BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Kota Salatiga
4.1.1 Kondisi Geografis
Kota Salatiga, adalah sebuah kota di Provinsi Jawa Tengah. Kota ini berbatasan sepenuhnya dengan Kabupaten Semarang. Salatiga terletak 49 km sebelah selatan Kota Semarang atau 52 km sebelah utara Kota Surakarta, dan berada di jalan negara yang menghubungan Semarang-Surakarta. Salatiga terdiri atas 4 kecamatan, yakni Argomulyo, Tingkir, Sidomukti, dan Sidorejo. Kota ini berada di lereng timur Gunung Merbabu, sehingga membuat kota ini berudara cukup sejuk. Mulai tahun 2014 direncanakan pemekaran wilayah di dalam kota Salatiga segera terwujud, yaitu membagi kelurahan Kutowinangun menjadi 2 wilayah sehingga menjadi kelurahan Kutowinangun Lor (utara) dan Kelurahan Kutowinangun Kidul (selatan) mengingat wilayah yang luas dan jumlah penduduk yang padat serta permintaan dari warga sebagai latar belakang pemekaran wilayah dan sudah diajukan kepada pemerintah negara Republik Indonesia.
utara berbatasan dengan Kecamatan Tuntang dan Kecamatan Pabelan, di bagian selatan berbatasan dengan Kecamatan Tengaran, di bagian barat berbatasan dengan Kecamatan Tuntang dan Kecamatan Getasan, di bagian timur berbatasan dengan Kecamatan Tengaran dan Kecamatan Pabelan.1
4.2 Analisis Data
4.2.1. Hasil Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik merupakan syarat utama dalam persamaan regresi. Maka dari itu harus dilakukan 4 pengujian yaitu: (1) data berdistribusi normal ( Uji Normalitas), (2) tidak terdapat autokorelasi (Uji Autokorelasi), (3) tidak terdapat multikolineritas antar variabel independen ( Uji Multikolinieritas), (4) tidak terdapat heteroskedastisitas (Uji Heteroskedastisitas). Dalam analisis regresi perlu di perhatikan adanya penyimpangan – penyimpangan atas asumsi Klasik, jika tidak di penuhi maka variabel – variabel yang menjelaskan akan menjadi tidak efesien. Pengujian tersebut dilakukan dengan menggunakan IBM SPSS Statistic 20 .
4.2.1.1 Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data variabel penelitian berdistribusi normal atau tidak. Berikut merupakan hasil pengujian normalitas data awal dengan menggunakan analisis grafik normal probability plot :
Berdasarkan gambar 4.1 dengan menggunakan sampel 11 tahun dengan melihat histrogram yang membandingkan antara observasi dengan distribusi yang mendekati normal yaitu simetris dan tidak menceng ke kanan atau kekiri. Dalam gambar tersebut data menyebar disekitar garis diagonal mengikuti arah garis diagonal menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
4.2.1.2 Uji Multikolinearitas
[image:3.595.101.513.114.622.2]4.2.1.3 Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan gambar lampiran dapat diketahui bahwa tidak ada pola yang jelas, titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, dengan demikian tidak terjadi heteroskedastisitas.
4.2.1.4 Uji Autokorelasi
Dalam lampiran menunjukkan bahwa nilai untuk Durbin-Watson, yaitu 1.026, nilai du pada tabel Durbin-Watson adalah 2.631, prinsip autokorelasi : du < DW < 4-du sehingga 1.0262 < 1.034 < 2.3306 dapat dikatakan tidak terjadi autokorelasi.
4.2.2. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah proses pemindahan ke dalam data-data berbentuk tabulasi yang mudah dipahami dan diinterpretasikan. Dibawah ini merupakan hasil dari tabel statistik deskriptif dari 11 tahun sampel dalam tahun dasar 2000 yang meliputi perhitungan Kesempatan Kerja :
Tabel 4.1
Hasil Uji Statistik Deskriptif Pengaruh Kesempatan Kerja terhadap Produk Domestik Regional Bruto di Kota Salatiga tahun 1980 - 2010
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
PDRB 1691849.1818 1042149.22804 11
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa rerata PDRB daerah Salatiga adalah 1691849,1818 setiap tahunnya. Sedangkan kesempatan kerja yang tersedia di daerah mencapai 2195063.9091 Kesemptan Kerja per tahunnya.
