprestasi tinggi dalam olahraga tenis lapangan.

µ A1B2 : Kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran taktis dan memiliki motivasi berprestasi rendah dalam olahraga tenis lapangan.

µ A2B1 : Kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran teknis dan memiliki motivasi berprestasi tinggi dalam olahraga tenis lapangan.

µ A2B2 : Kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran teknis dan memiliki motivasi berprestasi rendah dalam olahraga tenis lapangan.

C. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode eksperimen. Riduwan (2011, hlm. 50) “Eksperimen adalah suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh varibel tertentu terhadap variabel yang

lain dalam situasi yang terkontrol secara ketat.” Didalam penelitian ini peneliti

(41)

teknis dan taktis dengan motivasi berprestasi tinggi dan rendah terhadap keterampilan tenis lapangan. Jadi didalam penelitian ini mencari pengaruh pendekatan pembelajaran dan motivasi berprestasi yang digunakan terhadap keterampilan teknik dasar tenis lapangan.

1. Validitas Internal

Pengontrolan validitas internal adalah pengendalian terhadap variabel-variabel luar yang dapat menimbulkan interpretasi lain. Variabel-variabel-variabel yang dikontrol meliputi :

a. Pengaruh Sejarah

Usaha yang dilakukan agar tidak terjadi pengaruh sejarah penelitian menghimbau agar selama mengikuti proses penelitian seluruh subyek penelitian tidak mengikuti aktivitas diluar jadwal penelitian seperti mengikuti kegiatan ekstrakulikuler dan kegiatan lain diluar jam penelitian.

b. Pengaruh Maturasi

Untuk menghindari adanya proses pertumbuhan, perkembangan, dan kematangan, perlakuan diberikan dalam waktu tidak terlalu lama, yaitu selama dua bulan, sejak akhir bulan November 2013 sampai dengan awal bulan Januari 2014 dengan frekuensi pertemuan dilakukan sebanyak tiga kali dalam seminggu, jumlah pertemuan perlakuannya adalah 18 kali, questioner satu kali, tes awal satu kali, tes akhir satu kali, dan setiap pertemuan perlakuan waktunya adalah 2 x 40 menit (80 menit)

c. Pengaruh Testing

Usaha yang dilakukan agar tidak terjadi pengaruh testing, peneliti memastikan terlebih dahulu bahwa semua subyek penelitian tidak pernah mengikuti penelitian eksperimen sebelum jadi mereka tidak pernah mengikuti tes awal dalam penelitian eksperimen yang lain.

(42)

Agar tidak terjadi adanya pengaruh instrumen dalam proses akhir penelitian. Peneliti menghitung pengolahan data sesuai dengan tata cara perhitungan statistik menggunakan anova dua jalur dan bila terjadi interaksi maka dilanjutkan dengan penghitungan uji turkey.

e. Pengaruh seleksi

Usaha yang dilakukan agar tidak terjadi pengaruh seleksi, peneliti memastikan semua subyek sama baik dari segi umur, perlakuan guru sebelum diadakan proses penelitian.

f. Pengaruh Mortalitas

Usaha yang dilakukan agar tidak terjadi pengaruh mortalitas penelitian menghimbau agar selama mengikuti proses penelitian seluruh subyek penelitian tidak bolos, menjaga kondidsi fisik agar tidak sakit, dan tidak izin untuk mengikuti proses penelitian.

g. Pengaruh Perlakuan

Usaha yang dilakukan agar tidak terjadi pengaruh perlakuan penelitian memberikan perlakuan yang sama kepada semua subyek penelitian.

2. Validitas Eksternal

Pengkontrolan validitas eksternal adalah pengendalian terhadap beberapa faktor agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan. Pengkontrolan tersebut meliputi :

a. Validitas Populasi

Bertujuan agar karakteristik sampel dapat mewakili populasi, sampel diambil secara total sampling (sampel seadanya). Dikontrol dengan mengambil sampel siswa dengan tingkat belajarnya yang sama; juga mesti memberikan hak yang sama kepada setiap sampel dalam penerimaan perlakuan penelitian.

(43)

Dikontrol dengan: (1) seluruh program belajar disusun dan dijadwalkan dengan jelas, misalnya tidak mengubah jadwal yang telah ditetapkan; (2) digunakan satu buah lapangan olahraga yang cukup memadai; (3) tidak memberitahukan kepada siswa bahwa mereka sedang dijadikan subyek penelitian untuk menghindari pengaruh reaktif akibat proses penelitian tersebut.

D. Operasional Variabel

Operasional variabel merupakan kegiatan mengubah konsep atau variabel menjadi indikator atau mengkontruksi indikator-indikator untuk variabel. Neuman (2000) menjelaskan bahwa operasional menghubungkan bahasa teori dengan bahasa ukuran empiris.

Untuk menghindari kesalahtafsiran terhadap variabel-variabel yang ada dalam penelitian ini, penulis perlu membuat definisi operasional baik terhadap variabel bebas maupun variabel terikat.

Berdasarkan hipotesis yang diajukan, variabel dalam penelitian ini dibagi ke dalam dua jenis yaitu : variabel terikat (dependent variabel) yang merupakan variabel akibat atau variabel yang dipengaruhi yaitu keterampilan teknik dasar tenis lapangan (Y). sedangkan variabel bebas (independent variabel) adalah variabel penyebab atau variabel yang mempengaruhi. Dalam hal ini variabel bebasnya adalah model pembelajaran (X1), dan motivasi berprestasi (X2). Untuk melihat penjabaran konsep dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3.

Penjabaran Konsep Variabel Penelitian

(44)
(45)
(46)

Tabel 3.3 (Lanjutan)

Untuk keperluan pengujian, maka variabel-variabel penelitian akan dijabarkan sehingga diperoleh indikator-indikator untuk dijadikan instrumen penelitian sebagai alat ukurnya. Instrumen penelitian merupakan alat atau tes yang digunakan untuk mengumpulkan data. Instrumen dalam penelitian ini berupa :

(47)

Test keterampilan dasar tenis lapangan terdiri dari 4 test antara lain :

a. Test service

Tes ini bertujuan untuk mengukur keterampilan service. Service dari sebelah kanan (lihat gambar). Angka dibuat 1 sampai 6 pada kotak di lapangan, (lihat gambar). Di atas net direntangkan tali setinggi 24 cm.

Berikan waktu 10 menit untuk pemanasan di lapangan lain. Testee melakukan service 10x dirahkan ke lapangan service sebelah kanan. Testee harus melakukan service diantara tali dengan bibir net (yang sah).

Service yang tidak sah :

1. Kalau bola tidak melewati net 2. Bola yang melewati di atas tali

Cara menskor : jumlahkan bola yang jatuh pada sasaran yang diberi angka 1,2,3,4,5, dan 6. Untuk membantu pemahaman tes service dapat dilihat pada Gambar 3.4.

Tali

X Testee

Net

Gambar 3.2. Gambar 3.4.

Diagram lapangan Test Service Tenis Lapangan (Nurhasan dan Cholil, 2007, hlm. 258)

b. Test forehand dan backhand

4 5 3 6

(48)

backhand drive. Testee berdiri di tengah garis akhir. Pelatih, guru dan pembantu

mengambil posisi diseberang net di garis tengah service. Pembantu memukul bola 5 kali yang jatuh di dalam kotak service untuk pemanasan. Tes dilakukan, 10 bola untuk forehand dan 10 bola untuk backhand. Testee berusaha memukul bola diantara net dan tali yang diarahkan ke lapangan di seberang yang telah diberi angka. Untuk obyektivitas tes jika mungkin yang memberikan bola (pembantu) harus sama untuk seluruh peserta tes.

Cara menskor : Bola yang jatuh pada sasaran yang diberi angka 5,4,3, dan 2 baik untuk forehand maupun backhand drive bila bola melewati atas tali diberi angka setengah dari kotak sasaran yang mengenai bola. Untuk membantu pemahaman tes forehand dan backhand dapat dilihat pada Gambar 3.5.

tali

X testee

1,5 1,5 1,5 1,5

Net Gambar 3.5.