4.2.3 Uji Signifikansi Simultan (Uji F)
Uji Simultan F (Fisher) digunakan menguji signifikansi model regresi. Yaitu untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh semua variabel bebas Kesempatan kerja secara residual terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kota Salatiga. Apabila signifikansi lebih kecil dari 0,05 ( <0,05) maka model regresi signifikansi secara statistik. Berikut merupakan hasil uji F dalam tabel ANOVA (Analysis of Variance).
Tabel 4.2
Hasil Uji Simultan F Pengaruh Kesempatan Kerja terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kota Salatiga tahun 1980 -2010 dengan
Tahun dasar 2000
ANOVAa
Model Sum of
Squares
Df Mean Square f Sig.
1
Regression 45137305849
.583 1
45137305849
.583 .038 .851 b
Residual 10815612829
212.053 9
12017347588 01.339
Total 10860750135
061.637 10
Dari hasil regresi berganda pada tabel 4.2, dapat diketahui bahwa nilai probabilitas F sebesar 0,38 dan signifikasi sebesar 0.000. Oleh karena nilai probabilitas lebih kecil dari 0.05 berarti variabel dependen (PDRB) dapat dijelaskan secara signifikan oleh variabel independen Kesempatan Kerja atau dengan kata lain model regresi dapat dipakai untuk memprediksi variabel nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
4.2.3.2 Uji Parsial (Uji t)
Uji parsial untuk melihat pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Persamaan regresi berganda adalah :
4.2.3.2.1 Pengaruh Pendapatan Kesempatan Kerja Terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kota Salatiga Tahun 1981-2010.
Berikut ini adalah tabel hasil pengujian Hipotesis Alternatif (� ) dengan analisis regresi linier berganda.
Tabel 4.3
Hasil pengujuan Hipotesi alternatif ( )
Nilai t-statistik Pengaruh Kesempatan Kerja tehadap Produk Domestik Regional Bruto di Kota Salatiga tahun 1980 -2010 dengan tahun dasar 2000
Pada tabel 4.3, Sedangkan Kesempatan kerja dengan nilai koefesensi variable sebesar – 0.064, nilai hitung -0.194, signifikansi 0.851 menjunjukkan Variabel Standar
Koefisien (x) Nilai t hitung Signifikansi (Nilai Probabilitas) Kesimpulan Kesempatan Kerja (X 1)
-0,064 -0,194 0.851 Mendukung
bahwa kesempatan kerja secara negative tidak berpengaruh terhadap produk domestik regional bruto. Kinerja profitabilitas yang diukur baik dengan Kesempatan Kerja mempunyai arah hubungan yang positif terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
4.2.4 Uji Koefesien Determinasi (Uji )
Koefesien determinasi ( merupakan alat untuk mengukur besarnya presentase determinasi variable independen terhadap variable dependen. Besarnya koefesien determinasi berkisar anatara angka 0 sampai 1, semakin mendekati nol besarnya koefesien determinasi, maka semakin kacil pengaruh semua variable independen terhadap variable dependen. Sebaliknya semakin besar koefesien determinasi mendekati angka 1, maka semakin besar pula pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependenya.
Dari hasil uji pada penelitian pengaruh Pendapatan Kesempatan terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kota Salatiga tahun 1980 – 2010 dengan tahun dasar 2000 di peroleh nilai sebesar 0.064. Hal ini menunjukkan bahwa Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di Kota Salatiga dipengaruhi oleh Kesempatan Kerja sebesar 6.4%, sedangkan sisanya sebesar 3.6% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.
4.3. Pembahasan
1.3.1. Kesempatan Kerja dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)