Diagram Test forehand dan backhand drive (Nurhasan dan Cholil, 2007, hlm. 259)

c. Test Volley

(49)

2,25 meter, pensil dan blangko untuk mencatat skor test. Arena test pada lapangan tenis tersebut dibuat empat buah garis sejajar dengan garis belakang (baseline) masing-masing berjarak 1,05 meter. Garis-garis tersebut membentuk bidang daerah sasaran yang bernilai 1, 2, 3, 4 dan 5. Pelaksanaannya adalah testi berdiri setimbang labil di depan garis servis (service line) di atas titik pada garis tengah daerah servis (centre service line) yang berjarak 1,05 meter menghadap kearah daerah sasaran di seberang net dan siap untuk melaksanakan tes. Sebelum tes dimulai, testi diberi kesempatan mencoba melakukan pukulan volley terhadap bola yang diumpankan dari garis belakang seberang net sebanyak tiga kali.

Dalam pelaksanaan tes yang sesungguhnya, testi melakukan volley sebanyak 5 kali terhadap bola yang diumpankan dari garis belakang di seberang net. Diusahakan bola umpan diarahkan ke testi sehingga mudah untuk di volley. Bola yang di volley mengenai net, tetapi memantul ke sasaran, percobaan diulang.

Cara penskorannya adalah setiap bola yang di volley jatuh di dalam sasaran memperoleh skor sebesar nilai daerah sasaran. Apabila bola jatuh pada garis batas daerah sasaran memperoleh skor sebesar nilai daerah sasaran yang besar. Jika bola menyangkut di net atau jatuh di luar lapangan, maka diberi skor nol. Skor akhir tes adalah jumlah skor dari 5 kali pukulan volley. Untuk membantu pemahaman tes volley dapat dilihat pada Gambar 3.6.

tali

X testee

1,5 1,5 1,5 1,5

(50)

Gambar 3.6.

Diagram lapangan test volley tenis lapangan (Sarengatz, 2011)

2. Questioner Motivasi Berprestasi

Untuk menentukan tingkat motivasi berprestasi seorang siswa, peneliti menggunakan questioner motivasi berprestasi yang terdiri dari beberapa indikator untuk melihat kisi-kisi instrument dapat dilihat pada Tabel 3.4.

Tabel 3.4.

Kisi-Kisi Questioner Penelitian

Variabel Konsep

Variabel Dimensi Indikator No Soal

(51)

prestasinya

Variabel Dimensi Indikator

(52)

dalam

Indikator-indikator yang telah dirumuskan ke dalam bentuk kisi-kisi tersebut di atas selanjutnya dijadikan bahan penyusunan butir-butir pertanyaan atau soal dalam angket. Butir-butir soal atau pertanyaan tersebut dibuat dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan dengan kemungkinan jawaban yang tersedia. Mengenai alternatif jawaban dalam angket, penulis menggunkan skala sikap likert.

Kategori untuk setiap jawaban positif yaitu sangat setuju = 5, setuju = 4, ragu-ragu = 3, tidak setuju = 2, dan sangat tidak setuju = 1.sebaliknya untuk

Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban

(53)

a. Uji Validitas Tes Keterampilan Tenis Lapangan

Perhitungan validitas instrumen dengan menggunkan rumus Pearson Product Moment sebagai berikut:

r = � Ʃ − Ʃ Ʃ

�.Ʃ 2− Ʃ 2 �.Ʃ 2− Ʃ 2 Dimana:

r = koefisien korelasi

ƩXi = jumlah skor item

ƩYi = jumlah skor total (seluruh item) n = jumlah responden

Kemudian dilanjutkan dengan melihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) sebagai berikut:

Antara 0,800 sampai dengan 1,000 : sangat tinggi Antara 0,600 sampai dengan 0,799 : tinggi Antara 0,400 sampai dengan 0,599 : cukup tinggi Antara 0,200 sampai dengan 0,399 : rendah

Antara 0,000 sampai dengan 0,199 : sangat rendah (tidak valid)

Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas tes keterampilan tenis lapangan yang telah dilakukan dan dapat dilihat dilampiran terdiri dari tes service dengan tingkat validitas sebesar 0,97 dengan kriteria sangat tinggi, tes forehand dengan tingkat validitas sebesar 0,92 dengan kriteria sangat tinggi, tes backhand dengan tingkat validitas sebesar 0,95 dengan kriteria sangat tinggi, dan tes volley dengan tingkat validitas sebesar 0,96 dengan kriteria sangat tinggi.

b. Uji Validitas Motivasi Berprestasi

(54)

membandingakan hasil perhitungan corrected item- total correlation (rhitung) dengan rtabel. Prosedur dalam penghitung dengan SPSS yaitu pertama memasukan data tiap butir item kedalam menu data view, kemudian klik analysis-scale-reliability analysis dan untuk melihat hasilnya dapat dilihat dilampiran. Untuk menentukan instrumen itu valid atau tidak dengan melihat tabel nilai-nilai r

Product Moment yang dapat dilihat dilampiran.

Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas dengan signifikansi untuk α = 0,05 dan dk = 43 - 2 = 41,maka diperoleh nilai-nilai r = 0,308. Berikut kaidah keputusannya jika rhitung> dari nilai rtabel berarti valid dan jika rhitung< dari rtabel berarti tidak valid. Berdasarkan hasil perhitung yang telah yang dapat dilihat dilampiran sebanyak 29 item butir tes dinyatakan valid, maka item tes tersebut digunakan sebagai instrumen penelitian.

2. Pengujian Reliabilitas Instrumen

a. Uji Reliabilitas Tes Keterampilan Tenis Lapangan

Perhitungan reliabilitas instrumen dengan menggunkan rumus Pearson Product Moment sebagai berikut:

r = � Ʃ − Ʃ Ʃ

�.Ʃ 2− Ʃ 2 �.Ʃ 2− Ʃ 2 Dimana:

r = koefisien korelasi

ƩXi = jumlah skor item

ƩYi = jumlah skor total (seluruh item) n = jumlah responden

Kemudian dilanjutkan dengan melihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) sebagai berikut:

(55)

Antara 0,200 sampai dengan 0,399 : rendah

Antara 0,000 sampai dengan 0,199 : sangat rendah (tidak reliabel)

Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas tes keterampilan tenis lapangan yang telah dilakukan dan dapat dilihat dilampiran terdiri dari tes service dengan tingkat reliabilitas sebesar 0,69 dengan kriteria tinggi, tes forehand dengan tingkat reliabilitas sebesar 0,67 dengan kriteria tinggi, tes backhand dengan tingkat reliabilitas sebesar 0,73 dengan kriteria tinggi, dan tes volley dengan tingkat reliabilitas sebesar 0,55 dengan kriteria cukup tinggi.

b. Uji Reliabilitas Motivasi Berprestasi

Uji reliabilitas dilakukan untuk mendapatkan tingkat ketepatan (keterandalan atau keajegan) alat pengumpul data (instrumen) yang digunakan. Agar memudahkan dalam proses perhitungan statistik peneliti menggunakan perhitungan menggunakan SPSS versi 18. Prosedur dalam penghitung dengan SPSS yaitu pertama memasukan data tiap butir item yang sudah valid sebanyak 29 item butir tes kedalam menu data view, kemudian klik analysis-scale-reliability analysis dan untuk melihat hasilnya dapat dilihat dilampiran..

Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan nilai Cronbac’s Alpha 0.949 atau 94.9% atau lebih dari 0.60 atau 60% artinya instrumen ini reliabel.

G. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini didapatkan dengan menggunakan teknik sebagai berikut:

1. Test dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan atlet dalam menguasai keterampilan teknik dasar tenis lapangan yaitu test service, test forehand, test backhand dan test volley.

(56)

tingkat motivasi berprestasi siswa dengan menggunakan skala Likert.

3. Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya (Riduwan 2007, hlm. 29) 4. Pengamatan (Observation) adalah melakukan pengamatan secara langsung ke

obyek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan (Riduwan 2007a: 2003b)

Selanjutnya untuk mendapatkan usaha dan untuk mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan teori-teori yang ada kaitannya dengan masalah yang diteliti maka penulis melakukan studi pustaka.

H. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam setiap penelitian ilmiah merupakan cara yang tepat untuk mendapatkan kesimpulan dari hasil suatu penelitian. Ilmiah merupakan cara yang tepat untuk mendapatkan kesimpulan dari hasil suatu penelitian.

Sebelum melangkah pada uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan pengujian persyaratan analisis.

1. Perhitungan Deskriptif data

a. Mencari nilai rata-rata dari masing-masing variabel dengan rumus: = Σ �

Keterangan :

= Skor rata-rata yang dicari/ mean

ƩXi = Jumlah Skor mentah n = Jumlah sampel

(57)

�Ʃ ( � − )² � −1

keterangan :

S = Simpangan baku yang dicari Xi = Skor mentah

X = Rata-rata dari skor mentah

n = Jumlah sampel

2. Pengujian Persyaratan Analisis

Sehubungan dengan adanya persyaratan yang harus dipenuhi sebelum menentukan teknik analisis statistik yang digunakan:

a. Uji Normalitas

Menguji normalitas data dari setiap data, untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau baik dengan “Uji Liliefors.” Untuk menguji hipotesis nol ditempuh dengan prosedur sebagai berikut:

1) Pengamatan Xi, X2,… Xn dijadikan bilangan baku. Z1, Z2,… Zn dengan mengunakan rumus : =Xi−X

2) (X dan Z masing-masing merupakan rata-rata dari simpangan baku)

3) Untuk setiap bilangan baku ini digunakna daftar distribusi normal baku, kemudian dihitung peluang F(Zi)=P(Z<Zi)

4) Menghitung proporsi Z1, Z2,… Zn yang lebih kecil atau sama dengan Z1. Jika proporsi ini dinyatakan dengan rumus:

(

) =

Banyaknya 1− 2….. �< 1

5) Menghitung selisih F(Zi)=P(Z<Zi)

(58)

b. Uji Homogenitas

Uji homogenistas pada penelitian ini mempergnakan teknik uji Bartlett.

2

= (ln 10) {B – (db) log si2}

Dimana :

2

: koefisien chi ckuadrat

B = (db) log si2

db = Jumlah db

log si2 = varians gabungan

Langkah-langkah yang digunakan untuk uji homogenitas varians sebagai berikut : 1) data dikelompokkan untuk menentukan varians

2) Menghitung varians sampel : s12, s22, … sk2, 3) dari sampel berukuran : n1, n2,….nk

4) Menghitung varian gabungan :

db

(59)

Melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan teknik analisis t test paired Sample dan varians faktorial (ANOVA) dua arah pada taraf signifikansi α= 0,05.

Hipotesis merupakan jawaban sementara yang kebenarannya akan diuji / dibuktikan dan penelitian. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1) Ho : µA1 = µA2: Tidak terdapat perbedaan keterampilan teknik dasar tenis lapangan antara kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran taktis dan kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan teknis.

Hi : µA1 > µA2: Terdapat perbedaan keterampilan teknik dasar tenis lapangan antara kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran taktis dan kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran teknis

2) Ho: Interaksi A x B = µA2: Tidak terdapat interaksi antara pendekatan

pembelajaran dengan motivasi berprestasi terhadap keterampilan teknik dasar tenis lapangan.

Hi: Interaksi A x B ≠ µA2: Terdapat interaksi antara pendekatan

pembelajaran dengan motivasi berprestasi terhadap keterampilan teknik dasar tenis lapangan.

(60)

teknis pada kelompok siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi.

Hi : µA1B1 > µA2B1: Terdapat perbedaan keterampilan teknik dasar tenis lapangan antara kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran taktis dan kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran teknis pada kelompok siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi.

3) Ho : µA1B2 = µA2B2: Tidak terdapat perbedaan keterampilan teknik dasar tenis lapangan antara kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran taktis dan kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran teknis pada kelompok siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah.

(61)

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Bertitik tolak dari tujuan penelitian, yaitu ingin pengaruh perbedaan pendekatan pembelajaran dan motivasi berprestasi terhadap keterampilan teknik dasar tenis lapangan, berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, serta pengujian hipotesis, dapat disimpulkan bahwa

1. Keterampilan teknik dasar tenis lapangan kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran taktis lebih baik daripada kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran teknis.

2. Tidak terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajaran dan motivasi berprestasi terhadap keterampilan teknik dasar tenis lapangan.

3. Keterampilan teknik dasar tenis lapangan kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran taktis lebih baik daripada kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran teknis pada kelompok siswa yang memiliki motivasi berprestasi tinggi.

4. Keterampilan teknik dasar tenis lapangan kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran taktis lebih baik daripada kelompok siswa yang diajar melalui pendekatan pembelajaran teknis pada kelompok siswa yang memiliki motivasi berprestasi rendah.

B. Saran

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian kesimpulan sebagaimana telah dikemukakan di atas, maka disampaikan saran sebagai berikut

(62)

teknik dasar tenis lapangan.

(63)

103

Andri Sutrisno, 2014

DAFTAR PUSTAKA

Akdon, (2008). Strategic Management for Educational Management. Bandung : Alfabeta

Alison, S., & Thorpe, R. (1997). A Comparison of the Effectiveness of Two Approaches to Teaching Games Within Physical Education. A Skills

Approach Versus a Games for Understanding Approach. The British :

Journal of Physical Education, 28 (3), 9-13.

Almatsier. (1985). Bimbingan Main Tenis Cepat dan Mudah. Jakarta : Mutiara Sumber Widya.

Anderson J.R. (1995). Learning and Memory. New York : John Willey & Sons Inc.

Anwar, P.M. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Remaja Rosdakarya, Bandung

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka.

Asnawi, S. (2002). Teori Motivasi. Jakarta : Studia press.

Aunurrahman. (2010). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: CV ALFABETA

Bompa, T.O. (1994). Theory and Methodology of Training. The Key to Athletic Performance, 3rd Edition. Dubuque. Lowa: Kendal/Hunt Publishing Company.

Brown, J (2002). Tenis Tingkat Pemula, PT. Raja Grapindo Persada, Jakarta.

E. Slavin, R (1995). Cooperative Learning. Boston: Allyn and Bacon.

Fraenkel, Jack. R. et al. (1993). How To Design and Evalute Research In

Education. New York: McGraw Hill-Inc.

Ginanjar, A. (2013). Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa

(64)

Griffin, L.L. Mitchell, S.A., dan Oslin, J.L. (1997). Teaching Sport Concept and

Skills: A Tactical Games Approach. Illionois: Champaign.

Hadi, S. (1985). Metodologi Research Jilid 4. Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM. Yogyakarta.

Haditono, S.R. (1979). Achievement Motivation, Parents Educational Level and

Child Rearing Practice in Four Occupational Groups. Yogyakarta:

Universitas Gadjah Mada.

Hamzah B Uno. (2006). Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang

Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Handoko, M. (1992). Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku, Yogyakarta: Kanisius

Harsono. (1988). Coaching. Jakarta : CV. Tambak Kusuma.

Heitmann, H.M. and Kneer, M.E. (1976). Physical Education Instructional

Techniques, An Individualized Humanistic Approach. Englewood Chliffs,

N. J. Prentice-Hall, Inc.

Hoedaya, D. (2001). Pendekatan Keterampilan Taktis Dalam Pembelajaran Bola Voli. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Olahraga.

Joyce, Bruce and Marsha W (1996). Models of Teaching . Boston: Allyn and Bacon

Juliantine, T. dkk. (2007). Modul Mata Kuliah Teori Latihan. Bandung: FPOK UPI.

Juliantine, T. dkk. (2011). Model-model Pembelajaran Pendidikan Jasmani. Bandung: FPOK UPI.

(65)

Andri Sutrisno, 2014

Pembinaan Prestasi Tenis Lapangan JPOK FKIP UNS 2012. Solo :

Universitas Sebelas Maret.

Kamsah, Fadzilah. (2010). 7 Kaedah Mendidik Anak Cemerlang. [Online]. Tersedia: http://scorea.saifulbahri.net/pendidikan/7-kaedah-mendidik-anak-cemerlang-dr-fadzilah-kamsah/. [Diakses 14 April 2014].

Kartono, K. (1990). Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung. Penerbit CV. Mandar Maju.

Keith, D dan W. Newstrom. (1996). Perilaku Dalam Organisasi. Terj. Agus Dharma, Jilid I dan II, Jakarta : Erlangga

Keogh, Jack and Sugden. (1985). Child Development. New York: Macmillan Publishing Company.

Lardner, R. (2000). Teknik Dasar Tenis. Jakarta Barat : Effhar dan Dahara Prize.

Lutan, R. (1988). Belajar Keterampilan Motorik, Pengantar Teori dan Metode. Jakarta : Depdikbud, Dirjen Dikti, Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.

Ma’mun dan Subroto T (2001), Pendekatan Keterampilan Taktis Dalam

Pembelajaran Bola Voli. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional

Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Olahraga.

Mahendra, A. (2007). Teori Belajar Mengajar Motorik. Bandung : FPOK UPI.

Mangkunegara, A.P. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Martianah, S.M. (1984). Disertasi : Motif Sosial Remaja Jawa dan Keturunan

Cina Suatu Studi Perbandingan. Yogyakarta : Gadjah Mada Press.

Mathis, R.L dan John H.J (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia. Buku 1 (Terjemahan : Jimmy Sadeli dan Bayu Prawira Hie). Jakarta : PT. Salemba Emban Patria.

Mc Clelland, D.C (1987). Memacu Masyarakat Berprestasi Mempercepat Laju

(66)

Metzler, Michael W., (2000). Intructional Models for Physical Education. Massachusetts: Allyn and Bacon.

Mussen, P.H., et, al (1994). Perkembangan Dan Kepribadian Anak. Jakarta : Arcan.

Nana. S.S. (2003). Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nur, L. (2013). Pengaruh Pendekatan Pembelajaran dan Kebugaran Jasmani

Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Bolabasket. Tesis. Bandung :

Program Pasca Sarjana Pendidikan Olahraga Universitas Pendidikan Indonesia.

Nurhasan dan Hasanudin, (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. Bandung : Jurusan Pendidikan Kepelatihan Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan.

Purwanto, M.N. (1993). Psikologi Pendidikan. Bandung:Remaja Rosda Karya.

Rachman, H.A.(2002). Pengaruh Model Pembelajaran dan Persepsi Motorik

Terhadap Keterampilan Bermain Softball. Disertasi. Jakarta : Program

Pascasarjana Universitas Jakarata.

Rahayu. T (2002). Hubungan Kausal antara Disiplin Tata Tertib Sekolah dan

Motivasi Berprestasi terhadap Prestasi Belajar. Tesis. Salatiga : Program

Studi Magister Studi Pembangunan UKSW.

Ratna, Josephine. (2010). Mengembangkan Motivasi Anak Sejak Dini. [Online]. Tersedia: http://josephine-ratna.blogspot.com/2010/10/mengembangkan-mo tivasi-anak-sejak-dini.html. [Diakses 14 April 2014].

Riduwan, (2007), Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian, Bandung, Alpabeta.

Riduwan. (2011). Belajar Mudah Penelitian untuk Guru – Karyawan dan Peneliti

Pemula. Bandung: CV ALFABETA.

(67)

Andri Sutrisno, 2014

Rivai, V. (2003). Education Management. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Riyadi, P, (2004). Hubungan Motivasi Berprestasi dan Bimbingan Belajar dengan

Prestasi Belajar Siswa SMU N 1 Kota Magelang. Tesis. Semarang.

Pascasarjana UNNES.

Sardiman (2001). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Press.

Schmidt, R, A. (1988) Motor Control and Learning: A Behavioral Emphasis. Champaign: Human Kinetic Publishers, Inc.

Singer R.N. (1975). Motor Learning and Human Performance : An Application to

Physical Education Skills. (2nd Edition). London : Collier Macmillan

Publishers.

Slameto. (2002). Persepsi Siswa terhadap Guru Pembimbing dalam Hubungannya dengan Kemandirian Belajar dan Prestasi Belajar Siswa

SMU Unggulan. Tesis. Semarang : Program Pasca Sarjana UNNES.

Soewadji. (2003). Hubungan Interaksi Sosial dalam Metode Pembelajaran Kelompok Kecil dan Motivasi Berprestasi dengan Prestasi Belajar Siswa

pada Bidang Studi Geografi di SLTP Laboratorium Kristen Satya Wacana.

Laporan penelitian. Salatiga.

Subarjah, H. (2010). Hasil Keterampilan Bermain Bulutangkis. Dalam Jurnal

Cakrawala Pendidikan [Online], No. 3, 16 halaman. Tersedia:

http://eprints.uny.ac.id/3808/1/5HERMAN_SUBARJAH_EDIT.pdf [November 2010]

Sugiyono (2006), Metode Statistika, Bandung, Tarsito.

Sugiyono, (2000). Statistika Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung.

(68)

Suparlan, A. (2009). Perbedaan Pengaruh Model Pembelajaran Taktis dan Teknis Berdasarkan Pada Kemampuan Keterampilan Awal yang Berbeda

Terhadap Keterampilan Bermain Soft Ball. Tesis. Bandung : Program

Pasca Sarjana Pendidikan Olahraga Universitas Pendidikan Indonesia.

Syaiful, S. (2005) Konsep dan Makna Pembelajaran, Untuk Membantu

Memecahkan Problema Belajar dan Mengajar. Bandung : Alfabeta.

Tarigan, B. (2001). Pendekatan Keterampilan Taktis Dalam Pembelajaran Sepak Bola. Jakarta : Depdiknas.

Tarigan, B. (2009). Optimalisasi Pendidikan Jasmani dan Olahraga

Berlandaskan Ilmu Faal Olahraga. Bandung: FPOK UPI.

Ucup. (2012). Pengaruh Model Pendekatan Taktis dan Model Pendekatan Teknis Terhadap Partisipasi Belajar Permainan Bola Voli Siswa Putri Madrasah

Aliyah Negeri (MAN) Rajagaluh Kabupaten Majalengka. Tesis. Bandung :

Program Pasca Sarjana Pendidikan Olahraga Universitas Pendidikan Indonesia.

Veithzal. R. (2003). Education Management. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Winkel. (1996). Psikologi Pengajaran, Jakarta: Grasindo.

Winkel. (1984) Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta: Gramedia.

Winkel. (1996). Psikologi Pengajaran. Jakarta : Grasindo,

Wahidin. (2001). Tesis Hubungan antara Kecerdasan Emosional dan Motivasi

Berprestasi dengan Prestasi Belajar Siswa. Yogyakarta: UGM.

Wahjosumidjo. (1987). Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta: Graha Indonesia

William, B.W dan Keith, D. (1996), Fifth Edition. Human Resources And

Personel Management, Mc Graw Hill, Inc Rights Reserved. Printed In The

United States Of America. North America.

Gambar

Tabel Nilai-Nilai r …………………..............................................
Gambar 3.1 Pembagian Kelompok Berdasarkan Rangking Tes Motivasi Berprestasi
Gambar 3.3.
Tabel 3.3 (Lanjutan)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa komposisi media berpengaruh nyata terhadap panjang tubuh buah dan jumlah tubuh buah, sedangkan untuk munculnya pin head, frekuensi

Penelitian yang dilakukan terdiri dari dua tahapan percobaan, yaitu: (1) Induksi tunas jarak (eksplan asal biji dan mata tunas jarak pagar asal lapang) yang

Bagian pertama tentang pendekatan dalam kajian etika komunikasi yaitu pendekatan kultural guna menganalisis perilaku pelaku profesi komunikasi dan pendekatan strukrural

Uji organoleptik pada teh daun kelor kombinasi kulit jeruk dengan variasi suhu pengeringan serta penambahan jahe masing-masing perlakuan memiliki rasa sedikit pahit,

Berdasarkan pengalaman peneliti, sebagai guru yang mengajar di kelas VB SD Negeri 86 Pekanbaru, pada pelajaran matematika perolehan hasil belajar masih rendah dan tidak

Penelitian yang akan dilakukan memiliki hipotesis yaitu Upaya Meningkatkan Rasa Cinta Tanah Air dan Keterampilan Menyanyikan Lagu Wajib Dengan Menggunakan Model Direct

dibiayai atau tidak, hal tersebut terjadi karena keterbatasan pengetahuan Misykat DPU-DT Semarang (petugas analisis) dalam bidang usaha tertentu dan kesulitan petugas

KEEMPAT : Taman di Perairan Teluk Moramo di Provinsi Sulawesi Tenggara sebagaimana dimaksud diktum KETIGA dengan batas koordinat sebagaimana tercantum dalam